30
BAB I PENDAHULUAN Manusia dalam kehidupannya selalu berinteksi dan berinteralasi dengan manusia lainnya. Hal tersebut manusia lakukan sebagai upaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan atau kepentingan dalam hidupnya. Interaksi dan interelasi tersebut begitu penting bagi manusia, sehingga pada akhirnya dia menggabungkan dirinya dengan suatu kelompok yang kemudian disebut masyarakat. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Predikat tersebut menimbulkan potensi yang mencakup cipta (kemampuan berpikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan), rasa (karya seni /kesenian), dan karsa (kehendak untuk hidup sempurna, mulia dan bahagia yang menimbulkan kehidupan beragama dan kesusilaan). Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia, kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan 1

Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia dalam kehidupannya selalu berinteksi dan berinteralasi dengan

manusia lainnya. Hal tersebut manusia lakukan sebagai upaya untuk memenuhi

berbagai kebutuhan atau kepentingan dalam hidupnya. Interaksi dan interelasi

tersebut begitu penting bagi manusia, sehingga pada akhirnya dia menggabungkan

dirinya dengan suatu kelompok yang kemudian disebut masyarakat.

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang

senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena

yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan

adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran

dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Predikat tersebut menimbulkan potensi yang mencakup cipta (kemampuan

berpikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan), rasa (karya seni /kesenian), dan

karsa (kehendak untuk hidup sempurna, mulia dan bahagia yang menimbulkan

kehidupan beragama dan kesusilaan). Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh

masyarakat manusia, kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan

diperoleh melalui proses belajar; dan kebudayaan itu didapat, didukung dan

diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan sebagai sebuah interaksi dan interelasi manusia tersebut

memiliki karakteristik antar satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Kebudayaan memiliki fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.

Kebudayaan juga dapat menjadi pertanda dan penanda bagi suatu masyarakat

tertentu. Kebudayaan sebagai penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala

apa yang ada dalam alam fisik, personal dan sosial yang disempurnakan untuk

realisasi tenaga manusia dan masyarakat.

Setiap interaksi antarmanusia yang menghasilkan kebudayaan pasti akan

berbeda antara berbagai kelompok masyarakat. Perbedaan tersebut didasarkan

kepada kondisi demografis, karakter masyarakat serta tingkat perkembangan

kebutuhan hidup. Namun demikian setidaknya terdapat beberapa unsur-unsur

1

Page 2: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

serta wujud-wujud kebudayaan yang sifatnya universal dan pasti ada di setiap

kelompok masyarakat manapun.

Oleh karenanya pengkajian mengenai berbagai hal mengenai kebudayaan

sangat menarik untuk dikaji. Hal ini sebagai upaya mengenali dan mendalami

berbagai fenomena kesosial-budayaan yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-

hari. Selain itu, kajian-kajian mengenai manusia dan kebudayaannya akan

memberikan gambaran mengenai dinamika kehidupan manusia yang memiliki

hubungan erat dengan lingkungan tempatnya hidup dan segala sesuatu yang

melekat padanya.

2

Page 3: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

BAB II

PEMBAHASAN

A. Wujud Kebudayaan

Talcott Parson dan A.L Kroeber dalam Koentjaraningrat (1997:195)

membedakan wujud kebudayaan sebagai suatu sistem dari ide-ide dan konsep-

konsep dari wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas

manusia yang berpola. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan

terdiri atas 3 wujud yaitu: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari

ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan sebagainya. 2. Wujud

kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda- benda hasil

karya manusia. Wujud kebudayaan merupakan sistem sosial mengenai

tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri atas

aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan antara yang

satu dengan yang lain.

