209
i KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN PRIBADI MAHASISWA PROGRAM STUDI PBSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEMESTER TIGA PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS TIK KELAS A TAHUN AJARAN 2019 BERMEDIA STORYBIRD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun Oleh Dionisius Toni Setyobudi NIM: 161224002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

i

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENGALAMAN PRIBADI MAHASISWA PROGRAM STUDI PBSI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEMESTER TIGA

PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS TIK KELAS A

TAHUN AJARAN 2019

BERMEDIA STORYBIRD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun Oleh

Dionisius Toni Setyobudi

NIM: 161224002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terima kasih saya ucapkan, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

memberikan rahmat dan kelancaran dalam menyusun skripsi. Karya ini akan saya

persembahkan untuk:

1. kedua orang tua saya, khususnya Ibunda Maria Palupi Rini,

2. kakek, nenek, serta sanak saudara/i saya atas bantuan, motivasi, dan segala

hal-hal baik yang sudah diberikan kepada saya,

3. Yayasan Van Deventer-Maas Stichting (VDMS),

4. teman-teman “Skripsi Mamak” yang selalu mendukung satu sama lain

dalam suka maupun duka,

5. teman-teman PBSI USD angkatan 2016 kelas A atas semua bantuan,

kebersamaan, dan motivasi,

6. semua pihak yang sudah bersedia memberikan bantuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

v

MOTO

“Jika Anda ingin bersinar seperti matahari, pertama, Anda harus membakar

seperti itu.”

(Adolf Hitler)

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”

(Amsal 23:18)

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,

tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu

kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”

(Filipi 4:6)

“Bermimpilah, dan wujudkan mimpimu”

(Anonim)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

viii

ABSTRAK

Setyobudi, Dionisius Toni. 2020. Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Pengalaman Pribadi Mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata

Dharma Semester Tiga pada Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK

Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia Storybird. Skripsi. Yogyakarta:

Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma

Terdapat dua tujuan yang dimiliki oleh penelitian ini. Pertama,

memaparkan kemampuan menulis karangan narasi pribadi mahasiswa PBSI USD

pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun 2019 bermedia

Storybird. Kedua, mendeskripsikan tipe kesalahan yang terdapat dalam hasil

karangan narasi pribadi mahasiswa PBSI USD pada mata kuliah pembelajaran

berbasis TIK kelas A tahun 2019.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun ajaran 2019.

Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil karangan narasi pengalaman pribadi

yang dibuat oleh mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun ajaran 2019 dengan

menggunakan media Storybird. Data penelitian ini ialah isi karangan narasi

mahasiswa yang memuat orientasi, komplikasi, evaluasi (jika ada), resolusi, koda.

kaidah kebahasaan karangan narasi, dan ejaan. Penelitian ini menggunakan tes

menulis narasi pengalaman pribadi untuk pengumpulan data.

Terdapat dua hasil yang didapatkan dari penelitian ini. Pertama,

berdasarkan pedoman konversi skala lima PAN (Pedoman Acuan Norma),

kemampuan menulis narasi pengalaman pribadi pada populasi dengan

menggunakan media Storybird berada di kategori sedang dengan rata-rata sebesar

19,02, simpangan baku sebesar 1,82, dan berada di interval skor 18,11-19,92.

Kedua, tipe kesalahan yang terdapat dalam hasil karangan narasi pengalaman

pribadi pada populasi, yaitu: 1) kesalahan berbahasa pada tataran fonologi, 2)

kesalahan berbahasa pada tataran morfologi, 3) kesalahan berbahasa pada tataran

sintaksis, 4) kesalahan berbahasa pada tataran semantik, dan 5) kesalahan

berbahasa penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia.

Kata kunci: kemampuan menulis, narasi, pengalaman pribadi, Storybird.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

ix

ABSTRACT

Setyobudi, Dionisius Toni. 2020. Competence to Write a Narrative Essay

Personal Experience Students of PBSI Study Program Sanata Dharma

University Third Semester in Class A ICT-Based Learning Courses 2019 in

Storybird Media. Essay. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature

Education Study Program, Department of Language and Arts Education,

Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

There are two purposes that this research had. First, describing the

competence to write a personal narrative essay PBSI USD students in class A

ICT-based learning class 2019 using Storybird. Second, describing the error type

contained in the personal narrative essay on the students of PBSI USD, class A

ICT-based learning 2019.

This research was classified as a quantitative descriptive research. The

population in this study was the students of PBSI USD ICT, A class, 2019. The

data source in this study was the results of narrative personal experiences made

by the students of PBSI USD ICT, A class, 2019 using Storybird media. The data

of this research were the contents of the students narrative essay which contained

orientation, complications, evaluation (if anny), resolution, code, language rule of

narrative essay, and spelling. This research used a narrative writing test of

personal experience for collecting the data.

There are two results which were obtained from this research. First, based

on PAN’s five scale conversion guidelines (Norm Reference Guidelines), the

writing competency of personal experience narrative ont this population using

Storybird media was in the medium category with an average score was 19,02,

standard deviation score was 1,82, and the interval score was between 18,11-

19,92. Second, type of error found in the narrative essay of the personal

experience on the population, namely: 1) language errors at the phonological

level, 2) language errors at the morphological level, 3) language errors at the

syntactic level, 4) language errors at the semantic level, and 5) language errors in

applying Indonesian spelling rules.

Keywords: writing competence, narration, personal experience, Storybird.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv

MOTO ....................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvii

DAFTAR SKEMA ................................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xxi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

1.5 Batasan Istilah ............................................................................................. 10

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 13

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................. 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xiv

2.2 Landasan Teori ............................................................................................ 18

2.2.1 Keterampilan Menulis ....................................................................... 18

2.2.1.1 Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .................. 18

2.2.1.2 Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi ........................ 19

2.2.1.3 Fungsi dan Tujuan Menulis ................................................... 20

2.2.1.4 Jenis-Jenis Tulisan ................................................................. 21

2.2.2 Karangan Narasi ................................................................................. 22

2.2.2.1 Pengertian Karangan Narasi .................................................. 22

2.2.2.2 Ciri-Ciri Karangan Narasi...................................................... 23

2.2.2.3 Jenis-Jenis Karangan Narasi .................................................. 23

2.2.2.4 Struktur Karangan Narasi ...................................................... 26

2.2.2.5 Kaidah Kebahasaan Karangan Narasi ................................... 28

2.2.2.6 Komponen Keterampilan Menulis Narasi ............................. 29

2.2.3 Narasi Ekspositoris............................................................................. 30

2.2.4 Storybird ............................................................................................. 31

2.2.4.1 Pengertian ............................................................................... 31

2.2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan..................................................... 31

2.2.4.3 Lima Fasilitas Storybird ......................................................... 32

2.2.4.4 Cara Membuat Akun dan Menggunakan Storybird ................ 33

2.2.5 Analisis Kesalahan Berbahasa ............................................................ 42

2.2.5.1 Jenis Kesalahan Berbahasa ..................................................... 42

2.2.5.2 Penyebab Kesalahan Berbahasa ............................................. 43

2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 46

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 46

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 47

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian ................................................................ 48

3.4 Teknik Analisis Data ................................................................................... 49

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xv

3.5.1 Tes ...................................................................................................... 51

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 51

3.6.1 Pedoman Penilaian ............................................................................. 52

3.6.2 Pedoman Tes ...................................................................................... 53

3.7 Triangulasi ................................................................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 56

4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 56

4.2 Hasil Penelitian .......................................................................................... 65

4.2.1 Penghitungan Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Ekspositoris Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019

Bermedia Storybird .......................................................................... 66

4.2.2 Tipe Kesalahan yang Terdapat dalam Karangan Narasi

Ekspositoris Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019

Bermedia Storybird .......................................................................... 68

4.3 Pembahasan ................................................................................................. 70

4.3.1 Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Mahasiswa

PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird ....................... 70

4.3.1.1 Orientasi ........................................................................... 71

4.3.1.2 Komplikasi ....................................................................... 73

4.3.1.3 Evaluasi ............................................................................ 74

4.3.1.4 Resolusi ............................................................................ 75

4.3.1.5 Koda ................................................................................. 77

4.3.1.6 Organisasi Isi .................................................................... 78

4.3.1.7 Kebahasaan ...................................................................... 82

4.3.1.8 Ejaan ................................................................................. 85

4.3.2 Tipe Kesalahan yang Terdapat dalam Karangan Narasi

Ekspositoris Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 .............. 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xvi

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 91

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 91

5.2 Implikasi ..................................................................................................... 92

5.3 Saran .......................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 94

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 97

LAMPIRAN .............................................................................................................. 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Konversi Skala Lima PAN .................................................... 50

Tabel 3.2 Indikator Penilaian Menulis .................................................................. 52

Tabel 3.3 Pedoman Tes Penilaian Menulis ........................................................... 54

Tabel 4.1 Daftar Skor Kemampuan Menulis Mahasiswa PBSI TIK Kelas A

Tahun 2019 .......................................................................................... 57

Tabel 4.2 Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Kemampuan Menulis

Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 ........................................ 63

Tabel 4.3 Tipe Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Narasi Ekspositoris

Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 ......................................... 63

Tabel 4.4 Pedoman Konversi Angka ke dalam Skala Lima.................................. 67

Tabel 4.5 Interval Skor ......................................................................................... 67

Tabel 4.6 Contoh Karangan Narasi Mahasiswa yang Berisi Orientasi,

Komplikasi, Resolusi, Evaluasi, dan Koda ........................................... 79

Tabel 4.7 Contoh Kesalahan Pemakaian Huruf dan Penulisan Kata pada

Karangan Narasi Mahasiswa ................................................................ 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xviii

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sign Up for Free .................................................................................. 34

Gambar 2.2 Tampilan untuk Memilih Menu Sesuai Identitas ................................ 34

Gambar 2.3 Tampilan untuk Mengisi Username, Email, dan Password ................ 35

Gambar 2.4 Tampilan untuk Mengaktifkan Akun .................................................. 35

Gambar 2.5 Tampilan untuk Mengganti Avatar .................................................... 36

Gambar 2.6 Tampilan untuk Mengganti Avatar .................................................... 36

Gambar 2.7 Tampilan dari Write ............................................................................ 36

Gambar 2.8 Tampilan Muka Longform Story ......................................................... 37

Gambar 2.9 Tampilan Muka Picture Book ............................................................. 37

Gambar 2.10 Tampilan Muka Comics ...................................................................... 37

Gambar 2.11 Tampilan Muka Flash Fiction............................................................. 37

Gambar 2.12 Tampilan Muka Poetry........................................................................ 38

Gambar 2.13 Tampilan Muka dari Pilihan Gambar pada Bagian All, Popular, atau

Recently Added ................................................................................... 38

Gambar 2.14 Tampilan Picture Book........................................................................ 39

Gambar 2.15 Tampilan untuk Memulai Pembuatan Cerita Bergambar pada

Picture Book ....................................................................................... 39

Gambar 2.16 Tampilan Lembar Kerja pads Picture Book ....................................... 39

Gambar 2.17 Tampilan Judul pada Picture Book .................................................... 40

Gambar 2.18 Tampilan untuk Menyimpan Hasil Karangan .................................... 40

Gambar 2.19 Tampilan Kolom Kategori .................................................................. 40

Gambar 2.20 Tampilan Menu Pilihan Privasi .......................................................... 41

Gambar 2.21 Tampilan Menu Pilihan Privasi .......................................................... 41

Gambar 2.22 Tampilan dari Submit for Review ....................................................... 41

Gambar 4.1 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi ....... 68

Gambar 4.2 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Morfologi ..... 68

Gambar 4.3 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Sintaksis ....... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xx

Gambar 4.4 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Semantik ...... 69

Gambar 4.5 Contoh Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa

Indonesia............................................................................................. 69

Gambar 4.6 Orientasi dengan Pelukisan Tokoh dan Latar yang Jelas ................... 72

Gambar 4.7 Orientasi dengan Pelukisan Tokoh dan Latar yang Jelas ................... 72

Gambar 4.8 Orientasi dengan Pelukisan Tokoh yang Jelas, tetapi Latar Cerita

Tidak Jelas .......................................................................................... 73

Gambar 4.9 Komplikasi yang Berisi Keterlibatan Tokoh dalam Konflik dan

Terdapat Rangkaian Alur Klimaks ..................................................... 74

Gambar 4.10 Contoh Unsur Evaluasi dalam Karangan Narasi Mahasiswa ............. 75

Gambar 4.11 Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Menarik, Jelas, dan

Tidak Terduga .................................................................................... 76

Gambar 4.12 Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Menarik, Jelas, dan

Dapat Diduga ...................................................................................... 76

Gambar 4.13 Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Tidak Menarik, Tidak

Jelas, dan Dapat Diduga ..................................................................... 76

Gambar 4.14 Contoh Koda dalam Karangan Narasi Mahasiswa ............................. 77

Gambar 4.15 Contoh Pilihan Kata dalam Karangan Narasi yang Menunjukkan

Sudut Pandang Pencerita .................................................................. 83

Gambar 4.16 Contoh Pengunaan Dialog dalam Karangan Narasi ........................... 83

Gambar 4.17 Contoh Penggunaan Kata Khusus dalam Karangan Narasi ............... 84

Gambar 4.18 Contoh Uraian Deskriptif Rinci dalam Karangan Narasi................... 84

Gambar 4.19 Contoh Penggunaan Majas dalam Karangan Narasi .......................... 84

Gambar 4.20 Contoh Penggunaan Majas dalam Karangan Narasi .......................... 85

Gambar 4.21 Contoh Penggunaan Pertanyaan Retoris dalam Karangan Narasi ..... 85

Gambar 4.22 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi ....... 87

Gambar 4.23 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Morfologi ..... 88

Gambar 4.24 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Sintaksis ....... 88

Gambar 4.25 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Semantik ...... 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xxi

Gambar 4.26 Contoh Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa

Indonesia............................................................................................. 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Tes Penulisan Karangan Narasi ........................................... 99

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Pengambilan Data .......................................... 100

Lampiran 3 Surat Permohonan Triangulasi ............................................................ 101

Lampiran 4 Triangulasi ........................................................................................... 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pertama penelitian ini berisi enam penjabaran. Penjabaran yang

pertama adalah latar belakang. Penjabaran kedua mengenai rumusan masalah.

Penjabaran ketiga ialah tujuan penelitian. Penjabaran keempat, yaitu manfaat

penelitian. Penjabaran kelima mengenai batasan istilah. Penjabaran keenam

berkaitan dengan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai

oleh seseorang ketika mempelajari suatu bahasa, salah satunya bahasa Indonesia.

Menulis tidak hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi saja, tetapi juga sebagai

media untuk belajar, berpikir, dan menghasilkan ide (Handoyo, 2008:101).

Menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit dikuasai,

bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan (Iskandarwassid dan

Sunendar, 2011:248).

Selain menulis, dalam bahasa Indonesia, ada tiga keterampilan berbahasa

yang lain. Ketiga keterampilan berbahasa tersebut adalah: menyimak, berbicara,

dan mendengar. Hal itu sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Tarigan

(2008:1). bahwa ada empat komponen keterampilan berbahasa, yaitu:

menyimak/listening, berbicara/speaking, membaca/reading, dan yang terakhir

adalah menulis/writing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

2

Pembelajaran menulis tidak hanya dipelajari di sekolah dasar dan

menengah saja, tetapi juga di tingkat perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal

tersebut, ada bermacam-macam jenis tulisan yang dipelajari oleh mahasiswa.

Selain mempelajarinya, mereka juga dituntut agar mampu membuat beraneka

macam karangan/tulisan sebagai salah satu wujud output yang diharapkan dari

suatu proses perkuliahan.

Salah satu jenis tulisan yang dipelajari dan dibuat oleh mahasiswa adalah

karangan narasi. Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-oleh pembaca

melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 2007:135-136). Secara garis

besar, karangan narasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu: ekspositoris dan sugestif.

Narasi ekspositoris dapat diartikan sebagai narasi yang berusaha menceritakan

suatu peristiwa khas dan hanya terjadi satu kali. Peristiwa khas adalah peristiwa

yang tidak dapat diulang kembali karena ia merupakan pengalaman atau kejadian

pada suatu waktu tertentu saja (Keraf, 2007:137). Dapat disimpulkan, bahwa

narasi ekspositoris merupakan narasi yang berdasarkan kejadian sebenarnya.

