1
SEBANYAK 103 item bantuan untuk korban tsunami masih tersimpan di dua gudang di Pelabuhan Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Bantuan tersebut antara lain beras sebanyak 5,5 ton, biskuit 2.256 dus, ikan sarden 67 dus, makanan bayi 131 dus, pa- ket sembako 29 karung, susu bubuk 68 dus, pembalut 34 dus, mi instan 7.277 dus, dan minyak goreng 129 dus. Selain itu, terdapat pakai- an bekas sebanyak 290 dus, pakaian baru 235 dus, selimut 76 karung, seragam sekolah 6.000 setel, dan tas sekolah 6.000 unit. Semua barang tersebut da- tang dari Padang, pada 8 Janu- ari lalu dan ditampung di gudang Pelabuhan Sikakap dan gudang yang didirikan World Food Progamme (WFP). “Kita buka gudang WFP hari ini (kemarin), untuk mengecek, menyortir, dan menghitung barang yang ada di sana,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggu- langan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mentawai Hiram di Sikakap, kemarin. Berdasarkan pemantauan Media Indonesia di gudang terse- but, beberapa barang tersebut ada yang telah kedaluwarsa. Antara lain, biskuit dan per- men. Menurut rencana, ungkap Hiram, barang tersebut akan didistribusikan ke korban tsunami setelah Dinas Sosial Kepulauan Mentawai mendata pengungsi yang telah men- diami hunian sementara. “Akan dilakukan dalam wak- tu dekat ini, tapi diprioritaskan untuk barang yang paling dibutuhkan pengungsi seperti makanan dan makanan yang cepat kedaluwarsa,” ujarnya. Ia menambahkan, barang yang tahan lama akan didistri- busikan setelah semua hunian sementara selesai. “Pembangunan hunian se- mentara yang lambat sangat berpengaruh pada terlambat- nya pendistribusian bantuan ini,” jelas Hiram. Untuk barang yang tersimpan di gudang Pelabuhan Sikakap, akan dilakukan opname pada Jumat (4/3). “Untuk opname tersebut, harus ada Kepala Pelaksana BPBD Mentawai dan Kepala Dinas Sosial Mentawai. Nantinya, akan barang dibagi per paket serta per dusun,” bilang Hiram. (YH/N-1) H IRAYA Simorangkir menganggap memungut sampah hal biasa. Sampah bertebaran di sekitar sekolah hingga lingkungan tempat tinggal guru SD Negeri 112238 Tanjung Selamat, Kecamatan Kampung Rakyat, Labuhan Batu, Sumatra Utara ini. Yang di luar kebiasaan, Hiraya harus memilah mana sampah organik dan mana yang nonorganik. Termasuk menimbang mana yang layak buang dan mana yang kira- kira masih bisa diolah untuk dimanfaatkan kembali. Itu terjadi saat ia dan 44 guru dari daerah pinggiran di Sumatra Utara memperoleh pelatihan Pelita Sekolah Ramah Lingkungan. “Sebab selama ini sampah yang ada hanya dikumpulkan tanpa ada pengolahan lebih lanjut,” kata Hiraya. Dalam tiga hari, mulai Senin (7/2) hingga Rabu (9/2), dia berkenalan dengan program mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang sampah dengan biaya minim. Dari fasilitator pelatihan, Diah Cahyandari asal Institut Pertanian Bogor, guru sekolah tersebut kini sanggup menguraikan makna penting dari kampanye 3R (reduce, reuse, recycle) yang sudah lebih dulu populer di berbagai belahan dunia. Reduce berarti mengurangi sesuatu yang mengakibatkan sampah. Reuse berarti menggunakan kembali barang yang dibuang dalam kondisi masih layak untuk fungsi sama ataupun fungsi lainnya. Adapun recycle berarti mengolah kembali sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Menurut Diah, salah satu upaya reduce sampah yang diajarkan kepada Hiraya dan guru lain adalah mereka diminta memilih produk kemasan yang dapat didaur ulang. Kemudian diajarkan untuk menghindari membeli produk yang menimbulkan banyak sampah. “Para guru juga diajarkan menggunakan produk yang bisa digunakan kembali, misalnya membeli pulpen isi ulang,” kata Diah. Untuk menyiasati reuse, dalam pelatihan yang didanai program tanggung jawab sosial Asian Agri ini, guru- guru diajarkan memilih wadah, kantong, ataupun benda yang dapat digunakan