Upload
novie-tyas-noegroho-ningroem
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA
PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN
PERPUSTAKAAN USU MEDAN
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh
DINA MELIANA PANGARIBUAN
080423050
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA
PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN
PERPUSTAKAAN USU MEDAN
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
DINA MELIANA PANGARIBUAN
080423050
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Ir. A. Jabbar M. Rambe, M. Eng ) (Ir. Dini Wahyuni, MT)
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Berkat
dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas sarjana
ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu persyaratan dalam penyelesaian
studi pada Program Ekstensi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara. Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “Analisa Postur
Kerja dengan Metode RULA pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan
USU Medan” diharapkan mampu memberikan perbaikan metode kerja dan
meningkatkan produktivitas Perpustakaan USU.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari tugas sarjana
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
yang membangun dari para dosen dan teman-teman mahasiswa. Saya berharap
tulisan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan bagi
perpustakaan USU khususnya.
Medan, Juni 2009
Penulis,
Dina Meliana .P.
080423050
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan Tugas sarjana ini, penulis berusaha sebaik mungkin
sesuai dengan kemampuan, waktu dan fasilitas yang ada. Penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda G. Pangaribuan dan Ibunda M. Pane yang tercinta serta abangku
Ardian Tamara Putra Pangaribuan yang telah memberikan motivasi dan
dorongan dengan penuh cinta, karena berkat doa restu serta dukungan material
yang diberikan kepada penulis mulai menuntut ilmu sampai terselenggaranya
penyusunan tugas sarjana ini.
2. Bapak Ir. H. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng, sebagai dosen pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT, sebagai dosen pembimbing II atas bimbingan,
pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana
ini.
4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang
telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta
perhatian yang diberikan kepada penulis.
5. Bapak Ir. Parsaoran Parapat, M.Si, selaku dosen Pembanding I atas bimbingan,
pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini.
6. Ibu Ir. Anizar, M. Kes, selaku dosen Pembanding II atas bimbingan,
pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini.
7. Ibu Ir. Nazlina, MT, selaku dosen Pembanding III atas bimbingan, pengarahan
dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini.
8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri, Universitas
Sumatera Utara Medan yang selalu sabar memberikan ilmu-ilmunya kepada
saya selama menjadi mahasiswa.
9. Bang Bowo, Bang Mijo, Kak Dina dan Ibu Ani selaku staf dijurusan yang
dengan sabar membantu dalam proses birokrasi penyelenggaraan Tugas
Sarjana ini.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
10. Bang Kumis Margono dan Kak Rahma selaku staf di bagian perpustakaan yang
selalu membantu penulis dalam mengumpulkan referensi untuk kesempurnaan
Tugas Sarjana ini.
11. Uda Syakirin Pangaribuan, Kak Hetty dan Kak Lisna serta seluruh pegawai
perpustakaan USU yang telah membantu penulis dalam pengambilan data di
lapangan.
12. Teman-teman terbaikku eda Dewi Angraini Gultom, Meliana Hutahaean,
Nurhayati Munthe, Srihartati Rajagukguk, Siti Khadijah Parinduri, Dwi
Lestari, Rusdi Lubis, M. Tazly Pramana, Benny, Rudi Kencana, Kesuma
Hadibroto, Fauzi Hardiansyah, Ahmad Afandi, David, Wanjun, Hendri Joy,
Sarihati Rahma, Kak Ayu, Wiwid dan seluruh teman-teman yang selalu
memberikan semangat, canda dan tawa, serta berbagi dalam keadaan susah
maupun senang.
Kepada semua pihak yang ikut membantu yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga
Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2009
Penulis
Dina Meliana .P.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
KATA PENGANTAR .................................................................... i
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ................................................. I-1
1.2. Rumusan Permasalahan .......................................................... I-3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... I-4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. I-4
1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi Penelitian ................................... I-5
1.5.1. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ I-5
1.5.2. Asumsi Penelitian ........................................................ I-5
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................ I-6
II. GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
2.1. Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan ......... II-1
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.2. Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara ........................................................................ II-5
2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara .............................................................. II-5
2.2.2. Koleksi Perpustakaan .................................................... II-9
2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan ........ II-11
2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan .......... II-13
2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ................ II-15
2.3.1. Keanggotaan ................................................................. II-15
2.3.2. Jenis Pelayanan ............................................................. II-15
III. LANDASAN TEORI
3.1. Definisi Ergonomi .................................................................... III-1
3.2. Tujuan dan Pentingnya Ergonomi ............................................. III-2
3.3. Postur Kerja ............................................................................. III-3
3.4. Kerja Otot Statis Dan Dinamis .................................................. III-5
3.5. Kelelahan ................................................................................. III-10
3.6. Metode Penilaian Postur Kerja ................................................. III-10
3.6.1. Ovako Working Postures Analysis System (OWAS) ....... III-12
3.6.2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) ........................ III-12
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.6.3. Rapid Entire Body Assessment (REBA) ......................... III-25
3.6.4. Quick Exposure Check (QEC) ....................................... III-26
3.7. Nordic Body Map ..................................................................... III-26
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... IV-1
4.2. Metode Penelitian .................................................................... IV-1
4.3. Instrumen Penelitian ............................................................... IV-3
4.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... IV-3
4.5. Pengolahan Data ...................................................................... IV-4
4.6. Analisis Pemecahan Masalah ................................................... IV-6
4.7. Kesimpulan dan Saran ............................................................. IV-6
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ................................................................... V-1
5.1.1. Data Postur Kerja ........................................................... V-3
5.1.2. Data Waktu Postur Kerja ............................................... V-6
5.1.3. Data Ukuran Fasilitas .................................................... V-8
5.1.4. Data Jumlah Pegawai .................................................... V-10
5.1.5. Data Standard Nordic Questionnaire ............................ V-11
5.2. Pengolahan Data ....................................................................... V-14
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.1. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionnaire ............... V-14
5.2.2. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh
Jongkok .......................................................................... V-15
5.2.3. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh
Bungkuk ......................................................................... V-19
5.2.4. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh
Berdiri ............................................................................ V-22
5.2.5. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh
Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas ............................ V-26
5.2.6. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh
Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas serta Posisi
Kaki Berjinjit ................................................................. V-30
VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Masalah ....................................................................... VI-1
6.1.1. Analisa Postur Kerja Berdasarkan Metode
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) .......................... VI-1
6.1.2. Analisa Data Waktu Postur Kerja .................................... VI-6
6.1.3. Analisa Berdasarkan Hasil Standard Nordic Questionnaire VI-6
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
6.1.4. Hubungan Analisa Postur Kerja dengan Hasil Standard
Nordic Questionnaire .................................................... VI-10
6.2. Pemecahan Masalah ................................................................. VI-11
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan .............................................................................. VII-1
7.2. Saran ........................................................................................ VII-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Januari s/d Desember 2007) ..... II-9
2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
(Januari – Desember 2007) ............................................................. II-12
2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari – Desember 2007) .............. II-15
2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository) yang Dipublikasikan
di Situs Web Perpustakaan (Januari – Desember 2007) .................. II-19
3.1. Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm) ........................................... III-16
3.2. Skor Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) ....................................... III-17
3.3. Skor Pergelangan Tangan (wrist) ..................................................... III-17
3.4. Skor Grup A .................................................................................... III-18
3.5. Skor Aktivitas ................................................................................. III-19
3.6. Skor Beban...................................................................................... III-20
3.7. Skor Bagian Leher (Neck) ............................................................... III-21
3.8. Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk) ................................................. III-21
3.9. Skor Bagian Kaki (Legs) ................................................................. III-22
3.10. Skor Grup B (Trunk Posture Score)................................................. III-22
3.11. Skor Aktivitas ................................................................................. III-23
3.12. Skor Beban...................................................................................... III-23
3.13. Grand Total Score Table ................................................................. III-24
3.14. Kategori Tindakan RULA ............................................................... III-24
3.15. Standard Nordic Questionnaire ....................................................... III-29
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam Singkat ... V-1
5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga ...................... V-2
5.3. Data Waktu Postur Kerja .................................................................. V-7
5.4. Data Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU......................... V-11
5.5. Hasil Standard Nordic Questionnaire .............................................. V-12
5.6. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionnaire ................................ V-14
5.7. Skor Grup A untuk Postur Jongkok ................................................. V-16
5.8. Skor Grup B untuk Postur Jongkok .................................................. V-17
5.9. Skor Grup C untuk Postur Jongkok .................................................. V-18
5.10. Skor Grup A untuk Postur Bungkuk ............................................... V-20
5.11. Skor Grup B untuk Postur Bungkuk ............................................... V-21
5.12. Skor Grup C untuk Postur Bungkuk ................................................ V-22
5.13. Skor Grup A untuk Postur Berdiri ................................................... V-23
5.14. Skor Grup B untuk Postur Berdiri.................................................... V-25
5.15. Skor Grup C untuk Postur Berdiri.................................................... V-25
5.16. Skor Grup A untuk Postur Berdiri dengan Tangan
Terentang ke Atas .......................................................................... V-27
5.17. Skor Grup B untuk Postur Berdiri dan Tangan
Terentang ke Atas .......................................................................... V-29
5.18. Skor Grup C untuk Postur Berdiri dan Tangan
Terentang ke Atas .......................................................................... V-29
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.19. Skor Grup A untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan
Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................ V-31
5.20. Skor Grup B untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan
Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................ V-33
5.21. Skor Grup C untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan
Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................ V-33
5.22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Pegawai Bagian
Pelayanan Berdasarkan Metode RULA .......................................... V-34
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara......... II-7
3.1. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) ............................. III-15
3.2. Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) .......................... III-16
3.3. Postur Tubuh Pergelangan Tangan (wrist) ....................................... III-17
3.4. Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist) ...................................... III-18
3.5. Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) .................................................. III-20
3.6. Postur Bagian Batang Tubuh (Trunk) .............................................. III-21
3.7. Posisi Kaki (Legs) ........................................................................... III-22
3.8. Nordic Body Map ............................................................................ III-27
4.1. Blok Diagram Pengolahan Data....................................................... IV-5
4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ................................................... IV-7
5.1. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan
Postur Jongkok ................................................................................ V-4
5.2. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan
Postur Bungkuk ............................................................................... V-4
5.3. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan
Postur Berdiri .................................................................................. V-5
5.4. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan
Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas ............................ V-5
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.5. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan
Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta
Kaki Berjinjit .................................................................................. V-6
5.6. Rak Buku Besi Dua Sisi .................................................................. V-9
5.7. Troli Pembawa Buku ....................................................................... V-10
5.8. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan
Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok ............ V-15
5.9. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan
Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk .............. V-19
5.10. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan
Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri ................. V-22
5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan
Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri
Dengan Tangan Terentang ke Atas .................................................. V-26
5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan
Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri
dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit .................... V-30
6.1. Perbandingan Postur Kerja Aktual dengan Postur Kerja Usulan ...... V-12
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Studi tentang muscolosketal disorder pada berbagai jenis industri telah
banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa keluhan otot skeletal yang
paling banyak dialami pekerja adalah otot bagian pinggang (low back pain) dan
bahu. Muscolosketol disorder adalah masalah ergonomi yang sering dijumpai
ditempat kerja, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan
manusia dalam melakukan pekerjaannya. Masalah tersebut lazim dialami para
pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus.
Pekerjaan dengan beban yang berat dan perancangan alat yang tidak
ergonomis mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang
salah seperti memutar dengan membungkuk dan membawa beban adalah
merupakan resiko terjadinya keluhan musculoskletal dan kelelahan dini.
Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak fasilitas yang kurang
sesuai dengan anthropometri operator sehingga mempengaruhi kinerja operator.
Postur kerja yang tidak alami misalnya postur kerja yang selalu berdiri, jongkok,
membungkuk, mengangkat dan mengangkut dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh.
Kelelahan dini pada pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja
dan kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut maka setiap perusahaan
wajib memperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan bagi pekerjaannya
dengan cara penyesuaian antara pekerja dengan metode kerja, proses kerja dan
lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.
Kondisi sikap kerja di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara pada
bagian pelayanan khususnya pegawai yang bertugas menyusun buku ke rak buku
besi dua sisi, masih banyak yang tidak alami. Postur kerja pegawai tersebut adalah
jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan terentang ke atas dan berdiri
dengan tangan terentang keatas serta kaki berjinjit. Keluhan rasa sakit pada bagian
tubuh sudah dirasakan oleh para pegawai akibat postur kerja yang tidak alami,
berupa rasa sakit pada leher, bahu, punggung, pinggang, tangan, lutut, betis dan
kaki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah
memperbaiki metode kerja yaitu postur kerja yang tidak ergonomis.
Sejauh ini banyak penelitian yang mencoba menganalisa postur kerja
misalnya menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment).
Gutierrez (1998) telah menganalisa para pekerja bagian perakitan pada sebuah
pabrik elektonik dan membandingkan antara postur kerja aktual dan postur kerja
usulan. Hedge (1995) juga telah menganalisa perbedaan penggunaan peralatan
komputer. Selain itu, Cook dan Kothiyal menganalisa pengaruh posisi mouse
untuk aktivitas otot dengan menggunakan metode RULA dan EMG
(elektromiografi).
Dalam jurnal berjudul A Proposed RULA for Computer Users oleh Rani
Lueder (1996) djelaskan cara pengaplikasian metode RULA, khususnya untuk
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
para pengguna komputer. Penelitian menggunakan metode RULA lainnya juga
telah dilakukan oleh Mohammad Pourmahabadian, Mehdi Akhavan dan Kamal
Azam dalam sebuah jurnal berjudul Investigation of Risk Factors of Work-Related
Upper-Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry. Penelitian
tersebut dilakukan pada pekerja bagian pengepakan industri farmasi di Iran,
dimana para pekerja banyak melakukan postur kerja duduk. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa total skor RULA adalah 3 dan 4 yang mengindikasikan
bahwa pekerjaan pengepakan pada industri farmasi di Iran memiliki level resiko
kecil dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja beberapa waktu ke depan.
Pada penelitian ini analisis postur kerja akan menggunakan metode
RULA. RULA merupakan suatu metode penilaian postur untuk menginvestigasi
gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini menggunakan diagram dari
postur tubuh dan 3 tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor
resiko yang telah diinvestigasi oleh Mc Phee sebagai faktor beban eksternal yaitu
jumlah pergerakan, kerja otot statik, tenaga/kekuatan, penentuan postur kerja oleh
kondisi lingkungan kerja yang sehat yaitu kondisi dimana pekerja dapat bekerja
dengan rasa nyaman, aman dan mampu berinteraksi dengan fasilitas kerjanya.
1.2. Rumusan Permasalahan
Rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah penilaian postur kerja
para pegawai di bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara,
khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. Para pegawai
tersebut bekerja dengan cara jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
terentang ke atas, dan berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit.
Pekerjaan dilakukan dengan frekuensi pengulangan yang cukup tinggi, sehingga
dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada beberapa bagian tubuh.
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ialah :
1. Menganalisa postur kerja yang ada sekarang dan mempelajari
kemungkinan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan pegawai dalam
melakukan pekerjaanya.
2. Memberi suatu usulan perbaikan metode kerja yakni postur kerja yang
ergonomis kepada para pekerja untuk mendapatkan postur kerja yang lebih
baik dalam mengatasi ketidaknyamanan pekerja.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Melatih kemampuan dan memberikan pengalaman pada peneliti untuk
dapat menyelesaikan suatu permasalahan, khususnya penilaian postur
kerja.
2. Bahan masukan bagi perusahaan untuk dipertimbangkan sebagai solusi
perbaikan metode kerja, sehingga membantu pegawai pada bagian
pelayanan khususnya untuk aktivitas menyusun buku ke rak buku besi dua
sisi agar bekerja dengan postur kerja yang ergonomis.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
1.5. Ruang Lingkup Dan Asumsi Penelitian
1.5.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah
1. Pegawai yang diamati adalah pegawai yang telah bekerja minimal selama
satu tahun di bagian pelayanan Koleksi Pinjam Singkat (KPS), lantai tiga
dan lantai empat perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan. .
2. Pengamatan postur kerja dilakukan terhadap pegawai yang bekerja di
bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku
besi dua sisi.
3. Data penelitian diperoleh langsung dari daerah penyusunan buku pada
bagian pelayanan yang memiliki postur kerja yang tidak ergonomis.
1.5.2. Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam membahas permasalahan tersebut, antara
lain :
1. Pegawai yang diamati adalah pekerja normal, yaitu pekerja yang bekerja
secara wajar, sudah terlatih dan tidak lagi memerlukan penyesuaian dalam
bekerja.
2. Kondisi lingkungan dianggap baik dan memenuhi persyaratan
3. Peralatan dalam kondisi yang baik
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
1.6. Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan penulisan tugas sarjana ini terdiri dari beberapa bab
yang berisi uraian sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi yang
digunakan.
BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
Bab ini berisi tentang sejarah, organisasi, manajemen dan sistem
pelayanan objek studi.
BAB III. LANDASAN TEORI
Bab ini menyajikan dan menampilkan tinjauan kepustakaan yang berisi
teori dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan
dan pemecahan masalah.
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan
secara garis besar bagaimana langkah pemecahan masalah dengan
menggunakan metode yang digunakan.
BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang data-data yang dikumpulkan dalam penelitian dan
pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Bab ini mengemukakan analisa hasil pengolahan data dan pemecahan dari
masalah yang ada.
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang
diharapkan dapat berguna bagi pihak perusahaan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu
keharusan dan sangat penting dalam pendidikan. Pendidikan tinggi tidak mungkin
terselenggara dengan baik jika para dosen dan mahasiswa tidak didukung oleh
sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah salah satu unsur penunjang yang
baik bagi kegiatan akademik di lingkungan Universitas Sumatera Utara.
Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma
memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan Universitas
Sumatera Utara sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan
yang berkualitas, pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan
mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja,
penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usaha atau industri.
Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan
peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan Universitas Sumatera
Utara.
2.1. Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) didirikan pada tahun
1970. Perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang
diresmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Bila ditelusur kembali sejarah Universitas Sumatera Utara,
perpustakaan pertama didirikan di lingkungan Universitas Sumatera Utara adalah
perpustakaan fakultas kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh perpustakaan
fakultas hukum (1954). Ketika itu Universitas Sumatera Utara masih merupakan
sebuah yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan
sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20
November 1957.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menempati sebuah gedung
dengan luas sekitar 6.090 meter persegi yang terletak di tengah-tengah kampus.
Disamping itu, ada beberapa perpustakaan tingkat fakultas dan departeman yang
terdapat di lokasi masing-masing. Gedung perpustakaan dikelilingi areal taman
dan parker seluas sekitar 4 hektar. Gedung perpustakaan dapat menampung sekitar
900 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Pada masa kuliah (Agustus
sampai dengan Desember dan Februari sampai dengan Juni), perpustakaan
biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya dalam memperoleh layanan tertentu
mahasiswa harus antri terutama pada jam-jam sibuk.
Perpustakaan USU terdiri atas empat lantai, yaitu :
1. Lantai Satu
Pada lantai satu terdapat fasilitas sebagai berikut.
a. Koleksi Pinjam Singkat (Short Loan Collection)
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
b. Layanan Digital (Electronic Materials Services)
Layanan Digital dibagi dalam tiga ruangan yaitu Layanan Digital-1
(untuk Dosen, Peneliti, Pascasarjana), Digital-2 (untuk Mahasiswa
Reguler), dan Digital-3 (Saiberlib).
c. Layanan Akses Internet (Internet Accsess Service)
d. Ruang Konferensi (Conference Room)
e. Koleksi ADB/WB (ADB/WB Collection)
f. American Corner
Di lantai satu juga terdapat fasilitas fotokopi, kantin, warung telepon,
musalla dan toilet.
2. Lantai Dua
Pada lantai dua terdapat fasilitas sebagai berikut.
a. Divisi Sirkulasi (Circulation Department)
b. Pemanduan dan Keanggotaan (Guidance)
c. Penitipan Tas (Locker)
d. Tata Usaha (Administration)
e. Divisi Pengatalogan (Cataloguing Department)
f. Divisi Pengadaan (Acquisition Department)
g. Katalog (Catalog)
h. Perolehan Baru (Weekly New Acquisition Display)
i. Koleksi Jurnal Tercetak (Printed, Microfische, and Journal Collection)
j. Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT Department)
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3. Lantai Tiga
Pada lantai tiga terdapat fasilitas sebagai berikut.
a. Koleksi Referens (Reference Collection)
b. Layanan Fotokopi (Photocopying Services)
c. Koleksi DDC 000-559 (Dewey 000-559 Collection)
4. Lantai Empat
Pada lantai empat terdapat fasilitas sebagai berikut.
a. Koleksi Dewey 600-999 (Dewey 600-999 Collection)
b. Koleksi Deposit Universitas (USU Depository Collection)
c. Koleksi Langka (Rare Collection)
d. Divisi Pemeliharaan Koleksi (Book Maintenance Department)
Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya perpustakaan mengalami
perkembangan pesat sejak lima belas tahun terakhir. Sejak tahun 1991,
perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek
pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas
akademika Universitas Sumatera Utara. Perpustakaan benar-benar berorientasi
pada kepentingan mahasiswa sebagai pelanggan utama perpustakaan Universitas
Sumater Utara. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan
dijadikan sebagai filosofi penyelenggaraan pelayanan. Upaya tersebut
menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan ditandai dengan meningkatnya
penggunaan fasilitas perpustakaan oleh mahasiswa dengan pertumbuhan rata-rata
antara 15 – 25 % setiap tahun dalam kurun waktu 1991 sampai dengan 2007.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2.2. Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas Sumatera
Utara
2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Struktur organisasi menggambarkan pengorganisasian sumber daya
manusia untuk memanfaatkan sumber organisasi dalam mewujudkan tujuan
organisasi. Sebuah struktur organisasi membuat anggotanya mampu
mengembangkan keahlian dan menjadikan lebih spesifik dan produktif.
Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggungjawab serta hubungannya
satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para
pegawai dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugasnya, dari mana ia
mendapatkan perintah dan kepada siapa dia harus bertanggungjawab.
Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan
pengurutan dari berbagai aktivitas, penunjukan orang-orang untuk mengerjakan
aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai dengan
penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi dapat juga
diartikan sebagai kelompok orang yang bertanggung jawab bersama-sama
mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan yang tertentu. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur dasar organisasi adalah dua orang atau lebih,
adanya maksud kerja sama, adanya pengaturan hubungan dan adanya tujuan yang
hendak dicapai.
Setiap perusahaan mempunyai suatu pola dasar struktur organisasi, yang
relatif permanen sifatnya, tetapi kadang kala mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan yang dialami oleh organisasi tersebut, seperti penggantian
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
pemimpin, perubahan tujuan organisasi dan lain-lain. Dari sudut pandang ini
organisasi dapat dianggap sebagai suatu wadah dimana kegiatan manajeman
dilakukan.
Adapun beberapa jenis struktur organisasi yang umum yaitu :
1. Organisasi Garis (Line Organization)
2. Organisasi Garis dan Staff (Line and Staff Organization)
3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
4. Kombinasi Organisasi Garis dan Fungsional
5. Kombinasi Organisasi Garis, Fungsional dan Staf
Sehubungan dengan perubahan status Universitas Sumatera Utara dari
perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi perguruan tinggi badan hukum milik
negara (PT-BHMN) berdasarkan PP No. 56 tahun 2003, sejak tanggal 11
November 2003 organisasi dan tata kerja perpustakaan mengalami perubahan
mengikuti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Universitas
Sumatera Utara. Struktur organisasi yang baru telah ditetapkan dengan SK Rektor
Universitas Sumatera Utara No.1177/J05/SK/KP/2005 pada tanggal 12 September
2005.
Struktur organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi
Wakil Kepala PerpustakaanKelompok Pustakawan
Staf AhliKepala Sub Bagian
Tata Usaha
Kepala Sub Bidang Pelayanan Pengguna
Kepala Sub Bidang Dukungan Teknis
Kepala Sub Bidang Manajemen Koleksi dan
Cabang
Ketua Tim Perpustakaan CabangKetua Tim SirkulasiKetua Tim Pengadaan
Ketua Tim Pengatalogan dan Data
Bibliografis
Ketua Tim Rujukan dan Bantuan Pengguna
Ketua Tim Manajemen Koleksi
Ketua Tim Dukungan TIK dan E-Library
Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak
(1)
Ketua Tim Koleksi Khusus
Ketua Tim Pemeliharaan Koleksi
Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak
(2)
Ketua Tim Layanan Digital
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja yang baru, perpustakaan
dipimpin oleh Kepala Perpustakaan dan dibantu oleh Wakil Kepala, 3 orang
Kepala Sub Bidang, 12 orang Ketua Tim dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha. Kepala perpustakaan juga dibantu oleh 3 orang Staf Ahli, masing-masing
untuk bidang pengembangan sistem, pelatihan perpustakaan dan pengelola
American Corner.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Pada prinsipnya bentuk struktur organisasi yang digunakan tergantung
pada ukuran, sifat dan kerumitan masalah yang timbul di Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini Perpustakaan Universitas Sumatera
Utara mempunyai struktur organisasi yang berbentuk kombinasi organisasi garis,
fungsional dan staf.
Hubungan struktur organisasi garis atau lini ditunjukkan dengan adanya
Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi sebagai pemegang komando
organisasi dan pengambilan keputusan utama. Namun demikian, Kepala Sub
Bagian dan Ketua Tim masih diberi kesempatan untuk membuat keputusan bagi
departemen atau divisinya, tetapi tetap dalam komando Kepala Perpustakaan.
Hubungan struktur organisasi staf ditunjukkan dengan adanya Kelompok
Pustakawan, Staf Ahli dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas
membantu pimpinan dalam hal ini Kepala dan Wakil Kepala Perpustakaan dalam
perencanaan dan pengawasan tetapi tidak berhak memberi perintah.
Hubungan struktur organisasi fungsional ditunjukkan dengan adanya
pembagian departemen atau divisi berdasarkan fungsinya. Misalnya Divisi
Pengatalogan Buku, Divisi Layanan Deposit, Divisi Pengadaan Jurnal, Divisi
Layanan Serial, Divisi Pelayanan Pengguna dimana setiap divisi dapat
berhubungan satu dengan yang lain walaupun mempunyai fungsi yang berbeda-
beda.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2.2.2. Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan terdiri atas 13 jenis dan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Januari s/d Desember 2007)
No Jenis Koleksi Jumlah
Judul Eksemplar Kepingan CD, Disket, Kaset
1. Buku 112.944 405.393 2. Jurnal (Tercetak) 2.556 33.187 3. Jurnal (Mikrofis) 515 61.440 4. Jurnal Elektronik
(CD-ROM & Online) 8.849 -*) 5.114
5. Kaset audio/video 186 - 394 6. Disket Komputer 316 - 838 7. CD-ROM, database 30 - 1.571 8. CD-ROM, multimedia 152 - 167 9. CD-ROM, fulltext 762 - 1.307 10. Deposit USU 18.504 21.441 11. Deposit ADB 4.324 4.773 12. Deposit WB 1.196 1.331 13. American Corner 1.737 2.559 Jumlah 151.971 530.164 9.391 Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007
Keterangan :
*) = Jumlah eksemplar (edisi) tidak dihitung, karena bervariasi frekwensi
penerbitannya
Jenis koleksi perpustakaan pada Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Referensi
Koleksi referensi biasanya terdiri dari bahan-bahan yang memuat
informasi ringkas tentang sesuatu hal seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan,
peraturan perundang-undangan dan sebagainya. Bahan-bahan jenis ini hanya
untuk dipergunakan di dalam ruang perpustakaan, tidak dipinjam keluar.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
b. Buku Teks dan Jurnal
Semua buku teks dan jurnal tercetak dikelompokkan kedalam tiga
kelompok utama yaitu Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (ISH), Ilmu-ilmu Dasar
Keteknikan dan Pertanian (IDKP) dan Ilmu-ilmu Kedokteran dan Kesehatan
(IKK). Bahan-bahan terjilid dapat dipinjam selama dua minggu, sedangkan bahan-
bahan lepas hanya dapat digunakan di ruang baca, tidak dipinjamkan keluar.
c. Deposit USU
Koleksi ini terdiri dari karya oleh dan tentang USU termasuk karya para
dosen dan hasil-hasil penelitian yang tidak dipublikasikan (unpublished). Karena
bahan-bahan ini merupakan deposit universitas, penggunanya ditetapkan hanya
dalam ruang baca Deposit.
d. Deposit ADB (Asian Development Bank)
USU merupakan official depository library untuk semua jenis publikasi
Asian Development Bank sejak tahun 1994. Koleksi ini terdiri dari bahan-bahan
berupa buku, laporan studi ekonomi negara-negara Asia, kertas kerja, laporan
tahunan, publikasi statistik, informasi umum dan lain-lain.
e. Mikrofis
Perpustakaan memiliki sejumlah bahan-bahan dalam bentuk mikrofis yang
sebagian besar merupakan rekaman berbagai judul jurnal yang diterbitkan antara
tahun 1977 sampai dengan 1989. Untuk menggunakan bahan-bahan ini disediakan
peralatan micro reader dan printer.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
f. Audio Visual
Bahan-bahan audio dan visual yang dimiliki oleh Perpustakaan terdiri dari
kaset dan CD suara, video dan VCD. Untuk menggunakan bahan-bahan ini
disediakan beberapa set peralatan yang dapat digunakan secara perorangan. Untuk
penggunaan secara berkelompok disediakan ruang yang memiliki kapasitas 60
orang.
g. CD-ROM
Koleksi CD-ROM yang dimiliki oleh perpustakaan terdiri dari database
indeks artikel jurnal dan dokumen dalam berbagai disiplin ilmu, bahan multimedia
dan bahan-bahan referens lainnya. Untuk penggunaannya disediakan beberapa
unit computer yang dapat dipergunakan secara perorangan.
2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan
2.2.3.1. Jumlah Tenaga Kerja
Setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia (tenaga kerja) yang
mendukung segala aktivitas perusahaan. Sumber daya manusia yang baik dan
berkualitas sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan
juga untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan agar dapat bersaing
dengan perusahaan lain yang sejenis. Dengan demikian faktor tenaga kerja ini
perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya guna memperoleh hasil yang optimal.
Untuk itu, perusahaan akan memberikan penghargaan dan peningkatan karir bagi
karyawan yang mempunyai dedikasi serta loyalitas tinggi kepada perusahaan dan
juga dapat mengembangkan potensi dirinya di dalam perusahaan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Saat ini seluruh kegiatan perpustakaan dilayani oleh 98 orang staf yang
terdiri dari 45 orang dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan
informasi dan 53 orang asisten perpustakaan dan staf administrasi, dengan
perincian 47 orang adalah pegawai negeri sipil dan 51 orang adalah tenaga
honorer. Perincian jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
(Januari – Desember 2007)
No. Bagian Jenis Kelamin Jumlah (orang) Pria Wanita
1. Kepala Perpustakaan 1 - 1 2. Wakil Kepala Perpustakaan 1 - 1 3. Staf Ahli 1 2 3 4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 - 1 5. Kepala Sub. Bidang 3 - 3 6. Ketua Tim 4 8 12 7. Divisi Tata Usaha 1 2 3 8. Divisi Pengatalogan Buku - 4 4
9. Divisi Layanan Deposit 2 2 4 10. Divisi Sistem Automasi 2 - 2 10. Divisi Pelayanan Pengguna 8 16 24 11. Divisi Layanan Sirkulasi - 4 4 12. Divisi Layanan Digital 1 4 5 13. Divisi Keanggotaan - 2 2 14. Divisi Pengadaan Jurnal 1 2 3 15. Divisi Perpustakaan Cabang - 2 2 16. Divisi Perawatan Bahan Pustaka 1 1 2 17. Divisi Dukungan Tik dan E-Library 1 1 2 18. Divisi Penitipan Tas 1 2 3 19. Keuangan 1 - 1 20. Publikasi Perpustakaan - 1 1 21. American Corner 2 1 3 22. Divisi Perawatan Gedung/Taman 1 - 1 23. Penjaga Parkir 2 - 2 24. Satpam 9 - 9
Jumlah 43 55 98 Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2.2.3.2. Jam Kerja
Jam kerja perpustakaan selama masa kuliah dan hari kerja adalah sebagai
berikut :
1. Seluruh Fasilitas
Senin – Jumat 08.00 WIB – 16.00 WIB
Sabtu 08.00 WIB – 13.00 WIB
2. Fasilitas Lantai 1
Fasilitas yang ada dilantai 1 yaitu Koleksi Pinjam Singkat (KPS), ruang
baca, American Corner, Layanan Digital-1 (untuk Dosen, Peneliti,
Pascasarjana), Digital-2 (untuk Mahasiswa Reguler), dan Digital-3
(Saiberlib).
Senin – Jumat 08.00 WIB – 21.30 WIB
Sabtu 08.00 WIB – 16.00 WIB
Selama libur semester Perpustakaan USU Medan ditutup lebih awal
kecuali fasilitas yang terdapat di lantai satu, tetap dibuka seperti biasa.
2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
2.2.4.1. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
berlaku untuk setiap pegawai perpustakaan baik Pegawai Negeri Sipil (PNS)
maupun Pegawai Honorer. Hanya sistem pengupahannya berbeda. Upah atau gaji
pegawai perpustakaan yang telah berstatus PNS ditetapkan oleh Negara dan dapat
diambil di Biro Rektor USU. Sedangkan untuk pegawai perpustakaan yang masih
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
berstatus honorer, upah atau gajinya ditetapkan oleh pihak perpustakaan dan dapat
diambil di Bagian Keuangan Perpustakaan USU.
