28
Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,kerena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa indonesia tentang Ihwal Karya Ilmiah Akademik Makalah ini memuat tentang Ihwal karangan ilmiah,mengenali karangan ilmiah,asas-asas karangan ilmiah,Tema karangan,judul karangan,kalimat tesis,kerangka karangan,model-model berpikir,ihwal latar belakang masalah,ihwal tujuan penulisan,ihwal hipotesis,ihwal abstrak.semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat memberi pengetahuan Kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini oleh sebab itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun bagi kami .kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca Yogyakarta, 7 November 2014 Penulis

Karya Ilmiah Akademik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia, untuk mahasiswa: Karya Ilmiah Akademik

Citation preview

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,kerena atas

rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa indonesia tentang Ihwal Karya Ilmiah

Akademik

Makalah ini memuat tentang Ihwal karangan ilmiah,mengenali karangan ilmiah,asas-

asas karangan ilmiah,Tema karangan,judul karangan,kalimat tesis,kerangka karangan,model-

model berpikir,ihwal latar belakang masalah,ihwal tujuan penulisan,ihwal hipotesis,ihwal

abstrak.semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga

dapat memberi pengetahuan

Kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini

oleh sebab itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun bagi kami .kami berharap

dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Yogyakarta, 7 November 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cara penulisan karya ilmiah yang baik dewasa ini kurang mendapatkan perhatian dari

masyarakat. Oleh karena itu, masih sering kita jumpai karya ilmiah yang memiliki kesalahan dalam

penulisannya, entah dalam kesalahan berbahasa maupun dalam kesalahan konsep dari karangan

ilmiah itu sendiri. Dalam penulisan karangan ilmiah terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian

utama, yaitu maksud dan tujuan dari penulisan karya ilmiah, tema karya ilmiah, judul karya ilmiah,

kerangka karya ilmiah, paragraf karya ilmiah, dan lain sebagainya. Seluruh unsur-unsur tersebut harus

disusun secara runtut, supaya dapat tercipta karya ilmiah yang mudah dipahami oleh para

pembacanya. Oleh sebab itu kita harus mengetahui cara penulisan karya ilmiah yang baik dan benar

supaya karya ilmiah yang kita buat dapat dipahami maksud dan tujuannya oleh para pembaca.

B. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa maksud dan tujuan karya Ilmiah?

1.2.2 Apa saja dimensi yang berkaitan dengan karya ilmiah?

1.2.3 Apa saja asas-asas yang digunakan dalam menulis karangan ilmiah?

1.2.4 Apa maksud dan tujuan dari tema karangan?

1.2.5 Bagaimana cara merumuskan judul karangan yang baik?

1.2.6 Apa yang dimaksud dengan kalimat tesis?

1.2.7 Apa tujuan dan fungsi dari kerangka karangan?

1.2.8 Apa saja jenis model berpikir yang diterapkan dalam karangan ilmiah?

1.2.9 Apa saja ihwal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, tujuan masalah?

1.2.10 Apa saja ihwal yang berkaitan dengan tujuan penulisan?

1.2.11 Apa saja ihwal yang berkaitan dengan hipotesis dalam karangan ilmiah?

1.2.12 Apa saja ihwal yang berkaitan dengan abstarak dalam karya ilmiah?

1.2.13 Bagaimana cara kerja yang baik dalam penyusunan karangan ilmiah?

1.2.14 Apa saja langkah yang diperlukan dalam penyediaan data?

1.2.15 Apa saja aspek-aspek yang berpengaruh dalam analisis data?

1.2.16 Bagaimana proses berpikir yang baik dalam penyusunan karya ilmiah

C. Tujuan

1.3.1 Mengetahui maksud dan tujuan karya ilmiah.

1.3.2 Mengetahui dimensi yang berkaitan dengan karya ilmiah.

1.3.3 Mengetahui asas-asas yang digunakan dalam menulis karangan inlmiah.

1.3.4 Mengetahui maksud dan tujuan dari tema karangan.

1.3.5 Mengetahui cara merumuskan judul karangan yang baik.

1.3.6 Mengetahui maksud dari kalimat tesis.

1.3.7 Mengetahui tujuan dan fungsi dari kerangka karangan .

1.3.8 Mengetahui model-model berpikir yang diterapkan dalam karangan ilmiah.

1.3.9 Mengetahui ihwal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, tujuan masalah.

1.3.10 Mengetahui ihwal yang berkaitan dengan tujuan penulisan.

1.3.11Mengetahui ihwal yang berkaitan dengan hipotesis dalam karangan ilmiah.

