22
Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun oleh: Desy Sukma Risalahwati Nim : 1505016001 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015

KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

Makalah Filsafat dan Bioetika

KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN

FILSAFAT

Disusun oleh: Desy Sukma Risalahwati

Nim : 1505016001

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN 2015

Page 2: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan

kemampuan kepada penulis dalam menyusun proposal statistik ini sehingga

penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa penulisan proposal ini banyak

terdapat kekurangan yang mendasar disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan

penulis, dimana penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan bekal ilmu

pengetahuan yang penulis miliki untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Di dalam penulisan proposal ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya

bantuan dan bimbingan yang mendukung dari berbagai pihak baik itu berupa

saran-saran dan masukan, maka penulis akan banyak mengalami kesulitan dan

hambatan yang cukup berarti. Bantuan dan bimbingan tersebut merupakan faktor

pendukung yang sangat penting dan bermanfaat bagi penulis.

Samarinda, Februari 2016

Penulis

Page 3: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................i

Daftar Isi ......................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah…………………………….…………………………… 2

1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian………….…………………………………………… 2

1.6 Hipotesis………………………………………………………............... 2

BAB II Tinjauan Pustaka……........................................................................ 3

2.1 Metode Pembelajaran Berfikir Induktif.................................................... 3

2.2 Pengertian Belajar...................................................................................... 3

2.3 Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran Biologi…………………………….. 3

2.4 Aktivitas Belajar…………………………………………………………. 3

BAB III Metodologi Penelitian..………………….………………………..... 4

3.1 Metode Penelitian……………………………...………………………… 4

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………. 7

3.3 Variabel Penelitian……………………………..………………………... 10

3.4 Populasi dan Sampel………………………….………………………….. 14

3.5 Prosedur Penelitian………………………………………………………. 15

3.6 Teknik Analisa dan Pengumpulan Data…………………………………. 1

Page 4: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

iii

Page 5: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

1

KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioteknologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk

hidup baik itu bakteri, fungi, virus, dan lain-lain maupun produk dari makhluk hidup

enzim, alkohol dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Pada zaman

sekarang ini perkembangan Bioteknologi tidak hanya semata – mata pada bidang ilmu biologi

saja melainkan juga perkembangan pada bidang – bidang ilmu murni dan terapan lain seperti

biokimia, computer, genetika, biologi molekuler, maupun mikrobiologi. Penerapan

bioteknologi dalam kehidupan sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Beberapa penerapan

dalam bidang teknologi yang sudah banyak dilakukan misalnya bidang teknologi

pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju, pemuliaan tanaman untuk

menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi

hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain

dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin.

Pada zaman sekarang, di Negara – Negara maju dan berkembang bioteknologi

berkembang dengan sangat pesat. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai

macam teknologi seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan

pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk

memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat

disembuhkan. Selain itu Hal – hal yang mendorong perkembangan bioteknologi ini adalah

untuk meningkatkan mutu baik itu dalam bidang pangan, medis, maupun bidang kehidupan

lainnya. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui

aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu

organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada

organisme tersebut. Salah satu penerapan bidang bioteknologi yang sering dibicarakan orang

yaitu Kloning. Dimana dengan dilakukannya kloning ini maka akan bermanfaat bagi

kehidupan manusia baik itu dalam bidang pengobatan maupun yang lainnya.

Page 6: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang bisa penulis angkat

yaitu:

1. Bagaimana sejarah dan definisi kloning?

2. Apa saja jenis – jenis kloning?

3. Apa saja manfaat dilakukannya kloning ?

4. Bagaimana tinjauan bioetika kloning ?

5. Bagaimanakah kloning bila ditinjau dari filsafat ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar kita semua dapat mengetahui,

memahami, dan mempelajari bagaimana kloning itu dalam pandangan filsafat dengan

memperhatikan pandangan sains dan etika kehidupan serta pada perspektif islam.

1.4 Batasan Masalah

Untuk mengfokuskan kajian terhadap kloning dalam makalah ini perlu adanya

pembatasan masalah, sehingga diperoleh kerangka dan sintesis pemikiran yang ditelaah

secara kritis terhadap aspek filsafat, Batasan – batasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Kloning

2. Sejarah Kloning

3. Jenis – jenis Kloning

4. Prosedur dan Mekanisme Kloning Manusia

5. Keuntungan dan Kerugian Kloning

6. Tinjauan Filsafat Terhadap Kloning Manusia

Page 7: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

3

BAB II

METODOLOGI PENULISAN

2.1. Metode Penulisan

Dalam pengerjaan makalah ini, metode yang digunakan adalah metode telaah pustaka

yaitu dengan cara pengumpulan informasi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, maupun

artikel-artikel dari internet yang terjaga validitasnya.

2.2. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari hasil penelitian atau percobaan ataupun telaah yang telah dilakukan

peneliti atau penulis sebelumnya. Data yang diperoleh lalu dianalisis dan disarikan dalam

bentuk tulisan.

