71
MANAJEMEN KESELAMATAN KAPAL PERIKANAN BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN SEMARANG 2008

Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

MANAJEMEN KESELAMATAN KAPAL

PERIKANAN

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN SEMARANG

2008

Page 2: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

BIODATA

Nama : Agung WahyonoTgl.Lahir : 8 Desember 1952Pendidikan : AUP Th.1975 ; Diploma IV STP Th.1988Jabatan : Prekayasa Madya di BBPPI SmgPekerjaan : 1975 – 1977, Teknisi pada PPSHPP di

Smg 1978 – 1982, Nakhoda Kapal Survei BPPI

Smg 1982 – 1993, Struktural pada BPPI Smg 1993 – Sek. , Pejabat Fungsional pd BBPPI

SmgAlamat : Komplek Perikanan No.21

Jl.Yos Sudarso Ungaran Telp. (024) 6924 587 HP. 081 325 528 713

E-mail : [email protected]

Page 3: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

PENGGOLONGAN KESELAMATAN PADA KAPAL PERIKANAN

• Keselamatan kapal dan isinya dari kecelakaan yang disebabkan oleh tubrukan, kebakaran, bocor, kandas, dan tenggelam di laut

1. Keselamatan pelayaran

2. Keselamatan kerja• Keselamatan awak kapal dari kecelakaan kerja

Page 4: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan praktis bagi pelaut, sehubungan dengan cara bagaimana menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan darurat di laut sebagai akibat kecelakaan kapal antara lain : tubrukan, kandas, bocor, terbakar, dan tenggelam.

• Bahaya tersebut setiap saat dapat menimpa para pelaut yang sedang berlayar termasuk pada kapal perikanan.

• Pencegahan terjadinya kecelakan merupakan tindakan terbaik dari pada penanggulanggannya.

Page 5: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

KESELAMATAN KERJA

Page 6: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

FAKTOR BAHAYA DI KAPAL IKAN

• FISIK (Physical Hazard)

• KIMIA (Chemical Hazard)

• BIOLOGIS (Biological Hazard)

• PSIKOLOGI (Psychological Hazard)

• ERGONOMI

Page 7: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

1. Faktor Bahaya Fisik

• SUARA • SUHU • RADIASI • TEKANAN UDARA • PENERANGAN • GETARAN• KELEMBABAN UDARA • VENTILASI

Page 8: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

2. Faktor Bahaya Kimia• AEROSOL (tetes cairan atau bagian padat halus dan tersebar

dalam jangka waktu tertentu)• KABUT (tetes cairan)• DEBU (bagian padat)• FUMES (partikel logam)• ASAP (zat arang)• GAS (menyebar memenuhi ruangan)• UAP (bercampur dengan udara)• OXIDAZING MATERIALS• EXPLOSIVE MATERIALS• CORROSIVE MATERIALS• HIGHLY FLAMMABLE MATERIALS• TOXIC MATERIALS• RADIO ACTIVE MATERIALS• IRRITANT MATERIALS• HARMFULL MATERIALS

Page 9: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

3. Faktor Bahaya Biologis

• VIRUS• BAKTERI• JAMUR• SERANGGA• CACING• PARASIT• BINATANG (Ular Laut, Ikan beracun /

berbisa)

Page 10: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

4. Faktor bahaya psikologis

• Terpaksa, dipaksa, tidak sesuai kemampuan

• Lingkungan kerja tidak menyenangkan

• Pikiran tertekan

• Hubungan kerja tidak baik

• Tidak sesuai keinginan

Page 11: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

5. Faktor bahaya ergonomi

• Sikap kerja tidak baik

• Peralatan tidak sesuai

• Kerja senantiasa duduk / berdiri

• Proses, sikap dan cara kerja monoton

• Beban kerja berlebihan

Page 12: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

AKIBAT KECELAKAAN

• Pada dasarnya panas badan manusia adalah 97,86 0 F • Perubahan tempratur + 20 F yang disebabkan oleh

sengatan matahari dapat mempengaruhi daya pikir manusia

• Penambahan temperatur 60 - 80 F dari suhu normal dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan hal-hal fatal bagi tubuh manusia

