11
PO R TO F OL I O Topik: Diabetes Melitus tipe II Tanggal Kasus: 12 Desember 2013 Presenter : dr Juliana.Sie Tanggal presentasi : Pembimbing: dr. Yulinda S.Siregar Nama Wahana : RSUD Ende Objektif Portofolio: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa NeonatusBayi Anak RemajaDewasaLansiaBumil Deskripsi:Tn. O, Laki-laki, usia 51 tahun dengan keluhan lemas , gejala 3 P ( Poliuri (+), Polidipsi (+), Polifagi (+) ), GDS 400 mg/dl Bahan Bahasan: Tinjauan pustaka RisetKasus Audit Hasil Pembelajaran: 1. Diagnosis Diabetes Melitus 2. Upaya Promotif dan Preventif Penanganan Kasus Diabetes Melitus 3 Promosi Perilaku Hidup Sehat 4 Edukasi Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes Melitus 5 Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus 6 Motivasi Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes Melitus Daftar Pustaka 1. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia ( PB PERKENI ). 2006 2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Dalam: IPD’s CIM: Compendium of Indonesian Medicine,

Kasus Dm Juli

  • Upload
    sugar

  • View
    9

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus pd

Citation preview

Page 1: Kasus Dm Juli

PORTOFOLIO

Topik: Diabetes Melitus tipe II

Tanggal Kasus: 12 Desember 2013 Presenter : dr Juliana.Sie

Tanggal presentasi : Pembimbing: dr. Yulinda S.Siregar

Nama Wahana : RSUD Ende

Objektif Portofolio:

Keilmuan ☐ Keterampilan ☐ Penyegaran ☐ Tinjauan Pustaka

☐ Diagnostik Manajemen ☐ Masalah ☐ Istimewa

☐Neonatus☐Bayi ☐Anak ☐RemajaDewasa☐Lansia☐Bumil

Deskripsi:Tn. O, Laki-laki, usia 51 tahun dengan keluhan lemas , gejala 3 P ( Poliuri

(+), Polidipsi (+), Polifagi (+) ), GDS 400 mg/dl

Bahan Bahasan: Tinjauan pustaka ☐RisetKasus ☐ Audit

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosis Diabetes Melitus

2. Upaya Promotif dan Preventif Penanganan Kasus Diabetes Melitus

3 Promosi Perilaku Hidup Sehat

4Edukasi Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes

Melitus

5 Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus

6 Motivasi Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes Melitus

Daftar Pustaka

1. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.

Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia ( PB PERKENI ). 2006

2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes

Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Dalam: IPD’s CIM: Compendium of Indonesian

Medicine, 1st Edition. Jakarta: IDI, 2009: 13-40.

Page 2: Kasus Dm Juli

RESUME KASUS

Identitas Pasien:

1. Nama : Ny.SG

2. Usia : 53 tahun

3. Pekerjaan : Guru SD

4. Alamat : Jl. Gatot Subroto

5 No. RM :-

SOAP

Subjective

Pasien datang Ke Poli Penyakit Dalam RSUD Ende dengan keluhan

mudah merasa lemas, sering BAK, mudah merasa lapar dan haus,

banyak makan tetapi badan menjadi kurus.

Pasien tidak mengeluh batuk, tidak demam, BAB dan BAK dalam

batas normal.

Sebelumnya tidak pernah berobat kemanapun, tidak pernah

melakukan medical check up.

Pasien menyangkal rutin minum vitamin atau obat-obatan tertentu.

Pasien menyangkal pada keluarganya ada yang menderita penyakit

gula ataupun darah tinggi

Pasien mengaku memiliki kebiasaan suka minum minuman manis

dan kue-kue manis. Pasien jarang berolahraga karena kesibukkan

pekerjaannya.

