kasus kompre angina.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    1/26

    PENDAHULUAN

    Angina pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik miokard tanpa

    adanya infark. Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk mengevaluasi mekanisme

    terjadinya iskemik. Walaupun patogenesa angina mengalami perubahan dari tahun ke tahun,

    akan tetapi pada umumnya dapat dibedakan 3 tipe angina:

    1. Classical effort angina (angina klasik)

    Pada nekropsi biasanya didapatkan aterosklerosis koroner. Pada keadaan ini,obstruksi koroner

    tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu istirahat. Akan tetapi bila kebutuhan

    aliran darah melebihi jumlah yang dapat melewati obstruksi tersebut, akan tetapi iskemik dan

    timbul gejala angina. Angina pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat meningkatkan

    denyut jantung, tekanan darah dan atatus inotropik jantung sehingga kebutuhan O2 akan

    bertambah seperti pada aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak.

    2. Variant angina (angina Prinzmetal)

    Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat, akibat penurunan suplai O2

    darah ke miokard secara tiba-tiba. Penelitian terbaru menunjukkan terjadinya obsruksi yang

    dinamis akibat spasme koroner baik pada arteri yang sakit maupun yang normal. Peningkatan

    obstruksi koroner yang tidak menetap ini selama terjadinya angina waktu istirahat jelas disertai

    penurunan aliran darah arteri koroner.

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    2/26

    3. Unstable angina (angina tak stabil / ATS)

    Istilah lain yang sering digunakan adalah Angina preinfark, Angina dekubitus, Angina kresendo.

    Insufisiensi koroner akut atau Sindroma koroner pertengahan. Bentuk ini merupakan kelompok

    suatu keadaan yang dapat berubah seperti keluhan yang bertambah progresif, sebelumnya dengan

    angina stabil atau angina pada pertama kali. Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun

    bekerja. Pada patologi biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai ciri

    tersendiri.

    Sindroma ATS telah lama dikenal sebagai gejala awal dari infark miokard akut (IMA).

    Banyak penelitian melaporkan bahwa ATS merupakan risiko untuk terjadinya IMA dan

    kematian. Beberapa penelitian retrospektif menunjukkan bahwa 60-70% penderita IMA

    dan 60% penderita mati mendadak pada riwayat penyakitnya mengalami gejala prodroma

    ATS. Sedangkan penelitian jangka panjang mendapatkan IMA terjadi pada 5-20%

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    3/26

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. L

    Umur : 60 tahun

    Jenis Kelamin : Wanita

    Alamat : Karangharjo

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    No. RM : 14-05-62

    Masuk RS : 9 September 2014, pukul 02.00 WIB

    II. DATA DASAR

    A. Anamnesis (autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 9 September 2014 pukul

    02.00 WIB)

    Keluhan Utama : Nyeri dada sebelah kiri

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    2 hari sebelum masuk puskesmas pasien mengeluh dada sebelah kiri nyeri.

    Nyeri dirasakan terus menerus . Nafsu makan menurun sebab pasien merasakan pahit

    apapun yangn dimakan,pasien juga mengeluh kepala nggliyer dan perut sebah .

    Kemudian pasien membeli obat sendiri di warung, namun tidak ada perubahan, 1 hari

    sebelum ke UGD pasien periksa ke poli puskesmas Kragan 1 dan dikatakan sakit

    jantung, kemudian pukul 02.00 WIB karena keluhan nyeri dada tidak berkurang pasien

    ke IGD puskesmas Kragan 1 dan dirawat inap.

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    4/26

    Selain itu, pasien merasa mual (+), lemas (+),pingsan (-), tidak nafsu makan (+),

    berat badan turun (-), demam (-), kuning (-), perut membesar (-),BAB cair (-). Perut

    membengkak (-) kedua tungkai membengkak (-). Batuk (-), pilek (-), mimisan (-).

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    - Riwayat sakit jantung sebelumnya (-)

    - Keluhan muntah darah (-)

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    - Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.

    Riwayat Sosial Ekonomi :

    Pasien sebagai ibu rumah tangga. Suami sudah meninggal. Memiliki 2 orang anak

    yang sudah mandiri. Pembiayaan ditanggung keluarganya

    Kesan : sosial ekonomi cukup.

