85

JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca
Page 2: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

Vol. 23, No. 1, April 2012

JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM)

TERAKREDITASISK. Nomor: 64a/DIKTI/Kep/2010

EDITOR IN CHIEFDjoko Susanto

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS

Dody Hapsoro I Putu Sugiartha SanjayaSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dorothea Wahyu Ariani Jaka SriyanaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta Universitas Islam Indonesia

MANAGING EDITORSBaldric Siregar

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1100 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSJalan Seturan Yogyakarta 55281

Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected]

Bank Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh PusatPenelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta.Penerbitan JAM dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidangakuntansi dan manajemen. Setiap naskah yang dikirimkan ke JAM akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai.Daftar nama MITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima limaeksemplar cetak lepas (off print) setelah terbit.JAM diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan April, Agustus, dan Desember. Harga langganan JAM Rp7.500,- ditambahbiaya kirim Rp12.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikankemudahan bagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JAMdengan cara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 3: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

Vol. 23, No. 1, April 2012

DAFTAR ISITERAKREDITASI

SK. Nomor: 64a/DIKTI/Kep/2010

EKSPEKTASI AUDITOR, INVESTOR, DAN AKUNTAN MANAJEMEN TERHADAP PEMERIKSAANLAPORAN KEUANGAN

M.F. Arrozi Adhikara1-12

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, INNOVATION SUCCESS,DAN PROFITABILITAS USAHA KECIL DAN MENENGAH

Maria Pampa Kumalaningrum13-25

PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP KENAIKAN BIAYA HIDUPMASYARAKAT DI INDONESIA

Wasiaturrahma27-34

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN KEMBALILAPORAN KEUANGAN

Djoko Susanto35-50

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASANSERTA PRESTASI KERJA DOSEN TETAP YAYASAN PERGURUAN TINGGI SWASTA

DI PROVINSI KEPULAUAN RIAUSri Langgeng RatnasariBudiman Christiananta

Anis Eliyana51-60

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT, DAN PENGUNGKAPANSUKARELA TERHADAP MANIPULASI AKTIVITAS RIIL

Dody Hapsoro61-78

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 4: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

1

EKSPEKTASI AUDITOR, INVESTOR, DAN AKUNTAN MANAJEMEN............... (M.F. Arrozi Adhikara)

Vol. 23, No. 1, April 2012Hal. 1-12

ABSTRACT

The main focus of this study is to examine the extent ofthe audit expectation gap in existence in Indonesia byprimally considering the differences between the ex-pectations of investors and management accountantsof audited financial reports and auditor’s perceptionsof their role, that is the reasonablennes aspect of thegap. Analysis were based on 302 respondens in 3 clus-ter were auditor, investor, and management accoun-tant. Hipotesis testing used Mann-Whitney test toknown expectation gap auditor with investor and man-agement accountant. The result found evidence of awide audit expectation gap in Indonesia in the firstareas of auditor responsibility for fraud prevention anddetection, maintenance of accounting records, don’texercise judgement in the selection of audit procedures;second, the areas of statement reliability for absoluteassurance that the financial statement contain no ma-terial misstatement, don’t agree with the accountingpolicies used in the financial statement, the extents ofassurance given by the auditor is clearly indicate, andthe entity is free from fraud; third, the areas of state-ment decision usefulness for the audit financial state-ments are not usefull in monitoring the performance ofthe entity. This result had shown expectation gap be-tween auditor with investor and management accoun-tant.

Keywords: expectation gap, responsibility, reliability,decision usefullnes

EKSPEKTASI AUDITOR, INVESTOR, DAN AKUNTANMANAJEMEN TERHADAP PEMERIKSAAN LAPORAN

KEUANGAN

M.F. Arrozi AdhikaraFakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul

Jalan Arjuna Utara Nomor 9, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510Telepon +62 21 5674223 ext. 200 ; Fax +62 21 5682811

E-mail: [email protected]

JEL Classification: M42

PENDAHULUAN

Isu penelitian ini adalah memudarnya kepercayaanmasyarakat terhadap peran akuntan publik. Titik awalmemudarnya kepercayaan bermula pada Kasus Enron,Worldcom, Global Crossing, HIH, Tyco, kasus BankLippo, Kasus PT Citra Marga Nusapala Persada, BankDuta, Xerox, Merck (Imung, 2002), kecurangan PT KimiaFarma, kebohongan manajemen PT Bank Lippo, sertapenolakan laporan keuangan PT Telkom oleh SEC(Wirakusumah, 2003) yang disebabkan kecuranganlaporan keuangan yang secara langsung maupun tidaklangsung mengarah pada profesi akuntan. Implikasinyamembuat publik bertanya apakah Laporan Keuanganmasih bisa dipercaya? Kejadian besar tersebutmenyebabkan timbulnya keraguan atas the soundnessof financial reporting system dan menimbulkankerugian yang besar bagi investor, karyawan, kreditor,dan stakeholder lainnya. Hal itu menyebabkan pihakpengguna mendapatkan informasi yang salah ataskondisi perusahaan karena terdapat upayapenyembunyian informasi yang relevan danmenggambarkan posisi keuangan yang salah.Konsekuensinya menyebabkan pengguna melakukananalisis dan keputusan yang salah.

Isu tersebut menjadi perhatian kalangan inves-tor, pemerhati keuangan, maupun pengguna lainnya

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 5: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

2

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 1-12

sehingga secara tidak langsung profesi akuntanmendapat kecaman publik. Kejadian skandal keuangan,kegagalan perusahaan, manipulasi laporan keuangan,kesalahan pemeriksaan laporan keuangan, dan skandalakuntansi yang menyebabkan peminggiran good cor-porate governance serta rekayasa keuangan yangterjadi pada praktik bisnis di perusahaan bukan hanyamasalah akuntan publik karena hal tersebutmenyangkut pelaporan kegiatan perusahaan secarakeseluruhan. Dalam masalah financial reporting,semua pihak terlibat di dalamnya termasuk bankir, analiskeuangan, serta berbagai pihak yang terlibat di pasarmodal. Semuanya mempunyai peranan yang signifikan(Hadibroto, 2004).