Objective

Tanda Vital:

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Suhu : 36,5 oC

Pernafasan : 20 kali/menit

Status Generalis

Page 3: Kasus Dm Juli

Mata : Tidak ada kelainan

Mulut dan Tenggorokan : Tidak ada kelainan

Jantung : Tidak ada kelainan

Paru : Tidak ada kelainan

Abdomen: Tidak ada kelainan

Genitalia: Tidak diperiksa

Ekstremita: Tidak ada kelainan

Pemeriksaan Laboratorium:

Gula Darah Puasa : 275 mg/dL

GD2PP: 350 mg/dl

Assessment

Berdasarkan anamnesis di atas pasien mengalami keluhan klasik 3 P diabetes

mellitus ( DM ) berupa : poliuri (sering BAK), polidipsi ( cepat haus),

polifagi ( cepat lapar ) dan penurunan berat badan yang tidak dapat

dijelaskan penyebabnya. Dari pemeriksaan lebih lanjut pada pasien

didapatkan hasil gula darah puasa: 275mg/dl, GD2PP: 350mg/dl. Pada pasien

ini jelas memenuhi kriteria penyakit Diabetes Mellitus tipe II. Terlebih

ditunjang dari pengakuan pasien yang memiliki kebiasaan suka minum

minuman dan kue-kue manis.

Plan Terapi Non-Farmakologis

Edukasi kepada pasien mengenai penyakit DM yang dialami oleh

pasien membutuhkan pengobatan dalam jangka panjang dan

memotivasi pasien untuk terus kontrol dan minum obat secara teratur.

Edukasi kepada pasien mengenai komplikasi DM , perawatan kaki

DM dan pentingnya memakai alas kaki untuk mencegah terjadinya

luka pada kaki pasien.

Edukasi pola makan yang baik pada pasien, hindari makanan yang

manis dan mengandung kalori yang tinggi

Pasien dianjurkan untuk berolahraga ringan setiap hari hingga

mengeluarkan keringat

Evaluasi Pemeriksaan gula darah puasa / GDPP 2-4 minggu sekali

dan pemeriksaan profil lipid untuk mengetahui faktor risiko sindrom

Page 4: Kasus Dm Juli

metabolik.

Edukasi perlunya deteksi dini penyakit DM pada keluarga, seperti

pengecekan GDS , GDPP dan lainnya, mengingat penyakit DM

adalah penyakit yang diturunkan.

Terapi Farmakologis

Metformin 2 x 500 mg

Glibenklamid 1 x 5 mg

Metilcobalalamin 1x1 tab

Page 5: Kasus Dm Juli

TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan program pengendalian diabetes mellitus ( DM ) di Indonesia adalah

terselenggaranya pengendalian faktor risiko untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan

kematian yang disebabkan DM. Pengendalian DM lebih diprioritaskan pada pencegahan dini

melalui upaya pencegahan faktor risiko DM yaitu upaya promotif dan preventif

I. Upaya Promotif Penanganan Kasus Diabetes Melitus

Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan

status atau derajat kesehatan yang optimal.Sasarannya adalah kelompok orang sehat.Tujuan

upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya.Dalam suatu

survey di negara-negara berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85%

orang yang benar-benar sehat.Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan

bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun jumlahnya, dan

kelompok orang yang sakit akan meningkat.Berikut adalah berbagai usaha promotif kasus

diabetis melitus :

• PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia)

• PEDI (Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia)

• PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia)

• Workshop

• Pelatihan

• Simposium

• Seminar

• Pemberitaan

Promosi Perilaku Sehat Bagi Pasien Diabetes Melitus :

Promosi perilaku sehat merupakan faktor penting pada kegiatan pelayanan

kesehatan.Untuk mendapatkan hasil pengelolaan diabetes yang optimal dibutuhkan

Page 6: Kasus Dm Juli

perubahan perilaku.Perlu dilakukan edukasi bagi pasien dan keluarga untuk pengetahuan

dan peningkatan motivasi. Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik melalui dukungan tim

penyuluh yang terdiri dari dokter, ahi gizi, perawat dan tenaga kesehatan lain. Setiap kali

kunjungan diingatkan kembali untuk selalu melakukan perilaku sehat.Tujuan perubahan

perilaku adalah agar pasien diabetes dapat menjalani pola hidup sehat. Perilaku yang

diharapkan adalah :

• Pola Makan Sehat

• Mengikuti Kegiatan Jasmani

• Menggunakan obat diabetes dan obat-obatan pada keadaan khusus secara aman - teratur

• Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan memanfaatkan data yang ada

