70
KEPERAWATAN DASAR SECARAUMUM” Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Menurut Ali (1997) Proses Keperawatan adalah metode Asuhan Keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan (evaluasi). Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu: Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi Kebutuhan rasa aman dan perlindungan Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki Kebutuhan akan harga diri Kebutuhan aktualisasi diri Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Asuhan Keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.

Keperawatan Dasar Secaraumum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KEP

Citation preview

Page 1: Keperawatan Dasar Secaraumum

KEPERAWATAN DASAR SECARAUMUM”Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.

Menurut Ali (1997) Proses Keperawatan adalah metode Asuhan Keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan (evaluasi).

Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu:

  Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi

  Kebutuhan rasa aman dan perlindungan

  Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki

  Kebutuhan akan harga diri

  Kebutuhan aktualisasi diri

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Asuhan Keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.

Dalam aturan pembuatan angka kredit perawat, salah satu hal yang perlu diuraikan lebih detil adalah tentang kategori tindakan perawat. Di sana disebutkan, tentang Tindakan Keperawatan Dasar dan Tindakan Keperawatan Komplek. Masing masing kelompok masih terbagi lagi menjadi kategori 1,2,3 dan 4. Memang sangat rumit dan tidak erdefinisikan dengan baik, karena memang tidak menggunakan bahasa standar perawat. Tapi walau begitu, karena pedoman yang digunakan saat ini adalah pedoman itu, maka saya akan coba tuliskan dalam tulisan ini. Lain waktu akan saya bandingkan dengan yang menggunakan SNL (Standar Bahasa Keperawatan).

Tindakan Keperawatan Dasar Kategori I

Menyiapkan dahak untuk pemeriksaan

Page 2: Keperawatan Dasar Secaraumum

Menyiapkan hapusan tenggorok dan hidung

Menyiapkan hapusan mata

Meyiapkan hasil biopsi untuk pemeriksaan

Menyiapkan cairan luka (pus) untuk pemeriksaan)

Membersihkan tempat tidur

Membuat larutan sabun

membuat larutan lysol

Membuat larutan saflon

Mencuci tangan dengan cara biasa

Mencuci tangan dengan cara desinfeksi

Mencucui tangan dengan cara steril

Desinfeksi

Sterilisasi

Memelihara peralatan dari logam

Memelihara peralatan dari gelas

Memelihara peralatan dari karet

Menimbang berat badan

Menolong memberikan urinal

Memberikan obat melalui kulit

Meneteskan obat tetes hidung

Memberikan obat melalui selaput lendir saluran pencernaan

Pengambilan urine biasa

Memasang manset

Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 2

Memberikan obat tetes mata

Memberikan obat mata

Irigasi mata

Page 3: Keperawatan Dasar Secaraumum

Pemberian obat tetes telinga

Pemberian obat tetes hidung

Pemberian obat supositoria melalui anus

Menyiapkan alat untuk mengumbah lambung

Menyiapkan alat untuk mengumbah kandung kemih

Menyiapkan cairan otak untuk pemeriksaan

Menyiapkan cairan lambung

Menyiapkan cairan rongga pleura

Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan kesehatan individu

Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan kesehatan keluarga

Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan kesehatan kelompok

Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan kesehatan masyarakat

Merapihkan tempat tidur

Memindahkan pasien berjalan menuju kursi

Mengatur posisi berbaring pasien (fowler)

Mengatur posisi berbaring pasien (sim)

Mengatur posisi berbaring pasien (trendelenburg)

Mengatur posisi berbaring pasien (dorsal recumbant)

Mengatur posisi berbaring pasien (genu postural)

Mengganti alat tenun kotor pada tempat tyidur tanpa memindahkan pasien

Mengukur suhu badan

Menghitung pernafasan

Mengukur tekanan darah

Memandikan pasien di tempat tidur

Menyisir rambut

Mencuci rambut

Memasang kap kutu

Page 4: Keperawatan Dasar Secaraumum

Menyikat gigi

Membersihkan mulut

Memelihara gigi palsu

Memelihara mulut pasien yang patah tulang rahang atau menjalani operasi rahang

Memotong kuku

Membantu memberikan makan dan minuman kepada pasien

Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien yang dapat makan sendiri

Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien yang tidak dapat makan sendiri

Memelihara kebersihan Vulva dan Perineum

Memberi gliserin dengan spuit

Memberikan huknah rendah

Memberikan huknah tinggi

Memasang pembalut pada luka

Mengganti balutan

Mengangkat jahitan luka

Memberikan kompres panas

Memberikan kompres basah

Memberikan kirbet es

Memasang bantal angin

Perawatan pasien yang akan meninggal

Memberikan obat melalui mulut

Pengumbahan dengan mempergunakan spuit

Pengumbahan dengan cara tetesan

Meneteskan obat pada mata

Memberikan salf mata

Meneteskan obat tetes telinga

Pemberian obat melalui vagina

Page 5: Keperawatan Dasar Secaraumum

Pemberian obat melalui anus

Pemeriksaan kadar gula dalam urine

Benedict Test

Pemeriksaan dengan menggunakan pita test

Pengambilan bahan UCT

Pengumpulan urine selama 24 jam

Penyediaan faeces untuk kultur

Mengambil darah perifer

Penyuluhan kesehatan pada individu

Mengisi sensus harian

Mengisi formulir permintaan barang

Mengisi formulir permintaan makanan pasien baru

Mengisi formulir permintaan obat-obatan rutin

Mengisi formulir permintaan instrumen insidental

Mengisi formulir perbaikan alat

Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium

Mendampingi pasien konsul

Menyuapi pasien

Melatih pasien bernafas dalam dan batuk

Melaksanakan program orientasi minimal pada pasien

Observasi pasien yang sedang di manset

Menolong pasien pindah dari satu ruang ke ruang lain

Tindakan keperawatan dasar kategori 3 adalah tindakan keperawatan dasar yang memiliki kesulitan sedang, tanpa mengandung resiko dan perlu pengalaman kerja. Beberapa yang termasuk dalam Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 3 adalah sebagai berikut :

Pemberian obat melalui pernafasan instalasi zat asam (oksigen)

Page 6: Keperawatan Dasar Secaraumum

Memberikan suntikan intracutan

Memberikan suntikan subcutan

Memberikan suntikan intramuskuler

Mengambil darah vena

Penyuluhan kesehatan kepada keluarga

Tindakan keperawatan dasar kategori 4 adalah tindakan keperawatan dasar yang memiliki kesulitan sedang, perlu pengalaman, dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis, perlu tambahan pengetahuan. Beberapa yang termasuk dalam Tindakan Keperawatan Dasar Kategori 4 adalah sebagai berikut :

Memberikan suntikan intravena

Memberikan infus

Tranfusi darah

Menyiapkan alat DC Shock dalam keadaan siap pakai (ICU,ICCU)

Melakukan EKG

Dibawah ini merupakan beberapa tindakan dasar keperawatan beserta prosedur dan juga langkah-langkahnya.

1.      Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh pasien baik secara lokal atau  (head to toe) guna memperoleh informasi/data dari keadaan pasien secara komprehensif  untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maupun kedokteran.

A. Tujuan

   Untuk mencari masalah keperawatan

   Untuk menegakkan / merumuskan diagnose keperawatan/kedokteran

   Untuk membantu proses rencana keperawatan dan pengoatan

A. Prosedur Tindakan

Pemeriksaan Fisik Dari Kepala S.D Ujung Kaki (Head To Toe)

Page 7: Keperawatan Dasar Secaraumum

Note: sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus melakukan kontrak dengan pasien, yang didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu yang di perlukan dan terminasi/ mengakhiri.

Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut:

1.   Kulit, rambut dan kuku

2.   Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut

3.   Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP

4.   Dada : jantung dan paru

5.   Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam

6.   Genetalia

7.   Kekuatan otot /musculosekletal

8.    Neurologi

Tahap-tahap pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

1.   Pemeriksaan Kulit, Rambut Dan Kuku

 Kulit

Tujuan: 

   Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit

   Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka

Tindakan:

I : lihat ada/tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna kehitaman/kecoklatan), edema, dan distribusi rambut kulit.

P : di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak, tekstur : kasar /halus, suhu : akral dingin atau hangat.

