Upload
rusdi
View
2.794
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada era
globalisasi menjangkau seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia
khususnya Maros. Kita tidak akan bisa menghindari situasi yang berubah
begitu cepat, kecuali jika kita ingin ketinggalan dari pergaulan
internasional dan masyarakat modern.
Oleh karena itu, perlu persiapan untuk ikut berperan aktif dalam
era globalisasi ini, konsekuensinya harus memiliki kekuatan dan
kekuasaan yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Sumber
kekuatan dan kekuasaan dengan kualitas tertinggi adalah pemakaian
pengetahuan karena pengetahuanlah yang dapat merubah situasi yang
buruk menjadi lebih baik. Untuk itu pendidikan menjadi penting dalam
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagaimana yang
tercantum dalam UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut dalam UU RI
Tahun 2003 pasal 4 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa :
“Pendididikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, kompeten, terampil,
kreatif, mandiri, demokratis, dan bertangung jawab, serta memiliki rasa
kemasyarakatan dan kebangsaan.”
1
Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah Nasional yang
sedang dihadapi dan mendapat perhatian dalam sistem pendidikan
Nasional di Indonesia dewasa ini. Masalah ini mencakup peran sekolah
dan guru-guru dalam menyediakan fasilitas yang dapat mempermudah
dan memperluas cara belajar siswa.
Sekolah yang dapat menangani proses pembelajaran dengan
baik, dapat menjamin mutu para lulusannya, sehingga masyarakat akan
menaruh hormat dan memberikan dukungan serta bantuan kepada
lembaga pendidikan tersebut. Jadi guru harus membangkitkan kegiatan-
kegiatan yang dapat membantu siswa meningkatkan semangat dan
prestasi belajarnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan
melaksanakan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Karena hasilnya
dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik oleh anak didik, guru/pendidik,
maupun orang tua siswa atau masyarakat pada umumnya.
Evaluasi yang dilaksanakan dengan cara yang tidak benar, atau
alat evaluasi yang kurang baik dapat mematikan semangat belajar siswa.
Akan tetapi evaluasi yang dilaksanakan dengan baik dan benar justru
dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa. Sehingga evaluasi
tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Moh. Kasiram bahwa :
2
“Salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar,
yang justru menjadi kunci tinggi rendahnya mutu pendidikan adalah baik
tidaknya teknik evaluasi oleh guru-guru di sekolah tersebut.”
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dipahami betapa
besar peranan evaluasi proses hasil pembelajaran. Atas alasan inilah
peneliti mencoba menyelidiki seberapa jauh kadar alat evaluasi hasil
belajar yang dipergunakan oleh guru bidang studi Sosiologi SMA Negeri 1
Bontoa Kabupaten Maros.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka
masalah yang akan dicarikan jawabannya pada penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Sejauh mana tingkat validasi item-item tes ulangan harian mata
pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Bontoa Kabupaten Maros.
2. Sejauh mana tingkat kesukaran item-item tes ulangan harian mata
pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Bontoa Kabupaten Maros.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Untuk mendapat informasi tentang tingkat kesukaran item-item tes
ulangan harian mata pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Bontoa
Kabupaten Maros
3
2. Untuk mendapatkan informasi tentang tingkat validasi item-item tes
ulangan harian mata pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Bontoa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini disamping bermanfaat bagi peneliti juga diharapkan
berguna pada masyarakat utamanya di bidang pendidikan. Manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Informasi yang diperoleh diharapkan menjadi bahan masukan bagi
guru-guru Sosiologi dan menjadi pendorong untuk lebih
menyempurnakan tes ulangan harian pada periode berikutnya.
2. Informasi yang diperoleh diharapkan menjadi bahan masukan pada
kantor Dinas Pendidikan untuk mengambil kebijakan dalam rangka
peningkatan mutu guru-guru Sosiologi dalam menyusun tes.
3. Informasi yang diperoleh diharapkan menjadi bahan masukan bagi
pengajar pada jurusan pendidikan Sosiologi FPIPS pada perguruan
tinggi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
Untuk memperoleh dasar pengetahuan secara teoritis tentang tes
terutama yang berhubungan dengan analisa item, maka dalam kajian
teoritis ini akan dibahas : (1) Konsep Dasar Tentang Tes, (2) Tujuan Tes,
(3) Klasifikasi Tes, (4) Syarat-syarat tes yang baik, dan (5) Analisa Item.
1. Konsep Dasar Tentang Tes
Kata tes sudah merupakan istilah umum yang dipakai baik di
dalam lapangan pendidikan maupun di luar pendidikan. Kata Tes
berasal dari bahasa latin yaitu testum yang berarti alat untuk
mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis kuno kata tes artinya ukuran
yang digunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-
logam yang lain, tetapi lama-kelamaan arti tes menjadi istilah yang
lebih luas.
Sehubungan dengan istilah tes ini, penulis akan
mengemukakan beberapa pendapat para ahli sebagai berikut :
Menurut Sitti Rahayu Hadianto merumuskan bahwa : Tes
adalah suatu alat yang sudah distandarisasikan untuk mengukur salah
satu sifat kecakapan atau tingkah laku dengan cara mengukur sesuatu
sampel daripada sifat kecakapan atau tingkah laku itu. Selanjutnya
Muhtar Bukhari mengatakan : “tes adalah suatu percobaan yang
5
diadakan untuk mengetahui ada tidakya hasil-hasi pelajaran tertentu
pada seorang murid atau kelompok murid.Sementara Soemardi
Soeryabarata merumuskan bahwa : “tes adalah pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus
dijalankan, yang berdasarkan atas bagaimana test menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah itu,
penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara mengembangkannya
dengan standar atau test yang lain.
Berdasarkan kutipan dan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang sesuatu dngan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan. Dimana didalamnya terdapat tugas, misalnya
pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah yang harus dijawab
atau dilakukan oleh testee. Hasil dari testee itu dibandingkan dengan
suatu standar untuk mendapatkan kesimpulan.
2. Tujuan Tes
Segala sesuatu yang dilakukan dengan sengaja pasti
mempunyai tujuan, sebagaimana halnya dengan tes. Sehubungan
dengan tujuan tes ini, pada pembahasan berikutnya akan diuraikan,
(a) Tujuan umum tes, (b) Tujuan Penggunaan tes bagi guru, (c) Tujuan
penggunaan tes bagi konselor, dan (d) Tujuan Penggunaan tes bagi
administrator.
6
a. Tujuan Umum Tes
Adapun tujuan umum tes diuraikan sebagai berikut :
1) Tujuan Prediksi, yaitu tes diberikan untuk mendapatkan suatu
ukuran kemampuan, prediksi, dan ciri-ciri lainnya yang akan
memberikan dasar yang kokoh bagi individu dalam mengambil
suatu keputusan. Keputusan ini menyangkut prediksi apa yang
sebaiknya dilakukan individu pada masa mendatang.
2) Tujuan seleksi, yaitu tes digunakan oleh institusi (misalnya
perguruan tinggi, sekolah) dan organisasi-organisasi untuk
menerima beberapa individu dan menolak yang lainnya.
3) Tujuan Klasifikasi yaitu tes diberikan untuk mengelompok-
ngelompokkan individu dalam kelompok atau golongan yang
sejenis. Klarifikasi menyangkut menetapkan beberapa
treatment atau kelompok atau golongan yang sejenis. Misalnya
klarifikasi pemilihan kurikulum sekolah, penempatan pejabat
militer terhadap keahlian tertentu dan sebagainya.
4) Tujuan evaluasi yaitu tes digunakan untuk menilai dan
mengevaluasi program, metode, treatment dan sebagainya.
b. Tujuan Penggunaan Tes Bagi Guru
Tujuan penggunaan tes bagi guru adalah untuk membantu dalam
mengamati lebih akurat perilaku, terutama perilaku yang
7
bersangkutpaut dengan belajar. Secara terperinci tujuan
penggunaan untuk guru adalah sebagai berikut :
1) Untuk dapat memahami tingkat prestasi dan kemampuan
individu siswa dan mengelompokkan siswa agar mereka dapat
memprediksi pengetahuan siswa.
2) Untuk mambantu dalam menentukan apakah mereka perlu
mengadakan penyesuaian praktek-praktek pengajaran untuk
memperoleh hasil-hasil belajar yang diharapkan.
3) Untuk mengdiagnosa kesulitan belajar siswa.
4) Untuk membantu mengukur siswa secara obektif hasil dicapai
sesuai dengan standar kependidikan atau untuk mengetahui
bagaimana seharunya murid mencapai tujuan pengajaran.
c. Tujuan Penggunaan Tes Bagi Konselor
Tujuan penggunaan tes bagi konselor adalah untuk membantu
dalam pembimbingan guna meningkatkan kemampuan guru dalam
menyusun tes yang baik dan benar.
d. Tujuan Penggunaan Tes Bagi Administrator
Tujuan penggunaan tes bagi administrator adalah untuk
membantu dalam pembuatan kebijakan mengenai pembuatan tes
yang baik dan benar agarprestasi belajar siswa dapat tercapai.
Secara ringkas sebagaimana yang dikemukakan oleh
Hendry Chancey dan John E. Dobbin mengenai penggunan tes
8
tertentu dalam pengajaran yang digolongkan dalam enam butir
sebagai berikut :
(a) Menelaah kapasitas belajar, (b) memberikan pedoman
kepada guru, (c) untuk meneliti kemajuan belajar, (d)
mengemukakan kesulitan beajar, (e) memberikan teknik-teknik
mengajar, dan (f) untuk menilai keefektifan mengajar.
3. Klasifikasi Tes
Tes terdiri atas beberapa macam, maka untuk mendapatkan
penjelasan yang baik tentang tes maka peru diadakan klasifikasi tes.