berulang. Umpamanya, botol air minum kemasan dapat digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng. Untuk kegiatan recycle, guru diajarkan memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai, yakni dengan mengumpulkan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos. (Yennizar Lubis/N-3) PERINGATAN SERANGAN UMUM: Sejumlah warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Mataram Binangun (GRMB) melakukan aksi teatrikal dengan menaikkan bendera Belanda yang warna birunya sudah dirobek saat memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret di depan Gedung Agung, DI Yogyakarta, kemarin. Mengubah Pemungut Menjadi Penyortir MEMILAH SAMPAH: Sejumlah guru mengikuti pelatihan memilah sampah organik dan nonorganik di Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatra Utara. MI/YENNIZAR LUBIS 8 RABU, 2 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA N USA NTARA MEREBAKNYA kasus antraks di Kabupaten Boyolali mem- buat Pemerintah Kabupaten Kendal menyetop masuknya daging dari wilayah peterna- kan sapi Jawa Tengah itu. “Kami sudah berkoordi- nasi dengan Dinas Kesehatan dan Peternakan Kendal untuk mencegah virus antraks masuk ke daerah ini. Kami mencegah daging sapi dari Boyolali,” kata Bupati Kendal Widya Kandi Susanti. Ia mengatakan penghentian belum permanen. Namun, pihaknya meningkatkan pe- ngawasan terhadap masuknya daging dari Boyolali tanpa surat keterangan sehat. Menurut dinas peternakan setempat, kebutuhan daging sapi di Kabupaten Kendal sebesar 2 ton per hari. Suplai datang dari rumah potong he- wan (RPH) setempat, juga dari daerah sekitar seperti Sema- rang, Wonosobo, Temanggung, Batang, dan Boyolali. “Pasokan terbesar dari RPH setempat. Namun, daging dari Boyolali juga besar pasokan- nya. Jika dihentikan, kita akan mencari alternatif lain dengan menambah pasokan dari lokal,” kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Ken- dal Hadi Sambodo. Di Klaten, dana penanganan antraks masih minim. Menurut Kepala Dinas Pertanian Klaten Sri Mulyaningsih, total kebu- tuhan riil untuk penanganan antraks dan u burung menca- pai Rp200 juta. Namun, alokasi anggaran tahun ini hanya sebe- sar Rp40 juta. Padahal, menurut Sri, Klaten termasuk wilayah rentan. Ada sekitar 40.000 ternak sapi perlu mendapat vaksinasi, terutama di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali--tempat antraks mere- bak. Di antaranya Kecamatan Jatinom dan Tulung. “Untuk penanggulangan antraks, vaksinasi ternak sapi milik warga akan dilaksanakan awal Maret. Kegiatan ini dima- jukan dari jadwal rutin tiap tahun yang biasanya dilakukan pada Juni atau Juli,” kata dia. Sebelumnya, kasus antraks di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, ditetapkan sebagai kejadian luar biasa. Bupati Seno Samodro memastikan satu dari tujuh sampel tanah yang diteliti di laboratorium positif me- ngandung bakteri antraks. Dengan status itu, ia me- minta dinas peternakan dan perikanan serta dinas kesehatan lebih mengintensifkan peman- tauan ke lapangan. Tujuannya, antraks pada ternak sapi tidak menyebar. Seno memastikan pihaknya akan mengganti setiap sapi yang mati akibat penyakit tersebut dengan uang tunai Rp2,5 juta. Di penghujung Februari, vaksinasi massal terhadap 600 sapi juga dilaku- kan Pemerintah Kabupaten Boyolali di sekitar Kecamatan Klego. Antraks di wilayah itu diduga telah menjangkiti 9 warga Dusun Tangkisan, Karangmojo, yang didiagnosis menderita antraks kulit. Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih mengatakan pemprov bakal melakukan penanganan secara serius ter- hadap antraks di Boyolali. “Langkah paling penting adalah penanganan terhadap warga yang diduga terserang antraks. Selain itu, langkah lainnya adalah mendata apa- kah ada ternak yang terserang antraks. Hal itu dilakukan supaya antraks tidak terus menyebar,” jelasnya di Cilacap, kemarin petang. (AS/JS/FR/ LD/N-3) Diterpa Antraks, Sapi Boyolali tidak Masuk Kendal ANTARA/WAHYU PUTRO S UASANA lengang di Pelabuhan Merak, Ban- ten, hanya bertahan sekitar 3 jam. Setelah itu, jalur-jalur menuju Pelabuh- an Merak kembali macet. Suasana itu terasa sekitar pukul 16.00 hingga pukul 19.00 WIB, Senin (1/3). Setelah itu, jalan menuju Pelabuhan Merak kembali dipadati kendaraan yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Bahkan kemacetan telah men- capai di dalam tol, tepatnya di Km 92 Tol Jakarta-Merak. Penyebab kemacetan di Pelabuhan Merak kali ini se- makin kompleks. Selain mi- nimnya kapal, kemacetan juga disebabkan cuaca buruk yang terjadi di perairan Selat Sunda. Sekretaris Perusahaan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Pelayaran (ASDP) Indone- sia Ferry Christin Hutabarat mengatakan jumlah kapal roll on roll of (ro-ro) yang sempat beroperasi sebanyak 24 kapal berkurang menjadi 19 kapal. Bahkan, pada pukul 01.00 ke- marin, yang beroperasi kembali berkurang menjadi 13 kapal. Cuaca buruk tersebut, tam- bah Christin, telah membuat kapal-kapal kesulitan bersan- dar di dermaga. Bahkan KMP Ganda Dewata gagal sandar di Pelabuhan Indah Kiat. Cuaca buruk juga menyebab- kan waktu tempuh kapal lebih lambat. Dalam kondisi normal waktu tempuh rata-rata 2 jam. Namun dalam kondisi tersebut waktu tempuh kapal menjadi 3 jam atau 1 jam lebih lama. Solusi Mengenai solusi mengu- rai kemacetan, Menteri Per- hubungan Freddy Numberi menyatakan pemerintah akan menambah tujuh feri. Kapal bantuan yang diguna- kan milik PT Pelni yang dia- lihkan jalurnya ke Pelabuhan Merak-Bakauheni, antara lain kapal Ganda Dewata yang bia- sa digunakan untuk jarak jauh. Kapasitas kapal itu lebih besar, memuat 100-200 truk. ‘’Sangat membantu arus penyeberangan truk, bisa lebih cepat,’’ ujarnya di Jakarta. Bantuan itu untuk pengganti sementara kapal yang masuk dok. “Selesai dok semua turun (kembali) lagi. Kira-kira (un- tuk) dua minggu.” Freddy menyatakan ke depannya pemerintah akan melakukan langkah-langkah mencegah antrean akibat cuaca buruk, antara lain dengan me- nambah panjang armada kapal dan peremajaan kapal. Antrean truk di Merak te- lah berlangsung sejak Desem- ber lalu. Penyebabnya adalah gelombang tinggi yang ber- akibat kapal harus berhati-hati ketika sandar. Antrean semakin parah ketika kebakaran me- nimpa KMP Laut Teduh II di perairan Merak-Bakauheni pada Jumat (28/1) yang me- newaskan 28 orang. Kecelakaan itu mengakibat- kan penyeberangan yang bi- asanya dilayani 24 kapal, hanya boleh dilakukan kapal yang memenuhi persyaratan berla- yar, dan semua penumpang harus masuk daftar manifes. Akibatnya, dari 33 kapal ro- ro yang ada, belakangan hanya 15 hingga 17 kapal yang boleh berlayar. Menciutnya jumlah kapal yang beroperasi tersebut meng- akibatkan antrean truk yang mengular, dan antrean terparah hingga di Km 82 atau 19 km dari Pelabuhan Merak. Organisasi Pengusaha Na- sional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) memperkira- kan kerugian yang dialami pengusaha angkutan akibat kemacetan penyeberangan di Pelabuhan Merak mencapai Rp1,5 miliar per hari. Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena mengungkap- kan, setiap harinya pelabuhan tersebut melayani hingga 3.300 truk yang menyeberangi Pulau Jawa dan Sumatra. Namun, saat ini kapasitas penyeberang- an itu hanya mampu menam- pung sekitar 1.850 hingga 2.100 truk per hari. (Mad/CS/ HP/N-1) [email protected] Dari 24 kapal yang ada, penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni sempat dilayani 13 kapal karena cuaca buruk. WIBOWO SANGKALA Karena Cuaca Buruk Merak Macet Lagi Berdasarkan pemantauan Media Indonesia di gudang tersebut, beberapa barang tersebut ada yang telah kedaluwarsa. Antara lain, biskuit dan permen.” Bantuan Korban Mentawai masih Tersimpan di Sikakap