 Rambut

Tujuan:

Page 8: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Untuk menbetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut

   Untuk mengetahui mudah rontok dan kotor

Tindakan:         

I  : disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, bercabang

P : mudah rontok/tidak, tekstur: kasar/halus

 Kuku

Tujuan:

   Untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang

   Untuk mengetahui kapiler refill

Tindakan:

I :  catat mengenai warna : biru: sianosis, merah: peningkatan visibilitas Hb, bentuk: clubbing karena hypoxia pada kangker paru, beau’s lines pada penyakit difisisensi fe/anemia fe

P : catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill (pada pasien hypoxia lambat s/d 5-15 detik.

2.   Pemeriksaan Kepala

Tujuan:

   Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala

   Untuk mengetahui luka dan kelainan pada kepala

Tindakan:

I :  Lihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau misal lebih condong ke kanan atau ke kiri itu menunjukan ada parese/kelumpuhan, contoh: pada pasien SH.

P : Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri dengan menekan kepala sesuai kebutuhan

 Mata

Tujuan:

Page 9: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan pengelihatan, visus dan otot-otot mata)

   Untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada mata

Tindakan:

I : Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau tidak, reflek kedip baik/tidak, konjungtiva dan sclera: merah/konjungtivitis, ikterik/indikasi hiperbilirubin/gangguan pada hepar, pupil: isokor ka,ki (normal), miosis/mengecil, pin point/sangat kecil (suspek SOL),  medriasis/melebar/dilatasi (pada pasien sudah meninggal)

   Inspeksi gerakan mata

a. Anjurkkan pasien untuk melihat lurus ke depan

b.Amati adanya nistagmus/gerakan bola mata ritmis(cepat/lambat)

c. Amati apakah kedua mata memandang ke depan atau ada yang deviasi

d.                  Beritahu pasien untuk memandan dan mengikuti jari anda, dan jaga posisi kepala pasien tetap lalu gerakkan jari ke 8 arah untuk mengetahui fungsi otot-otot mata.

   Inspeksi medan pengelihatan

a.    Berdirilah didepan pasien

b.   Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan menutup mata yang tidak di periksa

c.    Beritahu pasien untuk melihat lurus ke depan dan memfokuskan pada satu titik pandang, misal: pasien disuruh memandang hidung pemeriksa.

d.   Kemudian ambil benda/ballpoint dan dekatkan kedepan hidung pemeriksa kemudian tarik atau jauhkan kesamping ka.ki pasien, suruh pasien mengatakan kapan dan dititik mana benda mulai tidak terlihat (ingat pasien tidak boleh melirik untuk hasil akurat). 

   Pemeriksaan visus mata

a.    Siapkkan kartu snllen (dewasa huruf dan anak gambar)

b.   Atur kursi pasien, dan tuntukan jarak antara kursi dan kartu, misal 5 meter (sesuai kebijakkan masing ada yang 6 dan 7 meter).

c.    Atur penerangan yang memadai, agar dapat melihat dengan jelas.

d.   Tutup mata yang tidak diperiksa dan bergantian kanan kiri

e.    Memulai memeriksa dengan menyuruh pasien membaca dari huruf yang terbesar sampai yang terkecil yang dapat dibaca dengan jelas oleh pasien.

f.    Catat hasil pemeriksaan dan tentukan hasil pemeriksaan.

Page 10: Keperawatan Dasar Secaraumum

g.   Misal: hasil visus:

  OD (Optik Dekstra/ka): 5/5

Berarti : pada jarak 5 m, mata masih bisa melihat huruf yang seharusnya dapat dilihat/dibaca pada jarak 5 m

  OS (Optik Sinistra/ki) : 5/2

Berarti : pada jarak 5 m, mata masih dapat melihat/membaca yang seharusnya di baca pada jarak 2 m.

P : Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien glaucoma/kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri tekan.

 Hidung

Tujuan

   Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung

   Untuk mengetahui adanya inflamasi/sinusitis

Tindakan

I : Apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada secret

P : Apakah ada nyeri tekan, massa

 TELINGA

Tujuan:

   Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga

   Untuk mengetahui fungsi pendengaran

Tindakan:

   Telinga luar

I : Daun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran, bentuk, kebresihan, adanya lesy.

P : Tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan kartilago.

      Telinga dalam

Note : Dewasa : Daun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat

Page 11: Keperawatan Dasar Secaraumum

           Anak     :  Daun telinga ditarik kebawah

I : Telinga dalam menggunakan otoskop perhatikan memberan timpani (warna, bentuk) adanya serumen, peradangan dan benda asing, dan darah.

   Pemeriksaan pendengaran

1.Pemeriksaan dengan bisikan

      Mengatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m

      Mengistruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa.

      Membisikan suatu bilangan misal “6 atau 5”

      Menyuruh pasien mengulangi apa yang didengar

      Melakukan pemeriksaan telinga yang satu

      Bandingkan kemampuan mendengar telinga ka.ki

2.Pemeriksaan dengan arloji

      Mengatur susasana tenang.

      Pegang sebuah arloji disamping telinga klien.

      Menyuruh klien menyatakan apakah mendengar suara detak arloji.

      Memimndahkan arloji secara berlahan-lahan menjauhi. telinga dan suruh pasien menyatakan tak mendengar lagi.

      Normalnya pada jarak 30 cm masih dapat didengar.

3. Pemeriksaan dengan garpu tala:

a)   Tes Rinne

   Pegang garpu tala (GT) pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan

   Letakkan GT pada prosesus mastoideus klien

   Menganjurkan klien mangatakan pada pemeriksa sewaktu tidak merasakan getaran

   Kemudian angkat GT dengan cepat dan tempatkan didepan lubang telinga luar jarak 1-2 cm, dengan posisi parallel dengan daun telinga.

   Mengistrusikan pada klien apakah masih mendengara atau tidak.

   Mencatat hasil pemeriksaan

b)   Tes Weber

Page 12: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Pegang GT pada tangkainya dan pukulkan pada telapak tangan atau  jari

   Letakkan tangkai GT di tengah puncak kepala/os. Frontalis atas.

   Tanayakan pada klien apakah bunyi terdengar saama jelas antara telinga ka.ki atau hanya jelas pada satu sisi saja.

   Mencatat hasil pemeriksaan

c)   Tes Swebeck

   Untuk mengetahui membandingkan pendengaran pasien dengan pemeriksa

   Dekatkan GT pada telinga klien kemudian dengan cepat di dekatkan ke telinga   pemeriksa.

  Mulut Dan Faring

Tujuan:

   Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut

   Untuk mengetahui kebersihan mulut

Tindakan:

I : Amati bibir apa ada klainan kogenital (bibir sumbing), warna, kesimetrisan, kelembaban, pembengkakkan, lesi.

Amati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan kebersihan gigi

Inspeksi mulut dalam dan  faring

   Menyuruh pasien membuka mulut amati mucosa: tekstur, warna, kelembaban, dan adanya lesi

   Amati lidah tekstur, warna, kelembaban, lesi

   Untuk melihat faring gunakan tongspatel yang sudah dibungkus kassa steril, kemudian minta klien menjulurkan lidah dan berkata “AH”  amati ovula/epiglottis simetris tidak terhadap faring, amati tonsil meradang atau tidak (tonsillitis/amandel).

P : Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/ tumor, pembengkakkan dan nyeri.

Lakukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk dengan memekai handscond, kemudian suruh pasien mengatakan kata “EL”  sambil menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan kassa dan tekan lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu. Catat apakah ada respon nyeri pada tindakan tersebut.

3.Leher

Page 13: Keperawatan Dasar Secaraumum

Tujuan:

   Untuk menentukan struktur integritas leher

   Untuk mengetahui bentuk leher dan organ yang berkaitan

   Untuk memeriksa sistem limfatik

Tindakkan:

I : Amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut

Amati adanya pembengkakkan kelenjar tirod/gondok, dan adanya massa

Amati kesimeterisan leher dari depan, belakang dan samping ka,ki.

Mintalah pasien untuk mengerakkan leher (fleksi-ektensi ka.ki), dan merotasi- amati apakah bisa dengan mudah dan apa ada respon nyeri.

P : Letakkan kedua telapak tangan pada leher klien, suruh pasien menelan dan rasakan adanya kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk, permukaanya.)