Menurut J.J. Honingmann terdapat tiga gejala kebudayaan, yaitu ideas,

activities dan artifacts (dalam Koentjaraningrat, 2005 : 74). Koentjaraningrat

sendiri menawarkan empat wujud kebudayaan, yaitu: kebudayaan sebagai

nilai ideologis; kebudayaan sebagai sistem gagasan; kebudayaan sebagai

sistem tingkah laku dan tindakan yang berpola; dan kebudayaan sebagai benda

fisik (artifak). Kerangka Konsentris Kebudayaan

menurut Koentjaraningrat (2005: 92) dapat digambarkan sebagai berikut :

3

Page 4: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

Dari empat wujud yang ditawarkan dalam lingkaran kerangka

kebudayaan di atas, masing-masing memiliki kecenderungan bentuk yang

berbeda satu dengan lainnya.

1. Nilai-nilai budaya merupakan tahap filosofis atau ideologis yang

terbentuk karena pengalaman manusia, tahap ini merupakan hasil

pemikiran yang biasanya memiliki bentuk tekstual tersurat maupun

tersirat dalam norma, aturan adat, cerita rakyat atau karya seni.

2. Sistem budaya berupa gagasan dan konsep juga merupakan

manifestasi hasil pemikiran. Tahap wujud ini juga memiliki bentuk

tertulis tersurat dan beberapa dapat berbentuk gambar atau

konfigurasi.

3. Sistem sosial sebagai tahap wujud selanjutnya merupakan tindakan

dalam rangka “mewujudkan” konsep. Tahap wujud ini dapat

berbentuk tulisan, gambar, konfigurasi maupun kegiatan.

4. Kebudayaan fisik merupakan wujud hasil dalam sebuah kebudayaan.

Sehingga pada wujud terakhir ini kebudayaan memiliki bentuk

paling nyata diantara bentuk yang lain. Pada wujud inilah

kebudayaan seringkali sudah memiliki bentuk benda, sehingga dapat

dilihat, disentuh dan dirasakan.

Wujud kebudayaan sebagai ide merupakan sesuatu yang kompleks dari

ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan

4

Page 5: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

sebagainya, yang sifatnya abstrak. Lokasinya ada dalam kepala-kepala, dalam

alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan itu hidup. Kebudayaan ini

kita sebut sebagai adat-istiadat yang berfungsi sebagai tata kelakuan yang

mengatur, mengendali dan memberi arah kepada kelakuan dan perbuatan

manusia dalam masyarakat.

Wujud sistem sosial mencakup kelakuan berpola dari manusia. Sistem

sosial ini terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi,

berhubungan serta bergaul satu dengan lain yang selalu mengikuti pola-pola

tertentu berdasarkan adat tata-kelakuan. Sistem sosial bersifat konkret, terjadi

di sekeliling kita, bias diobservasi, difoto dan didokumentasikan.

Wujud kebudayaan fisik merupakan seluruh total dari hasil fisik dan

aktifitas perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat, yang sifatnya

paling konkret dan berupa benda-benda yang dapat diraba, dilihat dan difoto.

Kebudayaan fisik yang dimiliki atau dihasilkan suatu bangsa harus terlebih

dahulu digolongkan menurut tingkatnya masing-masing.

B. Unsur-unsur Kebudayaan

Kebudayaan dari setiap masyarakat terdiri dari beberapa unsur, baik

unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil. Unsur-unsur tersebut merupakan

bagian-bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Menurut

Soekanto (1988 : 157-158) unsur kebudayaan tersebut oleh para ahli dibedakan

menjadi dua, yakni yang bersifat universal (cultural universale) dan unsur-

unsur yang lebih kecil.

Unsur universal menurut Kluckhokn (dalam Soekanto, 1988 : 158)

meliputi :

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan,

alat-alat rumah tangga senjata, alat-alat produksi, transport dan

sebagainya).

2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,

peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).

5

Page 6: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,

sistem hukum, sistem perkawinan).

4. Bahasa (lisan maupun tertulis).

5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).

