BAB I kimia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    1/40

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari, kita sering bersinggungan dengan larutan,

    koloid, dan suspensi. Larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang

    dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga

    dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen

    dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas

    larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran

    logam) dan mineral, Sering kita temui juga beberapa produk yang merupakan

    campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/

    homogen. Contohnya saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung

    susu bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu

    adalah sistem koloid. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang

    terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta,

    masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray,

    jelly, dll. Kita sering melihat air sungai yang keruh, campuran air dengan

    pasir, campuran air dengan kopi, dan campuran minyak dengan air. Itulah

    suspensi yang tanpa sadar kita sering menjumpainya. Semua contoh-contoh

    yang diuraikan tanpa sadar berdampingan dengan kehidupan sehari-hari kita,

    bahkan tidak bias dilepaskan dalam kebutuhan sehari-hari. Tapi sayangnya

    kita tidak pernah memandang, serta mengaitkan dan menganalisisnya secara

    ilmiah. Oleh karena itu penulis akan membahasnya dengan judul Larutan,

    Koloid dan Suspensi.

    B. Rumusan Masalaha. Apa itu larutan, serta apa saja yang termasuk didalamnya?

    b. Apa itu koloid, serta apa saja yang termasuk didalamnya?c. Apa itu suspensi, serta apa saja yang termasuk didalamnya?

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    2/40

    2

    C. TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui larutan, koloid

    dan suspensi. Serta untuk menyelesaikan tugas Kimia Dasar sebagai bahan

    acuan untuk persiapan serta pembelajaran sebelum praktikum Kimia Dasar

    dimulai.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    3/40

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. LarutanLarutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat

    yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,

    sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam

    larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam

    larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran

    zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

    Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena,

    kloroform, eter, dan alkohol. Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa

    padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebut

    sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut

    disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut

    disebut dengan zat terdispersi (dispersoid).Baik pada larutan ataupun sistem

    dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat

    terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarutdan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecil dari pelarut. Namun, bila

    kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut

    mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen

    1, komponen 2, dan seterusnya. Ada 2 reaksi dalam larutan, eksoterm, yaitu

    proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran

    reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan

    akan turun. Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem,

    temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat

    kimia yang bersangkutan akan naik.

    1. KonsentrasiKonsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat

    terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    4/40

    4

    dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam

    larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah

    pelarut.

    Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif.

    Secara kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat

    (berkonsentrasi tinggi) dan larutan encer (konsentrasi rendah). Larutan

    pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding

    solvent. Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute

    dibanding solvent. Secara kuantitatif, larutan dibedakan berdasarkan

    satuan konsentrasinya. Ungkapan konsentrasi tersebut adalah :

    y Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap literlarutan. M= (massa zat terlarut/ massa larutan) x 1000 ml/L

    y Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram(1000 gram). m =(mol zat teralrut)/(kg pelarut)

    y Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap literlarutan. N=n x mol : L

    Ada beberapa proses melarut (prinsip kelarutan), yaitu:

    a. Cairan-cairan

    Kelarutan zat cair dalam zat cair sering dinyatakan Like dissolver

    like maknanya zat- zat cair yang memiliki struktur serupa akan saling

    melarutkan satu sama lain dalam segala perbandingan. Contohnya:

    heksana dan pentana, air dan alkohol=> H- OH dengan C2H5- OH.

    Perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut pengaruhnya

    tidak besar terhadap kelarutan. Contohnya: CH3Cl (polar) dengan CCl4

    (non- polar).Larutan ini terjadi karena terjadinya gaya antar aksi,

    melalui gaya dispersi (peristiwa menyebarnya zat terlarut di dalam zat

    pelarut) yang kuat. Di sini terjadi peristiwa soluasi, yaitu peristiwa

    partikel- partikel pelarut menyelimuti (mengurung) partikel terlarut.

    Untuk kelarutan cairan- cairan dipengaruhi juga oleh ikatan hidrogen.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    5/40

    5

    b. Padat- cair

    Padatan umumnya memiliki kelarutan terbatas di cairan hal ini

    disebabkan gaya tarik antar molekul zat padat dengan zat padat > zat

    padat dengan zat cair. Zat padat non- polar (sedikit polar) besar

    kelarutannya dalam zat cair yang kepolarannya rendah. Contohnya:

    DDT memiliki struktur mirip CCl4 sehingga DDT mudah larut di dalam

    non- polar (contoh minyak kelapa), tidak mudah larut dalam air (polar).

    c. Gas- cairan

    Ada 2 prinsip yang mempengaruhi kelarutan gas dalam cairan, yaitu:

    y Makin tinggi titik cair suatu gas, makin mendekati zat cair gaya tarikantar molekulnya. Gas dengan titik cair lebih tinggi, kelarutannya

    lebih besar.

    y Pelarut terbaik untuk suatu gas ialah pelarut yang gaya tarik antarmolekulnya sangat mirip dengan yang dimiliki oleh suatu gas.

    Titik didih gas mulia dari atas ke bawah dalam suatu sistem periodik,

    makin tinggi, dan kelarutannya makin besar.

    Pengaruh temperatur (T) dan tekanan (P) terhadap kelarutan, yaitu

    peningkatan temperatur menguntungkan proses endotermis, sebaliknya

    penurunan temperatur menguntungkan proses eksotermis. Proses

    kelarutan zat padat dalam zat cair umumnya berlangsung endoterm

    akibatnya kenaikan temperatur menaikkan kelarutan. Proses kelarutan

    gas dalam cair berlangsung eksoterm akibatnya kenaikan temparatur

    menurunkan kelarutan.

