Upload
ayu-sisca-prastiwi
View
138
Download
22
Embed Size (px)
DESCRIPTION
LP CA KULIT
Citation preview
LAPORAN INDIVIDU DEPARTEMEN SURGICAL
LAPORAN PENDAHULUAN, ASUHAN KEPERAWATAN DAN RESUME
DI RUANG BOUGENVILE RSUD NGUDI WALUYO WLINGI- BLITAR
Untuk Memenuhi Persyaratan Kompetensi Profesi
Sarjana Keperawatan
Oleh:
Ayu Sisca Prastiwi
NIM. 125070209111005
Kelompok I-A
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
CA KULIT
A. PENGERTIAN
Kulit merupakan organ tubuh paling luar yang melindungi tubuh manusia
dari lingkungan hidup sekitar (Budimulya, 2005). Seperti organ tubuh lain pada
umumnya, kulit juga tersusun dari jutaan sel.2 Normalnya, sel-sel di dalam tubuh akan
membelah lebih cepat pada masa pertumbuhan, sedangkan pada masa dewasa sel
akan lebih banyak membelah untuk menggantikan sel-sel yang mati atau untuk
memperbaiki kerusakan jaringan (Marija, 2008)
Sel kanker terjadi akibat kerusakan dari DNA. Sel kanker akan terus tumbuh
dan membelah menjadi sel yang abnormal dan juga dapat meluas ke jaringan yang
normal (metastasis). Kanker pada kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada
umumnya yang sering ditemukan di Indonesia selain kanker serviks dan kanker
payudara, oleh karena itu pengetahuan yang lebih dalam mengenai epidemiologi,
etiologi, perkembangan penyakit, dan pengobatan diperlukan agar insiden yang terjadi
tidak semakin tinggi di kemudian hari (Marija, 2008)
Kanker kulit adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat
penyusun sel kulit yang normal menjadi ganas, dimana sel-sel akan terus membelah
menjadi bentuk yang abnormal secara tidak terkontrol akibat kerusakan DNA.1,2,3 Bila
dilihat dari segi histopatologik memiliki struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi
sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin, nukleus, dan sitoplasma (Budimulya,
2005).
B. KLASIFIKASI
Kanker kulit memiliki tiga tipe utama yaitu :
1. Karsinoma Sel basal .
Karsinoma Sel Basal (Basalioma) adalah tipe kanker kulit terbanyak, bersifat
local invasif, jarang bermetastasis namun tetap memiliki peluang untuk menjadi
maligna karena dapat merusak dan menghancurkan jaringan sekitar.3,4 Karsinoma
Sel Basal muncul akibat radiasi sinar ultraviolet, biasanya di bagian wajah.3
Karsinoma Sel Basal jarang menyebabkan kematian serta mudah diterapi dengan
pembedahan maupun radiasi
2. Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa adalah tipe kedua terbanyak setelah Karsinoma
Sel Basal, berasal dari sel skuamosa pada lapisan epidermis kulit. Karsinoma Sel
Skuamosa bermetastasis lebih sering dari Karsinoma Sel basal, namun angka
metastasisnya tidak terlalu tinggi kecuali pada telinga, bibir, dan pasien
imunosupresi.
3. Melanoma Maligna
Melanoma Maligna adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan
salah satu tumor yang paling ganas pada tubuh dengan resiko metastasis yang
tinggi.3 Melanoma Maligna dapat dibagi menjadi empat yaitu : Superficial
Spreading Melanoma (SSM), Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant
Melanoma, dan Acral Lentiginous Melanoma (ALM).
( Mortont, 2008)
C. ETIOLOGI
Secara umum, kanker kulit memiliki banyak resiko yang potensial, antara lain :
1. Terpapar oleh radiasi sinar ultraviolet secara berlebihan (baik Ultraviolet A maupun
Ultraviolet B).
2. Luka yang lama tidak sembuh (chronic non-healing wounds), khususnya luka
bakar,diantaranya adalah Marjolin’s ulcer yang bisa berkembang menjadi
Karsinoma Sel Skuamosa.
3. Predisposisi genetik termasuk. Tahi lalat berukuran lebih besar dari 20 mm beresiko
tinggi berekmbang menjadi kanker.
