Upload
others
View
4
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
SMA/MA Kelas X Semester 1Kimia
Disusun oleh:
1. Erna Tri Wulandari
2. Narum Yuni Margono
3. Annik Qurniawati
Disklaimer Daftar isi
BAB V Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul
BAB IV Ikatan Kimia
BAB I Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium
BAB II Struktur Atom
BAB III Sistem Periodik Unsur
BAB Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan,
Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di
Laboratorium
A. Hakikat dan Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan serta Metode Ilmiah
B. Keselamatan Kerja di Laboratorium
<< Pengolahan limbah dengan sistem IPAL
Kembali ke daftar isi
I
A. Hakikat dan Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan serta Metode Ilmiah
1. Hakikat Ilmu Kimia
2. Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan
3. Metode Ilmiah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Hakikat Ilmu
Kimia
Ilmu yang
mempelajari
susunan
materi
Ilmu yang
mempelajari
struktur materi
Ilmu yang
mempelajari sifat
materiIlmu yang mempelajari perubahan materi
1. Hakikat Ilmu Kimia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan
a. Cabang-Cabang Ilmu Kimia
b. Manfaat Ilmu Kimia di Berbagai Bidang Kehidupan
c. Peran Ilmu Kimia dalam Menyelesaikan Masalah Global
d. Karir di Bidang Kimia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Cabang-Cabang Ilmu Kimia
Kimia OrganikMengkaji struktur, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa-senyawa organik seperti alkohol, karbohidrat, dan bensin.
Kimia Anorganik
Kimia Analitik
Mengkaji senyawa-senyawa anorganik, sifat, dan pembuatannya, misal garam, mineral, senyawa logam, dan material.
Mengkaji penelitian tentang kimia kualitatif dan kualitatif dan cenderung berkaitan dengan pengembangan dan aplikasi peralatan analitik.
Biokimia
Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan biologi, khususnya sifat dan komposisi senyawa dalam makhluk hidup serta hasil perubahannya. Kajian meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan enzim.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ilmu yang mempelajari perubahan materi
a. Cabang-Cabang Ilmu Kimia
Kimia LingkunganMengkaji masalah-masalah lingkungan seperti pencemaran, penanganan limbah atau sampah, dan pengadaan air bersih.
Kimia Farmasi
Kimia Fisik
Mengkaji tentang penelitian mengenai isolasi zat aktif bahan alam, pembuatan (sintetis), dan pengembangan bahan alam yang berkhasiat obat.
Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan ilmu fisika seperti energi yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika dan sifat kimia, serta perubahan kimia.
Kimia PanganMengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan ilmu fisika seperti energi yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika dan sifat kimia, serta perubahan kimia.
Kimia IntiMengkaji tentang penelitian zat-zat radioaktif,penanganan dan pemanfaatannya dalam bidang kedokteran, pertanian, dan hidrologi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Bidang KedokteranContoh: Pembuatan obat-obatan
2. Bidang PertanianContoh: pembuatan pupuk buatan dan
pestisida
3. Bidang GeologiContoh: penentuan unsur-unsur yang
terkandung dalam bebatuan atau benda-benda alam.
4. Bidang Teknik SipilContoh: mempelajari kelebihan dan
kekurangan suatu material bangunan
b. Manfaat Ilmu Kimia di Berbagai Bidang Kehidupan
Pupuk membantu pertumbuhan tanaman
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Bidang BiologiContoh: penentuan struktur dan sifat senyawa karbohidrat, protein,enzim, lemak, dan asam nukleat.
6. Bidang HukumContoh: pemeriksaan sidik jari dengan larutan AgNO3
7. Bidang MesinContoh: mempelajari sifat dan komposisi logam yang baik untuk pembuatan mesin
b. Manfaat Ilmu Kimia di Berbagai Bidang Kehidupan
Sidik jari setiap orang bersifat khas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
c. Peran Ilmu Kimia dalam Menyelesaikan Masalah Global
Menemukan
sumber energi
alternatif seperti alkohol
Pembuatan biogas
menggunakan
bahan baku
kotoran hewan ternak
Program langit biru,
misalnya melengka
pai knalpot
kendaraan dengan
katalis converter
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
d. Karir di Bidang Kimia
Bidang pengendali mutu
dalam industri kimia
Bidang produksi di
industri-industri
petrokimiaPeneliti di
laboratorium dan pusat
pengembangan milik pemerintah
Tenaga pendidik bidang kimia di
lingkungan pendidikan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Metode Ilmiah
Karakteristik Metode Ilmiah
1. Bersifat kritis dan analistis
2. Bersifat logis
3. Bersifat objektif
4. Bersifat konseptual
5. Bersifat empiris
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Metode Ilmiah
Merumuskan masalah
Menyusun kerangka teori
Merumuskan hipotesis
Penelitian (eksperimen)
Mengolah dan menganalisis
Data
Menarik kesimpulan
Mempublikasikan hasil (menyusun
teori)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Metode Ilmiah
1. Judul Penelitian
2. Kata Pengantar
3. Daftar Tabel
4. Daftar Gambar
5. Daftar Lampiran
6. Daftar Isi
7. Abstrak
8. Bab I Pendahuluan
9. Bab II Tinjauan Pustaka
10. Bab III Metode Penelitian
11. Bab IV Hasil dan Pembahasan
12. Bab V Kesimpulan dan Saran
13. Daftar Pustaka
14. Lampiran
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Keselamatan Kerja di Laboratorium
1. Alat-Alat Laboratorium dan Kegunaannya
2. Bahan Kimia, Sifat, dan Simbolnya
3. Penanganan Sampah dan Limbah Laboratorium serta Keadaan Darurat
4. Petunjuk dan Larangan di Laboratorium
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Nama Alat Kegunaan
tabung reaksi
mereaksikan bahan kimia dan menyimpan larutan kimia dalam volume sedikit.