    2. PelarutanMolekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam

    keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen

    murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat

    terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan

    terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini

    memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    6/40

    6

    Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam

    pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat

    larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya

    berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan

    terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah

    maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya

    keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,

    seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat

    (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu)

    sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat,

    walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya

    secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau

    gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik

    terhadap suhu.

    Gambar di bawah menunjukkan tekanan uap larutan ideal sebagai

    fungsi konsentrasi zat terlarut. Tekanan total campuran gas adalah jumlah

    pA dan pB, masing-masing sesuai dengan hukum Raoult.

    Gambar tekanan total dan parsial larutan ideal.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    7/40

    7

    3. Larutan idealBila interaksi antar molekul komponen-komponen larutan sama besar

    dengan interaksi antar molekul komponen-komponen tersebut pada

    keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal.

    Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut

    (cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan.

    Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa

    larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas tertentu. Ciri lain

    larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat

    volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal,

    penjumlahan volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama

    dengan volume larutan. Gambar (a) menunjukkan kurva tekanan uap

    sistem biner dua cairan yang cukup berbeda polaritasnya, aseton Me2CO

    dan karbon disulfida CS2. Dalam hal ini, penyimpangan positif dari hukum

    Raoult (tekanan uap lebih besar) diamati. Gambar (b) menunjukkan

    tekanan uap sistem biner aseton dan khloroform CHCl3. Dalam kasus ini,

    penyimpangan negatif dari hukum Raoult diamati. Garis putus-putus

    menunjukkan perilaku larutan ideal. Peilaku larutan mendekati ideal bila

    fraksi mol komponen mendekati 0 atau 1. Dengan menjauhnya fraksi mol

    dari 0 atau 1, penyimpangan dari ideal menjadi lebih besar, dan kurva

    tekanan uap akan mencapai minimum atau maksimum.

    Gambar tekanan total dan parsial larutan nyata (25C)

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    8/40

    8

    4. Larutan Elektrolit dan NonelektrolitBerdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat bersifat elektrolit

    atau nonelektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut

    larutan yang bersifat elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan

    arus listrik disebut larutan yang bersifat nonelektrolit. Pada larutan

    elektrolit, yang menghantarkan arus listrik adalah ion-ion yang terdapat di

    dalam larutan tersebut. Pada elektroda negatif (katoda) ion positip

    menangkap elektron (terjadi reaksi reduksi), sedangkan pada elektroda

    positip (anoda) ion negative melepaskan elektron (terjadi reaksi oksidasi).

    Jika di dalam larutan tidak terdapat ion, maka larutan tersebut tidak dapat

    menghantarkan arus listrik. Senyawa elektrolit adalah senyawa yang jika

    dilarutkan ke dalam air akan terion (atau terionisasi). Senyawa elektrolit

    dapat dibedakan menjadi senyawa elektrolit kuat dan senyawa elektrolit

    lemah. Senyawa elektrolit kuat adalah senyawa yang di dalam air terion

    sempurna atau mendekati sempurna, sehingga senyawa tersebut semuanya

    atau hampir semua berubah menjadi ion. Senyawa yang termasuk senyawa

    elektrolit kuat adalah:

    a. Asam kuat, contohnya: HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HCLO4

    b. Basa kuat, contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2

    c. Garam, contohnya: NaCl, KCl, MgCl2, KNO3, MgSO4

    Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit kuat adalah ion-

    ion yang bergabung dengan molekul air, sehingga larutan tersebut daya

    hantar listriknya kuat. Hal ini disebabkan karena tidak ada molekul atau

    partikel lain yang menghalangi gerakan ion-ion untuk menghantarkan arus

    listrik, sementara molekul-molekul air adalah sebagai media untuk

    pergerakan ion. Misalnya HCl dilarutkan ke dalam air, maka semua HCl

    akan bereaksi dengan air dan berubah menjadi ion-ion dengan persamaan

    reaksi berikut:

    HCl (g) + H2O ( l ) H3O+

    (aq) + Cl-(aq)

    Reaksi ini biasa dituliskan:

    HCl (aq) H+

    (aq) + Cl-(aq)

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    9/40

    9

    Senyawa elektrolit lemah adalah senyawa yang di dalam air terion

    sebagian atau senyawa tersebut hanya sebagian saja yang berubah menjadi

    ion dan sebagian yang lainnya masih sebagai molekul senyawa yang

    terlarut. Larutan yang terbentuk daya hantar listriknya lemah atau kurang

    kuat karena molekul-molekul senyawa (yang tidak terion) dalam larutan

    tidak dapat menghantarkan listrik, sehingga menghalangi ion-ion yang

    akan menghantarkan listrik. Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit

    lemah adalah:

    a. Asam lemah, contohnya: HF, H2S, HCN, H2CO3, HCOOH, CH3COOH

    b. Basa lemah, contohnya: Fe(OH)3 , Cu(OH)2 , NH3, N2H4, CH3NH2,

    (CH3)2NH

    Misalnya CH3COOH dilarutkan ke dalam air, maka sebagian

    CH3COOH akan terion dengan persamaan reaksi seperti berikut:

    CH3COOH (s) + H2O ( l ) H3O+

    (aq) + CH3COO-(aq)

    CH3COOH yang terion reaksinya biasa dituliskan:

    CH3COOH (aq) H+

    (aq) + CH3COO-(aq)

    Senyawa nonelektrolit adalah senyawa yang di dalam air tidak terion,

    sehingga partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul-

    molekul senyawa yang terlarut. Dalam larutan tidak terdapat ion, sehingga

    larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Kecuali asam atau

    basa, senyawa kovalen adalah senyawa nonelektrolit, contohnya:

    C6H12O6, CO(NH2)2, CH4, C3H8, C13H10O.

