Upload
ngodiep
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253
Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 48- 64
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 48
KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSAANAAN
PROYEK (STUDI KASUS REHABILITASI PRASARANA
PERTANIAN PASCA TSUNAMI PAKET III KABUPATEN
ACEH BARAT)
Zakia1, Abdullah
2, Tripoli
2
1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Abstract: One goal of the project development Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure Package III of West Aceh district is the place to build a channel as a means of managing and delivering water to meet agricultural water needs to regulate the system of planting in a timely manner to support the promotion of income in agriculture. Generally in the project implementation period is very common problems such as delays in implementation time. Due to the emergence of these problems occur is the impact of delay completion of the work or the increased cost of the project. To avoid the things mentioned above it is necessary to study or analysis of the causes of delay in project implementation time. In conducting this analysis, the method used is a statistical method, namely analysis and reliability analysis of variance. Scale used to measure the Likert scale. From the results of this analysis in mind the main factor or ranking based on the mean value of the highest to the lowest resolution of the causes of delays in project planning and scheduling aspect, other aspects (aspect beyond the ability of owners and contractors), and document aspects of the scope of work (contracts), aspects of organizational systems, coordination and communication, aspects infection systems, control and evaluation of the work, aspects of readiness / preparation of resources. study of the causes of delay in this project suggested to the parties involved in construction to pay more attention again the conditions and factors that may affect the completion of the work so that the things that are not expected such delays can be anticipated completion of the project and the project soon can run smoothly fit than expected in the future.
Keywords: Project, delay, cost increase
Abstrak: Salah satu tujuan pembangunan proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami
Paket III Kabupaten Aceh Barat adalah membangun saluran sebagai sarana tempat menata dan
mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan air pertanian sehingga mengatur sistim penanaman secara
tepat waktu untuk menunjang peningkatan penghasilan di bidang pertanian. Umumnya dalam masa
pelaksanaan proyek sangat sering terjadi permasalahan seperti keterlambatan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Akibat timbulnya permasalahan ini maka dampak yang terjadi adalah keterlambatan
penyelesaian pekerjaan atau terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek. Untuk menghindari hal-
hal tersebut diatas maka perlu dilakukan kajian atau analisis tentang penyebab keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek. Dalam melakukan analisis ini, metode yang digunakan adalah metode statistik
yaitu analisis reabilitas dan analisis varians. Skala yang digunakan untuk pengukuran adalah skala
Likert. Dari hasil analisis ini diketahui faktor utama atau rangking berdasarkan nilai mean tertinggi
sampai terendah penyebab keterlambatan penyelasaian proyek adalah aspek perencanaan dan
penjadwalan, aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor), aspek Lingkup dan
Dokumen pekerjaan (kontrak), aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi, aspek sistim
insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan, aspek kesiapan/penyiapan sumber daya. kajian penyebab
keterlambatan pelaksaanaan proyek ini disarankan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi
agar dapat lebih memperhatikan lagi kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam
penyelesaian pekerjaan agar nantinya hal-hal yang tidak diharapkan seperti keterlambatan penyelesaian
proyek dapat diantisipasi segera dan proyek dapat berjalan lancar sesuai dari yang diharapkan pada
masa mendatang.
Kata kunci : Proyek, Keterlambatan, Peningkatan biaya
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 49
Dalam pelaksanaan rehabilitasi sarana dan
prasarana tentunya terdapat kendala-kendala
mengenai hal pelaksanaan seperti tenaga kerja,
lahan, faktor sosial, permasalahan ketidak sesuaian
usulan dengan realisasi lapangan dan pergantian
tenaga kerja. Oleh sebab itu pihak-pihak terkait
harus mempunyai rencana pelaksanaan dan
penjadwalan waktu yang jelas terhadap
pelaksanaannya. Selain hal tersebut diatas perlu
juga harus di pertimbangkan hal-hal apa saja yang
mendukung untuk kesuksesan proyek tersebut
seperti hal pendukungan sumber daya manusia,
keahlian, metode pelaksanaan, komunikasi di
lapangan dan lain-lainnya. Perencanaan dan
penjadwalan ini dibuat selalu mengacu pada kondisi
anggapan-anggapan dan perkiraan. Pada saat
pelaksanaan pekerjaan terjadi ketidak sesuaian
antara anggapan dan perkiraan dengan kondisi yang
sebenarnya maka akan timbul permasalahan-
permasalah di lapangan. Akibat timbulnya
permasalahan ini maka dampak umum yang terjadi
adalah keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau
terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek.
Salah satu kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana yang direncanakan untuk peningkatan
bidang pertanian adalah Pembangunan Rehabilitasi
Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket III
Kabupaten Aceh Barat.
TINJAUAN PUSTAKA
Proyek Konstruksi
Sebuah studi terakhir (IATST 2011)
menyebutkan yang dimaksud dengan proyek
adalah suatu usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan
sumber daya yang terbatas. Sehingga
pengertian proyek konstruksi adalah suatu
upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
bangunan atau infrastruktur.