Problematika di atas terjadi karena beberapa hal(MZA, 1999). Hak istimewa akuntan, konspirasi audi-tor dengan klien, kesenjangan harapan, potensiketidakjujuran manajemen, dan jasa profesional selainaudit adalah penyebab potensi terjadinya skandal yangmerusak profesionalisme akuntan. Proses tersebutberawal dari rekayasa keuangan yang dimulai dari pihakmanajemen perusahaan sehingga muncul kolaborasitidak sehat dengan akuntan dan tak jarang akuntanpunikut mengusulkan karena kedekatan hubungan antarakedua pihak. Secara prinsip, akuntan tidakbertanggungjawab terhadap manipulasi kliennya(Suratman, 2002). Kantor akuntan publik hanya sebataspada pernyataan pendapat atas laporan keuanganberdasarkan hasil audit. Prinsip ini seperti menempatkankantor akuntan publik pada wilayah yang sangatabstrak untuk dituntut pertanggungjawaban.Profesi akuntan publik berada dalam posisi unik yaitubekerja bukan hanya untuk kepentingan klien(manajemen) tetapi lebih besar untuk kepentingan pihakketiga yang memiliki kepentingan terhadap laporankeuangan klien yang diauditnya. Profesi akuntan publikbertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalanlaporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakatpengguna memperoleh informasi keuangan yang andalsebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi. Oleh karena itu, menjaga kepercayaanmenjadi kewajiban akuntan publik di hadapan klienmaupun pihak ketiga dengan senantiasa meningkatkankeahlian profesionalnya.

Penelitian ini menanggapi isu tentang ekspektasihasil pemeriksaan laporan keuangan dan memfokuskanpada batasan keyakinan kewajiban pemeriksaan laporan

keuangan secara umum sebagai pemahaman penggunalaporan audit. Penelitian ini mencoba melihat perspektifauditor, investor, dan akuntan manajemen tentangekspektasi pengguna berkenaan atas penugasan yangdiberikan oleh auditee kepada auditor berupapemeriksaan laporan keuangan. Harapan auditor,auditee, investor dan pengguna terhadap hasilpemeriksaan tersebut adalah tugas dan tanggung jawabauditor dalam melakukan pemeriksaan laporankeuangan, serta perspektif harapan yang beragamdalam bentuk kesenjangan harapan yang akandiargumentasikan dari hasil laporan audit.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsiharapan investor, akuntan manajemen, serta auditorterhadap pemeriksaan laporan keuangan dan hasilnyaatas tanggungjawab auditor dan manajemen, dapatdipercayainya laporan keuangan, serta keputusan yangberguna dari laporan keuangan hasil pemeriksaan.Motivasi penelitian ini adalah adanya penelitiantentang expectation gap secara empiris masih terbatas.Ekspektasi auditor, investor, dan pengguna lain belumterjadi koherensi dan sinergi atas tugas dan tanggungjawab auditor dalam melakukan pemeriksaan laporankeuangan. Isu ini muncul dan diteliti berangkat daribeberapa kasus bisnis yang terkait dengan profesiakuntan publik yang menyebabkan opini berkembangdi masyarakat tentang profesi akuntan menjadi burukkarena akuntan publik menjadi tidak independen,obyektif, integritas, dan prudent. Harapan auditee danpengguna terhadap auditor begitu abstrak sehinggamenjadikan kewajiban auditor terhadap pemeriksaanlaporan keuangan menjadi luas tanggungjawabnya.Indikasinya menimbulkan kesenjangan harapan antarakeduanya. Pengguna laporan keuangan sangattergantung kepada laporan keuangan auditan dalammelakukan pengambilan keputusan terutama pihak in-vestor lokal maupun investor asing. Kontribusipenelitian ini untuk memberikan pemahaman akantanggungjawab manajemen dan auditor, pemahamanreliabilitas hasil pemeriksaan laporan keuangan, sertakegunaan hasil pemeriksaan laporan keuangan kepadapengguna dalam proses pengambilan keputusan.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Ekspektasi adalah keyakinan individu sebelumnyamengenai apa yang seharusnya terjadi pada situasi

Page 6: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

3

EKSPEKTASI AUDITOR, INVESTOR, DAN AKUNTAN MANAJEMEN............... (M.F. Arrozi Adhikara)

tertentu (Wahba dan House, 1974). Ekspektasi berperandalam pembentukan persepsi pengguna serta dapatmempengaruhi interpretasi atas stimuli. Perilakuseseorang mencerminkan suatu pilihan yang sadarberdasarkan pada suatu evaluasi perbandingan tentangalternatif perilaku yang berbeda dan setiap orang akanmemilih alternatif perilaku yang secara sama mempunyaikonsekuensi menguntungkan (Wexley dan Yukl, 1977).

Ekspektasi seseorang akan selalu berbeda darirealitas seseorang lainnya (Blevins, 2001). Hal ini selaluterjadi pada setiap aspek. Masalah timbul ketikaekspektasi tersebut terjadi kesenjangan antara persepsiekspektasi dan realitas. Ekspektasi dalam pemeriksaanakuntansi terjadi antara auditor, auditee, dan user. Halini terjadi karena persepsi auditee dan user akan peranaudit dan persepsi auditor terhadap tugasnya(Humphrey et al, 1993) dan secara langsungberhubungan dengan ketidakpastian hubungan antaratujuan, nilai, lingkungan, dan pengaruh audit. Olehkarena perbedaan potensial expectation gap bervariasidan ditandai oleh probabilitas lingkungan pemeriksaan,kenaifan, kesederhanaan, harapan pengguna yangtidak beralasan, evaluasi kinerja pemeriksaan yangtersembunyi, dan pengembangan tanggung jawabpemeriksaan yang lambat sehingga menciptakankelambatan tanggapan untuk mengubah pengharapan(Best et al., 2001). Kebaruan pengharapan dapatditimbulkan dari krisis perusahaan, persyaratanakuntabilitas, penetapan standar yang tinggi,keterlibatan profesi dalam melaksanakan peraturansehingga mampu melakukan sendiri proses penyamaranperan orientasi secara sosial (Dixon et al., 2006).

