Upload
indri-fitria-rinjani
View
292
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Nama : Indri Fitria RinjaniKelas : II ANIM : 2012031048Dosen : Akhmad Sudrajat, M.Pd.
BAB I – PENDAHULUANKINERJA MENGAJAR
PENGAJAR DAN SATUAN PELAJARAN
• Seorang pengajar bertugas menyajikan ilmu yang dia miliki kepada peserta didiknya. Agar dapat menularkan ilmu tersebut ia memerlukan pengalaman,pengetahuan tentang siapa peserta didik, serta bagaimana menyampaikan ilmu tersebut dengan baik. Ia perlu menyajikan topik menjadi lebih menarik,teratur, dan terpadu dengan kompetensi yang terkandung dalam materi. Hal ini merupakan bagian integral dari teaching performance (kinerja mengajar)seorang pengajar untuk segala jenjang pendidikan.
• Kinerja mengajar tidak hanya ditinjau dari bagaimana pengajar tersebut menjelaskan isi pelajaran. Ia harus tahu bagaimana menghadapi peserta didik,membantu memecahkan masalah, mengelola kelas, menata bahan ajar, menentukan kegiatan kelas, menyusun asesmen belajar, menentukan metode ataumedia, atau bahkan menjawab menjawab pertanyaan dengan bijaksana. Satu hal yang jelas jika seorang pengajar hendak mengajar, maka ia diminta untukmenyiapkan satuan pelajaran (satpel) atau lesson plan. Ini terkait dengan rencana yang harus ia lakukan sewaktu berada diruang kelas. Menyusun satpel takcukup hanya dengan mengikuti struktur atau lembar baku yang telah disediakan oleh lembaga pendidikan tempat ia berfropesi.
PARADIGMA DUNIA PENDIDIKAN
Pada masa ini, paradigma belajar berpotensi untuk mengubah paradigma pendidikan menuju ke paradigma belajar. Sebelum paradigma ini deiterapkan, adadua paradigma terdahulu yang tetap ada, yaitu paradigma mengajar serta paradigma pembelajaran.
a) Paradigma Mengajar
• Paradigma mengajar menyebabkan sikap ketergantungan peserta didik atas kehadiran pengajar. Peran pengajar sangat dominan. Acuan kegiatan belajarmengajar di kelas adalah profesi mengajar, karena informasi atau materi ajar adalah penjelasan pengajar.
b) Paradigma Pembelajaran
• Pergeseran atau peralihan paradigma mengajar ke pembelajaran bersifat evolusi. Paradigma ini mengembangkan pengertian bahwa dalam KBM, peserta didikyang menjadi fokus perhatian (learner centered). Pengajar hanyalah salah satu faktor eksternal pembelajaran.
• Penerapan konsep sistem berdampak terhadap pengembangan PBM dalam bentuk yang lebih dinamis, yaitu menerapkan interaksi antara peserta didik,penggunaan media, dan penilaian acuan patokan dalam satuan pelajaran singkat (satpel). Satpel dikembangkan menjadi lebih ilmiah, canggih, serta sistematisdan dengan cakupan yang bervariasi yang sekarang disebut disain pembelajaran.
• Inovasi: Pembelajaran Hibrida. Pola perkembangan hibrida dikembangkan sebagai alternatif pola online learning yang menerapkan belajar mandiri dalam porsiyang banyak. Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik selama belajar mandiri secara online, diatasi dengan kegiatan terstruktur offline.
PARADIGMA BELAJAR
• Paradigma belajar mengembangkan lebih jauh lagi kemudahan proses belajar dan aksesnya. Peserta didik belajar dimana saja, dengan model apa saja, denganpenyajian apa saja. Paradigma belajar menekankan pentingnya peran peserta didik dalam menentukan arah, model belajar mereka sendiri. Penyelenggaraanproses belajar mengacu pada penemuan diri peserta didik, kemandirian dalam berfikir dan bersikap, serta menetukan minatnya. Teknologi telekomunikasimendorong terjadinya evolusi pada lokasi belajar.
• Disain pembelajaran dalam hal ini perlu mengakomodasi kemajuan serta kecanggihan teknologi, dengan cara memberi ruang gerak yang sesuai. Teoripembelajaran konstruktivisme memunculkan pandangan akan kemandirian seseorang dalam belajar. Pembelajaran diarahkan pada bagaimana upayamemandirikan seseorang. Berdasarkan itu pula muncul disain pembelajaran yang mengacu pada teori konstruktivisme dan disain pembelajaran untuk onlinelearning.
PERAN TENAGA AHLI
• Pengajar, disainer pembelajaran, atau teknolog pendidikan sebagai tenaga ahli dapat memanfaatkan dua paradigma, pembelajaran dan belajar untukmendisain suatu pembelajaran atau proses belajar.
