23
LAPORAN INDIVIDU DEPARTEMEN SURGICAL LAPORAN PENDAHULUAN, ASUHAN KEPERAWATAN DAN RESUME DI RUANG BOUGENVILE RSUD NGUDI WALUYO WLINGI- BLITAR Untuk Memenuhi Persyaratan Kompetensi Profesi Sarjana Keperawatan Oleh: Ayu Sisca Prastiwi NIM. 125070209111005 Kelompok I-A PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

kanker kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LP CA KULIT

Citation preview

Page 1: kanker kulit

LAPORAN INDIVIDU DEPARTEMEN SURGICAL

LAPORAN PENDAHULUAN, ASUHAN KEPERAWATAN DAN RESUME

DI RUANG BOUGENVILE RSUD NGUDI WALUYO WLINGI- BLITAR

Untuk Memenuhi Persyaratan Kompetensi Profesi

Sarjana Keperawatan

Oleh:

Ayu Sisca Prastiwi

NIM. 125070209111005

Kelompok I-A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: kanker kulit

LAPORAN PENDAHULUAN

CA KULIT

A.    PENGERTIAN

   Kulit merupakan organ tubuh paling luar yang melindungi tubuh manusia

dari lingkungan hidup sekitar (Budimulya, 2005). Seperti organ tubuh lain pada

umumnya, kulit juga tersusun dari jutaan sel.2 Normalnya, sel-sel di dalam tubuh akan

membelah lebih cepat pada masa pertumbuhan, sedangkan pada masa dewasa sel

akan lebih banyak membelah untuk menggantikan sel-sel yang mati atau untuk

memperbaiki kerusakan jaringan (Marija, 2008)

Sel kanker terjadi akibat kerusakan dari DNA. Sel kanker akan terus tumbuh

dan membelah menjadi sel yang abnormal dan juga dapat meluas ke jaringan yang

normal (metastasis). Kanker pada kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada

umumnya yang sering ditemukan di Indonesia selain kanker serviks dan kanker

payudara, oleh karena itu pengetahuan yang lebih dalam mengenai epidemiologi,

etiologi, perkembangan penyakit, dan pengobatan diperlukan agar insiden yang terjadi

tidak semakin tinggi di kemudian hari (Marija, 2008)

Kanker kulit adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat

penyusun sel kulit yang normal menjadi ganas, dimana sel-sel akan terus membelah

menjadi bentuk yang abnormal secara tidak terkontrol akibat kerusakan DNA.1,2,3 Bila

dilihat dari segi histopatologik memiliki struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi

sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin, nukleus, dan sitoplasma (Budimulya,

2005).

B.     KLASIFIKASI

Kanker kulit memiliki tiga tipe utama yaitu :

1. Karsinoma Sel basal .

Karsinoma Sel Basal (Basalioma) adalah tipe kanker kulit terbanyak, bersifat

local invasif, jarang bermetastasis namun tetap memiliki peluang untuk menjadi

maligna karena dapat merusak dan menghancurkan jaringan sekitar.3,4 Karsinoma

Sel Basal muncul akibat radiasi sinar ultraviolet, biasanya di bagian wajah.3

Karsinoma Sel Basal jarang menyebabkan kematian serta mudah diterapi dengan

pembedahan maupun radiasi

Page 3: kanker kulit

2. Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa adalah tipe kedua terbanyak setelah Karsinoma

Sel Basal, berasal dari sel skuamosa pada lapisan epidermis kulit. Karsinoma Sel

Skuamosa bermetastasis lebih sering dari Karsinoma Sel basal, namun angka

metastasisnya tidak terlalu tinggi kecuali pada telinga, bibir, dan pasien

imunosupresi.

3. Melanoma Maligna

Melanoma Maligna adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan

salah satu tumor yang paling ganas pada tubuh dengan resiko metastasis yang

tinggi.3 Melanoma Maligna dapat dibagi menjadi empat yaitu : Superficial

Spreading Melanoma (SSM), Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant

Melanoma, dan Acral Lentiginous Melanoma (ALM).

( Mortont, 2008)

Page 4: kanker kulit

C.    ETIOLOGI

Secara umum, kanker kulit memiliki banyak resiko yang potensial, antara lain :

1. Terpapar oleh radiasi sinar ultraviolet secara berlebihan (baik Ultraviolet A maupun

Ultraviolet B).

2. Luka yang lama tidak sembuh (chronic non-healing wounds), khususnya luka

bakar,diantaranya adalah Marjolin’s ulcer yang bisa berkembang menjadi

Karsinoma Sel Skuamosa.

3. Predisposisi genetik termasuk. Tahi lalat berukuran lebih besar dari 20 mm beresiko

tinggi berekmbang menjadi kanker.

