Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KAKEK–NENEKSAHABAT KAMIHarmoni Tiga Generasi
Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini2020
KAKEK–NENEKSAHABAT KAMIHarmoni Tiga Generasi
Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini2 02 0
Judul Seri Pendidikan Orang Tua: Kakek–Nenek Sahabat Kami, Harmoni Tiga GenerasiCetakan Pertama 2020
Pengarah: Hamid Muhammad, JumeriPenanggungjawab: Muhammad HasbiPenyusun: Muhammad Hasbi, Retno Wibowo, Maryana, Muhammad Ngasmawi, Aria Ahmad Mangunwibawa, Widyati Rosita, Khairullah, JakinoPenelaah: Maswita Djaja, Gutama, Adrianto, Meylina, Nugrahaini, Mochamad Iqbal Firdaus, Suci Sugeng Setiyono, Ihyak Ulumuddin, Azhari Dasman DarnisPenyunting: Nanik Suwaryani, Nur Ainy Fardana N Ilustrator: Fauziyah Nada RiantoPenata letak: Dhoni Nurcahyo
Sekretariat: Beryana Evridawati, Dian Septiany Subagio, Samijah, Amalia Khairati, Robbayanti Ratna Ningrum, Ina Nurohmah, Mira Kumala Sari
Jumlah Halaman: 48 hlm + ilustrasiUkuran Buku: 210mm x 148 mm
Direktorat Pendidikan Anak Usia DiniDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
@2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta dilindungi undang-undang. Diperbolehkan mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dengan izin tertulis dari penerbit.
Diterbitkan oleh:
CATATAN: Buku ini merupakan buku untuk pegangan orang tua yang dipersiapkan Pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi pendidikan anak, baik di satuan pendidikan maupun di rumah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Dalam rangka meningkatkan mutu buku, masyarakat sebagai pengguna buku diharapkan dapat memberikan masukan kepada alamat penulis dan/atau penerbit dan laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui post-el [email protected].
ii
iii
SambutanDirektur Pendidikan Anak Usia Dini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Ayah dan Bunda yang baik,
Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak. Sayangnya, menjadi
orang tua adalah profesi yang sangat tidak tersiapkan. Akibatnya, masa emas tumbuh
kembang anak seringkali tidak bisa dimanfaatkan secara optimal.
Untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak
dan menyiapkan mereka untuk belajar di sekolah dasar, pada tahun anggaran 2020
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini menyusun sejumlah sumber belajar untuk orang
tua dengan beragam tema. Penyusunan sumber belajar ini juga sebagai respons atas
iv
tuntutan keterampilan abad 21 yang meliputi kualitas karakter yang bagus, literasi
dasar, dan kompetensi 4K (kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi,
dan kreatif).
Semoga sumber belajar ini bermanfaat bagi orang tua dalam mengasuh dan mendidik
anak usia dini, terutama di masa anak belajar dari rumah (BDR) dan masa kebiasaan
baru (new normal) sebagai akibat dari pandemi Covid-19.
Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada tim penyusun, tim penelaah, ilustrator, dan
pihak-pihak lain yang telah memungkinkan terbitnya sumber belajar ini. Semoga proses
penyusunan sumber belajar ini menjadi proses yang memberikan berkah dan banyak
pelajaran baru bagi kita semua.
Muhammad Hasbi
v
Persahabatan dalam KeluargaOrang tuaku adalah sahabatku, dan sekarang mereka
juga menjadi sahabat anak-anakku.
Tali persahabatan yang kami jalin merupakan tali kasih
sayang dan ketulusan sepanjang masa.
Kakek nenek adalah sahabat sejati yang selalu
mendoakan, menyayangi, menghibur, membantu, dan
mereka selalu ada untuk keluarga.
Ayah dan Bunda
vi
Halo Ayah Bunda, Salam Persahabatan
Menjadi seorang Kakek atau
Nenek adalah satu hal yang
sangat membahagiakan dan
senantiasa harus disyukuri.