Expectation gap terjadi ketika terdapatperbedaan antara harapan publik terhadap auditordengan apa yang secara nyata disediakan auditor(Noordin, 1999; Han, 2002). Expectation gap adalahperbedaan antara apa yang diharapkan oleh penggunalaporan keuangan dengan apa yang sesungguhnyamenjadi tanggungjawab auditor (Guy dan Sullivan,1998; Porter, 1993; Jennings et al., 1993). Pemakailaporan keuangan mengharapkan auditor lebihbertanggungjawab mendeteksi dan melaporkankecurangan dan tindakan ilegal, memperbaikikeefektifan audit dengan mendeteksi salah saji mate-rial, mengkomunikasikan kepada pemakai laporankeuangan informasi yang berguna termasuk peringatanawal kemungkinan kegagalan bisnis, dan

mengkomunikasikan lebih jelas kepada komite audit.Perdebatan expectation gap pemeriksaan secara

konsisten terpusat pada isu beberapa hal (Humphreyet al., 1992), yaitu tugas dan tanggungjawab auditor,lingkungan pemeriksaan laporan, mutu fungsi audit,struktur, dan peraturan profesi. Tahun 1988, The Cana-dian Institute Chartered Accountants (CICA)mengembangkan suatu model pemeriksaan expecta-tion gap secara lengkap yang menganalisis komponenindividu expectation gap yaitu unreasonable expec-tation, deficient standards, dan deficient performance.CICA mengusulkan bahwa komunikasi dan pendidikanpengguna, perluasan tugas auditor sama baiknyadengan pendidikan auditor dan kedisiplinan sebagaitindakan efektif untuk meminimalisasi gap.

Jasa assurance adalah jasa profesionalindependen yang meningkatkan mutu informasi bagipengambil keputusan (Boynton dan Kell, 2003).Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andaldan relevan untuk pengambilan keputusan. Jasa inidisediakan oleh profesi akuntan publik dengan sebutanjasa atestasi. Atestasi adalah suatu pernyataanpendapat atau pertimbangan orang yang independendan kompeten tentang apakah asersi suatu entitassesuai dalam semua hal yang material dengan kriteriayang telah ditetapkan. Jasa atestasi akuntan publikdibagi 4 jenis, yaitu audit, pemeriksaan, review, danprosedur yang disepakati.

Audit adalah suatu proses sistematik untukmemperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektifmengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dankejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkantingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataantersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, sertapenyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yangberkepentingan (Arens dan Loebbecke, 2003). Tinjauanprofesi akuntan publik adalah pemeriksaan secaraobyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atauorganisasi lain dengan tujuan untuk menentukanapakah laporan keuangan tersebut menyajikan secarawajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan,dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.Pemeriksaan terhadap laporan keuangan historismencakup perolehan dan penilaian bukti yangmendasari laporan keuangan historis suatu entitasyang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas(Arens dan Loebbecke, 2003). Penanggungjawab

Page 7: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

4

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 1-12

laporan keuangan adalah manajemen yang membuatasersi-asersi tersebut. Laporan auditormengungkapkan opini mengenai sesuai tidaknyalaporan keuangan dengan prinsip akuntansi yangberlaku umum. Pemakai eksternal laporan keuanganmenggunakan laporan auditor sebagai petunjukkeandalan laporan keuangan dalam rangka pengambilankeputusan.

Hasil audit adalah opini auditor tentangkewajaran laporan keuangan. Pendapat auditor dalamlaporan audit merupakan media yang dipakai auditordalam berkomunikasi dengan masyarakat pengguna.Laporan audit mengungkapkan fakta dalam suatuparagraf pengantar (Boynton dan Kell, 2003) yaitu tipejasa yang diberikan oleh auditor, obyek yang diaudit,dan pengungkapan tanggungjawab manajemen ataslaporan keuangan dan tanggungjawab auditor ataspendapat yang diberikan atas laporan keuanganberdasarkan hasil auditnya. Paragraf lingkup berisipernyataan ringkas mengenai lingkup audit yangdilaksanakan oleh auditor, serta paragraf pendapat berisipernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentangkewajaran laporan keuangan auditan.

Dalam menghasilkan jasa audit ini, auditormemberikan keyakinan positif atas asersi yang dibuatoleh manajemen dalam laporan keuangan historis.Keyakinan menunjukkan tingkat kepastian yangdicapai dan ingin disampaikan oleh auditor bahwakesimpulan yang dinyatakan dalam laporannya adalahbenar. Tingkat keyakinan yang dicapai auditorditentukan oleh hasil pengumpulan bukti. Semakinbanyak jumlah bukti kompeten dan relevan yangdikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yangdicapai auditor (Boynton dan Kell, 2003).

Hasil studi Gay et al. (1998) menunjukkan tujuanauditor adalah menyediakan opini sebagai kepercayaandan tanggungjawab terhadap semua pengguna.Laporan audit menggambarkan opini yang obyektif danpositif, serta menyediakan tingkat keyakinan yangtinggi mengenai gambaran manajemen. Penyediaantingkat keyakinan menyatakan tidak mungkin mencapaikeyakinan absolut terhadap pembatasan audit yangmelekat. Pembatasan ini berisi kebutuhan pertimbangandalam menentukan lingkungan, waktu dan skopepemeriksaan, penggunaan sampel pengujian dalammeyakinkan bahan bukti lingkungan, serta batasanyang melekat terhadap struktur pengendalian intern.

