23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang serius. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 60-80% dari populasi, serta menempati peringkat keenam sebagai penyakit yang paling banyak diderita. Bila tak ditangani dengan baik, penyakit gigi tersebut dapat menurunkan produktivitas, menjadi sumber infeksi, bahkan bisa mengakibatkan atau memperparah beberapa penyakit sistemik. Di antaranya, stroke, diabetes, penyakit jantung dan kelahiran prematur. Karies yang dalam dapat menyebabkan rasa sakit pada pasien. Pada kondisi ini, pasien sering salah kaprah dengan meminta pencabutan gigi. Padahal, pencabutan gigi hanya boleh dilakukan pada kondisi yang benar-benar parah seperti, sisa akar gigi dan gigi yang rusak akibat perluasan lubang/karies gigi dimana karies luas dapat 1

Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang serius. Data Kementerian Kesehatan

menunjukkan, bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 60-80% dari populasi,

serta menempati peringkat keenam sebagai penyakit yang paling banyak diderita. Bila

tak ditangani dengan baik, penyakit gigi tersebut dapat menurunkan produktivitas,

menjadi sumber infeksi, bahkan bisa mengakibatkan atau memperparah beberapa

penyakit sistemik. Di antaranya, stroke, diabetes, penyakit jantung dan kelahiran

prematur.

Karies yang dalam dapat menyebabkan rasa sakit pada pasien. Pada kondisi ini,

pasien sering salah kaprah dengan meminta pencabutan gigi. Padahal, pencabutan

gigi hanya boleh dilakukan pada kondisi yang benar-benar parah seperti, sisa akar

gigi dan gigi yang rusak akibat perluasan lubang/karies gigi dimana karies luas dapat

menyebabkan keradangan pulpa, menjalar ke daerah periapikal sehingga timbul

berbagai bentuk keradangan yang melibatkan struktur jaringan yang lebih dalam. Jika

kondisi masih ringan dan tidak separah yang telah disebutkan maka gigi hanya perlu

ditambal.

Ada beberapa jenis bahan tambal yang digunakan dalam kedokteran gigi seperti,

amalgam, resin komposit, cast gold, gold foil, ceramics, dan glass ionomer. Namun,

salah satu yang paling sering digunakan adalah resin komposit. Hal ini disebabkan

oleh efektifitas dan ketahanan bahan yang baik dan warna yang cocok dengan

struktur gigi sehingga memenuhi persyaratan matriks resin suatu komposit gigi.

1

Page 2: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

Pencapaian estetik merupakan karakteristik utama yang dihasilkan dari restorasi resin

komposit, sebuah restorasi yang paling digemari dan terkenal diantara para dokter

gigi. Namun pada kenyataannya, berbagai material dalam kedokteran gigi, termasuk

bahan tambalan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang pada

akhirnya merujuk pada kondisi ketika kita diperbolehkan atau bahkan diharuskan

menggunakannya (indikasi) dan kondisi ketika kita dianjurkan untuk tidak

menggunakannya (kontraindikasi) Oleh sebab inilah kami mengangkat tema ini

dalam makalah kami

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bahan tambalan jenis resin komposit?

2. Apa saja sifat-sifat umum dari resin komposit?

3. Apa saja klasifikasi dari resin komposit beserta pertimbangan klinis

penggunaannya?

4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi penggunaan resin komposit?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu bahan tambalan jenis resin komposit

2. Mengetahui sifat-sifat umum dari resin komposit.

3. Mengetahui pertimbangan klinis penggunaan resin komposit yang didasarkan

pada klasifikasinya.

4. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi penggunaan resin komposit.

2

Page 3: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

1.4 Manfaat Penulisan

Selain diajukan sebagai tugas mata kuliah Konservasi Gigi-1, penulis berharap

bahwa makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca

3

Page 4: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Menurut definisi, komposit adalah suatu material yang terdiri dari dua atau lebih

komponen-komponen. Resin komposit merupakan bahan kompleks yang pada

umumnya terdiri atas komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan

pengisi (filler) inorganik, bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler,

sistem inisiator untuk mengaktifkan mekanisme pengerasan atau polimerisasi,

stabilisator (inhibitor) dan pigmen.

2.2 Sifat Resin Komposit

2.2.1. Sifat fisik

Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman

digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan

karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini .

Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:

a. Warna

Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi

tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh

pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen.

Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air

dalam polimer matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit

kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat

menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan

dengan warna email dan dentin.

4

Page 5: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

b. Strength

Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam,

hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada

pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit

berbeda.

c. Setting

Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu

yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light

cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang

diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.

Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrumen

tajam, melainkan dengan abrasive rotary.

2.2.2. Sifat mekanis

Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting

terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin

bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu

tertentu. Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu :

a. Adhesi

Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak

disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.

Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan

dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi

melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut

sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan

lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud

5

Page 6: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding

agent).

b. Kekuatan dan keausan

Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan

resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur

memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.

2.2 Klasifikasi Resin Komposit Beserta Pertimbangan Klinis Penggunaannya

1. Macrofillers

Ukurannya : 8-12 µm

Diindikasikan sebagai campuran dari partikel glass silicate dengan

monomer akrilik, dimana terjadi polimerisasi selama aplikasinya

Partikel silica :

a. menyediakan kekuatan filler

b. menghasilkan penyebaran sinar dan sejumlah kecil sinar yang

menambah transluensi yang menyerupai email

Monomer akrilik ampuran menjadi cair dan mudah dibentuk

Ukuran partikel macrofiller

Efek langsung pada kekasaran permukaan pada dasarnya tahap

terakhir atau pemolesan material

Partikel filler lebih keras daripada matriks

Pada tahap finishing, beberapa partikel dapat terlepas dari permukaan,

sehingga menimbulkan permukaan yang berlubang-lubang.

6

Page 7: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

Pertimbangan Klinis Penggunaan :

Kekurangan utama dari komposit tradisional adalah permukaan kasar

yang terjadi selama keausan dari matriks resin lunak yang menyebabkan

partikel pengisi yang tahan aus terangkat. Penyelesaian restorasi dapat

menghasilkan permukaan kasar begitupun penyikatan gigi dan

pengunyahan. Restorasi ini juga memiliki kecendrungan berubah warna

sebagian karena keecendrungan dari permukaan darin permukaan

bertekstur kasar untuk mengikat warna.Fraktur dari lapisan komposit

konvensional bukanlah suatu masalah yang sering terjadi termasuk bila

digunakan untuk restorasi yang harus tahan terhadap tekanan seperti pada

kavitas kelas II dan IV.

Meskipun demikian buruknya ketahanan komposit tradisional merupakan

masalah klinis. Dilihat dari keadaan ini, bahan tersebut lebih rendah dari

bahan yang khusus dirancang sebagai komposit posterior. Meskipun

koefisien ekspansi termal secara nyata berkurang dengan tingginya

kandungan bahan pengisi anorganik dibandingkan dengan resin akrilik

tanpa bahan pengisi, matriks resin tidak berikatan secara kimia terhadap

struktur gigi. Karenanya teknik penumpatan harus dilakukan dengan

cermat dan teknik tersebut haruslah memasukkan pengukuran untuk

mengurangi efek dari sumber perubahan dimensi tersebut.

2. Microfillers composite

Ukurannya : 0,04 µm

Disebut sebagai fine finishing composite karena ukurannya partikelnya

kecil yang menyebabkan viskositasnya tinggi.

7

Page 8: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

Dikembangkan menggunakan partikel silica koloidal sebagai bahan

pengisi anorganik. Konsep ini mengakibatkan permukaan yang halus

serupa dengan yang diperoleh dari tambalan resin akrilik langsung.

Keuntungan : lebih elastic, lebih halus dan lebih fleksibel

Kekurangan : kelemahan dari bahan-bahan ini adalal ikatan antar

partikel yangm lemah, mempermudah terjadinya retorasi pada daerah

tersebut sehingga tidak cocok untuk daerah yang menahan beban.

Penggunaan : kelas 3 dan 4

Pertimbangan Klinis Penggunaan :

Untuk kebanyakan aplikasi, penurunan sifat fisik tidak menyebabkan masalah,

namun pada keadaan yang memerlukan tekanan seperti kavitas kelas I, II, dan

IV, kemungkinan pecahnya restorasi lebih besar. Pecahnya restorasi seringkali

teramaati pada tepi tambalan disebabkan oleh tidak terikatnya bahan pengisi

prapolimerisasi. Untuk mengurangi pecahnya kemungkinan restorasi,

disarankan menggunakan bur intan bukan bur tungsten cardide, sewaktu

mengasah komposit berbahan pengisi mikro. KOmposit berbahan pengisi

mikro banyak digunakan saat ini karena permukaan halus, bahan ini menjadi

resin pilihan untuk merestorasi estetika gigi anterior, khususnya untuk daerah

yang tidak perlu menahan bebabn, dan daerah subgingival.

