Upload
anastasya-caroline-dewanti-r
View
58
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM ANALOGI FISIOLOGI MANUSIA
Nama : Anastasia Caroline D.R
NRP : 2243011110
Golongan : S
I. JUDUL
Kerja Otot Katak
II. TUJUAN
Mengetahui dan menghitung kerja otot katak dalam dua kondisi : pre loaded
dan after loaded.
Mempelajari pengaruh pembebanan terhadap kekuatan kontraksi otot katak.
III. TEORI
Kontraksi After Loaded disebut juga after stimuled loaded artinya setelah otot
berkontraksi akibat rangsangan barulah otot mendapatn pembebanan. Pembebanan
tersebut mempengaqruhi sifat kontraksi , yaitu :
a) Dengan bertambahnya beban pada kontraksi after loaded , maka jarak
pemendekan otot berkurang.
b) Dengan bertambahnya berat beban pada kontraksi after loaded maka
kecepatan otot berkurang.
Kontraksi Pre Loaded disebut juga pre stimulated loaded yaitu kontraksi yang terjadi
apabila otot diberi bebean terlebih dahulu sebelum dirangsang untuk berkontraksi.
Berbeda dengan after loaded, masa laten kontraksi pre loaded relatiflebih cepat
sehingga kecepatan pemendekan otot juga menjadi lebih cepat. Pemendekan otot juga
dipengaruhi oleh beban yang diangkat. Semakin besar beban yang diangkat
menyebabkan pada suatu saat resultan kontraksi otot dengan nol dimana otot tidak
dapat mengangkat beban lagi.
Hubungan panjang – tegangan dalam otot
a) Mekanisme sliding filament pada kontraksi otot menggambarkan hubungan
panjang tegangan dalam otot. Tegangan maksimum dapat terbentuk saat
filament aktin tipis mulai bertumpang tindih dengan filament aktin miosin.
b) Jika otot meregang melebihi panjang optimumnya , maka filament tipis tidak
dapat bertumpang tindih dengan filamen tebal.
c) Jika sebuah sel otot ternyata lebih pendek dibanding panjang optimumnya
sebelum kontrakisi , maka tegangan yang terbentuk akan berkurang.
IV. CARA KERJA
A. Kontraksi After Loaded
Gantungkanlah tempat beban pada alat pencatat (berat tempat beban = 16,5
gram)
Aturlah sekrup penyangga sehingga ujungnya menyangga pencatat ,dengan
demikian garis dasar pencatat tidak berubah.
Rangsanglah sediaan dengan rangsangan hubung tunggal maksimal , kimograf
dalam keadaan diam , sehingga terlihat amplitudo kontraksi otot.
Berikan beban 10 gram. Putarlah kimiograf sedikit (+ 1 cm) dan rangsanglah
lagi , sehingga akan didapatkan amplitudo kontraksi ototyang dibebani ( after
loaded).
Setiap kali tambahkan beban sebesar 10 gram sampai otot tidak dapat
mengangkat beban lagi.
B. Kontraksi Pre-Loaded
Ambilah semua beban dari tempat beban pada percobaan A . kecuali tempat
beban.
Lepaskanlah sekrup penyangga sehingga sekarang otot yang menahan beban .
Lakukan tindakaan seperti pada percobaan A.3,4,5. Mulailah dari tempat
setinggi mungkin pada kimograf untuk pencatatan ini.