Isi/topik
Metode ceramah dan alat bantu
pengajar
Peserta didik
penilaian
Ilustrasi 1.1Paradigma Mengajar
Disain pembelajaranIsi teori terkait media metode lokasi waktu,
penilaian, dst.
Pengajar:Fasilitator perancang pengelola mitra
PengajarPeserta didik
Umpan balik
Berbagai model dan kegiatan belajar di kelas
Ilustrasi 1.2.Paradigma Pembelajaran
MISIMengembangkan potensi diri, self
directed
LOKASIDimana saja,
termasuk kelas maya (virtual)
MEDIA/SUMBER BELAJAR
Sederhana s/d tercanggih
MEDIA/SUMBER BELAJAR
Sederhana s/d tercanggih
Ilustrasi 1.3.Paradigma Belajar
Komentar :
• Seorang pengajar di mana pun dia mengajar, bertugas menyajikan ilmu yang diamiliki kepada peserta didiknya. Pengajar harus menyajikan topik menjadi lebihmenarik, teratur, dan terpadu dengan kompetensi yang terkandung dalam materi.Satu hal yang jelas jika seorang pengajar hendak mengajar, maka ia diminta untukmenyiapkan satuan pelajaran (satpel) atau lesson plan. Serta seorang pengajarsebaiknya mampu menemukan inovasi dalam kegiata belajar-mengajar sehari-hariagar dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif.
• Penggunaan dua paradigma, yaitu paradigma pembelajaran dan paradigmnabelajar membuat sosok pengajar tidak terlalu dominan seperti dalam paradigmamengajar. Akan tetapi peran pengajar tetap diperlukan untuk pembinaan perilakuatau sikap yang berorientasi pada norma masyarakat.
• Kecanggihan teknologi telekomunikasi memberi nuansa yang berbeda dalamproses belajar seseorang. Belajar bisa dilakukan dimana saja, tidak hanya di ruangkelas. Sehingga ini juga dapat memberikan kemudahan, baik bagi peserta didikmaupun pengajar.
• Seorang pengajar merancang dan mengembangkan proses belajar untuk pesertadidik, bukan untuk dirinya. Keberhasilan seorang peserta didik menjadi barometerkesuksesan pengajar.
BAB II – LANDASAN ILMIAHPENGERTIAN DISAIN PEMBELAJARAN
• Rothwell & Kazanas merumuskan disain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi.
• Bagi Reiser, disain pembelajaran berbentuk rangkaian prosedur sebagai suatu sistem untuk pengembangan program pendidikan dan pelatihan dengankonsisten dan teruji, juga sebagai proses yang rumit tapi kreatif, aktif dan berulang-ulang.
• Esensi disain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen ( siswa, tujuan, metode, dan evaluasi) serta analisis topik. Empat komponentersebut dipengaruhi oleh teori belajar dan pembelajaran, sedangkan analisis topik merupakan disain pembelajaran yang dihasilkan dari disiplin ilmutertentu.
ANALISIS TOPIK
Disain pembelajaran merupakan hasil kajian suatu topik. Komponen model analisis topik ini terdiri atas :
• Topik
• Tujuan pembelajaran
• Pembelajaran
• Penilaian
• Revisi
SIFAT DISAIN PEMBELAJARAN :
• Berorientasi pada peserta didik
• Alur berfikir sistem atau sistemik
• Empiris dan berulang
TEORI : KOMUNIKASI, BELAJAR, DAN PEMBELAJARAN
• Disain pembelajaran menerapkan berbagai macam teori seperti teori belajar, pembelajaran, komunikasi, psikologi, informasi, dsb. Namun yang palingmenonjol dan mendasar adalah teori komunikasi, belajar, dan pembelajaran. Teori komunikasi berdampak besar terhadap paradigmapembelajaran, yaitu pemanfaatan media dan sumber belajar serta peran pengajar di kelas.
• Teori belajar mengkaji kejadian belajar dalam diri seseorang, sedangkan teori pembelajaran adalah faktor eksternal yang memfasilitasi proses belajar.Esensi perbedaan antara teori pembelajaran dan teori belajar terletak dalam sifat keilmuannya. Teori pembelajaran bersifat preskiptif, menyarankanbagaimana sebaiknya proses belajar diselenggarakan. Teori belajar bersifat deskriptif atau menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi dalam diriseseorang.