gelas beker
menampung dan mencampur bahan kimia.
pipet tetes
mengambil larutan dalam volume sedikit.
1. Alat-Alat Laboratorium dan Kegunaannya
Nama Alat Kegunaan
gelas ukur
mengukur volume larutan.
labu ukur
membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
pengaduk
mengaduk saat melarutkan zat padatdalam pelarut sehingga zat padat larut dengan sempurna.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Nama Alat Kegunaan
Rak tabung reaksi
sebagai tempat meletakkan tabungreaksi.
pembakar spiritus
sebagai alat pembakar.
corong kaca
sebagai alat untuk menopang saatmemindahkan larutan ke wadah lain supaya tidak tumpah.
1. Alat-Alat Laboratorium dan Kegunaannya
Nama Alat Kegunaan
Erlenmeyer
menampung dan mencampur bahan, larutan atau cairan, biasa digunakan dalam proses titrasi.
penjepit tabung
memegang tabung reaksi ketika dipanaskan.
mortar + alu
menggerus dan menghaluskan bahan kimia padat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Lambang Sifat Bahan Kimia Contoh
Beracun (toxic) merkuri, gas klorin, sianida
Mudah meledak (explosive)
amonium nitrat, nitroselulosa
Mudah terbakar (flammable)
dietil eter, keton, alkohol
Lambang Sifat Bahan Kimia Contoh
Radioaktif (radioactive)
uranium, plutonium,
Pengoksidsi(oxidizing)
kalium dikromat, hidrogen peroksida
Berbahaya(harmfull) jika masuk melaluipernapasan, mulut(ingestion), dankontak kulit
kloroform
2. Bahan Kimia, Sifat, dan Simbolnya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Lambang Sifat Bahan Kimia Contoh
korosif (corrosive) asam nitrit, asam sulfat
menyebabkan iritasi (irritant)
amonia, belerang dioksida
membahayakanlingkungan(nature polluting)
perak nitrat, raksa(II) klorida
2. Bahan Kimia, Sifat, dan Simbolnya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Fine ChemicalsHanya dapat dibuang ke saluran pembuangan atau tempat sampah jika tidak bereaksi dengan air, tidak eksplosif, tidak bersifat radioaktif, tidak beracun, dan komposisinya diketahui jelas.
b. Larutan BasaSebelum dibuang larutan basa (kecuali akalli hidroksida) harus dinetralkan terlebih dahulu.
c. Larutan AsamSebelum dibuang, larutan asam harus dinetralkanpada tempat dan prosedur sesuai ketentuanlaboratorium.
d. PelarutPelarut yang dapat langsung dibuang di saluranpembuangan adalah pelarut yang tidak mengandunghalogen.
3. Penanganan Sampah dan Limbah Laboratorium serta Keadaan Darurat
Petunjuk Umum untuk Menangani Buangan Sampah
e. Bahan Mengandung MerkuriPembuangan bahan yang mengandung merkuri(seperti pecahan termometer merkuri, manometer, pompa merkuri) harus dilakukandengan ekstra hati-hati.
f. Bahan RadioaktifSampah radioaktif memerlukan penanganan
khusus.
g. Air PembilasAir pembilas harus bebas merkuri, sianida, amoniak, minyak, lemak, bahan beracun, danbahan berbahaya lainnya sebelum dibuang kesaluran pembuangan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Jika nyala apinya kecil, lakukan pemadaman denganAlat Pemadam Api Ringan (APAR).
b. Matikan sumber arus listrik atau gardu utama agar listrik tidak mengganggu upaya pemadamankebakaran.
c. Lokalisasi api supaya tidak merembet ke arah bahanmudah terbakar lainnya.
d. Jika api mulai membesar, jangan mencoba untukmemadamkan api dengan APAR. Segera panggilmobil unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK) terdekat.
e. Bersikaplah tenang dalam menangani kebakaran danjangan mengambil tindakan yang membahayakan dirisendiri maupun orang lain.
