Upload
buicong
View
600
Download
0
Embed Size (px)
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat
rakhmat dan karunia serta perkenanNya, Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat dapat menyelesaikan penyusunan Revisi Rencana Strategis
(RENSTRA) Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.
Revisi Rencana Strategis (RENSTRA) ini merupakan hasil evaluasi
dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
yang diwujudkan dalam program dan kegiatan Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat.
Dengan Revisi Rencana Strategis (RENSTRA) ini, diharapkan
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya secara simultan dan meningkatkan akuntabilitas kinerja.
Demikian Revisi Rencana Strategis (RENSTRA) yang kami buat,
semoga bermanfaat khususnya bagi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance).
Bandung, 2015
KEPALA DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT,
H. DADANG SUHARTO, SH., MM. Pembina Utama Muda
NIP. 19580823 198603 1 008
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. Bab I – 1 1.1. Latar Belakang ........................................................ Bab I – 1 1.2. Landasan Hukum .................................................... Bab I – 2 1.3. Maksud dan Tujuan ................................................ Bab I – 5 1.4. Sistematika Penulisan ............................................. Bab I – 6
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT .............................................. Bab II – 1 2.1. Tugas Pokok dan Fungsi dan Struktur Organisasi Bab II – 2 2.2. Sumber Daya ...................................................... Bab II – 15 2.3. Kinerja Pelayanan .............................................. Bab II – 17 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan .......................................................... Bab II – 20 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK
DAN FUNGSI ................................................................... Bab III – 1 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan ............................................... Bab III – 1 3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih ................................. Bab III – 5 3.3. Telaah Renstra K/L dan Renstra Provinsi .............. Bab III – 11 3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis .................................... Bab III – 13 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ................................... Bab III - 15
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN .................................................................... Bab IV – 1 4.1. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat Bab IV – 1 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat .................. Bab IV – 5 4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat .............................................................. Bab IV – 9 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, IDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ....................................................................... Bab V – 1 5.1. Kegiatan Tahun 2013 .............................................. Bab V – 1 5.2. Rencana Tahun Pertama (2014) ............................ Bab V – 8 5.3. Rencana Tahun Kedua (2015) ............................... Bab V – 14 5.4. Rencana Tahun Ketiga (2016) ............................... Bab V – 19 5.5. Rencana Tahun Keempat (2017) ........................... Bab V – 23 5.6. Rencana Tahun Kelima (2018) ............................... Bab V – 28
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ................................ ......................... Bab VI - 1
BAB VII PENUTUP ........................................................................ Bab VII – 1 TABEL
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab I-1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menindaklanjuti hasil assisten tim Kementrian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta perubahan tugas pokok,
fungsi, rincian tugas dan tata kerja lingkup Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat, maka Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat harus menyelaraskan
dokumen perencanaan lima tahunan, yaitu Rencana Strategis Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Penyelarasan ini
dimaksud untuk menjamin konsistensi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan sebagai upaya pencapaian indikator kinerja pembangunan
yang telah ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.
Revisi Rencana Strategis Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018, berfungsi sebagai pedoman dalam :
1. Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat dan perencanaan penganggaran ;
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan
terpadu antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat dan Cabang Pelayanan Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat se Jawa Barat.
Revisi Rencana Strategis Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018 disusun melalui tahapan pembentukan tim, pengumpulan
data, pengidentifikasian, pengkajian, dan perumusan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.2 Landasan Hukum Dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018, beberapa peraturan perundang-undangan
yang menjadi landasan, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab I-2
(Lembaran Negara Tahun 2004 No 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4700);
4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4725);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2014 No.244) ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab I-3
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
14. Peraturan Daerah ProvinsiJawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah ProvinsiJawa Barat (Lembaran Daerah
Nomor 2 Tahun 2003 Seri E);
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8
Seri E, TambahanLembaran Daerah Nomor 45);
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintah Provinsi (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9
Seri D, TambahanLembaran Daerah Nomor 46);
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, TambahanLembaran Daerah Nomor 47);
18. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Organisasidan Tata Kerja Dinas Daerah ProvinsiJawa Barat (Lembaran
Daerah Tahun 2014 Nomor 2 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 162);
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Tahun 2009
Nomor 2 Seri E);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Perubahanatas Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 9 tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2010
Nomor 24 Seri E);
21. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tatakerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat ( Lembaran Daerah Tahun
2014 Nomor 2 seri D )
22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 17 tahun 2013 tentang tugas
pokok, fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas di
Lingkungan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab I-4
23. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 51 Tahun 2013 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Gubernur nomor 113 Tahun 2009
tentang Organiasi dan tata Kerja Unit pelayanan teknis Dinas dan
Badan dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
24. Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Strategis
Organisasi Perangkat Daerah dan Biro (Lembaran daerah Tahun 2014
Nomor 5 seri E) tanggal 6 Januari 2014.
1.3 Maksud dan Tujuan Revisi Rencana Strategis Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018 ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah
sekaligus pedoman bagi seluruh aparatur Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat dalam membangun kesepahaman, kesepakatan dan komitmen
bersama guna mewujudkan visi dan misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat secara berkesinambungan.
Adapun tujuan disusunnya Rencana Strategis Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 adalah :
1. Menetapkan Visi, Misi, dan Program Dinas Pendapatan jangka
menengah;
2. Menetapkan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja)
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dan perencanaan
penganggaran;
3. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan
terpadu antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat dan Cabang Pelayanan Dinas
Pendapatan Daerah se Jawa Barat serta Puslia.
1.4 SistematikaPenulisan Rencana Strategis Dinas Pendapatan Provinsi Jawa BaratTahun
2013-2018 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan
serta sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.
Bab II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI
JAWA BARAT
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab I-5
Menggambarkan tugas pokok dan fungsi, struktu organisasi,
sumberdaya, kinerja pelayanan, tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat.
Bab III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI
Memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tupoksi, telaahan
visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah,
telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi, telaahan rencana tata
ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis, dan
penentuan isu-isu strategis Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat.
Bab IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
Memuat dan menjelaskan visi dan misi, tujuan dan sasaran
jangka menengah, strategi dan kebijakan Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat
Bab V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Memuat rencana program dankegiatan, indikatorkinerja,
kelompoksasarandanpendanaanindikatif.
Bab VI : INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Memuat indicator kinerja yang secara langsung menunjukkan
kinerja yang akan dicapai Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
lima tahun mendatang untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD Provinsi Jawa Barat.
Bab VII : LAMPIRAN-LAMPIRAN
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 1
BAB II GAMBARAN PELAYANAN
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT
2.1. Tugas Pokok dan Fungsi dan Struktur Organisasi
Dinas Pendapatan ProvinsiJawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Jawa Barat. Adapun tugas pokok Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan
teknis bidang pendapatan daerah, kesekretariatan, menyelenggarakan
koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan
pemerintahan provinsi di bidang pendapatan daerah meliputi aspek perencanaan
dan pengembangan, pendapatan I, pendapatan II, pembinaan dan pengendalian.
Sedangkan fungsinya yaitu sebagai berikut :
1. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan daerah;
2. penyelenggaraan kesekretariatan;
3. penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi di bidang pendapatan daerah;
4. penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan
pemerintahan provinsi bidang pendapatan daerah; dan
5. penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
urusan pemerintahan provinsi di bidang pendapatan daerah.
Susunan organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat terdiri dari
Kepala, Sekretaris yang membawahi 4 (empat) Kepala Sub Bagian, 4 (empat)
Kepala Bidang yang masing-masing membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi, dengan
susunan sebagai berikut :
1. Kepala
2. Sekretariat
a. Subbagian Kepegawaian
b. Subbagian Keuangan
c. Subbagian Umum
d. Subbagian Perlengkapan
3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan
a. Seksi Regulasi dan Kerjasama
b. Seksi Analisa dan Inovasi Potensi Daerah
c. Seksi Penyusunan dan Pengembangan Kinerja
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 2
4. Bidang Pendapatan I
a. Seksi Pendapatan dan Penetapan Pendapatan
b. Seksi Sengketa Pajak
c. Seksi Pembukuan dan Piutang Pendapatan
5. Bidang Pendapatan II
a. Seksi Pendapatan dan Penerimaan Sumber I
b. Seksi Pendapatan dan Penerimaan Sumber II
c. Seksi Evaluasi Pendapatan II
6. Bidang Pembinaan dan Pengendalian
a. Seksi Pembinaan dan Kepatuhan
b. Seksi Pengendalian dan Pemutahiran
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Adapun rincian tugas dari masing masing eselon adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas, mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas,
rencana serta pengembangan pendapatan daerah;
b. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan
daerah;
c. menyelenggarakan urusan pemerintahan provinsi di bidang pendapatan
daerah, meliputi aspek perencanaan dan pengembangan, pendapatan I,
pendapatan II serta pembinaan dan pengendalian;
d. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan
urusan pemerintahan provinsi di bidang pendapatan daerah;
e. menyelenggarakan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
urusan pemerintahan provinsi di bidang pendapatan daerah;
f. menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah,
swasta dan lembaga terkait lainnya, dalam dan luar negeri di bidang
pendapatan daerah;
g. menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
kesekretariatan, perencanaan dan pengembangan, pendapatan I,
pendapatan II, pembinaan dan pengendalian serta CPDP;
h. menyelenggarakan pembinaan kesekretariatan, perencanaan dan
pengembangan, pendapatan I, pendapatan II, pembinaan dan
pengendalian, CPDP dan menyelenggarakan pembinaan teknis fungsional
pendapatan daerah;
i. menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas teknis, evaluasi dan
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 3
pelaporan yang meliputi kesekretariatan, perencanaan dan
pengembangan, pendapatan I, pendapatan II, pembinaan dan
pengendalian;
j. menyelenggarakan perumusan Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana
Kerja (RENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rancangan Kegiatan
Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Penetapan
Kinerja (Tapkin), serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), dan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) lingkup Dinas;
k. menyelenggarakan pengkoordinasian dan membina CPDP;
l. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Dinas;
m. menyelenggarakan penyampaian saran pertimbangan mengenai bidang
pendapatan daerah sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah
Daerah;
n. memimpin, membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Dinas dan CPDP;
o. menyelenggarakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas;
dan p. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Sekretariat, mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat;
b. menyelenggarakan pelayanan publik dan administrasi aspek
kesekretariatan;
c. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan koordinasi pengkajian bahan
kebijakan teknis, bahan pembinaan, dan bahan pengendalian pelaksanaan
urusan pemerintahan provinsi di bidang pendapatan daerah;
d. menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian meliputi
pengusulan formasi, mutasi, pengembangan karir dan kompetensi,
pembinaan disiplin dan kesejahteraan pegawai Dinas;
e. menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan meliputi
penatausahaan, pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
Dinas;
f. menyelenggarakan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan dan
pelayanan sistem informasi internal Dinas, keprotokolan, serta pengelolaan
perpustakaan dan kearsipan Dinas;
g. menyelenggarakan penatausahaan administrasi pendapatan daerah;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 4
h. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
i. menyelenggarakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan
Sekretariat Dinas; dan
j. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan, mempunyai rincian tugas sebagai
berikut:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Perencanaan dan
Pengembangan;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, bahan koordinasi,
bahan pembinaan, dan bahan pengendalian pelaksanaan bidang
perencanaan dan pengembangan;
c. menyelenggarakan pelayanan publik dan administrasi bidang perencanaan
dan pengembangan;
d. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan dan memfasilitasi bidang
perencanaan dan pengembangan;
e. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama
dengan instansi pemerintah, swasta dan lembaga terkait lainnya, dalam
dan luar negeri di bidang pendapatan daerah;
f. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan Rancangan Anggaran
Belanja Daerah, koordinasi dan fasilitasi kerja sama dengan pihak ketiga
dan analisa potensi pendapatan daerah;
g. membantu Kepala Dinas memfasilitasi pelaksanaan aspek perencanaan
dan pengembangan, meliputi kerjasama, analisa dan inovasi potensi
daerah serta penyusunan dan pengembangan kinerja;
h. menyelenggarakan pengkajian pengembangan dan target pendapatan
daerah;
i. menyelenggarakan pengkajian bahan penataan kelembagaan,
ketatalaksaanaan dan pengembangan pelayanan publik Dinas dan CPDP;
j. menyelenggarakan koordinasi pengkajian bahan rancangan dan
pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Dinas;
q. Membantu Kepala Dinas menyelenggarakan pengkajian Rencana Strategis
(RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kinerja Tahunan (RKT),
Rancangan Kegiatan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) dan Penetapan Kinerja (Tapkin) lingkup Dinas;
r. menyelenggarakan pengkajian Indikator Kinerja Kunci (IKK);
k. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan monitoring dan evaluasi
bidang perencanaan dan pengembangan;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 5
l. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan verifikasi dan mengkaji bahan
rekomendasi terhadap permohonan dan pemantauan realisasi bantuan
keuangan dan bantuan hibah/bantuan sosial di bidang perencanaan dan
pengembangan pendapatan daerah;
m. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
n. menyelenggarakan evaluasi regulasi dan kerjasama di bidang pendapatan
o. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan kegiatan Bidang Perencanaan
dan Pengembangan;
p. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4. Bidang Pendapatan I, mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pendapatan I;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, bahan koordinasi,
bahan pembinaan, dan bahan pengendalian di bidang pendapatan I;
c. menyelenggarakan pelayanan publik dan administrasi bidang pendapatan
I;
d. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan dan memfasilitasi bidang
pendapatan I, meliputi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Air Permukaan
(PAP);
e. menyelenggarakan pengkajian bahan penyelesaian sengketa pajak,
meliputi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Air Permukaan (PAP);
f. menyelenggarakan pengelolaan pendataan dan penetapan pendapatan I
meliputi : Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Air Permukaan (PAP);
g. menyelenggarakan pengelolaan pembukuan dan piutang pendapatan I,
meliputi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Air Permukaan (PAP);
h. menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan teknis dan fasilitasi
pendataan dan penetapan, sengketa pajak, pembukuan dan piutang
pendapatan I, meliputi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Air Permukaan
(PAP);
i. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan monitoring dan evaluasi
bidang pendapatan I;
j. menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian terkait
dan Instansi Pusat lainnya;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 6
k. menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota/Provinsi lain;
l. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
m. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan kegiatan Bidang Pendapatan I;
dan
n. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
5. Bidang Pendapatan II, mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pendapatan II;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, bahan koordinasi,
bahan pembinaan, dan bahan pengendalian di bidang pendapatan II;
c. menyelenggarakan pelayanan publik dan administrasi bidang pendapatan
II;
d. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan dan memfasilitasi bidang
pendapatan II, meliputi pendataan dan penerimaan sumber I, pendataan
dan penerimaan sumber II serta evaluasi pendapatan II;
e. menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pengelolaan
pendapatan daerah di bidang Pendapatan II;
f. menyelenggarakan pengelolaan pungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBB-KB), pajak rokok, retribusi, hasil pengelolaan kekayaaan
daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah, dana perimbangan, dan
lain-lain pendapatan yang sah;
g. menyelenggarakan koordinasi, fasilitasi, pembinaan dan pengendalian
pendapatan II terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Penghasil/
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)/Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), Kabupaten/Kotadan Unit Kerja/Swasta;
h. menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian terkait
dan Instansi Pusat lainnya;
i. menyelenggarakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota/Provinsi lain;
j. menyelenggarakan pengelolaan pendataan, penerimaan dan evaluasi
pungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB), pajak rokok,
retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain
PAD yang sah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah;
k. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan monitoring dan evaluasi
bidang pendapatan II;
l. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
m. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Kegiatan Bidang Pendapatan
II;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 7
n. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 6. Bidang Pembinaan dan Pengendalian , mempunyai rincian tugas sebagai
berikut:
a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pembinaan dan
Pengendalian;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, bahan koordinasi,
bahan pembinaan, bahan pengendalian, dan bahan evaluasi di bidang
pembinaan dan pengendalian aspek Kesekretariatan, Bidang Perencanaan
Pengembangan, Bidang Pendapatan I, Bidang Pendapatan II dan Cabang
Pelayanan Dinas Pendapatan;
c. menyelenggarakan pelayanan publik dan administrasi bidang pembinaan
dan pengendalian;
d. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan dan memfasilitasi bidang
pembinaan dan pengendalian, meliputi pembinaan dan kepatuhan,
pengendalian dan pemutakhiran serta evaluasi dan pelaporan;
e. menyelenggarakan pengendalian, pembinaan dan evaluasi kinerja Dinas;
f. menyelenggarakan fasilitasi pengawasan internal maupun eksternal;
g. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan pengkajian bahan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan
Pertanggung Jawaban (LKPJ), dan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD) lingkup Dinas;
h. menyelenggarakan pengkajian Laporan Bulanan Pendapatan Daerah,
Laporan Kinerja Program/Kegiatan, Laporan Unit Kerja Presiden Bidang
Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan;
i. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan monitoring dan evaluasi
bidang pembinaan dan pengendalian;
j. membantu Kepala Dinas menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi
Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan;
k. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
l. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Kegiatan Bidang Pembinaan
dan Pengendalian; dan
m. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 8
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat sebagai dinas teknis pengelola
pendapatan daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan langsung kepada
masyarakat baik dalam pelaksanaan teknis maupun mendukung pelaksanaan
tugas Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat mempunyai 34 unit pelaksana
teknis dinas yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota se Jawa Barat dan 1 Unit
Pusat Pengelolaan Informasi dan Aplikasi PendapatanDinas Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Barat.
