35

Click here to load reader

Kajian Penyakit Diare FIX

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kajian penyakit diare

Citation preview

I. Resep

II. Skrining Resep2.1 Skrining AdministratifBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, dinyatakan bahwa skrining resep yang dilakukan oleh apoteker meliputi: 1. Persyaratan administratif :a. Nama, SIP, dan alamat dokterb. Tanggal penulisan resepc. Tanda tangan/paraf dokter penulis resepd. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasiene. Nama obat, potensi, dosis, dan jumlah yang dimintaf. Cara pemakaian yang jelasg. Informasi lainnya2. Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara, dan lama pemberian.3. Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan. Apoteker juga melakukan penyiapan obat yang meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat. 2.1 Persyaratan AdministratifHasil skrining persyaratan administrasi pada resep dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Hasil Skrining persyaratan administratifKelengkapan ResepAdaTidak ada

Identitas dokter Nama

SIP

SIK

Alamat rumah

Alamat praktek

No Telp

Hari dan jam kerja

SuperscriptioSimbol R/

Nama Kota

Tanggal resep

Inscriptio Nama obat

Kekuatan/potensi obat

Jumlah obat

SubscriptioBentuk sediaan obat (BSO)

SignaturaFrekuensi pemberian

Jumlah pemberian obat

Waktu minum obat

Informasi lain

PenutupParaf

Tanda tangan

Identitas pasienNama

Alamat

Umur

Jenis kelamin

Berat badan

Tinggi badan

Berdasarkan persyaratan di atas, diketahui identitas dokter yang dicantumkan pada resep tersebut kurang lengkap karena tidak tercantum SIK, alamat rumah, hari, jam kerja,. Tidak adanya SIK, paraf atau tanda tangan dokter penulis resep akan menjadikan resep tidak otentik dan tidak sah. Hari dan jam kerja dokter diperlukan untuk mempermudah dalam menghubungi dokter apabila terdapat permasalahan atau ketidak-rasionalan pada resep.Data mengenai kekuatan obat tidak lengkap sehingga diberikan dengan kekuatan yang paling kecil, data ini penting untuk menghindarkan terjadinya kesalahan dalam dispensing obat kepada pasien. Data mengenai waktu minum obat penting diketahui untuk menentukan waktu penggunaan obat (sebelum atau sesudah makan) guna menghindarkan terjadinya interaksi antar obat yang digunakan sehingga penggunaan obat dapat memberikan efek yang optimal. Data mengenai bentuk sediaan obat pada resep telah dicantumkan, dimana L Bio dalam bentuk sachet, zinckid dalam bentuk sirup dan renalit dalam bentuk larutan. Data ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat sehingga dapat disesuaikan antara bentuk sediaan obat dengan indikasi untuk setiap tahapan terapi yang dijalani pasien.Selain itu, identitas pasien (alamat, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan) juga tidak tercantum dalam resep tersebut. Identitas pasien diperlukan untuk menghindari terjadinya medication error dalam melakukan perhitungan dosis individual dan mempermudah penelusuran tempat tinggal pasien apabila terjadi masalah atau kesalahan dalam melayani obat ataupun pada saat melakukan monitoring dan evaluasi pengobatan pasien.Berdasarkan pemeriksaan kelengkapannya, resep di atas kurang lengkap karena terdapat beberapa informasi yang tidak tercantum, namun karena dalam hal ini diumpamakan dokter penulis resep adalah dokter yang praktek di apotek tersebut dan informasi penting yang diperlukan untuk peracikan resep telah tersedia sehingga resep dapat diproses lebih lanjut. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dirangkum permasalahan terkait persyaratan administratif dan pengatasannya sebagai berikut: Identitas dokter dan identitas pasien yang tercantum di dalam resep tersebut kurang lengkap. Dalam resep hanya tercantum obat-obatan yang akan diberikan.Pengatasan:Perlu dikonsultasikan pada dokter penulis resep mengenai kelengkapan identitas tersebut.2.2 Skrining FarmasetisA. Bentuk sediaanSediaan obat L Bio dalam bentuk serbuk yang dikemas dalam sachet, Zinckid 10 mg/5mL tersedia dalam bentuk sirup dan Renalit yang merupakan cairan elektrolit tersedia dalam bentuk larutan.B. Dosis Dosis masing-masing sediaan dalam resep sudah tercantum dengan jelas.C. Potensi/kekuatanPenulisan kekuatan pada resep di atas belum lengkap sehingga diberikan dengan kekuatan yang paling kecil dimana zinckid dengan kekuatan 10 mg/5mL dalam sediaan sirup.. sedangkan L Bio dan Renalit telah tersedia dengan satu kekuatan saja. D. StabilitasResep terdiri dari tiga sediaan tunggal yang memiliki stabilitas yang sama. Adapun stabilitas masing-masing sediaan tersebut adalah:a. L Bio Stabil pada suhu kamar (2-80C)b. Zinckid syr Stabil pada suhu kamar (25 oC) (Lacy et al., 2011)c. RenalitStabil pada suhu kamar (25 oC) (Lacy et al., 2011)E. InkompatibilitasInkompatibilas apabila sediaan dapat terjadi apabila suatu sediaan dicampurkan dengan makanan, tempat penyimpananya, maupun dengan sediaan lain. Pada resep, tidak terdapat inkompatibilitas karena tidak ada sediaan yang diracik.