• Lemah adalah gejala yang jelas dari kepanasan. • Biasanya tubuh manusia dapat menyesuaikan diri dari

cuaca panas antara dua - tujuh hari

KEPANASAN

Page 13: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Pada umumnya kedinginan menyebabkan kehilangan kepekaan syaraf, rasa ngantuk dan kehilangan gairah kerja

KEDINGINAN

• Pengaruh dehidrasi pada tubuh adalah rasa ngantuk, kehilangan gairah kerja dan kontrol diri.

• Dehidrasi dapat juga disebabkan oleh mabuk laut, terlebih lagi bila mabuk disertai muntah.

KEHILANGAN CAIRAN TUBUH

Page 14: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Tingkat I : badan lemah • Tingkat II : kesadaran berkurang • Tingkat III : gila sampai mati

MINUM AIR LAUT

MABUK LAUT

• Pada umumnya menyebabkan kehilangan gairah kerja, inginnya tetap tidur, tidak peduli kondisi lingkungan.

Page 15: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

PERANGKAT KESELAMATAN

• Ruang kedap air sebagai daya apung tambahan (internal buoyancy)

• Engsel kemudi pada buritan berfungsi baik

• Tangki BBM cukup untuk digunakan selama 24 jam atau lebih

• Dilengkapi peralatan sesuai ketentuan SOLAS

SEKOCI PENYELAMAT

Page 16: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Pengenalan terhadap bentuk rakit, pada gambar atas pada saat terinstalasi di kapal dan belum digunakan, sedangkan pada gambar bawah dalam keadaan setelah digunakan,.

• Kapasitas rakit kembangan ditentukan dengan ukuran 4 kaki persegi (3720 cm2) atau volume tangki udara sebesar 3,4 kaki kubik (96 dm3) per orang.

• Daya angkut tidak kurang dari 6 (enam) orang tetapi tidak lebih dari 25 orang, secara keseluruhan beratnya tidak lebih dari 180 Kg.

Page 17: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Dikenali melalui bentuknya yang seperti roda dan tertuliskan nama kapalnya.

• Ukuran diameter luar 38 Cm, sedangkan diameter dalam 23 Cm, jumlahnya minimal 2 (dua) buah yang terpasang pada masing-masing sisi kapal.

• Tetap dapat mengapung pada air tawar selama 24 jam dengan beban besi seberat 14,5 Kg.

• dilengkapi dengan tali pengikat dan lampu tanda yang dapat menyala terus menerus sekurang-kurangnya 45 menit

• Sebagian dilengkapi dengan isyarat asap yang dapat memberi tanda sekurang-kurangnya selama 15 menit

PELAMPUNG PENYELAMAT

Page 18: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Bentuknya seperti jaket, mempunyai 2 (dua) bagian ruangan terpisah dan kedap air, dalam bentuk rigid atau inflatable (dengan ketentuan harus dapat dikembangkan secara mekanis atau ditiup)

• Dapat mengapung selama 24 jam pada air tawar dengan beban berupa besi 16,5 Kg, tetap dapat digunakan walaupun satu ruangan tidak berfungsi

• Konstruksinya sedemikian rupa sehingga digunakan secara tidak salah (terbalik), tidak menghisap air atau minyak dan tidak busuk

• Dilengkapi isyarat lampu dan atau sempritan.

• Tertulis nama kapal.

JAKET PENYELAMAT

Page 19: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

CERAWAT

• Semua kapal dilengkapi dengan alat untuk membuat isyarat siang hari dan isyarat malam hari,

• Cerawat tangan (red hand flare), sebanyak 12 buah

• Cerawat payung (life chute signal), sebanyak 6 buah

• Cerawat asap (orange smoke signal), sebanyak 6 buah

Page 20: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Alat pemadam kebakaran ini mudah dipindahkan, sehingga disebut alat pemadam kebakaran jinjing (portable fire extinguisher),

• Asam soda (soda acid extinguisher)• Busa (foam extinguisher)• Kimia (chemical extinguisher)• CO2 (CO2 extinguisher)• Carbon tetrachloride

RACUN API

Page 21: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

LANGKAH PENCEGAHAN

• Geladak kerja dalam kondisi semrawut sangat berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.