Adapun Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi tersebut terdiri
dari :
1. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Depok I
2. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Depok II
Cinere
3. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Bogor
4. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Bogor
5. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota
Sukabumi
6. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Sukabumi I Cibadak
7. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Sukabumi II Pelabuhanratu
8. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Cianjur
9. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Bekasi
JAFUNG
KEPALA
SEKRETARIS
SUB BAG KEPEGAWAIANSUB BAG UMUM
SUB BAG PERLENGKAPAN
SUB BAG KEUANGAN
KEPALA BIDANGPERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN
KEPALA BIDANGPENGENDALIAN DAN
PEMBINAANKEPALA BIDANG PENDAPATAN 1
KEPALA BIDANG PENDAPATAN 2
Seksi Penyusunan dan Pengembangan Kinerja
Seksi Regulasi dan Kerjasama
Seksi Analisa dan Inovasi Potensi Pendapatan
Seksi Pendapatan dan Penetapan
Seksi Sengketa Pajak
Seksi Pembukuan dan Piutang
Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Seksi Pengendalian dan Pemuktahiran
Seksi Kepatuhan dan Pembinaan
Seksi Evaluasi Pendapatan 2
Seksi Pendataan dan Penerimaan Sumber 1
Seksi Pendataan dan Penerimaan Sumber 2
Cabang Pelayanan PUSLIA
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 9
10. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Bekasi
11. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Karawang
12. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Purwakarta
13. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Subang
14. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Cirebon
15. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Cirebon I Sumber
16. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Cirebon II Ciledug
17. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Indramayu I
18. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Indramayu II Haurgeulis
19. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Kuningan
20. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Majalengka
21. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Bandung
I Pajajaran
22. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Bandung
II Kawaluyaan
23. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Bandung
III Soekarno-Hatta
24. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Bandung Barat
25. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Bandung I Rancaekek
26. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Bandung II Soreang
27. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Sumedang
28. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Garut
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 10
29. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota
Tasikmalaya
30. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Tasikmalaya
31. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Ciamis
32. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kabupaten
Pangandaran
33. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Cimahi
34. Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah Kota Banjar
35. Pusat Pengelolaan Informasi dan Aplikasi PendapatanDinas Pendapatan
Daerah Provinsi Jawa Barat.
Dengan susunan organisasi sebagai berikut :
1. Kepala
2. Subbagian Tata Usaha
3. Seksi Pendataan dan Penetapan
4. Seksi Penerimaan dan Penagihan Struktur Organisasi Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi adalah sebagai berikut :
5.
Pusat Pengelolaan Informasi dan Aplikasi Pendapatan(PUSLIA) Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat mempunyai susunan organisasi sebagai
berikut :
1. Kepala
2. Subbagian Tata Usaha
3. Seksi Pengelolaan Data dan Aplikasi Pendapatan
4. Seksi Pengelolaan Infrastruktur Sistem Pendapatan; dan
5. Kelompok Jabatan Fungsional
KEPALA CABANG
SUB BAGIAN TATAUSAHA
Seksi Pendataan dan Penetapan
Seksi Pendataan dan Penetapan
Kelompok Jabatan
Fungsional
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 11
Struktur Organisasi Pusat Pengelolaan Informasi dan Aplikasi Pendapatan
(PUSLIA) Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, adalah sebagai berikut:
2.2. Sumber Daya
Sumber Daya yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya mencakup : 1. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sampai saat ini Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat memiliki sumber daya aparatur sebanyak
869 orang yang tersebar di pusat dan 34 Cabang Pelayanan Dinas
Pendapatan Daerah Provinsise Jawa Barat.
Sumber daya aparatur yang dimiliki tersebut dapat digambarkan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1.1 Kondisi SDM Dinas Pendapatan Tahun 2014
(s.d 1 Desember 2014)
No Berdasarkan Golongan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Jenis Kelamin
1 Golongan I = 15 orang S2 = 158 orang Pria = 681 orang 2 Golongan II = 265 orang Sarjana = 343 orang Wanita = 188 orang 3 Golongan III = 525 orang Sarjana Muda = 36 orang 4 Golongan IV = 64 orang SLTA = 313 orang 5 SLTP = 6 orang 6 SD = 13 orang Jumlah = 869 orang Jumlah = 869 orang Jumlah = 869 orang
2. Aset
Sampai saat ini aset yang dimiliki Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
antara lain berupa :
KEPALA
SUB BAGIAN TATAUSAHA
Seksi Pengelolaan Data dan Aplikasi Pendapatan
Seksi Pengelolaan Insfrastruktur Sistem Pendapatan daerah
Kelompok Jabatan
Fungsional
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 12
a. Tanah dan gedung bangunan beserta kelengkapan dan peralatan kantor
lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya yang
tersebar di satu kantor pusat dan 34 Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi, serta satu kantor Pusat Pengelolaan Informasi dan
Aplikasi Pendapatan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat.
b. Kendaraan, terdiri dari :
- Kendaraan Operasional Roda 4 sebanyak 107 unit
- Kendaraan Operasional Roda 3 sebanyak 1 unit
- Kendaraan Operasional Roda 2 sebanyak 363 unit
- Kendaraan Khusus Samsat Keliling sebanyak 10 unit
3. Unit Pelayanan Operasional Sampai saat ini Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dibantu oleh unit
operasional pelayanan yang terdiri dari 34 kantor Cabang Pelayanan Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi tersebar di 26 Kabupaten/Kota se Jawa
Barat,dengan perincian sebagai berikut: a. Pelayanan Samsat Drive Thru sebanyak 2 unit,
b. Pelayanan samsat keliling sebanyak 13 kendaraan,
c. Pelayanan Samsat Outlet,sebanyak 12 counter,
d. Pelayanan kantor cabang pembantu sebanyak 24 counter,
e. Pusat Pengelolaan Informasi, sebanyak 1 unit, f. Pelayanan Samsat Corner sebanyak 1 unit,
g. Pelayanan samsat Nite sebanyak 1 unit,
h. Pelayanan Samsat Tiga Provinsi bertempat di Polda Metro sebanyak 1
unit,
i. Pelayanan Samsat BSD Banten sebanyak 1 unit dan,
j. Pusat Pengelolaan Informasi dan Aplikasi Pendapatan (PUSLIA) Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat sebanyak 1 unit, dan
k. e – Samsat di seluruh ATM Bank bjb.
Seiring dengan tuntutan terhadap peningkatan pelayanan publik yang merata di
setiap Kantor Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi, Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat berkeinginan untuk mewujudkan pemenuhan
fasilitas pelayanan publik secara bertahap dan memperbanyak jenis-jenis
pelayanan tertentu yang dirasakan dapat memberikan kemudahan, kecepatan
dan kenyamanan pelayanan publik.
Sumber daya lainnya yang dimiliki Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat berupa
potensi objek pajak, berdasarkan data dari Pusat Pengelolaan Informasi dan
Aplikasi Pendapatan (PUSLIA) Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat sampai
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 13
dengan Desember 2014 bahwa potensi objek pajak kendaraan bermotor
sebanyak 13.720.499 KBM, terdiri dari kendaraan Roda 2 (dua) sebanyak
11.750.515 KBM, kendaraan Roda 4 (empat) sebanyak 1.969.984 KBM.
Sedangkan jumlah potensi wajib pajak pengambilan dan pemanfaatan air
permukaan sebanyak 670 Wajib Pajak.
2.3. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Untuk pengembangan pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi yaitu:
1) Masih terdapatnya sebagian masyarakat yang kurang mentaati ketentuan
pembayaran perpajakan daerah secara tepat waktu dan tepat prosedur;
2) Masih belum stabilnya kondisi perekonomian nasional dan internasional yang
berpeluang berdampak terhadap industry otomotif sebagai penopang utama
perpajakan daerah provinsi.
3) Akuntabilitas belanja pemerintah yang kurang terkelola baik dan konsisten
dapat mendorong penurunan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
secara tepat waktu dan tepat prosedur.
4) Munculnya berbagai kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang makin
kompetitif dari beberapa provinsi sekitar Jawa Barat dapat menekan
ketercapaian target pendapatan sesuai asumsi yang direncanakan.
Di samping tantangan yang dihadapi terdapat pula beberapa peluang
yang dapat mengembangkan pelayanan pada Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat yaitu:
1) Tuntutan kualitas pelayanan yang semakin tinggi dari masyarakat
2) Adanya perkembangan perekonomian nasional yang semakin meningkat dan
tingkat distribusinya bagi perekonomian masyarakat yang terus membaik.
3) Perkembangan pemanfaatan teknologi informatika dalam sektor pelayanan
publik yang makin meningkat.
4) Masih tetap terbukanya pemanfaatkan potensi potensi pendapatan untuk
diintensifikasi maupun ekstensifikasi baik melalui instrument tarif maupun
pengembangan potensi baru.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 14
Tabel 2.3. Komparasi Capaian Sasaran Renstra
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat Terhadap Sasaran Renstra Dinas Pendapatan Kabupaten/Kota
dan Renstra K/L
NO INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN SASARAN
RENSTRA OPD PROVINSI
SASARAN PADA RENSTRA OPD
KAB/KOTA SASARAN PADA
RENSTRA K/L
1 Proporsi kenaikan pendapatan daerah antar tahun anggaran
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
Meninngkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tersusunnya kajian sebagai bahan masukan Revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
2 Proporsi PAD terhadap pendapatan daerah (diluar dana BOS)
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
Meninngkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
3 Proporsi pertumbuhan jumlah potensi wajib pajak
Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
Meninngkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
4 Jumlah Wajib Retribusi
Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
Meninngkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
5 Jumlah objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah
Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
Meninngkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
6 Proporsi potensi wajib pajak yang terpungut
Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
Meninngkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
7 Proporsi potensi wajib retribusi yang terpungut
Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
Meninngkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
8 Proporsi objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah yang terpungut/ diterima
Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
Meninngkatnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
9 Peningkatan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) antar tahun anggaran
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan pengelolaan pendapatan daerah
Dimplementasikannya standar pelayanan minimum (SPM) di SKPD
Meningkatkan akuntabilitas transparansi dan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah serta meningkatnya investasi dan kemampuan fiskal daerah (Renstra Kemendagri)
10 Rasio cakupan sentra layanan perpajakan daerah terhadap wajib pajak per hari yang dilayani antar tahun anggaran
Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
Meningkatnya kualitas dan kapasitas pelayanan aparatur dalam mendukung penyelenggaraan pemerintah
Meningkatkan akuntabilitas transparansi dan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah serta meningkatnya investasi dan kemampuan fiskal daerah (Renstra Kemendagri)
11 Proporsi ketersediaan Standar Operasional Prosedur terhadap kebutuhan
Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
Meningkatnya pelayanan
Meningkatkan akuntabilitas transparansi dan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah serta meningkatnya investasi dan kemampuan fiskal daerah (Renstra Kemendagri)
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab II - 15
NO INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN SASARAN
RENSTRA OPD PROVINSI
SASARAN PADA RENSTRA OPD
KAB/KOTA SASARAN PADA
RENSTRA K/L
12 Proporsi ketersediaan Standar pelayanan terhadap kebutuhan
Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
Meningkatnya kualitas dan kapasitas pelayanan aparatur dalam mendukung penyelenggaraan pemerintah
Tersedianya peraturan yang mendukung investasi di Daerah
13 Tingkat gangguan jaringan dan system
Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
Berkurangnya titik kerusakan jaringan informasi
Transparansi informasi disertai pemanfaatan TI di berbagai aspek
14 Tingkat angguan penggunaan perangkat keras Teknologi Informasi
Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
Terbangunnya system layanan berbasis teknologi informasi
Transparansi informasi disertai pemanfaatan TI di berbagai aspek
15 Proporsi kesesuaian hasil kesepakatan rapat koordinasi pendapatan dengan implementasinya
Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah
Tersusunnya Kebijakan umum strategis yang melibatkan stakeholder
Tersedianya peraturan yang mendukung investasi di Daerah
16 Proporsi tingkat deviasi pelaksanaan SOP dan SP
Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah
Dimplementasikannya standar pelayanan minimum (SPM) di SKPD
Tersedianya peraturan yang mendukung investasi di Daerah
17 Proporsi penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu dan tepat data (bulanan triwulanan semesteran dan tahunan)
Meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Meningkatnya akuntabilitas Kinerja SKPD
Meningkatkan akuntabilitas transparansi dan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah serta meningkatnya investasi dan kemampuan fiskal daerah (Renstra Kemendagri)
18 Proporsi penurunan temuan SPI antar tahun
Menurunya jumlah temuan SPI
Meningkatnya akuntabilitas Kinerja SKPD
19 Proporsi tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal dan internal pengawasan
Meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Terevaluasinya kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
20 Skor penilaian evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) oleh Instansi penilai.
Meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Terevaluasinya kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
21 Proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan formal
Meningkat nya kualitas SDM
Meningkatnya Sumber daya Aparatur yang berkualitas
Meningkatnya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan serta meningkatnya transparansi dan akuntabilitas keuangan;(Renstra Kemendagri)
22 Proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan teknis subtantif
Meningkat nya kualitas SDM
Meningkatnya Sumber daya Aparatur yang berkualitas
23 Proporsi aparatur yang telah memiliki sertifikat kompetensi profesi
Meningkat nya kualitas SDM
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 1
BAB III ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Didalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat, tentu tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan
yang dihadapi, baik dalam peningkatan kinerja pendapatan maupun kinerja
pelayanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan-permasalahan
tersebut, dapat dikategorikan dalam 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dapat menjadi suatu kekuatan (strengthness) maupun kelemahan
(weakness) dalam organisasi. Unsur-unsur kekuatan yang dapat dijadikan
sebagai peluang peningkatan kinerja kedudukan dan peran Dinas
Pendapatan meliputi :
1. Dinas Pendapatan merupakan OPD yang diberi mandat pemerintah
daerah untuk menyelenggarakan sebagian urusan desentralisasi
dibidang pengelolaan pendapatan daerah sebagai bagian integral dari
tata kelola keuangan daerah.