2.3. Sifat Tulisan

Tulisan dalam karya ilmiah ini bersifat deskriftif yang artinya memaparkan berbagai

informasi dan data yang diperoleh sehingga menjadi kesatuan yang utuh sehingga dapat

menjadi tambahan informasi.

Page 8: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

4

BAB III

PEMBAHASAN

Tijauan filsafat ilmu terhadap kloning manusia dikaji dari 3 (tiga) aspek tinjauan yaitu

ontologi, epistemilogi dan aksiologi.

3.1 Tinjauan Ontologi Terhadap Kloning Manusia

Istilah ontologi berasal dari bahasa yunani yaitu ta onta dan logi. Ta onta berarti

berada dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran, sehingga ontologi dapat diartikan

sebagai ilmu yang mengkaji tentang keberadaan suatu obyek (Anonim, 2010a). Dalam tulisan

ini kloning ditempatkan sebagai objek yang akan dikaji.

3.1.1 Definisi Kloning

Secara etimologis, kloning berasal dari kata “clone” yang diturunkan dari bahasa

Yunani “klon”, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. Kata ini

digunakan dalam dua pengertian, yaitu :

a. Klon sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel yang memiliki sifat-sifat

genetiknya identik. dan

b. Klon gen atau molekular, artinya sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang

direplikasi dari satu gen dimasukkan dalam sel inang.

Sedangkan secara terminologis, kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar sel

atau molekul yang seluruhnya identik dengan sel atau molekul asalnya[1]. Kloning

dalam bidang genetika merupakan replikasi segmen DNA tanpa melalui proses seksual.

Itulah sebabnya kloning juga dikenal dengan istilah rekombinasi DNA. Rekombinasi DNA

membuka peluang baru dalam terobosan teknologi untuk mengubah fungsi dan perilaku

makhluk hidup sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia.

Metode kloning berbeda dengan pembuahan biasa, karena sel telur tidak lagi

memerlukan sel sperma untuk pembuahannya. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa bayi

“klon” dibuat dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil intinya kemudian

digabungkan dengan sel donor yang merupakan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasil

gabungan tersebut kemudian ditanamkan ke dalam rahim dan dibiarkan berkembang dalam

rahim sampai lahir.

Page 9: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

5

3.1.2 Sejarah Kloning

Kata kloning, dari kata Inggris clone, pertama kali diusulkan oleh Herbert Webber

pada tahun 1903 untuk mengistilahkan sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa

proses seksual dari satu induk. Secara alami kloning hanya terjadi pada tanaman : menanam

pohon dengan stek. Kloning pada tanaman dalam arti melalui kultur sel mula-mula dilakukan

pada tanaman wortel. Dalam hal ini sel akar wortel dikultur, dan tiap selnya dapat tumbuh

menjadi tanaman lengkap. Teknik ini digunakan untuk membuat klon tanaman dalam

perkebunan. Dari sebuah sel yang mempunyai sifat unggul, kemudian dipacu untuk

membelah dalam kultur, sampai ribuan atau bahkan sampai jutaan sel. Tiap sel mempunyai

susunan gen yang sama, sehingga tiap sel merupakan klon dari tanaman tersebut.

Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan mengadakan

transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi. Sebagai donor digunakan

nukleus sel somatik dari berbagai stadium perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel

somatik yang diambil dari sel epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio

normal. Keberhasilan ini tentu memicu penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan

penerapan teknologi kloning ini pada hewan lain dan manusia. Hingga akhirnya pada tanggal

13 Oktober 1993, dua peneliti Amerika, Jerry L. Hall dan Robert J. Stillman dari Universitas

George Washington mengumumkan hasil kerjanya tentang kloning manusia dengan

menggunakan metode embryo splitting (pemisahan embrio ketika berada dalam tahap

totipotent) atas embrio yang dibuat secara in vitro fertilization (IVF). Dari proses embryo

splitting tersebut, Hall dan Stillman mendapatkan 48 embrio baru yang secara genetis sama

persis. 18 Penelitian terhadap kloning ini pun tetap berlanjut. Sejarah tentang hewan kloning

telah muncul sejak tahun 1900, tetapi hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian

Dr. Ian Willmut seorang ilmuwan skotlandia pada tahun 1997, dan untuk pertama kali

membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa. Metode kloning

yang digunakan untuk mengklon biri-biri tersebut adalah metode somatic cell nuclear

transfer (SCNT). Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel ambing domba

dewasa yang dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang

kromosomnya telah dikeluarkan, yang akhirnya menghasilkan anak domba kloning yang

diberi nama Dolly.

Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Dolly

direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah sel kelenjar susu

yang di ambil dari seekor domba betina. Dalam proses ini Dr. Ian Willmut menggunkan sel

Page 10: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

6

kelenjar susu domba finndorset sebagai donor inti sel dan sel telur domba blackface sebagi

resepien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya dengan cara mengisap nukleusnya

keluar dari selnya menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba

finndorset difusikan (digabungkan) dengan sel telur domba blackface yang tanpa nukleus.