6. Sistem pengetahuan.

7. Religi (sistem kepercayaan).

Sedangkan unsur-unsur yang lebih kecil dijabarkan oleh Lincoln (dalam

Soekanto, 1988 : 158) sebagai kegiatan-kegiatan kebudayaan (cultural activity)

yang dirincinya sebagai trait-complex. Misalnya kegiatan pertanian menetap

meliputi unsur-unsur irigasi, sistem mengolah tanah dengan bajak, sistem hak

milik atas tanah dan sebagainya.

Di lain pihak, Koentjaraningrat (1990 : 2-3) mengemukakan unsur-unsur

kebudayaan yang sifatnya universal (pasti ditemukan dalam seluruh budaya di

dunia) yang tersusun berdasarkan kemungkinan-kemungkinannya untuk

berubah dalam perkembangannya. Unsur-unsur tersebut ialah :

1) Sistem religi dan upacara keagamaan ;

a. sistem kepercayaan

b. sistem nilai dan pandangan hidup

c. komunikasi keagamaan

d. upacara keagamaan

2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan ;

a. kekerabatan

b. asosiasi dan perkumpulan

c. sistem kenegaraan

d. sistem kesatuan hidup

e. perkumpulan

3) Sistem pengetahuan ;

a. flora dan fauna

b. waktu, ruang dan bilangan

c. tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia

4) Bahasa ;

6

Page 7: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

a. lisan

b. tulisan

5) Kesenian ;

a. seni patung/pahat

b. relief

c. lukis dan gambar

d. rias

e. vokal

f. musik

g. bangunan

h. kesusastraan

drama

6) Sistem mata pencaharian hidup ;

a. berburu dan mengumpulkan makanan

b. bercocok tanam

c. peternakan

d. perikanan

e. perdagangan

7) Sistem teknologi dan masyarakat ;

a. produksi, distribusi, transportasi

b. peralatan komunikasi

c. peralatan konsumsi dalam bentuk wadah

d. pakaian dan perhiasan

e. tempat berlindung dan perumahan

f. senjata

1. Bahasa

Bahasa merupakan alat atau perwujudan budaya yang digunakan

manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan,

lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan

maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui

7

Page 8: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah

laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya

dengan segala bentuk masyarakat.

Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), bahasa adalah alat komunikasi

antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa

bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka

menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi

dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.

Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.

Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan

bahasa, semua alat Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang

paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa

tulis.

Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan

kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,

sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi

dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai

alat untuk melakukan kontrol sosial. komunikasi tadi mengandung banyak

segi yang lemah. Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas

dan kompleks daripada yang dapat diperoleh denganmempergunakan

media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah

merupakan simbol atau perlambang.

Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat berekspresi, alat

komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.

Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan

hubungan dalam pergaulan sehari-hari (fungsi praktis), mewujudkan seni

(fungsi artistik), mempelajari naskah-naskah kuno (fungsi filosofis), untuk

mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

8

Page 9: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

2. Sistem Pengetahuan

Ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengonseptuaisasikan

fenomenon-fenomenon alam dalam sebab-sebabnya, dalam urutan-urutan

sebab akibat dan mencari asas-asas umum. Bakker (1984 : 39) mengatakan

bahwa ilmu pengetahuan meliputi science (ilmu-ilmu eksakta) dan

humanities (sastra, filsafat, kebudayaan, sejarah dan lain-lain). Nilai-nilai

masing-masing ditentukan bukan saja oleh mutu masing-masing

melainkan juga oleh kedudukan dalam seluruh pola kebudayaan.

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan

dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh

pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut

logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).

Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi :

1) Pengetahuan tentang alam.

2) Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya.

3) Pengetahuan tentang tubuh manusia.

4) Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia.

5) Pengetahuan tentang ruang dan waktu.

3. Organisasi Sosial

Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia

membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang

tidak dapat mereka capai sendiri. Organisasi sosial adalah perkumpulan

sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun

yang tidak berbadan hukum, berfungsi sebagai sarana partisipasi

masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.