Karena Cuaca Buruk Merak Macet Lagi - ftp.unpad.ac.id filePelabuhan Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, ... didistribusikan ke korban tsunami setelah Dinas Sosial

Embed Size (px)

Citation preview

SEBANYAK 103 item bantuan untuk korban tsunami masih tersimpan di dua gudang di Pelabuhan Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.

Bantuan tersebut antara lain beras sebanyak 5,5 ton, biskuit 2.256 dus, ikan sarden 67 dus, makanan bayi 131 dus, pa-ket sembako 29 karung, susu bubuk 68 dus, pembalut 34 dus, mi instan 7.277 dus, dan minyak goreng 129 dus.

Selain itu, terdapat pakai-an bekas sebanyak 290 dus, pakaian baru 235 dus, selimut 76 karung, seragam sekolah 6.000 setel, dan tas sekolah 6.000 unit.

Semua barang tersebut da-tang dari Padang, pada 8 Janu-ari lalu dan ditampung di gudang Pelabuhan Sikakap dan gudang yang didirikan World Food Progamme (WFP).

“Kita buka gudang WFP hari ini (kemarin), untuk mengecek,

menyortir, dan menghitung barang yang ada di sana,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggu-langan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mentawai Hiram di Sikakap, kemarin.

Berdasarkan pemantauan Media Indonesia di gudang terse-but, beberapa barang tersebut ada yang telah kedaluwarsa. Antara lain, biskuit dan per-men.

Menurut rencana, ungkap Hiram, barang tersebut akan didistribusikan ke korban tsunami setelah Dinas Sosial

Kepulauan Mentawai mendata pengungsi yang telah men-diami hunian sementara.

“Akan dilakukan dalam wak-tu dekat ini, tapi diprioritaskan untuk barang yang paling dibutuhkan pengungsi seperti makanan dan makanan yang cepat kedaluwarsa,” ujarnya.

Ia menambahkan, barang yang tahan lama akan didistri-busikan setelah semua hunian sementara selesai.

“Pembangunan hunian se-mentara yang lambat sangat berpengaruh pada terlambat-nya pendistribusian bantuan ini,” jelas Hiram.

