Upload
haryadi-dwi-putra
View
54
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pico via
Citation preview
Kajian Kritis Jurnal
Pico
A. Patient or problem
Untuk memperkirakan resiko terjadinya kejang demam dan epilepsi
setelah pemberian vaksinasi DTap-IPV-Hib pada usia 3, 5 dan 12 bulan.
B. Intervention
Resiko kejang demam : menggunakan cox proportional hazard and
regression models, anak-anak di follow up dari usia 90 hari sampe
timbulnya onset kejang demam, epilepsi, kematian, emigrasi, usia 18
bulan atau sampai akhir dari penelitian (31 desember 2009) yang muncul
pertama kali. Anak-anak yang didiagnosis epilepsi dan kejang demam
pada hari yang sama dikatagorikan kedalam epilepsi.
Resiko epilepsi : sama seperti untuk resiko kejang demam kecuali
memasukkan anak-anak dengan kejang demam pada usia kurang dari 3
bulan. Menggunakan cox proportional hazard regression model, anak-anak
di follow up dari usia 90 hari sampai timbulnya onset epilepsi, kematian,
emigrasi atau 31 desember 2009 yang muncul pertama kali.
C. Compare
Anak-anak yang tidak timbul onset kejang demam antara 0 – 7 hari setelah
pemberian vaksinasi.
D. Outcome
Perkiraan resiko terjadinya kejang demam dan epilepsi.
Via
A. Validitas
1. Apakah hasil sistematik review ini valid ?
Ya, penelitian ini dipastikan validitas dan akurasi informasi yang
didapatkan dari register Danish National Hospital, yang mana
penyakitnya di catat berdasarkan Danish version of International
Statistical Classification of Diseases, Tenth Revision (ICD-10).
Anak-anak diidentifikasi dengan kejang demam jika mereka
tercatat dengan kode ICD 10 R56.0, dimana usia lebih dari 3 bulan
dan tidak memiliki riwayat epilepsi. Anak-anak dengan epilepsi di
identifikasi dengan kedo ICD 10 G40-41.
Informasi mengenai vaksinasi didapatkan dari laporan yang
diberikan oleh praktisi umum kepada Danish Health Insurance
Registry. Kira-kira sekitar 98% dari populasi warga Denmark
tercatat dengan praktisi umum yang memberikan semua vaksinasi
rutin anak-anak. Peneliti mengaharapkan kualitas dari data
vaksinasi DTaP-IPV-Hib tinggi karena semua praktisi umum di
Denmark menggunakan computer untuk mendokumentasikan
pelayanan mereka.
2. Apakah sistematik review ini meliputi metode yang menjelaskan
tentang :
a.Apakah meliputi seluruh penelitian yang berkaitan ?
Ya, penelitian ini meliputi penelitian sebelumnya berupa
penelitian SCCS dari UK yang meneliti resiko kejang
setelah vaksinasi DTaP-IPV-Hib yang diberikan pada usia
2, 3 dan 4 bulan dan juga penelitian gabungan dari cohort
dan SCCS dari UK yang meneliti resiko kejang setelah
vaksinasi DTaP yang diberikan pada usia 2, 4, 6 dan 15
sampai 18 bulan.
b. Apakah hasilnya konsisten dari penelitian satu
dengan yang lainnya ?
Ya, penelitian ini dan penelitian lainnya memiliki hasil
yang sama yaitu terjadinya peningkatan dari resiko kejang
setelah vaiksinasi tetapi penelitian sebelumnya lebih lemah
dari penelitian ini karena mereka tidak membedakan antara
kejang tanpa demam dan kejang demam.
3. Apakah kriteria yang dipakai untuk memilih makalah (inklusi)
layak ?
Ya, penelitian ini menggunakan data cohort dari 388.817 anak
yang lahir di Denmark antara 1 Januari 2003 sampai 31 desember
2008. Terdapat 9983 anak yang dieksklusi yang mana telang
meninggal, pindah, memiliki riwayat kejang demam atau epilepsi
dalam usia 3 bulan pertama atau tidak memiliki catatan lengkap
mengenai jenis kelamin, berat lahir, usian kehamilan dan status
kebidanan dari ibu sehingga terdapat 378.834 anak (97.4%) yang
dimasukkan dalam analisis.
Simpulan : jurnal ini valid
B. Important
Apakah hasil yang valid tersebut penting ?
Ya, jurnal ini penting untuk mengetahui perkiraan faktor resiko terjadinya
kejang demam dan epilepsi setelah vaksinasi DTaP-IPV-Hib.
C. Applicable
Jurnal ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melihat faktor resiko
terjadinya kejang demam dan epilepsi setelah vaksinasi DTaP-IPV-Hib.