1.3.12Mengetahui ihwal yang berkaitan dengan abstarak dalam karya ilmiah.

1.3.13Mengetahui cara kerja yang baik dalam penyusunan karangan ilmiah.

1.3.14Mengetahui langkah-langkah yang diperlukan dalam penyediaan data.

1.3.15Mengetahui aspek-aspek yang berpengaruh dalam analisis data.

1.3.16Mengetahui proses berpikir yang baik dalam penyusunan karya ilmiah.

D. Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah studi pustaka.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ihwal Karangan Ilmiah

Menulis karya ilmiah dapat dibilang mudah dan tidak mudah. Sebagian orang

merasa mudah untuk menulis karya ilmiah karena mereka telah mempunyai kebiasaan

untuk menulis dan membaca, sehingga tidak sulit bagi mereka untuk menulis karya

ilmiah. Namun, sebagian orang merasa tidak mudah dalam penulisan karya ilmiah

karena kurang adanya minat atau keterbiasaan dalam membaca dan menulis.

Kebiasaan membaca memiliki peran dan pengaruh yang besar dalam penulisan karya

ilmiah. Kebiasaan tersebut menyebabkan terbukanya wawasan dalam aktivitas

menulis.

Selain itu, dalam penulisan karya ilmiah juga terikat dengan aturan-aturan yang

sifatnya cenderung konvensional dan berlaku universal. Disebut konvensional karena

pada penulisan karya ilmiah, penulis mau tidak mau harus mengikuti peraturan yang

berlaku. Aturan-aturan kebakuan tersebut lazimnya telah dirumuskan pula oleh setiap

intuisi pendidikan, apa pun bentuknya, dalam bentuk panduan penulisan karya ilmiah.

Dengan begitu, setiap orang terikat untuk mengikuti dan menepati ketentuan-

ketentuan baku tersebut. Hadirnya panduan tersebut dipandang memudahkan karena

setiap orang tinggal mengikuti secara konsisten satu demi satu yang dirumuskan di

dalam ketentuan itu. Namun, juga bisa dipandang menyulitkan karena orang tidak lagi

dapat bebas dalam berekspresi lewat tulisannya itu. Karya ilmiah diharuskan berlaku

universal, baik itu format maupun esesinya, agar karya ilmiah tersebut dapat secara

mudah dipahami oleh masyarakat ilmiah yang berada di seluruh dunia.

B. Lebih Mengenali Karangan Ilmiah

Karya ilmiah lazimnya dipahami sebagai tulisan yang memiliki sifat yang khas,

yaitu keilmuan. Agar keilmuan tersebut dapat tersusun dengan rapih, dimensi-dimensi

keilmuan itu menjadi kandungan pokoknya dalam tulisan itu.

1. Fakta/Data sebagai Dasar

Sebuah tulisan dianggap bersifat ilmiah karena ada fakta atau data dalam

tulisan tersebut. Data yang berkualifikasi sempurna lazimnya didapatkan

dengan cara-cara yang baik dan tepat pula. Metode pengumpulan data yang

digunakan untuk mengumpulkan data juga harus tepat di dalam penerapannya.

Jadi, data itu tidak cukup dikumpulkan tetapi juga harus diidentifikasi, harus

diolah, harus diseleksi, dan harus diklasifiaksikan dengan baik, sehingga

kelas-kelas atau tipe-tipe datanya menjadi jelas.

Data dalam karya ilmiah juga harus diperoleh dari sumber yang jelas,

sistem penyampelan yang jelas, dan juga objek datanya juga harus jelas

identitasnya.

2. Pemikiran, Analisis, dan Konklusi Logis

Sebuah karya ilmiah harus memenuhi tiga dimensi kelogisan di dalam

tiga hal, yakni pemikiran atau penalaran, analisi atau pembahasan, dan

penarikan simpulan. Dengan kata lain, karya ilmiah itu harus memenuhi

criteria berpikir logis. Kelogisan dalam penulisan karya ilmiah akan

menciptakan pemikiran yang selaras antara penulis dan pembaca.