Sebaliknya, narasi sugestif adalah narasi yang melibatkan daya khayal/imajinasi

(Keraf, 2007:138). Penelitian ini akan lebih fokus memaparkan tentang narasi

ekspositoris (pengalaman).

Ada berbagai macam media yang dapat digunakan untuk menulis karangan

narasi ekspositoris. Media-media tersebut berupa media elektronik dan

nonelektronik, maupun media yang berbasis web dan nonweb. Masing-masing

jenis media memilki kekhasan, keunggulan, dan kekurangannya tersendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

3

Salah satu media yang dapat digunakan untuk membuat karangan narasi

pengalaman pribadi adalah Storybird. Storybird merupakan sebuah media yang

berguna untuk membuat cerita bergambar dengan menggunakan khayalan maupun

imajinasi sendiri. Media tersebut menyediakan berbagai gambar yang dapat

dirangkai sendiri agar nantinya menjadi sebuah cerita bergambar. Selain membuat

cerita, pengguna juga dapat membaca dan mengomentari cerita yang dibuat oleh

pengguna lain.

Ada lima alasan yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan

penelitian mengenai kemampuan penulisan karangan narasi pengalaman pribadi

mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga pada

mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019 dengan

menggunakan media Storybird. Alasan tersebut antara lain: (1) sebagai salah satu

mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma, peneliti ingin

berkontribusi untuk meningkatkan mutu dan variasi penelitian di program studi

tersebut, (2) program studi PBSI Universitas Sanata Dharma memiliki keunggulan

dan ciri khas yang belum tentu dimiliki oleh program studi serupa di kampus lain,

(3) berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS), menulis cerita narasi

adalah salah satu aktivitas belajar yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam

perkuliahan pembelajaran berbasis TIK di Program Studi PBSI Universitas Sanata

Dharma, (4) penulisan karangan narasi harus dikuasai oleh calon guru bahasa

Indonesia karena untuk pengajaran KD 3.6 dan 4.6 pada satuan pendidikan

SMP/MTs, dan (5) Storybird merupakan aplikasi berbasis web yang dapat

digunakan untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas dan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

4

salah satu upaya untuk meningkatkan literasi digital bagi para calon guru,

khususnya calon guru bahasa Indonesia. Adapun pemaparan keempat alasan di

atas secara lebih rinci adalah sebagai berikut.

Alasan pertama, peneliti ingin mencoba berkontribusi untuk Program

Studi PBSI Universitas Sanata Dharma. Kontribusi yang dimaksud terutama

berkaitan dengan peningkatan mutu dan variasi penelitian di program studi

tersebut. Sampai saat ini, peneliti belum menemukan penelitian mengenai

penggunaan Storybird, khususnya sebagai media yang digunakan untuk mengukur

hasil penulisan narasi mahasiswa semester tiga pada mata kuliah pembelajaran

berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019 di Program Studi PBSI Universitas Sanata

Dharma. Hal itu menjadi peluang bagi peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai penggunaan Storybird sebagai media penulisan narasi ekspositoris

(pengalaman pribadi) mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma

semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran

2019.

Alasan kedua, berdasarkan situs www.usd.ac.id yang diakses pada tanggal

29 Februari 2020, Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma memiliki

beberapa keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut menjadi ciri khas yang

membedakannya dari program studi serupa di universitas lain. Adapun

keunggulan dari Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma adalah sebagai

berikut. Satu, didirikan sejak 1 September 1963, sehingga sudah berpengalaman

selama kurang lebih 56 tahun dalam menyediakan layanan pengajaran ilmu

kependidikan, sastra, dan kebahasaan Indonesia bagi para mahasiswa. Dua,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

5

dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik, Program

Studi PBSI bertujuan menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan

profesional di bidang kependidikan bahasa dan nonkependidikan, khususnya

jurnalistik dan pengajaran BIPA yang dilandasi oleh nilai-nilai Kristiani yang

universal dan cita-cita kemanusiaan. Tiga, selain menjadi guru, lulusan PBSI

Universitas Sanata Dharma juga memiliki prospek untuk bekerja sebagai

instruktur BIPA, pengelola kursus BIPA, perancang program pembelajaran bahasa

Indonesia untuk tujuan khusus di perusahaan dan lembaga pendidikan, penulis

buku teks bahasa Indonesia, kolumnis, editor penerbitan, wartawan atau jurnalis

media cetak dan elektronik, dan tidak sedikit yang mengembangkan diri dalam

bidang kehumasan dan studi lanjut S-2 untuk menjadi dosen di perguruan tinggi.

Empat, Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma sudah menjalin kerja

sama dengan banyak pihak, baik lembaga pendidikan sekolah, perusahaan dan

dunia industri, maupun dengan universitas lain. Bentuk kerja sama yang dilakukan

antara lain: memberikan konsultasi, penelitian persekolahan, penelitian

pengembangan, perancangan program pelatihan untuk karyawan maupun

instruktur, penyusunan modul-modul pembelajaran untuk karyawan, dan

penyediaan tenaga instruktur bahasa, praktik lapangan dan magang bagi

mahasiswa, penyegaran dan peningkatan kualitas SDM lembaga pendidikan

maupun perusahaan. Lima, Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma

tercatat sebagai program studi dengan akreditasi A (0903/SK/BAN-

PT/Akred/S/III/2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

6

Alasan ketiga, penulisan karangan narasi menjadi salah satu aktivitas

belajar yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam perkuliahan pembelajaran

berbasis TIK di Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma. Menurut

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang digunakan, mahasiswa harus

membuat cerita narasi, baik narasi fiksi maupun nonfiksi. Hal tersebut sebagai

wujud dari output yang dihasilkan dari proses perkuliahan pada saat mempelajari

materi mengenai Storybird.

Alasan keempat, penulisan karangan narasi harus dikuasai oleh calon guru

bahasa Indonesia karena untuk pengajaran KD 3.6 dan 4.6 pada satuan pendidikan

SMP/MTs. Menurut silabus mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP/MTs,

materi mengenai karangan narasi ekspositoris/pengalaman pribadi terdapat pada

Kompetensi Dasar (KD) 3.6 dan 4.6. Adapun pada KD 3.6, siswa diminta untuk

menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar.

Sementara pada KD 4.6, siswa diminta untuk mengungkapkan pengalaman dan

gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan

kebahasaan. Oleh karena itu, sebelum mengajarkannya pada siswa, seorang calon

guru maupun guru harus menguasai materi terkait karangan narasi ekspositoris.

Alasan kelima, Storybird merupakan aplikasi berbasis web yang dapat

digunakan sebagai media untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas

dan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan literasi digital bagi para calon

guru, khususnya calon guru bahasa Indonesia. Sebagai sebuah aplikasi berbentuk

web, Storybird memiliki beberapa keunggulan, antara lain:(1) meningkatkan

kreativitas, hal ini dapat terjadi karena dalam Storybird disediakan berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

7

macam pilihan ilustrasi/gambar yang dapat digunakan untuk melengkapi tulisan,

(2) mempermudah guru/instruktur untuk mencapai hasil yang maksimal dalam

suatu pembelajaran karena Storybird membuat pemelajar lebih tertarik dan tidak

mudah bosan, (3) mengasah dan meningkatkan bakat siswa dalam membuat cerita

bergambar. Selain itu, Storybird juga menawarkan beberapa fasilitas, antara lain:

picturebook, longform story, comics, flash fiction, dan poetry. Kelima fasilitas

tersebut mempunyai kegunaannya masing-masing, seperti: untuk membuat cerita

bergambar, komik sederhana, puisi, dan pantun. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa aplikasi ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran, salah

satunya penulisan karangan narasi. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan sebuah penelitian berjudul

“Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi Mahasiswa Program

Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga Pada Mata Kuliah

Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia Storybird”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, peneliti

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Seberapa tinggi tingkat kemampuan menulis karangan narasi pengalaman

pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma

semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun

ajaran 2019 bermedia Storybird?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

8

2. Tipe kesalahan apa yang terdapat dalam karangan narasi pengalaman

pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma

semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun

ajaran 2019?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Memaparkan tingkat kemampuan menulis karangan narasi pengalaman

pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma

semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun

ajaran 2019 bermedia Storybird.

2. Mendeskripsikan tipe kesalahan yang terdapat dalam karangan narasi

pengalaman pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata

Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas

A tahun ajaran 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoretis dan praktis. Manfaat

teoretis dan praktis tersebut adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,

khususnya mengenai kemampuan menulis karangan narasi pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

9

pribadi bermedia Storybird bagi mahasiswa Program Studi PBSI

Universitas Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran

berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan sumbangsih berupa teori baru dalam bidang

media pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi mahasiswa

Memberikan gambaran kemampuan menulis karangan narasi

ekspositoris/pengalaman pribadi.

b) Bagi Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma

Menjadi salah satu penelitian yang dapat digunakan untuk

meningkatkan mutu dan variasi penelitian di Program Studi PBSI

Universitas Sanata Dharma. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran kemampuan menulis dan penggunaan aplikasi

Storybird mahasiswa PBSI angkatan 2018 yang mengikuti perkuliahan

Pembelajaran Berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019.

c) Bagi Peneliti

Bagi peneliti, khususnya sebagai calon guru, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan gambaran mengenai media yang dapat digunakan

dalam pembelajaran, salah satunya materi mengenai karangan narasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

10

1.5 Batasan Istilah

Untuk menghindari pemahaman yang berbeda, berikut akan dijelaskan

mengenai beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini.

1. Karangan Narasi

Karangan narasi dapat diartikan sebagai bentuk wacana yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian maupun peristiwa sehingga tampak seolah-

olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa tersebut (Keraf,

2007:135-136).

2. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu hal yang pernah dialami, dirasakan, dijalani,

ditanggung, dsb (KBBI, 2020).

3. Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK

Mata kuliah pembelajaran berbasis TIK merupakan mata kuliah yang berisi

tentang penggunaan komputer sebagai media pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia dalam empat keterampilan berbahasa dan bersastra. Dalam

mata kuliah ini, ada penggabungan penggunaan teks, gambar, animasi,

audio, dan video dengan alat bantu serta koneksi internet. Melalui mata

kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan navigasi, berinteraksi,

berkarya.dan berkomunikasi untuk mendukung kemampuan utamanya

dalam mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia (RPS PENG

107/Pembelajaran Berbasis TIK).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

11

4. Storybird

Storybird is a language arts tool. We use illustrations to inspire members to

write stories, and encourage ongoing writing practice (Storybird adalah

media yang menggunakan ilustrasi untuk menginspirasi orang dalam

menulis cerita dan mendorong suatu praktik penulisan yang berkelanjutan

[www.storybird.com yang diakses pada tanggal 29 Februari 2020]). Bentuk

tulisan yang dimungkinkan, yaitu: cerita bergambar/picture book, ilustrasi

panjang, puisi, dsb. Dalam penelitian ini, akan difokuskan mengenai cerita

bergambar/picture book.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini tersusun atas lima bab. Adapun pemaparannya sebagai

berikut. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari: (1) latar belakang masalah, (2)

rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah,

dan (6) sistematika penulisan. Bab II berisi kajian teori yang terdiri dari; (1)

penelitian terdahulu yang relevan, (2) landasan teori yang digunakan dalam

penelitian ini, serta (3) kerangka berpikir. Bab III berisi metodologi penelitian

yang terdiri dari: (1) jenis penelitian, (2) populasi dan sampel penelitian, (3)

sumber data dan data penelitian, (4) teknik analisis data, (5) teknik pengumpulan

data, (6) instrumen pengumpulan data, dan (7) triangulasi. Bab IV berisi deskripsi

data, hasil penelitian, dan pembahasan tentang tingkat kemampuan menulis

karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas

Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

12

tahun ajaran 2019 serta tipe kesalahan yang terdapat dalam karangan narasi

mahasiswa. Bab V berisi kesimpulan dari penelitian, implikasi, dan saran-saran

yang ditujukan untuk pihak/peneliti lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

13

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab dua pada penelitian ini berisi dua subbab. Subbab yang pertama

adalah penelitian yang relevan. Subbab kedua merupakan penjabaran mengenai

landasan teori yang digunakan dalam penelitian.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Sampai saat ini, peneliti belum menemukan penelitian yang mengkaji

tentang penggunaan media Storybird untuk keterampilan menulis karangan narasi

pengalaman pribadi mahasiswa program studi PBSI Universitas Sanata Dharma

semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran

2019. Akan tetapi, peneliti menemukan ada empat penelitian sebelumnya yang

relevan dengan topik pada penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut antara lain:

penelitian yang dilakukan oleh Agustinah (2016), Ariyanto (2009), Roida

Nurhayati Rita (2013), dan Shinta Nurfitri Setyorini (2017).

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Agustinah (2016) berjudul

“Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas

VII SLB Budi Asih Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran

2011/2012”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terjadi peningkatan

keterampilan menulis karangan paragraf narasi setelah dilakukan pembelajaran

menggunakan media gambar. Hal itu terlihat dari nilai rata-rata 45 pada prasiklus

yang meningkat menjadi 64,25 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 82.5

pada siklus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

14

Berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto (2009) dengan

judul “Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009”. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat diketahui

beberapa hal penting sebagai berikut: (1) siswa masih sering menggunakan ejaan

tidak baku, (2) pada waktu menulis, siswa sudah mempunyai ide untuk

disampaikan pada pembaca, walaupun penyampaian gagasannya masih belum

benar. Selain itu, guru juga menjadi faktor penentu dalam meningkatkan

kemampuan menulis siswa. Adapun cara yang dapat dilakukan guru untuk

meingkatkan kemampuan menulis siswa adalah: (1) memberikan pengetahuan

tentang karangan narasi, (2) siswa harus diberi kesempatan untuk menuangkan

idea tau gagasan agar siswa dapat berpikir kritis dan kreatif, dan (3) melakukan

pendampingan kepada siswa dengan kemampuan mengarang yang rendah.

Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Roida Nurhayati Rita

(2013). Penelitian tersebut berjudul “Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Kanisius Kadirojo Kalasan Purwomartani Yogyakarta Tahun

Ajaran 2012/2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri”.Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Roida menunjukkan bahwa jika dilihat dari hasilnya,

motivasi dan minat siswa dalam menulis dapat dikatakan cukup baik. Selain itu,

guru dan media yang digunakan juga berpengaruh terhadap hasil penulisan narasi

siswa.

Terakhir, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Shinta Nurfitri Setyorini

(2017) dengan judul “The Effectiveness of Using Storybird in Teaching Learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

15

Process of Writing Narrative Text in SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo”.

Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa aplikasi Storybird efektif

digunakan untuk meningkatkan proses menulis teks narasi. Hal itu dapat dilihat

dari hasil pre test dan post test yang diperoleh siswa. Selain itu, berdasarkan hasil

observasi dan analisis kuesioner yang dilakukan oleh Shinta Nurfitri, para siswa

kelas 10 SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo menunjukkan respon positif terhadap

penggunaan media Storybird untuk penulisan teks narasi.

Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan dalam paragraf di atas, terdapat

persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian

terdahulu yang relevan. Persamaan dan perbedaan tersebut ialah berkaitan dengan

jenis karangan yang menjadi objek kajian, subjek penelitian, dan media yang

digunakan sebagai sarana pendukung dalam penulisan karangan narasi. Adapun

pemaparan mengenai persamaan dan perbedaan dari penelitian ini dengan

penelitian-penelitian terdahulu yang relevan akan dipaparkan pada paragraf

berikut.

Pertama, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian berjudul

“Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas

VII SLB Budi Asih Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran

2011/2012” adalah terkait dengan hal yang dikaji, yaitu kemampuan subjek

penelitian dalam membuat karangan narasi. Karangan narasi yang dibuat oleh

subjek dalam kedua penelitian tersebut termasuk jenis karangan narasi

ekspositoris/pengalaman pribadi. Sementara perbedaannya ialah terletak pada

jenis media yang digunakan. Pada penelitian ini, media yang digunakan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

16

peneliti untuk mengukur kemampuan subjek dalam menulis karangan narasi

adalah Storybird, sedangkan Agustinah (2016) menggunakan media gambar

sebagai sarana penunjang bagi subjek penelitian untuk menulis karangan narasi.

