Upload
yunindyo-sasmito
View
1.831
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
PENGEMBANGAN PRODUK SEPATU PERCA
1. PENDAHULUAN
Menurut Leibenstein (1979), kewirausahaan mencakup kegiatan yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua
pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen
fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Adapun menurut Drucker
(1994), kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan.
Meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengangguran di Indonesia dapat
dilakukan dengan cara membuka lapangan pekerjaan baru. Salah satunya dengan
memanfaatkan limbah kain yang tidak terpakai. Limbah tersebut nantinya akan
diolah menjadi sebuah produk sepatu yang bermotif dari kain perca.
Di sisi lain, kain perca sebagai sisa dari hasil produksi usaha konveksi dan
garmen umumnya hanya dianggap sebagai bahan sisa yang tidak terpakai lagi.
biasanya, kain perca dibuang atau dijual sebagai limbah menjadi perlakuan pada
akhirnya. Hal ini berbeda dengan pelaku industri kerajinan rumahan yang
mengolah limbah bekas menjadi berbagai kerajinan tangan produk kreatif.
Dalam industri kerajinan kreatif ternyata kain perca sangat potensial untuk
direproduksi menjadi berbagai produk-produk kreatif yang memiliki nilai
ekonomis dan nilai jual yang cukup tinggi. Kain perca limbah kain sisa jahitan
yang tampaknya tidak memiliki nilai jual, dapat diolah dengan keterampilan
kreatif menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki fungsi dan harga
jual cukup tinggi, misalnya saja bed cover, sarung bantal maupun sprei, keset,
serbet, taplak meja, boneka, kotak pensil, dompet handpone, tas, dan lain
sebagainya.
Produksi aneka macam produk kerajinan kain perca diharapkan berpeluang
pasar yang cukup luas, baik lokal maupun regional, misalkan saja produk
1
kebutuhan rumah tangga seperti bed cover, sprei, keset, dan lain-lain yang dapat
dipasarkan untuk segmentasi kalangan ibu-ibu. Adapun hasil untuk produk kreatif
boneka, kotak pensil, tas, dan sepatu dapat ditujukan untuk konsumen anak-anak
maupun kaum remaja.
Rumusan masalah dalam makalah ini ada tiga Pertama adalah bagaimanakah
cara pembuatan sepatu dari kain perca? Kedua, bagaimanakah pemasaran sepatu
perca? Ketiga, bagaimanakah prospek pemasaran sepatu perca?
Manfaat penyusunan karya ilmiah ini adalah agar karya tulis ini menjadi
langkah awal pengembangan usaha sepatu perca dan juga agar karya tulis ini
dapat menjadi salah satu sumber belajar bagi pembaca agar lebih mengenal
tentang wirausaha dan cara berinovasi yang baik agar menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat. Karya tulis ini juga dapat menjadi contoh untuk pembaca supaya
tidak takut berinovasi dan mencoba menjadi wirausaha karena wirausaha
bukanlah hal yang perlu ditakutkan, tetapi wirausaha adalah sesuatu yang harus
dicoba dan dilakukan.
2. PEMBAHASAN
a. Cara Pembuatan Sepatu dari Kain Perca
Kain perca yang dianggap sebagai limbah produksi bagi perusahaan konveksi,
justru memiliki nilai yang cukup tinggi bila didaur ulang menjadi barang yang
bermanfaat, yaitu sepatu. Semua orang membutuhkan sepatu untuk melindungi
kaki dari barang yang berbahaya dan sebagai alas kaki. Oleh karena itu,
memproduksi dan memvariasikan sepatu tersebut dengan menggunakan kain
perca yang unik diharapkan akan menjadi tren di masyarakat. Cara mendapatkan
bahan tersebut sangatlah mudah dan murah, yaitu dengan mengambil atau
membeli kain perca tersebut dari sisa-sisa konveksi yang ada di sekitar Malang
raya.
2
Pembuatan sepatu dari kain perca dapat menggunakan dua cara. Cara tersebut
dipaparkan sebagai berikut.
(1.) Cara Pertama
Sebagai langkah awal, ide dan desain produk yang akan dijadikan produksi
ditentukan dengan banyak membuat sketsa sederhana sebelum membuat gambar
yang lebih rumit dan rinci. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan ide-ide
yang dipikirkan dengan cepat di atas media gambar, baik itu kertas atau
sebagainya. Setelah sketsa didapat langkah selanjutnya yaitu dengan memilih
desain yang paling menarik dan dikaji untuk dibuat gambar yang lebih rinci dan
ditambahkan detail-detail untuk gambarannya. Desain sepatu yang dibuat
menyesuaikan dengan target pasar. Contohnya saja desain warna-warni cerah
untuk konsumen anak-anak dan remaja, dan desain dengan warna yang lebih
kalem untuk konsumen ibu-ibu.