Analisis data baru dapat dilakukan terhadap data yang sudah disajikan

dalam kualifikasi sempurna. Data dapat dikatakan dalam kualifikasi sempurna

apabila sudah diidentifikasi secara benar, diolah dengan benar, dan

diklasifikasi secara benar pula. Pada akhirnya data yang telah disajikan dengan

benar dan sempurna kemudian dianalisis atau dibahas dengan benar dan

sempurna pula, yang pada akhirnya menghasilkan simpulan-simpulan yang

sempurna pula.

Dalam karangan atau tulisan ilmiah ini pula, analisis atau pembahasan

data yang benar itu harus didasarkan pada teorisasi yang benar, selain juga

digunakan alat-alat analisis yang juga harus tepat benar. Agar teori-teori dan

kajian-kajian pustaka dapat digunakan sebagai salah satu analisis data, maka

teori dan pustaka itu dapat digunakan semata-mata ditampilkan sebagai

deskripsi, tetapi lebih dari semua itu di dalamnya harus terdapat interpretasi-

interpretasi.

3. Objektif dan Tidak Berpihak

Sebuah pembahasan atau analisis karya ilmiah harus benar-benar bersifat

objektif karena sesungguhnya alasan pokok sebuah penelitian yang hasilnya

disajikan dalam bentuk karangan ilmiah atau karya ilmiah itu adalah pencarian

kebenaran. Analisis yang harus dilakukan tidak boleh bersifat subjektif

(interested), melaikan harus bersifat objektif (disinterested). Analisis yang

demikian ini hanya dapat dilakukan kalau dasarnya adalah theorectical ground

yang benar, tidak hanya merupakan deskripsi, atau bahkan mahalan berupa

tempelan-tempelan hasil karya potong dan temple. Jika kerangka teori itu tidak

benar, maka analisisnya juga tidak benar dan sangat menyesatkan.

4. Akurat dan Sistematis

Karya ilmiah haruslah bersifat sistemik dan sistematik. Dimensi sistemik

adalah bahwa karya ilmiah harus sepenuhnya mengacu kepada sistem dan/atau

tata cara ilmiah tertentu yang sifatnya konvensional dan sekaligus universal

seperti yang disebutkan di bagian awal. Sistematis apabila pengaturan dan

penataannya runtut sesuai dengan urutan yang berlaku umum atau universal

sebagai karya ilmiah. Contohnya, sebuah karya ilmiah mustahil bila dimulai

tanpa pendahuluan. Hal itu menyebabkan pembaca akan tidak mengetahui

maksud dari penulis dalam menulis karya ilmiah.

Ciri lainnya adalah karya ilmiah harus disusun atau dikonstruksi secara

akurat. Ketidakakuratan menyebabkan kesalahan fatal dan mendasar di dalam

semua konstruksi karangan ilmiah itu. Selain itu, karangan ilmiah haruslah

menggunakan bahasa yang baku dan benar, bukan bahasa yang hanya lazim

digunakan dalam konteks tidak formal.

5. Tidak Emosional

Sebuah karangan ilmiah tidak boleh bernuansa emosional. Bahasa yang

digunakan juga tidak boleh penuh dengan nuansa dan perasaan yang penuh

dengan keharusan dan sarat dengan permohonan maaf, serta juga tidak boelh

berbelit-belit. Dalam penggunaan bahasa di karangan ilmiah haruslah bahasa

yang tidak emosional tetapi merupakan bahasa interpretative, yang intelek, dan

penuh dengan ketepatan atau keakurasian.

C. Asas-asas Menulis Karangan Ilmiah

1. Kejelasan (clarity)

Kejelasan merupakan salah satu asas dalam menulis karangan ilmiah.

Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca . Kejelasan tidak saja

berarti mudah dibaca atau dimengerti tetapi Tulisan tidak menimbulkan salah

tafsir, Ide tidak samar-samar atau kabur. Mengutip pendapat HW Fowler, asas

kejelasan tampak pada tulisan yang menggunakan kata umum, bukan kata

khusus. Tulisan juga bersifat konkret (bukan abstrak), tunggal (bukan panjang

lebar), pendek (bukan panjang), menggunakan bahasa sendiri (bukan bahasa

asing).