Selain itu ada beberapa keringanan yang diberikan, yaitu :
1. Cuti tahunan diberikan selama 12 hari kerja
2. Cuti hamil/melahirkan untuk pegawai wanita maksimal selama 3 (tiga)
bulan
3. Pegawai diberikan kesempatan mengajukan pinjaman uang melalui Koperasi
yang pembayarannya dipotong dari gaji bulanan pegawai yang
bersangkutan.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara juga memberikan kesempatan
kepada pegawai honorer untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Selain itu pihak perpustakaan juga memberikan kesempatan untuk para pegawai
yang telah berstatus PNS untuk mengajukan kenaikan golongan berdasarkan
aturan yang berlaku.
2.2.4.2. Fasilitas yang Digunakan
Dalam meningkatkan kesejahteraan pegawainya, pihak perpustakaan
memberikan fasilitas untuk pegawainya, yaitu :
1. Tunjangan Hari Raya (THR) pada waktu Hari Raya Idul Fitri bagi yang
beragama Islam dan Hari Natal bagi yang beragama Kristen.
2. Asuransi Kesehatan bagi setiap pegawai
3. Sarana ibadah bagi pegawai yang beragama Islam berupa Mushallah
4. Rekreasi setiap tahun bagi seluruh pegawai
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Keanggotaan
Semua mahasiswa dan dosen yang terdaftar di USU secara otomatis
menjadi anggota perpustakaan. Tetapi untuk dapat menggunakan sejumlah
fasilitas dan pelayanan yang telah disediakan diperlukan Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM) untuk mahasiswa dan Kartu Tanda Anggota (KTA) untuk para dosen.
Kategori anggota perpustakaan yaitu mahasiswa diploma, sarjana (S-1),
mahasiswa pascasarjana dan dosen serta alumni dan umum.
Jumlah anggota perpustakaan periode Januari - Desember 2007 dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari-Desember 2007)
No Kategori Jumlah (orang) 1. Mahasiswa 25.549 2. Dosen 1.710 3. Alumni dan Umum 3.481
Jumlah 29.740 Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007 2.3.2. Jenis Pelayanan
Jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan yaitu :
1. Pemanduan Keanggotaan
Layanan ini disediakan di lobby lantai dua. Berfungsi untuk membantu
pengguna dalam menggunakan perpustakaan secara lebih efisien.
Pustakawan yang bertugas membantu, mengatasi masalah dalam
mendapatkan informasi atau bahan-bahan pustaka yang diperlukan,
memberi petunjuk cara menggunakan katalog dan menjawab pertanyaan
yang diajukan pengguna. Juga melayani hal-hal yang berkaitan dengan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
keanggotaan perpustakaan. Petunjuk penggunaan komputer untuk mencari
buku yang diinginkan pengguna juga dapat dilihat pada setiap meja
komputer yang tersedia di setiap lantai.
2. Sirkulasi
Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan pustaka untuk koleksi
umum dan koleksi pinjam singkat (KPS). Layanan sirkulasi meliputi
kegiatan peminjaman dan pengembalian buku serta perpanjangan masa
peminjaman buku. Masa peminjaman buku adalah 2 minggu dan dapat
diperpanjang selama 1 minggu. Jumlah buku yang dapat dipinjam oleh
seorang anggota perpustakaan adalah sebanyak 5 buah buku. Denda untuk
keterlambatan pengembalian buku adalah Rp. 300/hari.
3. Koleksi Pinjam Singkat
Koleksi ini terdiri dari bahan-bahan yang permintaannya tinggi yang
sebagian besar direkomendasikan oleh dosen dan dibaca oleh mahasiswa.
Untuk memperluas peluang untuk memperolehnya, masa pinjam bahan-
bahan koleksi pinjam singkat hanya untuk dua hari kerja.
4. Bantuan Pengguna
Layanan ini terdapat di setiap lantai yang berfungsi melayani setiap
pengguna yang mengalami kesulitan dalam menemukan bahan pustaka
atau menggunakan peralatan yang tersedia di lantai yang bersangkutan.
5. Akses Internet
Layanan akses internet terdapat di setiap lantai. Layanan ini dapat
digunakan untuk mengakses sumber daya elektronik, baik yang dimiliki
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
oleh perpustakaan maupun sumber daya lain yang terdapat di luar
perpustakaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perpustakaan termasuk
koleksi deposit USU versi elektronik (e-journal).
6. American Corner
American Corner Universitas Sumatera Utara merupakan hasil kerja sama
antara Kedutaan Amerika Serikat dengan Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara. American Corner diresmikan pada tanggal 19 Agustus
2005 dan dikelola oleh satu orang staf ahli yang dibantu oleh 3 orang
pegawai. American Corner menyediakan informasi tentang Amerika
Serikat yang dapat diakses melalui koleksi buku, internet, dan program
local untuk masyarakat umum. Fungsi fundamental dari American Corner
adalah untuk memberikan informasi mengenai Amerika Serikat melalui
akses internet, produk audio dan video, DVD, CD dan CD-ROM. Jenis-
jenis koleksi yang terdapat di American Corner adalah.
a. Koleksi Referens (Refrence Collections)
Koleksi referens berupa kamus, direktori, ensiklopedia, kalender dan
buku-buku tentang TOEFL, GRE, SAT yang juga tersedia di sekolah-
sekolah atau universitas-universitas di Amerika Serikat. Koleksi
referens dapat diperoleh melalui telepon, e-mail dan fax.
b. Video
American Corner juga menyediakan kaset-kaset video yang dapat
dilihat melalui monitor American Corner.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
c. CD-ROMs
CD-ROM yang tersedia dan paling banyak digunakan adalah Encarta
Encyclopedia, Encyclopedia Britannica, Flash Back Atlas, Multimedia
of U.S. History dan World book Encyclopedia.
d. Akses Internet
Untuk pelayanan yang lebih cepat, American Corner menyediakan
pelayanan melalui media elektronik seperti internet dan CD-ROM.
Pelayanan diberikan secara gratis untuk setiap pengguna selama 30
menit.
Semua material di American Corner perpustakaan USU hanya dapat
dibaca dan digunakan dalam ruangan American Corner saja. Untuk
memprint artikel dari internet dikenakan biaya sebesar Rp.500/halaman.
Sedangkan untuk fotokopi dikenakan biaya Rp.200/halaman dan untuk
scanning biayanya adalah Rp.3.000/halaman.
7. Layanan Digital
Layanan digital terdapat di lantai dua. Layanan ini memberikan layanan
khusus untuk penelusuran bahan-bahan elektronik baik journal online
maupun dalam bentuk CD. Di ruangan ini tersedia lebih dari 13.000 judul
jurnal elektronik dalam bentuk CD yang dilanggan oleh perpustakaan.
Jumlah koleksi digital (USU Repository) yang dipublikasikan di Situs Web
Perpustakaan periode Januari sampai Desember 2007 dapat dilihat pada
Tabel 2.4.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository)
yang Dipublikasikan di Situs Web Perpustakaan
(Januari – Desember 2007)
Jenis Dokumen Jumlah Format Dokumen Fulltext Abstract
1. Laporan Penelitian a. Kedokteran (Medicine) 275 √ b. Hukum (Law) 143 √ c. Pertanian (Agriculture) 118 √ d. Teknik (Engineering) 203 √ e. Ekonomi (Economics) 132 √ f. Kedokteran Gigi (Dentistry) 30 √ g. Sastra (Letters) 153 √ h. MIPA (Mathematics and Natural
Sciences) 88 √
i. ISIPOL (Social Sciences and Politics)
69 √
j. Kesehatan Masyarakat (Public Health)
114 √
k. Ilmu Komputer (Computer Science)
1 √
l. Kehutanan (Forestry) 140 √ m. Keperawatan (Nursing) 23 √ n. Psikologi (Psychology) 26 √
2. Tesis Magister (Masters Theses) 1.071 √ 3. Disertasi Doktor (PhD Dissertation) 28 √ 4. E-Books 27 √ 5. E-Journal 13 √ 6. Panduan (Guidelines) 10 √
Jumlah 2.664 Belum dipublikasi 3.000 √ Total 5.664
Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007
8. Fotokopi
Layanan fotokopi ini terdapat di lantai satu dan tiga. Fotokopi di lantai tiga
hanya diperuntukkan untuk memfotokopi koleksi perpustakaan yang tidak
dipinjamkan keluar.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
9. Pendidikan Pengguna
Perpustakaan dapat menyelenggarakan kelas singkat Orientasi
Perpustakaan dan Penelusuran Literatur untuk kelompok pengguna
tertentu apabila diminta.
10. Usulan Pengadaan Bahan Pustaka Baru
Pengguna dapat setiap saat mengusulkan pembelian suatu judul bahan
pustaka dengan mengisi formulir usulan pengadaan bahan pustaka yang
dapat diperoleh pada bagian pemanduan dan bantuan pengguna. Pengguna
juga dapat mengisi formulir usualan melalui homepage perpustakaan.
Sivitas akademik USU juga dapat memesan buku untuk dimiliki atas biaya
sendiri.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Definisi Ergonomi
Perubahan waktu secara perlahan-perlahan telah mengubah manusia dari
keadaan primitif atau tradisional menjadi manusia yang berbudaya atau modern.
Manusia berusaha beradaptasi menurut situasi lingkungannya. Hal ini telah
terlihat pada perubahan rancangan peralatan (teknologi) yang dipergunakan
manusia untuk menaklukkan alam sekitarnya. Tujuan pokok manusia untuk selalu
mengadakan perubahan rancangan peralatan yang dipakai adalah untuk
memudahkan dan memberi kenyamanan dalam operasi penggunaannya.
Penyelidikan dilakukan terhadap manusia, lingkungan, mesin, peralatan
dan bahan baku yang saling berinteraksi, sehingga perlu pemahaman tentang
manusia. Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu
dikenal sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki oleh manusia.
Sistem kerja menganut perinsip human centered design yaitu manusia merupakan
fokus dari rancangan sistem kerja. Ilmu yang mempelajari manusia beserta
perilakunya didalam sistem kerja disebut Ergonomi.
Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan
manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga dapat hidup dan bekerja
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
dengan baik yang akhirnya akan mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pekerjaan tersebut dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien.
Dengan ergonomi diharapkan penggunaan objek fisik dan fasilitas dapat
lebih efektif serta dapat memberi kepuasan kerja. Selain untuk memberi kepuasan
kerja, ergonomi juga mengamati aspek-aspek manusia dan mesin dalam suatu
produksi. Ergonomi juga dapat digunakan untuk menganalisa kapasitas produksi
baik dari segi manusia maupun dari segi mesin, sehingga dapat digunakan untuk
mengoptimalkan kapasitas produksi dari suatu sistem produksi.
Ergonomi merupakan pertemuan berbagai disiplin ilmu seperti psikologi,
antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika dan lain-lain.
Masing-masing disiplin tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi yang akan
digunakan untuk merancang fasilitas kerja sedemikian rupa sehingga mencapai
kegunaan yang optimal.
Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis,
psikologis atau cara-cara tidak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan
modifikasi yang sesuai diantara kapasitas kerja dan beban kerja serta beban
tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, sehingga
produktivitas juga dapat ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja,
perhatian utama perlu diberikan kepada kegiatan fisik, yaitu postur kerja,
intensitas, tempo, jam kerja, waktu istirahat dan pengaruh keadaan lingkungan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3.2. Tujuan dan Pentingnya Ergonomi
Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja
pada suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dapat tercapai apabila terjadi
kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya. Banyak yang menyimpulkan
bahwa tenaga kerja harus dimotivasi dan kebutuhannya terpenuhi. Dengan
demikian akan menurunkan jumlah tenaga kerja yang tidak masuk kerja. Namun
pendekatan ergonomi mencoba mencapai kebaikan antara pekerja dan pimpinan
perusahaan. Hal itu dapat dicapai dengan memperhatikan empat tujuan utama,
antara lain :
1. Memaksimalkan efisiensi tenaga kerja
2. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
3. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat
4. Memaksimalkan performansi kerja yang meyakinkan
Konsekuensi situasi kerja yang tidak ergonomis adalah kondisi tubuh
menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan seseorang bisa
mengalami gangguan kesehatan seperti nyeri (low back pain), gangguan otot
rangka dan lain-lain. Oleh karena itu, ergonomi penting karena pendekatan
ergonomi adalah membuat keserasian yang baik antara manusia dengan mesin
atau lingkungan.
3.3. Postur kerja
Pertimbangan-pertimbangan ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja
dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja, baik itu
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
postur kerja berdiri, duduk, angkat maupun angkut. Beberapa jenis pekerjaan akan
memerlukan postur kerja tertentu yang terkadang tidak menyenangkan. Kondisi
kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada postur kerja yang tidak alami
dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan mengakibatkan
pekerja cepat lelah, adanya keluhan sakit pada bagian tubuh, cacat produk bahkan
cacat tubuh. Untuk menghindari postur kerja yang demikian, pertimbangan-
pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal sebagai berikut:*
a. Mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan postur kerja
membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam jangka waktu
yang lama. Untuk mengatasi hal ini maka stasiun kerja harus dirancang
terutama sekali dengan memperhatikan fasilitas kerja seperti meja, kursi dan
lain-lain yang sesuai dengan data anthropometri agar pekerja dapat menjaga
postur kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali
ditekankan bilamana pekerjaan harus dilaksanakan dengan postur berdiri.
b. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum.
Pengaturan postur kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal
(konsep/prinsip ekonomi gerakan). Disamping itu pengaturan ini bisa
memberikan postur kerja yang nyaman. Untuk hal-hal tertentu pekerja harus
mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh postur kerja
yang lebih leluasa dalam bergerak.
c. Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu
yang lama, dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam postur kerja
miring.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
d. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekwensi atau periode
waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level
siku yang normal.
Postur duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal
ini dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seorang operator
yang bekerja dalam postur duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara
potensial lebih produktif. Sedangkan postur berdiri merupakan sikap siaga baik
fisik maupun mental, sehingga aktifitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan
teliti. Berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan lebih
banyak 10-15% dibandingkan duduk.
Beberapa masalah berkenaan dengan postur kerja yang sering terjadi
sebagai berikut :
1. Hindari kepala dan leher yang mendongak
2. Hindari tungkai yang menaik
3. Hindari tungkai kaki pada posisi terangkat
4. Hindari postur memutar atau asimetris
5. Sediakan sandaran bangku yang cukup di setiap bangku
Kerja seseorang dihasilkan dari tugas pekerjaan, rancangan tempat kerja
dan karakteristik individu seperti ukuran dan bentuk tubuh. Pertimbangan untuk
semua komponen dibutuhkan analisis postur dan perancangan tempat kerja.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3.4. Kerja otot statis dan Dinamis.
Otot adalah organ yang terpenting dalam sistem gerak tubuh. Otot dapat
bekerja secara statis (postural) dan dinamis (rythmic). Pada kerja otot dinamis,
kontraksi dan relaksasi terjadi silih berganti sedangkan pada kerja otot statis otot
menetap dan berkontraksi untuk suatu periode tertentu.
Pada kerja otot statis, pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan
dalam otot akibat kontraksi sehingga mengakibatkan peredaran darah dalam otot
terganggu. Otot yang bekerja statis tidak memperoleh oksigen dan glukosa dari
darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Selain itu sisa metabolisme
tidak dapat diangkut keluar akibat peredaran darah yang terganggu sehingga sisa
metabolisme tersebut menumpuk dan menimbulkan rasa nyeri. Pekerjaan statis
menyebabkan kehilangan energi yang tidak perlu.
Keluhan muskulosletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat
sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang lama,
akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan
tendon. Keluhan dan kerusakan inilah yang dinamakan dengan keluhan
muskulosletal disorders (MDSS) atau keluhan pada sistem muskulosletal. Secara
garis besar keluhan otot dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Keluhan sementara (reversible)
Yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis,
namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan
dihentikan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2. Keluhan menetap (persistent)
Yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja
telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut.
Keluhan otot skeletal pada ummnya terjadi karena kontraksi otot yang
berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi
pembebanan yang panjang.
Salah satu faktor yang menyebabkan keluhan moskuloskeletal adalah sikap
kerja yang tidak alamiah. Di Indonesia, postur kerja yang tidak alami ini lebih
banyak disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun
kerja denga ukuran tubuh pekerja maupun tingkah laku pekerja itu sendiri. Postur
kerja yang tidak alami tersebut juga dapat disebabkan oleh hal-hal berikut.