Peran dan tanggung jawab auditor diatur dalamStandar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yangditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ataupunStatement on Auditing Standards (SAS) yangdikeluarkan oleh Auditing Standards Boards (ASB).Peran dan tanggung jawab auditor adalah 1)tanggungjawab mendeteksi dan melaporkankecurangan, kekeliruan, dan ketidakberesan. DalamSPAP Seksi 316, pendeteksian terhadap kekeliruan danketidakberesan dapat berupa kekeliruan pengumpulandan pengolahan data akuntansi; kesalahan estimasiakuntansi; kesalahan penafsiran prinsip akuntansitentang jumlah, klasifikasi dan cara penyajian;penyajian laporan keuangan yang menyesatkan; sertapenyalahgunaan aktiva; 2) tanggungjawabmempertahankan sikap independensi dan menghindarikonflik. SPAP Seksi 220 harus bersikap jujur, bebas darikewajiban klien, dan tidak mempunyai kepentingandengan klien baik terhadap manajemen maupun pemilik.Di samping itu, sikap mempertahankan tindakanindependensi dan penuh integritas serta bebas darihubungan-hubungan tertentu dalam wujud:mempertahankan fakta dan menghindari pihak luarmeragukan sikap independensinya; 3) tanggungjawabmengkomunikasikan informasi yang berguna tentangsifat dan hasil proses audit. SPAP Seksi 341 menyatakanbahwa hasil evaluasi yang dilakukan mengindikasikanadanya ancaman terhadap kelangsungan hidupperusahaan, auditor wajib mengevaluasi rencanamanajemen untuk memperbaiki kondisi tersebut.Apabila ternyata tidak memuaskan, auditor boleh tidakmemberikan pendapat dan perlu diungkapkan; 4)tanggungjawab menemukan tindakan melanggarhukum dari klien. SPAP Seksi 317 memberikan artipenting tentang pelanggaran terhadap hukum atauperundang-undangan oleh satuan usaha yang laporankeuangannya diaudit. Penentuan pelanggaran tersebutbukan kompetensi auditor tetapi hasil penilaian ahlihukum. Indikasinya adalah pengaruh langsung yangmaterial terhadap laporan keuangan sehingga auditormelakukan prosedur audit yang dirancang khusus agardiperoleh keyakinan memadai apakah pelanggaranhukum telah dilakukan.

Hasil penelitian Neebes et al. (1991) membagitindakan ilegal ke dalam dua kategori, yaitu pengaruhlangsung dan material terhadap laporan keuangansehingga auditor bertanggungjawab mendesain audit

Page 8: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

5

EKSPEKTASI AUDITOR, INVESTOR, DAN AKUNTAN MANAJEMEN............... (M.F. Arrozi Adhikara)

untuk memberikan jaminan kewajaran laporan keuanganyang bebas dari salah saji material dan pengaruh tidaklangsung pada laporan keuangan, auditorbertanggungjawab mengevaluasi ketika ada informasiyang menarik perhatian bahwa tindakan ilegal mungkinterjadi yaitu menerapkan prosedur tambahan. Monroedan Woodliff (1993) menyatakan terdapat perbedaantingkat keyakinan antara auditor dan masyarakattentang tugas dan tanggung jawab auditor danpenjelasan yang disampaikan oleh laporan auditan.Peran dan tanggungjawab auditor diuji juga olehGramling et al. (1996). Hasil penelitiannya menunjukkanpersepsi tentang proses audit, peran, dantanggungjawab auditor berubah setelah mahasiswamenyelesaikan studi auditingnya. Tetapi, perbedaanpersepsi antara auditor dengan mahasiswa masih tetapada meskipun mahasiswa telah menyelesaikan studiauditing.

Boynton dan Kell (2003) menyatakan terdapatlima organisasi akuntansi nasional termasuk AICPAmengeliminasi dikeluarkannya laporan keuangan yangmengandung unsur kecurangan manajemen dalamsuatu proses penelitian dan penyelidikan bahwatanggungjawab utama melaporkan penyimpangan adapada manajemen dan dewan direksi, sedangkan audi-tor mempunyai peran kedua sesudah manajemen.Rekomendasi agar akuntan publik mengubah standarauditing untuk mengakui tanggungjawabnya denganlebih baik dan meminta agar laporan auditor bentukstandar diperbaiki untuk pengkomunikasian lebih baik,serta ASB merespon hal ini dengan mengeluarkan 9SAS baru (SAS 53 – SAS 61).

Selalu terdapat kesenjangan antara harapan danrealitas. Harapan seseorang dapat berbeda darirealitasnya. Kesenjangan harapan dalam pemeriksaanadalah perbedaan apa yang dipercayai oleh penggunajasa pemeriksaan tentang tanggung jawab auditordengan apa yang dipercayai auditor sebagai tanggungjawab dalam pekerjaannya (Shaikh dan Talha, 2003).Hasil penelitian mengenai expectation gap dalam au-dit dilakukan oleh para peneliti, yaitu Humprey et al.(1993), Innes et al. (1994), Gay et al. (1998) di Australia,Hojskov (1998) di Denmark, Butler et al. (2000), Best etal. (2001) di Singapura, Fadzly dan Ahmed (2004) diMalaysia, Lin dan Chen (2004) di China, Chowdhury etal. (2005) di Bangladesh, Al-Tawaijri (2006) di SaudiArabia, Dixon et al. (2006) di Mesir, dan Sidani (2007)

di Lebanon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ex-pectation gap antara auditor dengan pemakai jasa au-dit pada tiga faktor, yaitu: pertama, tanggung jawabauditor dalam mendeteksi, menemukan, dan melaporkanfraud. Kedua, keandalan laporan keuangan auditan.Ketiga, kegunaan laporan keuangan auditan dalampengambilan keputusan.

Best et al. (2001) menemukan bahwa expecta-tion gap terjadi di Singapura berkenaan dengan ruanglingkup dan tanggungjawab auditor. Dalam ruanglingkup yang sempit, expextation gap berhubungandengan tanggungjawab auditor untuk kesesuaianpengendalian intern, tingkatan laporan keuanganmemberikan gambaran nyata, serta tidak digunakannyahasil laporan audit dalam memonitor kinerja entitas. Ex-pectation gap yang terjadi pada tanggungjawabauditor adalah menjaga dan mendeteksipenyelewengan, memelihara catatan akuntansi, sertamelaksanakan pertimbangan dalam memilih proseduraudit.