2. Tersedianya dukungan pimpinan daerah yang sangat kuat untuk
menjalankan visi, misi serta tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan.
3. Terdapatnya Cabang-cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi yang tersebar luas di seluruh Kabupaten/Kota se Jawa Barat
yang merupakan sub unit organisasi Dinas Pendapatan disertai dengan
outlet-outlet layanan pembantunya dalam menjalankan visi, misi serta
tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan.
4. Adanya komitmen dan semangat bersama antara pimpinan dan staf di
lingkungan Dispenda jawa Barat untuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsi secara baik dan inovatif.
Disamping kekuatan yang dimiliki tersebut, masih terdapat sejumlah
kelemahan dalam lingkungan Dinas Pendapatan, yaitu:
1. Belum terstandarisasinya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
yang menyelenggarakan fungsi fungsi pendapatan daerah yang sejalan
dengan tata kelola keuangan daerah.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 2
2. Belum terstadarisasi secara penuh keseluruhan dukungan sarana dan
prasarana kerja unit unit operasional Dispenda yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat;
3. Masih belum efektifnya forum koordinasi antar OPD Penghasil dalam
melakukan perhitungan potensi dan pengelolaan pemungutan sumber-
sumber pendapatan daerah.
4. Belum terbentuknya sistem informasi pengelolaan potensi pendapatan
daerah yang benar benar akurat dan teruji.
Faktor eksternal yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dapat menjadi suatu peluang (opportunities) maupun ancaman
(threats) dalam organisasi. Beberapa peluang yang dimiliki Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat, antara lain :
1. Tuntutan kualitas pelayanan yang semakin tinggi dari masyarakat
2. Adanya perkembangan perekonomian nasional yang semakin meningkat
dan tingkat distribusinya bagi perekonomian masyarakat yang terus
membaik.
3. Perkembangan pemanfaatan teknologi informatika dalam sektor
pelayanan publik yang makin meningkat.
4. Masih tetap terbukanya pemanfaatkan potensi potensi pendapatan untuk
diintensifikasi maupun ekstensifikasi, baik melalui instrument tariff
maupun pengembangan potensi baru.
Sedangkan ancaman yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat, adalah:
1. Masih terdapatnya sebagian masyarakat yang kurang mentaati
ketentuan pembayaran perpajakan daerah secara tepat waktu dan tepat
prosedur;
2. Masih belum stabilnya kondisi perekonomian nasional dan internasional
yang berpeluang berdampak terhadap industry otomotif sebagai
penopang utama perpajakan daerah provinsi.
3. Akuntabilitas belanja pemerintah yang kurang terkelola baik dan
konsisten, dapat mendorong penurunan kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak secara tepat waktu dan tepat prosedur.
4. Munculnya berbagai kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang
makin kompetitif dari beberapa provinsi sekitar Jawa Barat, dapat
menekan ketercapaian target pendapatan sesuai asumsi yang
direncanakan.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 3
Berbagai permasalahan secara internal dan eksternal yang berada
dalam lingkungan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, pada akhirnya
turut menentukan kondisi pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat dalam
pembentukan Dinas Pendapatan Daerah.
Sesuai ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Jawa
Barat Nomor 33 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat, tugas tugas dan fungsinya meliputi :
TUGAS POKOK F U N G S I
MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM BIDANG PENDAPATAN BERDASARKAN ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN
A. MENYELENGARAKAN PERUMUSAN DAN PENETAPAN KEBIJAKAN TEKNIS PENDAPATAN;
B. PENYELENGGARAAN PENDAPATAN DAN PELANAYAN UMUM MELIPUTI KESEKRETARIATAN, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN, PAJAK, NON PAJAK, PENGENDALIAN DAN PEMBINAAN SERTA UPTD;
C. PENYELENGGARAAN FASILITASI PELAKSANAAN TUGAS PENDAPATAN DAERAH DAN PELAYANAN UMUM;
D. PENYELENGGARAAN PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN TUGAS-TUGAS PENDAPATAN SECARA INTERNAL MELIPUTI KESEKRETARIATAN, RENBANG, PAJAK, NON PAJAK, PENGENDALIAN DAN PEMBINAAN, UPTD, PEMBINAAN TEKNIS FUNGSIONAL PANDAPATAN DAERAH DAN PELAYANAN UMUM;
E. PENYELENGGARAAN TUGAS LAIN DARI GUBERNUR SESUAI DENGAN TUGAS DAN FUNGSINYA.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 4
Dari analisis kondisi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
tersebut di atas, terdapat sejumlah permasalahan yang dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat ASPEK KAJIAN
CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI
STANDAR YANG
DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMASLAHAN PELAYANAN
SKPD INTERNAL
(KEWENANGAN SKPD)
EKSTERNAL
Perumusan dan penetapan Kebijakan Teknis Pendapatan
1. Telah ditetapkannya Perda yg mengatur Pajak & Retribusi Daerah.
Jumlah Regulasi
Pemahaman & kemampuan SDM thd peraturan perUU (aturan formal)
Penetapan Regulasi nasional yg mengatur pedoman pengelolaan pajak & retribusi serta patda lainnya
Kuantitas dan kualifikasi SDM legal drafter belum memadai
2. Penetapan Juklak Perda : Pergub PKB & BBNKB, PAP, Pergub PBBKB, Pergub Pungutan Retribusi
Jumlah Regulasi
- Pemahaman aturan formal;
- Komitmen & motivasi
Tuntutan konsumen thd kepastian hukum
- Idem - Belum ada
sertifikasi kompetensi untuk pegawai dispenda
3. Penetapan SOP & SP
Manual Penugasan
- Pemahaman aturan formal;
- Komitmen & motivasi
Tuntutan konsumen thd kepastian hukum
- Idem - Belum ada
sertifikasi kompetensi untuk pegawai dispenda
Penyeleng garaan Pendapat an & pelayanan Umum
1. Rerata pencapaian target Patda melebihi target yang ditetapkan dalam RPJM 2008-13
Tingkat Capaian Patda per tahun anggaran
Analisis perhitungan target berdasarkan akurasi data potensi
Kondisi makro ekonomi
Daya Beli & Preferensi konsumsi masy
Akurasi penyusunan asumsi & perhitungan target masih harus ditingkatkan
2. Pengukuran kapasitas layanan berdasarkan kepusaan masy terus meningkat, setiap tahun dan telah mencapai interval 75-80
IKM Kecukupan sarana kerja Komitmen & motivasi
Kondisi Tuntutan konsumen thd kecepatan, kemudahan & kepastian
1. Instrumen pengukuran kinerja perlu terus diperbaiki dlm metodenya
2. Belum tersedianya instrumen persepsi mal adminsitrasi/ KKN
3. Dukungan fasilitas kerja belum terpenuhi seluruhnya
Standarisasi Sapras
Belum dibuat mapping kondisi kerja yg akurat
Kebijakan alokasi anggaran belanja unit patda
Belum ada ukuran penetapan BOPO thd kebutuhan belanja unit penghasil shg standarisais sapras tdk terjamin
Pembinaan Pelaksana an Tugas Tugas Pendapat an secara Internal
1. Rerata capaian penilai LAKIP berada pada kisaran 75-79 selama 5 tahun
Penilaian LAKIP per tahun anggaran
Akurasi perencanaan kinerja sesuai Renstra masih belum optimal
Ketaatan pengelolaan kegiatan sesuai renc. Dok. kinerja
Kecepatan proses engadaan barjas di
ULP ; Ketaatan
elaksanaan kinerja enyedian barjas esuai kontrak
Model smart Planning belum konsisten diterapkan sehingga berdampak pada akurasi penyusunan LAKIP
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 5
ASPEK KAJIAN
CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI
STANDAR YANG
DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMASLAHAN PELAYANAN
SKPD INTERNAL
(KEWENANGAN SKPD)
EKSTERNAL
2. Rerata tindak lanjut temuan aparat pengawas mencapai 100 %
Proporsi Tinjut Temuan Auditor
Penegakan disiplin kinerja Komitmen & motivasi mengurangi kelalaian kerja
Kondisi Tuntutan konsumen thd kecepatan, kemudahan & kepastian
Metode penerapan SPI perlu terus disesuaikan dgn kebutuhan; Penegasan disiplin kinerja perlu diperkuat
Fasilitasi Pelaksanaan Tugas Pendapatan Daerah & Pelayanan Umum
1. Pelaks. rakor dalam perhitungan target & monev capaian target berjalan secara rutin & cukup efektif;
2. Kordinasi & konsultasi data perhitungan alokasi dana transfer & lainnya terus dilaksanakan
1. Tingkat efektivitas Rakor
2. Tingkat akurasi perhitungan target patda pusat & realisasi pada APBD
Akurasi perencanaan kinerja sesuai Renstra
Ketaatan pengelolaan kegiatan sesuai renc. Dok. kinerja
Kecepatan proses pengadaan barjas di ULP ;
Ketaatan pelaksanaan kinerja penyedian barjas sesuai kontrak
Model smart Planning belum konsisten diterapkan
Penyediaan dukungan sarana pelayanan untuk efektivitas ke-samsatan terus berjalan
Standarisasi sapras kesamsatan
Prototipe baku untuk sarana layanan Samsat
Kebijakan nasional untuk prototipe sapras kesamsatan
Ketiadaan prototofe standar sapras kesamsatan mendorong adanya perbedaan kondisi layanan
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Sesuai dokumen resmi dalam Peraturan Gubernur maupun Peraturan
Daerah yang menetapkan RPJMD Pemerintah provinsi Jawa Barat Tahun
2013-2018, visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu "Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua". Untuk mencapai visi tersebut, telah
dirumuskan 5 (lima) misi berikut :
Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing;
1. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan;
2. Meningkatkan kinerja pemerintahan, profesionalisme aparatur dan
perluasan partisipasi publik ;
3. Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dan pembangunan insfratruktur
strategis yang berkelanjutan;
4. Meningkatkan kehidupan social, seni dan budaya, peran pemuda dan
olah raga serta pengembangan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal.
Sejalan dengan visi dan misinya, telah diindentifkasikan beberapa isu
stretagis daerah yang akan melandasi program program unggulan kepala
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 6
daerah yang telah menjadi komitmen politis serta diintegrasikan dalam
perencanaan teknokratisnya. Isu-isu strategis demikian meliputi :
1. Pertumbuhan penduduk dan persebarannya.
2. Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan.
3. Pengangguran dan ketenagakerjaan.
4. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
5. Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar dan strategis 6. Kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Jabar Green
Province.
7. Kualitas demokrasi
8. Kecepatan dan ketepatan penaganan bencana serta adaptasi
masyarakat terhadap bencana
9. Pemerintahan daerah yang efektif dan efisien.
10. Pelestarian nilai – nilai dan warisan budaya lokal
11. Pengembangan Industri Wisata Jawa Barat
12. Penanggulangan penduduk miskin.
13. Pasar global dan Asean – China Free Trade Area (ACFTA)
14. Pencegahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
15. Alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian dan penertiban okupasi
lahan tidur (HGU)
16. Ketahanan Pangan
17. Keamanan dan ketertiban daerah
Sedangkan untuk program-program unggulannya meliputi :
1. Pendidikan gratis SD, SLTP dan SLTA di seluruh jawa barat serta
pembangunan 20.000 ruang kelas baru
2. Beasiswa pendidikan untuk pemuda, tenaga medis, serta keluarga atlit
berprestasi dan guru
3. Revitaliasi posyandu dan dana operasional kader posyandu
4. Membuka 2 juta serapan tenaga kerja baru dan mencetak 100.000
wirausahaan baru jawa barat
5. Alokasi 4 triliyun untuk infrastruktur desa dan perdesaan
6. Rehabilitasi 100.000 rumah rakyat miskin
7. Pembangunan pusat seni dan budaya Jawa Barat di kabupaten/ kota
8. Pembangunan gelanggang olahraga di kabupaten/ kota
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 7
Dengan memperhatikan rangkaian visi hingga program unggulan
kepala daerah di atas, serta dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi
Dispenda, dapat ditarik relevansi hubungannya sebagai berikut :
1. Secara umum, keberhasilan Dinas Pendapatan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya akan berkonsekwensi terhadap kemampuannya
dalam menyediakan sumber daya keuangan daerah untuk membiayai
keseluruhan agenda agenda kepemimpinan daerah;
2. Secara teknis, peran dinas pendapatan harus mampu berkontribusi
terhadap keberhasilan menjalankan misi ketiga : “Meningkatkan kinerja
pemerintahan, profesionalisme aparatur dan perluasan partisipasi publik”
Dalam menjalankan relevansi hubungan antara Dinas Pendapatan
dan visi, misi, program unggulan kepala daerah hingga program-program
operasional dalam RPJMD yang terkait tugas pokok dan fungsi Dinas
Pendapatan, pelaksanaan tugas tugas pengelolaan pendapatan, akan
ditopang oleh 2 kutub yang saling menekan antara factor penghambat dan
factor pendorong pelayanan Dinas Pendapatan. Sebagaimana kedua factor
tersebut digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pendapatan
Terhadap pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
Visi : JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA
NO MISI DAN PROGRAM KDH DAN WAKIL KDH
PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS
PENDAPATAN
FAKTOR PENGHAMBAT PENDORONG
Misi : 3 Meningkatkan Kinerja pemerintahan, Profesionalisme Aparatur & Perluasan Partisipasi Publik
1. Program Pemantapan Otda & Sistem Administrasi Pemerintah Daerah;
Desain Operasional Manajemen Dispenda belum sepenuhnya dijalankan
Penyusunan DOM Dispenda baru selesai dibuat di TA 2012, sehingga masih tahap preparasi dalam pelaksanaannya
Adanya kebijakan Pusat untuk pemberian Citra Abdi Bhakti untuk manajemen pemda yang baik
2. Program Pembinaan, Peningkatan Kapasitas & Pengembangan Aparatur
Kompetensi penyelenggara layanan pendapatan belum terstandarisasi
Belum dibuat Standar baku kompetensi SDM Dispenda
Adanya Penilaian IKM & Pemeringkatan kualitas yanblik secara nasional
3. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya
Belum adanya standar baku layanan kesejahteraan aparatur
Belum terdapat Standar Baku Kespeg sehingga
Telah dibuat Perda Penigukuran
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 8
NO MISI DAN PROGRAM KDH DAN WAKIL KDH
PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS
PENDAPATAN
FAKTOR PENGHAMBAT PENDORONG
Aparatur;
menjadikan kegiatan layanan kespeg belum terintegrasi dgn kondisi riel kebutuhannya.