Kontrak dan Pelaksana
Widiarti (2011) menyebutkan kontrak
konstruksi mempunyai pengertian adalah suatu
kontrak yang dinegosiasikan secara khusus
untuk konstruksi suatu aset ataupun suatu
kombinasi aset, baik yang berhubungan erat
satu sama lain ataupun saling tergantung dalam
hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau
tujuan. Kajian Dewi pada tahun 2004 (dikutip
dari Soeharto 1996) menjelaskan bahwa
pelaksana (kontraktor) secara umum dibedakan
menjadi kontraktor umum, kontraktor spesialis
dan kontraktor utama.
Pengertian Keterlambatan (Delay)
Sebuah hasil kajian (Ervianto 2004)
berpendapat keterlambatan adalah sebagian
waktu pelaksana yang tidak bisa di manfaatkan
sesuai dengan rencana sehingga menyebabkan
beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi
tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat
sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Keterlambatan waktu pelaksanaan suatu proyek
juga disebabkan oleh beberapa masalah
diantaranya masalah dengan Desain konstruksi
perubahan pekerjaan oleh pemilik proyek,
pengaruh cuaca/tidak pada kondisi normal,
perselisihan pekerjaan dan bencana alam,
pengaruh pengadaan barang dan jarak material.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
50 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Jenis dan Penyebab Keterlambatan
Terdapat beberapa jenis keterlambatan
yaitu: Excusable delay (keterlambatan yang
dapat diterima) : hanya diberikan perpanjangan
waktu, tidak ada tambahan biaya atau
kompensasi lainnya, Compesable delay
(kelambatan-kelambatan dengan kompensasi/
ganti kerugian) : diberikan perpanjangan waktu
juga tambahan ganti rugi/ kompensasi dan
Concurrent delay (kelambatan-kelambatan yang
berbenturan) : kelambatan yang disebabkan oleh
penyedia jasa dan juga oleh pengguna jasa.
Menurut Kraiem dan Diekma dalam Praboyo
(1999), penyebab-penyebab keterlambatan
waktu pelaksana proyek dapat dikatagorikan
dalam 3 (tiga) kelompok :
- Keterlambatan yang layak mendapat ganti
rugi (compenable delay) yaitu
keterlambatan yang disebabkan oleh
tindakan kelalaian atau kesalahan pemilik
proyek;
- Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan
nonexcusable delay yakni keterlambatan
yang disebabkan oleh tindakan kelalaian
atau kesalahan pemilik proyek;
- Keterlambatan yang dapat dimaafkan
excusable delay yakni keterlambatan yang
disebabkan oleh kejadian–kejadian diluar
kendali baik pemilik maupun kontraktor.
Aspek Manajemen Pelaksanaan
Pada proyek konstruksi, penerapan fungsi-
fungsi manajemen (planning, organizing,
staffing, leading, controlling) dalam
pelaksanaan proyek adalah hal yang penting
untuk menunjang keberhasilan proyek.
Praboyo (1999) dalam penelitiannya di
Surabaya mengklasifikasikan ke 45 jenis
penyebab keterlambatan dalam temuannya
kedalam 6 aspek manajemen kajian berikut ini :
- Aspek perencanaan dan penjadwalan
pekerjaan = 6 penyebab;
- Aspek lingkup dan Dokumen pekerjaan = 5
penyebab;
- Aspek sistim organisasi,koordinasi dan
komunikasi = 9 penyebab;
- Aspek kesimpulan/penyiapan sumber daya
= 8 penyebab;
- Aspek sistim inspeksi ,control dan evaluasi
pekerjaan = 7 penyebab;
- Aspek lain-lain = 7 penyebab.
Matrik hubungan antara ke 45 jenis penyebab
keterlambatan, 6 aspek manajemen dan 3 katagori
jenis penyebab dapat dilihat pada tabel Matrik
hubungan Antara jenis keterlambatan dengan
sebab-sebab keterlambatan waktu pelaksanaan
proyek ditinjau dari aspek manajemen
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 51
Tabel 1. Matrik hubungan Antara jenis keterlambatan dengan sebab-sebab keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek ditinjau dari aspek manajemen
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan
Kategori jenis
keterlambatan
CD NED ED
A. Aspek perencanaan dan penjadwalan
1 Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik О
2 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaaan yang harus ada
О
3 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu
O
4 Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama
O
5 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah O
6 Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah satu tidak tepat
O
B. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak)
1 Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap О
2 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan O
3 Perubahan lingkup pekrjaan pada waktu pelaksanaan O
4 Proses pembuatan gambar oleh kontraktor
O
5 Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik O
6 Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar kerja O
7 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah О
8 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai O
C. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi
1 Keterbatasan wewenang personilpemilik dalam pengambilan keputusan O
2 Kualitas personil/pemilik yang tidak professional O
3 Cara insfeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis olek pemilik O
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
52 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan
Kategori jenis
keterlambatan
CD NED ED
4 Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan dari banyak kontraktor /sub kontraktor O