• Pastikan geladak kerja bersih dari tali temali atau peralatan kerja lainnya yang dapat mengganggu kelancaran kerja.

• Pastikan juga, misalnya peralatan dapur dan kegiatan masak memasak tidak membahayakan para pekerja.

Page 22: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Hindari perbuatan yang dapat mengakibatkan kecelakaan, misalnya meloncat ke kapal, sebaiknya gunakan tangga atau alat bantu lainnya.

• Atau berdiri pada jaring atau tali yang sedang bergerak

Page 23: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Pastikan anak tangga masih kuat menahan beban pekerja.

• Pastikan kaki bebas dari gulungan tali, yang sewaktu-waktu dapat menjerat kaki pekerja.

Page 24: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Gunakan alat bantu keselamatan, seperti helmet, pelindung telinga atau mata, atau sepatu keselamatan

Page 25: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Pastikan menggunakan sabuk keselamatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

• Pastikan peralatan kerja tidak mengakibatkan kecelakaan yang lain

Page 26: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Perintah “Meninggalkan kapal atau Abandon Ship” adalah suatu perintah Nakhoda yang diambil bilamana keadaan darurat yang terjadi di atas kapal seperti: terbakar, bocor yang diakibatkan oleh tubrukan, lain-lain tidak dapat diatasi dan akhirnya mengancam keselamatan pelayar di atas kapal.

• Perintah meninggalkan kapal merupakan keputusan terakhir yang diambil oleh seorang Nakhoda (Master). Apabila ada perintah / order meninggalkan kapal maka seluruh awak kapal harus menuju ke stasiun pesawat luput maut untuk melaksanakan tugas sesuai sijil meninggalkan kapal.

• Atau perintah Nakhoda untuk penyelamatan jiwa misalnya terhadap orang jatuh di laut.

TINDAKAN PENYELAMATAN

Page 27: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Gunakan seluruh pakaian sebagai pelindung, bila anda harus meninggalkan kapal pakailah seluruh pakaian sebagai pelindung.

• Pakaian akan melindungi diri anda dari dinginya air laut, teriknya sinar matahari dan ikan-ikan buas di laut. Pakailah sebagai pelindung memperpanjang waktu hidup anda, pakailah pakaian hangat sebanyak mungkin, kenakan baju penolong (life jacket) anda, pergilah segera ketempat berkumpul yang telah ditentukan.

Page 28: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Berdiri tegak di sisi kapal, lihat ke permukaan laut, kemungkinan ada pusaran laut atau benda-benda terapung dan benda lain yang menghalangi.

• Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika terjun

• Pegang bagian atas life jacket disatu sisi . Sebaiknya silangkan kedua sisi tangan anda. Life jacket harus ditekan karena ketika terjun akan terdorong keatas karena tekanan air.

• Sekali lagi perhatikan / lihat permukaan laut.

• Loncat dengan kaki tertutup rapat dan lurus, posisi badan tegap arah pandangan ke depan.

• Jangan loncat langsung ke life boat atau life raft, dan ingat jangan terjun lebih dari ketinggian 4,5 (empat koma lima) meter.

Page 29: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Cara terbaik menggunakan fasilitas Survival Craft Rakit Penolong (Inflatable Liferaft)

• Ketika mencapai rakit penolong anda dapat memegang tali penyelamat sekelilingnya.

• Di bagian terbuka ada tangga yang dapat digunakan naik anda masuk ke dalam rakit penolong kembangan.

Page 30: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

WASPADA TERHADAP IKAN BUAS

• Ikan hiu serta ikan buas lainnya (baracuda) biasanya terdapat di laut tropis.

