Upload
oriind-ajaa-dechh
View
143
Download
10
Embed Size (px)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. AB
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS TIPE 2
DI RUANG AS RSUD X DENPASAR
TANGGAL 24 – 27 NOVEMBER 2012
PENGKAJIAN
1. Identitas1. Identitas Pasien
Nama : Tn. AB
Umur : 69 tahun
Agama : -
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Pendidikan : -
Pekerjaan : Pensiun
Suku Bangsa : -
Alamat : Denpasar
Tanggal Masuk : 24 November 2012
Tanggal Pengkajian
: 24 November 2012
No. Register : -
Diagnosa Medis : Diabetes melitus tipe 2
2. Identitas Penanggung JawabNama : Ny. X
Umur : 48 tahun
Hub. Dengan Pasien: Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Denpasar
1
2. Status Kesehatan1. Status Kesehatan Saat Ini1. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pada tanggal 24 November 2012 dokter keluarga pasien mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan berat badan pada pasien disertai kontrol diabetes yang tidak optimal dan kesemutan.Keluhan utama pada saat dikaji adalah pasien mengatakan berat badannya terus meningkat dan mengeluh kesemutan pada kaki.
2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Dokter keluarga pasien mengatakan berat badan pasien sudah mulai meningkat sejak setahun yang lalu (tahun 2011), adanya kontrol diabetes yang tidak optimal yang disertai kesemutan. Pasien mengatakan bahwa ia adalah seorang pensiunan dengan riwayat diabetes tipe 2 selama 5 tahun, meskipun ia didiagnosis pada tahun 2007, ia memiliki gejala yang menunjukkan hiperglikemia selama 2 tahun sebelum diagnosis. Catatan gula darah puasa menunjukkan nilai 118-127 mg / dl, yang menggambarkan indikasi garis batas diabetes. Ia juga ingat dulu pernah mengalami nokturia terkait dengan makanan pasta besar dan kue-kue Italia. Pada saat diagnosis awal, ia disarankan untuk menurunkan berat badan ("setidaknya £ 10"), tetapi tidak ada tindakan lebih lanjut diambil.Pasien mengatakan telah mencoba untuk menurunkan berat badan dan lebih banyak berolahraga hingga lebih dari 6 bulan tanpa mendatangkan hasil yang baik. Pasien mengatakan bahwa ia sudah mulai meminum glyburide (Diabeta) dengan dosis 2,5mg setiap pagi, namun ia berhenti minum obat tersebut karena karena menyebabkan ia menjadi sakit kepala yang disertai berkeringat dan merasa sedikit gelisah terutama pada sore hari. Pasien mengatakan ia juga minum atorvastatin (Lipitor) dengan dosis 10mg setiap hari untuk hiperkolesterolemia (peningkatan kolesterol LDL, HDL rendah, dan peningkatan trigliserida). Selama setahun yang lalu (tahun 2011) pasien mengalami peningkatan berat badan sebanyak 22 pon. Semenjak pensiun, ia sudah merasa bahwa tenaganya lebih aktif, bermain golf setiap seminggu sekali dan berkebun, namun ia sudah tidak mampu untuk menurunkan berat badannya lebih dari 2-3 pon. Ia tidak pernah memeriksakan diri maupun berkonsultasi pada ahli gizi dan tidak melaksanakan pengontrolan gula darah mandiri (SMBG). Riwayat diet pasien yaitu asupan karbohidrat yang berlebihan pada konsumsi roti dan pasta. Istrinya sudah memberikannya daging panggang biasa, namun ia merasakan bahwa daging panggang tersebut hambar. Ia telah berhenti merokok sudah lebih 10 tahun yang lalu karena harga rokok yang telah lebih dari 50 dollar. Berdasarkan catatan kesehatan yang dibawa oleh pasien, bahwa saat ini kadar hemoglobin A1c (A1C) tidak pernah berada pada rentang < 8%. tekanan darahnya telah diukur pada 150/70, 148/92, dan 166/88 mmHg pada kesempatan terpisah
2
selama satu tahun terakhir di klinik pusat skrining lokal senior. Pasien mengatakan bahwa ia telah diberitahu tekanan darahnya sedikit meningkat, namun ia tidak waspada terhadap pentingnya mengontrol tekanan darah agar tetap berada pada rentang 130/80 mmHg untuk kesehatan jantung dan hati. Pasien mengatakan tidak pernah melakukan senam kaki sebagai bagian dari perawatan primer dan ia juga tidak melaksanakan perawatan kaki untuk tindakan pencegahan. Dokter keluarga pasien lalu merujuknya pada klinik diabetes spesialis pada tanggal 24 November 2012.
