27
MENGUNYAH PERMEN KARET MENURUNKAN ILEUS PASCA OPERASI? SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS DAN META-ANALISIS Emma J. Noble, Ros Harris, Ken B Hosie, Steve Thomas, Stephen J. Lewis ABSTRAK Latar belakang: penyebab penting dari penundaan penyembuhan dari operasi usus adalah ileus pasca operasi. Mengunyah permen karet adalah bentuk dari sham feeding (pemberian makan pura pura), yang dapat mendorong motilitas gastrointertinal melalui stimulasi cephalicvagal. Metode: kita mencoba untuk mengindentifikasi semua percobaan acak terkontrol yang membandingkan mengunyah permen karet dengan perawatan standar setelah operasi usus pilihan. Kita mencari daftar referensi database elektronik (Cochrane, Embase, dan PudMed), dan menghubungi para penulis untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Kita telah menghitung percobaan terindetifikasi untuk kuaitas dan melakukan meta-

Jurnal Lia Tentang Illeus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ileus

Citation preview

MENGUNYAH PERMEN KARET MENURUNKAN ILEUS PASCA OPERASI? SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS DAN META-ANALISIS

Emma J. Noble, Ros Harris, Ken B Hosie, Steve Thomas, Stephen J. LewisABSTRAK

Latar belakang: penyebab penting dari penundaan penyembuhan dari operasi usus adalah ileus pasca operasi. Mengunyah permen karet adalah bentuk dari sham feeding (pemberian makan pura pura), yang dapat mendorong motilitas gastrointertinal melalui stimulasi cephalicvagal.

Metode: kita mencoba untuk mengindentifikasi semua percobaan acak terkontrol yang membandingkan mengunyah permen karet dengan perawatan standar setelah operasi usus pilihan. Kita mencari daftar referensi database elektronik (Cochrane, Embase, dan PudMed), dan menghubungi para penulis untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Kita telah menghitung percobaan terindetifikasi untuk kuaitas dan melakukan meta-analisis serta tinjauan sistematis. Hasil perhitungan utama yang diuji adalah waktu untuk kentut dan tinja pasca operasi dan lama tinggal di rumah sakit, yang mana dianalisis menggunakan model efek acak. Kita juga memeriksa tingkat komplikasi klinis.Hasil: kita mengindentifikasi sembilan percobaan yang memenuhi syarat yang telah mendaftarkan 437 pasien. Intervensi ditoleransi dengan baik dan tingkat komplikasinya rendah. Terdapat bukti statistik akan keheterogenan untuk tiga hasil utama. Estimasi yang dikumpulkan menunjukan penurunan waktu pada flatus dengan 14 jam (95% CI: 20 sampai -8 jam, p =0,001), waktu untuk pergerakan isi perut dengan 23 jam (95% CI: -32 sampai -15 jam, p 5 menit, sampai asupan diet padattidak secara rutin digunakanNR (oral 30-60 ml/hari): setelah sandaran pertamajika memungkinkan2 infeksi luka 2 haermorrhage 1 kematian1 pneumonia 1 UTI 2 haermorrhage 1 AF 1 admisi ulang

Matros

(2006)Tid, untuk 45 menitdihilangkan pada pagi pertama POD:NR (sampai 30 ml/jam sampai flatus): setelah flatus pertmaawal1 infeksi luka 1 abdominal abscess I ileus I administrasi ITU 3 infeksi luka 2 pneumonia

Hirayama

(2006)Tid, untuk 30 menitNR:NR:NRNR2 infeksi luka, 1 pneumonia I urologiral4 infeksi luka 1 urological 2 nausea

Kouba

(2007)setiap 2-4 jamdihilangkan pada pagi pertama POD: dimulai POD 2:POD 4NR3 ileus 1 diarrhoea I GI berdarah4 ileus 1 diarrhoea

McCornick

(2006)Qid, untuk 15 menitNR:NR:NRNRNRNR

Watson

(2008)Tid untuk 30 menittidak secara rutin digunakan: ditolerasi: ditolerasiawal1 kebocoran anastomic 1 cardiac 1 infeksi luka1 cidera splenic I emphysema bedah 3 infeksi luka 1 kematian

Zhang

(2008)TidNR:NR setelah flatus pertamaNRtidak adatidak ada

NR: tidak terekam, POD: hari pasca operasi, ITU: unit perawatan intensif, AF: atrial fibrillation, ML: ganguan myocardial, UTI: infeksi saluran urin HasilWaktu yang digunakan sampai pasien dilaporkan melewati flatus setelah operasi mereka telah dilaporkan pada sembilan studi (tabel 1). Nilai tengah durasi penundaan menjangkau dari 4737 jam sampai 697 jam dalam kelompok mengunyah permen karet dan dari 6335 jam sampai 9018 jam pada kelompok kontrol. Hasil kombinasi (model efek acak) menunjukan penurunan dengan 14 jam (95% CI:- 20, - 18 jam, p