2.3 Skrining FarmakologiSkrining farmakologi merupakan tahapan yang harus dilakukan apoteker dalam menunjang anamnese kefarmasian terhadap kondisi pasien. Skrining farmakologi bertujuan untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional yang dapat dilakukan dengan analisis terhadap kandungan, dosis, indikasi, efek samping, dan interaksi yang mungkin terjadi dari masing-masing obat yang diresepkan oleh dokter kepada pasien. Adapun hasil skrining farmakologi masing-masing obat dapat dilihat pada tabel 2.Tabel 2. Hasil Skrining Farmakologi ResepNama Obat/ DosisDosis dalam literaturIndikasiEfek Samping

L Bio (Viable cell counts 1 x 109 CFU/g (Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longum, Streptococcus thermophillus), vit C 10 mg, Vit B1 0,5 mg, Vit B2 0,5 mg, Vit B6 0,5 mg, niacin 2 mg, protein 0,02 gram, fat 0,1 gram)Viable cell counts 1.109 CFU/mg 6.109 CFU/mg (Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longum, Streptococcus thermophillus)Treatment untuk diare dan pencegahan intoleransi laktosa.Perut kembung dan infeksi

Zinckid syr (10mg/5mL)Dosis untuk anak 1-10 tahun:10 mg per hari (Lacy et al., 2007)Sebagai mikronutrien pengganti zinc yang hilang dari tubuh akibat diare serta mereduksi durasi dan tingkat keparahan diare (WHO, 2005).Nyeri abdomen, mual, muntah dan gastritis

Renalit (Na 15 mEq, K 4 meq, glucose 4 g, CI 13 meq, citrate 2 meq dalam 200 mL larutan)Na 75 mEq/L natrium, 75 mmol/L glukosa, 65 mEq/L klorida,20 mEq/L kalium, dan 10 mEq/L sitrat (WHO, 2005)Terapi dan pencegahan dehidrasi ringan-sedang akibat diare dan muntah

Untuk mengetahui tujuan peresepan obat tersebut sehubungan dengan kondisi spesifik pasien dan menilai kerasionalitasan pengobatan yang diterima, maka seorang apoteker harus melakukan analisis dan menelaah satu persatu obat yang diterima pasien dan menegakan anamnesa kefarmasian agar mengetahui bahwa pengobatan yang diterima sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klinis pasien dan mengetahui Drug Related Problem (DRP) yang mungkin ditimbulkan.