Saat pengkajian berat badan pasien yaitu 178 pon, tinggi : 5’2”, BMI : 32,6 kg/m2
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Upaya yang dilakukan pasien sebelum ke klinik yaitu pasien mencoba menurunkan berat badan dengan memperbanyak berolahraga. Minum gliburide (Diabeta) dengan dosis 2,5mg setiap pagi dan atorvastatin (Lipitor) dengan dosis 10mg setiap hari. Istrinya mengatakan telah mendorong ia untuk mengobati diabetes dengan obat herbal dan suplemen penurunan berat badan, dan ia sering mencari informasi pada internet untuk obat diabetes terbaru.
2. Status Kesehatan Masa Lalu1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit lain selain diabetes.
2. Pernah dirawatPasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit atau di klinik kesehatan lainnya.
3. AlergiPasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan, obat, lateks, dll
4. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)Pasien mengatakan sudah berhenti merokok lebih dari 10 tahun yang lalu, mempunyai kebiasaan minum alkohol (anggur merah) setiap makan malam.
3. Riwayat Penyakit KeluargaPasien mengatakan kedua orang tuanya baik ayah maupun ibunya memiliki penyakit yang sama dengan dirinya yaitu diabetes tipe 2.
4. Diagnosa Medis dan therapyDiabetes mellitus tipe 2.
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
3
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan walau telah diberitahu bahwa tekanan darahnya sedikit naik,
namun ia tidak waspada terhadap hal tersebut. Jika ia mengalami sakit ia pergi
berobat pada dokter keluarganya.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan makan malam normal terdiri dari 2 mangkok pasta dengan saus
buatan di rumah dan tiga hingga empat buah roti Italia. Dalam sehari pasien sering
makan satu hingga dua potong roti dengan mentega dan minyak zaitun. Saat jam
makan, pasien juga mengonsumsi buah-buahan sebagai camilan. Pasien lebih
menyukai ayam dan ikan, biasanya disajikan dengan tomat atau saus krim disertai
pasta. Pasien biasa minum anggur merah sebanyak 8 oz setiap malam saat makan
malam.
Saat sakit :
Pasien mengatakan makan malam normal terdiri dari 2 mangkok pasta dengan saus
buatan di rumah dan tiga hingga empat buah roti Italia. Dalam sehari pasien sering
makan satu hingga dua potong roti dengan mentega dan minyak zaitun. Saat jam
makan, pasien juga mengonsumsi buah-buahan sebagai camilan. Pasien lebih
menyukai ayam dan ikan, biasanya disajikan dengan tomat atau saus krim disertai
pasta. Pasien biasa minum anggur merah sebanyak 8 oz setiap malam saat makan
malam.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi feses lunak,
warna kuning keemasan, dan bau khas feses.
Saat sakit :
Pasien mengatakan BAB 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi feses lunak,
warna kuning keemasan, dan bau khas feses.
4
2) BAK
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAK ± 8-9x dalam sehari dengan warna urin agak kuning,
bau khas urin dan volume ± 400cc tiap kali berkemih. Pada malam hari berkemih
± hingga 4x.
Saat sakit :
Pasien mengatakan BAK ± 8-9x dalam sehari dengan warna urin agak kuning,
bau khas urin dan volume ± 400cc tiap kali berkemih. Pada malam hari berkemih
± hingga 4x.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan
Perawatan Diri
0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan berolahraga setiap seminggu sekali yaitu bermain golf, dan
juga melakukan aktivitas seperti berkebun.
Saat sakit
Pasien mengatakan berolahraga setiap seminggu sekali yaitu bermain golf, dan
juga melakukan aktivitas seperti berkebun.
e. Pola kognitif dan Persepsi
5
Pasien mengatakan memiliki pengetahuan yang terbatas tentang manajemen
perawatan diri diabetes, menyatakan bahwa ia tidak mengerti mengapa ia memiliki
penyakit diabetes karena ia tidak pernah makan gula, dan mengatakan bahwa ia
memiliki informasi yang sedikit untuk membantunya mencapai penurunan berat
badan.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan bahwa berat badannya saat ini adalah tidak sehat dan
memalukan.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa tidur malam hari pada pukul 09.00 pm dan bangun pada pukul 05.00 am, namun sering terbangun di malam hari untuk berkemih.