    5. Sifat Koligatif LarutanLarutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek

    kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin

    colligare, "mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan

    tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala

    tekanan osmotik. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik

    beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik

    didih pelarut murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat

    terlarut.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    10/40

    10

    a. Tekanan UapTekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya.

    Pada larutan ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu

    larutan melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap

    dari pelarut murni.

    PA= XA . P0A

    PA = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan.

    XA= fraksi mol komponen A.

    P0A= tekanan uap zat murni A.

    Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah

    menguap (tak-atsiri atau nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh

    pelarut, sehingga PA dapat dianggap sebagai tekanan uap pelarut maupun

    tekanan uap larutan.

    b. Titik DidihTitik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya

    menguap. Jika zat terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya

    (titik didih zat terlarut lebih rendah), maka titik didih larutan menjadi lebih

    rendah dari titik didih pelarutnya, atau dikatakan titik didih larutan turun.

    Contohnya larutan etil alkohol dalam air titik didihnya lebih rendah dari

    100 C tetapi lebih tinggi dari 78,3 C (titik didih etil alkohol 78,3 C dan

    titik didih air 100 C). Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (tak-atsiri

    atau nonvolatile) daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih tinggi),

    maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik didih pelarutnya,

    atau dikatakan titik didih larutan naik. Pada contoh larutan etil alkohol

    dalam air tersebut, jika dianggap pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik

    didih larutan juga naik. Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh

    turunnya tekanan uap larutan. Berdasar hukum sifat koligatif larutan,

    kenaikan titik didih larutan dari titik didih pelarut murninya berbanding

    lurus dengan molalitas larutan.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    11/40

    11

    (tb= kb . m

    (tb= kenaikan titik didih larutan.

    kb= kenaikan titik didih molal pelarut.

    m = konsentrasi larutan dalam molal.

    c. Titik BekuPenurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan

    menjadi lebih rendah dari titik beku pelarut murninya. Hukum sifat

    koligatif untuk penurunan titik beku larutan berlaku pada larutan dengan

    zat terlarut atsiri (volatile) maupun tak-atsiri (nonvolatile). Berdasar

    hukum tersebut, penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarut

    murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.

    (tf= kf. m

    (tf= penurunan titik beku larutan.

    kf= penurunan titik beku molal pelarut.

    m = konsentrasi larutan dalam molal.

    d. Tekanan OsmosisPeristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran

    semipermeabel dan masuk ke dalam larutan disebut osmose. Tekanan

    osmosis larutan adalah tekanan yang harus diberikan pada larutan untuk

    mencegah terjadinya osmosis (pada tekanan 1 atm) ke dalam larutan

    tersebut. Hampir mirip dengan tekanan pada gas ideal, pada larutan ideal,

    besarnya tekanan osmosis berbanding lurus dengan konsentrasi zat

    terlarut.

    = n.R.T =M.R.T

    V

    p=

    tekanan osmose (atm).n = jumlah mol zat terlarut (mol).

    R= tetapan gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K

    T = suhu larutan (K).

    V = volume larutan (L).

    M= molaritas (M= mol/L).

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    12/40

    12

    Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan

    osmosis, maka pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran

    semipermeabel. Peristiwa ini disebut osmosis balik (reverse osmosis),

    misalnya pada proses pengolahan untuk memperoleh air tawar dari air laut.

    Contoh larutan Zat terlarut

    Gas Cairan Padatan

    Pelarut

    Gas Udara (oksigen

    dan gas-gas

    lain dalamnitrogen)

    Uap air di udara

    (kelembapan)

    Bau suatu zat

    padat yang timbul

    dari larutnyamolekul padatantersebut di udara

    Cairan Air

    terkarbonasi(karbon

    dioksida dalam

    air)

    Etanol dalam air;

    campuranberbagai

    hidrokarbon

    (minyak bumi)

    Sukrosa (gula)

    dalam air; natriumklorida (garam

    dapur) dalam air;

    amalgam emasdalam raksa

    Padatan Hidrogen larut

    dalam logam,

    misalnyaplatina

    Air dalam arang

    aktif; uap air

    dalam kayu

    Aloi logam seperti

    baja dan

    duralumin

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    13/40

    13

    B. KoloidKoloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau

    lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase

    terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium

    pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.

    Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal

    dari suatu partikel.

    Keadaan koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi

    dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7

    sampai dengan 10-4

    cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan

    keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau

    molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan

    bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau

    lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar

    seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga

    molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800

    s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7

    .

    Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam

    medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa

    zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat

    dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

    1. Sol (fase terdispersi padat)- Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat.

    Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam.

    ySol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair.Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat.

    ySol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas.Contoh: debu di udara, asap pembakaran.

    2. Emulsi (fase terdispersi cair)yEmulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat.

    Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    14/40

    14

    yEmulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair.Contoh: susu, mayones, krim tangan.

    yEmulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas.Contoh: hairspray dan obat nyamuk.