4. Human papilloma virus (HPV) sering dihubungkan dengan Karsinoma Sel

Skuamosa pada genital, anus, mulut, faring, dan jari tangan.

5. Toksin arsenik merupakan salah satu resiko peningkatan insiden Karsinoma Sel

Skuamosa.3 Kekurangan beberapa vitamin dan mineral tertentu dan merokok

( Brannont, 2007 )

D.    PATOFISIOLOGI 

Terlampir

E.     TANDA DAN GEJALA

Berdasarkan klasifikasinya, tanda dan gejala kanker kulit adalah sebagai berikut:

1.      Karsinoma Sel Basal (KSB)

Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan

kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan

yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak

kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet atau luka yang tidak

sembuh-sembuh.

2.      Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

Kanker jenis ini muncul sebagai nodul atau bercak-bercak merah kulit

bersisik atau mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang

tidak sembuh-sembuh.

3.      Melanoma Maligna (MM)

Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi

menghasilkan zat warna melanin sehingga informasi ini sangat penting sekali

bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik

warna, ukuran maupun bentuknya. Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila

Page 5: kanker kulit

digaruk mengeluarkan darah. Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A=

Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak

rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya,

bisa kecoklatan sampai hitam bahkan dalam kasus tertentu ditemukan

berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm.

(Stanganelli, 2010)

F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi. Jika perlu dilakukan CT-scan

2. Biopsi insisi atau eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis

3.  Radiologi, seperti X-foto toraks, X-foto tulang di daerah lesi dan CT-Scan/ MRI atas

indikasi.

4.   Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi, terdiri dari:

a.    Lesi < 2 cm dilakukan biopsi eksisional

b.    Lesi > 2 cm dilakukan biopsi insisional

G.  PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit

kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.

1.      Pembedahan

Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas

jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor.

Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat

untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. Lesi-lesi dengan

kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui

pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3

mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-

batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya

direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan

bentuk pengobatan lainnya dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi,

kobalt, electron atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan

atau membunuh sel-sel melanoma.

2.      Kemoterapi

Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya

adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan secara

langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau

Page 6: kanker kulit

psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi

melpalan, dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam

memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi

sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah

kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi

biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.

3.      Terapi Biologis

Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi. Bekerja baik

secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan

mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum

dari bioterapi di bawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi

bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan

penggunaan interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi

tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan.

Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis sistem imun untuk

mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan

system untuk menghancurkan melanoma tersebut.

Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun

dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.

Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase

nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan

karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan

kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya

kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah sebagai

berikut:

a.       Eksisi Bedah

Tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor.

b.      Pembedahan mikrografik

Merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.

c.       Bedah Elektro

Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan

dengan menggunakan energi listrik.

d.      Bedah Beku

Tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing

(alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.

e.       Terapi Radiasi

Page 7: kanker kulit

Terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan

daerah di dekat struktur yang vital.

Berdasarkan klasifikasinya, penatalaksanaan kanker kulit yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

1.      Karsinoma Sel Basal (KSB)

Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami

kanker kulit berjenis sel basal maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah

pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit atau dapat

pula dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan

adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan

baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).

2.      Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

Tindakan terapi dan pengobatan pada kanker jenis ini cenderung sama

dengan kanker sel basal.

3.      Melanoma Maligna (MM)

Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat

menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan

pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan

kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran

maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika

sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau

kelenjarnya juga diangkat.

Pada saat dilakukan terapi kanker kulit, hendaknya pasien melakukan

beberapa tindakan sebagi berikut:

1.      Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat

kimia.

2.      Hindari segala bedak dan handbody lotion yang terbuat dari zat kimia.

3.      Hindari terkena sinar matahari secara langsung diatas jam 9 pagi.

4.      Minumlah suplemen yang mampu membersihkan kotoran yang melekat di

dinding usus (colon cleanshing). Dalam hal ini yang terbaik adalah kolak waluh

(labu parang) tanpa santan. Yang perlu diingat dalam mengkonsumsinya harus

ditambah air jeruk nipis. Minumlah 2 gelas sehari.

5.      Buatlah suplemen yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss

dari buah tomat sayur, buah anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau.

Untuk pembuatan juss, sebaiknya di blender selama 20 menit, jangan berhenti.

Page 8: kanker kulit

Tujuannya adalah agar ada injeksi oksigen ke dalam juss. Karena itu harus

langsung diminum habis, jangan dibiarkan lama karena oksigennya bisa

menguap lagi. Minumlah 2 gelas sehari.

6.      Buatlah rebusan herbal yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan. Herbal

ini antara lain daun benalu mangga, daun benalu teh, daun sukun, daun tapak

dara, daun mahkota dewa, temu putih.