Adapun cara pengklasifikasian tes ini tergantung dari sudut mana kita
memandangnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, slameto dalam bukunya
yang berjudul Evaluasi Pendidikan mengemukakan sebagai berikut :
a. Menurut cara pelaksanaannya, tes dibedakan atas dua jenis yaitu :
1) Tes kata-kata (verbal tes) yaitu tes yang menggunakan kata-
kata, baik dalam memberikan pertanyaan ataupun dalam
jawabannya. Tes ini meliputi :
a) Tes tulis
b) Tes lisan
2) Tes perbuatan yaitu tes yang dilakukan dengan jawabannya
merupakan perbuatan dari siswa yang sedang dinilai.
9
Soal tes dapat berupa soal tertulis ataupun lisan, bahkan mungkin
merupakan perbuatan dari penilai.
b. Menurut isi tujuannya, tes dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1) Tes hasil belajar yaitu tes yang menilai sampai dimana hasil
belajar yang dicapai oleh siswa setelah mereka menjalani
perbuatan belajar dalam waktu tertentu.
2) Tes diagnosis, ialah tes untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan kemampuan psikologis siswa dalam pelajaran
tertentu.
3) Tes Psikologi, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan psikologi siswa terutama ciri-ciri kepribadiannya.
Selanjutnya, Wayan Nurkacana dan P.P.N./ Sumartana dalam
bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan mengemukakan
sebagai berikut :
c. Berdasarkan jumlah peserta atau pengikut tes, maka tes hasil
belajar dapat dibedakan dua jenis yaitu :
1) Tes Individual yaitu suatu tes dimana pada saat tes itu diberikan
kita hanya menghadapi satu orang anak.
2) Tes kelompok yaitu pada saat tes itu diberikan kita menghadapi
sekelompok anak.
10
d. Jika ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka tes
dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
1) Tes Diagnostik
Pada bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa tes
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan dalam pelajaran tertentu yang
hasilnya digunakan untuk membantu siswa tersebut dalam
mengatasi kesulitannya dalam pelajaran tersebut. Tes
diagnostic biasanya dilakukan terhadap :
a. Calon siswa baru, untuk mengetahui apakah calon tersebut
sudah menguasai pengetahuan yang merupakan dasar
untuk menerima pengetahuan disekolah yang dimaksudkan.
Tes diagnostic semacam ini dise”entering behaviour test”.
b. Calon siswa yang sudah akan mulai mengikuti program, hal
itu dilakukan jika calon siswa itu banyak sehingga perlu
dibentuk beberapa kelas, dalam pembagian kelas ini tentu
diperlukan informasi tentang siswa yang akan ditempatkan
pada tiap-tiap kelas. Apakah anak yang baik disatukan pada
satu kelas ataukah semua kelas akan diisi dengan
campuran anak baik, sedang dan yang kurang.
c. Siswa yang sedang belajar, untuk mengetahui bagian mana
dari bahan yang diajarkan itu belum dikuasai oleh siswa.
11
Yang kemudian dijadikan dasar untuk memberi bantuan
yang diperlukan.
2) Tes Formatif
Tes Formatif adalah tes yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi setelah
mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam pelaksanaannya
disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian yang
diberikan pada akhir setiap program, misalnya setiap
mengakhiri satu sub pokok bahasan.
3) Tes Sumatif
Tes sumatif yaitu tes yang dilaksanakan setelah
berakhirnya pemberian sekelompok program yang lebih besar,
dalam pelaksanaannya disekolah, biasanya dilaksanakan pada
tiap akhir semester. Tes sumati sering juga dikenal sebagai
ulangan umum yang dilakukan setelah tes-tes formatif
dilaksanakan. Bahan tes simatif tentu lebih luas dari pada
bahan tes formatif yaitu meliputi beberapa satuan pelajaran
yang diajarkan selama periode tertentu.
Selanjutnya M Chabib Thuha dalam bukunya yang berjudul Teknik
Evaluasi Pendidikan mengemukakan bahwa : Berdasarkan
fungsinya, tes dapat dibedakan empat jenis, yaitu :
1) Tes Penempatan
12
2) Tes Formatif/Tes Ulangan Harian
3) Tes Diagnostik
4) Tes Sumatif
Kemudian, Nurkancana dan P.P.N. Suamartana dalam
bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan mengemukakan
bahwa : “Bila Ditinjau dari segi bentuk pertanyaan yang diberikan,
tes hasil belajar yang biasa dipergunakan oleh guru-guru untuk
menilai hail belajar anak-anak disekolah dapat dibedakan atas dua
jenis yaitu : tes objektif dan tes Uraian.
1) Tes Objektif
Tes Objekif merupakan suatu tes yang sedemikian rupa
sehingga pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Ini
berarti, siapapun pemeriksaanya tentu akan menghasilkan kor
yang sama. Tes objektif ini terdiri dari beberapa tipe dan variasi.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ngalin Purwanto dalam
bukunya yang berjudul prinsip-prinsip dan teknik-teknik Evaluasi
Pengajuan sebagai berikut :
a) Completion type test, terdiri atas :
Completion test (tes melengkapi)
Fiil-in (mengisi titik-titik dalam kalimat)
13
b) Selection type test (tes yang menjawabnya dengan
mengadakan pilihan)
True-false (benar salah)
Multiple Choise (pilihan ganda)
Matching (menjodohkan)
2) Tes Essai/Uraian
Tes essai adalah bentuk tes yang terdiri atas suatu
pertanyaan atau suatu suruhan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan
bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan
dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan demikian,
dalam tes essai dituntut kemampuan siswa untuk
mengepresikan jawabannya atau gagasannya dalam bahasa
tulisan.
4. Syarat-syarat Tes
Tes sebagai alat pengukur, maka supaya dapat difungsikan
secara baik haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu. Sejalan dengan
hal tersebut. Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul dasar-
dasar evaluasi pendidikan mengemukakan bahwa : “sebuah tes
dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi peryaratan tes,
14
yaitu memiliki validasi, realibitas, objektifitas, praktibilitas, dan
eonomis.”
a. Validasi
Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur
apa yang sebenarnya yang akan dikur. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Scorvia B. Anderson dan kawan-kawa bahwa :
“A test is vald if it measures what is purpose tomeasures,
atau kalau diartikan kurang lebih demikian, sebuah tes dikatakan
valid apabila tes tersebut dapat mengukur yang hendak dukur.”
Istilah valid dalam bahasa Indonesia adalah shahih dan
istilah validasi biasanya juga disebut dengan keshahihan. Maka
dalam pembahasan selanjutnya kedua istilah tersebut diguanakan.
Validasi suatu alat ukut sangat erat kaitannya dengan
tujuan penggunaan alat ukur tersebut, dalam artian bahwa validasi
suatu alat ukur tidaklah berlaku umum. Dengan kata lain suatu alat
ukur dapat diberikan informai yang sesuai dan dapat digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu, berarti tes tersebut valid untuk
tujuan tersebut, namun belum valid untuk tujuan yang lain.
Macam-macam validasi
15
Sesuai dengan cara pengujiaannya validasi dapat
dibedakan atas dua macam yaitu : validasi eksternal dan validasi
internal.
1) Validasi Internal
Validasi internal ini berkenaan dengan ada tidaknya kesesuaian
antara bagian-bagian insrumen dengan instrument secara
keseluruhan. Dengan kata lain sebuah instrument dikatakan
memiliki validasi internal apabila setiap bagian instrument
mendukung instrument scara keseluruhan dalam mengungkap
data dari variable yang akan diukur. Misalnya suatu tes
dikatakan memiliki validasi internal jika butir-butir soal dari tes
itu mendukung secara keseluruhan tes tersebut dalam
mengungkap data dari variable yang diukur.
Untuk menentukan validasi interna suatu tes dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu : melakukan analisa factor (anafak) atau
melakukan analisis butir (anabut). Analisis factor adalah
dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor factor dengan
skor total, sesudah mengetahui kekhususan tiap factor. Untuk
menguji validasi setiap butir maka skor-skor yang aa pada
setiap butir yang dumaksud dikorelasikan dengan skor total.
16
Skor butir dimisalkan sebagai nilai x dan skor total sebagai nilai
y. jadi kedua cara di atas menggunakan standar yang ada pada
tes itu sendiri sehingga validasi yang diperoleh disebut validasi
internal.
2) Validasi Eksternal
Sebuah tes dikatakan memiliki validasi eksternal yang
dihasilkan dari tes tersebut sesuai dengan data atau informasi
lain mengenai variable yang dimaksud. Sebagai contoh
misalnya untuk mengetahui validasi tes mata pelajaran biologi.
Hasil yang diperoleh dikorelasikan dengan nilai rapor. Nilai
rapor ini dijadikan sebagai ukuran atau criteria. Oleh karena itu,
letaknya di luar tes maka menghasilkan validasi eksternal.
Selain dari pembagian macam-macam validasi di atas, M. Sidin
dan Syamsuddin Nonci mengemukakan sebagai berikut : “konsep
validasi tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
1) Validasi isi (Content validaty)
2) Validasi Konstruk (Construct Validaty)
3) Validasi Empiris ( Criteriin Related Validaty)
Validasi empric dibedakan atas dua macam yaitu : (a) validasi
konkruen (concruen validaty), dan (b) validasi prediktif (predictive
17
validaty). Adapun penjelasan masing-masing tes diatas diuraikan
pada bagian berikut :
1) Validasi isi
Validasi isi biasanya juga disebut dengan istilah validasi konten
atau keshahan konten. Validasi isi suatu tes menyangkut
masalah, sejauh mampu tes tersebut mampu mengungkapkan
atau mengukur tingkat penguasaan obek ukur terhadap isi atau
materi tertentu yang seharunya dikuasai sesuai dengan tujuan
pengajaran.