• Pada umumnya ikan ini tidak akan mengganggu apabila tidak diganggu, tetapi ada kalanya mereka menyerang manusia tanpa sebab yang pasti.

• Ikuti petunjuk-petunjuk untuk menghindari ikan hiu dan ikan buas lainnya

• Berpakaian, selalu waspada dan perhatikan sekeliling rakit. • Jangan memasukkan anggota badan ke dalam air bila

terdapat ikan buas. • Untuk sementara jangan mengail jika terdapat ikan buas di

sekitar rakit. • Jangan bersuara

Page 31: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

PRAKTEK PENYELAMATAN JIWA

• Dinamika populasi, bertujuan untuk ketepatan koordinasi dan perintah-perintah oleh Nakhoda atau perwira kapal

• Simulasi penyelamatan jiwa terhadap orang jatuh ke Laut, melalui olah gerak kapal yang tepat

• Identifikasi jenis dan cara penggunaan perangkat keselamatan dalam upaya penyelamatan jiwa orang yang jatuh ke laut

Page 32: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Berteriak menyatakan kalau ada orang jatuh ke laut “ada orang jatuh”.

• Sesegera melemparkan Jaket penyelamat sedekat mungkin posisi orang jatuh.

• Mengibarkan bendera “O”

• Nakhoda melakukan olah gerak sesuai dengan kondisi lingkungan

Page 33: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Menyiapkan pelampung penyelamat

• Memperhatikan perintah Nakhoda

• Melemparkan pelampung penyelamat, segera dan setepat mungkin

• Beri perintah secara jelas kepada orang yang jatuh (jangan semua orang berteriak, yang menyebabkan perintah menjadi tidak jelas)

Page 34: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Angkat kekapal dengan hati-hati dan segera diberikan pertolongan pertama

Page 35: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

BAGI YANG JATUH KELAUT

• Kemauan yang besar untuk tetap bertahan hidup secara psykhis dapat timbul dari adanya tanggung jawab moral terhadap keluarga, disamping dorongan semangat pribadi.

• Jangan takut. • Berdoa, adalah cara yang tepat untuk

memperkuatkan mental pribadi • Lindungi permukaan kulit, untuk menghindari

keringat. • Jangan banyak bergerak. • Jangan minum air laut. • Jangan minum air seni. • Jangan minum alkohol atau merokok. • Kulum kancing baju agar mulut selalu basah. • Jangan makan kecuali tersedia air untuk

mencernakannya.

Page 36: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

MANAJEMEN K5PADA KAPAL PERIKANAN

Page 37: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

ORGANISASI MANAGEMEN KESELAMATAN KERJA

MANAGER PENGENDALI

KESELAMATAN& KERUGIAN

GUGUS LINGKUNGAN

GUGUSKESEHATAN

GUGUS PERAN KEBAKARAN

GUGUSKEAMANAN

GUGUSKESELAMATAN

Serang• Kenyamanan• Rapi & kebersihan

Perwira III .• Kesehatan kerja• Pengobatan

KKM/Perwira II• Pencegahan• Pemadaman

Perwira I• Pengamanan• Koordinasi

Nakhoda• Standar keselamatan• Komando

Pemilik unit•Penanggung jawab•Pembina program

DALAM KAPAL PERIKANAN HARUS MEMPUNYAI ORGANISASI MANAGEMEN KEAMANAN, KESELAMATAN, KENYAMANAN DAN KESEHATAN KERJA

Page 38: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

RUANG LINGKUP MANAJEMEN

• Lingkungan kapal perikanan, meliputi ruang kemudi, kamar mesin, geladak, gudang dan palka

• Tata ruang kerja, antara lain tata alat penangkapan ikan, peralatan kerja, mesin bantu dan lain sebagainya

• Tata & jenis peralatan kerja.• Sanitasi / kebersihan• Manual pekerjaan yang dinamis• Shift / rolling awak kapal • Psycho (test/terapi) awak kapal• Sistim distribusi pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan dan

lainnya. • Refreshing (lahir/bathin), saling mengingatkan, saling perhatian,

saling membantu dan keakraban• Asuransi, pada setiap kegiatan operasional• Kebersamaan (social responsibilites)

RUANG LINGKUP GUGUS LINGKUNGAN KERJA

Page 39: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

RUANG LINGKUP…………

• Klinik / pelayanan kesehatan,

• Informasi cara hidup sehat, makanan sehat, berperilaku untuk sehat.