Untuk barang yang tersimpan di gudang Pelabuhan Sikakap, akan dilakukan opname pada Jumat (4/3). “Untuk opname tersebut, harus ada Kepala Pelaksana BPBD Mentawai dan Kepala Dinas Sosial Mentawai. Nantinya, akan barang dibagi per paket serta per dusun,” bilang Hiram. (YH/N-1)

HIRAYA Simorangkir menganggap memungut sampah

hal biasa. Sampah bertebaran di

sekitar sekolah hingga lingkungan tempat tinggal guru SD Negeri 112238 Tanjung Selamat, Kecamatan Kampung Rakyat, Labuhan Batu, Sumatra Utara ini.

Yang di luar kebiasaan, Hiraya harus memilah mana sampah organik dan mana yang nonorganik. Termasuk menimbang mana yang layak buang dan mana yang kira-kira masih bisa diolah untuk dimanfaatkan kembali.

Itu terjadi saat ia dan 44 guru dari daerah pinggiran di Sumatra Utara memperoleh pelatihan Pelita Sekolah Ramah Lingkungan.

“Sebab selama ini sampah yang ada hanya dikumpulkan tanpa ada pengolahan lebih lanjut,” kata Hiraya.

Dalam tiga hari, mulai Senin (7/2) hingga Rabu (9/2), dia berkenalan dengan program mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang sampah

dengan biaya minim.Dari fasilitator pelatihan,

Diah Cahyandari asal Institut Pertanian Bogor, guru sekolah tersebut kini sanggup menguraikan makna penting dari kampanye 3R (reduce, reuse, recycle) yang sudah lebih dulu populer di berbagai belahan dunia.

Reduce berarti mengurangi

sesuatu yang mengakibatkan sampah. Reuse berarti menggunakan kembali barang yang dibuang dalam kondisi masih layak untuk fungsi sama ataupun fungsi lainnya.

Adapun recycle berarti mengolah kembali sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Menurut Diah, salah satu

upaya reduce sampah yang diajarkan kepada Hiraya dan guru lain adalah mereka diminta memilih produk kemasan yang dapat didaur ulang. Kemudian diajarkan untuk menghindari membeli produk yang menimbulkan banyak sampah.

“Para guru juga diajarkan menggunakan produk yang bisa digunakan kembali, misalnya membeli pulpen isi ulang,” kata Diah.

Untuk menyiasati reuse, dalam pelatihan yang didanai program tanggung jawab sosial Asian Agri ini, guru-guru diajarkan memilih wadah, kantong, ataupun benda yang dapat digunakan berulang. Umpamanya, botol air minum kemasan dapat digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.

Untuk kegiatan recycle, guru diajarkan memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai, yakni dengan mengumpulkan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos. (Yennizar Lubis/N-3)

PERINGATAN SERANGAN UMUM: Sejumlah warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Mataram Binangun (GRMB) melakukan aksi teatrikal dengan menaikkan bendera Belanda yang warna birunya sudah dirobek saat memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret di depan Gedung Agung, DI Yogyakarta, kemarin.

Mengubah Pemungut Menjadi Penyortir

MEMILAH SAMPAH: Sejumlah guru mengikuti pelatihan memilah sampah organik dan nonorganik di Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatra Utara.

MI/YENNIZAR LUBIS

8 RABU, 2 MARET 2011 | MEDIA INDONESIANUSANTARA

MEREBAKNYA kasus antraks di Kabupaten Boyolali mem-buat Pemerintah Kabupaten Kendal menyetop masuknya daging dari wilayah peterna-kan sapi Jawa Tengah itu.

“Kami sudah berkoordi-nasi dengan Dinas Kesehatan dan Peternakan Kendal untuk mencegah virus antraks masuk ke daerah ini. Kami mencegah daging sapi dari Boyolali,” kata Bupati Kendal Widya Kandi Susanti.