    3. Buih (fase terdispersi gas)- Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.

    Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam.

    - Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair.

    Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun.

    Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium

    pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan.

    a. Sifat Koloidy Gerak Brown

    Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa

    bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika

    kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat

    bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.

    Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu

    zat senantiasa bergerak.

    Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas,

    atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid

    dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-

    partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid

    itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh

    karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi

    cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan

    yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi

    gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid,

    semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar

    ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal

    ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    15/40

    15

    tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga

    dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka

    semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium

    pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase

    terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin

    rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

    y Efek TyndallEfek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh

    partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul

    koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall

    (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu

    disebut efek tyndall.

    Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena

    sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya,

    maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan

    pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu

    terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel

    yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut.

    Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil

    sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

    y Adsorpsi - AbsorpsiAdsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa

    lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya

    permukaan partikel. Dimana partikel-partikel sol padat ditempatkan

    dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut

    akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Beda halnya

    dengan absorpsi. Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel

    ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di dalam

    sol padat tersebut. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk

    mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral

    atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    16/40

    16

    yang sangat luas. Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif

    karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan

    negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

    1. Muatan Koloid SolSifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel

    koloid memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya

    tolak menolak antar partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung

    sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara

    keseluruhan bersifat netral. Contohnya sumber muatan koloid, kestabilan

    koloid, lapisan bermuatan ganda, elektroforesis koloid sol, koagulasi,

    kolois liofil dan liofob.

    a. SumberMuatan Koloid SolPartikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara,

    yaitu : Proses adsorpsi, partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel

    bermuatan dari fase pendispersinya. Jenis muatan tergantung dari jenis

    partikel yang bermuatan. Partikel sol Fel (OH)3 kemampuan untuk

    mengadsorpsi kation dari medium pendisperinya sehingga bermuatan

    positif, sedangkal partikel sol As2S3 mengadsorpsi anion dari medium

    pendispersinya sehingga bermuatan negatif. Sol AgCI dalam medium

    pendispersi dengan kation Ag+

    berlebihan akan mengadsorpsi Ag+

    sehingga bermuatan positif. Jika anion CI-

    berlebih, maka sol AgCI

    akan mengadsorpsi ion CI-sehingga bermuatan positif.

    b. Kestabilan KoloidTerdapat beberapa gaya pada sistem koloid yang menentukan

    kestabilan koloid. Gaya pertama ialah gaya tarik menarik yang

    dikenal dengan gaya London Van der Waals. Gaya ini menyebabkan

    partikel partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan akhirnya

    mengendap. Gaya kedua ialah gaya tolak menolak. Gaya ini terjadi

    karena pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan sama.

    Gaya tolak menolak tersebut akan membuat dispersi koloid menjadi

    stabil. Gaya ketiga ialah gaya tarik menarik antara partikel koloid

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    17/40

    17

    dengan medium pendispersinya. Terkadang, gaya ini dapat

    menyebabkan terjadinya agregasi partikel koloid dan gaya ini juga

    dapat meningkatkan kestabilan sistem koloid secara keseluruhan.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah muatan

    permukaan koloid. Besarnya muatan pada permukaan partikel

    dipengaruhi oleh konsentrasi elektrolit dalam medium pendispersi.

    Penambahan kation pada permukaan partikel koloid yang bermuatan

    negatif akan menetralkan muatan tersebut dan menyebabkan koloid

    menjadi tidak stabil. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam

    bentuk koloid untuk penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk

    itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling

    koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung. Contoh:

    gelatin pada sol Fe(OH)3.

    Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu

    zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi.

    Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.

    c. Lapisan Bermuatan gandaPada awalnya, partikel-partikel koloid mempunyai muatan yang

    sejenis yang didapatkannya dari ion yang diadsorpsi dari medium

    pendispersinya. Apabila dalam larutan ditambahkan larutan yang

    berbeda muatan dengan system koloid, maka sistem koloid itu akan

    menarik muatan yang berbeda tersebut sehingga membentuk lapisan

    ganda.

    Lapisan pertama ialah lapisan padat di mana muatan partikel koloid

    menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dari medium pendispersi.

    Sedangkan lapisan kedua berupa lapisan difusi dimana muatan dari

    medium pendispersi terdifusi ke partikel koloid. Model lapisan

    berganda tersebut dijelaskan pada lapisan ganda Stern. Adanya lapisan

    ini menyebabkan secara keseluruhan bersifat netral.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    18/40

    18

    d. ElektroforesisElektroforesis adalah suatu proses untuk menghitung berpindahnya

    ion atau partikel koloid bermuatan dalam medium cair yang

    dipengaruhi oleh medan listrik. Yaitu, pergerakan partikelpartikel

    koloid dalam medan listrik ke masingmasing elektrode. Prinsip kerja

    elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap hasil industri

    dengan alat Cottrell.

    e. KoagulasiKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk

    endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi

    membentuk koloid. Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:

    yMekanik. Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginanatau pengadukan cepat.

    yKimia. Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).Contoh: susu + sirup masam > menggumpal

    lumpur + tawas > menggumpal

    Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang

    berlawanan. Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan

    menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.

    f. Koloid Liofil dan LiofobBerdasarkan sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium

    pendispersinya, kita mengenal dua macam koloid. Koloid liofil yaitu

    koloid yang senang cairan. Partikel koloid akan mengadsorpsi

    molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel

    koloid itu. Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar.