alokasi dana kespeg hanya berorientasi pagu anggaran
Kinerja & Displin Pegawai Serta Rencana induk Pengembangan SDM Jabar
4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Belum adanya SAB dalam mendukung yanblik, telah menjadikan kebijakan alokasi berdasarkan pagu yang tersedia
Belum dibuatnya Analisis Standar Biaya Kegiatan
Telah terdapat kebijakan SPM,SOP & SP & pedoman standar biaya belanja daerah
6. Program Pemeliharaan Sarana & Prasarana Aparatur
Belum ditetapkannya standar baku pemeliharaan Gedung Perkantoran Dispenda menyebabkan pemeliharaan sarana kerja kurang optimal dan kurang terjadwal baik siklus pemeliharaannya
Belum dibuatnya Analisis Standar Biaya Kegiatan
Telah terdapat kebijakan SPM,SOP & SP & pedoman standar biaya belanja daerah
7. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum & HAM;
Juklak dan Juknis Pelaksanaan Perda Pajak Daerah & Retribusi Daerah serta pendapatan lainnya melalui skema kerjasama atau perluasan usaha, belum seluruhnya ditetapkan sehingga masih berpotensi adanya penafsiran yang beragam terhadap pelayanan pendapatan daerah
Inventarisasi kebutuhan juklak dan juknis belum seluruhnya terdeskripsikan scr utuh
Pedoman Penyusunan Perundangan & Kerjasama telah tersedia dari Pusat dan Pemprov
8. Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
Pedoman Penyusunan Perundangan & Kerjasama telah tersedia dari Pusat dan Pemprov
Kompetensi aparatur pengelola masih belum memadai
Pedoman Akuntansi Pemerintahan telah ditetapkan pusat
9. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan
Penyusunan LAKIP kurang ditunjang oleh ketegasan rencana kinerja, yang masih memuat kekaburan indikator kinerja dan duplikasi program rogram kegiatan penunjangnya sehingga berdampak pada penilaian LAKIP oleh Instansi Pembina
Penyusunan Rentra dan Renja belum sejalan dengan Pedoman SAKIP & Renstra baku
Telah diterbitkannya Permendagri 54 Th 2010 ttg Pelaks PP 8 Th 2008 sbg acuan sun & dal.lak renstra dan Renja SKPD
10. Program Pengendalian & Pengawasan Pembangunan
Masih terjadinya temuan berulang terhadap tata kelola pendapatan dan kinerja Dinas dan CPDP
Kompetensi aparatur pengelola masih belum memadai
Pedoman Akuntansi Pemerintahan & Wasdal telah ditetapkan pusat
11. Program Penelitian, Studi & Survei;
Masih terbatasnya kajian-kajian terapan untuk perbaikan pelayanan publik di lingkup pendapatan daerah, telah menyebabkan kualitas prima belum sepenuhnya merata di seluruh CPDP
Masih belum optimalnya renja kajian terapan
Cukup tersedianya para pakar dan konsultan di berbagai Perti di Jabar dan Swasta yang berkeahlian di bidang layanan patda
12. Program Pengembangan
Masih terbatasnya akses publik terhadap
Belum efektifnya penerapan
Berkembangnya Teknologi
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 9
NO MISI DAN PROGRAM KDH DAN WAKIL KDH
PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS
PENDAPATAN
FAKTOR PENGHAMBAT PENDORONG
Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
info layanan pendapatan
Rencana Induk & Road Map Sistem Informasi Patda
Informasi & semakin luasnya kepemilikan smart tools milik publik, seperti smartphone
Selanjutnya, dikaitkan dengan dokumen renstra Kementrian/
Lembaga yang memiliki kaitan erat dengan penyusunan renstra Dinas
Pendapatan, dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Permasalahan pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat berdasarkan Renstra K/L beserta faktor penghambat dan pendorong
keberhasilan penanganannya
NO SASARAN JANGKA
MENENGAH RENSTRA KEMDAGRI (K/L)
PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS
PENDAPATAN
SEBAGAI FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG 1. Terwujudnya tertib
administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah yang akuntabel dan transparan, serta efisiensi pemanfaatan APBD
1. Belum tersedianya panduan nasional yang mengatur ketentuan umum perpajakan daerah, sebagai kelengkapan UU 28 Tahun 2009, sehingga prosedur pengelolaan perpajakan dan pendapatan daerah, hanya bersandarkan pada regulasi tidak bestandar nasional;
2. Belum adanya ketegasan peran dan fungsi Dispenda sebagai koordinator pendapatan daerah dalam penyusunan formulasi perhitungan dana perimbangan pusat ke daerah dan input data perhitungannya;
3. Perlu dirumuskannya keterlibatan Dispenda sebagai koordinator pendapatan daerah dalam setiap penyusunan regulasi investasi, guna perluasan kapasitas pendapatan daerah yang dapat tercipta dari setiap investasi yang ada di daerah maupun dilakukan
• Hingga tahun 2013, pemerintah pusat belum menerbitkan KUP sebagaimana pengelolaan perpajakan nasional ;
• Belum ditetapkanya SOP koordinasi kelembagaan daerah dalam proses pengelolaan pendapatan daerah dari dana perimbangan dengan instansi pusat;
• Telah terbitnya PP 71 th 20110 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
• Telah terbitnya PP 74 th 2011 ttg Tatacara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;
• Telah terbitnya PP 96/2012 ttg Pelaksanaan UU 25/2009 tentang pelayanan Pablik;
• Telah terbitnya PP 46 Th 2011 ttg Penilaian Prestasi Kerja PNS
Dengan adanya kebijakan tersebut diberlukan standarisasi manajemen pendapatan daerah untuk memudahkan pengendalian nya;
2. Tersusunnya kajian sebagai bahan masukan Revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Belum terumuskannya secara integral terhadap masukan Unit Pengelola Pendapatan daerah terhadap rencana Revisi UU 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah;
Terdapatnya forum forum perumusan kebijakan untuk antar kepala Daerah (APPSI) yang dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi untuk penyampaian masukan.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 10
NO SASARAN JANGKA
MENENGAH RENSTRA KEMDAGRI (K/L)
PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS
PENDAPATAN
SEBAGAI FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG 3. Tersedianya peraturan
yang mendukung investasi di Daerah
pemerintah daerah. Belum ditetapkannya SOP yang menunjukkan ketegasan peran Dispenda dalam proses investasi daerah;
Adanya ketentuan PerMenpan RB nomor 35 Tahun 2012 ttg Pedoman Penyusunan SOP, dapat dijadikan landasan untuk menyusun SOP investasi yang mempertegas kedudukan Dispenda dalam proses pengelolaan investasi daerah yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan daerah.
3.3. Telaah Renstra K/L dan Renstra Provinsi
Pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat tidak dapat dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat semata, akan tetapi perlu dukungan dari
stakeholders lainnya seperti Legislatif, Instansi Vertikal yang ada di wilayah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta masyarakat
termasuk dunia usaha didalamnya yang berkewajiban untuk melaksanakan
program-program yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka setiap OPD Provinsi Jawa Barat
berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi,
tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsinya sehingga terwujud sinergitas perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan yang
berkesinambungan sampai dengan tahun 2018.
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat yang merupakan bagian dari
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, didalam membuat Rencana Strategis
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018, sehingga didalam
menentukan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan dapat selaras dengan apa yang hendak dicapai oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Untuk mampu menyelaraskan rencana strategik Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat dengan RPJMD, perlu dideskripsikan terlebih dahulu
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 11
permasalahan permasalahan dalam penyelenggaraan layanannya yang
berkaitan dengan penetapan sasaran yang ada dalam RPJMD pemerintah
Provinsi Jawa Barat untuk tahun 2013-2018. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Sasaran RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
NO SASARAN RPJMD
PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS
PENDAPATAN
SEBAGAI FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG 1. Terwujudnya
pemerintahan yang partisipatif, professional dan akuntabel dan modern
• Belum terstandarisasinya kompetensi aparatur pengelola pendapatan yang dapat disertifikasikan sesuai perundangan
• Belum dibuatnya ketentuan umum perpajakan daerah dan retribusi daerah sebagai acuan untuk standarisasi tatacara pengelolaan perpajakan/ restribusi daerah yang memenuhi kaidah kaidah Satndar Akuntansi pemeirntahan;
• Pengelolaan Pendapatan Daerah belum sepenuhnya memanfaatkan keunggulan teknologi informasi, terutama penyusunan aplikasi pendapatan yang disinkronkan dengan SIPKKD
• Rekrutmen awal aparatur Dinas Pendapatan belum berdasarkan kompetensi khusus yg sesuai tupoksi;
• Pemerintah Pusat belum menerbitkan ketentuan tentang KUP untuk pengelolaan PDRD yang relevan dengan terbitnya UU 28/2009 Tentang PDRD
• Masih terbataskan aparatur yang berkopetensi akuntansi pemerintahan yang mampu mengintegrasikan tata kelola pendapatan dengan SIPKD
• Terbitnya ketentuan PP 46/2011 ttg Penilaian Prestasi Kerja PNS; Terbitnya Perpres 81/2010 ttg Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; Terbitnya Perda 20/2013 ttg Disiplin dan Penilaian Kinerja Pegawai pemprov Jabar, dapat menjadi stimulus permusan standar kompetansi Dinas Pendapatan;
• Adanya UU 6/1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan serta terbitnya PP 71/2010 ttg SAP, dapat manjadi stimulus penyusunan KUP PDRD;
• Adanya ketentuan UU 14/2009 tentang Informasi & Transaksi Elektornik serta UU yang melindungi hak Cipta Intelektual, dapat menjaid stimulus untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan aplikasi pendapatan ayng terintegrasikan dengan SIPKD.
2. Meningkatnya
stabilitas tramtibun, kesadaran politik dan hukum
Belum terbentuknya kesadaran para wajib pajak dan retribusi daerah yang kuat untuk pembentukan komunitas pemantau kewajiban dan pengelolaan perpajakan dan retribusi daerah
Kepedulian para WP/WR untuk pembentukan komunitas pemantau pengelolaan pendapatan daerah sebagai mitra partisipasi penting bagi Dinas Pendapatan, masih belum terentuk baik
Adanya UU 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; Adanya UU 25 Tahun 2009 tentang pelayanan Publik dan UU 17/2013 tentang Ormas dapat menjaid stimulus untuk menjadi dasar pembentukan wadah komunitas pemantau PDRD oleh masyarakat yang peduli
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 12
3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Tata ruang Provinsi Jawa Barat merupakan wujud struktural dan pola
pemanfaatan ruang yang ditetapkan dan disesuaikan dengan visi dan misi
Provinsi Jawa Barat, Kondisi struktur ruang diuraikan dalam kondisi sistem
kota-kota, infrastruktur wilayah, dan kawasan andalan.
Penyelenggaraan tata ruang yang baik ditandai dengan adanya
pelaksanaan koordinasi dalam konteks pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang antar provinsi dengan
kabupaten/kota. Perwujudan struktur tata ruang Jawa Barat ditandai dengan
mulai terbentuknya sistem kota-kota yang dicapai melalui pengembangan-
pengembangan fungsi dan pusat kegiatan nasional. Tata ruang tersebut
tentu berkaitan dengan lingkungan hidup, karena setiap rencana tata ruang
harus mempunyai dampak ramah lingkungan sehingga tercipta
keseimbangan antara sumber daya alam dan pemanfaatannya serta
terwujudnya pemanfaatan ruang yang serasi dan berjalannya pengendalian
pemanfaatan ruang secara konsisten.
Dalam kajian lingkungan hidup, beberapa faktor yang menjadi
perhatian adalah mengenai polusi, baik itu polusi udara, air, maupun tanah.
Hal yang secara tidak langsung terkait pada Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat adalah terkait dengan polusi udara yang dihadapi oleh wilayah
Jawa Barat. Dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan yang berada di
wilayah Jawa Barat, kontribusi pada polusi udara akan semakin meningkat
pula. Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat tidak mempunyai wewenang
untuk membatasi jumlah kendaraan, namun dapat membantu dengan cara
pemberlakuan pajak progresif pada kepemilikan kendaraan bermotor. Cara
ini diharapkan dapat menekan pada kepemilikan kendaraan berikutnya yang
berdampak pada pengurangan polusi udara dan juga untuk meningkatkan
penerimaan pajak.
Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan Dinas Pendapatan Berdasarkan Telaahan
Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
NO
RT/RW JABAR 2010-2029 TERKAIT
TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN
PERMASALAHAN PELAYANAN
SEBAGAI FAKTOR
PENGHAMBAT PENDORONG
1. Terwujudnya ruang investasi melalui dukungan
Pengembangan potensi pendapatan
Adanya keterbatasan tenaga aparatur
• Makin meningkatnya kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 13
infrastruktur strategis
daerah belum sepenuhnya mempertim-bangkan potensi pendapatan baru dari peluang investasi yang ada di wilayah Jabar
yang memiliki kompetensi sebagai analis pendapatan daerah serta kurang optimalnya akses terhadap informasi investasi daerah
tidak seimbang dengan kapasitas pendapatan daerah yang sudah terolah baik ;
• Cukup stabilnya pertumbuhan ekonomi nasional dna regional, akan berpeluang terhadap meningkatnya daya beli masyarakat yang berdampak positif terhadap pemenuhan kewajiban pembayaran perpajakan daerah maupun jasa usaha daerah.
