28
Fasilitator: drg. Nursiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2010 SKENARIO C KELOMPOK 1 BLOK 4

KELOMPOK 1 BLOK 4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KELOMPOK 1 BLOK 4

Fasilitator: drg. Nursiah

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya2010

SKENARIO C KELOMPOK 1 BLOK 4

Page 2: KELOMPOK 1 BLOK 4

Chantika Maharani ME 04101001045 Essa Aprilia 04101001056 Ammar Setyawan 04101001057 Lia Damayanti 04101001063 Rizky Amellia Andreasari 04101001084 Atika Wulandari 04101001099 Indra Kusuma Jaya 04101001101 Husin Tindar Abdurrahman 04101001104 Mardalena 04101001111 Maria Winarti 04101001112

KELOMPOK 1

Page 3: KELOMPOK 1 BLOK 4

SkenarioKlarifikasi IstilahIdentifikasi MasalahAnalisis MasalahKerangka KonsepSintesis

Pokok Bahasan

Page 4: KELOMPOK 1 BLOK 4

Alergine, a 12 years old girl is bought to departement of pediatrics RSMH hospital by her mother due to a persistence headache. She has been complaining for the past 2 weeks. Ten days ago her mother took the girl to an opthalmologist to find out the possibility of any eye problem. It appeared that their vision was normal and there was nothing wrong in the eye and the orbit. The patient states that she has been in good health and that she received a cat as a birthday present 1 month previously. Just three days ago she gets fever and stuffy nose. On examination, she has a mild fever, the tymphanic membranes appear normal. Her throats is mildly hyperemic but otherwise looks normal. There is some tenderness of the right cheek and over the right orbit. Her father is asthmathic and her older brother is alergic to aspirin.

Skenario

Page 5: KELOMPOK 1 BLOK 4

Persistent headacheOpthalmologistMild feverOrbitStuffy nosseTympanic membranesMildly hyperemic Tenderness of the right cheek and over the right orbitAsthmathicAlergic AspirinVisionEye problem

Klarifikasi Istilah

Page 6: KELOMPOK 1 BLOK 4

Alergine, anak perempuan berusia 12 tahun, mengeluhkan persistence headache yang telah dialaminya selama 2 minggu.Hasil pemeriksaan menunjukkan :

- Mengalami mild fever- Membran tympanicnya normal- Mengalami mildly hyperemic- Adanya masa lembut pada pipi kanan dan dibawah orbit mata

kanan- Penglihatannya normal, tidak ada gangguan pada indra penglihatannya

Sebulan setelah berkontak dengan bulu kucing, Alergine 3 hari yang lalu menderita demam dan hidung tersumbat.Ayah Alergine menderita gejala asthmathic.Saudara laki-laki Alergine alergi terhadap aspirin.

Identifikasi Masalah

Page 7: KELOMPOK 1 BLOK 4

Alergine, anak perempuan berusia 12 tahun, mengeluhkan persistence headache yang telah dialaminya selama 2 minggu

1. a. Apa yang dimaksud dengan persistence headache ? b. Apa penyebab dan mekanisme persistence headache ? c. Bagaimana hubungan antara persistence headache dengan kasus yang

dialami oleh alergine ?

Analisis Masalah

Page 8: KELOMPOK 1 BLOK 4

2. a. Bagaimana standar operasional prosedur pemeriksaan pada kasus ini?b. Bagaimana interpretasi dari :- mild fever- membranes tymphanic - mildly hyperemic- tenderness of the right cheek and over the right orbit

Analisis Masalah

Page 9: KELOMPOK 1 BLOK 4

2. c. Bagaimana anatomi pada rongga hidung (Cavum Nasi)?

Analisis Masalah

Page 10: KELOMPOK 1 BLOK 4

Analisis Masalah Anatomi

Page 11: KELOMPOK 1 BLOK 4

Analisis Masalah Anatomi

Page 12: KELOMPOK 1 BLOK 4

3. a. Apa yang dimaksud dengan demam ? b. Apa yang dimaksud dengan hidung tersumbat ?c. Apakah ada hubungan antara demam yang disertai dengan hidung tersumbat dan terekspos bulu kucing ?d. Bagaimana patofisiologi sinusitis akibat bulu kucing yang dialami oleh Alergine?