Kedua, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian berjudul

“Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran

2008/2009” ialah terletak pada jenis karangan yang menjadi objek penelitian,

yaitu karangan narasi ekspositoris/pengalaman pribadi. Perbedaan dari kedua

penelitian tersebut, yaitu pada subjek penelitian yang akan dilihat kemampuannya

dalam menulis karangan narasi. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa

Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2018 yang mengikuti

perkuliahan Pembelajaran Berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019, sedangkan

subjek pada penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto (2009) ialah siswa kelas VIII

SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.

Ketiga, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian berjudul

“Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kanisius Kadirojo

Kalasan Purwomartani Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dengan

Menggunakan Media Gambar Seri” ialah sama-sama berisi uraian mengenai

kemampuan subjek penelitian dalam menulis karangan narasi. Sementara

perbedaannya, yaitu terletak pada media yang digunakan oleh subjek penelitian

untuk menulis karangan narasi. Pada penelitian ini, media yang dikaji oleh peneliti

sebagai sarana pendukung bagi subjek dalam menulis karangan narasi adalah

Storybird, sedangkan Roida Nurhayati (2013) mengkaji mengenai penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

17

media gambar seri untuk mengukur kemampuan subjek dalam menulis karangan

narasi.

Keempat, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian berjudul “The

Effectiveness of Using Storybird in Teaching Learning Process of Writing

Narrative Text in SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo” ialah terkait dengan jenis

teks dan media yang dikaji dalam penelitian, yaitu karangan narasi dan media

Storybird. Akan tetapi, pada penelitian ini, subjek yang akan diukur

kemampuannya dalam menulis karangan narasi adalah mahasiswa Program Studi

PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2018 yang mengikuti perkuliahan

Pembelajaran Berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019. Sementara itu, subjek

dalam penelitian yang dilakukan oleh Shinta Nurfitri (2017) ialah siswa SMA

Negeri 1 Gedangan Sidoarjo.

Berdasarkan penjabaran mengenai persamaan dan perbedaan antara

penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang relevan, ada kebaruan yang

terdapat dalam penelitian ini. Kebaruan yang dimaksud, yaitu mengenai media

dan subjek yang dikaji dalam penelitian. Pada penelitian ini, subjek yang akan

dilihat kemampuannya dalam menulis karangan narasi adalah mahasiswa Program

Studi PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2018 yang mengikuti

perkuliahan Pembelajaran Berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019. Sementara

pada penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, subjek yang diteliti adalah

siswa dan siswi di sekolah. Selain itu, pada penelitian ini, media yang digunakan

oleh peneliti untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menulis

karangan narasi adalah Storybird. Sebaliknya, media yang digunakan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

18

beberapa penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini untuk mengukur

kemampuan subjek penelitian dalam penulisan karangan narasi berupa media

nonelektronik, contohnya gambar seri.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Keterampilan Menulis

Berikut akan dipaparkan mengenai: (a) keterampilan menulis sebagai salah

satu dari empat keterampilan berbahasa, (b) menulis sebagai suatu cara

berkomunikasi, (c) fungsi dan tujuan menulis, serta (d) jenis-jenis tulisan.

2.2.1.1 Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa, selain

mendengarkan, berbicara, dan membaca, yang harus dikuasai oleh seorang

pemelajar bahasa Indonesia. Hal itu berlaku untuk pemelajar BIPI (Bahasa

Indonesia bagi Penutur Indonesia) ataupun BIPA (Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing). Keterampilan berbahasa tersebut saling terkait antara yang

satu dengan lainnya. Pada awalnya, seseorang akan belajar menyimak,

kemudian belajar berbicara, lalu belajar membaca, dan yang terakhir belajar

menulis (Tarigan, 2008:1). Keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis, menjadi dasar bagi para pemelajar bahasa untuk menggunakan

bahasa Indonesia.

Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain,

kemampuan menulis menjadi yang paling sulit dikuasai, bahkan oleh penutur

asli bahasa yang bersangkutan (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:248).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

19

Kesulitan itu disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki

penguasaan berbagai macam kaidah kebahasaan, seperti: ejaan, struktur

kalimat, kosakata, dan lain-lain. Baik unsur bahasa dan isi harus terjalin

sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu.

2.2.1.2 Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi

Berdasarkan media penyampaiannya, proses komunikasi dibedakan

menjadi tiga, yaitu: visual/nonverbal, oral/lisan, dan written/tulis (Tarigan,

2008:19). Ketiga jenis komunikasi tersebut mempunyai ciri khasnya masing-

masing. Komunikasi secara lisan/oral adalah komunikasi yang dilakukan

melalui mulut, sedangkan komunikasi bermedia tulis merupakan komunikasi

yang mengandung pesan berwujud tulisan. Berbeda dengan komunikasi secara

oral maupun tulis yang menggunakan kata-kata, Solihin (2015) menyatakan

bahwa komunikasi nonverbal/visual disampaikan bukan dengan kata-kata,

tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan

istilah bahasa isyarat atau body language, potongan rambut, pakaian, dan

sebagainya.

Berkaitan dengan menulis sebagai suatu cara berkomunikasi, menurut

Morsey (dalam Tarigan 2008:20), sebuah tulisan dapat dipergunakan oleh

orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta

memengaruhi orang lain. Maksud/tujuan suatu penulisan hanya bisa tercapai

oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

20

dengan jelas. Kejelasan tersebut bergantung pada pikiran, pemilihan kata, dan

stuktur kalimat yang benar.

1. Fungsi dan Tujuan Menulis

Sebelum memaparkan fungsi dan tujuan menulis, pada bagian ini,

peneliti akan memberikan gambaran mengenai definisi dari kata fungsi dan

tujuan terlebih dahulu. Kata fungsi memiliki arti, yaitu berkaitan dengan

kegunaan/peran suatu hal, sedangkan kata tujuan merupakan segala

sesuatu yang berhubungan dengan arah; haluan; maksud; dan tuntutan

(KBBI, 2020). Bersumber pada penjelasan tersebut, dapat dilihat

perbedaan yang cukup mendasar dari kata fungsi dan tujuan.

Berdasarkan pemaparan pada paragraf satu, maka pada bagian ini

akan dijelaskan mengenai fungsi dan tujuan menulis, baik bagi penulis

maupun pembaca. Adapun fungsi utama menulis ialah sebagai alat

komunikasi yang tidak langsung (Tarigan, 2008:22). Dapat dikatakan

bahwa menulis sangat penting bagi seseorang karena mampu membuat

seseorang berpikir kritis, memperdalam daya tanggap, memecahkan suatu

permasalahan, dan sebagai media berekspresi. Selain itu, menurut Hugo

Hartig (dalam Tarigan, 2008:25), menulis juga memiliki beberapa tujuan

sebagai berikut: tujuan penugasan, tujuan altruistic/menyenangkan

pembaca, tujuan persuasif, tujuan informasional, tujuan pernyataan diri,

tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

21

2. Jenis-Jenis Tulisan

Ada berbagai macam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

berkaitan dengan jenis-jenis tulisan. Namun, dalam penelitian ini, peneliti

akan menggunakan pendapat dari Weaver dan Morris. Adapun pendapat

dari kedua ahli tersebut adalah sebagai berikut. Berdasarkan bentuknya,

Weaver (dalam Tarigan, 2008:28) mengklasifikasikan jenis-jenis tulisan

menjadi: eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi. Sejalan dengan

Weaver, Morris beserta rekan-rekannya (dalam Tarigan, 2008:28) juga

berpendapat bahwa ada empat jenis tulisan, yaitu: eksposisi, argumen,

deskripsi, dan narasi.

Secara singkat, penjelasan dari karangan eksposisi, argumen,

deskripsi, dan narasi adalah sebagai berikut. Menurut Keraf (1981:3),

eksposisi merupakan pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan

atau pengetahuan pembaca uraian tersebut dan tidak berusaha untuk

memengaruhi orang lain, sedangkan argumentasi dapat dikatakan sebagai

suatu bentuk retorika yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan

pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai

yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 2007:3). Berdasarkan

pernyataan tersebut, dapat dilihat perbedaan antara jenis tulisan eksposisi

dan argumentasi. Sementara itu, karangan narasi dapat diartikan sebagai

bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian maupun

peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami

sendiri peristiwa tersebut (Keraf, 2007:135-136), sedangkan deskripsi atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

22

pemerian adalah sebuah bentuk tulisan yang berisi pemaparan/perincian

dari objek yang dibicarakan (Keraf, 1981:93). Dalam penelitian ini,

peneliti akan lebih fokus memberikan penjelasan mengenai karangan

narasi.

2.2.2 Karangan Narasi

Pada bagian ini, peneliti akan memberikan penjelasan secara lebih rinci

mengenai: (a) pengertian, (b) ciri-ciri, (c) jenis-jenis, (d) struktur karangan narasi,

dan (e) kaidah kebahasaan karangan narasi.

2.2.2.1 Pengertian Karangan Narasi

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan

suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat

atau mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf 2007:135-136). Selain itu, Keraf

(2007:136) juga menambahkan bahwa karangan narasi mencakup dua hal

yang harus diperhitungkan sehingga membedakannya dari jenis karangan lain,

yaitu: perbuatan/tindakan yang terjadi dalam satu rangkaian waktu. Sejalan

dengan pernyataan Keraf, Nursisto (1999:39) mengemukakan bahwa karangan

narasi dapat diartikan sebagai karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang

terjadi dalam satu kesatuan waktu.

Berdasarkan dua pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

karangan narasi adalah salah satu jenis karangan karangan yang berisi tentang

suatu peristiwa. Kemudian, sebuah karangan narasi harus mencakup dua unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

23

penting, yaitu: perbuatan serta waktu. Unsur perbuatan dan waktu menjadi

pembeda antara karangan narasi dengan eksposisi, deskripsi, dan argumentasi.

2.2.2.2 Ciri-Ciri Karangan Narasi

Terdapat beberapa ciri-ciri narasi yang membedakannya dari jenis

karangan lainnya. Semi (2009) menyatakan bahwa narasi memiliki ciri-ciri

sebagai berikut: (1) berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis,

(2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa fakta, imajinasi, atau

gabungan dari keduanya, (3) berdasarkan konflik, tanpa konflik biasanya

narasi menjadi kurang menarik, (4) mempunyai nilai estetika, (5) menekankan

susunan secara kronologis. Sedangkan menurut Keraf (2007:136) ciri-ciri

narasi ialah menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam

urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi”, dan ada

konflik. Berdasarkan pendapat dari dua ahli tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa setidaknya ada lima ciri karangan narasi, yaitu: (1) berupa rangkaian

peristiwa/kejadian, (2) terdapat latar waktu dan tempat, (3) alasan atau latar

belakang pelaku mengalami peristiwa, (4) ada tokoh/orang yang mengalami

peristiwa, dan (5) terdapat susunan kronologis dalam tulisan.

2.2.2.3 Jenis-Jenis Karangan Narasi

Secara garis besar, narasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu: ekspositoris

dan sugestif. Terdapat perbedaan antara narasi ekspositoris dan.sugestif.

Perbedaan tersebut terletak pada fungsi dari masing-masing jenis karangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

24

narasi. Narasi ekspositoris berfungsi untuk menyampaikan informasi

mengenai suatu kejadian, sedangkan narasi sugestif berfungsi untuk

menimbulkan daya khayal. Selain itu, narasi ekspositoris cenderung

menggunakan bahasa informatif, sedangkan narasi sugestif menggunakan

bahasa figuratif yang mengandung kata-kata konotatif (Keraf, 2007:139).

Berdasarkan pendapat yang diacu dari Keraf mengenai jenis-jenis

karangan narasi, peneliti menyimpulkan bahwa narasi dapat diklasifikasikan

menjadi dua jenis. Jenis yang pertama, yaitu narasi ekspositoris. Narasi

ekspositoris adalah narasi yang berisi tentang fakta karena berdasarkan

kejadian sebenarnya atau pengalaman yang pernah dialami oleh penulis. Jenis

yang kedua, yaitu narasi sugestif. Narasi sugestif merupakan kebalikan dari

narasi ekspositoris karena mengandung unsur imajinatif atau fiksi di

dalamnya. Berikut merupakan contoh dari karangan narasi ekspositoris.

Liburan ke Tawangmangu

Hari minggu kemarin, saya dan keluarga menghabiskan waktu liburan akhir pekan di

Tawangmangu, sebuah tempat wisata pegunungan di sebelah timur Kota Solo. Bagi kami,

liburan kemarin sungguh heboh. Karena kami sudah merencanakan untuk ke tempat itu naik

motor, kami berangkat pagi-pagi sekali. Bapak memboncengkan ibu, kakak tertua

memboncengkan adik saya, dan saya memboncengkan kakak perempuan saya.

Saat di tengah perjalanan, ban sepeda motor bapak saya meletus. Begitu meletus, sepeda

motor bapak saya berjalan berliuk-liuk dan hampir jatuh. Syukurlah, bapak saya berhasil

mengendalikan motor.

Kami beristirahat sejenak. Kakak tertua memeriksa ban yang kempes itu. “Wah, paku,

Pak,” seru kakak saya. “Kita harus cari tukang tambal ban,” tambahnya. “Iya lah,” jawab

bapak. Kemudian bapak memintaku untuk mencari tukang tambal ban atau bengkel yang

dapat menolong kami.

Setelah berkeliling dan menanyakan info tentang tukang tambal ban atau bengkel kepada

warga yang saya temui, akhirnya saya berhasil menemukan tukang tambal ban. Kemudian,

kami membawa motor bapak ke tukang tambal ban yang saya temukan. Kami menunggu

sekitar satu jam. Satu jam kemudian, kami pun siap melanjutkan perjalanan.

Lepas tengah hari, kami sudah menikmati teh hangat dan ubi bakar di Perkebunan Teh

Kemuning. Kami menggelar tikar, duduk santai, dan menikmati sejuknya hawa pegunungan.

Kami menghabiskan waktu di perkebunan itu dari siang hingga sore hari.

Akhirnya, tibalah waktu untuk kembali pulang ke Solo. Perjalanan pulang terasa lebih

cepat. Sebelum maghrib, kami sudah sampai di rumah dengan selamat. Liburan kami terasa

sangat menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

25

(Dimodifikasi oleh peneliti)

(Sumber: “Liburan ke Tawangmangu”. Djatmika, 2018:159-161)

Sesudah disajikan contoh mengenai karangan narasi ekspositoris, berikut akan

diberikan contoh karangan narasi sugestif/imajinatif.

Kancil dan Si Belang

Pada suatu pagi, Kancil keluar dari gua tempat tinggalnya dengan bermalas-malasan.

“Lapaaar,” kata Kancil sambil memegangi perutnya. “Pagi-pagi begini timun pak Tani di

sawah seberang sungai pasti segar dan nieekmat,” pikir Kancil.

Seperti yang biasa dia lakukan kalau lapar, Kancil segera berlari menyusuri pematang

sawah. Meloncat-loncat menghindari gundukan-gundukan dan lubang-lubang yang ada di

sepanjang pematang itu, sampai akhirnya ia tiba di pinggir sungai. Terlihat olehnya sawah Pak

Tani ada di seberang sungai. Dengan cekatan, kancil berjalan menyeberangi sungai

menggunakan jembatan.

Kancil bingung melihat begitu banyak timun hijau segar di hamparan sawah pak Tani. Dia

mengambil satu, kemudian menggigitnya. “Hmmm, segar!” Lalu, dia mengigitnya lagi.

Saat sedang asyik menggigit timun, tiba-tiba kancil terjatuh karena dikagetkan oleh

sesosok orang-orangan yang sedang berkacak pinggang. “Siapa kamu? Hei, siapa kamu?”

Kancil tidak tahu kalau itu adalah orang-orangan sawah yang dipasang pak Tani. “Hey kamu!

Ngapain kamu berkacak pinggang gitu? Kamu nantangin aku ya?“ Orang-orangan itu tentu

tidak bisa membalasa omongan Kancil. Kancil yang kesal kemudian segera menendang orang-

orangan sawah tersebut

Sewaktu Kancil menendang orang-orangan sawah, dia merasakan ada sesuatu yang sangat

lengket, sehingga kakinya menempel pada tubuh orang-orangan sawah. Ternyata, pak Tani

sudah memasang lem yang sangat lengket sebagai jebakan. Di balik rerimbunan pohon

ternyata pak Tani mengamati dan akhirnya membawa Kancil ke rumah. Kemudian, pak Tani

memasukkan Kancil ke dalam kandang.