2. Terwujudnya ruang untuk kawasan perkotaan & perdesaan dalam system wilayah yang terintegrasi
Belum terintegrasinya konsep pengembangan kawasan dengan perancangan pengembangan sentra layanan pendapatan berorientasi pusat pusat aktivitas komunitas
Masih belum optimalnya pemahaman perencana pendapatan terhadap konsep RTRW yang terkait pengembangan layanan pendapatan daerah
Dengan terbentuknya kesepakatan masyarakat Ekonomi Asean tahun 2015 dan pernyatuan kawasan pasar bersama di Asia Fasifik tahun 2020 serta perdagangan bebas lainnya dapat menjadi stimulus pengembangan potensi baru dalam pengelolaan pendapatan daerah.
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Dalam menentukan isu isu strategis yang terkait tugas pokok dan
fungsi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, tidak bisa dilepaskan dari
lingkungan strategis, baik pada lingkungan eksternal maupun internalnya.
Untuk lingkungan ekternal, isu isu staregis akan dipengaruhi oleh kondisi
yang tengah terjadi atau diperkirakan akan tetap berlangsung pada skala
internasional, nasional serta regional/local provinsi. Untuk isu isu strategis
yang bersumber dari lingkungan ekternal, antara lain meliputi :
1. Pengelolan pajak yang berkaitan dengan kendaraan bermotor, pajak
kendaraan bermotor (PKB) maupun Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB), selalu akan berkaitan dengan kebijakan industry
kendaraan bermotor yang erat dengan kondisi makro ekonomi
internasional dan nasional, sebagai konsekwensi dari kebijakan industry
yang masih relative tergantung kepada pasukan mesin dan beberapa
suku cadang pabrikan merek merek kendaran di berbagai Negara maju
dunia.
2. Pengelolaan pajak bahan bakar kendaraan bermotor, terkait dengan produksi bahan bakar nasional yang mulai dipengaruhi oleh impor crude
oil dari Negara Negara penghasil maupun pasar BBM dunia, mengingat
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 14
lifting migas nasional makin tidka seimbang dibandingkan kebutuhan
pasar dalam negeri;
3. Pengelolaan pajak rokok, yang dimulai pada awal 2014 turut pula
dipengaruhi kebijakan intrenasional dan nasional terhadap standar
kesehatan serta standar internasional untuk kandungan bahan bahan
adiktif yang harus memenuhi standar industry dan kesehatan dunia;
4. Selain itu, sejalan dengan semangat untuk memperkuat kapasitas
pendapatan di luar sektor perpajakan, maka penggalian potensi potensi
non pajak dari pendayagunaan asset asset produktif serta perluasan
basis usaha badan usaha milik daerah serta sumber pendapatan lainnya,
akan terkait dengan kebijakan yang perlu diambil serta arah kebijakan
keuangan nasional yang menyertai pengaturan tata kelola pendapatan
daerah di era otonomi dewasa ini.
Berangkat dari kondisi lingkungan strategis demikian, maka isu-isu
strategis pada lingkungan ekternal Dinas Pendapatan dapat digambarkan
pada table berikut ini :
Tabel 3.6 Identifikasi Isu-Isu Strategis Dinas Pendapatan
(Lingkungan Eksternal)
NO ISU STRATEGIS
DINAMIKA INTERNASIONAL DINAMIKA NASIONAL DINAMIKA REGIONAL/
LOKAL LAIN-LAIN
1. Tuntutan Industrialisasi berbasis ramah lingkungan (eco industry) sebagai manifestasi sustainability development
Adanya perluasan kebijakan insentif untuk industri ramah lingkungan & muatan lokal dominan
Penetapan core bussines/ unggulan/ tematik pemb antar kawasan berbasis potensi lokal
2. Demokratisasi & desentralisasi pemerintahan yg makin menguat
Perbaikan dalam regulasi pengelolaan sumber keuangan daerah sejalan UU otonomi
Penetapan regulasi pelaksanaan UU otda & keuangan & juklaknya yang sejalan dgn norma pusat
3. Transparansi informasi disertai pemanfaatan TI di berbagai aspek
Telah ditetapkannya Master Plan TI Nasional dalam menopang administrasi pemerintahan
Penetapan Jabar Cyber Province, telah mendorong komputerasi dlm manajemen barjas, perkantoran & layanan publik
4. Akses publik & kepastiaan hukum dalam pengelolaan SD Pemerintahan yg makin terukur & terstandarisasi
Makin diperkuatnya kebijakan penyusunan SOP & SP dlm yanblik serta pemberian penghargaan atas ketercapainnya
Terdapat komitmen untuk menerapkan IKM, IPK dan Indeks Demokrasi dlm emngukur efektivitas manajemen pemda
Selanjutnya untuk menggambarkan isu isu strategis yang bersumber
dari lingan internal Dinas Pendapatan, dapat ungkapkan kondisi seperti
tabel berikut :
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 15
Tabel 3.7 Identifikasi Isu-Isu Strategis Dinas Pendapatan
(Lingkungan Internal)
NO ISU STRATEGIS 1 . Kuantitas dan kualifikasi SDM legal drafter belum memadai 2 . Belum ada sertifikasi kompetensi untuk pegawai dispenda 3 . Akurasi penyusunan asumsi & perhitungan target masih harus
ditingkatkan 4 . Instrumen pengukuran kinerja perlu terus diperbaiki dalam metodenya 5 . Belum tersedianya instrumen persepsi mal adminsitrasi/ KKN 6 . Belum ada ukuran penetapan BOPO (belanja operasional per
pendapatan hasil operasional) terhadap kebutuhan belanja unit penghasil sehingga standarisasi sapras tidak terjamin, terutama terkait waktu penuntasannya secara keseluruhan
7 . Model smart Planning belum konsisten diterapkan sehingga berdampak pada akurasi penyusunan LAKIP
8. Metode penerapan Sistem Pengendalian Intern perlu terus disesuaikan dengan kebutuhan;
9. Penegasan disiplin kinerja perlu diperkuat
Guna menentukan pemerinkatan atau prioritas penanganannya, maka akan
dilakukan analisisnya dengan menyusunan criteria pemilahan sebagai
berikut : Tabel 3.8
Skor kriteria penentuan isu-isu strategis
NO KRITERIA BOBOT 1. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap
pencapaian sasaran Renstra K/L atau RPJMD Provinsi/ Kabupaten Kota
30
2. Merupakan tugas dan tanggung jawab OPD 30 3. Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 15 4. Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 25 TOTAL 100
Untuk menentukan penilaian atas prioritas yang akan diambil dalam
melakukan penangannya, telah ditentukan parameter penilaian sebagai
sebagai berikut:
• Nilai 1 untuk parameter tidak prioritas.
• Nilai 2 untuk parameter kurang prioritas.
• Nilai 3 untuk parameter cukup prioritas.
• Nilai 4 untuk parameter prioritas
• Nilai 5 untuk parameter sangat prioritas
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 16
Dengan memanfaatkan kriteria serta parameter penilaian,
keseluruhan isu-isu strategis yang berada dalam lingkungan kerja Dinas
Pendapatan, diperoleh hasil penilaiannya sebagai berikut :
Tabel 3.9 Penilaian Isu-Isu Strategis (lingkungan Internal)
NO ISU STRATEGIS NILAI SKALA KRITERIA KE - TOTAL
SKOR RATA RATA SKOR
RANK 1 2 3 4 5
1. Kuantitas dan kualifikasi SDM legal drafter belum memadai
- - 7 (21)
23 (92)
10 (50)
163 32,6 III
2. Belum ada sertifikasi kompetensi untuk pegawai dispenda
- - 15 (45)
25 (100)
- 145 29 V
3. Akurasi penyusunan asumsi & perhitungan target masih harus ditingkatkan
- - 10 (30)
20 (80)
10 (50)
160 32 IV
4. Instrumen pengukuran kinerja perlu terus diperbaiki dlm metodenya
- 10 (20)
15 (45)
15 (60)
- 125 25 IX
5. Belum tersedianya instrumen persepsi mal adminsitrasi/ KKN
10 (10)
20 (40)
10 (30)
- - 80 16 X
6. Belum ada ukuran penetapan BOPO (belanja operasional per pendapatan sebagai hasil kinerja operasional) terhadap kebutuhan belanja unit penghasil sehingga standarisasi sapras tidak terjamin, terutama terkait waktu penuntasannya secara keseluruhan
- - 20 (60)
15 (60)
5 (25)
145 29 VIII
7. Model smart Planning belum konsisten diterapkan sehingga berdampak pada akurasi penyusunan LAKIP
- - 15 (45)
10 (40)
15 (75)
160 32 VI
8. Metode penerapan SPI perlu terus disesuaikan dgn kebutuhan;
- - 20 (60)
15 (60)
5 (25)
145 29 VII
9. Penegasan disiplin kinerja perlu diperkuat
- - 5 (15)
20 (80)
15 (75)
170 34 I
Berdasarkan hasil penilaian di atas maka urutan prioritas isu-isu
strategis pada aspek internal (paling tinggi rerata skornya) adalah :
1. Penegasan disiplin kinerja perlu diperkuat
2. Kuantitas dan kualifikasi SDM legal drafter belum memadai;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 17
3. Akurasi penyusunan asumsi & perhitungan target masih harus
ditingkatkan
4. Belum ada sertifikasi kompetensi untuk pegawai dispenda; 5. Model Smart Planning belum konsisten diterapkan sehingga berdampak
pada akurasi penyusunan LAKIP;
6. Metode penerapan SPI perlu terus disesuaikan dgn kebutuhan;
7. Belum ada ukuran penetapan BOPO (belanja operasional per
pendapatan sebagai hasil kinerja operasional) terhadap kebutuhan
belanja unit penghasil sehingga standarisasi sapras tidak terjamin,
terutama terkait waktu penuntasannya secara keseluruhan ;
8. Instrumen pengukuran kinerja perlu terus diperbaiki dlm metodenya ;
9. Belum tersedianya instrumen persepsi mal adminsitrasi/ KKN.
Selanjutnya untuk penilaian isu isu strategis yang bersumber dari
lingkungan eksternal, gambarannya sebagaimana table berikut :
Tabel 3.10 Penilaian Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
NO ISU STRATEGIS NILAI SKALA KRITERIA KE- TOTAL
SKOR
RATA RATA SKOR
RANK 1 2 3 4 5
1. Tuntutan Industrialisasi berbasis ramah lingkungan (eco industry) sebagai manifestasi sustainability development
23 (23)
10 (20)
5 (15
2 (8) - 66 13,2 X
2. Demokratisasi & desentralisasi pemerintahan yg makin menguat
10 (10)
10 (20
10 (30)
10 (40) - 100 25 VI
3. Transparansi informasi disertai pemanfaatan TI di berbagai aspek
- - 15 (45)
10 (40)
15 (75) 160 32 I
4. Akses publik & kepastiaan hukum dalam pengelolaan SD Pemerintahan yg makin terukur & terstandarisasi
- - 15 (45)
15 (60)
10 (50) 155 31 II
5. Adanya perluasan kebijakan insentif untuk industri ramah lingkungan & muatan lokal dominan
20 (20)
13 (26)
4 (12)
3 (12) - 70 14 IX
6. Perbaikan dalam regulasi pengelolaan sumber keuangan daerah sejalan UU otonomi
- - 20 (60)
15 (60)
5 (25) 145 29 V
7. Telah ditetapkannya - 10 25 5 - 115 23 VIII
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 18
NO ISU STRATEGIS NILAI SKALA KRITERIA KE- TOTAL
SKOR
RATA RATA SKOR
RANK 1 2 3 4 5
Master Plan TI Nasional dalam menopang administrasi pemerintahan
(20) (75) (20)
8. Makin diperkuatnya kebijakan penyusunan SOP & SP dlm yanblik serta pemberian penghargaan atas ketercapainnya
- - 15 (45)
23 (92)
2 (10) 147 29,4 IV
9. Penetapan core bussines/ unggulan/ tematik pemb antar kawasan berbasis potensi lokal
5 (5)
6 (12)
17 (51
12 (48) - 116 23,2 VII
10.
Penetapan regulasi pelaksanaan UU otda & keuangan & juklaknya yang sejalan dgn norma pusat
- - 15 (45)
20 (80)
5 (25) 150 30 III
Dari perhitungan isu isu lingkungan strategis pada aspek eksternal
sesuai kriteria yang telah ditetapkan maka urutan isu strategis prioritas
adalah sebagai berikut :
1. Transparansi informasi disertai pemanfaatan Tehnologi Informasi di
berbagai aspek
2. Akses publik & kepastiaan hukum dalam pengelolaan sumberdaya
Pemerintahan yg makin terukur & terstandarisasi;
3. Penetapan regulasi pelaksanaan UU Otda, keuangan dan juklaknya
yang sejalan dengan norma pusat;
4. Makin diperkuatnya kebijakan penyusunan SOP & SP dalam pelayanan
publik serta pemberian penghargaan atas ketercapainnya;
5. Perbaikan dalam regulasi pengelolaan sumber keuangan daerah sejalan
UU otonomi;
6. Demokratisasi dan Desentralisasi pemerintahan yg makin menguat ;
7. Penetapan core bussines/ unggulan/ tematik pembangunan antar
kawasan berbasis potensi lokal;
8. Telah ditetapkannya Master Plan Tehnologi Informasi Nasional dalam
menopang administrasi pemerintahan;
9. Adanya perluasan kebijakan insentif untuk industri ramah lingkungan &
muatan lokal dominan;
10. Tuntutan Industrialisasi berbasis ramah lingkungan (eco industry)
sebagai manifestasi sustainability development;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab III - 19
Sedangkan urutan prioritas untuk isu-isu strategis yang datang dari
lingkungan internal Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat meliputi :
1. Transparansi informasi disertai pemanfaatan tehnologi informasi di
berbagai aspek
2. Akses publik & kepastiaan hukum dalam pengelolaan sumber daya
Pemerintahan yang makin terukur dan terstandarisasi;
3. Penetapan regulasi pelaksanaan UU Otda, keuangan & juklaknya yang
sejalan dgn norma pusat;
4. Makin diperkuatnya kebijakan penyusunan SOP & SP dalam pelayanan
publik serta pemberian penghargaan atas ketercapainnya;
5. Perbaikan dalam regulasi pengelolaan sumber keuangan daerah sejalan
UU otonomi;
6. Demokratisasi & desentralisasi pemerintahan yg makin menguat ; 7. Penetapan core bussines/ unggulan/ tematik pembangunan antar
kawasan berbasis potensi lokal; 8. Telah ditetapkannya Master Plan TI Nasional dalam menopang
administrasi pemerintahan;
9. Adanya perluasan kebijakan insentif untuk industri ramah lingkungan &
muatan lokal dominan; 10. Tuntutan Industrialisasi berbasis ramah lingkungan (eco industry)
sebagai manifestasi sustainability development;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 1
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat 4.1.1. Visi Visi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat merupakan ungkapan
situasi dan kondisi yang diharapkan dapat terwujud dalam kurun waktu 5
(lima tahun) ke depan yang mengikat seluruh komponen yang terlibat dalam
proses pengelolaan pendapatan daerah. Guna mewujudkannya diperlukan
komitmen kuat untuk saling berkontribusi dan bersinergi dalam mengelola
berbagai perubahan, baik dalam lingkungan strategis organisasi yang
bersifat internal maupun eksternal sehingga sumber daya organsisasi yang
ada benar benar efektif mewujudkan visi yang ditetapkan .