Humphrey et al. (1993) mencatat tanggung-jawab auditor berkenaan dengan fraud sebagai masalahnyata karena tidak memuaskan harapan publik. Secaranyata, pencegahan dan pendeteksian fraud diterimasebagai harapan berlebihan. Gay et al. (1998)menempatkan tanggungjawab manajemen untukmemelihara catatan akuntansi dan kesesuaian strukturpengendalian intern. Berdasarkan pertimbangan, audi-tor akan menyeleksi prosedur audit serta memberikanpersepsi bahwa suatu pemeriksaan tidak dapatmenyediakan keyakinan absolut bahwa laporankeuangan tidak berisi kesalahan yang material, sertamenemukan bahwa pengguna menyetujui perluasankeyakinan pada pemeriksaan. Berdasarkan hal tersebut,hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:H

1: Ekspektasi tanggungjawab auditor akan berbeda

antara auditor, investor, dan akuntan manajementerhadap audit laporan keuangan.

H2: Ekspektasi reliabilitas akan berbeda antara audi-

tor, investor, dan akuntan manajemen terhadapaudit laporan keuangan.

H3: Ekspektasi kegunaan keputusan akan berbeda

antara auditor, investor, dan akuntan manajementerhadap audit laporan keuangan.

Penelitian ini berupa studi komparatif yangdikembangkan dari penelitian Best et al. (2001) denganmetode survei, yaitu pengumpulan data dilakukan

Page 9: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

6

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 1-12

dengan menggunakan instrumen kuesioner. Dimensiwaktu studi ini merupakan cross sectional study yaitustudi yang dilakukan terhadap beberapa obyek padasuatu waktu tertentu. Penelitian ini berhubungandengan perilaku manusia sebagai reaksi yang bersifatsederhana atau kompleks dalam mempersepsikanjawaban atas suatu pertanyaan (explanatory percep-tional research). Populasi dalam penelitian adalah in-vestor, akuntan manajemen, serta auditor sebagaipembuat laporan keuangan auditan. Sampelnya adalahauditor yang tergabung dalam Kantor Akuntan PublikPasar Modal tahun 2009, investor yang tergabungdalam Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISI),serta akuntan intern pada perusahaan go publik yanglisted di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari IndonesianCapital Market Directory tahun 2009. Teknikpengambilan sampel menggunakan metode ClusterSampling. Unit analisis adalah individu yaitu pihakauditor, investor, dan akuntan manajemen.

Variabel yang digunakan dalam penelitian iniadalah ekspektasi terhadap audit laporan keuanganyaitu persepsi keyakinan individu tentangtanggungjawab, keandalan, dan kegunaanpengambilan keputusan dalam audit laporan keuanganmenyajikan secara wajar semua hal yang material.Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan dariinstrumen Best et al. (2001), dengan modifikasi sesuaidengan lingkungan Indonesia. Instrumen berisi 16pernyataan yang didesain melalui intensitas pernyataandalam skala Likert 5 poin dengan tujuan respondendapat memilih nomor skala yang diidentifikasi tingkatpersetujuannya. Tiga variabel yang dipakai untukmengukur ekpektasi, yaitu 1) responsibility, dimensiini mempunyai 7 pertanyaan pilihan mulai nomor 1sampai dengan 7 yang diukur dengan menggunakanskala Likert 5 poin dengan poin 1 menunjukkan sangattidak setuju dan poin 5 menunjukkan sangat setuju; 2)reliability, dimensi ini mempunyai 6 pertanyaan pilihanmulai nomor 8 sampai dengan 13 yang diukur denganmenggunakan skala Likert 5 poin dengan poin 1menunjukkan sangat tidak setuju dan poin 5menunjukkan sangat setuju; dan 3) decision useful-ness, dimensi ini mempunyai 3 pertanyaan pilihan mulainomor 14 sampai dengan 16 yang diukur denganmenggunakan skala Likert 5 poin dengan poin 1menunjukkan sangat tidak setuju dan poin 5menunjukkan sangat setuju. Hipotesis 1, 2, dan 3 diuji

menggunakan Mann-Whitney Test untuk melihatpemahaman tentang expectation gap. Uji statistik iniuntuk melihat perbedaan persepsi sampel auditor, in-vestor, dan akuntan manajemen. Analisis data dilakukandengan menggunakan SPSS.

HASIL PENELITIAN

Data dikumpulkan melalui survei dengan jumlahkuesioner yang dikirim sebanyak 360 eksemplar.Kuesioner yang kembali sebanyak 302 eksemplar,dengan masing-masing komposisi adalah auditorsebanyak 105 eksemplar, investor sebanyak 100eksemplar, serta akuntan manajemen sebanyak 97eksemplar. Respond rate kuesioner sebanyak 84%.Sebelum kuesioner disebar, peneliti melakukan pilottest pada kuesioner dengan responden auditor yangbekerja di wilayah Jakarta. Tabulasi kuesioner terdapatpada Tabel 1.

Tabel 1Pengembalian Kuesioner Penelitian

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dikirim 360 eksemplarKembali karena alamat tidak dikenal 0 eksemplarJumlah pengiriman 360 eksemplarKuesioner yang kembali 302 eksemplarPersentase yang kembali 84 %Kuesioner yang bisa dipakai 302 eksemplarPersentase yang bisa dipakai 84 %

Sumber: Data diolah.

