Upload
frengky-afrimirza
View
417
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kolorimetri
Citation preview
KOLORIMETRI STANDAR SERI
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah :
a. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari kalorimetri standar seri.
b. Mengetahui berapa Konsentrasi dari larutan tugas (Cx) dengan
membandingkan terhadap deret larutan standar Cu+2.
c. Mengetahui cara membedakan warna pada kalorimetri standar seri
dengan konsentrasi yang berbeda
2. TEORI DASAR
Kolorimeter visual adalah suatu instrumen yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi larutan sampel yang berwarna yang berdasarkan atas
kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan
menggunakan sinar polikromatis dengan detektor mata.
Kolorimetri adalah suatu cara yang analisanya didasarkan atas kesamaan
warna antara zat yang diselidiki dengan larutan standar, dengan menggunakan
sumber cahaya sinar polikromatis dan detektor mata secara langsung.
Untuk mendapatkan kesamaan warna, dapat dipakai :
a. Metoda standar seri
b. Metoda standar sintetis
c. Metoda pengenceran
d. Metoda keseimbangan
Metoda Standar Seri
Metoda standar seri, kesamaan warna dapat dicapai dengan jalan
membandingkan warna larutan yang akan diselidiki dengan satu deretan larutan
standar yang bervariasi konsentrasinya dengan pengamatan secara horizontal.
Kolorimetri standar seri biasanya digunakan untuk pekerjaan yang rutin dan
banyak. Benda atau zat harus berwarna atau memiliki reagen yang dapat diwarnai.
Syarat reagen pewarna :
Hendaklah memberikan reaksi yang spesifik atau selektif.
Spesifik maksudnya : hanya komponen tertentu yang akan memberikan
reaksi / memiliki warna tersebut.
Warna yang terbentuk hendaklah sebanding.
Reaksi pewarnaan tersebut hendaklah cukup stabil minimal interval
dalam waktu pengukuran.
Mempunyai sifat reproducibility atau mempunyai ketepatan yang teliti.
Apabila cara itu diulang maka hasil yang didapat akan sama.
Hendaknya memiliki sensitivity dengan sedikit zat akan memiliki
intensitas yang tinggi.
Cairan hendaklah transparan ( colorimetris ).
Pada kolorimetri standar seri kesamaan warna tercapai dengan jalan
membandingkan satu warna larutan dengan beberapa warna larutan standar yang
dibuat secara seri.
Bila terjadi kesamaan warna antara satu warna larutan sampel tersebut
dengan salah satu warna larutan standar maka konsentrasi larutan sampel akan
sama dengan konsentrasi larutan standar tersebut.
Syarat yang harus dipenuhi pada metode ini adalah :
Larutan harus berwarna , apabila larutan tersebut tidak berwarna maka
terlebih dahulu harus dijadikan berwarna dengan cara menambahkan
reagen -reagen tertentu untuk senyawa-senyawa tertentu yangdisebut
dengan reagen pewarna
Warna yang terbentuk harus stabil dalam jangka waktu tertentu
Reaksi antara reagen dengan senyawa tersebut harus selektif artinya
reagen tersebut hanya bereaksi dengan zat tertentu saja.
Reaksi harus sensitif artinya memberikan warna yang sama pada setiap
penggolongan
Kolorimeter visual dapat dilakukan atas beberapa metode yaitu :
Metode larutan standar seri (metode Nessler)
Pada metoda ini dibuat sederetan larutan standar dalam tabung yang
berukuran sama dengan jenis yang sama pula.
Metode kesetimbangan
Pada metoda ini dilakukan dengan cara membandingkan larutan sampel
dengan larutan standar yang didasarkan pada ketebalan larutan standar
yang divariasikan. Metoda ini dibagi tiga, yaitu :
Silinder Hehner
Bajerum Komparator
Kolorimeter Dubousg
Metode pengenceran
Menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang berisi blanko.
Kosentrasi standar diencerkan dengan blanko sampai terjadi kesamaan
warna.
Metode standar sintetik
Zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan sejumlah
komponen standar terhadap suatu larutan blanko sampai terjadi kesamaan
warna.
Cara menggunakan kolorimeter standar seri :
1. Dibuat dengan konsentrasi yang bervariasi dalam tabung yang seragam
dan volumenya sama.