Kancil takut, sedih, dan bingung. “Kalau saja aku tidak nakal pastilah tidak seperti ini

nasibku,” renung si Kancil. Tiba-tiba, Belang, anjing pak Tani mendekati kandang tempat

Kancil dikurung. “Wah, kesempatan lolos nih,” pikir Kancil. “Kamu ngapain, Cil?” tanya

Belang. “Yah, namanya binatang cakep itu ya gini. Pak Tani mau menjadikan aku sebagai

binatang kesayangan puterinya,” balas Kancil. “Apa jadi binatang kesayangan itu boleh tidur

di kamar, lalu digendong-gendong dia gitu?” tanya Belang lagi. “Lha iya lahh, namanya

binatnag kesayangan. Pokoknya ya dimanja-manja.” Si Belang yang tidak berpikir panjang,

akhirnya membuka pintu kandang agar Kancil bisa keluar dan bertukar posisi dengannya.

Begitu pintu dibuka, Kancil segera keluar dan melesat cepat-cepat ke hutan.

Tak lama kemudian, Pak Tani datang dengan parang di tangan. Namun, dia kaget karena

mendapati si Kancil telah pergi dan yang berada di kandang adalah anjingya. Akhirnya, dia

justru marah pada si Belang karena dia menduga Belang sudah menolong Kancil.

(Dimodifikasi oleh peneliti)

(Sumber: “Kancil dan Belang”. Djatmika, 2018:141-145)

Adapun dalam penelitian ini, jenis narasi yang akan diujikan adalah narasi

ekspositoris/pengalaman pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

26

2.2.2.4 Struktur Karangan Narasi

Sebuah karangan narasi tersusun dari beberapa unsur, yaitu: orientasi/

orientation, komplikasi, resolusi, evaluasi (tidak harus hadir dalam karangan

narasi), resolusi, dan koda (Djatmika, 2018: 139-140). Penjabaran dari kelima

unsur karangan narasi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagian orientasi

Orientasi adalah bagian dalam karangan narasi yang berisi penjabaran

setting tempat dan waktu dari peristiwa yang akan diceritakan, serta

para pelaku dalam cerita. Bagian ini biasanya ditandai dengan

penggunaan frasa seperti berikut ini: pada suatu hari, zaman dahulu

kala, sewaktu saya, pada suatu sore, dsb.

2. Bagian komplikasi

Komplikasi merupakan unsur karangan narasi yang berisi konflik. Di

bagian ini konflik yang menimpa tokoh dalam cerita disampaikan.

3. Bagian evaluasi

Evaluasi adalah unsur cerita narasi yang menceritakan upaya pelaku

cerita dalam mengulas balik peristiwa yang menimpanya dan

kemudian mencoba satu cara untuk menemukan jalan keluar. Pada

beberapa teks narasi, evaluasi mendahului bagian resolusi. Bagian ini

bersifat pilihan dan tidak harus hadir.

4. Bagian resolusi

Bagian resolusi dapat diartikan sebagai bagian atau kejadian akhir

dalam karangan narasi yang berisi pemecahan masalah/konflik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

27

cerita. Kejadian akhir tersebut dapat berupa peristiwa sukacita maupun

dukacita.

5. Koda

Koda merupakan bagian akhir dalam karangan narasi. Bagian ini

dijadikan oleh penulis untuk menyampaikan pesan moral kepada

pembaca.

Sejalan dengan hal itu, Kosasih, dkk (2018:62) juga mengutarakan bahwa

suatu karangan narasi tersusun dari empat bagian, yaitu: orientasi (penentuan

peristiwa, penciptaan gambaran visual latar, waktu kisah, pengenalan karakter,

dan arah menuju komplikasi), rangkaian peristiwa (keberlanjutan kisah

melalui serangkaian peristiwa tak terduga), komplikasi (konflik atau masalah),

dan resolusi (cara pengarang mengakhiri cerita).

Berdasarkan dua acuan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sebuah

karangan narasi tersusun dari lima bagian. Kelima unsur penyusun karangan

narasi yang dimaksud antara lain: orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan

koda. Unsur-unsur tersebut menjadikan karangan narasi berbeda dari jenis

karangan lainnya.

Adapun karangan narasi yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah

narasi ekspositoris/pengalaman pribadi. Untuk menilai karangan narasi

ekspositoris, peneliti menggunakan kelima unsur karangan narasi sebagai

acuan. Unsur-unsur karangan narasi yang dijadikan acuan bagi peneliti untuk

menilai, yaitu: orientasi, komplikasi, resolusi, evaluasi, dan koda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

28

2.2.2.5 Kaidah Kebahasaan Karangan Narasi

Setiap jenis karangan memiliki kaidah atau ciri kebahasaan tersendiri

yang membedakan antara jenis karangan yang satu dengan jenis karangan

lainnya. Berkaitan dengan karangan narasi, ada enam kaidah kebahasaan yang

harus dipenuhi (Kosasih, dkk, 2018:76-77). Keenam kaidah kebahasaan

karangan narasi yang dimaksud ialah sebagai berikut:

1. terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita,

misalnya: dia, saya, kamu, mereka, atau nama seseorang,

2. penggunaan dialog,

3. menggunakan kata khusus, misalnya: memilih kata beringin atau

trembesi dibandingkan pohon, memilih kata apel sebagai salah satu

nama buah, dsb,

4. uraian deskriptif yang rinci dan digunakan untuk menggambarkan

pengalaman, latar, serta karakter, misalnya: baunya seperti apa, apa

yang bisa didengar, terlihat seperti apa, dsb,

5. penggunaan majas atau gaya bahasa, misalnya: repetisi, klimaks,

metafora, personifikasi, aliterasi, asonansi, dll,

6. penggunaan pertanyaan retoris sebagai teknik untuk melibatkan

pembaca.

Kaidah kebahasaan tersebut dijadikan acuan oleh peneliti untuk menilai

karangan narasi yang dibuat oleh subjek dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

29

2.2.2.6 Komponen Keterampilan Menulis Narasi

Ada beberapa komponen yang harus dipenuhi untuk menghasilkan

karangan narasi. Menurut Kundharu Sadhono dan Y. Slamet (2012: 112),

karangan narasi terdiri dari isi, organisasi isi, gramatika, diksi, ejaan. Adapun

penjabaran dari komponen-komponen yang harus dipenuhi untuk membuat

karangan narasi ialah sebagai berikut:

1. isi, meliputi relevansi, tesis yang dikembangkan, keeskplisitan

analisis dan ketepatan simpulan,

2. organisasi isi, meliputi keutuhan, perpautan, pengembangan gagasan

atau pikiran pokok paragraf dan organisasi keseluruhan karangan,

3. gramatika atau tata bahasa, meliputi ketepatan bentukan kata dan

keefektifan kalimat,

4. diksi, meliputi ketepatan penggunaan kata berkenaan dengan gagasan

yang dikemukakan, kesesuaian penggunaan kata dengan konteks dan

kebakuan kata.

5. ejaan, meliputi penulisaan huruf, kata, dan tanda baca.

Kelima komponen penulisan karangan narasi di atas, juga dijadikan acuan

oleh peneliti untuk menilai hasil karangan narasi ekspositoris yang dibuat

mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga

pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019

dengan menggunakan media Storybird.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

30

2.2.3 Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris adalah narasi yang mempersoalkan tahap-tahap

kejadian atau rangkaian-rangkaian perbuatan kepada pembaca maupun pendengar

(Keraf, 2007:137). Berkaitan dengan pernyataan tersebut, narasi ekspositoris

dapat bersifat khusus dan dapat juga bersifat general/umum. Narasi ekspositoris

general/umum adalah narasi mengenai suatu peristiwa yang dapat dilakukan siapa

saja dan dapat dilakukan berkali-kali. Contoh dari narasi ekspositoris bersifat

general/umum, misalnya: narasi bagaimana seseorang membangun rumah,

membuat mi rebus, membuat nasi uduk, dan sebagainya. Sedangkan narasi

ekspositoris khas/khusus adalah narasi mengenai suatu peristiwa yang hanya

terjadi satu kali atau tidak dapat diulang kembali. Contoh narasi ekspositoris

khusus, misalnya: pengalaman seseorang saat pertama kali bekerja, saat pertama

kali memiliki seorang anak, pertama kali bersekolah, dan lain-lain. Di bawah ini

merupakan contoh dari karangan narasi ekspositoris yang bersifat umum.

Aku duduk di meja belajar dan melihat rak yang dijejali dengan buku-buku tebal. Aku

mengambilnya dan memasukkannya satu persatu ke dalam koper yang khusus aku gunakan untuk

mengemas buku dan beberapa persuratan. Cukup memakan waktu lama untuk memaksa semua

buku itu masuk ke dalam koper yang tidak seberapa besar ini.

(Sumber: “100 Tahun Setelah Aku Mati”. Naufal, 2017:503)

Sesudah disajikan contoh paragraf dalam karangan narasi ekspositoris umum,

berikut akan diberikan contoh mengenai narasi ekspositoris khusus.

Bagi saya, Gunung Beser menyimpan kenangan tersendiri. Sejak umur 5 tahun, saya sering tidur di

rumah kakek. Setiap subuh, kakek membangunkan saya dan mengajak pergi ke masjid di pinggir

sawah. Saya yang kadang masih merasa ngantuk, begitu turun dari rumah selalu takjub melihat

Gunung Beser berdiri kukuh. Saya merasa kesegaran pagi, harum dedaunan, dan bau tanah adalah

bau khas Gunung Beser. Saya selalu berharap begitu turun dari rumah bisa melihat gunung itu

bercahaya.

(Sumber: “Kupu-Kupu di Bantimurung”, Antologi Cerpen Remaja III, 2003:29)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

31

2.2.4 Storybird

Pada bagian ini, peneliti akan memberikan pemaparan mengenai

pengertian, kelebihan, kelemahan, lima fasilitas, dan cara penggunaan Storybird.

2.2.4.1 Pengertian

Menurut situs www.storybird.com yang diakses pada tanggal 29

Februari 2020, Storybird dapat diartikan sebagai berikut. Storybird is a

language arts tool. We use illustrations to inspire members to write stories,

and encourage ongoing writing practice (Storybird adalah media yang

menggunakan ilustrasi untuk menginspirasi orang dalam menulis cerita dan

mendorong suatu praktik penulisan yang berkelanjutan). Bentuk-bentuk

tulisan yang dapat dibuat menggunakan Storybird, antara lain: cerita

bergambar/picture book, ilustrasi panjang, puisi, dan sebagainya. Dalam

penelitian ini, akan difokuskan mengenai cerita bergambar/picture book.

Storybird merupakan salah satu aplikasi Web 2.0 yang memungkinkan

pengguna menjadi lebih kreatif dan imajinatif dalam menulis. Setelah selesai

membuat cerita, penulis dapat mempublikasikan hasil karya mereka secara

online, seperti melalui Facebook, Instagram, dsb. Selain itu, orang lain dapat

memberikan tanggapan/komentar terhadap hasil karya yang sudah

dipublikasikan.

2.2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan

Sebagai sebuah aplikasi berbentuk Web, Storybird memiliki beberapa

keunggulan dan kelemahan. Menurut Witantri (2015), keunggulan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

32

aplikasi tersebut adalah: (1) mempermudah guru dalam menyampaikan materi

pelajaran karena siswa akan tertarik dengan penggunaan gambar, (2)

mengasah bakat kita dalam hal pembuatan cerita, (3) sebagai media untuk

membuat cerita, 4) mengasah kemampuan bahasa Inggris karena aplikasi ini

menggunakan bahasa Inggris untuk menggunakannya mengasah dan

meningkatkan bakat siswa dalam membuat cerita bergambar. Sementara

kekurangan dari Storybird menurut Witantri (2015) adalah: (1) memerlukan

koneksi internet untuk menggunakannya, (2) perlu adanya kesesuaian antara

cerita dengan gambar yang tersedia, (3) ketika ingin mencetaknya dalam

bentuk print out, pengguna perlu memindahkannya terlebih dahulu ke dalam

Microsoft Word, 4) memerlukan waktu yang relatif lama untuk membuat suatu

cerita di Storybird, (5) bagi yang tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris,

kemungkinan akan kesulitan untuk menggunakannya.

2.2.4.3 Lima Fasilitas Storybird

Sama seperti aplikasi lainnya, Storybird menawarkan fasilitas-fasilitas

yang dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Berdasarkan situs

www.storybird.com yang diakses pada tanggal 29 Februari 2020, ada lima

fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna Storybird untuk membuat cerita

bergambar. Fasilitas yang pertama disebut dengan picturebook. Picturebook

adalah salah satu fasilitas Storybird yang menawarkan banyak pilihan gambar

kepada pengguna. Tampilan cerita bergambar dari picture book cenderung

berbentuk horizontal/menyamping. Pengguna Storybird dapat memilih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

33

gambar/ilustrasi yang akan digunakan dengan memilihnya pada bagian all,

popular, atau recently added. Fasilitas yang kedua dinamakan longform story.

Terdapat kemiripan antara longform story dengan picture book, yaitu sama-

sama menyediakan berbagai macam pilihan ilustrasi/gambar yang dapat

digunakan oleh pengguna Storybird. Akan tetapi, tampilan dari longform story

berbentuk vertikal. Fasilitas ketiga yang disediakan dalam Storybird

dinamakan comics. Dengan comics, pengguna dapat membuat satu cerita

berbentuk komik sederhana. Fasilitas keempat dari Storybird disebut dengan

flash fiction. Tampilan dari flash fiction sama dengan tampilan longform

story, yaitu berbentuk vertikal. Akan tetapi, pengguna hanya dapat memilih

satu gambar sebagai ilustrasi cerita. Fasilitas yang terakhir, yaitu poetry.

Poetry berguna untuk membuat semacam ilustrasi dengan tulisan-tulisan

singkat, seperti: puisi atau pantun. Penelitian ini lebih berfokus pada

penggunaan fasilitas picture book untuk membuat karangan narasi

ekspositoris.

2.2.4.4 Cara Membuat Akun dan Menggunakan Storybird

Sebagai salah satu aplikasi/media penunjang proses pembelajaran, ada

beberapa tahapan yang harus diikuti oleh pengguna agar dapat menggunakan

aplikasi Storybird. Tahapan tersebut dimulai dari proses registrasi akun,

langkah-langkah pembuatan cerita bergambar, hingga cara memublikasikan

karya yang sudah dibuat agar dapat diberikan tanggapan oleh orang lain.