III. Anamnase KefarmasianAnamnese kefarmasian dilakukan berdasarkan analisis terhadap jenis obat dan indikasi masing-masing obat yang diresepkan oleh dokter kepada pasien. Adapun obat-obat yang diresepkan dokter berserta indikasinya dapat dilihat pada tabel 3.Tabel 3. Indikasi masing-masing obat dalam resep dan anamnesa kefarmasian.Nama ObatKandunganIndikasiAnamnesa Kefarmasian

L BioViable cell counts 1 x 109 CFU/g (Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longum, Streptococcus thermophillus), vit C 10 mg, Vit B1 0,5 mg, Vit B2 0,5 mg, Vit B6 0,5 mg, niacin 2 mg, protein 0,02 gram, fat 0,1 gram Treatment untuk diare dan pencegahan intoleransi laktosa.Berdasarkan pengobatan yang diterima, pasien memperoleh 3 kombinasi obat yaitu L Bio dan Zinckid syr untuk pengobatan diare pasien, dan Zinckid syr yang merupakan cairan elektrolit digunakan untuk mencegah dehidrasi dan mengganti cairan tubuh yang hilang akibat seringnya buang air besar (diare) sehingga pasien diduga mengalami diare ringan tanpa mengalami dehidrasi.

Zinckid syr10 mg/5mLSebagai mikronutrien pengganti zinc yang hilang dari tubuh akibat diare serta mereduksi durasi dan tingkat keparahan diare

RenalyteNa 15 mEq, K 4 meq, glucose 4 g, CI 13 meq, citrate 2 meqTerapi dan pencegahan dehidrasi ringan-sedang akibat diare dan muntah.

Hasil anamnese kefarmasian perlu diperkuat dengan menanyakan kepada pasien (keluarga pasien) tentang identitas dan keluhan yang dialami pasien serta informasi tentang obat yang diperoleh dari dokter dengan metode three prime question. Three Prime Question (3PQ) dilakukan untuk mengetahui apa yang dokter beritahukan kepada pasien mengenai obat yang diberikan, untuk mengetahui apakah pasien mengetahui cara penggunaan obat sesuai penjelasan dokter, dan untuk mengetahui harapan pasien setelah menerima obat tersebut. Dengan demikian apoteker dapat menganalisa dengan baik bagai mana kondisi pasien sehingga bisa menganalisisa kesesuaian penyakit yang diderita pasien dengan resep yang diberikan. Apt : Bagaimana penjelasan dokter tentang obat yang anak ibu terima?Pasien : Dokter tidak banyak berbicara, dokter hanya memberikan 3 jenis obat kepada anak saya dimana obat tersebut dapat mengatasi diare yang dialami anak saya.Apt : Bagaimana penjelasan dokter tentang cara menggunakan obat yang anak ibu terima?Pasien : Dokter mengatakan bahwa aturan pakai dan cara minum obat dapat ditanyakan lebih jelas pada apoteker yang memberikan obat ini nantiApt : Apa harapan dokter setelah ibu mengkonsumsi obat penjelasan dokter tentang cara menggunakan obat yang anak ibu terima?Pasien : Dokter mengatakan bahwa setelah mengkonsumsi ketiga obat ini dengan teratur, diare anak saya dapat sembuh. Dokter menyarankan untuk perbanyak memberi air maupun Renalit. Apabila obat ini habis dan tidak ada perubahan pada anak saya, saya dianjurkan untuk mengkonsulttasikan keadaan anak saya kembaliAdapun pertanyaan-pertanyaan lain yang dapat diajukan kepada ibu pasien untuk menguatkan anamnesa adalah sebagai berikut.Pertanyaan Apoteker Jawaban Pasien

Keluhan datang ke dokter Balita berumur 1,5 tahun buang air besar lebih dari 5x, tinja encer berwarna kuning, tidak berisi darah, dan Tidak mengalami demam