Kebahagiaan semakin bertambah
ketika dapat menyaksikan keberhasilan
putra putrinya dan merasakan bakti
mereka terhadap orang tuanya
Kebahagiaan kian memuncak ketika
satu persatu cucu-cucunya meraih
prestasi yang membanggakan. Apakah
peran kakek nenek turut mendukung
dalam mewujudkan kebahagiaan dan
keberhasilan anak dan cucu mereka?
Buku ini merupakan kumpulan berbagai
pengalaman tentang peran dan pola
interaksi kakek dan nenek dalam membantu
mengasuh anak/cucu di keluarga, bagi
Ayah Bunda, baik yang masih berstatus
‘orang tua’ ataupun yang sudah dikaruniai
cucu, buku ini dapat menambah wawasan
agar hubungan yang harmonis antar tiga
generasi (kakek nenek, ayah-bunda, dan
anak atau cucu tetap terjaga).
vii
Pengasuhan oleh Kakek Nenek (Grandparenting)
Peran Kakek Nenek di Keluarga
Pola Interaksi Kakek Nenek Terhadap Cucu-Cucunya
Mengapa Kakek Nenek Penting dalam Kehidupan Keluarga Terutama Cucu?
Daftar Isi
1
2
4
22
viii
Mengapa Terjadi Gesekan dalam Keluarga?
Hal yang Sebaiknya Dilakukan
Hal yang Sebaiknya Dilakukan
Simpulan
29
30
32
35
ix
Pengasuhan oleh kakek nenek (Grandparenting)
Pengasuhan oleh kakek nenek adalah
pengasuhan yang dilakukan oleh kakek nenek
sebagai pengganti atau pelengkap orang tua.
Pengasuhan anak menjadi tanggung
jawab kedua orang tuanya. Namun, karena
berbagai alasan seperti satu atau kedua orang
tua bekerja atau tugas belajar, maka tanggung
jawab tersebut digantikan sementara oleh
kakek dan nenek. Pengasuhan oleh kakek
nenek juga bisa terjadi ketika mereka tinggal
bersama anak dan cucu.
Pengasuhan anak oleh kakek
nenek dapat berbentuk:
1) pengasuhan sepenuhnya oleh
kakek nenek dengan tanggung
jawab seperti orang tua;
2) pengasuhan tambahan, kakek
nenek melakukan pengasuhan
ketika diperlukan (misalnya saat
orang tua bekerja);
3) pengasuhan oleh kakek nenek
secara sukarela dan sesaat.
1
Peran Kakek Nenekdalam Keluarga
Pengasuhan anak sangat penting
dalam membentuk karakter, moralitas,
pengetahuan, dan keterampilan anak.
Idealnya orang tualah yang menjadi
pemeran utama dalam menjalankan
tanggung jawab ini.
Kakek nenek yang tinggal serumah
merupakan keluarga besar yang
sering berperan dalam menggantikan
pengasuhan anak dari orang tuanya.
Dalam situasi seperti ini, berbagai
peran dapat dilakukan oleh kakek nenek.
Menggantikan peran orang
tua untuk sementara
Sebagai teman bermain,
bercerita, dan mengembangkan
hobi
Menjadi panutan/teladan
Pemberi inspirasi/motivasi
2
Beberapa peran Kakek Nenek dalam keluarga
Pembimbing spiritual
Sebagai guru yang baik
Menanamkan kebiasaan baik yang
didasari nilai-nilai yang
dianut
Peran apalagi ya ayah bunda?
3
Pola Interaksi Kakek Nenek Terhadap Cucu-cucunya
Kehadiran cucu di tengah kehidupan
kakek nenek memang sangat luar biasa.
Berbagai cara dilakukan oleh kakek
ataupun nenek untuk merebut hati dan
perhatian sang cucu. Namun setiap kakek
nenek mempunyai cara yang berbeda
dalam pendekatannya.
