Upload
astari-wulandari
View
279
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penulisan Karya Ilmiah dengan judul
“Hubungan Kebersihan Sungai dengan Kesehatan Masyarakat“. Dengan segenap
ketulusan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
dorongan, bimbingan, doa serta bantuan yang telah diberikan khususnya kepada :
1. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing kami dengan mengorbankan waktu
serta pikirannya. Terutama kepada Ibu Mukaramah selaku guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang telah memberikan begitu banyak pengetahuan mengenai
penulisan karya ilmiah.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberi semangat untuk menyelesaikan karya
ilmiah ini, memberikan fasilitas-fasilitas yang menunjang pembuatan karya ilmiah ini
serta mendoakan kami agar pembuatan karya ilmiah ini berjalan lancar.
3. Teman-teman kami yang juga telah membantu penyelesain karya ilmiah ini dengan
turut berpartisipasi mengisi kuisioner dan juga memberikan saran-sarannya.
4. Dan semua orang disekeliling kami yang telah memberikan semangat dan
dorongan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu segenap kritik dan saran sangat kami harapkan. Besar harapan kami semoga
penulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Semoga Allah SWT selalu menundukkan hati dan fikiran kita.
Bekasi, 26 Februari 2012
Penulis
KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI
Cover………………………………………………………………………………………………………………………………..…… i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………..…… ii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………………………………………………….… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………………………………………………. 1
1.2 Permasalahan …………………………………………………………………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………………………………………………... 2
1.4 Metodologi Penelitian ………………………………………………………………………………………………………. 2
1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………………………………………………………………………..… 3
Bab II Tinjauan Pustaka …………………………………………………………………………………………………….…. 4
2.1 Lingkungan ……………………………………………………………………………………………………………………….. 4
2.2 Pengertian Sungai …………………………………………………………………………………………………………….. 4
2.3 Pencemaran ……………………………………………………………………………………………………………………... 7
2.4 Pencemaran Air Sungai ……………………………………………………………………………………………………… 8
2.5 Pemanfaatan Air Sungai …………………………………………………………………………………………………… 9
2.6 Kondisi Kesehatan Warga Pengguna AirSungai …………………………………………………………………. 9
2.7 Tindakan Penanggulangan untuk Mengatasi Dampak yang Terjadi ……….………………………… 10
Bab III Hasil Penelitian ………………………………….…………………………………………………………………… 12
3.1 Masyarakat Sungai Sumarecon ……………..………………………………………………………………………… 12
3.2 Masyarakat Sungai Jalan Baru …………………………………………………………………………………………. 12
Bab IV Penutup …………………………………………………………………………………………………………………. 13
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………….. 13
4.2 Saran ………………………………………………………………………………………………………………………………. 13
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………………………… 14
Lampiran …………………………………………………..………………………………………………………………………. 15
KARYA ILMIAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di zaman yang modern ini, seiring berjalannya waktu sudah terjadi banyak
perubahan di dunia ini jika dibandingkan dengan masa lampau. Ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat dan semakin maju. Namun, tidak diiringi dengan sikap
manusia yang lebih baik. Justru kepedulian manusia semakin berkurang. Mereka lebih
mementingkan urusan masing-masing untuk menyejahterakan kehidupannya tanpa
memedulikan apapun, terutama lingkungan alam di sekitarnya. Padahal, alam telah
memberikan manfaat yang luar biasa bagi manusia, seperti pepohonan yang batangnya
dapat dimanfaatkan untuk membangun rumah, lahan-lahan yang digunakan
masyarakat untuk menanam berbagai macam buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai
sumber makanan, air yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia, dan lain
sebagainya.
Ketidakpedulian manusia terhadap alam itu dapat dibuktikan dengan meluasnya
kerusakan alam dan pencemaran lingkungan di muka bumi ini. Padahal di zaman
dahulu, manusia bisa hidup selaras dengan perkembangan alam. Namun kini, hanya
kerusakan alam dan pencemaran lingkungan yang terus berkembang seiring
meningkatnya perilaku manusia yang semena-mena terhadap alam. Hal ini dapat
dibuktikan dari sikap manusia yang suka menebang pohon secara illegal atau dari hal
yang paling sederhana yaitu membuang sampah tidak pada tempatnya.
Aktivitas manusia yang sudah di luar batas tersebut dipicu dengan terus
meningkatnya populasi manusia, terutama di Indonesia. Karena semakin banyak
manusia, maka akan semakin banyak sumber daya yang diambil dari alam dan akan
semakin banyak sampah yang dihasilkan. Manusia yang berkembang pun semakin
lama semakin berkurang kecintaan dan kedekatannya terhadap lingkungan. Hal ini
menyebabkan dampak yang buruk, baik bagi lingkungan maupun bagi manusia sendiri.