Durasi Gejala Sejak kemarin

Riwayat penyakit lain-

Riwayat alergi obat -

Menurut WHO (2005) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Diare diklasifikasikan berdasarkan jenisnya menjadi empat yaitu :1. Diare AkutDiare akut merupakan diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.2. DisentriDisentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Disentri dapat menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.3. Diare persistenDiare persisten merupakan diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Diare persisten dapat menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.4. Diare dengan masalah lainAnak-anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) dapat disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.Diare akut yang disebabkan infeksi dapat disertai dengan muntah, demam, hematosechia, nyeri perut sampai kram. Pasien yang mengalami kehilangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah/ mulut kering, tulang pipi menonjol, turgor berkurang, suara serak. Selain itu, dapat terjadi asidosis metabolik yang menyebabkan frekuensi pernafasan cepat, gangguan kardiovaskuler berupa nadi yang cepat tekanan darah menurun, pucat, akral dingin kadang-kadang sianosis, aritmia jantung karena gangguan elektrolit, anura sampai gagal ginjal akut.Gejala diare akut dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu : a. Fase prodromal (sindroma pra-diare) : pasien mengeluh penuh di abdomen, nausea, vomitus, berkeringat dan sakit kepala b. Fase diare : pasien mengeluh diare dengan komplikasi (dehidrasi, asidosis, syok, dan lain-lain), kolik abdomen, kejang dengan atau tanpa demam, dan sakit kepala c. Fase pemulihan : gejala diare dan kolik abdomen berkurang, disertai kelelahan Diare yang terjadi dapat dibedakan berdasarkan terjadinya inflamasi maupun tidak pada manifestasi klinisnya. Berikut ini yang perbedaan diare inflamasi dan diare non inflamasi.Tabel 2. Manifestasi yang membedakan diare inflamasi dan noninflamasiManifestasiDiare inflamasiDiare noninflamasi

Karakter tinja

Patologi

Mekanisme diare

Kemungkinan patogen

Volume sedikit, mengandung darah dan pus

Inflamasi mukosa colon dan ileum distal

Inflamasi mukosa mengganggu absorbsi cairan yang kemungkinan efek sekretorik dari inflamasi

Shigella, Salmonella, Clampylobacter, E. coli, EIEC, Clostridium difficile, Yersinina enterocolitica.

Volume banyak, cair, tanpa pus atau darah

Usus halus proksimal

Diare sekretorik/osmotik yang diinduksi oleh enterotoksin atau mekanisme lainnya. Tidak ada inflamasi mukosa

Kolera, ETEC, EPEC, keracunan makanan tipe toksin, rotavirus, Adenovirus, NLV, cryptosporidia, Giardia lamblia

(Fledmann et al., 2010)Adapun tata laksana terapi untuk penanganan kasus diare umum dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Guideline Therapy pada Kasus Diare Secara Umum (DiPiro et al., 2008)Berdasarkan tata laksana terapi tersebut maka sesuai dengan gejala yang dialami pasien, pasien mengaami diare akut tanpa disertai demam. Pasa pasien diare akut tanpa disertai demam, terapi yang diberikan adalah berupa terapi simpatomatik berupa elektrolit dan diet. Pada resep telah diberikan renalyte sebagai pengganti cairan tubuh atau elektrolit sehingga terapi yang diberikan telah sesuai. Berdasarkan tata laksana terapi, pasien anak-anak dengan diare akut disarankan untuk diberikan terapi berupa rehidrasi oral untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada pasien. Rehidrasi oral pada anak penting dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi berat. Berikut ini adalah tata laksana pemberian rehidrasi oral berdasarkan tingkat dehidrasinya.Gambar 2. Tatalaksana terapi dehidrasi pada kasus diare anak (Seah et al., 2011)Berdasarkan tatalaksana terapi diatas, perlu digali informasi mengenai berat badan pasien apakah mengalami penurnan atau tidak. Pasien tidak mengalami gejala dehidrasi seperti bibir kering, tidak terdapat mata cowong dan kulit tidak keriput. Pasien diberikan terapi rehidrasi oral berupa oralit.. Resiko dehidrasi rentan terjadi pada bayi penderita diare dan terapi rehidrasi dipertimbangkan sebagai standar terapi untuk mengobati diare akut pada bayi dan anak-anak.Selain itu juga diberikan zinckid dengan kandungan zinc 10mg/5ml. Suplemen zinc diberikan untuk kasus diare pada anak sampai usia 5 tahun. Konsumsi zinc ketika diare dapat menurunkan durasi diare dan tingkat keparahan diare, serta menurunkan angka kejadian diare dalam jangka waktu 2-3 bulan. Pemberian zinc dilakukan sejak mulai diare selama 10-14 hari (WHO, 2005). Pasien juga memperoleh L Bio yang merupakan probiotik untuk bayi dan balita. Probiotik dapat merangsang respon kekebalan tubuh dan menekan respon inflamasi sehingga dapat mempercepat penyembuhan diare(Firmansyah, 2001).