Berikut lima pola interaksi yang
lazim diterapkan oleh kakek nenek dalam
melaksanakan perannya.
Pola interaksi “Formal” Kakek nenek bersikap formal
Pola interaksi “Bersenang-senang dengan cucu” Kakek nenek bersikap menghibur dan bersenang senang dengan cucu
Pola interaksi “Mengambil alih peran anak atau orang tua sepenuhnya” Kakek nenek mengambil alih peran anak atau orang tua sepenuhnya
Pola interaksi “Pemegang Kearifan Keluarga” Kakek nenek sebagai ‘kepala’ keluarga dan memiliki otoritas dalam keluarga
Pola interaksi “Jarak Jauh” Kakek nenek tidak sering melakukan pertemuan dengan cucu
4
Salah satu pola interaksi yang
diterapkan oleh kakek nenek terhadap
cucu adalah ‘bersikap formal’
Pola ini digunakan oleh kakek
nenek yang berpandangan tradisional,
yang meyakini selalu ada petunjuk/
aturan yang sesuai bagi kakek nenek
untuk diikuti.
Kakek nenek tidak terlalu ikut
campur dalam pengasuhan cucu dan
menyerahkan sepenuhnya kepada
orang tua cucu.
Marilah kita cermati ilustrasi
berikut ini.
Nenek Ririen tinggal bersama
keluarga salah satu putrinya dan
dua orang cucunya. Hubungan
mereka kesehariannya baik-baik
saja. Nenek Ririen menyatakan
tidak pernah mempermasalahkan
cara mendidik cucu-cucnya
selama ini. Nenek selalu
mendukung aturan-aturan yang
telah ditetapkan oleh anak dan
menantunya
Pola Interaksi “Formal”
Ketika PandemiCovid-19 Terjadi
5
Pola interaksi yang digunakan nenek
Ririen termasuk formal. Ya seperti itulah
yang harus dilakukan. Mendukung orang
tua dan cucu dan tidak ikut campur terlalu
berlebihan.
Untuk nenek Ririen, ketika semua
anggota keluarga bekerja dan bersekolah
di rumah, nenek lebih sibuk dari biasanya.
Harus mendampingi cucu yang duduk di
Sekolah Dasar (SD) saat belajar online
atau menyelesaikan PR, karena ayah
bundanya juga harus bekerja dari rumah.
Adi, cucu yang berusia 4 tahun yang
biasa bersekolah di Taman Penitipan
Anak (TPA) hingga sore hari, semenjak
dirumahkan mempunyai kegiatan baru
yaitu menonton dan menguasai remote
TV.
Dalam kondisi seperti inilah kerjasama
antara kakek/nenek dan orang tua
harus ditingkatkan agar tidak terjadi
pembiasaan yang negatif pada anak
karena kurang diperhatikan.
Nenek Ririen lebih berperan dalam
mendampingi cucu-cucunya beraktivitas,
dibanding sebelum pandemi Covid-19.
Apakah Ayah Bunda juga mengalami
hal yang serupa?
6
7
Kakek nenek ‘penganut’ pola ini biasanya
berperan sebagai teman bermain bagi sang
cucu. Mereka menghibur dan bersenang-
senang bersama cucu dengan mengajak
menggambar, bernyanyi, bercerita, atau jalan-
jalan ke suatu tempat yang menyenangkan
untuk membeli sesuatu yang disukai cucu.
Mereka akan berbahagia bila melihat cucu
bergembira. Tapi harus diingat ya, pola ini
harus selalu dikendalikan agar sang cucu tidak
menjadi anak yang manja. Kesehatan kakek
nenek juga harus selalu terjaga, tidak boleh
terlalu lelah bermain dengan sang cucu.