Palpasi trachea apakah kedudukkan trachea simetris atau tidak.

4.Dada/Thorax

 Paru/Pulmonalis

Tujuan:

   Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi paru

   Untuk mengetahui frekuensi, irama pernafasan

   Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya massa, peradangan, edema, taktil fremitus.

   Untuk mengetahui batas paru dengan organ disekitarnya

   Mendengarkan bunyi paru / adanya sumbatan aliran udara

Tindakkan:

I : Amati kesimetrisan dada ka.ki, amati adanya retraksi interkosta, amati gerkkan paru.

     Amati klavikula dan scapula simetris atau tidak

P : Palpasi ekspansi paru:

   Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan pemeriksa di dada dibawah papilla, anjurkan pasien menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru ki.ka.

Page 14: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis bawah scapula/setinggi costa ke-10, ibu jari ka.ki di dekatkan jangan samapai  menempel, dan jari-jari di regangkan lebih kurang 5 cm dari ibu jari. Suruh pasien kembali menarik nafas dalam dan amati gerkkan ibu jari ka.ki sama atau tidak.

Palpasi Taktil vremitus posterior dan anterior:

   Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat pada apex paru/stinggi supra scapula (posisi posterior) .

   Menginstrusikkan pasien untuk mengucapkkan kata “Sembilan-sembilan” (nada rendah)

   Minta klien untuk mengulangi mengucapkkan kata tersebut, sambil pemeriksa mengerakkan ke posisi ka.ki kemudian kebawah sampai pada basal paru atau setinggi vertebra thoraxkal ke-12.

   Bandingkan vremitus pada kedua sisi paru

   Bila fremitus redup minta pasien bicara lebih rendah

   Ulangi/lakukkan pada dada anterior 

Pe/Perkusi :

   Atur pasien dengan posisi supinasi

   Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu kebawah sampai intercosta 5 tentukkan batas paru ka.ki (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru hepar dan jantung: redup)

   Jika ada edema paru dan efusi plura suara meredup.

Aus/auskultasi =

   Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada anak

   Letakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan pasien untuk nafas pelan kemudian dalam dan dengarkkan bunyi nafas: vesikuler/wheezing/creckels

 JANTUNG/CORDIS

I :  Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 cm disamping bawah xifoideus.

P : Merasakan adanya pulsasi

Page 15: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk menentukkan area aorta dan spasium interkosta ke-2 kiri letak pulmonal kiri.

   Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui area trikuspidalis/ventikuler amati adanya pulsasi

   Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7 cm ke garis midklavicula kiri dimana akan ditemukkan daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal impuls) temukkan pulsasi kuat pada area ini.

   Untuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area epigastika atau dibawah sternum.

Pe :

   Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas jantung bagian kiri,

   Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui batas jantung kanan.

   Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan bawah jantung

   Bunyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah perkusi.

Aus :

   Menganjurkkan pasien bernafas normal dan menahanya saat ekspirasi selesai

   Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada interkostalis ke-5 sambil menekan arteri carotis

Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari menutupnya katub mitral (bikuspidalis) dan tikuspidalis pada waktu sistolik.

Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi meutupnya katub semilunaris (aorta dan pulmonalis) pada saat diastolic.

Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-CEE…”  S4: pada pasien hipertensi “DEE..-LUB-DUB”.

5.   Perut/Abdomen

Tujuan:

   Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut

Page 16: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus

   Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen

Tindakkan:

I : Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.

P : Palpasi ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakkan telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan tekan secara merata sesuai kuadran.

Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi organ dalam seperi hepar, ginjal, limpa dengan metode bimanual/2 tangan.

 Hepar:

   Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada bagian hipokondria kanan, kira;kira pada interkosta ke 11-12

   Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan adanya organ hepar. Kaji hepatomegali.

 Limpa:

   Metode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan hapar

   Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada bawah interkosta kiri dan minta pasien mengambil nafas dalam kemudian tekan saat inhalasi tenntukkan adanya limpa.

   Pada orang dewasa normal tidak teraba

 Renalis:

   Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas dan bawah perut setinggi Lumbal 3-4 dibawah kosta kanan.

   Untuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi Lumbal 1-2 di bawah kosta kiri.

   Tekan sedalam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur, ukuran, dan respon nyeri.

6.   Genetalia

Tujuan

   Untuk mengetahui adanya lesi

   Untuk mengetahui adanya infeksi (gonorea, shipilis, dll)

Page 17: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Untuk mengetahui kebersihan genetalia

Tindakkan:

 Genetalia laki-laki:

I : Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain.

Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati kepala penis adanya lesi.

Amati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk dan ukuran

P : Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri

Tekan saluran sperma dengan jari dan ibu jari.

 Genetalia wanita:

I : Inspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata atau tidak

     Amati adanya lesi, eritema, keputihan/candidiasis

P : Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh satu tangan untuk mengetahui keadaan clitoris, selaput dara, orifisium dan perineum.

 Rektum Dan Anal

Tujuan:

   Untuk mengetahui kondisi rectum dan anus

   Untuk mengetahui adanya massa pada rectal

   Untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada rectal/hemoroid

Tindakkan:

   Posisi pria sims/ berdiri setengah membungkuk, wanita dengan posisi litotomi/terlentang kaki di angkat dan di topang.

   Inspeksi jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya lesi dan ulkus

   Palpasi : ulaskan zat pelumas dan masukkan jari-jari ke rectal dan rasakan adanya nodul dan atau pelebaran vena pada rectum.

7.   Pemeriksaan Muskuloskeletal

Tujuan:

Page 18: Keperawatan Dasar Secaraumum

      Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian

      Untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan pada daerah tertentu.

Tindakkan:

  Muskuli/Otot:

         Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi (ukur dan catat jika ada perbedaan dengan meteran)

         Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk mengetahui adanya kelemahan dan kontraksi tiba-tiba

         Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa dan bandingkan tangan ka.ki

         Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan bawah, suruh pasien menahan tangan atau kaki sementara pemeriksa menariknya dari yang lemah sampai yang terkuat amati apakah pasien bisa menahan.

  Tulang/Ostium:

         Amati kenormalan dan abnormalan susunan tulang

         Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan pembengkakka

  Persendiaan/Articulasi:

         Inspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan sendi.

         Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan

         Kaji range of  mosion/rentang gerak (abduksi-aduksi, rotasi, fleksi-ekstensi, dll)

8.   Pemeriksaan Sistem Neurologi

Tujuan:

   Untuk mengetahui integritas sistem persyrafan yang meliputi fungsi nervus cranial, sensori, motor dan reflek.

Page 19: Keperawatan Dasar Secaraumum

Tindakkan:

 Pengkajian 12 syaraf cranial (O.O.O.T.T.A.F.A.G.V.A.H)

I.    Olfaktorius/penciuman:

Meminta pasien membau aroma kopi dan vanilla atau aroma lain yang tidak menyengat. Apakah pasien dapat mengenali aroma.

II.    Opticus/pengelihatan:

Meminta kilen untuk membaca bahan bacaan dan mengenali benda-benda disekitar, jelas atau tidak.

III. Okulomotorius/kontriksi dan dilatasi pupil:

Kaji arah pandangan, ukur reaksi pupil terhadap pantulan cahaya  dan akomodasinya.

IV. Trokhlear/gerakkan bola mata ke atas dan bawah:

Kaji arah tatapan, minta pasien melihat k etas dan bawah

V.     Trigeminal/sensori kulit wajah, pengerak otot rahang:

Sentuh ringan kornea dengan usapan kapas untuk menguji reflek kornea (reflek nagatif (diam)/positif (ada gerkkan))

Ukur sensasi dari sentuhan ringan sampai kuat pada wajah  kaji nyeri menyilang pada kuit wajah

Kaji kemampuan klien untuk mengatupkan gigi saat mempalpasi otot-otot rahang

VI.   Abdusen/gerakkan bola mata menyamping:

Kaji arah tatapan, minta pasien melihat kesamping ki.ka

VII.   Facial/ekspresi wajah dan pengecapan:

Meminta klien tersenyum, mengencangkan wajah, menggembungkan pipi, menaikan dan menurunkan alis mata, perhatikkan kesimetrisanya.