IV. Penilaian RasionalitasPenilaian rasionalitas dilakukan dengan analisis SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Plan). Analisis SOAP dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pengobatan yang rasional. Seorang ibu membawa anaknya yang berumur 1,5 tahun untuk menebus resep yang diperoleh dari dokter. Ibu mengaku anaknya mengalami diare sejak kemarin pagi. Adapun penjabaran mengenai subyektif, obyektif, assesment, dan plan adalah sebagai berikut:4.1 SubyektifData subyektif untuk mendukung anamnase kefarmasian berupa keluhan-keluhan yang dialamai pasien. Berdasarkan hasil percakapan maka diperoleh data subjektif sebagai berikut:Keluhan Utama

Keluhan tambahan:

:buang air besar lebih dari 5x, tinja encer berwarna kuning, tidak berisi darah, dan tidak mengalami demam.-

4.2 ObjektifData obyektif adalah data hasil laboratorium atau hasil test kesehatan pasien yang dapat menunjang anamnase kefarmasian. Data obyektif pasien tidak didapatkan karena pasien tidak mengalami demam sehingga tidak dilakukan test terhadap tinja pasien.4.3 AssesmentObat yang diterima pasien adalah: L Bio dengan aturan pakai 1 kali sehari setelah makan Zinckid syr 10 mg/5mL dengan aturan pakai 1 kali sehari 1 sendok teh (5 mL) setelah makan, Renalyte dengan aturan pakai digunakan sampai habis.Berdasarkan hasil anamnase kefarmasian pasien menderita diare tanpa mengalami dehidrasi sehingga diberikan L Bio dan Zinckid syr untuk mengurangi diare yang dialami pasien dan Renalyte digunakan untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat diare.Untuk menganalisis rasionalitas dari obat yang diberikan maka dilakukan analisis DRP (Drug Related Problem). Adapun analisis DRP meliputi:1. Unnecesary Drug TherapyDalam kasus ini seluruh obat yang diresepkan dokter diperlukan oleh pasien untuk mengatasi berbagai keluhan dan gejala sesuai kondisi spesifik dari pasien. Sehingga tidak ada terapi obat yang tidak diperlukan dalam kasus ini.2. Wrong DrugDalam kasus ini indikasi tiap obat yang diresepkan oleh dokter telah sesuai dengan kondisi spesifik dari pasien. Hal ini diketahui dengan membandingkan indikasi tiap obat yang diresepkan dengan guideline therapy dari kondisi yang dimungkinkan dan disesuaikan dengan analisa subjektif-objektif pasien. Oleh karena itu disimpulkan bahwa tidak ada obat yang salah dari resep dalam kasus ini.3. Dose too highDari analisa ketepatan dosis dengan membandingkan dosis tiap obat dalam resep dengan dosis lazim dan dosis maksimum dari literatur. Dosis yang diterima pasien tidak ditemukan lebih tinggi dari dosis maksimum dalam terapi.4. Dose to LowDosis yang diterima pasien tidak ditemukan lebih rendah dari dosis lazim dalam terapi.5. Adverse Drug reactionPenggunaan obat dalam resep memiliki risiko ADR. Adapun ADR yang dapat terjadi seperti Perut kembung, infeksi, Nyeri abdomen, mual, muntah dan gastritis.6. Drug InteractionPada resep tidak terdapat interaksi obat satu sama lainnya sehingga penggunaan bersama ketiga obat ini relatif aman.7. Innapropriate AddherenceBanyaknya jumlah obat yang diresepkan dan pemberiannya pada waktu yang berbeda-beda membuat munculnya masalah kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat-obat tersebut dalam hal ini peran ibu sangan diperlukan.8. Need Additional TherapySeluruh keluhan dan gejala yang dialami pasien telah mendapatkan terapi yang sesuai dari obat yang diresepkan oleh dokter. Sehingga dalam kasus ini tidak diperlukan adanya terapi obat tambahan.Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka dapat disarankan pengatasan DRP yang terjadi adalah sebagai berikut:1. ADR (Adverse Drug Reaction)KIE pasien agar tidak panik dan segera menghubungi dokter apabila hal tersebut terjadi.2. Innapropriate AddherenceKepatuhan pasien dapat ditingkatkan dengan memberikan catatan atau kartu meminum obat kepada ibu pasien sehingga pasien tidak salah meminum obat serta memberikan KIE mengenai waktu minum obat dan cara pemberian Renalyte.