3. Penanganan Sampah dan Limbah Laboratorium serta Keadaan Darurat
Petunjuk Umum Penanganan Kebakaran
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Membaca petunjuk praktikum atau merencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
b. Menggunakan kacamata pengaman atau penutup wajah.
c. Bagi yang menggunakan lensa kontak harus berhati-hati dan menjaga agar tidak ada bahan kimia yang masuk ke mata.
d. Menggunakan sarung tangan apabila diperlukan.e. Selama bekerja di laboratorium harus
menggunakan baju laboratorium dan harus dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah kontaminasi pada baju yang digunakan.
f. Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan mengikat rambutnya.
g. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
h. Menjaga kebersihan meja praktikum dan lingkungan laboratorium.
i. Pastikan bahwa keran gas tidak bocor sewaktu hendak menggunakan bunsen.
j. Pastikan bahwa keran air selalu dalam keadaan tertutup sebelum dan sesudah melakukan praktikum.
k. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh dari mulut, kulit, mata, dan pakaian.
l. Jika terkena bahan kimia, bersikaplah tenang dan jangan panik.
m. Apabila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak menyebar. Segera bersihkan bagian kulit yang mengalami kontak langsung menggunakan air bersih.
4. Petunjuk dan Larangan di Laboratorium
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan di Laboratorium
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
II
A. Partikel Dasar Penyusun Atom
B. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop, Isoton, Isobar, dan Isoelektron
C. Perkembangan Teori Atom, Konfigurasi Elektron, dan Mekanika Kuantum
<< Alam semesta tersusun atas galaksi-galaksi
Struktur Atom
Kembali ke daftar isi
A. Partikel-Partikel Dasar Penyusun Atom
1. Elektron ( )
2. Proton ( )
3. Neutron ( )
e0
1−
p1
1
n1
0
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Elektron ( )• Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson pada tahun 1897 melalui eksperimen dengan tabung sinar katode.
• Sifat-sifat sinar katode:a. Merupakan partikel kecil yang
tidak dapat dilihatb. Memiliki sifat cahaya dan sifat
materi.c. Merambat tegak lurus dari
permukaan katode menuju anode.
d. Tidak tergantung pada jenis gas dan jenis elektrode.
e. Bermuatan negatif sehingga dalam medan magnet dan medan listrik dibelokkan ke kutub positif.
• Sinar katode tersebut merupakan elektron.
e0
1−
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pada tahun 1908 Robert Andrew Milikan menemukan muatan elektron sebesar -1,6 x 10-19 C melalui percobaan tetes minyak. Muatan tersebut diberi tanda -1.
1. Elektron ( )e0
1−
Gambar percobaan tetes minyak Milikan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Proton ( )
• Proton ditemukan oleh Eugen Goldstein pada tahun 1886 melalui percobaan tabung gas berkatode (tabung Crookes).
• Sifat-sifat sinar anode:• Bermuatan positif karena dapat
dibelokkan medan magnet dan medan listrik menuju kutub negatif.
• Merupakan radiasi partikel karena dapat memutar kincir.
• Perbandingan e/m tergantung pada gas yang diisikan dalam tabung.
• Ukuran partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung.
• Muatan proton = +1 atau 1,6 × 10–19
C.• Semakin besar massa partikel, sinar
anodenya semakin sukar dibelokkan.
p1
1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Proton ( )
• Ernest Rutherford melakukan penembakan lempeng emas tipis dengan sinar alfa.
• Pada percobaan tersebut, sebagian besar sinar alfa diteruskan atau menembus lempeng emas, sebagian kecil dibelokkan, dan sebagian kecil lagi dipantulkan.
• Adanya sebagian kecil sinar alfa yang dipantulkan menunjukkan adanya inti atom yang bermuatan positif.
p1
1
Percobaan Hamburan Sinar Alfa
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Partikel Penemu Massa (sma)
Muatan Lambang
Elektron J.J. Thomson
0 -1
Proton Goldstein 1 +1
Neutron J. Chadwick 1 0
3. Neutron ( )n1
0
• Pada tahun 1930 W. Bothe dan H. Becker melakukan percobaan penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be). Percobaan ini menghasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi.
n1
0
Pada tahun 1932 James Chadwick membuktikan bahwa partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi tersebut bersifat netral atau tidak bermuatan dan disebut neutron.
p1
1
e0
1−
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop, Isoton, Iosbar, dan Isoelektron1. Nomor Atom (Z)
2. Nomor Massa (A)
3. Notasi Unsur
4. Isotop, Isoton, Isobar, dan Isoelektron
5. Massa Atom Relatif (Ar)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Nomor Atom (Z)
Nomor Atom (Z) = jumlah proton
Pada Ion:Jumlah elektron = jumlah proton -muatan
= nomor atom - muatan
Pada atom netral:Jumlah proton = jumlah elektron
Pada anion →jumlah proton < jumlah elektron
Pada kation →jumlah proton > jumlah elektron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Nomor Massa (A)
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron = nomor atom + jumlah neutron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh:
3. Notasi Unsur
Keterangan:A = nomor massaZ = nomor atom = jumlah protonX = lambang unsur
F19
9
nomor atom = jumlah proton = jumlah
elektron = 9
nomor massa = 19jumlah neutron = nomor massa - nomor atom= 19 - 9 = 10
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Isotop, Isoton, Isobar, dan Isoelektron
Isotop Isoton Isobar Isoelektron
Pengertian
Atom-atom yang mempunyai nomor atom sama, tetapi nomor massa berbeda.
Atom-atom yang mempunyai jumlah neutron sama.
Atom-atom yang mempunyai nomor massa sama.