    Koloid liofob yaitu koloid yang benci cairan. Partikel koloid tidak

    mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida

    dan sol logam.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    19/40

    19

    Ciri-ciri koloid liofil dan liofob

    Liofil Liofob

    yDapat dibuat langsung denganmencampurkan fase terdispersi

    dengan medium terdispersinya.

    yMempunyai muatan yang kecilatau tidak bermuatan.

    yPartikel-partikel sol liofilmengadsorpsi medium

    pendispersinya. Terdapat

    proses solvasi/ hidrasi, yaituterbentuknya lapisan medium

    pendispersi yang teradsorpsi disekeliling partikel sehingga

    menyebabkan partikel sol liofiltidak saling bergabung.

    yViskositas sol liofil >viskositas medium pendispersi.

    yTidak mudah menggumpaldengan penambahan elektrolit.

    yReversibel, artinya faseterdispersi sol liofil dapatdipisahkan dengan koagulasi,

    kemudian dapat diubahkembali menjadi sol dengan

    penambahan medium

    pendispersinya.

    yMemberikan efek Tyndall yanglemah.

    yDapat bermigrasi ke anode,katode, atau tidak bermigrasisama sekali.

    yTidak dapat dibuat hanyadengan mencampur fase

    terdispersi dan mediumpendisperinya.

    yMemiliki muatan positif ataunegatif

    yPartikel-partikel sol liofob tidakmengadsorpsi medium

    pendispersinya.Muatan partikeldiperoleh dari adsorpsi partikel-

    partikel ion yang bermuatanlistrik.

    yViskositas sol hidrofob hampirsama dengan viskositas medium

    pendispersi.

    yMudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karenamempunyai muatan.

    yIrreversibel artinya sol liofobyang telah menggumpal tidakdapat diubah menjadi sol.

    yMemberikan efek Tyndall yangjelas.

    yAkan bergerak ke anode ataukatode, tergantung jenis muatan

    partikel.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    20/40

    20

    2. Koloid Emulsia. Emulsi Padat

    Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat, dapat juga

    dianggap sebagai hasil bentukkan dari penggumpalan sebagian sol cair.

    Partikel-partikel sol akan bergabung untuk membentuk suatu rantai

    panjang pada proses penggumpalan ini. Rantai tersebut akan saling

    bertaut sehingga membentuk suatu struktur padatan di mana medium

    pendispersi cair terperangkap dalam lubang-lubang struktur tersebut.

    Sehingga, terbentuklah suatu massa berpori yang semi-padat dengan

    struktur gel. Ada dua jenis gel, yaitu:

    y Gel ElastisKarena ikatan partikel pada rantai adalah adalah gaya tarik-

    menarik yang relatif tidak kuat, sehingga gel ini bersifat elastis.

    Maksudnya adalah gel ini dapat berubah bentuk jika diberi gaya

    dan dapat kembali ke bentuk awal bila gaya tersebut ditiadakan.

    Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol iofil yang cukup

    pekat. Contoh gel elastis adalah gelatin dan sabun.

    y Gel Non-elastisKarena ikatan pada rantai berupa ikatan kovalen yang cukup kuat,

    maka gel ini dapat bersifat non-elastis. Maksudnya adalah gel ini

    tidak memiliki sifat elastis, gel ini tidak akan berubah jika diberi

    suatu gaya. Salah satu contoh gel ini adalah gel silika yang dapat

    dibuat dengan reaksi kia; menambahkan HCl pekat ke dalam

    larutan natrium silikat, sehingga molekul-molekul asam silikat

    yang terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk gel silika.

    b. Emulsi GasEmulsi gas dapat disebut juga aerosol cair yang adalah emulsi

    dalam medium pendispersi gas. Pada aerosol cair, seperti; hairspray

    dan obat nyamuk dalam kemasan kaleng, untuk dapat membentuk

    sistem koloid atau menghasilkan semprot aerosol yang diperlukan,

    dibutuhkan bantuan bahan pendorong/ propelan aerosol, anatar lain;

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    21/40

    21

    CFC (klorofuorokarbon atau Freon). Aerosol cair juga memiliki sifat-

    sifat seperti sol liofob; efek Tyndall, gerak Brown, dan kestabilan

    denganmuatan partikel. Contoh: dalam hutan yang lebat, cahaya

    matahari akan disebarkan oleh partikel-partikel koloid dari sistem

    koloid kabut merupakan contoh efek Tyndall pada aerosol cair.

    c. Emulsi CairEmulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak

    dapat saling melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar dan zat cair

    non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar)

    dan zat lainnya, minyak (zat cair non-polar). Emulsi cair itu sendiri

    dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: emulsi minyak dalam air

    (contoh: susu yang terdiri dari lemak yang terdispersi dalam air,jadi

    butiran minyak di dalam air), atau emulsi air dalam minyak (contoh:

    margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak, jadi

    butiran air dalam minyak).

    Sifat-sifat emulsi yang penting untuk kita ketahui adalah:

    y DemulsifikasiKestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemansan,

    proses sentrifugasi, pendinginan, penambahan elektrolit, dan

    perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau sedimentasi

    dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita

    jumpai pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan emulsi ini

    rusak,maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk

    krim. Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam

    minyak; apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel

    air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan proses ini adalah:

    penggunaan proses demulsifikasi dengan penmabahan elektrolit

    untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan

    penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat

    (CH3COOH).