4.4 PlanRencana pengobatan yang diberikan kepada pasien terdiri dari terapi non farmakologi dan terapi farmakologi.1. Terapi Non FarmakologiTerapi non farmakologi yang dapat diberikan pada pasien meliputi:Berdasarkan WHO (2005), edukasi yang dapat diberikan kepada ibu pasien adalah sebagai berikut:a. Edukasi ibu pasien untuk memberikan cairan rehidrasi. Jika tersedia di rumah, sebaiknya ibu memberikan ORS (oral rehydration solution) kepada pasien. ORS tidak hanya berfungsi sebagai treatment dehidrasi, namun juga terbukti dapat mencegah dehidrasi yang muncul pada anak yang mengalami diare. Seorang apoteker hendaknya memberikan advice kepada ibu pasien mengenai cairan yang sebaiknya diberikan. Berikut adalah daftar cairan yang dapat diberikan kepada pasien.Good Liquid Without SaltGood Liquid With Salt

Clean waterORS solution

Unsalted rice waterSalted soup

Unsalted yogurt drinkSalted yogurt drink

Green coconut waterSalted rice water

Weak tea

Unsweetened fresh fruit juice

b. Edukasi ibu pasien mengenai penggunaan suplemen zinc. Zinc terbukti mampu mereduksi durasi dan tingkat keparahan diare. Zinc sangat berperan penting dalam sistem imun anak dan akan menghindari anak mengalami diare kembali setelah 2-3 bulan terapi. Kemudian ingatkan ibu pasien mengenai pentingnya pemberian zinc secara penuh selama 10-14 hari meskipun diare telah berhenti. c. Edukasi ibu pasien untuk tetap memberikan asi eksklusif pada bayi karena dalam ASI terkandung antibody untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi.d. Edukasi ibu pasien mengenai kondisi klinis yang mengharuskan pasien untuk memperoleh pertolongan medis segera, seperti ketika bayi telah kehilangan banyak feses, merasa sangat haus, mata cekung (3 tanda dehidrasi pada anak), kondisi tidak membaik setelah 3 hari, demam serta tidak dapat makan dan minum secara normal.

2. Terapi FarmakologiBerdasarkan hasil anamnase kefarmasian dan analisis DRP makan obat yang diberikan kepada pasien telah tepat yaitu: L Bio sebagai probiotik dengan aturan pakai 1 kali sehari 1 sachet. Zinckid syr untuk mengurangi diare dan pencegahan diare dengan aturan pakai 1 kali sehari 1 sendok teh. Renalyte sebagai pengganti cairan tubuh bayi yang hilang saat diare dengan aturan pakai diberikan sampai habis dalam 1 hari.Selain melakukan terapi non farmakologi dan terapi farmakologi untuk menunjang pengobatan yang rasional diperlukan juga monitoring dan evaluasi mengenai perkembangan dari kondisi pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