Dengan kata lain, suatu tes dikatakan memiliki validasi isi
apabila benar-benar mengukur penguasaan terhadap materi
atau isi pelajaran yang diberikan. Untuk meningkatkan validasi
isi suatu tes maka diusahakan agar tes tersebut mencakup
secara keseluruhan isi materi yang hendak diukur. Hal ini dapat
dicapai dengan cara menrinci mater kurikulum atas materi buku
pelajaran pada saat penyusunan tes.
2) Validasi Konstruk
Validasi konstruk berbicara tentang sejauh mna item-item tes
mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai
dengan konsep khusus atau batasan operasional tertentu yang
telah ditetapkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar
18
evaluasi-evaluasi bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validasi
konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun soal
tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan
dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-
butri soal mengukur aspek berfikir tersebut sudah sesuai
dengan aspk berfikir yang menjadi tujuan instruksiona.
3) Validasi Empiris
Sebagaimana dikatakan pada bagian terdahulu bahwa validasi
empiris itu terbagi atas dua bagian yaitu : validasi konkruen dan
validasi prediktif. Pada uraian berikut ini akan diuraikan lebih
lanjut tentang kedua jenis validasi tersebut.
a) Validasi Konkruen
Validasi konkruen ini sering juga disebut dengan validasi
ada sekarang. Karena validasi ini mempermasalahkan
sejauh mana kemampuan suatu tes untuk meramalkan
penampilan masa sekarang. Artinya, suatu tea dikatakan
memiliki validasi konkruen yang baik jika hasil dari tes
tersebut menggambarkan penampilan atau kemampuan
yang ada sekarang. Untuk menentukan validasi konkruen
suatu tes digunakan criteria eksternal, misalnya nilai
ulangan harian semester tersebut dijadikan criteria atau
19
pembanding untuk mengetahui validasi tes sumatif pada
semester tersebut.
b) Validasi Prediktif
Validasi Prediktif, tes ini ada juga yang menyebutnya
dengan validasi ramalan, karena validasi ini
mempermasalahkan seberapa jauh kemampuan tes untuk
meramalkan penampilan atua kemampuan objek ulur pada
masa yang akan dating. Sebagaimana dikemukakan oleh
Ngalim Purwanto bahwa : “suatu tes dikatakan memiliki
prediktctive validity jika hasil korelasi tes itu dapat
meramalkan dengan tepat keberhasilan seseorang pada
masa mendatang di lapangan tertentu. Tetapi tidaknya
ramalan tersebut dapat dilihat pada korelasi koefisien antara
hasil tes itu dengan hasil alat ukur lain pada masa
mendatang.”
b. Reliabilitas
Sala satu syarat antara syarat yang lain sehingga tes itu
dapat dikatakan sebagai tes yang baik, maka tes tersbut harus
meiliki realibitas yang memadai. Artinya tes itu dapat dipervaa,
karena mempunyai ketepatan dan ketelitian dalam menilai apa
yang dinilainya. Dengan kata lain, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relative sama.
20
Pada uraian berikut ini diuraikan dua macam realibilitas,
yakni : realibilitas konsistensi tanggapan dan realibilitas konsistensi
gabungan item.
1) Realibilitas Konsistensi Tanggapan
Realilibilitas konsistensi tanggapan ini menyangkut masalah
sejauh mana ketetapan responden atau objek ukur terhadap
suatu tes. Artinya, apabila suatu tes dilakukan pada objek yang
sama dan pada waktu yang berlainan sebanyak dua kali.
Apakah tanggapannya tidak berlainan atau berubah-ubah
terhadap item-item yang sama pada tes tersebut. Jika
tanggapan responden atau objek ukur masih berubah-ubah
atau tidak konsisten, maka tes tersebut tidak dapat dipercaya,
tidak realibel, berarti tidak dapat digunakan sebagai alat ukur
untuk mengungkapkan ciri atau keadaan sesungguhnya dari
objek ukur, dengan kata lain tes tersebut memiliki realibilitas
yang rendah
Untuk mengetahui ketetapan atau konsistensi tanggapan objek
ukur terhadap suatu tes, dapat ditempuh dengan cara
memberikan tes yang sama terhadap objek ukur yang sama,
sebanyak dua kali dalam waktu yang terlalu lama atau singkat.
Dalam pengetesan ini dapat ditempuh dengan cara beraneka
ragam, baik dengan cara benar-benar mengetes dua kali
21
dengan item-item yang tepat sama atau dengan cara
pendekatan, mengetes dua kali dengan item-item yang setara.
Untuk memeriksa realibilitas konsistensi tanggapan responden
terhadap suatu tes, ada tiga cara yang biasa digunakan, yaitu:
a) Test-retest yaitu suatu tes yang di berikan kepada kelompok
siswa yang sama sebanyak dua kali pada wakatu yang
berlainan, kemudian skor siswa pada saat tes yang kedua
b) Teknik belah dua, yaitu : suaut tes dibagi menjadi dua
bagian yang sama. Kemudian diberikan pada objek ukur
sebanyak satu kali atau pada suatu saat. Setiap bagian skor
dari kedua bagian tes tersebut dikorelasikan untuk mencari
koefisien korelasinya.
c) Bentuk Ekuivalen, yaitu : mengur dengan dua kelompok
intem yang sengaja dibuat setara. Kemudian diberkan
kepada responden pada pada waktu yang sama.
Selangjutnya skor dari dua kelompok ini dikorelasikan untuk
mendapatkan koifisien korelasinya.
4) Realibilitas Konsistensi Gabungan
Reabilitas konsitensi gabungan intem menyangkut ketetapan
konsitusi antara intem-intem suatu tes. Jika suaut tes diberikan
pada objek yang sama, maka intem yang satu menungjukkan
hasil yang sama dengan intem yang sama dengan yang lain.
22
Dengan kata lain ukur intem yang satu tidak kontradiksi dengan
hasil ukuran yang saut dengan yang lain. Jikatre jadi kontradiksi
antara hasil ukuran yang satu dangan yang lain maka
pengukuran dengan tes itu tidak dapat dipercaya, tidak reliabel,
serta tidak dapat digunakan. Untuk untuk menggunakan ciri
atau keadaan sesungguhnya dari obyek ukur itu. Berate tes
tersebut memiliki reabilitasyang rendah
c. Objektifitas
Salah satu syarat yang harus dimiliki oleh tes agar termasuk
kategori tes yang baik yaitu objektifitas. Artinya tes tersebut
meskipun dinilai dari oleh beberapa orang penilai senang
tiasamemberikan skor yang sama. Sejalan dengan hal tersebut.
Sumari suryabrata dalam bukunya yang berjudul psikologi
pendidikan mengemukakan bahwa : “ ada dua aspek objektifitas
itu, yaitu:
1) Yang berhubungan dengan scoring tes itu
2) Yang berhubungan dengan interprestasi mengenai skor dari
tes itu
Aspek yang prtama yang diatas mengenai tingkatan ketetapan
skor-skor testersebut jika diperiksa oleh beberapa orang penilai.
Sedangkan aspek yang kedua, mengandung arti bahwa tes itu
dipandang objektif kalau hanya mengandung satu kemungkinan
23
interfasi saja, asalkan interpretasi itu diberikan oleh orang-orang
yang benar-benar tahu persoalanya.
d. Praktibilitas
Sebuah tes yang baik harus memiliki sifat praktis. Artinya,
kemunkinan untuk mengunakan tes itu besar karena mudah
pengabdimistrasinya. Adapun kritaria untuk mengukur praktis
tidaknya suatu tes menurut Ngalim Purwanto dapat diliht dari :
1) Biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan tes itu.
2) Waktu yang diperlukan untuk menyusun
3) Sukar mudahnya menyusun tes itu
4) Sukar mudahnya menilai (scoring) hasil tes itu
5) Sulit tidaknya menginterprestasikan (mengolah hasil tesitu
6) Lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tes itu
Dengan melihat kriteria di atas maka tentu sulit kita untuk
menentukan ukuran yang tepat dalam penentuan mahal murahnya,
lama tidaknya, sukar murahnya, karena kesempatan itu bergantung
pada keadaan dan dipengaruhi oleh berbagai factor.
e. Ekonomis
Suatu tes yang baik, disamping mempunyai sifat-sifat sebagaimana
telah dijelaskan pada bagian terdahulu, tes itu juga harus
mempunyai sifat ekonomis, artinya dalam pelaksanan tes tersebut
24
tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal, tenaga yang banyak
dan waktu yang lama.
5. Analisa Tes
Pada pembahasan terdahulu telah diuraikan tentang validitas dan
realibitas yang merupakan syarat utama suatu tes yang baik. Akan
tetapi tingkat validitas dan reabilitas suatu tes tersebut. Jika item item
yang menyusun tes tersebut itu baik maka dapat dikatakan tesnya
juga baik.
Di dalam mengkontruksi sebuah tes tentulah tidak semua item-item
dari tes tersebut baik maka perlu diadakan analisis butir soal. Sebab
analisis soal mempunyai faedah yang sangat besar dalam rangka
perbaikan mutu suatu tes. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Suharsimi Arikunto sebagai berikut, Faedah mengadakan analisis soal
adalah :
a) Membantu kita dalam mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek
b) Memperoleh informasi yang akan digunakan untuk
menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut.
c) Memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan yang kita
susun.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
mengadakan analisa item-item mana yang baik, yang kurang baik dan
25
yang jelek dalam suatu tes. Dan juga dapat diperoleh informasi
tentang kejelekan suatu soal yang biasa digunakan sebagai petunjuk
untuk mengadakan perbaikan.