Disain Pembelajaran : Hasil Kerja Sama Dan Sinergi Suatu Tim
Penyusunan disain pembelajaran merupakan tugas suatu tim. Tim penyusun ini bersifat sistematik, yaitu beperan sesuai profesi masing-masing, tidaktumpang tindih. Tim ini terdiri atas :
- Disainer - Ahli materi
- Pengajar (guru, dosen, instruktur, trainers) - Penilai
Ilustrasi 2.2.Model Analisis Topik (Kemp, Morrison & Ross)
Topik Tujuan Pembelajaran Penilain
Perbaikan
Perbaikan
METODE
PENILAIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PESERTA DIDIK
Ilustrasi 2.1.Komponen Pokok Pembelajaran (Kemp. Morrison, & Ross)
Pesan:Materi ajar
Saluran:Sesuatu yang
dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan
Gangguan
Umpan balik
Pengirim pesan:Pengajar
Penerima:Peserta didik
Ilustrasi 2.3.Model Komunikasi Berlo di Kelas
Komentar :
• Bab ini memberikan gambaran jelas mengenai apayang harus dilaksanakan oleh seorang pengajar untukmembelajarkan peserta didiknya dengan alasan ilmiahyang dapat dipertanggungjawabkan, seperti penerapanberbagai macam teori belajar, pembelajaran,komunikasi, psikologi, dan sebagainya.
• Menyusun satuan pelajaran bukanlah tugas yang rutindengan format baku sebagaimana yang telahdipersiapkan oleh organisasi lembaga. Satuan pelajaranharuslah dinamis dan fleksibel. Perubahan formatsatuan pelajaran untuk setiap bahasan sangatdianjurkan demi menciptakan proses belajar yangefektif dan mencerdaskan.
NO. ROTHWELL & KAZANAS DICK, CAREY & CAREY KEMP ET AL.
1 Lakukan analisis kebutuhan Tujuan umum pembelajaran Tujuan khusus pembelajaran
2 Telusuri karakteristik pebelajar Analisis pembelajaran Analisis tugas
3 Telusuri analisis karakteristik tempat bekerja Analisis pebelajar dan konteks Analisis pebelajar
4 Lakukan analisis pekerjaan, tugas, dan isi Tujuan khusus Masalah pembelajaran
5 Tulis tujuan khusus kinerja Perbaiki pembelajaran Sumber-sumber pembelajaran
6 Kembangkan pengukuran kinerja Instrumen asesmen Insrument evaluasi
7 Urutkan tujuan khusus kinerja Strategi pembelajaran Penyampaian pembelajaran
8 Susunlah strategi pembelajaran Materi pembelajaran Strategi pembelajaran
9 Rancang materi pembelajaran Evaluasi formatif Urutan isi/materi
10 Evaluasi pembelajaran Evaluasi sumatif Evaluasi formatif
11 Evaluasi sumatif
12 perbaikan
13 perencanaan
14 Pengelolaan proyek
15 Jasa pendukung
BAB III – RAGAM MODEL• Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung
pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran. Uraian menunjukan bahwa suatu model disain pembelajaranmenyajikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi,komunikasi, sistem, dsb.
• Beberapa faktor yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan ragam model yaitu tampilan visual, komponen, sertamanfaat suatu model disain pembelajaran. Model disain pembelajaran dipilih berdasarkan manfaat, cakupan materi ataupengetahuan, tujuan pembelajaran, serta karakteristik organisasi di mana pembelajaran terjadi.
Tabel 3.1.Perbedaan Struktur Komponen 3 Model Disain Pembelajaran
Beberapa aliran atau model disain pembelajaran :
a) Prosedural (Procedural Model)
Model prosedurseral meyarankan agar penerapan prinsip disain pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus ditempuhsecara berurutan. Model ini membantu menata kerja seorang guru atau widiaswara jika harus menyusun disain pembelajaran sendirimenjadi lebih teratur atau terarah.
b) Melingkar (Circular Model)
Model melingkar tak menentukan awal pada akhir mendisain suatu pembelajaran. Model melingkar bahkan diasumsikan dinamis, karenatahap pertama dan ahir dapat ditentukan dari komponen mana saja oleh pengguna atau guru.
c) Model Berbasis Sistem (System-Oriented)
Merupakan disain pembelajaran yang mengembangkan teori sistem atau pendekatan sistem dalam pelaksanaannya. Model sistemmenganalisis faktor lingkungan yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja belajar seseorang.
d) Model Materi Ajar atau Pengetahuan (Content-Based)
Disain pembelajaran materi ajar menitikberatkan bagaimana suatu topik yang menjadi bagian dari suatu materi atau mata ajarandisampaikan kepada pebelajar.
e) Model Produk
Model produk ditandai dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk memproduksi suatu bahan ajar. Model produk ini hanyalahdigunakan untuk menghasilkan sesuatu hal, misalnya penulisan modul.
f) Model Kegiatan Belajar-Mengajar (Classroom-Oriented)
Disain Pembelajaran untuk KBM sebenarnya memandu seorang pengajar bagaimana mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajarbahkan memotivasi pebelajar dengan tepat.