V. Compounding5.1 Penyiapan Obat Setelah melakukan skrining administrasi dan skrining farmakologi (berdasarkan penilaian kesesuain farmasetis dan pertimbangan klinis), serta menjamin ketersediaan stok di apotek, obat-obat yang disepakati dengan dokter untuk diberikan pada pasien kemudian disiapkan. Obat yang disiapkan antara lain: 1. L Bio sebanyak 10 sachet. 2. Zinckid syr sebanyak 1 botol 60 mL 3. Renalyte sebanyak 1 botol 200 mL 5.2 Check and Sign off Pada proses ini dilakukan pengecekan kembali obat-obat yang telah ambil, baik jenis, jumlah, maupun kondisi fisik dan kemasan primer obat. Selanjutnya obat-obat yang telah diyakini telah tepat berdasarkan parameter tersebut di atas dimasukkan ke dalam klip dan masing-masing diberi etiket dengan ketentuan berikut: 1. L Bio dimasukan ke dalam klip sebanyak 10 sachet dan pada etiket diberi keterangan diminum 1 kali sehari 1 bungkus pada pagi hari setelah makan atau pada saat makan.2. Zinckid syr diberi etiket putih, pada etiket diberi keterangan di minum 1 kali sehari 1 sendok teh (5mL) pada pagi hari 1 jam sebelum makan.3. Renalyte diberi etiket putih, pada etiket diberi keterangan di minum sampai habis dalam 1 hari.5.3 Pelabelan Etiket L BioApotek Kimia Farma 66 PatimuraJL. patimura No. 59 Denpasar (0361-234797)

APA : Erwan Saefurohman, S.Farm., Apt.SIPA : 446/DIKES/122.XII.SIPA/2013

Nama Pasien:Kadek AprilianiNo. 899 Usia: 1,5 tahunDenpasar, 26-02-2015

1 x sehari 1 tablet/kapsul/bungkus Pagi Sebelum/Bersama/Setelah makan Siang Sore Malam(Jauhkan Obat dari Jangkauan Anak-anak)

Hubungi Apoteker/Asisten Apoteker bila membutuhkan informasi obat

Ttd apoteker

Obat ini diminum secara teratur, jangan hentikan tanpa konsultasi dokterL BioUntuk mengurangi gejala diare

Etiket Zinckid syrupApotek Kimia Farma 66 PatimuraJL. patimura No. 59 Denpasar (0361-234797)

APA : Erwan Saefurohman, S.Farm., Apt.SIPA : 446/DIKES/122.XII.SIPA/2013

Nama Pasien:Kadek AprilianiNo. 899 Usia: 1,5 tahunDenpasar, 26-02-2015

1 x sehari 1 sendok teh (5mL) Pagi Sebelum/Bersama/Setelah makan Siang Sore Malam(Jauhkan Obat dari Jangkauan Anak-anak)

Hubungi Apoteker/Asisten Apoteker bila membutuhkan informasi obat

Ttd apoteker

Obat ini diminum secara teratur, jangan hentikan tanpa konsultasi dokterZinckid syrUntuk mengurangi gejala diare

Etiket Renalyte Apotek Kimia Farma 66 PatimuraJL. patimura No. 59 Denpasar (0361-234797)

APA : Erwan Saefurohman, S.Farm., Apt.SIPA : 446/DIKES/122.XII.SIPA/2013

Nama Pasien:Kadek AprilianiNo. 899 Usia: 1,5 tahunDenpasar, 26-02-2015

Diminum sampai habis dalam 1 hari Pagi Sebelum/Bersama/Setelah makan Siang Sore Malam(Jauhkan Obat dari Jangkauan Anak-anak)

Hubungi Apoteker/Asisten Apoteker bila membutuhkan informasi obat

Ttd apoteker

Obat ini diminum secara teratur, jangan hentikan tanpa konsultasi dokterRenalyteUntuk mencegah dehidrasi

VI. DispensingPada saat penyerahan obat, seorang apoteker perlu memastikan ketepatan obat yang diberikan kepada pasien dan memastikan apakah pasien paham mengenai pengobatan yang diberikan untuk mencegah terjadinya kesalahan pengobatan pasien. Untuk itu obat yang diserahkan pada pasien harus disertai dengan pemberian KIE.

VII. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) yang diberikan meliputi cara penggunaan obat, aturan pakai obat, waktu penggunaan obat, cara penyimpanan obat, efek samping yang mungkin akan muncul, dan hal-hal lain seperti penjelasan mengenai asupan makanan minuman dan hal yang harus dihindari sebagai bagian dari terapi nonfarmakologi.Terapi Farmakologi Lacto B Indikasi:Probiotik untuk terapi pada diare Cara penggunaan:Diminum langsung maupun dicampur dengan makanan Aturan pakai:satu kali sehari Waktu pemberian: Saat makan Efek samping:Perut kembung dan infeksi Penyimpanan:Sebaiknya disimpan di dalam lemari es (2-8C) Zinckid syrup Indikasi:Mikronutrien pengganti zinc yang hilang akibat diare serta mereduksi durasi dan tingkat keparahan diare Cara penggunaan:Diminum 1 sendok teh, dikocok sebelum diminum dan digunakan selama 10-14 hari Aturan pakai:Satu kali sehari Waktu pemberian: 1 jam sebelum makan Efek samping:Nyeri abdomen, mual, muntah dan gastritis Penyimpanan:Obat disimpan pada tempat kering dan terhindar dari matahari