Dalam analisa item ini, dapat ditenukan indeks kesukaran item dan
daya pembeda butir soal. Kedua hal inilah yang akan diuraikan lebih
lanjut pada bagian berikut ini :
a. Tingkat kesukaran item (difficulity indeks)
Salah satu dari baik tidaknya suatu tes adalah tingkat
kesukaran daripada item-item yang membentuk tes tersebut. Suatu
tes yang terdiri dari item-item yang terlalu sukar atau mudah, tidak
valid. Karena item yang terlalu yang terlalu sukar tidak biasa
dijawab dengan benar baik yang pintar maupun yang bodoh.
Sebaliknya item yang terlalu mudah semuanya dapat dijawab
dengan benar baik yang pintar maupun yang bodoh. Sehingga
tidak mampu membedakan siswa yang pandai dan yang bodoh.
Oleh karena itu, tes yang baik adalah tes yang terdiri atas item-item
yang tingkat kesukarannya berdistribusi eqivalen dengan distribusi
kemampuan siswa yang menjadi objek ukur dari tes tersebut.
Sebagaimana yang dikemukakan dalam buku
pengembangan alat Evaluasi yang ditulis oleh Djaali,M. Sidin Ali
dan Syamsuddin Nonci bahwa :
26
“item yang sukar, bahkan item yang paling sukar pun diperlukan
dalam suatu tes, karena item yang sukar mampu membedakan
siswa yang berada pada kelompok terpandai atau kelompok atas,
demikian pula item-item yang mudah juga diperlukan untuk
membentuk suatu tes, karena item yang mudah dapat
membedakan siswa-siswa yang beada pada kelompok bodoh,
sedangkan item-item yang indeks kesukarannya sedang berfungsi
untuk membedakan siswa yang berada pada kelompok sedang
dan inilah jumlah paling banyak”.
Analisa tingkat kesukaran item adalah untuk dapat mengetahui
item-item nama yang tergolong sukar, sedang yang mudah dalam
suatu tes. Adapun langkah-langkah dan cara menghitung indeks
kesukaran item diuraikan pada bab berikutnya.
b. Daya pembeda
Daya pembeda intem adalah kemanpuan intem untuk
menbedakan atau memisahkan peserta tes yang mampu atau
pandai dengan peserta yang lemah atau bodoh. Artinya bila soal
tersebut diberikan pada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan
prestasi yang tinggi dan bila diberikan kepada siswa yang lemah,
hasilnya rendah. Tes dikatakan memiliki daya pembeda apabila tes
tersebut, jika diujikan kepada anak yang berprestasi tinggi, hasilnya
rendah dan diberikan pada anak yang lemah maka hasilnya akan
27
lebih tinggi, atau bila diberikan kepada kedua kategori siswa
tersebut hasilnya akan sama. Dengan kata lain, tes yang tidak
memiliki daya pembeda, tidak akan memberikan gambaran hasil
yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Bila
digunakan untuk prestasi siswa maka ada kemungkinan anak yang
pandai kemungkinan tidak lulus sementara anak yang bodoh lulus
dengan baik tanpa dilakukan manipulasi oleh sipenilai atau diluar
faktor kebetulan.
Analisis daya pembeda adalah mengkaji butir-butir soal dengan
tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan
siswa yang mampudebgan siswa yang tergolong kurang atau
lemah prestasinya. Cara untuk menentukan daya pembeda suatu
intem tes diuraikan pada bab berikutnya yakni pada bagian analisa
data.
B. Kerangka Berpikir
Untuk menganalisisis dan menjawab permasalahan, bagaimana telah
diuraikan tantu tidak terlepas dari konsep teori dalam tulisan ini. Teori-
teori yang dikemukakan dalam tulisan ini semuanya menyoroti tengtang
cara dan jenis penilaian serta cara menganalisis alat penilaian yang
digunakan disekolah-sekolah.
Adapun cara kerja penelitian ini secara sederhana dikatakan di ambil
dari sekolah tempat peneliti, berupa soal yang digunakan mengujisiswa
28
beserta hasil kerja siswa pada sekolah tersebut. Selanjutnya hasil itulah
yang dianalisis untuk mengetahui karakteristik dari soal yang yang
digunakan pada sekolah tersebut pada mata pelajaran sosiologi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Bontoa
Maros yang berjumlah 3 jenjang yang belajar mata pelajaran Sosiologi
yakni kelas X, kelas XI-IPS, dan kelas XII-IPS pada tahun pelajaran
2008- 2009 jumlah populasi yang di maksud adalah sejumlah 237
orang dengan perincian seperti pada tabel 1.1 di bawah ini
No Kelas Jumlah siswa123
Kelas XKelas XIKelas XII
1206057
Jumlah 237Sumber : Admin SMA Negeri 1 Bontoa
29
2. Sampel
Atas pertimbangan waktu dan tenaga maka dalam penelitian
digunakan sampel yang di harapkan dapat mewakili populasi .
mengingat populasi terdiri dari tiga tingkatan kelas yakni kelas X,
kelas XI IPS dan kelas XII IPS
Untuk mendapat sampel digunakan teknik penarikan sampel
Kelompok (cluster sampling) dan teknik secara random (random
sampling). Dalam hal ini setiap individu yang berada dalam gugus
(Kelompok) yang diambil secara acak merupakan sampel yang
diperlukan dalam penelitian ini.
Setelah diadakan pengacakan maka yang terpilih sebagai wakil
dari Masing – masing sampel adalah sebanyak 120, untuk lebih
jelasnya ukuran Dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini
Tabel . 1.2 ukuran sampel penelitian
No. Kelas Jumlah Siswa123
Kelas XKelas XIKelas XII
404040
Jumlah 120
Sumber : Analisis sample 2008
B. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data atau untuk mendapatkan data – data
mengenai Analisis tes ulangan harian mata pelajaran sosiologi di SMA
Negeri 1 Bontoa Maros ,dipergunakan teknik saebagai berikut :
30
1. Interview
Teknik interview ini hanya sebagai teknik pelengkap digunakan
Untuk mendapatkan data pendapat guru mengenai siswanya, sampai
dimana pelajaran sosiologi yang telah di ajarkan dan bentuk-bentuk
tes yang di gunakan sebagai tes ulangan harian serta waktu
pelaksanaan tes ulangan hariannya.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan bukti-bukti yang
tertulis , berupa junlah siswa kelas X, kelas XI IPS dan kelas XII IPS
yang sedang belajar mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Bontoa
Maros pelajaran 2008-2009 yang menjadi sampel dan populasi
penelitian ini.
3. Tes
Teknik pokok yang digunakan sebagai pengumpul data pada
penelitian ini adalah tes prestasi belajar ,yakni tes ulangan harian mata
pelajaran sosiologi yang dibuat oleh guru sosiologi pada SMA Negeri 1
Bontoa Maros. ulangan tersebut terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk
pilihan ganda dan bentuk essai.
Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada semester
ganjil tahun pelajaran 2008-2009 yang dilakukan oleh guru Sosiologi
31
SMA Negeri 1 Bontoa Kabupaten Maros. Untuk lebih jelasnya
dikemukakan beberapa langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
pengumpulan data.
1) Berkonsultasi dengan kepala sekolah mengenai waktu
pelaksanaan tes ulangan harian.
2) setelah tibas saat pelaksanaan tes ulangan harian, peneliti
bersama dengan teman mengawasi jalannya tes ulangan harian,
3) setelah tes selesati maka lembaran jawaban dan lembaran tes
dikumpulkan kemudian di bawah oleh peneliti untuk diperiksa dan
analisa item-itemnya.
C. Teknik analisa Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis
statistic. Adapun analisa yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Validasi
Untuk menentukan validasi item-item tes digunakan rumus sebagai
berikut :
a. Untuk pilihan ganda
Dimana :
rdwip = Koefisien korelasi dwiserial point antara skor item ke-
1 dengan skor total tes
32
Xi = Rata-rata soal skor responden yang menjawab benar
item ke i
Xt = Rata-rata skor total semua responden.
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi jawaban yang benar untuk item ke i.
q = Proporsi jawaban yang salah untuk item ke i.
b. Untuk tes model Essay
Dimana :
Rit = Koefisien korelasi antara skor item ke i dengan skor
total tes.
Xi = Skor item ke i
Xt = Skor Total tes
2. Perhitungan Indeks Kesukaran (P) dan daya pembeda (D) item tes.
Telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa tes yang dianalisis
terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk pilihan ganda dan bentuk essai.
Maka tentulah langkah-langkah dan cara perhitungan indeks
kesukaran dan daya pembeda dari kedua bentuk tes tersebut berbeda.
Adapun langkah-langkah dan cara perhitungannya dari masing-masing
bentuk tes adalah sebagai berikut :
33
a. Untuk model tes pilihan ganda
Setelah tes dilaksanakan, lalu lembaran jawaban di skor dengan
jalan siswa ditulis pada lembaran jawaban, kemudian :
1) Menyusun lembaran jawaban beserta skornya, mulai dari skor
tertinggi berturut-turut dari atas sampai skor terendah di bagian
bawah, sesuai dengan jumlah siswa (N).
2) Mengalihkan N dengan 0,27 (=27%). Hasil perkaliannya disebut
n, membulatkan hasil perkalian itu menjadi angka terdekat.
3) Menghitung n dari kelompok atas (high group). Kelompok atas
adalah jawaban yang tertinggi mulai dari atas.
4) Menghitung n kelompok bawah (low group). Kelompok bawah
adalah kelompok dengan skor yang rendah dihitung dari bawah.
5) Menentukan proporsi kelompok atas (PH) yang menjawab setiap
item dengan benar, dengan jalan membagi jumlah jawaban
yang betul pada kelompok atas dengan n.