Bakker (1987 : 42) mengatakan bahwa kesosialan meliputi fungsi

dalam institusi-institusi asasi sebagai keluarga monogam, masyarakat adil

dan makmur, desa dan kota, bangsa dan negara. Sedangkan Soekanto

(1988 : 104) mengatakan bahwa suatu kelompok sosial selalu berkembang

9

Page 10: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

serta mengalami perubahan-perubahan, baik dalam aktifitas maupun

bentuknya.

Lebih lanjut Soekanto (1988 : 106-108) mengklasifikasikan berbagai

organisasi sosial dalam hubungan individu dengan individu yang lainnya

yang meliputi kategori wilayah, kepentingan yang sama dengan organisasi

yang tidak tetap, serta kepentingan yang sama dengan organisasi yang

tetap. Pembeda daripada organisasi-organisasi sosial tersebut didasarkan

pada factor kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial, dan orientasi

pada tujuan yang sudah ditetapkan.

Klasifikasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

No Kategori Kriteria1 Kategori utama : kesatuan-kesatuan

wilayah.Tipe umum : communityTipe khusus : suku, bangsa, daerah, kota, desa, rukun tetangga.

Kriteria utama : 1. Kepentingan2. Bertempat tinggal di suatu

wilayah tertentu

2 Kategori utama : kesatuan-kesatuan atas dasar kepentingan yang sama, tanpa organisasi yang tetap.

1. a. Tipe umum : kelas b.Tipe khusus ; kasta, elit,

kelas dasar persaingan, kelas atas dasar kerjasama.

2. a. Tipe umum ; kelompok etnis dan ras.

b. Tipe khusus : kelompok atas dasar perbedaan warna kulit, kelompok-kelompok imigran, kelompok-kelompok nasional.

Kriteria utama :1. Sikap yang sama dari

anggota-anggota kelompok yang bersangkutan.

2. Organisasi sosial yang tidak tetap (temporer).

Kriteria tambahan untuk tipe-tipe khusus :

1. Kemampuan untuk berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya (mobilitas).

2. Perbedaan dalam kedudukan, prestise, kesempatan dan tingkat ekonomis.

Kriteria tambahan untuk tipe-tipe khusus : asal kelompok, golongan (stock), luas wilayah tempat tinggal, ciri-ciri badaniah.

10

Page 11: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

3. a. Tipe umum : kerumunanb.Tipe khusus : kerumunan

dengan kepentingan yang sama dan dengan kepentingan umum.

Kriteria tambahan untuk tipe-tipe khusus :

1. Kepentingan-kepentingan yang sementara.

2. Sifat kelompok sementara.3 Kategori utama : kesatuan-kesatuan

atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap : associations.

a. Tipe umum : primary groupTipe khusus : Keluarga, kelompok permainan, clique, club.

b. Tipe umum : association yang besar.Tipe khusus : negara, gereja, perkumpulan atas dasar ekonomi, persatuan buruh dan sebagainya.

Kriteria utama :1. Kepentingan-kepentingan

yang terbatas.2. Organisasi sosial yang

tertentu

Kriteria tambahan untuk tipe-tipe khusus :

1. Jumlah keanggotaan yang terbatas.

2. Organisasi sosial yang formal.

3. Pentingnya hubungan-hubungan yang tidak bersifat pribadi.

4. Jenis kepentingan yang dikejar.

Kriteria tambahan :1. Jumlah anggota yang secara

relatif terbatas.2. Organisasi sosial yang

formal.3. Pentingnya hubungan-

hubungan yang tidak bersifat pribadi.

4. Jenis kepentingan yang dikejar.

Soekanto juga mengutip berbagai pendapat ahli mengenai

organisasi-organisasi sosial seperti yang dikatakan oleh Cooley (primary

group dan secondary group), Tonnies (gemeinschaft dan gesellscahft),

serta Merton (membership group dan reference group). Sedangkan ia

sendiri mengklasifikasikan organisasi sosial kedalam formal group dan

informal group serta in-group dan out-group.