Model KBM : ASSURE
Analize learner (menganalisis peserta didik)
State Objectives (Merumuskan tujuan pembelajaran)
Select metods, media, material (memilih metode, media, dan bahan ajar)
Utilize media and materials (memanfaatkan media dan bahan ajar)
Require learner participation (mengembangkan peran serta peserta didik)
Evaluate and revise (menilai dan memperbaiki)
Model ASSURE walaupun berorientasi pada KBM, model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategipembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas.
g) Model Cakupan Makro (Macro Model)
Disain pembelajaran model cakupan makro/luas merupakan cikal bakal dirumuskannya suatu kurikulum. Cakupan makrobersifat suprasistem, sangat luas, bisa saja bersifat nasional. Model ini sangat berguna bagi suatu lembaga pendidikan ataupelatihan, karena dengan memanfaatkan model ini, kurikulum lebih mudah dibentuk.
Model Gagne, Briggs, & Wager
Model yang diajukan oleh ketiga tokoh teknologi pendidikan terdiri atas empat tahap, yaitu jenjang sistem, jenjang mataajar, jenjang KBM, dan jenjang sistem.
h) Inovasi Disain Pembelajaran
Disain pembelajaran sebagai suatu disiplin terus berkembang. Teknologi dan globalisasi berpengaruh besar terhadap duniapendidikan, termasuk KBM. Berikut dua model yang termasuk inovasi dalam disain pembelajaran.
Model Disain Belajar Konstruktivis (DBK)
DBK sebagai model mikro, menekankan proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Model ini disusun berdasarkan teorikonstruktivisme. Sudah tentu peserta didik berperan jauh lebih aktif dan menempati porsi yang lebih banyak dibandingkandengan model KBM.
Integratif Learning Design Framework (IDLF)
Model IDLF adalah model disain pemeblajaran yang khusu dikembangakan untuk proses belajar masa depan, yaitu online-learning atau web-based learning yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi telekomunikasi. Model ini memiliki tigatahapan yaitu eksplorasi, enactment, serta evaluasi. Model IDLF ini ternyata memerhatikan beberapa hal diluar kontekspembelajaran dan yang sempat luput dari perhatian pakar. Hal tersebut adalah sosial budaya serta rumusan ulang peranpengembang pembelajaran.
Konteks Sosial dan Budaya
Telekomunikasi yang canggih menyebabkan situasi lintas budaya dan sosial terlupakan. Padahal tipe suatu masyarakat disatu belahan bumi mungkin saja lokal, dari cara berfikirnya, namun di belahan lain sudah menjadi masyarakat kosmopolit.Teknologi telekomunikasi, seperti internet, melampaui tipe-tipe masyarakat ini. Tentu saja pengaruhnya sangat besarterhadap pribadi dan cara pandang sesseorang. Demikian pulas dengan modal belajar online-learning yang sudah tentumemanfaatkan jasa telekomunikasi. Dampak dari konteks sosial dan budaya sudah tentu melekat erat.
Peran pengembang Pembelajaran
Seorang pengembang pembelajaran bertangguang jawab atas tugas merancang, mengembangkan, dan memfasilitasi setiappenggalan materi yang disajikan secara online. Ia bisa saja seorang guru, pengembang pembelajaran, pakar multimedia atauICT. Ia juga perlu memahami bagaimana proses belajar terjadi agar ia dapat mengembangkan situasi belajar dengan efektif.
Merumuskan Tujuan
kurikuler
MerumuskanTujuan kinerja/pembelajaran
MengembangkanAsesmen belajar
MengembangkanStrategi
pembelajaran
MengembangkanDan memilih
materi pembelajaran
Mendisain danMelaksanakan
Evaluasiformatif
Menganalisis Peserta didikSerta aspek
terkait
Melaksanakan Analisis
pembelajaran
Mereferensipembelajaran
Mendisain Melaksanakan
Evaluasi sumartif
Ilustrasi 3.1.(Procedural Model)
Model Dick, Carey & Carey, 2005
Beberapa Model Disain Pembelajaran
Sumber Belajara
Masalah Pembelajaran
Karakteristik Peserta Didik
Analisis Tugas
Instrumen Evaluasi
Tujuan Pembelajaran
Penyampaian Pembelajaran Strategi
Pembelajaran
Urutan Isi
LAYA
NA
N
PEN
DU
KU
NG
PENGELOLAAN PROYEK
EVALUASI FORMATIF
REVISI
PERENCANAAN
EVA
LUA
SI SU
MA
TIF
Ilustrasi 3.2.Circlular Model
Model Kemp, Morrison & Ross
Komentar :
• Bab 3 menjelaskan berbagai aliran atau modeldisain pembelajaran. Di antara banyaknya modeltersebut yang dibahas adalah model berbasissistem, materi ajar, produk dan kegiatan belajarmengajar (KBM). Selain itu, inovasi model disainpembelajaran juga dibahas dengan menyajikanmodel konstruktivis dan model untuk onlinelearning. Ini merupakan pilihan bagi pengajar,untuk menentukan model yang mana yang palingtepat digunakan dalam menciptakan prosesbelajar yang menarik dan efektif bagi pesertadidiknya.