Analisis didasarkan dari jawaban respondensebanyak 302 orang. Berdasarkan data yang diperoleh,deskripsi tentang demografi responden adalahresponden pria berjumlah 189 (63%) dan respondenwanita sebanyak 113 (37%). Responden yang bekerjaantara 1 - 5 tahun berjumlah 101 orang (33%), respondenyang bekerja selama 6 – 10 tahun sebanyak 135 orang(45%), dan responden yang bekerja lebih dari 10 tahunsebanyak 66 orang (22%). Tabel 2 menyajikan datademografis responden sebagai berikut:

Page 10: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

7

EKSPEKTASI AUDITOR, INVESTOR, DAN AKUNTAN MANAJEMEN............... (M.F. Arrozi Adhikara)

Tabel 2Gambaran Responden Penelitian

Keterangan GrupAkt.

Auditor Investor Manajemen

Jenis KelaminPria 72 77 40

Wanita 33 23 57Jumlah 105 100 97

Lama Bekerja1 – 5 tahun 39 35 276 – 10 tahun 39 48 48> 10 tahun 27 17 22

Jumlah 105 100 97Pendidikan

D 3 24 14 -S 1 67 62 58S 2 14 19 39S 3 - 5 -

Jumlah 105 100 97KualifikasiAkuntansi 105 31 89

Non Akuntansi - 69 8Jumlah 105 100 97

Sumber: Data diolah.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbachalpha dari masing-masing item dalam suatu variabel.Instrumen yang dipakai dalam variabel dikatakan handalapabila memiliki cronbach alpha lebih dari 0,60(Nunnaly, 1978). Nilai cronbach alpha instrumenpenelitian berkisar antara 0,847 sampai dengan 0,892sehingga disimpulkan bahwa instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Untukmengetahui pertanyaan dalam variabel adalah validdilakukan faktor analisis (Kaiser dan Rice, 1974).Variabel diharapkan memiliki nilai MSA di atas 0,50sehingga data yang dikumpulkan tersebut dapatdikatakan tepat untuk factor analysis dan jugamengindikasikan construct validity dari masing-masingvariabel. Nilai MSA penelitian ini berkisar antara 0,863sampai dengan 0,920.

PEMBAHASAN

Pengujian hipotesis dilakukan untuk memberikanjawaban atas masalah penelitian yang telah disusunsebelumnya. Alat uji hipotesis yang digunakan adalahMann-Whitney Test untuk menguji hipotesis 1, 2, dan3. Secara ringkas hasil p-value/Asymp Sig daripengujian hipotesis tersebut ditunjukkan oleh masing-masing variabel. Hasil Mann-Whitney Test dan tingkatsignifikansi audit laporan keuangan dalam tiap-tiapgrup responden menghasilkan perbedaan signifkansidalam tanda (*) bahwa setiap responden menunjukkanperbedaan persepsi harapan tentang tanggungjawabdari audit laporan keuangan. Hasil tersebut dipakaiuntuk menguji Hipotesis 1. Hasil pengujian hipotesisditunjukkan pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 menyediakan secara rinci hasil rata-ratatanggapan berkenaan dengan tujuan pernyataantanggungjawab sehubungan dengan audit laporankeuangan. Pada Tabel 3 tersebut suatu pemeriksaantentang expectation gap ditunjukkan oleh perbedaansig (*) yang dideteksi antara auditor dengan investordan akuntan manajemen dalam hubungannya dengantanggungjawab auditor untuk mendeteksipenyelewengan, tanggungjawab auditor dalammemelihara catatan akuntansi, dan auditor tidakmelaksanakan pertimbangan dalam pemilihan proseduraudit. Hasil tersebut menunjukkan kepercayaan bahwaauditor mempunyai sedikit tangggungjawab untukmendeteksi penyelewengan serta menjaga adanyapenyelewengan, dimana investor dan manajemenmenempatkan tanggungjawab tersebut atas tugas danperan auditor. Temuan ini juga dikonfirmasikan atasstatement nomor 12 pada variabel reliability untukdimensi bebas dari penyelewengan di Tabel 4. Hasiltemuan lain juga menunjukkan auditor percaya bahwamanajemen bertanggungjawab dalam memeliharacatatan akuntansi dan investor bersama manajementampak mengatribusikan tanggungjawab tersebutkepada auditor. Auditor percaya bahwa perannyaadalah melakukan pertimbangan dalam pemilihanprosedur audit, tetapi investor dan manajementampaknya menunjukkan bahwa pertimbangan tersebutharus diberikan kepada manajemen.

Suatu expectation gap juga ditunjukkan antaraauditor dengan investor berkenaan dengantanggungjawab dalam kesesuaian struktur

Page 11: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

8

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 1-12

pengendalian internal entitas. Auditor percaya bahwatanggungjawab kesesuaian atas struktur pengendalianinternal entitas merupakan tanggungjawab manajemen,tetapi investor merupakan tanggungjawab auditor.Argumen tersebut berkembang karena auditormengidentifikasi kelemahan struktur pengendalian in-ternal terhadap entitas. Semua grup -auditor, investor,dan manajemen- setuju dan mempunyai kepercayaankuat bahwa manajemen bertanggungjawab ataspenyajian laporan keuangan dan auditor bersifat tidakmemihak dan obyektif.

Hasil Mann-Whitney Test dan tingkatsignifikansi audit laporan keuangan dalam tiap-tiapgrup responden menghasilkan perbedaan signifkansidalam tanda (*) bahwa setiap responden menunjukkanperbedaan persepsi harapan tentang reliability dariaudit laporan keuangan. Hasil tersebut dipakai untukmenguji Hipotesis 2 dan ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 menyediakan secara rinci hasil rata-ratatanggapan berkenaan terhadap enam reliability state-ment sehubungan dengan audit laporan keuangan. Pada