1. Peregangan Otot Yang Berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) pada umumnya sering
dikeluhkan oleh para pekerja di mana aktivitas kerjanya menuntut pengarahan
tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan
menahan beban yang berat. Peragangan otot yang berlebihan ini terjadi karena
pengarahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila
hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan
otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.
2. Aktivitas Berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus
seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja
secar terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
3. Sikap Kerja Tidak Alamiah
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah misalnya pergerakan
tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan
sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka
semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak
alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan
satasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.
Di Indonesia, sikap kerja tidak alamiah ini lebih banyak disebabkan oleh
tidak adanya kesesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran
tubuh pekerja. Sebagai negara berkembang, sampai saat ini Indonesia masih
tergantung pada perkembangan teknologi negara-negara maju, khususnya dalam
pengadaan peralatan industri. Mengingat bahwa dimensi peralatan tersebut
didesain tidak berdasarkan ukuran tubuh orang Indonesia, maka pada saat pekerja
orang Indonesia harus mengoperasikan peralatan tersebut, terjadilah sikap kerja
tidak alamiah.
Hal tersebut disebabkan karena negara produsen didalam mendesain
mesin-mesin tersebut hanya didasarkan antropometri dari populasi pekerja negara
yang bersangkutan, yang pada kenyataannya ukuran tubuhnya lebih besar dari
pekerja Indonesia. Sudah dapat dipastikan, bahwa kondisi tersebut akan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
menyebabkan sikap paksa pada waktu pekerja mengoperasikan mesin. Apabila hal
ini terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan terjadi akumulasi keluhan
yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya cedera otot.
4. Faktor Penyebab Sekunder
a. Tekanan
Terjadinya tekanan langung pada jaringan otot yang lunak, Sebagai
contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan
yang lunak akan menerima tekan langsung dari pegangan alat, dan apabila
hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.
b. Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot
bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar,
penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri pada
otot.
c. Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan,
kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban,
sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian
juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan
suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan
lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi pasokan energi yang
cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai
akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun,
proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam
laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot.
3.5. Kelelahan
Pada dasarnya kelelahan menggambarkan tiga fenomena yaitu perasaan
lelah, perubahn fisiologis tubuh dan pengurangan kemampuan melakukan kerja
(Barnes, 1980). Kelelahan merupakan suatu pertanda yng bersifat sebagai
pengaman yang memberitahukan tubuh bahwa kerja yang dilakukan telah
melewati batas maksimal kemampuannya. Kelelahan pada dasarnya merupakan
suatu keadaan yang mudah dipulihkan dengan beristirahat. Tetapi jika dibiarkan
terus-menerus akan berakibat buruk dan dapat menimbulkan penyakit akibat
kerja. Ada 2 (dua) jenis kelelahan yakni kelelahan otot dan kelelahan umum.
Kelelahan otot merupakan suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja
akibat konstraksi tulang. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan,
bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot
menjadi gemetar (Suma’mur, 1990).
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3.6. Metode Penilaian Postur Kerja
Penilaian postur kerja diperlukan ketika didapati bahwa postur kerja
pekerja memiliki resiko menimbulkan cedera muskuleskeletal yang diketahui
secara visual atau melalui keluhan dari pekerja itu sendiri. Dengan adanya
penilaian dan analisis perbaikan postur kerja, diharapkan dapat diterapkan untuk
mengurangi atau menghilangkan resiko cedera muskuluskeletal yang dialami
pekerja.
Untuk penilaian kembali postur kerja, diperlukan ketika terjadi perubahan
spesifikasi produk atau penambahan jenis produk baru. Kedua hal tersebut akan
memungkinkan terjadinya perubahan metode kerja yang dilakukan pekerja dalam
menghasilkan produk, dan metode baru tersebut kemungkinan juga dapat
menimbulkan cedera muskuluskeletal, sehingga perlu dilakukan penilaian postur
kerja kembali.
Selain saat terjadi perubahan spesifikasi atau penambahan jenis produk
baru, penilaian kembali postur kerja juga diperlukan saat dilakukan rotasi kerja.
Rotasi kerja dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa kebosanan pekerja
karena melakukan pekerjaan yang sama dan terus-menerus (monoton). Maka saat
terjadi rotasi kerja, perlu dilakukan penilaian postur kerja kembali. Hal ini
dikarenakan pekerja tersebut akan beradaptasi terlebih dahulu terhadap
pekerjaannya, dan postur kerjanya dalam melakukan pekerjaan tersebut akan
berbeda dengan pekerjaan yang sebelumnya, sehingga perlu dilakukan penilaian
kembali postur kerja dari pekerja. Namun jika tidak terjadi perubahan spesifikasi
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
produk, atau penambahan jenis produk baru, atau rotasi kerja, tidak perlu
dilakukan penilaian kembali postur kerja dari pekerja yang ada.
3.6.1. Ovako Working Postures Analysis System (OWAS)
OWAS adalah suatu metode untuk mengevaluasi beban postur (postural
load) selama bekerja. Metode OWAS didasarkan pada sebuah klasifikasi yang
sederhana dan sistematis dari postur kerja yang dikombinasikan dengan
pengamatan dari tugas selama bekerja. Metode OWAS pertama kali dilakukan
untuk menganalisis postur kerja pada industri baja. Metode ini telah digunakan
dalam penelitian dan pembangunan di Finlandia, Swedia, Jerman, Belanda, India,
dan Australia.
Prosedur OWAS dilakukan dengan melakukan observasi untuk mengambil
data postur, beban/tenaga, dan fase kerja untuk kemudian dibuat kode berdasarkan
data tersebut. Evaluasi penilaian didasarkan pada skor dari tingkat bahaya postur
kerja yang ada dan selanjutnya dihubungkan dengan kategori tindakan yang harus
diambil.
Klasifikasi postur kerja dari metode OWAS adalah pada pergerakan tubuh
bagian belakang (punggung), lengan (arms), dan kaki (legs). Setiap postur tubuh
tersebut terdiri atas 4 postur bagian belakang, 3 postur lengan, dan 7 postur kaki.
Berat beban yang dikerjakan juga dilakukan penilaian mengandung 3 skala point.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3.6.2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan suatu metode
penelitian untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas.
Metode ini dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Nigel Corlett (1993) yang
menyediakan sebuah perhitungan tingkatan beban muskuluskeletal di dalam
sebuah pekerjaan yang memiliki resiko pada bagian tubuh dari perut hingga leher
atau anggota badan bagian atas.
Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan
penilaian postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan di beri skor
yang telah ditetapkan. RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk
mendeteksi postur kerja yang merupakan faktor resiko. Metode didesain untuk
menilai para pekerja dan mengetahui beban musculoskletal yang kemungkinan
menimbulkan gangguan pada anggota badan atas.
Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan tiga tabel skor
dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi
dijelaskan oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal yaitu :
1. Jumlah pergerakan
2. Kerja otot statik
3. Tenaga/kekuatan
4. Penentuan postur kerja oleh peralatan
5. Waktu kerja tanpa istirahat.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Dalam usaha untuk penilaian 4 faktor beban eksternal (jumlah gerakan,
kerja otot statis, tenaga kekuatan dan postur), RULA dikembangkan untuk (Mc
Atamney dan Corlett, 1993):
1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi ketja dengan
cepat, yang berhubungan dengan kerja yang beresiko yang
menyebabkan gangguan pada anggota badan bagian atas.
2. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja,
penggunaan tenaga dan kerja yang berulang-ulang yang dapat
menimbulkan kelelahan otot.
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode
penilaian ergonomi yaitu epidomiologi, fisik, mental, lingkungan dan
faktor organisasi.
Pengembangan dari RULA terdiri atas tiga tahapan yaitu :
1. Mengidentifikasi postur kerja
2. Sistem pemberian skor
3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat
resiko yang ada dan dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang
melebihi detail berkaitan dengan analisis yang yang didapat.
Ada empat hal yang menjadi aplikasi utama dari RULA, yaitu untuk :
1. Mengukur resiko muskuluskeletal, biasanya sebagai bagian dari
perbaikan yang lebih luas dari ergonomi.
2. Membandingkan beban muskuluskeletal antara rancangan stasiun kerja
yang sekarang dengan yang telah dimodifikasi.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3. Mengevaluasi keluaran misalnya produktivitas atau kesesuaian
penggunaan peralatan.
4. Melatih pekerja tentang beban muskuluskeletal yang diakibatkan
perbedaan postur kerja.
Dalam mempermudah penilaian postur tubuh, maka tubuh dibagi atas 2
segmen grup yaitu grup A dan grup B.
3.6.2.1.Penilaian postur tubuh group A
Postur tubuh grup A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah
(lower arm), pergelangan tangan (wrist) dan putaran pergelangan tangan (wrist
twist).
a. Lengan atas (upper arm)
Penilaian terhadap lengan atas (upper arm) adalah penilaian yang
dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas pada saat melakukan aktivitas
kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan atas diukur menurut posisi batang tubuh.
Adapun postur lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.1. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
Pergerakan Article I. Skor Skor Perubahan 200 (ke depan maupun ke belakang dari tubuh) 1
+ 1 jika bahu naik + 1 jika lengan
berputar/bengkok
>200 (ke belakang) atau 20-450 2
45-900 3 >900 4
b. Lengan Bawah (lower arm)
Penilaian terhadap lengan bawah (lower arm) adalah penilaian yang
dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah pada saat melakukan
aktivitas kerja. Sudut yang dibentu oleh lengan bawah diukur menurut posisi
batang tubuh. Adapun postur lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.2. Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm)
Skor penilaian untuk bagian lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Skor Lengan Bawah (lower arm)
Pergerakan Skor Skor Perubahan 60-1000 1 Jika lengan bawah bekerja
melewati garis tengah atau keluar dari sisi tubuh <600 atau 1000 2
c. Pergelangan Tangan (wrist)
Penilaian terhadap pergelangan tangan (wrist) adalah penilaian yang
dilakukan terhadap sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan pada saat
melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan diukur
menurut posisi lengan bawah. Adapun postur pergelangan tangan (wrist) dapat
dilihat pada Gambar 3.3.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.3. Postur Tubuh Pergelangan Tangan (wrist)
Skor penilaian untuk bagian lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Skor Pergelangan Tangan (wrist)
Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi netral 1
+ 1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah
0- 150 (ke atas maupun ke bawah) 2 >150 (ke atas maupun kebawah) 3
d. Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist)
Adapun postur putaran pergelangan tangan (wrist twist) dapat dilihat pada
Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Postur Tubuh Putaran Pergelangan Tangan (wrist twist)
Untuk putaran pergelangan tangan (wrist twist) postur netral diberi skor :
1 = Posisi tengah dari putaran
2 = Pada atau dekat dari putaran
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Nilai dari postur tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan
putaran pergelangan tangan dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A untuk
memperoleh skor seperti terlihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Skor Group A
Upper Arm
Lower Arm
Wrist 1 2 3 4
Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4
2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5
3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5
4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9
e. Penambahan Skor Aktivitas
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A pada Tabel 3.4,
maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor
aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 3.5. Skor Aktivitas
Aktivitas Skor Keterangan Postur Statik + 1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam
Pengulangan + 1 Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4 kali per menit
f. Penambahan Skor Beban
Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur
tubuh grup A pada Tabel 3.5, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor
beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat
pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Skor Beban
Beban Skor Keterangan < 2 kg 0 -
2 kg – 10 kg 1 + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang
> 10 kg 3 -
3.6.2.2.Penilaian postur tubuh group B
Postur tubuh grup B terdiri atas leher (neck), batang tubuh (trunk), dan
kaki (legs).
a. Leher (neck)
Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang dilakukan terhadap
posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator harus melakukan
kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut tertentu. Adapun postur leher dapat
dilihat pada Gambar 3.5.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.5. Postur tubuh bagian leher (neck)
Skor penilaian untuk leher (neck) dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Skor Bagian Leher (neck)
Article II. Pergerakan Article III. Skor Section 3.01 Skor
Perubahan 0-100 1
+ 1 jika leher berputar/bengkok
+ 1 batang tubuh bengkok
10-200 2 >200 3
Ekstensi 4
b. Batang Tubuh (Trunk)
Penilaian terhadap batang tubuh (trunk), merupakan penilaian terhadap
sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dengan
kemiringan yang sudah diklasifikasikan. Adapun klasifikasi kemiringan batang
tubuh saat melakukan aktivitas kerja dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.6. Postur Bagian Batang Tubuh (Trunk)
Skor penilaian bagian batang tubuh (trunk) dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk)
Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal (900) 1
+ 1 jika leher berputar/bengkok + 1 jika batang tubuh bungkuk
0-200 2 20-600 3 >600 4
c. Kaki (Legs)
Penilaian terhadap kaki (legs) adalah penilaian yang dilakukan terhadap
posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator bekerja dengan
posisi normal/seimbang atau bertumpu pada satu kaki lurus. Adapun posisi kaki
dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.7. Posisi Kaki (Legs)
Skor penilaian untuk kaki (legs) dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Skor Bagian kaki (legs)
Section 3.02 Pergerakan Skor Posisi normal/seimbang 1
Tidak seimbang 2
Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ke
Tabel 3.10. untuk mengetahui skornya.
Tabel 3.10. Skor Group B Trunk Postur Score
Neck
Trunk Postur Score 1 2 3 4 5 6
Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
d. Penambahan Skor Aktivitas
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B pada Tabel 3.10,
maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor
aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Skor Aktivitas
Aktivitas Skor Keterangan Postur Statik + 1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam
Pengulangan + 1 Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4 kali per menit
e. Penambahan Skor Beban
Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur
tubuh grup B pada Tabel 3.11, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor
beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat
pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12. Skor Beban
Beban Skor Keterangan < 2 kg 0 -
2 kg – 10 kg 1 + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang
> 10 kg 3 -
Untuk memperoleh skor akhir (grand score), skor yang diperoleh untuk
postur tubuh grup A dan grup B dikombinasikan ke Tabel 3.13.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 3.13. Grand Total Score Table
Score Group
A
Score Group B
1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 6 4 3 3 3 4 5 6 6 5 4 4 4 5 6 7 7 6 4 4 5 6 6 7 7 7 5 5 6 6 7 7 7
+8 5 5 6 7 7 7 7
Hasil skor dari Tabel 3.13 tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa
kategori level resiko pada Tabel 3.14
Tabel 3.14. Kategori Tindakan RULA
Kategori Tindakan Level Resiko Tindakan
1 – 2 Minimum Aman
3 – 4 Kecil Diperlukan beberapa waktu ke depan
5 – 6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat
7 Tinggi Tindakan sekarang juga
3.6.3. Rapid Entire Body Assesment (REBA)
REBA dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Sue Hignett (2000) sebagai
sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh
secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh,
kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan dan pegangan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat resiko
dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.
Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau grup
yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari batang tubuh
(trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh
kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan
pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala
postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor
beban/kekuatan dan pegangan (coupling).
REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam
sebuah pekerjaan :
1. Keseluruhan bagian badan digunakan
2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah, atau tidak stabil
3. Melakukan sebuah pembebanan seperti mengangkat benda baik secara
rutin ataupun sesekali.
4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang
dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.
3.6.4. Quick Exposure Check (QEC)
Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu metode penilaian
postur kerja yang digunakan untuk menilai postur kerja pekerja yang berhubungan
dengan gangguan otot (work related musculoskeletal disorders). Metode ini
diciptakan oleh Guangyan Li dan Peter Buckle pada tahun 1999. QEC didasarkan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
kepada riset dan penelitian para praktisi pada jenis pekerjaan yang beresiko
menimbulkan gangguan otot.
Penilaian postur kerja dengan metode QEC dilakukan dari dua sisi.
Penilaian pertama didasarkan kepada penilaian pengamat (Observer’s Assesment)
dengan mengisi Observer’s Assesment Checklist dan penilaian kedua didasarkan
kepada penilaian pekerja (Worker’s Assesment) dengan mengisi Worker’s
Assesment Checklist. QEC menilai gangguan resiko yang terjadi pada bagian
belakang punggung (back), bahu/lengan (shoulder/arm), pergelangan tangan
(hand/wrist), dan leher (neck).
Selanjutnya menghitung skor penilaian untuk masing-masing bagian tubuh
yang dinilai dengan tabel skor penilaian sebagai skor akhir QEC untuk
diwujudkan dalam empat tingkatan tindakan.
3.7. Nordic Body Map
Nala (1995) dan Hagg (1991) menyatakan bahwa kerja dengan sikap
paksa dapat menimbulkan gangguan pada sistem otot rangka. Pengaruh sikap atau
postur kerja terhadap keluhan pada otot rangka dapat dilihat pada penelitian yang
dibuat oleh Park & Bae (1997), yang melaporkan bahwa 40 % pekerja di industri
elektronik automobil mengalami gangguan pada sistim otot rangka.
