15
KOLORIMETRI STANDAR SERI 1. TUJUAN Tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah : a. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari kalorimetri standar seri. b. Mengetahui berapa Konsentrasi dari larutan tugas (Cx) dengan membandingkan terhadap deret larutan standar Cu +2 . c. Mengetahui cara membedakan warna pada kalorimetri standar seri dengan konsentrasi yang berbeda 2. TEORI DASAR Kolorimeter visual adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel yang berwarna yang berdasarkan atas kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan menggunakan sinar polikromatis dengan detektor mata. Kolorimetri adalah suatu cara yang analisanya didasarkan atas kesamaan warna antara zat yang diselidiki dengan larutan standar, dengan menggunakan sumber cahaya sinar polikromatis dan detektor mata secara langsung. Untuk mendapatkan kesamaan warna, dapat dipakai :

Kolorimetri Standar Seri Juli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kolorimetri

Citation preview

Page 1: Kolorimetri Standar Seri Juli

KOLORIMETRI STANDAR SERI

1. TUJUAN

Tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah :

a. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari kalorimetri standar seri.

b. Mengetahui berapa Konsentrasi dari larutan tugas (Cx) dengan

membandingkan terhadap deret larutan standar Cu+2.

c. Mengetahui cara membedakan warna pada kalorimetri standar seri

dengan konsentrasi yang berbeda

2. TEORI DASAR

Kolorimeter visual adalah suatu instrumen yang digunakan untuk

menentukan konsentrasi larutan sampel yang berwarna yang berdasarkan atas

kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan

menggunakan sinar polikromatis dengan detektor mata.

Kolorimetri adalah suatu cara yang analisanya didasarkan atas kesamaan

warna antara zat yang diselidiki dengan larutan standar, dengan menggunakan

sumber cahaya sinar polikromatis dan detektor mata secara langsung.

Untuk mendapatkan kesamaan warna, dapat dipakai :

a. Metoda standar seri

b. Metoda standar sintetis

c. Metoda pengenceran

d. Metoda keseimbangan

Metoda Standar Seri

Metoda standar seri, kesamaan warna dapat dicapai dengan jalan

membandingkan warna larutan yang akan diselidiki dengan satu deretan larutan

standar yang bervariasi konsentrasinya dengan pengamatan secara horizontal.

Kolorimetri standar seri biasanya digunakan untuk pekerjaan yang rutin dan

banyak. Benda atau zat harus berwarna atau memiliki reagen yang dapat diwarnai.

Page 2: Kolorimetri Standar Seri Juli

Syarat reagen pewarna :

Hendaklah memberikan reaksi yang spesifik atau selektif.

Spesifik maksudnya : hanya komponen tertentu yang akan memberikan

reaksi / memiliki warna tersebut.

Warna yang terbentuk hendaklah sebanding.

Reaksi pewarnaan tersebut hendaklah cukup stabil minimal interval

dalam waktu pengukuran.

Mempunyai sifat reproducibility atau mempunyai ketepatan yang teliti.

Apabila cara itu diulang maka hasil yang didapat akan sama.

Hendaknya memiliki sensitivity dengan sedikit zat akan memiliki

intensitas yang tinggi.

Cairan hendaklah transparan ( colorimetris ).

Pada kolorimetri standar seri kesamaan warna tercapai dengan jalan

membandingkan satu warna larutan dengan beberapa warna larutan standar yang

dibuat secara seri.

Bila terjadi kesamaan warna antara satu warna larutan sampel tersebut

dengan salah satu warna larutan standar maka konsentrasi larutan sampel akan

sama dengan konsentrasi larutan standar tersebut.

Syarat yang harus dipenuhi pada metode ini adalah :

Larutan harus berwarna , apabila larutan tersebut tidak berwarna maka

terlebih dahulu harus dijadikan berwarna dengan cara menambahkan

reagen -reagen tertentu untuk senyawa-senyawa tertentu yangdisebut

dengan reagen pewarna

Warna yang terbentuk harus stabil dalam jangka waktu tertentu

Reaksi antara reagen dengan senyawa tersebut harus selektif artinya

reagen tersebut hanya bereaksi dengan zat tertentu saja.

Reaksi harus sensitif artinya memberikan warna yang sama pada setiap

penggolongan

Page 3: Kolorimetri Standar Seri Juli

Kolorimeter visual dapat dilakukan atas beberapa metode yaitu :

Metode larutan standar seri (metode Nessler)

Pada metoda ini dibuat sederetan larutan standar dalam tabung yang

berukuran sama dengan jenis yang sama pula.

Metode kesetimbangan

Pada metoda ini dilakukan dengan cara membandingkan larutan sampel

dengan larutan standar yang didasarkan pada ketebalan larutan standar

yang divariasikan. Metoda ini dibagi tiga, yaitu :

Silinder Hehner

Bajerum Komparator

Kolorimeter Dubousg

Metode pengenceran

Menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang berisi blanko.