Atom-atom yang mempunyai jumlah elektronsama setelah melepaskanatau menangkap elektron.
ContohNN,N, 15
7
14
7
13
7 CadanK 40
20
39
19Ndan C 13
7
13
6
−+ Fdan Na 19
9
23
11
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Massa atom relatif
merupakan perbandingan
massa suatu atom terhadap
massa atom C-12.
5. Massa Atom Relatif (Ar)
12Catom1massa12
1
unsuratom1rataratamassaXunsurr
−
−=
XA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
C. Perkembangan Teori Atom, Konfigurasi Elektron, dan
Mekanika Kuantum
1. Perkembangan Model Atom
2. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
3. Bilangan Kuantum
4. Bentuk dan Orientasi Orbital
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Perkembangan Model Atom
Model Atom Rutherford
Model Atom Thomson
Model Atom Bohr
Model Atom Modern
Model Atom Dalton
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom-atom unsur sejenis mempunyai sifat yang sama meliputi volume, bentuk, maupun massanya. Sebaliknya, atom-atom unsur tidak sejenis mempunyai sifat berbeda.
3. Dalam reaksi kimia terjadi penggabungan atau pemisahan atom.
4. Atom dapat bergabung dengan atom lain untuk membentuk suatu molekul dengan angka perbandingan bulat dan sederhana.
1. Perkembangan Model Atom
Model Atom Dalton
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Thomson menggambarkan atom sebagai
sebuah bola bermuatan positif yang di
dalamnya tersebar elektron seperti kismis
dalam roti kismis.
1. Perkembangan Model Atom
Model Atom Thomson
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Perkembangan Model Atom
Model Atom Rutherford 1. Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif seperti model tata surya.
2. Secara keseluruhan atom bersifat netral karena jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.
3. Selama mengelilingi inti terbentuk gaya sentripetal pada elektron.
4. Semua proton terkumpul dalam inti atom sehingga inti atom bermuatan positif.
5. Sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Perkembangan Model Atom
Model Atom Bohr
1. Elektron mengelilingi inti atom pada orbit tertentu.
2. Selama elektron berada dalam lintasannya, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi yang diserap dan dipancarkan.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lainnya dengan menyerap atau melepas energi.
4. Lintasan stasioner elektron yang diperbolehkan memiliki momentum sudut kelipatan dari
3,14)(π,2π
h=
▪ Model atom modern dibangun oleh beberapa ilmuwan seperti Louis de Broglie, Wolfgang Pauli, Erwin Schrödinger, dan Werner Heisenberg.
▪ Menurut teori dualisme, elektron di dalam atom dapat dipandang sebagai partikel dan gelombang.
▪ Teori ketidakpastian menyatakan bahwa kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya atau probabilitasnya.
▪ Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
1. Perkembangan Model Atom
Model Atom Berdasarkan Teori Mekanika Kuantum
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Konfigurasi elektron adalah susunan elektron dalam suatu atom.
• Tiap-tiap kulit elektron hanya dapat ditempati maksikum 2n2 elektron
n = nomor kulit
Nomor Kulit
Nama Kulit
Jumlah Elektron Maksimum
1 K 2
2 L 8
3 M 18
4 N 32
5 O 50
2. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensia. Konfigurasi Elektron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Aturan Penulisan
Konfigurasi Elektron
AsasLarangan
Pauli
Aturan Aufbau
Kaidah
Hund
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Asas Larangan Pauli
• ”Tidak ada dua buah elektron dalam orbital yang sama memiliki keempat bilangan kuantum yang sama”.
• Bilangan kuantum spin harus berlawanan.
• Jumlah elektron maksimum = 2 x jumlah orbital dalam subkulit
2. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Aturan Aufbau
”Pengisian elektron dalam orbital dimulai dari orbital dengan tingkat energi paling rendah. Setelah penuh, pengisian berlanjut ke orbital yang tingkat energinya satu tingkat lebih tinggi. Demikian seterusnya hingga semua elektron menempati orbital”.
2. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Kaidah Hund
”Elektron-elektron yang berada di suatu orbital akan menempati orbital yang kosong dengan arah rotasi sejajar. Setelah itu, elektron-elektron lainnya menempati orbital tersebut dengan arah rotasi yang berlawanan ”.
2. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Penulisan Konfigurasi Elektron dengan Lambang Gas Mulia
Contoh:
• Pengecualian Konfigurasi Elektron dalam Subkulit d dan f
Unsur
Konfigurasi Elektron
Penyingkatan
7N 1s2 2s2 2p3 [He] 2s2
2p3
12Mg 1s2 2s2 2p6 3s2 [Ne] 3s2
2. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Contoh:
Unsur
Konfigurasi Elektron (Belum Stabil)
Konfigurasi Elektron ( Stabil)
24Cr [Ar] 4s2 3d4 [Ar] 4s1 3d5
29Cu [Ar] 4s2 3d9 [Ar] 4s1 3d10
79Au [Xe] 6s2 4f14
5d9
[Xe] 6s1 4f14
5d10
57La [Xe] 6s2 4f1
5d0
[Xe] 6s2 4f0
5d1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Elektron Valensi
Elektron valensi adalah jumlah elektron pada subkulit dengan harga n terbesar yang digunakan untuk pembentukan ikatan kimia.Contoh:
2. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan Kuantum Azimuth (ℓ)
Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan Kuantum Spin (s)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Menyatakan posisi elektron dalam kulit atom, menjelaskan jarak rata-rata awan elektron dari inti atom, serta menyatakan tingkat energi elektron dalam suatu atom.