Proses penggabungan ini dibantu oleh kejutan/sengatan listrik, sehingga terbentuk fusi antara

sel telur domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu dompa finndorsat. Hasil fusi

ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan dan kemudian

dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan lahir dengan ciri-

ciri sama dengan domba finndorset.

Sejak Wilmut et al. berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya

diambil dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada mammalia pun klon

dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa pada manusia pun secara teknis klon

dapat dibuat.

1962 - John Gurdon mengklaim telah mengkloning katak dari sel dewasa.

1963 - J.B.S. Koin Haldane 'clone' istilah

1966 - Pembentukan kode genetik lengkap

1967 - Enzim DNA ligase terisolasi

1969 - Shapiero dan Beckwith mengisolasi gen pertama

1970 - enzim restriksi Pertama terisolasi

1972 - Paul berg menciptakan molekul DNA rekombinan pertama

1973 - Cohen dan Boyer menciptakan organisme pertama DNA rekombinan

1977 - Karl Illmensee mengklaim telah menciptakan tikus dengan hanya satu orangtua

1979 - Karl Illmensee membuat klaim telah kloning threemice

1983 - Solter dan McGrath sekering sel embrio tikus dengan telur tanpa inti, tetapi gagal untuk

mengkloning teknik mereka

1984 - Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio

1985 - Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio. Steen Wiladsen bergabung Genetika Grenad

untuk mengkloning sapi secara komersial

1986 - Steen Wiladsen klon ternak dari sel dibedakan

1986 - Pertama, Prather, dan klon Eyestone sapi dari sel embrio

1990 - Proyek Genom Manusia dimulai

1996 - Dolly, hewan pertama yang dikloning dari sel dewasa lahir

1997 - Presiden Bill Clinton mengusulkan moratorium lima tahun pada kloning

Page 11: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

7

1997 - Richard Benih mengumumkan rencananya untuk mengkloning manusia

1997 - Wilmut dan Campbell menciptakan Dolly, domba kloning dengan gen manusia dimasukkan

1998 - Teruhiko Wakayama menciptakan tiga generasi tikus kloning genetik identik.

3.2 Tinjauan Epistemologi Terhadap Kloning Manusia

Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti “pengetahuan” dan logos yang

berarti “teori”. Jadi epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan. Dalam ilmu

filsafat, epistemologi dikategorikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari asal mula

pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan (Keraf dan Dua, 2001). Dalam

tulisan ini dasar pengembangan teknologi kloning yang merupakan metode utama untuk

menghasilkan individu atau jaringan/ organ tertentu sebagai tinjauan epistemologi.

3.2.1 Jenis dan Metode Kloning

Jika ditinjau dari cara kerja dan tujuan pembuatannya, kloning dapat dibedakan

menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Kloning Embrional (Embryonal Cloning)

Kloning embrional adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh kembar identik,

meniru apa yang terjadi secara alamiah. Setelah pembuahan terjadi, beberapa buah sel

dipisahkan dari embrio hasil pembuahan. Setiap sel tersebut kemudian dirangsang dalam

kondisi tertentu untuk tumbuh dan berkembang menjadi embrio duplikat yang selanjutnya

diimplementasikan dalam uterus agar berkembang menjadi individu baru yang memiliki

komposisi materi genetik yang sama dengan klonnya.

b. Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning

reproduktif (Reproductive Cloning)

Kloning DNA dewasa atau kloning reproduktif adalah rekayasa genetis untuk

memperoleh duplikat dari seorang individu yang sudah dewasa. Dalam teknologi ini, inti sel

berisi materi genetik difusikan ke dalam sel telur. Hasil fusi dirangsang dengan kejutan listrik

agar membelah membentuk embrio yang kemudian diimplementasikan ke dalam uterus agar

berkembang menjadi janin[2](Wilmut, et.al. 1997)

Kloning reproduktif pertama kali dilakukan oleh seorang Ilmuan Inggris, John

Gurdon. Beliau berhasil melakukan kloning pada katak. Kemudian para peneliti dengan

antusias melakukan percobaan lain pada mamalia. Sampai dengan tahun 1996 tepatnya 5 Juli,

Ian Wilmut dan para peneliti yang lain dari Roslin Institute di Edinburg (Skotlandia) berhasil

menciptakan biri-biri yang diberi nama Dolly, akan tetapi penelitian ini dikatakan belum

berhasil karena Dolly yang seharusnya dapat mencapai umur 11 tahun ternyata hanya dapat

Page 12: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

8

mencapai umur 6 tahun. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa Dolly mengalami penuaan

dini, menderita penyakit radang sendi, dan infeksi paru kronis.