• Tindakan dan kelengkapan P3-K

• Vaksinasi

• Vitamin Supplement,

• Physical test/terapi

RUANG LINGKUP GUGUS KESEHATAN KERJA

Page 40: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

RUANG LINGKUP…………

• Peringatan dini• Peralatan pemadam kebakaran• Pendidikan dan latihan• Perlengkapan pelindung diri (PPE)• Manual• Pelaporan / journal• Pencegahan• Audit peralatan dan APD (Personal Protection

Equipment)

RUANG LINGKUP GUGUS PERAN BAHAYA KEBAKARAN

Page 41: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

RUANG LINGKUP…………

• Traffic control di Pelabuhan, selain awak kapal, bagi tamu, pekerja penanganan ikan, dan lainnya

• Koordinasi dengan awak kapal yang bertugas jaga (satuan pengamanan), mengutamakan hubungan kerja dengan satuan pengamanan pelabuhan

• Peralatan pengamanan di kapal• Patroli / peningkatan pengawasan jaga terutama

pada hari libur dan malam hari

RUANG LINGKUP KEAMANAN KERJA

Page 42: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

RUANG LINGKUP…………

• Keselamatan kapal, • Tindakan keselamatan, bertindak untuk masing-masing kapal atau

bersama-sama membantu kapal lain• Dokumentasi kecelakaan, laporan termasuk dalam journal kapal• Perangkat keselamatan kapal (standar kelaikan kapal)• Pelatihan dasar keselamatan kapal (personal survival technique, fire

preventing and fighting, elementary first aid, personsl safety and social responsibilities)

• Penyelamatan kecelakaan kapal, bersama-sama kapal lain pada suatu kasus kecelakaan kapal di laut

• Penyelamatan Jiwa, bertindak pada kecelakaan masing-masing kapal atau bersama-sama kapal lain membantu penyelamatan jiwa

• Manual peran keselamatan (standar keselamatan kapal perikanan)

RUANG LINGKUP PERAN KESELAMATAN DAN KENYAMANAN KAPAL

Page 43: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

SISTEMATIKA MANAGEMENT K3

KOMITMEN &KEBIJAKAN

PENINGKATAN &BERKELANJUTAN

PERENCANAANSIMEN K3

PENERAPANSIMEN K3

EVALUASI

PENINJAUANULANG

Page 44: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

AUDIT SIMEN K-3

1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja2. Strategi pendokumentasian dan laporan3. Dokumen perencanaan4. Metoda pengadaan peralatan dan bahan5. Petunjuk pelaksanaan6. Pedoman administrasi 7. Standar pemantauan8. Sistim pengelolaan material9. Sistim pengumpulan dan pengelolaan data10. Sistim pengembangan keterampilan11. Sistim pengendalian resiko

PEDOMAN TEKNIS AUDIT SISTEM MANAGEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KAPAL PERIKANAN

Page 45: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

PENCEGAHAN TUBRUKAN

Page 46: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Tidak ada sesuatupun dalam aturan-aturan ini akan membebaskan kapal apapun, atau pemiliknya, Nakhoda atau anak kapalnya, dari akibat-akibat setiap kelalaian dari perwira jaga apapun yang mungkin dituntut oleh praktek-praktek yang biasa dilakukan oleh para pelaut, atau pada keadaan-keadaan khusus.

• Dalam menaksirkan dan memenuhi aturan-aturan harus mengindahkan dengan selayaknya semua bahaya navigasi dan bahaya tubrukan serta keadaan khusus termasuk keterbatasan kapal-kapal yang terlihat, yang boleh menyimpang dari aturan-aturan ini guna menghindari bahaya serta merta.