Pola Interaksi “Bersenang-Senang dengan Cucu”
Sebagai Teman Bermain
Nenek Wati tinggal sangat
berdekatan dengan ke tiga putra
putrinya. Lana, salah satu cucunya
bahkan tinggal satu rumah
bersama nenek Wati dan orang
tua Lana.
Meskipun tinggal serumah,
untuk masalah pendidikan
dan pengasuhan cucu, nenek
menyerahkan sepenuhnya pada
8
9
Orang tuanya masing-masing.
Disini nenek Wati memerankan diri
sebagai teman bermain. Menurut
nenek Wati yang paling ditunggu
oleh cucu-cucunya adalah ketika
nenek menjadi ‘penghibur’yang
membuat cucu-cucu bergembira.
Makan Es krim atau jalan
jalan....?
Melalui pola interaksi ini,
dapatkah nenek Wati meningkatkan
disiplin, rasa empati, dan sikap-
sikap positif lain kepada para cucu?
Pola ini mengharuskan kakek
nenek mengambil alih peran
pengasuhan cucu dari orang tuanya,
karena suatu alasan. Dalam hal
ini, bentuk pengasuhannya adalah
sepenuhnya, artinya kakek nenek
menggantikan sosok orang tua,
sehingga hubungan antara kakek
nenek dan cucu lebih seperti
hubungan orang tua dan anak.
Kita simak ilustrasi berikut ini.
Pola Interaksi “Mengambil Alih Peran Orang tua”
10
Cerita Nenek HeraSejak usia 3 tahun Ario, cucu laki-laki
Hera yang kebetulan tinggal serumah
dengannya Ario ia rawat dengan sepenuh
hatinya karena karena ayah bundanya
setiap hari bekerja dari pagi hingga
malam. kecuali Sabtu dan Minggu. Setiap
mereka pulang dari kantor, Ario sudah rapi
dan wangi siap untuk tidur malam. Setelah
seharian bersama neneknya. Tentunya
nenek Hera melakukan semua itu dengan
senang hati dan tulus ikhlas, sehingga
sang cucu semakin dekat dengannya.
Apalagi Ario patuh dengan aturan-
aturan yang ditetapkan oleh nenek Hera
terhadapnya.
11
Cerita Kakek Obi
Kasus yang serupa terjadi pada
kakek Obi dan cucunya. Irwan
merasa paling nyaman bila berada di
dekat kakeknya. Apa yang akan dia
lakukan selalu harus dengan kakek
Obi. Dari memakai kaos kaki sampai
dengan minum obat. Kakek Obi
mengasuh Irwan sejak usia 2 bulan,
dan semakin bertambah usianya
semakin banyak prestasi yang diraih
oleh Irwan. Sukses Irwan adalah
sukses kakek Obi..
12
Pandemi Mengubah Aturan yang Telah Dijalankan Sebelumnya
Dengan adanya peraturan bekerja dari rumah, kedua
orang tua Ario tidak pergi ke kantor. Sejak saat itu,
tugas pengasuhan nenek Hera diambil alih oleh mama
Ario, tanpa mempertahankan aturan baik yang sudah
diterapkan selama ini.
Sama halnya dengan nenek Hera, peran dan
tugas kakek Obi ditangani oleh mama Irwan, namun
mama Irwan mempertahankan dan secara perlahan
menyempurnakan kebiasaan Irwan yang telah
diterapkan sebelumnya .
Untuk Irwan dampak positifnya adalah tidak lagi
manja, karena kebetulan untuk sementara kakek Obi
tidak serumah.
13
14
Dampak Atas Aturan yang Tidak Konsisten bagi Anak
Dampak Positif bagi ArioArio sudah terbiasa dengan
kehidupan yang teratur yang
diterapkan oleh nenek Hera sejak
kecil. Ario pun menikmati karena
apabila dia berperilaku kooperatif
tidak jarang nenek memberi
penghargaan baik dalam bentuk
pujian ataupun hadiah.