Menghitung juga proporsi kelompok rendah (PL) dengan cara
yang sama
6) Mencari indeks kesukaran item (P) dengan rumus sebagai
berikut :
34
7) Mencari daya pembeda item (D) dengan cara mengurangi PH
dengan PL :
D = PH – PL
Adapun kriteria yang digunakan dalam tingkat kesukaran dan daya
pembeda adalah kriteria yang dikemukakan oleh Baego dkk (1992,
29) sebagai berikut :
Kriteria tingkat kesukaran (TK)
< 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
> 0,70 Mudah
Kriteria daya pembeda (D)
≥ 0,40 Sangat Baik
0,30 – 0,39 Baik
0,20 – 0,29 Kurang baik dan perlu direvisi
< 0,20 Jelek dan revisi total
b. Untuk tes bentuk essai
Untuk menentukan indeks kesukaran item tes bentuk essai. Tehnik
perhitungannya adalah dengan menghitung berapa persenkah tes
yang gagal menjawab benar atau yang ada di bawah batas lulus
(passing grade) untuk tiap-tiap item. Kemudian nilai tingkat
35
kesukaran yang diperoleh dalam bentuk persentase diinterpre-
tasikan dengan tolak ukur yang dikemukakan oleh Tabrani Rustan,
dkk. Sebagai berikut :
Jika jumlah tes yang gagal mencapai 27 % termasuk mudah.
Jika jumlah tes yang gagal antara 28 % - 72 % termasuk sedang.
JIka jumlah tes yang gagal mencapai 72 % - ke atas, termasuk
sukar.
Sedang untuk menghitung signifikansi daya pembeda item
bentuk essai dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata,
yaitu rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok
bawah. Dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
MH = rata-rata dari kelompok atas
ML = rata-rata dari kelompok bawah
= Jumlah kuadrat simpangan (deviasi) individual dari
kelompok atas
= Jumlah Kuadrat simpangan (deviasi) individual dari
kelompok bawah
ni = 27 % dari n
36
n = Jumlah sampel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Skoring dan tabulasi
Telah di sebutkan bahwa dalam pengumpulan data yang diperlukan
dalam penelitian ini digunakan tes ulangan harian mata pelajaran
sosiologi yang dibuat oleh guru sosiologi SMA Negeri 1 Bontoa Maros.
Yang terdiri dari dua model tes yaitu model tes pilihan ganda
(multiple Choise) dan model tes uraian (essay). Data yang diperoleh
dalam penelitian ini, sebelum diolah terlebih dahulu diadakan skoring dan
tabulasi seperti pada uraian berikut;
1. Skoring
Skoring dimaksudkan sebagai pemberian skor pada siswa
yang terlibat langsung dalam obyek penelitian .Adapun cara
pemberian skor untuk masing-masing model tes yang digunakan
sebagai berikut:
a. Untuk model pilihan ganda ( multiple Chose )
Siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal diberikan skor
satu dan yang menjawab salah diberi skor nol. Ini berarti, skor
37
tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah sejumlah dengan jumlah
item tes,dan terendah yang mungkin dicapai siswa adalah nol dari
jumlah keseluruhan butir soal .
b. Untuk model tes uraian
Untuk tes model uraian ( essay ), pemberian skor dilakukan
dengan cara memberi bobot kepada setiap butir soal berdasarkan
kriteria tertentu yang dibuat pada saat pembuatan soal. Adapun
rentang skor setiap item ditentukan berdasarkan banyak sedikit
unsur-unsur yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap
paling baik. Skor tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa adalah
jumlah keseluruhan skor dari tiap-tiap item.
c. Tabulasi
Tabulasi yang dimaksud adalah penyajian data dalam bentuk tabel
dengan mengelompokkan data berdasarkan urutan skor. Urutan
skor tersebut digunakan untuk membedakan pembacan data dan
analisis selanjutnya. Tabulasi dari data keenam tes ulangan
harian mata pelajaran sosiologi dapat dilihat pada lampiran.
B. Analisis data
Analisis yang dilakukan meliputih perhitungan validitas dan indeks
kesukaran item dari keenam tes ulangan harian mata pelajaran sosiologi
yang digunakan SMA Negeri I Bontoa Maros selanjutnya hasil-hasil
perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
38
1. Perhitungan validitas
a. Untuk model tes pilihan ganda
untuk menentukan validitas item tes pilihan ganda digunakan
rumus koefisien korelasi poin data. Validitas masing –masing item
ditunjukkan oleh korelasi dwiserial poin ( rdwip ) antara masing-
masing item dengan total item.Dengan kriteria validitas =0,05,
artinya yang memiliki korelasi dwiserial poin pada taraf signifikan
5% maka setelah diadakan pemilihan, ternyata dari 30 item tes
model pilihan pilihan ganda,ad 25 item yang valid dan 5 item yang
tidak valid dengan pembagian masing-masing sebagai berikut;
o Tes ulangan harian ke 3 kelas X IPS terdiri dari 10 item, 8
diantaranya valid dan 2 item yang tidak valid. Selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran B2.
o Tes ulangan harian ke 3 kelas XI IPS terdiri dari 10 item, 8
diantaranya valid dan 2 item yang tidak valid. Selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran B5.
o Tes ulangan harian ke 3 kelas XII IPSterdiri dari 10 item 8
diantaranya valid dan 2 item yang tidak valid. Selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran B8.
b. Untuk model tes essay
39
untuk menentukan validitas item tes essay digunakan korelasi
product moment dengan rumus dapat dilihat pada bagian teknik
analisis data. Validitas masing-masing ditunjukkan oleh korelasi
prodect moneter (rit)antara masing-masing skor item dengan skor
total item. Dengan kriteia validitas = 0,005, artinya item-item yang
memiliki korelasi signifikan pada taraf 5%, maka setelah diadakan
pemilihan, dari 15 item tes bentuk uraian ada item yang valid dan
ada item yang tidak valid. Adpun perinciannya adalah sebagai
berikut :
- tes ulangan harian ke 2 kelas X terdiri dari 5 item, 4 item yang
valid dan 1 item yang tidak valid. Selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran A2.
- Tes ulangan harian ke 2 kelas XI IPS terdiri dari 5 item
semuanya valid. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A5.
- Tes ulangan harian ke 2 kelas XII IPS terdiri dari 5 item,
semuanya valid selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A8.
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari
sejumlah keseluruhan item tes ulangan harian maka pelajaran
sosiologi yakni 30 item tes bentuk pilihan ganda dan 15 item
bentuk essay, ada 38 item tes yang valid atau ada 84,4% item
yang valid.
40
2. Perhitungan indeks kesukaran
a. untuk model tes pilihan ganda
Indeks kesukaran item tes model pilihan ganda ditetapkan dengan
menggunakan rumus pendidikan dimana IH proporsi
kelompok atas yang dijawab benar dibagi jumlah kelompok atas, I I
adalah jumlah subyek kelompok yang bawah yang menjawab
benar dibagi dengan jumlah subyek kelompok bawah.
Kriteria penentuan indeks kesukuran adalah : jika lebih kecil dari
0,30 tergolong sukar, jika berada pada daerah 0,30 hingga 0,70
tergolong sedang dan jika lebih besar dari 0,70 maka item tersebut
tergolong mudah.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran untuk masing-
masing tes ulangan harian ke 3 kelas X, tes ulangan harian ke 3
kelas XI IPS, dan tes ulangan harian ke 3 kelas XII IPS yang
masing-masing dapat dilihat pada tabel B3 lampiran B3, tabel B6,
lampiran B.6, dan tabel B.9 lampiran B.9, diperoleh hasil sebagai
berikut :
- tes ulangan harian ke 3 kelas X terdiri dari 10 item, ada 3 item
tergolong sukar, 5 item tergolong sedang, dan 2 item tergolong
mudah
41
- tes ulangan harian ke 3 kelas XI IPS terdiri dari 10 item, ada 2
item tergolong sukar, 7 item tergolong sedang, dan 1 item
tergolong mudah.
- Tes ulangan harian ke 3 kelas XII IPS terdiri dari 10 item, ada 2
item tergolong sukar,7 item tergolong sedang, dan 1 tergolong
mudah.
b. Untuk model tes uraian atau essay
Indeks kesukaran tes model essay ditetapkan dengan menhitung
prosentase tes yang gagal menjawab atau atau yang berada
dibawah batas lulus untuk tiap-tiap item. Dengan kriteria, jika
jumlah gagal mencapai 27%, temasuk mudah, jika yang gagal
antara 27% termasuk sedang dan yang gagal mencapai lebih
besar dari 72% termasuk sukar.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran seperti terlihat
pada tabel A3 lampiran A3, tabel A6 lampiran A6, dan tabel A9
lampiran A9, diperoleh hasil sebagai berikut :
- Tes ulangan harian ke 2 kelas X terdiri darib 5 item, semuanya
tergolong sedang.
- Tes ulangan harian ke 2 ke 2 kelas XI IPS terdiri dari 5 item,ada
2 item tergolong sedang, da 3 item tergolong mudah.
42
- Tes ulangan harian ke 2 kelas XII IPS terdiri dari 5 item, ada 3
item tergolomg sedang, dan 2 item tergolong mudah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dari 30 item tes bentuk pilihan ganda dan 15 item tes bentuk uraian.
Terdapat 38 item tes valid atau 84,4% dan 7 item tes tidak valid atau
15,6%.
2. Dari hasil perhitungan indeks kesukaran diperoleh 7 item tergolong
sukar atau 15,6%, 30tergolong sedang atau 66,6% dan 8 item
tergolong mudah ( 17,8% )
3. Tes ulangan harian mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 1 Bontoa
Maros dalam mengukur prestasi belajar sosiologi sudah memenuhi
standar baku untuk digunakan sebagai alat ukur yang baik.
43
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Agar guru sosiologi di sekolah menengah atas, terutama di SMA
Negeri I Bontoa Maros tempat penelitian ini, agar dapat menjadikan
hasil penelitian ini sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan tes
yang baik dan benar.
