Upload
buitruc
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
LKIP Kabupaten Bandung 2016
KATA PENGANTAR
uji dan Syukur kami panjatkan ke-Khadirat
Allah SWT, karena atas Ridho dan
perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2016,
sesuai waktu yang telah ditetapkan.Penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini dilakukan sebagai
bentuk pemenuhan kewajiban dan pertanggungjawaban
Pemerintah Kabupaten Bandung atas pelaksanaan
tugas, tanggungjawab, dan kewenangan yang dimiliki,
khususnya kewenangan pengelolaan dan
pendayagunaan sumber daya dalam proses perwujudan
Visi dan Misi organisasi selama kurun waktu satu tahun
anggaran. Kewajiban penyusunan LKIP bagi setiap
instansi pemerintah, ini didasarkan pada Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LKIP ini menyajikan informasi tentang ukuran sejauh mana keberhasilan ataupun
kekurangan dalam pencapaian target kinerja pemerintah yang telah dilaksanakan selama
lima tahun dalam kerangka perwujudan tujuan RPJMD. LKIP merupakan potret nilai
prestasi hasil kerja pemerintah, sehingga merupakan informasi penting yang wajib
disampaikan kepada seluruh stakeholder dan masyarakat, serta khususnya bagi segenap
aparatur penyelenggara Pemerintah Kabupaten Bandung, yang merupakan satu kesatuan
penting dalam proses pelaksanaan pembangunan.
Kami sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih terdapat berbagai hal
yang masih memerlukan penyempurnaan baik menyangkut pada aspek penulisan, data-
P
ii
LKIP Kabupaten Bandung 2016
data dan materi laporan, yang disebabkan berbagai kendala-kendala baik internal maupun
eksternal, sehingga kami membuka diri untuk menerima informasi-infomasi berupa saran
dan masukan, koreksi bahkan kritik sebagai bahan evaluasi dan perbaikan terhadap kinerja
penyelenggaraan pemerintahan secara menyeluruh.
Akhirul kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-
NYA, serta kekuatan kepada kita semua dalam mengemban amanah untuk meningkatkan
kualitas pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan dalam mewujudkan Visi
Kabupaten Bandung, yaitu memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri, dan
Berdaya Saing melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, dan Pemantapan
Pembangunan Perdesaan, berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan.
Amiin
Soreang, Maret 2017
BUPATI BANDUNG
H. DADANG M. NASER, SH.,S.IP. M.IP
Halaman | vi LKIP Kabupaten Bandung 2016
IKHTISAR
EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2016
merupakan laporan realisasi hasil penyelenggaraan pemerintahan tahun ke 1 (satu)
dari 5 (lima) tahun perencanaan RPJMD Kabupaten Bandung. RPJMD merupakan
landasan utama yang mengarahkan seluruh gerak penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Bandung, pada arah Visi dan Misi
Kabupaten Bandung. Pada tahun 2016 RPJMD Kabupaten Bandung ditetapkan
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 dengan Visi “Memantapkan
Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan
Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”. Dalam rangka pencapaian visi
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada,
tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, Pemerintah
Kabupaten Bandung menetapkan 9 (sembilan) Misi Pembangunan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan;
2. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan;l
3. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata ruang wilayah; dengan
memperhatikan aspek kebencanaan;
4. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat;
5. Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif;
6. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup;
7. Meningkatkan Kemandirian Desa;
8. Meningkatkan reformasi birokrasi;
9. Meningkatkan Kemanan dan Ketertiban Wilayah.
Pemerintah Kabupaten Bandung menyusun Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2016, sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan
Halaman | vi LKIP Kabupaten Bandung 2016
kebijakan yang dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), berdasarkan
suatu sistem akuntabilitas yang memadai. LKIP juga berperan sebagai alat kendali dan
penilai kinerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan dengan konsep good
governance, selain itu merupakan informasi penting untuk masyarakat tentang hasil-
hasil kinerja pemerintahan pada tahun 2016.
Secara umum, penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Bandung pada
tahun 2016 dapat dikatakan Sangat Memuaskan. Hal ini, didasarkan pada hasil
pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang dapat dicapai melalui pelaksanaan
berbagai kebijakan, program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Penetapan
Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2016.
Hasil pengukuran kinerja menunjukkan bahwa dari 30 sasaran strategis
dengan 34 indikator kinerja utama (IKU Revisi) menunjukkan bahwa :
Nilai rata-rata capaian kinerja sasaran strategis dari 30 sasaran strategis
adalah 93,58%, berada pada kategori AA atau memuaskan
Capaian kinerja sasaran strategis dari 30 sasaran strategis adalah 23
sasaran dikategorikan AA atau Memuaskan, 1 sasaran dikategorikan A
atau Memuaskan, memimpin perubahan berkinerja tinggi dan sangat
akuntabel, 1 sasaran dikategorikan BB atau Sangat Baik, akuntabel,
berkinerja baik, memiliki system manajemen kinerja yang andal, 1 sasaran
dikategorikan CC atau Cukup (memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup
baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk
memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu banyak
perbaikan tidak mendasar, 1 sasaran dikategorikan C atau kurang Sistem
dan tatanan kurang diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen kinerja
tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar, 1
sasaran dikategorikan D atau Sangat Kurang, Sistem dantatanan tidak
dapat diandalkan untuk penerapan manajemen kinerja; Perlu banyak
perbaikan, sebagian perubahan yang sangat mendasar, sedangkan 2
sasaran belum bisa diukur capaian kinerjanya terkait perhitungan yang
masih dilakukan oleh instansi terkait, seperti BPK dan BPS
Beberapa kendala yang ditemukan dalam proses penyusunan LKIP
Kabupaten Bandung yang menyebabkan belum tersusunnya dokumen LKIP secara
Halaman | vi LKIP Kabupaten Bandung 2016
maksimal sesuai dengan tata cara dan mekanisme penyusunan LKIP antara lain
adalah :
1. Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas dalam pengerjaan
beberapa jenis pelaporan penyelenggaraan pemerintahan yang wajib dipenuhi
oleh pemerintah daerah yaitu antara lain Laporan Tahunan, LKIP, LKPJ, LPPD,
IPPD dan laporan keuangan daerah, dengan mekanisme penyajian yang
berbeda-beda, namun dengan tenggat waktu penyelesaian laporan yang
bersamaan. Kondisi tersebut tentunya menyebabkan tidak terkonsentrasinya
penyusunan laporan dengan baik dan terjadinya in-efisiensi pengalokasian
sumber daya yang cukup besar hanya untuk sekedar memenuhi penyusunan
laporan. Banyaknya jenis laporan yang harus tersusun dengan tengah waktu
bersamaan menjadi beban kerja yang tidak efektif bagi seluruh unit pelaksana
penyusun pelaporan.
2. RPJMD 2016-2021 baru saja ditetapkan pada pertengahan tahun 2016
sehingga penyesuaian indikator-indikator kinerja sasaran keseluruhan belum
dapat dipahami dan terakselerasi dengan perencanaan OPD. Kondisi ini
menyebabkan pada beberapa indikator kinerja sasaran yang dipaparkan belum
memiliki data dan informasi pendukung yang mencukupi.
3. Perencanaan kinerja dalam dokumen RPJMD belum memuat indikator kinerja
tujuan dan target reliasasi, yang tersaji saat ini hanya indikator kinerja outcome,
sehingga belum optimal dalam penilaian atas kriteria indikator tujuan.
4. Masih ada beberapa indikator kinerja yang belum tepat, sesuai dan relevan
dengan sasaran dan tujuan yang hendak diwujudkan, hal ini menyebabkan
penjelasan atas analisis kinerja belum akurat dideskripsikan.
5. Belum adanya standar pengkategorian nilai capaian indikator, sehingga dalam
penyusunan LKIP tahun 2016 pengkategorian berdasarkan Peraturan Menteri
PAN dan RB No. 13 tahun 2010, yaitu menggunakan pengkategorian nilai hasil
reviu LKIP.
Semoga, LKIP ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Kabupaten Bandung. Prestasi kinerja yang berhasil diraih merupakan
hasil kerja keras seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bandung bersama
dengan stakeholder yang dibingkai semangat kebersamaan dalam memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Berbagai kekurangan yang ada, tentunya
Halaman | vi LKIP Kabupaten Bandung 2016
menjadi pemacu untuk memotivasi agar lebih bersemangat dalam bekerja dan
berusaha demi tujuan Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan
Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi
Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan
Lingkungan
vii LKIP Kabupaten Bandung 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. I - 1
A. Latar Belakang .......................................................................... I - 1
B. Gambaran Umum Kabupaten Bandung ..................................... I - 3
1. Kondisi Geografis ................................................................. I - 3
2. Gambaran Umum Demografis .............................................. I - 4
3. Kondisi Makro Kabupaten Bandung ...................................... I - 5
C. Aspek Strategis Kabupaten Bandung ........................................ I - 7
1. Aspek Pemerintahan ............................................................ I - 7
2. Aspek Sosial Budaya ........................................................... I - 7
3. Aspek Pembangunan Ekonomi Perdesaan .......................... I - 7
4. Aspek Tata Ruang Dan Insfrastruktur Dasar ........................ I - 7
5. Aspek Lingkungan Hidup ..................................................... I - 8
D. Maksud dan Tujuan .................................................................. I - 8
1. Aspek Akuntabilitas Kinerja .................................................. I - 8
2 Aspek Manajemen Kinerja ................................................... I - 8
E. Organisasi Pemerintah Kabupaten Bandung ............................ I - 8
1. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi ................................... I - 8
2. Sumber Daya Aparatur ........................................................ I - 12
F. Permasalahan Utama (strategic issued) .................................... I - 14
G. Dasar Hukum ............................................................................ I - 19
H. Sistematika Penyajian ............................................................... I - 21
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA .............................................................. II - 1
A. Rencana Strategis Kabupaten Bandung .................................... II - 1
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 ........................ II - 1
2. Visi Dan Misi ................................................................. II - 2
viii LKIP Kabupaten Bandung 2016
3. Tujuan Dan Sasaran ..................................................... II - 9
4. Strategi Dan Arah Kebijakan ......................................... II - 16
B. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung ..... II - 34
1. Prioritas Pembangunan Daerah ............................................ II - 34
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 .............................................. II - 39
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................ III - 1
A. CAPAIAN KINERJA ................................................................... III - 3
1. Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan berkualitas dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan ………………………….........................
III - 3
a) Sasaran 1 : Optimalnya Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Formal Baik Dari Segi Kuantitas Maupun Dari Segi Kualitas .............
III - 4
b) Sasaran 2 : Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah ......................................................
III - 6
c) Sasaran 3 : Meningkatnya Jumlah Guru Profesional .....................................................
III - 11
2. Tujuan 2 : Meningkatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .....
III - 14
a) Sasaran 4 : Optimalnya layanan kesehatan oleh pemerintah .....................................................
III - 14
b) Sasaran 5 : Meningkatnya derajat kesehatan penduduk sejalan dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera ..........................................
III - 17
c) Sasaran 6 : Meningkatnya Kesadaran Penduduk Untuk Menerapkan Perilaku Hidup Bersih .............................................................
III - 20
3. Tujuan 3 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dasar yang tahan terhadap bencana serta mewujudkan keserasian pembangunan dengan tata ruang wilayah ..........
III - 23
a) Sasaran 7 : Meningkatnya aksesiblitas, kapasitas dan keselamatan terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi .................
III - 24
b) Sasaran 8 : Meningkatnya aksesiblitas, kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber air ...............
III - 27
ix LKIP Kabupaten Bandung 2016
c) Sasaran 9 : Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten Bandung
III - 29
d) Sasaran 10 : Meningatnya kualitas kawasan pemukiman
III - 31
e) Sasaran 11 : Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi ……………………………..
III - 33
f) Sasaran 12 : Meningkatnya efektifitas pemanfaatan ruang wilayah …………………………..
III - 34
g) Sasaran 13 : Meningkatnya upaya pengelolaan
sarana dan Prasana sanitasi …………
III - 35
h) Sasaran 14 : Meningkatnya upaya penanganan Masyarakat yang tergenang banjir
III - 38
4. Tujuan 4 : Mengentaskan permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Bandung .............................
III - 41
a) Sasaran 15 : Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan .............................................
III - 41
5. Tujuan 5 : Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah ..........................
III - 43
a) Sasaran 16 : Tercapainya kondisi ketahanan Pangan ...........................................................
III - 43
b) Sasaran 17 : Meningkatnya daya saing komoditas pertanian ........................................................
III - 46
c) Sasaran 18 : Meningkatnya Transaksi Pada Sektor Perdagangan Dan Jasa Di Kabupaten Bandung .........................................................
III - 48
d) Sasaran 19 : Meningkatkan Kapasitas, Kapabilitas Serta Produktivitas UMKM-IKM Dan Kualitas Produk Unggulan ..............................
III - 50
e) Sasaran 20: Meningkatnya Kesejahteraan Petani … III - 52
f) Sasaran 21 : Meningkatnya Investasi ………………. III - 54
6. Tujuan 6 : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan serta perubahan iklim .........................................
III - 57
a) Sasaran 22 : Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan ..............................
III - 58
x LKIP Kabupaten Bandung 2016
b) Sasaran 23 : Terselenggaranya konservasi Sumber Daya Alam ......................................................
III - 62
7. Tujuan 7 : Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Desa ...................................................................
III - 64
a) Sasaran 24 : Meningkatnya pemberdayaan masyarakat perdesaan ...................................
III - 64
b) Sasaran 25 : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa .............................
III - 69
8 Tujuan 8 : Meningkatkan kinerja aparatur dan
kelembagaan penyelenggara pelayanan
publik ……………………………………………..
III - 70
a) Sasaran 26 : Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah ……………………………..
III - 70
b) Sasaran 27 : Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik ……………………..
III - 74
c) Sasaran 28 : Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ……………………….
III - 76
d) Sasaran 29 : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah …………………
III - 79
9 Tujuan 9 : Meningkatkan stabilitas keamanan yang
kondusif bagi pembangunan wilayah
III - 81
a) Sasaran 30 : Meningkatkan Stabilitas Keamanan Yang Kondusif Bagi Pembangunan Wilayah …………………………………
III - 82
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN ................................................... III - 85
C. DAFTAR PENGHARGAAN ................................... …………. III - 97
BAB 4 PENUTUP ......................................................................................... IV - 1
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I | 1 LKIP Kabupaten Bandung 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Good Governance ( tata kelola pemerintahan yang baik,
transparan dan akuntabel ) merupakan prasyarat dari setiap pemerintahan untuk
mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan terukur sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu bentuk
pertanggungjawaban yang terukur dan terlegitimasi sesuai dengan Perpres Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, pada intinya
mengamanatkan agar setiap instansi pemerintah dalam penyelenggaraan tugas,
tanggung jawab, dan kewenangannya, wajib dilaksanakan secara akuntabel dan salah
satu bentuknya adalah kewajiban penyusunan laporan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan.
Pelaporan dimaksud secara tidak langsung merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat tentang kualitas kinerja yang
dihasilkan terkait pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki
termasuk sumber daya keuangan. Pelaporan kinerja pemerintahan tersebut
diantaranya adalah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang disampaikan
kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
I | 2 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Substansi pelaporan didasarkan pada realisasi capaian kinerja tahunan
perencanaan strategis dan pengaruhnya terhadap proses perwujudan kondisi akhir
rencana lima tahunan, yang ditetapkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), yang pada gilirannya pelaporan ini prinsipnya
menggambarkan realisasi tahapan pencapaian proses perwujudan cita-cita Kepala
Daerah yang dituangkan ke dalam visi, misi dan program strategis RPJMD.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2016
merupakan laporan realisasi hasil penyelenggaraan pemerintahan tahun ke 1 (satu)
dari 5 (lima) tahun perencanaan RPJMD Kabupaten Bandung. RPJMD merupakan
landasan utama yang mengarahkan seluruh gerak penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Bandung, pada arah Visi dan Misi
Kabupaten Bandung. Pada tahun 2016 RPJMD Kabupaten Bandung ditetapkan
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 dengan Visi “Memantapkan
Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan
Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”. Dalam rangka pencapaian visi
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada,
tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, Pemerintah
Kabupaten Bandung menetapkan 9 (sembilan) Misi Pembangunan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan;
2. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan;l
3. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata ruang wilayah; dengan
memperhatikan aspek kebencanaan;
4. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat;
5. Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif;
6. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup;
7. Meningkatkan Kemandirian Desa;
8. Meningkatkan reformasi birokrasi;
9. Meningkatkan Kemanan dan Ketertiban Wilayah.
RPJMD Kabupaten Bandung adalah dokumen perencanaan pembangunan
selama 5 (lima) tahun dalam mewujudkan kinerja capaian visi dan misi Kabupaten
Bandung. Penetapan indikator-indikator sebagai alat ukur keberhasilan proses
I | 3 LKIP Kabupaten Bandung 2016
perwujudan visi dan misi Kabupaten Bandung. Sehingga dengan disusunnya dokumen
RPJMD, maka pengukuran akuntabilitas kinerja pelaksanaan program dan kegiatan di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung dapat digambarkan dan
dipertanggungjawabkan secara lebih tepat.
Pemerintah Kabupaten Bandung menyusun Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2016, sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan
kebijakan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah (PD), berdasarkan suatu sistem
akuntabilitas yang memadai. LKIP juga berperan sebagai alat kendali dan penilai
kinerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan dengan konsep good governance,
selain itu merupakan informasi penting untuk masyarakat tentang hasil-hasil kinerja
pemerintahan pada tahun 2016.
B. Gambaran Umum Kabupaten Bandung
1. Kondisi Geografis
Wilayah Kabupaten Bandung
secara geografis terletak pada koordinat
107o 22’ - 108o 50 Bujur Timur dan 60 41’ –
7o 19’ Lintang Selatan dengan ketinggian
500 meter sampai 1.800 meter di atas
permukaan laut dengan luas wilayah
176.238,67 Ha.
Batas wilayah administrasi
pemerintahan Kabupaten Bandung adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Bandung Barat, Kota
Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten
Sumedang;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan
Kota Cimahi.
Gambar 1.1
Peta Kabupaten Bandung
Sumber : Website resmi Pemerintah Kabupaten Bandung (www.bandungkab.go.id/arsip/2345/ gambaran-umum-sumber-daya-alam)
I | 4 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Morfologi Kabupaten Bandung terdiri atas : wilayah datar/landai, perbukitan,
dan pegunungan dengan kemiringan lereng beragam antara 0 – 8 %, 8 – 15 % hingga
di atas 45 %. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson
dengan curah hujan rata-rata antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm per tahun.
Suhu udara berkisar antara 12oC sampai 24oC dengan kelembaban udara beragam
antara 78 % pada musim hujan dan 70 % pada musim kemarau. Kondisi alam tersebut
membuat Kabupaten Bandung rentan dengan bencana alam, baik itu bencana banjir,
bencana longsor, erosi dan sebagainya.
Secara proporsi, penggunaan lahan di Kabupaten Bandung didominasi oleh
kawasan budidaya pertanian yaitu seluas 53,22% dari luas keseluruhan 176.238,67 Ha.
Penggunaan lahan lainnya yaitu kawasan lindung sebesar 33,83%, kawasan budidaya
non pertanian 12,44%, dan kawasan lainnya 0,51%. Angka ini menunjukkan bahwa
sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung masih berupa kawasan ruang terbuka,
dimana mampu menyerap air larian hujan yang mencapai 2.000-3.500mm per tahun.
Berdasarkan luas lahan terbuka yang ada di Kabupaten Bandung baik yang berupa
kawasan lindung maupun kawasan budidaya, tanah di Kabupaten Bandung memiliki
kemampuan untuk menyerap air sebanyak 0,793-2,115 miliar meter kubik per tahun.
2. Gambaran Umum Demografis
Jumlah penduduk Kabupaten
Bandung tahun 2016 sebesar
3.596.623 jiwa terdiri atas : Laki-laki
1.823.708 jiwa (50,71 %) dan
perempuan 1.772.915 jiwa (49,29 %).
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Tahun 2016 sebesar 1,77%,
menurun dibandingkan dengan LPP
Tahun 2015 sebesar 1,84%.
Walaupun dari segi laju pertumbuhan
penduduk menurun namun dari
jumlah penduduk masih meningkat dari tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah
penduduk harus ditangani dengan baik dan komprehensif diiringi dengan upaya
pengendalian jumlah penduduk secara terpadu dan berkesinambungan serta upaya
Diagram 1.1
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Bandung Tahun 2016
Sumber : BPS Kab. Bandung, 2016 (Angka Sementara)
Laki-laki
Perempuan
I | 5 LKIP Kabupaten Bandung 2016
peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Dengan pertambahan jumlah
penduduk, akan menimbulkan permasalahan bagi pemerintah baik secara langsung
maupun tidak langsung, Pemerintah harus menyediakan berbagai fasilitas yang
diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup penduduknya. Fasilitas-fasilitas tersebut
antara lain : fasilitas perumahan, pendidikan, lapangan pekerjaan, sarana sosial,
kesehatan dan sebagainya.
Secara lebih rinci komposisi penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan
kelompok umur, diuraikan dalam tabel berikut.
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2016 (Jiwa)
Kelompok Umur Jumlah (jiwa)
0-4 370.686
5-9 358.641
10-14 335.499
15-19 330.705
20-24 307.994
25-29 311.425
30-34 316.185
35-39 287.433
40-44 247.351
45-49 204.499
50-54 162.035
55-59 128.134
60-64 836.50
65+ 152.387
Jumlah Penduduk 3.596.623
Sumber : BPS Kab. Bandung, Tahun 2016 (Data Sementara)
3. Kondisi Makro Kabupaten Bandung
Gambaran kondisi Kabupaten Bandung secara umum dapat dilihat dari
perubahan angka atau nilai-nilai indikator-indikator makro Kabupaten Bandung yang
terdiri dari kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas pembangunan manusia. Kondisi
indikator makro Kabupaten Bandung tahun 2015-2016 dapat dilihat dari uraian dalam
tabel berikut.
I | 6 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 1.2 Indikator Makro di Kabupaten Bandung 2015 – 2016
No Indikator 2015 2016***)
1. Jumlah Penduduk (jiwa) 3.534.114 3.596.623
2. Laju Pertumbuhan Penduduk 1,84% 1,77
3. Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,89% 5,33
4. Inflasi PDRB 6,09 % 4,15
5. PDRB atas Dasar Harga Berlaku
(juta rupiah) 85.793.090,4 94.114.297,2
6. PDRB atas Dasar Harga Konstan
(juta rupiah) 64.696.966,1 68,144,362,0
7. Pendapatan per Kapita per Tahun 24.275.700 26.167.407
8. IPM 70,05 70,98
9. Indeks Pendidikan 61,73 63,21
10. Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 8,41 8,49
11. Harapan Lama Sekolah 12,13 12,56
12. Indeks Kesehatan 81,65 81,81
13. Angka Harapan Hidup (tahun) 73,07 73,18
14. Indeks Daya Beli 68,17 69,15
15. Daya Beli 9.375 9.882
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Tahun 2016, ***) angka sangat sementara
Dari tabel di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa Berdasarkan
perhitungan, IPM Kabupaten Bandung pada Tahun 2016 mecapai 70,98*) point yaitu
kontribusi dari Indeks Pendidikan 63,21; Indeks Kesehatan 81,81 dan Indeks Daya Beli
69,15,34. IPM Tahun 2016 ini meningkat 0,93 point dibandingkan IPM Tahun 2015
yang mecapai 70,05 point, Perhitungan IPM tahun 2016 sudah menggunakan metode
perhitungan baru.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan hasil penjumlahan dari
seluruh nilai tambah (value added) produksi barang dan jasa dari seluruh kegiatan
perekonomian di suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. PDRB dihitung atas
dasar harga berlaku dan atas harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku
digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi dan gambaran perekonomian
pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk
melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah baik secara keseluruhan maupun sektoral.
I | 7 LKIP Kabupaten Bandung 2016
C. Aspek Strategis Kabupaten Bandung
1. Aspek Pemerintahan
Strategi pembangunan aspek pemerintahan mencakup peningkatan kualitas
implementasi tata kelola pemerintahan yang baik, yang ditandai dengan: menguatnya
kapasitas kelembagaan pemerintah, penguatan kelembagaan manajemen kinerja
pembangunan; meningkatkan kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi; meningkatkan
kapasitas, profesionalisme dan kinerja Pegawai; meningkatkan kualitas pelayanan
publik; meningkatkan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan;
meningkatkan efektivitas implementasi sistem manajemen kinerja pembangunan.
2. Aspek Sosial Budaya dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Strategi pembangunan aspek sosial budaya dan peningkatan SDM mencakup
upaya meningkatkan derajat dan kondisi sosial masyarakat dengan cara peningkatan
SDM Kabupaten bandung melalui peningkatan derajat kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan, dan peningkatan daya beli masyarakat yang dibarengi pula dengan
upaya-upaya untuk menjunjung tinggi budi pekerti, budaya sunda, dan berlandaskan
iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Aspek Pembangunan Ekonomi Perdesaan
Strategi pembangunan aspek pembangunan ekonomi perdesaan mencakup
upaya pemberdayaan dan pendayagunaan potensi ekonomi yang ada di kawasan
perdesaan menghasilkan kekuatan ekonomi secara global. diharapkan juga
pemanfaatan potensi ekonomi masyarakat desa secara optimal memberikan kontribusi
terhadap indikator ekonomi makro yaitu PDRB, Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi,
Laju Investasi, konsumsi pemerintah dan indikator sosial makro.
4. Aspek Tata Ruang dan Infrastruktur Dasar
Strategi pembangunan tata ruang dan infrastruktur Dasar merupakan upaya
untuk mendukung keselarasan pemanfaaatan ruang yang mampu mengembangkan
fungsi setiap kawasan. Menciptakan hubungan sinergis antara wilayah dengan
wilayah/daerah sekitar. Mendukung Pembangunan agar dapat
I | 8 LKIP Kabupaten Bandung 2016
5. Aspek Lingkungan Hidup
Strategi pembangunan Lingkungan Hidup merupakan Landasan
Pembangunan Kabupaten Bandung sesuai dengan Visi Bupati Bandung Tahun 2016 –
2021
D. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penyusunan LKIP Pemerintah Kabupaten
Bandung Tahun 2016 mencakup hal-hal berikut ini :
1. Aspek Akuntabilitas Kinerja
Bagi keperluan eksternal organisasi, sebagai sarana pertanggung jawaban
pemerintah Kabupaten Bandung atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama
tahun 2016. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana
visi, misi, tujuan dan sasaran strategis yang telah dicapai selama tahun 2016.
2. Aspek Manajemen Kinerja
Bagi keperluan internal organisasi, sebagai sarana evaluasi pencapaian
kinerja dalam upaya perbaikan kinerja di masa datang, terutama untuk melakukan
perbaikan kekurangan yang ditemukan pada setiap celah kinerja. Selain itu dalam
rangka mengelola penataan manajemen pemerintahan dapat merumuskan strategi
pemecahan masalah sehingga capaian kinerja pemerintah Kabupaten Bandung dapat
ditingkatkan secara berkelanjutan.
E. Organisasi Pemerintah Kabupaten Bandung
1. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bandung sebagai wadah penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan ditetapkan mengacu pada Peraturan Pemerintah
nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah yang merupakan pengganti dari
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Perangkat
I | 9 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Daerah yang ditindaklanjuti penerapannya di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bandung dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah. Adapun perangkat daerah terdiri dari :
a. Sekretariat Daerah tipe A;
b. Sekretariat DPRD tipe A;
c. Inspektorat tipe A;
d. Dinas tipe A, terdiri atas: 1. Dinas Pendidikan, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang
pendidikan;
2. Dinas Kesehatan, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang
kesehatan;
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan,
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang perumahan rakyat,
kawasan permukiman dan Urusan Pemerintahan bidang pertanahan;
5. Satuan Polisi Pamong Praja, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat sub
urusan ketenteraman dan ketertiban umum;
6. Dinas Sosial, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang sosial;
7. Dinas Tenaga Kerja, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang
tenaga kerja dan Urusan Pemerintahan bidang transmigrasi;
8. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana dan
Urusan Pemerintahan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak;
9. Dinas Lingkungan Hidup, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang
lingkungan hidup;
10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
I | 10 LKIP Kabupaten Bandung 2016
11. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;
12. Dinas Perhubungan, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang
perhubungan;
13. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang komunikasi dan informatika, Urusan Pemerintahan
bidang statistik dan Urusan Pemerintahan bidang persandian;
14. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang penanaman modal;
15. Dinas Kepemudaan dan Olah Raga, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang kepemudaan dan olah raga;
16. Dinas Perdagangan dan Perindustrian, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang perdagangan, urusan pemerintahan bidang
perindustrian dan Urusan Pemerintahan bidang energi dan sumber daya
mineral;
17. Dinas Pertanian, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang pertanian;
dan
18. Dinas Pangan dan Perikanan, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang pangan dan Urusan Pemerintahan bidang kelautan dan perikanan.
e. Dinas tipe B, terdiri atas:
1. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang pariwisata dan Urusan Pemerintahan bidang kebudayaan;
2. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah; dan
3. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang perpustakaan dan Urusan Pemerintahan bidang
kearsipan.
f. Dinas tipe C,
1. Dinas Kebakaran, menyelenggarakan Urusan Pemerintahan bidang
ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat sub urusan
kebakaran.
g. Badan tipe A, terdiri atas:
I | 11 LKIP Kabupaten Bandung 2016
1. Badan Perencanaan, Penel itian dan Pengembangan Daerah,
menyelenggarakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan bidang
perencanaan daerah dan Urusan Pemerintahan bidang penelitian dan
pengembangan;
2. Badan Keuangan Daerah, menyelenggarakan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan bidang keuangan daerah; dan
3. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah, menyelenggarakan
fungsi penunjang Urusan Pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan,
dan pelatihan.
h. Kecamatan tipe A, terdiri atas:
1. Kecamatan Soreang;
2. Kecamatan Pasirjambu;
3. Kecamatan Ciwidey;
4. Kecamatan Rancabali;
5. Kecamatan Kutawaringin;
6. Kecamatan Katapang;
7. Kecamatan Margaasih;
8. Kecamatan Cangkuang;
9. Kecamatan Banjaran;
10. Kecamatan Cimaung;
11. Kecamatan Pangalengan;
12. Kecamatan Baleendah;
13. Kecamatan Margahayu;
14. Kecamatan Dayeuhkolot;
15. Kecamatan Bojongsoang;
16. Kecamatan Cimenyan;
17. Kecamatan Cilengkrang;
18. Kecamatan Ciparay;
19. Kecamatan Arjasari;
20. Kecamatan Kertasari;
21. Kecamatan Ibun;
I | 12 LKIP Kabupaten Bandung 2016
22. Kecamatan Paseh;
23. Kecamatan Pacet;
24. Kecamatan Majalaya;
25. Kecamatan Cicalengka;
26. Kecamatan Solokanjeruk;
27. Kecamatan Pameungpeuk;
28. Kecamatan Cileunyi;
29. Kecamatan Rancaekek;
30. Kecamatan Nagreg; dan
31. Kecamatan Cikancung.
2. Sumber Daya Aparatur
Dalam menjalankan roda pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Bandung
ditunjang oleh sumber daya aparatur sebanyak 19..744 orang yang tersebar di
berbagai Organsasi Perangkat Daerah (OPD). Secara lebih rinci dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1.3 Jumlah Sumber Daya Aparatur
Di Kabupaten Bandung Tahun 2016
No SKPD Jumlah
1 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 194
2 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 64
3 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 30
4 Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 132
5 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 44
6 Badan Penanaman Modal dan Perijinan 52
7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 29
8 Badan Pengendalian Lingkungan Hidup 66
9 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 50
10 Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi 49
11 Dinas Bina Marga 235
12 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 51
13 Dinas Kesehatan 1270
14 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan 354
15 Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata 52
16 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan 201
17 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 13984
I | 13 LKIP Kabupaten Bandung 2016
18 Dinas Perhubungan 225
19 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 73
20 Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan 310
21 Dinas Peternakan dan Perikanan 86
22 Dinas Sosial 47
23 Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi 145
24 Dinas Tenaga Kerja 60
25 Inspektorat 68
26 Kecamatan Arjasari 18
27 Kecamatan Baleendah 24
28 Kecamatan Banjaran 22
29 Kecamatan Bojongsoang 23
30 Kecamatan Cangkuang 23
31 Kecamatan Cicalengka 26
32 Kecamatan Cikancung 21
33 Kecamatan Cilengkrang 20
34 Kecamatan Cileunyi 31
35 Kecamatan Cimaung 21
36 Kecamatan Cimenyan 15
37 Kecamatan Ciparay 31
38 Kecamatan Ciwidey 16
39 Kecamatan Dayeuhkolot 20
40 Kecamatan Ibun 27
41 Kecamatan Katapang 25
42 Kecamatan Kertasari 22
43 Kecamatan Kutawaringin 24
44 Kecamatan Majalaya 27
45 Kecamatan Margaasih 20
46 Kecamatan Margahayu 21
47 Kecamatan Nagreg 25
48 Kecamatan Pacet 20
49 Kecamatan Pameungpeuk 22
50 Kecamatan Pangalengan 32
51 Kecamatan Paseh 30
52 Kecamatan Pasirjambu 23
53 Kecamatan Rancabali 17
54 Kecamatan Rancaekek 33
55 Kecamatan Solokan Jeruk 24
56 Kecamatan Soreang 27
57 Kelurahan Andir 9
58 Kelurahan Baleendah 9
I | 14 LKIP Kabupaten Bandung 2016
59 Kelurahan Cibeunying 7
60 Kelurahan Jelekong 8
61 Kelurahan Manggahang 9
62 Kelurahan Padasuka 8
63 Kelurahan Pasawahan 8
64 Kelurahan Rancaekek Kencana 8
65 Kelurahan Sulaiman 9
66 Kelurahan Wargamekar 7
67 Rumah Sakit Daerah Kelas B Majalaya 264
68 Rumah Sakit Daerah Kelas C Cicalengka 102
69 Rumah Sakit Daerah Kelas C Soreang 324
70 Satuan Polisi Pamong Praja 72
71 Sekretariat Daerah 233
72 Sekretariat DPRD 54
73 Sekretariat KORPRI 4
74 Sekretariat KPUD 8
Total 19.744
Sumber : Bezzeting BKPP Kab. Bandung per 31 Desember 2016
F. Permasalahan Utama (strategic issued)
Kabupaten Bandung merupakan daerah dengan perubahan yang cepat dan
dinamis, dengan tingkat keterpengaruhan perkembangan wilayah regional yang tinggi.
Kabupaten Bandung dapat di klasifikasikan sebagai daerah penyangga Ibu Kota
Provinsi Jawa Barat, yaitu Kota Bandung. Pada sisi lain Kabupaten Bandung memiliki
sumber-sumber potensial daerah yang dapat dikembangkan menjadi ikon pendorong
peningkatan kualitas kemajuan pembangunan daerah. Dengan kecukupan kuantitas
sumberdaya manusia, potensi sumber daya alam, merupakan modal dalam
perencanaan pembangunan. Namun tentunya pengaturan, penataan, dan analisis
terhadap seluruh potensi perlu di kaji secara lebih mendalam sehingga potensi positif
dapat dikelola secara benar dengan kendali arah pencapaian tujuan yang tepat, yang
pada gilirannya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung.
Berdasarkan kondisi singkat diatas, maka isu strategis pembangunan daerah
Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021, yang menjadi prioritas penanganan:
I | 15 LKIP Kabupaten Bandung 2016
1. Jaminan Pendidikan dan Kesehatan bagi masyarakat;
2. Pelayanan publik yang aman dan nyaman bagi wanita, anak- anak, lansia, dan
difabel;
3. infrastruktur dasar dan kurangnya sarana pelayanan publik yang aman dan
nyaman bagi wanita, anak- anak, lansia, dan difabel
4. Penanganan banjir dan kekeringan
5. Penanggulangan kemiskinan;
6. Peningkatan daya saing perekonomian produk unggulan dan ketahanan dan
kemandirian pangan;
7. Pengendalian pencemaran lingkungan dan masih terbatasnya luas Ruang Terbuka
Hijau;
8. Pemberdayaan masyarakat desa;
9. Pengoptimalan kinerja pemerintahan dan kerjasama dalam penyelenggaraan
ketertiban umum dan keamanan;
Penjabaran masing-masing isu strategis disajikan dalam uraian berikut :
1. Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan
tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diharapkan
yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi
pekerti. Beberapa peningkatan dan akselerasi program diperlukan dalam
mengatasi belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi
untuk mengakses layanan pendidikan, belum memadainya kualitas dan kuantitas
sarana prasarana pendidikan, belum memadainya jumlah guru tetap dan jumlah
guru yang berpendidikan keguruan, masih kurang baiknya distribusi tenaga
pengajar. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga berbicara mengenai
kesehatan yang secara kontinyu diintervensi melalui program/kegiatan yang
bersifat kuratif, preventif maupun promotif. Akselerasi dan perbaikan perlu
dilakukan dalam mengantisipasi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang
masih belum memadai serta kurang dan belum meratanya jumlah dan persebaran
tenaga medis.
2. Dalam arti luas pelayanan publik adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan atau
kepentingan masyarakat umum yang sesuai dengan norma dan aturan yang
berlaku. Penyelenggara pelayanan publik dilakukan oleh institusi pemerintahan
(birokrasi) yang meliputi pelayanan dasar (substantif) dan pelayanan administrasi.
I | 16 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Belum meratanya kualitas sumber daya manusia pada Pemerintahan, terutama
pada unit kerja yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat menyebabkan
perbaikan dan peningkatan kapasitas aparatur dan lembaga publik perlu terus
diperbaiki dalam rangka mewujudkan Good Govermance.
3. Infrastruktur merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam
mendukung sektor prioritas bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli.Sektor
infrastruktur terdiri atas : prasarana transportasi, sumber daya air, dan prasarana
permukiman, yang berperan sebagai pembentuk struktur ruang, pemenuhan
kebutuhan wilayah, pemacu pertumbuhan wilayah, serta pengikat antar-wilayah.
Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur harus terus dilakukan dalam
mendukung perekonomian. Keterpaduan pembangunan dan saling keterkaitan
antar wilayah yang terangkum dalam dokumen ketataruangan masih perlu
ditingkatkan efektivitas dan pelaksanaannya, begitu pun dengan pengendaliannya.
Beberapa masalah yang masih perlu langkah penangangan lanjutan, di antaranya
ialah perlu adanya perda tentang RDTR sebagai tindak lanjut penyusunan
dokumen RDTR Baleendah-Dayeuhkolt, Soreang, Kutawaringin dan Tegalluar. Hal
ini menyebabkan terhambatnya rencana dan pelaksanaan pembangunan baik
yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat umum, karena beberapa
dokumen harus mengacu terhadap RDTR dan Peraturan Zonasinya.
4. Berkaitan dengan lingkungan hidup dan bencana, dalam penanganan banjir dan
genangan masih diperlukan peningkatan efektivitas program dan partisipasi
masyarakat dalam mematuhi peraturan perundangan yang ada. Masih tingginya
degradasi dan longsoran-longsoran tebing yang diakibatkan oleh arus sungai yang
cukup deras dan daerah konservasi yang mulai mengalami penurunan fungsi,
sedangkan daerah hilir sungai sudah menunjukkan adanya abrasi yang cenderung
membentuk badan sungai menjadi lebar dan dangkal.
5. Kemiskinan merupakan permasalahan krusial yang sangat berpengaruh terhadap
masyarakat dalam mengakses pelayanan standar terkait dengan pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan dan kemampuan daya beli. Berbagai program
dari beberapa sektor yang telah dilaksanakan belum mampu/tidak signifikan dalam
mengurangi jumlah keluarga miskin di Kabupaten Bandung. Hal tersebut, terutama
karena belum terpadunya berbagai program penanggulangan kemiskinan (ego
sektor) serta belum terukur secara jelas mengenai upaya pengurangan kemiskinan
I | 17 LKIP Kabupaten Bandung 2016
pada setiap program, hal ini dikarenakan belum adanya keseragaman data jumlah
keluarga miskin sehingga target yang ingin dicapai setiap sektor belum jelas.
6. Untuk membangun perekonomian Kabupaten Bandung yang berdaya saing,
beberapa sektor yang menjadi prioritas pengembangan antar lain meliputi sektor
perdagangan dan jasa, sektor industri, sektor agrobisnis, sektor pariwisata, sektor
koperasi dan UMKM serta sektor investasi,
7. Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupannya dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Inti dari permasalahan
lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan
lingkungan hidupnya. Permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Bandung
sudah perlu mendapatkan perhatian khusus karena jika tidak ditangani secepatnya
dikhawatirkan akan berdampak buruk untuk jangka panjang. Pembuangan limbah
padat yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah baru bagi
lingkungan, pembuangan limbah cair yang tidak melalui proses pengolahan
terlebih dahulu juga akan mencemari sungai yang pada akhirnya akan merusak
biota di dalam ekosistem sungai, sementara polusi udara yang ditimbulkan dari
proses pembuangan residu ke udara tanpa disaring terlebih dahulu akan
menimbulkan polusi udara yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
8. Pembangunan pedesaan di Kabupaten Bandung merupakan strategi yang mutlak
harus dilakukan oleh pemerintah, mengingat lebih dari 96 % dari total wilayah
merupakan wilayah pedesaan. Kesenjangan dalam segi ekonomi antara wilayah
pedesaan dan perkotaan menjadi perhatian utama. Hali ini di sebabkan
pertumbuhan ekonomi pedesaan merupakan aspek penting dari pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Bandung. Maka dari itu pemerintah Kabupaten Bandung
perlu menetapkan core businessnya “Sektor Pertanian”, karena potensi yang
dimiliki Kabupaten Bandung dalam memenuhi surplus pangan terutama padi, tetapi
Pemerintah Kabupaten Bandung perlu melakukan langkah-langkah yang
terstruktur dalam mempertahankan dan meningkatkan iklim usaha yang kondusif
dalam meningkatkan nilai investasi serta memperkuat ekonomi lokal melalui
peningkatan peran UKM yang menunjang usaha pertanian dan peternakan. Selain
itu, perkembangan ekonomi pedesaan yang didominasi oleh aktivitas ekonomi
I | 18 LKIP Kabupaten Bandung 2016
pertanian, sangat berhubungan dengan sektor pariwisata, produksi kewaspadaan
serta keamanan pangan dan bahan baku sektor lainya.
9. Keamanan dan ketertiban masyarakat diharapkan tetap terjaga dalam menciptakan
iklim usaha yang kondusif serta mendukung kinerja pembangunan secara umum.
Prioritas ini selaras dengan prioritas dalam RPJPD Kabupaten Bandung Tahun
2005-2025 Tahap II yaitu peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
dalam keamanan dan ketertiban umum, juga selaras dengan RPJMN yaitu bidang
polhukam.
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan
dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-
tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat
strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan
dan secara moral dan etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.
Tabel 1.4 ISU STRATEGIS DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KABUPATEN BANDUNG
ISU STRATEGIS
PRIORITAS PEMBANGUNAN
Masih terbatasnya jaminan pendidikan dan
kesehatan bagi masyarakat
Peningkatan cakupan pelayanan dan
kualitas pendidikan
Peningkatan cakupan pelayanan dan
kualitas kesehatan
Masih perlunya penanggulangan
kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan dan
PMKS
Kurangnya sarana pelayanan publik yang
aman dan nyaman bagi wanita, anak-anak,
lansia, dan difabel
Peningkatan pelayanan sarana dan
prasarana dasar wilayah
Masih terbatasnya infrastruktur dasar
Belum efektifnya pengendalian
pencemaran lingkungan dan masih
terbatasnya luas ruang terbuka hijau
Pengendalian pencemaran lingkungan
I | 19 LKIP Kabupaten Bandung 2016
ISU STRATEGIS
PRIORITAS PEMBANGUNAN
Belum optimalnya penanganan banjir dan
kekeringan
Penanggulangan bencana banjir dan
kekeringan
Belum mantapnya ketahanan dan
kemandirian pangan
Pemantapan ketahanan dan
kemandirian pangan
Belum optimalnya kinerja pemerintahan
dan kerjasama dalam penyelenggaraan
ketertiban umum dan keamanan
Reformasi birokrasi
Pemantapan stabilitas keamanan dan
ketertiban masyarakat
Masih perlu ditingkatkannya daya saing
perekonomian produk unggulan
Peningkatan daya saing perekonomian
produk unggulan
Masih perlunya pemberdayaan masyarakat
desa
Pemantapan pembangunan wilayah
perdesaan
Sumber : RKPD Kab. Bandung Tahun 2016
G. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2016 adalah:
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
I | 20 LKIP Kabupaten Bandung 2016
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Penimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementrian/Lembaga;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;
16. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2009;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
I | 21 LKIP Kabupaten Bandung 2016
19. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang
Transparansi dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di
Kabupaten Bandung;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Bandung;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun
2016-2021.
H. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja
Pemerintah Kabupaten Bandung selama tahun 2016. Capaian kinerja (Performance
Results) 2015 tersebut diperoleh dari perbandingan atas hasil capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan setiap tahun terhadap rencana kinerja (Performance
Plan) 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian
kinerja terhadap rencana kinerja ini menguraikan keberhasilan, hambatan, dan
permasalahan sehingga memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja
(Performance Gap) bagi perbaikan kinerja dimasa datang.
Berdasarkan pola pikir tersebut, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kabupaten Bandung tahun 2016, adalah sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan
Bab II Rencana Strategis
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
Bab IV
Penutup
I | 22 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Bab I - Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, gambaran umum Kabupaten Bandung, aspek strategis
Kabupaten Bandung, maksud dan tujuan penyusunan LKIP, organisasi Pemerintah
Kabupaten Bandung, sumber daya aparatur, dasar hukum penyusunan LKIP dan
sistematika penyajian LKIP.
Bab II – Perencanaan Kinerja
Menjelaskan muatan RPJMD untuk periode Tahun 2016-2021, visi dan misi, tujuan dan
sasaran, strategi dan arah kebijakan, prioritas pembangunan daerah dan perjanjian
kinerja tahun 2016.
Bab III - Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada Sub bab ini akan disajikan mengenai hasil pengukuran kinerja untuk
masing-masing pernyataan sasaran kinerja pada tujuan yang ada di RPJMD
yang memuat :
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Menjelakan tentang capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran
kinerja organisasi.
b. Analisis Capaian Kinerja
Untuk setiap capaian kinerja sasaran strategis dilakukan analisis capaian
kinerja sebagai berikut : Perbandingan antara target dan realisasi kinerja
tahun 2016; Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun 2016 dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Perbandingan
realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi; Penyebab keberhasilan/kegagalan peningkatan / penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan, Efisiensi penggunaan
I | 23 LKIP Kabupaten Bandung 2016
sumber daya; Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada Sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja.
Bab IV - Penutup
Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2016, permasalahan dan kendala secara umum yang dihadapi, upaya-upaya
penyelesaiannya dan langkah serta solusi dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di masa yang akan datang.
II | 1 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
A. RENCANA STRATEGIS KABUPATEN BANDUNG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah
dengan melibatkan masyarakat.
Sebagai kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan
perencanaan jangka menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021. Penjabaran lebih
lanjut dalam perencanaan tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung Tahun 2016 dan Kebijakan Umum APBD serta
Prioritas dan Plafon Anggaran Kabupaten Bandung Tahun 2016.
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung
Tahun 2016-2021
Pemerintah daerah diwajibkan menyusun dan menetapkan perencanaan
jangka menengah daerah merupakan amanat pelaksanaan Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Pemerintah Kabupaten Bandung telah menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021. .
RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 merupakan dokumen
perencanaan strategis yang menetapkan arah kebijakan dan strategi pembangunan
pada tahun 2016-2021, sebagai tolok ukur pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah
Kabupaten Bandung dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dokumen ini
BAB II PERENCANAAN KINERJA
II | 2 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
berfungsi sebagai penuntun segenap penyelenggara Perangkat Daerah (PD) di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam melaksanakan program/kegiatan
pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban, dalam arah perwujudan visi,
misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang akan dicapai dalam lima tahun periode
kepemimpinan Kepala Daerah.
Tahun 2016 merupakan tahun pertama dari pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016-
2021.
2. Visi dan Misi
Berbagai isu global dan nasional turut dipertimbangkan dalam upaya
penyelesaian isu lokal yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu yang
dihadapi Kabupaten Bandung antara lain : Pelayanan publik, Kualitas Sumber Daya
Manusia (Pendidikan, Kesehatan, dan Kesalehan Sosial), Pembangunan Perdesaan
dan Ketahanan Pangan, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Infrastruktur Wilayah
dan Tata Ruang, Kemiskinan serta Lingkungan Hidup. Dalam menangani isu tersebut
diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh segenap komponen
masyarakat dan penyelenggara pemerintahan.
a. Visi
Dengan mempertimbangkan isu yang
ada, maka visi Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung, yang dituangkan
dalam RPJMD tahun 2016-2021,
adalah :
Melalui visi tersebut, diharapkan Kabupaten Bandung melanjutkan membangun dan
memiliki kemampuan menghadapi paradigma dan kondisi dimasa yang akan datang,
lebih dari itu Kabupaten Bandung dapat berperan dalam perubahan yang terjadi di
lingkup regional, nasional maupun global.
”Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius,
Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
II | 3 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
b. Misi
Dari pernyataan Visi Kabupaten Bandung tersebut, dirumuskan 9 (sembilan) Misi
Kabupaten Bandung yang menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana, sehingga
hal yang masih terlihat abstrak pada visi akan lebih nyata pada misi tersebut. Lebih
jauh, pernyataan misi Kabupaten Bandung memperlihatkan kebutuhan apa yang
hendak dipenuhi oleh organisasi, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dan
bagaimana organisasi memenuhi kebutuhan tersebut.
Adapun 9 (sembilan) misi Kabupaten Bandung yang telah ditetapkan adalah :
1. Misi Pertama: “Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan”
Misi peningkatan kualitas dan cakupan layan pendidikan sejalan dengan visi
Kabupaten Bandung, khususnya dalam upaya membangun “Sumber Daya
Manusia yang Berkualitas”. Perbaikan dalam sektor pendidikan menjadi misi
pertama yang diusung dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021. Penetapan sektor pendidikan
sebagai prioritas pertama didasari oleh pentingnya aspek ini dalam
pembangunan Kabupaten Bandung, masyarakat Kabupaten Bandung sebagai
aktor utama dalam penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Bandung
perlu memiliki kapasitas dan daya saing dalam mendukung keberhasilan
pembangunan Kabupaten Bandung.
Dalam rangka membangun sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang
berkualitas maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas dan
cakupan layanan pendidikan, yang mana antara lain dengan meningkatkan
jumlah fasilitas pendidikan, terutama fasilitas sekolah menengah atas yang
tersebar secara merata dan mencakup seluruh wilayah, meningkatkan kualitas
pada fasilitas- fasilitas pendidikan melalui peningkatan efisiensi sekolah,
meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta meningkatkan kompetensi siswa
melalui penguasaan budaya lokal, olah raga dan keterampilan lain.
II | 4 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
2. Misi Kedua: “Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan
kesehatan”
Seperti halnya misi pengembangan sektor pendidikan, misi mengoptimalkan
kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan juga sejalan dengan upaya
menciptakan “Sumber Daya Manusia yang Berkualitas”. Dalam hal ini derajat
kesehatan penduduk menjadi fokus yang ingin dicapai melalui misi ini. Derajat
kesehatan masyarakat menjadi satu tolak ukur bagi kualitas SDM yang secara
langsung berpengaruh terhadap produktivitas penduduk. SDM yang kreatif,
inovatif dan kontributif terhadap pembangunan Kabupaten Bandung tidak akan
berpengaruh signifikan terhadap pembangunan Kabupaten Bandung tanpa
didukung oleh drajat kesehatan penduduk yang tinggi.
Untuk mendukung misi ini, beberapa upaya peningkatan kuantitas fasilitas
kesehatan serta upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan perlu
dilakukan. Dijabarkan lebih rinci beberapa upaya untuk mendukung
pencapaian misi ini antara lain meningkatkan kuantitas dan kualitas
puskesmasdan rumah sakit, menurunkan angka kesakitan penduduk melalui
berbagai upaya pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk
menjaga pola hidup bersih serta meningkatkan jumlah tenaga medis secara
optimal yang melayani seluruh wilayah Kabupaten Bandung.
3. Misi Ketiga: “Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata
ruang wilayah dengan memperhatikan aspek kebencanaan”
Penyediaan infrastruktur dasar memiliki pengaruh luas terhadap
pembangunan di berbagai sektor. Infrastruktur dasar dalam hal ini meliputi
infrastruktur transportasi, infrastruktur air bersih, infrastruktur air limbah,
infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur energi. Dalam implementasinya,
pembangunan infrastruktur terkait erat dengan tata ruang. Pengembangan
infrastruktur dapat menstimulus perkembangan guna lahan suatu wilayah,
sehingga perencanaan infrastruktur dan perencanaan tata ruang perlu
dilakukan secara seiring untuk menciptakan adanya keterpaduan. Upaya-
II | 5 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan
kualitas infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah antara lain melalui
mengoptimalkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dasar serta
mewujudkan perencanaan tata ruang secara simultan, mulai dari perencanaan
tata ruang, hingga ke pemanfaatan ruang dan pengendalian permanfaatan
ruang.
Aspek kebencanaan merupakan salah satu komponen yang perlu diakomodir
dalam perencanaan pembangunan. Hal tersbut didasari oleh kondisi
Kabupaten Bandung yang memiliki beberapa potensi bencan. Meninjau
historis kebelakang, beberapa bencana cenderung tidak dapat dihindarkan
dan menggangu stabilitas pembangunan. Mitigasi berupa pencegahan
terjadinya bencana tidak akan menghilangkan seluruh resiko bencana.
Berdasarkan hal tersebut, maka upaya terkait penanganan aspek
kebencanaan selain mengakomodir upaya mitigasi pelu pula untuk diarahkan
pada upaya adaptasi berupa rekayasa infrastruktur dan fasilitas publik agar
memiliki kelentingan terhadap bencana.
4. Misi Keempat: : “Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat”
Penetapan misi meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat sejalan
dengan upaya membangun sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang
berkualitas. Dengan meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat,
diharapkan secara tidak langsung menciptakan stabilitas kemanan wilayah.
Beberapa upaya yang akan diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat antara lain dengan peningkatan upaya pemenuhan layanan
bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), serta peningkatan
partisipasi masayrakat dalam upaya pengentasan masalah kesejahteraan
sosial.
5. Misi Kelima: “Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki
keunggulan kompetitif”
II | 6 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Pembangunan ekonomi memiliki cakupan yang luas meliputi beberapa sektor,
seperti misalnya perdagangan dan jasa, pertanian, industri, pariwisata,
koperasi dan UKM serta investasi dan modal. Misi menciptakan pembangunan
ekonomi ini sejalan dengan pokok visi pembangunan Kabupaten Bandung
untuk menciptakan “Perekonomian yang Berdaya Saing”.
Untuk sektor industri dan jasa, perkembangan diarahkan untuk mendorong
potensi perdagangan dan jasa dalam rangka meningkatkan PAD. Pada kondisi
eksisting, perdagangan dan jasa merupakan sektor yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan di Kabupaten Bandung. Meskipun demikian pada
kondisi eksisting pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal.
Sektor perdagangan dan jasa erat kaitannya dengan transaksi yang terjadi di
suatu wilayah, untuk mendorong transaksi maka berbagai upaya seperti
misalnya meningkatkan jaminan ketersediaan kontinuitas pasokan komoditas,
menciptakan kepastian mengenai mutu dan harga barang, serta memberikan
jaminan mengenai stabilitas harga barang perlu dilakukan. Sejalan dengan
upaya- upaya tersebut, regulasi terkait perdagangan berperan penting untuk
memberikan arahan serta batasan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan hal
tersebut maka untuk mengoptimalkan sektor perdagangan, perlu pula
ditunjang dengan keberadaan regulasi terkait usaha perdagangan dan jasa
yang memadai.
Untuk sektor industri, pengembangan diarahkan pada optimalisasi
pengembangan potensi pariwisata serta peningkatan pengelolaan objek wisata
eksisting. Upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan
sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan competitive advantage sektor
ekonomi Kabupaten Bandung antara lain melalui kerjasama antara pemerintah
dengan masyarakat dan dunia usaha serta melalui branding dan promosi
pemasaran objek wisata.
Untuk sektor industri, pengembangan lebih diarahkan pada mendorong
perkembangan industri konvensional menuju industri berteknologi tinggi dan
ramah lingkungan. Beberapa upaya terkait antara lain melalui insentif dan
insentif bagi industri yang telah melakukan pemanfaatan teknologi tinggi dalam
II | 7 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
hal produksi dan pengelolaan limbah. Selain dari pada itu, untuk memberikan
imbas pada perekonomian lokal, maka keberadaan sektor industri perlu
dikaitkan dengan penggunaan sumber daya dan bahan baku lokal.
Adapun untuk sektor pertanian dan perikanan, pengembangan lebih diarahkan
pada pengoptimalan potensi pertanian dan peternakan serta penguasaan
petani dna peternak terhadap teknologi pertanian dan peternakan.
6. Misi Keenam: “Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup”
Selain ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan sektor
ekonomi yang berdaya saing, untuk menciptakan pembangunan Kabupaten
Bandung yang berkelanjutan perlu pula ditopang oleh pengelolaan lingkungan
hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bandung diarahkan pada upaya
menetralisir dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan- kegiatan yang
memacu perumbuhan ekonomi. Upaya yang dapat dilakukan untuk
memelihara dan mengelola lingkungan hidup antara lain melalui
penanggulangan pencemaran lingkungan, baik oleh limbah padat, cair
maupun udara.
7. Misi Ketujuh: “Meningkatkan Kemandirian Desa”
Penetapan misi ini dilatar belakangi oleh kondisi fisik Kabupaten Bandung
eksisting yang lebih didominasi oleh kawasan perdesaan. Pembangunan
perdesaan tidak semata- mata dilakukan melalui pembangunan infrastruktur
perdesaan, lebih dari itu pembangunan perdesaan perlu mengedepankan
pemberdayaan masyarakat perdesaan sebagai pelaku utama pembangunan
desa. Melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu menciptakan
kemandirian desa yang jika diakumulasikan dalam skala kabupaten akan
bersinergi mendukung pembangunan Kabupaten Bandung.
Misi meningkatkan kemandirian desa melalui pemberdayaan masyarakat ini
sejalan dengan upaya pencapaian pokok visi menciptakan “sumber daya
manusia yang berkualitas” serta “ekonomi yang berdaya saing”. Beberapa
II | 8 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemandirian desa antara
lain dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat perdesaan,
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, serta
meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur di perdesaan.
8. Misi Kedelapan: “Meningkatkan reformasi birokrasi”
Untuk menjamin tercapainya pembangunan “Sumber Daya Manusia yang
Berkualitas”, “Ekonomi yang Berdaya Saing”, serta “Lingkungan yang Lestari”,
maka perlu ditunjang oleh kapasitas aparatur. Dalam hal ini unsur
pemerintahan akan berperan sebagai agen yang menjaga keseimbangan
pembangunan. Aparatur yang berkualitas akan menjadi katalisator bagi
pembangunan Kabupaten Bandung.
Birokrasi dan aparatur dengan tugas utama pelayanan publik menjadi kunci
bagi efektivitas dan efisiensi pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka
reformasi birokrasi diharapkan mampu menciptakan optimalisasi bagi
penyediaan pelayanan publik. Upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam
meningkatkan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi antara lain melalui
meningkatkan kualitas kinerja aparatur, mempersiangkat waktu pelayanan
administrasi dan mengembangkan sistem pelayanan berbasis teknologi.
9. Misi Kesembilan: “Meningkatkan Kemanan dan Ketertiban Wilayah”
Pembangunan wilayah tidak dapat dilepaskan dari komponen keamanan dan
ketertiban wilayah. Stabilitas keamanan wilayah secara signifikan akan
berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan wilayah. Berdasarkan hal
tersebut, sebagai upaya mencapai visi pembangunan Kabupaten Bandung,
maka penetapan misi meningkatkan keamanan dan ketetiban wilayah mutlak
diperlukan. Beberapa upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
keamanan dan ketertiban wilayah antara lain dengan meminimalisasi
terjadinya ancaman terhadap kemanan dan ketertiban masyarakat melalui
peningkatan penegakan peraturan daerah, serta Meningkatkan peran serta
II | 9 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
masayarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melalui
peningkatan pemahaman masyarakat tentang wawasan kebangsaan.
3. Tujuan dan Sasaran
Dalam upaya pencapaian visi-misi Kebupaten Bandung, maka visi dan misi
tersebut dirumuskan dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa
perumusan tujuan (strategic goals) organisasi. Tujuan strategis merupakan penjabaran
atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Formulasi tujuan strategis Pemerintah
Kabupaten Bandung ditujukan untuk dapat mengetahui susunan atau tahapan tahunan
langkah kebijakan yang harus dilaksanakan secara tepat oleh organisasi dalam proses
perwujudan visi misinya untuk lima tahun ke depan.
Penyusunan formula tersebut diarahkan pada upaya penanganan atau
penyelesaian isu-isu strategis Kabupaten Bandung dengan mempertimbangkan sumber
daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga
akan memungkinkan Pemerintah Kabupaten Bandung mengukur sejauh mana visi misi
organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi
organisasi.
Adapun penjabaran visi-misi Pemerintah Kabupaten Bandung dirumuskan
dalam tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan;
2. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan;l
3. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata ruang wilayah; dengan
memperhatikan aspek kebencanaan;
4. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat;
5. Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif;
6. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup;
7. Meningkatkan Kemandirian Desa;
8. Meningkatkan reformasi birokrasi;
9. Meningkatkan Kemanan dan Ketertiban Wilayah.
II | 10 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Sebagai tindak lanjut atas isu sentral dan strategis Kabupaten Bandung serta
formulasi tujuan Kabupaten Bandung, lebih lanjut diuraikan tahapan pencapaian tujuan
melalui 44 sasaran. Klasifikasi sasaran Kabupaten Bandung berdasarkan tujuannya,
diuraikan dalam tabel 2.1 dibawah ini :
Tabel 2.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021
Visi: “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Target 2020
Misi Pertama:
“Meningkatkan
kualitas dan
cakupan layanan
pendidikan”
Meningkatkan
ketersediaan
layanan
pendidikan
berkualitas dan
partisipasi
masyarakat dalam
bidang pendidikan
Optimalnya
ketersediaan fasilitas
pendidikan formal baik
dari segi kuantitas
maupun dari segi
kualitas Meningkatnya
jumlah penduduk yang
bersekolah
Persentase ruang
kelas baik:
a. Tingkat SD/ MI/
Sederajat
77,40 %
b. Tingkat SMP/ MTs/
Sederajat
85,45 %
Meningkatnya jumlah
penduduk yang
bersekolah
Angka Partisipasi
Murni (APM):
APM SD/ MI/
sederajat
94,73
APM SMP/ MTs/
sederajat
84,59
APM SMA/ MA/
sederajat
50,01
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
APK SD/ MI/
sederajat
105,43
APK SMP/ MTs/
sederajat
97,98
APK SMA/ MA/
sederajat
59,68
Meningkatnya jumlah
guru profesional
Persentase tingkat
pendidikan guru
(berkualifikasi S1/DIV
ke atas):
a. Tingkat SD/ MI/
Sederajat
90
II | 11 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi: “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Target 2020
b. Tingkat SMP/MTs/
Sederajat
90
c. Tingkat
SMA/MA/SMK/
Sederajat
90
Meningkatnya
kompetensi penduduk
melalui penguasaan
budaya lokal, olah
raga, dan pendidikan
non formal
Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat Provinsi (Orang)
754 Orang
APK Paket A 0,62
APK Paket B 3,85
APK Paket C 2,58
Meningkatnya minat
baca masyarakat
Kabupaten Bandung
Misi Kedua:
“Mengoptimalkan
kuantitas dan
kualitas pelayanan
kesehatan”
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan serta
meningkatkan
drajat kesehatan
masyarakat
Optimalnya
penyediaan layanan
kesehatan oleh
pemerintah
Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) di
Bidang Kesehatan
77,20 %
Meningkatnya drajat
kesehatan penduduk
AHH 72,26
AKB
33,50
Cakupan pasangan
usia
90%
subur peserta KB
Aktif
Meningkatnya
kesadaran penduduk
untuk menerapkan
perilaku hidup bersih
Persentase PHBS
pada rumah tangga
50%
Persentase
penyelenggaraan
promosi kesehatan
100 %
Misi Ketiga:
“Mewujudkan
pembangunan
infrastruktur dasar
yang terpadu
dengan tata ruang
wilayah serta
memperhatikan
Meningkatkan
Ketersediaan dan
kualitas
Infrastruktur dasar
yang tahan
terhadap bencana
serta mewujudkan
keserasian
Meningkatnya
aksesbilitas, kapasitas
dan keselamatan
terhadap pelayanan
sarana dan prasarana
transportasi (%)
Rata-rata persentase jalan mantap (baik dan sedang)
92 %
Level of Service (LOS)
LOS C (4)
II | 12 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi: “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Target 2020
aspek
kebencanaan”
pembangunan
dengan tata ruang
wilayah
Meningkatnya
aksesbilitas,
kapasitas dan
kualitas infrastruktur
sumber air
Akses aman terhadap air bersih
100 %
Meningkatnya
penataan kawasan ibu
kota Kabupaten
Bandung
Persentase terbangunya sistem jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja)
100 %
Meningkatnya kualitas
kawasan permukiman
Persentase luas kawasan kumuh (%)
9,38 %
Optimalnya sistem
telekomunikasi dan
informatika yang
terpadu melalui
pemanfaatan
teknologi dan
komunikasi
Persentase terbangunya jaringan fiber optik
100 %
Meningkatnya
ketersediaan
infrastruktur listrik dan
energi yang merata
mencakup seluruh
wilayah
Meningkatnya
efektivitas
perencanaan tata
ruang
Persentase tersedianya dokumen penataan ruang
60 %
Persentase keterpaduan antar daerah yang berbatasan mengenai kerjasama perencanaan penyediaan sarana, prasarana dan pelayanan publik
100 %
Meningkatnya
efektivitas
pemanfaatan ruang
wilayah
Persentase luas pemanfaatan lahan budidaya non pertanian yang berijin sesuai rencana tata ruang
58 %
Optimalnya
pengendalian
II | 13 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi: “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Target 2020
pemanfaatan ruang
Meningkatnya upaya
pengelolaan sarana
dan prasarana
sanitasi
Akses Terhadap Sanitasi
100 %
Meningkatnya mitigasi
dan adaptasi wilayah
terhadap resiko
bencana
Persentase korban bencana yang tertangani
100 %
Meningkatnya upaya
penanganan
masyarakat yang
tergenang banjir
Tertanganinya wilayah berpotensi banjir seluas 14.937,9 m2 Persentase polder/kolam retensi
100 %
Persentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota
15 %
Misi Keempat
“Meningkatkan
kesejahteraan sosial
masyarakat”
Mengentaskan
permasalahan
kesejahteraan
sosial di
Kabupaten
Bandung
Berkurangnya jumlah
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)
Rata- Rata PMKS yang ditangani dan mampu berinteraksi sosial (%)
52,84 %
Meningkatkan
kualitas dan
produktivitas dalam
sektor
ketenagakerjaan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
8,42 %
Misi Kelima:
“Menciptakan
Pembangunan
Ekonomi yang
Memiliki
Keunggulan
Kompetitif”
Meningkatkan
daya saing
perekonomian
Kabupaten
Bandung sebagai
upaya optimalisasi
kontribusi sektor
ekonomi terhadap
pembangunan
daerah
Tercapainya Kondisi
Ketahanan Pangan
Persentase ketersediaan pangan utama (Skor PPH Ketersediaan)
92,70
Meningkatnya daya
saing komoditas
pertanian
Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional
9 Jenis
Meningkatnya
kesejahteraan
petanian
Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama
288 Kelompok
Tani
Meningkatnya
transaksi pada sektor
perdagangan dan jasa
di Kabupaten
Bandung
LPE Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
9,79 %
II | 14 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi: “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Target 2020
Meningkatkan
kapasitas, kapabilitas
serta produktivitas
UMKM-IKM dan
kualitas produk
unggulan
Nilai omzet UMKM-IKM
Rp 6,54 Trilyun
Meningkatnya
destinasi wisata
Jumlah Objek Wisata yang dikembangkan
64
Meningkatnya
kemudahan investasi
Nilai Investasi Rp 7,8 Trilyun
Misi Keenam:
“Meningkatkan
Kelestarian
Lingkungan Hidup”
Menciptakan
lingkungan yang
serasi dan
seimbang dengan
memperhatikan
daya dukung
lingkungan, daya
tampung
lingkungan serta
perubahan iklim
Meningkatkan
pengawasan dan
pengendalian
terhadap
pencemaran dan
kerusakan
lingkungan
Persentase Pengendalian Pencemaran Air
56,75 %
Pengendalian Pencemaran Udara
91,44 %
Pengendalian Pengelolaan Limah B3
50%
Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah
34 %
Terselenggaranya
konservasi sumber
daya alam
Persentase luas lahan kritis yang tertanami (%)
76,97 %
Luas Persemaian Desa/Kebun Rakyat
2,25 Ha
Meningkatnya Persentase Ruang Terbuka Hijau (%)
0,24 %
Adaptasi perubahan
iklim
Misi Ketujuh:
“Meningkatkan
kemandirian Desa”
Meningkatkan
partisipasi
masyarakat desa
dalam
pembangunan
wilayah
Meningkatnya
pemberdayaan
masyarakat
perdesaan
Jumlah desa swasembada/ cepat berkembang
10 Desa
Jumlah desa swakarya/ desa berkembang
25 Desa
Meningkatnya
partisipasi
Jumlah swadaya dalam pembangunan desa
70 %
II | 15 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi: “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Target 2020
masyarakat dalam
pembangunan desa
Misi Kedelapan:
“Meningkatkan
reformasi birokrasi”
Meningkatkan
kinerja aparatur
dan kelembagaan
penyelenggara
pelayanan public
Meningkatnya kualitas
kinerja aparatur
pemerintah
Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur (%)
23,19 %
Meningkatkan
efisiensi pelayanan
administrasi publik
Jumlah Perangkat Daerah yang telah ditata secara kelembagaan
62 Perangkat
Daerah
Meningkatkan
efisiensi kinerja dan
fungsi kelembagaan
Meningkatkan
pemanfaatan potensi
daerah
Jumlah kecamatan yang telah memiliki roadmap kewilayahan
31 Kecamatan
Meningkatkan
efisiensi pelayanan
administrasi publik
Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan kearsipan
9 Aplikasi
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh Perangkat Daerah
9 Aplikasi
Meningkatkan
pemanfaatan
Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK)
Jumlah aplikasi yang terintegrasi
20 Aplikasi
Meningkatnya
kapasitas dan
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan dan aset
daerah
Status Laporan WTP
Meningkatnya
Kualitas Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Persentase kesesuaian program pada dokumen perencanaan terhadap program pada dokumen anggaran
100 %
Misi Kesembilan:
“Meningkatkan
keamanan dan
Meningkatkan
stabilitas
kemanan yang
Meningkatnya
kemanan dan
ketertiban
Persentase Penegakan Perda
100 %
II | 16 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi: “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Target 2020
ketertiban wilayah” kondusif bagi
pembangunan
wilayah
masyarakat
Meningkatkan peran
serta masayrakat
dalam menjaga
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
Persentase peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti pendidikan politik
80 %
Sumber : RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021
Dalam konteks manajemen berbasis kinerja, pengukuran kinerja
penyelenggaraan pemerintahan merupakan alat untuk mengetahui gambaran atas
tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi pemerintah dalam upaya
mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Ukuran ini harus mampu
menjelaskan tentang tingkat realisasi target kinerja sasaran ataupun tujuan yang
dicapai oleh instansi pemerintah dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Dengan
pengukuran tersebut pemerintah akan terdorong untuk lebih membangun komitmen
dan konsistensi pada pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih signifikan
berorientasi pada capaian kinerja yang bersifat hasil (outcome), bukan hanya
menghasilkan output kegiatan yang tidak berujung pada perubahan kondisi masyarakat
yang lebih baik, yang pada gilirannya kinerja instansi pemerintah benar-benar akan
dapat dirasakan kemanfaatannya bagi masyarakat (stakeholders).
Susunan sasaran strategis Kabupaten Bandung disusun sebagai pedoman
untuk memudahkan dalam menentukan langkah kebijakan yang lebih teknis. Dengan
ditetapkannya sasaran strategis, maka tahapan pencapaian tujuan dapat terukur
secara jelas, melalui pengukuran atas capaian dari setiap indikator-indikator kinerja
sasarannya.
4. Strategi dan Arah Kebijakan
Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran dari setiap misi maka
dijabarkan dalam beberapa strategi dan arah kebijakan pembangunan lima tahun
II | 17 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
(2016-2021) Kabupaten Bandung. Berikut ini merupakan keterkaitan antara misi,
tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan di masing-masing misi :
1. Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan
Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas manusia sebagai
sumberdaya pembangunan yang merupakan titik sentral pembangunan. Peran
pendidikan sebagai engine of growth atau penggerak pembangunan dituntut untuk
menghasilkan manusia-manusia unggul yang mampu berinovasi dan beradaptasi
dengan perkembangan zaman.
Pendidikan diselenggarakan sebagai bentuk investasi sumber daya manusia
dalam jangka panjang. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan dengan
memberdayakan seluruh komponen pemerintahan daerah dan masyarakat serta
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperanserta dalam
penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan.
Adapun definisi pendidikan dalam hal ini yaitu mengacu pada Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana lingkup
pendidikan tidak hanya meliputi pendidikan formal, tetapi juga meliputi pendidikan
nonformal seperti pendidikan anak usia dini serta pendidikan informal seperti kursus
dan pelatihan.
Pengembangan budaya serta pemberdayaan pemuda merupakan faktor
yang tidak terkecuali dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Kebudayaan
daerah merupakan hasil kreativitas dan pemikiran yang memiliki nilai luhur serta
merupakan warisan bagi generasi saat ini. Kebudayaan daerah merupakan
kekayaan daerah yang perlu dipahami dan dilestarikan oleh masyrakat sehingga
pengembangan aspek kebudayaan ini erat kaitannya dengan pendidikan
masyarakat. Demikian pula halnya dengan pemuda, Pemerintah Kabupaten
Bandung menempatkan pendidikan dan pemberdayaan pemuda sebagai salah satu
prioritas pembangunan Kabupaten Bandung lima tahun kedepan.