• Semakin besar nilai n, tingkat energi atom semakin tinggi.
• Bilangan kuantum utama mempunyai harga mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
Kulit n
K 1
L 2
M 3
N 4
3. Bilangan KuantumBilangan Kuantum
Utama (n)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Menyatakan subkulit atau
orbital.
harga ℓ = 0 --> subkulit s
harga ℓ = 1 --> subkulit p
harga ℓ = 2 --> subkulit d
harga ℓ = 3 --> subkulit f
Kulit
n Harga ℓ yang diizinkan
Subkulit
K 1 0 1s
L 2 0, 1 2s, 2s
M 3 0, 1, 2 3s, 3p, 3d
N 4 0, 1, 2, 3 4s, 4p, 4d, 4f
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum Azimuth (ℓ)
Harga ℓ = 0, 1, 2, . . . (n – 1)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Menentukan orientasi orbital
dalam ruang di sekitar inti atom.
ℓ Subkulit
Harga m Jumlah Orbital
0 s 0 1
1 p -1, 0, +1 3
2 d -2, -1, 0, +1, +2
5
3 f -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
7
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum Magnetik (m)
harga m = –ℓ, 0, hingga +ℓ
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Menyatakan arah putar elektron
terhadap sumbunya (berotasi)
sewaktu elektron berputar
mengelilingi inti atom.
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum Spin (s)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Bilangan Kuantum
Contoh Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Orbital s • Orbital p
4. Bentuk dan Orientasi Orbital
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Orbital d • Orbital f
4. Bentuk dan Orientasi Orbital
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
III
A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
B. Sifat Unsur dan Sifat Keperiodikan Unsur
<< penataan barang-barang sesuai jenis dan ukurannya
Sistem Periodik Unsur
Kembali ke daftar isi
A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
1. Sebelum Sistem Periodik Modern
2. Sistem Periodik Modern
Mendeleyev, penemu tabel periodik berdasarkan massa atom relatif
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Sebelum Sistem Periodik Modern
Logam dan Nonlogam
Tabel Periodik Lavoisier
Triade Dobereine
r
Oktaf Newlands
Sistem Periodik
Mendeleyev
Lothar Meyer
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Logam dan Nonlogam
• Para ahli kimia Arab dan Persia pertama kali mengelompokkanunsur-unsur menjadi dua yaitu Lugham (logam) dan Laisalugham (nonlogam).
• Unsur logam (ada 16 unsur) → besi, emas, perak, seng, nikel, dan tembaga.
• Unsur nonlogam → arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon, belerang, dan fosfor.
1. Sebelum Sistem Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Tabel Periodik Lavoisier
• Dasar Pengelompokan unsur adalah sifat kimia.
• Lavoisier mengelompokkan unsur ke dalam empat golongan yaitu gas, tanah, logam, dan nonlogam.
1. Sebelum Sistem Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• c. Triade Dobereiner
• Massa atom relatif unsur kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif unsur pertama dan ketiga.
• Dobereiner menyimpulkan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang terdiri atas tiga unsur.
1. Sebelum Sistem Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• d. Oktaf Newlands• Unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya.
• Hukum Oktaf menyatakan ”Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor massa atom, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan.”
• Kelemahan sistem oktaf Newlands adalah masih ada beberapa kotak yang diisi lebih dari satu unsur.
1. Sebelum Sistem Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• e. Sistem Periodik Mendeleyev
• Dasar penyusunan = kenaikan massa atom.
• Keunggulan:
1) Menyediakan tempat kosong bagi unsur-unsur yang diramalkan akan ditemukan kemudian hari dan diberi nama eka boron, eka germanium, dan eka silikon.
2) Sistem periodik Mendeleyev menyajikan data massa atom beberapa unsur yang lebih akurat seperti berillium (Be) dan uranium (U).
• Kelemahan = adanya beberapa urutan unsur yang terbalik
1. Sebelum Sistem Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• f. Lothar Meyer
• Dasar penyusunan = kenaikan massa atom.
• Unsur-unsur yang menempati posisi sama dalam grafik menunjukkan sifat kimia yang mirip.
1. Sebelum Sistem Periodik Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Sistem periodik moder ditemukan oleh Henry G. J. Moseley pada tahun 1914.
• Dasar = kenaikan nomor atom
• Lajur vertikal = golongan →disusun berdasarkan kemiripan sifat.
• Lajur horizontal = periode →disusun berdasarkan kenaikan nomor atom.
2. Sistem Periodik Modern
Golongan
Periode
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sistem Periodik Modern
Sistem Periodik Modern
Golongan PeriodeKonfigurasi Elektron dan Letak Unsur dalam Tabel Periodik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Golongan menyatakan elektron valensi suatu unsur.
• Ditulis dengan angka Romawi.
