Upload
ekha-poetra
View
893
Download
47
Embed Size (px)
DESCRIPTION
EKA SAPUTRA KALIUM IODAT
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK IPEMBUATAN KALIUM IODAT
OLEH :
NAMA : EKA SAFUTRASTAMBUK : F1C1 10 069PROGRAM STUDI : KIMIAKELOMPOK : IV (EMPAT)
JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI
2011
PEMBUATAN KALIUM IODAT
A. TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah Untuk memberikan
gambaran proses pembuatan kalium iodat.
B. LANDASAN TEORI
Kalium adalah logam putih perak lunak, logam ini melebur pada suhu
63,5oC .Ia tetap tak berubah di dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi
dalam udara lembab menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Logam ini
menguraikan dengan dahsyat, sambil melepaskan hydrogen dan terbakar dengan
nyala lembayung. Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam
kalium mengandung kation monovalen K+. Garam-garam ini biasanmya larut dan
membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila ionnya berwarna(Vogel,
1994:308).
Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kelap logam. Pada tekanan atmosfer
ia menyublim tanpa molekul. Ia segera melarut dalam pelarut non polar. Iod terdapat
sebagai iodat dalam air laut dan sebagai iodat dalam garam chili.Ion iodat yang
pirimidal terutama sekali dijumpai pada garam logam alkali. Iodat dapat diendapkan
dengan menggunakan HNO3 (Cotton dan Wilkinson, 1989:481).
Bila suatu kristal sangat larut dalam suatu pelarutan sangat tidak larut dalam
pelarut lain maka akan memberikan rekristalisasi yang memuaskan. Reksristalisasi
dengan pelarut campuran terjadi dekat titik didih campuran. Senyawa dilarutkan
dalam pelarut yang sangat melarutkan, dalam keadaan panas dimana zat hanya sedikit
larut, ditambahkan terus menerus hingga kejenuhan terjadi. Kejenuhan dihilangkan
dengan penambahan sedikit pelarut dan campuran dibiarkan dingin pada temperatur
kamar. Kristal akan terpisah setelah filtrat didinginkan. Pada rekristalisasi, pengotor
ini bisa larut dalam pelarut mendidih dan sebagian diserap oleh kristal dan sebagian
yang lain memisah pada pendinginan(Anwar, 1994:80).
Di bidang teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari larutan
atau lelehan, tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam fasa cair
tersebut. Seringkali juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus
dibersihkan atau harus dihasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu, untuk maksud
tersebut proses kristalisasi dapat digunakan. Kristal adalah bahan padat dengan
susunan atom atau molekul yang teratur. Yang dimaksud kristalisasi adalah
pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau lelehan. Hasil
kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau dikecilkan ukurannya
(Bernaseoni, 1995).
Garam yang didalamnya terkandung senyawa Kalium Iodat (Garam
Beryodium) merupakan salah satu nutrisi penting yang harus dikonsumsi secara
teratur oleh manusia. Jumlah garam yang harus dikonsumsi per hari untuk setiap
orang kurang lebih adalah 9 gram. Untuk masyarakat di negara berkembang seperti
Indonesia, selain untuk memenuhi nutrisi tubuh konsumsi garam ditujukan juga untuk
memenuhi kebutuhan tubuh akan yodium.
Garam beryodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen
utama Natrium Chlorida (NaCl) minimal 94,7%, air maksimal 5% dan Kalium Iodat
(KIO3) sebanyak 30-80 ppm (mg/kg) serta senyawa-senyawa lain. Penyebaran garam
beryodium pada masyarakat saat ini merupakan upaya pemerintah yang paling efektif
dalam rangka penanggulangan masalah GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium). Garam merupakan salah satu bumbu masak yang hampir setiap makanan
atau masakan membutuhkannya, sehingga dapat dikonsumsi langsung oleh
masyarakat (www.infogaram.com).