Dampak Negatif bagi Ario
Kebebasan dari orang tua untuk
melakukan apa yang diinginkan tanpa
ada aturan-aturan lagi yang mengikat,
mengakibatkan:
• tidur larut malam mengikuti pola tidur
orang tuanya;
• bangun terlalu siang, sehingga
rutinitas berubah, msalnya terlambat
mandi pagi;
• tubuh Ario semakin gemuk,
(overweight) karena pola makan tidak
terkontrol.
15
16
Pola ini menempatkan
posisi kakek nenek sebagai
seorang ‘kepala’ keluarga
yang memiliki pengaruh
dalam keluarga besar. Mereka
banyak memberikan saran,
nasihat, dan pemikiran-
pemikiran tentang apa dan
bagaimana sesuatu harus
diselesaikan demi menjaga
kerukunan, keamanan dan
kenyamanan keluarga.
Pola Interaksi “Pemegang Kearifan Keluarga”
17
Peran Seorang ‘Kepala’ Keluarga
Nenek Ami tidak tinggal bersama
dengan putra-putrinya. Namun ketika
salah satu putranya sedang dalam proses
perceraian karena perbedaan prinsip,
sebagai 'kepala' keluarga nenek berhasil
memelihara keamanan dan kenyamanan
anak dan cucu dengan memberikan
banyak nasihat apa yang harus di lakukan
dan diselesaikan.
Apa Nasihatnya?
Kepada sang cucu ditekankan bahwa
ayahmu tetap ayahmu, dan ibumu tetap
ibumu, hormati mereka, sayangi mereka,
karena mereka ayah bunda yang baik.
Untuk orang tua dan cucunya nasihat
yang arif adalah, jangan sesekali saling
menjelekkan. Tetaplah menjadi keluarga
yang utuh meski tidak harus bersama.
18
Pola ini memberikan kakek nenek
peran yang tidak besar dalam kehidupan
cucu mereka. Mereka tidak serumah dan
hanya sekali waktu bertemu pada acara
tertentu seperti liburan, ulang tahun,
Selain jarak, pengertian ‘jauh’ di sini
juga dapat diartikan sebagai hubungan
batin/hati yang kurang dekat.
Sebaiknya kakek dan nenek yang
menerapkan pola ini perlu mencari
cara berkomunikasi dan bertemu agar
dapat mencari kesempatan untuk dapat
berkomunikasi, bertemu dengan cucu
lebih sering lagi.
Pola Interaksi ”Jarak Jauh” Kita cermati pengalaman nenek Ratih
dalam Box berikut.
Nenek Ratih tidak tinggal
serumah dengan Nisa sang cucu,
namun mereka bergantian saling
berkunjung. Di masa pandemi
ini hampir setiap hari mereka
melakukan video call, WA atau
telpon untuk menjaga kedekatan
diantara mereka.
Suatu saat ketika nenek Ratih
berkunjung ke rumah cucu, tiba-
19
tiba Nisa bangun tidur siang sambil
menangis terisak, tapi tidak mau
mengatakan mengapa.....
Dengan seijin mamanya, nenek
Ratih mengajak Nisa ke toko kue
dekat rumah.
Di perjalanan menuju ke toko
kue, nenek Ratih mencoba mengajak
berbagi cerita tentang mengapa tadi
Nisa menangis.
Seperti sedang bercurhat dengan
teman atau sahabatnya, berceritalah
Nisa ke nenek Ratih bahwa dia
bermimpi papanya sakit karena
merokok.
20
Ayah Bunda, pada pola “jarak
jauh” di mana kakek nenek hanya
memainkan peran kecil dalam
kehidupan cucunya, nenek Ratih
tetap berusaha untuk dekat dengan
cucunya dengan cara menjadi
pendengar yang baik untuknya.
Mendengarkan adalah salah satu
ciri dari seorang sahabat yang baik.