• Terdiri atas 16 golongan
2. Sistem Periodik Modern
a. Golongan
Golongan
Golongan Transisi
Golongan Transisi Dalam
Golongan Utama
Golongan Tambahan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Golongan A
2. Sistem Periodik Modern
Golongan
Nama Khusus
Unsur-Unsur Elektron Valensi
Blok
IA 1 alkali H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr
ns1 s
IIA 2 alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra
ns2 s
IIIA 13 aluminium B, Al, Ga, In, dan Tl ns2 np1 p
IVA 14 karbon C, Si, Ge, Sn, dan Pb ns2 np2 p
VA 15 nitrogen N, P, As, Sb, dan Bi ns2 np3 p
VIA 16 kalkogen O, S, Se, Te, dan Po ns2 np4 p
VIIA
17 halogen F, Cl, Br, I, dan At ns2 np5 p
VIIIA
18 gas mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn
ns2 np6 p
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Golongan Tambahan
Golongan Transisi Golongan Transisi Dalam
• Blok f
• Deret Lantanida → periode 6
• Deret Aktinida → periode 7
2. Sistem Periodik Modern
Golongan Elektron Valensi
Blok
IIIB 3 ns2 (n - 1)d1 d
IVB 4 ns2 (n - 1)d2 d
VB 5 ns2 (n - 1)d3 d
VIB 6 ns1 (n - 1)d5 d
VIIB
7 ns2 (n - 1)d5 d
VIIIB
8, 9, 10
ns2 (n -1)d6,7,8
d
IB 11 ns1 (n - 1)d10 d
IIB 12 ns2 np10 d
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sistem Periodik Modern
• Periode menyatakan jumlah kulit atom unsur.
• Ditulis dengan angka Arab.
• Terdiri atas 7 periode
Periode Jumlah Unsur Keterangan
1 2 periode pendek
2 8 periode pendek
3 8 periode pendek
4 18 periode panjang
5 18 periode panjang
6 32 periode sangat panjang
7 32 (belum lengkap)
periode belum lengkap
b. Periode
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh:
2. Sistem Periodik Modern
c. Konfigurasi Elektron dan Letak Unsur dalam Tabel Periodik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sistem Periodik Modern
Cara Penyelesaian
Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Sifat Unsur dan Sifat Keperiodikan Unsur
1. Sifat-Sifat Unsur dalam Sistem Periodik Unsur
2. Massa Atom Relatif (Mr)
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah sifat
logamnya semakin
bertambah.
• Dalam satu periode dari
kiri ke kanan sifat
logamnya semakin
berkurang.
1. Sifat-Sifat Unsur dalam Sistem Periodik Unsur
Logam dan Nonlogam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Wujud
Gas Cair Padat
He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn, F, Cl, O N, dan H
Br dan Hg Unsur lainnya
1. Sifat-Sifat Unsur dalam Sistem Periodik Unsur
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Unsur Golongan IIA• bersifat logam
• reaktif terhadap air (kereaktifan lebih kecil dibandingkan unsur golongan IA)
Sifat Unsur Golongan VIIIA• bersifat nonlogam
• berwujud gas monoatomik
• sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain
• titik leleh dan titik didih sangat rendah
1. Sifat-Sifat Unsur dalam Sistem Periodik Unsur
Sifat Unsur Golongan VIIA
• bersifat nonlogam
• berupa molekul diatomik
• beracun
• berwarna
• reaktif terhadap unsur golongan IA
Kemiripan Sifat Unsur-Unsur dalam Satu Golongan
Sifat Unsur Golongan IA
• bersifat logam
• lunak dan dapat diiris
• ringan (massa jenis < 1 g Cm-3)
• reaktif terhadap air (semakin reaktif seiring bertambahnya nomor atom)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Massa Atom Relatif (Ar)
12Catom1massa12
1
molekul1massaunsur 2
r
−
=X
XM
Massa molekul relatif adalah perbandingan massa satu molekul senyawa terhadap massa satu atom C-12.
12
1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur, dari atas ke bawah dalam satu golongan, atau dari kiri ke kanan dalam satu periode.
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Sifat Keperiodikan
Unsur
Jari-Jari Atom Energi Ionisasi Afinitas Elektron Keelektronegatifan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Jari-Jari Atom
• Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit atom yang ditempati elektron terluar.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin besar.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Energi Ionisasi
• Energi ionisasi atau potensial ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh atom netral berwujud gas untuk melepaskan elektron.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Afinitas Elektron
• Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas.
• Semakin besar energi yang dilepaskan suatu atom, semakin mudah atom-atom tersebut menangkap elektron.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Sifat Keperiodikan UnsurKeelektronegatifan
• Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik elektron sehingga bermuatan negatif.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin bertambah.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
IV
A. Terbentuknya Ikatan Kimia
B. Macam-Macam Ikatan Kimia
<< Ukiran pada gelas kaca diperoleh dari reaksi senyawa kovalen HF dengan SiO2
menghasilkan SiF4
IKATAN KIMIA
Kembali ke daftar isi
A. Terbentuknya Ikatan Kimia
1. Konfigurasi Elektron Stabil
2. Peran Elektron dalam Ikatan Kimia
3. Lambang Lewis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Suatu unsur dikatakan stabil saat elektron valensinya 2 (kaidah duplet) atau elektron valensinya 8 (kaidah oktet).