Pengukurannya juga dengan menggunakan metoda Nordic Body Map. Instrumen
Nordic Body Map yang terdiri dari 27 items pertanyaan sudah biasa digunakan
terutama untuk penelitian ergonomi (Park & Bae, 1997; Sutajaya, 1997; Budiono,
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
1985). Dimensi tubuh yang diteliti dalam Nordic Body Map dapat dilihat pada
Gambar 3.8.
Gambar 3.8. Nordic Body Map
Keterangan :
1 = Leher bagian atas 16 = Tangan kiri
2 = Bahu kiri 17 = Tangan kanan
3 = Bahu kanan 18 = Paha kiri
4 = Lengan atas kiri 19 = Paha kanan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5 = Punggung 20 = Lutut kiri
6 = Lengan atas kanan 21 = Lutut kanan
7 = Pinggang 22 = Betis kiri
8 = Bokong 23 = Betis kanan
9 = Pantat 24 = Pergelangan kaki kiri
10 = Siku kiri 25 = Pergelangan kaki kanan
11 = Siku kanan 26 = Kaki kiri
12 = Lengan bawah kiri 27 = Kaki kanan
13 = Lengan bawah kanan
14 = Pergelangan tangan kiri
15 = Pergelangan tangan kanan
Dimensi-dimensi tubuh tersebut dapat dibuat dalam format Standard
Nordic Questionnaire. Standard Nordic Questionnaire dibuat atau disebarkan
untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja akibat pekerjaannya.
Standard Nordic Questionnaire bersifat subjektif, karena keluhan rasa sakit yang
dirasakan tergantung pada kondisi fisik masing-masing individu. Keluhan rasa
sakit pada bagian tubuh akibat aktivitas kerja tidaklah sama antara satu orang
dengan orang yang lain. Format Standard Nordic Questionnaire dapat dilihat pada
Tabel 3.15.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 3.15. Standard Nordic Questionnaire
No Jenis Keluhan A B 1 Sakit kaku di leher bagian atas 2 Sakit di bahu kiri 3 Sakit di bahu kanan 4 Sakit pada lengan atas kiri 5 Sakit di punggung 6 Sakit pada lengan atas kanan 7 Sakit pada pinggang 8 Sakit pada bokong 9 Sakit pada pantat 10 Sakit pada siku kiri 11 Sakit pada siku kanan 12 Sakit pada lengan bawah kiri 13 Sakit pada lengan bawah kanan 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 Sakit pada tangan kiri 17 Sakit pada tangan kanan 18 Sakit pada paha kiri 19 Sakit pada paha kanan 20 Sakit pada lutut kiri 21 Sakit pada lutut kanan 22 Sakit pada betis kiri 23 Sakit pada betis kanan 24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 26 Sakit pada kaki kiri 27 Sakit pada kaki kanan
A = Sakit
B = Tidak sakit
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan untuk menyelesaiakan persoalan yang timbul, yang disusun
berdasarkan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan
teori-teori pendukung dalam pemecahan masalah, dan melakukan pengumpulan
data, baik melalui literatur maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan
data sampai pada penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.
4.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bagian pelayanan khususnya penyusunan
buku ke rak buku besi dua sisi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan
yang berlokasi di Jalan Perpustakaan No 1 Kampus USU Medan. Penelitian
dilakukan dalam waktu 4 (empat) bulan (dari bulan Desember 2008 sampai
dengan bulan Maret 2009).
4.2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran
atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif
ini digunakan untuk menjawab permasalahan penilaian postur kerja yang ada di
bagian pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria umum sebagai berikut :
1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu
luas.
2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan
merupakan opini.
4. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai
validitas.
5. Harus ada deskriptif yang terang tentang tempat serta waktu penelitian
dilakukan.
6. Hasil penelitian harus berisi secara mendetail yang digunakan baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi
kepustakaan yang dilakukan.
Sedangkan kriteria khusus dari Metode deskriptif ialah :
1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai
(value).
2. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai
masalah status.
3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap
variabel, peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap
variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
4.3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrumen penelitian sangat mendukung dalam analisa dan pengambilan data
di lokasi penelitian. Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain adalah :
1. Kamera, yang berfungsi untuk memfoto postur kerja dari para operator di
bagian pelayanan perpustakaan USU.
2. Rapid Upper Limb Assesment (RULA) Worksheet, yang akan digunakan
untuk menilai setiap pergerakan leher (neck), kaki (leg), lengan atas (upper
arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan tangan (wrist), punggung
(trunk), serta mengukur beban (load/force), dan kegiatan (activity).
4.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian
secara terhadap objek penelitian di lapangan yaitu kondisi aktual dari lantai
produksi, meliputi pengamatan langsung postur kerja operator. Data yang
diperlukan adalah :
- Data metode kerja
- Data postur kerja, berupa foto pegawai ketika melakukan aktivitas dengan
postur kerja tertentu
- Data waktu postur kerja
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Data ukuran fasilitas
- Data Standard Nordic Questionaire
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur dan
referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, dan juga data yang
diperoleh dari perusahaan, yaitu gambaran umum dan sejarah perusahaan, jumlah
pegawai dan organisasi dan manajemen perusahaan.
4.5. Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari :
1. Menggunakan data RULA worksheet untuk mengukur postur kerja dengan
cara :
a. Membagi pengamatan tubuh operator kedalam 2 grup, yaitu A yang terdiri
atas leher (neck), kaki (leg), lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower
arm), pergelangan tangan (wrist), punggung (trunk), serta mengukur beban
(load/force) dan skor aktivitas.
b. Menilai setiap postur kerja operator menggunakan Rapid Upper Limb
Assesment (RULA) ke dalam skor A dan skor B.
c. Menentukan skor RULA dari hasil kombinasi perhitungan skor A dan
skor B.
d. Menentukan action level dari postur kerja operator.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2. Menentukan postur kerja yang tidak ergonomis berdasarkan perhitungan skor
RULA dan penentuan action level.
Adapun langkah-langkah pengolahan data dapat dilihat pada blok diagram
pengolahan data pada Gambar 4.1.
Tabulasi hasil Standard Nordic Questionnaire
Pengamatan sikap kerja operator pada bagian pelayanan untuk setiap elemen kegiatan
Pembagian kegiatan kerja operator menurut postur tubuh yang diteliti
Leher (neck)
Penilaian postur kerja menurut tabel RULA
Kaki (leg)
Lengan atas (upper arm)
Batang tubuh (trunk)
Pergelangan tangan (wrist)
Lengan bawah (lower arm)
Penentuan level resiko dan tindakan yang harus dilakukan
Putaran pergelangan tangan (wrist twist),
Putaran pergelangan tangan (wrist twist),
Penambahan skor aktivitas dan skor beban
Penambahan skor aktivitas dan skor beban
Gambar 4.1. Blok Diagram Pengolahan Data
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
4.6. Analisis Pemecahan Masalah
Berdasarkan penilaian work sheet RULA maka akan didapatkan berbagai
level tindakan terhadap postur kerja pegawai. Dari level tindakan ini
didentifikasikan dan dianalisis fasilitas penyebab postur kerja yang tidak alami.
Hasil analisis digunakan untuk memperbaiki metode kerja agar didapat postur
kerja yang alami terhadap pegawai.
4.7. Kesimpulan dan Saran
Pada proses analisa data yang telah dilakukan akan diperoleh kesimpulan
berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian yang harus
dicapai. Berdasarkan kesimpulan, maka diuraikan saran lebih lanjut yang
bermanfaat bagi perusahaan.
Secara sistematis metode penelitian dapat dilihat pada blok diagram
prosedur penelitian seperti pada Gambar 4.2.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tujuan Penelitian :1. Menganalisa postur kerja yang ada sekarang dan mempelajari kemungkinan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan pegawai dalam melakukan pekerjaannya. 2. Memberi suatu usulan perbaikan metode kerja yakni postur kerja yang ergonomis kepada para pegawai untuk mendapatkan postur kerja yang lebih baik dalam mengatasi ketidaknyamanan pegawai.
Pengumpulan Data :
1. Pengamatan metode kerja yang dilakukan pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. 2. Pengamatan langsung pada pegawai yang sedang bekerja (mengamati postur kerja) dengan cara memotret postur kerja yang dilakukan pegawai.3. Mengukur waktu pada postur tertentu.4. Mengukur dimensi fasilitas kerja yaitu rak buku besi dua sisi dan troli pembawa buku.5. Data jumlah pegawai dari Divisi Tata Usaha berupa Laporan Tahunan 2007 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 6. Menyebarkan Standard Nordic Questionnaire kepada para pegawai bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi dengan metode wawancara langsung.
Pengolahan Data :1. Tabulasi hasil Standard Nordic Questionnaire dengan cara menghitung jumlah keluhan yang sejenis dan persentase keluhan tersebut dari jumlah pegawai yang diteliti.2. Penilaian postur kerja pegawai dengan metode RULA sesuai dengan postur kerja yang diteliti3. Rekapitulasi hasil perhitungan postur kerja pegawai bagian pelayanan berdasarkan metode RULA.
Analisa dan Evaluasi :Pembahasan dilakukan dengan :1. Analisa postur kerja pada bagian pelayanan dengan metode RULA berdasarkan kondisi saat ini 2. Analisa data waktu postur kerja 3. Analisa berdasarkan hasil Standard Nordic Questionnaire. 4. Pemecahan masalah dengan memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah dan perbaikan metode kerja
Kesimpulan dan Saran
Gambar 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada bagian pelayanan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara melalui kegiatan pengamatan langsung postur kerja
pegawai bagian pelayanan dan penelitian dari data perusahaan. Terdapat
perbedaan metode kerja antara pegawai yang bekerja di bagian pelayanan koleksi
pinjam singkat (KPS) dengan pegawai bagian pelayanan yang bekerja di lantai
tiga dan lantai empat.
Pegawai yang bekerja di bagian pelayanan koleksi pinjam singkat bertugas
membantu anggota perpustakaan yang ingin meminjam buku dengan cara mencari
buku tersebut di rak buku besi dua sisi secara manual, berdasarkan catatan kode
buku yang diberikan anggota perpustakaan tersebut. Selain itu pegawai juga
bertugas menyusun buku yang telah dikembalikan anggota perpustakaan ke rak
buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa buku. Sedangkan pegawai
bagian pelayanan yang bekerja di lantai tiga dan lantai empat hanya bertugas
menyusun buku ke rak buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa
buku.
Metode kerja yang dilakukan oleh pegawai bagian pelayanan koleksi
pinjam singkat dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam Singkat
No Elemen Kegiatan Waktu (detik) Sikap Kerja
1. Mencari buku yang akan dipinjam anggota perpustakaan pada rak buku besi dua sisi secara manual, berdasarkan catatan kode buku yang diberikan anggota perpustakaan tersebut.
a. Menerima dan membaca catatan kode buku dari anggota perpustakaan 10 Duduk
b. Mencari dan mengambil buku di rak buku secara manual sesuai dengan catatan kode buku
30
Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang dicari pada rak buku besi dua sisi
c. Memberikan buku kepada anggota perpustakaan 5 Berdiri
2. Menyusun buku pada rak buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa buku
a. Menyusun dan menyortir buku menurut kode buku sesuai dengan letak buku dalam rak buku besi dua sisi pada troli pembawa buku
300 Bungkuk atau berdiri
b. Mendorong troli ke rak buku terdekat 15 Berdiri
c. Mengambil buku dari troli dan membaca kode buku 6
Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak buku yang diambil dari troli
d. Mencari kode katalog buku yang sesuai pada rak buku besi dua sisi 20
Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang dicari pada rak buku besi dua sisi
e. Menyusun buku di rak buku besi dua sisi sesuai dengan kode katalog buku 8
Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam
Singkat (Lanjutan)
No Elemen Kegiatan Waktu (detik) Sikap Kerja
f. Merapikan buku yang telah disusun pada rak buku besi dua sisi 5
Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku pada rak buku besi dua sisi
g. Mendorong troli yang telah kosong ke area penyimpanan troli 15 Berdiri
Metode kerja yang dilakukan oleh pegawai bagian pelayanan di lantai tiga
dan lantai empat pada dasarnya memiliki kesamaan, sehingga data cukup diambil
sekali saja. Dalam hal ini data yang diambil adalah metode kerja pegawai bagian
pelayanan di lantai tiga dan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga
No Elemen Kegiatan Waktu (detik) Sikap Kerja
1. Mengambil troli pembawa buku dari area penyimpanan sementara 10 Berdiri
2. Mengambil buku dari atas meja dan mengumpulkan buku tersebut dalam troli pembawa buku
600 Bungkuk atau berdiri
3. Menyortir buku sesuai dengan kode buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi
300 Berdiri
4. Mendorong troli ke rak buku terdekat 15 Berdiri
5. Mengambil buku dari troli dan membaca kode buku 8
Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak buku dalam troli
6. Menyusun buku di rak sesuai dengan kode katalog buku 8
Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga
(Lanjutan)
No Elemen Kegiatan Waktu (detik) Sikap Kerja
7. Merapikan buku yang telah disusun pada rak 5
Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku pada rak buku besi dua sisi
8. Mendorong troli yang telah kosong ke area penyimpanan troli 15 Berdiri
Postur kerja yang akan dipilih untuk dinilai adalah postur kerja yang lebih
sering dilakukan selama satu siklus kerja, atau postur kerja yang menjadi postur
utama ketika pekerja sedang bekerja. Elemen kegiatan yang paling sering dan
paling lama dilakukan oleh pegawai adalah menyusun buku ke rak buku besi dua
sisi. Postur kerja yang akan diteliti adalah postur kerja untuk elemen kegiatan
menyusun buku ke rak buku besi dua sisi di lantai tiga.
Postur kerja pada elemen kegiatan menyusun buku ke rak buku besi dua
sisi di lantai tiga terdiri atas lima jenis postur yaitu jongkok, bungkuk, berdiri,
berdiri dengan tangan terentang ke atas dan berdiri dengan tangan terentang ke
atas serta kaki berjinjit. Kelima postur kerja tersebut dilakukan oleh para pegawai
secara berulang-ulang sesuai dengan letak buku yang akan disusun pada rak buku
besi dua sisi.
5.1.1. Pemilihan Pekerja Normal
Pemilihan pekerja normal bertujuan untuk menentukan salah satu pekerja
yang terpilih sebagai objek penelitian yang dilakukan di bagian pelayanan lantai
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
tiga perpustakaan Universitas Sumatera Utara, karena terdapat 8 pekerja yang
bekerja di bagian pelayanan lantai tiga. Kegiatan yang diamati di bagian
pelayanan tersebut khususnya untuk elemen kegiatan menyusun buku ke rak buku
besi dua sisi. Data jumlah penyusunan buku yang diperoleh dari pengamatan pada
pekerja setiap 15 menit secara bergantian selama dua hari dapat dilihat pada Tabel
5.3.
Tabel 5.3. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi
pada Hari ke-1
No Waktu Pekerja A B C D E F G H
1. 15 menit 40 44 41 50 40 45 49 52 2. 15 menit 51 40 55 49 43 54 42 43 3. 15 menit 49 43 50 42 47 50 47 45 4. 15 menit 54 48 52 47 51 43 50 49 5. 15 menit 57 51 49 45 47 49 54 51 6. 15 menit 52 57 42 51 54 51 49 57 7. 15 menit 58 51 48 49 50 49 51 54 8. 15 menit 56 49 51 47 48 54 57 47
Jumlah 417 383 388 380 380 395 399 398 Rata-rata 52 48 48 47 47 49 50 50
Untuk jumlah penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi pada hari ke-2
dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi
pada Hari ke-2
No Waktu Pekerja A B C D E F G H
1. 15 menit 50 54 47 51 49 47 45 54 2. 15 menit 50 42 56 47 45 56 49 47 3. 15 menit 48 47 52 49 48 51 49 47 4. 15 menit 56 49 54 45 52 47 51 44 5. 15 menit 52 50 44 47 45 44 51 54
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.4. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi
pada Hari ke-2 (Lanjutan)
No Waktu Pekerja A B C D E F G H
6. 15 menit 50 54 49 52 54 50 44 56 7. 15 menit 56 52 44 47 51 47 52 51 8. 15 menit 51 47 54 45 47 52 50 47
Jumlah 413 395 400 383 391 394 391 400 Rata-rata 52 49 50 48 49 49 49 50
Dari hasil data jumlah penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi yang
dilakukan selama dua hari pada Tabel 5.3 dan 5.4, maka dilakukan perhitungan
rata-rata hari pertama dengan hari kedua dari setiap pekerja. Maka hasil rata-rata
tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Rata-rata Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi
Oleh Pekerja pada Hari ke-1 dan Hari ke-2
Hari Pekerja A B C D E F G H
1 417 383 388 380 380 395 399 398 2 413 395 400 383 391 394 391 400
Jumlah 830 778 788 763 771 789 790 798 Rata-rata 52 48 49 47 48 49 49 50 Rata-rata Pekerja 49
Dari hasil perhitungan jumlah rata-rata dari kedelapan pekerja tersebut
adalah sebesar 49 buku, maka pekerja yang mendekati jumlah rata-rata tersebut
adalah pekerja C, F dan G.. Pemilihan pekerja normal yang menjadi objek
penelitian untuk pengumpulan data postur kerja di bagian pelayanan lantai tiga
pada penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi adalah pekerja C.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.1.2. Data Postur Kerja
Postur kerja pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera
Utara yang diamati adalah postur kerja untuk elemen kegiatan menyusun buku ke
dalam rak buku besi dua sisi. Elemen kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar
5.1.