Kloning reproduktif mengandung arti suatu teknologi yang digunakan untuk

menghasilkan individu baru atau teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang

sama dengan menggunakan teknik SCNT. Genetika individu klon tidak seluruhnya memiliki

kesamaan dengan sang induk, persamaan genetika individu klon dengan induknya hanya

terletak pada inti DNA donor yang berada di kromosom. Individu klon juga memiliki

material genetik lainnya yang berasal dari DNA mitokondria di sitoplasma. Teknologi

kloning reproduktif dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kepunahan hewan-hewan

langka ataupun hewan-hewan sulit dikembangbiakkan. Namun, laju keberhasilan teknologi

ini sangatlah rendah seperti pada contoh yaitu Domba Dolly merupakan contoh kloning

reproduktif yang satu-satunya klon yang berhasil lahir setelah dilakukan 276 kali percobaan.

Pada kloning reproduktif ini sel donor yang berupa sel somatik (2n) diintroduksikan

ke enucleated oocyte. Keberhasilan proses aktivasi embrio konstruksi secara kimiawi atau

mekanik mengakibatkan terjadinya proses pembelahan sampai ke tahap blastosit. Kemudian,

embrio dimplantasikan ke dalam rahim untuk dilahirkan secara normal. Berbeda pada kloning

kesehatan yang setelah embrio mencapai tahapan blastosit, embrio dikultur secara in vitro

untuk didiferensiasikan menjadi berbagai jenis sel untuk kegunaan terapeutik atau kesehatan.

Sampai saat ini, hewan klon yang berhasil diproduksi jumlahnya cukup banyak, di

antaranya adalah domba, sapi, kambing, kelinci, kucing, dan mencit. Sementara itu, tingkat

keberhasilan kloning masih rendah pada hewan anjing, ayam, kuda, dan primata. Masalah

yang kerap kali timbul dalam kloning reproduktif adalah biaya dan efisiensinya. Penelitian

dalam kloning reproduktif membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan tingkat kegagalannya

tinggi. Di samping tingkat keberhasilan yang rendah, hewan klon cenderung mengalami

masalah defisiensi sistem imun serta sangat rentan terhadap infeksi, pertumbuhan tumor, dan

kelainan-kelainan lainnya.

Penyebab timbulnya berbagai masalah di atas adalah adanya kesalahan saat

pemrograman material genetik(reprogramming) dari sel donor. Kesalahan pengkopian DNA

dari sel donor atau yang lebih dikenal dengan sebutan genomic imprinting akan

mengakibatkan terjadinya perkembangan embrio yang abnormal. Berbagai contoh

abnormalitas yang terjadi pada klon mencit adalah obesitas, pembesaran

plasenta (placentomegally), kematian pada usia dini. Parameter yang dijadikan sebagai tolak

ukur keberhasilan dalam SCNT adalah kemampuan sitoplasma pada sel telur untuk

Page 13: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

9

mereprogram inti dari sel donor dan juga kemampuan sitoplasma untuk mencegah terjadinya

perubahan-perubahan secara epigenetik selama dalam perkembangannya. Dari semua

penelitian yang telah dipublikasikan, tercatat hanya sebagian kecil saja dari embrio hasil

rekonstruksi (menggunakan sel somatik dewasa atau fetal) yang berkembang menjadi

individu muda yang sehat.

c. Kloning Terapeutik (Therapeutic Cloning).

Kloning terapeutik adalah rekayasa genetis untuk memperoleh sel, jaringan atau organ

dari satu individu tertentu untuk tujuan pengobatan atau perbaikan kesehatan. Dari embrio

hasil rekonstruksi ‘DNA-sel telur”, diambil sel-sel bakalnya yang disebut dengan istilah stem

cell. Stem cell adalah sel bakal yang dapat berkembang menjadi berbagai macam jaringan

atau organ sesuai dengan induktor atau rangsangan. Melalui kloning terapeutik ini dapat

dikatakan suplai jaringan dan organ menjadi tidak terbatas, sehingga seseorang yang

memerlukan cangkokan jaringan atau organ tidak perlu menunggu lama tanpa kepastian.

3.2.2 Prosedur dan Mekanisme Kloning Pada Manusia

Secara teoretis, prosedur dan mekanisme kloning terhadap makhluk hidup sedikitnya

harus melalui empat tahap yang diurutkan secara sistematis. Keempat tahap itu adaah isolasi

fragmen DNA, penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor, transformasi, dan seleksi hasil

kloning[3].

Dalam tataran aplikasi, rentetan proses kloning dapat dilakukan dengan mengikuti

beberapa langkah konkrit berikut[4], yaitu:

1. Mempersiapkan sel stem, yaitu suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh.

Sel ini diambil dari makhluk hidup yang hendak dikloning.

2. Sel stem diambil inti selnya yang mengandung informasi genetik kemudian dipisahkan dari

sel.

3. Mempersiapkan sel telur, yaitu sebuah sel yang diambil dari makhluk hidup dewasa

kemudian intinya dipisahkan.

4. Inti sel dari stem diimplementasikan ke sel telur.

5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah menjadi

embrio.

6. Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri dan siap

diimplementasikan ke dalam rahim.

Page 14: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

10

7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi janin dengan kode genetik persis sama dengan sel stem

donor.