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    22/40

    22

    y PengenceranDengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya,

    emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase terdispersi yang

    dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan

    terpisah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis

    emulsi.

    Sifat-sifat gel yang penting untuk kita ketahui adalah:

    y HidrasiGel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat diubah

    kembali ke bentuk awalanya, tetapi sebaliknya, gel elastis yang

    terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis dengan

    menambahkan zat cair.

    y MengembungGel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air

    apabila dicelupkan ke dalam zat cair. Sehingga volum gel akan

    bertambah dan menggembung.

    y SineresisGel anorganik akan mengerut bila dibiarkan dan diikuti

    penetesan pelarut, dan proses ini disebut sineresis.

    y TiksotropiBeberapa gel dapat diubah kembali menjadi sol cair apabila

    diberi agitasi atau diaduk. Sifat ini disebut tiksotropi.

    Contohnya adalah gel besi oksida, perak oksida, dan

    sebagainya.

    3. Koloid Buiha. Buih Padat

    Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan

    denganmedium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat

    diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padat

    yang kita ketahui:

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    23/40

    23

    - Roti. Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibatdalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari

    tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilimgi

    gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih

    padat.

    - Batu apung. Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, makaterbentuklah batu apung.

    - Styrofoam. Memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara,serta medium pendisperasi polistirena.

    b. Buih CairBuih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan

    dengan medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada

    umumnya berupa udara atao karbondioksida yang terbetuk dari

    fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih

    (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat

    gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.

    Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem

    kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada

    daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid

    berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak

    beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan

    oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair

    lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti

    bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah

    polihedral. Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena:

    -Pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, disebabkankerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda.

    -Terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas

    menjadi lebih besar.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    24/40

    24

    -Rusaknya film antara dua gelembung gas. Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil,

    maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya

    tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka

    akan terjadi deformasi.

    Contoh-contoh buih cair yang kita ketahui adalah:

    -Buih hasil kocokan putih telur. Karena udara di sekitar putih telurakan teraduk dan menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan

    glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri

    untukmembentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur

    yang dikocok akan mengembang.

    -Buih hasil akibat pemadam kebakaran. Alat pemadam kebakaranmengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat,

    serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan

    membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    25/40

    25

    C. SuspensiSuspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut

    yang terdispersi dalam fase cair.

    Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang

    terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan

    ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket

    sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi

    dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang

    harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera

    sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut Untuk Suspensi Oral

    Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang

    terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.

    Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai lotion termasuk dalam

    kategori ini.

    Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel

    halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.

    Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-

    partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.

    Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak

    menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensi obat mata tidak boleh

    digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.

    Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam

    medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam

    larutan spinal .

    Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan

    bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua

    persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang

    sesuai.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    26/40

    26

    a. Stabilitas SuspensiSalah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi

    adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga

    homogenitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan

    untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi

    stabilitas suspensi ialah :

    1. Ukuran PartikelUkuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel

    tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan

    antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas

    penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan

    keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran

    partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang

    sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan

    keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk

    mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat

    dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.

    2. Kekentalan (viskositas)Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari

    cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin

    turun (kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi

    pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan

    demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari

    partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat

    bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan

    mudah dikocok dan dituang. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum

    STOKES .

    d2

    ( ( - (0 ) g

    V = -------------------------

    L

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    27/40

    27

    Keterangan: V = kecepatan aliran

    d = diameter dari partikel

    ( = berat jenis dari partikel

    (0 = berat jenis cairan

    g = gravitasi

    L = viskositas cairan

    3. Jumlah Partikel (konsentrasi)Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,

    maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas

    karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.

    Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat

    tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar

    kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.

    4. Sifat / Muatan Partikel

    Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa

    macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan

    demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang

    menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karenasifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat

    mempengaruhinya.

    Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi

    suspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap

    terdistribusi merata. Bila partikel mengendap mereka akan mudah

    tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang

    mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu

    kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya membentuk

    compacted cake dan peristiwa ini disebut caking.

    Kalau dilihat dari faktor-faktor tersebut diatas, faktor konsentrasi dan

    sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat

    diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    28/40

    28

    dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat

    diubah atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas.

    Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan

    mixer, homogeniser, colloid milldan mortir. Sedangkan viskositas fase

    eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang

    dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering

    disebut sebagai suspending agent(bahan pensuspensi), umumnya

    bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid). Bahan

    pensuspensi atau suspending agentdapat dikelompokkan menjadi dua,

    yaitu :

    y Bahan Pensuspensi dari AlamBahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom /

    hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air

    sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir.

    Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut

    bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan

    mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi

    bakteri. Hal ini dapat dibuktikan dengan suatu percobaan :

    - Simpan 2 botol yang berisi mucilago sejenis .- Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian

    keduanya disimpan ditempat yang sama.

    - Setelah beberapa hari diamati ternyata botol yang ditambahdengan asam dan dipanaskan mengalami penurunan viskositas

    yang lebih cepat dibanding dengan botol tanpa pemanasan.