Berdasarkan hasil penurunan strategi pembangunan Kabupaten Bandung
yang telah ditampilkan dalam sub-bab sebelumnya, beberapa arahan kebijakan
pembangunan Kabupaten Bandung tahun 206 – 2021 yaitu sebagai berikut:
II | 18 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
1. Efisiensi jumlah siswa per rombel dengan mengacu pada Standar Pelayanan
Minimal;
2. Optimalisasi daya tampung pada sarana pendidikan agar sesuai dengan
standar pelayanan minimal;
3. Peningkatan penyediaan sarana ruang kelas bagi siswa dengan kapasitas
yang memadai;
4. Peningkatan pendirian sekolah menengah kejuruan berbasis vokasional
sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja;
5. Pengembangan kawasan pendidikan terpadu;
6. Peningkatan sarana pendidikan berakreditasi A;
7. Perluasan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang dikelola oleh
masyarkat dan dunia usaha;
8. Peningkatan minat masyarakat untuk mengikuti dan pendidikan sekolah
dasar;
9. Peningkatan minat masyarakat untuk mengikuti dan pendidikan sekolah
menengah;
10. Pengurangan angka putus sekolah pada tingkat sekolah menengah pertama/
sederajat;
11. Peningkatan minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan sekolah
menengah;
12. Peningkatan minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan sekolah
menengah kejuruan berbasis vokasional;
13. Peningkatan penyediaan sarana pendidikan bagi masyarakat berkebutuhan
khusus;
14. Peningkatan pemberian beasiswa pendidikan bagi tenaga pendidik dan
kependidikan;
15. Penyelenggaraan pendidikan bahasan dan budaya sunda pada setiap
jenjang pendidikan (dasar dan menengah);
16. Peningkatan jumlah kebudayaan daerah yang dilestarikan;
17. Peningkatan atlet berprestasi di ajang PON dan PORDA;
II | 19 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
18. Peningkatan ketersediaan fasilitas dan sarana olah raga bagi kelompok
disabilitas;
19. Peningkatan pembinaan kegiatan olahraga bagi aparatur;
20. Peningkatan ketersediaan fasilitas dan sarana olahraga pada fasilitas
pendidikan di setiap kecamatan;
21. Peningkatan jumlah organisasi kepemudaan (karang taruna) di setiap
kecamatan;
22. Peningkatan peranan pemuda pelopor dalam berbagai bidang
pembangunan;
23. Perluasan pendidikan non formal bagi masyarakat yang belum melek huruf;
24. Peningkatan Penyelenggaraan pendidikan Paket A, B, C;
25. Peningkatan kesadaran masayrakat untuk menerapkan minat membaca.
2. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan
Pendidikan dan kesehatan merupakan dua komponen dasar yang
pelayanannya bersifat wajib dipenuhi oleh pemerintah. Kualitas kesehatan penduduk
berkorelasi positif dengan produktivitas penduduk. Secara agergat dalam satu kota/
kabupaten secara tidak langsung aspek kesehatan penduduk akan berpengaruh
terhadap perekonomian wilayah.
Selain mencakup upaya peningkatan penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan, pengembangan aspek kesehatan juga sejalan dengan upaya
pengembangan keluarga berencanan dan keluarga sejahtera serta pemberdayaan
perempuan sebagai aktor kunci dalam pembangunan keluarga. Kesehatan berkaitan
erat dengan perilaku hidup bersih yang diterapkan oleh setiap keluarga, sehingga
berdasarkan hal tersebut upaya pembangunan kesehatan perlu dimulai dari level
terbawah yaitu keluarga.
Beberapa kebijakan terkait misi mengoptimalkan kuantitas dan kualitas
pelayanan keseahatan di Kabupaten Bandung untuk rentang tahun 2016 - 2021
yaitu sebagai berikut:
1. Optimalisasi ketersediaan sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu dan poliklinik) di setiap kecamatan;
II | 20 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
2. Penyelenggaraan informasi pelayanan kesehatan kepada public;
3. Optimalisasi kualitas pelayanan kesehatan pada sarana-sarana kesehatan;
4. Pemberian stimulan bagi tenaga medis di daerah;
5. Pemenuhan kebutuhan obat dan alat kesehatan bagi masyarakat di setiap
kecamatan;
6. Peningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan yang terdistribusi
di seluruh wilayah Kabupaten;
7. Peningkatan pemantauan dan pencegahan penyakit menular dan tidak
menular secara periodik;
8. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
9. Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang masuk kriteria
prasejahtera;
10. Peningkatan pembinaan keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
11. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu, anak, remaja, dan lansia di
fasilitas- fasilitas kesehatan masyarakat;
12. Peningkatan peran fungsi wanita dalam pembinaan keluarga;
13. Peningkatan emansipasi perempuan di sektor pemerintahan;
14. Peningkatan penyebarluasan informasi/ kampanye tentang PHBS;
15. Peningkatan promosi untuk pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;
16. Penginisiasian desa siaga aktif.
3. Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar yang terpadu dengan tata
ruang wilayah serta memperhatikan aspek kebencanaan
A. Sektor Transportasi dan Perhubungan
Pergerakan atau perpindahan manusia dan barang dari suatu tempat ke
tempat lain dalam rangka untuk melakukan kegiatan ekonomi dan kegiatan
sosial merupakan salah satu hal penting yang perlu diakomodasi oleh
pemerintah daerah. Implikasi dari pergerakan yang dilakukan secara massal
dan bersamaan dalam kurun waktu tertentu akan membentuk suatu aliran
(flow).
II | 21 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Dengan adanya aliran pergerakan ini diperlukan rekayasa transportasi
untuk menjamin terselenggaranya pergerakan yang cepat, mudah, nyaman,
aman, ekonomis dan selaras dengan lingkungan. Dalam merekayasa
transportasi, tentunya perlu mempertimbangkan sistem transportasi wilayah
yang didalamnya mengatur pergerakan manusia dan barang antara lokasi asal
dan lokasi tujuan dalam wilayah yang bersangkutan dengan menggunakan
berbagai prasarana dan sarana atau moda.
Rencana sistem prasarana transportasi untuk Kabupaten Bandung
berdasarkan RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027 akan diarahkan
untuk menunjang struktur ruang yang akan dibentuk. Dalam konteks
transportasi sebagai alat pemenuh kebutuhan wilayah, maka demand
pergerakan eksisting yang mengarah ke Bandung dan Cimahi sebagai kota inti
perlu ditanggulangi dengan segera. Konsep transportasi yang sesuai untuk
menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan sarana
transportasi massal antarwilayah. Dengan mempertimbangkan hal tersebut,
kebijakan transportasi yang direncanakan di Kabupaten Bandung, antara lain:
1. Peningkatan aksesibilitas seluruh wilayah Kabupaten Bandung;
2. Pengendalian Daerah milik jalan dan ruang Milik jalan;
3. Penertiban kegiatan-kegiatan di luar lalu lintas yang dapat memicu
kemacetan lalu lintas;
4. Peningkatan penyediaan sarana pengamanan lalu lintas;
5. Pengembangan dan penataan terhadap simpul- simpul transportasi;
6. Pengembangan Sistem Angkutan Publik Terpadu;
7. Peningkatan pelayanan angkutan umum dan pengecekan berkala
mengenai kelaikan pengoperasian kendaraan umum;
8. Reaktivasi jalur kereta api eksisting sebagai upaya peningkatan layanan
transportasi publik;
9. Pembebasan lahan Jalur Bus Rapid Transit (BRT);
10. Meningkatkan perencanaan sektoral bidang transportasi.
II | 22 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
B. Sektor Sumber Daya Air
Dalam sektor sumber daya air, pengembangan diarahkan pada upaya
untuk meningkatkan kualitas dan pengelolaan infrastruktur sumber daya air.
Mengacu pada tujuan tersebut, pengembangan ditekankan pada tiga aspek
yang meliputi, penyediaan serta peningkatan akses terhadap air bersih dan air
baku, pengendalian banjir yang kerap melanda serta pengembangan
infrastruktur drainase perkotaan. Secara detail arah kebijakan pembangunan
sektor sumber daya air di Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2021 yaitu sebagai
berikut:
1. Meningkatkan ketersediaan air bersih yang menjangkau seluruh wilayah
Kabupaten Bandung;
2. Peningkatan sistem pengelolaan irigasi partisipatif;
3. Optimalisasi potensi dan pemanfaatan air baku;
4. Penyelelamatanmata air dan sumber daya air lainnya.
C. Sektor Permukiman
Untuk sektor permukiman, arah kebijakan lebih ditekankan pada upaya
yang sejalan dengan strategi mengembangkan serta meningkatkan kualitas
kawasan permukiman. Beberapa arah kebijakan tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Peningkatan penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat
2. Pengembangan Hunian Vertikal bagi (MBR) Masyrakat Berpenghasilan
Rendah.
D. Sektor Telekomunikasi dan Informatika
Sebagai upaya mengoptimalkan sistem tlekomunikasi dan informatika di
Kabupaten Bandung, beberapa arah kebijakan dalam sektor telekomunikasi dan
informatika yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan infrastruktur telekomunikasi bidang perhubungan;
2. Peningkatan alternatif media komunikasi pemerintah terhadap publik.
II | 23 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
E. Sektor Listrik dan Energi
Untuk sektor listrik dan energi, kebijakan di arahkan pada upaya
peningkatan cakupan layanan jaringan listrik di setiap kecamatan
F. Sektor Tata Ruang
Penataan ruang merupakan komponen krusial yang penanganannya
bersifat mutlak diperlukan dalam menjamin keberlangsungan pembangunan.
Pada dasarnya pengembangan tata ruang di Kabupaten Bandung diarahkan
pada tiga komponen yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang. Sehubungan hal tersebut, maka
arah kebijakan dalam sektor tata ruang pun sejalan dengan upaya
penyelenggaraan ketiga komponen tersebut.
Selain dari pada itu, dalam rangka menyelenggarakan penataan ruang
yang komprehensif mempertimbangkan berbagai potensi dan tantangan,
penyelenggaraan tata ruang Kabupaten Bandung juga akan diarahkan pada
penyelenggaraaan tata ruang yang terpadu dengan memperhatikan aspek
kebencanaan.
Terkait dengan aspek kebencanaan, mengacu pada hasil Kajian
Lingkungan hidup Strategis (KLHS) kabupaten Bandung, terdapat beberapa
rekomendasi yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPJMD. Beberapa
rekomendasi antara lain:
1. Relokasi penduduk dari daerah rawan bencana, misal memindahkan
penduduk yang berada dipinggir tebing yang mudah longsor;
2. Pelatihan- pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi penduduk di sebuah
daerah;
3. Pengkondisian rumah atau sarana umum yang tanggap bencana;
4. Penciptaan dan penyebaran kearifan lokal tentang kebencanaan.
Rekomendasi di atas turut menjadi bahan pertimbangan dalam
penyusunan strategi dan kebijakan sektor tata ruang. Secara detail, arahan
II | 24 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
kebijakan dalam sektor tata ruang Kabupaten Bandung antara lain sebagai
berikut:
1. Peningkatan ketersediaan dokumen perencanaan tata ruang;
2. Peningkatan efektivitas pemanfaatan ruang;
3. Intensifikasi penyelenggaraan koordinasi pemanfaatan ruang dalam
lingkup pemerintah;
4. Peningkatan peraturan dan dokumen perencanaan yang mendukung
terhadap upaya penertiban pengendalian pemanfaatan ruang;
5. Peningkatan upaya pencegahan terjadinya bencana dan dampak
bencana;
6. Pemindahan (relokasi) penduduk dari kawasan rawan banjir;
7. Pembangunan polder dan kolam retensi;
8. Pengelolaan Sistem Jaringan Drainase.
4. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Salah satu faktor penting yang mendukung kondusifnya pembangunan wilayah
yaitu aspek kesejahteraan sosial masayrakat. Kesejahteraan Sosial akan
berpengaruh luas terhadap berbagai aspek pembangunan, terutama terhadap
keamanan dan ketertiban umum wilayah. Didasari pertimbangan tersebut, maka
dalam rencana pembangunan jangka menengah Kabupaten Bandung periode 2016
– 2021 ditetapkan misi yang secara khusus bertujuan sebagai upaya meningkatkan
kesejahteraan sosial masayrakat. Beberapa kebijakan terkait misi meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat antara lain sebagai berikut:
1. Peningkatan upaya pemenuhan layanan bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS);
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pengentasan Masalah
Kesejahteraan Sosial;
3. Peningkatan lapangan pekerjaan;
4. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenag kerja.
5. Menciptakan pembangunan ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif
II | 25 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Untuk membangun perekonomian Kabupaten Bandung yang berdaya saing,
beberapa sektor yang menjadi prioritas pengembangan antar lain meliputi sektor
perdagangan dan jasa, sektor industri, sektor agrobisnis, sektor pariwisata, sektor
koperasi dan UMKM serta sektor investasi. Arah kebijakan untuk setiap sektor
tersebut dijabarkan sebagai berikut.
A. Sektor Perdagangan dan Jasa
Pembangunan ekonomi secara umum dipahami sebagai usaha-usaha
untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan
tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Pembangunan ekonomi merupakan
proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan
struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada
kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
Tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikkan pendapatan
nasional riil, juga untuk meningkatkan produktivitas. Hal ini berfungsi untuk
mengurangi ketidakmerataan distribusi pendapatan dan pemberantasan
kemiskinan. Dengan adanya pembangunan ekonomi diharapkan dapat
menstimulus pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik, yaitu proses
peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Dalam RPJPD tertuang tujuan pembangunan jangka panjang Kabupaten
Bandung tahun 2005-2025 adalah terwujudnya Kabupaten Bandung yang repeh,
rapih, kertaraharja 2025 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai upaya yang terukur untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut,
sasaran pokok pembangunan di Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan
pengembangan ekonomi masyarakat salah satunya yaitu:
1. Meningkatnya perekonomian masyarakat yang berdaya saing, dengan
ditandai oleh hal-hal berikut:
a) Terwujudnya industri manufaktur berbasis potensi lokal dicirikan oleh
meningkatnya jumlah penggunaan bahan baku lokal sebagai
pendorong kegiatan industri manufaktur sehingga mampu menjadi
II | 26 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
basis ekonomi masyarakat, serta memberi kontribusi bagi peningkatan
PDRB;
b) Terwujudnya pusat-pusat perdagangan produk unggulan lokal dicirikan
oleh meningkatnya jumlah sentra perdagangan produk unggulan,
meluasnya jangkauan pasar ke tingkat internasional serta
meningkatnya prasarana pendukung fasilitas pusat perdagangan
produk unggulan;
c) Terwujudnya produk pertanian yang berdaya saing dicirikan dengan
ketahanan pangan mandiri melalui pendorongan diversifikasi usaha
tani ke arah pengembangan agrobisnis dan agroindustri dalam rangka
meningkatkan pendapatan per kapita petani;
d) Meningkatnya penataan dan pembangunan sarana dan prasarana
objek wisata dicirikan dengan meningkatnya pangsa pasar pariwisata
lokal di tingkat internasional, berkembangnya keragaman objek-objek
wisata, serta ditandai oleh peningkatan kontribusi PDRB dari sektor
pariwisata;
e) Terwujudnya pelayanan investasi yang mudah, murah, cepat dan pasti
dicirikan oleh meningkatnya pertumbuhan investasi di Kabupaten
Bandung;
f) Mewujudkan penyediaan infrastruktur wilayah baik kuantitas maupun
kualitas secara memadai dicirikan oleh meningkatnya kondisi dan
kinerja jaringan jalan dan jembatan, terpenuhinya listrik di setiap
kecamatan, tercapainya cakupan pelayanan dan kualitas air minum,
serta terpenuhinya debit andalan air baku di setiap Daerah Irigasi (DI).
Arah pembangunan 2005-2025 dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat yang berdaya saing diarahkan pada pembangunan ekonomi
masyarakat lokal. Tantangan dalam membangun perekonomian di Kabupaten
Bandung hendaknya dapat memanfaatkan keunggulan komparatif maupun
kompetitif dengan memaksimalkan ketersediaan potensi sumber daya alam
maupun sumber daya manusia di Kabupaten Bandung.
II | 27 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Sektor-sektor yang selama ini memberikan sumbangan terbesar bagi nilai
PDRB meliputi sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran,
serta sektor pertanian. Ketiga sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja
hingga 67,7%. Upaya untuk meningkatkan ekonomi yang berdaya saing
dilakukan melalui penguatan dan pengembangan industri manufaktur yang
berbasis potensi sumber daya lokal, pengembangan sentra-sentra perdagangan
produk unggulan lokal, pengembangan agropolitan, pengembangan
kepariwisataan, pengembangan iklim investasi yang kondusif serta peningkatan
kualitas infrastruktur wilayah.
Sasaran pembangunan dibidang ekonomi pada tahun 2025 mendatang
hendaknya mampu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat sebesar
Rp45.029.300/tahun atau setara dengan US$4.502 (asumsi kurs US$ sebesar
Rp10.000). Pencapaian tersebut dapat dilakukan melalui beberapa kebijakan,
diantaranya:
1. Penggalian potensi pajak yang belum terpungut pada sektor perdagangan,
hotel dan restoran;
2. Pengembangan sentra perdagangan dan pergudangan;
3. Pengembangan kebijakan atau regulasi yang mendorong perkembangan
iklim usaha perdagangan;
4. Pengembangan kestatistikan dan data base perdagangan;
5. Pengembangan pemberdayaan dan peningkatan kualitas pengelolaan
pasar rakyat;
6. Penataan dan pemberdayaan PKL;
7. Meningkatkan pengawasan Barang dan/atau Jasa yang diperdagangkan;
8. Pengendalian ketersediaan barang kebutuhan pokok dan atau barang
penting;
9. Memperpendek jalur / rantai distribusi , khususnya produk-produk
pertanian dengan Meningkatkan kerjasama dan kemitraan produsen
dengan pedagang pasar;
10. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri / P3 DN;
11. Peningkatan branding, promosi dan pemasaran produk;
II | 28 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
12. Pengembangan ukm ikm di wilayah pariwisata;
13. Pengembangan E-Commerce;
14. Peningkatan ekspor produk barang dan jasa;
15. Pengurangan Impor dengan Upaya Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri;
16. Pembentukan dan Pengembangan Komite Promosi dan Pemasaran
dalam wadah Bussiness Development Center.
B. Sektor Usaha Agrobisnis
Sebagai salah satu potensi unggulan Kabupaten Bandung, sektor
pertanian menjadi salah satu prioritas pengembangan yang sejalan dalam
mendukung pengembangan ekonomi Kabupaten Bandung. Beberapa araha
kebijakan terkait pengembangan sektor usaha agribisnis antara lain sebagai
berikut:
1. Peningkatan produktivitas kawasan pertanian dan perikanan;
2. Peningkatan pelaku usaha pengolahan serta sentra- sentra pemasaran
produk pertanian, peternakan dan perikanan;
3. Peningkatan pengawasan terhadap produk pertanian, peternakan dan
perikanan; serta
4. Peingkatan pendapatan petani dari sektor pertanian.
C. Sektor Pariwisata
Selain sektor perdagangan/ jasa, industri dan agrobisnis, sektor lain yang
berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi Kabupaten Bandung yaitu sektor
pariwisata. Untuk sektor pariwisata ini, arah kebijakan meliputi:
1. Pengembangan dan pemeliharaan objek wisata di Kabupaten Bandung;
2. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan melalui pengembangan
ekowisata;
3. Peningkatan promosi pariwisata;
4. Peningkatan peran serta masyarakat lokal dalam pengelolaan objek wisata
serta pengembangan pariwisata berbasis masyarakat;
II | 29 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
5. Peningkatan penyediaan jaringan transporatasi yang memadai menuju
kawasan objek wisata.
D. Sektor Koperasi dan UMKM
Dalam sektor koperasi dan UMKM, kebijkaan di arahkan pada upaya
tercapainya sasaran untuk emningkatkan kualitas dan kuantitas koperasi dan
UMKM. Beberapa arah kebijakan terkait hal tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Pengembangan mesin dan peralatan IKM pada sentra dan klaster UMKM;
2. Pengembangan jaringan dan kemitraan quadrohelix;
3. Pengembangan komunitas dan penguatan kelembagaan;
4. Peningkatan Pangsa Pasar dan perluasan pemasaran;
5. Peningkatan akses permodalan terutama melalui koperasi;
6. Penguatan permodalan koperasi melalui penyertaan modal;
7. Peningkatan keanggotaan koperasi dari sektor pertanian, perdagangan dan
usaha kecil menengah;
8. Peningkatan penggunaan teknologi tinggi serta teknologi pengolahan
limbah dalam sektor industri;
9. Meningkatkan jumlah kerjasama antara pemerintah dengan dunia usaha
dalam sektor industri teknologi tinggi dan ramah lingkungan;
10. Mendorong perbaikan teknologi proses produksi produk unggulan yang
mampu bersaing di pasar internasional; ;
11. Peningkatan kemampuan dan kualitas SDM pelaku usaha / UKM / IKM;
12. Peningkatkan mutu pengelolaan (management), proses produksi UMKM
dan IKM;
13. Peningkatkan jaminan mutu produk-produk UMKM dan IKM;
14. Pegembangan Desain dan Kemasan produk-produk UKM dan IKM;
15. Pengembangan Legailitas Hak Cipta;
16. Peningkatan pendampingan dan pembinaan dalam mengembangkan ciri
khas / keunikan produk;
17. Pengembangan regulasi dan kebijakan yang menunjang pertumbuhan
industri olahan berbasis masyarakat;
II | 30 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
18. Pengembangan litbang yang menunjang pertumbuhan industri olahan
berbasis masyarakat.
E. Sektor Investasi/ Penanaman Modal
Dalam sektor investasi/ penanaman modal, kebijakan akan diarahkan
pada upaya meningkatkan investasi, khususnya dalam sektor ekonomi kreatif.
Beberapa arah kebijakan terkait hal tersebut antara lain:
1. Peningkatan fasilitasi kerjasama bidang investasi oleh pemerintah;
2. Peningkatan branding daerah, promosi dan potensi investasi;
3. Peningkatan efektivitas prosedur perijinan investasi;
6. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia
dengan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupannya dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Inti dari permasalahan
lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan
lingkungan hidupnya.
Permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Bandung sudah perlu
mendapatkan perhatian khusus karena jika tidak ditangani secepatnya dikhawatirkan
akan berdampak buruk untuk jangka panjang. Pembuangan limbah padat yang tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah baru bagi lingkungan,
pembuangan limbah cair yang tidak melalui proses pengolahan terlebih dahulu juga
akan mencemari sungai yang pada akhirnya akan merusak biota di dalam ekosistem
sungai, sementara polusi udara yang ditimbulkan dari proses pembuangan residu ke
udara tanpa disaring terlebih dahulu akan menimbulkan polusi udara yang dapat
mengganggu kesehatan masyarakat.
Mengacu pada hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
RPJMD yang telah disusun oleh Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH)
Kabupaten Bandung, rekomendasi bentuk mitigasi terhadap lingkungan hidup yang
terkait dengan pencemaran udara antara lain:
II | 31 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
1. Memasang filter pada cerobong asap pabrik/ industry;
2. Pembangunan RTH pada kawasan industri dan jalur hijau sekitar pabrik;
3. Pembangunan jalur hijau di kanan kiri jalan;
4. Vegetasi disetiap pembangunan perumahan baru.
Adapun rekomendasi terhadap kerusakan lingkungan hidup, khusus terkait
lahan kritis antara lain:
1. Memberikan penyuluhan kepada petani ladang berpindah untuk mengubah
sistem pertanian dari ladang berpindah menjadi ladang menetap;
2. Melarang penebangan hutan liar tanpa izin dari pemerintah, dalam hal ini
dinas kehutanan;
3. Memberikan sanksi tegas kepada pembalak sehingga memberi efek jera;
4. Memberikan pengarahan tentang penebangan hutan secara selektif, artinya
pohon yang ditebang harus benar- benar pohon yang layak untuk ditebang
dan tidak dilakukan secara bersamaan untuk jenis hutan produksi (penataan
jadwal);
5. Melakukan penghijauan, yaitu penanam tanaman di luar kawasan hutan,
khususnya lahan- lahan kritis;
6. Untuk mitigasi lahan kritis akibat erosi, bentuk mitigasi antara lain
menerapkan sistem terasering (membuat teras- teras bertingkat pada tanah
pertanian yang letaknya miring), countur plowing (membajak menurut garis
kontur), dan crop rotation (pergantian jenis tanaman supaya tana tidak
kehabisan salah satu unsur hara aibat penyerapan secara terus menerus
oleh satu jenis tanaman).
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang menimbulkan penurunan
kualitas lingkungan serta mempertimbangkan rekomendasi KLHS, maka kebijakan
lingkungan hidup yang direncanakan di Kabupaten Bandung, antara lain:
1. Peningkatan dokumen terkait lingkungan yang dapat diakses oleh
masyarakat;
II | 32 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
2. Peningkatan aktivitas pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup;
3. Peningkatan kapasitas pemerintah dalam menyediakan infrastruktur sanitasi
lingkungan;
4. Peningkatan kemampuan masyarakat dalam penyediaan sanitasi lingkungan;
5. Peningkatan pembinaan masyarakat terkait pengelolaan lingkungan hidup;
6. Peningkatan jumlah tenaga penyuluh kehutanan yang memiliki kompetensi di
bidang kehutanan;
7. Peningkatan pelestarian sumber daya hutan;
8. Peningkatan upaya konservasi terhadap hutan rakyat;
9. Peningkatan penanganan lahan kritis;
10. Pengembangan biopori sebagai upaya pengelolaan air tanah;
11. Penyelenggaraan koordinasi koservasi sumber daya alam secara intensif
antara pemerintah dan masyarakat;
12. Peningkatan ketersediaan ruang terbuka hijau yang dikelola pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha;
13. Peningkatan pengelolaan dan pengaturan areal pemakaman umum dan
bukan umum;
14. Peningkatan pembinaan masyarakat terkait pengelolaan lingkungan hidup;
15. Penyusunan rencana aksi perubahan iklim daerah.
7. Meningkatkan Kemandirian Desa
Pengembangan perdesaan menjadi salah satu perhatian pemerintah Kabupaten
Bandung. Penetapan misi meningkatkan kemandirian desa sejalan untuk mendukung
gerakan pembangunan desa semesta (Gerakan Desa) sebagaimana arahan dalam
Surat Keputusan Menko PMK No 2 Tahun 2015 tentang Tim Koordinasi Penguatan
Pemerintah Desa, Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan Desa dan Kawasan
Perdesaan. Peningkatan pemberdayaan masyarakat di perdesaan menjadi kunci dalam
meningkatkan kemandirian desa yang diharapkan dapat mendorong perkembangan
Kabupaten Bandung secara keseluruhan. Terlebih lagi mengingat luas wilayah
II | 33 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Kabupaten Bandung yang sebagian besar merupakan wilayah perdesaan. Dalam
rangka pengembangan perdesaan tersebut, maka kebijakan diarahkan pada:
1. Pengembangan desa mandiri percontohan;
2. Peningkatan jumlah swadaya bagi pembangunan desa.
8. Meningkatkan Reformasi Birokrasi
Peran pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat memperoleh pelayanan yang
baik dapat dilihat dari kinerja pelayanan publik. Semakin baik pelayanan publik yang
diberikan oleh pemerintah, maka akan semakin baik pula kehidupan masyarakat dari
segi ketertiban administrasi, ketertiban bermasyarakat, keamanan dan kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah. Pelayanan publik di Kabupaten Bandung masih perlu
ditingkatkan melalui reformasi birokrasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelayanan publik. Beberapa kebijakan terkait peningkatan
pelayanan publik yang direncanakan, diantaranya:
1. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah;
2. Peningkatan jumlah aparatur yang memiliki jabatan fungsional APIP;
3. Penyelenggaraan penilaian terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah;
4. Penataan Kelembagaan;
5. Penyusunan data potensi wilayah kecamatan;
6. Optimalisasi penataan arsip daerah melalui peingkatan kapasitas SDM pengelola
arsip daerah serta peningkatan kualitas infrastruktur kearsipan;
7. Peningkatan penyampaian informasi kinerja pemerintah melalui media diseminasi
informasi sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kominfo ;
8. Peningkatan pelayanan pencatatan administrasi kependudukan;
9. Penyelenggaraan survei kepuasan masayrakat;
10. Penyelenggaraan Layanan Jaringan Komunikasi Data di Lingkungan Pemkab
Bandung;
11. Penyediaan Aplikasi Penunjang E-Government;
12. Peningkatan kompetensi SDM Aparatur bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK);
13. Optimalisasi pendapatan daerah yang bersumber dari pajak dan retribusi;
II | 34 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
14. Optimalisasi pemanfaatan aset daerah untuk mendukung peningkatan pendapatan
daerah;
15. Memfasilitasi penyusunan, pembahasan dan penetapan regulasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
16. Mengoptimlakan kesesuai program yang direncanakan dengan yang dianggarkan;
9. Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Umum Wilayah
Penyelenggaraan tujuh misi yang telah dipaparkan sebelumnya tidak dapat
dilepaskan dari aspek keamanan dan ketertiban wilayah. Keberhasilan pencapaian
pembangunan Kabupaten Bandung tidak akan terwujud tanpa didukung oleh stabilitas
kemanan wilayah. Beberapa kebijakan terkait misi meningkatkan keamanan dan
ketertiban wilayah antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan penertiban terhadap pelanggaran peraturan daerah;
2. Meningkatkan unit satuan aparatur kemanaan dalam masyarakat;
3. Meningkatkan kesiagaan aparatur keamanan dalam mengamankan wilayah;
4. Pencegahan tindak kriminal melalui sosialisasi kewaspadaan dini/ deteksi dini;
5. Meningkatkan jumlah masayarakat yang mengikuti sosialisasi tentang wawasan
kebangsaan;
6. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pendidikan politik;
7. Meningkatkan kehidupan beragama dalam kehidupan masyarakat;
Meningkatkan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama.
.
B. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung
1. Prioritas Pembangunan Daerah
Prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 yang
disusun dengan rencana pencapaian program Tahun 2016-2021 adalah sebagai
berikut :
a) Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas pendidikan
b) Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas kesehatan;
II | 35 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
c) Penanggulangan kemiskinan dan PMKS;
d) Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar wilayah;
e) Penanggulangan bencana banjir dan kekeringan;
f) Reformasi birokrasi;
g) Pemantapan pembangunan wilayah perdesaan;
h) Peningkatan daya saing perekonomian produk unggulan;
i) Pemantapan ketahanan dan kemandirian pangan;
j) Pengendalian pencemaran lingkungan;
k) Pemantapan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Rencana program prioritas kepala daerah periode tahun 2016-2021 yang
merupakan program prioritas kepala daerah terpilih, sudah menjadi bagian dari rencana
program prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Bandung, berikut Rencana
Program Prioritas Kepala Daerah Periode Tahun 2016-2021 yaitu :
1. Peningkatan pemasukan daerah yang berasal dari pajak dan retribusi;
Pengembangan sentra-sentra perdagangan yang menyalurkan produksi
pertanian dan peternakan; Peningkatan ekspor produk barang dan jasa,
Peningkatan kualitas sarana pemasaran eksisting; Memicu ransangan
penguatan kemapanan industri kreatif; Memantapkan identitas dan legitimasi
industri kreatif daerah; Peningkatan SDM insan kreatif yang berdaya saing
tinggi; Meperkuat dan memperluas jejaring usaha industri kreatif; Memperkuat
daya saing produk industri kreatif; Meningkatan kesejahteraan insan kreatif;
Pengembangan bantuan teknis bagi insan kreatif; Meperkuat dan memperluas
jejaring infromasi industri kreatif; Peningkatan penggunaan teknologi tinggi serta
teknologi pengolahan limbah dalam sektor industry; Peningkatan jumlah
kebijakan pengembangan industri berteknologi tinggi; Peningkatan kualitas
tenaga kerja local; Peningkatan jumlah kerjasama pemerintah daerah dengan
dunia usaha dalam bidang industry; Peingkatan pendapatan petani dari sektor
pertanian; Pengembangan dan pemeliharaan objek wisata di Kabupaten
Bandung; Peningkatan jumlah kunjungan wisata ke objek- objek wisata yang
ada di Kabupaten Bandung; Pengembangan ekowisata; Peningkatan kerjasama
pemerintah daerah dengan masyarakat lokal dalam pengelolaan objek wisata;
II | 36 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Peningkatan penyediaan jaringan transporatasi yang memadai menuju kawasan
objek wisata; Peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang koperasi dan
kewirausahaan; Peningkatan kualitas dan kelembagaan koperasi, Peningkatan
fasilitasi pelaku UMKM terhadap sumber- sumber pendanaan; Peningkatan
daya saing koperasi dan UMKM dalam; Peningkatan fasilitasi kerjasama bidang
investasi oleh pemerintah; Penyelenggaraan penyusunan kebijakan dan sistem
informasi penanaman modal; Peningkatan efektivitas prosedur perijinan
investasi; serta Peningkatan tenaga kerja lokal yang memiliki kompetensi.
Kebijakan- kebijakan ini sejalan dengan upaya mendukung sasaran 1 nasional,
dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi wilayah.
2. Peningkatan produktivitas kawasan pertanian dan perikanan; Peningkatan
pelaku usaha pengolahan serta sentra- sentra pemasaran produk pertanian;
peternakan dan perikanan; serta Peningkatan pengawasan terhadap produk
pertanian, peternakan dan perikanan. Kebijakan- kebijakan ini sejalan dengan
upaya mendukung sasaran 1 nasional, untuk mewujudkan percepatan dan
perluasan pengembangan ekonomi wilayah serta mendukung sasaran 2
nasional untuk mendukung Percepatan pembangunan ekonomi nasional
berbasis maritim (kelautan).
3. Pengembangan desa mandiri percontohan; Peningkatan kesesuaian kualifikasi/
kapasitas sumber daya aparatur; Peningkatan pembinaan dan fasilitasi
pengelolaan keuangan desa; Penyelenggaraan pelatihan keterampilan dan
wirausaha bagi masyarakat di perdesaan; Peningkatan jumlah stimulan bagi
pembangunan desa; Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sarana dan prasarana perdesaan; Intensifikasi pelaksanaan pengawasan
terhadap keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan desa; Peningkatan
panjang jalan desa dalam kondisi baik; Peningkatan jumlah kelompok pengelola
air di perdesaan; serta Perluasan cakupan pelayanan sanitasi lingkungan di
perdesaan. Kebijakan- kebijakan ini sejalan dengan upaya mendukung sasaran
3 nasional, untuk menghindari terjadinya kesenjangan antar wilayah,
mendukung sasaran 5 nasional untuk mengendalikan (buffer) arus urbanisasi,
mendukung sasaran 7 nasional untuk mengurangi jumlah desa tertinggal,
II | 37 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
mendukung sasaran 8 nasional untuk mendukung keterkaitan pembangunan
kota- desa, serta mendukung sasaran 8 nasional dalam ragka pembangunan
perdesaan.
4. Peningkatan ketersediaan dokumen perencanaan tata ruang kawasan strategis
serta Peningkatan penyediaan sarana dan parasarana pada kawasan- kawasan
strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang WIlayah yang
sejalan dalam mendukung sasaran 4 nasional untuk mewujudkan percepatan
pembangunan kawasan strategis.
5. Peningkatan upaya pencegahan terjadinya bencana dan dampak bencana yang
sejalan dalam mendukung sasaran 11 terkait upaya mengurangi risiko bencana.
6. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah;
Peingkatan jumlah aparatur yang memiliki jabatan fungsional auditor;
Penyelenggaraan penilaian terhadap kinerja aparatur pemerintah; Penataan
Kelembagaan; Penyusunan Roadmap kewilayahan; Optimalisasi penataan arsip
daerah melalui peingkatan kapasitas SDM pengelola arsip daerah serta
peningkatan kualitas infrastruktur kearsipan; Peningkatan penyampaian
informasi kinerja pemerintah melalui media cetak, elektronik dan internet;
Peningkatan pelayanan pencatatan administrasi kependudukan,
Penyelenggaraan survei kepuasan masayrakat, Peningkatan berita daerah yang
dapat diakses oleh public; Peningkatan aplikasi komunikasi dan informasi
pemerintahan yang dapat diakses oleh Perangkat Daerah (PD); Optimalisasi
pendapatan daerah yang bersumber dari pajak dan retribusi; Penyelenggaraan
penusunan laporan penggunaan keuangan daerah; Optimalisasi pemanfaatan
aset daerah untuk mendukung peningkatan pendapatan daerah serta
Memfasilitasi penyusunan, pembahasan dan penetapan regulasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kebijakan – kebijalan ini sejalan
dengan upaya mendukung sasaran 12 nasional, untuk penguatan tata kelola
pemerintahan dan peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah.
7. Peningkatan ketersediaan dokumen perencanaan tata ruang; Intensifikasi
kerjasama penyelenggaraan perencanaan tata ruang dengan kabupaten/kota
yang berbatasan; Peningkatan efektivitas pemanfaatan ruang; Intensifikasi
II | 38 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
penyelenggaraan koordinasi pemanfaatan ruang dalam lingkup pemerintah;
Peningkatan penyediaan sarana dan parasarana pada kawasan- kawasan
strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;
Intensifikasi kerjasama penyelenggaraan pemanfaatan ruang dengan
kabupaten/kota yang berbatasan; Peningkatan peraturan dan dokumen
perencanaan yang mendukung terhadap upaya penertiban pengendalian
pemanfaatan ruang; serta kebijakan lain dalam aspek lingkungan hidup.
Kebijakan – kebijalan ini sejalan dengan upaya mendukung sasaran 13
nasional, untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, prioritas pembangunan daerah tersebut
diwujudkan ke dalam strategi pembangunan daerah yang kemudian menjadi dasar
bagi program-program kebijakan daerah yang terdapat dalam RKPD Kabupaten
Bandung. Penjabaran strategi untuk setiap prioritas pembangunan dapat dilihat pada
tabel 2.2.
Tabel 2.2
Isu Strategis Dirinci Per Prioritas Pembangunan
ISU STRATEGIS
PRIORITAS PEMBANGUNAN
Masih terbatasnya jaminan pendidikan dan
kesehatan bagi masyarakat
Peningkatan cakupan pelayanan dan
kualitas pendidikan
Peningkatan cakupan pelayanan dan
kualitas kesehatan
Masih perlunya penanggulangan
kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan dan
PMKS
Kurangnya sarana pelayanan publik yang
aman dan nyaman bagi wanita, anak-anak,
lansia, dan difabel
Peningkatan pelayanan sarana dan
prasarana dasar wilayah
Masih terbatasnya infrastruktur dasar
II | 39 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
ISU STRATEGIS
PRIORITAS PEMBANGUNAN
Belum efektifnya pengendalian
pencemaran lingkungan dan masih
terbatasnya luas ruang terbuka hijau
Pengendalian pencemaran lingkungan
Belum optimalnya penanganan banjir dan
kekeringan
Penanggulangan bencana banjir dan
kekeringan
Belum mantapnya ketahanan dan
kemandirian pangan
Pemantapan ketahanan dan
kemandirian pangan
Belum optimalnya kinerja pemerintahan
dan kerjasama dalam penyelenggaraan
ketertiban umum dan keamanan
Reformasi birokrasi
Pemantapan stabilitas keamanan dan
ketertiban masyarakat
Masih perlu ditingkatkannya daya saing
perekonomian produk unggulan
Peningkatan daya saing perekonomian
produk unggulan
Masih perlunya pemberdayaan masyarakat
desa
Pemantapan pembangunan wilayah
perdesaan
Sumber : Bappeda dalam RKPD Kabupaten Bandung, 2016
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perjanjian kinerja adalah lembar / dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi
yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang
menggarnbarkan tewujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan.