3.3 Tinjauan Aksiologi Terhadap Kloning Pada Manusia

Aksiologi adalah ilmu yang mempertanyakan nilai suatu obyek yang akan dikaji.

Karena itu dalam tulisan ini diuraikan tentang manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh

penerapan teknologi reproduksi pada manusia (Anonim, 2010a).

3.3.1 Manfaat Kloning

Secara garis besar kloning bermanfaat:

a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan

Manfaat kloning terutama dalam rangka pengembangan biologi, khususnya

reproduksi-embriologi dan diferensiasi. Dengan pengembangan ilu pengetahuan baru di

bidang bioteknologi akan membuka peluang lebar bagi peneliti untuk menemukan cara baru

lagi untuk memecahkan masalah-masalah yang berujung pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

b. Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul

Seperti telah kita ketahui, pada sapi telah dilakukan embrio transfer. Hal yang serupa

tentu saja dapat juga dilakukan pada hewan ternak lain, seperti pada domba, kambing dan

lain-lain. Dalam hal ini jika nukleus sel donornya diambil dari bibit unggul, maka anggota

klonnya pun akan mempunyai sifat-sifat unggul tersebut. Sifat unggul tersebut dapat lebih

meningkat lagi, jika dikombinasikan dengan teknik transgenik. Dalam hal ini ke dalam

nukleus zigot dimasukkan gen yang dikehendaki, sehingga anggota klonnya akan mempunyai

gen tambahan yang lebih unggul.

c. Untuk tujuan diagnostik dan terapi

Sebagai contoh jika sepasang suami isteri diduga akan menurunkan penyakit genetika

thalasemia mayor. Dahulu pasangan tersebut dianjurkan untuk tidak mempunyai anak.

Sekarang mereka dapat dianjurkan menjalani terapi gen dengan terlebih dahulu dibuat klon

pada tingkat blastomer. Jika ternyata salah satu klon blastomer tersebut mengandung kelainan

gen yang menjurus ke thalasemia mayor, maka dianjurkan untuk melakukan terapi gen pada

blastomer yang lain, sebelum dikembangkan menjadi blastosit.

Contoh lain adalah mengkultur sel pokok (stem cells) in vitro, membentuk organ atau

jaringan untuk menggantikan organ atau jaringan yang rusak. Mengingat fakta bahwa

seldapat dimanipulasi untuk meniru jenis sel lain, ini dapat memberikan cara baru untuk

Page 15: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

11

mengobati penyakit seperti kanker dan Alzheimer. Kloning juga menawarkan harapan

kepada orang yang membutuhkan transplantasi organ. Orang – orang yang membutuhkan

transplantasi organ untuk bertahan hidup akibat suatu penyakit sering menunggu bertahun-

tahun untuk donor mendapatkan donor yang cocok.

Dengan teknologi kloning maka pasien tidak perlu menunggu lama untuk donor

transplantasi organ tersebut.

d. Menolong atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan

Manfaat yang tidak kalah penting adalah bahwa kloning manusia dapat

membantu/menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan. Secara medis infertilitas

dapat digolongkan sebagai penyakit, sedangkan secara psikologis ia merupakan kondisis

yang menghancurkan, atau membuat frustasi. Salah satu bantuan ialah menggunakan teknik

fertilisasi in vitro. (in vitro fertilization = IVF). Namun IVF tidak dapat menolong semua

pasangan infertil. Misalnya bagi seorang ibu yang tidak dapat memproduksi sel telur atau

seorang pria yang tidak dapat menghasilkan sperma, IVF tidak akan membantu.

Dalam hubungan ini, maka teknik kloning merupakan hal yang revolusioner

sebagai pengobatan infertilitas, karena penderita tidak perlu menghasilkan sperma atau telur.

Mereka hanya memerlukan sejumlah sel somatik dari manapun diambil, sudah

memungkinkan mereka punya turunan yang mengandung gen dari suami atau istrinya.

e. Melestarikan Spesies Langka

Meskipun upaya terbaik dari konservasionis di seluruh dunia, beberapa spesies yang

hampir punah. Kloning Dolly sukses merupakan langkah pertama dalam melindungi satwa

langka. Contoh lainnya adalah hasil cloning yang melahirkan Noah, hewan gaur (spesies dari

Asia Tenggara yang mirip bison), yang merepresentasikan percobaan pertama yang dilakukan

oleh para ilmuwan untuk mengkloning hewan yang terancam punah. Para ilmuwan di

Amerika berharap bisa mengambil langkah besar dalam upaya melindungi spesies yang

terancam punah dengan melahirkan kloningan gaur di sebuah peternakan di Iowa.

f. Meningkatkan pasokan makanan

Kloning dapat menyediakan sarana budidaya tanaman yang lebih kuat dan lebih tahan

terhadap penyakit, sambil menghasilkan produk lebih. Hal yang sama bisa terjadi pada ternak

serta di mana penyakit seperti penyakit kaki dan ulut bisa menjadi eradicated.Kloning karena

Page 16: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

12

itu bisa secara efektif memecahkan masalah pangan dunia dan meminimalkan atau mungkin

kelaparan.