VIII. Auditorius/pendengaran:

kaji klien terhadap kata-kata yang di bicarakkan, suruh klien mengulangi kata/kalimat.

IX. Glosofaringeal/pengecapan, kemampuan menelan, gerakan lidah:

Meminta pasien mengidentifikasi rasa asam, asin, pada bagian pangkal lidah.

Gunakkan penekan lidah untuk menimbulkan “reflek  gag”

Page 20: Keperawatan Dasar Secaraumum

Meminta klien untuk mengerakkan lidahnya

X.    Vagus/sensasi faring, gerakan pita suara:

Suruh pasien mengucapkan “ah”  kaji gerakkan palatum dan faringeal

Periksa kerasnya suara pasien

XI. Asesorius/gerakan kepala dan bahu:

Meminta pasien mengangkat bahu dan memalingkan kepala kearah yang ditahan oleh pemeriksa, kaji dapatkah klien melawan tahanan yang ringan

XII. Hipoglosal/posisi lidah:

Meminta klien untuk menjulurkan lidah kearah garis tengah dan menggerakkan ke berbagai sisi.

 Pengkajian syaraf sensori:

Tindakkan:

      Minta klien menutup mata

      Berikkan rasangan pada klien:

Nyeri superficial: gunakkan jarum tumpul dan tekankan pada kulit pasien pada titik-titik yang pemeriksa inginkan, minta pasien untuk mengungkapkan tingkat nyeri dan di bagian mana

Suhu: sentuh klien dengan botol panas dan dingin, suruh pasien mengatakkan sensasi yang direasakan.

Vibrasi: tempelkan garapu tala yang sudah di getarakan dan tempelkan pada falangeal/ujung jari, meminta pasien untuk mengatakkan adanya getaran.

Posisi: tekan ibu jari kaki oleh tangan pemeriksa dan gerakkan naik-turun kemudian berhenti suruh pasien mengtakkan diatas/bawah.

Stereognosis: berikkan pasien benda familiar ( koin atau sendok) dan berikkan waktu beberapa detik, dan suruh pasien untuk mengatakkan benda apa itu.

 Pengkajian reflex:

1.      Refleks Bisep

Page 21: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Fleksikan lengan klien pada bagian siku sampai 45 derajat, dengan posisi tangan pronasi (menghadap ke bawah)

   Letakkan ibu jari pemeriksa pada fossa antekkubital di dasar tendon bisep dan jari-jari lain diatas tendon bisep

   Pukul ibu jari anda dengan reflek harmmer, kaji reflex

2.      Refleks Trisep

   Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa

   Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi

   Meminta pasien untuk merilekkan lengan

   Raba terisep untuk mmeastikan otot tidak teggang

   Pukul tendon pada fossa olekrani, kaji reflek

3.      Refleks Patella

   Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi

   Rilexkan pasien dan alihkan perhatian untuk menarik kedua tangan di depan dada

   Pukul tendo patella, kaji refleks

4.      Refleks Brakhioradialis

   Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa

   Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi

   Pukul tendo brakhialis pada radius bagian distal dengan bagian datar harmmer, catat reflex.

5.      Reflex Achilles

   Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi seperti pada pemeriksaan patella

   Dorsofleksikan telapak kaki dengan tangan pemeriksa

   Pukul tendo Achilles, kaji reflek

6.      Reflex Plantar (babinsky)

   Gunakkan benda dengan ketajaman yang sedang (pensil/ballpoint) atau ujung stick harmmer

Page 22: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Goreskan pada telapak kaki pasien bagian lateral, dimulai dari ujung telapak kaki sampai dengan sudut telapak jari kelingking lalu belok ke ibu jari. Reflek positif telapak kaki akan tertarik ke dalam.

7.      Refleks Kutaneus

a)   Gluteal

   Meminta pasien melakukan posisi berbaring miring dan buka celana seperlunya

   Ransang ringan bagian perineal dengan benda berujung kapas

   Reflek positif spingter ani berkontraksi

b)   Abdominal

   Minta klien berdiri/berbaring

   Tekan kulit abdomen dengan benda berujung kapas dari lateal ke medial, kaji gerakkan reflek otot abdominal

   Ulangi pada ke-4 kuadran (atas ki.ka dan bawah ki.ka

c) Kremasterik/pada pria

   Tekan bagian paha atas dalam menggunakkan benda berujung kapas

   Normalnya skrotum akan naik/meningkat pada daerah yang diransang

2.   Perawatan luka bersih 

Tujuan :

  Mempercepat penyembuhan

  Mencegah infeksi

  Memberi rasa nyaman

Persiapan Alat             :

Alat Steril                    :

         Duk steril

         Instrumen set ( 2 set)

         Sarung tangan

Page 23: Keperawatan Dasar Secaraumum

         Bethadin 10 %

         Sofratul

         Kain kasa

         Alkohol

Alat Tidak Steril :

         Bengkok

         Tempat kotoran

         Tempat larutan lysol / saflon

         Pembalut

         Gunting verban

         Plester / Hepafik

         Perlak pengalas

Cara Kerja :

a.       Perawat cuci tangan, alat-alat disiapkan

b.      Pasien diberitahu, atur posisi pasien senyaman dan semudah mungkin

c.       Penutup & kasa diangkat / digunting       dimasukan dalam bengkok     tempat sampah ( pincet diletakan pada tempat on direndam larutan lisol / saflon)

d.      Luka dibersihkan dengan kasa bethadin memakai alat steril, searah dari dalam keluar

e.       Kasa kotor dibuang pada tempatnya

f.       Observasi keadaan luka

g.      Luka diberi obat (Sofratul) tutup kasa memakai alat steril(jaga kasa tidak melekat langsung pada luka tutup rapat dengan hepafik

h.      Alat-alat dibereskan, pasien dirapikan.

i.        Perawat cuci tangan

Page 24: Keperawatan Dasar Secaraumum

j.        Dokumentasi

3.  Prosedur tindakan Skin Test

Skin test adalah melakukan test antibiotik melalui sub cutan untuk mengetahui ketahanan terhadap salah satu jenis antibiotik

A. Persiapan

 Persiapan Alat

1.   Spuit 1 cc dan jarum seteril dalam tempatnya

2.   Obat-obatan yang diperlukan

3.   Kapas alkohol dalam tempatnya

4.   Gergaji ampul

5.   NaCl 0,9 % /aquadest

6.   Bengkok, ball point/ spidol

  Persiapan Klien

Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

B. Pelaksanaan

1. Perawat cuci tangan

2. Menggulung lengan baju pasien bila perlu

3. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc dilarutkan dengan NaCl 0,9 atau aquadest menjadi 1 cc

4. Mendesinfeksi kulit yang akan di suntik dengan menggunakan kapas alkohol kemudian diregangkan dengan tangan kiri perawat

5. Menyuntikan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung dengan cara lubang jarum menghadap ke atas dan membuat sudut antara 15 – 30 derajat dengan permukaan kulit

6. Beri tanda pada area suntikan

Page 25: Keperawatan Dasar Secaraumum

7. Menilai reaksi obat setelah 10-15 menit dari waktu penyuntikan, hasil (+) bila terdapat tanda kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter minimal 1 cm, hasil (-) bila tidak terdapat tanda tersebut diatas

8. Perawat cuci tangan

C. Evaluasi

Mencatat tindakan dan hasil skin test pada dokumen perawatan

4.   Prosedur Menyiapkan Injeksi dari Vial / Flacon

Suatu kegiatan pelayanan keperawatan menyiapkan injeksi untuk pengobatan / therapi kepada pasien yang sedang dirawat.