Indikator kinerja instansi pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi.
Indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria spesifik, dapat diukur,
dapat dicapai, relevan, dan sesuai dengan kurun waktu tertentu. Pemerintah
Kabupaten Bandung telah menetapkan Keputusan Bupati Nomor 061/Kep.674-
Org/2016 tentang Indikator Kinerja Utama Rencana Pembangunan Jangka
Menengan Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 diaplikasikan sebanyak
38 (Tiga puluh delapan) sasaran strategis dan 64 (enam puluh empat) Indikator
Kinerja Utama. Menindaklanjuti dari hasil pencapaian nilai SAKIP yang kurang
II | 40 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
maksimal ditahun 2015 maka Pemerintah Kabupaten Bandung melalui tim yang
terdiri unsur Bappeda, Bagian Organisasi dan Bagian Program melakukan evaluasi
terhadap Indikator Kinerja Utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021. Dari Hasil evaluasi
dilakukan revisi terhadap Keputusan Bupati Nomor Nomor 061/Kep.674-Org/2016
tentang Indikator Kinerja Utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021. Adapun yang menjadi dasar
perubahan Keputusan Bupati tersebut adalah masih ditemukannya Indikator yang
bersifat output tidak outcome, juga ada beberapa indikator yang semula ditetapkan
menjadi Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Bandung namun setelah
diuji dengan metoda pohon kinerja cukup menjadi Indikator Kinerja Utama Kepala
Perangkat Daerah. Dari semula 38 (Tiga puluh delapan) sasaran strategis dan 64
(enam puluh empat) Indikator Kinerja Utama setelah direvisi dengan terbitnya
Surat Keputusan Bupati Bandung Nomor 061/Kep.232.Org/2017, maka ditetapkan
sebanyak 30 (Tiga puluh) sasaran strategis dan 34 (tiga puluh empat) Indikator
Kinerja Utama. Sedangkan 8 sasaran dan 30 Indikator yang semula tercantum
dalam Indikator Kinerja Uama Pemerintah Kabupaten Bandung menjadi Indikator
Kinerja Kepala Perangkat Daerah. Sehingga pada penyusunan LKIP Pemerintah
Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2016 diukur sebanyak 30 (Tiga puluh)
sasaran strategis dan 34 (tiga puluh empat) Indikator Kinerja Utama.
Dibawah ini pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 akan sajikan perbandingan antara
Indikator Kinerja Utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2021 sebelum dan sesudah direvisi.
II | 41 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2021
(Sebelum Perubahan)
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
Misi kesatu :
“Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan”
Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan berkualitas dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan
1. Optimalnya ketersediaan fasilitas pendidikan formal baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas
Persentase ruang kelas baik :
1. Tingkat SD/MI/Sederajat;
2. Tingkat SMP/MTs/Sederajat.
2. Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah
3. APM SD/MI/Sederajat;
4. APM SMP/MTs/Sederajat;
5. APM SMA/MA/Sederajat;
6. APK SD/MI/Sederajat;
7. APK SMP/MTs/Sederajat;
8. APK SMA/MA/Sederajat.
3. Meningkatnya jumlah guru profesional
Persentase tingkat pendidikan guru (berkualifikasi S1/DIV ke atas):
9. Tingkat SD/MI/Sederajat;
10. Tingkat SMP/MTs/Sederajat;
11. Tingkat SMA/MA/SMK/Sederajat.
4. Meningkatnya kompetensi penduduk melalui penguasaan budaya lokal, olah raga, dan pendidikan non formal
12. Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat Provinsi (Orang);
13. APK Paket A;
14. APK Paket B;
15. APK Paket C.
5. Meningkatnya budaya baca masyarakat Kabupaten Bandung
16. Jumlah Pengunjung Perpustakaan (orang);
Misi kedua : “Mengoptimalkan kuantitas dan
Meningkatkan pelayanan kesehatan serta
1. Optimalnya penyediaan layanan
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Bidang Kesehatan.
II | 42 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
kualitas pelayanan kesehatan”.
meningkatkan drajat kesehatan masyarakat
kesehatan oleh pemerintah
2. Meningkatnya drajat kesehatan penduduk sejalan dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera
1. Angka Harapan Hidup (AHH); 2. Angka Kematian Bayi (AKB); 3. Cakupan pasangan usia subur
peserta KB Aktif.
3. Meningkatknya kesadaran penduduk untuk menerapkan perilaku hidup bersih
1. Persentase PHBS pada rumah tangga;
2. Persentase penyelenggaraan promosi kesehatan.
Misi ketiga : “Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata ruang wilayah dengan memperhatikan aspek kebencanaan”.
Meningkatkan Ketersediaan dan kualitas Infrastruktur dasar yang tahan terhadap bencana serta mewujudkan keserasian
pembangunan dengan tata ruang wilayah
1. Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan keselamatan terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi (%)
1. Rata-rata persentase jalan mantap (baik dan sedang);
2. Level of Service (LOS).
2. Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber air
1. Akses aman terhadap air bersih.
3. Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten Bandung
2. Persentase terbangunnya sistem jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja).
II | 43 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
4. Meningkatnya kualitas kawasan permukiman
1. Persentase luas kawasan kumuh (%).
5. Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi
1. Persentase terbangunnya jaringan fiber optik.
6. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur listrik dan energi yang merata mencakup seluruh wilayah
2. Rasio Elektrifikasi
7. Meningkatnya efektivitas perencanaan tata ruang
1. Persentase tersedianya dokumen penataan ruang;
2. Persentase keterpaduan antar daerah yang berbatasan mengenai kerjasama perencanaan penyediaan sarana, prasarana dan pelayanan publik.
8. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan ruang
3. Persentase luas pemanfaatan lahan budidaya non pertanian yang berijin sesuai rencana tata ruang;
9. Optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang
10. Meningkatnya upaya pengelolaan sarana dan
4. Akses terhadap sanitasi.
II | 44 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
prasarana sanitasi
11. Meningkatnya mitigasi dan adaptasi terhadap resiko bencana
5. Persentase korban bencana yang tertangani.
12. Meningkatnya upaya penanganan masyarakat yang tergenang banjir
6. Tertanganinya wilayah berpotensi banjir seluas 14,937,9 m2;
7. Persentase polder/kolam retensi;
8. Persentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota.
Misi keempat : “Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat”.
Mengentaskan permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Bandung
1. Berkurangnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
1. Rata – rata PMKS yang ditangani dan mampu berinteraksi sosial (%).
2. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan
2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Misi kelima : “Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif”.
Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah
1. Tercapainya Kondisi Ketahanan Pangan
1. Persentase ketersediaan pangan utama (Skor PPH Ketersediaan).
2. Meningkatnya daya saing komoditas pertanian
2. Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional.
3. Meningkatnya kesejahteraan petani
3. Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama.
4. Meningkatnya transaksi pada sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten
4. LPE Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (%).
II | 45 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
Bandung
5. Meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta produktivitas UMKM-IKM dan kualitas produk unggulan
5. Nilai omzet UMKM-IKM (Rp Trilyun).
1. Meningkatnya destinasi wisata
6. Jumlah Objek Wisata yang dikembangkan.
2. Meningkatnya kemudahan investasi
7. Nilai Investasi (Rp Trilyun).
Misi keenam : “Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup”.
Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan serta perubahan iklim
1. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan
1. Persentase Pengendalian Pencemaran Air;
2. Pengendalian Pencemaran Udara;
3. Pengendalian Pengelolaan Limbah B3;
4. Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah.
2. Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
5. Persentase luas lahan kritis yang tertanami (%);
6. Luas Persemaian Desa/Kebun Rakyat;
7. Meningkatnya Persentase Ruang Terbuka Hijau (%).
3. Adaptasi perubahan iklim
8. Jumlah kecamatan/desa yang memiliki dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) Adaptasi Perubahan Iklim (API).
Misi ketujuh : “Meningkatkan Kemandirian Desa”.
Meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan wilayah
1. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat perdesaan
1. Jumlah desa swasembada/cepat berkembang;
2. Jumlah desa swakarya/desa berkembang.
2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
3. Jumlah swadaya dalam pembangunan desa.
II | 46 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
Misi kedelapan : “Meningkatkan Reformasi Birokrasi”.
Meningkatkan kinerja aparatur dan kelembagaan penyelenggara pelayanan publik
1. Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah
1. Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur (%).
2. Meningkatkan efisiensi kinerja dan fungsi kelembagaan
2. Jumlah Perangkat Daerah yang telah ditata secara kelembagaan.
3. Meningkatkan pemanfaatan potensi daerah
3. Jumlah kecamatan yang telah memiliki roadmap kewilayahan.
4. Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik
4. Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan kearsipan;
5. Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh Perangkat Daerah.
5. Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
6. Jumlah aplikasi yang terintegrasi.
6. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
7. Status Laporan.
7. Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
8. Persentase kesesuaian program pada dokumen perencanaan terhadap program pada dokumen anggaran.
Misi kesembilan : “Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah”.
Meningkatkan stabilitas kemanan yang kondusif bagi pembangunan wilayah
1. Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat
1. Persentase Penegakan Perda.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga keamanan dan
2. Persentase peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti pendidikan politik.
II | 47 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
ketertiban masyarakat
Tabel. 2.4 Indikator Kinerja Utama
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung tahun 2016 – 2021
(Setelah Perubahan)
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
Misi kesatu :
“Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan”
Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan berkualitas dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan
1. Optimalnya ketersediaan fasilitas pendidikan formal baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas
Persentase ruang kelas baik :
a. Tingkat SD/MI/Sederajat;
b. Tingkat SMP/MTs/Sederajat.
2. Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah
Angka Partisipasi Murni (APM)
a. APM SD/MI/Sederajat;
b. APM SMP/MTs/Sederajat;
c. APM SMA/MA/Sederajat;
Angka Partisipasi Kasar (APK)
a. APK SD/MI/Sederajat;
b. APK SMP/MTs/Sederajat;
c. APK SMA/MA/Sederajat.
3. Meningkatnya jumlah guru profesional
Persentase tingkat pendidikan guru (berkualifikasi S1/DIV ke atas):
a. Tingkat SD/MI/Sederajat;
b. Tingkat SMP/MTs/Sederajat;
c. Tingkat SMA/MA/SMK/Sederajat.
Misi kedua : “Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan”.
Meningkatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan drajat kesehatan masyarakat
4. Optimalnya penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Bidang Kesehatan.
5. Meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH);
II | 48 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
drajat kesehatan penduduk sejalan dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera
6. Meningkatknya kesadaran penduduk untuk menerapkan perilaku hidup bersih
Persentase PHBS pada rumah tangga;
Misi ketiga : “Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata ruang wilayah dengan memperhatikan aspek kebencanaan”.
Meningkatkan Ketersediaan dan kualitas Infrastruktur dasar yang tahan terhadap bencana serta mewujudkan keserasian
pembangunan dengan tata ruang wilayah
7. Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan keselamatan terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi (%)
Rata-rata persentase jalan mantap (baik dan sedang);
8. Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber air
Akses aman terhadap air bersih.
9. Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten Bandung
Persentase terbangunnya sistem jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja).
10. Meningkatnya kualitas kawasan permukiman
Persentase luas kawasan kumuh (%).
11. Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi
Persentase terbangunnya jaringan fiber optik.
12. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan
Persentase luas pemanfaatan lahan budidaya non pertanian yang berijin sesuai rencana tata ruang;
II | 49 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
ruang
13. Meningkatnya upaya pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi
Akses terhadap sanitasi.
14. Meningkatnya upaya penanganan masyarakat yang tergenang banjir
Persentase polder/kolam retensi;
Persentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota.
Misi keempat : “Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat”.
Mengentaskan permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Bandung
15. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Misi kelima : “Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif”.
Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah
16. Tercapainya Kondisi Ketahanan Pangan
Persentase ketersediaan pangan utama (Skor PPH Ketersediaan).
17. Meningkatnya daya saing komoditas pertanian
Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional.
18. Meningkatnya kesejahteraan petani
Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama.
19. Meningkatnya transaksi pada sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Bandung
LPE Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (%).
20. Meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta produktivitas UMKM-IKM dan kualitas produk unggulan
Nilai omzet UMKM-IKM (Rp Trilyun).
21. Meningkatnya kemudahan investasi
Nilai Investasi (Rp Trilyun).
II | 50 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Visi : “Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran/ IKU
Misi keenam : “Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup”.
Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan serta perubahan iklim
22. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan
Persentase Pengendalian Pencemaran Air;
Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah.
23. Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
Persentase luas lahan kritis yang tertanami (%);
Misi ketujuh : “Meningkatkan Kemandirian Desa”.
Meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan wilayah
24. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat perdesaan
Jumlah desa swasembada/cepat berkembang;
Jumlah desa swakarya/desa berkembang.
25. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
Jumlah swadaya dalam pembangunan desa.
Misi kedelapan : “Meningkatkan Reformasi Birokrasi”.
Meningkatkan kinerja aparatur dan kelembagaan penyelenggara pelayanan publik
26. Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah
Presentase Peningkatan Kapasitas Aparatur (%).
27. Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh Perangkat Daerah.
28. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Status Laporan.(Opini BPK)
29. Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Persentase kesesuaian program pada dokumen perencanaan terhadap program pada dokumen anggaran.
Misi kesembilan : “Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Wilayah”.
Meningkatkan stabilitas kemanan yang kondusif bagi pembangunan wilayah
30. Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat
Persentase Penegakan Perda.
II | 51 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Penetapan kinerja yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun
2016 ditetapkan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif dan akuntabel.
Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten BandungTahun 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan berkualitas dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan
1. Optimalnya ketersediaan fasilitas pendidikan formal baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas
Persentase Ruang kelas baik :
Tingkat SD/MI/Sederajat
72,58
Tingkat SMP/MTs/Sederajat
84,76
2. Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah
APM SD/MI/Sederajat
94,69
APM SMP/MTs/Sederajat
82,87
APM SMA/MA/Sederajat
42,17
APK SD/MI/Sederajat
105,39
APK SMP/MTs/Sederajat
97,78
APK SMA/MA/Sederajat
57
3. Meningkatnya jumlah guru profesional Persentase tingkat pendidikan guru (berkualifikasi S1/DIV dan keatas) :
Tingkat SD/MI/Sederajat
77,43
Tingkat SMP/MTs/Sederajat
83,51
Tingkat SMA/MA/Sederajat
81,65
4. Meningkatnya kompetensi penduduk melalui penguasaan budaya lokal, olah raga, dan pendidikan non formal
Jumlah atlet yang berprestasi di tingkat Provinsi (Orang)
731
APK Paket A
0,59
APK Paket B
3,78
APK Paket C
2,30
5. Meningkatnya minat baca masyarakat Kabupaten Bandung
Jumlah pengunjung perpustakaan (orang)
136
II | 52 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
Tujuan 2 : Meningkatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan drajat kesehatan masyarakat
6. Optimalnya penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Bidang Kesehatan
76,09
7. Meningkatnya drajat kesehatan penduduk sejalan dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera
Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun)
71,23
Angka Kematian Bayi (AKB) (%)
33,62
Cakupan pasangan usia subur peserta KB aktif (%)
83
8. Meningkatnya kesadaran penduduk untuk menerapkan perilaku hidup bersih
Persentase PHBS pada rumah tangga
43,7
Persentase penyelenggaraan promosi kesehatan
80
Tujuan 3 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Infrastruktur dasar yang tahan terhadap bencana serta mewujudkan keserasian pembangunan dengan tata ruang wilayah
9. Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan keselamatan terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi (%)
Rata-rata persentase jalan mantap (baik dan sedang)
84,63
Level of Service (LOS)
LOS D (3)
10. Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber air
Akses aman terhadap air bersih 100
11. Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten Bandung
Persentase terbangunnya sistem jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja)
20
12. Meningkatnya kualitas kawasan permukiman
Persentase luas kawasan kumuh (%)
7,51
13. Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi
Persentase terbangunnya jaringan fiber optik
36
14. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur listrik dan energi yang merata mencakup seluruh wilayah
Rasio elektrifikasi 87
15. Meningkatnya efektivitas perencanaan tata ruang
Persentase tersedianya dokumen penataan ruang
1
Persentase keterpaduan antar daerah yang berbatasan mengenai
36
II | 53 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
kerjasama perencanaan penyediaan sarana, prasarana dan pelayanan publik
16. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan ruang wilayah
Persentase luas pemanfaatan lahan budidaya non pertanian yang berijin sesuai rencana tata ruang
56
17. Meningkatnya upaya pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi
Akses terhadap sanitasi (%) 60
18. Meningkatnya mitigasi dan adaptasi terhadap resiko bencana
Persentase korban bencana yang tertangani
80
19. Meningkatnya upaya penanganan masyarakat yang tergenang banjir
Tertanganinya wilayah berpotensi banjir
14,937,9 m2
Persentase polder/kolam retensi
100
Persentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota
8,36
Tujuan 4 : Mengentaskan permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Bandung
20. Berkurangnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Rata – rata PMKS yang ditangani dan mampu berinteraksi sosial (%)
50,84
Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 8,47
Tujuan 5 : Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah
21. Tercapainya Kondisi Ketahanan Pangan
Persentase ketersediaan pangan utama (Skor PPH Ketersediaan)
83,6
22. Meningkatnya daya saing komoditas pertanian
Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional
5
23. Meningkatnya transaksi pada sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Bandung
LPE Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (%)
9,15
24. Meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta produktivitas UMKM-IKM dan kualitas produk unggulan
Nilai omzet UMKM-IKM (Rp Trilyun)
4,24
25. Meningkatnya kesejahteraan petani Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama
223
26. Meningkatnya destinasi wisata Jumlah Objek Wisata yang 58
II | 54 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
dikembangkan
27. Meningkatnya investasi Nilai Investasi (Rp Trilyun)
7,00
Tujuan 6 : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan serta perubahan iklim
28. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan
Persentase Pengendalian Pencemaran Air
54,54
Pengendalian Pencemaran Udara
87,87
Pengendalian Pengelolaan Limbah B3
43,43
Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah
24
29. Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
Persentase luas lahan kritis yang tertanami (%)
68,03
Luas Persemaian Desa/Kebun Rakyat
0,65
Meningkatnya Persentase Ruang Terbuka Hijau (%)
0,20
Tujuan 7 : Meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan wilayah
30. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat perdesaan
Jumlah desa swasembada/cepat berkembang
5
Jumlah desa swakarya/desa berkembang
19
31. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
Jumlah swadaya dalam pembangunan desa
30
Tujuan 8 : Meningkatkan kinerja aparatur dan kelembagaan penyelenggara pelayanan publik
32. Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah
Persentase Peningkatan Kapasitas Aparatur (%).
20,60
33. Meningkatkan efisiensi kinerja dan fungsi kelembagaan
Jumlah Perangkat Daerah yang telah ditata secara kelembagaan
72
34. Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik
Jumlah lembaga yang sudah melaksanakan penataan kearsipan
35
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh Perangkat Daerah
6
II | 55 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
35. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Status Laporan WDP
36. Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Persentase kesesuaian program pada dokumen perencanaan terhadap program pada dokumen anggaran
100
Tujuan 9 : Meningkatkan stabilitas keamanan yang kondusif bagi pembangunan wilayah
37. Meningkatnya kemanan dan ketertiban masyarakat
Persentase Penegakan Perda
100
38. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
Persentase peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti pendidikan politik
75
Adapun Perjanjian Kerja Pemerintah Kabupaten Bandung Hasil Evaluasi dan
Penyederhanaan ada pada tabel berikut dibawah ini
Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Hasil Evaluasi dan Penyederhanaan
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan berkualitas dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan
1. Optimalnya ketersediaan fasilitas pendidikan formal baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas
Persentase Ruang kelas baik :
Tingkat SD/MI/Sederajat
72,58
Tingkat SMP/MTs/Sederajat
84,76
2. Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah
Angka Partisipasi Murni (APM):
APM SD/MI/Sederajat 94,69
II | 56 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
APM SMP/MTs/Sederajat
82,87
APM SMA/MA/Sederajat
42,17
APK SD/MI/Sederajat
105,39
APK SMP/MTs/Sederajat
97,78
APK SMA/MA/Sederajat
57
3. Meningkatnya jumlah guru profesional
Persentase tingkat pendidikan guru (berkualifikasi S1/DIV dan keatas) :
Tingkat SD/MI/Sederajat
77,43
Tingkat SMP/MTs/Sederajat
83,51
Tingkat SMA/MA/Sederajat
81,65
Tujuan 2 : Meningkatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan drajat kesehatan masyarakat
4. Optimalnya penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Bidang Kesehatan
76,09
5. Meningkatnya drajat kesehatan penduduk sejalan dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera
Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun)
71,23
6. Meningkatnya kesadaran penduduk untuk menerapkan perilaku hidup bersih
Persentase PHBS pada rumah tangga
43,7
Tujuan 3 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Infrastruktur dasar yang tahan terhadap bencana serta mewujudkan keserasian pembangunan dengan tata ruang wilayah
7. Meningkatnya aksesbilitas, Rata-rata persentase jalan 84,63
II | 57 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
kapasitas dan keselamatan terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi (%)
mantap (baik dan sedang)
8. Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber air
Akses aman terhadap air bersih 100
9. Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten Bandung
Persentase terbangunnya sistem jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja)
20
10. Meningkatnya kualitas kawasan permukiman
Persentase luas kawasan kumuh (%)
9,38
11. Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi
Persentase terbangunnya jaringan fiber optik
36
12. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan ruang wilayah
Persentase luas pemanfaatan lahan budidaya non pertanian yang berijin sesuai rencana tata ruang
56
13. Meningkatnya upaya pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi
Akses terhadap sanitasi (%) 60
14. Meningkatnya upaya penanganan masyarakat yang tergenang banjir
Persentase polder/kolam retensi
100
Persentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota
8,36
Tujuan 4 : Mengentaskan permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Bandung
15. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
8,47
II | 58 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
Tujuan 5 : Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah
16. Tercapainya Kondisi Ketahanan Pangan
Persentase ketersediaan pangan utama (Skor PPH Ketersediaan)
83,6
17. Meningkatnya daya saing komoditas pertanian
Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional
5
18. Meningkatnya transaksi pada sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Bandung
LPE Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (%)
9,15
19. Meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta produktivitas UMKM-IKM dan kualitas produk unggulan
Nilai omzet UMKM-IKM (Rp Trilyun)
4,24
20. Meningkatnya kesejahteraan petani
Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama
223
21. Meningkatnya investasi Nilai Investasi (Rp Trilyun)
7,00
Tujuan 6 : Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan serta perubahan iklim
22. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan
Persentase Pengendalian Pencemaran Air
54,54
Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah
24
23. Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
Persentase luas lahan kritis yang tertanami (%)
68,03
Tujuan 7 : Meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan wilayah
24. Meningkatnya pemberdayaan Jumlah desa swasembada/cepat 5
II | 59 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
masyarakat perdesaan berkembang
Jumlah desa swakarya/desa berkembang
19
25. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
Jumlah swadaya dalam pembangunan desa
30
Tujuan 8 : Meningkatkan kinerja aparatur dan kelembagaan penyelenggara pelayanan publik
26. Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah
Persentase Peningkatan Kapasitas Aparatur (%).
20,60
27. Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh Perangkat Daerah
6
28. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Status Laporan (Opini BPK) WDP
29. Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Persentase kesesuaian program pada dokumen perencanaan terhadap program pada dokumen anggaran
100
Tujuan 9 : Meningkatkan stabilitas keamanan yang kondusif bagi pembangunan wilayah
30. Meningkatnya kemanan dan ketertiban masyarakat
Persentase Penegakan Perda
100
II | 60 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
Jumlah Anggaran Program Pendukung Rp. 1.994.345.799.069 dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 2.5 Anggaran Program Pendukung
No. Program Anggaran
(1) (2) (3) 1. Program fasilitas pindah/purna tugas PNS 299.000.000
2. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
4.771.843.650
3. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
5.694.116.452
4. Program Keluarga Berencana 5.661.637.000 5. Program Ketahanan Pangan 16.338.230.000 6. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 11.785.918.900
7. Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan
515.000.000
8. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
58.695.704.217
9. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
26.019.560.450
10.
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
4.514.818.000
11. Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan
80.000.000
12. Program Penataan Administrasi Kependudukan
11.679.352.850
13. Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif
355.070.000
14. Program Pendidikan Anak Usia Dini 19.894.021.912 15. Program pengembangan data/informasi 1.439.265.000
16. Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
1.208.903.000
17. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
21.005.248.100
18. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
4.496.958.250
19. Program Pengembangan Nilai Budaya 4.646.703.400
20. Program pengembangan pemasaran pariwisata
1.051.850.000
II | 61 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No. Program Anggaran
(1) (2) (3) 21. Program Pengembangan Perumahan 21.260.733.536
22. Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
1.356.537.500
23. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
23.026.835.550
24. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
15.009.840.500
25. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
5.566.104.600
26. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
1.636.719.000
27. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
16.471.675.000
28. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
2.184.000.000
29. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
106.300.000
30. Program Perencanaan Tata Ruang 2.044.660.000
31. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
500.000.000
32. Program Kerjasama Pembangunan 100.000.000 33. Program Kesehatan Reproduksi Remaja 604.765.000 34. Program Lingkungan Sehat Perumahan 36.111.816.489
35. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
5.086.506.000
36. Program Pemanfaatan Ruang 700.000.000
37. Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
20.491.871.000
38. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
6.824.499.626
39. Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
512.100.000
40. Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
1.305.000.000
41. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 5.211.550.000
42. Program pengembangan destinasi pariwisata
572.926.000
43. Program pengembangan industri kecil dan menengah
523.000.000
II | 62 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No. Program Anggaran
(1) (2) (3)
44. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
1.683.100.000
45. Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
238.514.000
46. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
2.983.330.000
47. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
1.709.797.000
48. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
1.170.000.000
49. Program Peningkatan Kesempatan Kerja 9.295.505.000
50. Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)
6.777.110.124
51. Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah
4.118.680.000
52. Program peningkatan peran serta kepemudaan
1.437.370.000
53. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
514.873.000
54. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
130.000.000
55. Program rehabilitasi hutan dan lahan 3.870.860.000 56. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 450.441.169.280
57. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
92.469.622.776
58. Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
600.000.000
59. Pogram peningkatan pelayanan angkutan 992.675.000
60. Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi
277.300.000
61. Program pembangunan turap/talud/bronjong
53.146.581.100
62. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
250.000.000
63. Program pembinaan anak terlantar 1.289.565.050
64. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
3.399.200.000
65. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan
177.390.000
66. Program Pendidikan Menengah 50.361.421.120
II | 63 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No. Program Anggaran
(1) (2) (3) 67. Program Pengawasan Obat dan Makanan 185.273.000
68. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
5.204.850.000
69. Program pengembangan Kemitraan 478.200.000
70. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
334.350.000
71. Program pengembangan wawasan kebangsaan
3.162.645.024
72 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
741.273.000
73. Program peningkatan dan pengembangan ekspor
670.000.000
74. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
15.317.139.540
75. Program peningkatan kemampuan teknologi industri
1.326.800.000
76. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
455.250.000
77. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
2.870.760.400
78. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
1.888.000.000
79. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
89.300.000
80. Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana, dan prasarana daerah
305.000.000
81. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
2.038.350.000
82. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
3.164.960.000
83. Program transmigrasi regional 300.000.000
84. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan
3.088.638.500
85. Program kerjasama informasi dengan mas media
500.000.000
86. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
12.750.000
87. Program pembinaan para penyandang 1.656.589.775
II | 64 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No. Program Anggaran
(1) (2) (3) cacat dan trauma
88. ram pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
2.881.296.820
89. Program Pendidikan Non Formal 10.134.042.911 90. Program pengembangan kerjasama
pengelolaan kekayaan budaya 15.000.000
91. rogram peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
8.817.170.000
92. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
1.976.694.500
93. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
961.862.500
94. Program peningkatan kualitas pelayanan informasi
396.540.000
95. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
11.848.334.000
96. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
1.969.360.000
97. Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial
47.920.000
98. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
335.319.233.000
99. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa
35.350.000
100. Program pembinaan panti asuhan /panti jompo
109.715.000
101. Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan
269.600.000
102. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga
19.706.895.000
103. Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
6.918.275.000
104. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
3.187.687.525
105. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
299.850.000
106. Program peningkatan peran perempuan di perdesaan
14.320.000
107. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
3.078.469.400
108. Program perencanaan pengembangan 1.147.880.000
II | 65 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No. Program Anggaran
(1) (2) (3) kota-kota menengah dan besar
109. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1.422.291.000
110. Program Inspeksi kondisi jalan dan jembatan
663.635.000
111. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
1.104.640.000
112. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
4.445.484.000
113. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)
322.990.000
114. Program pengelolaan areal pemakaman 1.144.999.200 115. Program pengembangan budidaya
perikanan 4.484.685.000
116. Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
100.000.000
117. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor
3.805.345.000
118. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5.623.350.881
119. Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)
300.000.000
120. Program peningkatan pengendalian polusi
3.726.900.000
121. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
22.451.621.920
122. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 866.752.600 123. Program perencanaan dan
pengembangan hutan 100.000.000
124. Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
1.115.878.000
125. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
2.801.660.900
126. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
1.470.914.000
127. Program pendidikan politik masyarakat 614.359.450
128. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
33.500.000
II | 66 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No. Program Anggaran
(1) (2) (3) 129. Program Pengembangan Lingkungan
Sehat 926.149.000
130. Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS
150.000.000
131. Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
156.494.400
132. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
112.851.561.950
133. Program perencanaan pembangunan daerah
5.278.130.375
134. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
2.210.465.000
135. Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan
375.000.000
136. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
3.606.180.150
137. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
5.832.790.000
138. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
145.445.000
139. Program peningkatan produksi hasil peternakan
3.871.852.500
140. Program perencanaan pembangunan ekonomi
1.660.890.000
141. Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
412.000.000
142. Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
2.444.947.000
143. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
3.754.728.500
144. Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga
370.323.180
145. Program perencanaan sosial dan budaya 591.500.000 146. Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan 1.503.370.450
147. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
68.002.998.620
148. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
9.579.573.025
II | 67 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
No. Program Anggaran
(1) (2) (3) 149. Program pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
19.350.200.000
150. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
934.392.500
151. Program perancanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
145.850.000
152. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya
30.003.447.500
153. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
2.829.592.000
154. Program Penjaminan Produk Asal Hewan/Ternak
3.351.581.000
155. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
6.548.243.201
156. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata
28.804.560.000
157. Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya
251.000.000
158. Program Penataan Daerah Otonomi Baru 700.000.000 159. Program kemitraan peningkatan
pelayanan kesehatan 8.154.510.000
160. Program pengendalian banjir 10.372.740.000 161. Program pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh 7.162.075.000
162. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
52.700.000
163. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
31.382.141.440
164. Program rehabilitasi/pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-gorong
46.832.944.000
165. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
6.553.069.400
166. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
2.973.017.600
Total 1.994.345.799.069
III | 1 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Pemerintah Kabupaten Bandung sebagai pihak pemegang amanah
masyarakat, berkewajiban memberikan laporan akuntabilitas kinerja sesuai dengan
amanat Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah; Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan dan Pemberantasan
Korupsi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin
adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat; Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan kinerja Instansi
Pemerintah. Dalam penyusunan laporan akuntabilitas ini, Kabupaten Bandung
mengacu kepada ketentuan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan peraturan tersebut, analisis
akuntabilitas kinerja dinilai berdasarkan capaian kinerja organisasi dan realisasi
anggaran.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan bentuk akuntabilitas
Pemerintah Kabupaten Bandung sebagai pihak pemegang amanah untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas
dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah
(principal). LKIP ini dibuat sebagai usaha perwujudan Good Governance untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi pemerintahan
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dilakukan dengan
cara membandingkan antara realisasi capaian target kinerja pada akhir tahun
pelaksanaan anggaran dengan rencana target kinerja yang telah ditetapkan pada awal
tahun pelaksanaan anggaran dengan bentuk Perjanjian Kinerja (PK).
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
III | 2 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Pengukuran kinerja pemerintah
Kabupaten Bandung, memanfaatkan data
kinerja yang diperoleh melalui sistem
pengumpulan data kinerja dari dua sumber,
yaitu:
1. Data internal yang berasal dari sistem
informasi dan pelaporan yang ada, baik
laporan kegiatan reguler yang ada seperti laporan bulanan, triwulanan,
semesteran, laporan akuntabilitas kinerja OPD, laporan keuangan OPD / laporan
keuangan pemerintah daerah maupun laporan kegiatan tahunan lainnya;
2. Data eksternal, digunakan data-data skunder sepanjang relevan dengan
pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung, khususnya data-data yang
bersumber atas hasil hitung Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung
walaupun data masih bersifat sementara karena Badan Pusat Statistik (BPS) baru
mengeluarkan Data Makro Kabupaten Bandung tahun 2016 di bulan Agustus 2017.
Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran, dilakukan analisis dan evaluasi
terhadap capaian setiap indikator kinerja untuk memberikan penjelasan tentang
keberhasilan atau ketidakberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan dan program dalam
mewujudkan kondisi sasaran yang diharapkan. Untuk mempermudah interpretasi atas
pencapaian sasaran dan program/kegiatan serta indikator makro diberlakukan nilai
disertai makna dari nilai yang termuat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Intrepretasi Pencapaian Kinerja
No. Katagori Nilai Capaian
(%) Interpretasi
1. AA >90 -100 Sangat Memuaskan,
2. A >80 – 90 Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel
3. BB >70 – 80 Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal.
4. B >60 – 70 Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan
untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan.
5. CC >50 – 60 Cukup (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu banyak perbaikan tidak mendasar.
6. C >50 – 60 Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar.
Formulasi Perhitungan Pencapaian Kinerja
𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 × 100%
Keterangan :
Pengukuran realisasi setiap indikator sasaran dihitung oleh masing-masing OPD
III | 3 LKIP Kabupaten Bandung 2016
7. D 0 - 30 Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk penerapan manajemen kinerja; Perlu banyak perbaikan, sebagian perubahan yang sangat mendasar.
Sumber : Permen PAN dan RB No. 12 Tahun 2015
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian
kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab–sebab
tercapai atau tidak tercapaianya kinerja yang diharapkan.
A. CAPAIAN KINERJA
Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama
tahun 2016, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Bandung
berupa Dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung, Indikator Kinerja
Utama (IKU) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tentang prioritas dan sasaran
Pembangunan Daerah Tahun 2016.
Adapun pengukuran pencapaian kinerja yang dimaksud adalah
membandingkan target dari 30 sasaran dan 34 indikator kinerja (IKU setelah direvisi)
dengan realisasi kinerjanya. Penyajian capaian kinerja ini akan disajikan berdasarkan
tujuan pembangunan daerah sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021
Pengukuran Tujuan 1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan
berkualitas dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan melalui 3 Sasaran
dengan 4 Indikator kinerja sasaran. Dalam proses implementasi dari perwujudan tujuan
ini, Pemerintah Kabupaten Bandung melaksanakan urusan pemerintahan daerah di
bidang pendidikan.
Hasil pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran, dan
analisa capaian kinerja dalam tujuan ini diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut.
Tujuan 1 : Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan Berkualitas dan Partisipasi Masyarakat Dalam Bidang
Pendidikan
III | 4 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sasaran 1 : Optimalnya Ketersedian Fasilitas Pendidikan Formal Baik
Dari Segi Kuantitas Maupun Dari Segi Kualitas
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Optimalnya ketersedian fasilitas pendidikan formal baik dari segi kuantitas
maupun dari segi kualitas diukur melalui persentase ruang kelas baik di tingkat
SD/MI/Sederajat dan persentase ruang kelas baik di tingkat SMP/MTS/Sederajat..
Capaian Indikator kinerja persentase ruang kelas baik dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
Tabel 3.2
Pengukuran Capaian Sasaran 1 Optimalnya Ketersediaan Fasilitas Pendidikan
Formal Baik Dari Segi Kuantitas Maupun dari Segi Kualitas
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Trget RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase Ruang Kelas Baik
Tingkat SD/MI/Sederajat % 72,58 75,67 104,26 67,4 75,67
Tingkat SMP/MTS/Sederajat % 84,76 85,58 100,97 76,72 85,58
Sumber : LKIP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Tahun 2016 Dari pengukuran sasaran ini, persentasi ruang kelas baik pada tingkat
SD/MI/Sederajat maupun pada tingkat SMP/MTS/Sederajat pada tahun 2016 telah
melebihi target yang telah ditetapkan bahkan melebihi target RPJMD pada tahun
2016. Untuk tingkat SD/MI/Sederajat persentase ruang kelas baik realisasinya
mencapai 75,67%, sedangkan untuk tingkat SMP/MTS/Sederajat realisasinya
mencapai 85,58%. Capaian indikator kinerja pada sasaran ini sangat memuaskan
dengan rata-rata capaian mencapai 104,26% untuk presentase ruang kelas baik di
tingkat SD/MI/sederajat, dan 100,97% untuk persentase ruang kelas baik di tingkat
SMP/MTS/Sederajat. Nilai rata-rata capaian kinerja untuk sasaran untuk sasaran ini
adalah 102,61%
III | 5 LKIP Kabupaten Bandung 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
Persentase ruang kelas baik menggambarkan optimalnya ketersediaan fasilitas
pendidikan formal di Kabupaten Bandung baik dari segi kuantitas maupun Capaian
kualitasnya guna menunjang peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Bandung
Sumber : LKIP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Pada tabel diatas bisa kita lihat bahwa secara keseluruhan bahwa Pemerintah
Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan sasaran indikator kinerja persentase ruang
kelas baik pada tahun 2016 telah melebihi target yang telah ditetapkan. Capaian
realisasi indikator kinerja persentase ruang kelas baik pada tahun 2016 merupakan
salah satu upaya pencapaian sasaran strategis Optimalnya ketersedian fasilitas
pendidikan formal baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.