3.3.2 Efek Negatif Kloning

a) Kloning membatasi variasi genetik, keragaman populasi akan hilang, akibatnya setiap orang

memiliki respon yang sama

Jika kloning pada tanaman bertujuan menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat-

sifat identik dengan induknya maka kloning pada tanaman akan menghasilkan individu baru

yang sama dengan sifat induknya. Hal ini hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman

baru yang dihasilkan. Tentu hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang

dihasilkan. Akibatnya, keanekaragaman tumbuhan yang merupakan sumber daya alam hayati

pun akan semakin menurun (Kusmaryanto, 2001).

Demikian juga kloning pada hewan, akan menurunkan keanekaragaman hewan.

Keanekaragaman genetik memainkan peran yang sangat penting dalam sintasan dan

adaptabilitas suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang

kecil diperlukan agar spesies dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki

derajat keanekaragaman genetik yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak

variasi alel yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cenderung

memiliki risiko lebih besar. Dengan sedikitnya variasi gen dalam spesies, reproduksi yang

sehat akan semakin sulit, dan keturunannya akan menghadapi permasalahan yang ditemui.

b) Kloning pada hewan dan manusia masih dipertentangkan karena akibat yang ditimbulkan

seperti contohnya: resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning. Beberapa kalangan

berpendapat bahwa kloning manusia dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau

ras baru dengahn tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Lagipula, kloning pada

mamalia belum sepenuhnya sempurna.

Dapat dilihat dari domba Dolly yang menderita berbagai penyakit dan berumur

pendek.. Setelah hidup hanya 6 tahun (umur domba biasanya mencapai 11-12 tahun), Dolly

mati muda disebabkan penyakit paru-paru yang biasanya menyerang domba-domba yang

lanjut usia. Dolly juga mengidap penyakit arthritis, mengerasnya sendi-sendi dan engsel

tulang, lagi-lagi penyakit yang biasa ditemukan pada domba yang sudah mulai uzur.

Penelitian sesudah kematiannya, menunjukkan bahwa Dolly memiliki telomer yang lebih

pendek daripada domba normal seusianya. Telomer adalah bagian yang melindungi ujung-

Page 17: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

13

ujung kromosom (bundelan rantai DNA) yang memendek setiap kali sebuah sel membelah,

atau boleh dikatakan setiap saat individu itu bertumbuh. Individu hasil kloning sel-selnya

diperoleh dari induknya. Ini berarti umur sel-sel hasil kloning pun sama dengan umur sel-sel

induknya. Oleh karena itu, individu hasil kloning pun akan memiliki umur sama dengan

induknya. Dolly dikloning dari domba yang berusia 6 tahun dan hasil penelitian ini seolah-

olah menunjukkan bahwa tubuh Dolly sudah berumur 6 tahun pada saat dilahirkan.

c) Terjadi kekecauan kekerabatan dan identitas diri dari klon maupun induknya.

Klon atau individu hasil cloning akan diangggap sebagai kopian dari individu lain

yang dianggap sebagai induknya karena memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Sehinggga terjadi kekacauan apakah status klon tersebut adalah anak atau merupakan

kembaran dari individu aslinya (Kusmaryanto, 2001).

d) Teknik yang dipakai dalam kloning manusia dianggap tidak aman dan efektif. Hal ini justru

dapat merendahkan martabat manusia karena resiko kerusakan masih sangat tinggi. Hal ini

tidak etis karena hasil yang akan dicapai dengan program itu masih jauh lebih sedikit

dibandingkan dengan resiko kerusakan yang dihasilkan oleh teknik kloning tersebut.

e) Ketidakadilan Sosial. Biaya yang dibutuhkan dalam kloning tentu akan sangat besar, dan

hanya orang-orang kayalah yang mampu membuat kloning. Hal ini tentu akan semakin

memperlebar jurang antara orang kaya dan orang miskin

f) Melanggar hak untuk dikandung secara natural. Setiap individu memiliki hak untuk

dikandung secara natural oleh ibunya. Dalam kloning, terbentuknya embrio terjadi dibawah

rekayasa manusia (tidak secara natural), dan terjadi tidak di dalam rahim seorang perempuan

g) Pelanggaran terhadap martabat prokreasi. Prokreasi terjadi dengan adanya persatuan

seksualitas manusia antara laki-laki perempuan secara natural (ada hubungan seksual).

h) Pada Kloning terapeutik. Jumlahnya sel somatik sedikit, sangat jarang ditemukan pada

jaringan matur sehingga sulit mendapatkan sel somatik dalam jumlah banyak.

i) Penggunaan SCNT dalam kloning terapeutik demi memperoleh embryonic stem cell yang

juga merusak embrio hasil SCNT tidak dapat dibenarkan secara moral (Saputra, 2006),

Page 18: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

14

3.4 Pandangan Islam Terhadap Kloning Manusia

Untuk menetapkan hukum Kloning, para ulama kentemporer menggunakan ijtihad

insya’I karena persoalan tersebut belum dibahas dalam kitab-kitab fiqh klasik.

