Ketosis Kelompok 3 Paper Pigm

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/26/2018 Ketosis Kelompok 3 Paper Pigm

    1/3

    Ketosis kelompok 3

    Ketosis merupakan salah satu penyakit yang sering

    terjadi di sapi perah. Ketosis terjadi akibat kekurangan

    glukosa di dalam darah dan tubuh. Peristiwa ini biasanya

    sering terjadi pada sapi yang bunting tua (masa kering) atau

    sapi-sapi habis melahirkan (Masa awal laktasi) dengan

    produksi susu yang tinggi.

    Pada masa kebuntingan tua kebutuhan akan glukosa

    meningkat karena glukosa pada masa itu sangat dibutuhkan

    untuk perkembangan pedet dan persiapan kelahiran.

    Sedangkan pada masa awal laktasi glukosa dibutuhkan sekali

    untuk pembentukan Laktosa (gula susu) dan lemak, sehingga

    jika asupan karbohidrat dari pakan kurang maka secara

    fisiologis tubuh akan berusaha mencukupinya dengan cara

    glukoneogenesis yang biasanya dengan membongkar

    asamlemak dalam hati. Efek samping dari pembongkaran

    asam lemak di hati untuk di dapatkan hasil akhir glukosa akan

    meningkatkan juga hasil samping yang disebut benda2 keton

    (acetone, acetoacetate, -hydroxybutyrate (BHB)) dalamdarah.

    GK

    awalnya biasanya hewan akan mengalamipenurunan nafsu makan lebih dari 2 atau 5 hari,

    malas bergerak kaki gemetar, jalan sempoyongan atau bahkan tidak kuat berdiri. Pengeluaran benda2 keton bisa dideteksi dengan

    adanya bau khas keton pada urine, susu atau dari

    nafas sapi yang menderita.

    Gejala gangguan syaraf kadang-kadang dapatterlihat, ditandai dengan sering menjilat, memakan

    benda2 asing disekitarnya

    kadang kala bisa mengalami kebutaanPatogenesa

    Propionat merupakan sumber glukosa pada ruminansia, yang

    akan masuk jalan utama glukoneogenesis melalui siklus asam

    sitrat, setelah diubah menjadi succinyl-CoA. Bila ransum

    kekurangan bahan yang dapat menghasilkan propionat, maka

    g1ukoneogenesis dapat terjadi dari asam 1emak atau proteintubuh.

    Dalam keadaan normal pada ruminansia konsentrasi

    badan-badan keton hanya sedikit per 100 ml plasma darah,

    selama hypoglikemia dan meningkatnya mobi1isasi lemak

    maka konsentrasi badan-badan keton di atas 10 mg/100 ml

    darah.

    Pada saat tubuh kekurangan glukosa, maka asam lemak

    bebas dalam jumlah besar akan dilepas oleh jaringan lemak,

    sehingga hati akan memecahkan asam lemak bebas dalam

    jumlah yang lebih besar. Asam lemak bebas yang dimobi1isasi

    dari jaringan lemak merupakan sumber energi yang

    diperlukan oleh jaringan, yang bisanya didapat dari glukosa,

    Dalam keadaan normal asam lemak dioksidasi dalam hati

    menjadi acetyl-CoA. Acetyl-CoA kemudian dimetabolisir

    menjadi air dan CO2 dengan mengbasi1kan ATP.

    Bila kekurangan glukosa maka maka asam lemak yang

    dipecah oleh hati akan lebih besar. Hal ini akan menyebabkan

    terlampauinya kemampuan hati untuk mengoksidasi semua

    acetyl-CoA, Salah satu jalan bagi acetyl-CoA yang tertimbun

    dengan cepat ini adalah pembentukan (membentuk) badan-

    badan keton yang khususnya terjadi di hati.

    Sebagian acetyl-CoA ini diubah menjadi acetoacetyl-CoA

    dan selanjutnya menjadi asam acetoacetat, Asam acetoacetat

    ini menga1ami reduksi menjadi asam betahydroksibutiratatau mengalami dekarboksilasi menjadi aceton. Karena tidak

    seimbang antara pembentukan dan penggunaannya maka

    terjadi ketosis. Ketosis terjadi karena pembentukan badan-

    badan keton yang berlebihan dalam hati dan berkurangnya

    penggunaan badan-badan keton oleh jaringan ektrahepatik

    merupakan faktor yang menentukan.

    Ketosis dapat juga terjadi karena pada suatu saat hijauan

    yang diberikan berupa silase yang mempunyai kadar asam

    butirat tinggi, pemberian silase dengan kadar butirat tinggi

    akan menyebabkan terjadinya ketonuria dan acetonemia.

    Diagnosis

    Dengan melihat gejala klinis pada sapi2 yang

    menderita, pemeriksaan adanya pengeluaran benda2 keton

    pada susu, urine dan nafas serta pemeriksaan kadar keton

    pada urine, susu atau darah. Pemeriksan cepat benda2

    keton untuk dilapangan biasanya menggunakan dipstick.

    Terapi atau Pengobatan

    Pada intinya terapi yang dilakukan adalah untuk

    mengembalikan kadar gula dalam darah ke level normal

    dan mengurangi kadar keton. Terapi yang dapatdilakukan adalah pemberian infus larutan Glukosa 50%

    sebanyak 500ml, Propylene Glycol 250-400 g/dosis, PO

    2x sehari. Injeksi Glukokortikoid (Dexametason) 5-20

    mg/dosis, IM. Ada juga yang menyarankan dengan terapi

    insulin 150-200 IU/hari, IM.

    Penanggulangan dan Pencegahan Ketosis

    Untuk mencegah terjadinya ketosis pada sapi perah

    yaitu dengan mengontrol makanan dan management yang

    baik. Caranya yaitu :

    1. Tidak memberikan bahan yang mengandung lemakyang berlebihan pada saat setelah melahirkan.

    2. Meningkatkan pemberian konsentrat setelahmelahirkan

    3. Memberikan hijauan yang berkualitas baik minimal1/3 dari total bahan kering ransum.

    4. Jangan mengubah secara tiba-tiba susunan ransum.5. Menghindari pemberian hay dan silase yang tinggi

    asam butiratnya.

    6. Memonitor kondisi keotik setiap minggu denganmengetes susu, memberi makan propylene glikoluntuk sapi-sapi yang mudah kena ketosis.

    7. Menyeleksi sapi-sapi ysng sehat dan mempunyainafsu makan yang baik.

    8. Menyediakan batas maksimum konsumsi energi danmenghindari ternak dari stress

  • 5/26/2018 Ketosis Kelompok 3 Paper Pigm

    2/3

  • 5/26/2018 Ketosis Kelompok 3 Paper Pigm

    3/3