Upaya pencapaian realisasi sasaran Optimalnya ketersedian fasilitas
pendidikan formal baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.terlaksana
melalui 1 (satu) program yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajib
Dikdas) 9 tahun dengan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 89,071,522,611,-
atau 90,69% dari target realisasi anggaran yang telah ditetapkan
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 102,61% dengan persentase realisasi
anggaran sebesar 90,69%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar
72.5884.76
75.6785.58
104.26 100.97
0
20
40
60
80
100
120
Tingkat SD/MI/Sederajat Tingkat SMP/MTS/Sederajat
Target
Realisasi
Capaian
Grafik 3.1Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja
Persentase Ruang Kelas Baik tahun 2016
Pe
rse
nta
se
R
ua
ng
Ke
las
ba
ik
III | 6 LKIP Kabupaten Bandung 2016
113,14%. Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada
sasaran ini, telah dilaksanakan dengan sangat efisien karena dengan realisasi
anggaran 90,69% telah menghasilkan capaian kinerja 102,14%.
Sasaran 2 : Meningkatnya Jumlah Penduduk Yang Bersekolah
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah diukur dengan menggunakan
Angka Partisipasi Sekolah (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) mulai dari SD,
SMP, dan SMA, sehingga untuk pengukuran keberhasilan pencapaian pada sasaran
ini, ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja sasaran, sebagaimana diuraikan dalam tabel
dibawah ini
Tabel 3.3 Pengukuran Capaian Sasaran 2 Meningkatnya Jumlah
Penduduk Yang Bersekolah
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
APM SD/MI/Sederajat % 94.69 96.48 101.89 95.38 96.48 APM SMP/MTs/Sederajat % 82.87 87.14 105.15 85.83 87.14
APM SMA/MA/Sederajat % 42.17 47.94 113.68 38.16 47.94
APK SD/MI/Sederajat % 105.39 105.39 100.00 105.39
APKSMP/MTs/Sederajat % 97.78 97.73 99.95 97.73
APK SMA/MA/Sederajat % 57 59.01 103.53 56 59.01 Sumber : LKIP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Tahun 2016 Pada pengukuran sasaran ini bisa kita jelaskan bahwa ; pada tahun 2016
capaian APM SD/MI/Sederajat mencapai realisasi sebesar 96,48%, melebihi target
yang ditetapkan sebelumnya sebesar 94,69%, dan telah melebih target yang
ditetapkan dalam RPJMD, capaian realisasi ini sebesar 101,89% target yang
ditetapkan sebelumnya.
III | 7 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Angka APM SMP/MTs/Sederajat mencapai angka 87,14%, melebihi target yang
ditetapkan yaitu sebesar 82,87%, dan telah melebih target yang ditetapkan dalam
RPJMD. Capaian realisasinya mencapai 105,15% dari target yang ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan pada Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/Sederajat
mencapai 47,94%. Jika melihat target yang diberikan pada tahun 2015 yaitu sebesar
42,17%, maka telah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 113,68%.
Untuk Angka Partisipasi Kasar (APK) hasil pengukuran menunjukan bahwa
pada tahun 2016 di Kabupaten Bandung rata-rata capaian APK untuk tiap tingkat
pendidikan telah mencapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan
sebelumnya, untuk angka APK SD/MI/Sederajat di Kabupaten Bandung mencapai
angka 105,39% sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu
sebesar 105,39%, sehingga capaian realisisasinya adalah 100%. Angka
SMP/MTs/Sederajat mencapai 97,73%, belum sesuai dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu 97,78%. Persentase realisasi capaian indikator kinerja
ini adalah 99,95% dari target yang telah ditetapkan. Sedangkan APK
SMA/MTA/Sederajat di Kabupaten Bandung mencapai angka 59,01%, melebihi
target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 57,7% dan melebihi target yang
ditetapkan dalam RPJMD yaitu sebesar 56%, Sehingga capaian realisasinya
mencapai 103,53%.
b. Analisis Capaian Kinerja
1) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Sederajat
Penghitungan APM SD/MI/Sederajat yaitu dengan menghitung proporsi
penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di SD/MI/Sederajat. Pada
tahun 2016, APM SD/MI/Sederajat sebesar 96,48%, Bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2015, maka pencapaian angka
APM SD/MI/Sederajat pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar
1,81%. Gambar dibawah ini adalah adalah grafik tren APM SD/MI/Sederajat
dalam 5 tahun terakhir .
III | 8 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sumber : Hasil Analisa 2016
Sumber : Hasil Analisa 2016
2) Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Sederajat
Penghitungan APM SMP/MTs/Sederajat yaitu dengan menghitung proporsi
penduduk usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah di SLTP. Pada tahun
2016, angka APM SMP/MTs/Sederajat di Kabupaten Bandung mencapai
angka 87,14%. Bila kita bandingkan dengan tahun 2015 capaian angka APM
pada tahun 2016 memang mengalami Penurunan sebesar 10,56%.
Penurunan Angka APM ini dikarenakan banyaknya siswa
SMP/MTs/Sederajat di Kabupaten Bandung yang melanjutkan
SMP/MTs/Sederajat di Kabupaten Bandung ataupun di daerah lainnya
.
81.44 81.682.83
97.7
87.14
70
75
80
85
90
95
100
2012 2013 2014 2015 2016
An
gka A
PM
Tahun
Grafik 3.3Angka APM SMP/MTs/Sederajat
99.59 99.59
95.1394.67
96.48
92
93
94
95
96
97
98
99
100
2012 2013 2014 2015 2016
Nilai
AP
M
Tahun
Grafik 3.2Angka APM SD/MI/Sederajat
III | 9 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sumber : Hasil Analisa 2016
41.84 42.9437.56
42.1647.94
0
10
20
30
40
50
60
2012 2013 2014 2015 2016
An
gk
a A
PM
Tahun
Grafik 3.4Angka APM SMA/MA/Sederajat
3) Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/Sederajat
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/Sederajat dihitung dengan melihat
proporsi penduduk usia 16-18 tahun yang bersekolah di SLTA. Pada tahun
2016 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/Sederajat mencapai 47,94%. Bila
kita bandingkan dengan tahun 2015 capaian angka APM SMA/MA Sederajat
pada tahun 2016, mengalami peningkatan sebesar 5,78%. Pada grafik
dibawah ini kita bisa melihat tren APM SMA/MA/Sederajat di Kabupaten
Bandung dalam lima tahun terakhir mengalami fluktuasi.
4) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Sederajat
Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi penduduk yang
sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Sederajat dihitung dari jumlah
penduduk yang sedang bersekolah pada tingkat SD/MI/Sederajat (berapapun
usianya) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang
sedang bersekolah di SD/MI/Sederajat. Pada tahun 2016 APK
SD/MI/Sederajat di Kabupaten Bandung mencapai angka 105,39% sesuai
dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pencapaian realisasi
angka APK SD/MI/Sederajat dapat dikatakan mencapai hasil yang
memuaskan.
III | 10 LKIP Kabupaten Bandung 2016
5) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat dihitung dari jumlah
penduduk yang sedang bersekolah pada tingkat SMP/MTs/Sederajat
(berapapun usianya) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 13-15
tahun yang sedang bersekolah di SMP/MTs/Sederajat. Pada tahun 2016
APK SMP/MTs/Sederajat di Kabupaten Bandung mencapai angka 97,73%,
Meskipun Pencapaian realisasi angka APK SMP/MTs/Sederajat belum
mencapai target kinerja yang diharapkan, secara umum capaiain indikator
kinerja ini mendapat hasil yang memuaskan, dengan persentase realisasi
capaian 99,95% dari target yang telah ditetapkan.
6) Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/Sederajat
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MTA/Sederajat dihitung dari jumlah
penduduk yang sedang bersekolah pada tingkat SMA/MTA/Sederajat
(berapapun usianya) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 16-18
tahun yang sedang bersekolah di SMA/MTA/Sederajat. Pada tahun 2016
APK SMA/MTA/Sederajat di Kabupaten Bandung mencapai angka 59,01%,
Secara umum capaiain indikator kinerja ini mendapat hasil yang
memuaskan, dengan persentase realisasi capaian 103.53% dari target yang
telah ditetapkan.
Capaian realisasi indikator kinerja dalam pencapaian sasaran strategis
Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah dilaksanakan melalui 2 (Program)
program yaitu Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajib Dikdas) 9 tahun dan
Program Pendidikan Menengah. Adapun program kegiatan serta pendanaannya
yang mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut :
III | 11 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.4 Program Pendanaan Sasaran 2:
Meningkatnya Jumlah Penduduk Yang Bersekolah
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun 98,213,260,276 89,071,522,611 90,69
2 Program Pendidikan Menengah 51,592,432,470 50,851,988,960 98,56
Jumlah 149,805,692,746 139,923,511,571 93,40
Sumber : LKIP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Tahun 2017
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 104,03% dengan persentase realisasi
anggaran sebesar 93,40%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar
111,38%. Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada
sasaran ini, telah dilaksanakan dengan efisien, karena dengan realisasi anggaran
93,40% telah mencapai nilai kinerja 104,03%
Sasaran 3 : Meningkatnya Jumlah Guru Profesional
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Meningkatnya Jumlah Guru Profesional diukur melalui rata-rata tingkat
pendidikan minimal guru. Pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran ini,
menggunakan 1 (satu) indikator kinerja sasaran, yaitu persentase guru
berpendidikan minimal S1/D4. Penetapan indikator ini berpedoman pada Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, khususnya
pada pasal 29 ayat 1-6, dinyatakan bahwa tenaga pendidik / guru mulai jenjang
pendidikan PAUD sampai SMA/MA/SMK harus mempunyai kualifikasi pendidikan
minimal Diploma IV atau Sarjana (S.1).
Dengan standar pendidikan guru tersebut, diharapkan jumlah guru profesional
maupun kualitas guru akan meningkat, sehingga akan mendorong peningkatan
III | 12 LKIP Kabupaten Bandung 2016
kualitas pendidikan di Kabupaten Bandung. Adapun hasil pengukuran atas indikator
sasaran ini adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.5 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3 Meningkatnya Jumlah Guru Profesional
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase Tingkat Pendidikan Guru (Berkualifikasi S1/DIV) :
Tingkat SD/MI/Sederajat % 77.43 80.74 104.27 59.20 80.74
Tingkat SMP/MTS/Sederajat % 83.51 90.88 108.83 91.13 90.88
Tingkat SMA/MA/Sederajat % 81.65 93.75 114.82 92.21 93.75
Rata-rata 109.31
Sumber : LKIP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Pada tahun 2016 persentase tingkat pendidikan guru yang berkualifikasi S1/DIV
dan keatas di Kabupaten Bandung secara keseluruhan telah melebihi target yang
telah ditetapkan sebelumnya, meskipun ada yang belum memenuhi target dari
RPJMD 2016-2021. Untuk tingkat SD/MI/Sederajat persentase guru yang
berkualifikasi S1/DIV dan keatas mencapai realisasi 80,74%, melebihi target
realisasi yaitu sebesar 77,43%, dan melebihi target yang telah ditetapkan dalam
RPJMD. Pada Tingkat SMP/MTs/Sederajat persentase guru yang telah berkualifikasi
S1/DIV dan keatas mencapai realisasi 90,88% melebihi target yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu 83,51%, akan tetapi capaian ini belum memenuhi target RPJMD.
Sedangkan untuk tingkat SMA/MA/Sederajat persentase jumlah guru yang
berkualifikasi S1/DIV dan keatas mencapai realisasi 93,75%, melebihi target yang
telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 81,65%, dan melebih target yang
ditetapkan dalam RPJMD.
III | 13 LKIP Kabupaten Bandung 2016
72.8178.25 78.82
87.89 88.46
0
20
40
60
80
100
2012 2013 2014 2015 2016Pers
en
tase G
uru
Berk
ua
lifi
kasi
S1/D
IV K
eata
s
Tahun
Grafik 3.5Presentase Jumlah Guru yang Berkualifikasi
S1/DIV Ke-atas
Sumber : Hasil Analisa 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
Secara keseluruhan capaian kinerja indikator sasaran 2 meningkatnya jumlah
guru professional telah memuaskan dan mencapai target yang telah ditetapkan
dengan rata-rata capaian realisasi sebesar 109,31%. Jumlah persentase guru yang
berkualifikasi S1/DIV ke-atas pada tahun 2016 menunjukan peningkatan sebesar
0,57% bila dibandingkan dengan tahun 2015. Berikut ini adalah grafik tren
persentase guru yang berkualifikasi S1/DIV ke-atas dalam rentang tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 ;
Gambar 3.1 Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
III | 14 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Capaian realisasi indikator sasaran 3 meningkatnya jumlah guru professional
pada tahun 2016 terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu Program Peningkatan
Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
5,990,831,775,-. Realisasi anggaran tersebut mencapai 96,91% dari target realisasi
anggaran.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 109,31% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 96,91%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 112,79%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien
Tujuan 2 : Meningkatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat diukur melalui 3 Sasaran dengan 3 Indikator kinerja sasaran.
Dalam proses implementasi dari perwujudan tujuan ini, Pemerintah Kabupaten
Bandung melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan.
Hasil pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam
tujuan ini diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut ;
Sasaran 4 : Optimalnya penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian kinerja sasaran 4 Optimalnya layanan kesehatan oleh pemerintah
diukur dengan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Bidang Kesehatan. Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) bidang Kesehatan merupakan tolok ukur dalam menilai
tingkat kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah. Di samping
Tujuan 2 : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Serta
Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
III | 15 LKIP Kabupaten Bandung 2016
itu, data IKM bidang kesehatan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur
pelayanan kesehatan yang masih memerlukan perbaikan dan menjadi pendorong
setiap unit penyelenggara pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas
pelayanannya.
Tabel 3.6 Pengukuran Capaian Sasaran 4 Optimalnya penyediaan
layanan kesehatan oleh pemerintah
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian % Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Bidang Kesehatan
Point 76.09 77.04 101.25 77.04
Sumber : LKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung 2016
Pada tahun 2016 IKM Bidang Pelayanan Kesehatan memperoleh 77.04 point
dengan predikat kinerja “baik” dengan capaian realisasi 101,25%, jika
dibandingkan dengan tahun 2015 terdapat kenaikan sekitar 1,14 point. Nilai
tertinggi terdapat pada unsur pelayanan ke-11 yaitu unsur kepastian biaya
pelayanan dengan nilai rata-rata sebesar 3,18, sedangkan nilai terendah terdapat
pada unsur pelayanan ke-12 yaitu unsur kepastian jadwal pelayanan dengan nilai
rata-rata sebesar 2,90.
Gambar 3.2
Bupati Kabupaten Bandung sedang Meresmikan RSUD Majalaya Sebagai RSUD Kelas B
III | 16 LKIP Kabupaten Bandung 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
Indeks Kepuasan Masyarakat disusun dengan tujuan untuk mengetahui kinerja
unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam
rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah
Data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan
membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Dalam perhitungan indeks
kepuasan masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur
pelayanan memiliki penimbang yang sama, dan digunakan perhitungan nilai rata-
rata tertimbang kemudian dikonversikan dengan nilai dasar 25.
Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang Pelayanan Kesehatan mengalami
peningkatan hal ini seiring dengan peningkatan pelayanan kesehatan baik dari
peningkatan SDM, prasarana dan sarana kesehatan, serta adanya akreditasi
puskesmas. Dengan adanya pengembangan pelayanan kesehatan yaitu
puskesmas menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ditahun 2017
diharapkan dapat lebih mendukung peningkatan IKM Bidang Pelayanan
Kesehatan di tahun mendatang. Berikut di bawah ini perbandingan capaian indek
kepuasan masyarakat :
Tabel 3.7 Realisasi Indikator Kinerja
Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2015-2016
NO INDIKATOR KINERJA REALISASI
2015 2016
1 Indeks Kepuasan Masyarakat 75.9 77.04
Sumber : LKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung 2016
Capaian realisasi indikator sasaran 4 Optimalnya layanan kesehatan oleh
pemerintah pada tahun 2016 terlaksana melalui 5 (lima) program Adapun program
kegiatan serta pendanaannya yang mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut :
III | 17 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.8 Program Pendanaan Sasaran 4:
Optimalnya Layanan Kesehatan Oleh Pemerintah
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1,569,667,250 1,549,065,783 98,69
2 Program Pendidikan Menengah
28,478,182,500 24,667,098,435 86,62
3 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
8,720,510,000 7,758,652,106 88,97
4 Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan
9,777,739,900 9,562,547,374 97,80
5 Program Pengawasan Obat Dan Makanan
185,273,000 185,273,000 100.00
Jumlah 48,731,372,650 43,722,636,698 89,72
Sumber : LKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung 2016
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan
membandingkan antara nilai capaian kinerja sebesar 101,25% dengan persentase
realisasi anggaran sebesar 89,72%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran
sebesar 112,85%. Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian
kinerja pada sasaran ini, telah dilaksanakan dengan efisien.
Sasaran 5 : Meningkatnya Derajat Kesehatan Penduduk Sejalan Dengan
Upaya Membangun Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya pencapaian sasaran meningkatnya derajat kesehatan penduduk sejalan
dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera diukur
menggunankan 1 Indikator kinerja yaitu Angka Harapan Hidup (AHH).
III | 18 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.9 Pengukuran Capaian Sasaran 5 Meningkatnya Derajat Kesehatan
Penduduk Sejalan Dengan Upaya Membangun Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Angka Harapan Hidup (AHH)
tahun 71.23 73.18 102.74 70.70 73.18
Sumber : LKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung 2016
Pada tahun 2016 Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung adalah sebesar
73,18 tahun adapun UHH/AHH ini juga merupakan hasil perkiraan tim analisis LKPJ
2016 yang didampingi oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung, jika
dibandingkan dengan target maka UHH ini sudah melebihi dari yang di targetkan,
interprestasinya dari angka harapan hidup ini adalah seorang bayi yang dilahirkan di
Kabupaten Bandung pada tahun 2016 mempunyai harapan untuk hidup selama
73,18 tahun ke depan. Capaian realisasi indikator kinerja Angka Harapan Hidup ini
pada kategori memuaskan dengan persentase capaian 102,74
b. Analisis Capaian Kinerja
Pada grafik 3.6 dibawah ini, bisa kita bandingkan dengan capaian tahun 2015,
maka AHH ini mengalami peningkatan sekitar 2,15 poin pada tahun 2016.
Keberhasilan program kesehatan terutama dalam pencapaian indeks kesehatan dan
usia harapan hidup bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan namun
merupakan tanggung jawab bersama antara unsur pemerintah, swasta, akademisi,
serta masyarakat sehingga untuk dapat mencapai targetnya harus ada kerjasama
yang baik antara unsur pemerintah, swasta, akademisi, serta masyarakat.
III | 19 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sumber : Hasil Analisa 2016
Seiring dengan teori yang ada bahwa bila angka harapan hidup meningkat
maka angka kematian akan rendah, semakin tinggi kualitas kesehatan maka angka
kematian semakin rendah. Keberhasilan ini tidak terlepas dari intervensi program
kesehatan dan dukungan berbagai sektor terkait serta kebijakan dari pemerintah.
Capaian realisasi indikator sasaran 5 Meningkatnya derajat kesehatan
penduduk sejalan dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga
sejahtera pada tahun 2016 terlaksana melalui 6 (program) program. Adapun
program kegiatan serta pendanaannya yang mendukung sasaran ini, adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.10 Program Pendanaan Sasaran 5:
Meningkatnya Derajat Kesehatan Penduduk Sejalan Dengan Upaya Membangun Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
35,537,284,475 33,468,236,797 94,18
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
210,456,124,243 142,500,361,486 67,71
3 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
3,629,797,650 3,219,575,473 88,70
70.28 70.34 70.5471.03
73.18
68
69
70
71
72
73
74
2012 2013 2014 2015 2016
An
gka H
ara
pan
Hid
up
Tahun
Grafik 3.6Angka Harapan Hidup (AHH)
III | 20 LKIP Kabupaten Bandung 2016
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
4 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
52,700,000 52,400,000 99,43
5 Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak
6,514,669,940 1,752,420,588 26,90
6 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
866,752,600 840,445,100 96,96
Jumlah 257,057,328,908 181,833,439,444 70,74
Sumber : LKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Untuk nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan
membandingkan antara nilai capaian kinerja sebesar 102,74% dengan persentase
realisasi anggaran sebesar 70,74%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran
sebesar 145,23%. Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian
kinerja pada sasaran ini, telah dilaksanakan dengan Sangat efisien.
Sasaran 6 : Meningkatnya Kesadaran Penduduk Untuk Menerapkan
Perilaku Hidup Bersih
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya pencapaian sasaran Meningkatnya Kesadaran Penduduk Untuk
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih diukur menggunankan 1 Indikator kinerja yaitu
persentase Perilaku Hidup Bersih (PHBS) pada rumah tangga. Persentase Rumah
Tangga Sehat (Cakupan rumah tangga ber-PHBS), adalah jumlah rumah tangga
yang sudah memenuhi 10 indikator PHBS dibagi dengan jumlah seluruh rumah
tangga yang nilai.
Data rumah tangga sehat yang didapat melalui survei dengan 10 indikator
PHBS, dari tahun 2015-2016 masih rendah. Hal ini disebabkan adanya 2 indikator
yang sulit untuk memenuhi target yaitu indikator tidak merokok didalam ruangan dan
mencuci tangan dengan air bersih dan pakai sabun.
III | 21 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.11 Pengukuran Capaian Sasaran 6 Meningkatnya Kesadaran Penduduk
Untuk Menerapkan Perilaku Hidup Bersih
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase PHBS pada rumah tangga.
% 43.7 53.2 121.74 53.2
Sumber : LKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung 2016
Persentase Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada Rumah Tangga pada
Tahun 2016 mencapai 53,2%, telah melebihi target yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu 43,7%. Sehingga capaian realisasi indikator kinerja pada sasaran
ini mencapai 121,74% dengan predikat memuaskan.
b. Analisis Capaian Kinerja
Apabila kita bandingkan dengan penCapaian pada tahun 2015, jumlah
persentase Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) yang mencapai angka 43,79%
maka cakupan PHBS pada rumah tangga pada tahun 2016 mengalami kenaikan
sebesar 9,5%.
Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Persentase
PHBS pada Rumah Tangga
NO INDIKATOR KINERJA REALISASI
2015 2016
1 Persentase Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada Rumah Tangga 43,7% 53,2%
Sumber : LKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Dari data tersebut memperlihatkan bahwa PHBS pada Rumah Tangga
semakin membaik. Pencapaian ini lebih rendah dari target nasional rumah
tangga ber-PHBS yaitu 60%. Pencapaian tersebut erat kaitannya dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku tiap keluarga dalam menerapkan PHBS di
III | 22 LKIP Kabupaten Bandung 2016
rumah tangganya. Pengetahuan yang cukup, tapi tidak disertai dengan sikap
dan perilaku yang menunjang maka menghasilkan pencapaian yang rendah.
Pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat dilakukan dengan
meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat, dan upaya promotif preventif. Beberapa bentuk pemberdayaan
masyarakat yang telah dilakukan terkait dengan kampanye PHBS, antara lain:
kegiatan pengembangan desa siaga, kegiatan STBM, peningkatan frekuensi
penyuluhan dampak merokok dan kampanye tidak merokok di dalam
rumah/ruangan.
Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan; rumah tangga berprilaku
hidup bersih dan sehat merupakan upaya untukmemberdayakan anggota keluarga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Gambar 3.3 Bupati Bandung Pada Sosialiasi Gerakan Hidup Bersih Sehat
III | 23 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Capaian indikator kinerja sasaran 6 Meningkatnya Kesadaran Penduduk Untuk
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih terlaksana melalui 2 (dua) program yaitu
Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dan Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Adapun program kegiatan serta pendanaannya yang
mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut
Tabel 3.13 Program Pendanaan Sasaran 6:
Meningkatnya Kesadaran Penduduk Untuk Menerapkan Perilaku Hidup Bersih
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
838,524,000 834,941,000 99,57
2 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1,047,145,500 974,829,500 93,09
Jumlah 1,885,669,500 1,809,770,500 95,97
Sumber : LKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 121,74% dengan persentase realisasi
anggaran sebesar 95,97%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar
126,85%. Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada
sasaran ini, telah dilaksanakan dengan efisien.
Pencapaian kinerja tujuan 3 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas
infrastruktur dasar yang tahan terhadap bencana serta mewujudkan keserasian
pembangunan dengan tata ruang wilayah diukur melalui 8 (delapan) sasaran dengan 9
Tujuan 3 : Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Dasar Yang Tahan Terhadap Bencana Serta Mewujudkan Keserasian Pembangunan Dengan Tata Ruang
Wilayah
III | 24 LKIP Kabupaten Bandung 2016
(sembilan) indikator kinerja. Hasil pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator
kinerja sasaran dalam tujuan ini diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut ;
Sasaran 7 : Meningkatnya Aksesibilitas, Kapasitas Dan Keselamatan
Terhadap Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 7 Meningkatnya aksesiblitas, kapasitas dan keselamatan
terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi diukur dengan
menggunakan 1 (satu) indikator kinerja yaitu rata-rata persentasi jalan mantap (baik
dan sedang). Berikut ini pengukuran capaian Indikator kinerja nya ;
Tabel 3.14 Pengukuran Capaian Sasaran 7 Meningkatnya Aksesiblitas, Kapasitas Dan
Keselamatan Terhadap Pelayanan Sarana Dan Prasarana Transportasi
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Rata-rata persentase jalan mantap (baik dan sedang)
% 84.63 85.22 100.70 82,79 85.22
Sumber : LKIP DPUPR Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja rata-rata persentase jalan mantap (baik dan sedang)
pada tahun 2016 mencapai 85,22%, hal ini telah melebihi target yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu 84,63%, dan capaian ini juga telah melebihi target yang
telah ditetapkan dalam RPJMD. Sehingga capaian indikator kinerja ini ada pada
kategori memuaskan dengan realisasi capaian mencapai 100,70% dari target yang
ditetapkan
III | 25 LKIP Kabupaten Bandung 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
Kinerja jaringan jalan berdasarkan kondisi dapat dikategorikan dengan : jalan
kondisi baik, rusak sedang dan rusak berat. Pada tahun 2016, kondisi jalan
berdasarkan kategori tersebut hampir seluruhnya mengalami perkembangan yang
cukup baik, kecuali panjang jalan kondisi rusak. Panjang jalan kondisi rusak ringan
mengalami kenaikan sebesar 3,36%. Dimana pada tahun 2015 panjang jalan kondisi
rusak ringan mencapai 101,659 km dan pada tahun 2016 meningkat menjadi
140,490 km, sedangkan panjang jalan kondisi rusak berat mengalami penurunan
sebesar 10,52% dimana pada tahun 2015 panjang jalan kondisi rusak berat
mencapai 121,523 km dan pada tahun 2016 menurun menjadi 30,270 km.Hal ini
berpengaruh terhadap proporsinya, dimana pada tahun 2015 proporsi jalan kondisi
rusak sebesar 8,80 % dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 12,16 % atau
panjang jalan kondisi rusak mengalami peningkatan sebesar 3,36 %.
Gambar 3.4 Bupati Bandung, pada pelaksanaan Gerakan Tutup Lubang
di Kecamatan Ciparay
III | 26 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai proporsi dan panjang
jaringan jalan di Kabupaten Bandung berdasarkan kondisi selama kurun waktu
2015-2016.
Tabel 3.15 Proporsi Panjang Jaringan Jalan di Kabupaten Bandung
Berasarkan KondisiTahun 2015–2016
No. Uraian
Panjang Jalan (km)
2015 2016 Perkembangan
(%)
1 Kondisi Baik 661,162 734,222 11,05
2 Kondisi Rusak Sedang 271,001 250,363 8,24
3 Kondisi Rusak 101,659 140,490 27,64
4 Kondisi Rusak Berat 144,505 30,270 75,09
5 Jalan Kabupaten secara keseluruhan
1.155,34 1.155,345 -
Poporsi Kondisi Baik (%) 57,23 63,55 9,94
Poporsi Kondisi Rusak Sedang (%)
23,46 21,67 8,26
Poporsi Kondisi Rusak (%) 10,45 12,16 27,63
Poporsi Kondisi Rusak Berat (%)
12,51 2,62 75,10
Sumber : LKIP DPUPR Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja sasaran 7 Meningkatnya aksesiblitas, kapasitas dan
keselamatan terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi yaitu rata-rata
persentase jalan mantap(baik dan sedang) terlaksana melalui 3 (tiga) program yaitu
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan, dan Program Inspeksi
Kondisi Jalan Dan Jembatan. Adapun program kegiatan serta pendanaannya yang
mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut :
III | 27 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.16 Program pendanaan sasaran 7:
Meningkatnya Aksesiblitas, Kapasitas dan Keselamatan Terhadap Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi
No Program
Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan
49,769,386,525 43,329,284,382 87,06
2 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan
335,054,013,322 330,871,528,437 98,75
3
Program Inspeksi Kondisi Jalan Dan Jembatan
663,635,000 642,199,961 96,77
Jumlah 385,487,034,847 374,843,012,780 97,24 Sumber : LKIP DPUPR Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 100,70% dengan persentase realisasi
anggaran sebesar 97,24%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar
103,56%. Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada
sasaran ini, telah dilaksanakan dengan efisien
Sasaran 8 : Meningkatnya Aksesibilitas, Kapasitas Dan Kualitas
Infrastruktur Sumber Air
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 8 Meningkatnya aksesiblitas, kapasitas dan kualitas
infrastruktur sumber air diukur dengan menggunakan 1 (satu) indikator kinerja yaitu
Akses aman terhadap air bersih. Terdapat perbedaan pada target yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bandung dengan target yang
ditetapkan dalam renstra OPD sehingga pencapaian sasaran ini belum dapat
memenuhi target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK). Berikut ini
pengukuran capaian Indikator kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja (PK) ;
III | 28 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.17 Pengukuran Capaian Sasaran 8 Meningkatnya Aksesiblitas, Kapasitas Dan
Kualitas Infrastruktur Sumber Air
Sumber : LKIP DISPERKIMTAN Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Realisasi indikator ini pada tahun 2016 adalah 13,44%. Kondisi realisasi ini tidak
mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 100%. Capaian Realisasi
sasaran ini adalah 13,44% .
b. Analisis Capaian Kinerja
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan paling dasar bagi keberlangsungan
hidup manusia. Pemenuhan kebutuhan tersebut menjadi hal yang wajib dilakukan
oleh pemerintah. Pemerintah wajib menyediakan prasarana air bersih sebagai akses
masyarakat mendapatkan air bersih tersebut. Mengingat pentingnya prasarana air
bersih yang memadai dan mudah diakses sangat penting, maka dalam sasaran ini
ditetapkan indikator sasaran akses aman terhadap air bersih di kawasan perdesaan.
Jika melihat perkembangan
capaian kinerja tahun 2012-2016,
perkembangannya selalu menunjukkan
peningkatan, sedangkan hasil capaian
tahun 2016 bila dibandingkan dengan
tahun 2015 mengalami penurunan
sebesar 0,01%. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik disamping ini.
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Akses aman terhadap air bersih di kawasan pedesaan
% 100 13.44 13.44 13.44
9.98 10.5512.58
13.45
13.44
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2012 2013 2014 2015 2016Akses A
man
Terh
ad
ap
Air
Besih
Grafik 3.7Akses Aman Terhadap Air Bersih
Sumber : Hasil Analisa 2016
III | 29 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Pelayanan air bersih di Kabupaten Bandung dilakukan oleh PDAM, Dinas
Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan serta swadaya masyarakat. PDAM
melayani penyediaan air bersih perKotaan sedangkan Dinas Perumahan, Penataan
Ruang dan Kebersihan melayani pembangunan sistem penyediaan air bersih
perdesaan. Untuk melayani penyediaan air bersih perdesaan tersebut, sumber air
baku yang digunakan berasal dari air permukaan, mata air dan sumur dalam, sistem
pengaliran yang digunakan baik secara gravitasi maupun bertekanan.
Pengelolaan dan pemeliharaan air bersih perdesaan selanjutnya diserahkan
pada desa masing-masing yang dikelola oleh Bumdes atau BPABD/KPPABD
(Badan Pengelola Air Bersih Desa/Kelompok Penyelenggara Pengelola Air Bersih
Desa). Pelayanan penyediaan air bersih oleh PDAM dan Dinas Perumahan,
Penataan Ruang dan Kebersihan belum menjangkau seluruh Kota/desa/kelurahan/
kecamatan di Kabupaten Bandung. Oleh karenanya pemerintah mengharapkan agar
penyediaan air bersih ini menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat.
Capaian indikator kinerja sasaran 8 Meningkatnya aksesiblitas, kapasitas dan
kualitas infrastruktur sumber air akses aman terhadap air bersih di kawasan
pedesaan terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu Program lingkungan sehat
dengan realisasi Anggaran sebesar Rp. 32,921,519,492,-. atau sekitar 92,44% dari
total anggaran sebesar Rp. 35,612,207,985,-. Penggunaan anggaran tersebut belum
efisien, karena penggunaan anggaran 92,44% hanya menghasilkan capaian kinerja
sebesar 13,44%.
Sasaran 9: Meningkatnya Penataan Kawasan Ibu Kota Kabupaten
Bandung
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 9 Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten
Bandung diukur dengan menggunakan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Persentase
terbangunnya sistem jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang
(Koridor Jalan Tol Soroja). Berikut ini pengukuran capaian Indikator kinerja nya ;
III | 30 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.18 Pengukuran Capaian Sasaran 9
Meningkatnya Penataan Kawasan Ibu Kota Kabupaten Bandung
Sumber : LKIP DPUPR, Tahun 2016.
Capaian indikator kinerja Persentase terbangunnya sistem jaringan jalan dan
drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja) pada tahun 2016
mencapai 22%, hal ini telah melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu
20%, Sehingga capaian indikator kinerja ini ada pada kategori memuaskan dengan
realisasi capaian mencapai 110%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Realisasi capaian indikator kinerja sasaran 9 Persentase terbangunnya sistem
jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja)
terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu Program pembangunan jalan dan
jembatan dengan realisai anggaran sebesar Rp. 43,329,284,382 dari target realisasi
sebesar Rp. 49,769,386,525,-. Capaian realisasi anggaran ini mencapai 87,06%
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 110% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 87,06%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 125,34%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase terbangunnya sistem jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja)
% 20 22 110 22
III | 31 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sasaran 10 : Meningkatnya Kualitas Kawasan Permukiman
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 10 Meningkatnya kualitas kawasan pemukiman diukur
dengan menggunakan 1 (satu) indikator kinerja yaitu persentase luas kawasan
kumuh. Berikut ini pengukuran capaian Indikator kinerja nya ;
Tabel 3.19 Pengukuran Capaian Sasaran 10
Meningkatnya Kualitas Kawasan Permukiman
Sumber : LKIP Disperkimtan, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja persentase luasan kawasan kumuh pada tahun 2016
mencapai angka 9,17%, atau 97,76% dari target kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu 9,38 %. Capaian ini ada pada kategori memuaskan.
b. Analisis Capaian Kinerja
Penataan permukiman bertujuan untuk meningkatkan kualitas kawasan
permukiman, sehingga kenyamanan dan keamanan masyarakat semakin
meningkat. Upaya penataan permukiman ini telah diatur dalam Undang-undang No.
1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman. Undang-undang
tersebut menyatakan bahwa untuk mendukung terwujudnya lingkungan permukiman
yang memenuhi persyarakatan keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan
bangunan, suatu lingkungan permukiman yang tidak sesuai tata ruang, kepadatan
bangunan sanggat tinggi, kualitas bangunan sangat rendah, prasaranan lingkungan
tidak memenuhi syarat dan rawan, yang dapat membahayakan kehidupan dan
penghidupan masyarakat penghuni, dapat ditetapkan oleh Pemerintah
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase luas kawasan kumuh
% 9.38 9.17 97.76 9.17
III | 32 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Kabupaten/Kota yang bersangkutan sebagai lingkungan permukiman kumuh yang
tidak layak huni dan perlu diremajakan
Keberhasilan capaian Indikator kinerja ini didukung oleh 3(tiga) program yaitu
program pengembangan perumahan, program lingkungan sehat perumahan, dan
program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa, melalui
kegiatan-kegiatan antara lain :
1. Fasiltasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat yang kurang
mampu.
2. Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan
3. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat
4. Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NPSM)
5. Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian kawasan
dan lingkungan hunian berimbang.
Adapun program kegiatan serta pendanaannya yang mendukung sasaran ini,
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.20 Program pendanaan sasaran 10 :
Meningkatnya Kualitas Kawasan Permukiman
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program pengembangan perumahan
23,153,293,272 21,589,533,656 93,25
2 Program lingkungan sehat perumahan
35,612,207,985 32,921,519,492 92,44
3
program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
220,030,000 218,067,724 99,11
Jumlah 58,985,531,257 54,729,120,872 92,78
Sumber : LKIP Disperkimtan, Tahun 2016
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, dilakukan dengan membandingkan antara
nilai capaian kinerja sebesar 97,76% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 92,78%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 105,37%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
III | 33 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sasaran 11 : Optimalnya Sistem Telekomunikasi Dan Informatika Yang
Terpadu Melalui Pemanfaatan Teknologi Dan Komunikasi
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 11 Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang
terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi diukur dengan
menggunakan 1 (satu) indikator kinerja yaitu persentase terbangunnya jaringan fiber
optik. Berikut ini pengukuran capaian Indikator kinerja nya ;
Tabel 3.21 Pengukuran Capaian Sasaran 11
Optimalnya Sistem Telekomunikasi Dan Informatika Yang Terpadu Melalui Pemanfaatan Teknologi Dan Komunikasi
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase terbangunnya jaringan fiber optik
% 36 37.5 104.17 80 37.5
Sumber : LKIP Dinas Perhubungan, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja persentase terbangunnya jaringan fiber optik pada
tahun 2016 mencapai angka 37,5% dari target 36% yang telah ditetapkan
sebelumnya. Meskipun belum memenuhi target yang telah ditetapkan dalam
RPJMD, realisasi capaian kinerja indikator ini ada pada kegori memuaskan dengan
pencapaian kinerja 104,17%
b. Analisis Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang
terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi dilakukan dengan Program
pembangunan jaringan telekomunikasi fiber optik di Kabupaten Bandung.