Senyawa kalium iodat (KIO3) salah satu senyawa bentuk halogen yang
dapat teroksidasi menjadiperiodat atau dapat juga teroksidasi menjadi iodat. Sifat lain
dari senyawa iodat (KIO3) adalah apat diendapkan dengan HNO3 pekat (konsentrasi 6
M)
Proses oksidasi : 4KIO3 KI + 3KIO4
Proses reduksi : KIO3 KIO2 + ½ O2
(Azis, 2008:7).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat yang digunakan, yaitu:
- Labu alas bulat 100 mL
- Gelas kimia 50 mL
- Gelas ukur 25 mL
- Hot plate
- Electromantel
- Pipet ukur 10 mL
- Filler
- Timbangan analitik
- Corong
- Kertas saring
- Batang pengaduk
2. Bahan-bahan yang digunakan, yaitu:
- Kalium klorat (KClO3)
- Iodium
- HNO3 pekat
- KOH 10 %
- Aquadest
D. PROSEDUR KERJA
6 g KClO3
Dimasukkan kedalam labu alas bulat yang telah diisi 16 mL air hangatDitambahkan 7 gram Iodium dan 0,2 mL HNO3 pekatDipindahkan ke dalam lemari asamDipanaskan perlahan-lahan
Larutan yang telah dipanaskan
Kristal
Ditambah 0,2 g IodiumDididihkan Diuapkan lalu didinginkan kembali Dipisahkan dari larutannya
Dilarutkan dalam 30 mL air panasDitambah KOH 10 %Didinginkan kembali dan dibiarkan terbentuk kristalDisaring
KristalResidu
DikeringkanDitimbang
9,0617 g
- Dihitung rendamennya
93,1480 %
E. HASIL PENGAMATAN
1. Reaksi
2KClO3 + I2 2KIO3 + Cl2
2. Perhitungan
a. Berat teoritis
Diketahui : Berat KClO3 = 6 g
Mr KClO3 = 122,5 g/mol
Berat I2 = 7 g
Mr I2 = 253,8 g/mol
Mr KIO3 = 213,9 g/mol
Reaksi : 2KClO3 + I2 2KIO3 + Cl2
2 mol KClO3 mol KIO3
Berat KIO3 = mol KIO3 x Mr KIO3
= 0,048 mol x 213,9 g/mol
= 10,2672 g
Jadi, berat teoritis KNO3 = 10,2672 g
b. % rendamen
Diketahui : Berat kristal KIO3 + kertas saring = 10,23 g
Berat kertas saring kosong = 1,1683 g
Berat KIO3= (Berat KIO3 + kertas saring) – (Berat kertas saring kosong)
= 5,23 g - 1,1683 g
= 9,0617 g
Jadi berat eksperimen KIO3 = 9,5637 g
% Rendamen =
=
= 93,1480 %
F. PEMBAHASAN
Senyawa garam dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, diantaranya dalam
bentuk garam hidrat, garam anhidrat, garam kompleks dan garam rangkap.
Pembagian jenis-jenis garam tersebut bergantung pada reaktan-reaktan yang
digunakan untuk direaksikan agar dapat menghasilkan senyawa garam tersebut.
Selain itu dapat pula berdasarkan sifat senyawa garam yang terbentuk. Misalnya,
garam hidrat terbentuk dari senyawa-senyawa kimia yang dapat mengikat molekul-
molekul air pada suhu kamar. Garam hidrat dan garam anhidrat dikelompokkan
berdasarkan kemampuannya mengikat air.
Dalam percobaan ini kali ini, diamati proses pembuatan garam hidrat KIO3.
Garam KIO3 ini termasuk garam hidrat karena tidak memiliki sifat hidroskopis
sehingga tidak menyerap uap air maupun senyawa atau unsur lain diudara apabila
dibiarkan di udara terbuka, dan beratnya tidak akan mengalami perubahan. Kelarutan
iodat logam-logam alkali dari klorat dan bromat kurang larut. Garam KIO3 dapat
dibuat dengan mancampurkan KIO3 dengan I2, garam ini berupa padatan putih
berbentuk rhombik, reaksinya dapa dituliskan sebagai berikut:
2KClO3 + I2 2KIO3 + Cl2
Dari reaksi diatas menunjukan bahwa KIO3 yang tebentuk dapat kembali
mengion dalam larutan menghasilkan I-, K+ dan ion-ion penyusun lainnya membentuk
reaktannya kembali. Hal ini dikarenakan kelarutan dan derajat ionisasi KIO3 yang
cukup besar.
Kalium iodat dapat dibuat dengan melarutkan kalium klorat menggunakan air
hangat. Hal ini karena kalium klorat sukar larut dalam air hangat, sehingga setidaknya
dapat melarutkan sedikit demi - sedikit kalium klorat tersebut, kemudian dilakukan
penambahan iodium dan asam nitrat pekat. Penambahan iodium tersebut bertujuan
agar diperoleh iodat sedangkan untuk penambahan asam nitrat pekat bertujuan untuk
membentuk endapan. Dalam pencampuran tersebut terbentuk warna orange.