Mengacu pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu 2008-2013 tidak
hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun
juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa 5 (lima) tahun
ke depan atau selama kurun 2013-2018.
Berbagai isu dan permasalahan yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, diperlukan berbagai penguatan dalam kapasitas kompetensi
aparatur Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Baratdi berbagai lini, disertai
dengan penajaman penyediaan sarana dan prasarana kerja yang makin
terstandarisasi dan berbasis teknologi infomasi yang handal. Hal itu sebagai
upaya penyikapan terhadap menguatnya kesadaran masyarakat untuk
menerima pelayanan publik yang makin baik, serta adanya keinginan kuat
untuk menjadi penyelenggaran layanan pendapatan daerah yang makin
unggul secara nasional maupun lebih tinggi dari itu.
Setelah mempertimbangkan keterkaitan lingkungan strategis
organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, secara eksternal dan
internal, keterkaitan dengan agenda-agenda kepemimpinan daerah yang
termuat dalam RPJMD Jawa Barat Tahun 2013-2018, rencana strategis
kementrian/lembaga, terutama dari Kementerian Dalam Negeri hingga arah
kebijakan pemanfaatan ruang Jawa Barat sebagaimana tertuang dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat untuk kurun 2010-2029,
maka melalui pembahasan bersama dengan seluruh komponen Dinas
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 2
Pendapatan bersama mitra stakholdernya, telah dirumuskan Visi Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 – 2018 yaitu :
“Menjadi Pengelola Pendapatan Daerah yang Amanah dan Akuntabel”
Sebagai penjabaran makna dari Visi Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut :
Pendapatan Daerah : adalah seluruh hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan daerah.
Amanah : adalah sikap dan kondisi aparatur Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat yang mampu mengemban tanggungjawab yang diterima sebagai sebuah kepercayaan, baik yang bersumber dari moral individu maupun moral kebangsaan yang telah digariskan dalam konstitusi Negara guna dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Akuntabel : adalah sikap dan kondisi profesional aparatur Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat yang mampu menjalankan seluruh program/kegiatan dalam kerangka pencapaian target pendapatan daerah, yang dapat dipertanggungjawabkan baik kepada pemberi tugas kedinasan maupun masyarakat yang menjadi konsumen layanannya, guna dijadikan sebagai umpan balik berkesinambungan dalam meningkatkan kinerja organisasi .
Rencana Strategis Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat 2008-
2013, berorientasi pada peningkatan kenyamanan dalam melakukan
pelayanan yang cermat dan aman berbasis teknologi informasi handal,
penyediaan sarana dan prasarana yang makin terstandarisasi serta
peningkatan kompetensi segenap sumber daya yang makin berdaya saing,
guna mencapai tingkat kepuasan pelayanan terbaik bagi masyarakat Jawa
Barat.
4.1.2. MISI Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat harus merumuskan Misi yang sejalan dengan agenda
utamanya (core business), sehingga dapat dijalankan secara lebih fokus,
jelas dan dapat diukur agregasi ketercapainnya berdasarkan indikator
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 3
indikator yang akan dituangkan dalam tujuan serta sasaran dari misi yang
ditetapkan.
Dari pencermatan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan
sebagaiman diatur dalam peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2009,
agenda utama yang dapat dipertimbangkan untuk merumuskan misi guna
menjalankan visi yang telah ditetapkan sebelumnya, adalah sebagai berikut
:
Selain agenda utama yang menjadi fokus kinerja yang tertuang dalam
rumusan tugas pokok, dalam indikator kinerja utama yang termuat dalam
RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2013-2018, termuat 2 (dua)
indikator dalam pelaksanaan misi ketiga yang berkaitan langsung dan perlu
disukseskan oleh Dinas Pendapatan, yaitu Pendapatan Asli Daerah serta
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Secara lebih lengkap, indikator dalam
misi ketiga RPJMD, yaitu :
Tabel 4.1. Target Capaian Indikator Kinerja Misi dalam RPJMD
Tahun 2013-2018
No. Indikator Kinerja satuan
Capaian Kondisi
Awal Tahun 2012
Target Capaian Setiap Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan Pemerintahan serta mewujudkan perluasan partisipasi publik
1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemerintahan
Nilai Interval Skala 1-4
3 3 3 4 4 4 4
2. Jumlah Penerbitan Perijinan
Izin 35,481 39,029 42,931 47,224 51,946 57,14 62.854
3. Pendapatan Asli Daerah
Trilyun Rupiah
9,99 11,0 12,1 13,3 14,6 16,1 17,7
4. Indikator Daya Saing Provinsi
Rangking 6 6 – 5 5 - 4 4 - 3 3 - 2 2 - 1 2 - 1
Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Berbasis IPTEK
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 4
No. Indikator Kinerja satuan
Capaian Kondisi
Awal Tahun 2012
Target Capaian Setiap Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018
5. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan
Skala 1-7 N/A N/A 3 3,5 4 5 6
6. Indeks Keterbukaan Informasi Publik
Poin 46 50 60 70 75 80 85
7. Indeks Persepsi Korupsi
Poin 5,11 5,5 6 6,5 7 7,5 8
Sasaran 3 : Meningkatnya Profesionalisme dan Kualitas Kesejahteraan Aparatur 8. Indeks
Kebahagiaan Poin N/A 55 – 57 57 – 59 59 – 61 61 – 63 63 – 65 63 – 65 Sasaran 4 : Meningkatnya Stabilitas Tibumtranmas, kesadaran politik dan hukum 9. Tingkat
Partisipasi Pemilihan Umum
Persen 54 57 60 63 65 68 70
10. Indeks Demokrasi Poin N/A 66,20
– 66,50
66,50 –
67,00 67,00
– 67,50
67,50 –
68,00 68,50
– 69,00
68,50 –
69,00
Berangkat dari pemahaman untuk mewujudkan tugas pokok, fungsi
dan indikakator kinerja utama yang telah tertuang dalam RPJMD Tahun
2013-2018, yang telah menjadi komitmen kepala daerah yang harus
dijalankan oleh seluruh organisasi perangkat daerah di Jawa Barat, serta
pemilihan Visi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, maka dirumuskan
misi operasional, sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kapasitas Pendapatan Daerah yang optimal,
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada Masyarakat yang Berdaya
Saing .
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan yang akan
ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada
isu-isu dan analisis strategik serta kemampuan sumber daya organisasi
yang tersedia maupun perlu dikembangkan selama kurun renstra Dinas
Pendapatan yaitu antara tahun 2013-2018. Ketersediaan tujuan ini akan
mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam
rangka merealisasikan misi.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 5
Sementara itu, sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata
oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam
kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula
indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran
secara kuantitatif untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap
indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya)
masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun
waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan
yang ditetapkan dalam rencana strategik.
Setelah mempertimbangkan rumusan visi dan misi operasionalnya
serta isu isu strategik yang ada, maka tujuan dan sasaran Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat untuk 5 (lima) tahun ke depan adalah
sebagai berikut : Untuk Misi Pertama : Meningkatkan Kapasitas Pendapatan Daerah
yang Optimal, tujuan yang dirumuskan meliputi :
1. meningkatkan penerimaan daerah yang makin optimal, dengan sasaran :
tercapainya penerimaan pendapatan daerah, dengan indikatornya yaitu :
a. proposi kenaikan pendapatan daerah antar tahun anggaran
b. proporsi PAD terhadap pendapatan daerah (diluar Dana BOS)
2. Meningkatkan potensi penerimaan pendapatan daerah, dengan sasaran:
a. Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah, dengan
indikatornya yaitu :
1) Proporsi Pertumbuhan Jumlah Potensi Wajib Pajak ;
a) PKB
b) Pajak Air Permukaan
c) Pajak Bahan Bakar
2) Jumlah Wajib Retribusi;
3) Jumlah objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi
daerah.
b. Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan
daerah, dengan indikatornya yaitu :
1) Proporsi potensi wajib pajak yang terpungut
2) Proporsi potensi wajib retribusi yang terpungut
3) Proporsi objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi
daerah yang terpungut/ diterima
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 6
Untuk Misi Kedua, Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada masyarakat yang Berdaya Saing, tujuan yang dirumuskan meliputi : 1. Meningkatkan kemampuan aparatur yang berkompeten dan terpercaya,
dengan sasaran : meningkatnya kualitas aparatur dengan indikatornya
yaitu :
a. proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan formal
b. proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan teknis subtantif
c. proporsi aparatur yang telah memiliki sertifikat kompetensi profesi
2. Mewujudkan kepuasan pelayanan prima, dengan sasaran :
a. Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan
pengelolaan pendapatan daerah, dengan indikatornya yaitu : Indek
Kepuasan Masyarakat (IKM) ;
b. Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan ketatalaksanaan
pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah,
dengan indikatornya yaitu :
1) Rasio cakupan sentra layanan perpajakan daerah terhadap
wajib pajak per hari yang dilayani antar tahun anggaran ;
2) Proporsi ketersediaan Standar Operasional Prosedur terhadap
kebutuhan ;
3) Proporsi ketersediaan Standar pelayanan terhadap kebutuhan ;
c. Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
dengan indikatornya yaitu :
1) tingkat gangguan jaringan dan sistem ;
2) tingkat gangguan penggunaan perangkat keras Teknologi
Informasi ;
3. Memantapkan kinerja organisasi, dengan sasaran :
a. Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah
dengan indikatornya yaitu :
1) Prosentase jumlah OPD penghasil Kab/Kota yang melaksanakan
hasil kesepakatan ;
b. Meningkatnya ketepatan dan keakuratan penyusunan pelaporan
kinerja dengan indikatornya yaitu :
1) Proporsi tingkat deviasi pelaksanaan SOP dan SP ;
2) Proporsi penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu dan
tepat data (bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan) ;
3) Proporsi penurunan temuan SPI antar tahun ;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 7
4) Proporsi tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal dan internal
pengawasan ;
5) Skor penilaian evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) oleh Instansi penilai.
Sesuai uraian tujuan dan sasaran tesrebut, diproyeksikan pencapaian
target kinerjanya adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Tahun 2013-2018
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN 2013-2014 2015 2016 2017 2018
1. Meningkatkan penerimaan daerah yang makin optimal
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
1. proposi kenaikan pendapatan daerah antar tahun anggaran
2. proporsi PAD terhadap pendapatan daerah (diluar dana BOS)
≥10%
≥82%
≥10%
≥83%
≥10%
≥84%
≥10%
≥85%
≥10%
≥86%
2. Meningkatkan potensi penerimaan pendapatan daerah
1. Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
1. Jumlah potensi wajib pajak, a. PKB
b. Pajak Air Permukaan
c. Pajak Bahan Bakar
2. Jumlah Wajib Retribusi, 3. Jumlah objek
penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah.
15,4 ribu Kbm
670 WP
19 Wapu
116 WR
31 Objek
16,9 ribu Kbm
670 WP
19 Wapu
124 WR
31 Objek
17,4 ribu Kbm
670 WP
20 Wapu
132 WR
31 Objek
17,9 ribu Kbm
670 WP
21 Wapu
140 WR
31 Objek
18,4 ribu Kbm
670 WP
22 Wapu
148 WR
31 Objek
2. Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
1. Proporsi potensi wajib pajak yang terpungut
2. Proporsi potensi wajib retribusi yang terpungut
3. Proporsi objek penerimaan diluar pajak daerah dan retribusi daerah yang terpungut/ diterima
≥75%
≥75%
100%
≥75%
≥80%
100%
≥75%
≥85%
100%
≥75%
≥90%
100%
≥75%
≥90%
100%
3. Mewujudkan kepuasan pelayanan prima
1. Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan pengelolaan pendapatan daerah
Indek Kepuasan Masyarakat (IKM)
≥77,5%
≥82,5%
≥83%
≥84%
≥85%
2. Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
1. Rasio cakupan sentra layanan perpajakan daerah terhadap wajib pajak yang dilayani per hari kerja antar tahun anggaran
2. Proporsi ketersediaan Standar Operasional Prosedur terhadap kebutuhan
3. Proporsi ketersediaan Standar pelayanan terhadap kebutuhan
1:300
80 %
80 %
1:300
85 %
85 %
1:300
90 %
90 %
1:300
95 %
95 %
1:300
100 %
100 %
3. Meningkatnya modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
1. Tingkat gangguan jaringan dan system
2. Tingkat gangguan penggunaan perangkat keras TI
2%
2 %
1,8%
1,8%
1,6%
1,6%
1,4%
1,4%
1,2%
1,2%
4. Memantapkan Kinerja Organisasi
1. Meningkatnya sinergitas antar institusi
1. Prosentase jumlah OPD penghasil Kab/Kota yang melaksanakan
≥90%
≥90%
≥90%
≥90%
≥90%
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 8
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN 2013-2014 2015 2016 2017 2018
pengelola pendapatan daerah
hasil kesepakatan
2. Meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
1. Proporsi tingkat deviasi pelaksanaan SOP dan SP
2. Proporsi penyampaian laporan kinerja secara tepat waktu dan tepat data (bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan)
3. Proporsi penurunan temuan SPI antar tahun
4. Proporsi tindak lanjut hasil pemeriksaan eksternal dan internal pengawasan
5. Skor penilaian evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) oleh Instansi penilai
20 %
90 %
92 temuan
100 %
77%
15%
92 %
83 temuan
100 %
81%
10%
94 %
75 Temuan
100 %
83%
5%
96 %
68
Temuan
100 %
84%
< 5 %
> 96 %
61 Temuan
100 %
>84%
5. Meningkatkan kemampuan aparatur yang berkompeten dan terpercaya
Meningkatnya kualitas SDM
1. proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan formal
2. proporsi aparatur yang telah mengikuti pendidikan teknis subtantif
3. proporsi aparatur yang telah memiliki sertifikat kompetensi profesi
S1=38,69%, S2=15,5 %
≥75%
9 %
S1=38,5%, S2=16,1%
≥76%
15 %
S1=36,7% S2=17,1%
≥77%
20 %
S1=35,1 % S2=19,15
≥78%
25 %
S1=35.2% S2=19.2%
≥79%
30 %
4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat 1. Strategi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
Untuk mencapai tujuan dan sasaran Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Barat, diperlukan strategi dan kebijakan operasional yang tepat dan
berkesinambungan. Dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan
internal dan eksternal organisasi serta analisis atas perkiraan perubahan
lingkungan yang akan terus berkembang salama kurun tahun 2013-2018
hingga kondisi sumber daya organisasi yang tersedia, telah dirumuskan
sejumlah strategi berikut :
a. Intensifikasi dan ekstensifikasi objek pendapatan daerah dari sumber
PAD yang lebif efektif; b. Revitalisasi peran dan skala usaha BUMD; c. Optimalisasi pemungutan PBB, PPh OPDN dan PPh Pasal 21; d. Memperkuat kemampuan analisis yang makin akurat terhadap
kondisi makro ekonomi nasional dan regional untuk kepentingan
penyusunan asumsi-asumsi perhitungan pendapatan daerah;
e. Validasi potensi pendapatan secara berkesinambungan;
f. Optimalisasi pengelolaan asset dan keuangan daerah;
g. Peningkataan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar
perhitungan pembagian Dana Perimbangan;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 9
h. Optimalisasi ruang koordinasi perhitungan Dana Perimbangan
dengan unsur pemerintah pusat;
i. Inisiasi sumber sumber pendapatan dari masyarakat;
j. Penegakkan regulasi perpajakan dan retribusi secara konsisten;
k. Optimalisasi seluruh perangkat pendapatan pada seluruh unit
pengelola pendapatan;
l. Memperkuat pelaksanaan koordinasi pemungutan dgn seluruh
stakeholder;
m. Meningkatkan kompetensi pegawai yang makin kompetitif; n. Memberlakukan system reward untuk pencapaian kinerja organisasi;
o. Menerapkan SOP yang makin teruji;
p. Melakukan standarisasi sapras pengelolaan pendapatan;
q. Meningkatkan penyediaan sentra sentra layanan pendapatan yang
pusat pusat komunitas publik;
r. Penerapan teknologi informasi yang relevan dengan peningkatan
kinerja organisasi;
s. Penerapan model dan metode koordinasi pendapatan yang makin
efektif;
t. Mempertajam sistem pengendalian kinerja.