Pelaksanaan program ini baru mencapai tahap penyusuanan masterplan rencana
III | 34 LKIP Kabupaten Bandung 2016
pengembangan jaringan Fiber Optik sehingga belum mencapai target yang telah
ditetapkan dalam RPJMD.
Realisasi indikator kinerja persentase terbangunnya jaringan fiber optik pada
tahun 2016 terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu program pengembangan
komunikasi, informasi dan media massa dengan dengan realisasi anggaran sebesar
Rp. 200,990,500,-, dengan capaian realisasi anggaran 93,11% dari target realisasi
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 104,17% dengan persentase realisasi
anggaran sebesar 93,11%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar
111,89%. Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada
sasaran ini, telah dilaksanakan dengan efisien.
Sasaran 12 : Meningkatnya Efektivitas Pemanfaatan Ruang Wilayah
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pengukuran capaian kinerja sasaran 12 Meningkatnya efektifitas pemanfaatan
ruang wilayah dilakukan melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase
luas pemanfaatan lahan budidaya non pertanian yang berijin sesuai rencana tata
ruang. Rincian hasil pengukuran kinerja dan hasil analisis atas kinerja dari indikator
kinerja sasaran dapat dilihat dalam tabel dan penjelasan selanjutnya di bawah ini ;
Tabel 3.22 Pengukuran Capaian Sasaran 12
Meningkatnya Efektivitas Pemanfaatan Ruang Wilayah
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase luas pemanfaatan lahan budidaya non pertanian yang berijin sesuai rencana tata ruang
% 56 56.87 101.55 56 56.87
Sumber : LKIP Disperkimtan Kabupaten Bandung, Tahun 2016
III | 35 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Capaian indikator kinerja persentase luas pemanfaatan lahan budidaya non
pertanian yang berijin sesuai rencana tata ruang pada tahun 2016 mencapai angka
56,87% melebih target realiasasi 56% yang telah ditetapkan sebelumnya, dan telah
melebihi target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Realisasi capaian kinerja
indikator ini ada pada kegori memuaskan dengan pencapaian kinerja 101,55%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Pencapaian realisasi indikator kinerja ini terlaksana melalui 1 (satu) program,
yaitu program pengendalian pemanfaatan ruang dengan realisasi anggaran sebesar
Rp. 695,660,600,-. Realisasi anggaran ini mencapai 98,27% dari target realisasi
anggaran.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan antara
nilai capaian kinerja sebesar 101,55% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 98,27%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 103,34%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
Sasaran 13 : Meningkatnya Upaya Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Sanitasi
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 13 meningkatnya upaya pengelolaan sarana dan Prasana
sanitasi diukur oleh 1 (satu) indikator sasaran yaitu akses aman terhadap sanitasi.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Rincian hasil pengukuran kinerja dan hasil
analisis atas kinerja dari indikator kinerja sasaran dapat dilihat dalam tabel dan
penjelasan selanjutnya di bawah ini ;
III | 36 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.23 Pengukuran Capaian Sasaran 13
Meningkatnya Upaya Pengelolaan Sarana Dan Prasana Sanitasi
LKIP Disperkimtan Kabupaten, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja sasaran Akses aman terhadap sanitasi pada tahun
2016 mencapai angka realiasasi 53,77% dari target realisasi 60% yang telah
ditetapkan sebelumnya. Realisasi capaian untuk indikator kinerja ini mencapai
89,62%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Pemenuhan akses aman terhadap sanitasi ini merupakan program nasional
yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Tujuan dari indikator ini adalah
untuk mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat
Bila kita bandingkan realisasi pada tahun 2015 yang mencapai angka 53,43%,
maka pada tahun 2016 ini capaian realisasinya mengalami peningkatan sebesar
0,34%.
Tabel 3.24 Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja
Akses Aman Terhadap Sanitasi
.
LKIP Disperkimtan Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Akses aman terhadap sanitasi % 60 53.77 89.62 60 53.77
NO INDIKATOR KINERJA REALISASI
2015 2016
1 Akses Aman tehadap Sanitasi
53,43% 53,77%
III | 37 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Peningkatan realiasi indikator kinerja akses aman terhadap sanitasi, meskipun
sangat tipis menunjukan upaya serius Pemerintah Kabupaten Bandung dalam
pelaksanaan program yang dapat menunjang upaya peningkatan akses aman
terhadap sanitasi. Masih ada beberapa kendala yang menghambat upaya
pencapaian indikator sasaran ini antara lain;
Pelaksanaan Peraturan daerah dan Peraturan Bupati mengenai pengelolaan
limbah yang masih belum efektif, sehingga belum optimalnya sosialisasi dan
peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik.
Peleburan Dinas Kebersihan menjadi salah satu bidang di bawah Dinas
Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan pada periode pemerintahan
2010-2015 yang lalu mengakibatkan adanya perubahan (penyempitan) tupoksi,
wewenang serta beban kerja pengelolaan air limbah, drainase dan
persampahan.
Kurangnya ketersediaan infrastuktur pendukung pengelolaan sanitasi
mengakibatkan masih rendahnya cakupan air limbah domestik.
Partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam pengelolaan sanitasi berkelanjutan yang masih rendah.
Belum adanya kerjasama secara khusus antara pemerintah daerah dengan
sektor swasata dalam hal ini dunia usaha dalam hal pengelolaan sanitasi.
Capaian Indikator kinerja Akses aman terhadap sanitasi terlaksana melalui 1
(satu) program yaitu program lingkungan sehat perumahan dengan realisasi
anggaran sebesar Rp. 32,921,519,492,-. Realisasi anggaran ini mencapai 92,44%
dari target anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 89,62% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 92,44%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 96,94%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
III | 38 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sasaran 14 : Meningkatnya Upaya Penanganan Masyarakat Yang
Tergenang Banjir
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya pencapaian sasaran 14 meningkatnya upaya penanganan Masyarakat
yang tergenang banjir diukur oleh 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase
polder/kolam retensi dan Persentase penanganan drainase skala kawasan dan
skala kota. Rincian hasil pengukuran kinerja dan hasil analisis atas kinerja dari
indikator kinerja sasaran dapat dilihat dalam tabel dan penjelasan selanjutnya di
bawah ini ;
Tabel 3.25 Pengukuran Capaian Sasaran 14
Meningkatnya Upaya Penanganan Masyarakat Yang Tergenang Banjir
Sumber : LKIP DPUPR Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Pada tahun 2016, capaian indikator kinerja persentase polder/kolam retensi
belum mencapai target realisasi 100% yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan Capaian realisasi indikator kinerja Persentase penanganan drainase
skala kawasan dan skala kota mencapai 8,40%, telah melebih dari target yang telah
ditetapkan sebelumnya sebesar 8,36%, dan telah melebihi target yang telah
ditepakan dalam RPJMD. Capaian Indikator kinerja ini adalah 100,47%, ada pada
kategori memuaskan.
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase polder/kolam retensi
% 100 0 0 0
Persentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota
% 8.36 8.40 100.47 5.95 8.40
III | 39 LKIP Kabupaten Bandung 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
1) Persentase folder/kolam retensi
Pelaksanaan pembangunan folder/kolam retensi masih dalam tahap
perencanaan, Pada saat pelaksanaan kegiatan adanya hambatan terkait pengadaan
tanah untuk folder/kolam retensi juga terkait dengan permasalahan regulasi baru di
BPN tentang pengadaan tanah, sehinga penetapan lokasi belum bisa ditetapkan.
Penganggaran untuk pembuatan folder/kolam retensi dialihkan ke bidang lain.
2) Persentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan Kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Sumber : Hasil Analisa 2016
Kalo kita melihat pada grafik diatas capaian Indikator kinerja persentase
penanganan drainase skala kawasan dan skala kota dalam lima tahun terakhir terus
mengalami peningkatan. Namun demikian, dalam pelaksanaan indikator ini terdapat
beberapa kendala, yaitu:
Keppres No 12 Tahun 2012 tanggal 18 April 2012 tentang Penetapan Wilayah
Sungai, yang antara lain menetapkan Sungai Citarum Sebagai Sungai Strategis
1.04 1.43
5.28
6.77.74
0
2
4
6
8
10
2012 2013 2014 2015 2016
Pers
en
tase P
en
ag
an
an
Dra
ina
se
Skala
Kaw
san
da
n S
kala
Ko
ta
Tahun
Grafik 3.8Persentase Penanganan Drainase
Skala Kawasan dan Skala Kota
III | 40 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Nasional, masih terbatasnya kewenangan Kabupaten Bandung dalam
pengelolaan Sungai Citarum dan anak-anak sungainya, sehingga kegiatan
rehabilitasi/pemeliharaan/normalisasi sungai baru dapat dilaksanakan pada
lokasi yang bersifat situasional yaitu penanggulangan pasca bencana (atas
usulan masyarakat melalui Musrenbang), tidak menyeluruh dari hulu ke hilir
sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2008.
Kondisi sungai sudah menunjukkan dampak ketidakseimbangan pada bagian
hulu sungai, yang telah mengalami degradasi dan longsoran-longsoran tebing
yang diakibatkan oleh arus sungai yang cukup deras dan daerah konservasi
yang mulai mengalami penurunan fungsi, sedangkan daerah hilir sungai sudah
menunjukkan adanya abrasi yang cenderung membentuk badan sungai menjadi
lebar dan dangkal.
Masih terbatasnya anggaran dalam rangka penanganan banjir.
Masih banyaknya masyarakat yang belum peduli terhadap lingkungan seperti
membuang sampah/material ke saluran, menyebabkan ruang palung
sungai/saluran dan masih sulitnya birokrasi pelaksanaan kegiatan di lapangan
karena terbatas oleh kewenangan lintas kewilayahan dan sedang dipengaruhi
oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga kami sulit untuk
melaksanakan kegiatan penataan/pelaksanaan yang sudah direncanakan oleh
dinas.
Capaian Indikator kinerja pada Sasaran 14 meningkatnya upaya penanganan
Masyarakat yang tergenang banjir didukung oleh 1(satu) program yaitu program
pengendalian banjir dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 9,221,532,760,-,.
Realisasi anggaran ini mencapai 92,43% dari target realisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 50,23% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 92,43%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 54,34%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
belum terlaksana dengan efisien
III | 41 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Pencapaian kinerja tujuan 4 Mengentaskan permasalahan kesejahteraan
sosial di Kabupaten Bandung diukur melalui 1 (sasaran) sasaran dengan 1 (satu)
indikator kinerja. Hasil pengukuran capaian kinerja dari indikator kinerja sasaran dalam
tujuan ini diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut ;
Sasaran 15 : Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sektor
ketenagakerjaan
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya pencapaian sasaran 15 Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam
sektor ketenagakerjaan diukur oleh 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Tingkat
Pengangguran terbuka. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase
jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. TPT yang tinggi
menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar
kerja. Misal: TPT 6%, artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun keatas yang tersedia
untuk memproduksi barang dan jasa (angkatan kerja) sebanyak 6 orang merupakan
pengangguran
Pencapaian Indikator Kinerja untuk tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten
Bandung pada tahun 2016 belum bisa ditampilkan realisasi pencapaianya, hal ini
dikarenakan penghitungan data pengagguran 2016 yang dilakukan oleh BPS baru
dilakukan pada bulan agustus tahun 2017, sehingga data tingkat penggguran
terbuka masih data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2015 yang
mencapai angka 4,03%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Tujuan 4 : Mengentaskan permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Bandung
III | 42 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Kegunaan dari indikator pengangguran terbuka ini baik dalam satuan unit
(orang) maupun persen berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan
lapangan kerja baru. Selain itu, perkembangannya dapat menunjukkan tingkat
keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Lebih penting lagi,
indikator ini digunakan sebagai bahan evaluasi keberhasilan pembangunan
perekonomian, selain angka kemiskinan.
Sesuai dengan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), tingkat
pengangguran terbuka terdiri dari empat komponen.
1) mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan.
2) mereka yang tidak bekerja dan mempersiapkan usaha.
3) mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
4) mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja.
Adapun upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung melalui
Dinas Tenaga Kerja dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran adalah sebagai
berikut ini ;
1. Kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja berbasis
masyarakat
2. Pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) di Kecamatan Baleendah sebagai
sarana penunjang pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi
3. Kegiatan pelatihan berbasis kewirausahaan melalui bimbingan teknis
teknologi tepat guna
4. Kegiatan kerjasama pendidikan dan pelatihan dengan metode 3 in 1,
pelatihan-pemagangan-penempatan
5. Kegiatan Start and Improve Your Business
Program kegiatan serta pendanaannya yang mendukung sasaran ini, adalah
sebagai berikut :
III | 43 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.26 Program pendanaan sasaran 10:
Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1
Program peningakatan kualitas dan produktivtas tenaga kerja
16,331,455,000 16,074,234,575 98,42
2 Program peningkatan kesempatan kerja
9,044,580,000 8,964,087,165 99,11
Jumlah 25,376,035,000 25,038,321,740 98,67
Sumber : LKIP Disnaker, Tahun 2016
Realisasi anggaran pada pencapaian sasaran ini sebesar Rp. 25,038,321,740,-.
atau mencapai 98,76% dari target anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sebesar Rp. 25,376,035,000,-. Penggunaan anggaran ini mencapai efisiensi
sebesar 1,24%.
Pencapaian kinerja tujuan 5 Meningkatkan daya saing perekonomian
Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap
pembangunan daerah diukur melalui 6 (enam) sasaran dengan 6 (enam) indikator
kinerja. Hasil pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam
tujuan ini diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut ;
Sasaran 16 : Tercapaianya Kondisi Ketahanan Pangan
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Tujuan 5 : Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Kabupaten Bandung Sebagai Upaya Optimalisasi Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pembangunan Daerah
III | 44 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Upaya pencapaian sasaran 16 TerCapaianya kondisi ketahanan Pangan diukur
oleh 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase ketersediaan pangan utama
(Skor PPH Ketersediaan). Rincian hasil pengukuran kinerja dan hasil analisis atas
kinerja dari indikator kinerja sasaran dapat dilihat dalam tabel dan penjelasan
selanjutnya di bawah ini ;
Tabel 3.27 Pengukuran Capaian Sasaran 16
Tercapaianya Kondisi Ketahanan Pangan
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase ketersediaan pangan utama (Skor PPH Ketersediaan)
% 83.6 78.9 94.38 90 78.9
Sumber : LKIP Dispakan, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja sasaran Persentase ketersediaan pangan utama (Skor
PPH Ketersediaan) pada tahun 2016 mencapai angka realiasasi 78,90% dari target
realisasi 83,60% yang telah ditetapkan sebelumnya. Realisasi capaian untuk
indikator kinerja ini mencapai 94,38%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Situasi Persentase Ketersediaan Pangan Utama (Skor PPH) di Kabupaten
Bandung saat ini masih di bawah Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diatur
melalui Permentan Nomor 65 Tahun 2010 yang menetapkan Ketersediaan Pangan
Utama (Skor PPH) sebanyak 90%. Berikut ini adalah tabel situasi ketersedian
pangan Kabupaten Bandung tahun 2016
III | 45 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.28 Situasi Ketersedian Pangan Kabupaten Bandung tahun 2016
Hambatan utama
dalama mencapai Skor
PPH yang ditetapkan
SPM adalah masih
sulitnya mengubah
kebiasaan pola makan
masyarakat khususnya
Kabupaten Bandung
dalam membudayakan
pola konsumsi yang
beragam dan
seimbang dalam
jumlah dan komposisi yang cukup. Tren perubahan presentase konsumsi pangan
utama (skor PPH) tahun 2012 hingga tahun 2016 dapat dilihat dari grafik disamping
ini.
No Kelompok PanganGram/Kap/H
ari
Energi
(kkal)% AKE*
Protein
(g/kap/hari)% AKP **
SKOR
PPH
1 Padi-padian 342,7 1234 51,4 30,5 48,5 25,0
2 Umbi-umbian 66,6 71 2,9 0,4 0,6 1,5
3 Pangan Hewani 110,7 178 7,4 16,0 25,3 14,8
4 Minyak dan Lemak 38,1 341 14,2 0,1 0,1 5,0
5 Buah/BijinBerminyak 2,7 5 0,2 0 0,1 0,1
6 Kacang-kacangan 39,7 141 5,9 13,2 21,0 10,0
7 Gula 21,7 79 3,3 0,1 0,1 1,7
8 Sayur dan Buah 139,7 100 4,2 6,4 10,2 20,9
9 Lain-lain 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0
2,149 89,5 66,7 105,9 78,9
67.2
74.3
77.7
74.4
78.9
6062646668707274767880
2012 2013 2014 2015 2016
SK
OR
PP
H
Tahun
Grafik 3.8Tren Skor PPH 2012-2016
Sumber : Hasil Analisa 2016
Sumber : BKPPP, Tahun 2017 Keterangan * Angka Ketersediaan Energi Ideal = 2.400 kkal/kap/hari
** Angka Kecukupan Protein Ideal = 63 g/kap/hari
III | 46 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Pencapaian Indikator kinerja pada Sasaran 16 Persentase ketersediaan pangan
utama (Skor PPH Ketersediaan) didukung oleh 2 (dua) program yaitu program
ketahanan pangan dan program peningkatan ketahanan pangan. Adapun
pendanaan program yang mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.29 Program Pendanaan Sasaran 16:
Tercapaianya kondisi ketahanan Pangan
No Program
Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Ketahanan Pangan
19,854,562,000 19,844,024,625 99,94
2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
1,410,200,500 1,308,684,890 92,80
Jumlah 21,264,762,500 21,152,709,515 99,47
Sumber : LKIP Dinas Pertanian 2016
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan antara
nilai capaian kinerja sebesar 94,38% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 99,47%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 94,88%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
kurang efisien karena dengan realisasi anggaran 99,47% hanya menghasilkan
kinerja sebesar 94,38%.
Sasaran 17 : Meningkatnya Daya Saing Komoditas Pertanian
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 17 Meningkatnya daya saing komoditas pertanian diukur
oleh 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah komoditas pertanian yang
memiliki daya saing berskala nasional. Rincian hasil pengukuran kinerja dan hasil
analisis atas kinerja dari indikator kinerja sasaran dapat dilihat dalam tabel dan
penjelasan selanjutnya di bawah ini ;
III | 47 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.30 Pengukuran Capaian Sasaran 17
Meningkatnya Daya Saing Komoditas Pertanian
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional
% 5 5 100.00
5
Sumber : LKIP Dinas Pertanian, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja sasaran Jumlah komoditas pertanian yang memiliki
daya saing berskala nasional pada tahun 2016 mencapai angka realisasi 5
komoditas dari target realisasi 5 komoditas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Realisasi capaian untuk indikator kinerja ini mencapai 100%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Komoditas unggulan pertanian yang dimiliki Kabupaten Bandung tidak hanya
diunggulkan di tingkat kabupaten, tetapi juga menembus tingkat provinsi dan
nasional. Komoditas tersebut dapat dikategorikan sebagai komoditas khas
Kabupaten Bandung, dimana kekhasan tersebut dapat dilihat dari perbedaan
karakteristik komoditas yang dimiliki Kabupaten Bandung dengan daerah lainnya.
Perbedaan karakteristik komoditas ini diantaranya berdasarkan jenis komoditas,
besaran produksi serta cita rasa yang dimilikinya. Komoditas pertanian khas
Kabupaten Bandung yang menjadi unggulan diantaranya yaitu Padi, strawberry, kopi
kentang, tomat, cabe, serta bawang merah.
Pencapaian Indikator kinerja pada Sasaran meningkatnya daya saing komoditas
pertanian didukung oleh 2 (dua) program yaitu program peningkatan ketahanan
pangan (pertanian/perkebunan) dan prohram peningkatan produksi
III | 48 LKIP Kabupaten Bandung 2016
pertanian/perkebunan. Adapun pendanaan program yang mendukung sasaran ini,
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.31 Program Pendanaan Sasaran 16:
Meningkatnya Daya Saing Komoditas Pertanian
Sumber : LKIP Dinas Pertanian, Tahun 2016
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan antara
nilai capaian kinerja sebesar 100% dengan persentase realisasi anggaran sebesar
96,75%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 103,35%. Dengan
nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran telah
dilaksanakan secara efisien.
Sasaran 18 : Meningkatnya Transaksi Pada Sektor Perdagangan Dan
Jasa Di Kabupaten Bandung
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 18 Meningkatnya Transaksi Pada Sektor Perdagangan
dan Jasa di Kabupaten Bandung diukur oleh 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu
Persentase Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran. Rincian hasil pengukuran kinerja dan hasil analisis atas kinerja dari
indikator kinerja sasaran dapat dilihat dalam tabel dan penjelasan selanjutnya di
bawah ini ;
No Program
Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
5,354,727,124 5,184,877,937 96,82
2 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
2,811,665,400 2,716,846,715 96,62
Jumlah 8,166,392,524 7,901,724,652 96,75
III | 49 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.32 Pengukuran Capaian Sasaran 18
Meningkatnya Transaksi Pada Sektor Perdagangan Dan Jasa Di Kabupaten Bandung
Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi Capaian
% Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
LPE Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
persen 9.15 10.21 111.58 10.21
Sumber : Data BPS dan Diskominfo, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja sasaran Persentase Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada tahun 2016 (Metoda
Perhitungan Baru) mencapai angka realisasi 10,21% dari target realisasi 9,15%.
Realisasi capaian untuk indikator kinerja ini mencapai 111,58%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Pada tahun 2016 persentase LPE sub sektor Perdagangan, Hotel dan restoran
berdasarkan metoda perhitungan baru, untuk LPE Sub sektor Perdagangan, Hotel
dan restoran terbagi kedalam 2 bagian yaitu LPE sub sektor perdagangan besar dan
eceran dengan capaian pada tahun 2016 sebesar 5,23% dan LPE penyediaan
Akomodasi dan Makan minum sebesar 5,01%.
Pencapaian Indikator kinerja pada Sasaran Meningkatnya Transaksi Pada
Sektor Perdagangan Dan Jasa Di Kabupaten Bandung didukung oleh 1 (satu)
program yaitu program Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 3,406,581,175,- atau mencapai 46,81% dari
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
III | 50 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sasaran 19 : Meningkatkan Kapasitas, Kapabilitas Serta Produktivitas
UMKM-IKM Dan Kualitas Produk Unggulan
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 19 Meningkatkan Kapasitas, Kapabilitas Serta
Produktivitas UMKM-IKM Dan Kualitas Produk Unggulan diukur oleh 1 (satu)
indikator kinerja sasaran yaitu Nilai omzet UMKM-IKM Rincian hasil pengukuran
kinerja dan hasil analisis atas kinerja dari indikator kinerja sasaran dapat dilihat
dalam tabel dan penjelasan selanjutnya di bawah ini ;
Tabel 3.33 Pengukuran Capaian Sasaran 19
Meningkatkan Kapasitas, Kapabilitas Serta Produktivitas UMKM-IKM Dan Kualitas Produk Unggulan
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Nilai omzet UMKM-IKM (Rp Trilyun)
Rupiah 4.24 3.02 71.13 3.02
Sumber : LKIP Diskop UKM, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja sasaran Nilai omzet UMKM-IKM pada tahun 2016
mencapai angka realisasi 3,02 Trilyun Rupiah, dari target realisasi 4,24 Trilyun
Rupiah. Realisasi capaian untuk indikator kinerja ini mencapai 71,13%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Melihat pada ilustrasi pada tabel data diatas capaian indicator sasaran masih
kurang dari 100%, hal ini menunjukan bahwa tingkat pencapaian sasaran
Meningkatkan Kapasitas, Kapabilitas Serta Produktivitas UMKM-IKM Dan Kualitas
Produk Unggulan masih belum optimal. Hal ini didasarkan pada data laporan UKM
yang diakibatkan antara lain
1. Produk UKM yang kurang variatif
III | 51 LKIP Kabupaten Bandung 2016
2. Kurang memiliki daya saig antar pelaku usaha yang sejenis
3. Belum optimalnya jaringan pemasaran
4. Keterbatasn sumber daya pelaku usaha/UKM seperti : Man, Money,
Matherial, Methode dan Market
Realisasi pertumbuhan jumlah omzet UMKM pada tahun 2016 sebesar Rp.
6.863.749.200,- mengalamai peningkatan 0,22% dari tahun 2015 sebesar Rp.
3.099.722.278.625,-, hal ini masih kurang dari target tahun 2016 yang telah
ditetapkan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Bandung
sebesar 0,5%.
Pencapaian Indikator kinerja pada Sasaran Meningkatkan Kapasitas,
Kapabilitas Serta Produktivitas UMKM-IKM Dan Kualitas Produk Unggulan didukung
oleh 3 (tiga) program yaitu program yaitu program penciptaan iklim usaha kecil
menengah yang kondusif, program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif usaha kecil menengah, dan program pengembangan system pendukung
usaha bagi usaha mikro kecil menengah. Adapun pendanaan program yang
mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut :
Gambar 3.5 Kegiatan Pameran produk UMKM yang dilakukan Oleh Diskoperindag
III | 52 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.34 Program Pendanaan Sasaran 16:
Meningkatnya Daya Saing Komoditas Pertanian
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif
340,000,000 313,152,245 92,10
2 Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah
1,574,458,825 1,517,957,400 96,41
3 Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah
334,350,000 328,957,124 98,39
Jumlah 2,248,808,825 2,160,066,769 96,75
Sumber : LKIP Diskop UKM, Tahun 2016
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan antara
nilai capaian kinerja sebesar 71,13% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 96,75%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 73,52%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran
telah dilaksanakan secara kurang efisien. Karena realisasi anggaran yang mencapai
96,75% hanya mencapai realisasi kinerja sebesar 71,13%.
Sasaran 20 : Meningkatnya Kesejahteraan Petani
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 20 Meningkatnya Kesejahteraan Petani diukur oleh 1
(satu) indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama.
Rincian hasil pengukuran kinerja dan hasil analisis atas kinerja dari indikator kinerja
sasaran dapat dilihat dalam tabel dan penjelasan selanjutnya di bawah ini ;
III | 53 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.35 Pengukuran Capaian Sasaran 20 Meningkatnya Kesejahteraan Petani
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama
kelompok 223 225 100.90 225
Sumber : LKIP Dinas Pertanian, Tahun 2016
Capaian indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah kelompok tani yang berpredikat
utama pada tahun 2016 di Kabupaten Bandung mencapai angka realisasi 225
Kelompok, dari target realisasi 223 Kelompok. Realisasi capaian untuk indikator
kinerja ini mencapai 100,90%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.273/Kpts/OT.160/4/2007,
kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber
daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
Sedangkan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.41/Kpts.OT.210/1/1992,
tentang pedoman pembinaan kelompok tani-nelayan, maka pengakuan terhadap
kemampuan kelompok diatur sebagai berikut:
a. Kelas Pemula, dengan piagam yang ditandatangani oleh Kepala Desa.
b. Kelas Lanjut, dengan piagam yang ditandatangani oleh Camat.
c. Kelas Madya, dengan piagam yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota.
d. Kelas Utama, dengan piagam yang ditandatangani oleh Gubernur.
III | 54 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Pencapaian Indikator kinerja pada Sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Petani
didukung oleh 1 (Satu) program yaitu Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian/Perkebunan Lapangan dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
1,067,509,000,-, dari target realisasi sebesar Rp .1,104,640,000,-. Realisasi
anggaran ini mencapai 96,64% dari target yang ditetapkan.
Untuk Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 100,90% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 96,64%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 104,40%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran
telah dilaksanakan secara efisien.
Sasaran 21 : Meningkatnya Investasi
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Pencapaian sasaran 21 Meningkatnya Investasi diukur oleh 1 (satu) indikator
kinerja sasaran yaitu Nilai Investasi (Rp Trilyun). Rincian hasil pengukuran kinerja
dan hasil analisis atas kinerja dari indikator kinerja sasaran dapat dilihat dalam tabel
dan penjelasan selanjutnya di bawah ini
Tabel 3.36 Pengukuran Capaian Sasaran 20 Meningkatnya Kesejahteraan Petani
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisas 2016i
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Nilai Investasi (Rp Trilyun)
Rp Trilyun
7.00 8.17 116.71 8.20
Sumber : LKIP DPMPTSP, Tahun 2016
Capaian kinerja sasaran meningkatnya investasi dengan indikator kinerja nilai
investasi pada tahun 2016 dengan target Rp. 7,00 Trilyun telah melebihi target yang
telah ditetapkan yaitu nilai realisasi investasi tahun 2016 sebesar Rp.
8,175,002,462,846,-. Capaian realisasi sasaran ini sebesar 116,71%.
III | 55 LKIP Kabupaten Bandung 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
Capaian kinerja Sasaran Meningkatnya investasi dengan indikator kinerja nilai
investasi pada tahun 2016 bila dibandingkan pada tahun 2015 maka nilai realisasi
investasi ini mengalami penurunan.
Tabel 3.37 Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja
Nilai Investasi (Rp. Trilyun) Sumber : LKIP DPMPTSP, Tahun 2016
Meskipun Capaian kinerja Sasaran Meningkatnya investasi dengan indikator
kinerja nilai investasi pada tahun 2016 mengalami penurunan dibanding tahun
sebelumnya tapi Capaian ini telah melebihi target yang telah ditetapkan dengan nilai
capaian realisasi 116,71%. Capaian ini tidak terlepas dari peran pemerintah dan
Pemerintah Daerah, dengan upaya secara terus menerus menyederhanakan proses
perijinan melalui penyelenggaraan terpadu satu pintu (PTSP) khususnya di
Kabupaten Bandung. Selain itu, kepatuhan para pelaku usaha/investor dalam
menyampaikan laporan kegiatan usahanya harus terus ditingkatkan agar upaya
pemantauan kegiatan penanaman modal di kabupaten bandung dapat dilaksanakan
secara efektif. Upaya lainnya dari pemerintah pusat maupuan pemerintah daerah
adalah membenahi dan meningkatkan kondisi infrastruktur sehingga dapat
meyakinkan para investor yang berminat melakukan kegiatan usahanya di
Kabupaten Bandung.
NO INDIKATOR KINERJA REALISASI
2015 2016
1 Nilai Investasi (Rp Trilyun) 9.41 8.17
III | 56 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.38 Permasalahan dan Solusi Urusan Penanaman Modal
Tahun Anggaran 2016
No Permasalahan Solusi
1 Peluang investasi yang belum
dipromosikan menggambarkan
permintaan pasar yang membuat
calon investor tertarik berinvestasi di
Kabupaten Bandung
Perlu dilakukan kajian yang
mendalam dengan pendekatan yang
komprehensif untuk semua peluang
investasi yang ditawarkan
2 Regulasi yang ada di tingkat lebih atas
sering berbah sesuai perkembangan
dan peyesuaian dengan kondisi yang
terkini
Perlu penyesuaian dan harmonisasi
regulasi di Tingkat Kabupaten
dengan tingkat yang lebih atas untuk
menjawab dan menyesuaikan
dengan peraturan yang ada
3 Proyek-proyek yang ditawarkan/
dikerjasamakan belum didukung oleh
pemberian insentif dari daerah
Melakukan revisi terhadap regulasi
yang mengarah kepada pemberian
insentif kepada investor
4 Belum optimalnya proses pelayanan
PTSTP pada pelayanan perzinan
sesuai dengan SOP karena
kewenangan perlengkapan
persyaratan perizinan ada pada SKPD
pemberi rekomendasi
Melakukan koordinasi kepada SKPD
pengolah rekomendasi untuk
mempedomani SOP PTSP dalam
proses rekomendasi
5 Belum semua investor membuat
laporan/ LKPM melalui kepala
DPMPTSP
Melakukan sosialisasi dan
pembinaan terhadap investor tentang
pentingnya membuat LKPM
6 Terlalu banyaknya perizinan yang
harus dipenuhi oleh pengusaha dalam
rangka menanamkan investasi
MElakukan sosialisasi dan
pemahaman tentang peraturan dan
persyaratan perizinan kepada
investor dan investor yang berminat
berinvestasi di Kabupaten Bandung
7 Kondisi masyarakat yang belum
sepenuhnya mendukung terhadap
perkembangan investasi
Melakukan sosialisasi melalui aparat
kewilayahan beserta masyarakat
Sumber : LKIP DPMPTSP, Tahun 2016
Pencapaian Indikator kinerja pada Sasaran Meningkatnya Nilai Investasi
didukung oleh 3 (Tiga) program yaitu Program peningkatan promosi dan kerjasama
III | 57 LKIP Kabupaten Bandung 2016
internasional, Program peningkatan iklim Investasi dan realisasi investasi, dan
Program penyiapaan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah. Adapun
pendanaan program yang mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut
Tabel 3.39 Program Pendanaan Sasaran 21:
Meningkatnya Nilai Investasi
Sumber : LKIP DPMPTSP, Tahun 2016
Untuk Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 116,71% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 94,33%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 123,7%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran
telah dilaksanakan secara efisien.
Pengukuran tujuan 6 (enam) yaitu Menciptakan lingkungan yang serasi dan
seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi
2,189,000,000 2,008,922,869 91,77
2 Program Peningkatan Iklim Investasi Dan Realisasi Investasi
1,170,000,000 1,146,194,000 97,96
3 Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana Dan Prasarana Daerah
305,000,000 301,264,000 98,77
Jumlah 3,664,000,000 3,456,380,869 94,33
Tujuan 6 : Menciptakan Lingkungan Yang Serasi dan Seimbang Dengan Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan, Daya Tampung Lingkungan Serta Perubahan Iklim
III | 58 LKIP Kabupaten Bandung 2016
serta perubahan iklim melalui 2 (dua) sasaran dan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran.
Dalam proses implementasi dari perwujudan tujuan ini, Pemerintah Kabupaten
Bandung melaksanakan urusan lingkungan hidup.
Hasil pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam
tujuan ini diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut ;
Sasaran 22 : Meningkatkan Pengawasan Dan Pengendalian Terhadap
Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan
kerusakan lingkungan di Kabupaten Bandung berpedoman pada 2 (dua) indikator
kinerja yaitu persentase pengendalian penemaran air dan persentase volume
sampah yang dapat dikelola pemerintah. Adapun hasil pengukuran atas indikator
sasaran ini adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.40 Pengukuran Capaian Sasaran 22
Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Trget RPJMD
Realisasi Kinerja
2016-2021
Persentase pengendalian pencemaran air
% 54,54 51 93,51 51
Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah
% 24 24 100 24
Rata-rata 96,76 Sumber: LKIP DLH Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Realisasi capaian indikator persentase pengendalian pencemaran air tahun
2016 adalah 51% dari target yang telah ditetapkan sebesar 54,54%. Sehingga
persentase capaian kinerja pengendalian pencemaran air sebesar 93,51%.
Sedangkan capaian indikator persentase volume sampah yang dikelola pemerintah
III | 59 LKIP Kabupaten Bandung 2016
sebesar 24% dari target yang telah ditetapkan sebesar 24%, Sehingga persentase
capaian kinerja volume sampah yang dikelola pemerintah sebesar 100%.
b. Analisis Capaian Kinerja
1) Persentase pengendalian pencemaran air
Capaian realisasi indikator pengendalian pencemaran air tahun 2016 terlaksana
melalui 1 (satu) program yaitu Program pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup. Realisasi anggaran untuk program ini sebesar Rp. 2,806,087,971,-
dari target realisasi yang ditetapakan sebelumnya sebesar Rp. 2,983,330,000,-
Capaian Realisasi anggaran ini mencapai 94,06%
2) Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah
Cakupan pelayanan sampah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
timbulnya masalah lingkungan akibat sampah. Semakin kecil cakupan pelayanan
sampah, semakin besar kemungkinan terjadi permasalahan akibat sampah.
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang perlu mendapat
perhatian. Permasalahan sampah tersebut semakin kompleks dalam kaitannya
dengan pengelolaannya karena kuantitasnya semakin meningkat, semakin
bervariasi jenis komposisinya, keterbatasan sumber dana bagi pelayanan umum,
Gambar 3.6 Kegiatan Uji lab dalam rangka pengendalian pencemaran air
III | 60 LKIP Kabupaten Bandung 2016
dampak perkembangan ekonomi dan juga semakin tingginya aktivitas-aktivitas
sumber potensial adanya sampah. Kehadiran sampah merupakan hal yang tidak
diinginkan dan dapat menimbulkan pencemaran apabila daya asimilasi alam tidak
mampu lagi mendukungnya. Selain itu sampah erat kaitannya dengan kesehatan
masyarakat karena dari sampah tersebut dapat hidup berbagai organisme
penyebab penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara
vektor. Penyakit-penyakit tersebut seperti Tyhpus abdominalis, diare, Dengue
Haemorhagic Fever (Mukono, 1999).
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung sangat fokus terhadap masalah
persampahan. Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah
Kabupaten Bandung selama tahun 2016 sebesar 24%. Jumlah tersebut sesuai
dengan target yang telah di tetapkan. sehingga capaian kinerja sebesar 100%.
Dari tahun ke tahun, Persentase volume sampah yang dapat dikelola
pemerintah Kabupaten Bandung semakiin meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut:
Gambar 3.7 Petugas kebersihan sedang melakukan pengakutan sampah
di Pasar Baleendah
III | 61 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sumber : Hasil analisa 2016
Capaian realisasi indikator Persentase volume sampah yang dapat dikelola
pemerintah Kabupaten Bandung tahun 2016 terlaksana melalui 1 (satu) program
yaitu Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dan 5 (lima)
kegiatan, yaitu kegiatan penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah,
penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan, peningkatan operasi
dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan, sosialisasi kebijakan
pengelolaan persampahan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan persampahan. Realisasi anggaran untuk program ini adalah sebesar
Rp. 21,521,331,555,- dari target realisasi yang ditetapkan sebesar Rp.