• Unsur-unsur golongan lain cenderung ingin mencapai keadaan stabil dengan membentuk konfigurasi elektron stabil seperti gas mulia.
1. Konfigurasi Elektron Stabil
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Peran Elektron dalam Ikatan Kimia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Lambang Lewis dinyatakan dengan menuliskan lambang atom dikelilingi oleh sejumlah titik atau garis untuk menyatakan elektron valensi.
• Jumlah elektron valensi suatu unsur sesuai dengan golongan unsur tersebut.
3. Lambang Lewis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Ikatan Ion
2. Ikatan Kovalen
3. Perbandingan Sifat Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen
B. Macam-Macam Ikatan Kimia
4. Penyimpangan Kaidah Oktet dan Duplet
5. Cara Menggambar Struktur Lewis
6. Ikatan Logam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Ikatan Kovalen
4. Penyimpangan Kaidah Oktet dan Duplet
5. Cara Menggambar Struktur Lewis
6. Ikatan Logam
2. Ikatan Kovalen
4. Penyimpangan Kaidah Oktet dan Duplet
• Ikatan ion = ikatan elektrovalen
• Terbentuk karena adanya serah terima elektron.
• Terbentuk dari unsur logam dengan unsur nonlogam
• Contoh: NaCl
1. Ikatan Ion
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Terbentuk akibat penggunaan bersama pasangan elektron.
• Terjadi antarunsur nonlogam
• Contoh: H2
2. Ikatan Kovalen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Terjadi akibat penggunaan bersama satu pasang
elektron
Terjadi akibat penggunaan bersama
dua pasang elektron
Terjadi akibat penggunaan bersama tiga pasang
elektron
Digambarkan dengan sepasang elektron atau
satu garis lurus
Digambarkan dengan dua pasang
elektron atau dua garis lurus
Digambarkan dengan tiga pasang
elektron atau tiga garis lurus
Contoh senyawa : H2 Contoh senyawa: O2 Contoh senyawa: N2
2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Tunggal, Rangkap Dua, dan Rangkap Tiga
Kekuatan: ikatan kovalen rangkap tiga > ikatan kovalen rangkap dua > ikatan kovalen tunggal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Ikatan kovalen koordinasi = ikatan dativ = ikatan semipolar.
• Ikatan kovalen koordinasi terbentuk jika elektron yang dipakai bersama hanya berasal dari salah satu atom penyusunnya.
2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Koordinasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ikatan Kovalen Polar
Ikatan Kovalen Nonpolar
Ikatan antara atom-atom yang memiliki perbedaan keelektronegatifan
Ikatan antara atom-atom yang tidak memiliki perbedaan keelektronegatif-an
Contoh: HCl, HBr, H2O
Contoh: H2, CH4, danBF3.
2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar
Kepolaran senyawa ditentukan oleh beberapa hal berikut.1) Jumlah momen dipol
jumlah momen dipol = 0 --> nonpolarjumlah momen dipol > 0 --> polar
2) Bentuk molekulbentuk molekul simetris --> nonpolar,bentuk molekul asimetri --> polar
3) Molekul yang terdiri atas dua buah atom.Kedua atom sejenis --> nonpolarkedua atom tidak sejenis --> polar
4) Molekul yang terdiri atas tiga atau lebi h atom
atom pusat punya PEB --> polaratom pusat tidak punya PEB --> nonpolar
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Senyawa Ion Senyawa Kovalen
Titik leleh dan titik didih tinggi Titik leleh dan titik didih rendah karena gaya tarik-menarik antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
Larut dalam pelarut polar (contoh air) dan tidak larut dalam pelarut nonpolar (contoh kloroform)
Sebagian larut dalam pelarut polar (senyawa kovalen polar) dan sebagian larut dalam pelarut nonpolar (senyawa kovalen nonpolar).
Pada suhu kamar berwujud padat Pada suhu kamar ada yang berwujud gas (misal H2
dan CO2), cair (misal H2O dan HCl), ataupun padat (misal SiO2).
Dalam bentuk larutan dan leburannya dapat menghantarkan arus listrik, tetapi dalam bentuk padatannya tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Sebagian larutannya dapat menghantarkan arus listrik (misal HCl) dan sebagian tidak menghantarkan arus listrik baik dalam bentuk larutan, leburan, maupun padatan misal Cl2).
3. Perbandingan Sifat Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh:
4. Penyimpangan Kaidah Oktet dan Duplet
Senyawa yang Tidak Mencapai Kaidah Oktet
Contoh:
Senyawa dengan Jumlah Elektron Valensi Ganjil
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh:
4. Penyimpangan Kaidah Oktet dan Duplet
Senyawa dengan Oktet Berkembang
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Cara Menggambar Struktur Lewis
CONTOH:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Cara Menggambar Struktur Lewis
Cara Penyelesaian
Soal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ikatan logam adalah ikatan antaratom dalam unsur logam yang terbentuk akibat adanya interaksi antarelektron valensi.