Gambar 5.1. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok
Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa pegawai melakukan kegiatan menyusun
buku di rak paling bawah dengan postur jongkok. Tinggi rak terbawah dari lantai
adalah 23 cm. Lebar rak untuk setiap tingkatan adalah 498 cm, dimana dalam
setiap tingkatan terbagi atas lima barisan penyusunan buku berdasarkan kode
pengatalogan. Lebar setiap barisan penyusunan buku adalah 98 cm.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 5.2. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk
Penyusunan buku di rak kedua seperti terlihat pada Gambar 5.2 dilakukan
dengan postur bungkuk. Tinggi rak kedua dari lantai adalah 61 cm.
Gambar 5.3. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa pegawai melakukan kegiatan menyusun
buku pada rak ketiga dengan postur berdiri. Tinggi rak ketiga dari lantai adalah
99 cm.
Gambar 5.4. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas
Kegiatan menyusun buku pada rak keempat seperti terlihat pada Gambar
5.4 dilakukan dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas. Tinggi rak
keempat dari lantai adalah 137 cm.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 5.5. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
Penyusunan buku di rak paling tinggi atau rak kelima seperti terlihat pada
Gambar 5.5 dilakukan dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas serta
kaki berjinjit. Rentangan tangan pada rak kelima tersebut lebih jauh daripada rak
keempat. Tinggi rak kelima dari lantai adalah 175 cm.
5.1.3. Data Waktu Postur Kerja
Postur kerja pegawai bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku
kedalam rak buku besi dua sisi dilakukan dalam waktu yang bervariasi. Data
waktu postur kerja diambil secara acak sebanyak 5 buah data dari setiap postur
kerja yang dilakukan pegawai. Tujuan pengambilan data waktu postur kerja
adalah untuk menganalisa pengaruh lamanya seorang pegawai melakukan suatu
postur kerja terhadap keluhan rasa sakit yang mungkin timbul pada bagian tubuh
pegawai akibat postur kerja tersebut.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Waktu dihitung mulai dari pegawai mengambil sebuah buku dari troli
sampai pegawai mengangkat tangannya dari rak penyusunan buku untuk
menyusun buku lainnya. Data waktu postur kerja dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Data Waktu Postur Kerja
No Postur Kerja Waktu Keterangan
1. Jongkok
5 detik Menyusun buku di rak pertama
12 detik Menyusun dan merapikan buku di rak pertama
20 detik Mencari kode katalog buku dan meyusun buku di rak pertama
8 detik Menyusun buku di rak pertama 6 detik Menyusun buku di rak pertama
2. Bungkuk
4 detik Menyusun buku di rak kedua 8 detik Menyusun buku di rak kedua 5 detik Menyusun buku di rak kedua
10 detik Menyusun dan merapikan buku di rak kedua
5 detik Menyusun buku di rak kedua
3. Berdiri
6 detik Menyusun buku di rak ketiga 4 detik Menyusun buku di rak ketiga 5 detik Menyusun buku di rak ketiga 5 detik Menyusun buku di rak ketiga 4 detik Menyusun buku di rak ketiga
4. Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas
8 detik Mencari kode katalog buku dan meyusun buku di rak keempat
7 detik Menyusun buku di rak keempat 5 detik Menyusun buku di rak keempat 6 detik Menyusun buku di rak keempat 6 detik Menyusun buku di rak keempat
5. Berdiri dengan Tangan
Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
4 detik Menyusun buku di rak kelima 8 detik Menyusun buku di rak kelima 6 detik Menyusun buku di rak kelima
6 detik Menyusun dan merapikan buku di rak kelima
5 detik Menyusun buku di rak kelima
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.1.4. Data Ukuran Fasilitas
Fasilitas yang mendukung kegiatan penyusunan buku adalah rak buku besi
dua sisi yang berjumlah 438 buah dan troli pembawa buku dengan jumlah 50
buah. Rak buku besi dua sisi yang diukur adalah rak buku yang terdapat di lantai 1
yaitu di bagian koleksi pinjam singkat, lantai 3 dan lantai 4. Rak buku yang
digunakan di lantai 2 terdapat dalam 2 jenis yang berbeda yang memiliki ukuran
dan fungsi yang berbeda pula. Rak buku jenis yang pertama adalah rak buku besi
satu sisi yang berfungsi sebagai tempat memajang buku-buku baru. Rak buku
jenis yang kedua adalah rak buku besi dua sisi yang berfungsi untuk menyimpan
jurnal, majalah dan koran.
Rak buku besi dua sisi berfungsi sebagai tempat buku-buku disusun
berdasarkan sistem pengatalogan untuk memudahkan para pembaca memperoleh
buku-buku yang diperlukan. Sedangkan troli pembawa buku berfungsi sebagai
alat yang dapat membantu para pegawai bagian pelayanan khususnya bagian
penyusunan buku untuk memudahkan membawa buku yang akan disusun ke
dalam rak buku besi dua sisi. Kapasitas maksimal troli pembawa buku adalah 170
buku. Ukuran rak buku besi dua sisi dan troli pembawa buku dapat dilihat pada
Gambar 5.6 dan Gambar 5.7.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
236
cm55 cm
23 c
m38
cm
98 cm
498 cm
190 cm23 cm
Gambar 5.6. Rak Buku Besi Dua Sisi
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
89 c
m
9.5
cm25
cm
60 cm25 cm
Gambar 5.7. Troli Pembawa Buku
5.1.5. Data Jumlah Pegawai
Data pegawai yang digunakan adalah data pegawai bagian pelayanan
perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya pegawai yang bertugas untuk
menyusun buku ke dalam rak buku besi dua sisi. Data yang digunakan adalah data
pegawai tahun 2008. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Sebenarnya jumlah pegawai bagian pelayanan, khususnya yang bertugas
menyusun buku adalah 24 orang, tetapi yang diamati hanya 15 orang. Hal ini
disebabkan karena 9 orang pegawai adalah pegawai yang masa kerjanya pada
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
bagian pelayanan kurang dari satu tahun. Para pegawai tersebut sebelumnya
bekerja pada bagian lain di perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Tabel 5.7. Data Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU
No Nama Pegawai Jenis Kelamin
Tinggi Tubuh Umur Lama Bekerja
1. Nurhani Perempuan 158 cm 49 tahun 18 tahun 1 bulan 2. Lisnawati Gultom Perempuan 156 cm 36 tahun 11 tahun 2 bulan 3. Deliana Hadifah Hutabarat Perempuan 155 cm 34 tahun 11 tahun 2 bulan 4. Rahmadsyah Siagian Laki-laki 165 cm 45 tahun 11 tahun 2 bulan 5. Ernawati Abbas Perempuan 155 cm 37 tahun 11 tahun 2 bulan 6. Sorta Rusliya Manurung Perempuan 156 cm 42 tahun 11 tahun 2 bulan 7. Eldalin Rotua Sinaga, A. Md Perempuan 155 cm 34 tahun 10 tahun 2 bulan 8. Tri Wahyuni, S. S Perempuan 158 cm 37 tahun 10 tahun 2 bulan 9. Ernawati Perempuan 154 cm 30 tahun 8 tahun
10. Sri Netta Tarigan, S. S Perempuan 160 cm 35 tahun 8 tahun 11. Juliaty, S. Sos Perempuan 165 cm 33 tahun 5 tahun 12. Marianti Naibaho, A. Md Perempuan 155 cm 29 tahun 2 tahun 13. Mustajab, A. Md Laki-laki 157 cm 29 tahun 2 tahun 14. Saidah Tarihoran Perempuan 153 cm 38 tahun 2 tahun 15. Rahmat Hidayat, A. Md Laki-laki 160 cm 24 tahun 1 tahun
5.1.6. Data Standard Nordic Questionaire
Standard Nordic Questionaire dibuat untuk mengetahui keluhan yang
dialami para pegawai selama melaksanakan aktivitas penyusunan buku. Standard
Nordic Questionaire memuat 27 keluhan sakit pada seluruh bagian tubuh.
Standard Nordic Questionaire disebarkan pada hari kamis, 8 Januari 2009 dengan
metode wawancara langsung kepada para pegawai bagian pelayanan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara. Format Standard Nordic Questionaire dapat dilihat
pada Lampiran 1. Hasil Standard Nordic Questionaire tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5.8.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire
No Nama Pegawai Jenis Kelamin Umur Lama
Bekerja Jenis Keluhan
1. Nurhani Perempuan 49 tahun 18 tahun 1 bulan
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
2. Lisnawati Gultom Perempuan 36 tahun 11 tahun 2 bulan
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di punggung Sakit pada pinggang
3. Deliana Hadifah Hutabarat Perempuan 34 tahun 11 tahun 2 bulan
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada betis kiri
4. Rahmadsyah Siagian Laki-laki 45 tahun 11 tahun 2 bulan
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
5. Ernawati Abbas Perempuan 37 tahun 11 tahun 2 bulan
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
6. Sorta Rusliya Manurung Perempuan 42 tahun 11 tahun 2 bulan
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan)
No Nama Pegawai Jenis Kelamin Umur Lama
Bekerja Jenis Keluhan
7. Eldalin Rotua Sinaga, A. Md Perempuan 34 tahun 10 tahun 2 bulan
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan
8. Tri Wahyuni, S. S Perempuan 37 tahun 10 tahun 2 bulan
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pinggang Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
9. Ernawati Perempuan 30 tahun
8 tahun
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
10. Sri Netta Tarigan, S. S Perempuan 35 tahun
8 tahun
Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan
11. Juliaty, S. Sos Perempuan 33 tahun
5 tahun
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan
12. Marianti Naibaho, A. Md Perempuan 29 tahun
2 tahun
Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
13. Mustajab, A. Md Laki-laki 29 tahun
2 tahun
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan)
No Nama Pegawai Jenis Kelamin Umur Lama
Bekerja Jenis Keluhan
14. Saidah Tarihoran Perempuan 38 tahun
2 tahun
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
15. Rahmat Hidayat, A. Md Laki-laki 24 tahun
1 tahun
Sakit di punggung Sakit pada pinggang
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire
Masing-masing keluhan yang terdapat pada Standard Nordic Questionaire
ditabulasi dengan menjumlahkan keluhan-keluhan yang sejenis, untuk selanjutnya
dibuat persentasenya dari seluruh pegawai bagian pelayanan yang bertugas
menyusun buku ke dalam rak yang diteliti. Hasil tabulasi Standard Nordic
Questionaire dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire
No Jenis Keluhan Jumlah Persentase 1 Sakit kaku di leher bagian atas 12 orang 80 % 2 Sakit di bahu kiri 3 orang 20 % 3 Sakit di bahu kanan 2 orang 13 % 4 Sakit di punggung 9 orang 60 % 5 Sakit pada pinggang 10 orang 67 % 6 Sakit pada pergelangan tangan kiri 1 orang 7 % 7 Sakit pada tangan kiri 2 orang 13 % 8 Sakit pada tangan kanan 2 orang 13 % 9 Sakit pada lutut kiri 2 orang 13 %
10 Sakit pada lutut kanan 2 orang 13 % 11 Sakit pada betis kiri 4 orang 27 %
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
12 Sakit pada betis kanan 3 orang 20 % Tabel 5.9. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan)
No Jenis Keluhan Jumlah Persentase 13 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1 orang 7 % 14 Sakit pada pergelangan kaki kanan 1 orang 7 % 15 Sakit pada kaki kiri 8 orang 53 % 16 Sakit pada kaki kanan 8 orang 53 %
5.2.2. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Jongkok
Lengan atas
Leher
Batang Tubuh
Lengan bawah
Pergelangan tangan
Gambar 5.8. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan
Postur Jongkok
Dari Gambar 5.8 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada
saat menyusun buku dengan postur jongkok berada pada posisi yang sama,
sehingga perhitungan skor untuk postur kerja cukup dilakukan satu kali saja.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
4
a. Postur tubuh grup A
- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)
Lengan atas membentuk sudut > 900 diberi skor = 4 - Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)
Lengan bawah membentuk sudut > 1000, skor = 2 - Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)
Sudut pergelangan tangan 0 - 150 diberi skor = 2 - Putaran pergelangan tangan (wrist twist)
Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1
Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Skor Group A untuk Postur Jongkok
Upper Arm
Lower Arm
Wrist 1 2 3 4
Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4
2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5
3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5
1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9
Skor postur kerja grup A berdasarkan tabel 5.7 adalah = 4
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 - Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5
b. Postur tubuh Grup B
- Postur tubuh bagian leher (neck)
Leher membentuk sudut 100 - 200 diberi skor = 2
- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)
Batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 diberi skor = 3
- Postur tubuh bagian kaki (legs)
Kaki tidak seimbang dengan skor = 2
Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Skor Group B untuk Postur Jongkok
Neck
Trunk 1 2 3 4 5 6
Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.11 adalah = 5
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
- Skor beban
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 5 + 1 = 6
Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Skor Group C untuk Postur Jongkok
Skor Grup B
Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7
Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur jongkok berdasarkan Tabel 5.12 adalah = 7. Berdasarkan skor tersebut
maka level resiko dari aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur jongkok berada pada kategori level resiko tinggi dan diperlukan tindakan
perbaikan postur kerja sekarang juga
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.2.3. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Bungkuk
Leng
an a
tas
Lengan
bawah
Batang tubuh
Leher
Pergelangan tangan
Gambar 5.9. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk
Dari Gambar 5.9 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada
saat menyusun buku dengan postur bungkuk berada pada posisi yang sama,
sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja.
a. Postur tubuh grup A
- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)
Lengan atas membentuk sudut 450 - 900 dengan skor = 3
- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)
Lengan bawah membentuk sudut >1000 dengan skor = 2
- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)
Pergelangan tangan membentuk sudut 0 - 150 dengan skor = 2
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Putaran pergelangan tangan (wrist twist)
Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1
Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Skor Group A untuk Postur Bungkuk
Upper Arm
Lower Arm
Wrist 1 2 3 4
Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4
2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5
3
1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5
4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.13 adalah = 3
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
- Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
b. Postur tubuh Grup B
- Postur tubuh bagian leher (neck)
Leher membentuk sudut > 200 dengan skor = 3
- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)
Batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 dengan skor = 3
- Postur tubuh bagian kaki (legs)
Kaki berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1
Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Skor Group B untuk Postur Bungkuk
Neck
Trunk 1 2 3 4 5 6
Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.14 adalah = 4
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
- Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5
Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.15. Skor Group C untuk Postur Bungkuk
Skor Grup B
Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7
Skor akhir kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur
bungkuk berdasarkan Tabel 5.15 = 5. Berdasarkan skor tersebut, level resiko
kegiatan menyusun buku untuk postur bungkuk termasuk level resiko sedang dan
diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.2.4. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri
Batang tubuh
Lengan atasLengan bawah
Pergelangan tangan
Leher
Gambar 5.10. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri
Dari Gambar 5.10 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai
pada saat menyusun buku dengan postur berdiri berada pada posisi yang sama,
sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja.
a. Postur tubuh grup A
- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)
Lengan atas membentuk sudut 450 - 900 dengan skor = 3
- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)
Lengan bawah membentuk sudut > 1000 dengan skor = 2
- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)
Pergelangan tangan membentuk sudut 0 - 150 dengan skor = 2
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Putaran pergelangan tangan (wrist twist)
Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1
Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Skor Group A untuk Postur Berdiri
Upper Arm
Lower Arm
Wrist 1 2 3 4
Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4
2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5
3
1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5
4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.16 adalah = 3
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
- Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
b. Postur tubuh Grup B
- Postur tubuh bagian leher (neck)
Leher membentuk sudut > 200 dengan skor = 3
- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)
Batang tubuh membentuk sudut 0 - 200 dengan skor = 2
- Postur tubuh bagian kaki (legs)
Kaki berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1
Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17. Skor Group B untuk Postur Berdiri
Neck
Trunk 1 2 3 4 5 6
Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.17 adalah = 3
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
- Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4
Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.18. Skor Group C untuk Postur Berdiri
Skor Grup B
Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7
Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur berdiri berdasarkan Tabel 5.18 adalah = 4. Berdasarkan skor tersebut maka
level resiko dari kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur
berdiri berada pada kategori level resiko kecil dan diperlukan tindakan perbaikan
postur kerja dalam beberapa waktu ke depan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.2.5. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri dengan
Tangan Terentang ke Atas
Batang tubuh
Lengan atas
Lengan bawah
Pergelangan
tangan
Leher
Gambar 5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri
dengan Tangan Terentang ke Atas
Dari Gambar 5.11 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai
pada saat menyusun buku dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas
berada pada posisi yang sama, sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh
cukup dilakukan satu kali saja.
a. Postur tubuh grup A
- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)
Lengan atas membentuk sudut > 900 dan bahu naik
dengan skor = 4 + 1 = 5
- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)
Lengan bawah membentuk sudut > 1000 dengan skor = 2
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)
Pergelangan tangan membentuk sudut 00 - 150 dengan skor = 2
- Putaran pergelangan tangan (wrist twist)
Putaran pergelangan tangan berada dekat dari putaran
dengan skor = 2
Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Skor Group A untuk Postur Berdiri dengann
Tangan Terentang ke Atas
Upper Arm
Lower Arm
Wrist 1 2 3 4
Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4
2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5
3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5
4 1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6
5
1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.19 adalah = 6
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 6 + 1 = 7
b. Postur tubuh Grup B
- Postur tubuh bagian leher (neck)
Leher berada pada posisi netral dengan skor = 1
- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)
Batang tubuh berada pada posisi normal 900 dengan skor = 1
- Postur tubuh bagian kaki (legs)
Kaki berada pada posisi tidak seimbang dengan skor = 2
Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Tabel 5.20. Skor Group B untuk Postur Berdiri dengan
Tangan Terentang ke Atas
Neck
Trunk 1 2 3 4 5 6
Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.20 adalah = 3
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4
Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.21.