Dampak buruk tersebut dapat berupa bencana yang semakin sering terjadi. Hal
KARYA ILMIAH
tersebut tentunya diakibatkan oleh tangan manusia sendiri. Namun terkadang, manusia
tidak menyadari akan dampak buruk tersebut sebagai hasil dari ulah mereka sendiri.
Akibatnya, mereka akan selalu mengulangi aktivitas buruk yaitu merusak dan mengotori
alam dan tidak mengintrospeksi diri akan akibat dari ulahnya itu.
Dampak dari ulah buruk manusia itu yang paling terlihat adalah timbulnya
pencemaran air. Seperti yang kita ketahui, air merupakan sumber kehidupan bagi
manusia. Setiap manusia membutuhkan air untuk menunjang berbagai macam
aktivitasnya. Namun, kebanyakan manusia di zaman sekarang tidak peduli akan
kebersihan air, bahkan di lingkungannya sendiri. Padahal, air yang sudah tercemar
tentu akan berdampak buruk bagi manusia terutama bagi kesehatan.
1.2 Permasalahan
Seiring dengan semakin banyaknya sungai yang tercemar, timbul beberapa
pertanyaan yang telah kami putuskan. Diantaranya yaitu :
Apakah sungai yang sudah tercemar layak untuk menunjang aktivitas manusia di
sekitar sungai?
Apakah masyarakat sekitar sungai yang tercemar memiliki kesadaran terhadap
lingkungan dan kesehatannya?
Mengapa masyarakat masih memanfaatkan sungai yang tercemar untuk menunjang
kehidupannya?
Apakah penyebab dari penggunaan air sungai yang sudah tercemar?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kesadaran masyarakat sekitar sungai yang tercemar terhadap
lingkungan dan kesehatannya.
1.4 Metodologi Penelitian
Tempat Penelitian : Sungai Sumarecon dan Sungai Jalan Baru Metode : Wawancara
KARYA ILMIAH
1.5 Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN,
Berisikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, metode
penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN/ISI,
Berisikan tentang pengertian konsep atau hakikat, jenis-jenisnya, fakta
lapangan dan lainnya.
BAB III PENUTUP,
Berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian kami beserta dengan
sarannya.
KARYA ILMIAH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu
lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Sungai merupakan bagian dari lingkungan. Dengan tercemarnya sungai,
lingkungan di sekitar sungai juga akan ikut tercemar.
1.3 Pengertian Sungai
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau, laut, atau
ke sungai yang lain.
Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke
dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai
merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir
ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa
bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai
akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Penghujung sungai di mana sungai
bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
KARYA ILMIAH
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah
tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju.
Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku
air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat
5.950 daerah aliran sungai (DAS).
Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya
sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber
mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa
Tenggara.
b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh
sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich)
boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India
(yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu
di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es
(gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam
yaitu:
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak
terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di
KARYA ILMIAH
Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta
serta sungai Brantas di Jawa Timur.
c Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan
pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada
di pulau Sumba.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik,
hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis
yaitu:
a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng
awal.
b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti
strike batuan.
c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan
sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan
serta bermuara di sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah
kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi
maupun struktur geologi.
Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya
walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena
kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.
b. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya
dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.
KARYA ILMIAH
Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu:
a. Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya.
Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.
2. Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola
ini terdapat di daerah basin (cekungan).
b. Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di
mana sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya
terdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai.
c. Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.
d. Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir
siku-siku 90°.
e. Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk
sudut lancip.
f. Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.
1.4 Pencemaran
Pencemaran merupakan suatu fenomena yang sangat umum di daerah
perkotaan. Sekarang ini pencemaran juga mulai merambah ke daerah pedesaan,
terutama pada desa-desa yang mana terdapat pabrik industri di dalamnya. Penyebab
pencemaran bisa bermacam-macam; bisa karena ulah manusia maupun terjadi secara
alamiah. Hanya saja, hampir seluruh pencemaran yang terjadi merupakan ulah
manusia. Tak jarang, mereka yang melakukan pencemaran berpura-pura tidak tahu
atau bahkan tidak mengakui tindakannya. Secara ilmiah, pencemaran lingkungan
diartikan sebagai berikut :
“Pencemaran lingkungan ialah perubahan lingkungan yang tidak
menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola
penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia, dan
jumlah organisme. Perbuatan ini dapat mempengaruhi langsung manusia, atau tidak
langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda-benda, perilaku dalam apreiasi
dan rekreasi di alam bebas,” (Sastrawijaya 1991:57).