22,729,345,600,-. Capaian realiasasi anggaran untuk program pengembangan
kinerja pengelolaan persampahan mencapai 94,69 dari target anggaran yang
ditetapkan
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 96,76% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 94,61%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 102,27%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
13.65 15.22 16.6621.22
24
0
5
10
15
20
25
30
2012 2013 2014 2015 2016
Realisasi
(%)
Tahun
Grafik 3.9Persentase Volume Sampah Yang Dapat
Dikelola Pemerintah
III | 62 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sasaran 23 : Terselenggaranya Konservasi Sumber Daya Alam
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990, konservasi sumber daya alam
adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilai. Sedangkan
tujuan konservasi menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi
sumber daya alam dan ekosistemnya adalah mengusahakan terwujudnya
kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga
dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan manusia.
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung sangat concern terhadap masalah
konservasi sumber daya alam. hal tersebut terlihat dari capaian kinerja Kabupaten
Bandung terkait konservasi sumber daya alam dengan persentase 100%.
Pencapaian sasaran Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
Kabupaten Bandung tahun 2016 diukur dengan menggunakan 1 (satu) indikator
kinerja, yaitu Persentase luas lahan kritis yang tertanami. Dari data yang diperoleh,
persentase luas lahan kritis yang tertanami selama tahun 2016 sebesar 68,03%
jumlah tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu sebesar 68,03%.
Adapun hasil pengukuran atas indikator sasaran ini adalah sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 3.41 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 23:
Terselenggaranya Konservasi Sumber Daya Alam
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase luas lahan kritis yang tertanami
% 68,03 68,03 100
68,03
Sumber : LKIP DLH Kabupaten Bandung, Tahun 2016
III | 63 LKIP Kabupaten Bandung 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
Apabila dilihat dari perkembangannya, realisasi indikator persentase luas lahan
kritis yang ditanami dari 2012-2016 mengalami peningkatan. Tahun 2012 persentase
luas lahan kritis yang ditanami sebesar 32,86%, tahun 2013 persentase luas lahan
kritis yang ditanami sebesar 63,72%, pada tahun 2014 persentase luas lahan kritis
yang ditanami sebesar 66,37%, tahun 2015 persentase luas lahan kritis yang
ditanami sebesar 79.10% Namun tahun 2016, persentase luas lahan kritis yang
ditanami mengalami penurunan sebesar 11,07% menjadi 68,03%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Hasil Analisa 2016
Capaian realisasi indikator Sasaran 23 Meningkatnya Kemanan dan Ketertiban
Masyarakat tahun 2016 terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu Program
rehabilitasi hutan dan lahan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 3,389,205,550,-
dari target anggaran yang ditetapakan sebesar Rp. 3,808,894,000. Realisasi
anggaran untuk program ini mencapai 88,98% dari target anggaran yang telah
ditetapkan.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara capaian kinerja sebesar 100% dengan persentase realisasi anggaran
32.86
63.72 66.37
79.1
68.03
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2012 2013 2014 2015 2016
Pe
rse
nta
se
Tahun
Grafik 3.10Persentase Luas Lahan Kritis Yang Tertanami
III | 64 LKIP Kabupaten Bandung 2016
sebesar 88,98% diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 112,48%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
Pengukuran tujuan 7 yaitu Meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam
pembangunan wilayah melalui 2 sasaran dan 3 indikator kinerja sasaran. Hasil
pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam tujuan ini
diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut ;
Sasaran 24 : Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya pencapaian sasaran Meningkatnya pemberdayaan masyarakat
perdesaan diukur menggunakan 2 Indikator kinerja yaitu Jumlah desa
swasembada/cepat berkembang dan Jumlah desa swakarya/desa berkembang.
Terdapat perbedaan pada target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK)
Pemerintah Kabupaten Bandung dengan target yang ditetapkan dalam Renstra
Perangkat Daerah sehingga pencapaian sasaran ini belum dapat memenuhi target
yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK). Berikut ini pengukuran capaian
Indikator kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK)
Tabel 3.42 Pengukuran Capaian Sasaran 24 :
Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Trget RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Jumlah desa swasembada/ cepat berkembang
desa 5 2 40
2
Tujuan 7 : Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Pembangunan Desa
III | 65 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Indikator Kinerja Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Trget RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Jumlah desa swakarya / desa berkembang
Desa 19 4 21,05
4
Rata-rata 30.53
Sumber: LKIP DPMD Kabupaten Bandung, Tahun 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
Indikator kinerja yaitu Jumlah desa swasembada/cepat berkembang dan Jumlah
desa swakarya/desa berkembang diukur dengan Variabel yang digunakan untuk
mengukur tingkat perkembangan desa yaitu:
a. Perkembangan kependudukan
b. Ekonomi masyarakat
c. Pendidikan masyarakat
d. Kesehatan masyarakat
e. Keamanan dan ketertiban
f. Kedaulatan politik masyarakat
g. Persentase masyarakat dalam pembangunan
h. Lembaga kemasyarakatan.
1) Jumlah Desa Swasembada/ Cepat Berkembang
Pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Bandung telah merealisasikan target
capaian jumlah desa swasembada di Kabupaten Bandung. Realisasi capaian jumlah
desa swasembada sebanyak 2 desa dari 5 target yang ditentukan, Melihat data
tersebut maka dapat disimpulkan target jumlah desa swasembada tidak tercapai
dengan persentase ketercapaian indikator kinerja sebesar 40%. Jika dibandingkan
dengan data capaian jumlah desa swasembada tahun 2015, capaian tahun 2016
mengalami penurunan.
Banyak permasalahan yang dihadapi dalam usaha meningkatkan keberdayaan
masyarakat perdesaan yaitu terbatasnya SDM baik jumlah personil maupun
III | 66 LKIP Kabupaten Bandung 2016
spesifikasi keahlian yang diperlukan dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban
oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Namun hal ini
sudah ditindak lanjuti dengan melakukan koordinasi ke BKPP untuk menambah
personil yang ahli dalam bidang pemberdayaan masyarakat pedesaan.
Sumber: Hasil Analisa 2016
Capaian realisasi indikator kinerja jumlah desa swasembada tahun 2016
terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu Program peningkatan keberdayaan
masyarakat perdesaan dengan 9 (sembilan) kegiatan. Realisasi anggaran untuk
progam ini adalah sebesar Rp. 3,794,536,900,- dari target realisasi yang ditetapkan
sebesar Rp. 4,049,913,400. Realisasi anggaran ini mencapai 93,69% dari target
realisasi yang telah ditetapkan
2) Jumlah Desa Swakarya/ Desa Berkembang
Perkembangan desa swakarya sudah lebih maju daripada desa swadaya. Ciri-
ciri desa swakarya adalah mata pencaharian beragam jenisnya, adat istiadat sedang
mengalami perubahan, gotong royong untuk membangun desa sudah meningkat,
pengaruh dari luar sudah masuk sehingga terjadi perubahan cara berpikir,
pemerintahan desa mulai berkembang, bantuan pemerintah hanya sebagai
perangsang, lapangan kerja bertambah dan masyarakat telah mampu meningkatkan
kehidupannya.
0 0
4 4
2
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
2012 2013 2014 2015 2016
Des
a S
wa
se
mb
ad
a
Tahun
Grafik 3.11Jumlah Desa Swasembada/ Cepat Berkembang
III | 67 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Di Kabupaten Bandung, tahun 2016 jumlah desa swakarya belum mencapai
target yang ditentukan. Target tahun 2016 adalah 19 desa swakarsa, namun
realisasi yang telah dicapai sebanyak 4 desa swakarsa dengan persentase
ketercapaian sebesar 21,05%.
Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015, tahun 2016 mengalami
penurunan yaitu dari awal 18 desa swakarya, menjadi 4 desa.
Sumber : Hasil Analisa 2016
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam usaha meningkatkan
keberdayaan masyarakat perdesaan, mengembangkan lembaga ekonomi desa,
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun desa dan meningkatkan
kapasitas aparatur pemerintahan desa antara lain sebagai berikut :
1. Masih terbatasnya SDM yang ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa baik jumlah personil maupun spesifikasi keahlian yang
diperlukan dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
2. Kurangnya sarana dan prasarana pada Kantor Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa serta sarana penunjang lainnya seperti
Komputer, Notebook, Lemari Arsip/Data untuk menunjang pelaksanaan
kegiatan dan tertib administrasi.
3. Kualitas SDM aparat Pemerintahan Desa masih rendah.
7 7
18 18
4
0
5
10
15
20
2012 2013 2014 2015 2016
Pers
en
tase
Tahun
Grafik 3.12Jumlah Desa Swakaya/ Desa Berkembang
III | 68 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja BPMPD Kabupaten Bandung pada
tahun mendatang, beberapa langkah strategis yang rencananya akan dilakukan
antara lain :
1. Melakukan kordinasi dan pengajuan penambahan personil ke BKPP untuk
penempatan pegawai di BPMPD
2. Menyusun rencana kebutuhan barang dan mengajukan sarana dan
prasarana pada rencana kegiatan anggaran
3. Melakukan upaya peningkatan kualitas SDM aparat Pemerintahan Desa
melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan
Capaian realisasi indikator kinerja jumlah desa swakarya tahun 2016 terlaksana
melalui 2 (dua) program dan 4 (empat) kegiatan, Adapun program kegiatan serta
pendanaannya yang mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.43 Program Pendanaan Sasaran 24:
Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1
Proses Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan
205,693,900 199,518,500 96,99
2
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
1,011,371,000 901,964,825 89,18
Jumlah 1,217,064,900 1,101,483,325 90,50 Sumber: LKIP DPMD Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Untuk Nilai efisiensi atas kinerja sasaran Meningkatnya pemberdayaan
masyarakat perdesaan, dilakukan dengan membandingkan antara nilai capaian rata-
rata kinerja sebesar 30,53% dengan persentase realisasi anggaran sebesar
92,96%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 32,84%. Dengan
nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja yang telah dilaksanakan
III | 69 LKIP Kabupaten Bandung 2016
dalam kategori kurang efisien, perlu banyak perbaikan dan perubahan yang sangat
mendasar.
Sasaran 25 : Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Desa
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya pencapaian sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa diukur menggunankan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah
swadaya dalam pembangunan desa. Adapun hasil pengukuran atas indikator
sasaran ini adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.44 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 25
Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Target RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Jumlah swadaya dalam pembangunan
% 30 30 100 30
Sumber: LKIP DPMD Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Berdasarkan data tersebut, capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bandung
dalam hal jumlah swadaya dalam pembangunan desa sebesar ditargetkan 30% dan
yang terealisasi sebesar 30% sehingga dapat disimpulkan capaian kinerjanya
sebesar 100%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Capaian realisasi indikator sasaran 25 Meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan desa tahun 2016 terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa, dengan 8
(delapan) kegiatan seperti kegiatan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan
III | 70 LKIP Kabupaten Bandung 2016
desa, penanganan pengaduan masyarakat mengenai pronangkis, peningkatan
pembangunan, pemberdayaan dan peran masyarakat melalui TMMD dan BSMSS,
pembangunan desa mandiri, dan revitalisasi Posyantek. Realisasi anggaran untuk
program ini sebesar Rp. 2,528,547,725,- dari target yang telah ditetapkan sebesar
Rp. 2,583,770,400,-. Realisasi anggaran Program peningkatan partisipasi
masyarakat dalam memabangun desa mencapai angka realiasai 97,86% dari target
yang telah ditetapkan.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 100% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 97,86%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 102,22%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
Pengukuran tujuan 8 (delapan) yaitu Meningkatkan kinerja aparatur dan
kelembagaan penyelenggara pelayanan publik melalui 1 (satu) sasaran yaitu
Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah dan 1 (satu) indikator kinerja
sasaran yaitu Persentase Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
Hasil pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam
tujuan ini diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut ;
Sasaran 26 ; Meningkatnya Kualitas Kinerja Aparatur Pemerintah
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah salah satunya ditentukan
oleh kapasitas dan kompetensi aparatur itu sendiri. Ketersediaan Aparatur yang
memiliki kapasitas dan kompetensi sesuai kebutuhan organisasi merupakan syarat
mutlak dan mendasar untuk dapat melaksanakan reformasi birokrasi.
Tujuan 8 : Meningkatkan Kinerja Aparatur dan Kelembagaan Penyelenggara Layanan Publik
III | 71 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Peningkatan kualitas SDM Aparatur dilaksanakan dengan meningkatkan
kemampuan SDM Aparatur di Kabupaten Bandung Melalui Pendidikan dan
Pelatihan, baik Diklat Struktural, Diklat Formal, Diklat Teknis baik yang
diselenggarakan oleh BKPPD, Peningkatan Kapasitas Aparatur Perencana yang
diselenggarakan oleh Bappeda dan pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa
aparatur pengawas yang diselenggarakan oleh Inspektorat
Upaya Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah di Kabupaten
Bandung berpedoman pada 1 (satu) indikator kinerja yaitu Persentase peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur. Hasil pengukuran atas indikator sasaran ini adalah
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.45 Pengukuran Capaian Sasaran 26 :
Meningkatnya Kualitas Kinerja Aparatur Pemerintah
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Trget RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
% 20.6 20.22 98.15 20.22
Sumber : Laporan BKPP, Bappeda, Inspektorat, Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 realisasi
indikator sasaran ini adalah 20,22% dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar
20,6%. Realisai capaian indikator kinerja mencapai angka 98,15% dari target yang
telah ditetapkan.
b. Analisis Capaian Kinerja
Peningkatan kapasitas SDM aparatur dilaksanakan dengan meningkatkan
kemampuan SDM aparatur di Kabupaten Bandung melalui pendidikan dan pelatihan,
baik diklat struktural, diklat formal, diklat teknis baik yang diselenggarakan oleh
BKPP maupun oleh OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung dan
pengiriman Peserta ujian dinas/ujian penyesuaian ijazah dan tugas belajar.
III | 72 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur yang dilaksanakan oleh OPD
diantaranya adalah sosialisasi, bimtek, dll yang tertuang dalam Permendagri No.13
Tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah program tersebut sangat
beririsan dengan belanja program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
yang ada di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan. Adapun untuk CPNS
dilaksanakan diklat prajabatan agar CPNS tersebut dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan baik.
Adapun penunjang untuk meningkatkan kapasitas sunmber daya aparatur
adalah pelaksanaan kediklatan yang dilaksanakan oleh BKPPD pada tahun 2016,
yaitu kegiatan Diklat Prajabatan, Diklat Kepemimpinan, Diklat Teknis Tugas dan
Fungsi, Diklat Formal dan Diklat Teknis lainnya, dengan perincian sebagai berikut :
1. Diklat PIM Tingkat II target 1 orang realisasi 1 orang
2. Diklat PIM Tingkat III target 6 orang realisasi 7 orang
3. Diklat PIM Tingkat IV target 67 orang realisasi 67 orang
4. Diklat Prajabatan target 44 orang realisasi 44 orang
5. Terselenggaranya pengiriman peserta Diklat Teknis Auditor sebanyak 28
orang Realisasi 28 orang
6. Terselenggaranya pengiriman peserta Diklat Teknis Pengelolaan keuangan
berbasis akrual Target sebanyak 48 orang Realisasi 48 orang
7. Terselenggaranya pengiriman peserta Diklat Teknis Peningkatan Kapsitas
ASN Target sebanyak 180 orang Realisasi 180 orang
8. Terselenggaranya pengiriman peserta Diklat Teknis Analisa Jabatan dan ABK
Target sebanyak 40 orang Realisasi 41 orang
9. Terselenggaranya pengiriman peserta Diklat Teknis Managemen Perubahan
Target sebanyak 41 orang Realisasi 41 orang
10. Terselenggaranya pengiriman peserta Diklat Teknis Teknologi Informasi
KeuanganTarget sebanyak 74 orang Realisasi 74 orang
11. Terselenggaranya pengiriman peserta diklat Tenkis Pengelolaan Aset Target
sebanyak 74 orang Realisasi 74 orang
12. Terselenggaranya pengiriman peserta diklat Tenkis Binaan Mental Target
sebanyak 67 orang Realisasi 67 orang
III | 73 LKIP Kabupaten Bandung 2016
13. Terselenggaranya pengiriman peserta diklat Tenkis Managemen
Pemerintahan Daerah Target sebanyak 41 orang Realisasi 41 orang
14. Terselenggaranya pengiriman peserta diklat Tenkis Barang dan Jasa Target
sebanyak 60 orang Realisasi 60 orang
15. Terselenggaranya pengiriman peserta diklat Tenkis Perpajakan Target
sebanyak 41 orang Realisasi 41 orang
16. Terselenggaranya pengiriman peserta diklat Tenkis Tata Naskah Dinas Target
sebanyak 41 orang Realisasi 41 orang
17. Terselenggaranya pengiriman Diklat teknis tim building sebanyak 59 orang
Realisasi 59 orang
Sedangkan peningkatan kompetensi sumberdaya yang diselenggarakan oleh
Bappeda adalah peningkatan kemampuan teknis aparatur perencana dengan target
pada tahun 2016 adalah sebanyak 10 orang dan terlealisasi sebanyak 10 0rang
(terlealisasi 100%) dan peningkatan kompetensi yang dilaksanakan oleh Inspektorat
adalah peningkatan kompetensi tenaga pemeriksa aparatur dan pengawas. Dari
target sebanyak 15 orang untuk ditingkatkan kompetensinya terealisasi sebanyak 14
orang atau terlealisasi sebesar 93,33%. Bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu pada tahun 2015, maka pencapaian persentase peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur tahun 2016 mengalami penurunan. Grafik dibawah
ini adalah adalah grafik tren APM persentase peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur 4 tahun terakhir.
Sumber: Analisa 2016
101.7591.07
121.25
100.14
0
50
100
150
2013 2014 2015 2016
Pers
en
tase
Tahun
Grafik 3.13Persentase Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
III | 74 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Capaian realisasi indikator sasaran 26 Meningkatnya kualitas kinerja aparatur
pemerintah pada tahun 2016 terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu Program
peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan realisasi anggaran sebesar
Rp. 13,351,349,371,- dari target yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp.
13,531,119,800,-. Realisasi anggaran ini mencapai 98,67%.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini dilakukan dengan membandingkan antara
nilai capaian kinerja sebesar 98,15% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 98,67%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 99,47%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
Sasaran 27 : Meningkatkan Efisiensi Pelayanan Administrasi Publik
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik di Kabupaten
Bandung berpedoman pada 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah aplikasi yang bisa
diakses oleh seluruh Perangkat Daerah. Adapun hasil pengukuran atas indikator
sasaran ini adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.46 Pengukuran Capaian Sasaran 27 :
Meningkatkan Efisiensi Pelayanan Administrasi Publik
Indikator Kinerja
Satuan Target 2016
Realisasi 2016
Capaian %
Trget RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh Perangkat Daerah
Aplikasi 6 8 133,33
8
Sumber : LKIP Diskominfo, Tahun 2016
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh OPD dihitung dengan cara
jumlah aplikasi terbangun yang dapat diakses oleh seluruh OPD di lingkungan
pemerintah Kabupaten Bandung. Jumlah aplikasi yang bisa di akses oleh seluruh
III | 75 LKIP Kabupaten Bandung 2016
PD di lingkungan pemerintah Kabupaten Bandung hingga tahun 2015 telah
memenuhi target yaitu 8 (delapan) aplikasi dan di tahun 2016 jumlah aplikasi yang
bisa diakses oleh seluruh PD bertambah menjadi 8 aplikasi, pencapaiannya melebihi
target yang telah ditetapkan yaitu 6 aplikasi.
b. Analisis Capaian Kinerja
Pemanfaatan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pemerintahan
diharapkan dapat mempermudah akses informasi antara sesama lembaga
pemerintahan dan mempermudah masyarakat dalam mencari informasi tentang
pemerintahan di Kabupaten Bandung. Dengan adanya keterhubungan ini arus
informasi diharapkan dapat sampai dengan cepat dan tepat. Keluaran dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah terkoneksinya aplikasi resmi pemerintah Kabupaten
Bandung dengan seluruh SKPD. Aplikasi-aplikasi tersebut adalah:
1. Website Kabupaten Bandung www.bandungkab.go.id
2. Manajemen Data
3. SIMDA Keuangan
4. Kependudukan
5. Keterbukaan Informasi Publik
6. RKPD Online
7. e-Monev
8. Kepegawaian
Pencapaian jumlah aplikasi
yang bisa diakses oleh
seluruh OPD setiap tahunnya
terlihat dalam grafik
disamping ini :
Sumber : Hasil Analisa 2016
12
12
8
0
5
10
2012 2013 2014 2015 2016
Ju
mla
h A
plikasi
Tahun
Grafik 3.14Jumlah Aplikasi Yang Bisa Diakses
Oleh Seluruh Perangkat Daerah
III | 76 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam memenuhi target tidak
lepas dari sudah baiknya jaringan komunikasi data yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Bandung. Meskipun telah mencapai target namun masih banyak kendala
yang dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah kabupaten Bandung dan
pemerintah pusat yaitu belum memadainya regulasi di bidang TIK dan belum
memadainya infrastruktur telekomunikasi.
Capaian realisasi indikator Sasaran 27 Meningkatkan efisiensi pelayanan
administrasi publik tahun 2016 terlaksana melalui 1 (satu) program yaitu Program
pengembangan komunikasi, informasi dan media massa dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 554,160,500,- dari target yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar
Rp. 583,160,000,-. Realisasi anggaran ini mencapai 95,03% dari target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara capaian kinerja sebesar 133,33% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 95,03% diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 140,30%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien. .
Sasaran 28 : Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan pernyataan profesional
pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar
akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures),
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem
pengendalian intern.
a. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Opini Wajar tanpa pengecualian (WTP) adalah opini audit yang akan
diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang
III | 77 LKIP Kabupaten Bandung 2016
bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini jenis
ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang
dikumpulkan, perusahaan/pemerintah dianggap telah menyelenggarakan
prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada
kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan
b. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Opini Wajar dengan pengecualian (WDP) adalah opini audit yang
diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas
dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang
menjadi pengecualian. Sebagian akuntan memberikan julukan little adverse
(ketidakwajaran yang kecil) terhadap opini jenis ini, untuk menunjukan
adanya ketidakwajaran dalam item tertentu, namun demikian
ketidakwajaran tersebut tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
c. Tidak wajar (adversed opinion)
Opini tidak wajar adalah opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan
mengandung salah saji material, atau dengan kata lain laporan keuangan
tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jika laporan keuangan
mendapatkan opini jenis ini, berarti auditor meyakini laporan keuangan
perusahaan/pemerintah diragukan kebenarannya, sehingga bisa
menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan
d. Tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion)
Opini tidak menyatakan pendapat (TMP) oleh sebagian akuntan dianggap
bukanlah sebuah opini, dengan asumsi jika auditor menolak memberikan
pendapat artinya tidak ada opini yang diberikan. Opini jenis ini diberikan jika
auditor itidak bisa meyakini apakah laporan keuangan wajar atau tidak.
Opini ini bisa diterbitkan jika auditor menganggap ada ruang lingkup audit
yang dibatasi oleh perusahaan/pemerintah yang diaudit, misalnya karena
auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa
menyimpulkan dan menyatakan laporan sudah disajikan dengan wajar.
III | 78 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.47
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 28: Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
dan aset daerah
Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi Capaian
% Trget
RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Status laporan
Status laporan (Opini)
WDP Blm ada hasil pemeriksaan
WTP
Sumber: LKIP Badan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung, Tahun 2016
b. Analisis Capaian Kinerja
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja
yang ditetapkan adalah status untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dengan target WDP untuk tahun 2016.
Namun pada saat ini, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung
tahun 2016 masih dalam proses penyusunan yaitu pada tahap konsolidasi dengan
seluruh perangkat daerah, dan untuk memperoleh opini LKPD tersebut didasarkan
pada hasil audit BPK-RI setelah selesai pemeriksaan dilaksanakan. dengan
demikian realisasi dari target tesebut belum dapat ditampilkan hasilnya
Capaian realisasi indikator Sasaran 28 Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset daerah tahun 2016 terlaksana melalui
1 (satu) program yaitu Program peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 11,205,806,552,- dari target realisasi
sebesar Rp. 12,135,279,541,-. Realisasi anggaran ini mencapai 92,34 % dari target
anggaran yang telah ditetapkan.
III | 79 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sasaran 29 : Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Sasaran meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah diukur
melalui 1 (satu) indikator kinerja sasaran, yaitu ketepatan program kerja yang
direncanakan dengan program kerja yang dianggarkan. Indiktor tersebut merupakan
indikasi konsistensi mekanisme perencanaan – penganggaran,
Adapaun realisasi atas target indikator kinerja pada sasaran ini diuraikan dalam
tabel berikut di bawah ini :
Tabel 3.48 Pengukuran Capaian Sasaran 29 :
Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
% Trget
RPJMD
Realisasi Kinerja
2016-2021
Persentase kesesuaian program pada dokumen perecanaan terhadap program pada dokumen anggaran
Persen 100 90.91 90.91 100 90.91
Sumber : LKIP Bappeda Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap capaian kinerja sasaran tersebut di
atas, diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran tersebut menghasilkan
capaian kinerja 90,91% atau bermakna memuaskan.
b. Analisis Capaian Kinerja
Capaian kinerja ini berdasarkan kesesuaian program yang telah dilaksanakan
dalam RKPD Tahun 2016 dengan program yang telah dianggarkan di APBD Tahun
Anggaran 2016 baik lingkup sektor bidang perencanaan ekonomi, fisik maupun sosial
dan pemerintahan, yakni sebanyak 165 program di RKPD dan sebanyak 161
program di APBD, hanya terdapat perbedaan 15 program, maka persentasenya
adalah 150/165x100=90,91%.
III | 80 LKIP Kabupaten Bandung 2016
93.67
98.11 98.77
93.8390.91
85
90
95
100
2012 2013 2014 2015 2016Pers
en
tase
Tahun
Grafik 3.15Prosentase Kesesuaian Program
Yang Direncanakan TerhadapProgram Yang Dianggarkan
Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2015, tahun 2016 mengalami
penurunan. Capaian kinerja dari tahun ke tahun terlihat dalam grafik di bawah ini:
Sumber : Hasil Analisa 2016
Capaian realisasi indikator sasaran 29 Meningkatnya kualitas Perencanaan
Pembangunan Daerah tahun 2016 terlaksana melalui 2 (dua) program dan 6
(enam) kegiatan seperti kegiatan penetapan RPJMD, Monev, pengendalian dan
pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah, penyusunan perubahan
RKPD, Koordinasi perencanaan pembangunan, Penyusunan pengendalian dan
evaluasi perencanaan pembangunan secara elektronik (e-monev), dan sinergitas
perencanaan provinsi dengan Kabupaten/kota. Adapun program kegiatan serta
pendanaannya yang mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.49 Program Pendanaan Sasaran 29:
Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
No Program Anggaran
Target 2016 Realisasi 2016 %
1 Program Perencanaan Pembangunan Daerah
2,971,603,000 2,598,802,551 87,45
2 Program Kerjasama Pembangunan
100,000,000 89,970,000 89,97
Jumlah 3,071.603,000 2,688,772,551 87,54
Sumber: LKIP Bappeda Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara nilai capaian kinerja sebesar 90,91% dengan persentase realisasi anggaran
III | 81 LKIP Kabupaten Bandung 2016
sebesar 88,71%, diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 102,48%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
Pengukuran tujuan 9 yaitu Meningkatkan stabilitas keamanan yang kondusif
bagi pembangunan wilayah melalui 1 sasaran dan 1 indikator kinerja sasaran. Dalam
proses implementasi dari perwujudan tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Bandung
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Ketentraman, Ketertiban dan
Perlindungan Masyarakat.
Hasil pengukuran capaian kinerja dari setiap indikator kinerja sasaran dalam
tujuan ini diuraikan dalam penjelasan sasaran berikut:
Gambar 3.8 Bupati Bandung Saat membuka Kegiatan Musrembang Tingkat Kabupaten
Tujuan 9 : Meningkatkan Stabilitas Keamanan yang Kondusif Bagi Pembangunan Wilayah
III | 82 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sasaran 30 : Meningkatkan Stabilitas Keamanan Yang Kondusif Bagi
Pembangunan Wilayah
a. Deskripsi Sasaran dan Capaian Kinerja
Upaya meningkatkan kualitas kemananan dan ketertiban di Kabupaten
Bandung, diupayakan dengan optimalisasi pencapaian kinerja pada fokus sasaran
meningkatnya persentase penegakan perda. Sasaran ini secara teknis menjadi
tanggungjawab Satuan Polisi Pamong Praja, dengan pengukuran keberhasilannya
dilakukan melalui satu indikator kinerja. Adapun hasil pengukuran atas indikator
sasaran ini adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.50 Pengukuran Capaian Sasaran 30
Meningkatnya Kemanan dan Ketertiban Masyarakat
Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi Capaian
% Trget
RPJMD
Realisasi Kinerja 2016-2021
Persentase penegakan perda
persentase 100 100 100 100 100
Sumber : LKIP Satpol PP Kabupaten Bandung, Tahun 2016
Pada tahun 2016, persentase penegakan perda Kabupaten Bandung adalah
sebesar 100%. Realisasi capaian sasaran ini mencapai angka 100%.
b. Analisis Capaian Kinerja
Berdasarkan data di atas, capaian tahun 2016 menunjukan peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun 2015. Melihat pada pencapaian tahun 2016 diharapkan
mampu menjadi acuan dan menjadi spirit peningkatan kinerja menjadi lebih baik lagi
guna menciptakan ketentraman umum dan ketertiban masyarakat di Wilayah
Kabupaten Bandung. Faktor keberhasilan ini terutama disebabkan oleh aspek
sumberdaya manusia, sarana dan prasarana serta anggaran yang memadai.
III | 83 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Sumber : Hasil Analisa 2016
Satpol PP Kabupaten Bandung Tahun 2016 telah melaksanakan program kerja
yang telah dirumuskan dalam RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 yang
diturunkan dalam renstra Satpol PP serta Renja 2016. Berdasarkan hal tersebut,
permasalahan yang timbul dalam perncapaian target tersebut antara lain:
1) Belum optimalnya dukungan masyarakat Kabupaten Bandung dalam proses
penyelenggaraan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan
masyarakat.
2) Masih kurangnya tenaga PPNS maupun tenaa yang handal sebagai pendukung
Sumber Daya MAnusia bagi pelaksanaan penyelenggaraan ketertiban umum,
ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat dikaitkan dengan
pembentukan Unit Pelaksana Satpol PP Kecamatan di Kabupaten Bandung.
Capaian realisasi indikator Sasaran 30 Meningkatnya Kemanan dan Ketertiban
Masyarakat tahun 2016 terlaksana melalui 3 (tiga) program. Adapun program
kegiatan serta pendanaannya yang mendukung sasaran ini, adalah sebagai berikut :
5360
6570
100
0
20
40
60
80
100
120
2012 2013 2014 2015 2016
pen
eg
akan
perd
a
Grafik 3.16Persentase Penegakan Perda
III | 84 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.51 Program Pendanaan Sasaran 30:
Kemanan dan Ketertiban Masyarakat
No Program Anggaran
Target Realisasi %
1 Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan
17,609,380,500 17,608,445,764 99,99
2 Program Pemeliharaan Kantrantibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal
2,937,165,000 2,772,062,500 94,38
3 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
300,000,000 298,182,600 99,39
Jumlah 20,846,545,500 20,678,690,864 99,19
Sumber : LKIP Satpol PP Kabupaten Bandung
Nilai efisiensi atas kinerja sasaran ini, yang dilakukan dengan membandingkan
antara capaian kinerja sebesar 100% dengan persentase realisasi anggaran
sebesar 99,19 diperoleh nilai efisiensi capaian kinerja sasaran sebesar 100,81%.
Dengan nilai tersebut, dapat dinyatakan proses pencapaian kinerja pada sasaran ini,
telah dilaksanakan dengan efisien.
III | 85 LKIP Kabupaten Bandung 2016
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah didasari atas komitmen
bahwa anggaran yang disediakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Badung. Oleh karena itu kebijakan pengelolaan keuangan daerah dalam
konteks memantapkan otonomi daerah desentralisasi fiskal yang menganut prinsip
“Money Follows Function“ yaitu pengelolaan keuangan daerah disesuaikan dengan
alokasi dan fungsinya dengan dukungan pendanaan melalui penyerahan sumber-
sumber pendapatan daerah khususnya pendapatan asli daerah dan alokasi dana
dari Pemerintah pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah daerah lainnya.
1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah pada APBD Tahun Anggaran 2016 direncanakan
meningkat baik dari PAD maupun dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah,
sedangkan Dana Perimbangan mengalami penurunan. Rencana Pendapatan
Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD):
a. Pajak Daerah
Pada APBD Tahun Anggaran 2016 penerimaan Pajak Daerah
direncanakan meningkat terutama dari Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan PBB
Perdesaan dan Perkotaan. Sedangkan Pajak Mineral Bukan Logam
dan Batuan mengalami penurunan, dan untuk Pajak Reklame dan
Pajak Parkir tidak mengalami perubahan.
b. Retribusi Daerah
Penerimaan Retribusi Daerah pada APBD Tahun Anggaran 2016
mengalami penurunan dari yang diproyeksikan terutama dari Retribusi
Jasa Usaha Tempat Rekreasi dan Olahraga, dan Retribusi Sewa Alat-
III | 86 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Alat Berat pada Kecamatan, sedangkan Retribusi Jasa Usaha Rumah
Potong Hewan, Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan pada Dispertasih,
Retribusi Jasa Usaha Pemakaian Kekayaan Daerah (sewa alat-alat
berat dan sewa laboratorium), Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan pada
Kecamatan dan Retribusi Ijin Gangguan pada Kecamatan
direncanakan meningkat. Adapun Retribusi Penjualan Produksi Usaha
Daerah, Retribusi Ijin Usaha Perikanan, Retribusi Pelayanan Pasar,
Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Pemakaman,
Retribusi Sewa Tanah dan Bangunan, Retribusi Pelayanan
Persampahan, Retribusi Jasa Usaha Penyedotan Kakus, Retribusi
Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor,
Retribusi Jasa Usaha Terminal, Retribusi Ijin Trayek, Retribusi IMTA,
dan Retribusi Ijin Gangguan tidak mengalami perubahan.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada APBD
tahun anggaran 2016 mengalami penurunan dari yang diproyeksikan,
terutama dari dividen Bank BJB. Hal ini didasarkan pada hasil RUPS
Bank BJB. Sedangkan dari PDAM, PT. BPR Kertaraharja dan PT. CBS
tidak mengalami perubahan.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah pada APBD tahun
anggaran 2016 meningkat terutama dari Jasa Giro, penerimaan BLUD
RSUD Majalaya, dan penerimaan BLUD RSUD Cicalengka.
Sedangkan penerimaan dari penghapusan barang milik daerah,
Penerimaan Dari Distanbunhut, Penerimaan dari Penjualan Hasil
Peternakan, Penerimaan BLUD RSUD Soreang, Penerimaan dari
BPJS/Kapitasi (UPTD Yankes), dan Penerimaan dari BLUD
Puskesmas tidak mengalami perubahan.
2) Dana Perimbangan
a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
III | 87 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Pada APBD Tahun Anggaran 2016, Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak mengalami penurunan sesuai dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 Tentang Rincian Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016.
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
Pada APBD tahun anggaran 2016 Dana Alokasi Umum tidak
mengalami perubahan.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
Pada APBD tahun anggaran 2016 Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik mengalami penurunan sesuai dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2016.
3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami peningkatan dari Bagi
Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi. Sedangkan Bantuan Keuangan dari
Provinsi dan Dana Desa tidak mengalami perubahan.
Pencapaian target proyeksi Pendapatan Daerah pada tahun anggaran 2016
dilakukan melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan sosialisasi kepada wajib pajak dan wajib retribusi dalam
rangka meningkatkan kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi.
b. Intensifikasi penerimaan PAD baik dari sektor pajak maupun retribusi daerah
termasuk didalamnya penataan dan pembenahan manajemen data penerimaan
PAD;
c. Melakukan evaluasi/revisi terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati
terkait Pajak Daerah dan Retribusi Daerah disesuaikan dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dan perkembangan perekonomian
masyarakat.
III | 88 LKIP Kabupaten Bandung 2016
d. Mengoptimalkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis
terhadap perkembangan basis pungutannya dalam rangka mengurangi
kesenjangan terhadap Perekonomian Daerah;
e. Optimalisasi pemungutan piutang Pajak Daerah melalui penagihan aktif;
f. Mengoptimalkan pengelolaan anggaran belanja langsung SKPD agar dapat
mendorong peningkatan penerimaan dari sektor pajak dan retribusi daerah
sebagai komponen utama pembentuk PAD;
g. Mengoptimalkan pelayanan dan kemudahan akses kepada masyarakat dalam
rangka peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah;
h. Meningkatkan tertib administrasi penatausahaan keuangan melalui Aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA);
i. Mengoptimalkan Pengawasan dan Pengendalian Aparatur Dinas dalam
pelaksanaan kegiatan operasional lapangan;
j. Mengoptimalkan Pemutakhiran Data Potensi Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah;
Melaksanakan Pemeriksaan Pajak secara maksimal kepada para wajib pajak
yang belum melaksanakan ketentuan serta menerapkan sanksi yang tegas bagi
para wajib pajak yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku;
Pada Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Bandung menganggarkan
pendapatan sebesar Rp4.569.928.291.034,78 dan terealisasi sebesar
Rp4.607.669.372.893,37 atau 100,83%.