    Termasuk golongan gom adalah :

    y Akasia (pulvis gummi arabici )Didapat sebagai eksudat tanaman acasia sp, dapat larut dalam

    air, tidak larut dalam alkohol, bersifat asam. Viskositas optimum

    dari mucilagonya antara pH 5 9. Dengan penambahan suatu zat

    yang menyebabkan pH tersebut menjadi diluar 5 9 akan

    menyebabkan penurunan viskositas yang nyata.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    29/40

    29

    Mucilago gom arab dengan kadar 35 % kekentalannya kira-kira

    sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri

    sehingga dalam suspensi harus ditambahkan zat pengawet (

    preservative).

    y ChondrusDiperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigartina

    mamilosa, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, bersifat

    alkali. Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang banyak dipakai

    oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat dari

    saccharida, mudah dirusak oleh bakteri, jadi perlu penambahan

    bahan pengawet untuk suspensi tersebut.

    y TragacanthMerupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera.

    Tragacanth sangat lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat

    hidrasi biasanya dilakukan pemanasan, Mucilago tragacanth lebih

    kental dari mucilago dari gom arab. Mucilago tragacanth baik

    sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.

    y AlginDiperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Dalam

    perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni natrium

    alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah mengalami

    fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan

    bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent

    umumnya 1-2 %.

    Termasuk golongan bukan gom adalah:

    Suspending agentdari alam bukan gom adalah tanah liat.Tanah liat

    yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi

    ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liat

    dimasukkan ke dalam air mereka akan mengembang dan mudah

    bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    30/40

    30

    Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah

    sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik. Sifat ketiga tanah

    liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut

    kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran

    suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak

    dipengaruhi oleh suhu / panas dan fermentasi dari bakteri, karena

    bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan

    karbohidrat.

    Termasuk bahan pensuspensi sintetis adalah

    y Derivat selulosaTermasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa

    (methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil

    selulosa. Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka /

    nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan

    kemampuan menambah viskositas dari cairan yang dipergunakan

    untuk melarutkannya. Semakin besar angkanya berarti

    kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh

    usus halus dan tidak beracun , sehingga banyak dipakai dalam

    produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi

    juga digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur /

    disintregator dalam pembuatan tablet.

    y Organik polimerYang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol

    934 (nama dagang suatu pabrik) .Merupakan serbuk putih bereaksi

    asam, sedikit larut dalam air,tidak beracun dan tidak mengiritasi

    kulit, serta sedikit pemakaiannya.Sehingga bahan tersebut banyak

    digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh

    viskositas yang baik diperlukan kadars 1 %. Carbophol sangat

    peka terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut akan

    mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    31/40

    31

    b. Metode Pembuatan Suspensi1. Metode dispersi

    Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago

    yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan. Perlu diketahui bahwa

    kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam

    vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan

    pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara

    sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi

    tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan

    medium. Bila sudut kontak s 90o serbuk akan mengambang diatas

    cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk

    menurunkan tegangan antar muka antara partikel zat padat dengan

    cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent.

    2. Metode praesipitasi.Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut

    organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut

    organik diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan

    terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.

    Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan

    polietilenglikol

    c. Sistem Pembentukan Suspensi1. Sistem flokulasi

    Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat

    mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah

    tersuspensi kembali

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    32/40

    32

    2. Sistem deflokulasiDalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan

    dan akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya

    terbentukcake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.

    Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi

    adalah :

    y Deflokulasi :- Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.- Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel

    mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal

    - Sedimen terbentuk lambat- Akhirnya sedimen akan membentukcake yang keras dan sukar

    terdispersi lagi

    - Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalamwaktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas

    berkabut.

    y Flokulasi :- Partikel merupakan agregat yang bebas.- Sedimentasi terjadi cepat.- Sedimen terbentuk cepat.- Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah

    terdispersi kembali seperti semula

    - Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadicepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.

    d. Formulasi SuspensiMembuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori yaitu:

    1. Penggunaan structured vehicle untuk menjaga partikel deflokulasidalam suspensi structured vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti

    tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    33/40

    33

    2. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipunterjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah

    disuspensikan kembali. Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :

    - Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium- Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit,

    surfaktan atau polimer.

    - Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.- Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap,

    maka ditambahstructured vehicle

    - Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalamstructured vehicle

    Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan

    elektrolit, surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan

    positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan

    sebaliknya. Contohnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan

    positif digunakan zat pemflokkulasi yang bermuatan negatif yaitu

    kalium fosfat monobase. Suspensi sulfamerazin yang bermuatan

    negatif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu

    AlCl3 (Aluminium trichlorida)

    Bahan Pengawet

    Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah

    stabilitas suspensi, antara lain penambahan bahan pengawet. Bahan ini

    sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid

    alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri. Sebagai bahan

    pengawet dapat digunakan butil p. Benzoat (1 : 1250), etil benzoat (1 : 500

    ), propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin s 1 %. Disamping itu

    banyak pula digunakan garam komplek dari merkuri untuk pengawet,

    karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik dan tidak iritasi.

    Misalnyafenil mercuri nitrat, fenil mercuri chlorida,fenil mercuri asetat.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    34/40

    34

    e. Penilaian Stabilitas Suspensi1. Volume sedimentasi

    Adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap

    volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.