Analisis Masalah

Page 13: KELOMPOK 1 BLOK 4

Sinus Paranasalis

Page 14: KELOMPOK 1 BLOK 4

4. a. Apa yang dimaksud dengan asthmathic ?b. Apa saja gejala asma ?c. Apakah ada hubungan antara asthmathic ayah pada kasus ini ?

Analisis Masalah

Page 15: KELOMPOK 1 BLOK 4

5. a. Bagaimana mekanisme terjadinya alergi ? b. Bagaimana gejala terjadinya alergi ?

Analisis Masalah

Page 16: KELOMPOK 1 BLOK 4

Alergine, anak perempuan umur 12 tahun, menderita sinusitis maxillaris akut dari alergi hidung yang terekspos dengan bulu kucing.

Hipotesis Skenario

Page 17: KELOMPOK 1 BLOK 4

Kerangka KonsepKontak dengan bulu

kucing (Allergen)

Alergi

Sinusitis

Peradangan di sinus maxilaris

(sinusitis)

Sistem imunGenetik

Persistent headache

Tenderness over right cheeck and

right orbit

Stuffy nose (hidung tersumbat)

Anatomi dan fisiologi cavum nasi

dan sinus paranasalis

Page 18: KELOMPOK 1 BLOK 4

SINTESIS

Alergine menderita sinusitis pada sinus maxillaris karena rhinitis alergika yang timbul oleh pajanan alergen berupa bulu kucing.

Page 19: KELOMPOK 1 BLOK 4

Anatomi Cavum Nasi Sintesis (cont’)

Pembagian Cavum NasiPintu masuk cavum nasi disebut nares anteriores atau nosetril sedangkan batas antara cavum nasi dan nasopharynx adalah choana (nares posteriores).Cavum nasi merupakan suatu ruangan yang dibatasi oleh atap, lantai, lateral dan medial.Atap cavum nasi : os frontonasal, os ethmoidal, os sphenoidalLantai cavum nasi : palatum durum (processus palatina os maxilla, lamina horisontal os palatina)Dinding lateral : a. os nasal, os maxilla, os lacrimal, os ethmoidal, os concha nasalis inferior, dan pars perpendicularis os palatinib. cartilago lateralis nasi, cartilago alaris mayor crus lateral, cartilago alaris minor, dan cartilago sessamoid

Page 20: KELOMPOK 1 BLOK 4

Anatomi Cavum Nasi Sintesis (cont’)

Cavum nasi dexter dan sinister dibatasi oleh septum nasi yang dibentuk oleh 2 tulang dan 2 cartilago:1. os vomer dan lamina perpendicular os ethmoidal2. cartilago alaris mayor crus medial dan cartilago septi nasiBerdasarkan epitel pelapisnya, cavum nasi dibagi menjadi 3 yaitu:Vetibulum nasi : dilapisi epitel squamous complex, terdapat vibrissae (rambut)Regio Respiratoria : dilapisi epitel pseudocolumnarRegio Olfaktoria : dilapisi neuroepitelium yang berasal dari n.olfaktorius menembus lamina et foramina cribrosaVestibulum nasi dan Regio respiratoria dibatasi oleh limen nasi

Page 21: KELOMPOK 1 BLOK 4

Anatomi Cavum Nasi Sintesis (cont’)

Cavum Nasi PropriaStruktur yang terdapat di dalam cavum nasi propria :1. meatus nasi inferior, terdapat muara dari ductus nasolacrimalis2. concha nasalis inferior, terdapat os concha nasalis inferior3. meatus nasi media, terdapat muara dari sinus maxillaris, sinus frontalis, cellulae ethmoidalis anterior et mediaJika concha nasalis media dibuka, akan terlihata. Hiatus semilunaris (cekungan)b. Bulla ethmoidalis (penonjolan yang disebabkan oleh cellulae ethmoidalis media)4. Concha nasalis media5. Meatus nasi superior, terdapat muara dari cellulae ethmoidalis posterior6. Concha nasalis superior7. Recessus sphenoethmoidalis, terdapat muara dari sinus sphenoidalis8. Atrium nasi, ruangan di depan concha nasalis media9. Aggernasi, peninggian di dekat atrium nasi, terdapat carina nasi (reseptor bersin)