Page 47: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• PENGAMATAN ; Pada setiap saat tiap-tiap kapal harus selalu menyelenggarakan pengamatan yang layak dengan penglihatan dan pendengaran maupun dengan semua sarana yang tersedia yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, agar supaya dapat menilai situasi dan resiko tubrukan secara lengkap.

• KECEPATAN ; Pada setiap saat tiap-tiap kapal harus berjalan dengan kecepatan aman sedemikian rupa sehingga kapal dapat bertindak dengan layak dan efektif untuk menghindari tubrukan dan dapat diberhentikan dalam suatu jarak yang layak untuk situasi dan kondisi yang ada.

Page 48: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

MENDAHULUI

• Lepas dari pada apapun yang tercantum dalam aturan-aturan Seksi ini, kapal apapun yang sedang menyusul setiap kapal lain yang manapun harus menghindari jalan kapal yang sedang disusul itu.

• Sebuah kapal harus dianggap sedang menyusul, bilamana sedang mendekati kapal lain dari satu arah lebih besar dari 22,5 derajat dibelakang arah melintang yakni dalam suatu kedudukan terhadap kapal yang sedang dia susul itu, pada malam hari kapal ini hanya akan mampu melihat penerangan penerangan lambungnya.

• Bilamana sebuah kapal dalam keadaan ragu-ragu apakah ia sedang menyusul kapal lain, maka ia harus menganggap bahwasanya demikianlah halnya dan bertindak sesuai dengannya.

Page 49: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Bilamana dua buah kapal tenaga sedang bertemu pada haluan –haluan berlawanan atau hampir berlawanan satu sama lain hingga melibatkan resiko tubrukan , masing-masing harus mengubah haluannya kekanan sehingga masing-masing harus berpapasan pada lambung kiri dari kapal yang lain.

• Situasi demikian itu harus dianggap ada bilamana sebuah kapal melihat kapal yang lain tepat didepan atau hampir tepat didepan dan pada malam hari kapal ini dapat melihat penerangan – penerangan tiang kapal yang lain segaris atau hampir segaris dan atau kedua penerangan lambung serta pada siang hari kapal ini mengamati (segi) pandangan yang sesuai dari kapal yang lain itu.

BERHADAPAN

Page 50: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Bilamana sebuah kapal ragu-ragu tentang apakah situasi yang demikian itu ada, maka kapal ini harus menganggap bahwa demikianlah halnya dan bertindak sesuai dengannya.

Page 51: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Lebih dari apaun kondisi kapal pada saat berhadapan dan memungkinkan terjadinya tubrukan, maka kecakapan pelaut lebih diutamakan untuk mencegahnya

Page 52: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

BERPOTONGAN DAN MEMBERI JALAN

• Bilamana dua buah kapal tenaga sedang berhaluan berpotongan sehingga melibatkan resiko tubrukan, maka kapal yang mendapatkan kapal yang lain disebelah kanannya , harus menghindari jalan dan jika keadaan memungkinkan harus menghindarkan dirinya memotong dimuka kapal yang lain itu.

• Tiap-tiap kapal yang oleh aturan-aturan ini dituntut untuk menghindari jalan kapal yang lain, sejauh dapat dilaksanakan, harus melakukan tindakan dini dan pasti untuk tetap dalam keadaan bebas sama sekali.

Page 53: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

BERTAHAN• Apabila salah satu dari dua buah

kapal oleh aturan yang manapun dari aturan-aturan ini diharuskan menghindar, maka kapal yang lain itu harus mempertahankan haluan dan kecepatannya

• Bilamana oleh suatu sebab kapal yang dituntut mempertahankan haluan dan kecepatannya itu berada demikian dekatnya sehingga tubrukan tidak dapat diatasi oleh tindakan dari kapal yang memberi jalan itu saja, maka kapal itu haruslah melakukan tindakan sedemikian rupa sehingga akan membantu dengan sebaik-baiknya untuk menghindari tubrukan.