Saat sakit :
Pasien mengatakan biasa tidur malam hari pada pukul 09.00 pm dan bangun pada pukul 05.00 am, namun sering terbangun di malam hari untuk berkemih.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorang kepala keluarga dan pencari
nafkah untuk istri dan anak-anaknya sebelum dirinya pension. Kini pasien adalah
seorang anggota di organisasi sukarela menjadi seorang relawan. Hubungan dengan
istri dan anak-anaknya terjalin dengan baik.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan mempunyai dua orang anak yang sudah menikah.
Saat sakit :
Pasien mengatakan mempunyai dua orang anak yang sudah menikah.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan bila mempunyai masalah, pasien bercerita pada istrinya dan kini
setelah pensiun, pasien aktif dalam organisasi sukarela sebagai seorang relawan.
6
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan yakin bahwa penyakitnya ini bisa sembuh.
4. Pengkajian Fisika. Keadaan umum : BB= 178 pon, TB= 5’2”, BMI (body mass index)= 32,6 kg/m2
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 5, Psikomotor: 6, Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 88x/menit, Suhu = (-) , TD = berbaring (154/96
mmHg) & duduk (140/90 mmHg), RR = 20x/menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :Lensa mata jernih, pupil simetris &refleks pupil (+), fundi jernih, retinopathy (-), thyroid tidak teraba.
b. Dada : Paru
Auskultasi jernih Jantung
Ritme dan kecepatan denyut jantung teratur, tidak ada murmur dan gallopsc. Payudara dan ketiak :
Payudara simtris, warna aerola lebih gelap dari warna area sekitarnya, tidak ada pembesaran kelenjar keringat.
d. Abdomen :Tidak ada pembengkakkan hepar, ginjal &limpa, tidak teraba benjolan, bising usus positif, tidak ada nyeri tekan.
e. Genetalia :Tidak terkaji.
f. Integumen :Warna kulit putih, lesi (-), turgor kulit kembali lambat.
g. Ekstremitas : Atas
Ektremitas atas simetris, lesi (-), CRT (cappilary refill time) : > 3 detik.
Bawah Ektremitas bawah simetris, lesi (-), tidak ada bising abnormal pada nadi femoral, popliteal, dan dorsalis pedis (2+ bilateral).
h. Neurologis :
7
Status mental dan emosi :Mental dan emosi pasien stabil.
Pengkajian saraf kranial :Tidak terkaji.
Pemeriksaan refleks :Berkurangnya sensitivitas getaran pada telapak kaki, refleks pergelangan kaki (-), hanya merasakan rangsang pada bagian atas pergelangan kaki.
b. Pemeriksaan Penunjang1. Data laboratorium yang berhubunga
Kadar glukosa puasa: 178 mg/dL (meningkat) normal: 65-109 mg/dL Trigliserida: 177 mg/dL (meningkat) normal: < 150 mg/dL A1C: 8,1% (meningkat), normal: 4-6% Urin mikroalbumin: 45mg (meningkat), normal: < 35 mg
8
5. ANALISA DATA A. Tabel Analisa Data
DATA Interpretasi
(Sesuai dengan patofisiologi)
MASALAH
1. DS :
Dokter keluarga pasien mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan berat badan pada pasien disertai kontrol diabetes yang tidak optimal.
Pasien mengatakan berat badannya terus meningkat.
Pasien mengatakan telah mencoba untuk menurunkan berat badan dan lebih banyak berolahraga hingga lebih dari 6 bulan namun tanpa mendatangkan hasil yang baik
Riwayat diet pasien yaitu asupan karbohidrat yang berlebihan pada konsumsi roti dan pasta.
Pasien mengatakan makan malam normal terdiri dari 2 mangkok pasta dengan saus buatan di rumah dan tiga hingga empat buah roti Italia. Dalam sehari pasien sering makan satu hingga dua potong roti dengan mentega dan minyak zaitun.
DO :
BB= 178 pon, TB= 5’2”. BMI (body mass index)= 32,6
kg/m2
Glukosa lolos ke dalam urin
Keseimbangan kalori (-) & BB berkurang
Timbul polifagia
Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi
9
2. DS :
Pasien mengatakan bahwa ia adalah seorang pensiunan dengan riwayat diabetes tipe 2 selama 5 tahun, meskipun ia didiagnosis pada tahun 2007, ia memiliki gejala yang menunjukkan hiperglikemia selama 2 tahun sebelum diagnosis. Catatan gula darah puasa menunjukkan nilai 118-127 mg / dl, yang menggambarkan indikasi garis batas diabetes.
Pasien mengeluh kesemutan pada kaki.