Tabel 4 tersebut expectation gap dideteksi antara au-ditor dengan pengguna yaitu pengguna mempunyaikeyakinan mutlak bahwa laporan keuangan tidakterdapat kesalahan material, auditor tidak menyetujuikebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporankeuangan, perluasan keyakinan yang diberikan audi-tor ditunjukkan secara nyata, dan perusahaan bebasdari penyelewengan. Temuan ini kontradiksi dengantemuan Best et al. (2001) yang menemukan bahwa ex-pectation gap terjadi pada pernyataan penggunamempunyai keyakinan mutlak bahwa laporan keuangantidak terdapat kesalahan material, auditor tidakmenyetujui kebijakan akuntansi yang digunakan dalamlaporan keuangan, dan perluasan keyakinan yangdiberikan auditor ditunjukkan secara nyata, sertamendukung perusahaan bebas dari penyelewengan.Kepercayaan yang kuat juga dipegang oleh tiap-tiapgrup antarauditor dengan pengguna bahwa laporankeuangan memberikan kebenaran dan gambaransesungguhnya, serta perluasan pemeriksaandikomunikasikan secara nyata. Hasil ini menunjukkan

Tabel 3Perbedaan Ekspektasi tentang Responsibility

No Keterangan Rata-rata TanggapanAuditor Investor Akt. Manajemen Total

1 Auditor bertanggung jawab ataspenemuan seluruh penyelewengan 2.11 3.02 * 2.91 * 2.67

2 Auditor bertanggungjawab ataskesesuaian struktur pengendalianinternal perusahaan 2.68 3.79 * 3.02 3.15

3 Auditor bertanggungjawab ataspemeliharaan catatan akuntansi 2.37 3.39 * 2.33 * 2.68

4 Manajemen bertanggung jawabatas penyajian laporan keuangan 3.98 4.19 4.54 4.24

5 Auditor tidak bertanggungjawabatas pencegahan penyelewengan 2.97 2.60 * 3.00 2.86

6 Auditor tidak memihak danobyektif 4.14 4.79 4.56 4.49

7 Auditor tidak melakukanpertimbangan dalam penyeleksianprosedur pemeriksaan 2.10 2.01 * 2.21 * 2.11

Sumber: Data diolah.Catatan: * perbedaan signifikan dari auditor pada p < 0.05.

Page 12: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

9

EKSPEKTASI AUDITOR, INVESTOR, DAN AKUNTAN MANAJEMEN............... (M.F. Arrozi Adhikara)

kepercayaan yang kuat dari investor dan manajemenbahwa laporan keuangan auditan merefleksikankegunaan untuk pengambilan keputusan.

Hasil Mann-Whitney Test dan tingkatsignifikansi audit laporan keuangan dalam setiap grupresponden menghasilkan perbedaan signifkansi dalamtanda (*) bahwa setiap responden menunjukkanperbedaan persepsi harapan tentang decisionusefulnes dari laporan audit. Hasil tersebut dipakaiuntuk menguji Hipotesis 3 dan ditunjukkan pada Tabel5. Tabel 5 menjelaskan secara rinci hasil rata-ratatanggapan berkenaan terhadap pengambilankeputusan sehubungan dengan kegunaan laporankeuangan auditan. Hasil pada Tabel 5 menunjukkanterdapat expectation gap pada laporan keuanganauditan, serta laporan auditan tidak berguna dalammemantau kinerja perusahaan. Hasil lain jugamenunjukkan bahwa terjadi expectation gap antaraauditor dengan investor pada pernyataan perusahaandikelola dengan baik.

Kepercayaan yang kuat dipegang oleh auditor,investor, dan manajemen bahwa laporan keuangan hasilpemeriksaan berguna untuk pengambilan keputusan.Hal ini menunjukkan bahwa hasil laporan keuanganauditan menunjukkan kualitas laporan karena bersifatrelevan dan reliabel bagi manajemen dan investor untukmemaksimalkan utilitasnya. Harapan akuntanmanajemen dan investor terhadap auditor adalah bahwaauditor harus mempunyai peran dan tanggung jawabyang lebih besar daripada yang dilakukan oleh auditorsendiri.

Proses ekspektasi antara auditor, investor, danakuntan manajemen berbeda karena pengaruhperbedaan persepsi ekspektasi individu (investor danakuntan manajemen) terhadap tugas, peran, fungsi, dantanggungjawab auditor dalam pemeriksaan laporankeuangan. Investor dan akuntan manajemenmempunyai ekspektasi untuk meminta lebih besar atasperan, tugas, dan tanggungjawab auditor dari padayang dilakukan oleh auditor sendiri. Pada sisi lain, unsur

Tabel 4Perbedaan Ekspektasi tentang Reliability

No Keterangan Rata-rata TanggapanAuditor Investor Akt. Manajemen Total

1 Auditor bertanggung jawab ataspenemuan seluruh penyelewengan 2.11 3.02 * 2.91 * 2.67

8 Pengguna mempunyai keyakinanmutlak bahwa laporan keuangan tidakterdapat kesalahan yang material 2.76 4.00 * 3.02 * 3.25

9 Auditor tidak menyetujui mengenaikebijakan akuntansi yang digunakandalam laporan keuangan 2.48 3.19 * 2.98 * 2.87

10 Perluasan keyakinan yang diberikanauditor ditunjukkan secara nyata 3.36 3.98 * 3.78 * 3.70

11 Laporan Keuangan memberikan suatukebenaran dan gambaran sesungguhnya 3.03 4.01 3.47 3.48

12 Perusahaan bebas dari penyelewengan 2.63 2.01 * 2.90 * 2.5213 Perluasan pelaksanaan pemeriksaan

dikomunikasikan secara nyata 3.61 4.00 3.67 3.75

Sumber: Data diolah.Catatan: * perbedaan signifikan dari auditor pada p < 0.05.

Page 13: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

10

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 1-12

kenaifan dan kesederhanaan dalam diri investor danakuntan manajemen tidak mampu untuk melakukanapresiasi secara persuasif terhadap tanggungjawabauditor yang sudah terkodifikasi melalui StandarPemeriksaan Akuntan Publik (SPAP) sehinggamenyebabkan munculnya harapan yang tidak beralasankepada auditor dan mengakibatkan abstraksi yang luasterhadap tanggungjawab auditor daripadatanggungjawab yang dipikul auditor sendiri.