4. Human papilloma virus (HPV) sering dihubungkan dengan Karsinoma Sel
Skuamosa pada genital, anus, mulut, faring, dan jari tangan.
5. Toksin arsenik merupakan salah satu resiko peningkatan insiden Karsinoma Sel
Skuamosa.3 Kekurangan beberapa vitamin dan mineral tertentu dan merokok
( Brannont, 2007 )
D. PATOFISIOLOGI
Terlampir
E. TANDA DAN GEJALA
Berdasarkan klasifikasinya, tanda dan gejala kanker kulit adalah sebagai berikut:
1. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan
kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan
yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet atau luka yang tidak
sembuh-sembuh.
2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Kanker jenis ini muncul sebagai nodul atau bercak-bercak merah kulit
bersisik atau mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang
tidak sembuh-sembuh.
3. Melanoma Maligna (MM)
Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi
menghasilkan zat warna melanin sehingga informasi ini sangat penting sekali
bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik
warna, ukuran maupun bentuknya. Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila
digaruk mengeluarkan darah. Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A=
Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak
rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya,
bisa kecoklatan sampai hitam bahkan dalam kasus tertentu ditemukan
berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm.
(Stanganelli, 2010)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi. Jika perlu dilakukan CT-scan
2. Biopsi insisi atau eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis
3. Radiologi, seperti X-foto toraks, X-foto tulang di daerah lesi dan CT-Scan/ MRI atas
indikasi.
4. Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi, terdiri dari:
a. Lesi < 2 cm dilakukan biopsi eksisional
b. Lesi > 2 cm dilakukan biopsi insisional
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit
kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
1. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas
jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor.
Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat
untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. Lesi-lesi dengan
kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui
pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3
mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-
batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya
direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan
bentuk pengobatan lainnya dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi,
kobalt, electron atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan
atau membunuh sel-sel melanoma.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya
adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan secara
langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau
psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi
melpalan, dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam
memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi
sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah
kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi
biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
3. Terapi Biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi. Bekerja baik
secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan
mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum
dari bioterapi di bawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi
bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan
penggunaan interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi
tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan.
Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis sistem imun untuk
mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan
system untuk menghancurkan melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun
dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.
Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase
nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan
karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan
kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya
kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah sebagai
berikut:
a. Eksisi Bedah
Tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor.
b. Pembedahan mikrografik
Merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.
c. Bedah Elektro
Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan
dengan menggunakan energi listrik.
d. Bedah Beku
Tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing
(alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.
e. Terapi Radiasi
Terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan
daerah di dekat struktur yang vital.
Berdasarkan klasifikasinya, penatalaksanaan kanker kulit yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami
kanker kulit berjenis sel basal maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah
pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit atau dapat
pula dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan
adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan
baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).
2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Tindakan terapi dan pengobatan pada kanker jenis ini cenderung sama
dengan kanker sel basal.
3. Melanoma Maligna (MM)
Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat
menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan
pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan
kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran
maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika
sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau
kelenjarnya juga diangkat.
Pada saat dilakukan terapi kanker kulit, hendaknya pasien melakukan
beberapa tindakan sebagi berikut:
1. Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat
kimia.
2. Hindari segala bedak dan handbody lotion yang terbuat dari zat kimia.
3. Hindari terkena sinar matahari secara langsung diatas jam 9 pagi.
4. Minumlah suplemen yang mampu membersihkan kotoran yang melekat di
dinding usus (colon cleanshing). Dalam hal ini yang terbaik adalah kolak waluh
(labu parang) tanpa santan. Yang perlu diingat dalam mengkonsumsinya harus
ditambah air jeruk nipis. Minumlah 2 gelas sehari.
5. Buatlah suplemen yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss
dari buah tomat sayur, buah anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau.
Untuk pembuatan juss, sebaiknya di blender selama 20 menit, jangan berhenti.
Tujuannya adalah agar ada injeksi oksigen ke dalam juss. Karena itu harus
langsung diminum habis, jangan dibiarkan lama karena oksigennya bisa
menguap lagi. Minumlah 2 gelas sehari.
6. Buatlah rebusan herbal yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan. Herbal
ini antara lain daun benalu mangga, daun benalu teh, daun sukun, daun tapak
dara, daun mahkota dewa, temu putih.