Pasien mengatakan ia minum atorvastatin (Lipitor) dengan dosis 10mg setiap hari untuk hiperkolesterolemia.
Istrinya sudah memberikannya daging panggang biasa, namun ia merasakan bahwa daging panggang tersebut hambar.
Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan minum alkohol (anggur merah) setiap makan malam.
DO :
TD = berbaring (154/96 mmHg) & duduk (140/90 mmHg).
Berdasarkan catatan kesehatan pasien: Tekanan darahnya telah diukur pada 150/70, 148/92, dan 166/88 mmHg pada kesempatan terpisah
Hiperglikemia
Hemokonsentrasi
Mudah terbentuk trombosis
Aterosklerosis
Gangguan pada pembuluh darah di ekstremitas
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
10
selama satu tahun terakhir. CRT (cappilary refill time) : >
3 detik. Kadar glukosa puasa: 178
mg/dL (meningkat) normal: 65-109 mg/dL
Trigliserida: 177 mg/dL (meningkat) normal: < 150 mg/dL
A1C: 8,1% (meningkat), normal: 4-6%
Urin mikroalbumin: 45mg (meningkat), normal: < 35 mg
Berkurangnya sensitivitas getaran pada telapak kaki, refleks pergelangan kaki (-), hanya merasakan rangsang pada bagian atas pergelangan kaki. ( Neuropati Perifer )
3. DS :
Pasien mengatakan tidak pernah memeriksakan diri maupun berkonsultasi pada ahli gizi dan tidak melaksanakan pengontrolan gula darah mandiri (SMBG).
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan senam kaki sebagai bagian dari perawatan primer dan ia juga tidak melaksanakan perawatan kaki untuk tindakan pencegahan.
Pasien mengatakan memiliki pengetahuan yang terbatas tentang manajemen perawatan diri diabetes, menyatakan bahwa ia tidak mengerti mengapa ia memiliki penyakit diabetes karena ia tidak pernah
Kurang pendidikan
Kurang terpajan informasi ttg penyakit, prognosis, dan pengobatan
Defisiensi pengetahuan
Defisiensi pengetahuan
11
makan gula, dan mengatakan bahwa ia memiliki informasi yang sedikit untuk membantunya mencapai penurunan berat badan.
DO:
Pasien bertanya-tanya mengenai penyakitnya dan bagaimana cara mengotrol dietnya.
B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas
N
O
TANGGAL /
JAM
DITEMUKAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL
TERATASI
Ttd
1.
2.
3.
24 November
2012
24 November
2012
24 November
2012
Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan asupan berlebihan
dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolic.
Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan diabetes mellitus.
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurang pajanan
Rn.
Rn.
Rn.
12
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Hari/
Tgl
No
Dx
Rencana Perawatan Ttd
Tujuan dan Kriteria
HasilIntervensi Rasional
Sabtu,
24/11/
2012
1 Tujuan: Setelah
diberikan asuhan
keperawatan selama
3x24jam diharapkan
berat badan dapat
mencapai rentang berat
badan ideal.
Kriteria hasil:
a. Pasien
mengungkapkan perlu
mempertahankan atau
menstabilkan berat
badan sebesar 2,5
sampai 4,5 kg dari
target berat badan.
b. Pasien
merencanakan untuk
memantau berat badan
dan mempertahankan
target berat badan.
c. Pasien
mengungkapkan
perasaannya berkaitan
dengan program diet
dan berat badan saat ini.
d. Pasien
mengidentifikasi isyarat
1. Timbang
berat badan pasien
setiap minggu
sesuai anjuran.
2. Lakukan
kerja sama dengan
pasien untuk
menentukan suatu
target berat badan
yang realistis.
Ajarkan pasien
tentang bagaimana
mencatat berat
badan.
3. Ajarkan
pasien untuk
membuat catatan
harian makanan.
4. Pantau
asupan dan
haluaran cairan
pasien dan kaji
1. Memantau
keefektifan diet.
2. Keterlibatan
dalam perencanaan
asuhan keperawatan
dapat meningkatkan
kepatuhan.
3. Tindakan ini
membantu pasien
menghadapi asupan yang
actual, mengatasi
penyangkalan, dan
mencapai suatu tinjauan
yang objektif tentang
kebiasaan makannya.
4. Retensi cairan
dapat meningkatkan
berat badan.
13
internal dan eksternal
yang mengarah pada
peningkatan konsumsi
makanan.
e. Pasien
merencanakan menu –
menu yang tepat untuk
diet yang dianjurkan.
f. Pasien mengikuti
diet yang dianjurkan.
g. Pasien
berpartisipasi dalam
program latihan yang
dipilih setiap minggu.
adanya edema.
5. Beri
dorongan kepada
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan tentang
pembatasan diet.
6. Bantu
pasien
mengidentifikasi
emosi yang
berhubungan
dengan makanan
dan situasi yang
memicu episode
makan.
7. Tentukan
makanan
kesukaan pasien.
8. Anjurkan
mengonsumsi
makanan –
makanan yang
mengandung
rendah kalori dan
lemak dan tinggi
kompleks
karbohidrat dan
5. Mengkaji
persepsinya tentang
masalah
6. Pemeliharaan
berat badan yang
permanen menuntut
suatu pemahaman
tentang factor risiko
yang berpengaruh
terhadap penambahan
berat badan.
7. Mengevaluasi
kebiasaan makannya dan
memasukkan makanan
kesukaannya ke dalam
diet.
8. Langkah ini akan
membantu pasien
merencanakan makan
yang bergizi dan
seimbang.
14
serat. Biarkan
pasien bertemu
dengan ahli gizi
untuk
mendiskusikan
rencana makan.
9. Rujuk
pasien pada
sumber-sumber
yang tepat untuk
modifikasi
perilaku dan terapi
kognitif.
10. Berikan
dukungan
emosional dan
umpan balik
positif kepada
pasien untuk
mematuhi diet
yang dianjurkan.
11. Rekomend
asikan bahwa
pasien
mengeksplorasi
kelompok terapi
diet, seperti
Weight Watchers
atau Overeaters
Anonymous.
12. Diskusika
n pentingnya
memasukkan
9. Mencegah
kekambuhan ke perilaku
makan beresiko tinggi.
10. Tindakan ini
akan menumbuhkan
kepatuhan dan
membantu meyakinkan
kepatuhan terhadap
program.
11. Memberikan
sumber-sumber
dukungan tambahan.
12. Di samping
membakar kalori, latihan
menjadi suatu alternative
makan sbagai suatu
penghilang stress dan
15
latihan ke dalam
gaya hidup pasien.
Bantu pasien
memilih suatu
program aktivitas
yang bervariasi
(berenang,
berjalan,
kebugaran,
bersepeda) yang
sesuai usia dan
kondisi fisik.
menumbuhkan suatu
rasa kepatuhan.
Sabtu,
24/11/
2012
2 Tujuan: Setelah
diberikan asuhan
keperawatan selama
3x24jam diharapkan
terjadi peningkatan
aliran darah arteri ke
jaringan perifer.
Kriteria hasil:
a. Pasien
mengungkapkan
perasaan nyaman atau
tidak merasa nyeri saat
istirahat.
b. Aritmia dapat
dihindari.
c. Nadi perifer ada
dan kuat.
d. Warna dan suhu
kulit tidak berubah.
e. Kaki tetap bersih
dan terbebas dari
1. Tinggikan bagian
kepala tempat
tidur pasien 30
derajat atau
posisikan bagian
kepala tempat
tidur pada tingkat
6 sampai 8 blok.
2. Ubah posisi pasien
setiap 2 jam
sekali.
Berikan analgesic
yang
diprogramkan dan
pantau
keefektifannya.
3. Pantau tanda-tanda
vital dan irama
jantung pasien
setiap 4 jam.
4. Laporkan bila nadi
1. Meningkatkan
sirkulasi pada
ekstremitas bawah
pasien.
2. Mengurangi risiko
kerusakan kulit.
3. Membantu mengurangi
nyeri iskemik yang
dialami pasien.
4. Pencatatan keefektifan
16
tekanan.
f. Pasien melakukan
latihan Buerger-Allen.
g. Pasien mengalami
penurunan berat badan
… kg/minggu.
h. Pasien
mendemonstrasikan
kemampuan untuk
melakukan
keterampilan yang
diperlukan dalam
regimen perawatan
yang diprogramkan.
i. Pasien
mengidentifikasi factor
risiko yang
memperburuk masalah.
j. Pasien
mempertahankan
perfusi jaringan dan
oksigenasi sel.
k. Kebutuhan
metabolic pasien
berkurang.
cepat dan tidak
teratur.
5. Cek frekuensi nadi
perifer pasien
setiap 4 jam.
6. Dokementasikan
ada atau tidaknya
nadi dan intensitas
masing-masing.
Gunakan detector
aliran darah
ultrasonic bila
tersedia.
7. Kaji warna, suhu,
dan tekstur kulit
pasien minimal
setiap 4 jam.
Perhatikan, catat,
dan laporkan bila
muncul bercak
atau daerah
kehitaman dan
kebiruan pada
kulit.
8. Hindari pemberian
kompres panas
langsung pada
analgesic berguna untuk
memberikan analgesic
selanjutnya.
5. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan
curah jantung, yang
mengakibatkan
penurunan perfusi
jaringan.
6. Denyut nadi perifer yang
dapat dipalpasi dan kuat
mengindikasikan aliran
arteri yang baik.
Dokumentasi
menyatakan perubahan
dari satu pengkajian ke
pengkajian selanjutnya.
7. Penurunan perfusi
mengakibatkan bercak,
kulit juga menjadi lebih
dingin dan tekstur kulit
berubah.
8. Tindakan ini
mengakibatkan reflex
17
ekstemitas pasien.
Panas dapat
diberikan di
abdomen
9. Gunakan selimut
katun tipis untuk
menutupi tungkai
pasien.
10. Gunakan
penyangga bila
pasien mengalami
ulserasi atau
gangren.
11. Ajarkan
pasien untuk
melakukan latihan
Buerger-Allen dua
kali sehari,
tinggikan
ekstremitas yang
sakit lebih tinggi
dari jantung; tahan
selama 2 menit.
dilatasi pada arteri
ekstremitas bawah.
Pemanasan langsung
pada ekstremitas pasien
mengakibatkan
peningkatan metabolism
jaringan; jika arteri tidak
berdilatasi secara
normal, perfusi jaringan
menurun dan dapat
menyebabkan iskemia.
9. Tindakan ini mengisolasi
dari dingin tetapi tidak
menekan ekstremitas.
10. Tindakan ini
membantu mencegah
sprei dan selimut berat
menempel pada
ekstremitas yang
mengalami ulserasi atau
gangren.
11. Latihan tersebut
membantu sirkulasi
kolateral pada tungkai
pasien.
18
12. Turunkan
ektremitas pada
posisi tergantung,
dan tahan selama
3 menit.
13. Anjurkan
untuk melakukan
ambulasi pada
tingkat yang dapat
ditoleransi pasien.
Berikan diet
rendah lemak
jenuh dan
kolesterol, sesuai
program.
14. Kurangi
asupan kalori
pasien, sesuai
program.
15. Konsultasi
dengan ahli gizi
Ajarkan teknik
relaksasi pada
pasien.
12. Ambulasi dapat
meningkatkan sirkulasi
pada ekstremitas.
13. Diet ini
mengurangi risiko
aterosklerosis, yang
selanjutnya akan
menurunkan sirkulasi
dan perfusi jaringan.
14. Pengurangan
asupan kalori
mendukung penurunan
berat badan, berat badan
berlebihan dapat
menekan jantung dan
menurunkan sirkulasi.
15. Membantu
pasien dalam
memodifikasi pola dan
kebiasaan makannya.
Relaksasi membantu
membantu meningkatkan
vasodilatasi dan
membantu mencegah
19
16. Berikan
pendidikan pasien
tentang :
a. Perawatan
kaki
b. Pentingnya
latihan fisik
c. Perlunya diet
rendah kolesterol
dan rendah kalori
d. Perlunya
menghindari baju
yang sempit,
menyilangkan
tungkai, dan
menggantung
tungkai
e. Perlunya
menghindari
vasokonstriktor
(dingin, stress,
merokok)
f. Tindakan
kewaspadaan
untuk mencegah
cedera
vasokonstriksi akibat
ansietas.
16. Tindakan
tersebut memungkinkan
pasien dan anggota
keluarga atau pasangan
berpartisipasi aktif
dalam perawatan dan
memungkinkan pasien
untuk membuat lebih
banyak lagi keputusan
berdasarkan informasi
tentang status kesehatan.
Sabtu,
24/11/
2012
3 Tujuan: Setelah
diberikan asuhan
keperawatan selama 1 x
60 menit diharapkan
kebutuhan informasi
1. Ciptakan
lingkungan saling
percaya dengan
mendengarkan
penuh perhatian
dan selalu ada
1. Menanggapi dan
memperhatikan perlu
diciptakan sebelum klien
bersedia mengambil
bagian dalam proses
20
klien terpenuhi.
Kriteria hasil:
a. Klien dan
keluarga
mengungkapkan
pemahaman tentang
penyakit.
b. Klien dan
keluarga dapat
mengidentifikasi
hubungan tanda/gejala
dengan proses penyakit
dan menghubungkan
gejala dengan faktor
penyebab.
c. Dengan benar
melakukan proseur
yang perlu dan
menjelaskan rasional
tindakan.
d. Klien dapat
melakukan perubahan
gaya hidup dan
berpartisipasi dalam
program pengobatan.
untuk klien.