5 Kegagalan pemilik mengkoordinasi penyerahan /pengguna lahan
O
6 Kelambatan penyediaan alat /bahan dll.yang disediakan pemilik
O
7 Kualitas teknis dan menajerial yang buruk dari personil –personil dalam organisasi kerja
kontraktor О
8 Koordinasi dan komunikasi yang buruk antara bagian-bagian dalam organisasi kerja
kontraktor O
9 Terjadinya kecelakaan kerja О
D. Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya
1 Mobilisasi sumber daya (bahan ,alat,tenaga kerja) yang lambat
O
2 Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja langsung
O
3 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada
O
4 Tidak tersedianya bahan secara cukup pasti/layak sesuai kebutuhan
O
5 Tidak tersedianya alat/peralatan kerja yang cukup memadai/sesuai kebutuhan
O
6 Kelalaian/keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan
O
7 Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik (kesulitan pendanaan di
kontraktor ) O
8 Tidak terbayarnya kontraktor secara layak sesuai haknya ( kesulitan pembayaran oleh
pemilik ) O
E. Aspek sistim insfeksi,control dan Evaluasi pekerjaan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 53
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan
Kategori jenis
keterlambatan
CD NED ED
1 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal
O
2 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama O
3 Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan O
4 Proses ijin yang yang bertele-tele O
5 Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan
O
6 Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karenacacat/ tidak benar
O
7 Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang
disepakati O
F. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor)
1 Kondisi dan lingkungan ternyata tidak sesuai dengan dugaan O
2 Transportasi kelokasi proyek yang sulit O
3 Terjadi hal-hal tak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin rebut, gempa bumi,
tanah longsor,cacat amat buruk O
4 Adanya pemogokan buruh
O
5 Adanya hura-hura/kerusuhan,perang
O
6 Terjadinya kerusakan /pengrusakan akibat kelalaian atau perbuatan pihak ketiga
O
7 Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah
O
Tenaga Kerja
Pendapat lain dari Aprilian (2010)
menyebutkan dalam penyelenggaraan proyek,
salah satu sumber daya yang menjadi penentu
keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan
intensitas kegiatan proyek berubah sepanjang
siklusnya, sehingga penyediaan jumlah tenaga,
jenis ketrampilan dan keahliannya harus
mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang
sedang berlangsung.
Jumlah kebutuhan tenaga kerja yang
terbesar dalam pelaksanaan proyek adalah
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
54 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan
ini berhubungan langsung dengan pekerjaan
fisik konstruksi di lapangan. Berdasarkan
penggolongannya, tenaga konstruksi dapat
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengawas, bertugas untuk mengawasi dan
mengarahkan pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan.
Setiap pengawas membawahi sejumlah
pekerja lapangan;
2. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour),
terdiri dari berbagai macam tukang yang
memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang
kayu, tukang besi, tukang batu, tukang
alumunium dan tukang cat. Dalam
melaksanakan pekerjaan biasanya mereka
dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja
(buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan
buruh tak terlatih).
Skala Penilaian
Nurmawari (2008) menyebutkan skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap
seseorang terhadap sesuatu. Skala Likert terdiri
dari pernyataan dan alternatif jawaban.
Alternatif jawaban terdiri dari : Sangat setuju,
setuju, netral, kurang setuju dan tidak setuju.
Teknik Pengambilan Sampel
Terdapat beberapa teknik pengambilan
sampel diantaranya adalah pengambilan sampel
Non Random. Sampel non random disebut juga
non probability sampling. Lubis dan Arma
(2010) menyebutkan, dalam pengambilan
sampel disini daftar pemilihan peneliti sangat
berperan. Pengambilan secara random dan
kaidah-kaidah probabilitas tidak dipakai disini.
Terdapat beberapa cara pengambilan sampel
non random yang dikenal selama ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Convinient atau Accidental Sampling yaitu
sampel diambil atas dasar seadanya tanpa
direncanakan terlebih dahulu. Juga
mengenai jumlah sampel yang dikehendaki
tidak berdasarkan partimbangan-
pertimbangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan asal
memenuhi keperluan saja, sehingga derajat
keterwakilannya tidak dapat dijamin.
Kesimpulan yang diperoleh dari sampel
akan bersifat kasar dan sementara;
2. Purposive Sampling yaitu pengambilan
sampel dilakukan atas dasar pertimbangan
peneliti yang menganggap bahwa unsur-
unsur yang dikehendaki telah ada dalam
anggota sampel yang diambil.
3. Quota Sampling yaitu pengambilan
sampelnya hanya berdasarkan
pertimbangan peneliti saja. Bila pada
sampel accidental jumlah sampelnya
ditentukan seadanya, maka pada sampel
quota ini besar sampelnya telah diberikan
jatah tertentu. Untuk sampel ini akan lebih
baik bila peneliti telah benar-benar
mengenal daerah maupun situasi daerah
dimana akan dilakukan penyelidikan.