1. Ditinjau dari sisi hifzh al-din (memelihara agama), kloning manusia tidak membawa dampak

negative terhadap keberadaan agama.

2. Ditinjau dari sisi hifzh al-nafs (memelihara jiwa), kloning tidak menghilangkan jiwa bahkan

justru melahirkan jiwa yang baru.

3. Dilihat dari sisi hifzh al-‘aql (memelihara akal), memelihara manusia kloning juga tidak

mengancam eksistensi akal, bahkan keberhasilan Kloning yang sempurna dapat membuat

manusia mempunyai akal cerdas.

4. Namun jika dilihat dari sisi hifzh al-nasl (memelihara keturunan), kloning manusia

dipertanyakan. Dalam pandangan islam, masalah keturunan merupakan sesuatu yang sangat

essensial, karena keturunan mempunyai hubungan erat dengan hukum yang lain seperti

pernikahan, warisan, muhrim, dan sebagainya. Dan apabila ditinjau dari sisi hifzh al-mal

(memelihara harta), akan terkait dengan mashlahat dan mafsadat yang diperoleh dai usaha

pengkloningan. Andaikata Kloning terhadap manusia hanya kan menghambur-hamburkan

harta, tanpa adanya keseimbangan dengan manfaat yang diperoleh, maka Kloning menjadi

terlarang.

Berkaitan dengan penciptaan manusia, Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia

diciptakan sebagai makhluk paling sempurna di antara seluruh makhluk yang ada di alam

semesta. Hal itu secara tegas dinyatakan Allah dalam surat At-Tin ayat : 4 yaitu :

“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

(Q.S At-Tin ayat : 4)

Penjelasan Allah dalam A-Qur’an tentang kesempurnaan penciptaan manusia di

antara segala makhluk ciptaan-Nya yang lain, tentu tidak dapat dibantah oleh orang-orang

beriman. Dengan menggunakan logika sederhana dapat digeneralisasi bahwa sesuatu yang

sudah sempurna, kemudian disempuranakan lagi, tentu saja dapat menghilangkan sifat

kesempurnaannya, bahkan bisa berakibat rusak sama sekali.

Majma’ Buhuts Islamiyyah Al-Azhar di kairo mengeluarkan fatwa yang menyatakan

bahwa Kloning manusia itu haram dan harus di perangi serta di halang-halangi dengan

berbagai cara. Naskah fatwa itu juga menguatkan bahwa Kloning manusia telah menjadikan

manusia yang di muliakan Allah SWT menjadi objek penelitian dalam percobaan, serta

melahirkan berbagai masalah pelik lainnya. Fatwa tersebut juga mensinyalir bahwa Islam

tidak menentang ilmu pengetahuan yang bermanfaat, bahkan sebaliknya, Islam justru

Page 19: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

15

mendukung bahkan memuliakan para ilmuwan. Namun, bila ilmu pengetahuan itu

membahayakan serta tidak mengandung manfaat, maka Islam mengharamkan dengan

melindungi dari bahaya tersebut.

“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka

di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan

mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami

ciptakan”. (QS. Al-Isra : 70).

Praktik Kloning manusia berimplikasi negatif secara langsung pada hukum-hukum

yang ditetapkan Al-Qur’an dan hadist, yaitu :

a. Hubungan perkawinan. Kloning mampu memproduksi manusia tanpa melalui hubungan

seksual. Dan proses tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadist yang menetapkan

bahwa untuk memperoleh keturunan diharuskan melalui hubungan seksual yang di legislasi

oleh sebuah lembaga perkawinan yang sah.

b. Warisan dan garis keturunan. Kloning dapat berakibat munculnya kesamaran dalam hal

penentuan garis keturunan yang akan mempengaruhi oleh hukum pembagian warisan.

c. Pemeliharaan anak. Kloning juga dapat menimbulkan kesamaran dalam masalah kewajiban

untuk memelihara dan mendidik anak hasil produksi Kloning. Islam sangat memperhatikan

hubungan psikologis yang terjalin antara anak dan orang tua. Bila seorang anak lahir dari

hasil kloning, maka akan timbul kesulitan untuk memastikan siapakah sosok ayah atau sosok

ibu yang akan dijadikan tempat perlindungan psikologisnya.