Nenek pun bisa memainkan peran
lain sebagai penghubung antara Nisa
dan ayahnya untuk menyelesaikan
masalah merokok. Nisa ingin ayahnya
berhenti merokok.
21
Mengapa Kakek Nenek Penting dalam Kehidupan Keluarga Terutama Cucu?
Ayah Bunda, pentingnya hubungan
positif antara orang tua dan anak dalam
perkembangan sosial dan emosional anak
tidak diragukan. Namun sering dilupakan
bahwa hubungan harmonis kakek/nenek,
anak dan cucu itu juga mampu membawa
kebahagiaan dan keberhasilan keluarga.
Mengapa?
Karena kakek-nenek mampu berperan
dalam banyak hal dan terbukti sangat luar
biasa. Berikut beberapa contoh pengalaman,
• Dapat mempengaruhi nilai-nilai kehidupan cucunya di kemudian hari
• Mampu menciptakan suasana menyenangkan, nyaman
• Memiliki segudang pengalaman• Mampu menciptakan rasa aman dalam
keluarga• Dalam situasi tertentu dapat
memberikan pengasuhan dan kesejahteraan yang dibutuhkan oleh sang cucu
• Mampu membantu menyelesaikan permasalahan keluarga, terutama cucu dengan arif
Menurut pengalaman Ayah Bunda
apalagi kelebihan-kelebihan yang dimiliki
oleh seorang kakek nenek ?
keterampilan dan kemampuan kakek nenek
melalui berbagai peran.
22
Sebagai Guru
Salah satu alasan mengapa keberadaan
kakek dan nenek sangat bermanfaat bagi
kehidupan cucu-cucunya, karena mereka
kaya akan pengalaman dan pengetahuan
yang dapat dibagikan. Dengan bekal
kesabaran yang tinggi jadilah mereka
seorang guru yang mumpuni.
Kakek Ferry adalah seorang kakek
yang dengan kesabarannya mampu
melatih Edo yang berkebutuhan khusus
untuk selalu aktif dan berpikir dengan
cara yang menarik. Salah satu cara adalah
dengan menyembunyikan benda kesukaan
Edo, kemudian meminta sang cucu untuk
mencari dan terus mencari sampai dia
menemukannya kembali.
Masih banyak lagi cara kakek
menstimulasi Edo untuk terus aktif agar
23
pada menjadi anak yang
gemar mempelajari
sesuatu.
Terhadap cucu-cucu
yang lain pun kakek selalu
mempunyai cara unik
ketika memperkenalkan
hal yang baru kepada
mereka. Sebagai contoh
ketika kakek bercerita
tentang hujan, dia
meggerakkan tangannya
dari atas ke bawah sambil
melihat awan, sehingga
anak lebih mudah
memahaminya.
24
Panutan/Teladan
Kakek dan nenek seringkali
menjadi panutan para cucu karena
keteladanan mereka.
Bunda Mita mengakui sering
berperan sebagai “pendongeng”
bagi putri-putrinya untuk
menyampaikan sifat-sifat positif
sang bunda/sang nenek yang telah
tiada dalam hal memaknai kejujuran,
tata krama, dan hidup teratur, untuk
dijadikan pegangan oleh putri-
putrinya.
Disadari maupun tidak, cucu
akan mencontoh kakek atau nenek
25
mereka dengan
menirukan perilaku,
tata cara, dan kebiasaan
sehari-harinya.
Nenek Ati, misalnya,
menurut cucu-cucunya
adalah sosok yang
selalu memberikan
contoh. Tidak
banyak bicara atau
berpetuah, tapi selalu
melakukan tindakan
yang konsisten, cara
bicara yang santun dan
tertata, serta cenderung
apa adanya.
26
Pemberi Inspirasi/ Motivasi
Kakek Kung mempunyai cara yang
menginspirasi dalam hal mengisi nilai-
nilai keagamaan pada cucu-cucunya.