2. Penelitian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan mutu tes ulangan harian mata pelajaran sosiologi yang
akan dipergunakan pada tahun ajaran selanjutnya
3. Agar guru-guru sosiologi, dalam mengembangkan alat evaluasi hasil
belajar, kiranya dapat memperlihatkan syarat-syarat tes yang baik,
agar prestasi yang ditujukan siswa benar merupakan prestasi yang
sebenarnya sehingga dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki
proses belajar selanjutnya.
4. kepada peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan meneliti ruang lingkup
yang lebih luas baik dari jumlah populasi, sampel maupun jumlah
sekolah .
44
DAFTAR PUSTAKA
A.Tabrani Rusyan, dkk. 1989. pendekatang dalam Proses Belajar Mengajar.
Remaja karya.bangdung.
Arikunto Suharsimin. 1987. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. bumi Aksar.
Jakarta.
Dewa ketut. Sukardi. 1988. Teknik Analisis Item Tes Hasil Belajar dan Cara-
cara Menghitung Validitas dan Realibitas.Usaha Nasional.
Surabaya Indonesia.
M.chalib Toha. 1990. Teknik evaluasi Pendidikan. RajaWali Press. Jakarta.
M.Ngalin Purwanto. 1991. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Remaja Rosdikarya. Bangdung.
Nana Sujana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja
Rosdikarya. Bangdung.
Oemar hammalik. 1989. Teknik pengukuran dan Evaluasi Pendidikan.
Mandar Baju. Bangdung.
45
Siameto. 1998. Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarata.
Sumadi Suryabrata. 1987. Pengembangan Tes Hasil Belajar.Raja Wali press.
Jakarta.
Sutrisno Hadi. 1987. Statistik Jilid II. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
UGM. Yogyakarta.
Wayan Nurkancana. 1989. Evaluasi Pendidikan. usaha Nasional. Surabaya
Indonesia.
LAMPIRAN A
ANALISIS TES ULANGAN HARIAN MODEL URAIAN
1. Data Skor prestasi Sosiologi ulangan harian ke 2 Kelas X
2. Perhitungan Validasi tes ulangan harrian ke 2 Kelas X
3. Perhitungan Indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 2 Kelas X
4. Data Skor prestasi belajar sosiologi hasil ulangan harian ke 2 kelas XI-
IPS
5. Perhitungan validasi item tes ulangan harian ke 2 XI-IPS
6. Perhitungan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 2 kelas XI-
IPS.
7. Data skor prestasi belajar Sosiologi ulangan harian ke 2 kelas XII-IPS
8. Perhitungan validasi item tes ulangan harian ke 2 XII-IPS
9. Perhitungan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 2 kelas XII-
IPS.
46
1. LAMPIRAN A. 1LEMBAR PEMERIKSAAN ULANGAN HARIAN KE 2 KELAS/SEMESTER : X/GANJIL
No NamaNo/skor maks/skor perolehan
Jumlah1 2 3 4 53 3 5 2 3 16,00
1. AAN ANGGA PRATAMA S. 2,5 3 4.5 0.5 3 13.502. ABD KAHAR 2 3 4.5 2 2 13.503. ABD. MALIK 1.5 3 5 0.5 2 13.504. ABDUL WAHAB 2 3 4.5 2 2 13.505. ANNISA 3 3 3 2 3 12.506. BASIR 0.5 3 4 2 2 11.507. ERNAWATI 2.5 3 3.5 0.5 2 11.508. ERNIATI 0.5 3 3.5 2 3 11.009. FAISAL 1.5 3 2 0.5 3 11.0010. FAISAL 1 3 3 1 3 11.0011. FAQHI MUHAMMADONG 1 3 4 0.5 2 10.5012. FIRMANSYAH 0.5 3 3.5 1.5 2 10.5013. FITRIANI 0 3 3 1 3 10.0014. HALISAH 2 3 2.5 1.5 1 10.0015. HASMIRAH 1.5 2 3.5 2 1 10.0016. HASNIA 2.5 2 3 1.5 1 10.0017. HATIJAH 0.5 3 2.5 0.5 3 9.5018. HERIADI 0.5 0 5 2 2 9.5019. HUDAYAH 3 0 3 0.5 3 9.5020. IMRAN 3 3 1 0.5 2 9.5021. JAMALUDDIN AMIR 1.5 0 3.5 1 3 9.0022. JULIANTO 0.5 3 2 0.5 3 9.0023. JUMRIA 2.5 2 3 0.5 1 9.0024. KARTINI 3 2 2.5 0.5 1 9.0025. M. AGUS 2.5 3 1.5 0.5 1 8.5026. MARDIANA 0 3 2.5 1 1 7.5027. MIHRAJ 2 0 3 0.5 2 7.5028. MIRNAWATI 3 1 2 0.5 1 7.5029. MUH. AKBAR P 1 0 3 1 2 7.0030. MUSDALIFAH 1.5 1 2.5 1 1 7.00
47
31. NOVIYANTI 1 0 1 1 3 6.0032. RANNI ADVENT PANNI 2 0 2.5 0.5 1 6.0033. RUSLAN 0.5 1 3 0.5 1 6.0034. SATRIANI 2 0 2.5 0.5 1 6.0035. SRI AYU LESTARI 2.5 0 0.5 1 2 6.0036. SUKRIADI 2 0 2 1 1 6.0037. SUNIAR 2.5 0 3 0.5 0 6.0038. SYAFRI 1 3 0.5 1 0 5.5039. WAHYUNI 0.5 0 2 0.5 1 4.0040. ZUKKIFLI 1 0 0.5 0.5 0 2.00
Hasil UjiNo Item
Ket1 2 3 4 5
Validasi (korelasi) 0.1405478 0.71081 0.71483 0.46448 0.58076Nilai Kritik (tabel) 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312Tingkat Kesukaran 52.50% 40.00% 45.00% 45.00% 42.50% Gagal/RSDaya Pembeda 0.019 5.66667 5.66667 5.66664 5.04754
Sumber : Analisis data 2008
2. LAMPIRAN A. 2
Perhitungan validasi item tes ulangan harian ke 2 kelas X bentuk
uraian. Berdasarkan Out Put hasil analisis komputer dapat dibuat tabel
sebagai berikut :
Tabel A2
No item ritA = 0.05(0,321)
Keputusan
1
2
3
4
5
0.152
0.711
0.715
0.465
0.581
<
>
>
>
>
Drop
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Analisis Data, 2008
3. LAMPIRAN A.3
48
Perhitungan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 2 kelas
X, bentuk uraian, berdasarkan out put hasil analisis komputer dapat dibuat
tabel sebagai berikut :
Tabel A.3
No. Item
Skor maksBatas
kelulusanPersentase kegagalan
Keputusan
12345
33523
22312
52,50 %40,5%45,5%47,5%42,0%
SedangSedangSedangSedangSedang
Sumber : Analisis Data, 2008
4. LAMPIRAN A.4LEMBAR PEMERIKSAAN ULANGAN HARIAN KE 2 KELAS/SEMESTER : XI-IPS/GANJIL
No NamaNo/skor maks/skor perolehan
Jumlah1 2 3 4 54 6 4 5 5 16,00
1. A. AKRAM LAPATAU 4 6 4 5 5 242. BAKRI 4 6 4 3 5 223. MULIANA AHMAD 4 6 4 3 4 214. AHMAD 4 6 4 3 4 215. IRHAM 4 6 4 3 4 216. MIFTAHUL 2 6 2 5 4 197. MUHAMMAD ANWAR 2 6 2 4 5 198. MUNSIR 4 6 2 3 4 199. RAHMAT 4 6 4 3 2 1910. SRI WAHYUNI 2 6 4 2 4 1811. SYARIFUDDIN 0 6 4 4 4 1812. TAMRIN 4 6 2 2 4 1813. ANDRI LATIF 4 6 0 3 4 1714. ASRI 0 6 4 3 4 1715. FIRMAN 0 6 4 2 4 1616. MUHAMMAD YUSUF 4 6 0 2 4 1617. NUR ASNI ARTATY 2 4 4 3 3 1618. SAFRI 2 6 2 2 4 1619. ABDUL KADIR 4 6 0 1 5 1620. SUKARMI 4 6 0 3 3 1621. SUWANDI 2 6 0 3 4 1522. AGUS SALAM 4 4 4 3 0 1523. ASRIANI 0 3 4 3 4 1424. HASRIANI 0 4 3 3 4 1425. LUKMAN LANTI 4 3 0 3 4 1426. MUHAMMAD ALWI 2 3 2 3 4 14
49
27. SYAMSUL N 0 3 4 3 3 1328. SAINUDDIN 4 2 0 3 4 1329. MIRAWATI 0 3 3 3 3 1230. MUH ADNAN NASIR 2 3 0 3 4 1231. YARET WEN LAS 2 3 0 3 4 1232. M. HAERIL HB. 4 0 0 3 4 1133. ISHAK 2 3 2 0 4 1134. MUH ILYAS 4 0 0 3 4 1135. SUPRIADI 4 2 0 0 4 1036. FERY IRFAN 2 0 0 3 4 937. HATIJAH 0 2 0 3 4 938. HAERUL 0 4 0 0 4 839. ISMAIL 2 3 0 0 3 840. MOLLE 0 3 0 0 4 7
Hasil UjiNo Item
Ket1 2 3 4 5
Validasi (korelasi) 0.1405478 0.71081 0.71483 0.46448 0.58076Nilai Kritik (tabel) 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312Tingkat Kesukaran 52.50% 40.00% 45.00% 45.00% 42.50% Gagal/RSDaya Pembeda 0.019 5.66667 5.66667 5.66664 5.04754
Sumber : Analisis data 2008
5. Lampiran A.5
Perhitungan validitas item tes ulangan harian ke 2 kelas XI-IPS bentuk
uraian. Berdasarkan out put hasil analisis komputer dapat dapat dibuat
tabel sebagai berikut :
Tabel A.5
No item r. it=0,05
(0,321)Keputusan
1
2
3
4
5
0,414
0,789
0,639
0,336
0,579
>
>
>
>
>
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Analisis data 2008
50
6 LAMPIRAN A.6
Perhitungan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 2 kelas XI-
IPS bentuk uraian. Berdasarkan out put hasil analisis komputer dapat
dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel A.6
No Item Skor maks Batas MaksPersentase Kelulusan
Keputusan
1
2
3
4
5
4
6
4
5
5
2
3
2
3
3
25,0%
15,0 %
40,0%
27,5%
50,0%
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sumber: Analisis data 2008
51
7 LAMPIRAN A.7LEMBAR PEMERIKSAAN ULANGAN HARIAN KE 2 KELAS/SEMESTER : XII-IPS/GANJIL
No NamaNo/skor maks/skor perolehan
Jumlah1 2 3 4 53 3 4 6 6 16,00
1 ABDUL LATIF 3 3 4 6 5 212 ARMAN 3 3 4 4 5 193 HAFSA 2 3 4 5 5 194 IRMA 3 0 4 6 6 195 MUHMMAD ILHAM 3 3 4 4 5 196 NURHIKMAH 2 3 4 3 6 187 NURWAHIDA 1 3 4 6 4 188 SITTI MARHUMA 3 3 4 4 3 179 ZAINUDDIN 2 3 2 5 5 17
10 JAMALUDDIN 3 3 4 5 2 1711 MUHAMMAD MUHLIS 2 3 2 5 5 1712 MUHTAR 3 3 2 4 4 1613 MULYA KARSA 2 3 2 5 4 1614 RUDINI 2 3 2 4 5 1615 SAEFUL BAHRI 1 3 4 4 4 1616 SARI BULAN 2 3 2 5 4 1617 SRIWAHYUNI 3 0 4 4 5 1618 WAHYUNI 3 3 2 4 2 1419 ABDULLAH 1 3 2 3 4 1320 FAHRUL 1 2 4 3 3 1321 HASRIADI 1 3 2 5 2 1322 IBRAHIM. S 2 3 2 4 0 1123 NURFAIDAH 1 3 2 5 0 1124 RAHMAN 1 2 2 3 2 1025 SAFRI 1 2 2 5 0 1026 SYARIFUDDIN 3 0 2 4 0 927 TAJUDDIN 1 0 2 2 4 9
52
28 ASRI RAHMAN 2 3 2 2 0 929 AYU 1 1 1 3 3 930 BUSRAN 1 1 2 2 2 831 FARDI 2 0 2 2 2 832 FEBRIANTO 0 3 2 3 0 833 HAIRIL ANWAR 2 0 0 5 0 734 HARMAWATI 1 0 2 4 0 735 ISMAIL 2 0 2 2 0 636 MUH NUR 0 0 2 3 1 637 MUH RUSLI 1 1 1 2 0 538 MUH SAID 1 0 1 3 0 539 NASRUN 1 0 2 2 0 540 NURMIYA 0 0 1 1 1 3
Hasil UjiNo Item
Ket1 2 3 4 5
Validasi (korelasi) 0.410 0.676 0.757 0.708 0.841Nilai Kritik (tabel) 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312Tingkat Kesukaran 45.00% 37.50% 12.50% 20.00% 50.00% Gagal/RS
Daya Pembeda 4.392 5.371643 7.66667 4.276719 4.39155Sumber : analisis Data, 2008
8. LAMPIRAN A.8
Perhitungan validitas item tes ulangan harian ke 2 kelas XII IPS bentuk
uraian. Berdasarkan out put hasil analisis komputer dapat dapat dibuat
tabel sebagai berikut :
Tabel A.8
No item r. it=0,05
(0,321)Keputusan
1
2
3
4
5
0,410
0,676
0,757
0,708
0,841
>
>
>
>
>
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Analisis data 2008
53
9. LAMPIRAN A.9
Perhitungan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 2 kelas XII
IPS bentuk uraian. Berdasarkan out put hasil analisis komputer dapat
dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel A.9
No Item Skor maks Batas MaksPersentase Kelulusan
Keputusan
1
2
3
4
5
3
3
4
5
6
2
2
2
3
3
45,0%
37,5%
12,5%
20,0%
50,0%
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sumber: Analisi data 2008
54
LAMPIRAN B
ANALISIS TES ULANGAN HARIAN MODEL PILIHAN GANDA
1. Data skor prestasi belajar sosiologi hasil ulangan harian ke 3 kelas X
2. Perhitungan validitas item tes ulangan harian ke 3 kelas X
3. Perhitungan indeks kesukaran item tes ulangan harian 3 kelas X
4. Data skor prestasi belajar sosiologi hasil ulangan harian ke 3 XI IPS
5. Perhitungan validitas item tes ulangan harian ke 3 kelas XI IPS
6. Perhitungan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 3 kelas XI IPS
7. Data skor prestasi belajar sosiologi hasil ulangan ke 3 kelas XII IPS
8. Perhitungan validitas item tes ulangan harian ke 3 kelas XII IPS
9. Perhitungan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 3 Kelas XII IPS
55
1. LAMPIRAN B.1LEMBAR PEMERIKSAAN HASIL ULANGAN HARIAN KE 3 KELAS/SEMESTER : X/GANJIL
No NamaNo/skor perolehan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101. AAN ANGGA P.S. 1 1 0 0 1 1 1 0 1 12. ABD KAHAR 0 0 1 1 1 0 1 1 0 13. ABD. MALIK 0 0 1 1 1 0 1 1 0 14. ABDUL WAHAB 0 0 1 1 1 0 1 1 0 15. ANNISA 0 0 0 0 1 1 1 0 1 16. BASIR 0 0 0 0 1 1 1 0 1 17. ERNAWATI 0 0 0 0 1 1 1 0 1 18. ERNIATI 0 0 0 0 1 1 1 0 1 19. FAISAL 0 0 0 0 1 1 1 0 1 110. FAISAL 0 0 0 0 1 1 1 0 1 111. FAQHI MUHAMMADONG 0 0 0 0 1 1 1 0 1 112. FIRMANSYAH 0 0 0 0 1 1 1 0 1 113. FITRIANI 0 0 0 0 1 1 1 0 1 114. HALISAH 0 0 0 0 1 1 1 0 1 115. HASMIRAH 0 0 0 0 1 1 1 0 1 116. HASNIA 1 1 0 1 1 0 0 0 0 117. HATIJAH 0 0 0 0 1 1 1 0 1 018. HERIADI 0 0 0 0 1 1 1 0 1 019. HUDAYAH 0 0 0 0 1 1 1 0 1 020. IMRAN 0 0 0 0 1 1 1 0 1 021. JAMALUDDIN AMIR 1 0 1 0 1 0 0 0 0 122. JULIANTO 1 0 1 0 1 0 0 0 0 123. JUMRIA 1 0 1 0 1 0 0 0 0 124. KARTINI 1 0 1 0 1 0 0 0 0 125. M. AGUS 1 0 0 0 1 1 1 0 0 126. MARDIANA 1 0 0 0 0 0 0 0 0 127. MIHRAJ 1 0 1 0 1 0 0 0 0 128. MIRNAWATI 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
56
29. MUH. AKBAR P 1 0 0 0 1 0 0 0 0 130. MUSDALIFAH 1 0 1 0 0 1 1 0 0 131. NOVIYANTI 1 0 0 0 1 0 0 0 0 132. RANNI ADVENT PANNI 1 0 1 0 1 0 0 0 0 133. RUSLAN 1 0 1 0 1 0 0 0 0 134. SATRIANI 0 1 1 0 0 0 1 1 0 135. SRI AYU LESTARI 0 1 0 0 0 1 1 1 0 136. SUKRIADI 0 1 0 0 0 0 1 1 0 137. SUNIAR 1 0 0 0 0 1 1 0 0 038. SYAFRI 1 0 1 0 1 0 0 0 0 039. WAHYUNI 1 0 1 0 1 0 0 0 0 040. ZUKKIFLI 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
Hasil UjiNomor Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Validasi (korelasi) 0.725 0.020 0.073 0.701 0.729 0.660 0.771 0.473 0.701 0.463Nilai Kritik (tabel) 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55Tingkat Kesukaran 0.4 0.1 0.4 0.15 0.9 0.45 0.55 0.2 0.35 0.75Daya Pembeda 0.2 0 0 -0.1 0 0.1 -0.3 -0.2 -0.1 0.1
Sumber : Analisis data, 2008
2. LAMPIRAN B.2
Perhitungan validasi item tes ulangan harian ke 3 kelas X bentuk
pilihan ganda dengan jumlah sampel N-40. berdasarkan output hasil
analisis komputer dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel B. 2
No Item r. Dwip = 0.05 (0,312) Keputusan
1
2
3
4
5
6
0.725
0.020
0.073
0.701
0.725
0.660
>
<
<
>
>
>
Valid
Drop
Drop
Valid
Valid
Valid
57
7
8
9
10
0.711
0.473
0.701
0.312
>
>
>
=
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Analisis data, 2008
3. LAMPIRAN B.3
Perhituangan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 3 kelas
X bentuk pilihan ganda dengan jumlah sampel N-40. berdasarkan output
hasil analisis komputer dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel B.3
No. Item Indeks Kesukaran (P) Inter Prestasi
1
2
3
4
5
6
0.4
0.1
0.4
0.5
0.9
0.5
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Mudah
Sedang
58
7
8
9
10
0.6
0.2
0.3
0.7
Sedang
Sukar
Sedang
Mudah
Sumber : Analisis data, 2008
4. LAMPIRAN B.4Lembar pemeriksaan hasil ulangan harian ke 3 Kelas /semester : XI-IPS/ganjil
No NamaNo/skor perolehan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101. A. AKRAM LAPATAU 1 0 0 1 1 1 1 0 0 12. BAKRI 1 0 0 1 1 1 0 1 1 03. MULIANA AHMAD 1 0 0 1 1 1 0 1 1 04. AHMAD 1 0 0 1 1 1 0 1 1 05. IRHAM 1 0 0 1 1 1 0 1 0 16. MIFTAHUL 1 0 0 1 1 1 0 1 1 07. MUHAMMAD ANWAR 1 0 0 1 1 1 0 1 1 08. MUNSIR 1 0 0 1 1 1 0 1 1 09. RAHMAT 1 0 0 1 1 1 0 1 1 010. SRI WAHYUNI 1 0 0 1 1 1 0 1 1 011. SYARIFUDDIN 1 0 0 1 1 1 0 1 1 012. TAMRIN 1 0 0 1 1 1 0 0 1 013. ANDRI LATIF 1 1 1 0 1 1 0 1 0 014. ASRI 0 0 0 1 1 1 0 0 1 015. FIRMAN 1 1 1 0 1 1 0 0 0 016. MUHAMMAD YUSUF 1 1 1 0 1 1 0 1 0 017. NUR ASNI ARTATY 0 0 1 1 0 0 1 1 1 118. SAFRI 0 0 0 0 1 1 0 0 0 019. ABDUL KADIR 0 1 1 0 1 0 1 0 0 020. SUKARMI 1 1 0 1 1 0 0 0 0 021. SUWANDI 1 1 0 1 1 0 0 1 0 122. AGUS SALAM 0 0 0 0 1 1 0 1 0 123. ASRIANI 0 0 0 0 1 1 0 1 0 024. HASRIANI 1 0 1 1 0 0 0 1 0 125. LUKMAN LANTI 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
59
26. MUHAMMAD ALWI 0 0 0 0 0 0 1 1 0 127. SYAMSUL N 0 0 0 0 0 0 1 1 0 128. SAINUDDIN 0 0 0 0 0 0 1 1 0 129. MIRAWATI 0 0 0 0 0 0 1 1 0 130. MUH ADNAN NASIR 0 0 0 0 0 0 1 1 0 131. YARET WEN LAS 0 0 0 0 0 0 1 1 0 132. M. HAERIL HB. 0 0 0 0 0 0 1 1 0 133. ISHAK 0 0 0 0 0 0 1 1 0 134. MUH ILYAS 0 0 0 0 0 0 1 1 0 135. SUPRIADI 0 0 0 0 0 0 1 1 0 136. FERY IRFAN 0 0 0 0 0 0 1 1 0 137. HATIJAH 1 0 0 0 1 0 0 0 0 038. HAERUL 0 0 0 0 0 0 1 1 0 139. ISMAIL 0 0 0 0 0 0 1 1 0 040. MOLLE 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
Hasil UjiNomor Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Validasi (korelasi) 0.775 0.070 0.123 0.751 0.779 0.710 0.761 0.523 0.751 0.513Nilai Kritik (tabel) 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312Tingkat Kesukaran 0.55 0 0 0.55 0.55 0.5 0.5 0.95 0.4 0.45Daya Pembeda 0.900 0 0 0.9 0.9 1 -0.8 0.1 0.8 -0.5
Sumber : Analisis Data, 2008
5. LAMPIRAN B. 5
Perhitungan validasi item ulangan harian ke 3 kelas XII-IPS
bentuk pilihan ganda dengan jumlah sampel N-40. berdasarkan output
hasil analisis komputer dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel B. 2
No Item r. Dwip = 0.05 (0,312) Keputusan
1
2
3
4
5
0.775
0.070
0.123
0.751
0.779
>
<
<
>
>
Valid
Drop
\Drop
Valid
Valid
60
6
7
8
9
10
0.710
0.761
0.523
0.751
0.513
>
>
>
>
=
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Analisis data, 2008
6. LAMPIRAN B.6
Perhituangan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 3 kelas
XII-IPS bentuk pilihan ganda dengan jumlah sampel N-40. berdasarkan
output hasil analisis komputer dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel B.3
No. Item Indeks Kesukaran (P) Inter Prestasi
1
2
3
4
5
0.6
0.0
0.0
0.6
0.6
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang
61
6
7
8
9
10
0.5
0.5
1.0
0.4
0.5
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sumber : Analisis data, 2008
7. LAMPIRAN B.7LEMBAR PEMERIKSAAN HASIL ULANGAN HARIAN KE 3 KELAS /SEMESTER : XII-IPS/GANJIL
No NamaNo/skor perolehan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101. ABDUL LATIF 0 0 1 1 1 0 0 1 1 12. ARMAN 0 0 0 1 1 1 1 0 1 13. HAFSA 0 1 1 1 0 0 1 1 1 04. IRMA 0 0 1 1 1 0 0 1 1 15. MUHMMAD ILHAM 0 1 1 1 0 0 1 1 1 06. NURHIKMAH 0 0 1 1 1 0 0 1 1 17. NURWAHIDA 1 1 1 0 0 1 1 0 0 18. SITTI MARHUMA 0 1 1 1 0 0 1 1 1 09. ZAINUDDIN 0 0 0 0 0 0 1 1 1 110. JAMALUDDIN 0 1 0 0 0 1 0 1 1 011. MUHAMMAD MUHLIS 0 1 1 0 0 0 0 0 1 112. MUHTAR 0 0 0 0 0 0 1 1 1 113. MULYA KARSA 1 1 0 0 0 0 0 0 1 114. RUDINI 1 1 0 0 0 0 0 0 1 115. SAEFUL BAHRI 0 0 0 0 0 0 1 1 1 116. SARI BULAN 0 1 0 0 0 0 0 0 1 117. SRIWAHYUNI 0 0 0 0 0 1 1 1 0 018. WAHYUNI 0 1 0 0 0 0 0 0 1 119. ABDULLAH 0 0 0 0 0 1 1 1 0 020. FAHRUL 0 0 0 0 0 1 1 1 0 021. HASRIADI 0 1 0 0 0 0 0 0 1 122. IBRAHIM. S 0 0 0 0 0 1 1 0 0 023. NURFAIDAH 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
62
24. RAHMAN 0 0 0 0 0 1 1 0 0 025. SAFRI 0 1 0 0 0 0 0 1 1 126. SYARIFUDDIN 0 0 0 0 0 1 1 0 0 027. TAJUDDIN 0 1 0 0 0 0 0 1 1 128. ASRI RAHMAN 0 0 0 0 0 1 1 0 0 029. AYU 0 1 0 0 0 0 0 1 1 130. BUSRAN 0 1 0 0 0 0 0 1 1 131. FARDI 0 0 0 0 0 1 1 0 0 032. FEBRIANTO 0 1 0 0 0 0 0 1 1 133. HAIRIL ANWAR 0 0 0 0 0 1 1 0 0 034. HARMAWATI 0 1 0 0 0 0 0 0 0 135. ISMAIL 0 0 0 0 0 1 1 0 0 036. MUH NUR 0 1 0 0 0 0 0 1 1 137. MUH RUSLI 0 1 0 0 0 0 0 1 1 138. MUH SAID 0 0 0 0 0 1 1 0 0 039. NASRUN 0 1 0 0 0 0 0 1 1 140. NURMIYA 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
Hasil UjiNomor Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Validasi (korelasi) 0.775 0.020 0.073 0.701 0.729 0.660 0.771 0.473 0.701 0.463Nilai Kritik (tabel) 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312Tingkat Kesukaran 0.05 0.55 0.35 0.35 0.2 0.35 0.45 0.65 0.7 0.6Daya Pembeda 0.100 -0.1 0.7 0.7 0.4 -0.1 0.1 0.3 0.4 0
8. LAMPIRAN B. 8
Perhitungan validasi item ulangan harian ke 3 kelas XII-IPS
bentuk pilihan ganda dengan jumlah sampel N-40. berdasarkan output
hasil analisis komputer dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel B. 2
No Item r. Dwip = 0.05 (0,312) Keputusan
1
2
3
4
0.725
0.020
0.073
0.701
>
<
<
>
Valid
Drop
Drop
Valid
63
5
6
7
8
9
10
0.729
0.660
0.711
0.473
0.701
0.463
>
>
>
>
>
>
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Analisis data, 2008
9. LAMPIRAN B.9
Perhituangan indeks kesukaran item tes ulangan harian ke 3 kelas
XII-IPS bentuk pilihan ganda dengan jumlah sampel N-40. berdasarkan
output hasil analisis komputer dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel B.3
No. Item Indeks Kesukaran (P) Inter Prestasi
1
2
3
4
0.1
0.6
0.4
0.4
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
64
5
6
7
8
9
10
0.2
0.4
0.5
0.7
0.7
0.7
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sumber : Analisis data, 2008
PEMERINTAH KABUPATEN MAROSDINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BONTOAAlamat : Jl. Pendidikan No 120 Kelurahan Bontoa Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros 90554
SURAT KETERANGANNomor :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Drs. Aswan, MM
NIP : 15808151987031010
Pangkat/Golongan : Pembina/IVa
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Bontoa Kabupaten Maros
Menerangka bahwa
65
Nama : H. Abdillah HP, M. Pd.
NIP : 197212311993081001
Bidang Studi : Sosiologi
Benar yang bersangkutan telah selesai melakukan penelitian dalam bentuk
pemberian tes ulangan harian mata pelajaran sosiologi sejak tanggal 20
Oktober 2008-15 Desember 2008 di SMA Negeri 1 Bontoa kabupaten Maros
dalam rangka penyusunan Karya Tulis berjudul :
“ANALISIS TES ULANGAN HARIAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
SMA NEGERI 1 BONTOA KABUPATEN MAROS”
Demikian keterangan ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Maros, 28 Desember 2008 Kepala Sekolah,
Drs. Aswan, MM. NIP 15808151987031010
66