3.5 Sintesis Pemikiran

Proses kloning pada manusia secara teori bisa dilakukan, namun persoalannya adalah

apakah teknologi sudah cukup matang untuk dilakukan ?. Bila kita mencermati kegagalan

yang dilakukan pada Dolly mencapai 277 kali maka hal ini dimungkin dilakukan, di sisi lain

juga hasil kloning Dolly memiliki banyak kelemahan dari segi imunitas (kekebalan) dan

umur yang pendek. Selain itu dari aspek moral dan etika tidak dibenarkan menjadikan

manusia sebagai subyek percobaan, dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Sehingga penerapan teknologi kloning pada manusia sebaiknya tidak perlu dilakukan

dilihat dari segi biaya proses kloning memerluka dana yang cukup besar dan dari segi

manfaat, kloning manusia tidak memiliki nilai manfaat apa-apa, karena kloning itu sendiri

hanya untuk menciptakan individu baru yang sama persis dengan induknya, memperbanyak

individu yang persis dengan induknyapun memberikan resiko yang tinggi.

Page 20: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

16

Dalam pandangan agama islam dari sisi hifzh al-nasl (memelihara keturunan), kloning

manusia dipertanyakan. Dalam pandangan islam, masalah keturunan merupakan sesuatu yang

sangat essensial, karena keturunan mempunyai hubungan erat dengan hukum yang lain

seperti pernikahan, warisan, muhrim, dan sebagainya. Dan apabila ditinjau dari sisi hifzh al-

mal (memelihara harta), akan terkait dengan mashlahat dan mafsadat yang diperoleh dai

usaha pengkloningan. Andaikata Kloning terhadap manusia hanya kan menghambur-

hamburkan harta, tanpa adanya keseimbangan dengan manfaat yang diperoleh, maka Kloning

menjadi terlarang[5] .

Page 21: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

17

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan isi makalah, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

a) Kloning adalah salah satu metode rekayasa genetika dengan cara mengambil materi genetik

dari sel donor yang sifatnya diinginkan dan mengkulturkannya di dalam sel telur untuk

menghasilkan embrio baru yang sifatnya sama dengan materi genetik sel donor.

b) Kloning secara garis besar dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Kloning Embrional (Embryonal

Cloning), Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning), Kloning Terapeutik (Therapeutic

Cloning).

c) Secara teoritis kloning pada manusia bisa dilakukan, namun kloning dalam persepsi

masyarakat banyak terjadi reaksi penolakan, hal ini dipandang dari segi moral dan etika serta

menurut padangan agama khususnya islam memberikan fatwa haram pada penerapan kloning

pada manusia.

d) Kloning ditinjau dari segi etika, diperbolehkan selama kloning tersebut tidak menimbulkan

kerugian yang lebih banyak daripada kebaikannya bagi manusia.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka dapat disarankan agar masyarakat bisa

memahami keberadaan kloning dengan pemahaman menyangkut pendekatannya melalui

bidang biologis, etika moral, religius dan juga efeknya bagi hidup masyarakat manusia pada

umumnya.

Page 22: KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFATs2biologi.fkip.unmul.ac.id/...file=2729188660Desy-=-Kloning.pdf · Makalah Filsafat dan Bioetika KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT Disusun

18

Daftar Pustaka

Andromeda. 2009.Kisah Sebuah Rakit Tua. Dewan Pengurus Daerah Pemuda Theravada Indonesia.

Sumatera Utara.

Anonim. 2001. Teknologi Reproduksi Melahirkan Paradigma Baru Dalam Masyarakat. Available at :

http://www. Teknologi Reproduksi Melahirkan Paradigma Baru Dalam Masyarakat. Opened

:02.12.2012

Herdiana, T.R. 2010. Kloning. Available at : http://anggiekanatsuki.blogspot.com/. Opened :02.12.2012

Hine, T.M. 2004. Kloning Untuk Menghasilkan Hewan Dengan Genotip Yang Diinginkan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Keefer, C.L., R. Keyston, B. Bhatia, A. Lazaris, I. Begin, N. Kafidi, A. Bilodeau, B. Wang, T.Tao, D.

Laurin, F.J. Zhou, B.R. Downey, H. Baldassarre, and C,N, Karatzas. 2000. Efficient

production of viable goat offspring following nuclear transfer using adult somatic cells. Biol.

Reprod Suppl. 1, 62 : 192.

Keraf, A.S. dan M.Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan; Sebuah Tinjauan Fisolofis. Penerbit Kanisius. p: 158.

Kusmaryanto, SCJ, Problem Etis Kloning Manusia, Jakarta: Grasindo, 2001, hal.33-63.

Setiawan, Melina; Carolina, T. S; Ferry, S. 2008. Menuju Kloning Terapeutik Dengan Teknik SCNT. cdk

161/vol.35 no.2 Mar-Apr 2008.

Wijaya, H. 2010. Therapeutic Cloning. Available at :

http://www.forumsains.com/biologi/kloning/75/?wap2. Opened :05.12.2012

Willadson, S.M. 1986. Transplantasi inti in sheep embryos. Nature (London), 320 : 63-65.

Wilmut, I., A.E. Schnieke, J. McWhir, A. Kind, and K. Campbell. 1997. Viable offspring derived from

fetal and adult mammalian cells. Nature, 385 : 810 – 813.

Virgi S. Dasar-dasar stem cell dan potensi aplikasinya dalam ilmu kedokteran. Cermin Dunia Kedokt.

2006;153:21-25.