Kontribusi Pendapatan Daerah masih didominasi oleh pendapatan yang
bersumber dari Pendapatan Transfer yang dianggarkan sebesar
Rp3.809.165.183.290,10 dan terealisasi sebesar Rp3.751.155.128.639,00 atau
98,48% memberikan kontribusi sebesar 81,41% sedangkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang dianggarkan sebesar Rp760.763.107.744,68 dan terealisasi sebesar
Rp856.514.244.254,37 atau 112,59% baru dapat memberikan kontribusi sebesar
18,59%. Sedangkan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah tidak dianggarkan dan
tidak terealisasi atau 0,00%.
Meskipun ketergantungan APBD Kabupaten Bandung kepada Pemerintah
Pusat masih tinggi namun kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah meningkat
III | 89 LKIP Kabupaten Bandung 2016
cukup signifikan 5 (Lima) tahun terakhir. Berdasarkan data realisasi PAD Tahun
2012 sampai dengan Tahun 2016 kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah
adalah sebagai berikut: Tahun 2012 sebesar 12,62%, Tahun 2013 sebesar 15,06%,
Tahun 2014 sebesar 17,38, Tahun 2015 sebesar 17,52% dan pada Tahun 2016
sebesar 18,59%. Gambaran Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah pada
Tahun Anggaran 2016 secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.52 berikut:
Tabel 3.52 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2016
Sumber : Laporan Keuangan SKPD dan DPPK Kabupaten Bandung 2016
KODE
REKENING
REALISASI TAHUN
ANGGARAN 2015
ANGGARAN SETELAH
PERUBAHAN 2016
REALISASI TAHUN
ANGGARAN 2016
BERTAMBAH /
(BERKURANG)%-TASE
%-TASE
KONTRIB
USI
4 PENDAPATAN 4.476.817.591.835,60 4.569.928.291.034,78 4.607.669.372.893,37 43.377.953.258,59 100,83 100,00
4 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 784.216.215.215,60 760.763.107.744,68 856.514.244.254,37 95.751.136.509,69 112,59 18,59
4 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah 340.007.248.935,00 334.229.109.236,00 384.495.956.018,00 50.266.846.782,00 115,04 44,89
4 . 1 . 2 Pendapatan Retribusi Daerah 31.267.911.902,00 26.449.348.063,00 26.937.588.476,00 488.240.413,00 101,85 3,15
4 . 1 . 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 53.451.614.657,00 62.757.495.249,00 62.792.013.347,00 34.518.098,00 100,06 7,33
4 . 1 . 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 359.489.439.721,60 337.327.155.196,68 382.288.686.413,37 44.961.531.216,69 113,33 44,63
4 . 2 PENDAPATAN TRANSFER 3.691.408.918.460,00 3.809.165.183.290,10 3.751.155.128.639,00 (52.373.183.251,10) 98,48 81,41
4 . 2 . 1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 2.310.509.110.606,00 3.040.546.595.400,00 2.992.226.054.296,00 (48.320.541.104,00) 98,41 79,77
4 . 2 . 1 . 1 Dana Bagi Hasil Pajak 86.988.871.253,00 129.732.129.000,00 122.598.021.996,00 (7.134.107.004,00) 94,50 4,10
4 . 2 . 1 . 2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 120.744.114.353,00 89.815.626.000,00 127.864.485.604,00 38.048.859.604,00 142,36 4,27
4 . 2 . 1 . 3 Dana Alokasi Umum 1.957.538.845.000,00 2.096.677.101.000,00 2.096.677.101.000,00 0,00 100,00 70,07
4 . 2 . 1 . 4 Dana Alokasi Khusus 145.237.280.000,00 724.321.739.400,00 645.086.445.696,00 (79.235.293.704,00) 89,06 21,56
4 . 2 . 2 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 734.583.731.000,00 195.728.743.000,00 195.728.743.000,00 0,00 100,00 5,22
4 . 2 . 2 . 1 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 734.583.731.000,00 195.728.743.000,00 195.728.743.000,00 0,00 0,00 100,00
4 . 2 . 3 Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi 367.889.854.140,00 385.407.627.140,10 381.354.984.993,00 (4.052.642.147,10) 98,95 10,17
4 . 2 . 3 . 1 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 367.886.230.065,00 385.407.627.140,10 381.354.984.993,00 (4.052.642.147,10) 98,95 100,00
4 . 2 . 3 . 2 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 3.624.075,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 . 2 . 4 Bantuan Keuangan 278.426.222.714,00 187.482.217.750,00 181.845.346.350,00
4 . 2 . 4 . 1 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Provinsi Lainnya 278.426.222.714,00 187.482.217.750,00 181.845.346.350,00
4 . 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 1.192.458.160,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 . 3 . 1 Pendapatan Hibah 1.192.458.160,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 . 3 . 4 Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
URAIAN
III | 90 LKIP Kabupaten Bandung 2016
2. Anggaran dan Realisasi Belanja
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Klasifikasi Belanja Daerah
menurut jenis belanja, terdiri dari:
a. Belanja Tidak Langsung, meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja
Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa, Belanja
Bantuan Keuangan, Belanja Tidak Terduga.
b. Belanja Langsung, meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa,
dan Belanja Modal untuk program dan kegiatan yang ada pada setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Total Anggaran Belanja Daerah Tahun 2016 sebesar Rp5.090.337.098.276,41
dan terealisasi sebesar Rp4.640.330.375.107,49 atau 91,16%, Proporsi untuk
Belanja Tidak Langsung sebesar 57,87% dan untuk Belanja Langsung sebesar
42,13%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.51 berikut:
III | 91 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.53 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2016
KODE
REKENINGREALISASI 2015
ANGGARAN SETELAH
PERUBAHAN 2016REALISASI 2016
BERTAMBAH /
(BERKURANG)%-TASE
%-TASE
PROPORSI
5 BELANJA 4.607.334.886.117,81 5.090.337.098.276,41 4.640.244.294.782,49 (450.092.803.493,92) 91,16 100,00
5 . 1 Belanja Tidak Langsung 2.546.255.642.757,00 2.943.607.843.422,31 2.685.314.082.415,00 (258.293.761.007,31) 91,23 57,87
5 . 1 . 1 Belanja Pegawai 1.982.292.982.263,00 2.359.849.878.960,65 2.111.118.233.447,00 (248.731.645.513,65) 89,46 78,62
5 . 1 . 2 Belanja Hibah 169.528.017.394,00 87.873.847.925,00 86.120.723.750,00 (1.753.124.175,00) 98,00 3,21
5 . 1 . 3 Belanja Bantuan Sosial 14.098.500.000,00 2.081.250.000,00 809.750.000,00 (1.271.500.000,00) 38,91 0,03
5 . 1 . 4 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 248.191.375.600,00 268.746.770.886,66 267.228.456.500,00 (1.518.314.386,66) 99,44 9,95
5 . 1 . 5 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 129.324.752.500,00 216.056.095.650,00 216.023.280.984,00 (32.814.666,00) 99,98 8,04
5 . 1 . 6 Belanja Tidak Terduga 2.820.015.000,00 9.000.000.000,00 4.013.637.734,00 (4.986.362.266,00) 44,60 0,15
5 . 2 Belanja Langsung 2.061.079.243.360,81 2.146.729.254.854,10 1.954.930.212.367,49 (191.799.042.486,61) 91,07 42,13
5 . 2 . 1 Belanja Pegawai 52.412.198.523,00 66.544.144.715,00 66.803.856.551,00 259.711.836,00 100,39 3,42
5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa 1.300.202.518.140,81 1.457.464.273.363,10 1.318.682.566.812,99 (138.781.706.550,11) 90,48 67,45
5 . 2 . 3 Belanja Modal 708.464.526.697,00 622.720.836.776,00 569.443.789.003,50 (53.277.047.772,50) 91,44 29,13
URAIAN
Sumber: DPPK Kabupaten Bandung, Tahun 2016
3. Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah terbagi ke dalam dua komponen yaitu :
1) Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA); pencairan dana
cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan
pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan
piutang daerah dan Penerimaan kembali investasi dana bergulir.
2) Pengeluaran pembiayaan
III | 92 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: Pembentukan Dana
Cadangan, Penyertaan Modal/ Investasi Pemerintah Daerah, Pembayaran
Pokok Utang, dan Pemberian Pinjaman Daerah.
Adapun Kebijakan Pembiayaan Daerah pada tahun anggaran 2016
diarahkan sebagai berikut:
1) Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
tahun 2015 disesuaikan dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan RI.
2) Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan (penyertaan modal pemerintah daerah dan
pembayaran pokok utang) tidak mengalami perubahan.
Tabel 3.54 Anggaran dan Realisasi Pembiayaan
Tahun Anggaran 2016
Sumber: DPPK Kabupaten Bandung, Tahun 2016
KODE
REKENINGREALISASI 2015
ANGGARAN SETELAH
PERUBAHAN 2016REALISASI 2016 %-TASE
6 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 671,926,101,823.84 525,908,807,241.63 526,080,122,611.48 100.03
6 . 1 . 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 611,926,101,823.84 525,908,807,241.63 525,908,303,877.48 100.00
6 . 1 . 2 Pencairan Dana Cadangan 60,000,000,000.00 0.00 0.00 0.00
6 . 1 . 6 Penerimaan Piutang Daerah 0.00 0.00 48,425,168.00 0.00
6 . 1 . 7 Penerimaan Kembali Penyertaan Modal 0.00 0.00 123,393,566.00 0.00
6 . 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 15,500,000,000.00 5,500,000,000.00 5,500,000,000.00 100.00
6 . 2 . 1 Pembentukan Dana Cadangan 15,000,000,000.00 0.00 0.00 0.00
6 . 2 . 2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 5,000,000,000.00 5,000,000,000.00 100.00
6 . 2 . 3 Pembayaran Pokok Utang 500,000,000.00 500,000,000.00 500,000,000.00 100.00
PEMBIAYAAN NETTO 656,426,101,823.84 520,408,807,241.63 520,580,122,611.48 100.03
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) 525,908,807,541.63 0.00 488,056,779,022.36 0.00
URAIAN
III | 93 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Tabel 3.55 Realisasi Anggaran Dirinci Per Indikator Sasaran
No Sasaran Indikator Kinerja Program Pendukung Target
Anggaran (Rp) Realisasi
Anggaran (Rp) Capaian
SKPD Penangungja
wab
1 Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan berkualitas dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan
1 Optimalnya ketersediaan fasilitas pendidikan formal baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas
Persentase ruang kelas baik :
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
98,213,260,276 89,071,522,611 90.69% Disdik
Tingkat SD/MI/Sederajat
Tingkat SMP/MTs/Sederajat
2 Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah
APM SD/MI/Sederajat Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
149,805,692,746 139,923,511,571 93.40% Disdik
APM SMP/MTs/Sederajat
Program Pendidikan Menengah
APM SMA/MA/Sederajat
APK SD/MI/Sederajat
APK SMP/MTs/Sederajat
APM SMA/MA/Sederajat
3 Meningkatnya jumlah guru profesional
Persentase tk. Pendidikan guru (berkulifikasi S1/DIV dan keatas) :
Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
6,181,715,881 5,990,831,775 96.91% Disdik
Tk. SD/MI/Sederajat
Tk. SMP/MTs/Sederajat
Tk. SMA/MA/Sederajat
2 Meningkatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan drajat kesehatan masyarakat
4 Optimalnya penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Bidang Kesehatan
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pendidikan Menengah Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan Program Pengawasan Obat Dan Makanan
48,731,372,650 43,722,636,698 89.72% Dinkes
5
Meningkatnya drajat kesehatan penduduk sejalan dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera
Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun)
Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Program Upaya Kesehatan Masyarakat
257,057,328,908 181,833,439,444 70.74% Dinkes
III | 94 LKIP Kabupaten Bandung 2016
No Sasaran Indikator Kinerja Program Pendukung Target
Anggaran (Rp) Realisasi
Anggaran (Rp) Capaian
SKPD Penangungja
wab
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
6 Meningkatnya kesadaran penduduk untuk menerapkan perilaku hidup bersih
Persentase PHBS pada rumah tangga
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1,885,669,500 1,809,770,500 95.97% Dinkes Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
3 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Infrastruktur dasar yang tahan terhadap bencana serta mewujudkan keserasian pembangunan dengan tata ruang wilayah
7
Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan keselamatan terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi (%)
Rata-rata persentase jalan mantap (baik dan sedang)
Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan Program Inspeksi Kondisi Jalan Dan Jembatan
385,487,034,847 374,843,012,780 97.24% Dinas PUPR
8 Meningkatnya aksesbilitas, kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber air
Akses aman terhadap air bersih
Program lingkungan sehat
35,612,207,985 32,921,519,492 92.44% Dinas PUPR
9 Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten Bandung
Persentase terbangunnya sistem jaringan jalan dan drainase Kawasan Perkotaan Soreang (Koridor Jalan Tol Soroja)
Dinas PUPR
10 Meningkatnya kualitas kawasan permukiman
Persentase luas kawasan kumuh (%)
Program pengembangan perumahan Program lingkungan sehat perumahan program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
58,985,531,257 54,729,120,872 92.78% Disperkimtan
11 Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi
Persentase terbangunnya jaringan fiber optik
program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
215,873,000 200,990,500 93.11% Diskominfo
12
Meningkatnya efektivitas pemanfaatan ruang wilayah
Persentase luas pemanfaatan lahan budidaya non pertanian yang berijin sesuai rencana tata ruang
program pengendalian pemanfaatan ruang
707,923,000 695,660,600 98.27% Dinas PUPR
13 Meningkatnya upaya pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi
Akses terhadap sanitasi (%)
Program lingkungan sehat perumahan
35,612,207,985 32,921,519,492 92.44% Dinas LH
14 Meningkatnya upaya penanganan masyarakat yang tergenang banjir
Persentase polder/kolam retensi
Program pengendalian banjir
9,977,290,700 9,221,532,760 92.43% Dinas PUPR
Persentase penanganan drainase skala kawasan dan skala kota
III | 95 LKIP Kabupaten Bandung 2016
No Sasaran Indikator Kinerja Program Pendukung Target
Anggaran (Rp) Realisasi
Anggaran (Rp) Capaian
SKPD Penangungja
wab
4 Mengentaskan permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Bandung
15 Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Program peningakatan kualitas dan produktivtas tenaga kerja Program peningkatan kesempatan kerja
25,376,035,000 25,038,321,740 98.67% Disnaker
5 Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah
16 TerCapaianya Kondisi Ketahanan Pangan
Persentase ketersediaan pangan utama (skor PPH Ketersediaan)
Program Ketahanan Pangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
21,264,762,500 21,152,709,515 99.47% Dispakan
17 Meningkatnya daya saing komoditas pertanian
Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
8,166,392,524 7,901,724,652 96.76% Dinas Pertanian
18 Meningkatnya transaksi pada sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Bandung
LPE Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (%)
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
7,277,163,000 3,406,581,175 46.81% DKUKM
19 Meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta produktivitas UMKM-IKM dan kualitas produk unggulan
Nilai omzet UMKM-IKM (Rp Trilyun)
Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah
2,248,808,825 2,160,066,769 96.05% DKUKM
20 Meningkatnya kesejahteraan petani Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
1,104,640,000 1,067,509,000 96.64% Dinas Pertanian
21 Meningkatnya investasi Nilai Investasi (Rp Trilyun) Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi Dan Realisasi Investasi Program P\= enyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana Dan Prasarana Daerah
3,664,000,000 3,456,380,869 94.33% DPMPTSP
6
Menciptakan lingkungan yang serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan serta perubahan iklim
22 Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan Persentase Pengendalian
Pencemaran Air
Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
25,712,675,600 24,327,419,526 94.61% DLH Persentase volume sampah yang dapat dikelola pemerintah
Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
III | 96 LKIP Kabupaten Bandung 2016
No Sasaran Indikator Kinerja Program Pendukung Target
Anggaran (Rp) Realisasi
Anggaran (Rp) Capaian
SKPD Penangungja
wab
23 Terselenggaranya konservasi sumber daya alam
Persentase luas lahan kritis yang tertanami (%)
Program rehabilitasi hutan dan lahan
3,808,894,000 3,389,205,550 88.98% Dinas Pertanian
7 Meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan wilayah
24 Meningkatnya pemberdayaan masyarakat perdesaan
Jumlah desa swasembada/cepat berkembang
Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan
5,266,978,300 4,896,020,225 92.96% DPMD
Jumlah desa swakarya/desa berkembang
Proses Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
25 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
Jumlah swadaya dalam pembangunan desa
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
2,583,770,400 2,528,547,725 97.86% DPMD
8 Meningkatkan kinerja aparatur dan kelembagaan penyelenggara pelayanan publik
26 Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah
Persentase Peningkatan Kapasitas Aparatur (%)
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
25,550,000 25,550,000 100.00% Setda/BKPPD/ Inspektorat
27 Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik
Jumlah aplikasi yang bisa diakses oleh seluruh perangkat daerah
Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
215,873,000 200,990,500 93.11% Diskominfo
28 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Status Laporan Program peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah
12,135,279,541 11,205,806,552 92.34% BKD
29 Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Persentase kesesuaian program pada dokumen perencanaan terhadap program pada dokumen anggaran
Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Kerjasama Pembangunan
3,071,603,000 2,688,772,551 87.54% BAPPEDA
9 Meningkatkan Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
30 Meningkatkan stabilitas keamanan yang kondusif bagi pembangunan wilayah
Persentase penegakan perda
Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan Program Pemeliharaan Kantrantibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
20,846,545,500 20,678,690,864 99.19% Satpol PP
III | 97 LKIP Kabupaten Bandung 2016
C. DAFTAR PENGHARGAAN
Perhargaan yang diraih pada tahun 2016 adalah sebanyak 19 penghargaan,
seperti berikut ini :
Tabel 3.56 Daftar Penghargaan Bupati Kabupaten Bandung Tahun 2016
No. Nama/ Jenis Penghargaan
Uraian/ Kegiatan/ Dalam Rangka Dari Keterangan
1. Piagam Penghargaan
KNPI AWARD 2016 DPP KNPI 25-Feb-16
2. Piagam Penghargaan
BPBD Terbaik Tingkat Jawa - Bali BNPB 25-Feb-16
3. Piagam Penghargaan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Kementerian Dalam Negeri
01-Mar-16
4. Piagam Penghargaan
Program Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Bangunan Liar di Sekitar Kampus Telkom University
Universitas Telkom
15-Mar-16
5. Piagam Penghargaan
Komitmen dan Dukungan Untuk Pengembangan Perpustakaan
Coca Cola Foundation Indonesia
14-Apr-16
6. Piagam Penghargaan
Anugerah SATU DATA Pembangunan Jawa Barat untuk kategori Kabupaten Tahun 2016
Gubernur Jawa Barat
14-Apr-16
7. Piagam Penghargaan (Rekor MURI)
Sajian Colenak Terbanyak dengan Variasi Rasa
Prof DR. HC. KP. Jaya Suprana
(Ketum Museum Rekor-Dunia)
Apr-16
8.
Piagam Penghargaan SATYALANCANA PEMBANGUNAN
Atas Jasa- jasa Terhadap Negara dan Masyarakat dalam Lapangan Pembangunan Bidang Koperasi dan UMKM
Presiden RI ( Ir. Joko Widodo)
21-Jul-16
9.
Piagam Penghargaan NIRWASITA TANTRA AWARD 2016
Peringkat ke 3 dalam Bidang Lingkungan Hidup Tingkat Nasional
Wakil Presiden (H. Yusuf Kalla)
22-Jul-16
III | 98 LKIP Kabupaten Bandung 2016
No. Nama/ Jenis Penghargaan
Uraian/ Kegiatan/ Dalam Rangka Dari Keterangan
10.
Piagam Penghargaan SATYALANCANA PEMBANGUNAN
Atas jasa- jasa Terhadap Negara dan Masyarakat dalam Lapangan Pembangunan Bidang Kesejahteraan Keluarga Berencana
Presiden RI ( Ir. Joko Widodo)
29-Jul-16
11.
Piagam Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN)
Pembina ketahanan pangan terbaik tingkat provinsi Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat
14-Oct-16
12. Piagam Penghargaan
Telah menjamin rakyatnya sehat dan sejahtera melalui integrasi Jamkesda dalam program JKN-KIS
Dirut BPJS Kesehatan
21-Nov-2016
13.
Piagam Penghargaan "Original Rekor Indonesia Award"
Penyelenggara pendukung mewarnai dengan menggunakan cat dari bahan limbah styrofoam dengan peserta terbanyak dalam rangka Bandung Peduli Lingkungan Hidup
Original Rekor Indonesia(ORI)
02-Dec-16
14.
Piagam Penghargaan "SWASTI SABA PADAPA"
Kota Sehat di Jawa Barat 2016 (2 tatanan) Tingkat Nasional
Gubernur Jawa Barat
07-Dec-16
15. Piagam Penghargaan
Sebagai Pelopor Pendukung Pengembangan Kopi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Gubernur Jawa Barat
27-Dec-16
16. Piagam Penghargaan
Sebagai Kepala Daerah Inovatif di Bidang pangan
HU " Seputar Indonesia"
29-Jul-16
17. Peringkat I Bidang KIP (Keterbukaan Informasi Publik)
Kategori Informasi Publik Berkala Tingkat Provinsi Jawa Barat
Komisi Informasi (KI)
15-Dec-16
18. Peringkat II Tk jawa Barat
Kategori Penyusunan Standar Pelayanan Informasi Publik
Komisi Informasi (KI)
15-Dec-16
19. Posisi Dua Besar di Provinsi Jawa Baarat
Penerapan Standar layanan Informasi dan Penyediaan Informasi publik
Komisi Informasi (KI)
15-Dec-16
Sumber : Bagian Humas, SETDA Kab. Bandung
III | 99 LKIP Kabupaten Bandung 2016
Selain itu terdapat beberapa wujud program pembangunan yang monumental,
antara lain:
1) Program SABILULUNGAN RAKSA DESA;
2) Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan;
3) Program Pelayanan Terpadu SABILULUNGAN;
4) Program Wakaf Leuweung SABILULUNGAN;
5) Penerapan Pakaian Adat Sunda (Pangsi Dan Iket) Pada Hari Sabtu Dan Minggu;
6) Meningkatnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran
2011-2015 (1,8 T – 4,6 T);
7) Meniingkatnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Kabupaten Bandung
(Tahun 2011: 75,01 – Tahun 2015: 76.45);
8) Mengoptimalkan Anggaran Infrastruktur Desa;
9) Meningkatkan Jalan Mantap Kabupaten Bandung Dengan Julukan “Bupati
Beton”;
10) Program Pembangunan “Gedong Budaya Sabilulungan”;
11) Program Pembangunan Gedung Pusat Ilmu Pengetahuan “Science Center”;
12) Program Pembangunan “Bale Rame Sabilulungan”;
13) Program Pembangunan Jalan Tembus Cukang Monteng Kecamatan Ibun Yang
Menyambungkan Antara Kabupaten Bandung Dengan Kabupaten Garut
14) Program Pembangunan Jalan Tol “SOROJA” (Soreang – Pasirkoja);
15) Program Pembangunan Sport Center Si Jalak Harupat.
IV | 1 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
BAB IV PENUTUP
Perwujudan penyelenggaraan Good Governance (tata kelola Pemerintahan
yang baik, transparan dan akuntabel) merupakan prasyarat dari setiap pemerintahan
untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan terukur sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah Kabupaten Bandung
Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penetapan dan
pencapaian target kinerja yang telah ditentukan dalam perjanjian kinerja. Laporan ini
merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Bandung
dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, atas penggunaan
berbagai sumber daya khususnya keuangan dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan. khususnya penggunaan sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan bukan sekedar dengan pembelanjaan yang sesuai dengan
rencana belanja, melainkan secara signifikan dan efektif memberikan kontribusi
terhadap perwujudan tujuan Pemerintah Kabupaten Bandung.
.Pelaporan dimaksud secara tidak langsung merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat tentang kualitas kinerja yang
dihasilkan terkait pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki
termasuk sumber daya keuangan. Pelaporan kinerja pemerintahan tersebut
diantaranya adalah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang disampaikan
kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
Substansi pelaporan didasarkan pada realisasi capaian kinerja tahunan
perencanaan strategis dan pengaruhnya terhadap proses perwujudan kondisi akhir
IV | 2 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
rencana lima tahunan, yang ditetapkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), yang pada gilirannya pelaporan ini prinsipnya
menggambarkan realisasi tahapan pencapaian proses perwujudan cita-cita Kepala
Daerah yang dituangkan ke dalam visi, misi dan program strategis RPJMD.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Bandung Tahun 2016
merupakan laporan realisasi hasil penyelenggaraan pemerintahan tahun ke 1 (satu)
dari 5 (lima) tahun perencanaan RPJMD Kabupaten Bandung. RPJMD merupakan
landasan utama yang mengarahkan seluruh gerak penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Bandung, pada arah Visi dan Misi
Kabupaten Bandung. Pada tahun 2016 RPJMD Kabupaten Bandung ditetapkan
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 dengan Visi “Memantapkan
Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan
Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”.
Ada beberapa permasalahan terhadap beberapa kegiatan dan capaian kinerja
Kabupaten Bandung yang dijumpai pada tahun 2016, akan tetapi akuntabilitas kinerja
seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa capaian
kinerja telah sesuai dengan tugas dan fungsi, namun masih dijumpai indikator kinerja
yang masih dalam tataran output yang seharusnya untuk level kabupaten sekurang-
kurangnya bersifat indikator kinerja outcome sebagaimana diatur dalam Permenpan
Nomor PER/09/M/PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja
Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Adapun pencapaian kinerja setiap sasarannya adalah sebagai berikut :
1. Pencapaian sasaran 1 Optimalnya ketersedian fasilitas pendidikan formal baik
dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas dengan 1 indikator sebesar
102,61%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau Sangat Memuaskan.
2. Pencapaian sasaran 2 Meningkatnya jumlah penduduk yang bersekolah dengan
2 Indikator sebesar 104,03%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan.
IV | 3 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
3. Pencapaian sasaran 3 Meningkatnya Jumlah Guru Profesional dengan 1 Indikator
sebesar 109,31%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau Sangat
Memuaskan.
4. Pencapaian sasaran 4 Optimalnya layanan kesehatan oleh pemerintah dengan 1
Indikator sebesar 101,25%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan.
5. Pencapaian sasaran 5 Meningkatnya derajat kesehatan penduduk sejalan
dengan upaya membangun keluarga berencana dan keluarga sejahtera dengan 1
Indikator sebesar 102,74%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan.
6. Pencapaian sasaran 6 Meningkatnya kesadaran penduduk untuk menerapkan
perilaku hidup bersih dengan 1 indikator sebesar 121,74%. Nilai capaian sasaran
ini masuk kategori AA atau Sangat Memuaskan.
7. Pencapaian sasaran 7 Meningkatnya aksesiblitas, kapasitas dan keselamatan
terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi dengan 1 indikator
sebesar 100,70%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau Sangat
Memuaskan.
8. Pencapaian sasaran 8 Meningkatnya aksesiblitas, kapasitas dan kualitas
infrastruktur sumber air dengan 1 indikator sebesar 13,44%. Nilai capaian
sasaran ini masuk kategori D atau Sangat Kurang, Sistem dantatanan tidak dapat
diandalkan untuk penerapan manajemen kinerja; Perlu banyak perbaikan,
sebagian perubahan yang sangat mendasar.
9. Pencapaian sasaran 9 Meningkatnya penataan kawasan ibu kota Kabupaten
Bandung dengan 1 Indikator sebesar 110%. Nilai capaian sasaran ini masuk
kategori AA atau Sangat Memuaskan.
10. Pencapaian sasaran 10 Meningkatnya kualitas kawasan pemukiman dengan 1
indikator sebesar 97,76%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan.
11. Pencapaian sasaran 11 Optimalnya sistem telekomunikasi dan informatika yang
terpadu melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi dengan menggunakan 1
indikator sebesar 104,17%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan.
IV | 4 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
12. Pencapaian sasaran 12 Meningkatnya efektifitas pemanfaatan ruang wilayah
dengan 1 indikator sebesar 101,55%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori
AA atau Sangat Memuaskan.
13. Pencapaian sasaran 13 meningkatnya upaya pengelolaan sarana dan Prasana
sanitasi dengan 1 indikator sebesar 89,62%. Nilai capaian sasaran ini masuk
kategori A atau Memuaskan, Memimpin Perubahan, Berkinerja tinggi, dan sangat
Akuntabel
14. Pencapaian sasaran 14 meningkatnya upaya penanganan Masyarakat yang
tergenang banjir dengan 2 indikator sebesar 50,23% Nilai capaian sasaran ini
masuk kategori CC atau Cukup (memadai) Akuntabilitas kinerjanya cukup baik,
taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi
informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu banyak perbaikan tidak
mendasar.
15. Pencapaian sasaran 15 Meningkatkan kualitas dan produktivitas dalam
sektor ketenagakerjaan dengan 1 indikator Tingkat Pengangguran terbuka.
belum bisa ditampilkan karena hitungan indikatornya akan dilakukan pada
bulan agustus oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
16. pencapaian sasaran 16 Tercapainya kondisi ketahanan Pangan dengan 1
indikator sebesar 94,38%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan.
17. Pencapaian sasaran 17 Meningkatnya daya saing komoditas pertanian dengan 1
indikator sebesar 100%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau Sangat
Memuaskan.
18. Pencapaian sasaran 18 Meningkatnya transaksi pada sektor perdagangan dan
jasa di Kabupaten Bandung dengan 1 indikator sebesar 111,58%. Nilai capaian
sasaran ini masuk kategori AA atau Sangat Memuaskan.
19. Pencapaian sasaran 19 Meningkatkan Kapasitas, Kapabilitas Serta Produktivitas
UMKM-IKM Dan Kualitas Produk Unggulan dengan 1 indikator sebesar 71,13%
Nilai capaian sasaran ini masuk kategori BB atau Sangat Baik, Akuntabel,
Berkinerja Baik, Memiliki Sistem Manajemen Kinerja Yang Andal
IV | 5 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
20. Pencapaian sasaran 20 Meningkatnya Kesejahteraan Petani diukur dengan 1
indikator sebesar 100,90%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan.
21. Pencapaian sasaran 21 Meningkatnya Investasi dengan 1 indikator sebesar
116,71%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau Sangat Memuaskan.
22. Pencapaian sasaran 22 Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan di Kabupaten Bandung dengan 2
indikator sebesar 96,76%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan
23. Pencapaian sasaran 23 Terselenggaranya konservasi sumber daya alam dengan
1 indikator sebesar 100%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA atau
Sangat Memuaskan
24. pencapaian sasaran 24 Meningkatnya pemberdayaan masyarakat perdesaan
diukur menggunankan 2 Indikator sebesar 30,53%. Nilai capaian sasaran ini
masuk kategori C atau Kurang, Sistem dan tatanan kurang diandalkan, memiliki
sistem untuk manajemen kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan
perbaikan yang mendasar.
25. Pencapaian sasaran 25 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa dengan 1 indikator sebesar 100%. Nilai capaian sasaran ini
masuk kategori AA atau Sangat Memuaskan
26. Pencapaian sasaran 26 Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah
dengan 1 indikator sebesar 98,15%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori AA
atau Sangat Memuaskan
27. Pencapaian sasaran 27 Meningkatkan efisiensi pelayanan administrasi publik
dengan 1 indikator sebesar 133,33%. Nilai capaian sasaran ini masuk kategori
AA atau Sangat Memuaskan
28. Pencapaian Sasaran 28 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan aset daerah dengan 1 indikator belum bisa
ditampilkan dikarenakan indicator ini menunggu hasil audit BPK
29. Pencapaian Sasaran 29 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan
daerah dengan 1 indikator sebesar 90,91%. Nilai capaian sasaran ini masuk
kategori AA atau Sangat Memuaskan
IV | 6 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
30. Pencapaian sasaran 30 Meningkatkan Stabilitas Keamanan Yang Kondusif Bagi
Pembangunan Wilayah dengan 1 indikator kinerja sebesar 100%. Nilai capaian
sasaran ini masuk kategori AA atau Sangat Memuaskan.
Berdasarkan rata-rata setiap sasaran tersebut dapat dihasilkan rata-rata
capaian kinerja Kabupaten Bandung tahun 2016 yaitu 93,58%, berada pada kategori
AA atau memuaskan Untuk lebih jelasnya capaian kinerja pada tahun 2016
digambarkan melalui diagram 4.1.
Sumber: Hasil Analisis, 2016 Keterangan: AA (Sangat memuaskan), A (Memuaskan), BB (SangatBaik), B (Baik), CC (Cukup Memadai), C (kurang) D (Sangat Kurang), TD (Tidak diukur, belum ada hasil pengukuran)
Beberapa kendala yang ditemukan dalam proses penyusunan LKIP
Kabupaten Bandung yang menyebabkan belum tersusunnya dokumen LKIP secara
maksimal sesuai dengan tata cara dan mekanisme penyusunan LKIP antara lain
adalah :
1. Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas dalam pengerjaan
beberapa jenis pelaporan penyelenggaraan pemerintahan yang wajib dipenuhi
oleh pemerintah daerah yaitu antara lain Laporan Tahunan, LKIP, LKPJ, LPPD,
IPPD dan laporan keuangan daerah, dengan mekanisme penyajian yang
berbeda-beda, namun dengan tenggat waktu penyelesaian laporan yang
bersamaan. Kondisi tersebut tentunya menyebabkan tidak terkonsentrasinya
23
1 1 1 1 1 2
0
5
10
15
20
25
AA A BB B CC C D TD
Cap
ian
KIn
erj
a
KATEGORI
Grafik 4.1 Perbandingan Kategori
Capaian Kinerja Sasaran
IV | 7 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
penyusunan laporan dengan baik dan terjadinya in-efisiensi pengalokasian
sumber daya yang cukup besar hanya untuk sekedar memenuhi penyusunan
laporan. Banyaknya jenis laporan yang harus tersusun dengan tengah waktu
bersamaan menjadi beban kerja yang tidak efektif bagi seluruh unit pelaksana
penyusun pelaporan.
2. RPJMD 2016-2021 baru saja ditetapkan pada pertengahan tahun 2016 sehingga
penyesuaian indikator-indikator kinerja sasaran keseluruhan belum dapat
dipahami dan terakselerasi dengan perencanaan Perangkat Daerah. Kondisi ini
menyebabkan pada beberapa indikator kinerja sasaran yang dipaparkan belum
memiliki data dan informasi pendukung yang mencukupi.
3. Perencanaan kinerja dalam dokumen RPJMD belum memuat indikator kinerja
tujuan dan target realisasi, yang tersaji saat ini hanya indikator kinerja outcome,
sehingga belum optimal dalam penilaian atas kriteria indikator tujuan.
4. Masih ada beberapa indikator kinerja yang belum tepat, sesuai dan relevan
dengan sasaran dan tujuan yang hendak diwujudkan, hal ini menyebabkan
penjelasan atas analisis kinerja belum akurat dideskripsikan.
5. Belum adanya standar pengkategorian nilai capaian indikator, sehingga dalam
penyusunan LKIP tahun 2016 pengkategorian berdasarkan Peraturan Menteri
PAN dan RB No. 12 tahun 2015, yaitu menggunakan pengkategorian nilai hasil
reviu LKIP.
Berkenaan dengan kendala-kendala tersebut di atas, kami mengusulkan adanya
upaya – upaya sebagai berikut :
1. Perlu adanya penelaahan lebih lanjut dan perumusan kembali atas beberapa
indikator kinerja daerah dan indikator kinerja sasaran sehingga dapat memilah
indikator kinerja utama (prioritas) dari indikator-indikator kinerja sasaran yang
ditetapkan;
2. Perlunya dilakukan review terhadap RPJMD, terkait dengan penetapan indikator
kinerja dan target realisasi yang ada di RPJMD sehingga dalam penyusunan
review RPJMD Indikator yang termuat harus menggambarkan kriteria indikator
tujuan yang mendukung terhadap pencapaian sasaran/tujuan visi dan misi daerah
3. Perlunya dilaksanakannya pembinaan penyusunan Indikator Kinerja Utama pada
setiap Perangkat Daerah, yang melibatkan peran serta KEMENPAN RB dalam
IV | 8 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016
proses perbaikan dan perubahan RENSTRA Perangkat Daerah yang merupakan
landasan perencanaan program dan kegiatan Perangkat Daerah;
4. Perlu dilaksanakan sosialisasi yang berkelanjutan secara intensif dan menyeluruh
pada segenap aparatur pemerintah, agar setiap individu memahami target kinerja
yang harus diwujudkan secara bersama-sama;
5. Perlu peningkatan kualitas pengendalian, koordinasi, dan sistem informasi
kinerja sehingga dapat memantau dan mengintegrasikan informasi kinerja secara
menyeluruh dalam satu bentuk kegiatan;
6. Koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan antar unit di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bnadung, serta penyelarasan dengan program
Pemerintah Kabupaten Bndung dalam rangka perencanaan, pengendalian dan
pengawasan sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah daerah yang
berkenaan dengan penyelenggaraan administrasi umum pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat;
7. Setiap program/kegiatan itu harus jelas capaian kinerjanya, sehingga hasil dari
evaluasi pelaporan kinerja setiap Perangkat Daerah menjadi bahan / gambaran
dalam perencanaan anggaran atau dalam penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran tahun berikutnya;
8. Perlu dilakukan penerapan teknologi informasi dalam penyusunan perencanaan,
penganggaran, dan pelaporan serta evaluasi melalui e-planning, e-budgeting dan
e-LKIP.
9. Perlu adanya standar dalam pengkategorian nilai capaian kinerja agar
mempermudah dalam menginterpretasikan nilai tersebut.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan penting dalam
penyusunan dan implementasi Rencana Kerja (Operational Plan), Rencana Kinerja
(Performance Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan) dan Rencana Strategis
(Strategic Plan) pada masa mendatang. Kami menyaadari bahwa laporan ini belum
mampu secara sempurna menyajikan data dan informasi dalam memenuhi prinsip
transparansi dan akuntabilitas sesuai dengan ketentuan. Namun demikian dengan
segala keterbatasan dalam penyusunan dan pelaporan kinerja ini, kami berharap
bahwa LKIP tahun 2016 ini dapat menjadi sumber informasi dalam pengambilan
keputusan guna peningkatan kinerja.
IV | 9 LKIP KABUPATEN BANDUNG 2016