KARYA ILMIAH
Pencemaran sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada
media yang tercemar. Ada pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara dan
pencemaran makanan serta obat-obatan. Masing-masing pencemaran tersebut
memiliki resiko yang merugikan bagi makhluk hidup. Salah satu yang cukup
mengganggu kehidupan makhluk di bumi ialah pencemaran air.
2.4 Pencemaran Sungai
Pencemaran air berarti masuknya material lain ke dalam air sehingga
mengurangi kualitas air dalam penggunaannya. Pencemaran air ini meliputi juga
pencemaran sungai. Padahal sungai merupakan suatu komponen penting yang
berperan dalam siklus hidrolgi[1].
Penyebab pencemaran sungai dapat berasal dari :
1. Tingginya kandungan sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian,
penambangan, konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya
2. Limbah organik dari manusia, hewan dan tanaman
3. Kecepatan pertambahan senyawa kimia yang berasal dari aktivitas industri yang
membuang limbahnya ke perairan.
Pencemaran sungai secara lebih lanjut dapat menyebabkan blooming algae[2]
akibat kelebihan nutrien fosfat yang ada di dalam sungai (Round 1981:307).Blooming
algae membuat kadar oksigen pada air menjadi rendah bahkan mencapai nol.
[1]Siklus hidrologi ialah perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaan tanah, di dalam
tanah dan di udara) dan jenis air mengikuti keseimbangan di dalam lingkungan alam proses.
[2]Blooming algae ialah pertumbuhan alga yang berlebihan. Penyebabnya bias karena
eutrofikasi maupun ketersediaan nutrient yang berlebihan.
KARYA ILMIAH
Apabila terjadi blooming algae, maka kehidupan biota di dalam sungai akan berkurang
sehingga dapat menghilangkan suatu ekosistem.Permasalahan lainnya, Cyanobakteria
merupakan alga yang mengeluarkan toksin yang juga beresiko bagi kesehatan manusia
dan hewan. Oleh karena itu, apabila terjadiblooming algae maka sungai tidak dapat
digunakan secara total.
2.5 Pemanfaatan Air Sungai
Air sungai termasuk ke dalam air permukaan yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Pada masyarakat pedesaan, air sungai masih digunakan untuk mencuci,
mandi, sumber air minum dan juga pengairan sawah. Menurut Diana Hendrawan,
“sungai banyak digunakan untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air,
sarana transportasi, pengairan sawah, keperluan peternakan, keperluan industri,
perumahan, daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersedian air, irigasi, tempat
memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi” (Hendrawan 2005:13). Dalam
kegiatan sehari-hari, masyarakat menggunakan air sungai untuk hampir semua
kegiatan rumah tangga. Mereka mencuci baju dan piring, mandi, dan juga minum
menggunakan air sungai.
2.6. Kondisi Kesehatan Warga Pengguna Air Sungai
Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tentunya memanfaatkan sungai dalam
kehidupan sehari-hari mereka, baik mencuci, memasak, mandi maupun minum. Ketika
mereka menggunakan air sungai yang telah tercemar, tentu akan ada efek samping
yang dirasakan. Efek samping utama yang diterima oleh masyarakat ialah penyakit.
Penyakit yang terjadi umumnya ialah penyakit diare. Diare dapat terjadi akibat protozoa
maupun bakteri. Umumnya diare disebabkan oleh bakteri dalam air. Air yang kotor
digunakan untuk mencuci sehingga bakteri tertinggal di benda-benda yang kemudian
digunakan oleh warga.
Selain diare, penyakit lain yang dapat menyerang warga ialah cacingan.
Cacingan terjadi akibat infeksi dari telur cacing yang masuk ke tubuh manusia. Penyakit
ini ditandai dengan perut buncit namun kondisi tubuh yang kurus. Penyakit kulit juga
KARYA ILMIAH
merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat pengguna air tercemar. Biasanya
gatal-gatal ialah ciri utama yang terjadi sebelum penyakit kulit menjadi lebih parah. Hal
ini disebabkan karena adanya kandungan mineral yang beracun untuk kulit.
2.7 Tindakan Penanggulangan untuk Mengatasi Dampak yang Terjadi
Kerusakan sungai yang semakin parah tentunya meresahkan masyarakat
sekitar, terutama bagi mereka yang secara langsung memanfaatkan sungai.