Penjelasan secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

34

1) membuka aplikasi Storybird dengan mengetik www.storybird.com

dan memilih sign up for free;

Gambar 2.1

Tampilan Sign Up for Free

2) memilih menu yang sesuai dengan identitas;

Gambar 2.2

Tampilan untuk Memilih Menu Sesuai Identitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

35

3) mengisi username, email, dan password;

Gambar 2.3

Tampilan untuk Mengisi Username, Email, dan Password

4) setelah selesai mengisi username, email, dan password, selanjutnya

klik create account/activate account;

Gambar 2.4

Tampilan untuk Activate Account

5) akun Storybird dapat diberi avatar dengan cara klik account, klik

update avatar, lalu pilih avatar yang diinginkan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

36

Gambar 2.5

Tampilan untuk Mengganti Avatar

Gambar 2.6

Tampilan untuk Mengganti Avatar

6) klik write untuk membuat cerita baru;

Gambar 2.7

Tampilan dari Write untuk Membuat Cerita Baru

7) pengguna dapat memilih salah satu dari lima fasilitas Storybird

untuk membuat cerita, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

37

a) longform story

Gambar 2.8

Tampilan Muka Longform Story

b) picture book

Gambar 2.9

Tampilan Muka Picture Book

c) comics

Gambar 2.10

Tampilan Muka Comics

d) flash fiction

Gambar 2.11

Tampilan Muka Flash Fiction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

38

e) poetry;

Gambar 2.12

Tampilan Muka Poetry

8) pengguna dapat memilih gambar yang akan digunakan sebagai

ilustrasi dalam menulis cerita pada bagian all, popular, atau

recently added;

Gambar 2.13

Tampilan Muka dari Pilihan Gambar pada Bagian All, Popular, atau

Recently Added

9) pengguna disarankan untuk memilih picture book karena picture

book memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah rangkaian

cerita bergambar yang tidak hanya berisi satu gambar;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

39

Gambar 2.14

Tampilan Picture Book

10) kemudian akan muncul halaman pada web yang dapat digunakan

oleh pengguna untuk memulai pembuatan cerita bergambar;

Gambar 2.15

Tampilan untuk Memulai Pembuatan Cerita Bergambar pada

Picture Book

11) drag gambar yang sudah dipilih ke dalam lembar kerja penulisan;

Gambar 2.16

Tampilan Lembar Kerja Penulisan Picture Book

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

40

12) jika sudah selesai, klik cover dan beri judul pada cerita bergambar

yang sudah dibuat;

Gambar 2.17

Tampilan Judul pada Picture Book

13) setelah selesai, klik save untuk menyimpan;

Gambar 2.18

Tampilan untuk Menyimpan Hasil Karangan

14) pada kolom kategori silakan pilih dua kategori sesuai dengan

cerita bergambar yang telah dibuat;

Gambar 2.19

Tampilan Kolom Kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

41

15) ada dua pilihan privasi: yaitu private dan public;

Gambar 2.20

Tampilan Menu Pilihan Privasi

16) apabila cerita bergambar yang sudah dibuat ditujukan bagi

pembaca lain, silakan klik publicly;

Gambar 2.21

Tampilan Menu Pilihan Privasi

17) terakhir, yaitu klik submit for review.

Gambar 2.22

Tampilan dari Submit for Review

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

42

2.2.5 Analisis Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa merupakan penyimpangan kaidah dalam pemakaian

bahasa (Pranowo, 2015:118). Sejalan dengan hal itu, menurut Setyawati

(2010:15), kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa lisan maupun tulis

yang menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia. Berdasarkan dua pernyataan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah penyimpangan

kaidah-kaidah yang berlaku dalam suatu bahasa, baik secara lisan maupun tulis.

Di bawah ini akan dipaparkan mengenai jenis dan penyebab kesalahan berbahasa.

2.2.5.1 Jenis Kesalahan Berbahasa

Setyawati (2010) mengemukakan, bahwa ada enam jenis kesalahan

berbahasa Indonesia. Adapun jenis-jenis kesalahan yang dimaksud, yaitu: 1)

kesalahan berbahasa pada tataran fonologi, 2) kesalahan berbahasa pada

tataran morfologi, 3) kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis, 4) kesalahan

berbahasa pada tataran semantik, 5) kesalahan berbahasa pada tataran wacana,

dan 6) kesalahan berbahasa penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Teori

mengenai keenam jenis kesalahan berbahasa Indonesia tersebut dijadikan

pedoman bagi peneliti untuk mendeskripsikan tipe-tipe kesalahan yang

terdapat dalam karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa PBSI USD

TIK kelas A tahun ajaran 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

43

2.2.5.2 Penyebab Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa disebabkan oleh individu yang menggunakan

bahasa tersebut (Setyawati, 2010:15). Berikut merupakan beberapa

kemungkinan yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa.

1. Terpengaruh bahasa yang terlebih dahulu dikuasai. Hal tersebut

dipicu oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa pertama.

2. Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang digunakan.

Dengan kata lain, salah atau keliru dalam menerapkan kaidah bahasa.

3. Pengajaran bahasa yang kurang tepat ataupun kurang sempurna. Hal

tersebut berhubungan dengan pengajaran yang diperoleh pada saat

mempelajari suatu bahasa.

Selain itu, Chomsky (dalam Tarigan, 2011:143) menjelaskan apabila

kesalahan berbahasa disebabkan oleh dua faktor: 1) performansi atau

kesalahan penampilan yang disebabkan oleh kelelahan, keletihan, kurang

perhatian, dan 2) kompetensi yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan

mengenai kaidah-kaidah bahasa.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian ini mengacu pada beberapa fenomena sebagai berikut. Pertama,

calon pengajar di era 4.0 dituntut agar mampu menguasai literasi digital. Kedua,

Storybird merupakan salah satu aplikasi yang mampu menjawab tuntutan calon

pengajar di era 4.0, Ketiga, berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS),

menulis cerita narasi adalah salah satu aktivitas belajar yang harus dilakukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

44

mahasiswa dalam perkuliahan pembelajaran berbasis TIK di Program Studi PBSI

Universitas Sanata Dharma. Selain itu, penulisan karangan narasi harus dikuasai

oleh calon guru bahasa Indonesia karena untuk pengajaran KD 3.6 dan 4.6 pada

satuan pendidikan SMP/MTs. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian

berjudul “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi Mahasiswa

Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga pada Mata Kuliah

Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia Storybird”.

Harapannya, peneliti dapat menemukan hasil terkait dengan tingkat kemampuan

menulis karangan narasi pengalaman pribadi dan tingkat kemampuan penggunaan

Storybird dalam penulisan karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa

Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah

pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019, serta tipe kesalahan yang

terdapat dalam karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa Program Studi

PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran

berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

45

Skema 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Tuntutan

pengajar di

era 4.0

Penguasaan

literasi digital

Aplikasi

Storybird

Salah satu output

perkuliahan Pembelajaran

Berbasis TIK Prodi PBSI

USD

Tuntutan calon

guru bahasa

Indonesia untuk

pengajaran KD

3.6 dan 4.6 pada

satuan

pendidikan

SMP/MTs

Karangan narasi ekspositoris

Kemampuan penulisan karangan narasi ekspositoris dan

tipe kesalahan yang terdapat dalam karangan narasi

ekspositoris mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab tiga pada penelitian ini terdiri dari tujuh subbab. Subbab yang pertama

berisi uraian mengenai jenis penelitian. Subbab kedua berisi penjelasan tentang

populasi dan sampel penelitian. Subbab ketiga berisi penjabaran sumber data dan

data penelitian. Subbab keempat berisi uraian terkait teknik analisis data. Subbab

kelima berisi penjelasan terkait teknik pengumpulan data. Subbab keenam berisi

pemaparan mengenai instrumen pengumpulan data. Subbab ketujuh berisi

penjelasan tentang triangulasi. Uraian mengenai hal-hal tersebut ialah sebagai

berikut ini.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena

lebih banyak menggunakan angka-angka untuk menjelaskan hasil analisis data.

Menurut Sudjana (1989:64), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

berusaha untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada waktu

penelitian. Sementara itu, Daniel (dalam Suharsaputra, 2014:49) berpendapat

bahwa penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan

untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian

oleh peneliti akan dianalisis dan umumnya menggunakan statistik. Adapun

penelitian ini bermaksud untuk memaparkan kemampuan penulisan karangan

narasi pengalaman pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

47

Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun

ajaran 2019 dengan menggunakan media Storybird.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, dikenal adanya istilah populasi. Populasi

adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Jika seorang peneliti ingin meneliti

semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitiannya, elemen itulah yang

dinamakan dengan populasi (Arikunto, 2010). Menurut kompleksitasnya, populasi

penelitian dibedakan menjadi dua: homogen dan heterogen (Burhan, 2011:110).

Populasi homogen merupakan keseluruhan individu anggota populasi yang

memiliki sifat relatif sama, sedangkan populasi heterogen dapat diartikan sebagai

keseluruhan individu anggota populasi yang memiliki sifat berbeda (Burhan,

2011:110).

Selain populasi, dalam penelitian kuantitatif, dikenal juga adanya istilah

sampel penelitian. Sampel penelitian merupakan sebagian atau wakil populasi

yang akan diteliti (Arikunto, 2010). Oleh karena itu, peneliti dapat melakukan

penelitian terhadap suatu populasi dengan mengambil sampelnya saja. Namun,

Arikunto (2006:134) menyatakan bahwa untuk jumlah populasi yang kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian yang dilakukan merupakan

penelitian populasi.

Berkaitan dengan sampel penelitian, Sugiyono (2018:133) berpendapat

bahwa pada dasarnya ada dua kelompok teknik sampling: probability sampling

dan nonprobability sampling. Probability sampling meliputi: simple random,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

48

proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area

random. Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,

sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, snowball sampling, dan

sensus.

Berdasarkan acuan di atas, penelitian ini termasuk dalam penelitian

populasi karena jumlah populasi yang diteliti dalam penelitian ini kurang dari 100

orang. Adapun jenis populasinya tergolong populasi homogen dengan asumsi

bahwa subjek penelitian ini mempunyai kemampuan dan sifat yang relatif sama

dalam hal penulisan karangan narasi. Sementara itu, teknik sampling yang peneliti

gunakan adalah simple random sampling karena dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian

Menurut Arikunto (2010:172), sumber data adalah subjek dari mana data

dapat diperoleh. Sementara itu, data dapat diartikan sebagai bahan keterangan

tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian (Burhan,

2011:129). Sehubungan dengan hal tersebut, data penelitian ini ialah judul, isi

karangan, organisasi karangan, tata bahasa, diksi, dan ejaan dalam karangan narasi

pengalaman pribadi yang dibuat oleh mahasiswa Program Studi PBSI Universitas

Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A

tahun ajaran 2019. Sementara sumber datanya, yaitu karangan narasi pengalaman

pribadi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

49

3.4 Teknik Analisis Data

Menurut Sanjaya (2009:106), analisis data harus dilakukan untuk

mengelola dan menginterpretsi data dengan tujuan mendudukan berbagai

informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas

sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif karena analisisnya

berhubungan dengan angka-angka. Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan peneliti untuk menganalisis data. Pertama, menentukan karangan yang

akan dijadikan objek penelitian, yaitu karangan narasi pengalaman pribadi.

Kedua, membuat instrumen tes dan instrumen penilaian. Ketiga, menyebarkan tes

kepada subjek penelitian. Keempat, melakukan pengolahan data, yaitu menilai

hasil karangan narasi subjek penelitian dengan cara mengubah skor mentah

menjadi skor jadi. Kelima, menentukan tingkat kemampuan subjek penelitian

dalam penulisan karangan narasi bermedia Storybird dan memaparkan tipe

kesalahan yang terdapat dalam karangan narasi mahasiswa.

Adapun langkah-langkah dalam mengubah skor mentah menjadi skor jadi

ialah sebagai berikut.

1. Data skor hasil karangan narasi ditabulasikan dan digunakan untuk

menghitung kemampuan subjek penelitian dalam menulis karangan narasi,

2. Menentukan rata-rata/mean

Skor rata-rata atau mean dapat diketahui dengan menggunakan rumus

=

Keterangan:

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

50

= mean (rata-rata)

f = frekuensi

= skor kemampuan menulis karangan narasi

n = jumlah data/mahasiswa

3. Menghitung simpangan baku

Simpangan baku dapat diketahui dengan menggunakan rumus

S = √

(

)

Keterangan:

S = simpangan baku

n = jumlah data/mahasiswa

= jumlah skor yang dikuadratkan

= jumlah skor

4. Mengonversi ke dalam skala lima

Sesudah diketahui rata-rata (mean) dan simpangan bakunya, kemudian

skor dikonversikan ke dalam konversi skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.1

Pedoman Konversi Skala Lima PAN (Penilaian Acuan Norma)

Skala

Sigma

Skala

Angka

Skala

Lima

Keterangan

E-A 0-4

A 4 Sangat Tinggi

+ 1,5 + 1,5s

B 3 Tinggi

+ 0,5 + 0,5s

C 2 Sedang

0,5 0,5s

D 1 Rendah

1,5 1,5s

E 0 Sangat Rendah

Sumber : Modifikasi Peneliti dari Nurgiyantoro (2016:281)

X

X

X

X

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

51

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulan data merupakan bagian dari instrumen

pengumpualn data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian

(Burhan, 2011:133). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan tes. Adapun pemaparannya sebagai berikut.

3.5.1 Tes

Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan pencapaian atau

prestasi (Arikunto, 2010:266). Sementara itu, Sudjana dan Ibrahim (dalam

Margono, 2010:170) menyatakan bahwa tes ialah seperangkat

rangsangan/stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk

mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.

Dapat disimpulkan, bahwa tes merupakan sebuah cara untuk melakukan penilaian

yang berbentuk tugas dan harus dikerjakan oleh seseorang untuk mendapatkan

nilai. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes untuk mengukur tingkat

kemampuan penulisan teks narasi pengalaman pribadi yang dimiliki oleh subjek

dalam penelitian ini menggunakan media Storybird.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data

(Arikunto, 2010:192). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,

yaitu: pedoman penilaian tes dan pedoman pengerjaan tes. Pemaparan dari kedua

instrumen tersebut adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

52

3.6.1 Pedoman Penilaian

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang berupa tes, maka dibutuhkan

lembar penilaian tes tersebut. Pedoman penilaian ini akan menjadi instrumen dan

pedoman dalam menilai produk keterampilan menulis narasi yang dilakukan

melalui media Storybird. Pedoman penilaian yang digunakan dalam penelitian ini

sudah disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai dalam RPS (Rencana

Pembelajaran Semester) mata kuliah pembelajaran berbasis TIK dan mengacu

pada landasan teori di bab dua serta buku Sekolah Elektronik tahun 2018

mengenai penilaian karangan narasi. Adapun pedoman penilaian yang digunakan

dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Indikator Penilaian Menulis

Aspek yang Dinilai

Indikator

Orientasi 1. Terdapat perkenalan tokoh dan latar dengan pelukisan yang jelas.

(Skor 3)

2. Terdapat perkenalan tokoh atau latar dengan pelukisan yang jelas.

(Skor 2)

3. Tidak terdapat perkenalan tokoh dan latar dengan pelukisan yang

jelas. (Skor 1)

Komplikasi 1. Tokoh terlibat dalam konflik dan terdapat rangkaian alur klimaks

yang jelas. (Skor 3)

2. Tokoh terlibat dalam konflik dan tidak terdapat rangkaian alur

klimaks yang jelas. (Skor 2)

3. Tokoh tidak terlibat dalam konflik dan tidak terdapat rangkaian

alur klimaks yang jelas. (Skor 1)

Evaluasi 1. Tokoh dalam cerita berupaya untuk mengulas balik peristiwa yang

dialami dan menemukan jalan keluar permasalahan yang sedang

menimpanya. (Skor 3)

2. Tokoh dalam cerita berupaya untuk mengulas balik peristiwa yang

dialami, tetapi tidak menemukan jalan keluar permasalahan yang

sedang menimpanya. (Skor 2)

3. Tidak terdapat evaluasi dalam karangan narasi mahasiswa. (Skor 1)

Resolusi 1. Konflik terpecahkan secara menarik, jelas, dan tidak dapat diduga.

(Skor 3)

2. Konflik terpecahkan secara menarik, jelas, dan sudah dapat diduga.

(Skor 2)

3. Konflik terpecahkan secara tidak menarik, tidak jelas, dan sudah

dapat diduga. (Skor 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

53

Koda 1. Terdapat amanat dan nilai-nilai positif yang disampaikan. (Skor 3)

2. Terdapat amanat, tetapi tidak ada nilai-nilai positif yang

disampaikan. (Skor 2)

3. Tidak terdapat amanat dan nilai-nilai positif yang disampaikan.

(Skor 1)

Organisasi Isi 1. Terdapat 4-5 unsur penyusun karangan narasi (orientasi,

komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda) dalam karangan narasi

ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 3)

2. Terdapat 3 unsur penyusun karangan narasi (orientasi, komplikasi,

evaluasi, resolusi, dan koda) dalam karangan narasi ekspositoris

yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 2)

3. Terdapat 1-2 unsur penyusun karangan narasi (orientasi,

komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda) dalam karangan narasi

ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 1)

Kebahasaan 1. Terdapat 5-6 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat

pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita, b)

penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian

deskriptif yang rinci dan digunakan untuk menggambarkan

pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas atau gaya

bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi

ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 3)

2. Terdapat 3-4 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat

pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita, b)

penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian

deskriptif yang rinci dan digunakan untuk menggambarkan

pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas atau gaya

bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi

ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 2)

3. Terdapat 1-2 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat

pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita, b)

penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian

deskriptif yang rinci dan digunakan untuk menggambarkan

pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas atau gaya

bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi

ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 1)

Ejaan 1. Tidak ditemukan adanya kesalahan ejaan (pemakaian huruf,

penulisan kata, pemakaian tanda baca) pada karangan narasi

mahasiswa. (Skor 3)

2. Terdapat 1-5 kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata,

pemakaian tanda baca) pada karangan narasi mahasiswa. (Skor 2)

3. Terdapat lebih dari 5 kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan

kata, pemakaian tanda baca) pada karangan narasi mahasiswa.