Page 22: KELOMPOK 1 BLOK 4

Vaskularisasi Cavum Nasi Sintesis (cont’)

Vaskularisasi cavum nasi1. Arteri ethmoidalis anterior et posterior - Arteri nasalis anterior lateral et septi2. Arteri sphenopalatina – arteri nasalis posterior lateral et septiArteri nasalis posterior septi akan berjalan menuju canalis incisivus dan nantinya akan beranastomosis dengan arteri palatina mayor. Isi canalis incisivus: a palatina mayor, a nasalis posterior septi dan nervus nasopalatinusPlexus Kiesselbach : anyaman pembuluh darah di bagian anterior septum nasi. Pembentuk adalah a nasalis anterior septi et posterior septi, a palatina mayor, a labialis superior .Epistaksis anterior biasanya karena pecahnya plexus kiesselbach. Epistaksis posterior biasanya karena ruptur a. sphenopalatina

Innervasi cavum nasiAnterior : n nasalis anterior (cabang dari n ethmoidalis anterior). Merupakan inervasi sensoris. Nasalis anterior juga mempercabangkan r nasalis eksternus yang menginervasi hidung bagian luar.Posterior : n nasalis posterior inferior et superior (cabang dari ganglion sphenopalatina untuk membawa inervasi parasimpatis dan ganglion cervical superior untuk inervasi simpatis)Efek parasimpatis pada cavum nasi : sekresi mukus dan vasodilatasi

Page 23: KELOMPOK 1 BLOK 4

SINUS PARANASAL SINTESIS (CONT’)

SINUS PARANASAL1. Sinus frontalisa. Muara : meatus nasi mediab. Inervasi : nervus supraorbitalc. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis anteriord. Sistem Limfatikus : lnn Retropharynx2. Sinus maxillarisa. Muara : meatus nasi mediab. Inervasi : nervus infraorbitalc. Vaskularisasi : arteri infraorbitald. Sistem Limfatikus : lnn submandibulla

Page 24: KELOMPOK 1 BLOK 4

SINUS PARANASAL SINTESIS (CONT’)

3. Sinus ethmoidalisa. Muara : - Cellulae ethmoidalis anterior dan media : meatus nasi media- Cellulae ethmoidalis posterior : meatus nasi superiorb. Inervasi : nervus ethmoidalis anterior et posteriorc. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis anterior4. Sinus sphenoidalisa. Muara : recessus sphenoethmoidalisb. Inervasi : nervus ethmoidalis posteriorc. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis posteriord. Sistem Limfatikus : lnn Retropharynx

Page 25: KELOMPOK 1 BLOK 4

Sistem Pendengaran Sintesis (cont’)

Telinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan. Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam Gelombang suara yang diterima oleh telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis oleh membran timpani. Getaran ini kemudian di perkuat oleh tulang-tulang padat di ruang telinga tengah (tympanic cavity) dan diteruskan ke telinga dalam.

Telinga dalam merupakan ruangan labirin tulang yang diisi oleh cairan perilimf yang berakhir pada rumah siput / koklea (cochlea). Di dalam labirin tulang terdapat labirin membran tempat terjadinya mekanisme vestibular yang bertanggung jawab untuk pendengaran dan pemeliharaan keseimbangan.

Page 26: KELOMPOK 1 BLOK 4

Mekanisme Hidung Tersumbat Sintesis (cont’)

Allergen reaksi hipersensitivitas sekresi antibodi Ig E histamin dikeluarkan sekresi mukus lebih banyak (rinore) radang mukosa hidung (Rhinitis Alergika) hidung tersumbat.

Page 27: KELOMPOK 1 BLOK 4

Mekanisme Sinusitis Sintesis (cont’)

Reaksi hipersensitivitas sekresi mukus yang banyak dan penebalan mukosa sirkulasi udara dari sinus ke cavum nasi tersumbat udara dan sebagian sekret mukus terperangkap didalam sinus peningkatan tekanan dan kelembaban udara bakteri berkembang peradangan (sinusitis).

Page 28: KELOMPOK 1 BLOK 4

Thank You for Your Attention