A. Persiapan

    I.   Persiapan Klien

      Cek perencanaan Keperawatan klien

      Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

      Jarum seteril dan spuit

      Kapas alkohol 70 %

      Alat tulis

      Obat injeksi ( vial / flacon ) sesuai order dokter

      Bengkok

      Kartu obat dan etiket

B. Pelaksanaan

1.   Perawat cuci tangan

2.   Buka tutup dan bersihkan / desinfektan bagian atas botol ( karet ) dengan kapas alkohol

Page 26: Keperawatan Dasar Secaraumum

3.   Buang kapas alkohol ke bengkok

4.   Menarik udara secukupnya kedalam spuit

5.   Tusuk jarum tegak lurus ketengah karet penutup

6.   Mendorong udarah dalam spuit kadalam botol, membalikan vial dan tarik obat seumlah yang diperlukan

7.   Tarik jarum dengan menarik boto, keluarkan udara yang ada dalam spuit

8.   Jarum ditutup dan vial /’ flacon dibuang ke bengkok / tempatnya ( jika sudah habis )

9.   Beri etiket nama pada spuit dan masukan ketampat injeksi

10.     Perawat cuci tangan

C. EVALUASI

Perhatikan dosisi obat, nama obat dan nama klien sesuai dengan order dari dokter

D. DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

5.   Prosedur Injeksi Intrakutan

Memasukan obat kedalam jaringan kulit, intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikan

A. Persiapan

I. Persiapan Klien

         Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )

         Kaji riwayat alergi dan siapkan klien

         Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

Page 27: Keperawatan Dasar Secaraumum

    II.   Persiapan Alat

      Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan

      Kapas alkohol 70 %

      Alat tulis

      Bengkok

      Kartu obat dan etiket

      Sarung tangan kalau perlu

B. Pelaksanaan

a.    Perawat cuci tangan

b.   Mengidentifikasi klien dan menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan pasang sampiran

c.    Jika perlu menggunakan sarung tangan bila ada klien yang menderita penyakit menular

d.   Memilih dan menentukan lokasi injeksi

e.    Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus

f.    Membuang kapas alkohol kedalam bengkok

g.   Menyuntik obat dengan sudut jarum injeksi dengan sudut 5-15 O

h.   Masukan obat secara perlahan – lahan

i.     Mencabut jarum dan lingkari batas pinggir gelembung dengan pena

j.     Tunggu hasil / reaksi dari obat selama + 10 – 15 menit

k.   Obat-obat dibereskan dan hasil catat hasil tindakan

l.     Perawat cuci tangan

C. EVALUASI

Page 28: Keperawatan Dasar Secaraumum

Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat.

D. DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

6.  Prosedur Injeksi Subkutan

Menyuntikan obat dibawah kulit

A. Persiapan

I. Persiapan Klien

   Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )

   Kaji riwayat alergi dan siapkan klien

   Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

      Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan

      Kapas alkohol 70 %

      Alat tulis

      Bengkok

      Kartu obat dan etiket

      Sarung tangan kalau perlu

B. Pelaksanaan

a.    Perawat cuci tangan

Page 29: Keperawatan Dasar Secaraumum

b.   Mengidentifikasi klien, menyiapkan klien dan menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan pasang sampiran

c.    Jika perlu menggunakan sarung tangan bila ada klien yang menderita penyakit menular

d.   Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus

e.    Membuang kapas alkohol kedalam bengkok

f.    Memasukan jarum dengan sudut 45-90 O

g.   Lakukan aspirasi

h.   Memasukan obat secara perlahan – lahan

i.     Mencabut jarum

j.     Alat-alat dibereskan dan lihat reaksi obat terhadap klien

k.   Perawat cuci tangan

l.     Catat tindakan yang dilakukan

C. EVALUASI

Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat.

D. DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

7.  Prosedur Injeksi Intravena

Suatu kegiatan pelayanan perawatan dalam memberikan obat suntikan pada pasien melalui intravena

a.     Persiapan

I. Persiapan Klien

Page 30: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )

    Kaji riwayat alergi dan siapkan klien

   Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

   Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan

   Kapas alkohol 70 %

   Alat tulis

   Bengkok

   Kartu obat dan etiket

   Sarung tangan kalau perlu

B. Pelaksanaan

a.    Perawat cuci tangan

b.   Mengidentifikasi klien, mengkaji rowayat alergi klien dan menyiapkan klien

c.    Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran

d.   Jika perlu menggunakan sarung tangan

e.    Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus

f.    Membuang kapas alkohol kedalam bengkok

g.   Memasukan jarum dengan sudut 90O

h.   Lakukan aspirasi

i.     Memasukan obat secara perlahan – lahan

j.     Mencabut jarum

k.   Alat-alat dibereskan dan awasireaksi obat terhadap klien

Page 31: Keperawatan Dasar Secaraumum

l.     Perawat cuci tangan

m. Catat tindakan yang dilakukan

C. EVALUASI

Perhatikan dosisi obat, nama obat, nama klien sesuai dengan order dari dokter dan perhatikian juga respon klien terhadap obat.

D. DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

8.  Prosedur pemasangan Infus

Pemberian cairan obat /makanan melalui pembuluh darah vena

A.Persiapan

I. Persiapan Klien

   Cek perencanaan Keperawatan klien

   Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

Page 32: Keperawatan Dasar Secaraumum

II. Persiapan Alat

   Standar infuse

   Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan

   Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan

   Bidai / alas infuse

   Perlak dan tourniquet

   Plester dan gunting

   Bengkok

   Sarung tangan bersih

   Kassa seteril

   Kapas alkohol dalam tempatnya

   Bethadine dalam tempatnya

B. Pelaksanaan

a.    Perawat cuci tangan

b.   Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran

c.    Mengisis selang infuse

   Membuka plastik infus set dengan benar

   Tetap melindungi ujung selang seteril

   Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah keatas

   Menggantung cairan infus di standar cairan infuse

   Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan ( tapi jangan sampai terendam )

   Mengisi selang infus dengan cairan yang benar

   Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan keseterilan

Page 33: Keperawatan Dasar Secaraumum

   Cek adanya udara dalam selang

d.   Pakai sarung tangan bersih bila perlu

e.    Memilih posisi yang tepat untuk memasang infuse

f.    Meletakan perlak dan pengalas dibawah bagian yang akan dipungsi

g.   Memilih vena yang tepat dan benar

h.   Memasang tourniquet

i.     Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus

j.     Buka kateter ( abocath ) dan periksa apakah ada kerusakan

k.   Menusukan kateter / abocath pada vena yang telah dipilih dengan apa arah dari arah samping

l.     Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan

m. Torniquet dicabut

n.   Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit

o.   Memberi plester pada ujung plastik kateter / abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk fiksasi

p.   Membalut dengan kassa bethadine seteril dan menutupnya dengan kassa seteril kering

q.   Memberi plester dengan benar dan mempertahankan keamanan kateter / abocath agar tidak tercabut

r.     Mengatur tetasan infus sesuai dengan kebutuhan klien

s.    Alat-alat dibereskan dan perhatikan respon klien

t.     Perawat cuci tangan

u.   Catat tindakan yang dilakukan

C. EVALUASI

Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikian juga respon klien terhadap pemberian tindakan

Page 34: Keperawatan Dasar Secaraumum

D. DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

9.  Prosedur Tindakan Vena Sectie

Vena sectie adalah suatu tindakan menyayat dan memasukan jarum khusus kedalam vena sehingga pemberian cairan infus / tranfusi dapat dilaksanakanDilakukan pada pasien :

   Yang mengalami kollaps vena, sehingga sulit diraba dan ditusuk

   Anak-anak atau bayi, karena ukuran venanya terlalu kecil

   Dengan kelainan jantung

B. PERSIAPAN

a.    Persiapan Alat

a.    Yang diberi alas kain ( duk ) seteril berisi :

   Seperangkat alat vena sectie seteril yang terdiri dari

1.   Bisturi

Page 35: Keperawatan Dasar Secaraumum

2.   Gunting vena

3.   Arteri klem

4.   Pemegang jarum dan jarum jahit kulit

5.   Pinset chirurgis dan anatomi

6.   Duk klem

7.   Duk bolong

8.   Venocath

   Spuit 2,5 cc dari jarum

   Procam dalam tempatnya

   Kain kassa dan kapas lidi seteril

      Benang catgut dan Zyde 2/0

      Sarung tangan

      Bethadine dan alkohol 70 % dalam tempatnya

b.   Meja atau baki instrumen yang berisi :

   Bengkok

   Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan

   Korentang dan tempatnya

   Plester

   Gunting verban dan verban

   Spalk siap pakai

   Strandar infuse

b.   Persiapan Pasien

Pasien dan keluarhganya diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan dan posisikan pasien sesuai kebutuhan

Page 36: Keperawatan Dasar Secaraumum

C. Pelaksanaan

1.   Siapkan peralatan infus ( lihat cara memasang infus )

2.   Petugas mengenakan sarung tangan

3.   Desinfeksi permukaan kulit yang akan disayat pertama dengan bethadine selanjutnya dengan alcohol

4.   Pasang duk bolong didaerah yang akan disayat

5.   Lakukan vena sectie yaitu :

  Sayat kulit sampai didapat vena yang dibutuhkan

  Vena disayat/ langsung tusukan venocath

  Venocath difiksasi, dan jahit luka sayatan

  Infus dipasang

  Luka dikompres dengan bethadine dan ditutup dengan kain kassa seteril

6.   Kalau perlu pasang spalk

7.   Pasien dan alat dirapihkan kembai dan diletakan padatempatnya semula

8.   Perawat cuci tangan

D. Evaluasi

Mencatat hasil tindakan dan respon pasien pada dokumen perawatan tentang :

      Keadaan umum pasien

      Luka sayatan dan kelancaran tetesan infus

10.   Prosedur  Menggunakan Pispot

Membantu pasien yang hendak buang air besar dan atau buang air kecil(wanita) di atas tempat tidur.