Pemerintah tentunya dapat melakukan konservasi sumber daya air, sebagaimana yang
tertulis pada Undang-Undang Sumber Daya Air. Dalam Undang-Undang Sumber Daya
Air, dijelaskan bahwa “konservasi sumber daya air salah satunya dapat dilakukan
melalui kegiatan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang
dilakukan dengan cara mengelola air sungai yang baik dan benar” (Undang-Undang
Sumber Daya Air 2004). Pengendalian pencemaran tersebut dilakukan dengan
mencegah masuknya benda-benda yang dapat mencemarkan sumber air terutama
sungai. Tujuan dari pengelolaan dan pengendalian pencemaran air ialah
mempertahankan serta mengembalikan kualitas air sehingga menjadi lebih baik
(Undang-Undang Sumber Daya Air 2004).
Beberapa cara lain juga dilakukan untuk mencegah masuknya benda-benda
yang dapat mencemarkan sungai. Untuk pabrik-pabrik besar, biasanya digunakan
kolam indikator untuk mengetes apakah limbah yang akan dibuang ke sungai
mengandung zat kimia berbahaya atau tidak. Di dalam kolam indikator tersebut
dimasukkan ikan mas, yang nantinya akan bereaksi terhadap air yang tercemar atau
tidak. Ikan mas merupakan ikan yang cukup peka dan mudah stress bila berada di
lingkungan yang tidak baik. Dengan adanya ikan mas, dapat diketahui dengan mudah
apakah limbah yang dibuang berbahaya atau tidak.
Masuknya benda-benda yang mencemarkan sungai biasanya juga disebabkan
oleh adanya pemukiman di bantaran sungai. Fenomena ini biasa terjadi di daerah
perkotaan. Pemerintah kota diharapkan dapat melakukan relokasi terhadap pemukiman
ini, sehingga bantaran sungai dapat steril dari pemukiman warga. Selain melakukan
relokasi, pemerintah juga diharapkan melakukan kegiatan pembersihan sungai dari
sampah secara rutin. Sampah yang mengendap di sungai tentunya akan mengurangi
KARYA ILMIAH
kualitas air sungai. Segala upaya dapat saja dilakukan oleh pemerintah, namun cara
mencegah pencemaran sungai yang paling utama ialah dari dalam diri sendiri.
Seseorang seyogyanya sadar untuk tidak mencemari sungai, terutama dengan
sampah. Sebagai warga masyarakat, kita harus sadar akan lingkungan. Kita harus
membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama membuang
sampah ke sungai.
Masyarakat yang terlanjur terkena imbas dari pencemaran air sungai tentunya
tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mereka yang sudah terjangkit penyakit harus segera
diperiksakan ke dokter. Banyak warga yang biasanya menganggap remeh kondisi
kesehatan mereka yang jelas sudah sakit. Bila dibiarkan lebih lanjut, tentunya sakit
yang diderita akan semakin parah. Masyarakat juga harus dihimbau untuk tidak lagi
menggunakan air yang sudah tercemar. Untuk daerah-daerah yang rawan untuk
terkena pencemaran air, sebaiknya warga diberikan informasi untuk dapat
mengidentifikasi air yang tercemar secara sederhana. Cara tersebut diharapkan dapat
mengurangi konsumsi air tercemar lebih banyak lagi.
KARYA ILMIAH
BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1 Masyarakat Sungai Summarecon
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan terhadap warga di sekitar sungai
Summarecon kami menemukan fakta bahwa masyarakat masih memanfaatkan sungai
di sekitarnya untuk menunjang kehidupan sehari-hari, seperti, mencuci pakaian,
mencuci piring, tempat mencari ikan, dan mandi. Bahkan, mereka menjadikan sungai
sebagai tempat pembuangan sampah. Padahal, hal tersebut dapat mengganggu
kesehatan masyarakat karena sungai tersebut sudah tercemar oleh sampah yang
mereka buang di sungai tersebut. Namun, masyarakat tidak peduli akan penyakit yang
akan ditimbulkan oleh sungai yang tercemar. Mereka menganggap hal tersebut adalah
hal yang lazim dilakukan.
3.2 Masyarakat Sungai Jalan Baru
Selain meneliti masyarakat di sekitar sungai Summarecon kami juga meneliti
masyarakat sekitar sungai jalan baru. Menurut informasi yang kami dapat, masyarakat
sungai jalan baru berbeda dengan masyarakat sekitar sungai summarecon. Masyarakat
sekitar sungai jalan baru sudah tidak menggunakan air sungai yang tercemar untuk
kehidupan sehari – hari karena mereka telah memiliki tempat untuk mandi, dan mencuci
di rumahnya masing- masing. Hal tersebut membuat kesehatan masyarakat sekitar
sungai jalan baru lebih baik dibandingkan masyarakat sekitar Sumarecon.