11

Page 12: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

G.P. Murdock mengatakan bahwa suatu kelompok adalah suatu

kesatuan individu yang terikat oleh unsur :

1. Suatu siste norma-norma yang mengatur kelakuan warga

kelompok

2. Suatu rasa kepribadian kelompok yang disadari semua

anggotanya

3. Kegiatan-kegiatan berkumpul dari anggota kelompok secara

berulang-ulang

4. Suatu sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antara

anggota kelompok

5. Suatu pimpinan atau pengurus yang mengorganisasi kegiatan

kelompok

6. Suatu sistem hak dan kewajiban bagi para individunya terhadap

sejumlah harta produktif, harta konsumtif atau harta pusaka

tertentu.

Selain itu organisasi sosial juga dalam masyarakat yang berbudaya

menghasilkan sebuah sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan merupakan

bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. M, Fortes

mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat

dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang

bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari

beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan

perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu,

cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Di

masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan seperti

keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.

Koenjaraningrat (1992 : 108) mengatakan bahwa rumah tangga

(household) terjadi akibat dari adanya perkawinan. Sedangkan keluarga

inti (nuclear family) terjadi juga akiba dari perkawinan dengan anggota

terdiri dari seorang suami, seorang istri dan anak-anak mereka yang belum

12

Page 13: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

kawin. Keluarga-keluarga inti itu merupakan suatu kesatuan manusia yang

disebut kingroup atau kelompok kekerabatan.

G.P. Murdock (dalam Koentjaraningat, 1992 : 113-114)

mengkategorikan kelompok kekerabatan berdasarkan fungsi sosial dari

kelompok kekerabatannya menjadi :

1. Corporate kingroup atau kelompok kekerabatan berkorporasi.

Kelompok ini biasanya bersifat eksklusif, jenis anggotanya tidak

banyak.

2. Occasional kingroup atau kelompok kekerabatan kadangkala.

Kelompok ini biasanya dengan anggota banyak sehingga tidak

mungkin terjadi pergaulan terus-menerus dan intensif.

3. Circumsciptive kingroup atau kelompok kekerabatan menurut

adat.

4. Sistem Teknologi

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi,

memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi

muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam

cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi

hasil-hasil kesenian.

Bakker (1984 : 40) mengaitkan antara kondisi alam, penggunaan

teknologi dan kebudayaan suatu masyarakat. Menurutnya teknologi

terhitung antara sikap dan hasil budaya yang penting. Teknik bertujuan

untuk memfaedahkan sumber-sumber alam agar terjaminlah makanan,

perumahan, komunikasi dan lain-lain hal yang perlu untuk derajat hidup

yang layak. Penerapan hukum alam dapat menghasilkan teknik, yaitu

keperluan dan dorongan idealisme bersama-sama dalam creative vision.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan

yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam

teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan

fisik), yaitu sebagai berikut.

13

Page 14: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

1) Alat-alat produktif.

2) Senjata.

3) Wadah.

4) Alat-alat untuk menyalakan api.

5) Makanan.

6) Pakaian.

7) Tempat berlindung dan perumahan.

8) Alat-alat transportasi.

5. Sistem Ekonomi

Ekonomi meliputi pola kelakuan dan lembaga-lembaga yang

melaksanakannya dalam bidang produksi, dan konsumsi keperluan-

keperluan hidup serta pelayanannya. Ekonomi bersifat ambivalen dan

merugikan bila tujuan yang dikejar tidak mengindahkan nilai-nilai budaya.

Menurut Bakker (1987 : 45) lapangan ekonomi dibagi ke dalam tiga sector

yang mencerminkan corak sesuatu kebudayaan dan orientasi pokoknya.

Sektor primer mencurahkan tenaga ekstraksi, yaitu menghasilkan

bahan mentah dari alam bumi dan dari kehidupan di bumi, laut dan

angkasa. Pekerjaan ekstraksi terdiri atas pertambangan, pertanian,

peternakan dan perikanan.