Page 54: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

PANDANGAN TERBATAS• Sebuah kapal yang mendapatkan

adanya kapal lain hanya dengan radar saja harus menentukan kalau-kalau sedang berkembang suatu situasi pendekatan dan atau ada resiko tubrukan. Jika demikian halnya, kapal itu harus melakukan tindakan untuk menghindar dalam waktu yang memadai, dengan ketentuan bahwa bilamana tindakan tersebut terdiri perubahan haluan, maka sejauh dimungkinkan hal-hal berikut harus dihindari : (1) Perubahan haluan ke kiri untuk sebuah kapal yang ada didepan arah melintang, lain dari pada untuk sebuah kapal yang sedang disusul ; (2) Perubahan haluan kearah sebuah kapal yang ada di arah melintang atau dibelakang arah melintang.

Page 55: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

PERAIRAN SEMPIT

• Sebuah kapal yang sedang bergerak menyusuri sebuah alur pelayaran atau air pelayaran sempit, harus bertahan pada jarak yang paling dekat yang dilaksanakan terhadap batas luar alur pelayaran atau air pelayaran yang ada disebelah kanannya, hal itu dapat dilaksanakan dengan aman.

• Sebuah kapal yang panjang kurang dari 20 meter, atau sebuah kapal layar tidak boleh merintangi jalan sebuah kapal yang dapat berlayar dengan aman hanya Didalam alur pelayaran atau air pelayaran sempit.

Page 56: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Sebuah kapal yang sedang menangkap ikan tidak boleh merintangi jalan kapal yang manapun yang sedang berlayar didalam alur pelayaran atau air pelayaran sempit.

• Sebuah kapal tidak boleh memotong alur pelayaran atau air pelayaran sempit, jika pemotongan itu merintangi jalan sebuah kapal yang dapat berlayar dengan aman hanya didalam alur pelayaran atau air pelayaran tersebut. Kapal yang tersebut terakhir itu boleh menggunakan isyarat bunyi yang ditetapkan

Page 57: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

PENERANGAN DAN SOSOK BENDA

• Penerangan tiang 6 mil.• Penerangan lambung 3 mil.• Penerangan tunda 3 mil.• Penerangan buritan 3 mil.• Penerangan keliling putih, merah, hijau atau kuning 2 mil.

• Penerangan tiang 5 mil , kecuali panjang kapal itu kurang dari 20 meter 3 mil.

• Penerangan lambung 2 mil.• Penerangan buritan 2 mil.• Penerangan tunda 2 mil.• Penerangan keliling putih, merah, hijau atau kuning 2 mil.

Untuk kapal dengan panjang 50 meter atau lebih

Untuk kapal dengan panjang 12 meter atau lebih tetapi kurang dari 50 meter

Page 58: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Sebuah penerangan tiang,• Sebuah penerangan tiang

yang kedua , lebih kebelakang dan lebih tinggi dari pada penerangan tiang depan, kecuali sebuah kapal yang panjangnya kurang dari 50 mtr tidak diwajibkan memperlihatkan penerangan tersebut, tetapi memperlihatkan ;

• Penerangan-penerangan lambung,

• Sebuah penerangan buritan.

PENERANGAN

KAPAL TENAGA SEDANG MELAJU

Page 59: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Sebuah penerangan tiang

• Penerangan-penerangan lambung,

• Sebuah penerangan buritan.

Page 60: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Sebuah kapal berbantalan udara bilamana sedang beroperasi secara tanpa berat benaman, sebagai tambahan kepada penerangan-penerangan yang disyaratkan bagi kapal tenaga yang sedang melaju, harus memperlihatkan sebuah penerangan kuning cerlang keliling.

Page 61: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Sebuah kapal tenaga yang panjangnya kurang dari 7 meter dan yang kecepatan maksimumnya tidak lebih dari 7 mil tiap-tiap jam, sebagai pengganti penerangan-penerangan yang tercantum sebagai kapal tenaga melaju , boleh memperlihatkan penerangan putih keliling.