    F =

    o

    u

    V

    V

    2. Derajat flokulasi

    Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi

    (Vu) terhadap volume sedimen akhir suspensi deflokulasi ( Voc)

    Derajat Flokulasi =

    Voc

    Vu

    3. Metode reologiBerhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas,

    membantu menentukan perilaku pengendapan, mengaturvehicle dan

    susunan partikel untuk tujuan perbandingan

    4. Perubahan ukuran partikel

    Digunakan caraFreeze thaw cyclingyaitu temperatur diturunkan

    sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan

    cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak

    terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    35/40

    35

    Tabel perbandingan sifat antara larutan, koloid dan suspensi

    bandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    36/40

    36

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    37/40

    37

    BAB III

    PENUTUP

    A. KesimpulanLarutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat

    yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,

    sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam

    larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam

    larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran

    zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Ada

    2 reaksi dalam larutan yaitu eksoterm dan endoterm. Konsentrasi larutan ialah

    menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam

    larutan. Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif.

    Ada tiga konsep melarut yaitu caira-cairan, padat-cair dan gas-cairan.

    Pelarutan adalah proses tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan

    tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Larutan ideal

    adalah interaksi antar molekul komponen-komponen larutan sama besar

    dengan interaksi antar molekul komponen-komponen tersebut pada keadaan

    murni, terbentuklah suatu idealisasi. Berdasarkan daya hantar listriknya,

    larutan dapat bersifat elektrolit atau nonelektrolit. Larutan yang dapat

    menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat elektrolit. Larutan

    yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat

    nonelektrolit. Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung

    pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif

    Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau

    lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase

    terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium

    pendispersi/ pemecah). Keadaan koloid adalah suatu campuran berfasa dua

    yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi

    berkisar antara 10-7

    sampai dengan 10-4

    cm. Fase terdispersi dan medium

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    38/40

    38

    pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Sifat-sifat koloid yaitu gerak

    brown, efek tyndall dan adsorpsi-absorpsi. Sistem koloid secara keseluruhan

    bersifat netral. Contohnya sumber muatan koloid, kestabilan koloid, lapisan

    bermuatan ganda, elektroforesis koloid sol, koagulasi, kolois liofil dan liofob.

    Yang termasuk koloid emulsi adalah emulsi padat, gas dan cair. Sifat-sifat gel

    yang penting untuk kita ketahui adalah hidarasi, mengembung, sineresis dan

    tiksotropi. Koloid buih dibedakan menjadi dua yaitu buih padat dan cair.

    Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut

    yang terdispersi dalam fase cair.

    Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang

    terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan

    ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket

    sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi

    dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang

    harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera

    sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut Untuk Suspensi Oral.

    Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang

    terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.

    Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai lotion termasuk dalam

    kategori ini. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-

    partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.

    Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-

    partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.

    Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak

    menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensi obat mata tidak boleh

    digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.

    Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium

    cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan

    spinal . Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering

    dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang

    memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    39/40

    39

    pembawa yang sesuai. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi

    ialah ukuran partikel, kekentalan / viksositas, jumlah partikel dan sifat muatan.

    suspending agentdikelompokkan menjadi dua yaitu pensuspensi alam dan

    sintetis. Metode pembuatan suspensi ada dua yaitu metode dispersi dan

    praesipitasi. Sistem pembentukan suspensi ada dua yaitu sistem flokulasi dan

    deflokulasi. Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori

    yaituPenggunaanstructured vehicle untuk menjaga partikel deflokulasi dalam

    suspensi structured vehicle sertapenggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk

    membentuk flok. Penilaian stabilitas suspensi ada empat yaitu volume

    sedimentasi, derajat flokulasi, metode reologi dan perubahan ukuran partikel.

    B. SaranSupaya persiapan dan pembelajaran materi tentang larutan, koloid dan

    suspensi memperoleh hasil yang maksimal diperlukan kedsiplinan, keuletan

    dan semangat pantang menyerah dalam belajar dan mencari referensi dari

    buku-buku, jurnal dan internet supaya ketika dalam proses praktikum bisa

    mendapatkan hasil yang maksimal serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat

    khususnya dalam bidang kimia yang menjadi salah satu dari ilmu-ilmu yang

    dipelajari dibidang kehutanan.

  • 8/7/2019 BAB I kimia.

    40/40

    DAFTARPUSTAKA

    PGRI, forum. Bahan Ajar Kimia Jakarta 3 Februari 2008 akses internet

    www.psb-psma.org tanggal 15 Maret 2011

    NN. Pengertian Larutan NT akses internet www.id.wikipedia.org/wiki/Larutan

    tanggal 15 Maret 2011

    Takeuchi, Yoshito. Materi Kimia, Cairan dan Larutan Jakarta 11 Agustus 2008

    akses internet www.chem-is-try.org tanggal 15 Maret 2011

    OPINI. Kimia Larutan Jakarta 18 Desember 2009 akses internet

    www.edukasi.kompasiana.com tanggal 15 Maret 2011

    Nabilah. Koloid dan Suspensi Bandung 9 Mei 2008 akses

    internet www.nabilahfairest.multiply.com tanggal 15 Maret 2011

    Dkk, Ratna. Materi Kimia Koloid Jakarta 19 April 2009 akses internet

    www.chem-is-try.org tanggal 15 Maret 2011

    Nuraini. Koloid, Suspensi, dan larutan Kimia Bandung 16 Mei 2009 akse

    internet www.nuranimahabbah.wordpress.com tanggal 15 maret 2011

    Andre. Emulsi dan Suspensi Semarang 23 Mei 2009 akses internet

    www.andre774158.wordpress.com tanggal 15M

    aret 2011Dinda. Suspensi Jakarta 28 Agustus 2008 akses internet

    www.medicafarma.blogspot.com tanggal 15 Maret 2011