Sugiyono (2003), menyebutkan bahwa
jumlah anggota sampel sering dinyatakan
dengan ukuran sampel. Untuk sampel yang
100% mewakili populasi adalah sama
dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Rumus untuk menghitung ukuran sampel
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 55
dari populasi yang diketahui jumlahnya
adalah sebagai berikut:
2 .N.P.Q
S= ………. (1)
D2 (N-1) +
2 .N.P.Q
Dimana :
S = jumlah sampel
2
= harga table chi kwadrat
P = proporsi kelompok pertama
N = populasi
Q = populasi kelompok kedua
D = derajat ketelitian
2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
Harga P=Q=0,5 dan nilai d = 0,1
Metode Pengolahan Data
Sugiyono (1998) menyebutkan didalam
statisitik induktif berbagai uji statistik yang
dapat digunakan pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu uji
parametik dan non parametik. Uji parametik
adalah suatu uji statistik dimana sebaran
datanya sudah diketahui dan berdistribusi
normal atau mendekati normal dengan jumlah
data sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) data.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui model
matematis dari distribusi populasi data yang
akan dianalisis. Uji non parametriks digunakan
untuk penelitian penjelasan. Metode yang
digunakan untuk menyelesaikan perhitungan
pada penelitian ini adalah analisis reliabilitas,
analisis deskriptif dan analisis variansi.
a. Analisis reliabilitas
Arikunto (2002) menyebutkan analisis
reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data. Analisis reliabilitas yang
umum digunakan adalah analisa Cornbach
Alpha. Adapun pengujian dengan
menggunakan koefisien Cornbach Alpha
harus lebih besar atau sama dengan 0,6
yaitu nilai yang dianggap dapat menguji
valid tidaknya kuisioner yang digunakan.
Dengan rumus - rumus sebagai berikut :
𝑟 = 𝑘
(𝑘−1) [1 −
𝜎𝑏2
𝜎12 ............. (1)
keterangan :
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau
banyaknya soal
𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
𝜎12 = varians total
Rumus untuk varians butir dan varians
total :
𝜎12 =
𝑋𝑡 2
𝑛−
(𝑋𝑡)2
𝑛2 ………… (2)
𝜎𝑏2 =
𝐽𝑘𝑖
𝑛−
𝐽𝑘𝑠
𝑛2 …………… (3)
keterangan:
Jki = jumlah kuadrat seluruh butir
Jks= jumlah kuadrat subjek
b. Analisis deskriptif
Narbuko dan Achmadi, (2004)
menyebutkan bahwa penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data dan juga
menyajikan data, menganalisis dan
menginterpretasi.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
56 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
c. Analisis variansi
Soepono (1997), menjelaskan bahwa
analisis variansi bertujuan untuk menguji
apakah ada perbedaan yang signifikan
bilangan rerata (mean) dari variabel yang
diamati.
a. Mean total, diperoleh dengan rumus :
∑𝑋 𝑡𝑜𝑡 =
𝑋 𝐴 /𝑛𝐴+𝑋 𝐵 /𝑛𝐵+𝑋 𝐶/𝑛𝐶+⋯+𝑋 𝑛 /𝑛𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 …(4
)
Keterangan:
X = rata-rata skala jawaban responden untuk
masing-masing kelompok
X = skala jawaban responden
n = jumlah kasus
b. Deviasi dalam kelompok, diperoleh dengan
rumus :
x = X – X ………………………. (5)
c. Kuadrat deviasi dalam, diperoleh dengan
rumus :
X2 = (X – X)
2 …..…………… (6)
d. Deviasi mean kelompok dari mean total,
diperoleh dengan rumus :
dt = X – Xtot ……………….. (7)
dt2 = (X – Xtot)
2 ……………...... (8)
dimana:
n dt2= jumlah kasus dalam kelompok
dikalikan dt2
n dt2= jumlah ndt
2
Harga rasio-F, diperoleh dengan
rumus :
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 − 𝐹 = 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 (𝑀𝑆𝑏 )
𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 (𝑀𝑆𝑏 ) .. (9)
Harga kuadrat mean antar kelompok
(MSb) dan kuadrat mean di dalam kelompok
(Msw), dapat dicari dengan formulasi rumusan
sebagai berikut :
MSb = n dt2 / k-1…………... (10)
MSw = x2 / N-k ………….... (11)
Keterangan:
K = jumlah kelompok
N = total responden
Tes signifikansi untuk rasio-F, dengan cara
mengkonsultasikan harga perhitungan rasio-F
dengan harga kritik F dalam tabel. Untuk
mencari besarnya harga kritik F dalam tabel
terlebih dahulu dicari besarnya derajat
kebebasan (db) antar kelompok dan db di dalam
kelompok.
Derajat kebebasan antara kelompok (dbb)
dapat dicari dengan mengurangkan jumlah
kelompok (sampel) dengan satu.
Dbb = k-1…………… (12)
Sedangkan derajat kebebasan di dalam
kelompok (dbw) dapat dicari dengan
mengurangkan banyak kasus pada tiap-tiap
kelompok dikalikan dengan jumlah kelompok.