• Kecanggihan teknologi untuk proses belajar tidak dapat menggantikan peran pengajar atau guru dikelas.Pengajar atau guru dapat menjadi panutan atau tokoh bagi peserta didik dari segala gerak-gerik, perilakudan sikapnya.
• Salah satu tuntutan terhadap pengajar adalah kompetensi mengajar yang lebih baik dari waktu lampau.Upaya yang harus dilakukan oleh seorang pengajar diantaranya mengembangkan kegiatan belajarmengajar menjadi lebih baik lagi. Model PROGRAM berikut memandu pengajar untuk melaksanakan tugasmenciptakan lingkungan belajar mengajar yang lebih baik.
MODEL PROGRAM SEBAGAI MODEL DISAIN PEMBELAJARAN CLASSROOM-ORIENTED
Model PROGRAM
• Model PROGRAM adalah modifikasi dari Model ASSURE, yang merupakan singkatan, terdiri atas istilah :
P = Pantau pebelajar atau peserta didik
R = Rumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
O = Olah materi atau isi dari mata ajaran
G = Gunakan media, sumber belajar, dan metodeyang sesuai
R = Renungkan sejenak
A = Atur kegiatan peserta didik atau pebelajar
M = Menilai hasil
BAB IV – MODEL KBM PROGRAM
ANALISIS KOMPONEN PROGRAMPantau Pebelajar (siswa)
• Pebelajar akan dianalisis berdasarkan :
1) Karakteristik umum
2) Kompetensi awal
3 )Gaya belajar
Rumuskan Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi
• Rumusan klasik tujuan pembelajaran yang sejak dahulu sudah diterapkan adalah singkatan ABCD. Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagaiberikut.
A = Audience
B = Behavior
C = Conditions
D = Degree
Olah Isi atau Mata Ajaran
• Pengajar sebaiknya menganalisis terhadap :
- Ragam pengetahuan
- Sifat pengetahuan
- Alternatif penyajian
Gunakan Media, Sumber Belajar, Dan Metode yang Sesuai
• Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik
• Menentukan metode yang tepat
Renungkan Sejenak
• Refleksi diri
• Diskusi dengan mitra pengajar
• Kiat 1 K 2 Siapkan
• Kaji ulang bahan ajar
• Siapkan bahan ajar dan lingkungan
• Siapkan peserta didik dan pengalaman belajar
Atur Kegiatan Peserta Didik
• Belajar efektif dapat terjadi jika pebelajar dilibatkan dan memiliki peran serta di dalamnya. Untuk peran serta mereka dalam belajar, umpanbalik diberikan langsung dan segera. Dengan demikian, mereka langsung dapat mengkoreksi jika salah, atau lebih termotivasi jika sudah tepat.Umpan balik dapat dilaksanakan dalam bentuk diskusi, tanya jawab dengan guru atau teman sekelas.
Menilai dan Memperbaiki
- Hasil belajar - Penilaian KBM
- Penilaian portofolio
Komentar :
• Model KBM PROGRAM adalah salah satualternatif yang ditawarkan kepada pengajaruntuk mengembangkan KBM.
• Pengajar dibantu untuk menjabarkanbagaimana menyusun satuan pelajarandengan menerapkan model yaitu PROGRAMberikut rician setiap komponen.
BAB V – RAGAM PENGETAHUANAnalisis Ragam Pengetahuan
• Fakta
Ragam pengetahuan fakta berkaitan dengan :
- Nama orang, tempat
- Benda, baik konkret maupun abstrak
- Kejadian atau peristiwa
- Berbagai istilah seperti ekonomi, ilmu dsb
• Konsep
- Konsep memiliki dua sifat, yaitu nyata/konkret serta abstrak
- Ragam pengetahuan konsep mengemukakan suatu pengelompokan, klasifikasi/kategori, dan di dalamnyaterkandung nilai kesamaan antar elemen atau komponennya.
• Prinsip
Prinsip menyangkut hubungan sebab akibat dengan sifat hubungan korelasi untuk menginterpretasi kejadiankhusus.
• Prosedur
Isi atau materi tentang pelaksanaan suatu pekerjaan atau tugas yang berurutan.