Renalyte Indikasi:Pengganti cairan tubuh/elektrolit Cara penggunaan:Diminum sampai habis dalam sehari. Aturan pakai:sampai habis Waktu pemberian: setelah BAB1 Efek samping:- Penyimpanan:Obat disimpan pada tempat kering dan terhindar dari matahari.Terapi Non FarmakologiSelain itu ibu pasien di KIE untuk mmberikan asi eksklusif pada bayi karena pada asi terkandung anti body untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi, ibu juga di KIE untuk menjaga kebrsihan lingkungan dirumah dan dilingkungan sekitar untuk mencegah timbulnya diare anak. Selain itu juga ibu diharapkan juga untuk menjaga jenis makanan yang dikonsumsi karena akan berpengaruh pada asi yang dihasilkan ibu. VIII. Monitoring dan EvaluasiMonitoring dan evaluasi harus tetap dilakukan terhadap kondisi dari pasien dimana bertujuan untuk memantau apakah pengobatan yang disarankan telah dilakukan dengan baik oleh pasien. Selain itu, monitoring dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan dari pasien setelah menggunakan obat tersebut apakah obat yang diberikan memberikan efek yang signifikan, tidak memberikan efek, atau malah menimbulkan efek yang merugikan (Adverse Drug Reaction) pada pasien. Monitoring akan sangat membantu untuk melakukan penanganan lebih lanjut kepada pasien dan meningkatkan kualitas kesehatan pasien. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan terhadap pasien adalah:1. Memantau kepatuhan pasien terhadap obat.2. Memonitoring efek samping obat pada pasien.3. Melayani segala informasi yang dibutuhkan pasien pasca obat tersebut diberikan.4. Menginformasikan hari kontrol pasien 2-3 hari sebelumnya.5. Mendokumentasikan riwayat pengobatan pasien (Patient Medication Record)

23

CATATAN PENGOBATAN PASIEN(PATIENT MEDICATION RECORDs-PMRs)APOTEK KIMIA FARMANama: Bayi Kadek Apriliani(P/L)Usia: 1,5 tahunAlamat:Alergi : -No telp: -Penyakit lain (kronis) : Diare tanpa dehidrasi

Tgl R/(konsul)Dokter(nama, alamat, telp)Obat yang diberikanDosis sekaliFrekuensiTgl Obat Mulai/No. R/Tgl. Obat habisHasil pemeriksaan lain

24/2/15Dr. Gustawan Sp. AAlamat praktek:Apotek kimia farma patimura, jl. Patimura no 59 Denpasar BaliTelp 08123848241

L Bio

Zinckid syrup

RenalyteViable cell counts 1.109 CFU/mg 6.109 CFU/mg

10 mg/5mL

Na 75 mEq/L natrium, 75 mmol/L glukosa, 65 mEq/L klorida,20 mEq/L kalium, dan 10 mEq/L1 kali sehari 1 sachet

1 kali sehari 1 sendok tehSampai habis24/2/156/3/15-

DAFTAR PUSTAKAFeldman, M., S. Lawrence, Friedman, J. Brandt. 2010. Sleisenger and Fordtrans Gastrointestinal and Liver Disease: Pathophysiology/ Diagnosis/ Management. Elsivier.Lacy, C., L. L. Armstrong, M. P. Goldman dan L. L. Lance. 2007. Drug Information Handbook: A Comprehensive Resources for All Clinicians and Healthcare Professionals. Ohio: Lexi-Comp.WHO. 2005. Diarrhoea Treatment Guidelines for Clinic-Based Healthcare Workers. USA: MOST.