• Ciri-ciri ikatan logam sebagai berikut.
a. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang berjejal rapat satu sama lain.
b. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi sehingga sangat mudah dilepaskan untuk membentuk ion positif.
c. Kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain.
d. Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi.
e. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
6. Ikatan Logam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat-sifat logam sebagai berikut.
a. Pada suhu kamar berwujud
padat.
b. Dapat ditempa (tidak rapuh),
dapat dibengkokkan, dan dapat
direntangkan menjadi kawat.
c. Penghantar atau konduktor
listrik yang baik.
d. Penghantar panas yang baik.
6. Ikatan Logam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB V BENTUK MOLEKUL DAN GAYA ANTARMOLEKUL
A. Berbagai Bentuk Molekul
B. Gaya Antarmolekul
Daftar Isi
<< Beberapa molekul berikatan sehingga membentuk struktur piramida
A. Berbagai Bentuk Molekul
1. Teori Domain Elektron (VSEPR)
2. Kepolaran Senyawa Berdasarkan Bentuk Molekulnya
3. Teori Hibridisasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Bentuk molekul dapat ditentukan berdasarkan tolakan antarpasangan elektron dalam kulit valensi atom pusat.
• Kekuatan tolakan PEB – PEB > tolakan PEB – PEI > tolakan PEI –PEI.
• Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut.
– Setiap elektron ikatan, baik ikatan tunggal, rangkap dua, atau rangkap tiga, merupakan 1 domain.
– Setiap pasangan elektron bebas merupakan 1 domain.
• Notasi VSEPR yang menunjukkan jumlah PEI dan PEB sebagai berikut.
Keterangan:
A = atom pusat
X = PEI
n = jumlah PEI
E = PEB
m = jumlah PEB
1. Teori Domain Elektron (VSEPR)
AXnEm
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Teori Domain Elektron (VSEPR)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Teori Domain Elektron (VSEPR)
a. Menghitung jumlah pasangan elektron pada atom pusat ion, misal molekul ion
b. Menghitung jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) pada atom pusat
PEI = jumlah atom – 1
PEI = 5 – 1 = 4
+
4NH
c. Menghitung jumlah pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat.
Pasangan elektron pusat = pasangan elektron – (3 × jumlah atom ujung (kecuali atom H))Pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) = 4
d. Menghitung jumlah pasangan elektron bebas
PEB = pasangan elektron pusat – PEIPEB = 4 – 4 = 0
Jadi, notasi VSEPR untuk ion yaitu AX4 dengan bentuk geometri tetrahedral.
+
4NH
Beberapa langkah untuk meramalkan bentuk molekul ion poliatomik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Teori Domain Elektron (VSEPR)
Cara penentuan
notasi VSEPR
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Bentuk molekul tidak simetris
• Mempunyai kutub/dipol
• Rumus VSEPR:
AX2E, AX3E, AX2E2, AX4E, AX3E2, dan AX5E
• Contoh: NH3
• Bentuk molekul simetris
• Tidak mempunyai kutub/dipol
• Rumus VSEPR:
AX2, AX3, AX4, AX5, AX2E3, AX6, dan AX4E2.
• Contoh: CO2
2. Kepolaran Senyawa Berdasarkan Bentuk Molekulnya
Senyawa PolarSenyawa Nonpolar
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Teori hibridisasi dijelaskan berdasarkan proses penggabungan (hibridisasi) orbital-orbital atom yang digunakan oleh elektron-elektron yang saling berikatan.
• Teori hibridisasi = teori ikatan valensi.
3. Teori Hibridisasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Teori Hibridisasi
Cara Penentuan Bantuk Orbital
Senyawa
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Gaya Antarmolekul
1. Gaya Van der Waals
2. Ikatan Hidrogen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik-menarik
antarmolekul kovalen.
1. Gaya Van der Waals
Gaya Van der Waals
Gaya London
Gaya Dipol Terimbas
Gaya Dipol-Dipol
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Gaya London = gaya dispersi = gaya tarik-menarik antarmolekul nonpolar.
• Semakin besar massa molekul relatif, molekul semakin mudah mengalami polarisasi sehingga gaya London semakin kuat (titik leleh dan titik didih senyawa semakin tinggi)
• Contoh: gaya tarik-menarik antarmolekul Br2
1. Gaya Van der Waals
Gaya London
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Gaya tarik-menarik antara molekul polar dengan molekul nonpolar.
• Molekul polar mengimbas molekul nonpolar.
• Contoh: gaya tarik-menarik antara molekul O2 dengan H2O
1. Gaya Van der Waals
Gaya Dipol Terimbas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Gaya tarik-menarik antarmolekul polar.
• Contoh: gaya tarik-menarik antarmolekul HCl
• Kekuatan gaya dipol-dipol > gaya dipol terimbas > gaya London
1. Gaya Van der Waals
Gaya Dipol-Dipol
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Gaya tarik-menarik antara atom hidrogen dari molekul yang satu dengan atom molekul lain yang sangat elektronegatif (F, O, atau N).
• Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya-gaya Van der Waals.
• Contoh: gaya tarik-menarik antara NH3 dan H2O
2. Ikatan Hidrogen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab