kasman askeb komonitas

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang

Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan nasioal, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.

Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe methorhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : 1. Pelayanan keluarga berencana 2. Asuhan antenatal 3. Persalinan bersih dan aman 4. Pelayanan obsetrik neonatal 5. Pelayanan kesehatan dasar 6. Pelayanan kesehatan primer dengan pemberdayaan wanita Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana masalah kesehatan dapat timbul, berupa masalah KIA/KB, KELING.

Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. S pada RT. 01 RW. 02 Desa Kemanggungan Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak pada keluarga. b. Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan maasalah d. Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta menanamkan perilaku hidup sehatC. Metode

Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik yang menggunakan metode wawancara dan pendataan.D. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan ini terdiri dari 5 Bab, adapun sistematika penulisan dari masingmasing Bab, sebagai berikut : 1. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan C. Metode D. Sistematika Penulisan 2. BAB II : LANDASAN TEORI A. Konsep Komunitas B. Konsep Keluarga C. Masalah Utama 3. BAB III : TINJUAN KASUS A. Pengkajian

B. Intervensi 4. BAB IV : PEMBAHASAN 5. BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB II LANDASAN TEORIA. Konsep Kebidanan Komunitas

Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata Bidan yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996). Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas. Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya. Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi. Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.B. Manajemen Kebidanan Komunitas

Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996). 1. Identifikasi masalah Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. Untuk itu bidan melakukan pengumpulan data dilaksanakan sccara langsung ke masyarakat (data subyektif) dan data tidak langsung ke masyarkaat (data obyektif) a. Data Subyektif Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dai masyarakat. Pengumpulan data subyektif dilakukan melalui wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan masalah kesehatan masyarakat dilakukan wawancara terhadap individu atau kelompok yang mewakili masyarakat. b. Data Obyektif Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan. Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data obyektif ini ialah pengumpulan data atau catatan tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan. 2. Analisa dan perumusan masalah Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komuniti. Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang : a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum). b. Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita c. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya

d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial. 3. Diagnosa potensial Diagnosa yang mungkin terjadi 4. Antisipasi penanganan segera Penanganan segera masalah yang timbul 5. Rencana (intervensi) Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi. 6. Tindakan (implementasi) Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 7. Evaluasi Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.C. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian keluarga Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. (Depkes. RI. 1998 dan Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989). 2. Struktur keluarga a. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara, seadarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e. Keluarga kawinan Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 3. Ciri-ciri struktur keluarga a. Terorganisasi b. Ada keterbatasan c. Ada perbedaan dan kekhususan 4. Ciri-ciri keluarga a. Diikat dalam suatu tali perkawinan b. Ada hubungan darah c. Ada ikatan batin d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya e. Ada pengambilan keputusan f. Kerjasama diantara anggota keluarga g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga h. Tinggal dalam satu rumah 5. Ciri-ciri keluarga Indonesia a. Suami sebagai pengambil keputusan

b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh c. Berbentuk monogram d. Bertanggung jawab e. Pengambil keputusan f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa g. Ikatan kekeluargaan sangat erat h. Mempunyai semangat gotong royong 6. Tipe/bentuk keluarga a. Keluarga inti (nuclear family) Adalah keluarga terdiri dari satu ayah, ibu dan anak-anak. b. Keluarga besar (exended family) Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. c. Keluarga berantai (sereal family) Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga duda/ janda (single family) Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi (composite) Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami yang hidup secara bersama. f. Keluarga kabitas (cahabitation) Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.

7. Perawatan kesehatan keluarga Adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran. D. Masalah Utama (Diare) 1. Pengertian a. Diare adalah bentuk kotoran anak yang semula padat berubah menjadi lembek atau cair dan buang air besar 3 kali atau lebih 24 jam (Buku KIA) b. Diare adalah buang air besar (DEFEKASI) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 200 ml/ jam tinja dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi defkasi yang meningkat (Kapita Selecta Kedokteran Jilid 1 : 501) c. Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO, 1980) 2. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala anak mederita penyakit diare adalah a. Buang air besar encer atau cair 3 kali atau lebih dalam 24 jam b. Tidak ada darah dalam BAB 3. Cara Pencegahan dan Penanganan Diare a. Cara Pencegahan Diare 1) Pemberian hanya ASI saja pada bayi sampai usia 4 6 bulan 2) Mencuci tangan dengan sabun setelah berak dan sebelum memberi makan anak 3) Menggunakan jamban dan menjaga kebersihannya 4) Pembuangan tinja anak ditempat yang benar 5) Makanan dan minuman menggunakan air matang b. Cara Penanganan Diare 1) Perbanyak pemberian minuman misalnya ASI, air matang, air syur, oralit

Cara pemberian oralit dan takarannya Masukkan 1 bungkus oralit kedalam 1 gelas air (200 cc) yang sudah dimasuk atau air minum dan aduk sampai rata 2) ASI tetap diberikanterutamapada bayi untuk anak yang tidak menetek. Pemberian makanan lunak tetap diteruskan 3) Segera dibawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau bila ada tanda-tanda : a} Buang air besar encer berkali-kali b} Muntah berulang-ulang c} Rasa haus yang nyata d} Demam e} Makan / minum sedikit f} Darah dalam tinja

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. STanggal : 15 Februari 2008 Waktu : 16.00 WIB Tempat : Rumah Tn. S I. Pengkajian A. Data Umum 1. Identitas Kepala Keluarga Nama : Tn. S Umur : 33 tahun Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP Pekerjaan : Wiraswasta Status perkawinan : Kawin Alamat : RT. 01 RW. 02 Desa Kemanggungan Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal 2. Susunan KeluargaNama Herlina Syahril Aji Nur Ismail Umur 25 th 5 th 1 th L/P P L L Status Istri Anak Anak Penddkn SMA TK Pekerjaan IRT Agama Islam Islam Islam Keadaan Sehat Sehat Diare

Genogram

makalah askeb komunitas makalah STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS KELOMPOK 4 Tasliyah noor ningtiyas Rismawati Mardiani Hilda silviana Ita Susvita Sari Aspirawati UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN PRODI KEBIDANAN 2009

Kata Pengantar Puji Syurur senantiasa kami kirimkan ke hadirat Allah SWT,yang telah memberikan kami kesehatan ,kesempatan,dan kemauan hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini .Sholawat dan taslim tak lupa pula kami kirimkan ke junjungan Nabi besar Muhammad SAW.Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah,hingga kita dapat menikmati indahnya Dinul Islam . Kami mengucapkan bayak terima kasih pada semua pihak yang telah turut membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan .Terlepas dari itu semua ,kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .Karena itu segala kritikdan saran yang mendukung guna makalah ini menjadi lebih baik ,sangat kami harapkan. Akhir kata ,mohon maaf bila ada kata kata dalam makalah ini yang menynggung perasaan dosen maupun kawan kawan.Karena kami tidak lepas dari kesalahan Makassar ,20 Febuari 2010 Penyusun

Daftar isi Halaman awal...................................................................................................i Kata pengantar...................................................................................................ii Daftar isi...........................................................................................................iii Bab I Pendahuluan...............................................................................................1

Abstrak....................................................................................................1 Bab II Kajian Pustaka..........................................................................................2 A.Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat.................................2 B.Pelayanan Yang Berorientasi Pada kebutuhan Masyarakat........................9 C.Menggunakan Atau Memanfaatkan Fasilitas Dan Potensi Yang Ada di Masyarakat..............................................................................................17 Bab III Penutup..................................................................................................19 Daftar Pustaka....................................................................................................20

BAB I PENDAHULUAN Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat di wilayah tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada di dalam keluarga dan masyarakat .Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi ,politik,sosial,budaya,dan lingkungan sekitarnya Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu memahami masyarakat yang di layaninya ,baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang di tempuh .Pendekata yang akan digunakan oleh bidan harus memperhatikan strategi pelayanan kebidanan ,tugas dan tanggung jawab bidan serta aspekperlindungan hukum bagi bidan di komunitas .Karena itu,dalam makalah ini akan di paparkan mengenai strategi pelayanan kebidanan komunitas yang terdiri atas tiga yaitu : Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat, Pelayanan Yang Berorentasi Pada Kebutuhan Masyarakat,dan Menggunakan/Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi Yang Ada di Masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan

kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki. 1. Definisi a. Secara umum Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat. b. Secara khusus Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan pokok penekanan pada hal hal berikut: - Pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah - Pengembangan provider merupakan bagian dari proses perkembangn masyarakat secara keseluruhan. 2. Tujuan pendekatan edukatif a. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah kebidanan komunitas. b. Mengembangkan kemampuan masyarakatuntuk dapat memecahkan masalah nya sendiri secara swadaya dan gotong royong Provider adalah sektor yang bertanggung jawab scara teknis terhadap program program yang dikembangkan dalam pengembangan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong. 3. Strategi dasar pendekatan edukatif a. Mengembangkan provider Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan. Langkah-langkah pengembangan provider 1) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat. Dimulai dari pemuka/pejabat tingkat pusat kemudian ke bawah. Tujuan terutama untuk memperoleh suatu dukungan secara politis, diharapkan terjelma dalam bentuk kebijaksanaan nasional maupun regional. Pendekatan pada tokoh masyarakat dapat berupa: Nonformal untuk penjagaan lahan. Formal dengan surat resmi Tatap muka antara provider dan tokoh masyarakat Kunjungan rumah untuk menjelaskann maksud dan tujuan pengumpulan data Pertemuan antara provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu kebijakan altenatif pemecahan masalah dalam rangka perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacara agama ,perkawinan ,kematian dsb. 2) Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa. Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Bentuk kegiatan Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat administrasi antara lain:

a. Lokakarya b. Seminar c. Pertemuan Pendekatan tingkat desa ,bermaksud agar pemuka desa; - Mengerti apa yang dimaksud dengan pendekatan edukatif - Mendukung pendekatan ini serta bersepakat akan mensukseskannya Di bidang kesehatan pendekatan tingkat desa ini tidak hanya dilakukan oleh puskesmas sendiri, melainkan bersama-sama dengan sektor-sektor lain di tingkat kecamatan dipimpin oleh Pak Camat dan Kepala Puskesmas. Pendekatan ini dapat berupa : - Pertemuan tersendiri khusus membicarakan pendekatan edukatif - Disiplin dalam acara pertemuan desa yang rulin misalnya dalam rembuk desa. Yang diharapkan dalam tingkat desa adalah : - Kepala desa dan jajarannya - Pengurus LKMD - Pemuka-pemuka masyarakat. 3) Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa Pengumpulan data ini merupakan pengenalan stuasi dan masalah menurut kecamatan petugas / provider. Macam-macam data yang dikumpulkan : - Data umum,data teknis sesuai dengan kepentingan masing masing sektor yaitu data tentang keadaaan daerah, penduduk, pemuka masyarakat setempat. - Data khusus,sesuai hasil pengamatan/data orang lain.yaitu data masing-masing sektor misalnya data pertanian untuk sektor pertanian, data kesehatan untuk sektor kesehatan, dan lain-lain. - Data perilaku sesuai dengan masalah yang ada. b.Pengembangan masyarakat Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Pengembangan masyarakat perludilakukan baik Sumber Daya Alam/potensi desadan Sumber Daya Manusia/kader kesehatan Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merecanakan alternatif, melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, survei mawas diri, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan Metode Pendekatan Edukatif dalam mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan serta Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat (PPM). Peningkatan Peran Serta Masyarakat (PPSM) Defenisi Peran Serta Masyarakat (PSM) adalah Proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta : a). Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga dan masyarakat. b). Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat. c). Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan

kebersamaan. Tujuan: Tujuan umum Untuk meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat di bidang kesehatan. Tujuan Khusus a). Meningkatkan kemampuan pemimpin / pemuka masyarakat dalam menggerakkan upaya kesehatan. b). Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam menyelenggarakan upaya kesehatan c). Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana / sarana masyarakat untuk kesehatan. Bentuk PPSM: 1. Ikut dalam menelaah situasi masalah 2. Ikut terlibat dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, termasuk penentuan prioritas. 3. Menjalankan kebiasaan hidup sehat dan atau berperan serta secara aktif dalam mengembangkan ketenagaan, dana dan sarana. Sasaran PPSM: 1. Tokoh Masyarakat ( To-Ga ) 2. Organisasi Masyarakat dan Organisasi Profesi 3. Keluarga dan Dasa Wisma 4. Kelompok Masyarakat dengan Kebutuhan Khusus 5. Masyarakat Umum di Desa, Kota dan Pemukiman Khusus. Faktor faktor yang empengaruhi PPSM: 1. Faktor Masyarakat pada Umumnya : a. Manfaat kegiatan yang dilakukan b. Adanya kesempatan berperan serta c. Keterampilan tertentu yang dapat disumbangkan d. Rasa memiliki 2. Faktor Tokoh Masyarakat dan Pimpinan Kader 3. Faktor Petugas 4. Faktor Cara Kerja yang Digunakan 5. Faktor lain : a. Perilaku Individu : sikap, mental & kebutuhan individu. b. Perilaku Masyarakat : Keadaan ekonomi, politik, sosbud, pendidikan, agama. Tolak ukur keberhasilan PPSM: 1. Meningkatnya kemampuan kepemimpinan masyarakat 2. Meningkatnya pengorganisasian kesehatan oleh masyarakat 3. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam mengelola dana untuk kesehatan 4. Meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap program kesehatan.

Teknik Penggerak PPSM: 1. Menggunakan Ancaman 2. Pemberian Imbalan 3. Menimbulkan Kesadaran 4. Teknik Kombinasi Tingkat PPSM: 1. PSM karena Imbalan 2. PSM karena Paksaan / Perintah 3. PSM karena Identifikasi 4. PSM karena Tuntutan Hak Asasi & Tanggung Jawab 5. PSM yang Disertai Kreasi dan daya Cipta. Arti penting PPSM: 1. Dalam Pembangunan Kesehatan : a. Merupakan unsur mutlak dalam pembinaan kesehatan b. Kemampuan hidup sehat hanya dapat dicapai melalui peran individu atau masyarakat c. Kemandirian masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan sebagai kunci keberhasilan pembinaan kesehatan. 2. Dapat Dikaji dari Tercantumnya dalam Dokumen Resmi, seperti : a. GBHN 1993 b. UU No. 23 Tahun 1992 c. SKN. Langkah pembinaan PPSM: 1. Pertemuan / Pendekatan Tingkat Desa 2. Survey Mawas Diri ( Community Self Survey / CSS ) 3. Musyawarah Masyarakat Desa 4. Pelatihan Kader 5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat 6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan 7. Pengenalan Sosio Budaya Masyarakat Setempat B.Pelayanan Yang Berorentasi Pada Kebutuhan Masyarakat Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat. Terdiri dari 3 jenis pendekatan : 1. Specifict Content Approach

Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program kepada instansi yang berwenang. Contoh : pengasapan pada kasus DBD 2. General Content objektive approach Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu. Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb. 3. Proses Objective approach Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan. Contoh : kader Berbagai pendekatan dan bentuk bentuk partisipasi / peran serta masyarakat yang secara garis besar meliputi ; Primary Health Care (PHC), Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dan Posyandu sebagai bentuk pelayanan kesehatan yang melibatkan secara langsung peran aktif dari masyarakat. PHC(Primary Health Care) Defenisi PHC Primary Health Care ( PHC ) adalah : Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri Tujuan PHC Tujuan Umum: Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan. Tujuan Khusus : 1. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayanai 2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani 3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani 4. Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan sumber sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Fungsi PHC PHC hendaknya memenuhi fungsi fungsi sebagai berikut : 1. Pemeliharaan Kesehatan 2. Pencegahan Penyakit 3. Diagnosis dan Pengobatan 4. Pelayanan Tindak Lanjut 5. Pemberian Sertifikat Unsur utama PHC Tiga ( 3 ) Unsur Utama yang terkandung dalam PHC adalah :

1. Mencakup Upaya upaya Dasar Kesehatan 2. Melibatkan Peran Serta Masyarakat 3. Melibatkan Kerja Sama Lintas Sektoral Prinsip dasar PHC Lima ( 5 ) Prinsip Dasar PHC adalah : 1. Pemerataan Upaya Kesehatan 2. Penekanan Pada Upaya Preventif 3. Menggunakan Teknologi Tepat Guna 4. Melibatkan Peran Serta Masyarakat 5.Melibatkan kerjasama lintas sektoral. Elemen elemen PHC Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :

1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat 2. Pelayanan yang menyeluruh 3. Pelayanan yang terorganisasi 4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat 5. Pelayanan yang berkesinambungan 6. Pelayanan yang progresif 7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga 8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan kepada hal hal sebagai berikut : 1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan. 2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu 3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat 4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat 4. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) Defenisi PKMD adalah : Rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. Tujuan Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.

Tujuan Khusus: 1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka . 2. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri . 3. Menghasilkan lebih banyak tenaga tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa 4. Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator : a. Angka kesakitan menurun b. Angka kematian menurun ; terutama Angka Kematian Bayi & Anak c. Angka kelahiran menurun d. Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita. Ciri ciri PKMD 1. Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan. 2.Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat. 3. Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat. 4. Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang tidak mengakibatkan ketergantungan. 5. Kegiatan dilakukan oleh tenaga tenaga masyarakat setempat 6. Memanfaatkan teknologi tepat guna 7. Kegiatan yang dilakukan sekurang kurangnya mencakup salah satu dari 8 unsur PHC. Prinsip prinsip PKMD: 1.Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan kesehatan secara langsung. Ini berarti bahwa : Kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga mencakup aspek aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan. 2.Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik antara : a. Dinas dinas, Instansi instansi, Lembaga lembaga lainnya yang bersangkutan b. Dinas dinas, Instansi instansi, Lembaga lembaga tersebut dgn. Masyarakat. 3.Dalam keadaan dimana masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor yang bersangkutan. Wadah kegiatan PKMD Karena kegiatan PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa, sedangkan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD, maka Wadah Kegiatan PKMD adalah LKMD. Pembangunan PKMD yang bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari tugas Tim Pembina LKMD. Strategi pembinaan

1.Tim pembina PKMD di masing masing tingkat sekaligus dijadikan sebagai forum koordinasi dimasing masing tingkat 2.Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu sektor, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi untuk memungkinkan bantuan dari sektor sektor lain untuk menghindari tumpang tindih. 3 Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan pada proporsi kebutuhan masyarakat setempat. 4.Seluruh tahap kegiatan, mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pembinaan sampai pada perluasan dilakukan oleh masyarakat sendiri dan di mana perlu dibantu oleh Pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral. 5. Wadah kegiatan PKMD adalah LKMD sesuai Surat Keputusan Presiden No. 28 tentang Penyempurnaan dan Penempatan Fungsi Lembaga Swadaya Desa menjadi LKMD. Maka pada dasarnya LKMD merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. 6. PKMD adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dari masyarakat dan untuk masyarakat. Pengembangan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan bukan program yang berdiri sendiri. Pengembangan dan Pembinaan 1. Pengembangan dan pembinaan PKMD berpedoman kepada GBHN 2. Pengembangan dan pembinaan PKMD dilaksanakan dengan kerja sama lintas program dan lintas sektoral melalui pendekatan edukatif 3. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap kegiatan ; tingkat propinsi oleh gubernur, tingkat kabupaten oleh bupati, tingkat kecamatan oleh camat. 4. PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan 5. Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang efektif antara instansi yang berkepentingan dalam pembinaan masyarakat desa. 6. Puskesmas sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan berfungsi sebagai dinamisator. Hal hal yang diperlukan dalam pelaksanaanKegiatan PPKMD 1. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan tentang program program yang dilaksanakan pemerintah. 2. Masyarakat perlu dikembangkan keadarannya akan potensi dan sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya, untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka. 3. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka. 4. Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat. 5. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara pembina dengan asyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.

Persiapan bagi pelaksana Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya. Persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui : 1. Pelatihan Kader 2. Kunjungan Kerja 3. Studi Perbandingan Pengadaan fasilitas Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan.Bila masyarakat tidak memilikinya barulah para penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,dengan ketentuan tidak menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. C.Menggunakan/Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi Yang Ada di Masyarakat Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial ekonomi yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya. 1. Definisi a. Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. b. Pengembangna manusia yang tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya. 2. Langkah - langkah a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan b. Tingkatkan mutu potensi yang ada c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada. d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 3. Prinsip - prinsip dalam mengembangkan masyarakat a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat. b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya. d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses. 4. Bentuk - bentuk program masyarakat a. Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral. b. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program c. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Strategi pelayanan kebidanan di komunitas ada 3 yaitu: Pendekatani edukatif dalam peran serta masyarakat, Pelayanan Yang Berorentasi Pada Kebutuhan Masyarakat,dan ,Menggunakan/Memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di mssasyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidupi masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki. Pelayanan Yang Berorentasi Pada Kebutuhan Masyarakat adalah Prosesi dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat. B.Kritik dan saran. Bagi teman teman agar lebih aktif dalam mengerjakan tugas perkuliahan . Semoga kami sebagai calon bidan . bisa melaksanakansemua strategi pelayanan kebidanan di komunitas dan berhasil kelak. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI ,1990.Pendekatan Edukatif suatu alternatif pendekatan dalam membangun masyarakat. Jakarta. Depkes RI ,1991.Bidan dimasyarakat,Jakarta. http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/strategi-pelayanan-kebidanan-di.html.diakses tanggal 18 febuari 2010 Pengurus Pusat IBI,1999.Etika dan Kode Etik Kebidanan.Jakarta Safrudin dan Hamidah.2009.Kebidanan Komunitas.Jakarta:EGC.