2. Sampel dimasukkan dalam yang jenisnya sama, dan kemudian
bandingkan warnanya dengan larutan standart.
3. Konsentrasi sampel akan sama dengan konsentrasi larutan standar pada
warna yang sama.
Metode larutan standar seri dapat menggunakan tabung kaca tidak berwarna
yang penampangnya seragam dan mempunyai dasar yang rata yang dikenal
dengan Tabung nessler.
Tabung Nessler mempunyai 2 ukuran baku yaitu :
Tabung dalam bentuk rendah dengan tinggi 175-200 mm dan diameter
25-32 mm
Tabung dalam bentuk tinggi dengan ukuran tinggi 300-375 mm den
diameter 21-24 mm
Metode larutan standar seri ini dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan yang dikenal dengan Lovibond.
3. ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat
Buret 50 mL
Standar
Klem
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur 100 mL
3.2. Bahan
CuSO4 1600 ppm
H2SO4 0,1 N
NH4OH 1: 1
Larutan sampel (Cx)
4. PROSEDUR KERJA
4.1. Cara Kerja
1) Pilihlah sebanyak 20 buah tabung reaksi yang sama-sama merek dan
penampangnya.
2) Kedalam tabung reaksi masing-masing ditambahkan CuSO4 1600 ppm ,
H2SO4 0,1 N; NH4OH 1:1 yang masing- masingnya ditempatkan dalam
buret dengan komposisi sebagai berikut:
Larutan I II III IV V VI
CuSO4 1600
ppm0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml
H2SO4 0,1 N 10 ml 8 ml 6 ml 4 ml 2 ml 0 ml
NH4OH 1: 1 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Lalu homogenkan dan susun pada raknya. Tempatkan rak ini dengan
latar belakang putih.
3) Lalu diminta larutan tugas (Cx) dengan menyerahkan tabung reaksi
dengan label Nama dan BP masing-masing anggota kelompok.
4) Dengan menggunakan buret ditambahkan H2SO4 0,1 N sesuai volume
sampel Cu+2 yang ditambahkan sehingga menjadi 10 mL, kemudian
ditambahkan 2 mL NH4OH 1:1 dan dihomogenkan. Setelah itu
dibandingkan terhadap deretan standar yang ada.
5) Tentukan daerah (range warna)nya terhadap standar, sesuai dengan
daerah tugas ini, dibuat 4 buah deretan standar yang lebih halus dengan
beda volumenya 0,4 mL satu terhadap yang lainnya. Tambahkan H2SO4
0,1 N sehingga menjadi 10 mL. Dan ditambahkan pula masing-masing 2
mL larutan NH4OH 1:1, homogenkan.
6) Dengan menggunakan latar belakang benda putih cari kesamaan
warnanya dengan standar yang halus ini.
7) Kesamaan warna pada standar seri ini, berarti sama konsentrasinya dan
hitung kadar Cu+2 dari sampel tugas tersebut.
4.2. Gambar Alat
Bandingkan detektor
Cx I II III IV V VI
5. PENGAMATAN
CuSO4 1600 ppm → larutan berwarna biru
H2SO4 0,1 N → larutan bening / tidak berwarna
NH4OH 1: 1 → larutan bening / tidak berwarna
Larutan Cu ditambahkan dengan H2SO4 0,1N lalu ditambahkan dengan
NH4OH 1:1sebagai reagen pewarna sehingga warna yang dihasilkan
menjadi lebih jelas atau biru.
Setiap penambahan larutan Cu diperbesar maka warna yang dihasilkan
akan semakin pekat.
6. DATA DAN PERHITUNGAN
6.1. Data
a. Pengenceran 1
Larutan IA IIA IIIA IVA VA VIA
CuSO4 1600 ppm 0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml
H2SO4 0,1 N10
ml8 ml 6 ml 4 ml 2 ml 0 ml
NH4OH 1: 1 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Cx yang diperoleh konsentrasinya berada antara tabung IIA dan IIIA, maka
dibuat deret standar yang lebih halus atau teliti lagi yaitu :
b. Pengenceran 2
Larutan IB IIB IIIB IVB
CuSO4 1600 ppm 2,4 ml 2,8 ml 3,2 ml 3,6 ml
H2SO4 0,1 N 7,6 ml 7,2 ml 6,8 ml 6,4 ml
NH4OH 1: 1 2,0 ml 2,0 ml 2,0 ml 2,0 ml
Pada pengenceran yang ke 2 ini atau menggunakan standar lebih
halus didapatkan kesamaan warna Cx dengan larutan standar yaitu pada
tabung yang ke IV B.