    B. PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan umum : tampak lemah, pucat

    Kesadaran : komposmentis

    Tanda Vital : T : 150/100 mmHg

    N : 84 x/menit (reguler, isi & tegangan cukup)

    RR : 20 x/menit t : 36,6C (axiller)

    TB : 155 cm BB : 90 kg

    BMI : 37,5 kg/m2(obese)

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    5/26

    Kepala : mesosefal

    Kulit : tugor kulit cukup, rasa gatal (-), sianosis (-), ikterus(-), petechie (-),

    Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-),sklera ikterik (- /-)

    Telinga : discharge (-)

    Hidung : discharge (-), napas cuping hidung (-), epistaksis (-)

    Mulut : mucosa kering (-), sianosis (-), atrofi papil lidah (-), gusi berdarah (-)

    Tenggorokan : T 1-1, faring hiperemis (-)

    Leher : JVP R+0, trachea deviasi (-), pembesaran nnll (-)

    Thorax : Bentuk dada normal, simetris, pernafasan thoracoabdominal, retraksi

    suprasternal (-), retraksi intercostal (-), spider nevi (-), atrofi

    mm.pectoralis (-)

    Cor : I : Ictus cordis tidak tampak

    Pa : Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial Linea midclavicula sinistra,

    kuat angkat (-), melebar (-), sternal lift (-), pulsasi epigastrial (-),

    pulsasi parasternal (-)

    Pe : Batas atas : SIC II LPS sinistra

    Batas kanan : SIC IV LPS dekstra

    Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMCS

    Aus : HR : 88 x/menit, bunyi Jantung I-II murni, bising (+), gallop (-)

    Pulmo :

    I : simetris statis dinamis

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    6/26

    Pa : stem fremitus kanan = kiri

    Pe : sonor seluruh lapang paru

    Aus : suara dasar : vesikuler (+/+)

    suara tambahan (-/-)

    Abdomen : I : Datar, venektasi (-), caput medusa (-)

    Aus : Bising usus (+) meningkat

    Pe : Hipertimpani (+), pekak sisi (+) normal, pekak alih (-).

    Pa : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)

    Ekstremitas : Superior Inferior

    Sianosis - / - - / -

    SD : vesikuler

    Depan Belakang

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    7/26

    Akral dingin - / - - / -

    Oedem - / - - / -

    Eritem palmaris - / -

    Clubbing finger - / -

    Capillary Refill

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    8/26

    ANALISIS SINTESIS

    1. Observasi chest pain

    V. INITIAL PLAN

    Problem 1 : Observasi Chest Pain

    Ass : - Angina Pectoris

    - Gastritis Akut

    Intial Plans

    Dx : Darah lengkap

    Rx : - Infus RL 20 tts/ menit

    - inj.cimetidin 1 amp/12 jam

    - ISDNtab sublingual

    -CTM tab 1x1

    -Antalgin 3x1 tab

    -Caviplex 3x1 tab

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    9/26

    Mx : Keadaan umum, tanda vital, Kualitas nyeri dada

    Ex : - Memberitahukan keluarga untuk mengawasi pasien dan melapor bila nyeri

    dada memburuk.

    - Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pasien menderita angina pectoris yaitu

    bahwa nyeri yang muncul sebagai gejala awal penyakit

    Jantung iskemik yg dapat memburuk sewaktu-waktu.

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    10/26

    Tinjauan Pustaka

    a. Definisi

    Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak

    enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang

    disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak

    enak tersebut sering kali digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa

    kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa

    tidak enak tersebut biasanya berkisar 115 menit di daerah retrosternal, tetapi

    dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun

    jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang

    keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang

    disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard.

    b. Penyebab

    Penyebab dari angina pectoris antara lain : ateroskelerosis, spasme

    pembulu koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat

    dan stress.

    c. Tipe Angina Pectoris

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    11/26

    - Angina Stabil

    Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat.

    Dibedakan antara lain :

    Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat dikurangi dengan

    duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.

    Terdapat bukti obyektif ischemia ( seperti tes pada stress tetapi pasien tidak

    menunjukkan gejala

    - Angina Non stabil ( angina prainfark, angina kresendo )

    Frekwensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif.