Kejelasan di dalam karangan ilmiah itu ditopang oleh hal-hal berikiut:

1. Pemakaian bentuk, kebahasaan yang lebih dikenal daripada bentuk

kebahasaan yang masih harus dicari-cari dulu maknannya, bahkan oleh

penulisnya.

2. Pemakaian kata-kata yang pendek, ringkas, tajam, lugas, daripada kata-

kata yang berbelit, yang panjang, yang rancu, yang boros

3. Pemakaian kata-kata dalam bahasa sendiri daripada kata-kata dalam

bahasa asing.

Kata-kata asing dapat digunakan tetapi jangan sampai verbalistis

(bersifat hafalan: kata-kata itu dipakai secara -- saja tanpa diketahui maknanya

yg jelas).

2. Ketepatan (accuracy)

Asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik

kesamaan dengan pembaca.karya ilmiah itu harus tepat/akurat ,suatu penulisan

harus dapat menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan

seperti yang dimaksud penulisnya. Artinya, tidak terjadi kesalahan berasumsi

hingga menimbulkan kesalahpahaman oleh pembaca. Akibatnya, pesan penulis

tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

3. Keringkasan (brevity)

Asas keringkasan secara inti, maksudnya bahasa artikel disajikan secara

ringkas, padat, efektif, dan proporsional. Makna unsur bahasa yang digunakan

langsung pada maksudnya, tidak berlebih-lebihan, tidak diulang-ulang, dan

tidak berputar-putar dalam mengemukakan gagasan sehingga efektif dan

efisien. Karya imiah harus dibangun dari ide yang kaya dengan bahasa hemat

dan sederhana dan karya ilmiah harus diteliti dan ditulis menggunakan

perasaan.

D. Tema Karangan

1. Pengertian Tema

Tema berasal dari bahasa Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau

meletakkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tema adalah pokok

pikiran. Tema adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan atau

gagasan dasar tempat beradanya topik.

2. Pengertian Tema Secara Khusus dalam Karang-Mengarang

Dilihat dari sudut pandang sebuah karangan yang sudah selesai, tema

adalah suatu amanat utama yang disampaikan penulis melalui karangan.

Dari proses penulisan, tema dapat dibatasi sebagai suatu perumusan dari

topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan

dicapai melalui topik.

3. Syarat-syarat Tema yang Baik

Tema menarik perhatian penulis.

Tema dikenal atau diketahui dengan baik, maksudnya sekurang-kurangnya

prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.

Bahan-bahannya dapat diperoleh.

Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema harus bermanfaat.

4. Ciri-ciri Tema Karangan Nonilmiah

Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan

yang dikemukakan.

Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak yang bertentangan satu

sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.

Tema dapat dikesankan melalui peristiwa, kisah, suasana, dan unsur

kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan dalam

sebuah cerita.

Jadi menurut kami ,tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau

pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Tema sangat terpengaruh

terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca

buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis

memperoleh tema.Tema karangan merupakan ide sentral dalam suatu

karangan yang dapat mengikat keseluruhan uraian,penjelasan,deskripsi,dan

pembuktian di dalam kontruksi karangan ilmiah.tema karangan juga akan

mengontrol keseluruhan isi karangan dan dapat menuntun penulis agar dapat

menyelesaikan karangan sampai tuntas dan benar. Bagi pembaca Tema

karangan berfungsi sebagai penuntun agar dapat memahami keseluruhan

karangan dengan tepat dan benar dan bagi pembaca tema di anggap menarik

yaitu sesuai dengan latar belakang dan ilmu pengetahuan, sesuai dengan

tuntutan pembaca dalam mencapai target tertentu,sesuai dengan bidang

pekerjaan dan profesi yang digeluti pembaca sedangkan bagi penulis adalah

sesuai dengan bidang keahlian penulis, sesuai dengan bidang studi yang

didalami penulis, sesuai dengan pengalaman penulis: penelitian, pekerjaan,

keterlibatan; sesuai dengan bidang kerja atau profesi penulis; sesuai dengan

kompetensi penulis; sesuai dengan minat penulis.

