6
Kolagen merupakan protein yang terdiri dari asam amino yang berbeda, yang paling penting diantaranya adanya glisin, proline, hidroksilasin, dan hidroksiprolin/ jumlah kolagen dalam jaringan dapat ditentukan dengan kandungan hidroksiprolinnya. Kolagen bertanggungjawab untuk pemeliharaan kerangka atau konstruksi dan kekenyalan jaringan, dan memiliki rentang keragaman yang luas. Terdapat sertidaknya 19 spesies kolagen yang diketahui dikodekan oleh setidaknya 25 gen masing-masing, terdispersi dalam 12 kromosom. Biosintesa kolagen terjadi didalam fibroblast untuk membentuk molekul tropokolagen. Agregat tersebut dalam mikrofibril yang dibentuk bersama untuk membentuk fibril. Fibril kolagen memiliki transverstriasi dengan periodositias karakteristik 64 nm; striasi tersebut disebabkan oleh penyusunan tumpang tindih molekul tropokolagen. Pada kolagen tipe I dan II fibril tersebut bergabung untuk membentuk serabut, dan pada kolagen tipe I serabut bergabung untuk membentuk berkas (Gambar 5-3). Kolagen disintesa oleh fibroblast, kondroblas, osteoblas, odontoblas, dan sel lain. Beberapa tipe kolagen semua dapat dibedakan melalui komposisi, distribusi, fungsi, dan morfologinya. Serabut utama terutama terdiri dari kolagen tipe I, sedangkan serabut

Kolagen Merupakan Protein Yang Terdiri Dari Asam Amino Yang Berbeda-jehan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kolagen

Citation preview

Page 1: Kolagen Merupakan Protein Yang Terdiri Dari Asam Amino Yang Berbeda-jehan

Kolagen merupakan protein yang terdiri dari asam amino yang berbeda, yang

paling penting diantaranya adanya glisin, proline, hidroksilasin, dan hidroksiprolin/

jumlah kolagen dalam jaringan dapat ditentukan dengan kandungan

hidroksiprolinnya. Kolagen bertanggungjawab untuk pemeliharaan kerangka atau

konstruksi dan kekenyalan jaringan, dan memiliki rentang keragaman yang luas.

Terdapat sertidaknya 19 spesies kolagen yang diketahui dikodekan oleh setidaknya

25 gen masing-masing, terdispersi dalam 12 kromosom.

Biosintesa kolagen terjadi didalam fibroblast untuk membentuk molekul

tropokolagen. Agregat tersebut dalam mikrofibril yang dibentuk bersama untuk

membentuk fibril. Fibril kolagen memiliki transverstriasi dengan periodositias

karakteristik 64 nm; striasi tersebut disebabkan oleh penyusunan tumpang tindih

molekul tropokolagen. Pada kolagen tipe I dan II fibril tersebut bergabung untuk

membentuk serabut, dan pada kolagen tipe I serabut bergabung untuk membentuk

berkas (Gambar 5-3).

Kolagen disintesa oleh fibroblast, kondroblas, osteoblas, odontoblas, dan sel

lain. Beberapa tipe kolagen semua dapat dibedakan melalui komposisi, distribusi,

fungsi, dan morfologinya. Serabut utama terutama terdiri dari kolagen tipe I,

sedangkan serabut reticular terdiri dari kolagen tipe III. Kolagen tipe IV ditemukan

dalam lamina basal. Ekspresi kolagen tipe XII selama pembentukan gigi disertai

dengan pensejajaran dan pengaturan serabut periodontal dan terbatas pada

perkembangan sel dalam ligament periodontal. Kolagen tipe VI juga

terimunolokalisir dalam ligament periodontal dan gingiva.

Konfigurasi atau susunan molekular serabut kolagen menyebabkan mereka

memiliki kekuatan regang yang lebih besar daripada baja. Sehingga, kolagen

memiliki kombinasi fleksibilitas dan kekuatan yang unik pada jaringan.

Serabut utama ligament periodontal tersusun dalam enam kelompok yang

berkembang secara bertahap pada perkembangan akar: serabut transeptal, alveolar

crest, horisontal, oblique, apikal, dan interradikular (Gambar 5-4), sebagai berikut:

Page 2: Kolagen Merupakan Protein Yang Terdiri Dari Asam Amino Yang Berbeda-jehan

Kelompok transseptal: serabut transseptal meluas ke interproksimal sepanjang puncak

tulang alveolar dan tertanam dalam sementum gigi disebelahnya (Gambar 5-5)/.

Mereka dibentuk kembali bahkan setelah destruksi tulang alveolar yang disebabkan

oleh penyakit periodontal. Serabut tersebut dapat dianggap dimiliki oleh gingiva

karena mereka tidak memiliki perlekatan tulang.