3. Hybrid composite resin

Campuran dua ukuran partikel filler yang berbeda yaitu silica koloidial

dan partikel kaca yang dihaluskan dimana ukurannya 0,6-1µm.

8

Page 9: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

Tujuannya untuk menggabungkan sifat fisik dan mekanik dua partikel

filler agar menjadi lebih baik

Jenisnya ada 3:

a. Midi hybrid : campuran microfilm dan midfill

b. Mini hybrid(micro hybrid) : campuran microfill dan macrofill

c. Nano hybrid : campuran nanofill & midfill (microfill)

Pertimbangan klinis Penggunaan :

Karena kehalusan permukaan dan memiliki kekuatan yang cukup baik,

komposit tersebut banyak digunakan untuk restorasi anterior, termasuk

kelas IV. Meskipun sifat mekanis umumnya lebih rendah dari komposit

berbahan pengisi partikel kecil, komposit hybrid juga banyak dipakai

sebagai restorasi pada daerah yang harus menahan beban berat karena

poerbedaannya dengan komposit pengisi partikel kecil hanya sedikit,

4. Nano komposit

Ukurannya: 1-5µm

Ukurannya yang kecil sehingga dapat masuk diantara beberapa

rantai polimer yang disebut very high filler loading levels in

composites.

Beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil menggunakan

quartz sebagai bahan pengisi, tetapi kebanyakan memakai kaca

yang mengandung logam berat.

Volumenya dari inorganic filler 78,5%.

Kategori komposit ini menunjukan sifat fisik dan mekanis yang

paling unggul. Dengan ditingkatkannya kandungan bahan pengisi,

terdapat peningkatan dalam hamper semua sifat yang relevan.

Penggunaan pada kelas I, II, III, IV, V

9

Page 10: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

Pertimbangan Klinis Penggunaan :

Karena kekuatan komposit tersebut meningkat dan tingginya muatan

bahan pengisi, bahan tersebut diindikasikan untuk aplikasi pada daerah

dengan tekanan dan abrasi tinggi seperti kelas I dan II. Ukuran partikel

dari beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil memungkinkan

diperolehnya permukaan halus untuk pemakaian pada gigi anterior, tetapi

bahan ini tidak sebaik komposit berbahan pengisi mikro.

KLASIFIKASI RESIN

KOMPOSIT

TUMPATAN KELAS

INDIKASI KONTRAINDIKASI

Macrofillers II, IV

Microfillers III, V I, II, IV,VI

Hybrid I, II, III, IV, V, VI

Nano komposit I, II, III, IV, V, VI

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Resin Komposit menurut ADA

ADA (American Dental Association) mendukung resin komposit digunakan

dalam :

10

Page 11: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

Resin preventive pada pit dan fisur

Preventive resin restoration merupakan suatu prosedur klinik yang digunakan

untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya karies pada

pit dan fisur dengan memakai tehnik etsa asam. Tehnik ini diperkenalkan

pertama kali oleh Simonsen pada tahun 1977, meliputi pelebaran daerah pit

dan fisur kemudian pembuangan email dan dentin yang telah terkena karies

sepanjang pit dan fisur. Tujuan dari restorasi pencegahan (resin preventive)

adalah untuk menghentikan proses karies awal yang terdapat pada pit dan

fisur, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki pit dan fisur,

seklaigus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada pit dan fisur

yang belum terkena karies pada gigi yang sama. Pit dan fisur yang dalam dan

sempit atau pit dan fisur yang memiliki bentuk seperti leher botol, secara

klinis merupakan daerah yang sangat mudah terserang karies, karena sewaktu

gigi disikat bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dijangkau oleh bulu sikat

gigi (Yoga, 1997).