7. Buatlah rebusan herbal yang lebih keras dari pada di atas. Bisa menggunakan
mahkota dewa, pace, jintan hitam. Minumlah 2 gelas sehari.
8. Buatlah bedak dari keladi tikus, ketela pohon tahunan yang beracun. Balurkan
bedak ini ke kankernya, 4 - 5 kali sehari.
9. Lakukanlah senam ayun tangan, 30 menit sehari.
H. PENCEGAHAN
1. Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat
kekuningan jika kulit mudah terbakar.
2. Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi
sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 – 15.00 WIB.
3. Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar UV.
4. Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik
matahari. Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang
berbahaya.
5. Oleskan preparat tabir surya kembali sesudah terkena terik matahari dalam
waktu yang lama.
6. Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir surya dengan angka
SPF tinggi.
7. Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan
panjang).
8. Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat
kekuningan.
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas Istirahat
Tanda: Keterbatasan mobilisasi atau kehilangan pada bagian yang terkena
(mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan
graft kulit).
2. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri atau
ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker
dengan bagian luar yang tidak teratur.
3. Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
4. Nyeri atau Kenyamanan
Gejala: Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi
pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit).
5. Keamanan
Tanda: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada
warna nodul (biasanya relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam,
dapat meningkat atau berubah secara bertahap), serta nodul yang
menebal, bersisik dan berulselasi.
6. Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala: lingkungan trauma, aktivitas perawatan dini dan tugas pemeliharaan
atau perawatan rumah.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker ku) dan agen
injuri fisik (jika dilakukan terapi pembedahan)
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor perkembangan
penyakit
3. Cemas b.d krisis situasional (pembedahan atau kemoterapi), ancaman
terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, stres,
4. Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder;
ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan
prosedur invasi
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit; keterbatasan kognitif (dilihat dari tingkat pendidikan); misinterpretasi
dengan informasi yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan
perkembangan penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN KOLABORASITUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
Nyeri akut berhubungan dengan
agen injuri biologis (kanker kulit)
dan agen injuri fisik (jika
dilakukan terapi pembedahan)
NOC : Pain Control
Setelah dilakukan pemberian asuhan
keperawatan selama 5 x 24 jam,
diharapkan respon nyeri pasien dapat
terkontrol dengan kriteria hasil sebagai
berikut :
Klien mampu mengenal faktor-faktor
penyebab nyeri, beratnya ringannya
nyeri, durasi nyeri, frekuensi dan letak
bagian tubuh yang nyeri
Klien mampu melakukan tindakan
pertolongan non-analgetik, seperti
napas dalam, relaksasi dan distraksi
Klien melaporkan gejala-gejala
kepada tim kesehatan
Klien mampu mengontrol nyeri
NIC: Pain Manajement
Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi:
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor pencetus
Observasi isyarat-isyarat verbal dan non verbal dari
ketidaknyamanan, meliputi ekspresi wajah, pola tidur,
nasfu makan, aktitas dan hubungan sosial.
Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan anjuran.