    Angina non stabil di bedakan antara lain :

    Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan

    - Varian angina

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    12/26

    Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST pada EKG,

    di duga disebabkan oleh spasme arteri koroner

    d. Patofisiologi

    3

    -ateroskelerosis

    - Spasme pembulu

    darah

    Pajanan

    terhadap

    dingin

    stress

    vasokontriksi

    Adrenalin

    me

    Aliran O2 arteri

    koronaria me

    Latihan

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    13/26

    fisik

    Kebutuha

    n O2

    jantung

    me

    aliran O2 me

    ke

    mesentrikus

    Makan

    makanan

    berat

    Aliran O2

    ke jantung

    me

    jantung ke kurangan O2

    Ischemia otot jantung

    Nyeri

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    14/26

    Nyeri b.d iskhemia Takut mati

    cemas

    Cemas b.d kematian

    Perlu menghindari

    kompilkasi

    Diperlukan

    pengetahuan

    tinggi

    Kurang pengetahuan

    bd deficit knoeledge

    Kontraksi jantung me

    Curah jantung

    me e. Diagnosa

    - Anamnese

    Diagnosa angina pectoris terutama didapatkan dari anamnese mengenai

    riwayat penyakit, karena diagnosa pada angina sering kali berdasarkan adanya

    keluhan sakit dada yang mempunyai cirri khas sebagai berikut :

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    15/26

    - letaknya, seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di daerah sternum

    atau dibawah sternum, atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar

    ke lengan kiri kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher,

    atau ke lengan kanan.

    - Kualitas sakit dada pada angina biasanya timbul pada waktu melakukan

    aktivitas. Sakit dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan

    aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu tidur malam

    - Lamanya serangan sakit dada biasanya berlangsung 15 menit, walaupun

    perasaan tidak enak di dada masih dapat terasa setelah sakit dada hilang .

    bila sakit dada berlangsung lebih dari 20 menit , mungkin pasien mendapat

    serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan angina pectoris biasa.

    Dengan anamnese yang baik dan teliti sudah dapat disimpulkan mengenai tinggi

    rendahnya kemungkinan penderita tersebut menderita angina pectoris stabil atau

    kemungkinan suatu angina pectoris tidak stabil. Ada 5 hal yang perlu digali dari

    anamnese mengenai angina pectoris yaitu : lokasinya, kualitasnya, lamanya,

    factor pencetus, factor yang bisa meredakan nyeri dada tersebut.

    Beratnya nyeri pada angina pectoris dapat dinyatakan dengan menggunakan

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    16/26

    skala dari Canadian Cardiovaskuler Society, seperti pada table di bawa ini :

    Class Description

    I

    II

    III

    IV

    Ordinary physical activity, such as walking and climbing stairs, does not cause angina.

    Angina result from strenues or rapid or prolonge exertion at work.

    Slight limitation of ordinary activity. Walking or climbing stairs rapidly, walking

    uphill, walking or stair climbing after meals, in cold, in wind, or when under emotional

    stress, or only during the few hour after awakening. Walking more than 2 blocks on

    the level and climbing more than 1 flight of ordinary stairs at a normal pace and under

    normal conditions.

    Marked limitations of ordinary physical activity. Walking 1 to 2 block on the level and

    climbing more than 1 flight under normal conditions.

    Inability to carry on any physical activity without discomfort-angina syndrome may be

    present at rest

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    17/26

    4Setelah semua deskriptif nyeri dada tersebut didapat, pemeriksa membuat

    kesimpulan dari gabungan berbagai komponen tersebut. Kesimpulan yang

    didapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu angina yang tipikal, angina

    yang atipikal atau nyeri dada bukan karena jantung. Angina termasuk tipikal

    bila : rasa tidak enak atau nyeri dirasakan dibelakang sternum dengan kualitas

    dan lamanya yang khas, dipicu oleh aktivitas atau stress emosional, mereda

    bila istirahat atau diberi nitrogliserin.

    Angina dikatakan atipikal bila hanya memenuhi 2 dari 3 kreteria diatas. Nyeri

    dada dikatakan bukan berasal dari jantung bila tidak memenuhi atau hanya

    memenuhi 1 dari tiga kreteria tersebut.

    f. Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Tetapi

    pemeriksaan fisik yang dilakukan saat serangan angina dapat memberikan

    informasi tambahan yang berguna. Adanya gallop, mur-mur regurgitasi mitral,

    split S2 atau ronkhi basah basal yang kemudian menghilang bila nyerinya

    mereda dapat menguatkan diagnosa PJK. Hal-hal lain yangn bisa didapat dari

    pemeriksaan fisik adalah tanda-tanda adanya factor resiko, misalnya tekanan

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    18/26

    darah tinggi.

    g. Pemeriksaan Penunjang

    Setiap penderita dengan gejala yang mengarah pada angina harus

    dilakukan EKG 12 lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari penderita

    dengan angina pectoris. Depresi atau elevasi segmen ST menguatkan

    kemungkinan adanya angina dan menunjukkan suatu ischemia pada beban kerja

    yang rendah.