Setiap ada cucu berkunjung, kakek selalu
membagikan berbagai doa yang sudah
dilaminating agar cucu mudah untuk
menghafalnya.
Beliau pun menjadi
motivator para cucu
dengan perannya sebagai
‘kamus berjalan’ karena
setiap pertanyaan pasti
akan dijelaskan oleh
kakek Kung. Ini merupakan salah satu
penyemangat untuk mereka dalam belajar
apapun.
27
28
Mengapa Terjadi Gesekan dalam Keluarga?
• Banyak kita temui, sebagian kakek
dan nenek menyatakan mereka lebih
berperan dalam pengasuhan cucunya
daripada orang tuanya sendiri. Mereka
mengambil alih pengasuhan karena
orang tua cucu bekerja di luar rumah.
• Hal tersebut juga terpicu oleh adanya
ketidaksepahaman dalam melakukan
pengasuhan terhadap anak atau
cucu. (Karena adanya perbedaan
pengalaman dan pengetahuan tentang
cara-cara pengasuhan)
• Setiap pihak merasa memiliki hak
sepenuhnya untuk mengasuh dan
mendidik dengan caranya sendiri demi
kebahagiaan anak dan cucu.
Menurut Ayah Bunda, apa yang sebaiknya kita lakukan agar hal ini tidak terjadi di keluarga kita?
29
Hal yang Sebaiknya dilakukan
Kakek Nenek terhadap Anak (orang tua cucu)
• Perlu rasa saling menghargai dari
kedua belah pihak antar kakek nenek
dan orang tua
• Sebaiknya kakek nenek dapat berlaku
lebih bijak pada orang tua cucu
• Mendukung peraturan rumah yang
dibuat oleh orang tua cucu
• Membuat kesepakatan bersama
tentang aturan yang harus diterapkan
dalam pengasuhan
• Membicarakan mengenai cara-cara
pengasuhan anak yang diinginkan
secara terbuka sehingga hubungan
semakin harmonis
• Bila terjadi kesalahpahaman/berbeda
prinsip dengan anak kita/orang tua
cucu dalam proses pengasuhan,
klarifikasi secara pribadi dan terbuka
• Mendengarkan dan bertenggang rasa
dengan anak kita/orang tua cucu
• Komunikasi dan keterbukaan merupakan
kunci hubungan yang harmonis antara
kakek/nenek dan orang tua
30
Kakek Nenek Terhadap Cucu:
Berikan contoh yang baik dengan santun dalam berbicara dan
berperilaku
Berceritalah tentang
cerita-cerita/ pengalaman
keluarga yang lucu dan
menarik
Sempatkan waktu untuk jalan bersama, menikmati sesuatu
yang menjadi kegemarannya, yang
positif tentunya, misalnya membeli
buku, makanan yang sehat, berkebun
Ajarkan beberapa lagu yang
sesuai dengan usianya Berikan bekal
agama dan keterampilan sesuai dengan
usianya
Kembangkan kebiasaan baik yang didasari
nilai-nilai yang dianut
keluarga
31
Oleh kakek nenek :
• Mengambil alih tanggung jawab
anak sebagai orang tua
• Bertindak lebih baik daripada
anak sebagai orang tua
• Merusak/merongrong otoritas
anak sebagai orang tua
• Tanda-tanda yang menunjukkan
konflik dengan anak/cucu
Oleh orang tua:• Mencela apa yang telah dilakukan
oleh kakek nenek
• Membiarkan kakek nenek bekerja
terlalu berat
• Memaksakan kehendak
• Menyerahkan sepenuhnya
pengasuhan kepada kakek nenek
karena pengasuhan cucu adalah
kewajiban orang tua
• Menuntut kakek nenek menjadi
ahli dalam mengasuh sesuai
dengan keinginan orang tua
Hal yang Sebaiknya Dihindari
32
Mengapa kakek nenek pentingdalam kehidupan keluarga terutama cucu?