B.  Tujuan Menggunakan Pispot

1.   Membantu pasien dalam upaya memenuhi kebutuhan eliminasi

Page 37: Keperawatan Dasar Secaraumum

2.   Mengurangi pergerakan pasien

3.   Mengetahui adanya kelainan feces maupun urine secara visual

C.  Persiapan

      Persiapan pasien

1.   Mengucapkan salam terapeutik

2.   Memperkenalkan diri

3.   Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan  tindakan yang akan dilaksanakan.

4.   Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya

5.   Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.

6.   Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi

7.   Privasi  klien selama komunikasi dihargai.

8.   Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan

9.   Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

         Persiapan alat

1.   Pispot

2.   Air dalam botol

3.   Kapas cebok/toilet tissue dalam tempatnya

4.   Sarung tangan bersih, masker dan celemek

5.   Bengkok

6.   Selimut/kain penutup

7.   Perlak dan alasnya

8.   Sampiran

9.   Bel bila tersedia

Page 38: Keperawatan Dasar Secaraumum

D. Prosedur Menggunakan Pispot

1.   Pintu ditutup atau pasang sampiran

2.   Pasang perlak dan alasnya

3.   Cuci tangan, pasang celemek, masker, sarung tangan bersih dan berdiri disisi klien

4.   Pakaian bagian bawah klien ditanggalkan kemudian bagian badan yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain penutup yang tersedia

5.   Klien dianjurkan menekuk lututnya dan mengangkat bokong (jika perlu dibantu oleh perawat lain)

6.   Pispot diatur sampai terletak dibawah bokong klien, jika klien tidak dapat melakukannya sendiri, perawat membantu dengan mengangkat bokong klien menggunakan tangan kanan dan tangan kiri mengatur pispot sampai terpasang tepat dan nyaman

7.   Bila klien sudah selesai, kakinya direnggangkan dan selimut dibuka. Anus dan daerah genitalia dibersihkan dengan kapas cebok (tangan kanan menyiram dan tangan kiri membersihkan). Kapas cebok dibuang kedalam pispot. Angkat pispot dan tutup kembali

8.   Bila klien ingin membersihkan sendiri, perawat membantu menyiramkan air

9.   Keringkan bokong klien dengan pengalas

10.  Klien dirapihkan

11.  Alat dirapihkan

12.  Pintu dan sampiran dibuka

13.  Mencuci tangan

14.  Hasil Evaluasi

      Pasien tidak merasa lelah dengan pergerakan yang minimal

      Pasien merasa nyaman

15.        Melaksanakan dokumentasi :

   Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien

   Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

Page 39: Keperawatan Dasar Secaraumum

11.   Prosedur Bad Making

A. Persiapan Alat

      Baki dan alasnya / troli

      Tempat tidur, kasur dan bantal

      Alas kasur

      Perlak

      Sprei melintang (Steek Laken)

         Sprei alas (Boven Laken)

         Selimut

         Sarung bantal

         Sprei penutup (Over Laken)

B. Pelaksanaan

1.   Siapkan alat tenun yang diperlukan diatas / troli, yang telah dilipat dan disusun menurut urutan pemakaian (dari atas) sebagai berikut:

  Alas kasur

  Perlak

  Sprei melintang (steek Laken)

  Sprei alas (Boven Laken)

  Selimut

  Sarung bantal

  Sprei penutup (over Laken)

2.      Dekatkan alat-alat tenun yang diperlukan

3.      Perawat cuci tangan

Page 40: Keperawatan Dasar Secaraumum

4.      Pasang alas kasur dan ikatan tali-talinya ke arah dalam rangka pada tiap sudut

5.      Letakkan sprei dengan lipatan panjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur.

6.      Masukkan sprei pada bagian kepala ± 25 cm kebawah kasur , kemudian buat sudut

7.      Masukkan sprei pada bagian kaki ± 25 cm kebawah kasur , kemudian buat sudut

8.      Masukkan sprei bagian sisi ke bawah kasur (posisi perawat berdiri)

9.      Letakkan perlak melintang ± 50cm dari garis kasur bagian kepala demikian pula steek laken, dan masukkan sama-sama kebawah kasur.

10.  Letakkan boven laken secara terbalik dengan jahitan lebar dibagian kepala, mulai dari garis kasur kemudian masukkan bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur.

11.  Lipat selimut ± 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur

12.  Lipat boven laken bagian atas tepat di atas garis selimut

13.  Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan bantal dengan yang tertutup ke jurusan pintu

14.  Selesaikan bagian sisi yang lain, seperti sisi yang tadi

15.  Pasang sprei penutup

a)      Evaluasi

Perhatikan kembali apakah alat-alat tenun sudah terpasang dengan tegang dan rata. Apakah alat-alat tenun yang terselip kebawah alas kasur.

12.  Prosedur Cara Tindakan Memandikan Pasien

Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau yang memerlukan bantuan.

A. Tujuan Prosedur Tindakan Memandikan Pasien

Page 41: Keperawatan Dasar Secaraumum

1.   Mempertahankan kebersihan kulit

2.   Mencegah infeksi kulit

3.   Memperlancar peredaran darah

4.   Mempertahankan kenyamanan pasien

B.  Alat dan bahan Prosedur Tindakan Memandikan Pasien

1.      Baskom mandi 2 buah yang berisikan air dingin dan air hangat

2.      Pakaian pengganti

3.      Kain penutup

4.      Handuk dan waslap

5.      Tempat untuk pakaian kotor

6.      Skrin (sampiran)

7.      Sabun

C.  Prosedur kerja Tindakan Memandikan Pasien

1.      Jelaskan prosedur pada klien

2.      Cuci tangan

3.      Atur posisi pasien (manusia coba) menjadi posisi tidur terlentang / setengah duduk

4.      Bentangkan handuk di bawah kepala dan bersihkan wajah, telinga dan leher dengan air hangat / sabun dengan waslap, lalu keringkan dengan handuk

5.      Kain penutup (pakaian) diturunkan, bentangkan handuk di atas dada pasien dan kedua tangan diatas handuk tersebut. Basahi kedua tangan dengan air bersih dan bersihkan dengan menggunakan sabun dan bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk

6.      Setelah kedua tangan di keataskan, handuk dipindahkan kesisi pasien dan basahi daerah dada dan perut dengan air bersih, bersihkan dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk

7.      Kemudian pasien dimiringkan kekiri. Handuk dibentangkan dibawah punggung sampai glutea. Basahi daerah punggung sampai glutea dengan air bersih, bersihkan dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk. Lalu miringkan ke kanan dan ulangi prosedur.

Page 42: Keperawatan Dasar Secaraumum

8.      Setelah itu, pasien kembali keposisi terlentang dan pakaian atas dipasangkan dengan rapi

9.      Letakkan handuk di bawah lutut dan kemudian lutut di bersihkan dengan air bersih, sabun dan air hangat dengan kaki terjauh terlebih dahulu. Keringkan dengan handuk

10.  Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea (bokong). Pakaian bawah perut di buka lalu bersihkan dengan air bersih, sabun dan air hangat pada daerah lipatan paha dan genetalia, keringkan dengan handuk. Setelah selesai semua rapikan

11.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

13.  Prosedur Pemasangan EKG

Suatu tindakan yang dilakukan yang bertujuan untuk merekam jantung.