• Kemampuan Antarpribadi
Kemampuan beradaptasi, mengguanakan bahasa tubuh dan berkomunikasi.
• Sikap
Sikap sebagai predisposisi untuk perilaku seseorang menurut Kemp, dkk.
• Metakognisi
Kemampuan seseorang untuk mengatur alur berfikir, memutuskan, memilah, memilih, bahkan untuk melakukaninstospeksi demi perbaikan pola pikir itu sendiri.
• Motorik
Ragam pengetauan tidak selalu berkaitan dengan kognitif (sesuatu yang dipikirkan atau menggunakan organ otaksaja), pada dasarnya seseorang dapat saja mengungkapkan pengetahuannya dalam bentuk gerak-gerik yangkasatmata.
Pengetahuan Lanjutan
Pengetahuan Inti
Pengetahuan Prasyarat
Pengetahuan Pendukung
Sulit
Mudah
Ilustrasi 5.1.Sifat Pengetahuan
Analisis Tugas
RAGAM
PAKAR
Merrill (1983)Kemp, dkk
(1994)
Anderson & Kratwohl
(eds., 2001)
Romiszowski, 1981
IstilahType of Content (Jenis)
Content Structure (Stuktur)
Knowledge Dimension (Dimensi
Pengetahuan)
Knowledges Categories
Fakta Ya Ya Ya Ya
Konsep Ya Ya Ya Ya
Prinsip Ya Ya Tidak Ya
Prosedur Ya Ya Ya Ya
Kemampuan antarpribadi/
sosialTidak Ya Tidak Ya
Sikap Tidak Ya Tidak Ya
Metakognitif Tidak Tidak Ya Ya
Motorik Tidak Tidak Tidak Ya
Tabel 5.1.Pendapat Pakar
BERPIKIR URAIAN RINCIAN
Mengingat Memunculkan pengetahuan dari jangka panjang.
Mengenali
Mengingat
Mengerti Membentuk arti dari pesan pembelajaran (isi) : lisan, tulisan, grafis atau gambar.
Memahami
Membuat contoh
Mengelompokan
Meringkas
Meramalkan
Membandingkan
Menjelaskan
Menerapkan Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.
Melaksanakan
Mengembangkan
Menganalisis Menjabarkan komponen atau struktur dengan membedakan dari bentuk dan fungsi, tujuan, dan seterusnya.
Membedakan
Menyusun kembali
Menandai
Menilai Menyusun pertimbangan berdasarkan kriteria dan persyaratan khusus.
Mengecek
Mengkritik
Berkreasi Menyusun, sesuatu hal baru; memodifikasi suatu model lama, menjadi sesuatu yang berbeda, dan seterusnya.
Menghasilkan
Merencanakan
Membentuk
Tabel 5.2.Ringkasan Jenjang Belajar
Ragam Pengetahuan
Keahlian Ragam Pengetahuan
Ragam Pengetahuan
Mata Ajaran (Isi)
Ilustrasi 5.2.Konteks Ragam Pengetahuan
Komentar :
• Bab ini menjabarkan bagaimana pengajar dapatmenganalisis pengetahuan atau ilmu yang dimilikinya agaria dapat menyajikan ilmu tersebut lebih mudah danmenarik. Tentu saja ada kiat yang dapat diterapkanpengajar untuk mengembangkan materi ajarnya. Ragampengetahuan ini dapat dijadikan satu alternatif bagipengajar untuk mendisain suatu pembelajaran.
• Ragam pengetahuan membantu pengajar memetakan isipelajaran sehingga ada kemudahan dalam menjabarkanatau menguraikannya dalam tulisan dengan format bahanajar cetak tertentu.
• Bab ini juga mengupas subtopik media dan sumber belajaryang dikembangkan berdasarkan karakteristikpengetahuan.
BAB VI - EVOLUSIPerubahan telah terjadi dan terus bergulir dalam disain pembelajaran; terus bergulir mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan ilmu serta tekhnologi.
Masa Pra-PD II Sampai Dengan PD II
• Winetka Plan dan Dalton Plan adalah dua contoh kegiatan belajar yang terarah dan terukur.
• Adanya pendidikan singkat/pelatihan militer yang materi ajarnya terstruktur, jelas serta pengguanaan film pendidikan yang didorong oleh kemunculanindustri perfilman di AS.
Pasca-PD II
• Adanya pembelajaran terprogram dan belajar tuntas.
• Dunia pendidikan mulai memerhatikan peranan rumusan tujuan pembelajaran, dan analisis terhadap kepingan materi ajar, termasuk tekhnik penyajian sertaprosedur pemahamannya.
• Robert M. Gagne menyumbangkan teori belajarnya yang fenomenal, yaitu the conditional of learning yang menyebuatkan bahwa belajar terjadi secarainternal dan berjenjang.
