29
Speech disturbance at stroke onset is correlated with stroke early mortality (Gangguan bicara pada serangan awal stroke berkorelasi dengan kematian dini pasien stroke) Silvia Aslami 2010 70 100 Pembimbing : Dr. Wiwin Sundawiyani,Sp.S

Jurnal Silvia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

saraf

Citation preview

Hipertensi dan Perkembangan onset awal Gagal Ginjal Kronik selama periode10 tahun : studi kohort retrospektif pada pelayanan primer di Malaysia

Speech disturbance at stroke onset is correlated with stroke early mortality(Gangguan bicara pada serangan awal stroke berkorelasi dengan kematian dini pasien stroke)Silvia Aslami2010 730 100Pembimbing :Dr. Wiwin Sundawiyani,Sp.S1LATAR BELAKANG2Gangguan bicara ini dapat diketahui oleh pasien sendiri, ataupun orang yang sedang bersama-sama dengan pasien saat terjadinya serangan stroke.3Gangguan bicara seharusnya penting untuk dijadikan penilaian cepat untuk mengetahui tingkat keparahan stroke jika hubungannya dengan terjadinya kematian dini terbukti hubungan antara gangguan bicara dan hasil akhir dari pasien stroke masih belum jelas.

Namun frekuensi gangguan bicara pada serangan awal stroke masih kontroversial. Dan juga, data statistik gangguan bicara pada pasien stroke sangat jarang.

4Goldstein et al melaporkan jika gangguan bicara dapat digunakan untuk mengukur tingkat keparahan stroke.

Rothwell et al menggunakan gangguan bicara untuk mengidentifikasi risiko tinggi terjadinya stroke setelah Transient Ischemic Attack (TIA)

5Hipotesis PenelitianGangguan bicara mungkin berkorelasi dengan keparahan stroke dan oleh karena itu bisa menjadi prediktor yang cepat untuk mengetahui hasil akhir setelah serangan stroke.

6Tujuan penelitianMengetahui frekuensi terjadinya gangguan bicara pada pasien stroke Mengetahui bagaimana gangguan bicara berkaitan dengan keadaan pasien sekarang dan kondisi kesehatan pasien sebelumnyaMengetahui hubungan gangguan bicara dengan tingkat kematian dini setelah serangan stroke

7METODE8Data Data diambil dari KSR (Kyoto Stroke Registry) Januari 1999 Desember 2000 yaitu pasien stroke dengan atau tanpa gangguan bicara sebanyak 1.693 pasien.Pasien stroke diklasifikasikan menjadi 3 :CICHSAH

9Diagnosis stroke ditentukan oleh Spesialis Saraf dan atau Spesialis Bedah Saraf berdasarkan definis WHO

Adanya gangguan bicara pada saat serangan awal stroke ditentukan oleh spesialis saraf dan atau spesialis bedah saraf dari penilaian kefasihan bicara dan kejelasan bicara selama percakapan dengan pasien pada pemeriksaan medis pertama di ruang gawat darurat dan dari informasi dari pasien dan orang yang bersama dengan pasien pada saat itu.

Pasien dianggap memiliki gangguan bicara apabila cadel atau bicara tidak fasih.

10Setiap rekam medis mencakup :11Penelitian ini disetujui oleh direktur Kyoto Medical Association, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan, Organisasi komite etik, Rumah Sakit Minami Kyoto.12Analisis Statistik Analisis Chi square dengan koreksi Bonferroni

Analisis menggunakan SPSS ver 19, dikatakan signifikan apabila p < 0,05

Data numerik (usia, tekanan darah) dibandingkan dengan Student T-test dengan koreksi Bonferroni

Tiap karakteristik pasien dengan gangguan bicara dan pasien tanpa gangguan bicara dibandingkan dengan Fishers exact test untuk data ketegorik dan dengan student T-test untuk data numerik.

Pemeriksaan untuk menilai hubungan dari tiap karakteristik dengan gangguan bicara menggunakan analisis regresi logistic bivariat.

13HASIL14Terdapat 1.693 pasien stroke dengan dan tanpa gangguan bicara.1.247 (73,7%) CI339 (20,0 %) CH100 (5,9 %) SAH10 (0,6 %) Tipe stroke kombinasi

15Karakteristik pasien

16Perbandingan pasien dengan dan tanpa gangguan bicara

17

18

19

20DISKUSI21Penelitian ini menunjukan 2 hal besar :Gangguan bicara sering terjadi pada pasien stroke di awal serangan dan karena itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi pada tahap awalPasien dengan gangguan bicara memilki angka kematian yang tinggi pada 30 hari setelah serangan stroke dan gangguan bicara digunakan sebagai salah satu tanda awal untuk menilai tingkat keparahan stroke22Gangguan bicara ditemukan pada sekitar setengah dari seluruh pasien stroke, dimana sesuai dengan laporan sebelumnya bahwa gangguan bicara merupakan salah satu gejala yang tersering pada serangan stroke.

23Jerntorp et al melaporkan terdapat sekitar 26,1% pasien stroke iskemik dan 12,5% pasien stroke hemoragik mengalami defisit bicara.

Kothari et all melaporkan terdapat sekitar 11% pasien mengalami abnormalitas bicara di serangan awal stroke.

Macdonell et all melaporkan terdapat 60% pasien dengan cerebellar infarction mengalami disartria.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa gangguan bicara lebih sering terjadi pada CI dan CH dibanding pada SAH.

Satu penjelasan yang mungkin dari perbedaan ini adalah SAH menyebabkan rupturnya dari aneurisma dari arteri serebral di luar ruang subarachnoid dari korteks otak, dan oleh karena itu mempengaruhi otak dalam cara yang tidak langsung.25Meskipun dokter mengetahui secara empiris jika gangguan bicara berkorelasi dengan hasil akhir yang buruk pada pasien stroke, tidak ditemukan data kuantitatif hubungannya dengan kematian. 26KESIMPULAN27Gangguan bicara banyak ditemukan di serangan awal pasien stroke dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah pada tahap awal serangan stroke

Gangguan bicara juga dapat digunakan sebagai prediktor cepat untuk menentukan outcome (hasil akhir) dari pasien dengan serangan stroke. 28TERIMA KASIH29