    Foto thoraks pada penderita angina pectoris biasanya normal. Foto thoraks

    lebih sering menunjukkan kelainan pada penderita dengan riwayat infark miokard

    atau penderita dengan nyeri dada yang bukan berasal dari jantung. Manfaat

    pemeriksaan foto thorak secara rutin pada penderita angina masih dipertanyakan.

    Uji latih beban dengan monitor EKG merupakan prosedur yang sudah

    baku. Dari segi biaya, tes ini merupakan termurah bila dibandingkan dengan tes

    5echo. Untuk mendapatkan informasi yang optimal, protocol harus disesuaikan

    untuk masing-masing penderita agar dapat mencapai setidaknya 6 menit. Selama

    EKG, frekwensi, tekanan darah harus dimonitor dengan baik dan direkam pada

    tiap tingkatan dan juga pada saat abnormallitas segmen ST. metode yang dipakai

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    19/26

    pada uji beban yaitu dengan menggunakan treadmill dan sepeda statis.

    Interpretasi EKG uji latih beban yang paling penting adalah adanya depresi dan

    elevasi segmen ST lebih dari 1 mm. Biasanya uji latih beban dihentikan bila

    mencapai 85% dari denyut jantung maksimal berdasarkan umur, namun perlu

    diperhatikan adanya variabilitas yang besar dari denyut jantung maksimal pada

    tiap individu. Indikasi absolute untuk menghentikan uji beban adalah penurunan

    tekanan darah sistolik lebih dari 10 mmHg dari tekanan darah awal meskipun

    beban latihan naik jika diikuti tanda ischemia yang lain : angina sedang sampai

    berat , ataxia yang meningkat, kesadaran menurun, tanda-tanda penurunan

    perfusi seperti sianosis.

    Pada penderita yang tidak bisa di diagnosa dengan uji latih beban

    berdasarkan EKG, maka dilakukan uji latih beban dengan pencitraan. Isotop yang

    biasa digunakan adalah thalium-210.

    Tes uji latih ekokardiografi dianalisa berdasarkan penilaian penebalan

    miokard pada saat uji latih dibandingkan dengan saat istirahat. Gambaran

    ekokardiografi yang mendukung adanya ischemia miokard adalah : penurunan

    gerakan dinding pada 1 atau lebih segmen ventrikel kiri, berkurangnya ketebalan

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    20/26

    dinding saat sistol atau lebih segmen pada saat uji latih beban, hiperkinesia

    kompensasi pada segmen dinding yang berkaitan atau yang tidak ischemia.

    Tindakan untuk angiografi koroner diagnostic secara langsung pada

    penderita dengan nyeri dada yang diduga karena ischemia miokard, dapat

    dilakukan jika ada kontra indikasi untuk test non invasive.

    h. Penatalaksanaan Angina Pektoris

    Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :

    - Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian

    meningkatkan kuantitas hidup.

    6- Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan

    demikian meningkatkan kualitas hidup.

    Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian

    oksigen ( dengan meningkatkan aliran darah koroner ) dan menurunkan

    kebutuhan oksigen ( dengan mengurangi kerja jantung ).

    Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia.

    - Penyekat Beta

    obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    21/26

    kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut

    jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding

    ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok

    atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol,

    propranolol, nadolol.

    - Nitrat dan Nitrit

    Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi

    symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan

    antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui

    pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan

    tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah

    terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi

    dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 812

    jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid

    mononitrat, nitrogliserin.

    - Kalsium Antagonis

    obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    22/26

    kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga

    terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium

    antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara

    menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis

    adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin,

    nimodipin, verapamil.

    7Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut

    - Terapi antiplatelet, obatnya adalah aspirin diberikan pada penderita PJK baik

    akut atau kronik, kecuali ada kontra indikasi, maka penderita dapat diberikan

    tiiclopidin atau clopidogrel.