Dbw = k (n-1)………… (13)
Apabila hasil perhitungan harga rasio-F
lebih besar dari harga kritik F pada tabel (Fhitung
> Ftabel), maka hipotesis alternatifnya (Ha) dapat
diterima dan hipotesis nolnya (H0) ditolak. Pada
penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan
adalah 0,05.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 57
HASIL PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Responden dalam penelitian ini berasal
dari para kelompok tani, hal ini dipilih karena
untuk pelaksanaan pekerjaan Proyek
Pembangunan Prasarana pertanian Pasca
Tsunami paket III Aceh Barat dilakukan secara
swakelola dengan pelaksana proyek adalah
kelompok tani pada masing-masing lokasi
proyek atau desa. Jumlah responden yang
diambil adalah berjumlah 80 responden yang
dikelompokkan atas jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan tetap, lamanya mengelola
proyek yang serupa dan proyek yang pernah
terlibat. Pengelompokan ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah dan persentase dari masing-
masing karakter responden sehingga para
responden dapat lebih dikenal melalui ciri-ciri
yang telah disebut di atas. jelas identitas 80
responden berdasarkan karakteristik tersebut di
atas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik Responden
Demografi Frekuensi Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 80 100
Wanita 0 0
2. Usia
20 - 25 tahun 13 16,25
26 - 30 tahun 17 21,25
31 - 35 tahun 15 18,75
36 - 40 tahun 20 25
41 - 45 tahun 15 18,75
3. Pendidikan
SMP 27 33,75
SMA 41 51,25
Diploma 5 6,25
Lainnya 7 8,75
4. Pekerjaan Tetap
Petani 33 41,25
Buruh bangunan 26 32,5
Nelayan 0 0
Lainnya 21 26,25
5. Lamanya mengelola proyek serupa
Tidak pernah 54 67,5
Kurang dari 1 tahun 5 6,25
1-5 tahun 15 18,75
Lebih dari 5 tahun 6 7,5
6. Proyek yang pernah terlibat
Tidak pernah 54 67,50
Jalan 6 7,50
Gedung/rumah 8 10
Irigasi 3 3,75
Jembatan 9 11,25
Lainnya 0 0
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
58 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2
di atas, maka dapat dilihat dari 80 kuisioner
yang telah disebarkan kepada responden,
diperoleh informasi bahwa pada tingkat jenis
kelamin terbagi atas 80 orang laki-laki (100%)
dan 0 orang wanita (0%). Pada tingkatan usia,
usia dari responden sangat beragam, yaitu
tingkat usia 20-25 tahun sebanyak 13 orang
(16,25%), tingkat usia 26-30 tahun sebanyak 17
orang (21,25%), tingkat usia 31-35 tahun
sebanyak 15 orang (18,75 %), tingkat usia 36-
40 tahun sebanyak 20 orang (25%), tingkat usia
41-45 tahun sebanyak 15 orang (18,75%).
Untuk tingkat pendidikan, pekerjaan tetap,
lamanya mengelola proyek serupa dan proyek
yang pernah terlibat untuk presentase responden
dapat dilihat seperti pada Tabel 1 Karakteristik
Responden yang telah disajikan.
Analisis reliabilitas
Analisis reliabilitas untuk menilai validitas
kuisioner digunakan untuk penelitian yang
mana input datanya diperoleh berdasarkan data
dari kuisoner. Analisis reliabilitas dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai
Cronbach Alpha. Pada pengujian yang
menggunakan koefisien Cornbach Alpha, nilai
hasil pengujian harus lebih besar atau sama
dengan 0,5. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui atau menguji valid tidaknya
kuisioner yang digunakan. Hasil perhitungan
reliabilitas pada faktor Aspek perencanaan dan
penjadwalan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis Realibilitas Aspek perencanaan dan penjadwalan.
N A1 ... A5 Xt Xt2 A12 ... A52
1 1 ... 1 6 36 1 ... 1
2 1 ... 1 5 25 1 ... 1
… … ... … … … … … ... …
79 4 ... 4 21 441 16 ... 16
80 4 ... 5 20 400 16 ... 25
... Xt Xt2 149 ... 132
X
t
3
26
.
..
3
08
1
570
3301 689 ...
X
t2
1062 .
..
9486 4953 ...
Berdasarkan harga-harga tabel diatas maka
diperoleh nilai ri = 0,85.
Maka nilai koefisien Realibilitas Aspek
perencanaan dan penjadwalan = 0,85.
Hasil perhitungan reliabilitas keseluruhan dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Reliabilitas Aspek-aspek Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan
prasarana pertanian Pasca Tsunami paket III Aceh Barat pada dinas pertanian Aceh Barat
No Faktor Alpha Jlh Variabel Rata-rata
1 Aspek perencanaan dan penjadwalan 0,85 5 3,93
2 Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) 0,90 8 2,86
3 Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi 0,96 9 2,44
4 Aspek kesiapan / penyiapan sumber daya 1,18 8 2,36
5 Aspek sistim insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan 0,90 7 2,38
6 Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) 0,96 6 3,31
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 59
Hasil perhitungan uji reliabilitas untuk
mengukur keandalan kuisioner dari faktor-
faktor tersebut lebih besar dari 0,5 pada kolom
alpha. Hal ini berarti bahwa keandalan
kuisioner memenuhi koefisien minimum
Cronbach Alpha yang disyaratkan yaitu
minimum sebesar 0,5. Faktor Metode
penyampaian dokumen mempunyai nilai alpha
tertinggi yaitu sebesar 1,18 dengan rata-rata
jawaban responden sebesar 3,93, sedangkan
untuk urutan lainnya dapat dilihat pada Tabel di
atas.
Analisis deskriptif
Untuk mendapatkan nilai mean maka
tahapan yang selanjutnya dilakukan adalah
tahapan analisis deskriptif a dari keseluruhan
penilaian yang telah diberikan oleh para
responden atas variable yang telah diberikan.