2. Kebijakan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Barat
Untuk mengawal pelaksanaan misi, tujuan, sasaran serta strategi
pencapainnya, maka perlu disiapkan pula kebijakan operasionalnya,
sebagai berikut :
a. Optimalisasi seluruh sumber daya organisasi unit pendapatan dalam
meningkatkan efektiviats kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi
pemungutan objek objek PAD;
b. Memperkuat kinerja BUMD melalui peningkatan sarana, prasarana,
prosedur pelayanan serta mengoptimalkan peran Badan Pengawas
BUMD;
c. Memperkuat kinerja pemungutan PPh OPDN dan PPh Pasal 21,
Pajak Ekspor, dan PPh Badan melalui validasi subjek dan objeknya,
pengawasan & pengendalian serta sinkronisasi dgn instansi
perpajakan nasional;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 10
d. Melanjutkan validasi potensi pendapatan asli daerah maupun potensi
yang akan berdampak terhadap tambahan pendapatan daerah
secara berkesinambungan yang kian sejalan dengan perkembangan
laju pertumbuhan ekonomi;
e. Meningkatkan pendayagunaan asset dan keuangan daerah;
f. Meningkatkan komunikasi yang efektif dalam forum-forum koordinasi
perumusan alokasi Dana Perimbangan;
g. Meningkatkan komunikasi pendapatan lainnya dengan masyarakat;
h. Melanjutkan penyempurnaan pedoman teknis pemungutan yang
makin sejalan dengan ketentuan perundangan dibidang perpajakan
dan retribusi;
i. Memperkuat pengendalian kinerja seluruh perangkat pengelola
pendapatan;
j. Mengembangkan model dan metode rapat koordinasi yang makin
efektif;
k. Mengembangkan peluang kerjasama dan jejaring dengan berbagai
pihak untuk peningkatan potensi pendapatan daerah;
l. Mengembangkan standar kompetensi aparat pengelola pendapatan;
m. Memperkuat pembinaan teknis fungsional untuk seluruh OPD
penghasil;
n. Menyempurnakan system reward pemungutan berbasis kinerja yang
makin terukur dan teruji;
o. Melanjutkan penyediaan prosedur pelayanan yang makin menjamin
peningkatan kenyamanan dan keamanan dalam dalam
penyelenggaraan pelayanan publik;
p. Menyempurnakan standarisasi sarana dan prasarana penunjang
layanan pendapatan daerah;
q. Mengembangkan pelayanan perpajakan berbasis transaksi elektronik
(e – Samsat) ;
r. Mendorong kesadaran taat bayar pajak melalui fasilitasi tabungan
pajak komunitas ( t – Samsat ) (paguyuban ojeg, koperasi angkutan,
kerjasama leasing, tabungan kerjasama leasing/kredit pembiayaan
lainnhya) ;
s. Memperkuat penerapan teknologi informasi yang handal sejak proses
perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan kinerja organisasi;
t. Melakukan penyempurnaan model dan metode penyelenggaraan
rakor yang teruji;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 11
u. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan Pemeirnta Pusat, OPD
penghasil, Kabupaten/Kota, Unsur Polri dan Jasa Raharja serta
Perbankan daerah;
v. Mengembangkan dan menerapkan model model pengukuran kinerja
organisasi yang telah teruji;
Keterkaitan visi, misi hingga kebijakan operasionalnya sebagaimana
telah diuraikan di atas, dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 4.3
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Visi : Menjadi Pengelola pendapatan Yang Amanah dan Akuntabel
Misi kesatu : Meningkatkan Kapasitas Pendapatan Daerah Yang Optimal 1. Meningkatkan
penerimaan daerah yang makin optimal
Tercapainya penerimaan pendapatan daerah
a. Intensifikasi dan ekstensifikasi objek pendapatan daerah dari sumber PAD yang lebif efektif
b. Revitalisasi peran dan skala usaha BUMD
c. Optimalisasi pemungutan PBB, PPh OPDN dan PPh Pasal 21, PPh Badan dan Pajak Ekspor
a. Optimalisasi seluruh sumber daya organisasi unit pendapatan dalam meningkatkan efektivitas kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan objek objek PAD;.
b. Memperkuat kinerja BUMD melalui peningkatan sarana, prasarana, prosedur pelayanan serta mengoptimalkan peran Badan Pengawas BUMD;
c. Memperkuat kinerja pemungutan PPh OPDN, PPh Pasal 21 PPh Badan serta Pajak Ekspor melalui validasi subjek dan objeknya, pengawasan & pengendalian serta sinkronisasi dgn instansi perpajakan nasional;
2. Meningkatkan potensi penerimaan pendapatan daerah
a. Terdatanya potensi pajak daerah dan bukan pajak daerah;
a. Validasi potensi pendapatan scr berkesinambungan;
b. Optimalisais pengelolaan asset dan keuangan daerah
c. Peningkataan akurasi data SDA sebagai dasar perhitungan pembagian Dana Perimbangan
d. Optimalisasi ruang koordinasi perhitungan Dana Perimbangan dgn unsur pemerintah pusat
e. Inisiasi sumber
a. Melanjutkan validasi potensi pendapatan asli daerah maupun potensi yang akan berdampak terhadap tambahan pendapatan daerah secara berkesinambungan yang kian sejalan dengan perkembangan laju pertumbuhan ekonomi;
b. Meningkatkan pendayagunaan asset dan keuangan daerah
c. Meningkatkan komunikasi yang efektif dalam forum forum koordinasi perumusan
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 12
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN sumber pendapatan dari masyarakat
alokasi Dana Perimbangan.
d. Meningkatkan komunikasi pendapatan lainnya dengan masyarakat
b. Efektifnya pemungutan seluruh potensi penerimaan pendapatan daerah
a. Penegakkan regulasi perpajakan dan retribusi secara konsisten;
b. Optimalisasi seluruh perangkat pendapatan pada seluruh unit pengelola pendapatan
c. Memperkuat pelaksanaan koordinasi pemungutan dgn seluruh stakeholder
a. Melanjutkan penyempurnaan pedoman teknis pemungutan yang makin sejalan dengan ketentuan perundangan dibidang perpajakan dan retribusi
b. Memperkuat pengendalian kinerja seluruh perangkat pengelola pendapatan
c. Mengembangkan model dan metode rapat koordinasi yang makin efektif
d. Mengembangkan peluang kerjasama dan jejaring dengan berbagai pihak untuk peningkatan potensi pendapatan daerah
Misi kedua : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepada Masyarakat yang Berdaya Saing
3 Meningkatkan kemampuan aparatur yang berkompeten dan terpercaya
Meningkatnya kualitas SDM
a. Meningkatkan kompetensi pegawai yang makin kompetitif
b. Memberlakukan system reward untuk pencapaian kinerja organisasi
a. Mengembangkan standar kompetensi aparat pengelola pendapatan;
b. Memperkuat pembinaan teknis fungsional untuk seluruh OPD penghasil.
c. Menyempurnakan system reward pemungutan berbasis kinerja yang makin terukur dan teruji.
4. Mewujudkan kepuasan pelayanan prima
a. Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan pengelolaan pendapatan daerah
b. Meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana dan ketatalaksanaan pelayanan publik yang menopang pengelolaan pendapatan daerah
a. Menerapkan SOP yang makin teruji;
b. Melakukan standarisasi sapras pengelolaan pendapatan;
c. Meningkatkan penyediaan sentra sentra layanan pendapatan yang pusat pusat komunitas public
a. Melanjutkan penyediaan prosedur pelayanan yang makin menjamin peningkatan kenyamanan dan keamanan dalam dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Menyempurnakan standarisasi sarana dan prasarana penunjang layanan pendapatan daerah;
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab IV - 13
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN c. Meningkatnya
modernisasi informasi layanan pendapatan daerah
Penerapan teknologi informasi yang relevan dengan peningkatan kinerja organisasi
a. Memperkuat penerapan teknologi informasi yang handal sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan kinerja organisasi;
b. Mengembangkan pelayanan perpajakan berbasis transaksi elektronik (e – Samsat) ;
c. Mendorong kesadaran taat bayar pajak melalui fasilitasi tabungan pajak komunitas ( t – Samsat ) (paguyuban ojeg, koperasi angkutan, kerjasama leasing, tabungan kerjasama leasing/kredit pembiayaan lainnhya) ;
5. Memantapkan
Kinerja Organisasi
a. Meningkatnya sinergitas antar institusi pengelola pendapatan daerah
Penerapan model dan metode koordinasi pendapatan yang makin efektif
a. Melakukan penyempurnaan model dan metode penyelenggaraan rakor yang teruji;
b. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan Pemerintah Pusat, OPD penghasil, Kabupaten/Kota, Unsur Polri dan Jasa Raharja serta Perbankan daerah
b. meningkatnya ketepatan dan keakuratan pelaporan kinerja
Mempertajam sistem pengendalian kinerja
Mengembangkan dan menerapkan model model pengukuran kinerja organisasi yang telah teruji
Dalam kerangka percepatan kinerja Dispenda, telah digulirkan Trikarsa
birokrasi yang memuat : (1) Penguatan soliditas aparatur, (2) Penguatan
akses pelayanan pendapatan yang makin mudah, nyaman & aman serta (3)
Pengelolaan seluruh potensi pendapatan daerah yang makin rasional dan
terukur. Ketiga karsa birokrasi Dispenda tersebut, akan terus diperkuat
dengan penanaman spirit terhadap nilai nilai organisasi yang sekaligus
menjadi kunci kepemimpinan bersama, yang memuat : Komitmen
(commitment), Unggul (competitiveness), Jujur (integrity), Ahli (professional
& accountable), Normatif (normative) serta Gagasan (innovation), yang
disingkat menjadi KUJANG.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 1
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Dalam rangka pencapaian visi dan misi dinas yang ditetapkan Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat, maka perlu dijabarkan lebih lanjut ke
dalam rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun
waktu selama 5 (Lima) tahun dari tahun 2013 s.d. 2018. Rencana program
dan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
5.1. Kegiatan Tahun 2013
Pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri
dari 10 (sepuluh) program dan 179 (seratus tujuh puluh sembilan) kegiatan,
dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp. 119.507.088.073,-.
Adapun rincian program dan kegiatan Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai
berikut :
1. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
Daerah, untuk Kegiatan Evaluasi Hasil Kinerja dan Pemutahiran Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat, membutuhkan anggaran sebesar
Rp.819.850.000,- diarahkan untuk memfasilitasi pengendalian dan
evaluasi kinerja di lingkungan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat,
sedangkan output yang diharapkan yaitu :
a. Terkendalinya Program – Program Dinas ;
b. Terevaluasinya hasil pengendalian dan pemutahiran data Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat; dan
c. Meningkatnya Kinerja Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
2. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kegiatan Pengembangan Pusat Data
Informasi Pendapatan Daerah dengan anggaran sebesar
Rp.3.063.412.500,-. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Pembuatan Sistem Aplikasi Pajak Air Permukaan Sentralisasi
b. Software dan hardware keamanan jaringan LAN dan WAN Dispenda
Provinsi Jawa Barat.
c. Production care/user Informix untuk useruntuk user terminal kantor
bersama dan SAMSAT dan Pusat data
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 2
d. Co Location DRC untuk Backup Data Base dan untuk operasional
pelayanan SaMSAT apabila terjadi bencana di Pusat data Dispenda
provinsi Jawa Barat.
e. Penataan jaringan LAN dan Listrik yang sudaj di life time pemakaian
tidak layak atau sudah tidak memenuhi sesuai dengan kebutuhan
insfratuktur jaringan terhadap perangkat pendukung layanan,
f. Sistem prosedur dan system informasi manajemen operasional
sebagai acuan untuk kelembagaan di Pusat Informasi dan system
aplikasi pendapatan
g. Optimalisasi terhadap hardware dan sotware serta Jaringan LAN
dan WAN Pusat Informasi pendapatan di dispenda provinsi Jawa
Barat
h. Penyiapan server backup untuk data base danoperasional
pelayanan Samsat se Jawa Barat.
i. Monitoring kebutuhan teknologi informasi, computer dan system
informasi pendapatan
j. Dukungan untuk selayang pandang profile dan bahan presentasi
diDispenda Provinsi Jawa Barat
k. Tersedianya kebutuhan hardware pendukung untuk layanan
informasi dan monitoring pendapatan di woprshop pusat informasi
pendapatan pada Dispenda Provinsi Jawa Barat
l. Meningkatnya wawasan implementasi teknologi informasi.
Sedangkan output yang diharapkan yaitu :
a. Terpenuhinya kebutuhan sentralisasi system aplikasi pajak air
permukaan
b. Terpenuhinya kebutuhan keamanan jaringan LAN dan WAN
Dispenda Provinsi Jawa Barat
c. Terfasilitasinya kebutuhan user Informix untuk terminal di kantor Data
samsat dan Pusat Data
d. Tersedianyaalat back up database untuk operasional pelayanan
SAMSAT apabila terjadi bencana.
e. Terpenuhinya kebutuhan jaringan dan kelayakanan infrastruktur
jaringan terhadap perangkat pendukung layanan.
f. Terpenuhinya Sistem prosedur dan system informasi manajemen
operasional sebagai acuan untuk kelembagaan di Pusat Informasi
dan system aplikasi pendapatan
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 3
g. Terpenuhinya kebutuhan perangkat lunak untuk hardware dan
sotware serta Jaringan LAN dan WAN Pusat sebagai Informasi
pendapatan di dispenda provinsi Jawa Barat
h. Terpenuhinya pemasangan server backup untuk data base
danoperasional pelayanan Samsat se Jawa Barat.
i. Termoonitoringnya kebutuhan teknologi informasi, computer dan
system informasi pendapatan
j. Terfasilitasinya pembuatan untuk selayang pandang profile dan
bahan presentasi di Dispenda Provinsi Jawa Barat
k. Tersedianya kebutuhan hardware pendukung untuk layanan informasi
dan monitoring pendapatan di woprshop pusat informasi pendapatan
pada Dispenda Provinsi Jawa Barat
l. Meningkatnya wawasan implementasi teknologi informasi.
3. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah
dengan jumlah kegiatan sebanyak 27 (Dua Puluh Tujuh) yang tersebar
di 22 CPDP seluruh Jawa Barat dan 5 (Lima) kegiatan di Kantor Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat dengan total anggaran sebesar
Rp.3.158.950.000,-. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Sertifikasi ISO 9001-2008 pada Kantor Pusat Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.111.000.000,-
b. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SOP Pelayanan
sebesar Rp.150.000.000,-
c. Kegiatan Penyusunan Standar Pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat sebesar Rp.267.950.000,-
d. Kegiatan Penyusunan Kebijakan Kelembagaan dan Cabang
Pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat sebesar
Rp.150.000.000,-
e. Kegiatan Sertifikasi ISO 9001-2008 di 21 (Dua Puluh Satu) CPDP di
seluruh Jawa Barat.
f. Kegiatan Pembahasan Raperda Penghapusan Piutang sebesar Rp.
102.600.000,-
g. Kegiatan Kaji Bandung Penerapan Internet Banking Samsat Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 88.400.000,-
Dengan output yang diharapkan yaitu sebagai berikut :
a. Terpenuhinya standarisasi pelayanan di Cabang Pelayanan
Dispenda Provinsi Jawa Barat.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 4
b. Tersusunnya Kebijakan Kelembagaan dan Cabang Pelayanan Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat
c. Terpenuhinya kelayakan dan standarisasi pelayanan pada Dinas
Pendapatan daerah
4. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, program ini
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
aparaturyang mengikuti pelatihan struktural, fungsional dan teknis
substantif dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, dengan
total anggaran seluruhnya berjumlah Rp.540.226.000,-. Terdiri dari 4
(Empat) kegiatan yaitu sebagai berikut :
a. Bimbingan Teknis Aplikasi Samsat Se Jawa Barat sebesar
Rp.131.742.000,- ;
b. Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah sebesar
Rp.131.742.000,- ;
c. Bimbingan Teknis Pengelolaan Barang dan Jasa sebesar
Rp.131.742.000,- ; dan
d. Sertifikasi Teknologi Informasi Pengelola Pusat Informasi Pendapatan sebesar Rp.145.000.000,-, dengan output yang diharapkan sebagai
berikut :
a. Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia aparatur pada
bidang teknis apliakasi samsat, pengelolaan keuangan dan
pengelolaan barang dan jasa pada Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat
b. Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia aparatur pada
bidang Teknologi Informasi Pengelola Pusat Informasi
Pendapatan
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan
Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur yang
tersebar di 34 (Tiga Puluh Empat) CPDP di seluruh Jawa barat dan 1
(Satu) kegiatan di Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
dengan total anggran seluruhnya berjumlah Rp.3.533.120.000,-Kegiatan ini bersifat fixed cost untuk memenuhi kebutuhan operasional aparatur
unit kerja untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk
mendukung pelayanan kepada masyarakat. Ouput dari kegiatan ini,
antara lain :
a. Terfasilitasinya kebutuhan jasa kesehatan
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 5
b. Terfasilitasinya kebutuhan sarana olah raga
c. Terfasilitasinya kebutuhan pakaian dinas harian
d. Terfasilitasinya peserta teknis substantive
e. Terfasilitasinya peserta diklat struktural
f. Terfasilitasinya peserta kursus, seminar, dan lokakarya
6. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan Kegiatan
Penyelengaraan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 34 (Tiga Puluh
Empat) kegiatan yang tersebar di seluruh CPDP Provinsi Jawa Barat
dan 1 (satu) di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat (Kantor Pusat)
dengantotal anggaran selurhnya berjumlah Rp.48.972.527.495,-.
Kegiatan ini bersifat fixed cost untuk memenuhi kebutuhan dasar
operasional unit kerja dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Dinas,
ouput dari kegiatan ini, antara lain :
a. Terfasilitasinya kebutuhan jasa kantor
b. Terfasilitasinya kebutuhan bahan pakai habis
c. Terfasilitasinya kebutuhan makan dan minum
d. Terfasilitasinya kebutuhan perjalanan dinas
e. Terfasilitasinya kebutuhan rumah dinas dan kantor
f. Terfasilitasinya kebutuhan cetak dan penggandaan
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan 35 (Tiga
Puluh Lima) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana dengan total
anggaran seluruhnya berjumlah Rp.28.747.844.456,-. Program ini
diarahkan untuk peningkatan sarana dan prasarana berupa belanja
modal bagi kebutuhan di CPDP maupun di Kantor Pusat serta
pengadaan sarana dan prasarana lainnya dalam rangka mewujudkan
kepuasan pelayanan publik, dengan outcame diharapkan terpenuhinya
kebutuhan sarana dan prasarana untuk pemenuhan kepuasan
pelayanan terhadap masyarakat.
8. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor di 34 (Tiga Puluh
Empat) CPDP di seluruh Jawa Barat dan 1 (Satu) Kegiatan di Kantor
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dengan total anggaran
seluruhnya berjumlah Rp.26.194.787.622,-. Kegiatan ini bersifat fixed
cost untuk pemeliharaan sarana dan prasarana operasional yang
mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas, Ouput dari
kegiatan ini, antara lain :
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 6
a. Terfasilitasinya jasa service kendaraan bermotor
b. Terfasilitasinya kebutuhan BBM dan pelumas
c. Terfasilitasinya belanja STNK
d. Terfasilitasinya pemeliharaan jasa konstruksi
e. Terfasilitasinya pemeliharaan jasa non konstruksi
f. Terfasilitasinya kebutuhan peralatan dapur
g. Terfasilitasinya pemeliharaan jasa kebersihan
9. Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, terdiri dari 6
(Enam) kegiatan yang membutuhkan anggaran sebesar
Rp.3.790.340.000,- dengan rincian sebagai berikut :
a. Kegiatan Penyusunan Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) Tahun 2013 membutuhkan anggaran sebesar
Rp.600.000.000,-
b. Kegiatan Peningkatan Koordinasi Pendapatan Non Pajak
membutuhkan anggaran sebesar Rp.850.040.000,-
c. Kegiatan Rekonsiliasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013 membutuhkan anggaran sebesar Rp.510.000.000,-
d. Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Pendapatan Daerah dan Pelayanan
membutuhkan anggaran sebesar Rp.1.210.300.000,-
e. Kegiatan Rapat Koordinasi Pendapatan Daerah membutuhkan
anggaran sebesar Rp.500.000.000,-
f. Kegiatan Kajian Regulasi Pendapatan Daerah membutuhkan
anggaran sebesar Rp.120.000.000,-, dengan outcame yang di
harapkan tersusunnya dan standarisasi Perhitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) Tahun 2013, terkoordinasinya dan
meningkatnya pendapatan non pajak, terfasilitasinya penyamaan
data pendapatan daerah dengan mitra kerja terkait,
tersosialisasikannya norma hokum dan peraturan untukpendapatan
daerah serta pelayanan, serta terkoordinasinya sinergitas kinerja
dengan mitra kerja dalam peningkatan pendapatan daerah,
tersusunya norma dan payung hukum dukungan peningkatan
pendapatan daerah.
10. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan, total anggaran seluruhnya berjumlah
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 7
Rp.586.030.000,- dengan jumlah kegiatan 4 (Empat) yaitu sebagai
berikut :
a. Kegiatan Penyusunan Rencana Kerja dan DPA Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.386.430.000,-
b. Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat sebesar Rp.37.000.000,-
c. Kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat sebesar Rp.25.000.000,-
d. Kegiatan Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat sebesar Rp.137.600.000,- .
Kegiatan ini bersifat fixed cost untuk memenuhi kebutuhan operasional
yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas, Output
dari kegiatan ini, antara lain :
a. Tersusunnya Renstra Dinas Tahun 2013-2018
b. Tersusunnya Renja Dinas Tahun 2013
c. Tersusunnya LAKIP Dinas Tahun 2013
d. Tersusunnya DPA Dinas Tahun 2013
e. Tersusunnya DPPA Dinas Tahun 2013
f. Tersusunnya Laporan Pengelolaan Keuangan Tahun 2013
5.2. Rencana Tahun Pertama (2014)
Pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari 10
(Sepuluh) program dan 232 (Dua Ratus Tiga Puluh Dua) kegiatan, dengan
kebutuhan anggaran sebesar Rp.174.528.370.632,- Adapun rincian program
dan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, terdiri dari 1 (Satu) kegiatan yaitu Kegiatan Pembinaan dan
Pengendalian, Evaluasi Hasil Kinerja dan Pemuktahiran Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat, membutuhkan dana sebesar Rp.1.237.992.000,- dengan output yang diharapkan pembinaan dan
evaluasi dan pengendalian hasil kinerja di lingkup Dispenda Provinsi
Jawa barat sedangkan outcame yaitu terevaluasinya hasil kinerja dan
terkendalinya serta terbinanya pelaksaan kinerja pada Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 8
2. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi, terdiri dari 1 (Satu) kegiatan yaitu
Pengembangan Pusat Data Informasi Pendapatan Daerah,
membutuhkan anggaran sebesar Rp. 4.341.525.000,- diarahkan untuk
menyempurnakan Pusat data dan Sistem Informasi pada Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat Jawa Barat.
3. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi
Daerahdengan jumlah kegiatan sebanyak 71 (Tujuh Puluh Satu) yang
tersebar di 34 CPDP seluruh Jawa Barat dan 1 (Satu) kegiatan di Kantor
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat dengan total anggaran sebesar
Rp.9.105.910.000,-. Dengan kegiatan sebagai berikut Kajian Sentra,
Kajian Prototipe, Sertifikasi ISO 9001 – 2008, Layanan Jemput
Kendaraan Tidak Melakukan Daftar Ulang (KTMDU).
Dengan output yang diharapkan yaitu sebagai berikut :
a. Terpenuhinya pemeliharaan ISO 9001-2008 dan standarisasi
pelayanan di Cabang Pelayanan Dispenda Provinsi Jawa Barat.
b. Terlaksananya perluasan atau penambahan titik setra layanan
penerimaan pajak di Wilayah Jawa Barat
d. Terstandarisasinya model/bentuk bangunan CPDP seluruh Jawa
Barat
e. Terpenuhinya kelayakan dan standarisasi pelayanan pada Dinas
Pendapatan daerah
f. Tercapainya peningkatan pendapatan daerah dan terselusurinya
serta menurunnya data angka masyarakat yang tidak mendaftar
ulang kembali kendaraannya.
g. Meningkatnya pemahaman kewajiban masyarakat akan membayar
pajak.
4. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, untuk Kegiatan
Bimbingan Teknis Aparatur di lingkungan Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Barat membutuhkan biaya sebesar Rp.669.785.300,- diharapkan
untuk bimbingan teknis Aplikasi Samsat, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang Daerah dengan output terlaksananya
bimbingan teknis aparatur sebagai peningkatan kemampuan Sumber
daya manusia sesuai bidangnya di Lingkungan Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat.
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 9
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan
Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, terdiri
dari 36 (Tiga Puluh Enam) kegiatan yang tersebar di Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Barat (Pusat), 34 CPDP se Jawa Barat dan Puslia, total
anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp.4.115.365.900,-. Kegiatan ini bersifat fixed cost untuk memenuhi kebutuhanoperasional aparatur unit
kerja untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat, output dari kegiatan ini,antara lain :
a. Terfasilitasinya kebutuhan jasa kesehatan
b. Terfasilitasinya kebutuhan sarana olah raga
c. Terfasilitasinya kebutuhan pakaian dinas harian
d. Terfasilitasinya kebutuhan pakaian khusus samsat
e. Terfasilitasinya peserta teknis substantive
f. Terfasilitasinya peserta diklat structural
g. Terfasilitasinya peserta kursus, seminar, lokakarya dan rapat
koordinasi
6. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan Kegiatan
Penyelengaraan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 36 (Tiga Puluh
Enam) kegiatan yang tersebar di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
(Pusat), 34 CPDP se Jawa Barat dan Puslia, total anggaran yang
dibutuhkan sebesar Rp. 45.588.833.076,-, Kegiatan ini bersifat fixed cost untuk memenuhi kebutuhan dasar
operasional unit kerja dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Dinas, output dari kegiatan ini, antara lain :
a. Terfasilitasinya kebutuhan jasa kantor
b. Terfasilitasinya kebutuhan bahan pakai habis
c. Terfasilitasinya kebutuhan makan dan minum
d. Terfasilitasinya kebutuhan perjalanan dinas
e. Terfasilitasinya kebutuhan rumah dinas dan kantor
f. Terfasilitasinya kebutuhan Sewa Gedung
g. Terfasilitasinya kebutuhan cetak dan penggandaan
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, program ini
diarahkan untuk pengadaan sarana dan prasarana dalam rangka mewujudkan kepuasan pelayanan publik, outcome yang diharapkan dari
program ini adalah meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Untuk program ini pada tahun 2014 membutuhkan anggaran sebesar
REVISI RENSTRA
2013 - 2018
DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA BARAT Bab V - 10
Rp.73.035.521.944,- terdiri dari kebutuhan Sarana dan Prasarana Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Barat, Pembangunan CPDP Kota Bekasi dan
Kota Bandung Pajajaran serta Revitalisasi 34 CPDP se Jawa Barat dan
Puslia, dan apresial pengadaan lahan untuk pembangunan Area Pajak
terpadu Dispenda Provinsi Jawa Barat (pada Perubahan 2014)
8. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, terdiri dari 36
(Tiga Puluh Enam) kegiatanDinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
(Pusat), 34 CPDP se Jawa Barat dan Puslia, total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp. 31.080.500.412.- Kegiatan ini bersifat fixed cost
untuk pemeliharaan sarana dan prasarana operasional yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas, dengan output kegiatan
sebagaimana berikut :
a. Terfasilitasinya jasa servise kendaraan bermotor
b. Terfasilitasinya kebutuhan BBM dan pelumas
c. Terfasilitasinya belanja STNK
d. Terfasilitasinya jasa kebersihan
e. Terfasilitasinya pemeliharaan jasa konstruksi
f. Terfasilitasinya pemeliharaan jasa non konstruksi
g. Terfasilitasinya kebutuhan peralatan dapur
Outcome yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terpeliharanya sarana
dan prasarana operasiona