A. Persiapan alat :

I. Alat:

      Alat monitor EKG lengkap dan siap pakai

      Kapas alkohol dalam tempatnya

      Jelly EKG

      Kapas / kassa lembab

II.    Pasien dan lingkungan:

      Keluarga diberi tahu penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akandilakukan

      Posisi pasien diatur terlentang datar

      Baju bagian atas pasien dibuka

B. Pelaksanaan

1.      Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas, bila pasien memakai jam jamtangan, kalung dan logam lainnya dilepas

2.      Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan dan kedua tungkai dilokasi pemasangan manset elektroda

Page 43: Keperawatan Dasar Secaraumum

3.      Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda. Bila tidak ada jelly gunakan kapas basah

4.      Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai

5.      Memasang arde

6.      Menghidupkan monitor EKG

7.      Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien untuk rekam ektremitas lead (I, II, II, AVR, AVF) dengan cara sebagai berikut:

a.    Warna merah pada tangan kiri

b.   Warna hijau pada kaki kiri

c.    Warna hitam pada kaki kanan

d.   Warna kuning pada tangan kiri

8.      Memasang elektroda dada untuk rekam precardial lead

9.      Melakukan kalibrasi 10mm dengan kecepatan 25 mm volt/detik

10.  Memuat rekam secara berurutan sesuai dengan lead yang terdapat pada mesin EKG

11.  Melakukan kalibrasi kembali setelah perekam selesai

12.  Memberi idantitas pasien pada hasil rekaman: Nama, Umur, Tanggal dan jam rekaman serta nomor lead dan nomor rekam medik.

C. Evaluasi

1.   Hati-hati

2.   Teliti dan cermat

3.   Sabar

14.  Prosedur Mengukur dan Mencatat Tanda- Tanda Vital

Page 44: Keperawatan Dasar Secaraumum

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan Darah.

I.                                                                   Tujuan :

1.   Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.

2.   Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)

4.   Menilai kemampuan kardiovaskuler

5.   Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan

6.   Menilai kemampuan fungsi pernapasan

7.   Mengetahui nilai tekanan darah.

II.                Persiapan alat

1.      Termometr dalam tempatnyalengkap

2.      3 botol masing- masing beris larutan sabun , desinfektan dan air bersih

3.      Bengkok

4.      Tissue/ kassa

5.      Polse toler/ jam tangan

6.      Tensimeter lengkap

8.      stetoskop

9.      Tersedia buku catatan

10.  Alalt- alat lengkap tersimpan dalam baki dengan memakai alat

III.             Persiapan pasien dan lingkungan

      Mengukur suhu pada aksila

1.   Sebelum kerja cuci tangan

2.   Menurunkan aiar raksa sampai batas reservoir

3.   Bila perlu lengan baju pasien dibuka, jika ketiak pasien basah harus dikeringkan

Page 45: Keperawatan Dasar Secaraumum

4.   Termometer dipasang tepat pada tengah ketiak dijepitkan, lengan pasien dilipat di dada

5.   Setelah 10 menit termometer di angkat langsung di baca dengan teliti dan di catat pada buku catatan suhu

6.   Termometer dibersihkan dengan larutan sabun, memakai tissue kemudian di masukkan dalam larutan desinfektan lalu dibersihkan dengan air bersihdan dikeringkan

7.   Air raksa diturunkan dan termometer dimasukkan ke dalam tempatnya

      Mengukur denyut nadi dan pernafasan

1.      Pengaturan posisi pasdien berbaring / duduk

2.      Menetukan tempat pengukura nadi dengan menggunakan tiga jari : jari telunjuk, tengah, manis

3.      Menghitung denyut nadi dalam 1 menit

4.      Mengitung pernafasan tanpa diketahui pasien selama 1 menit

5.      Mencatat hasil

6.      Adanya komunikasi dengan pasien

      Mengukur tekanan darah

2.      Mengatur posisi tidur terlentang / semi fowler

3.      Lengan baju di buka / digulung

4.      Manset tensimeter di pasang pada lengan atas dan pipa karet berda di sisiluar lengan

5.      Manset di pasang tidak terlalu kuat

6.      Pompa tensimeter dipasang

7.      Meraba denyut nadi brachialis

8.      Meletakkan pada daerah arteri brachialis

9.      Sekrup balon karet ditutup , pengunci air raksa dibuka

10.  Mempopa balon karet pelan- pelan sampai denyut nadi brachialis terdengar

11.  Sekrup balon di buka perlahan- lahan, pandanga mata sejajar air raksa

12.  Mencatat hasil

Page 46: Keperawatan Dasar Secaraumum

13.  Manset dibuka dan digulung, air raksa di masukkan dalam reservoir, kunci air raksa di tutup , tensimeter di tuutp dengan rapi

14.  Mencuci tangan sesudah bekerja

D.    Hasil

1.Data yang diperoleh valid sesuai sebagai hasil pemeriksaan

2.Posisi pasien pada keadaan semula

3.Alat – alat dalam keadaan siap pakai

15.     Perawatan Rambut

Merawat Rambut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.

A. Tujuan :

1.   Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala

2.   Menambah rasa nyaman

3.   Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit

4.   Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit

B.  Alat dan Bahan

      Handuk secukupnya

      Perlak atau pengalas

      Baskom berisi air hangat

      Shampoo atau sabun khusus dalam tempatnya

      Kasa dan kapas

      Sisir

      Bengkok

      Gayung

Page 47: Keperawatan Dasar Secaraumum

      Ember kosong

C.     Prosedur Kerja

1.      Jelaskan prosedur pada klien

2.      Cuci tangan

3.      Tutup jendela atau pasang sampiran

4.      Atur posisi pasien (Manusia coba) setengah duduk atau tidur

5.      Setelah posisi tidur, lalu letakkan perlak atau pengalas di arahkan kebawah dengan di gulung bagian tepi menuju tempat penampungan (baskom) seperti pada gambar

6.      Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat dibawah kepala pasien

7.      Tutup telinga dengan kapas

8.      Tutup dada dengan handuk sampai leher

9.      Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat selanjutnya shampoo dan bilas dengan air hangat sambil dipijat

10.  Setelah selesai, keringkan rambut dengan handuk lalu sisir dengan rapi

11.  Cuci tangan setelah prosedur dlakukan

16.   Mengganti Alat Tenun Dengan Pasien Diatasnya

A.    Persiapan Alat

1.   Baki dengan alas / troli

2.   Alat btenun: sprei, perlak, steek laken, sarung bantal dan selimut

3.   Tempat alas tebun kotor

4.   Ember berisi larutan lysol 1 %

5.   Ember bersi air bersih

6.   Lab kerja 3 buah

B.  Persiapan Pasien

Page 48: Keperawatan Dasar Secaraumum

1.   Bila sadar, beritahukan pasien maksud dan tujuan mengganti alat tenun

2.   Mempersiapkan posisi pasien

C.     Pelaksanaan

1.      Kaji status pasien dan rencana tindakan keperawatan yang dilakukan

2.      Lihat keadaan alat-alat tenun yang kotor dan perlu diganti

3.      Komunikasi rencana tindakan yang akan dilakukan, jelaskan maksud dan tujuannya

4.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan diatas baki / troli

5.      Cuci tangan

6.      Angkat selimut lalu masukkan kedalam tempat pakaian kotor

7.      Miringkan pasien, bila tidak dapat miring sendiri dinatu seorang perawat lagi yang memegang atau menahan bahu dan paha pasien dari sisi lain

8.      Tempatkan bantal dibawah kepala kepala pasien

9.      Lepaskan alat tenun dibawah kasur dimana perawat berdiri

10.  Gulung steek laken sampai kepunggung pasien

11.  Bersihkan perlak dengan lap yang telah dicelupkan ke dalam cairan lysol, lau bersihkan denga  air bersih, kemudian keringkan dan tutupkan sampai kepunggung pasien (bila perlu perlak diganti)

12.  Gulung sprei sampai kepunggung pasien

13.  Bersihkan kerangka tempat tidur sebelah tempat perawat berdiri.

14.  Bentangkan sprei bersih memanjang dengan lipatan tengahnya tepat pada nagian tengah tempat tidur.

15.  Masukkan sprei bagian kepala dan kaki kebawah kasur, kemudian buat sudut dan masukkan bagian sisi ke bawah kasur.

16.  Bentangkan kembali perlak yang ditutupkan pada punggung pasien.

17.  Pasang steek laken bersih dan bersama dengan perlak masukkan kebawah kasur, cara membentangkan seperti memasang sprei.