Teknik penyajian data yang didapat dalam
memberikan gambaran mean dan peringkat
masing-masing parameter yang dibahas
disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Hasil dari
pengolahan data kuisioner melalui program
Microsoft Excel 2007 terhadap variabel-
variabel bebas (independent variabel) yaitu
aspek-aspek yang menyebabkan keterlambatan
pada proyek prasarana pertanian Pasca Tsunami
paket III Aceh Barat pada dinas pertanian Aceh
Barat adalah sebagai berikut :
a. Aspek perencanaan dan penjadwalan
Histogram hasil output Aspek perencanaan
dan penjadwalan dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut :
Gambar Histogram hasil output Aspek
perencanaan dan penjadwalan
Berdasarkan Gambar 1 Histogram output
tingkat faktor penyebab keterlambatan terhadap
Aspek perencanaan dan penjadwalan
menjelaskan bahwa rata-rata (mean) tertinggi
jawaban responden pada variabel rencana
urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik
sebesar 4,38 dan variabel penentuan durasi
kerja yang tidak seksama yang merupakan nilai
mean terendah sebesar 3,60.
b. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan
(kontrak)
Histogram hasil output aspek lingkup dan
dokumen pekerjaan (kontrak) dapat dilihat pada
Gambar 2 berikut :
Gambar 2. Histogram output Aspek
Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak)
Berdasarkan Gambar 2 Histogram output
aspek lingkup dan dokumen pekerjaan
(kontrak), rata-rata (mean) tertinggi 3,03 pada
variabel adanya permintaan tambahan pekerjaan
setelah pekerjaan selesai dan mean terendah
2,73 pada variabel lambatnya proses
penyelesaian jika terjadi perubahan
desain/detail pekerjaan.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
60 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
c. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan
komunikasi
Histogram hasil output aspek sistim
organisasi, koordinasi dan komunikasi
dapat dilihat pada Gambar 3 berikut :
Gambar 3. Histogram output aspek sistim
organisasi, koordinasi dan komunikasi
Berdasarkan Gambar 3 Histogram output
variabel Kualitas personil yang kurang
professional memperoleh nilai rata-rata
(mean) tertinggi sebesar 3,00 dan cara
pengawasan pekerjaan yang kurang teliti
untuk nilai mean terendah sebagai faktor
penyebab keterlambatan pelaksanaan
proyek sebesar 1,65.
d. Aspek kesiapan /penyiapan sumber daya
Histogram hasil output Aspek kesiapan
/penyiapan sumber daya dapat dilihat pada
Gambar 4 berikut :
Gambar 4. Histogram output Aspek kesiapan
/penyiapan sumber daya
Berdasarkan Gambar 4 Histogram
output variabel Kelalaian/keterlambatan
oleh sub kontraktor memperoleh nilai rata-
rata (mean) tertinggi dan tidak tersedianya
peralatan kerja yang cukup memadai untuk
alat kerja merupakan variabel dengan nilai
mean terendah pada aspek yang ditinjau
sebagai faktor penyebab keterlambatan.
e. Aspek sistim insfeksi, control dan evaluasi
pekerjaan.
Histogram hasil output Aspek sistim
insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan
dapat dilihat pada Gambar 5 berikut :
Gambar 5. Histogram output Aspek sistim
insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan
Berdasarkan Gambar 5 Histogram
output aspek sistim insfeksi, control dan
evaluasi pekerjaan, dapat dilihat bahwa
variabel Kurang tepat waktu melaksanakan
pekerjaan oleh kontraktor merupakan
variabel yang bernilai nilai rata-rata
(mean) tertinggi sebesar 3,19 dan variabel
proses dan tata cara evaluasi kemajuan
pekerjaan yang lama dan melewati jadwal
yang disepakati merupakan variabel yang
memiliki nilai mean terendah sebesar 1,50.
f. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan
pemilik dan kontraktor)
Histogram hasil output Aspek lain-lain
(Aspek diluar kemampuan pemilik dan
kontraktor) dapat dilihat pada Gambar 6
berikut :
Gambar 6. Histogram output Aspek lain-lain
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 61
(Aspek diluar kemampuan pemilik dan
kontraktor)
Berdasarkan Gambar 6 Histogram output
aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan
pemilik dan kontraktor), pada skala
pengukuran faktor tertinggi penyebab
keterlambatan penyelesaian pekerjaan
dengan nilai rata-rata (mean) 3,43 adalah
variable transportasi kelokasi proyek yang
sulit dan variabel dengan nilai mean
terendah 3,20 adalah Kondisi lapangan
diluar dugaan.
Berdasarkan analisis pada tiap-tiap aspek
maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
(mean) tertinggi terdapat pada aspek
perencanaan dan penjadwalan dengan
berbagai pertimbangan-pertimbangan
variabel yang telah dianalisis berdasarkan
jawaban dari pada para responden. Hal ini
menunjukkan bahwa aspek sebut
berdasarkan pilihan responden merupakan
aspek yang sangat berpotensial
menyebabkan keterlambatan penyelesaian
proyek, khususnya pada proyek yang
ditinjau.