7.      Buatlah rebusan herbal yang lebih keras dari pada di atas. Bisa menggunakan

mahkota dewa, pace, jintan hitam. Minumlah 2 gelas sehari.

8.      Buatlah bedak dari keladi tikus, ketela pohon tahunan yang beracun. Balurkan

bedak ini ke kankernya, 4 - 5 kali sehari.

9.      Lakukanlah senam ayun tangan, 30 menit sehari.

H.    PENCEGAHAN

1.      Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat

kekuningan jika kulit mudah terbakar.

2.      Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi

sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 – 15.00 WIB.

3.      Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar UV.

4.      Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik

matahari. Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang

berbahaya.

5.      Oleskan preparat tabir surya kembali sesudah terkena terik matahari dalam

waktu yang lama.

6.      Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir surya dengan angka

SPF tinggi.

7.      Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan

panjang).

8.      Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat

kekuningan.

I.      PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1.      Aktivitas Istirahat

Tanda: Keterbatasan mobilisasi atau kehilangan pada bagian yang terkena

(mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan

graft kulit).

Page 9: kanker kulit

2.      Sirkulasi

Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri atau

ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker

dengan bagian luar yang tidak teratur.

3.      Neurosensori

Nyeri dada daerah karsinoma.

4.      Nyeri atau Kenyamanan

Gejala: Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi

pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit).

5.      Keamanan

Tanda: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada

warna nodul (biasanya relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam,

dapat meningkat atau berubah secara bertahap), serta nodul yang

menebal, bersisik dan berulselasi.

6.      Penyuluhan atau Pembelajaran

Gejala: lingkungan trauma, aktivitas perawatan dini dan tugas pemeliharaan

atau perawatan rumah.

K.    DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker ku) dan agen

injuri fisik (jika dilakukan terapi pembedahan)

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor perkembangan

penyakit

3. Cemas b.d krisis situasional (pembedahan atau kemoterapi), ancaman

terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, stres,

4. Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder;

ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan

prosedur invasi

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit; keterbatasan kognitif (dilihat dari tingkat pendidikan); misinterpretasi

dengan informasi yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi

6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan

perkembangan penyakit

Page 10: kanker kulit
Page 11: kanker kulit

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

DAN KOLABORASITUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)

Nyeri akut berhubungan dengan

agen injuri biologis (kanker kulit)

dan agen injuri fisik (jika

dilakukan terapi pembedahan)

NOC : Pain Control

Setelah dilakukan pemberian asuhan

keperawatan selama 5 x 24 jam,

diharapkan respon nyeri pasien dapat

terkontrol dengan kriteria hasil sebagai

berikut :

Klien mampu mengenal faktor-faktor

penyebab nyeri, beratnya ringannya

nyeri, durasi nyeri, frekuensi dan letak

bagian tubuh yang nyeri

Klien mampu melakukan tindakan

pertolongan non-analgetik, seperti

napas dalam, relaksasi dan distraksi

Klien melaporkan gejala-gejala

kepada tim kesehatan

Klien mampu mengontrol nyeri

 NIC: Pain Manajement

Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi:

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor pencetus

Observasi isyarat-isyarat  verbal dan non verbal dari

ketidaknyamanan, meliputi ekspresi wajah, pola tidur,

nasfu makan, aktitas dan hubungan sosial.

Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan anjuran.

Pemberian analgetik harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut : prinsip pemberian obat 6 benar (benar

nama, benar obat, benar dosis, benar cara, benar

waktu pemberian, dan benar dokumentasi)

Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat

mengekspresikan nyeri

Kaji pengalaman masa lalu individu tentang nyeri

Evaluasi  tentang keefektifan dari tindakan mengontrol

Page 12: kanker kulit

Ekspresi wajah klien rileks

Klien melaporkan adanya penurunan

tingkat nyeri dalam rentang sedang

(skala nyeri: 4 sampai 6) hingga nyeri

ringan (skala nyeri : 1 sampai 3)

Klien melaporkan dapat beristirahan

dengan nyaman

Nadi klien dalam batas normal (80-

100x/menit)

Tekanan darah klien dalam batas

normal (120/80 mmHG)

 Frekuensi pernafasan klien dalam

batas normal (12 – 20 x/menit)

nyeri yang telah digunakan

Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga

Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab,

berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan

Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti:

relaksasi, guided imagery, terapi musik, dan distraksi)

Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan

respon pasien

Anjurkan klien untuk meningkatkan tidur/istirahat

Anjurkan klien untuk melaporkan kepada tenaga

kesehatan jika tindakan tidak berhasil atau terjadi

keluhan lain

Cemas b.d krisis situasional

(pembedahan atau kemoterapi),

ancaman terhadap konsep diri,

perubahan dalam status

kesehatan, stres

NOC: Anxiety Control

Setelah dilakukan asuhan keperawatann

kepada pasien selama 2 x 24 jam,

diharapkan pasien dapat mengkontrol

cemas dengan kriteria hasil sebagai

berikut:

Perawat memonitor  tingkat kecemasan

pasien

Klien mampu menurunkan penyebab-

penyebab kecemasan

Perawat dan keluarga dapat

NIC: Anxiety Reduction

Tenangkan pasien dan kaji tingkat kecemasan pasien

Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan

perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan

tindakan

Berusaha memahami keadaan pasien (rasa empati)

Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan

tindakan dengan komunikasi yang baik

Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan

meningkatkan kenyamanan

Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi

Page 13: kanker kulit

menurunkan stimulus lingkungan ketika

pasien cemas

Klien mampu mencari informasi tentang

hal-hal yang dapat dilakukan untuk

menurunkan kecemasan

Klien mampu menggunakan strategi

koping yang efektif

Klien melaporkan kepada perawat

penurunan kecemasan

Klien mampu menggunakan teknik

relaksasi  untuk menurunkan cemas

Klien mampu mempertahankan

hubungan social, dan konsentrasi

Klien melaporkan kepada perawat tidur

cukup, tidak ada keluhan fisik akibat

kecemasan, dan tidak ada perilaku

yang menunjukkan kecemasan

perasaannya

Ciptakan hubungan saling percaya

Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa

menimbulkan kecemasan

Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang

membuat cemas dan dengarkan dengan penuh perhatian

Ajarkan pasien teknik relaksasi

Anjurkan pasien untuk  meningkatkan ibadah dan berdoa

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan

yang mengurangi kecemasan pasien

Kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan :

perkembangan penyakit

NOC :

Tissue Integrity : Skin and Mucous

Membranes

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 7x24 jam kerusakan integritas kulit

pasien teratasi dengan kriteria hasil:

NIC : Pressure Management

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

Hindari kerutan pada tempat tidur

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

Monitor kulit akan adanya kemerahan

Page 14: kanker kulit

Integritas kulit yang baik bisa

dipertahankan (sensasi, elastisitas,

temperatur, hidrasi, pigmentasi)

Tidak ada luka/lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik

Menunjukkan pemahaman dalam

proses perbaikan kulit dan mencegah

terjadinya sedera berulang

Mampu melindungi kulit dan

mempertahankan kelembaban kulit

dan perawatan alami

Menunjukkan terjadinya proses

penyembuhan luka

Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang

tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan

Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka,

karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik,

tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus

Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka

Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin

Cegah kontaminasi feses dan urin

Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril

Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka

Page 15: kanker kulit
Page 16: kanker kulit

Discharge Planning

1. Berikan informasi yang jelas tentang penyakit, tanda, gejala dan pengobatan.

2. Berikan informasi tentang obat yang diberikan, baik waktu minum obat, jumlah

obat, efek samping yang mungkin muncul, cara minum obat saat di rumah.

3. Jelaskan bahwa obat antibiotic harus dihabiskan.

4. Jelaskan kapan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seksual

5. Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan, sayur

dan biji-bijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika dilakukan

pembedahan.

6. Berikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan luka

pada luka post operasi

7. Berikan informasi tentang tanda-tanda infeksi luka, yang meliputi kemerahan pada

luka, panas di area luka, bengkak, penurunan fungsi dan nyeri.

8. Motivasi pasangan dan keluarga pasien agar ikut memberi dukungan kepada

pasien

9. Tekankan agar pasien kontrol rutin sesuai jadwal, dan bila terjadi hal-hal yang

tidak wajar, seperti perdarahan, nyeri yang tidak tertahan dan keluhan seperti

sebelum pengobatan, segera periksa ke rumah sakit.

10. Anjurkan agar pasien banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas

berat, seperti mengangkat beban berat, naik turun tangga,dll.

Page 17: kanker kulit

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New

Jersey: Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New

Jersey: Upper Saddle River

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :

Prima Medika.

Unandar, Budi Mulya. 2005. Morfologi Dan Cara Membuat Diagnosis; Tumor Kulit. Dalam:

Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, penyunting. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Edisi ke-IV.Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

NR Telfer and C.A. Mortont. 2008.Guidelines For The Management of Basall Cell Carcinoma.

British Journal Of Dermatology.

Heather Brannon, MD. Basal Cell Carcinoma. Basic Information About Basal Cell Carcinoma.

Medical Review Board 1 Januari 2005 2008 [diakses 23 Maret 2015]; [1]: [3 screen].

Diunduh dari URL: http://dermatology.about.com/cs/bcc/a/bcc.htm

Stanganelli, Ignazio MD. 2010. Dermoscopy. Skin Cancer Unit 26 Februari diakses 23 Maret

2015]; [1]: [8 screen]. Diunduh dari URL:

http://emedicine.medscape.com/article/1130783-overview