• Perawatan kaki secara berkala

• Kemampuan mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat

• Keterampilan mengatasi masalah sederhana dan bergabung dengan kelompok

penyandang diabetes, sertamengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan penyandang

diabetes

• Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Edukasi Perubahan Perilaku Pasien Diabetes Melitus :

Dalam menjalankan tugasnya tenaga kesehatan memerlukan landasan empati,

yaitu kemampuan memahami perasaan orang lain. Prinsip yang perlu diperhatikan pada

proses edukasi diabetes adalah :

• Dukungan dan nasehat positif serta hindari terjadinya kecemasan

• Informasi secara bertahap, dimulai dengan hal-hal yang sederhana

• Pendekatan untuk mengatasi masalah dengan simulasi

• Diskusi program pengobatan secara terbuka, berikan penjelasan secara sederhana dan

lengkap, juga diskusikan hasil pemeriksaan laboratorium

• Lakukan kompromi dan negosiasi

• Berikan motivasi dengan memberikan penghargaan

• Libatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi

• Perhatikan kondisi jasmani dan psikologis, serta tingkat pendidikan

• Gunakan alat bantu audio visual

Page 7: Kasus Dm Juli

II. Upaya Preventif Penanganan Kasus Diabetes Melitus

Upaya Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena penyakit atau

menjaga orang yang sehat agar tetap sehat. Usaha preventif penanganan kasus DM dibagi

menjadi 3 jenis :

1. Pencegahan Primer : Ditujukan pada kelompok faktor risiko agar tidak menjadi DM.

Diantaranya adalah sebagai berikut :

- Menurunkan berat badan

- Usahakan capai berat badan ideal

- Olahraga

- Hindari suddentary lifestyle

- Farmakologi

2. Pencegahan sekunder : Pada penderita DM, usahakan diagnosis dini, terapi intensif dan

efektif agar tidak muncul komplikasi. Diantaranya adalah sebagai berikut :

- Diagnosis dini

- Terapi efektif

- Kontrol metabolik yang adekuat

3. Pencegahan Tersier : Mencegah kecacatan memerlukan penanganan multi disiplin,

pemberian aspirin pada DM dengan makro angiopati. Diantaranya adalah sebagai

berikut :

- Penanganan holistik

- Melibatkan disiplin ilmu lain yang terkait seperti bahagian bedah , bahagian gizi

medik , rehabilitasi medik , kardiologi , nefrologi , dsb.

Page 8: Kasus Dm Juli

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus dan tinjauan pustaka adalah:

1. Diabetes Melitus adalah penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat

dikontrol dan penyakit tersebut membutuhkan pengobatan dalam jangka panjang.

2. Diperlukan edukasi yang baik mengenai penyakit DM kepada pasien, melalui hal tersebut

pasien diharapkan mengerti mengenai penyakitnya, kemungkinan komplikasi pada

penyakitnya dan cara pencegahan terjadinya komplikasi penyakit.

3. Diperlukan edukasi promosi hidup sehat bagi pasien diabetes mellitus. Pasien diharapkan

dapat termotivasi dan mengerti mengenai gaya hidup yang sehat, pola makan yang sehat

untuk menunjang agar penyakit pasien dapat terkontrol dan komplikasinya dapat dicegah.

4. Puskesmas selaku unit pelaksana dinas kesehatan dapat melakukan beberapa upaya promotif

dan preventif yang diperlukan dalam penanganan DM :

a. Penyuluhan penyakit DM. Penyuluhan diperlukan karena penyakit diabetes penyakit

yang berhubungan dengan gaya hidup. Penyuluhan diabetes Mellitus dapat dilakukan

untuk pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier. Penyuluhan mengenai DM dan

pengelolaannya sangat penting untuk mendapatkan ketaatan berobat pasien yang baik

dan teratur.

b. Memberdayakan kader-kader puskesmas sebagai agen upaya promotif dan preventif

melalui penyebaran informasi mengenai promosi hidup sehat , pentingnya olahraga dan

mengurangi konsumsi manis.

c. Melakukan pemeriksaan rutin gula darah 6 bulan sekali secara teratur

d. Menyebarkan media edukasi kesehatan, seperti baliho atau spanduk yang berisi

mengenai edukasi penyakit diabetes melitus