Hipotesis Secara Simultan (hasil uji-F)
Dalam penelitian ini hipotesis yang
diberikan oleh peneliti adalah terdapat beberapa
aspek yang sangat berpotensial menyebabkan
keterlambatan penyelesaian proyek. Analisis
yang digunakan dalam pembuktian hipotesa ini
adalah analisis varian bertujuan untuk menguji
apakah ada perbedaan yang signifikan bilangan
rata-rata (mean) dari variabel yang diamati.
Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut
dilakukan uji-F. Uji-F ini dilakukan dengan
membandingkan Fhitung yang dihitung dengan
Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan
HA diterima atau dapat pula dilihat dari level of
signifikan alpha α = 0.05. Jika nilai
signifikansi lebih dari 0.05 maka Ho ditolak
dan HA diterima.
Analisis variansi dari keseluruhan aspek-
aspek penyebab keterlambatan proyek
pembangunan prasarana pertanian pasca
tsunami paket III Aceh Barat pada Dinas
Pertanian Aceh Barat dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Analisis Variansi Aspek-aspek Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan prasarana
pertanian Pasca Tsunami paket III Aceh Barat pada Dinas Pertanian Aceh Barat
Source of Variation SS Df MS F P-value F crit
Between Groups 11,85 5 2,37 6,75 0,00015 2,47
Within Groups 12,99 37 0,35
Total 24,83 42
Berdasarkan analisis varian aspek-aspek
penyebab keterlambatan proyek pembangunan
prasarana pertanian pasca tsunami paket III
Aceh Barat pada Dinas Pertanian Aceh Barat,
nilai F lebih besar dari nilai F kitik. Hal ini
menunjukkan Ha : β2, β3 `≠ 0 artinya hipotesa
yang diberikan sesuai yaitu terdapat beberapa
aspek yang sangat berpotensial menyebabkan
keterlambatan penyelesaian proyek.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
62 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang dilakukan terhadap
keterlambatan proyek khususnya pada
pembangunan rehabilitasi prasarana pertanian
pasca tsunami paket III Kabupaten Aceh Barat,
maka disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Untuk kelayakan kuisoner yang diajukan
kepada responden dengan menggunakan
analisis reliabilitas pada kuisoner sebagai
alat penelitian, kuisoner yang diajukan
dinyatakan layak digunakan dan dapat
dilanjutkan untuk melakukan analisis
selanjutnya karena berada diatas nilai
Cronbach Alpha 0,5.
2. Perolehan nilai mean tertinggi sebagai
faktor yang berpengaruh menyebabkan
keterlambatan penyelesaian proyek sampai
dengan terendah untuk masing-masing
aspek dan variabel pada masing-masing
aspek yang ditinjau adalah:
a. Aspek perencanaan dan penjadwalan
dengan variabel rencana urutan kerja
yang tidak tersusun dengan baik dan
variabel penentuan durasi waktu kerja
yang tidak seksama. Kesemua variabel
ini sangat terkait dimana jika rencana
urutan kerja tidak tersusun dengan baik
maka sangat besar kemungkinan durasi
waktu kerja juga akan terencana dengan
seksama.
b. Aspek lain-lain (Aspek diluar
kemampuan pemilik dan kontraktor)
dengan variabel transportasi kelokasi
proyek yang sulit dan variabel kondisi
lapangan diluar dugaan. Transportasi
yang sulit dan kondisi lapangan yang
diluar dugaan akibat adanya kesalahan
perencanaan akan sangat menyulitkan
kegiatan penyaluran tenaga kerja,
material, alat kerja dan lain yang
berhubungan dengan kebutuhan proyek.
Ini tentunya akan sangat berpengaruh
sehingga terjadinya keterlambatan
penyelesaian pekerjaan sangat besar.
c. Aspek Lingkup dan Dokumen
pekerjaan (kontrak) dengan variabel
adanya permintaan tambahan pekerjaan
setelah pekerjaan selesai dan variabel
apabila terjadi perubahan desain/detail
pekerjaan, prosesnya lambat.
Lambatnya pemprosesan perubahan
desain atau detail pekerjaan seperti
gambar perubahan kerja akibat dari
adanya permintaan tambahan pekerjaan
akan sangat menggganggu dari pada
jadwal penyelesaian yang telah
direncanakan.
d. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan
komunikasi dengan variabel kualitas
personil yang kurang professional dan
variabel cara pengawasan pekerjaan
kurang teliti. Kurangnya kualitas
personil yang bekerja dilapangan dan
kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan
pengawasan pekerjaan akan
menyebabkan banyaknya kesalahan
pekerjaan dan akan terjadi
pengulangan-pengulangan pekerjaan
yang sama yang tentunya hal ini akan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 63
menyebabkan kerugian pada biaya dan
keterlambatan waktu penyelesaian
pekerjaan.
e. Aspek sistim insfeksi, control dan
Evaluasi pekerjaan dengan variabel
kurang tepat waktu melaksanakan
pekerjaan oleh kontraktor dan variabel
proses dan tata cara evaluasi kemajuan
pekerjaan yang lama dan lewat jadwal
yang disepakati. Lamanya dilakukan
evaluasi pekerjaan akan terjadi waktu
tunggu pekerjaan selanjutnya yang
tentunya ini akan berdampak pada tidak
tepatnya lagi waktu pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya, dan juga
pemilihan waktu pelaksanaan pekerjaan
yang salah akan menyebabkan
penyelesaian pekerjaan yang tidak tepat
waktu.
f. Aspek kesiapan /penyiapan sumber
daya dengan variabel
kelalaian/keterlambatan oleh sub
kontraktor pekerjaan dan variabel tidak
tersedianya alat /peralatan kerja yang
cukup memadai untuk alat kerja.