Tabel 5.21. Skor Group C untuk Postur Berdiri dengan
Tangan Terentang ke Atas
Skor Grup B
Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7
Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas berdasarkan Tabel 5.21 adalah 6.
Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari aktivitas menyusun buku di
perpustakaan USU berada pada kategori level resiko sedang dan diperlukan
tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.2.6. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri dengan
Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
Lengan atas
Lengan
bawah
Batang tubuh
Leher
Pergelangan tangan
Gambar 5.12. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan
Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
Dari Gambar 5.12 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai
pada saat menyusun buku dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas
serta kaki berjinjit berada pada posisi yang sama, sehingga perhitungan skor untuk
postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja.
a. Postur tubuh grup A
- Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)
Lengan atas membentuk sudut > 900 dengan skor = 4
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm)
Lengan bawah membentuk sudut >1000 dengan skor = 2
- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist)
Pergelangan tangan membentuk sudut 00 - 150 dengan skor = 2
- Putaran pergelangan tangan (wrist twist)
Putaran pergelangan tangan berada dekat dari putaran
dengan skor = 2
Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22. Skor Group A untuk Postur Tubuh Berdiri Tangan Terentang
ke Atas serta Kaki Berjinjit
Upper Arm
Lower Arm
Wrist 1 2 3 4
Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4
2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 5
3 1 2 3 3 3 4 4 5 5 2 2 3 3 3 4 4 5 5 3 2 3 3 4 4 4 5 5
4
1 3 4 4 4 4 4 5 5 2 3 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 5 6 6
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7 2 5 6 6 6 6 7 7 7 3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9 2 7 8 8 8 8 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.22 adalah = 4
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
- Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0
Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5
b. Postur tubuh Grup B
- Postur tubuh bagian leher (neck)
Leher berada pada posisi ekstensi dengan skor = 4
- Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk)
Batang tubuh berada pada posisi normal 900 dengan skor = 1
- Postur tubuh bagian kaki (legs)
Kaki berada pada posisi seimbang dengan skor = 1
Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Tabel 5.23. Skor Group B Postur Tubuh Berdiri dan Tangan Terentang ke
Atas serta Kaki Berjinjit
Neck
Trunk 1 2 3 4 5 6
Legs Legs Legs Legs Legs Legs 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7 2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7 3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8 5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.23 adalah = 5
- Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
- Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0. Total skor untuk grup A adalah 5 + 1 = 6
Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Tabel 5.24. Skor Group C Postur Tubuh Berdiri dan
Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
Skor Grup B
Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7
Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit berdasarkan
Tabel 5.24 adalah = 7. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari kegiatan
menyusun buku di perpustakaan USU untuk postur berdiri dengan tangan
terentang ke atas serta kaki berjinjit berada pada kategori level resiko tinggi dan
diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Hasil perhitungan untuk kelima postur kerja berdasarkan metode Rapid
Upper Limb Assessment (RULA) untuk pegawai bagian pelayanan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara, khususnya yang bertugas menyusun buku ke dalam
rak buku besi dua sisi, dapat direkapitulasi pada Tabel 5.25.
Tabel 5.25. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Pegawai Bagian
Pelayanan Berdasarkan Metode RULA
No Postur Kerja Skor Akhir
Level Resiko
Tindakan Perbaikan
1. Jongkok 7 Tinggi Sekarang juga 2. Bungkuk 6 Sedang Dalam waktu dekat
3. Berdiri 4 Kecil Beberapa waktu ke depan
4. Berdiri dengan tangan terentang ke atas
6 Sedang Dalam waktu dekat
5.
Berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit
7 Tinggi Sekarang juga
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB VI
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Masalah
6.1.1. Analisa Postur Kerja Berdasarkan Metode Rapid Upper Limb
Assessment (RULA)
Dari hasil pengolahan data postur kerja untuk elemen kegiatan penyusunan
buku pada pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA), maka
dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada, yaitu :
a. Postur tubuh jongkok
Skor akhir untuk elemen kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU
dengan postur kerja jongkok adalah 7. Berdasarkan skor tersebut maka level
resiko dari kegiatan tersebut berada pada kategori level resiko tinggi dan
diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga. Postur kerja jongkok
dilakukan oleh para pegawai bagian pelayanan untuk menyusun buku di rak
pertama. Para pegawai harus berjongkok karena tinggi rak pertama dari lantai
adalah 23 cm.
Apabila jumlah buku yang harus disusun pada rak pertama ini sangat
banyak, maka para pegawai dapat melakukan postur kerja jongkok dalam waktu
yang lama, sehingga bila terjadi perubahan postur kerja secara spontan, para
pegawai sering merasa kehilangan keseimbangan tubuhnya. Postur tubuh jongkok
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
memiliki level resiko tinggi karena berdasarkan perhitungan postur kerja dengan
metode RULA, sudut yang dibentuk oleh bagian tubuh pegawai cukup besar.
Pegawai yang memiliki tinggi tubuh diatas 155 cm lebih sulit melakukan
postur tubuh jongkok dibandingkan dengan pegawai yang memiliki tinggi tubuh
dibawah 155 cm. Hal ini dapat disebabkan karena tinggi rak pertama dari lantai
yang hanya 23 cm, jika diukur dari tubuh pegawai tersebut hanya sebatas lutut
atau bahkan dibawah lutut, sehingga pegawai merasa kesulitan ketika harus
berjongkok.
b. Postur tubuh bungkuk
Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur tubuh bungkuk adalah 5. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari
aktivitas tersebut berada pada kategori level resiko sedang dan diperlukan
tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.
Aktivitas menyusun buku pada rak kedua dilakukan oleh pegawai dengan
postur tubuh membungkuk. Hal ini disebabkan karena tinggi rak kedua dari lantai
adalah 61 cm. Sistem pengatalogan buku juga sangat mempengaruhi postur kerja
pegawai. Kode katalog buku yang terletak dibagian bawah buku juga dianggap
menyulitkan oleh para pegawai, karena pegawai harus lebih membungkuk untuk
melihat kode katalog buku.
c. Postur tubuh berdiri
Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur tubuh berdiri adalah 4. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
aktivitas tersebut berada pada kategori level resiko kecil dan diperlukan tindakan
perbaikan postur kerja dalam beberapa waktu ke depan.
Penyusunan buku di rak ketiga menyebabkan para pegawai bagian
pelayanan harus berdiri. Tinggi rak ketiga dari lantai adalah 99 cm. Postur tubuh
berdiri adalah postur tubuh yang memiliki level resiko paling kecil dibandingkan
dengan postur tubuh lainnya. Tetapi postur tubuh berdiri juga memerlukan
tindakan perbaikan karena bila dilakukan dalam waktu yang lama, bagian tubuh
para pegawai khususnya kaki sering merasa sakit.
d. Postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas
Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur berdiri dan tangan terentang ke atas adalah 6. Berdasarkan skor tersebut
maka level resiko dari kegiatan tersebut berada pada kategori level resiko sedang
dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.
Postur tubuh berdiri dengan tangan terentang keatas dilakukan oleh para
pegawai untuk menyusun buku di rak keempat, karena tinggi rak keempat dari
lantai adalah 137 cm. Sudut yang dibentuk oleh rentangan tangan pegawai sangat
bervariasi besarnya tergantung tinggi tubuh masing-masing pegawai. Umumnya
pegawai dengan tinggi tubuh diatas 155 cm memiliki sudut rentangan tangan lebih
kecil dibandingkan dengan pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm.
e. Postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit
Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan
postur berdiri dan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit adalah 7.
Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari aktivitas tersebut berada pada
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
kategori level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja
sekarang juga.
Penyusunan buku pada rak kelima membuat para pegawai harus berdiri
dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Hal ini disebabkan tinggi rak
kelima dari lantai adalah 175 cm. Tinggi tubuh pegawai yang paling tinggi adalah
165 cm, dan yang paling rendah adalah 153 cm. Untuk pegawai yang memiliki
tinggi tubuh diatas 155 cm, umumnya tidak begitu kesulitan ketika harus
menyusun buku di rak kelima, karena kaki para pegawai tersebut cukup berjinjit.
Tetapi untuk pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm, umumnya
kakinya harus berjinjit lebih tinggi.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode RULA tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa postur kerja yang memiliki level resiko tertinggi adalah
postur kerja jongkok dan berdiri dengan tangan terentang keatas serta kaki
berjinjit. Postur kerja ini harus diperbaiki sekarang juga. Selain itu, postur kerja
bungkuk dan berdiri dengan tangan tangan terentang ke atas yang memiliki level
resiko sedang juga harus diperbaiki dalam waktu dekat. Selanjutnya, walaupun
resiko postur kerja berdiri berada pada level resiko yang kecil, tetapi juga perlu
dilakukan tindakan perbaikan beberapa waktu ke depan.
Tinggi rak buku besi dua sisi sangat mempengaruhi postur kerja para
pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku. Tinggi rak
buku dari lantai adalah 175 cm. Hal ini sangat menyulitkan para pegawai untuk
menyusun buku terutama buku-buku yang berada pada rak keempat dan kelima.
Untuk mencapai rak keempat, para pegawai harus merentangkan tangannya
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
keatas. Untuk mencapai rak kelima, para pegawai harus berdiri dengan tangan
terentang ke atas serta kaki berjinjit sehingga postur kerja yang terbentuk menjadi
tidak alami.
Metode kerja yang kurang baik juga sangat mempengaruhi tingkat
kelelahan dan produktivitas para pegawai bagian pelayanan. Para pegawai sering
menumpuk buku-buku diatas troli pembawa buku melebihi kapasitas troli. Buku-
buku diatas troli tersebut juga sering dibiarkan begitu saja di sudut ruangan dan
tidak segera disusun kedalam rak. Hal ini sangat merugikan khususnya untuk para
mahasiswa yang ingin membaca atau meminjam buku-buku tersebut. Terlebih lagi
apabila buku-buku tersebut tersedia dalam jumlah terbatas pada perpustakaan
Universitas Sumatera Utara.
Disamping itu, kurang disiplinnya para pegawai juga mempengaruhi
produktivitas kerjanya. Hal ini terjadi apabila ada pegawai yang absen atau tidak
masuk kerja. Buku-buku yang seharusnya disusun oleh pegawai tersebut menjadi
terbengkalai. Terkadang buku-buku tersebut memang disusun oleh pegawai lain.
Tetapi hanya bila beban kerja atau buku-buku yang harus disusun pada saat itu
tidak terlalu banyak jumlahnya. Karena apabila buku-buku yang harus disusun
oleh para pegawai banyak jumlahnya, maka masing-masing pagawai
berkonsentrasi pada tugasnya. Sehingga buku-buku dari pegawai yang absen
tersebut menjadi terbengkalai.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
6.1.2. Analisa Data Waktu Postur Kerja
Para pegawai yang bekerja pada bagian pelayanan khususnya yang
bertugas menyusun buku kedalam rak buku besi dua sisi, terlihat sudah cukup
terbiasa dengan kegiatan penyusunan buku. Para pegawai telah mengetahui dan
mengenal wilayah penyusunan bukunya masing-masing. Sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk menyusun buku kedalam rak relatif cukup singkat. Untuk
menyusun satu buah buku, umumnya para pegawai hanya memerlukan waktu 4
sampai 6 detik.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun satu buah buku akan lebih lama
apabila para pegawai harus mencari kode katalog buku yang akan disusun terlebih
dahulu, ataupun para pegawai menyusun sambil merapikan buku yang ada
didalam rak. Dari data waktu postur kerja terlihat bahwa waktu terbesar yang
dibutuhkan untuk menyusun buku adalah selama 8 detik. Sedangkan waktu
terbesar yang dibutuhkan untuk menyusun dan merapikan buku adalah pada rak
pertama dengan postur tubuh jongkok selama 12 detik. Waktu yang dibutuhkan
untuk mencari kode katalog buku dan menyusun buku pada rak pertama dengan
postur tubuh jongkok merupakan waktu terbesar dibandingkan dengan waktu
postur kerja lainnya yaitu selama 20 detik.
.
6.1.3. Analisa Berdasarkan Hasil Standard Nordic Questionaire
Hasil Standard Nordic Questionaire yang telah diperoleh melalui
wawancara langsung terhadap 15 orang pegawai yang telah bekerja minimal satu
tahun pada bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku kedalam rak buku
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
besi dua sisi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keluhan yang paling banyak
dirasakan oleh para pegawai akibat postur kerja jongkok, membungkuk, berdiri
dan dengan tangan terentang ke atas adalah :
a. Sakit kaku di leher bagian atas yang dirasakan oleh 12 orang pegawai atau
dengan persentase 80 %. Rasa sakit kaku di leher bagian atas sering
dirasakan para pekerja apabila melakukan postur kerja berdiri dengan
tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Pada postur kerja tersebut,
umumnya leher bagian atas para pekerja berada pada posisi ekstensi atau
mendongak untuk melihat kode katalog buku.
b. Sakit pada pinggang yang dirasakan oleh 10 orang pegawai atau dengan
persentase 67 %. Rasa sakit pada pinggang dirasakan terutama apabila
terjadi perubahan postur kerja dari postur kerja jongkok menjadi postur
kerja berdiri. Rasa sakit tersebut juga sangat terasa apabila para pegawai
melakukan postur kerja jongkok atau bungkuk dalam waktu yang cukup
lama.
c. Sakit pada punggung yang dirasakan oleh 9 orang pegawai atau dengan
persentase 60 %. Rasa sakit pada punggung lebih banyak dirasakan untuk
postur kerja jongkok dan bungkuk, terutama bila dilakukan dalam waktu
yang lama.
d. Sakit pada kaki kiri dan kaki kanan yang masing-masing dirasakan oleh 8
orang pegawai atau dengan persentase 53 %. Rasa sakit pada kaki kiri dan
kaki kanan dikeluhkan oleh para pegawai untuk kelima jenis postur kerja,
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
karena apabila kelima jenis postur kerja tersebut dilakukan dalam waktu
yang lama, rasa sakit pada kaki kiri dan kanan sangat terasa.
e. Sakit pada betis kiri yang dirasakan oleh 4 orang pegawai atau dengan
persentase 27 %. Rasa sakit pada betis kiri umumnya dirasakan oleh para
pegawai apabila melakukan postur kerja jongkok dalam waktu yang cukup
lama.
f. Sakit pada bahu kiri dan betis kanan yang masing-masing dirasakan oleh 3
orang pegawai atau dengan persentase 20 %. Rasa sakit pada bahu kiri
dirasakan para pegawai apabila melakukan postur kerja berdiri dengan
tangan terentang ke atas maupun postur kerja berdiri dengan tangan
terentang ke atas serta kaki berjinjit. Sedangkan rasa sakit pada betis kanan
lebih terasa untuk aktivitas penyusunan buku dengan postur jongkok dan
bungkuk.
g. Sakit di bahu kanan, tangan kiri, tangan kanan, lutut kiri dan lutut kanan
yang masing-masing dirasakan oleh 2 orang pegawai atau dengan
persentase 13 %. Rasa sakit di bahu kanan dirasakan para pegawai apabila
melakukan postur kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas, dan postur
kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Rasa sakit
pada tangan kiri dan tangan kanan dirasakan oleh para pekerja untuk
kelima jenis postur kerja apabila jumlah buku yang disusun cukup banyak.