Masa Keemasan Konsep Sistem
• Awal tahun 1960-an Glaser berpendapat bahwa bukti seseorang peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran , ia harus memnuhi persyaratantertentu yang terangkum dalam rumusan tujuan pembelajaran tersebut. Konsep ini deikenal dengan sebutan criteria-referenced measures (CRT) ataupenilaian acuan patokan (PAP).
• Mulai bermunculan model disain pembelajaran yang berorientasi sistem seperti model Gagne, Benathy, dan Yelon. Yang mereka namakan disainpembelajarannya diantaranya dengan label instructional systems design, instructional systems, dan learning system design.
ERA KEMANDIRIAN BELAJAR
Belajar Kooperatif, Asesmen Portofolio, dan Konstruktivisme
• Pada masa 1990-an 2000-an perlahan-lahan paradigma belajar muncul dan diteerapkan di berbagai bidang pendidikan.
• Model belajar kooperatif atau kolaboratif timbul untuk mengimbangi kemandirian peserta didik dengan kemampuan bersosialisasi dan kepemimpinan.
Penilaian Portofolio &Teori Konstruktivisme
• Masa ini mengarahkan peserta didik menilai diri sendiri melalui portofolio. Dalam hal ini, penilaian difokuskan pada refleksi diri.
• Konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang menyiapkan peserta didik tak hanya untuk memahami apa yang disajikan oleh pengajar, akan tetapiuntuk membentuk pemahaman dan pola pikiran tersendiri.
Rumpun Pembelajaran Mandiri (Self-Directed Learning)
• Sistem Belajar Terbuka (SBT), Belajar Jarak Jauh (BJI), serta E-learning adalah model belajar yang berbasis konsep belajar mandiri. Model belajar ini menjadirumpun baru, yaitu model pembelajaran mandiri (self-directed learning).
• Perkembangan ini kemudian berkembang menjadi e-learning dengan berbagai modifikasi karena dipengaruhi oleh kemunculan hypermedia.
• Bahan ajar menggunakan modul dan paket belajar.
MASA DEPAN
Belajar dan Pembelajaran
• Perkembangan teknologi berdampak luas terhadap berbagai aspek pendidikan. Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan dalasuatu ruang kelas. Belajar dapat terjadi dimana saja, dikelas, di laboratorium, di lapangan, di warung telekomunikasi danmelalui dunia maya.
• Peran pengajar, karakteristik peserta didik, bahkan model disain pembelajaran terpengaruhi oleh kemajuan teknologicanggih.
Karakteristik Peserta Didik
• Setiap peserta didik diharapkan menjadi self-directed learner atau pengarahan diri (Dabbagh & Banna-Ritland, 2005).
• Seseorang yang memiliki pengarahan diri biasanya memiliki kebiasaan khusus seperti :
- Mandiri
- Mampu melakukan refleksi diri atau evaluasi diri dengan baik
- Belajar tanpa batas waktu
- Belajar dimana saja
- Rasa ingin tahu yang tinggi
Peran Pengajar
• Pengajar selain menyampaikan ilmu, juga diharapkan menciptakan proses belajar yang sesuai, tepat, dan menyenangkanpeserta didik agar proses belajar berjalan lancar.
• Terkait dengan penerapan teknologi canggih dalam belajar, pengajar dapat berperan sebagai pengelola kegiatan belajar(Smaldino, dkk; Kerr dalam Dryden & Vos 2000).
• Seorang pengajar sebagai manajer, mengatur, mengelola pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Ia mengatur bagaimanamateri atau ilmu dan keahlian itu disajikan, ia juga mengukur jenis asesmen belajar yang tepat. Selain itu, pengajar menjadimitra belajar atau diskusi peserta didik.
SEKOLAH TANPA GEDUNGTidak ada jadwal, jumlah siswa lebih banyak
(sekolah)
BELAJAR MANDIRIPilihan KBM di kelas
BELAJAR TERBUKATidak ada prasyarat, batasan usia, materi ajar dikirim melalui jasa
pos, lalu menjadi
SELF DIRECTED LEARNINGBelajar mandiri generasi ke-3
BELAJAR TERBUKA(OPEN LEARNING)
Pendidikan untuk orang dewasa di lembaga/organization
Belajar berasas sumber (resources based learning)
Flexible learning
E-LEARNING
BELAJAR JARAK JAUH(DISTANCE LEARNING)
Ilustrasi 6.1.Modifikasi Belajar Mandiri
(Prawiradilaga dalam Prawiradilaga & Siregar, 2004)
Komentar :
• Bab Evolusi, membahas sekilas sejarahperkembangan disain pembelajaran. Uraianmencakup bagaimana disain pembelajaranpertama kali diterapkan di dunia militer,kemudian kemunculan teori baru setelah PD IIberakhir.