Ia mengatakan penghentian belum permanen. Namun, pihaknya meningkatkan pe-ngawasan terhadap masuknya daging dari Boyolali tanpa surat keterangan sehat.

Menurut dinas peternakan setempat, kebutuhan daging sapi di Kabupaten Kendal sebesar 2 ton per hari. Suplai datang dari rumah potong he-wan (RPH) setempat, juga dari daerah sekitar seperti Sema-rang, Wonosobo, Temanggung, Batang, dan Boyolali.

“Pasokan terbesar dari RPH setempat. Namun, daging dari Boyolali juga besar pasokan-nya. Jika dihentikan, kita akan mencari alternatif lain dengan menambah pasokan dari lokal,” kata Kepala Seksi Kesehatan

Hewan Dinas Peternakan Ken-dal Hadi Sambodo.

Di Klaten, dana penanganan antraks masih minim. Menurut Kepala Dinas Pertanian Klaten Sri Mulyaningsih, total kebu-tuhan riil untuk penanganan antraks dan fl u burung menca-pai Rp200 juta. Namun, alokasi anggaran tahun ini hanya sebe-sar Rp40 juta.

Padahal, menurut Sri, Klaten termasuk wilayah rentan. Ada sekitar 40.000 ternak sapi perlu mendapat vaksinasi, terutama di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali--tempat antraks mere-bak. Di antaranya Kecamatan Jatinom dan Tulung.

“Untuk penanggulangan antraks, vaksinasi ternak sapi milik warga akan dilaksanakan awal Maret. Kegiatan ini dima-jukan dari jadwal rutin tiap tahun yang biasanya dilakukan pada Juni atau Juli,” kata dia.

Sebelumnya, kasus antraks di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, ditetapkan sebagai kejadian luar biasa. Bupati Seno Samodro memastikan satu dari tujuh sampel tanah yang diteliti di laboratorium positif me-ngandung bakteri antraks.

Dengan status itu, ia me-

minta dinas peternakan dan perikanan serta dinas kesehatan lebih mengintensifkan peman-tauan ke lapangan. Tujuannya, antraks pada ternak sapi tidak menyebar.

Seno memastikan pihaknya akan mengganti setiap sapi yang mati akibat penyakit tersebut dengan uang tunai Rp2,5 juta. Di penghujung Februari, vaksinasi massal terhadap 600 sapi juga dilaku-kan Pemerintah Kabupaten Boyolali di sekitar Kecamatan Klego. Antraks di wilayah itu diduga telah menjangkiti 9 warga Dusun Tangkisan, Karangmojo, yang didiagnosis menderita antraks kulit.

Wakil Gubernur Jawa Te ngah Rustriningsih mengatakan pemprov bakal melakukan penanganan secara serius ter-hadap antraks di Boyolali.

“Langkah paling penting adalah penanganan terhadap warga yang diduga terserang antraks. Selain itu, langkah lainnya adalah mendata apa-kah ada ternak yang terserang antraks. Hal itu dilakukan supaya antraks tidak terus menyebar,” jelasnya di Cilacap, kemarin petang. (AS/JS/FR/LD/N-3)

Diterpa Antraks, Sapi Boyolali tidak Masuk Kendal

ANTARA/WAHYU PUTRO

SUASANA lengang di Pelabuhan Merak, Ban-ten, hanya bertahan sekitar 3 jam. Setelah

itu, jalur-jalur menuju Pelabuh-an Merak kembali macet.

Suasana itu terasa sekitar pukul 16.00 hingga pukul 19.00 WIB, Senin (1/3).

Setelah itu, jalan menuju Pelabuhan Merak kembali dipadati kendaraan yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

Bahkan kemacetan telah men-capai di dalam tol, tepatnya di Km 92 Tol Jakarta-Merak.

Penyebab kemacetan di Pelabuhan Merak kali ini se-makin kompleks. Selain mi-nimnya kapal, kemacetan juga disebabkan cuaca buruk yang terjadi di perairan Selat Sunda.