Kelalaian sub kontraktor dalam
melaksanakan kegiatan seperti tidak
menyediakan peralatan kerja yang
memadai dan memulai pekerjaan
pekerjaan lebih lama dari yang
dijadwalkan, merupakan suatu masalah
yang sering dilakukan oleh
subkontraktor sehingga pada akhirnya
mereka tidak dapat mengejar dari pada
progres yang telah ditetapkan sehingga
terjadi keterlambatan waktu
penyelesaian pekerjaan.
3. Hipotesis secara simultan terhadap faktor-
faktor penyebab keterlambatan proyek
menunjukkan Ha : β2, β3 `≠ 0 artinya
hipotesa yang diberikan sesuai yaitu
beberapa aspek yang ditinjau sangat
berpotensial menyebabkan keterlambatan
penyelesaian proyek berdasarkan analisis
varian rata-rata terhadap faktor-faktor yang
ditinjau dimana nilai F lebih besar dari
nilai F kitik.
Saran
1. Dalam pelaksanaan perencanaan suatu
pekerjaan terutama pekerjaan bangunan air
seperti pembangunan saluran irigasi, pada
pihak-pihak yang terlibat didalamnya
sangat penting untuk memahami dan
mempelajari daerah-daerah yang akan
dibangun agar keadaan salah perencanaan,
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan
rencana dapat diantisipasi dan tidak terjadi,
sehingga hal ini dapat menjadi pengurang
dari faktor penyebab keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
2. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi,
diharapkan kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam konstruksi agar dapat lebih
memperhatikan lagi kondisi-kondisi dan
faktor-faktor yang dapat berpengaruh
dalam penyelesaian pekerjaan agar
nantinya hal-hal yang tidak diharapkan
seperti keterlambatan penyelesaian proyek
dapat diantisipasi segera dan proyek dapat
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
64 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
berjalan lancar sesuai dari yang diharapkan
pada masa mendatang.
3. Responden terdiri dari kelompok tani yang
melaksanakan proyek yang terkait dengan
latar belakang non teknik (petani) sehingga
dalam pelaksanaan pekerjaan proyek
tentunya sangat banyak kendala-kendala
yang dihadapi kurangnya pemahaman
tentang konstruksi sehingga membutuhkan
lebih banyak bimbingan dan pengawasan
pekerjaan. Tentunya ini juga merupakan
suatu faktor yang dapat juga menyebabkan
salah satu keterlambatan penyelesaian
pekerjaan sehingga kedepannya
diharapkan untuk pekerjaan yang sama
(swakelola oleh kelompok non teknik)
pemilik proyek agar dapat lebih
memperhatikan lagi personil yang bekerja
seperti melakukan beberapa bimbingan
teknik kepada pekerja tersebut sebelum
pelaksanaan proyek dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arma, A. J dan Lubis, 2010. Teknik Sampling Dalam
Pelaksanaan Penelitian. updated Maret 2011.
Viewed 2010, Available FromInternet
<http://www.google.com>.
Aprilian, T., 2010, Analisis Produktifitas Tenaga
Kerja Pada Pekerjaan Struktur Rangka Atap
Baja. Skripsi. Universitas Sebelas Maret:
Surakarta.
Arikunto, S., 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Dewi, R., 2004. Identifikasi Sumber Resiko dan
Tindakan Koreksi Terjadinya Cost Overrun
Dalam Pengelolaan Sub kontraktor
Pekerjaan Struktur Pada Bangunan Gedung
Bertingkat. Tesis. Universitas Indonesia:
Jakarta.
Dipohusodo, I., 1996. Manajemen Proyek dan
Konstruksi, Jogyakarta: Kanisius.
IATST, 2011. Teknik Sipil, viewed 02 April 2012.
Available From Internet
http://ilustri.org/index.php?option=com_cont
ent&view=article&id=62:manajemen-
konstruksi&catid=63:manajemen&Itemid=2
Nurmawati, 2008. Pengukuran Ranah Efektif Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
Penilaian Berbasis Kelas, updated Maret
2011, viewed 2008, Available From Internet
<http://www.google.com>.
Proboyo, B., 1998. Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan Proyek Klasifikasi dan
Peringkat dari Penyebab-penyebabnya.
Program Pascasarjana Studi Manjemen
Konstruksi Universitas Kristen Petra:
Surabaya.
Sigiyono, 2003., Metode Penelitian Bisnis, CV.
Bandung: Alfabeta.
Sinungan, M., 2003. Produktivitas Apa Dan
bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryadi dan Ramdhani., 1998. Sistem Pendukung
Keputusan Suatu Wacana Struktural
Idealisasi dan Implementasi Konsep
Pengambilan Keputusan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Yin. R., 1994. Case Study Research Design and
Methods. Secont Edition: London.
Widiarti, A., 2010. Akutansi Konstruksi Untuk
Perusahaan Property dan Developer. Skripsi.
STMIK AMIKOM: Yogyakarta.