• Masa depan bidang disain pembelajaran jugamenjadi bagian dari bab ini sebagaimana judulbab ini, sehingga pengajar dapat memperkirakan‘perjalanan’ disain pembelajaran.
BAB VII – PENUTUP
A. Ringkasan• Disain pembelajaran merupakan hasil kajian para ahli selama bertahun-tahun.
Keberadaan dan pilihan penerapannya dipengaruhi oleh paradigma pendidikanyang dianut oleh pengajar atau disainer itu sendiri. Paradigma pendidikan itutersebut meliputi mengajar, pembelajaran dan belajar. Paradigma pembelajarandan belajar sekarang sedang mendominasi. Kedua paradigma ini sangatdipengaruhi oleh kemajuan teknologi informasi. Sedangkan paradigma menjagarperlahan-lahan mulai ditinggalkan.
• Sebagai sub bidang teknologi pendidikan favorit, disain pembelajaran kaya akankeragaman modelnya. Ragam model ditentukan misalnya dari tampilanvisual, kelengkapan komponen, atau tata kerjanya.
• Ragam pengetahuan menyangkut isi atau uraian materi ajar. Ragam pengetahuanmenjadi salah satu alternatif bagi pengajar untuk mengembangkanpembelajaran. Analisis pengetahuan menjadi ‘peta’ penyajian materi. Ragampengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, prosedur, kemampuanantarpribadi, sikap, motorik dan metakognisi. Ragam pengetahuan bergunauntuk menentukan jenjang belajar, strategi pembelajaran, dan terkait denganperbedaan individu.
B. Kiat : Lingkungan BelajarLembaga Pendidikan (Sekolah) dan Organisasi
• Disain pembelajaran bersifat dinamis dan sangat potensial untuk diterapkan pada lingkungan pendidikan apapun juga.Penyesuaian memang harus dilakukan dalam beberapa hal seperti organisasi, usia peserta didik, fasilitas pendidikan yangtersedia, dan sebagainya.
• Perlu kiranya diketahui bahwa beberapa istilah berbeda sering merujuk hal yang sama. Sebagai contoh, pembelajaran(instuction) sebenarnya dianggap sama dengan istilah pelatihan (training). Dengan demikian, rumusan serta bahasan dalambuku ini dapat juga diterapkan untuk situasi pelatihan organisasi.
Lingkungan Sekolah
• Jenjang pendidikan dasar biasanya berada dalam alur nyata, atau konkret. Sebaliknya, semakin dewasa usia peserta didikmaka pilihan metode belajar menjadi semakin abstrak. Penyelenggaraan proses belajar untuk lingkungan sekolahberlandaskan prinsip sekolah berlandaskan prinsip psikologi perkembangan.
• Beberapa ragam pengetahuan memerlukan situasi belajar yang memerlukan kreativitas penyelenggaraan belajar.
• Laboratorium, kebun percobaan, kunjungan ke lokasi tertentu seperti museum merupakan kegiatan yang harusdiintegrasikan dalam ragam pengetahuan.
Organisasi
• Di Indonesia terdapat beberapa kategori organisasi yang mempunyai misi dan fungsi yang berbeda, yakni lembagapemerintahan, organisasi swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Kategori organisasi ini mewarnai setiap programpelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi tersebut. Untuk itu, ada beberapa hal yang patut dipertembangkan dalammerancang program pelatihan di antaranya sifat organisasi, jenis proses belajar, serta jenjang jabatan yang berlaku dalamorganisasi.
• Setiap organisasi mempunyai prioritas berdasarkan tugas dan profesi yang digeluti.
• Belajar di organisasi memerlukan pendekatan belajar orang dewasa. Segmentasi model belajar ditentukan model denganhati-hati mengingat proses belajar tersebut biasanya langsung dikaitkan dengan kompetensi bekerja karyawan.
• Model-model belajar seperti belajar berbasis proyek, berbasis masalah, belajar kolaboratif dan studi kasus merupakanpilihan model belajar yang lebih baik diterapkan bagi program pendidikan dan pelatihan.
• Pelatihan sering dikaitkan dengan upaya persiapan suatu organisasi di bidang SDM. Pelatihan dilaksanakan bagi setiappeserta yang akan mengemban tugas dalam jenjang yang lebih tinggi lagi atau untuk penempatan tugas yang berbeda.
Komentar :
• Bab VII, Penutup, mencangkup ringkasanseluruh bab dalam buku ini agar pengajardapat memperoleh intisari.
• Bab ini juga juga dilengkapi dengan kiatbagaimana pengajar bisa memodifikasipenerapan disain pembelajaran berdasarkankarakteristik organisasi atau lembaganya.