    - Terapi Antitrombolitik, obatnya adalah heparin dan warfarin. Penggunaan

    antitrombolitik dosis rendah akan menurunkan resiko terjadinya ischemia

    pada penderita dengan factor resiko .

    - Terapi penurunan kolesterol, simvastatin akan menurunkan LDL ( low

    density lipoprotein ) sehingga memperbaiki fungsi endotel pada daerah

    atheroskelerosis maka aliran darah di arteria koronaria lebih baik.

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    23/26

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Seorang wanita 60 tahun datang dengan keluhan utama nyeri dada. Keluhan dialami

    pasien sejak 2 hari ini, 2 hari sebelum masuk puskesmas pasien mengeluh dada sebelah kiri

    nyeri. Nyeri dirasakan terus menerus . Nafsu makan menurun sebab pasien merasakan pahit

    apapun yang dimakan,pasien juga mengeluh kepala nggliyer dan perut sebah. Kemudian

    pasien membeli obat sendiri di warung, namun tidak ada perubahan, 1 hari sebelum ke UGD

    pasien periksa ke poli puskesmas Kragan 1 dan dikatakan sakit jantung, kemudian pukul 02.00

    WIB karena keluhan nyeri dada tidak berkurang pasien ke IGD puskesmas Kragan 1 dan dirawat

    inap

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah, kesadaran

    composmentis, tekanan darah 150/100 mmHg. Pemeriksaan kepala, hidung, THT, leher, jantung

    dan paru dalam batas normal.

    Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, yang telah dilaporkan pada laporan kasus dapat

    disimpulkan bahwa problem pasien ini mengalami angina pectoris dan hipertensi grade II

    Pasien mendapatkan visit 2 kali yaitu pada Pukul 07.00 WIB pasien masih mengeluh

    nyeri dada,perut sebah,lidah masih dirasakan pahit. Tekanan darah 140/90 mmHg,nadi 80 kali

    permenit isi dan tegangan cukup,suhu afebris dan respiratori rate 20 kali permenit.Saat itu

    diberikan terapi lanjut sama dengan kunjungan awal karena keluhan angina belum teratasi.

    Pada visit kedua kami lakukan pukul 19.00 WIB pasien masih mengeluh nyeri

    dada,keadaan umum pasien lemah namun pasien dapat tidur nyenyak di siang hari,nafsu makan

    tidak membaik,perut sebah dirasakan sedikit berkurang.Instruksi pengobatan teruskan terapi

    ditambah dengan antacid karena kecurigaan asam lambung yang meningkat sedikit teratasi.

    Pada pukul 19.30 keluarga pasien melapor pasien apneu,kami segera memberikan

    pertolongan denga pemberian oksigen dan melakukan tindakan resusitasi jantung paru selama

    dua siklus,namun pasien tidak memberikan respon,cek respon pupil (-) midriasis maksimal.

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    24/26

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    25/26

    BAB V

    PENUTUP

    Berdasar uraian sebelumnya, telah dilaporkan kasus seorang wanita berusia 60 tahun

    dengan diagnosis Angina pectoris dan Hipertensi grade II. Pasien ini dirawat di Puskesmas

    Kragan I Rembang selama 1 hari. Pasien mendapat terapi yang bertujuan mencegah kegawatan

    yang dapat terjadi, dan meringankan gejala dan tanda yang dialami pasien berupa vasodilator

    ISDN sublingual, cairan resusitasi, antihistamin,analgetik dan obat penetral asam. Kemudian

    pasien meninggal dengan suspek et causa angina pectoris.

    V. Daftar pustaka

    Brunner & Suddarth, ( 2002 ) Medical-Bedah Vol 2. Jakarta : EGC

    Judith M. Wilkinson, ( 2005 ) Prentice Hall Diagnosis Handbook with

    NIC Interventions and NOC Outcome. New Jersey : Horrisonburg.

    Marilyn E. doenges at all (2000), . Jakarta : EGC

    Betram G Katzung, ( 1998 ) Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta : EGC

    Sjaifoellah Noor, ( 1996 ) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai

    Pustaka.

  • 8/11/2019 kasus kompre angina.docx

    26/26

    PERKI, (2003) Holistic Management of Cardiovaskuler Disease, Surabaya :

    Surabaya Pres.