Upload
imel-kamelia
View
6.723
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar. Semoga dapat bermanfaat.:)
Citation preview
Nama : Kamelia
NPM : 54412020
Kelas : 1IA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
2
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang membahas topik utama mengenai
“Kemiskinan”. Karya Ilmiah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini memberikan informasi bagi pembaca dan dapat bermanfaat.
Depok, 26 Januari 2013
Penyusun
Kamelia
3
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................................................. 3
Abstrak .................................................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 5
I.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................................5
I.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 6
I.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................6
I.4 Metode Penulisan..........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................7
II.1 Definisi Kemiskinan......................................................................................................................7
II.2 Penyebab Kemiskinan..................................................................................................................8
ii.3 Dampak Kemiskinan...................................................................................................................10
ii.4 Solusi Mengatasi Kemiskinan.....................................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................13
III.1 Kesimpulan................................................................................................................................13
III.2 Kritik dan Saran.........................................................................................................................14
BAB IV DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
4
Abstrak
Penulisan karya tulis tentang masalah sosial ini sendiri memiliki tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.Selain itu semoga karya tulis ini memiliki manfaat untuk
memberi pengetahuan terhadap pembaca.
Pengerjaan karya tulis tentang masalah sosial yang mengambil pokok utama yaitu
kemiskinan, saya sendiri mengambil beberapa materi untuk pengerjaan karya tulis ini dari
berbagai sumber.
Melalui karya tulis ini dapat diharapkan bahwa pembaca dapat mengerti pengertian dari
kemiskinan, penyebab dari kemiskinan, dampak atau akibat yang ditimbulkan dari
kemiskinan yang merupakan salah satu masalah sosial dan solusi yang dapat dilakukan
untuk mengurangi jumlah kemiskinan.
Kata kunci : definisi kemiskinan, penyebab kemiskinan, dampak kemiskinan, solusi
mengatasi kemiskinan.
5
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya
masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk
minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka
tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan kemudahan - kemudahan
lainnya yang tersedia pada jaman modern. Pemerintah Indonesia yang berorientasi
mengembangkan Indonesia menjadi negara maju dari segi ekonomi tentu menganggap
kemiskinan adalah masalah mutlak yang harus segera diselesaikan disamping masalah lain
yaitu ketimpangan pendapatan, strukturisasi pemerintahan, inflasi, defisit anggaran dan lain
lain.
Pemerintah Indonesia sendiri memiliki program-program dalam menangani masalah
kemiskinan. Program pemerintah untuk menangani masalah kemiskinan telah berhasil
menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40,1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5
juta (11,3%) pada tahun 1996. Namun, berbagai hal yang terjadi di Indonesia membawa
dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, seperti: krisis ekonomi yang terjadi sejak Juli
1997, bencana alam gempa bumi, dan tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumatra Utara pada
akhir Desember 2004. Menurut perhitungan BPS (Biro Pusat Statistik) jumlah penduduk
miskin meningkat menjadi 49,5 juta jiwa (24,2%) pada tahun 1998.
Untuk mengukur kemiskinan, Indonesia melalui BPS menggunakan pendekatan
kebutuhan dasar (basic needs) yang dapat diukur dengan angka atau hitungan Indeks
Perkepala (Head Count Index), yakni jumlah dan persentase penduduk miskin yang berada di
bawah garis kemiskinan.
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek
seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
Masalah kemiskinan yang dihadapi di setiap negara akan selalu dibarengi dengan masalah
6
laju pertumbuhan penduduk yang kemudian menghasilkan ketimpangan dalam distribusi
pendapatan nasional maupun pembangunan, dan pendidikan yang menjadi modal utama
untuk dapat bersaing di dunia kerja dewasa ini.
I.2 Rumusan Masalah
I.2.1. Apakah definisi dari kemiskinan?
I.2.2. Apakah definisi kemiskinan menurut para ahli?
I.2.3. Apa penyebab kemiskinan?
I.2.4. Apakah dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan?
I.2.5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kemiskinan?
I.3 Tujuan penulisan
I.3.1. Untuk mengetahui lebih lanjut definisi dari kemiskinan.
I.3.2. Untuk mengetahui definisi kemiskinan menurut para ahli.
I.3.3. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab kemisikinan.
I.3.4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan.
I.3.5. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi kemiskinan.
I.3.6.Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai masalah – masalah sosial di
Indonesia khususnya masalah kemiskinan.
I.4 Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode studi pustaka dan browsing internet dalam penulisan karya tulis.
7
BAB II
Pembahasan
II.1 Definisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat
dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan
kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar
minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan.
Membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan garis kemiskinan atau jumlah
rupiah untuk konsumsi orang perbulan. Definisi menurut UNDP dalam Cahyat (2004), adalah
ketidakmampuan untuk memperluas pilihan-pilihan hidup, antara lain dengan memasukkan
penilaian tidak adanya partisipasi dalam pengambilan kebijakan publik sebagai salah satu
indikator kemiskinan.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan relatif, kemiskinan
kultural dan kemiskinan absolut. Seseorang yang tergolong kemiskinan relatif sebenarnya
telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat
sekitarnya. Sedangkan kemiskinan kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya
sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya. Kemiskinan Absolut adalah sejumlah
penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi
kebutuha dasar. Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan riil minimum tertentu atau
dibawah “garis kemiskinan internasional”. Garis tersebut tidak mengenal tapal batas anatar
negara, tidak tergantung pada tingkat pendapatan per kapita di sutau negara ,dan juga
memperhitungkan perbedaan tingkat harga antar negara dengan mengukur penduduk
miskin sebagai orang yang hidup kurang dari Rp 10.000,- perhari. (Todaro, 2006)
Banyak pendapat di kalangan pakar ekonomi mengenai definisi dan klasifikasi kemiskinan
ini. Dalam bukunya The Affluent Society, John Kenneth Galbraith melihat kemiskinan terdiri
8
dari tiga macam, yakni kemiskinan umum, kemiskinan kepulauan, dan kemiskinan kasus.
Pakar ekonomi lainnya melihat secara global, yakni kemiskinan massal/kolektif, kemiskinan
musiman (cyclical), dan kemiskinan individu.
Kemiskinan, menurut Sharp et al., dapat disebabkan oleh ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya, perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia dan disebabkan
oleh perbedaan akses dalam modal. Sedangkan lingkaran setan kemiskinan versi Nurkse
sangat relevan dalam menjelaskan fenomena kemiskinan yang terjadi di negara-negara
terbelakang. Menurutnya negara miskin itu miskin karena dia miskin (a poor country is poor
because it is poor).
ii.2 Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
3. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
5. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
Jika lebih dikaji ulang dari berbagai aspek sebenarnya banyak sekali penyebab-penyebab
kemiskinan. Beberapa ahli dan beberapa pihak pun memiliki pendapat-pendapat sendiri
mengenai penyebab kemiskinan itu sendiri. Berikut beberapa pendapat ahli dan pihak
mengenai penyebab kemiskinan :
o Todaro (2006) memperlihatkan jalinan antara kemiskinan dan keterbelakangan dengan
beberapa aspek ekonomi dan aspek non ekonomi. Tiga komponen utama sebagai penyebab
keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat, faktor tersebut adalah rendahnya taraf hidup,
rendahnya rasa percaya diri dan terbebas kebebasan ketiga aspek tersebut memiliki
hubungan timbal balik. Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat produktivitas tenaga
9
kerja, rendahnya produktivitas tenaga kerja disebabkan oleh tingginya pertumbuhan tenaga
kerja, tingginya angka pengangguran dan rendahnya investasi perkapita.
o Studi empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanian (1995) yang
dilakukan pada tujuh belas propinsi di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada enam faktor
utama penyebab kemiskinan, yaitu:
1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya
tingkat pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya tingkat kesehatan,
kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja, rendahnya keterampilan dan
besarnya jumlah anggota keluarga.
2. Rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan aset
produksi serta modal kerja.
3. Rendahnya penerapan teknologi, ditandai oleh rendahnya penggunaan input
mekanisasi pertanian.
4. Rendahnya potensi wilayah yang ditandai dengan oleh rendahnya potensi fisik dan
infrastruktur wilayah.
5. Kurang tepatnya kebijaksanaan yang dikukan oleh pemerintah dalam investasi dalam
rangka pengentasan kemiskinan.
6. Kurangnya peranan kelembagaan yang ada.
o Asnawi (1994) menyatakan suatu keluarga menjadi miskin disebabkan oleh tiga faktor
yaitu: faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor teknologi. Sumber
daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan, dependensi ratio, nilai sikap,
partisipasi, keterampilan pekerjaan, dan semuanya itu tergantung kepada sosial budaya
masyarakat itu sendiri, jika faktor sosial budaya masyarakat itu sendiri masih terbelakang
maka rendahlah mutu sumber daya manusianya. Sebaliknya jika sosial budaya modern
sesuai dengan tuntutan pembangunan maka tinggilah mutu sumber daya manusia
tersebut
o Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor penyebab kemiskinan, faktor-faktor tersebut
antara lain:
a. Rendahnya taraf pendidikan.
b. Rendahnya taraf kesehatan.
c. Terbatasnya lapangan kerja.
d. Kondisi keterisolasian.
10
II.3 Dampak Kemiskinan
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks.
Pertama, pengangguran. Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran terbuka tahun
2007 saja sebanyak 12,7 juta orang. Jumlah yang cukup “fantastis” mengingat krisis
multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini.
Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan
karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak
mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah
menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak secara
langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata.
Kedua, kekerasan. Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan
efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan
yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan
menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok,
menodong, mencuri, atau menipu (dengan cara mengintimidasi orang lain) di atas
kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh
biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.
Ketiga, pendidikan. Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi
dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi
menjangkau dunia sekolah atau pendidikan.
Keempat, kesehatan. Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal.
Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau
ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh
kalangan miskin.
Kelima, konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul
akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti
lain dari kemiskinan yang kita alami.semuanya ini adalah ekspresi berontakan identitas diri
setiap individu. Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang
11
berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah
deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di
Indonesia. Baik di perdesaan maupun perkotaan.
II.4 Solusi Mengatasi Kemiskinan
Penanganan berbagai masalah di atas memerlukan strategi penanggulangan kemiskinan
yang jelas. Pemerintah Indonesia dan berbagai pihak terkait lainnya patut mendapat
acungan jempol atas berbagai usaha yang telah dijalankan dalam membentuk strategi
penanggulangan kemiskinan. Hal pertama yang dapat dilakukan oleh pemerintahan baru
adalah menyelesaikan dan mengadaptasikan rancangan strategi penanggulangan
kemiskinan yang telah berjalan. Kemudian hal ini dapat dilanjutkan dengan tahap
pelaksanaan. Berikut ini dijabarkan sepuluh langkah yang dapat diambil dalam
mengimplementasikan strategi pengentasan kemiskinan tersebut.
1) Peningkatan Fasilitas Jalan dan Listrik di Pedesaan
Berbagai pengalaman di China, Vietnam dan juga di Indonesia sendiri menunjukkan bahwa
pembangunan jalan di area pedesaan merupakan cara yang efektif dalam mengurangi
kemiskinan. Jalan nasional dan jalan provinsi di Indonesia relatif dalam keadaan yang baik.
Tetapi, setengah dari jalan kabupaten berada dalam kondisi yang buruk. Sementara itu lima
persen dari populasi, yang berarti sekitar 11 juta orang, tidak mendapatkan akses jalan
untuk setahun penuh. Hal yang sama dapat terlihat pada penyediaan listrik. Saat ini masih
ada sekitar 6000 desa, dengan populasi sekitar 90 juta orang belum menikmati tenaga
listrik.
2) Perbaikan Tingkat Kesehatan Melalui Fasiitas Sanitasi yang Lebih Baik
Indonesia sedang mengalami krisis penyediaan fasilitas sanitasi. Hanya kurang dari satu
persen limbah rumah tangga di Indonesia yang menjadi bagian dari sistem pembuangan.
Penyediaan fasilitas limbah lokal tidak dibarengi dengan penyediaan fasilitas
pengumpulan, pengolahan dan pembuangan akhir. Pada tahun 2002, pemerintah hanya
menyediakan anggaran untuk perbaikan sanitasi sebesar 1/1000 dari anggaran yang
disediakan untuk penyediaan air. Akibatnya, penduduk miskin cenderung menggunakan
12
air dari sungai yang telah tercemar. Tempat tinggal mereka juga sering berada di dekat
tempat pembuangan limbah. Hal ini membuat penduduk miskin cenderung menjadi lebih
mudah sakit dan tidak produktif.
3) Pembatasan Pajak dan Retribusi Daerah yang Merugikan Usaha Lokal dan Orang Miskin
Salah satu sumber penghasilan terpenting bagi penduduk miskin di daerah pedesaan adalah
wiraswasta dan usaha pendukung pertanian. Setengah dari penghasilan masyarakat petani
miskin berasal dari usaha pendukung pertanian. Untuk meningkatkan penghasilan tersebut,
terutama yang berasal dari usaha kecil dan menengah, perlu dibangun iklim usaha yang
lebih kondusif. Sayangnya, sejak proses desentralisasi dijalankan, pemerintah daerah
berlomba-lomba meningkatkan pendapatan mereka dengan cara mengenakan pajak dan
pungutan daerah yang lebih tinggi. Usahawan pada saat ini harus mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit untuk mengurus berbagai izin yang sebelumnya dapat mereka peroleh secara
cuma-cuma. Belum lagi beban dari berbagai pungutan liar yang harus dibayarkan untuk
menjamin pengangkutan barang berjalan secara lancar dan aman. Berbagai biaya ini
menghambat pertumbuhan usaha di tingkat lokal dan menurunkan harga jual yang
diperoleh penduduk miskin atas barang yang mereka produksi.
4) Menyediakan Lebih Banyak Dana Untuk Daerah-Daerah yang Tergolong dengan
Penghasilan Penduduk Rendah
Kesenjangan fiskal antar daerah di Indonesia sangatlah terasa. Pemerintah daerah terkaya di
Indonesia mempunyai pendapatan per penduduk 46 kali lebih tinggi dari pemerintah di
daerah termiskin. Akibatnya pemerintah daerah yang miskin sering tidak dapat
menyediakan pelayanan yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Pemberian dana yang terarah dengan baik dapat membantu masalah ini.
BAB III
13
Penutup
III.1 Kesimpulan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat
dengan kualitas hidup .
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
3. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
5. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks. Pertama
pengangguran, kedua kekerasan, ketiga pendidikan, keempat kesehatan, kelima konflik sosial
bernuansa SARA.
Solusi mengatasi kemiskinan diantaranya :
1) Peningkatan Fasilitas Jalan dan Listrik di Pedesaan
2) Perbaikan Tingkat Kesehatan Melalui Fasiitas Sanitasi yang Lebih Baik
3) Pembatasan Pajak dan Retribusi Daerah yang Merugikan Usaha Lokal dan Orang
Miskin
4) Menyediakan Lebih Banyak Dana Untuk Daerah-Daerah yang Tergolong dengan
Penghasilan Penduduk Rendah
14
III. 2 Kritik dan Saran
Penanganan berbagai masalah di atas memerlukan strategi penanggulangan kemiskinan yang
jelas. Pemerintah Indonesia dan berbagai pihak terkait lainnya patut mendapat acungan jempol atas
berbagai usaha yang telah dijalankan dalam membentuk strategi penanggulangan kemiskinan. Hal
pertama yang dapat dilakukan oleh pemerintahan baru adalah menyelesaikan dan mengadaptasikan
rancangan strategi penanggulangan kemiskinan yang telah berjalan. Kemudian hal ini dapat
dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan.
Semua itu harus dilakukan pemerintah dengan benar-benar, tegas dan disiplin dan begitu pula
sebagai warga negara yang baik kita harus mendukung setiap program Pemerintah yang baik untuk
kemajuan negara ini di kemudian hari.
15
BAB IV
Daftar Pustaka
http://appifrend.wordpress.com/2011/12/25/makalah-masalah-kemiskinan-dan-
penanggulangannya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://www.siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-
1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/reducingpoverty.pdf
http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan_02jan12.pdf
www.p2kp.org/pustaka/files/modul_pelatihan08/A/2/b/02/Modul-Konsep-PNPM-Mandiri-
Perkotaan.pdf