Setelah ide dan desain sudah ditentukan mulai membuat sepatu, pertama
pemilihan bahan baku kulit untuk pembuatan sepatu yaitu, mengatur kualitas dari
kulit yang akan di pakai. Bahan di sesuaikan dengan desain sepatu, sampai
memulai pembuatan pola. Setelah pola sepatu selesai, pola tersebut dipotong
sesuai pola. Setelah pemotongan selesai, proses selanjutnya adalah seset (untuk
mengurangi ketebalan kulit) setelah itu masuk ke dalam tahapan penyetelan
sepatu dan kualitas potongan kulit tersebut diperiksa kembali, lalu masuk dalam
proses pembuatan upper (potongan kulit atasan). Setelah proses pembuatan atasan
sepatu (upper), proses selanjutnya adalah proses persiapan perakitan sepatu.
Setelah itu mulai melakukan lopen manual (pengeleman) menggunakan lem
kentang. Setelah itu tahap penjahitan dimulai. Setelah selesai masuk ke dalam
tahap penjahitan mulai ke tahap persiapan out sol, setelah itu dipres dan
digrinding, setelah itu mulai pengecekan produksi sol. Setelah pengecekan maka
pengerjaan selesai. Setelah sepatu jadi masuk ke proses penempelan limbah kain
perca yang sudah berpola ke sepatu.
Memperluas dan menambah pengetahuan dan kemampuan proses produksi
hingga model dengan membaca buku-buku kreasi perca maupun searching model-
model baru dari internet. Langkah ini cukup penting agar produk yang dihasilkan
3
tidak ketinggalan zaman dan mode. Bangun Jalinan kerjasama dengan pemasok
kain perca. Bisa saja memungkinkan untuk mendapatkan kain perca dari tukang
jahit di sekitar kota domisili, atau dari toko-toko kain yang memiliki sisa
potongan kain cukup banyak.
(2.) Cara Kedua
Dalam cara yang kedua ini lebih sederhana dari cara yang pertama, langkah
awal yaitu pembuatan pola limbah kain perca, kemudian penggunting pola
tersebut. Selanjutnya menyiapkan sepatu sebagai bahan dasar yang sudah jadi
tetapi yang belum mempunyai desain (putihan). Langkah ketiga menempelkan
limbah kain perca yang sudah dipotong sesuai desain awal menggunakan lem
khusus, agar sepatu tidak mudah rusak bisa dijahit sebagai penguat lem. Cara
yang kedua ini hampir sama dengan cara yang pertama. Hanya saja cara yang
kedua memakai sepatu yang sudah jadi, sehungga tidak perlu memproses
pembuatan sepatu dari awal.
Pembuatan sepatu berbahan dasar limbah harus tetap mengedepankan
kenyamanan, keawetan, dan kualitas limbah itu sendiri. Kualitas juga tetap harus
diperhatikan dengan menyeleksi kembali bahan-bahan yang telah didapatkan dari
pemasok.
b. Pemasaran Sepatu Perca
Pangsa pasar produk fashion berbahan limbah juga masih besar, terutama
berasal dari kalangan anak-remaja usia di atas 16 tahun hingga dewasa. Dapat
dikatakan semua orang menyukai produk yang unik apalagi bila menggunakan
bahan-bahan yang tidak umum di pasaran. Barang yang diproduksi tidak hanya
satu macam, Tetapi dapat ditambah sepatu model pantofel, flat shoes, wedges,
sneakers, kids shoes, sandal dan high heels dapat juga di motif menggunakan kain
perca untuk dijual. Produk sepatu berbahan limbah ini pun dapat diekspor dengan
memperhatikan target negara yang yang akan dituju. Misalnya sepatu berbahan
limbah dengan warna-warna yang cerah lebih disukai konsumen remaja. Harga
jualnya juga sebaiknya tidak terlalu mahal dengan segmen pasar sebaiknya lebih
banyak kelas menengah ke bawah. Mengingat sepatu berbahan dasar limbah ini
4
handmade, maka persaingan dengan sepatu pabrikan yang dibuat massal tidak
terlalu ketat. Promosi yang menarik dan terus menerus lewat website dan jejaring
sosial dapat dilakukan sebagai langkah awal market awareness terhadap produk
yang ditawarkan. Seiring dengan waktu, pelaku usaha sepatu lainnya dapat
mengikut pameran, menitipkan sepatu di toko sepatu ataupun mengadakan
kerjasama untuk membuka stan di department store terkemuka. Selain itu, kerja
sama dengan agensi model maupun majalah juga menjadi pertimbangan untuk
promosi visual yang akan mampu menjangkau banyak orang.