Lesi awal kelas I dan II yang menggunakan modifikasi preparasi konservatif

- Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan margin email

- Kebanyakan restorasi pada premolar atau molar pertama, terutama ketika

mempertimbangkan segi estetik

- Restorasi yang tidak menyediakan seluruh kontak oklusal

- Restorasi yang tidak memiliki kontak oklusal yang berat

- Restorasi yang dapat diisolasi selama prosedur dilakukan

- Beberapa restorasi yang dapat berfungsi sebagai landasan mahkota

- Sebagian besar restorasi yang digunakan untuk memperkuat sisa struktur

gigi yang melemah

11

Page 12: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

- Jarak faciolingual preparasi kavitas tidak melebihi 1/3 jarak intercuspal.

(Summit dkk, 2001)

Restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan estetika

Sejalan dengan kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu

restorasi gigi, penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan.

Resin komposit merupakan material restorasi yang paling pesat

perkembangannya dibandingkan material restorasi sewarna gigi lainnya,

seperti : silikat, resin akrilik dan semen ionomer kaca. Hal ini dikarenakan

karakteristik tertentu dari resin komposit seperti warnanya yang hampir

menyerupai warna gigi, tidak larut dalam cairan mulut, dan kemampuannya

berikatan dengan gigi secara mikromekanis.

Restorasi pada pasien yang alergi atau sensitivitas terhadap logam

Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam

yang terkandung dalam bahan tambal seperti amalgam. Selain itu, beberapa

waktu setelah penambalan, pasien seringkali mengeluhkan rasa sensitif

terhadap rangsang panas atau dingin.

12

Page 13: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

ADA tidak mendukung penggunaan komposit (kontraindikasi) pada gigi dengan:

Tekanan oklusal yang besar

Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin komposit

sebaiknya tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit mempunyai

kekuatan menahan tekanan oklusi lebih rendah dibandingkan amalgam.

Tumpatan menggunakan komposit pada gigi posterior akan cepat rusak pada

pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar atau bruxism.

Tempat atau area yang diisolasi

Resin komposit tidak dianjurkan untuk diaplikasikan pada dinding kavitas

yang hanya terdapat sedikit, atau sama sekali tidak ada email. Lalu, pada

penggunaan bahan restorasi resin komposit, daerah operasi harus sama sekali

terbebas dari kontaminasi cairan seperti saliva atau darah.

Pasien dengan alergi atau sensitivitas terhadap material komposit.

Reaksi alergi yang dilaporkan akibat penggunaan bahan resin komposit sangat

sedikit. Sensitifitas setelah pembuatan restorasi gigi dengan bahan resin

komposit jarang ditemui. Namun, perlekatan monomer resin pada beberapa

individu dapat menyebabkan reaksi alergi. Selain itu, beberapa laporan

menyebutkan bahwa sering terjadi reaksi alergi berupa dermatitis pada jari

dokter gigi yang berkontak langsung dengan monomer yang tidak bereaksi.

13

Page 14: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggunaan bahan restorasi resin komposit saat ini sudah makin meluas dan menjadi

pilihan dalam prosedur restorasi rutin. Kerusakan jaringan keras gigi, baik pada gigi-

gigi anterior maupun posterior, dapat direstorasi menggunakan bahan resin komposit.

Walaupun banyak mempunyai kelebihan dalam hal estetika dan mengalami

peningkatan kekuatan, tidak semua kasus kerusakan jaringan keras gigi dapat diatasi

dengan menggunakan bahan resin komposit. Ada beberapa keadaan yang tidak dapat

ditoleransi oleh bahan restorasi adhesive ini.

14

Page 15: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

DAFTAR PUSTAKA

1. Mount, GJ., Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure,

Edisi 2. Brighton: Knowledge Books and Software. 2005. hal. 164-197.

2. Mount GJ. An Atlas of Glass-Ionomer Cements,A Clinician’s Guide. Edisi 3.

London: Martin Dunitz. 2002.

3. Summitt JB, Robbins JW, Schwartz RS. Fundamentals of Operative Dentistry,

A Contemporary

4. De Munck, J., dkk. Four-year water degradation of total-etch adhesives

bonded to enamel. Journal of Dental Research. 2003; 82(2) : 136-140

5. Sherwood, Anand. 2010. Essentials of Operative Dentistry. New Delhi: Jaypee

brothers Medical Publishers.

6. Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endondonsia, edisi 3 (Alih

Bahasa: drg. Narlan Sumawinata, SpKG). Jakarta: EGC.

15

Page 16: Kel 5 Indikasi Dan Kontraindikasi Resin Komposit

16