Pentingnya hubungan positif antara
orang tua dan anak dalam perkembangan
sosial dan emosional anak tidak diragukan.
Mencermati cerita dan pengalaman
yang digambarkan dalam beberapa kasus
dalam buku ini, menunjukkan bahwa peran
kakek nenek sangat luar biasa, antara lain:
• Dapat mempengaruhi nilai-nilai
kehidupan cucunya dikemudian hari;
• Mampu menciptakan suasana
menyenangkan, nyaman;
• Memiliki segudang pengalaman;
• Mampu menciptakan rasa aman dalam
keluarga;
• Dalam situasi tertentu dapat
memberikan pengasuhan dan
kesejahteraan yang dibutuhkan oleh
sang cucu; dan
• Mampu membantu menyelesaikan
permasalahan keluarga, terutama
cucu dengan arif.
33
34
Simpulan
Persahabatan dalam keluarga harus
dipelihara.
Menghormati perbedaan dan
menyampaikan saran/nasehat dan
bimbingan akan meningkatkan kualitas
pola asuh keluarga, sehingga semua pihak
merasa lebih nyaman, saling mehargai dan
menghormati, saling mengingatkan serta
menambah kasih sayang yang tulus antar
tiga generasi dalam suatu keluarga.
Hubungan yang harmonis antara
orang tua dan kakek nenek menjadi
semakin penting ketika harus menghadapi
berbagai tantangan di tengah pandemi
Covid-19.
Dalam situasi pandemi yang tidak
menyenangkan bagi setiap orang
termasuk anak-anak, tetaplah menjaga
suasana hati (yang baik) semua anggota
keluarga.
Sebagai sosok orang tua yang selalu
menjadi panutan, tanamkan terus sikap-
sikap positif melalui tindakan seperti,
disiplin, empati, toleransi dan budaya
bersih kepada anak/cucu baik di saat
pandemi maupun kondisi normal.
35
Daftar Pustaka
Buchanan, A., & Rotkirch, A. (Eds.). (2018). “The Role of Grandparents in the 21st
Century“: Global Perspectives on Changing Roles and Consequences,. London:
Taylor & Francis Ltd
Kivett V. “The grandparent–grandchild connection”. (1991) Marriage and Family
Review.;16:267–290
Neugarten, B. L., & Weinstein, K. K. (1964). The changing American grandparent. Journal
of Marriage and the Family, 26, 199-204.
Rice,Wayne & Julvihil, Josh (Ed) “Long-Distance Grandparenting”: Nurturing the Faith
of Your Grandchildren When You Can’t Be There in Person (Grandparenting
Matters) ( 2019 ) Minneapolis: Bethany House Productions
36
Perayani, (2013.) “Pergeseran Tanggung Jawab Pengasuhan Anak Dari Orang tua Ke
Nenek (Studi di Desa Pagar Gunung Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim”.
Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya,
Rista Fauziningtyas, Retno Indarwati, Delisa Alfriani, Joni Haryanto, Elida Ulfiana, Ferry
Efendi, Nursalam Nursalam, Khatijah Lim Abdullah, (2018) "The experiences of
grandparents raising grandchildren in Indonesia", Working with OlderPeople,
https://doi.org/10.1108/WWOP-10-2018-0019
Wahyuni, Y.T. and Abidin, Z. (2015), “Pengalaman Hidup Lansia yang Mengasuh Cucu:
Studi Kualitatif Fenomenologis dengan interpretative phenomenological
analysis”, Jurnal Empati, Vol. 4 No. 4, pp. 8-14
37
Narahubung:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini
Komplek Kemendikbud
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lt. 7 Senayan Jakarta 10270
Surel: [email protected]
Telp: (021) 572-5495
paudpedia
38
Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan MenengahDirektorat Pendidikan Anak Usia Dini2020