(Skor 1)

Skor Total

Sumber: Modifikasi peneliti dari Buku Sekolah Elektronik 2018 dan berdasarkan landasan

teori di bab 2

3.6.2 Pedoman Tes

Pedoman tes digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Selain itu, pedoman tes juga berfungsi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

54

memberikan gambaran mengenai prosedur-prosedur pengerjaan tes yang harus

dilakukan oleh responden. Peneliti menggunakan pedoman tes dalam bentuk

perintah pengerjaan teks narasi pengalaman pribadi dengan menggunakan media

Storybird.

Tabel 3.3

Pedoman Tes Penilaian Menulis

3.7 Triangulasi

Triangulasi dapat diartikan sebagai upaya menggunakan berbagai sumber

data untuk meningkatkan kualitas penelitian atau suatu proses memastikan sesuatu

dari berbagai sudut pandang (Lather dalam Conolle, 1994). Triangulasi data

diperlukan agar analisis data dalam penelitian ini lebih dapat

dipertanggungjawabkan dari segi keabsahan data dan keilmiahannya. Dalam

penelitian ini, peneliti akan meminta kesediaan Ibu Diani Febriasari, M.Pd.,

TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

Universitas : Sanata Dharma

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Tahun Ajaran : 2019

Semester/Kelas : III (Tiga)/A

1. Buatlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut:

a. karangan narasi yang dibuat harus berisikan unsur- unsur teks narasi

b. tema karangan narasi yang dibuat adalah berkaitan dengan pengalaman paling

berkesan dalam hidup Anda,.

c. karangan narasi dibuat menggunakan fasilitas picture book yang terdapat

dalam media Storybird,

d. tidak boleh ada unsur plagiarisme.

2. Tuliskan nama, kelas, dan NIM Anda di bagian cover.

3. Karangan narasi yang sudah selesai dibuat dikumpulkan pada hari Selasa, tanggal

17 Desember 2019, dalam bentuk hard file/print out.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

55

selaku dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk

menjadi triangulator.

Adapun langkah yang akan dilakukan dalam proses triangulasi hasil

analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti

menyerahkan hasil analisis data penelitian kepada Ibu Diani Febriasari, M.Pd.,

selaku triangulator. Kedua, triangulator melakukan pemeriksaan hasil analisis data

yang dilakukan oleh peneliti. Ketiga, peneliti melakukan pembenahan jika

ditemukan adanya kesalahan pada hasil analisis data sesuai dengan arahan dari

triangulator. Keempat, peneliti menyerahkan hasil analisis data yang telah

diperbaiki kepada triangulator. Kelima, sesudah analisis data dinyatakan absah

oleh triangulator, peneliti akan menggunakannya sebagai acuan untuk menyusun

pembahasan di bab IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab empat pada penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian

pertama adalah deskripsi data. Bagian kedua, yaitu analisis data. Bagian terakhir

merupakan pembahasan. Adapun penjabaran dari ketiga bagian tersebut ialah

sebagai berikut.

4.1 Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa skor hasil

tes menulis karangan narasi ekspositoris. Populasi dalam penelitian ini ialah

mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga yang

mengikuti mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019.

Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 37 mahasiswa.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara

melaksanakan tes menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan media

Storybird. Selanjutnya, hasil karangan narasi yang dibuat oleh subjek penelitian

dikumpulkan pada hari Selasa, tanggal 17 Desember 2019 dalam bentuk hard

file/print out. Skor pada masing-masing karangan narasi dideskripsikan dalam

tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

57

Tabel 4.1

Daftar Skor Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris

Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019

Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Skor

Tadia Elian a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

19

Marcelia Andarsih a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

19

Sologracia Talitha a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

17

Yosafat Novianto a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 2

20

Alfira Yulistian-tari a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

19

Galuh Citra a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

58

Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Skor

Odilia Anggraini a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

17

Hadranus Rangga a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 2

20

Vero Shintya a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

22

Franziska Cata a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 2

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

20

Afifa Ristianingsih a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

21

Chatarina Dyah Ayu a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

18

Fransiska Whely Indri a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

59

Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Skor

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 2

Christina Subiyanto a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 2

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

16

Regina Dhea Caesarine a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 2

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

18

Chatarina Ananda a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

19

Clarita Rose W a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

22

Lucia Desy P a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

21

Silvia Olga Noventa a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

18

Anastasia Dedek a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

60

Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Skor

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

Ignatius Julian Alfa a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 1

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

15

Gabriella Ogisa a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 2

19

Dionsia Eva a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

21

Yakobus Tri Adi a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

22

Joshep Christya a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

19

Yuliana Dewi Aryanti a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

61

Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Skor

h. Ejaan: 2

Paulinus Ivan a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 1

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

16

Fransisca Christina a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

19

Andreas Aditya Yoga a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 2

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

21

Manoel Pedro a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

17

Maria Oliviana a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

17

Fransisca Oktavianti

Krisandae

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

18

Bibiana Alvatarina a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

62

Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Skor

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

Putri Cintantya a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 2

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

18

Debora a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

19

Ni Komang Fera a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

18

Bernadeta Pertiwi a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

20

Berdasarkan tabel di atas, skor terendah adalah lima belas, sedangkan skor

tertinggi ialah dua puluh dua. Skor terendah didapatkan oleh satu orang

mahasiswa, sedangkan skor tertinggi diperoleh empat orang mahasiswa. Skor

mentah di atas, kemudian ditabulasikan dalam tabel 4.2 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

63

Tabel 4.2

Penghitungan Skor Rata-Rata dan Simpangan Baku Kemampuan Menulis

Karangan Narasi Ekspositoris Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019

No Skor (x) Frekuensi (f) fx f(x2)

1 15 1 15 225

2 16 2 32 512

3 17 4 68 1156

4 18 6 108 1944

5 19 11 209 3971

6 20 5 100 2000

7 21 4 84 1764

8 22 4 88 1936

Jumlah n = 37 704 13508

Keterangan:

= skor siswa

= frekuensi

= skor kemampuan menulis karangan narasi dikalikan frekuensi

n = jumlah data/mahasiswa

Adapun tipe-tipe kesalahan yang ditemukan dalam karangan narasi mahasiswa

PBSI USD TIK kelas A dideskripsikan dalam tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Tipe Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Narasi Ekspositoris Mahasiswa

PBSI TIK Kelas A Tahun 2019

Nama Tipe Kesalahan

Tadia Elian a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Marcelia

Andarsih

a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Sologracia

Talitha

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Yosafat

Novianto

a. Kesalahan berbahasa di bidang semantik

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Alfira Yulistian-

tari

a. Kesalahan berbahasa di bidang sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Galuh Citra a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

64

Odilia

Anggraini

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Hadranus

Rangga

a. Kesalahan berbahasa di bidang sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Vero Shintya a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Franziska Cata a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Afifa

Ristianingsih

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Chatarina Dyah

Ayu

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Fransiska

Whely Indri

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Christina

Subiyanto

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Regina Dhea

Caesarine

a. Kesalahan berbahasa di bidang morfologi dan sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Chatarina

Ananda

a. Kesalahan berbahasa di bidang morfologi dan sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Clarita Rose W a. Kesalahan berbahasa di bidang sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Lucia Desy P a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Silvia Olga

Noventa

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Anastasia

Dedek

a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Ignatius Julian

Alfa

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Gabriella Ogisa a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Dionsia Eva a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Yakobus Tri

Adi

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Joshep Christya a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Yuliana Dewi

Aryanti

a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Paulinus Ivan a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Fransisca

Christina

a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan morfologi

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Andreas Aditya a. Kesalahan berbahasa di bidang sintaksis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

65

Yoga b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Manoel Pedro a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Maria Oliviana a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Fransisca

Oktavianti

Krisandae

a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan morfologi

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Bibiana

Alvatarina

a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Putri Cintantya a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan sintaksis

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Debora a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Ni Komang

Fera

a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

Bernadeta

Pertiwi

a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi

b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa

penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan data-data skor yang diperoleh, pada subbab ini akan

dilakukan penghitungan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris

mahasiswa PBSI TIK kelas A tahun 2019. Adapun langkah-langkah untuk

menghitung kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan narasi ialah: 1)

menghitung skor rata-rata (mean), 2) menghitung simpangan baku, dan 3)

mengonversikan skor ke dalam pedoman konversi skala lima PAN. Selain itu,

pada subbab ini juga akan dipaparkan mengenai tipe-tipe kesalahan dalam

karangan narasi mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

66

4.2.1 Penghitungan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris

Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird

Berpedoman pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa fx=704 dan n=37. Skor

rata-rata (mean) kemampuan menulis karangan narasi mahasiswa PBSI TIK kelas

A dapat dihitung dengan cara berikut.

=

=

= 19,02

Keterangan:

= rata-rata (mean)

= frekuensi

= skor kemampuan menulis karangan narasi

n = jumlah mahasiswa

Jadi, skor rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris subjek

dalam penelitian ini adalah 19,02. Setelah skor rata-rata/mean diketahui, langkah

berikutnya yaitu menentukan simpangan bakunya. Simpangan baku dapat

dihitung dengan cara berikut.

S = √

(

)

S = √

(

)

S = √

S = √

S = 1,82

Keterangan:

S = simpangan baku

n = jumlah data/mahasiswa

= jumlah skor yang dikuadratkan

= jumlah skor

X

X

X

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

67

Jadi, simpangan bakunya adalah 1,82. Sesudah nilat rata-rata (mean) dan

simpangan baku diketahui, langkah selanjutnya ialah mengonversi skor ke dalam

pedoman konversi skala lima PAN berikut.

Tabel 4.4

Pedoman Konversi Skala Lima PAN (Penilaian Acuan Norma)

Skala

Sigma

Skala

Angka

Skala

Lima

Keterangan

E-A 0-4

A

4

Sangat

Tinggi

+1,5 + 1,5s =

B 3 Tinggi

+0,5 + 0,5s =

C 2 Sedang

-0,5 0,5s =

D 1 Rendah

-1,5 1,5s =

E 0 Sangat

Rendah

Tabel 4.5

Tabel Interval Skor

Skala

Angka

Interval Skor

Keterangan

+ 1,5s = 21,75-24,00 Sangat Tinggi

+ 0,5s = 19,93-21,74 Tinggi

0,5s = 18,11-19,92 Sedang

1,5s = 16,29-18,10 Rendah

0 0-16,28 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, dapat diketahui skor rata-rata (mean)

kemampuan penulisan karangan narasi ekspositoris mahasiswa program studi

PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga yang mengikuti mata kuliah

pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019 dengan menggunakan

media Storybird sebesar 19,02. Sementara itu, simpangan bakunya sebesar 1,82.

X

X

X

X

X

X

X

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

68

Selanjutnya, berpedoman pada tabel 4.4 dan 4.5 di atas, kemampuan menulis

subjek dalam penelitian ini berada pada kategori sedang.

4.2.2 Tipe Kesalahan yang Terdapat dalam Karangan Narasi Ekspositoris

Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird

Berpedoman pada tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa ada perbedaan

terkait dengan tipe kesalahan berbahasa Indonesia yang peneliti temukan dalam

karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun

2019. Tipe kesalahan yang dimaksud, yaitu: 1) kesalahan berbahasa pada tataran

fonologi, 2) kesalahan berbahasa pada tataran morfologi, 3) kesalahan berbahasa

pada tataran sintaksis, 4) kesalahan berbahasa pada tataran semantik, dan 5)

kesalahan berbahasa penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Berikut

merupakan contoh dari kesalahan-kesalahan tersebut:

1. kesalahan berbahasa pada tataran fonologi

Gambar 4.1

Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi

2. kesalahan berbahasa pada tataran morfologi

Gambar 4.2

Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Morfologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

69

3. kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis

Gambar 4.3

Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Sintaksis

4. kesalahan berbahasa pada tataran semantik

Gambar 4.4

Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Semantik

5. kesalahan berbahasa penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia

Gambar 4.5

Contoh Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

70

4.3. Pembahasan

Penelitian “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi

Mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga Pada

Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia

Storybird” ini memiliki dua tujuan. Tujuan yang pertama, yaitu untuk

memaparkan tingkat kemampuan menulis karangan narasi subjek dalam

penelitian. Tujuan yang kedua, untuk mendeskripsikan tipe kesalahan yang

terdapat dalam karangan narasi mahasiswa PBSI TIK kelas tahun 2019.

Peneliti menggunakan empat penelitian terdahulu yang relevan sebagai

gambaran, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Agustinah (2016), Ariyanto

(2009), Roida Nurhayati Rita (2013), dan Shinta Nurfitri Setyorini (2017).

Adapun jenis media yang digunakaan dalam penelitian-penelitian sebelumnya

masih menggunakan media-media nonweb. Selain itu, subjek yang dikaji

merupakan siswa sekolah. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti

berupaya untuk memberikan nilai kebaruan terkait dengan subjek dan jenis media

yang digunakan. Berikut merupakan pembahasan dari hasil yang ditemukan dalam

penelitian ini.

4.3.1 Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Mahasiswa PBSI

TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird

Hasil analisis kemampuan menulis karangan narasi mahasiswa PBSI TIK

kelas A tahun 2019 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis

karangan narasi adalah 19,02 dengan simpangan baku 1,82. Setelah itu, dilakukan

konversi ke dalam pedoman skala lima PAN. Berdasarkan pedoman skala lima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

71

PAN, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis karangan narasi mahasiswa

PBSI TIK kelas A tahun 2019 berada pada kategori sedang.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, peneliti menemukan beberapa hal

berikut: 1) ada satu orang mahasiswa yang memperoleh skor terendah, yaitu lima

belas, 2) dua orang mahasiswa yang mendapatkan skor enam belas, 3) empat

orang mahasiswa memperoleh skor tujuh belas, 4) enam orang mahasiswa

memperoleh skor delapan belas, 5) sebelas orang mahasiswa mendapatkan skor

sebanyak sembilan belas, 6) lima orang mahasiswa memperoleh skor sebanyak

dua puluh, 7) empat orang mahasiswa mendapatkan skor dua puluh satu, dan 8)

empat orang mahasiswa memperoleh skor dua puluh dua. Tinggi dan rendahnya

jumlah skor yang diperoleh mahasiswa tergantung dari skor untuk setiap aspek

keterampilan menulis karangan narasi. Berikut akan dibahas mengenai kriteria

pemerolehan skor mahasiswa.

4.3.1.1 Orientasi

Pada bagian orientasi, mahasiswa dituntut dapat memaparkan tokoh

dan latar dengan jelas agar memperoleh skor maksimal. Nama tokoh atau

pihak yang mengalami peristiwa dalam karangan narasi harus disebutkan

dengan jelas. Begitu pula dengan latar peristiwa, misalnya: waktu kejadian,

lokasi kejadian, dsb. Untuk karangan narasi dengan bagian orientasi yang

hanya berisi penjabaran mengenai tokoh cerita atau katar cerita saja, peneliti

memberikan skor dua. Sementara karangan narasi yang tidak memiliki

orientasi dengan penjabaran tokoh dan latar secara jelas, peneliti memberikan

skor satu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

72

Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan, ada dua puluh empat

karangan narasi yang berisi penjabaran tokoh dan latar dengan jelas pada

bagian orientasinya. Oleh karena itu, peneliti memberikan skor tiga pada

kedua puluh empat karangan narasi tersebut. Sementara itu, sejumlah tiga

belas karangan narasi lainnya hanya berisi penjabaran mengenai tokoh dalam

cerita, sedangkan latar cerita tidak dilukiskan dengan jelas sehingga peneliti

memberikan skor dua. Peneliti tidak menemukan karangan narasi yang bagian

orientasinya tidak berisi penjabaran mengenai tokoh dan latar. Berikut akan

disajikan contoh mengenai karangan narasi yang berisi orientasi dengan

penjabaran tokoh dan latar secara jelas, serta karangan narasi yang

orientasinya memuat penjabaran tokoh secara jelas, tetapi latar cerita tidak

dilukiskan dengan jelas.