Salah satu strategi bisnis yang baik adalah dengan memberikan servis bagi
pelanggan atas harga yang telah mereka bayar. Servis itu seperti memberikan
jaminan ganti sol atau heels selama satu tahun, atau memberikan diskon untuk
pembelian kedua, atau juga dapat memilih sendiri kain atau warna sepatu sebelum
proses pembuatan dimulai. Keunikan produk sangat berpengaruh untuk
mendapatkan sebuah brand image yang baik.
c. Prospek Pemasaran Sepatu Perca
Sepatu dari bahan limbah ini memang menarik karena pasarnya yang luas
dengan dari sisi segmen pengguna juga kombinasi bahan dapat dikreasikan
dengan berbagai bahan lainnya, misalnya karung goni. Prospek bisnis sepatu dari
berbagai bahan limbah ini juga cukup cerah. Produk sepatu tersebut merupakan
satu kreativitas bangsa luar biasa dan harus dilestarikan dengan inovasi-inovasi
baru. Hal ini akan semakin menambah pilihan yang akan menambah daya tarik
usaha yang dijalankan. Sebelum memulai usaha memproduksi sepatu limbah ini
memang perlu melakukan perencanaan usaha terkait tema/ciri produk yang akan
dihasilkan. Akan lebih baik lagi bahwa di sekitar lokasi usaha ada sumber bahan
baku yang dapat dimanfaatkan sehingga akan mengurangi biaya bahan baku dan
transportasi.
Produksi sepatu berbahan limbah ini dapat diserahkan kepada pihak ketiga
sebagai penyedia jasa maklon. Namun, meski diserahkan kepada pihak lain,
kreativitas ide dan model original memang tetap berasal dari pemikiran, yang
menerima jasa maklon dapat berasal dari pengrajin sepatu yang sudah terkenal
5
dalam memproduksi sepatu atau apabila sudah cukup mapan bisa merekrut sendiri
tukang jahit sepatu agar lebih aman, khususnya dalam menjamin orisinalitas ide
agar tidak mudah ditiru oleh produsen lain.
Dalam mendesain sepatu fashion ini tentu saja dipertimbangkan beberpa
faktor yaitu segmen pasar, model termasuk corak warna, serta bahan baku.
Segmen pasar perlu dipertimbangkan di awal usaha agar produk yang dihasilkan
dapat sesuai dengan selera dan kemampuan daya beli pasar. Segmentasi pasar
dapat menyasar segmen menengah ke atas dan menengah ke bawah. Namun, perlu
dipikirkan pula bahwa segmen menengah atas biasanya sudah mulai aware dengan
merk. Oleh karenanya, apabila harga produk terlalu mahal maka mereka akan
membandingkan dengan harga sepatu branded. Pasar menengah ke bawah cukup
menarik pula untuk diterjuni meski margin yang diperoleh lebih sedikit namun
pasar mereka cukup besar dibandingkan pasar menengah atas.
Model sepatu yang dapat dibuat dapat berbagai model, bisa sepatu kasual,
kets ataupun boots. Masing-masing model ini tentu memiliki penggemar masing-
masing, termasuk sepatu boots bagi yang suka petualangan outdoor. Corak warna
dapat dimodel warna warni. Bahan baku yang dapat digunakan dapat
dikombinasikan dengan berbagai bahan baku, di antaranya bahan kain batik,
bahan denim, karung goni, kulit, dan dapat ditambah kreasi seperti manik-manik
bagi konsumen wanita.
Pemasaran sepatu berbahan limbah ini dspst dilakukan sendiri dengan
membuka gerai outlet baik di rumah, sewa kios, sewa space di lokasi
perbelanjaan, konsinyasi atau titip jual ke toko sepatu, membuka kesempatan
reseller atau dapat juga berjulan secara online melalui internet. Masing-masing
jalur distribusi atau pemasaran ini tentu ada pertimbangan terkait untung rugi
khususnya biaya yang ditimbukan atau diskon bagi pihak lain sebagai pemasar
produk. Sepatu berbahan limbah ini memang sesuai dengan trend saat ini yang
berusaha ramah dengan lingkungan (Go Green) dengan memanfaatkan kembali
bahan baku yang tersisa dari industri konveksi.
6