Kosentrasi standar diencerkan dengan blanko sampai terjadi kesamaan

warna.

Metode standar sintetik

Zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan sejumlah

komponen standar terhadap suatu larutan blanko sampai terjadi kesamaan

warna.

Cara menggunakan kolorimeter standar seri :

1. Dibuat dengan konsentrasi yang bervariasi dalam tabung yang seragam

dan volumenya sama.

2. Sampel dimasukkan dalam yang jenisnya sama, dan kemudian

bandingkan warnanya dengan larutan standart.

3. Konsentrasi sampel akan sama dengan konsentrasi larutan standar pada

warna yang sama.

Metode larutan standar seri dapat menggunakan tabung kaca tidak berwarna

yang penampangnya seragam dan mempunyai dasar yang rata yang dikenal

dengan Tabung nessler.

Page 4: Kolorimetri Standar Seri Juli

Tabung Nessler mempunyai 2 ukuran baku yaitu :

Tabung dalam bentuk rendah dengan tinggi 175-200 mm dan diameter

25-32 mm

Tabung dalam bentuk tinggi dengan ukuran tinggi 300-375 mm den

diameter 21-24 mm

Metode larutan standar seri ini dapat dilakukan dengan menggunakan

peralatan yang dikenal dengan Lovibond.

3. ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat

Buret 50 mL

Standar

Klem

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

Gelas ukur 100 mL

3.2. Bahan

CuSO4 1600 ppm

H2SO4 0,1 N

NH4OH 1: 1

Larutan sampel (Cx)

4. PROSEDUR KERJA

4.1. Cara Kerja

1) Pilihlah sebanyak 20 buah tabung reaksi yang sama-sama merek dan

penampangnya.

Page 5: Kolorimetri Standar Seri Juli

2) Kedalam tabung reaksi masing-masing ditambahkan CuSO4 1600 ppm ,

H2SO4 0,1 N; NH4OH 1:1 yang masing- masingnya ditempatkan dalam

buret dengan komposisi sebagai berikut:

Larutan I II III IV V VI

CuSO4 1600

ppm0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml

H2SO4 0,1 N 10 ml 8 ml 6 ml 4 ml 2 ml 0 ml

NH4OH 1: 1 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml

Lalu homogenkan dan susun pada raknya. Tempatkan rak ini dengan

latar belakang putih.

3) Lalu diminta larutan tugas (Cx) dengan menyerahkan tabung reaksi

dengan label Nama dan BP masing-masing anggota kelompok.

4) Dengan menggunakan buret ditambahkan H2SO4 0,1 N sesuai volume

sampel Cu+2 yang ditambahkan sehingga menjadi 10 mL, kemudian

ditambahkan 2 mL NH4OH 1:1 dan dihomogenkan. Setelah itu

dibandingkan terhadap deretan standar yang ada.

5) Tentukan daerah (range warna)nya terhadap standar, sesuai dengan

daerah tugas ini, dibuat 4 buah deretan standar yang lebih halus dengan

beda volumenya 0,4 mL satu terhadap yang lainnya. Tambahkan H2SO4

0,1 N sehingga menjadi 10 mL. Dan ditambahkan pula masing-masing 2

mL larutan NH4OH 1:1, homogenkan.

6) Dengan menggunakan latar belakang benda putih cari kesamaan

warnanya dengan standar yang halus ini.

7) Kesamaan warna pada standar seri ini, berarti sama konsentrasinya dan

hitung kadar Cu+2 dari sampel tugas tersebut.

4.2. Gambar Alat

Bandingkan detektor

Cx I II III IV V VI

Page 6: Kolorimetri Standar Seri Juli

5. PENGAMATAN

CuSO4 1600 ppm → larutan berwarna biru

H2SO4 0,1 N → larutan bening / tidak berwarna

NH4OH 1: 1 → larutan bening / tidak berwarna

Larutan Cu ditambahkan dengan H2SO4 0,1N lalu ditambahkan dengan

NH4OH 1:1sebagai reagen pewarna sehingga warna yang dihasilkan

menjadi lebih jelas atau biru.

Setiap penambahan larutan Cu diperbesar maka warna yang dihasilkan

akan semakin pekat.

6. DATA DAN PERHITUNGAN

6.1. Data

a. Pengenceran 1

Larutan IA IIA IIIA IVA VA VIA

CuSO4 1600 ppm 0 ml 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml

H2SO4 0,1 N10

ml8 ml 6 ml 4 ml 2 ml 0 ml

NH4OH 1: 1 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml

Cx yang diperoleh konsentrasinya berada antara tabung IIA dan IIIA, maka

dibuat deret standar yang lebih halus atau teliti lagi yaitu :

Page 7: Kolorimetri Standar Seri Juli

b. Pengenceran 2

Larutan IB IIB IIIB IVB

CuSO4 1600 ppm 2,4 ml 2,8 ml 3,2 ml 3,6 ml

H2SO4 0,1 N 7,6 ml 7,2 ml 6,8 ml 6,4 ml

NH4OH 1: 1 2,0 ml 2,0 ml 2,0 ml 2,0 ml

Pada pengenceran yang ke 2 ini atau menggunakan standar lebih

halus didapatkan kesamaan warna Cx dengan larutan standar yaitu pada

tabung yang ke IV B.