Sektor sekunder mengolah bahan menah yang diproduksi dalam

sektor primer dan meliputi industri, kerajinan dan pembangunan.

Keduanya menuntut kerja tangan.

Sektor tersier meliputi segala macam pelayanan kepada masyarakat.

Secara optimal terdiri dari sixservice standard yaitu pencaharian, distribusi

dan komunikasi, hukum dan keamanan, pendidikan dan perguruan,

kesehatan, kesenian dan hiburan.

6. Sistem Religi

Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik

manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat

14

Page 15: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa

tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia

sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara

individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan

dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.

Hal tersebut di atas ditegaskan oleh Koentajaraningrat (1987 : 78)

yang menyatakan bahwa keyakinan yang paling awal yang menyebabkan

terjadinya religi dalam masyarakat adalah keyakinan akan adanya

kekuatan sakti dalam hal-hal yang luar biasa dan gaib. Lebih lanjut

Koenjaraningrat (1987 : 80) menyebutkan lima komponen religi yang

meliputi emosi keagamaan, sistem keyakinan, sistem ritus dan upacara,

peralatan ritus dan upacara, umat agama.

Agama atau religi menurut Haviland dapat dipandang sebagai

kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh manusia untuk

menangani masalah-masalah peting yang tidak dapat dipecahkan dengan

menggunakan teknologi dan teknik organisasi yang diketahuinya. Untuk

mengatasi keterbatasan itu orang berpaling kepada kekuatan supernatural.

Anthony F.C Wallace mendefinisikan agama sebagai seperangkat upacara

yang diberi rasionalisasi mitos dan yang menggerakkan kekuatan-kekuatan

supernatural dengan maksud untuk mencapai atau untuk menghindarkan

suatu perubahan keadaan pada manusia atau alam.

Kelompok keagamaan menurut Koentjaraningrat merupakan suatu

kesatuan sosial yang berwujud sebagai :

(1) Keluarga inti atau kelompok-kelompok kekerabatan yang lain,

(2) Kelompok kekerabatan yang lebih besar, seperti keluarga luas,

klen, suku, marga, dan lain-lain,

(3) Kesatuan komunitas, seperti desa, gabungan desa, dan lain-lain,

(4) Organisasi atau gerakan religi, seperti organisasi penyiaran

agama, organisasi gereja partai politik yang berideologi agama,

gerakan agama, orde-orde rahasia dan lain-lain.

15

Page 16: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

7. Sistem Kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari

ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata

ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi,

manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana

hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

Kesenian mewujudkan nila rasa dalam arti luas dan wajib diwakili

dalam kebudayaan lengkap. Kedwisatuan manusia yang terdiri atas budi

dan badan tak dapat mengungkapkan pengalamannya secara memadai

dengan akal murni saja. Rasa mempunyai kepekaan terhadap kenyataan

yang tidak ditemukan oleh akal. Kesenian selalu melukiskan sebuah unsur

atau aspek alam kodrat ditambah tanggapan atau pengolahan manusia.

Berdasarkan jenis nilai estetika yang ditampilkan kesenian (budaya

seni) dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

1) Seni rupa, yaitu benda-benda seni yang menampilkan

keindahannya dalam bentuk wujud atau bentuk misalnya

lukisan, seni patung, seni lukis, atau seni fotografi.

2) Seni suara, yaitu seni yang menampilkan keindahannya dalam

bentuk suara, seni suara ini terdiri dari seni suara vokal

(manusia), seni suara instrumental (alat musik), dan seni suara

campuran (perpaduan antara suara manusia dengan alat musik).

3) Seni gerak, yaitu seni yang menampilkan keindahannya dalam

bentuk gerakan atau aktivitas. Misalnya seni tari, gerak dan

lagu, senam berirama dan sebagainya.