E. Judul Karangan

Membuat sebuah judul karangan itu merupakan hal yang sulit,perumusan judul

karangan itu harus dilakukan berulang-ulang .Judul karangan itu harus saling

berhubungan atau setali dengan tema karangan,maka dalam karangan imiah bersifat

mutlak. Dalam menentukan sebuah judul karangan harus memperhatikan

Judul karangan adalah kepala karangan atau sesuatu yang digunakan untuk

menandai karangan. Judul karangan merupakan unsur yang memiliki peran penting,

tetapi bukan merupakan masalah pokok atau ide karangan. Judul tidak harus

ditetapkan sebelum menulis, tetapi dapat ditentukan setelah karangan selesai.Judul

merupakan nama karangan atau kepala karangan. Hal yang perlu diingat adalah

bahwa judul sebaiknya berhubungan dengna tema.

Judul dalam karangan juga dapat ditentukan lebih dahulu sebelum karangan

dijabarkan menjadi sebuah kerangka karangan. Dapat pula ditentukan setelah

kerangka karangan dijaberkan menjadi karangan.

Judul karangan yang baik harus sesuai dengan syarat-syarat berikut:

1. Harus sesuai dengan tema.

2. Menarik perhatian dan menimbulkan rasa ingin tahu pembaca akan isi

bacaan.

3. Singkat tetapi jelas.

Judul karangan kadang-kadang diringkas dari tema karangan. Sebelum

menentukan judul karya ilmiah yang akan di buat, sebaiknya kita mengetahui dulu

apa yang dimaksud dengan karya ilmiah. Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang

dilakukan oleh seseorang atau tim dengan mematuhi kaidah dan etika keilmuan. Jenis

jenis Karya ilmiah adalah artikel ilmiah populer, artikel ilmiah, disertasi, tesis,

skripsis, kertas kerja dan makalah.

Banyak orang yang pemula dalam menulis karya ilmiah ini bingung mencari-cari

judul yang tepat. Judul yang dibuat oleh pemula biasanya cenderung singkat dan

kurang mencakup isi penelitiannya. Oleh karena itu disini saya akan berbagi beberapa

cara yang membantu membuat judul karya ilmiah yang bagus, tepat dan mencakup

semua isi penelitian.

Cara membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah dengan

memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :

1. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan

tema judul. Misalnyadalam bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, pertanian

dan lain lain.

2. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan

objek yang akan diteliti. Misalnya dalam tema pertanian kita memilih kacang

hijau sebagai objek. Sebaiknya dalam memilih objek penelitian peneliti

sebaiknya memilih objek yang disukai agar semangat dalam mengerjakannya.

3. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menemukan

apa yang akan diteliti dari objek yang dipilih. Misalnya pengaruhnya,

kualitasnya, manfaatnya, dan lain-lain.

4. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah mencari bagian

mana dari objek yang akan kamu teliti. Misalnya daun, batang akar, maupun

semua bagian tumbuhan itu.

5. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan

media yang dijadikan sehingga kita dapat menghubungkan apa yang diteliti

dengan bagian yang diteliti. Seperti cahaya matahari, air, pembangunan

nasional dan lain-lain.

6. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah membuat

kalimat yang tepat dalam menggabungkan tema, objek, sesuatu yang diteliti,

bagian yang diteliti dan medianya.

Contoh cara menggabungkannya sehingga menjadi kalimat yang bagus :

Tema : Pertanian

Objek : Kacang hijau

Apa yang diteliti : Pengaruh

Bagian yang diteliti : Seluruh bagian tanaman

Media : Cahaya matahari

Maka penggabungan judulnya menjadi :

"Pengaruh Cahaya Matahari

Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau"

Judul Karya ilmiah sangat menentukan dari isi penelitian tersebut. Jadi

usahakanlah Peneliti membuat judul karya ilmiah sebaik mungkin. Semangat

juga sangat penting, agar penelitiannya terlaksana dengan baik.