Selain itu, masyarakat sekitar sungai jalan baru juga sudah memiliki pengelolaan
sampah yang teratur di Rt nya masing-masing. Namun, para pedagang yang berada di
pinggir sungai yang seenaknya membuang sampahnya dan membuat sungai menjadi
penuh dengan sampah.
KARYA ILMIAH
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pencemaran sungai akibat adanya benda-benda yang dapat mencemari seperti
sampah, limbah dan zat kimia berbahaya tentunya memberikan dampak yang buruk
bagi masyarakat pengguna air sungai. Air sungai biasa digunakan untuk kegiatan
rumah tangga seperti mencuci, minum, mandi dan memasak. Masyarakat sekitar yang
menggunakan air tercemar kini menjadi mudah terkena penyakit seperti diare,
cacingan, gatal-gatal, serta penyakit kulit lainnya. Penanggulanggan terhadap
pencemaran air sungai bisa dilakukan dengan konservasi sumber daya air, merelokasi
rumah-rumah penduduk dibantaran sungai serta penyadaran diri masing-masing untuk
tidak mencemari sungai. Melalui cara-cara tersebut, diharapkan dampak yang
ditimbulkan dari sungai yang tercemar dapat teratasi.
Kemudian, tingkat kesadaran masyarakat sekitar sungai yang tercemar akan
kesehatan kebanyakan masih sangat kurang. Hal tersebut dipicu oleh tingkat finansial
yang rendah dan pasokan air bersih yang terbatas yang menyebabkan masyarakat
terpaksa menggunakan air sungai di lingkungannya yang sebenarnya sudah tidak layak
untuk digunakan.
4.2 Saran
Penggunaan air yang sudah tercemar memberikan dampak yang merugikan bagi
kesehatan manusia. Untuk itu diharapkan masyarakat turut menjaga kebersihan sungai
sehingga air sungai dapat dimanfaatkan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian bagi
penggunanya. Lalu,
KARYA ILMIAH
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org
http://geografisic.blogspot.com/2009/01/macam-sungai.html
http://bonitawenas.wordpress.com/2011/05/14/lingkungan/
KARYA ILMIAH
LAMPIRAN
Wawancara
Masyarakat Sungai Sumarecon
Sumber : Seorang Ibu yang sedang mencuci di sungai
Pertanyaan:
1. Apa yang menyebabkan di sungai ini terdapat banyak sekali sampah?
2. Sejak kapan masyarakat membuang sampah di sungai?
3. Siapa yang bertanggung jawab akan kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekitar sungai?
4. Bagaimana tanggapan Anda tentang lingkungan di sekitar sungai?
5. Apa Anda merasa nyaman dengan lingkungan seperti itu?
6. Solusi apakah yang bisa dilakukan agar sungai bisa kembali bersih?
7. Mengapa sebagian warga di sini masih melakukan aktivitas di sungai?
8. Apakah ada penyakit yang sering diderita oleh warga di sekitar sungai?
Jawab :
1. Biasanya karena warga sering membuang sampah di sungai
3. Yang bertanggung jawab saya kira seharusnya warga disini
4. Tidak ada tanggapan yg serius ttg lingk disini
5. Nyaman saja karena sudah terbiasa disini
6. Sebaiknya warga tidak membuang sampah sembarangan lagi, melakukan kerja bakti
7. Karena sudah terbiasa dan kamar mandi hanya untuk mandi
8. Biasanya gatal-gatal karena banyak warga yang mencuci baju di sini
KARYA ILMIAH
Masyarakat Sungai Jalan Baru
Sumber : Warga sekitar sungai
Pertanyaan:
1. Apa yang menyebabkan di sungai ini terdapat banyak sekali sampah?
2. Apakah masyarakat sekitar sungai sudah tidak membuang sampah pada tempatnya?
3. Solusi apakah yang bisa dilakukan agar sungai bisa kembali bersih?
4. Apakah masyarakat masih melakukan aktivitas di sungai?
Jawab :
1. Biasanya para pedagang sekitar sungai yang membuang sampah.
2. Ya. Di setiap RT sudah ada penanganan sampahnya masing-masing.
3. Bisa dengan kerja bakti tapi belum dilakukan dan sulit mencegah para pedagang untuk tidak membuang sampah di pinggir sungai karena sudah menjadi kebiasaan.
4. Tidak, karena sudah memiliki kamar mandi masing-masing.
KARYA ILMIAH
Foto Hasil Pengamatan
Lokasi Foto : Sungai Summarecon
KARYA ILMIAH
Lokasi Foto : Sungai Jalan Baru
KARYA ILMIAH