Gambar 4.6

Orientasi dengan Pelukisan Tokoh dan Latar yang Jelas

Gambar 4.7

Orientasi dengan Pelukisan Tokoh dan Latar yang Jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

73

Gambar 4.8

Orientasi dengan Pelukisan Tokoh yang Jelas, tetapi Latar Tidak

Jelas

4.3.1.2 Komplikasi

Pada bagian ini, mahasiswa harus melibatkan tokoh cerita dalam

konflik. Selain itu, untuk memperoleh skor maksimal, harus ada rangkaian

alur klimaks yang jelas sebagai penanda adanya konflik dalam cerita.

Karangan narasi yang melibatkan tokoh cerita dalam konflik, tetapi tidak

berisi rangkaian alur klimaks yang jelas akan mendapatkan skor dua.

Sementara untuk karangan narasi yang tidak memuat kedua hal tersebut,

peneliti akan memberikan skor satu.

Berpedoman pada analisis yang dilakukan pada bagian komplikasi,

terdapat tiga puluh karangan narasi berisikan alur klimaks yang jelas dan

tokoh di dalamnya juga terlibat konflik. Jadi, peneliti memberikan skor

maksimal untuk ketiga puluh karangan narasi tersebut. Sementara itu, ada

tujuh karangan narasi dengan jumlah skor tidak maksimal pada bagian ini.

Hal itu disebabkan karena tidak adanya rangkaian alur klimaks yang jelas

pada ketujuh karangan narasi tersebut. Berikut ini akan disajikan contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

74

mengenai karangan narasi yang berisi keterlibatan tokoh cerita dalam konflik

dan memuat rangkaian alur klimaks yang jelas.

Gambar 4.9

Komplikasi yang Berisi Keterlibatan Tokoh dalam Konflik dan

Terdapat Rangkaian Alur Klimaks

4.3.1.3 Evaluasi

Ada hal yang harus dipenuhi oleh mahasiswa agar memperoleh skor

maksimal di bagian evaluasi. Skor tiga akan diberikan pada karangan narasi

yang berisi upaya tokoh cerita untuk mengulas balik peristiwa yang dialami

dan menemukan solusi dari permasalahan/konflik cerita. Skor dua akan

diberikan pada karangan narasi yang berisi upaya tokoh cerita untuk

mengulas balik peristiwa yang dialami, tetapi tidak menemukan solusi dari

permasalahan/konflik cerita. Sementara itu, skor satu akan diberikan pada

karangan narasi yang tidak berisi evaluasi di dalamnya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menemukan ada

sembilan karangan narasi yang memuat upaya tokoh cerita untuk mengulas

balik peristiwa yang dialami dan menemukan solusi dari

permasalahan/konflik cerita. Oleh karena itu, peneliti memberikan skor

maksimal (tiga) pada kesembilan karangan narasi tersebut. Peneliti juga

menemukan empat karangan narasi yang berisi upaya tokoh cerita untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

75

mengulas balik peristiwa yang dialami, tetapi tidak menemukan solusi dari

permasalahan/konflik cerita. Selain itu, ada dua puluh empat karangan narasi

yang tidak memuat aspek evaluasi di dalamnya, sehingga peneliti

memberikan skor satu pada kedua puluh empat karangan narasi tersebut.

Gambar 4.10

Contoh Unsur Evaluasi dalam Karangan Narasi Mahasiswa

4.3.1.4 Resolusi

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk

mendapatkan skor maksimal di bagian resolusi. Skor maksimal (tiga) akan

diberikan pada karangan narasi yang berisikan resolusi dengan penyelesaian

konflik secara menarik, jelas, dan tidak terduga oleh pembaca. Skor dua

untuk karangan narasi yang berisikan resolusi dengan penyelesaian konflik

secara menarik, jelas, tetapi sudah dapat diduga oleh pembaca. Skor satu

untuk konflik yang terpecahkan secara tidak menarik, tidak, jelas, dan dapat

diduga oleh pembaca.

Peneliti melakukan analisis dan menemukan ada dua puluh tujuh

karangan narasi yang konfliknya terpecahkan secara menarik, jelas, dan tidak

terduga sehingga peneliti memberikan skor tiga. Lalu, ada delapan karangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

76

narasi dengan konflik yang terpecahkan secara menarik, jelas, tetapi sudah

dapat diduga sehingga peneliti memberikan skor dua. Sementara itu, ada dua

karangan narasi dengan skor satu karena konfliknya terpecahkan dengan tidak

menarik, tidak jelas, dan dapat diduga. Berikut ini akan disajikan contoh

mengenai karangan narasi yang memuat aspek resolusi dengan ketiga kriteria

tersebut.

Gambar 4.11

Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Menarik, Jelas, dan Tidak

Terduga

Gambar 4.12

Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Menarik, Jelas, dan Dapat

Diduga

Gambar 4.13

Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Tidak Menarik, Tidak

Jelas, dan Dapat Diduga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

77

4.3.1.5 Koda

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk

mendapatkan skor maksimal di bagian koda. Skor maksimal (tiga) akan

diberikan pada karangan narasi yang berisikan amanat dan nilai-nilai positif

yang disampaikan. Skor dua untuk karangan narasi yang berisikan amanat,

tetapi tidak terdapat nilai positif yang disampaikan. Skor satu untuk karangan

narasi yang tidak berisi amanat dan nilai positif.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti memberikan skor

maksimal pada aspek koda untuk semua karangan narasi dalam penelitian ini.

Hal itu dilakukan karena peneliti menemukan adanya amanat dan nilai positif

yang disampaikan dalam karangan narasi. Subjek dalam penelitian ini

memperoleh skor maksimal paling banyak pada aspek ini dan organisasi isi.

Berikut akan disajikan gambar yang berisi contoh dari koda dalam karangan

narasi mahasiswa.

Gambar 4.14

Contoh Koda yang Ditemukan dalam Karangan Narasi Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

78

4.3.1.6 Organisasi Isi

Pada bagian ini, harus ada empat sampai lima unsur karangan narasi

dalam karangan narasi ekspositoris yang dibuat agar mahasiswa memperoleh

skor maksimal. Unsur-unsur tersebut yaitu: orientasi, komplikasi, evaluasi,

resolusi, dan koda. Karangan narasi yang hanya berisi tiga unsur saja akan

diberi skor dua. Sementara untuk karangan narasi yang hanya berisi satu

sampai dua unsur saja akan diberi skor satu.

Berpedoman pada analisis yang dilakukan, peneliti memberikan skor

maksimal pada aspek organisasi isi untuk semua karangan narasi dalam

penelitian ini. Hal itu dilakukan karena semua karangan narasi yang dibuat

oleh mahasiswa memenuhi kriteria penskoran maksimal, yaitu terdiri dari

empat sampai lima unsur karangan narasi. Akan tetapi, dari ketiga puluh tujuh

karangan narasi, hanya ada tiga belas karangan yang berisikan unsur evaluasi.

Selain pada aspek koda, subjek dalam penelitian ini memperoleh skor

maksimal paling banyak pada aspek ini. Pada tabel di bawah, akan disajikan

contoh mengenai contoh karangan narasi yang berisi orientasi, komplikasi,

evaluasi, resolusi, dan koda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

79

Tabel 4.6

Contoh Karangan Narasi yang Berisi Orientasi, Komplikasi,

Resolusi, Evaluasi, dan Koda

Contoh Karangan Narasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

82

4.3.1.7 Kebahasaan

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk

mendapatkan skor maksimal di bagian kebahasaan. Skor maksimal (tiga)

akan diberikan pada karangan narasi yang berisikan lima sampai enam kaidah

kebahasaan karangan narasi. Kaidah kebahasaan yang dimaksud antara lain:

1) terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita, 2)

penggunaan dialog, 3) menggunakan kata khusus, 4) uraian deskriptif yang

rinci dan digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, serta karakter,

5) penggunaan majas atau gaya bahasa, dan 6) penggunaan pertanyaan

retoris. Skor dua untuk karangan narasi yang berisikan tiga sampai empat

kaidah kebahasaan karangan narasi. Skor satu untuk karangan narasi yang

berisi satu sampai dua kaidah kebahasaan narasi.

Peneliti melakukan analisis dan memberikan skor maksimal pada

enam karangan. Sementara itu, peneliti memberikan skor dua untuk tiga

puluh satu karangan narasi lainnya. Hal itu peneliti lakukan karena dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

83

keenam kaidah kebahasaan karangan narasi yang sudah disebutkan, ada dua

kaidah kebahasaan karangan narasi yang jarang terdapat pada karangan narasi

mahasiswa. Dua kaidah kebahasaan karangan narasi tersebut adalah

penggunaan dialog dan pertanyaan retoris. Berikut akan diberikan contoh

karangan narasi yang mendapatkan skor maksimal dan skor dua pada aspek

kebahasaan.

Gambar 4.15

Contoh Pilihan Kata yang Menunjukkan Sudut Pandang Pencerita

dalam Karangan Narasi

Gambar 4.16

Contoh Pengunaan Dialog dalam Karangan Narasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

84

Gambar 4.17

Contoh Pengunaan Kata Khusus dalam Karangan Narasi

Gambar 4.18

Contoh Uraian Deskriptif yang Rinci dan Digunakan untuk

Menggambarkan Pengalaman, Latar, serta Karakter

Gambar 4.19

Contoh Penggunaan Majas dalam Karangan Narasi Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

85

Gambar 4.20

Contoh Penggunaan Majas dalam Karangan Narasi Mahasiswa

Gambar 4.21

Gambar 4.21

Contoh Penggunaan Pertanyaan Retoris dalam Karangan Narasi

Mahasiswa

4.3.1.8 Ejaan

Pada bagian ini, harus tidak ada kesalahan ejaan (pemakaian huruf,

penulisan kata, pemakaian tanda baca) pada karangan narasi ekspositoris

yang dibuat oleh mahasiswa untuk memperoleh skor maksimal. Karangan

narasi yang berisi satu sampai lima kesalahan ejaan (pemakaian huruf,

penulisan kata, pemakaian tanda baca) akan diberi skor dua. Sementara untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

86

karangan narasi yang berisi lebih dari lima kesalahan ejaan (pemakaian huruf,

penulisan kata, pemakaian tanda baca) akan diberi skor satu.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa

tidak ada karangan narasi mahasiswa yang memperoleh skor maksimal pada

aspek ejaan. Sementara itu, peneliti memberikan skor dua untuk lima

karangan narasi. Untuk tiga puluh dua karangan narasi lainnya, peneliti

memberikan skor satu.

Peneliti menemukan banyak kesalahan ejaan pada karangan narasi

yang dibuat oleh mahasiswa. Kesalahan ejaan tersebut ada yang berupa

kesalahan pemakaian huruf dan penulisan kata, misalnya: 1) kata yang

seharusnya diawali dengan huruf kapital karena terletak di awal kalimat atau

termasuk judul, tetapi ditulis dengan huruf nonkapital, 2) kata yang berasal

dari bahasa asing atau daerah tidak ditulis menggunakan huruf miring, tetapi

huruf tegak, 3) preposisi yang seharusnya ditulis terpisah dari kata yang

mengikutinya, tetapi ditulis secara bersambung, dan 4) kata yang harus ditulis

serangkai, tetapi ditulis terpisah. Selain itu, ditemukan juga kesalahan

pemakaian tanda baca pada karangan narasi mahasiswa. Berikut adalah

contoh beberapa kesalahan ejaan yang ditemukan dalam karangan narasi

mahasiswa.

Tabel 4.7

Contoh Kesalahan Pemakaian Huruf, Penulisan Kata, dan Pemakaian

Tanda Baca pada Karangan Narasi Mahasiswa

Bentuk Kesalahan

Pembetulan

natal Natal

aku hanya bekerja selama 6 bulan Aku hanya bekerja selama enam bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

87

Aku mengenalnya melalui dunia maya Aku mengenalnya melalui dunia maya.

pulau Jawa Pulau Jawa

gio (nama orang) Gio (nama orang)

“sampai kapan rasa ini bertahan” “Sampai kapan rasa ini bertahan?”

No one is perfect. No one is perfect.

Semenjak saat itu kita menjadi teman

dekat.

Semenjak saat itu, kita menjadi teman

dekat.

Hari demi hari aku selalu

berkomunikasi dengannya

Hari demi hari, aku selalu

berkomunikasi dengannya.

diotakku di otakku

kesana ke sana

di sambut disambut

4.3.2 Tipe Kesalahan yang Terdapat dalam Karangan Narasi Ekspositoris

Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird

Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, tipe kesalahan yang

terdapat dalam karangan narasi mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun 2019

adalah kesalahan berbahasa pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,

dan penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat diketahui dari

perubahan fonem dengan pelafalan baku menjadi fonem dengan pelafalan tidak

baku, kesalahan proses afiksasi, kesalahan penggunaan preposisi, kesalahan

penggunaan kata, kesalahan pemakaian huruf dan penulisan kata, serta kesalahan

pemakaian tanda baca. Pembahasannya adalah sebagai berikut.

1. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Fonologi

Gambar 4.22

Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi

Tipe kesalahan berbahasa tataran fonologi pada contoh di atas dapat

dilihat dari adanya perubahan fonem dengan pelafalan baku menjadi fonem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

88

dengan pelafalan tidak baku. Kesalahan tersebut terdapat dalam penulisan kata

bernafas. Kesalahan itu terjadi karena fonem /p/ dilafalkan menjadi fonem /f/.

Oleh karena itu, penulisan yang benar dari kata bernafas adalah bernapas.

2. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Morfologi

Gambar 4.23

Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Morfologi

Tipe kesalahan berbahasa tataran morfologi pada contoh di atas terjadi

karena ada penghilangan prefix ber-. Berdasarkan konteks dalam contoh

tersebut, kata main akan menjadi bentuk yang lebih berterima apabila diberi

prefix ber-. Oleh karena itu, pembetulan yang tepat untuk kesalahan di atas

adalah bermain.

3. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Sintaksis

Gambar 4.24

Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Sintaksis

Tipe kesalahan berbahasa tataran sintaksis pada contoh di atas dapat

dilihat dari adanya kekeliruan dalam penggunaan preposisi. Kata di merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

89

preposisi yang berfungsi untuk menyatakan tempat, bukan waktu. Adapun

preposisi yang berfungsi untk menyatakan waktu dan cocok digunakan dalam

contoh di atas adalah pada

4. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Semantik

Gambar 4.25

Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Semantik

Tipe kesalahan berbahasa tataran semantik pada contoh di atas terjadi

karena adanya penggunaan kata jam. Kata jam berfungsi sebagai penunjuk

jangka waktu, sehingga tidak tepat apabila digunakan dalam contoh tersebut.

Preposisi yang lebih tepat untuk digunakan adalah pukul, karena preposisi

pukul berfungsi untuk menyatakan waktu.

5. Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia

Gambar 4.26

Contoh Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa

Indonesia

Contoh di atas merupakan contoh kesalahan penerapan kaidah ejaan

bahasa Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari penulisan kata style yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

90

menggunakan huruf miring. Kata style harus ditulis dengan huruf miring

karena merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris. Berdasarkan Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), kata atau ungkapan dalam bahasa

daerah atau bahasa asing harus ditulis menggunakan huruf miring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

91

BAB V

PENUTUP

Bab lima pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama

merupakan kesimpulan dari penelitian. Bagian kedua adalah saran. Berikut ialah

pemaparan dari kedua bagian tersebut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis karangan

narasi ekspositoris mahasiswa PBSI TIK kelas A tahun 2019 bermedia Storybird

berada pada kategori sedang. Hal itu dapat dibuktikan dari nilai rata-rata (mean)

sebesar 19,02 dengan simpangan baku 1,82. Sesudah dikonversikan ke dalam

pedoman konversi skala lima PAN, dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan

menulis karangan narasi ekspositoris mahasiswa PBSI TIK kelas A bermedia

Storybird berada pada kategori sedang. Kedua, tipe kesalahan yang terdapat dalam

karangan narasi mahasiswa, yaitu: kesalahan berbahasa pada tataran fonologi,

morfologi, sintaksis, semantik, dan penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Hal

tersebut dapat diketahui dari perubahan fonem dengan pelafalan baku menjadi

fonem dengan pelafalan tidak baku, kesalahan proses afiksasi, kesalahan

penggunaan preposisi, kesalahan penggunaan kata, kesalahan pemakaian huruf

dan penulisan kata, serta kesalahan pemakaian tanda baca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

92

5.2 Implikasi

Setelah mengetahui tingkat kemampuan menulis karangan narasi

pengalaman pribadi mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun ajaran 2019

menggunakan media Storybird dan tipe-tipe kesalahan berbahasa yang terdapat di

dalamnya, peneliti dapat menarik implikasi sebagai berikut.