Contoh penggunaan tema dan judul :

Tema : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah

cara mengatasi akibat banjir tersebut

Judul : Penanggulangan Akibat Banjir di Bandung Selatan

F. Kalimat Tesis

Di dalam penulisan karya Ilmiah, kalimat tesis di butuhkan untuk dijadikan

bayangan jiwa karangan yang akan menjadi penuntun penulis dalam menyelesaikan

karyanya. Kalimat Tesis berhubungan erat dengan tema karangan akan tetapi seperti

ide pokok dalam sebuah paragraph, tema kalimat tidak ditulis. Kalimat tesis pada

umumnya tidak terdapat pada paragfaf pembaca dapat menemukan kalimat tesis pada

suatu paragraph harus dengan membaca keseluruhan dari suatu cerita. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kalimat tesis dari suatu tulisan adalah kalimat utama suatu tulisan

atau paragraph cerita. Kalimat tesis juga berkaitan erat dengan ide pokok atau kalimat

utama. Untuk menentukan kalimat tesis pembaca biasanya harus mengerti tujuan dan

tema karangan suatu cerita karena kaimat tesis adalah gabungan antara kalimat utama

dan tema tujuan karangan.

G. Kerangka Karangan

Bagi penuis atau pengarang tertentu rumusan tema, kalimat tesis, judul kerangka,

tujuan kerangka yang baik, belum merupakan penuntun yang kongkret dan jelas,

sehingga penulis juga membutuhkan struktur kerangka karangan. Dengan kerangka

karangan yang disusun secara sistematis logis jelas terstrktur dan teratur agar dapat

membuat suatu paragraph yang dapat dimengerti oleh pembaca. Adapun fungsi

kerangka karangan itu adalah memperlihatkan pokok bahasan, sub bahasan, dan

memberikan kemungkinan perluasan bahasa sehingga memungkinkan penulis

menciptakan suasana kreatif yang sesuai dengan variasi yang diinginkan.

H. Model Berpikir

Beberapa model berpikir ilmiah yang lazim digunakan adalah:

1. Model DAM – D :

Duduk perkara, alasan, missal, duduk perkara

Didalam model ini uraian persoalan didukung oleh alasan-alasan

setelah disampaikan alasan, didukung contoh yang tepat setelah itu

menjelaskan kembali duduk perkara persoalan itu.

2. Model DSD :

Dahulu, sekarang, depan

Sebuah topic diolah dengan memaparkan bagaimana hal itu diterima,

ditanggapi, dipahami, ditaati, dicermati, pada masa lampau, pada masa kini

dan masa mendatang.

3. Model PMHT :

Perhatian, Minat, Hasrat, tindakan.

Model ini tepat dipakai untuk mengobarkan semangat, membangkitkan

minat, mengobarkan hasrat dan membangkitkan tindakan tertentu.

4. Model 5W1H :

When, Where, Why, Who, what, How

Model ini lazim digunakan dalam surat kabar terutama untuk menulis

berita, meskipun sekarang penulis berita cenderung sudah bergeser ke model

penulisan ekspositoris dan naratif.

5. Model TAS :

Tesis, antithesis, sintesis

Dalam model ini persoalan dikaji dari dimensi kontras atau berlawanan

kemudian penulis melanjutkanya dengan membuat sintesis atau perpaduan

untuk merangkum tesis dan antitesis.

6. Model PIK :

Pendahuluan, Isi, Kesimpulan

Dalam model ini penulis mengawali uraiannya dengan memaparkan

pendahuluan yang menarik yang mamu membawa masuk kedalam persoalan

pokok lalu di dalam kajian isi penulis mencurahkan secara total untuk

mengontraskan, membandingkan, menguraikan, memaparkan persoalan yang

sedang di kaji. Lalu ditutup dengan kesimpulan

I. Ihwal Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah

Berkaitan dengan hal – hal ini, mohon agar diperhatikan ketentuan –ketentuan

berikut ini.

1. Diuraikan penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan

yang akan diuraikan jawabannya.

2. Diuraikan kegunaan praktis hasil analisis.

3. Diungkapkan masalah utama secara jelas, lazimnya dalam bentuk pertanyaan.

Gunakanlah kata tanya yang menuntut analisi (baagaimana,mengapa). Kata

tanya (apa) tidak menuntut analisis.