2. Bekerja dengan
klien dalam
menata tujuan
belajar yang
diharapkan
3. Diskusikan tentang
kadar glukosa
normal dan
bandingkan
dengan kadar
glukosa darah
klien, tipe DM
yang dialami,
hubungan antara
kekurangan insulin
dengan gula darah
yang tinggi
4. Terangkan
komplikasi
penyakit akut dan
kronis.
5. Demonstrasikan
cara pemeriksaan
gula darah dengan
menggunakan
finger stick dan
beri kesempatan
klien
mendemonstrasika
n.
belajar.
2. Partisipasi dalam
perencanaan
meningkatkan antusias
dan kerja sama dengan
prinsip yang dipelajari
3. Memberikan
pengetahuan dasar
dimana klien dapat
membuat pertimbangan
dalam memilih gaya
hidup.
4. Kesadaran tentang apa
yang dapat terjadi
membuat klien untuk
lebih konsisten terhadap
perawatannya dan
mengurangi komplikasi.
5. Melakukan pemeriksaan
gula darah 4 kali atau
lebih dalam sehari,
meningkatkan kontrol
kadar gula darah dengan
lebih ketat, dan
mencegah
perkembangan
komplikasi jangka
panjang.
6. Kesadaran pentingnya
21
6. Diskusikan tentang
rencana diet,
penggunaan
makanan tinggi
serat, dan pola
makan.
7. Tinjau ulang
program
pengobatan.
8. Tinjau kembali
pemberian insulin
oleh klien sendiri
dan perawatan
terhadap peralatan
yang digunakan.
Berikan
kesempatan
kepada klien untuk
mendemonstrasika
n prosedur
tersebut.
9. Tekankan
pentingnya
mempertahankan
pemeriksaan gula
darah setiap hari,
waktu, dan dosisi
obat, diet,
aktivitas,
kontrol diet membantu
klien dalam
merencanakan program.
Serat dapat
memperlambat absorbsi
gula yang akan
menurunkan kadar gula
dalam darah.
7. Pemahaman semua
aspek yang digunakan
dalam pengobatan klien.
8. Mengidentifikasi
pemahaman dan
kebenaran dari prosedur
atau masalah potensial
yang dapat terjadi.
9. Membantu dalam
menciptakan gambaran
yang nyata dari keadaan
klien untuk melakukan
kontrol penyakitnya
dengan lebih baik dan
meningkatkan perawatan
diri/kemandiriannya.
22
perasaan/sensasi.
Case Study
A.B. is a retired 69-year-old man with a 5-year history of type 2 diabetes. Although he
was diagnosed in 1997, he had symptoms indicating hyperglycemia for 2 years before
diagnosis. He had fasting blood glucose records indicating values of 118–127 mg/dl, which
were described to him as indicative of “borderline diabetes.” He also remembered past
episodes of nocturia associated with large pasta meals and Italian pastries. At the time of
initial diagnosis, he was advised to lose weight (“at least 10 lb.”), but no further action was
taken.
Referred by his family physician to the diabetes specialty clinic, A.B. presents with
recent weight gain, suboptimal diabetes control, and foot pain. He has been trying to lose
weight and increase his exercise for the past 6 months without success. He had been started
on glyburide (Diabeta), 2.5 mg every morning, but had stopped taking it because of dizziness,
often accompanied by sweating and a feeling of mild agitation, in the late afternoon.
A.B. also takes atorvastatin (Lipitor), 10 mg daily, for hypercholesterolemia (elevated
LDL cholesterol, low HDL cholesterol, and elevated triglycerides). He has tolerated this
medication and adheres to the daily schedule. During the past 6 months, he has also taken
chromium picolinate, gymnema sylvestre, and a “pancreas elixir” in an attempt to improve
his diabetes control. He stopped these supplements when he did not see any positive results.
He does not test his blood glucose levels at home and expresses doubt that this
procedure would help him improve his diabetes control. “What would knowing the numbers
do for me?,” he asks. “The doctor already knows the sugars are high.”
A.B. states that he has “never been sick a day in my life.” He recently sold his
business and has become very active in a variety of volunteer organizations. He lives with his
wife of 48 years and has two married children. Although both his mother and father had type
2 diabetes, A.B. has limited knowledge regarding diabetes self-care management and states
23
that he does not understand why he has diabetes since he never eats sugar. In the past, his
wife has encouraged him to treat his diabetes with herbal remedies and weight-loss
supplements, and she frequently scans the Internet for the latest diabetes remedies.