Sekretaris Perusahaan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Pelayaran (ASDP) Indone-sia Ferry Christin Hutabarat mengatakan jumlah kapal roll on roll of (ro-ro) yang sempat beroperasi sebanyak 24 kapal

berkurang menjadi 19 kapal. Bahkan, pada pukul 01.00 ke-marin, yang beroperasi kembali berkurang menjadi 13 kapal.

Cuaca buruk tersebut, tam-bah Christin, telah membuat kapal-kapal kesulitan bersan-dar di dermaga. Bahkan KMP Ganda Dewata gagal sandar di Pelabuhan Indah Kiat.

Cuaca buruk juga menyebab-kan waktu tempuh kapal lebih lambat. Dalam kondisi normal waktu tempuh rata-rata 2 jam. Namun dalam kondisi tersebut waktu tempuh kapal menjadi 3 jam atau 1 jam lebih lama.

SolusiMengenai solusi mengu-

rai kemacetan, Menteri Per-hubungan Freddy Numberi menyatakan pemerintah akan menambah tujuh feri.

Kapal bantuan yang diguna-kan milik PT Pelni yang dia-lihkan jalurnya ke Pelabuhan Merak-Bakauheni, antara lain kapal Ganda Dewata yang bia-sa digunakan untuk jarak jauh. Kapasitas kapal itu lebih besar, memuat 100-200 truk. ‘’Sangat

membantu arus penyeberangan truk, bisa lebih cepat,’’ ujarnya di Jakarta.

Bantuan itu untuk pengganti sementara kapal yang masuk dok. “Selesai dok semua turun (kembali) lagi. Kira-kira (un-tuk) dua minggu.”

Freddy menyatakan ke depannya pemerintah akan melakukan langkah-langkah mencegah antrean akibat cuaca buruk, antara lain dengan me-nambah panjang armada kapal dan peremajaan kapal.

Antrean truk di Merak te-lah berlangsung sejak Desem-ber lalu. Penyebabnya adalah gelombang tinggi yang ber-akibat kapal harus berhati-hati ketika sandar. Antrean semakin parah ketika kebakaran me-nimpa KMP Laut Teduh II di perairan Merak-Bakauheni pada Jumat (28/1) yang me-newaskan 28 orang.

Kecelakaan itu mengakibat-kan penyeberangan yang bi-asanya dilayani 24 kapal, hanya boleh dilakukan kapal yang memenuhi persyaratan berla-yar, dan semua penum pang

harus masuk daftar manifes. Akibatnya, dari 33 kapal ro-

ro yang ada, belakangan hanya 15 hingga 17 kapal yang boleh berlayar.

Menciutnya jumlah kapal yang beroperasi tersebut meng-akibatkan antrean truk yang mengular, dan antrean terparah hingga di Km 82 atau 19 km dari Pelabuhan Merak.

Organisasi Pengusaha Na-sional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) memperkira-kan kerugian yang dialami pengusaha angkutan akibat kemacetan penyeberangan di Pelabuhan Merak mencapai Rp1,5 miliar per hari.

Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena mengungkap-kan, setiap harinya pelabuhan tersebut melayani hingga 3.300 truk yang menyeberangi Pulau Jawa dan Sumatra. Namun, saat ini kapasitas penyeberang-an itu hanya mampu menam-pung sekitar 1.850 hingga 2.100 truk per hari. (Mad/CS/HP/N-1)

[email protected]

Dari 24 kapal yang ada, penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni sempat dilayani 13 kapal karena cuaca buruk.

WIBOWO SANGKALA

Karena Cuaca Buruk Merak Macet Lagi

Berdasarkan pemantauan

Media Indonesia di gudang tersebut, beberapa barang tersebut ada yang telah kedaluwarsa. Antara lain, biskuit dan permen.”

Bantuan Korban Mentawai masih Tersimpan di Sikakap