J. Ihwal Tujuan Penulisan

Adapun berkenaan dengan tujuan penulisan, slahkan diperhatikan ketentuan-

ketentuan berikut ini.

1. Diuraikan target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya:

Mendiskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi

dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap

Y.

2. Tujuan utama dapa dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan maslah

yang akan dibahas. Jika maslah utama dirinci mrnjadi dua, tujuan juga dirini

menjadi dua.

K. Ihwal Hipotensis

Tidak semua karya Ilmiah ditulis dengan mencatumkan hipotesis. Maka, apabila

hipotesis itu harus dimunculkan, perhatikanlah uraian yang berkaitan dengan hal-

ihwal hipotesis berikut ini.

1. Secara etimologi, kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani, hypo atau hupo

artinya kurang dari, atau sebelum. Tesis juga berasal dari bahasa Yunani yang

artinya adalah dalil, hukum, pendapat, atau kesimpulan. Jadi, kata ‘hipotesis’

artinya adalah ‘sebelum dalil’.

2. Hipotesis bisa salah, bisa juga benar. Jika dalam penelitian teryata terbukti

bahwa sebuah hipotesis itu salah, harus dibuat lagi penelitian yang baru.

Hipotesis dalam sebuah karya ilmiah lazimnya berisi hal–hal berikut ini.

1. Antiseden : Antiseden adalah bagian kalimat dalam hipotesis yang

diawali oleh kata-kata ‘jika’, ‘seandainya’, atau ‘seandainya tidak’.

2. Konsekuen : konsekuen harus dibuat bertautan dengan antiseden. Sebuah

konsekuen harus dilakukan dengan pembuktian kebenaran dalm pelaksanaan

penelitian.

3. Dependen : Hubungan anatara antiseden dan konsekuen. Hubungan itu

harus merupakan hubungan sebab dan akibat yang benar.

Adapun beberapa macam hipotesis dapat disampaikan berikut ini.

1. Hipotesis deskriptif : hipotesis ini ditunjukan untuk mendemonstrasikan

dugaan sementara tentang bagaimana benda–benda, peristiwa–peristiwa dapat

terjadi. Misalnya Bagaimana laut terbentuk? Bagaimana manajemen

terbentuk?

2. Hipotesis argumentasi : hipotesis ini digunakan untuk menunjukan mengapa

benda–benda atau peristiwa–peristiwa terjadi. Mengapa air dapat mengalir?

Mengapa bumi berbentuk bulat?

3. Hipotesis kerja : hipotesis ini digunakan untuk menjelaskan akibat–akibat dari

suatu sebab.

4. Hipotesis nol : hipotesis ini dirumuskan untuk memeriksa ketidakbenaran

suatu dalil atau teori yang kemudian akan ditolak dengan pembuktian–

pembuktian yang sah.

L. Ihwal Abstrak

Berkaitan dengan abstrak dalam sebuah karangan ilmiah, hal–hal berikut ini

mohon diperhatikan dengan baik.

1. Abstrak merupakan bentu penyajian singkat sebuah laporan atau dokumen yang

ditulis secara teknis, teliti, tanpa kritik atau penafsiran penulisan abstrak.

2. Abstrak juga dapat didefinisikan sebagai peryataan singkat tetapi akurat dari isi

laporan atau dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa

membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat (Amercan National Standard

Institute).

3. Abstrak dapat juga didefinisikan sebagai ‘uraian singkat tetapi akurat yang

mewakili isi dokumen, tanpa menambah interpretasi atau kritik dan tanpa melihat

siapa pembuat abstrak tersebut (ISO 214-1976).

M. Cara Kerja Penyusunan Karya Ilmiah

Dalam menyusun karya ilmiah, langkah yang harus dilakukan setelah proses

pengumpulan data adalah menganalisis data dengan alat-alat analisis yang jelas. Yang

dapat digunakan dalam menganalisis karya ilmiah adalah teori-teori relevan yang

menjadi dasar ancangan a nalisis serta tolok ukur/parameter yang dikenakan.

1. Menganalis data dengan cermat sambil mempertimbangkan pelbagai

persyaratan, pelbagai kendala, aneka asumsi, dan teori-teori relevan yang

menjadi dasar ancangan penelitiannya.