• Kapal tersebut, jika dapat dilaksanakan, harus juga memperlihatkan penerangan-penerangan lambung.

Page 62: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Dua buah penerangan tiang depan yang satu tegak lurus diatas yang lain sebagai pengganti penerangan yang disyaratkan dalam Aturan kapal tenaga sedang melaju (1) . Bilamana panjang tundaan itu, diukur dari buritan kapal yang sedang menunda sampai keujung tundaan melampaui 200 meter, tiga buah penerangan yang demikian itu.

• Penerangan-penerangan lambung.

• Sebuah penerangan buritan.• Sebuah penerangan tunda

tegak lurus diatas penerangan buritan .

• Sebuah sosokbenda belah ketupat ditempat dimana sosokbenda itu dapat kelihatan sejelas-jelasnya, bilamana panjang tundaan itu melampaui 200 meter.

Page 63: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Bilamana sebuah kapal yang sedang mendorong dan sebuah kapal yang sedang didorong maju dihubungkan erat-erat dalam satu unit rangkaian, kapal-kapal itu harus dianggap sebuah kapal tenaga dan memperlihatkan penerangan-penerangan yang disyaratkan dalam aturan kapal tenaga sedang melaju

Page 64: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Penerangan-penerangan lambung.• Sebuah penerangan buritan.

Kapal Layar sedang melaju

Page 65: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Dikapal layar yang panjangnya kurang dari 12 meter, penerangan-penerangan yang disyaratkan dalam kapal layar sedang melaju boleh dalam bentuk sebuah lentera kombinasi yang dipasang dipuncak tiang atau didekatnya dimana lentera kombinasi itu dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya.

Page 66: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Sebuah kapal layar yang sedang melaju, sebagai tambahan kepada penerangan-penerangan yang disyaratkan sebagai kapal layar melaju, boleh memperlihatkan dipuncak tiang atau didekatnya, dimana penerangan-penerangan dapat kelihatan dengan sejelas-jelasnya, dua buah penerangan keliling yang satu tegak lurus diatas yang lain, yang diatas berwarna merah sedang yang dibawah berwarna hijau, tetapi penerangan-penerangan itu tidak boleh diperlihatkan bersama-sama lentera kombinasi.

Page 67: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Sebuah kapal layar yang panjangnya kurang dari 7 meter, jika dapat dilaksanakan, harus memperlihatkan penerangan-penerangan yang disyaratkan dalam kapal layar sedang melaju (besar/kecil), tetapi jika tidak memperlihatkannya, kapal layar itu menyiap-sediakan sebuah senter atau lentera dalam keadaan menyala yang memperlihatkan cahaya putih yang harus diperlihatkan dalam waktu yang cukup untuk mencegah tubrukan.

Page 68: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Sebuah kapal yang sedang berdayung boleh memperlihatkan penerangan-penerangan yang disyaratkan bagi kapal-kapal layar dalam aturan ini, tetapi jika tidak memperlihatkannya, kapal yang sedang berdayung itu harus menyiap sediakan sebuah senter atau lentera dalam keadaan menyala yang memperlihatkan cahaya putih yang harus diperlihatkan dalam waktu yang cukup untuk mencegah tubrukan.

Page 69: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

KAPAL PERIKANAN

• Dua buah penerangan keliling yang satu tegak lurus diatas yang lain, yang diatas hijau sedangkan yang dibawah putih atau sosokbenda yang terdiri dari dua buah kerucut yang puncak-puncaknya ketemu , yang satu tegak lurus diatas yang lain.

• Sebuah Kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter , sebagai pengganti sosok benda ini boleh memperlihatkan sebuah keranjang.

Page 70: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

• Dua buah penerangan keliling yang satu tegak lurus diatas yang lain , yang diatas merah sedangkan yang dibawah putih atau sebuah sosok benda yang terdiri dari dua buah kerucut dengan puncak-puncaknya bertemu, yang satu tegak lurus diatas yang lain.

Page 71: Manajemen Keselamatan Kapal Perikanan

SEMOGA BERMANFAATTERIMA KASIH