Kelompok alveolar crest: serabut alveolar crest meluas ke oblique dari sementem

tepat dibawah junctional epithelium dari alveolar crest (Gambar 5-6). Serabut juga

berjalan dari sementum sepanjang alveolar crest dan pada lapisan fibrous periosteum

yang menutupi tulang alveolar. Serabut alveolar crest mencegah ekstrusi gigi dan

mempertahankan dari pergerakan lateral. Insisi serabut tersebut selama pembedahan

periodontal tidak meningkatkan kegoyangan gigi kecuali jika kehilangan perlekatan

klinis terjadi.

Kelompok horisontal: Serabut horisontal meluas pada sudut kanan terhadap sumbu

panjang gigi dari sementum hingga tulang alveolar.

Kelompok oblique: Serabut oblique, kelompok terbesar dalam ligament periodontal,

meluas dari sementum dalam arah koronal oblique terhadap tulang (lihat gambar 5-4).

Mereka menerima beban tekanan vertical pengunyahan dan mengubahnya menjadi

tegangan pada tulang alveolar.

Kelompok apikal: Serabut apikal menyebar dalam bentuk yang tidak beraturan dari

sementum hingga tulang pada regio apikal soket. Mereka tidak terdapat pada akar

yang tidak terbentuk sempurna.

Kelompok interradikular. Serabut interadikular keluar dari sementum hingga gigi

pada area furkasi gigi berakar ganda.

Dalam upaya untuk membedakan pengaruh usia dari proses lain tersebut, beberapa

penelitian berencana untuk menghilangkan masalah pengacau dan mengatasi dengan

lebih jelas pertanyaan usia sebagai faktor resiko untuk periodontitis. Faktor resiko

didefinisikan seabgai paparan atau faktor yang meningkatkan kemungkinana bahwa

penyakit (periodontitis) akan terjadi. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada

Page 3: Kolagen Merupakan Protein Yang Terdiri Dari Asam Amino Yang Berbeda-jehan

dan menunjukkan bahwa pengaruh usia secara klinis tidak signifikan meningkatkan

resiko kehilangan dukungan periodontal. Sebenarnya, dibandingkan dengan odds

rasio 20,52 untuk status oral hygiene buruk dan periodontitis, odds rasio untuk usia

adalah hanya 1,24 dan merokok adalah sangat lebih mempengaruhi daripada usia.

Oleh karena itu, usia dianggap bukan sebagai faktor resiko nyata untuk latar belakang

atau faktor yang berhubungan dengan periodontitis. Selain itu, laporan berdasarkan

genetik saat ini untuk kerentanan bentuk parah periodontitis menggarisbawahi

kepentingan utama plak, merokok, dan kerentanan dalam menjelaskan sebagian besar

variasi pada keparahan penyakit periodontal antara seseorang. Sebuah penelitian

longitudinal dari periodontitis yang tidak dirawat pada populasi Jepang usia tua

(setidaknya berusia 70 tahun) menunjukkan bahwa 296 dari 394 orang (75%)

memiliki setidaknya satu tempat dengan kehilangan perlekatan 3 mm atau lebih

selama periode 2 tahun. Merokok dan level perlekatan baseline 6 mm atau lebih

secara signifikan berhubungan dengan perkembangan penyakit.

Penuaan dan respon terhadap periodonsium

Keberhasilan perawatan periodontitis memerlukan kontrol plak yang cermat oleh

pasien di rumah dan debridement supragingiva dan subgingiva yang cermat oleh

terapis. Dan malangnya, hanya sedikit penelitian secara langsung membandingkan

pendekatan tersebut pada pasien dari kelompok usia yang berbeda. Beberapa

penelitian tersebut secara jelas menunjukkan bahwa walaupun histologis berubah

pada periodonsium dengan penuaan, tidak ada perbedaan dalam respon terhadap

perawatan bedah atau non bedah yang ditunjukkan untuk periodontitis. Tapi, jika

kontrol plak tidak ideal, kehilangan perlekatan terus menerus akan tidak dapat

dihindari. Dalam upaya untuk membantu kontrol plak dengan cara mekanis juga telah

dilaporkan.

Tinjauan biologis atau fisiologis pada dasarnya menunjukkan bahwa pengaruh

penuaan pada struktur periodonsium, fungsi respon imun, dan sifat plak supragingiva

atau subgingiva memiliki dampak yang tidak berarti pada pengalaman seseorang

Page 4: Kolagen Merupakan Protein Yang Terdiri Dari Asam Amino Yang Berbeda-jehan

dengan penyakit periodontal. Penuaan dapat mempengaruhi aspek lain dari

penatalaksanaan kesehatan periodontal, seperti resiko karies akar (lihat Bab 45), dan

kesulitan yang dihasilkan tidak boleh diremehkan. Menariknya, penelitian telah

menemukan penerimaan yang lebih besar dengan pemeliharaan suportif/dukungan

pada orang tua daripada pasien muda.