V. DAFTAR PUSTAKA
Buku praktikum fak.Farmasi Unika Widya Mandala
Sloane Ethel. 2003.Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC. Jakarta. Hal
119
Sloane Ethel. 2003.Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC. Jakarta. Hal
126
VI. HASIL PENGAMATAN
BEBAN
PANJANG
PRE LOADED AFTER LOADED
0 1,5 cm 3,6 cm
10 0,3 cm 6 cm
20 - 4,7 cm
30 - 6,1 cm
40 - 6 cm
50 - 6,3 cm
60 - 5,3 cm
70 - 7,7 cm
80 - 7,8 cm
90 - 6,3 cm
100 - 8,4 cm
110 - 6,3 cm
120 - 5,3 cm
130 - 4,5 cm
140 - 4,9 cm
150 - 6,4 cm
160 - 6,4 cm
170 - 6,5 cm
VII. PEMBAHASAN
Kerja Otot = panjang kontraksi x beban berat
X = Panjang kontraksi
Y1 = Panjang dari sekrup ke rangsangan
Y2 = Panjang dari sekrup ke ujung pencabut
P = Hasil Kontraksi
AFTER LOADED
Hasil Kontraksi (X2)
(cm)
Berat Beban+Tempat
penggantung
Panjang
Kontraksi Kerja Otot
3,6 cm 16,5 g 0,56 cm 9,24
6 cm 26,5 g 0,93 cm 24,64
4,7 cm 36,5 g 0,73 cm 26,64
6,1 cm 46,5 g 0,95 cm 44,17
6 cm 56,5 g 0,93 cm 52,54
6,3 cm 66,5 g 0,98 cm 65,17
5,3 cm 76,5 g 0,83 cm 63,49
7,7 cm 86,5 g 1,20 cm 103,8
7,8 cm 96,5 g 1,22 cm 117,73
6,3 cm 106,5 g 0,98 cm 104,37
8,4 cm 116,5 g 1,31 cm 152,61
6,3 cm 126,5 g 0,98 cm 123,97
5,3 cm 136,5 g 0,83 cm 113,29
4,5 cm 146,5 g 0,70 cm 102,55
4,9 cm 156,5 g 0,76 cm 118,94
6,4 cm 166,5 g 1 cm 166,5
6,4 cm 176,5 g 1 cm 176,5
6,5 cm 186,5 g 1,01 cm 188,365
PRE LOADED
Hasil Kontraksi (X2)
(cm)
Berat Beban+Tempat
penggantung
Panjang
Kontraksi
Kerja Otot
1,5 cm 16,5 g 0,23 cm 3,79
0,3 cm 26,5 g 0,04 cm 1,06
AFTER LOADED
PRE LOADED
GRAFIK
9,2424,64
26,6444,17
52,5465,17
63,49103,8
117,73
104,37
152,61
123,97
113,29
102,55
118,94166,5
176,5
188,3650
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Grafik Kerja Otot Pre Loaded
Kerja Otot
Bera
t Beb
an
3,79 1,060
2
4
6
8
10
12
Grafik Kerja Otot After Loaded
Keadaan pre loaded adalah keadaan dimana otot sudah mengangkat beban tapi belum
berkontraksi karena sekrup penyangga dilepas sehingga kontraksi otot akan maksimal. Kuat
kontraksi otot maksimal terjadi bila otot berkontraksi pada panjang normal-kontraksi after loaded
adalah keadaan dimana sekrup penyangga dipasang sehingga otot belum mengangkat eban bila
terjadi kontraksi otot yang diberi beban kontraksi kuat.
Hal ini membuktikan pre loaded lebih besar daripada after loaded.
VIII. KESIMPULAN
Dari grafik kerja otot , dapat disimpulkan kontraksi pre loaded lebih besar daripada
after loaded. Kontraksi after loaded dan pre loaded merupakan kontraksi isotonis
karena pada after loaded dan after loaded terjadi pemendekan otot ketika
berkontraksi.
Keadaan pre loaded merupakan keadaan dimana otot sudah mngangkat beban tetapi
belum berkontraksi apabila skrup penyangga dilepaskan maka akibatnya kontraksi
otot akan maksimum besarnya. Kuat kontraksi maksimum terjadi jika otot
berkontraksi pada panjang normal sedangkan kontraksi after loaded adalah keadaan
dimana skrup penyangga dipasang sehingga otot belum mengangkat beban. Karena
pre loaded lebih besar dibanding after loaded maka hasil kontraksi beban besar dan
kerja otot pun besar. Bear kerja otot sejajar dengan hasil kontraksi dan berat beban.
Pre loaded mengikuti hukum straling yang berbunyi :
“Kenaikan kekuatan kontraksi terjadi bila otot direngangkan dalam batas tertentu”