Pemberian analgetik harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut : prinsip pemberian obat 6 benar (benar
nama, benar obat, benar dosis, benar cara, benar
waktu pemberian, dan benar dokumentasi)
Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat
mengekspresikan nyeri
Kaji pengalaman masa lalu individu tentang nyeri
Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol
Ekspresi wajah klien rileks
Klien melaporkan adanya penurunan
tingkat nyeri dalam rentang sedang
(skala nyeri: 4 sampai 6) hingga nyeri
ringan (skala nyeri : 1 sampai 3)
Klien melaporkan dapat beristirahan
dengan nyaman
Nadi klien dalam batas normal (80-
100x/menit)
Tekanan darah klien dalam batas
normal (120/80 mmHG)
Frekuensi pernafasan klien dalam
batas normal (12 – 20 x/menit)
nyeri yang telah digunakan
Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab,
berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan
Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti:
relaksasi, guided imagery, terapi musik, dan distraksi)
Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan
respon pasien
Anjurkan klien untuk meningkatkan tidur/istirahat
Anjurkan klien untuk melaporkan kepada tenaga
kesehatan jika tindakan tidak berhasil atau terjadi
keluhan lain
Cemas b.d krisis situasional
(pembedahan atau kemoterapi),
ancaman terhadap konsep diri,
perubahan dalam status
kesehatan, stres
NOC: Anxiety Control
Setelah dilakukan asuhan keperawatann
kepada pasien selama 2 x 24 jam,
diharapkan pasien dapat mengkontrol
cemas dengan kriteria hasil sebagai
berikut:
Perawat memonitor tingkat kecemasan
pasien
Klien mampu menurunkan penyebab-
penyebab kecemasan
Perawat dan keluarga dapat
NIC: Anxiety Reduction
Tenangkan pasien dan kaji tingkat kecemasan pasien
Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan
perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan
tindakan
Berusaha memahami keadaan pasien (rasa empati)
Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan
tindakan dengan komunikasi yang baik
Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kenyamanan
Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi
menurunkan stimulus lingkungan ketika
pasien cemas
Klien mampu mencari informasi tentang
hal-hal yang dapat dilakukan untuk
menurunkan kecemasan
Klien mampu menggunakan strategi
koping yang efektif
Klien melaporkan kepada perawat
penurunan kecemasan
Klien mampu menggunakan teknik
relaksasi untuk menurunkan cemas
Klien mampu mempertahankan
hubungan social, dan konsentrasi
Klien melaporkan kepada perawat tidur
cukup, tidak ada keluhan fisik akibat
kecemasan, dan tidak ada perilaku
yang menunjukkan kecemasan
perasaannya
Ciptakan hubungan saling percaya
Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa
menimbulkan kecemasan
Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang
membuat cemas dan dengarkan dengan penuh perhatian
Ajarkan pasien teknik relaksasi
Anjurkan pasien untuk meningkatkan ibadah dan berdoa
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan
yang mengurangi kecemasan pasien
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan :
perkembangan penyakit
NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous
Membranes
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 7x24 jam kerusakan integritas kulit
pasien teratasi dengan kriteria hasil:
NIC : Pressure Management
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Hindari kerutan pada tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman dalam
proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya sedera berulang
Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit
dan perawatan alami
Menunjukkan terjadinya proses
penyembuhan luka
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka,
karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
Cegah kontaminasi feses dan urin
Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
Discharge Planning
1. Berikan informasi yang jelas tentang penyakit, tanda, gejala dan pengobatan.
2. Berikan informasi tentang obat yang diberikan, baik waktu minum obat, jumlah
obat, efek samping yang mungkin muncul, cara minum obat saat di rumah.
3. Jelaskan bahwa obat antibiotic harus dihabiskan.
4. Jelaskan kapan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seksual
5. Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan, sayur
dan biji-bijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika dilakukan
pembedahan.
6. Berikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan luka
pada luka post operasi
7. Berikan informasi tentang tanda-tanda infeksi luka, yang meliputi kemerahan pada
luka, panas di area luka, bengkak, penurunan fungsi dan nyeri.
8. Motivasi pasangan dan keluarga pasien agar ikut memberi dukungan kepada
pasien
9. Tekankan agar pasien kontrol rutin sesuai jadwal, dan bila terjadi hal-hal yang
tidak wajar, seperti perdarahan, nyeri yang tidak tertahan dan keluhan seperti
sebelum pengobatan, segera periksa ke rumah sakit.
10. Anjurkan agar pasien banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas
berat, seperti mengangkat beban berat, naik turun tangga,dll.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
Prima Medika.
Unandar, Budi Mulya. 2005. Morfologi Dan Cara Membuat Diagnosis; Tumor Kulit. Dalam:
Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, penyunting. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ke-IV.Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
NR Telfer and C.A. Mortont. 2008.Guidelines For The Management of Basall Cell Carcinoma.
British Journal Of Dermatology.
Heather Brannon, MD. Basal Cell Carcinoma. Basic Information About Basal Cell Carcinoma.
Medical Review Board 1 Januari 2005 2008 [diakses 23 Maret 2015]; [1]: [3 screen].
Diunduh dari URL: http://dermatology.about.com/cs/bcc/a/bcc.htm
Stanganelli, Ignazio MD. 2010. Dermoscopy. Skin Cancer Unit 26 Februari diakses 23 Maret
2015]; [1]: [8 screen]. Diunduh dari URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1130783-overview