1. Guru/pengajar bahasa Indonesia dapat menggunakan Storybird sebagai

media pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada saat pengajaran

mengenai materi karangan narasi. Hal itu dilakukan berdasarkan

pertimbangan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam Storybird.

2. Guru/pengajar bahasa Indonesia harus lebih memperdalam pengajaran

mengenai kemampuan berbahasa Indonesia, baik dalam tataran fonologi,

morfologi, sintaksis, semantik, wacana, maupun kaidah ejaan bahasa

Indonesia. Hal tersebut dilakukan berdasarkan temuan-temuan peneliti

terkait tipe-tipe kesalahan berbahasa dalam karangan narasi mahasiswa.

5.3 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam bidang

pengajaran bahasa Indonesia. Sumbangsih tersebut, khususnya mengenai

pengajaran karangan narasi ekspositoris. Oleh karena itu, peneliti ingin

memberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi Mahasiswa PBSI

Sebagai calon guru bahasa Indonesia, mahasiswa PBSI sebaiknya

meningkatkan literasi tentang materi-materi yang akan diajarkan kepada siswa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

93

salah satunya mengenai karangan narasi ekspositoris. Peningkatan literasi yang

dimaksud ialah berkaitan dengan struktur dan kebahasaan karangan narasi. Selain

itu, pemahaman yang mendalam mengenai kaidah-kaidah berbahasa Indonesia

juga harus dimiliki oleh mahasiswa. Di samping penguasaan materi dan

pemahaman mengenai kaidah-kaidah berbahasa Indonesia, mahasiswa sebaiknya

juga meningkatkan literasi mereka berkenaan dengan media pembelajaran,

terutama yang berbasis TIK. Harapannya, mahasiswa mempunyai gambaran

mengenai media-media berbasis TIK yang dapat digunakan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia.

2. Bagi Peneliti Lain

Peneliti berharap ada peneliti lain yang melakukan penelitian serupa

dengan penelitian ini. Akan tetapi, ada hal-hal yang harus membedakan antara

penelitian ini dengan penelitian-penelitian berikutnya. Perbedaan-perbedaan yang

dimaksud misalnya berkenaan dengan subjek dan jenis karangan yang dikaji

dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

94

DAFTAR PUSTAKA

Agustinah. (2016). Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Melalui Media Gambar

pada Siswa Kelas VII SLB Budi Asih Kecamatan Gombong Kabupaten

Kebumen Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Sarjana Strata Satu.

Purworejo: PBSI, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Ariyanto. (2009). Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI,

FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud Republik Indonesia.

(2020). KBBI Daring. Diakses pada tanggal 29 Februari 2020, dari

https://kbbi.kemdikbud.go.id/.

Bungin, Burhan. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada.

Connole, H., Smith B., R. (1994). Research Methodology:Issues and Methods in

Research Study Guide. Australia: Deakin University Melbourne.

Dewi, Rishe Purnama dan Kusumo, Galih. (2015). Rencana Pembelajaran

Semester (RPS) Pembelajaran Berbasis TIK, Universitas Sanata Dharma.

Djatmika. (2018). Mengenal Teks dan Cara Pembelajarannya (Edisi Satu).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. Storybird. Tersedia di https://storybird.com/. Diakses pada tanggal 29

Februari 2020.

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: Rosdakarya.

Keraf, Gorys. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah.

Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi (Edisi Keenam Belas). Jakarta:

Gramedia.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

95

Nursisto. (1999). Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cita.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Pranowo. (2015). Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rita, Roida Nurhayati. (2013). Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Kanisius Kadirojo Kalasan Purwomartani Yogyakarta Tahun

Ajaran 2012/2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri. Skripsi

Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Sadhono, Kundharu dan Slamet, St. Y. (2012). Meningkatkan Keterampilan

Berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwan.

Semi, M.A. (2009). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Setyawati, Nanik. (2010). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan

Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.

Setyorini, Shinta Nurfitri. (2017). The Effectiveness of Using Storybird in

Teaching Learning Process of Writing Narrative Text in SMA Negeri 1

Gedangan Sidoarjo. Surabaya: English Education Department, Faculty of

Tarbiyah and Teachers Training, Sunan Ampel State Islamic University.

Solihin, Olih. (2015). Makna Komunikasi Non-Verbal dalam Tradisi Sarungan di

Pondok Pesantren Tradisional di Kota Bandung. JIPSI-Jurnal Ilmu Politik

dan Komunikasi UNIKOM, 4, halaman 4.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (1989). Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Bandung: Sinar Baru.

Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Tarigan, Henry Guntur. (2011). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa “Edisi

Revisi”. Bandung: Angkasa.

Tarigan. Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Trianto, Agus., Harsiati, Titik., dan Kosasih, E. (2018). Buku Guru Bahasa

Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Kemendikbud.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

96

Trianto, Agus., Harsiati, Titik., dan Kosasih, E. (2018). Buku Siswa Bahasa

Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Kemendikbud.

Widodo, Handoyo Puji. (2008). Process-Based Academic Essay Writing

Instruction in An Efl Context. Politeknik Negeri Jember: Jurnal Bahasa dan

Seni, 1, halaman 101.

Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Witantri, M. (2015, Oktober 16). Storybird. Retrieved from Prezi:

https://prezi.com/5cyus164wt5y?story-bird/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

97

BIOGRAFI PENULIS

Dionisius Yosef Toni Setyobudi lahir di Kota

Yogyakarta pada tanggal 06 Oktober 1995. Penulis

menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2008

di SD Kanisius Wirobrajan, setelah itu menempuh

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

Sekolah Menengah Pertama Stella Duce 2

Yogyakarta dan lulus pada tahun 2011. Sesudah

lulus dari SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Yogyakarta dan lulus pada tahun

2014. Setelah itu, penulis melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dan tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Masa studi

di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan penulisan skripsi yang berjudul

“Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi Mahasiswa

Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga pada Mata

Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia

Storybird”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

98

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

99

Lampiran 1

Pedoman Tes Penulisan Karangan Narasi

Yogyakarta, 30 Mei 2020

TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

Universitas : Sanata Dharma

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Tahun Ajaran : 2019

Semester/Kelas : III (Tiga) /A

4. Buatlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut:

e. karangan narasi yang dibuat harus berisikan unsur- unsur teks narasi

f. tema karangan narasi yang dibuat adalah berkaitan dengan pengalaman paling

berkesan dalam hidup Anda,.

g. karangan narasi dibuat menggunakan fasilitas picture book yang terdapat

dalam media Storybird,

h. tidak boleh ada unsur plagiarisme.

5. Tuliskan nama, kelas, dan NIM Anda di bagian cover.

6. Karangan narasi yang sudah selesai dibuat dikumpulkan pada hari Selasa, tanggal

17 Desember 2019, dalam bentuk hard file/print out.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

100

Lampiran 2

Dokumentasi Kegiatan Pengambilan Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

102

Lampiran 4

Triangulasi

Triangulasi Data

Triangulasi Data dan Hasil Penelitian Skripsi dengan Judul “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi

Mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga pada Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A

TahunAjaran 2019 Bermedia Storybird”

Oleh: Dionisius Toni Setyobudi

Pembimbing: Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Petunjuk Triangulasi:

A. berilah tanda centang (√) pada kolom setuju atau tidak setuju yang menunjukkan penilaian Anda terhadap hasil analisis

kemampuan penulisan karangan narasi ekspositoris subjek penelitian bermedia Storybird,

B. berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis kemampuan penulisan karangan narasi

ekspositoris subjek penelitian bermedia Storybird,

C. sesudah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhkan tanda tangan pada akhir penlilaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

103

Indikator Penilaian

Aspek yang Dinilai

Indikator

Orientasi 1. Terdapat perkenalan tokoh dan latar dengan pelukisan yang jelas. (Skor 3)

2. Terdapat perkenalan tokoh atau latar dengan pelukisan yang jelas. (Skor 2)

3. Tidak terdapat perkenalan tokoh dan latar dengan pelukisan yang jelas. (Skor 1)

Komplikasi 1. Tokoh terlibat dalam konflik dan terdapat rangkaian alur klimaks yang jelas. (Skor 3)

2. Tokoh terlibat dalam konflik dan tidak terdapat rangkaian alur klimaks yang jelas. (Skor 2)

3. Tokoh tidak terlibat dalam konflik dan tidak terdapat rangkaian alur klimaks yang jelas. (Skor 1)

Evaluasi 1. Tokoh dalam cerita berupaya untuk mengulas balik peristiwa yang dialami dan menemukan jalan

keluar permasalahan yang sedang menimpanya. (Skor 3)

2. Tokoh dalam cerita berupaya untuk mengulas balik peristiwa yang dialami, tetapi tidak

menemukan jalan keluar permasalahan yang sedang menimpanya. (Skor 2)

3. Tidak terdapat evaluasi dalam karangan narasi mahasiswa. (Skor 1)

Resolusi 1. Konflik terpecahkan secara menarik, jelas, dan tidak dapat diduga. (Skor 3)

2. Konflik terpecahkan secara menarik, jelas, dan sudah dapat diduga. (Skor 2)

3. Konflik terpecahkan secara tidak menarik, tidak jelas, dan sudah dapat diduga. (Skor 1)

Koda 1. Terdapat amanat dan nilai-nilai positif yang disampaikan. (Skor 3)

2. Terdapat amanat, tetapi tidak ada nilai-nilai positif yang disampaikan. (Skor 2)

3. Tidak terdapat amanat dan nilai-nilai positif yang disampaikan. (Skor 1)

Organisasi Isi 1. Terdapat 4-5 unsur penyusun karangan narasi (orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda)

dalam karangan narasi ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 3)

2. Terdapat 3 unsur penyusun karangan narasi (orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda)

dalam karangan narasi ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 2)

3. Terdapat 1-2 unsur penyusun karangan narasi (orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda)

dalam karangan narasi ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 1)

Kebahasaan

1. Terdapat 5-6 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut

pandang pencerita, b) penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian deskriptif yang

rinci dan digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas

atau gaya bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi ekspositoris yang

dibuat oleh mahasiswa. (Skor 3)

2. Terdapat 3-4 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

104

pandang pencerita, b) penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian deskriptif yang

rinci dan digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas

atau gaya bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi ekspositoris yang

dibuat oleh mahasiswa. (Skor 2)

3. Terdapat 1-2 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut

pandang pencerita, b) penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian deskriptif yang

rinci dan digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas

atau gaya bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi ekspositoris yang

dibuat oleh mahasiswa. (Skor 1)

Ejaan 1. Tidak ditemukan adanya kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca)

pada karangan narasi mahasiswa. (Skor 3)

2. Terdapat 1-5 kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca) pada

karangan narasi mahasiswa. (Skor 2)

3. Terdapat lebih dari 5 kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca)

pada karangan narasi mahasiswa. (Skor 1)

Skor Total

Sumber: Modifikasi peneliti dari Buku Sekolah Elektronik 2018 dan berdasarkan landasan teori di bab 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

105

Tabel Daftar Skor Karangan Narasi

Nama

Mahasiswa

Data Skor Masing-

Masing Aspek

Triangulasi Keterangan

Setuju Tidak

Setuju

Tadia Elian

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

108

Marcelia

Andarsih

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

111

Sologracia

Talitha

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

112

Yosafat

Novianto

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 2

i. Jumlah Skor: 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

114

Alfira

Yulistiantari

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

117

Galuh Citra

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

121

Odilia

Anggraini

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

122

Hadranus

Rangga

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 2

i. Jumlah Skor: 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

125

Vero Shintya

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

127

Franziska Cata

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 2

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

130

Afifa Risti a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

133

Chatarina Dyah

Ayu

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

134

Fransiska

Whely Indri

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 2

i. Jumlah Skor: 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

137

Christina

Subiyanto

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 2

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

139

Regina Dhea

Caesarine

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 2

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

142

Chatarina

Ananda

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

144

Clarita Rose W

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

147

Lucia Desy P

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

148

Silvia Olga

Noventa

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

149

i. Jumlah Skor: 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

150

Anastasia

Dedek

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

153

Ignatius Julian

Alfa

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 1

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

154

Gabriella Ogisa

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 2

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

156

Dionsia Eva

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

158

Yakobus Tri

Adi

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

161

Joshep Christya

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

163

Yuliana Dewi

Aryanti

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 2

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

165

Paulinus Ivan

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 1

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

167

Fransisca

Christina a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

169

Andreas Aditya

Yoga

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 2

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 3

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

172

Manoel Pedro

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

175

Maria Oliviana

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

177

Fransisca

Oktavianti

Krisandae

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

179

Bibiana

Alvatarina

a. Orientasi: 3

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

180

Putri Cintantya a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 2

d. Resolusi: 2

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

182

Debora

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 2

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

186

Ni Komang

Fera

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 1

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

188

Bernadeta

Pertiwi

a. Orientasi: 2

b. Komplikasi: 3

c. Evaluasi: 3

d. Resolusi: 3

e. Koda: 3

f. Organisasi Isi: 3

g. Kebahasaan: 2

h. Ejaan: 1

i. Jumlah Skor: 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

191

Tabel Jumlah Skor dan Frekuensi

No

Skor (X)

Frekuensi (f)

fx

f(x2)

Triangulasi Keterangan Setuju Tidak

Setuju

1 15 1 15 225 √

2 16 2 32 512 √

3 17 4 68 1156 √

4 18 6 108 1944 √

5 19 11 209 3971 √

6 20 5 100 2000 √

7 21 4 84 1764 √

8 22 4 88 1936 √

Jumlah n = 37 704 13508 √

Keterangan:

X = skor siswa

F = frekuensi

fX = skor kemampuan menulis karangan narasi dikalikan frekuensi

n = jumlah data/mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

192

Tabel Penghitungan Rata-Rata

Menghitung rata-rata (mean)

Triangulasi

Keterangan Setuju Tidak Setuju

=

=

= 19,02

Keterangan:

= rata-rata (mean)

f = frekuensi

x = skor kemampuan menulis karangan narasi dikalikan frekuensi

n = jumlah data/mahasiswa

Tabel Penghitungan Simpangan Baku

Menghitung simpangan baku

Triangulasi

Keterangan Setuju Tidak Setuju

S = √

(

)

S = √

(

)

S = √

S = √

S = 1,82

X

X

X

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

193

Keterangan:

S = simpangan baku

n = jumlah data/mahasiswa

= jumlah skor yang dikuadratkan

= jumlah skor

Tabel Pedoman Konversi Skala Lima PAN (PenilaianAcuan Norma)

Skala

Sigma

Skala

Angka

Skala

Lima

Keterangan Triangulasi Keterangan

E-A 0-4 Setuju Tidak

Setuju

A

4

Sangat

Tinggi √

+1,5 + 1,5s =

B 3 Tinggi √

+0,5 + 0,5s =

C 2 Sedang √

-0,5 0,5s =

D 1 Rendah √

-1,5 1,5s =

E 0 Sangat

Rendah

X

X

X

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PENGALAMAN …

194

Tabel Interval Skor

SkalaAngka Interval Skor Keterangan Triangulasi Keterangan

Setuju Tidak Setuju

+ 1,5s = 21,75-24,00 Sangat Tinggi √

+ 0,5s = 19,93-21,74 Tinggi √

0,5s = 18,11-19,92 Sedang √

1,5s = 16,29-18,10 Rendah √

0 0-16,28 Sangat Rendah √

Yogyakarta, 9 Juni 2020

Triangulator

Diani Febriasari, M.Pd.

X

X

X

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI