Upload
arman-syafriansyah
View
226
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
JUDUL : MENENTUKAN POLA PADA BARISAN BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN BIJI – BIJIAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III DI SD INPRES KAYANG III
NAMA / NIM : NAEMA YALLA / 824 672 606
Alamat @-mail : [email protected]
ABSTRAK
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tentang menentukan pola barisan bilangan, peneliti menggunakan media biji-bijian. Prestasi belajar siswa dalam menentukan pola barisan bilangan sangat rendah karena guru mengajar tidak menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat. Mengacu pada permasalahan tersebut, maka rumusan masalahnya adalah “bagaimana meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Inpres Kayang III pada mata pelajaran matematika tentang menentukan pola barisan bilangan, melalui penggunaan media biji-bijian. Dari rumusan masalah di atas, tujuan penelitiannya adalah dapat menentukan pola pada barisan bilangan, menggunakan media biji-bijian di SD Inpres Kayang III. Maka dari itu, tujuan di atas peneliti mengadakan perbaikan melalui siklus I pada hari Sabtu tanggal 20 September 2014 dan siklus II pada hari Sabtu tanggal 18 Oktober 2014. Dilihat dari jadwal penelitian di atas, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, obervasi / pengamatan, refleksi. Tindakan yang dilakukan selama 2 siklus ini, siklus I (63,75%) dan Siklus pada II (100%), sehingga siswa telah mencapai ketuntasan belajar dengan perolehan nilai rata 75. Ini berarti prestasi belajar siswa sudah melewati KKM 65. Peningkatan hasil ini diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan media biji-bijian dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas III SD Inpres Kayang III dalam pembelajaran matematika tentang menentukan pola pada barisan bilangan.
Kata Kunci : Hasil belajar, Barisan bilangan, Media biji-bijian
i
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu alat untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di segala kehidupan. Oleh sebab itu masalah pencapaian
pendidikan yang bermutu menuntut pengelolaan yang melibatkan pihak lain
yang dapat membantu peningkatan kualitas sumber daya secara professional.
Dengan adanya amanat Undang-Undang sistem pendidikan nasional, untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan untuk
mewujudkan tujuan dimaksud, maka upaya yang dilakukan pemerintah dalam
peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan adalah peningkatan kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan guna tercapainya tujuan pendidikan
Nasional.
Salah satu dari kelompok mata pelajaran tersebut di atas adalah maa
pelajaran matematika yang merupakan objek pembelajaran dan menuntut
keterampilan serta kemampuan untuk melaksanakan dan pembelajaran
matematika yang bersifat abstrak. Keterampilan dan kemampuan dalam
melaksanakan pembelajaran merupakan cara atau strategi untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Berkenaan dengan “menentukan pola pada barisan bilangan” yang
merupakan pokok bahasan pembelajaran di kelas III SD Inpres Kayang III
selalu mengalami kendala diantaranya adalah siswa kurang memahami,
suasana pembelajaran yang cenderung kaku dan ketuntasan belajar yang tidak
tercapai. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan memperbaiki proses
belajar mengajar dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Salah satu
cara yang dipandang penting untuk memperbaiki proses pembelajaran yaitu
menggunakan media biji-bijian. Proses belajar dengan menggunakan media
biji-bijian merupakan upaya bagi siswa tentang cara berpikir kritis dan
berdampak pada pemecahan masalah-masalah abstrak.
1
Ditinjau dari komponen guru agar proses pembelajaran berhasil maka
guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan ilmu
pengetahuan untuk mencapai pengetahuan dan keterampilan dimaksud, maka
guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dengan
penyesuaian jenjang pendidikan setingkat minimal Strata Satu (S1) bagi guru
sekolah dasar. Dengan tercapainya tingkat akademik tersebut diharapkan guru
bisa memilih dan menggunakan strategi dalam pembelajaran matematika dan
melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran baik secara mental, fisik
maupun sosial.
1. Aidentifikasi Masalah
Kesulitan pada mata pelajaran matematika disebabkan
pembelajaran matematika kurang bermakna, siswa masih belum aktif
terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga kemampuan siswa tentang
materi menentukan pola pada barisan bilangan sangat lemah karena pada
umumnya siswa hanya menerima begitu saja apa yang disampaikan guru
pada umumnya siswa telah mengenal ide-ide sejak dini, siswa mempunyai
kemampuan untuk berkembang dan pengalaman belajar yang dimilikinya.
Sehingga pada saat pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru
mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dpaat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Kurang menggunakan media pembelajaran
2. Siswa kurang serius mengikuti yang diajarkan
3. Siswa sulit menentukan barisan bilangan
4. Sebagian siswa tidak mengerjakan tugas
5. Prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika rendah
2. Analisis Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah di atas dan dapat dianalisis,
ternyata faktor penyebab timbulnya permasalahan, yaitu :
1. Guru tidak menggunakan media pembelajaran
2. Kreatifitas guru kurang
2
3. Ruang belajar tidak menyenangkan
3. Alternatif Dalam Pemecahan Masalah
Sesuai hasil analisis terhadap permasalahan di atas, maka alternatif
pemecahan yang paling tepat menggunakan media biji-bijian. Dengan
kondisi seperti ini yang hanya dengan penanaman konsep saja tidak dapat
membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar tetapi perlu dibantu
dengan media konkrit yang ada terdapat di lingkungan sekitar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang diangkat dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah “Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas II
SD Inpres Kayang III Pada Mata Pelajaran Matematika Tentang Menentukan
Pola Pada Barisan Bilangan Melalui Penggunaan Media Biji-Bijian?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah dapat
meningkatkan kemampuan siswa Kelas II mata pelajaran Matematika tentang
menentukan pola pada barisan bilangan menggunakan media biji-bijian di SD
Inpres Kayang III.
D. Manfaat Penelitian
1. Guru
Memberi motivasi bagi guru untuk memperbaiki perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Serta meningkatkan kinerja guru guna mencapai
tujuan pembelajaran yang menyenangkan. Dan rasa percaya diri dari
seorang guru lebih nampak.
3
2. Siswa
Siswa menjadi senang, lebih kreatif serta inovatif dalam menanggapi
proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran pada setiap mata pelajaran, maka sekolah dapat
menghasilkan siswa-siswi yang bermutu, berkualitas dan berprestasi.
4
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika
1. Pengertian belajar
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. Belajar juga merupakan suatu proses perubahan karakter baik
yang berkaitan dengan kognitif, efektif dan psikomotorik.
Untuk merumuskan defenisi belajar yang memadai bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah karena itu timbullah berbagai defenisi belajar yang
dikembangkan oleh para ahli diantaranya seperti yang dikemudkakan
Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka
Cipta ; 1999). Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui praktek atau latihan. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful
Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan indiidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhn, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
2. Pengrtian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses cara menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Pemblajaran menurut para ahli Gagne dan Briggs (1979:3).
Mengartikan instruktion atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengruhi
dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
3. Pengertian Belajar Matematika
Menurut S. Buner dari Universitas Harvard menjadi sangat
terkenal dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan
matematika khususnya menulis hasil studinya tentang “Perkembangan
5
Belajar”. Yang merupakan suatu cara untuk mendefenisikan belajar.
Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami
peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk
menyatakan kembali peristiwa tersebut dalam pikirannya, yaitu suatu
model mental tentang peristiwa yang dialami atau dikenalnya. Menurut
Bruner hal – hal tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang
menjadi tiga tahapan.
a. Tahap Enaktif
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak
secara langsung terlihat dalam memanipulasi (Mengotak atik) objek.
b. Tahap Ikonok
Dalam tahap ini kegiatan penyajian berdasarkan pada pikiran internal
diomana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar –gambar
atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang
merupakan gambaran dari objek – objek yang dimanipulasinya.
c. Tahap Simbolik
Dalam tahp ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi
simbol – simbol
4. Tujuan Pembelajaran Matematika
Adapun tujuan pembelajaran matematika bahwa tujuan yang
hendak dicapai dari pembelajaran matematika sekolah adalah :
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari – hari,
menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat alih gunakan melalui
kegiatan matematia, dan memahami konsep matmatika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan engaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, sefisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
6
B. Peristiwa Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan pengertian prstasi
belajar sebagai berikut : secara teori sesuatu kegiatan dapat memuaskan
suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya.
Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan,
penghargaan) dan dapat secara ekstrinsi (kegairahan untuk menyelidik,
mengartikan situasi.
Disamping itu siswa memerlukan / dan harus menerima umpan
balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport / nilai
test) (Psikologis belajar Drs. H. Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono
151).
Defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi
belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjkukan ukuran
kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prstasi belajar
hasil usaha belajar yang berupa nilai – nilai sebagai ukuran kecakapan dari
usaha belajar yang yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar di
tunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.
2. Wujud Hasil Belajar
Menurut Robert M. Gagne Hasil belajar atau tujuan pembelajaran
diklasifikasikan menjadi delapan.
a. Belajar isyarat (signal learing)
b. Belajar stimulus respon
c. Belajar merantaikan (chating)
d. Belajar asosiasi verbal (verbal association)
e. Belajar membedakan (Discrimination)
f. Belajar konsep (Cocep learniong)
g. Belajar dalil (rule learning)
h. Belajar memecahkan masalah (problem solving)
7
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Sadima (2006 : 6) media merupakan segala sesuatu yang
dapat digunakan untuik menyalurkan pesan dari pengirim kepada
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan
perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Latuhereu (Hamdani 2005) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar denganb maksud agar proses interaksi,
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat
guna dan berdaya guna.
Berdasarkan pendapat kedua ahli maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran ,agar dapat merangksang pikiran, perasaan dan
perhatian siswa sehinga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
tepat.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Harnich, dkk (1993) fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Pemusat perhatian siswa
b. Menggugah emosi siswa
c. Membantu siswa memahami materi pembelajaran membantu siswa
mengirgaisasikan informasi
d. Membangkitkan motivasi belajar siswa
e. Membuat pembelajaran menjadi lebih konkret
f. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra
g. Mengktifkn pembelajaran
h. Mengurangi kemungkinan pembelajaran yang meluluh berpusat pada
guru
i. Mengaktifkan respon siswa.
8
3. Jenis – Jenis Media Pembelajaran
Mdia pembelajaran pada umumnya dikelompokkan ke dalam tiga jenis
yang terdiri dari :
a. Media visual
Media visual (Daryanto, 1993 : 27) artinya semua alat peraga yan
digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmti lewat panca indra
mata.
b. Media Audio
Menurut Sudjana dan Rivai (2003 : 129) media audio untuk pengajaran
adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk audtif (pita suara
atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, peradsaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
c. Media Audio Visual
Media Audio visual yaitu kombinasi antar media visual dan audio atau
yang bisa disebut pandang dengar.
4. Media Pembelajaran Biji Jagung
Media Pembelajaran biji jagung adalah media atau bahan pembelajaran
lokal yang mudah didapat dan dipergunakan dalam proses pembelajaran.
Media biji jagung digunakan untuk merangsang dan menarik perhatian
siswa dalam proses belajar tentang “menentukan pola pada barisan
bilangan”.
9
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian tindakan kelas sebagai subjek penelitian adalah siswa
kelas III SD Inpres kayang III, Tahun Pelajaran 2014 / 2015 dengan
jumlah siswa 16 orang siswa yang terdiri dari 10 orang siswa laki – laki
dan 6 orang sisa perempuan.
2. Tempat Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas terlasana di SD Inpres Kayang, Desa Nadda,
Kecamatan Pantar Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
3. Waktu Peelitian Tindakan Kelas
Waktu Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada semester I Tahun
Pelajaran 2014 / 2015 dengan alokasi waktu :
a. Tanggal, 17 September perbaikan pembelajaran siklus I (Pertama)
b. Tanggal, 24 September 2014 perbaikan pembelajaran siklus II (kedua)
Mata pelajaran yang diadakan penelitian adalah matematikan tentang
“menentukan pola pada barisan bilangan”.
B. Prosedur Pelaksanaan
Pengumpul;an data ini direncanakan dan dilaksanakan dalam dua
siklus dimana terdapat empat tahapan pelaksanaan pada setiap siklus yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi atau pngamatan dan
tahap refleksi.
1. Langkah – langkah pelaksanaan pada siklus I (pertama)
a. Perencanaan
1. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran secara kolaboratif
antara peneliti dan guru kelas III SD Inpres kayang III
10
2. Membuat instrumen tes awal
3. Menyiapkan bahan
4. Menyiapkan lembar kerja siswa
b. Tahap Pelaksanaan
Peneliti / guru membentuk kelompok belajar siswa
c. Guru menjelaskan materi pembelajaran atau kegiatan yang akan
dilaksanakan siswa
d. Guru membagi LKS kepada siswa
e. Guru membimbing siswa dalam kelompok
f. Guru melaksanakan Post tes
2. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada saat implementasi RPP di kelas
yang dilakukan oleh Supervisor dua terhadap peneliti dalam proses
pembelajaran serta penelitia melakukan observasi tergadap siswa untuk
mengtahui kemajuan belajar siswa.
3. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada perbaikan
pembelajaran siklus I, hasil yang dicapai adalah belum memberi hasil
yang optimal yaitu peningkatan penuasaan materi oleh siswa dalam
pembelajaran. Oleh karena dalam pembelajaran terdapat kelemahan –
kelemahan yang dilakukan oleh peneliti yakni peneliti belum
mengatifkan siswa dengan media yang sesuai sehingga siswa tidak
mampu mengerjakan soal yang diberikan. Dengan demikian melalui
refleksi diri maka ingin melakukan perbaikan pemblajaran pada Siklus
II.
11
2. Langkah – Langkah Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklu kedua dilaksanakan pada
empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observai
dan tahap refleksi
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah :
1) Menginfentarisir kelemahan – kelemahan dalam pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I
2) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
3) Menyiapkan bahan
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang harus dilaksanak oleh peneliti yaitu :
1) Guru menjelaskan materi pembelajaran
2) Guru membagikan LKS kepada siswa serta menjelaskan cara
mengerjakannya
3) Siswa mengerjakan LKS yang telah diberikan
c. Tahap Observasi
Pada saat kegiatan implementasi dilakukan oleh peneliti maka
observasi dilakukan oleh supervisor satu dan supervisor dua untuk
menilai pelaksanaan perbaikan pembelajaran serta meneliti
mengadakan pengamatan terhadap siswa berdasarkan format
pengamatan.
d. Tahap Refleksi
Berdasakan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus dua, hasil yang
dicapai adalah terjadi peningkatan penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil kerja kelompok dan individu
yang diperoleh dari siswa yaitu data observasi atau pengamatan dengan
nilai rata-rata 77 dan nilai tes LKS dengan nilai rata-rata 80. Maka
disimpulkan bahwa dengan menggunakan media biji jagung dalam
“Menentukan Pola Pada Barisan Bilangan” dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas III SD Inpres Kayang III.
12
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilaksanakan dalam bentuk observasi dan tes, antar
lain :
1. Observasi
Hasil pengamatan terhadap siswa yang diperoleh dari observer serta data
tentang proses perbaikan pembelajaran.
2. Tes
Tes adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
13
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pembelajaran berlangsung dalam tiga tahapan yaitu pra siklus dan
dilanjutkan dengan penelitian perbaikan pembelajaran tindakan siklus I dan
siklus II. Setiap siklus terdapat 4 (empat) tahapan, yakni : Tahap Perencanaan,
Tahap Pelaksanaan, Tahap Observasi/Pengamatan dan Tahap Refleksi. Hasil
seluruh siklus disajikan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih
dahulu melaksanakan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru
dalam lembaran kerja siswa (LKS) pada siswa kelas III SD Inpres Kayang
III, Kecamatan Pantar Barat Laut Kabupaten Alor.
Namun setelah diadakan penelitian tentang hasil kerja siswa
(LKS), maka hasil penelitan tersebut masih jauh dari yang diharapkan.
Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas jika nilai KKM pada kompetensi
dasar pelajaran tersebut adalah 65 hingga siswa yang belum mendapatkan
nilai 65 dikategorikan belum tuntas pelajarannya.
Tabel 1
Hasil Evaluasi Pra Siklus
No Nama SiswaNilai yang
DiperolehKeterangan
1 Norlin Masi Bapa 50 Tidak Tuntas
2 Yeni Mau Lalang 60 Tidak Tuntas
3 Susi Wabang 50 Tidak Tuntas
4 Dini Apriani Pandu 65 Tuntas
5 Adrian Imanuel Weni 60 Tidak Tuntas
6 Robinson Ena 55 Tidak Tuntas
7 Ade Irma Fabak 66 Tuntas
8 Stevani Kawa 65 Tuntas
14
No Nama SiswaNilai yang
DiperolehKeterangan
9 Simeon Mau Yaru 65 Tuntas
10 Paskalis Aldo Unab 50 Tidak Tuntas
11 Aldo Igusti Mau
Tellu
50 Tidak Tuntas
12 Simson Mau kau 65 Tuntas
13 Dina S. F. Bu Pandu 60 Tidak Tuntas
14 Semuel S. Kala 50 Tidak Tuntas
15 Dorapia Maure 55 Tidak Tuntas
16 Jon R. Lili 60 Tidak Tuntas
Jumlah Nilai 936 Tuntas : 31.25 %
Nilai Rata-Rata 58,5 Tidak Tuntas : 60 %
Prosentasi 31,25 %
Jadi pada proses pembelajaran matematika tentang “Menentukan Pola
Pada Barisan Bilangan” untuk pra siklus 31,25 % artinya bahwa 5 dari 16
siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 60 % siswa atau 11
dari 16 siswa belum tuntas pada KKM di SD Inpres Kayang III.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 September 2014. Siklua I
meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu :
1. Tahap Perencanaan
Diawal perencanaan, peneliti dan observasi berdiskusi mencari solusi
pemecahan masalah pembelajaran matematika di kelas III SD Inpres
Kayang III dan berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang barisan bilangan dengan menggunakan media biji jagung,
kemudian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyusun RPP dan LKS Pembelajaran
15
b. Menyediakan/menyiapkan media/alat peraga dan bahan praktek
pembelajaran
c. Menyusun instrumen penilaian
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran penelitian dapat menyusun
langkah-langkah proses pembelajaran sebagai berikut :
a. Mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang
sudah disiapkan
b. Melaksanakan pembelajaran RPP
1) Pembentukan kelompok RPP
2) Tanya jawab
3) Pemberian rangkuman materi pelajaran
4) Melakukan evaluasi diakhir pelajaran
5) Menganalisis hasil pembelajaran
3. Tahap Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siswa
kelas III yang berjumlah 16, dimana dalam proses pembelajaran yang
diberikan pada siklus I ini, siswa masih kurang perhatian dan tidak
termotivasi ataupun kurang aktif pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Pengamatan guru terhadap aktifitas selama proses
pembelajaran pada siklus I terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
No Nama SiswaNilai yang Diperoleh
Keterangan
1 Norlin Masi Bapa 65 Tuntas
2 Yeni Mau Lalang 65 Tuntas
3 Susi Wabang 65 Tuntas
4 Dini Apriani Pandu 65 Tuntas
5 Adrian Imanuel Weni 55 Tidak Tuntas
6 Robinson Ena 65 Tuntas
16
No Nama SiswaNilai yang Diperoleh
Keterangan
7 Ade Irma Fabak 55 Tidak Tuntas
8 Stevani Kawa 70 Tuntas
9 Simeon Mau Yaru 60 Tidak Tuntas
10 Paskalis Aldo Unab 65 Tuntas
11 Aldo Igusti Mau Tellu 60 Tidak Tuntas
12 Simson Mau kau 70 Tuntas
13 Dina S. F. Bu Pandu 70 Tuntas
14 Semuel S. Kala 55 Tidak Tuntas
15 Dorapia Maure 65 Tuntas
16 Jon R. Lili 70 Tuntas
Jumlah Nilai 1020 Tuntas : 68,75 %
Nilai Rata-Rata 63,75 % Tidak Tuntas : 31,25 %
Prosentasi 68,75 %
Jadi pada proses pembelajaran matematika tentang “Menentukan Pola
Pada Barisan Bilangan” untuk Siklus I 68,75 % artinya bahwa 11 dari
16 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 31,25 % siswa
atau 5 dari 16 siswa belum tuntas pada KKM di SD Inpres Kayang III.
4. Tahap Refleksi
Hasil observasi pada siklus I melalui tabel di atas, diketahui ada
jumlah 16 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, 5 orang siswa
diantaranya belum mencapai ketuntasan, karena KKM untuk
kompetensi dasar ini adalah 65. Dengan demikian, pembelajaran pada
siklus I, belum berhasil. Karena itu, melalui refleksi pada siklus I ini
dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus II.
17
FOTO KEGIATAN SIKLUS I
Guru Menulis Materi Pokok Di Papan Tulis
Guru mengontrol Anak sedang melaksanakan tugas
18
Siswa sedang berdiskusi
19
3. Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, perencanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus II ini, peneliti perlu menekankan
pembelajaran matematika tentang “Menentukan Pola Pada Barisan
Bilangan” melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyediakan media/alat peraga
b. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek
c. Menyediakan alokasi waktu
d. Membuat rangkuman materi
2. Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini, peneliti melakukan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut :
a. Mengembangkan perangkat pembelajaran RPP, perbaikan LKS,
media/bahan praktek, instrumen penelitian yang akan digunakan
b. Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP perbaikan
c. Melakukan evaluasi
d. Menganalisis hasil pembelajaran
3. Tahap Pengamatan/Observasi
Berdasarkan hasil observasi/pengamatan pada siswa kelas II
yang berjumlah 16 siswa. Hasil observasi/pengamatan pada siklus II
dapat dilaporkan bahwa siklus II dalam menentukan barisan bilangan,
terlihat adanya peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya, yaitu
siswa aktif, punya kemauan untuk mencari tahu lebih tinggi dan
mampu menentukan barisan bilangan. Sehingga nilai siswa menjadi
lebih baik dari nilai sebelumnya. Hal ini terbukti dari hasil belajar nilai
siklus II. Walaupun ada beberapa siswa yang nilainya hanya mencapai
standar KKM yakni 65.
20
Tabel 3
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II
No Nama SiswaNilai yang Diperoleh
Keterangan
1 Norlin Masi Bapa 75 Tuntas
2 Yeni Mau Lalang 70 Tuntas
3 Susi Wabang 70 Tuntas
4 Dini Apriani Pandu 90 Tuntas
5 Adrian Imanuel Weni 70 Tuntas
6 Robinson Ena 80 Tuntas
7 Ade Irma Fabak 75 Tuntas
8 Stevani Kawa 75 Tuntas
9 Simeon Mau Yaru 70 Tuntas
10 Paskalis Aldo Unab 70 Tuntas
11 Aldo Igusti Mau Tellu 65 Tuntas
12 Simson Mau kau 95 Tuntas
13 Dina S. F. Bu Pandu 75 Tuntas
14 Semuel S. Kala 75 Tuntas
15 Dorapia Maure 70 Tuntas
16 Jon R. Lili 75 Tuntas
Jumlah Nilai 1200
Nilai Rata-Rata 75
Prosentasi
4. Tahap Refleksi
Proses pembelajaran siklus II, yakni perolehan hasil observasi serta
hasil evaluasi meningkat ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil
belajar yang mencapai ketuntasan.
21
Tabel 4
Rekapan Nilai Perbaikan Pembelajaran
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa
Nilai yang Diperoleh
KetPra Siklus
Perbaikan
Siklus I Siklus II
1 Norlin Masi Bapa 50 65 75
2 Yeni Mau Lalang 60 65 70
3 Susi Wabang 50 65 70
4 Dini Apriani Pandu 65 65 90
5 Adrian Imanuel Weni 60 55 70
6 Robinson Ena 55 65 80
7 Ade Irma Fabak 66 55 75
8 Stevani Kawa 65 70 75
9 Simeon Mau Yaru 65 60 70
10 Paskalis Aldo Unab 50 65 70
11 Aldo Igusti Mau Tellu 50 60 65
12 Simson Mau kau 65 70 95
13 Dina S. F. Bu Pandu 60 70 75
14 Semuel S. Kala 50 55 75
15 Dorapia Maure 55 65 70
16 Jon R. Lili 60 70 75
Jumlah Nilai 936 1020 1200
Nilai Rata-Rata 58,5 % 63,75 % 75
Prosentasi 31,25 % 68,75 %
22
FOTO KEGIATAN SIKLUS II
Mahasiswa sedang menyampaikan materi
Siswa sedang berdiskudi
23
Mengontrol siswa sedang melaksanakan tugas kelompok
24
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
Dengan adanya perbaikan pembelajaran materi tentang barisan
bilangan pada siklus I, siswa belum memahami dan memberikan
perhatian yang serius tentang apa yang dipelajarinya. Buktinya, pada saat
pemberian tugas untuk menyelesaikan soal, siswa belum terlihat mampu
menjawab dengan benar. Hal ini disajikan, ternyata ada beberapa siswa
yang tidak aktif dalam kegiatan proses pembelajaran berlangsung.
Dengan dasar adanya perbaikan pembelajaran ini, maka hasil yang
dicapai siklus I belum adanya peningkatan. Dilihat dari perbaikan
pembelajaran pada siklus I dengan nilai prestasi 31,25 % dan nilai rata-rata
kelas 58,5 sementara KKM yang ditentukan di sekolah adalah 65. Maka
ketuntasan belajar siswa yang diperoleh pada siklus I adalah 31,25 % dari
jumlah siswa 16 orang, yaitu 5 siswa mencapai ketuntasan belajar
sedangkan 11 siswa belum mencaai ketuntasan belajar.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil pembalajaran pada siklus II, hasil yang diperoleh
adalah adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan, karena perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru sesuai
dengan pembelajaran kontekstual. Siswa sudah memahami dan mengalami
sendiri materi yang diajarkan guru dalam RPP perbaikan pembelajaran.
Peningkatan hasil kemampuan siswa pada siklus II, yaitu nilai rata-rata
kelas 75. Hal ini berarti ketuntsan belajar siswa sudah melampaui KKM
yang ditentukan sekolah yakni 65. Siswa telah mencapai ketuntsan belajar
75, dari jumlah siswa 16 orang, jika dibandingkan hasil pembelajaran pada
siklus I, berarti ada peningkatan hasil belajar pada siklus II, siswa telah
menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus I dan siklus II, maka peneliti
menganggap bahwa dengan menggunakan media biji jagung dapat
meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dapat mencapai ketuntasan
belajar mengenai materi tentang barisan bilangan.
25
Hasil analisis berdasarkan tabel pra siklus, siklus I dan Siklus II maka
presentasi tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat pada grafik berikut :
GRAFIK PEMBELAJARAN PER SIKLUS
26
BSIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penilaian pembelajaran yang dilaksanakan dalam
dua d\siklus dan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disumpulkan bahwa media “biji jagung” dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan siswa pada pelajaran matematika tentang “Menentukan Pola Pada
Barisan Bilangan”.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Supaya pembelajaran lebih efektif dan efisien, maka guru perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Guru harus menyususn rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang
diajarakan.
2. Guru harus mempersiapkan diri dalam penguasaan materi ajar
3. Guru harus mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
4. Guru harus mengaktifkan siswa dengan penggunaan media pembelajaran
27
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Mustaqim, Ary Astuty (2008). Ayo Belajar Matematika. Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Latuheru. Pengertian, Peran dan Fungsi Media Pembelajaran. Jakarta : FTIK
UN, 1988.
Negoro, S,T dan B, Harahap, (1982). Ensiklopedi Matematika. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Sulardi, (2000). Pandai Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD. Jakarta :
Erlangga.
Sri Anita W, dkk (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
28
PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIAH
Kami yang bertanda tangan di bawah ini ANDERIAS SAITAKEL, S.Pd
Pembimbing Karya Ilmiah dari Mahasiswa :
Nama : NAEMA JALLA
NIM : 824 672 606
Program Studi : S1 Pendidikan dasar
UPBJJ : 79 Kupang
Menyatakan bahwa Karya ilmiah dari Mahasiswa tersebut di atas dengan Judul :
“MENENTUKAN POLA PADA BARISAN BILANGAN DENGAN
MENGGUNAKAN BIJI – BIJIAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS III DI SD INPRES KAYANG III” layak untuk
diunggah ke Aplikasi Karya Ilmiah Universitas Terbuka dengan telah memperhatikan
ketentuan penulisan Karya Ilmiah sesuai Panduan yang telah ditetapkan dan ketentuan anti
Plagiasi.
Demikian persetujuan ini kami berikan.
Pembimbing,
ANDERIAS SAITAKELA
29