2. Membuat kesimpulan yang kredibel, yang tepat, yang akurat.

3. Berdasarkan analisis data, akan dapat dimunculkan saran-saran penelitian

yang bermanfaat (jelas, relevan, operasional).

4. Merumuskan implikasi penelitian dengan tepat. Dengan rumusan tersebut,

maka ada semacam jaminan bahwa kelanjutan penelitian serupa akan

dilaksanakan.

N. Empat Langkah Penyediaan Data

1. Penentuan sumber data haruslah tepat.

Tepat dimaknai sebagai sumber data yang valid, dan benar-benar diperlukan

dalam penulisan karya ilmiah, sehingga daya yang dipilih berkualifikasi sempurna

untuk dinalisis.

2. Inventarisasi data

Sumber data yang digunakan haruslah kredibel dan berasal dari ‘khasanah

yang tepat’. Penulis sebisa mungkin, mencari data yang sebanyak-banyaknya,

sehingga jika ada data yang kurang valid, dapat diabaikan oleh penulis.

Data/input/ masukan

K e s i m p u l a n /h a s i l / o u t p u t

Persyaratan dan Kendala

Tolak Ukur/ Parameter

Pemisalan/ Asumsi

Teori teori Relevan

3. Seleksi data

Penulis harus bisa memisahkan data antara yang baik, kurang baik, dan

‘nakal’.

4. Klasifikasi data

Seluruh data yang telah dikumpulkan, digolong-golongkan seperlunya sesuai

tujuan analisisnya. Data yang dapat dianalis hanyalah data yang telah

diklasifikasikan dengan sempurna.

O. Aspek-aspek dalam Analisis Data

1. Persyaratan :

Beberapa hal yang diprersyaratkan oleh pihak lain di luar kekuasaaan

penulis/peneliti.

2. Kendala:

Beberapa kelemahan melekat atau ‘constraint’ Yang terjadi di luar kekuasaan

penulis/peneliti.

3. Asumsi:

Anggapan yang harus dibuat oleh penulis/peneliti, yang berupa pembenaran

terhadap sebuah asumsi oleh penulis/peneliti.

4. Tolok ukur/kriteria/parameter/pendekatan

Ukuran yang digunakan dalam menilai data ketika dianalisi, berupa tolok ukur

secara kuantitatif, kualitatif, dan kuantitatif-kualititatif.

5. Ancangan teori

Hampiran/ancangan/kerangka dasar teori yang dipakai sebagai ‘framework’

(kerangka kerja) dan sebagai ‘jendela’ di dalam mengkaji data. Dengan ancangan

teori yang tepat dimungkinkan terlahir hasil analisis yang juga tepat.

P. Berpikir Linier dalam Karangan Ilmiah

Data sumber data yang benar, metode pengumpulan data yang tepat, sajian data yang benar, inbentarisasi , seleksi, klasifikasi.

Proses analisis ancangan analisis/research, framework harus tepat, tolok ukur harus tepat-kuantitatif, kualitatif, atau gabungan aneka kendala dan asumsi dipertimbangkan secara cermat.

Hasil penelitian: kesimpulan yang tepat, relevan, operasional, implikasi penelitian yang tepat.

Masukan/input penelitian.

Keluaran/outpu t penelitian.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menulis bagi banyak orang memang sangat sulit .berkaitan dengan hal ini,sesungguhnya

ihwal kebiasaan menulis memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar dalam menjadikan

orang merasakan mudah dalam menulis .karya ilmiah akademik,misalnya saja ,adalah contoh

dari jenis karya ilmiah yang dibuat oleh para siswa ata mahasiswa, karya tulis ilmiah

akademis merupakan menu harian yang harus disantap sebagai pemenuhan kebutuhan

batin keingintahuan dalam rangka pengembangan wawasan.

B. Saran

Pada kesempatan ini kami menyarankan kepada semua pihak yang memiliki gagasan dalam mengembangkan pendidikan dalam di dunia tulis menulis ,agar selalu berbagi gagasannya dalam bentuk tulisan dengan mengembangkan keilmuannya dalam pemikiran dan penalarannya untuk membangun setiap pribadi yang baik dan benar dalam menulis karya ilmiah