6.2. PERHITUNGAN
a. Perhitungan pada pengenceran ke-1
Konsentrasi Tabung IA
Penambahan 0 mL CuSO4 1600 ppm
Ppm = 0mL x1600 ppm
10mL = 0 ppm
Konsentrasi Tabung IIA
Penambahan 2 mL CuSO4 1600 ppm
ppm =2mL x1600 ppm
10mL= 320 ppm
Konsentrasi Tabung IIIA
Penambahan 4 mL CuSO4 1600 ppm
ppm = 4mL x1600 ppm
10mL = 640 ppm
Konsentrasi Tabung IVA
Penambahan 6 mL CuSO4 1600 ppm
ppm = 6mL x1600 ppm
10mL = 960 ppm
Konsentrasi Tabung VA
Penambahan 8 mL CuSO4 1600 ppm
ppm = 8mL x1600 ppm
10mL =1280 ppm
Konsentrasi Tabung VIA
Penambahan 10 mL CuSO4 1600 ppm
ppm = 10mL x1600 ppm
10mL= 1600 ppm
b. Perhitungan pada pengenceran ke-2
Konsentrasi Tabung IB
Penambahan 2,4 ml CuSO4 1600 ppm
ppm = 2,4mL x 1600 ppm
10mL = 384 ppm
Konsentrasi Tabung IIB
Penambahan 2,8 ml CuSO4 1600 ppm
ppm = 2,8mL x1600 ppm
10mL = 448 ppm
Konsentrasi Tabung IIIB
Penambahan 3,2 ml CuSO4 1600 ppm
ppm = 3,2mL x1600 ppm
10mL = 512 ppm
Konsentrasi Tabung IVB
Penambahan 3,6 ml CuSO4 1600 ppm
ppm = 3,6mL x1600 ppm
10mL = 576 ppm CX
7. PEMBAHASAN
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan kesamaan warna antara tabung II
A (penambahan larutan Cu+2 1600 ppm 2 ml) dengan tabung IIIA (penambahan
larutan Cu+2 1600 ppm 4 ml). Untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih teliti
maka dibuat standar yang lebih halus dengan jarak 0,4 mL. Maka didapatkan
kesamaan warna pada tabung IVB penambahan larutan Cu+2 sebanyak 3,6 mL
dengan konsentrasi 576 ppm, maka sesuai prinsip metoda ini, yaitu terjadi
kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar menggunakan
cahaya polikromatis dengan detektor mata, maka konsentrasi larutan sampel sama
dengan konsentrasi larutan standar.
Pada praktikum ini sengaja dilakukan pembuatan deret standar sampai 2 kali
agar dapat diketahui berapa konsentrasi larutan tugas yang sebenarnya. Hal ini
dilakukan karena pada saat pembuatan larutan standar seri pada tahap 1 ( standar
kasar ) belum didapatkan kesamaan warna yang tepat antara larutan tugas (Cx)
dengan larutan standar.
8. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa larutan sampel
(Cx) terjadi kesamaan warna pada tabung IVB penambahan larutan Cu+2 1600
ppm sebanyak 3,6 ml dengan konsentrasi 576 ppm. Metoda ini sangat efisien
untuk dilakukan, namun memiliki sedikit ketepatan karena detector yang
digunakan adalah mata.
9. DAFTAR PUSTAKA
Bassett ,J dkk. 1994. Buku Ajar VOGEL Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.
Khopkar, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/kolorimeter_standar_seri.
http://www.scribd.com/doc/31356675/I-KOLORIMETRI.
CX : 576 PPM
ANALISIS INSTRUMENT IANALISIS INSTRUMENT IKALORIMETRIS STANDAR SERI
JULIANA
1120032
KELOMPOK : 11
ANGGOTA :
AFRIOJA FEBRIAN
CECE ALVIOLIZA
DONA YULIADARMA
FRENGKY AFRIMIRZA
HALIMAH TUSADYAH
AKADEMI TEKNOLOGI INMDUSTRI PADANG
2013