Upload
dimas-putri-wulandari
View
59
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
KAPAL PERIKANAN SULAWESI
Lepa-lepa
Jenis perahu lepa-lepa (sampan) dipergunakan untuk menangkap ikan di daerah pantai. Fungsi
lainnya adalah sebagai perahu sekoci di perahu yang lebih besar (sande’, panjala, dan kappal)
dan juga sebagai perahu pembantu untuk memperluas lokasi menangkap ikan sewaktu perahu
sedang menambat di roppong (rumpon). Perahu jenis ini selalu dicat berwarna putih. Lepa-lepa
yang dibuat oleh tukang perahu Mandar mempunyai perbedaan dengan perahu sejenis yang
dibuat di daerah lain karena lepa-lepa lebih kecil, ringan, dan tipis tetapi kuat. Ukuran lepa-lepa
tergantung pada besarnya diameter pohon yang akan digunakan sebagai bahan baku. Namun
umumnya berukuran tiga sampai empat meter panjang, lebar 0,5 meter, kedalaman 0, 4 meter,
dan tebal lambung sekitar 2 cm. Lepa-lepa digerakkan dengan dayung, dan dilengkapi dengan
penyeimbang, kemudi, dan layar.
Sande’
Sande’ adalah jenis perahu Mandar yang paling terkenal. Jenis perahu bercadik ini diperkirakan
mulai muncul pada tahun 30-an, ketika pelaut-pelaut Mandar yang sering berlayar ke dermaga-
dermaga dagang besar mengadopsi bentuk layar “segitiga” perahu Eropa ke perahu bercadik
mereka yang awalnya menggunakan layar “segiempat” (tanja).
Ciri khas sande’ terletak pada bentuk layar segitiga, warna putih, dan paccong (linggi) yang
ujungnya membentuk limas segitiga. Sande’ mempunyai satu pallayarang (tiang layar), dua
baratang (cadik), dan dua palatto (katir).
Fungsi utama sande’ adalah sebagai perahu penangkap ikan. Juga sering digunakan sebagai
perahu dagang, tetapi tidak efektif sebab daya muatnya tidak sebanyak perahu lain. Sande’
berukuran besar biasa beroperasi di roppong (rumpon). Pada waktu lampau, nelayan yang
menggunakan sande’ bermalam di sekitar roppong sampai satu bulan lebih. Sekarang tidak lagi
sebab hasil tangkapan lebih menguntungkan bila dijual dalam keadaan segar. Ukuran sande’
yang digunakan menangkap ikan di roppong mempunyai panjang 7-8 meter, lebar sekitar 80 cm
dan dalam sampai 1 meter.
Pakur
Perbedaan pakur dengan sande’ adalah, pakur umumnya lebih kecil dan memakai layar segi
empat yang dinamakan sobal tanja’ sehingga tiang layar harus disesuaikan, yaitu berukuran
pendek (sekitar 5 meter), lurus dan terbuat dari kayu bukan bambu. Cadik buritannya terletak
dekat sanggar kemudi perahu di belakang lambung, sedangkan sande’ cadik buritannya dipasang
di sekitar tengah lambung perahu.
Olanmesa
Olanmesa adalah jenis perahu bercadik yang ukurannya lebih kecil daripada pakur.
Menggunakan layar jenis tanja’ yang besar. Perahu jenis ini sudah tidak ada lagi. Posisi cadik
buritan hampir terletak di tengah perahu dan cadik haluan terletak lebih ke arah dalam, mirip
dengan posisi cadik pada perahu pakur. Posisi tiang layar terletak di depan cadik buritan atau di
tengah perahu.
Katitting
Katitting adalah jenis perahu bercadik yang tidak menggunakan layar ataupun dayung sebagai
penggeraknya, tetapi mesin. Mesin yang diletakkan di samping kiri geladak perahu yang
mempunyai lengan yang panjang untuk menghubungkan motor dengan baling-baling yang
terletak di samping kiri buritan. Umumnya digunakan sebagai sarana untuk menangkap bibit-
bibit udang (pambibi’) yang banyak muncul pada musim-musim tertentu di pantai teluk Mandar.
Berukuran panjang lima meter, lebar 0,80 meter dan dalam 0,50 meter. Kesamaannya dengan
perahu jenis sande’ adalah geladak juga ditutupi baik sebagai alat pelindung agar air tidak
masuk, juga sebagai tempat awak perahu dan mesin.
Bodi-bodi
Perahu jenis ini mempunyai bentuk lambung yang disesuaikan dengan penggunaan mesin
sebagai penggerak utama, yaitu lebih ramping dan panjang. Jenis perahu ini mulai muncul ketika
penggunaan mesin mulai banyak dimanfaatkan oleh nelayan Mandar. Umumnya digunakan
untuk memancing ikan karang di pulau-pulau Selat Makassar. Panjang perahu ini berkisar
delapan sampai sepuluh meter, lebar sekitar dua meter, dan dalam palka satu meter. Palka dari
tengah lambung sampai haluan mempunyai pintu yang besar, sebagai tempat penyimpanan peti-
peti yang berisi es batu. Pada musim timur, jenis perahu ini juga digunakan untuk menangkap
ikan terbang.
Ba’go (panjala)
Perahu ba’go adalah perahu yang bentuk lambungnya cukup lebar dan bulat. Biasa disebut
panjala karena alat tangkap yang digunakan adalah jala. Sebelum menggunakan mesin, perahu
ini ditambah dengan dayung berukuran besar yang digunakan ketika mengoperasikan jala atau
ketika angin terlalu kencang atau sebaliknya. Sekarang ini, peran layar telah digantikan oleh
mesin. Di atas geladaknya terdapat bangunan yang digunakan sebagai dapur dan ruang
beristirahat. Dilengkapi atap yang mudah dibongkar-pasang