Untuk melarutkan padatan KClO3, digunakan air panas karena kelarutkan
garam ini yang sangat kecil dalam air yaitu 66 g/L 180 C. Salah satu sifat dari garam
KIO3 adalah dapat mengendap dalam HNO3 pekat, sehingga untuk dapat memisahkan
kristal KIO3 yang sudah terbentuk dari larutannya diperlukan penambahan HNO3
pekat, agar setiap tahap dalam pembantukan KIO3 berlangsung lebih cepat maka
dilakukan pemanasan pada suhu yang cukup tinggi. Pada saat larutan mulai
mendingin, dilakukan pemanasan kembali pada penambahan iodium sampai larutan
mendidih. Penambahan iodium bertujuan untuk membuang kelebihan iodium dan
klorat dalam larutan. Kemudian larutan diuapkan sampai membentuk krital. Oleh
karena kristal yang diperoleh ini masih mengandung impurities maka perlu dilakukan
rekristalisasi.
Pemanasan dihentikan bila reaksi mulai berlangsung, tetapi dipanaskan
kembali bila reaksi mulai mereda. Rekristalisasi adalah metode pemurnian suatu
senyawa untuk memisahkannya dari berbagai senyawa lain yang tidak diinginkan
dalam hal ini zat pengotor yang mungkin ada dalam kristal, dengan menggunakan
suatu pelarut tertentu. Aquades digunakan sebagai pelarut dalam proses rekristalisasi
karena selain sifatnya yang universal, juga tidak beresiko akan bereaksi dengan
kristal garam seperti pelarut organik/anorganik lain. Kemudian dilakukan
penambahan KOH 10 % yang bertujuan untuk menetralkan garam KIO3 dari garam-
garam asam yang mungkin terbentuk. Untuk memisahkan kristal dari larutannya,
dilakukan dengan penyaringan dengan menggunakan kertas saring dan corong
Buchner agar tidak memakan waktu yang lama.
Bentuk kristal juga penting, struktur yang sederhana seperti kubus, octahedron
atau jarum-jarum sangat menguntungkan karena mudah dicuci setelah disaring.
Kristal dengan struktur yang lebih kompleks yang berlekuk dan berlubang-lubang
akan menahan cairan induk bahkan setelah dicuci dengan reagen tertentu. Dengan
endapan yang terdiri dari kristal-kristal yang demikian, pemisahan kuanatitatif lebih
sukar dilakukan.
Kristal yang diperoleh dari percobaan ini kemudian dikeringkan di udara
bebas sehingga dapat ditimbang beratnya dan ditentukan % rendamennya, %
rendamen dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
% Rendamen =
Dari hasil percobaan diperoleh kristal KIO3 sebesar 9,0617 gram dengan
rendamen sebesar 93,1480 %.
G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa garam KIO3 dapat
dibuat dengan cara mereaksikan garam KCIO3 dan I2 dalam suasana asam melalui
penambahan HNO3 pekat untuk mengendapkan garam KIO3 yang terbentuk. Untuk
memudahkan proses kristalisasi maka larutan dipanaskan pada suhu yang cukup
tinggi. Agar diperoleh kristal KIO3 yang murni akan dilakukan rekristalisasi dengan
aquades sebagai pelarut. Pada percobaan ini, kalium iodat dapat dibuat dengan
mereaksikan kalium klorat dengan iodium. Berat kalium iodat yang diperoleh pada
percobaan ini adalah 9,0617 gram dengan rendamen 93,1480 %.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil, 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. UGM. Yogyakarta.
Bernaseoni,G., 1995. Teknologi Kimia. PT Padya Pranita. Jakarta.
Azis, Thamrin, 2008. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Unhalu. Kendari.
Cotton, Wilkinson, 1994. Kimia Anorganik Dasar I. Universitas Indonesia. Jakarta.
Vogel, 1995, Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semi Mikro. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta.
www.infogaram.com, diakses tanggal 27 Oktober 2008.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN III
PEMBUATAN KALIUM IODAT
DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDI NOOR KHOLIDHA S.
NIM : F1C1 06 008
KELOMPOK : V ( LIMA )
ASISTEN : WD. SITTI ZUBAIDAH
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2008