4) Seni drama, yaitu seni yang menampilkan keindahannya dalam

bentuk visualisasi pementasan adegan cerita. Misalnya ketoprak,

wayang orang, lenong, ludruk, dan sebagainya.

Benda-benda seni memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Mengandung nilai estetika.

2) Berfungsi memberikan penghiburan.

16

Page 17: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

3) Melekat dengan unsur-unsur kebudayaan yang lain seperti seni

rupa melekat pada model rumah, model mobil, sepeda motor,

dan lain-lain.

4) Berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan

atau harapan dari kelompok masyarakat yang satu kepada

kelompok masyarakat yang lain.

17

Page 18: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

BAB III

KESIMPULAN

Dari berbagai pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan mengenai kebudayaan sebagai suatu sistem yakni

mencakup :

1. Kebudayaan terdiri atas 3 wujud yaitu: 1. Wujud kebudayaan sebagai

suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan

sebagainya. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas

serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud

kebudayaan sebagai benda- benda hasil karya manusia.

2. Nilai-nilai budaya merupakan tahap filosofis atau ideologis yang

terbentuk karena pengalaman manusia, tahap ini merupakan hasil

pemikiran yang biasanya memiliki bentuk tekstual tersurat maupun

tersirat dalam norma, aturan adat, cerita rakyat atau karya seni.

3. Sistem budaya berupa gagasan dan konsep juga merupakan manifestasi

hasil pemikiran. Tahap wujud ini juga memiliki bentuk tertulis tersurat

dan beberapa dapat berbentuk gambar atau konfigurasi.

4. Sistem sosial sebagai tahap wujud selanjutnya merupakan tindakan

dalam rangka “mewujudkan” konsep. Tahap wujud ini dapat

berbentuk tulisan, gambar, konfigurasi maupun kegiatan.

5. Kebudayaan fisik merupakan wujud hasil dalam sebuah kebudayaan.

Sehingga pada wujud terakhir ini kebudayaan memiliki bentuk paling

nyata diantara bentuk yang lain. Pada wujud inilah kebudayaan

seringkali sudah memiliki bentuk benda, sehingga dapat dilihat,

disentuh dan dirasakan.

6. Unsur kebudayaan tersebut oleh para ahli dibedakan menjadi dua,

yakni yang bersifat universal (cultural universale) dan unsur-unsur

yang lebih kecil.

7. Unsur universal meliputi :

18

Page 19: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan,

alat-alat rumah tangga senjata, alat-alat produksi, transport dan

sebagainya).

2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,

peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).

3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,

sistem hukum, sistem perkawinan).

4. Bahasa (lisan maupun tertulis).

5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).

6. Sistem pengetahuan.

7. Religi (sistem kepercayaan).

8. Sedangkan unsur-unsur yang lebih kecil sebagai kegiatan-kegiatan

kebudayaan (cultural activity) yang dirinci sebagai trait-complex.

Misalnya kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi,

sistem mengolah tanah dengan bajak, sistem hak milik atas tanah dan

sebagainya.

9. Unsur-unsur kebudayaan yang sifatnya universal (pasti ditemukan

dalam seluruh budaya di dunia) yang tersusun berdasarkan

kemungkinan-kemungkinannya untuk berubah dalam

perkembangannya. Unsur-unsur tersebut ialah : Sistem religi dan

upacara keagamaan, Sistem dan organisasi kemasyarakatan, Sistem

pengetahuan, Bahasa, Kesenian, Sistem mata pencaharian hidup,

Sistem teknologi dan masyarakat.

19

Page 20: Kebudayaan Sebagai Suatu Sistem

DAFTAR PUSTAKA

Bakker, J.W.M. 1984. Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar. Yogyakarta : Kanisius.

Jhonson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid 1. Jakarta : Gramedia.

Kaplan, D dan Robert A. Manners. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi I. Jakarta : Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah teori Antropologi 1. Jakarta : UI Press.

Soekanto, Soerjono. 1988. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : UI Press.

20