18.  Terlentangkan pasien kemudian miringkan kesisi lain

19.  Perawat pindah kesisi lain dan bawa alat-alat pembersihan

Page 49: Keperawatan Dasar Secaraumum

20.  Lepaskan alat tenun dari bawah kasur

21.  Angkat steek laken yang kotor, kemudian masukkan ketempat pakaian kotor

22.  Bersihkan perlak seperti cara diatas, kemudian tutupkan pada punggung pasien

23.  Angkat sprei kotor, kemudian masukkan  ketempat pakaian kotor

24.  Bersihkan kerangka tempat tidur seperti diatas

25.  Menarik sprei bersih pada punggung pasien , lalu bentangkan sampai rata

26.  Terlentangkan pasien

27.  Angkat bantal, ratakan kapukknya dan ganti sarungnya dengan yang bersih lalu letakkan kembali dibawah kepala pasien

28.  Menarik perlak

29.  Menarik steek laken yang kotor dengan yang bersih (caranya seperti memasang selimut mandi).

30.  Masukkan sprei , perlak, steek laken, bagian sisi serta bagian kepala ke bawah kasur.

31.  Rapikan pasien

32.  Bersihkan dan kembalikan alat-alat

17.  SOP Pemasangan NGT

Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung

B.  Tujuan :

Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per-oral atau adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung terlebih dahulu, kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi. Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Page 50: Keperawatan Dasar Secaraumum

B.Alat 

      Pipa penduga dengan tempatnya corong

      Spuit 20 cc

      Pengalas

      Bengkok

      Plester dan gunting

      Makanan dalam bentuk cair

      Air matang

      Obat-obatan

      Stetoskop

      Klem

      Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)

      Vaselin

C. Prosedur Kerja Pemasangan Pipa Lambung

1.      Cuci tangan

2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3.      Atur posisi pasien (manusia coba) dengan posisi semi-Fowler

4.      Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada

5.      Letakkan bengkok di dekat pasien

6.      Tentuksn letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari Epigastrium sampai hidung kemudian di bengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya.

7.      Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut, lalu masukkan melalui hidung secara perlahann-lahan sambil pasien di anjurkan untuk menelannya

8.      Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung, dengan cara :

Page 51: Keperawatan Dasar Secaraumum

9.      Masukkan ujung slang yang di klem ke dalam waskom yang berisi air (klem di buka) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung berarti pipa tersebut masuk kedalam lambung setelah itu di klem atau dilipat kembali

10.  Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang ada di dalam lambung sebanyak yang telah di masukkan

11.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

18.    Pemberian Nutrisi

A.    Alat dan Bahan Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung

   Corong

   Spuit 20 cc

   Pengalas

   Makanan dalam bentuk cair

      Air matang

      Obat-obatan (Bila ada)

      Klem

      Stetoskop

Page 52: Keperawatan Dasar Secaraumum

B.     Prosedur Kerja Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Lambung

1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2.      Cuci tangan

3.      Atur posisi semi-Fowler

4.      Pasangkan pengalas

5.      Letakkan bengkok

6.      Periksa dahulu sisa makanan di lambung dengan menggunakan spuit yang di aspirasikan ke pipa lambung

7.      Buka Klem atau penutup

8.      Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit pada pangkal pipa

9.      Masukkan air matang kurang-lebuh 15 cc pada awal dengan di tuangkan lewat pinggirnya

10.  Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila ada obat-obatan masukkan dan beri air minum lalu klem pipa penduga

11.  Catat hasilnya atau respon pasien selama pemberian makanan

12.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

19. Pemasangan Kateter

Tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra.

A. Tujuan

1.   Membantu memenuhi kebutuhan eliminasi.

2.   Sebagai pengambil bahan pemeriksaan.

B.  Persiapan Alat

1.   Sarung tangan steril

Page 53: Keperawatan Dasar Secaraumum

2.   Kateter steril (sesuai ukuran dan jenis)

3.   Duk steril

4.   Minyak pelumas atau / jeli

5.   Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)

6.      Spuit yang berisi cairan

7.      Perlak dan alasnya

8.      Pinset anatomi

9.      Bengkok

10.  Urinal bag

11.  Sampiran

C.  Prosedur kerja

a. Untuk Pria

1.   Jelaskan prosedur

2.   Cuci tangan

3.   Atur ruangan / pasang sampiran

4.   Pasang perlak / alas

5.   Gunakan sarung tangan steril

6.    Pasang duk steril

7.   Pegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat / savlon

8.   Beri minyak pelumas atau / jeli pada ujung kateter, lalu masukkan pelan-pelan, sambil menganjurkan untuk menarik nafas

9.   Jika tertahan jangan dipaksa

Page 54: Keperawatan Dasar Secaraumum

10.  Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades untuk dipasang tetap

11.  Sambung kateter dengan urine bag dan fiksasi ke arah atas paha / abdomen

12.  Rapikan alat

13.  Cuci tangan

b.   Untuk Wanita

1.   Cuci tangan

2.   Jelaskan prosedur

3.   Atur ruangan / pasang sampiran

4.   Pasang perlak / alas

5.   Gunakan sarung tangan steril

6.   Pasang duk steril

7.   Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (kurang lebih 3 kali)

8.   Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri lalu bersihkan bagian dalam

9.   Beri minyak pelumas atau / jeli pada kateter, lalu masukkan pelan-pelan, sambil anjurkan pasien untuk menarik nafas, masukkan atau hingga urin keluar

10.  Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades untuk dipasang tetap

11.  Sambung kateter dengan urine bag dan fiksasi ke arah samping

12.  Rapikan alat

13.  Cuci tangan

DAFTAR PUSTAKA

Page 55: Keperawatan Dasar Secaraumum

http://nursinginformatic.wordpress.com/2012/01/14/kategori-tindakan-perawatan/

http://alfiyyahaee.blogspot.com/p/1-pengertian-belive-2-kategori-belief_23.html

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&hs=mpe&rls=org.mozilla:en-US:official&spell=1&q=tindakan+keperawatan+dasar&sa=X&ei=atqkULK6O8WjiAep1oCICQ&ved=0CBwQvwUoAA

http://keperawatankita.wordpress.com/category/tindakan-dasar-keperawatan/

http://nursinginformatic.wordpress.com/2012/01/15/tindakan-keperawatan-dasar-kategori-2/

http://nursinginformatic.wordpress.com/2012/01/18/tindakan-perawatan-dasar-kategori-3/

http://nursinginformatic.wordpress.com/2012/02/06/tindakan-keperawatan-dasar-kategori-4/

http://translate.google.co.id/#submit

http://iin-stikesmuhkudus.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-keperawatan-anak.html

http://books.google.co.id/books?id=-IEgphlP8E8C&pg=PA9&dq=tindakan+keperawatan+dasar&hl=id&sa=X&ei=-FOlUIrhEs7-rAfN5YHYAw&redir_esc=y#v=onepage&q=tindakan%20keperawatan%20dasar&f=false

http://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/09/konsep-dasar-asuhan-keperawatan/

http://areamahasiswarantau.blogspot.com/2012/06/konsep-dasar-asuhan-keperawatan.html

http://www.akperppni.ac.id/category/tindakan-keperawatan

http://gusri-wahyudi.blogspot.com/2012/05/prosdur-bad-making.html

http://www.kapukonline.com/2012/06/prosedurcaratindakanmemandikanpasien.html

http://gusri-wahyudi.blogspot.com/2012/05/prosedur-pemasangan-ekg.html

http://gusri-wahyudi.blogspot.com/2012/05/prosedur-mengukur-dan-mencatat-tanda.html

http://gusri-wahyudi.blogspot.com/2011/12/ngt.html

http://gusri-wahyudi.blogspot.com/2011/12/perawatan-rambut.html

http://gusri-wahyudi.blogspot.com/2012/07/sap-perawatan-luka.html

http://gusri-wahyudi.blogspot.com/2012/05/mengganti-laken.html