6.2. PERHITUNGAN

a. Perhitungan pada pengenceran ke-1

Konsentrasi Tabung IA

Penambahan 0 mL CuSO4 1600 ppm

Ppm = 0mL x1600 ppm

10mL = 0 ppm

Konsentrasi Tabung IIA

Penambahan 2 mL CuSO4 1600 ppm

ppm =2mL x1600 ppm

10mL= 320 ppm

Konsentrasi Tabung IIIA

Penambahan 4 mL CuSO4 1600 ppm

ppm = 4mL x1600 ppm

10mL = 640 ppm

Page 8: Kolorimetri Standar Seri Juli

Konsentrasi Tabung IVA

Penambahan 6 mL CuSO4 1600 ppm

ppm = 6mL x1600 ppm

10mL = 960 ppm

Konsentrasi Tabung VA

Penambahan 8 mL CuSO4 1600 ppm

ppm = 8mL x1600 ppm

10mL =1280 ppm

Konsentrasi Tabung VIA

Penambahan 10 mL CuSO4 1600 ppm

ppm = 10mL x1600 ppm

10mL= 1600 ppm

b. Perhitungan pada pengenceran ke-2

Konsentrasi Tabung IB

Penambahan 2,4 ml CuSO4 1600 ppm

ppm = 2,4mL x 1600 ppm

10mL = 384 ppm

Konsentrasi Tabung IIB

Penambahan 2,8 ml CuSO4 1600 ppm

ppm = 2,8mL x1600 ppm

10mL = 448 ppm

Konsentrasi Tabung IIIB

Penambahan 3,2 ml CuSO4 1600 ppm

ppm = 3,2mL x1600 ppm

10mL = 512 ppm

Page 9: Kolorimetri Standar Seri Juli

Konsentrasi Tabung IVB

Penambahan 3,6 ml CuSO4 1600 ppm

ppm = 3,6mL x1600 ppm

10mL = 576 ppm CX

7. PEMBAHASAN

Dari praktikum yang dilakukan didapatkan kesamaan warna antara tabung II

A (penambahan larutan Cu+2 1600 ppm 2 ml) dengan tabung IIIA (penambahan

larutan Cu+2 1600 ppm 4 ml). Untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih teliti

maka dibuat standar yang lebih halus dengan jarak 0,4 mL. Maka didapatkan

kesamaan warna pada tabung IVB penambahan larutan Cu+2 sebanyak 3,6 mL

dengan konsentrasi 576 ppm, maka sesuai prinsip metoda ini, yaitu terjadi

kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan standar menggunakan

cahaya polikromatis dengan detektor mata, maka konsentrasi larutan sampel sama

dengan konsentrasi larutan standar.

Pada praktikum ini sengaja dilakukan pembuatan deret standar sampai 2 kali

agar dapat diketahui berapa konsentrasi larutan tugas yang sebenarnya. Hal ini

dilakukan karena pada saat pembuatan larutan standar seri pada tahap 1 ( standar

kasar ) belum didapatkan kesamaan warna yang tepat antara larutan tugas (Cx)

dengan larutan standar.

8. KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa larutan sampel

(Cx) terjadi kesamaan warna pada tabung IVB penambahan larutan Cu+2 1600

ppm sebanyak 3,6 ml dengan konsentrasi 576 ppm. Metoda ini sangat efisien

untuk dilakukan, namun memiliki sedikit ketepatan karena detector yang

digunakan adalah mata.

Page 10: Kolorimetri Standar Seri Juli

9. DAFTAR PUSTAKA

Bassett ,J dkk. 1994. Buku Ajar VOGEL Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.

Khopkar, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/kolorimeter_standar_seri.

http://www.scribd.com/doc/31356675/I-KOLORIMETRI.

CX : 576 PPM

Page 11: Kolorimetri Standar Seri Juli

ANALISIS INSTRUMENT IANALISIS INSTRUMENT IKALORIMETRIS STANDAR SERI

JULIANA

1120032

KELOMPOK : 11

ANGGOTA :

AFRIOJA FEBRIAN

CECE ALVIOLIZA

DONA YULIADARMA

FRENGKY AFRIMIRZA

HALIMAH TUSADYAH

AKADEMI TEKNOLOGI INMDUSTRI PADANG

Page 12: Kolorimetri Standar Seri Juli

2013