Sedangkan rasa sakit pada lutut kiri dan lutut kanan dirasakan terutama
untuk postur kerja jongkok dan bungkuk.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
h. Sakit pada pergelangan tangan kiri, pergelangan kaki kiri dan pergelangan
kaki kanan yang masing-masing dirasakan oleh 1 orang pegawai atau
dengan persentase 7 %. Rasa sakit pada pergelangan tangan kiri dirasakan
apabila buku yang disusun cukup banyak. Sedangkan rasa sakit pada
pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan dirasakan untuk kelima
jenis postur kerja apabila dilakukan dalam waktu yang lama.
Berdasarkan hasil Standard Nordic Questionaire, keluhan rasa sakit pada
bagian tubuh yang dirasakan oleh para pegawai bagian pelayanan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara khususnya yang bertugas menyusun buku ke dalam
rak buku besi dua sisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Jenis kelamin
Pegawai perempuan lebih banyak mengalami keluhan rasa sakit pada
bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai laki-laki. Hal ini dapat
disebabkan karena energi yang dimiliki oleh laki-laki lebih besar dari
perempuan, sehingga walaupun bekerja dengan beban kerja yang sama,
perempuan lebih cepat merasa lelah dibandingkan dengan laki-laki.
b. Umur
Faktor umur pegawai juga sangat mempengaruhi keluhan rasa sakit yang
dirasakan dalam melaksanakan aktivitasnya. Berdasarkan hasil Standard
Nordic Questionaire, pegawai yang berumur diatas 28 tahun lebih banyak
mengalami rasa sakit pada bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai
yang berumur dibawah 28 tahun.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
c. Lama bekerja
Pada umumnya, pegawai yang bekerja lebih dari 4 tahun lebih banyak
mengalami rasa sakit pada bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai
yang bekerja kurang dari 4 tahun. Meskipun jika dilihat dari hasil
Standard Nordic Questionaire, hal ini tidak begitu terlihat mempengaruhi
jumlah keluhan yang dirasakan para pegawai. Karena ada 2 orang pegawai
perempuan yang baru bekerja selama 2 tahun, tetapi telah mengalami 5 – 6
jenis keluhan rasa sakit pada bagian tubuhnya. Disisi lain, ada 6 orang
pegawai yang telah bekerja dibagian pelayanan lebih dari 7 tahun, tetapi
hanya memiliki 3 – 4 keluhan rasa sakit pada bagian tubuhnya.
6.1.4. Hubungan Analisa Postur Kerja dengan Hasil Standard Nordic
Questionnaire
Hasil Standard Nordic Questionnaire memiliki hubungan atau kesesuaian
dengan hasil perhitungan skor postur kerja dengan metode RULA. Perbandingan
hasil standard Nordic Questionnaire dengan hasil perhitungan skor postur kerja
dengan metode RULA adalah :
1. Berdasarkan hasil Standard Nordic Questionnaire, bagian tubuh yang
dirasakan sakit oleh 80 % pegawai adalah leher. Skor terbesar untuk postur
tubuh bagian leher berdasarkan metode RULA adalah 4, yaitu pada postur
tubuh berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Skor
tersebut diberikan karena leher berada pada posisi ekstensi ketika pegawai
menyusun buku pada rak kelima. Skor yang juga cukup besar untuk postur
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
tubuh bagian leher adalah 3, yaitu pada postur tubuh bungkuk dan berdiri.
Skor tersebut diberikan karena leher membentuk sudut > 200. Dengan kata
lain, rasa sakit pada leher yang dirasakan para pegawai akibat aktivitas
menyusun buku dapat disebabkan karena leher berada pada posisi ekstensi
maupun posisi membentuk sudut > 200.
2. Rasa sakit pada punggung atau batang tubuh juga dirasakan oleh 60 %
pegawai jika dilihat dari hasil Standard Nordic Questionnaire. Skor
terbesar untuk postur batang tubuh berdasarkan metode RULA adalah 3,
yaitu pada postur jongkok dan bungkuk. Skor tersebut diberikan karena
batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 ketika pegawai menyusun buku
pada rak pertama dan kedua. Dengan kata lain, rasa sakit pada batang
tubuh yang dirasakan para pegawai akibat kegiatan menyusun buku dapat
disebabkan karena batang tubuh membentuk sudut 200 - 600.
Keluhan rasa sakit pada leher dan batang tubuh yang dirasakan oleh para
pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas meyusun buku ke rak buku
besi dua sisi akan semakin terasa bila postur kerja dilakukan dalam waktu yang
lama.
6.2. Pemecahan Masalah
Dari masalah-masalah yang ditemui pada bagian pelayanan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara, maka diperoleh beberapa alternatif pemecahan
masalah, yaitu :
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
a. Penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil dengan tinggi 10 cm. Hal
ini dapat membantu para pegawai untuk menyusun buku pada rak kelima,
khususnya untuk para pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155
cm. Pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm ada 2 orang,
sehingga jumlah bangku kecil yang perlu ditambahkan cukup 2 buah.
Dengan penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil tersebut
diharapkan para pegawai lebih mudah dalam melakukan postur kerja untuk
aktivitas penyusunan buku di rak kelima, dan dapat mengurangi keluhan
rasa sakit pada bagian tubuh yang dirasakan para pegawai. Perbaikan
postur kerja dengan penambahan bangku kecil dapat dilihat pada Gambar
6.1.
10 cm
Gambar 6.1. Perbandingan Postur Kerja Aktual dengan
Postur Kerja Usulan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Postur kerja usulan tersebut kemudian dinilai kembali dengan metode
RULA untuk mengetahui apakah postur tersebut lebih baik atau tidak. Hasil
penilaian postur kerja usulan dengan menggunakan metode RULA dapat dilihat
pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Hasil Penilaian Postur Kerja Usulan untuk Elemen Kegiatan
Menyusun Buku pada Rak ke Lima
No Bagian Tubuh Skor Skor Akhir Total Skor
1. Lengan atas membentuk sudut 45-900 3
3
3
2. Lengan bawah membentuk sudut 60-1000 1 3. Pergelangan tangan membentuk sudut 0-150 2 4. Putaran pergelangan tangan berada dekat
dari putaran 2
5. Penambahan skor aktivitas (berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit)
1 3 + 1 = 4 (Skor A)
6. Leher membentuk sudut 0-100 1 1 7. Batang tubuh berada pada posisi normal 900 1
8. Kaki berada pada posisi seimbang 1 9. Penambahan skor aktivitas (berulang-ulang,
lebih dari 4 kali/menit) 1 1 + 1 = 2
(Skor B)
Pada postur kerja sebelumnya yaitu postur kerja aktual, kesimpulan yang
didapat adalah bahwa postur kerja perlu diperbaiki sekarang juga dengan skor 7
(level resiko tertinggi). Sedangkan untuk postur kerja usulan pada Tabel 6.1,
didapat kesimpulan bahwa postur kerja perlu diperbaiki beberapa waktu ke depan
atau memiliki resiko yang kecil dengan skor 3. Hal ini menunjukkan bahwa postur
kerja usulan lebih baik daripada postur kerja aktual.
Dengan penambahan bangku kecil untuk elemen kegiatan menyusun buku
pada rak kelima, maka akan terjadi perubahan metode kerja para pegawai bagian
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
pelayanan, khususnya untuk kegiatan penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi.
Perubahan metode kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.1. Perubahan Metode Kerja dengan
Penambahan Bangku Kecil
No Elemen Kegiatan Waktu (detik)
Sikap Kerja
1. Mengambil troli pembawa buku dan bangku kecil dari area penyimpanan sementara 10 Berdiri
2. Meletakkan bangku kecil diatas troli 4 Berdiri
3.
Mengambil buku dari atas meja, menyortir buku sesuai dengan kode buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi dan meletakkan buku tersebut dalam troli
900 Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak
buku dalam troli
4. Mendorong troli dan meletakkan bangku kecil di rak buku terdekat 15 Berdiri
5. Mengambil buku dari troli dan membaca kode buku 8
Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak
buku dalam troli
6. Mengambil bangku kecil bila buku yang akan disusun terletak di rak kelima 8 Bungkuk
7. Menyusun buku di rak buku besi dua sisi sesuai dengan kode katalog buku dan merapikan buku yang telah disusun pada rak buku besi dua sisi
10
Jongkok, bungkuk atau berdiri,
tergantung kepada letak buku yang akan disusun pada rak buku
besi dua sisi
8. Mendorong troli yang telah kosong dan bangku kecil ke area penyimpanan sementara 15 Berdiri
b. Agar para pegawai tidak terlalu sering menyusun buku dengan postur kerja
jongkok, khususnya untuk penyusunan buku pada rak pertama, sebaiknya
dilakukan koordinasi dengan bagian pengatalogan. Bagian pengatalogan
sebaiknya merubah susunan buku pada rak buku besi dua sisi, sehingga
buku-buku yang jarang dipinjam oleh mahasiswa ditempatkan pada rak
pertama. Dengan perubahan susunan buku tersebut, para pegawai tidak
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
akan terlalu sering menyusun buku di rak pertama, sehingga postur kerja
jongkok dapat dikurangi.
c. Perbaikan metode kerja untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan
produktivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
- Para pegawai sebaiknya tidak menumpuk buku-buku diatas troli
sampai melebihi kapasitas maksimal troli yaitu 170 buku, dan bila
buku-buku yang akan disusun telah memenuhi kapasitas satu troli
sebaiknya langsung disusun ke dalam rak buku besi dua sisi. Hal ini
akan mengurangi rasa letih para pegawai dan rasa sakit yang dirasakan
pada bagian tubuh. Selain itu, mahasiswa yang memerlukan buku-buku
tersebut juga akan mudah memperolehnya, terutama untuk buku-buku
yang tersedia dalam jumlah terbatas.
- Untuk mengurangi rasa sakit pada leher, batang tubuh dan kaki,
sebaiknya para pegawai tidak melakukan postur kerja yang
menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh tersebut dalam waktu yang
lama. Para pegawai sebaiknya melakukan postur kerja yang bervariasi
untuk mengurangi rasa sakit pada bagian tubuh tertentu.
- Bila ada pegawai yang tidak masuk kerja atau absen, para pegawai
sebaiknya membantu menyusun buku-buku yang menjadi tugas
pegawai yang absen tersebut. Agar tidak terlalu berat, sebaiknya tugas
menyusun buku-buku tersebut dibagi-bagi antara para pegawai yang
ada.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan analisa pada
penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode RULA maka dapat
disimpulkan bahwa postur kerja yang memiliki level resiko tertinggi
adalah postur kerja jongkok dan berdiri dengan tangan terentang keatas
serta kaki berjinjit dengan skor 7. Postur kerja ini harus diperbaiki
sekarang juga. Selain itu, postur kerja bungkuk dengan skor 5 dan berdiri
dengan tangan tangan terentang ke atas dengan skor 4 yang memiliki level
resiko sedang juga harus diperbaiki dalam waktu dekat. Selanjutnya,
walaupun resiko postur kerja berdiri berada pada level resiko yang kecil,
tetapi juga perlu dilakukan tindakan perbaikan beberapa waktu ke depan.
2. Tinggi rak buku besi dua sisi yaitu 236 cm sangat mempengaruhi postur
kerja para pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun
buku. Hal ini menyebabkan para pegawai yang tinggi tubuhnya dibawah
155 cm harus melakukan postur kerja yang tidak alami.
3. Untuk membantu para pegawai yang tinggi tubuhnya dibawah 155 cm
perlu diberi fasilitas tambahan berupa bangku kecil. Penambahan bangku
kecil tersebut untuk mempermudah pegawai menyusun buku pada rak
buku besi dua sisi, khususnya pada rak kelima.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
4. Dengan penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil, maka terjadi
perubahan postur kerja, khususnya untuk elemen kegiatan menyusun buku
pada rak kelima. Postur kerja usulan memiliki skor akhir = 3, yang berarti
bahwa postur kerja usulan memiliki level resiko kecil dan tindakan
perbaikan diperlukan beberapa waktu ke depan. Perubahan postur kerja
tersebut juga mengakibatkan perubahan metode kerja.
5. Metode kerja yang kurang baik juga sangat mempengaruhi tingkat
kelelahan dan produktivitas para pegawai bagian pelayanan. Para pegawai
sering menumpuk buku-buku diatas troli pembawa buku melebihi
kapasitas troli, dimana kapasitas maksimal troli adalah 170 buku.
6. Kurang disiplinnya para pegawai juga mempengaruhi produktivitas
kerjanya. Hal ini terjadi apabila ada pegawai yang absen atau tidak masuk
kerja. Buku-buku yang seharusnya disusun oleh pegawai tersebut menjadi
terbengkalai.
7. Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun satu buah buku akan lebih lama
apabila para pegawai harus mencari kode katalog buku yang akan disusun
terlebih dahulu, ataupun para pegawai menyusun sambil merapikan buku
yang ada didalam rak.
7.2. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pihak Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara adalah :
1. Penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil dengan tinggi 10 cm. Hal
ini dapat membantu para pegawai untuk menyusun buku pada rak keempat
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
dan kelima, khususnya untuk para pegawai yang memiliki tinggi tubuh
dibawah 155 cm.
2. Perbaikan metode kerja untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan
produktivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Para pegawai terlebih dahulu menyusun buku-buku ditroli pembawa
buku sesuai dengan kode katalog buku.
b. Para pegawai sebaiknya tidak menumpuk buku-buku diatas troli
sampai melebihi kapasitas troli, dan bila buku-buku yang akan disusun
telah memenuhi kapasitas satu troli sebaiknya langsung disusun ke
dalam rak buku besi dua sisi.
c. Untuk mengurangi rasa sakit pada leher, batang tubuh dan kaki,
sebaiknya para pegawai tidak melakukan postur kerja yang
menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh tersebut dalam waktu yang
lama.
d. Bila ada pegawai yang tidak masuk kerja atau absen, para pegawai
sebaiknya membantu menyusun buku-buku yang menjadi tugas
pegawai yang absen tersebut.
e. Para pegawai lebih meningkatkan kedisiplinan sehingga akan
mempermudah dan tidak mengganggu tugas masing-masing pegawai.
3. Pihak perpustakaan USU sebaiknya mempertimbangkan tinggi tubuh
pegawai yang akan ditempatkan pada bagian pelayanan, khususnya yang
bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 2007, Perpustakaan Universitas, 2007.
Lueder, R., A Proposed RULA for Computer Users, Proccedings of the
Ergonomics Summer Workshop, UC Berkeley Center for Occupational & Environmental Health Continuing Program, San Fransisco, August 8-9, 1996.
Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, ITS,
Surabaya, 1998. Pourmahabadian, Mohammad, Mehdi Akhavan dan Kamal Azam., Investigation
of Risk Factors of Work-Related Upper-Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry, Journal of Applied Sciences 8 (7): 1262-1267, 2008.
Santoso G., Dr., Drs., M.Kes., Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan,
Cetakan I, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2004. Suma’mur, Dr., P.K., M.Sc., Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan
Kelima, Jakarta : Gunung Agung, 1986. Sutalaksana, I. Z., dkk., Teknik Tata Cara Kerja, Bandung : Penerbit ITB, 1982.
Tarwaka, Solichul, Sudiajeng, L., Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Uniba Press, Surakarta, 2004.
Wignosoebroto, S., Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Penerbit :
PT. Guna Widya, Surabaya, 1995.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Standard Nordic Questionaire
Berilah tanda Check List (√) pada tabel Standard Nordic Questionaire
berikut bila anda memilih sakit (A) atau tidak sakit (B).
Nama :
Jenis kelamin/Tinggi tubuh :
Umur :
Lama bekerja :
Tabel Standard Nordic Questionaire
No Jenis Keluhan A B
1 Sakit kaku di leher bagian atas 2 Sakit di bahu kiri 3 Sakit di bahu kanan 4 Sakit pada lengan atas kiri 5 Sakit di punggung 6 Sakit pada lengan atas kanan 7 Sakit pada pinggang 8 Sakit pada bokong 9 Sakit pada pantat 10 Sakit pada siku kiri 11 Sakit pada siku kanan 12 Sakit pada lengan bawah kiri 13 Sakit pada lengan bawah kanan 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 Sakit pada tangan kiri 17 Sakit pada tangan kanan 18 Sakit pada paha kiri 19 Sakit pada paha kanan 20 Sakit pada lutut kiri 21 Sakit pada lutut kanan 22 Sakit pada betis kiri 23 Sakit pada betis kanan 24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 26 Sakit pada kaki kiri 27 Sakit pada kaki kanan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.