During the past year, A.B. has gained 22 lb. Since retiring, he has been more
physically active, playing golf once a week and gardening, but he has been unable to lose
more than 2–3 lb. He has never seen a dietitian and has not been instructed in self-monitoring
of blood glucose (SMBG).
A.B.’s diet history reveals excessive carbohydrate intake in the form of bread and
pasta. His normal dinners consist of 2 cups of cooked pasta with homemade sauce and three
to four slices of Italian bread. During the day, he often has “a slice or two” of bread with
butter or olive oil. He also eats eight to ten pieces of fresh fruit per day at meals and as
snacks. He prefers chicken and fish, but it is usually served with a tomato or cream sauce
accompanied by pasta. His wife has offered to make him plain grilled meats, but he finds
them “tasteless.” He drinks 8 oz. of red wine with dinner each evening. He stopped smoking
more than 10 years ago, he reports, “when the cost of cigarettes topped a buck-fifty.”
The medical documents that A.B. brings to this appointment indicate that his
hemoglobin A1c (A1C) has never been <8%. His blood pressure has been measured at 150/70,
148/92, and 166/88 mmHg on separate occasions during the past year at the local senior
center screening clinic. Although he was told that his blood pressure was “up a little,” he was
not aware of the need to keep his blood pressure ≤130/80 mmHg for both cardiovascular and
renal health.11
A.B. has never had a foot exam as part of his primary care exams, nor has he been
instructed in preventive foot care. However, his medical records also indicate that he has had
no surgeries or hospitalizations, his immunizations are up to date, and, in general, he has been
remarkably healthy for many years.
Physical Exam
A physical examination reveals the following:
Weight: 178 lb; height: 5′2″; body mass index (BMI): 32.6 kg/m2
Fasting capillary glucose: 166 mg/dl
Blood pressure: lying, right arm 154/96 mmHg; sitting, right arm 140/90 mmHg
Pulse: 88 bpm; respirations 20 per minute
Eyes: corrective lenses, pupils equal and reactive to light and accommodation, Fundi-
clear, no arteriolovenous nicking, no retinopathy
Thyroid: nonpalpable
24
Lungs: clear to auscultation
Heart: Rate and rhythm regular, no murmurs or gallops
Vascular assessment: no carotid bruits; femoral, popliteal, and dorsalis pedis pulses
2+ bilaterally
Neurological assessment: diminished vibratory sense to the forefoot, absent ankle
reflexes, monofilament (5.07 Semmes-Weinstein) felt only above the ankle
Lab Results
Results of laboratory tests (drawn 5 days before the office visit) are as follows:
Glucose (fasting): 178 mg/dl (normal range: 65–109 mg/dl)
Creatinine: 1.0 mg/dl (normal range: 0.5–1.4 mg/dl)
Blood urea nitrogen: 18 mg/dl (normal range: 7–30 mg/dl)
Sodium: 141 mg/dl (normal range: 135–146 mg/dl)
Potassium: 4.3 mg/dl (normal range: 3.5–5.3 mg/dl)
Lipid panel
• Total cholesterol: 162 mg/dl (normal: <200 mg/dl)
• HDL cholesterol: 43 mg/dl (normal: ≥40 mg/dl)
• LDL cholesterol (calculated): 84 mg/dl (normal: <100 mg/dl)
• Triglycerides: 177 mg/dl (normal: <150 mg/dl)
• Cholesterol-to-HDL ratio: 3.8 (normal: <5.0)
AST: 14 IU/l (normal: 0–40 IU/l)
ALT: 19 IU/l (normal: 5–40 IU/l)
Alkaline phosphotase: 56 IU/l (normal: 35–125 IU/l)
A1C: 8.1% (normal: 4–6%)
Urine microalbumin: 45 mg (normal: <30 mg)
Assessment
Based on A.B.’s medical history, records, physical exam, and lab results, he is assessed as
follows:
Uncontrolled type 2 diabetes (A1C >7%)
Obesity (BMI 32.4 kg/m2)
Hyperlipidemia (controlled with atorvastatin)
Peripheral neuropathy (distal and symmetrical by exam)
Hypertension (by previous chart data and exam)
Elevated urine microalbumin level
Self-care management/lifestyle deficits
25
• Limited exercise
• High carbohydrate intake
• No SMBG program
Poor understanding of diabetes
26