Luas ruang lingkup pemeriksaan dapat menjadisebab expectation gap di antara auditor dengan in-vestor dan akuntan manajemen. Luas ruang lingkuppemeriksaan tergantung pada struktur pengendalianintern. Semakin luas struktur pengendalian makasemakin luas ruang lingkup pemeriksaan, dansebaliknya. Investor dan akuntan manajemen belummemahami proses tersebut sehingga mempunyaipandangan harapan yang sama dan belum tentuseragam dengan pandangan auditor. Hal ini menjadibentuk bagi investor dan akuntan manajemen untukmemberikan tugas auditor menjadi luas atau sama padalingkup pemeriksaan yang berbeda.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adatidaknya expectation gap di antara tiga kelompok, yaituauditor, investor, dan akuntan manajemen terhadapaudit laporan keuangan. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa terdapat expectation gap antara auditor, inves-tor, dan akuntan manajemen pada faktor-faktor auditorbertanggungjawab untuk penemuan penyelewengan,pemeliharaan catatan akuntansi, dan auditor tidakmelaksanakan pertimbangan dalam penyeleksianprosedur pemeriksaan. Terdapat perbedaan expecta-tion gap pada faktor laporan keuangan tidak terdapatkesalahan material, auditor tidak setuju kebijakanakuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan,perluasan keyakinan yang diberikan auditorditunjukkan secara nyata, dan perusahaan bebas daripenyelewengan (fraud). Terdapat expectation gappada faktor-faktor laporan keuangan auditan tidakberguna memantau kinerja manajemen. Investor danakuntan manajemen mempunyai ekspektasi untukmeminta lebih besar atas peran, tugas, dantanggungjawab auditor dari pada yang dilakukan olehauditor sendiri.

Beberapa keterbatasan yang dirasakanmengganggu penelitian ini adalah keterbatasan padametode survei dengan memberikan kuesioner kepadaresponden sehingga peneliti tidak dapat mengontroljawaban responden karena mungkin saja respondentidak menjawab sejujurnya atas pertanyaan dalamkuesioner penelitian. Instrumen yang digunakan dalampenelitian ini adalah dikembangkan oleh Best et al.(2001) yang diaplikasikan di Singapura yang secarafaktual mempunyai nature dan culture yang berbedadengan lingkungan di Indonesia. Peneliti telahmenyesuaikan dengan kondisi di Indonesia, tetapimungkin saja masih terdapat kelemahan-kelemahan.

Tabel 5Perbedaan Ekspektasi tentang Decision Usefulnes

No Keterangan Rata-rata TanggapanAuditor Investor Akt. Manajemen Total

14 Laporan keuangan auditan tidakberguna dalam memantau kinerjaperusahaan 2.34 2.01 * 1.87 * 2.08

15 Laporan keuangan auditan tidakberguna untuk pengambilan keputusan 2.28 2.01 1.76 2.02

16 Perusahaan dikelola dengan baik 3.56 4.79 * 3.47 3.92

Sumber: Data diolah.Catatan: * perbedaan signifikan dari auditor pada p < 0.05.

Page 14: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

11

EKSPEKTASI AUDITOR, INVESTOR, DAN AKUNTAN MANAJEMEN............... (M.F. Arrozi Adhikara)

Saran

Untuk pengembangan terhadap penelitian berikutnyasebaiknya perlu dilakukan penambahan danperubahan, yaitu menambah jumlah sampel untukpengguna yang lain karena masih terdapat penggunayang menggunakan laporan keuangan auditan sebagaidasar pengambilan keputusan ekonomi yang belumterpenuhi dalam penelitian ini; kemungkinan melakukanperluasan studi dengan melihat jasa atestasi lain yangdilakukan auditor seperti review, examination,kompilasi, dan prosedur yang disepakati; dan risetyang akan datang perlu dilakukan tambahan variabeltentang peran masing-masing auditor dan pengguna,tingkat keyakinan yang memadai, hasil audit, risikobisnis, serta risiko audit. Variabel tersebut akanmemberikan pemahaman yang tepat dalammengeliminasi kondisi-kondisi tersebut di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., dan Loebecke, James K. 2003. “Audit-ing : An Integrated Approach”. Upper SaddleRiver: Prentice Hall Inc.

Al-Tawaijry, Abdulrahman A. 2006. Expectation GapsIn Relation To Corporate Auditing In Devel-oping Countries: Case of Saudi Arabia. EABR& ETLC. Italia.

Best, Peter J., Buckby Sherrena, Tan Clarice. 2001. “Evi-dence of The Audit Expectation Gap InSingapore”. Managerial Auditing Journal, Vol.16 No. 3:134-144.

Blevins, Chuck. 2002. Narrowing The Manager’s Ex-pectation Gap. http://ebookfreetoday. com/Blevins-0-doc.html (download tanggal 1Februari 2011).

Boynton, William C. dan Walter G. Kell. 2003. ModernAuditing. New York: John Willey&Sons.

Butler, S.A., Ward, B.H. dan Zimbelman, M.F. 2000. “TheExpectation Gap: Auditor’s and Investor’s Per-

ceptions of Auditor’s Fraud Detection Respon-sibilities”, Managerial Auditing Journal. Vol.15, No. 9:537 -45.

Chowdhury, Riazur R, John Innes, & Reza Kouhy. 2005.“The Public Sector Audit Expectations Gap inBangladesh”. Managerial Auditing Journal.Vol. 20, No. 8:893-908.

Dixon, R., Woodhead, A.D., & Sohlima M. 2006. “AnInvestigation of The Expectation Gap in Egypt”.Managerial Auditing Journal. Vol. 21,No.3:293-902.

Fadzly, M.N. dan Ahmed, Z. 2004. “Audit expectationgap: the case of Malaysia”. Managerial Audit-ing Journal. Vol. 19, No. 7:897-915.

Gay Grant, Schelluch Peter, dan Baines Annette. 1998.“Perceptions of Messages Conveyed by Re-view and Audit Reports”. Accounting Audit-ing and Accountability Journal. Vol. 11, No.4:472-494.

Gramling, A.A., Schatzberg dan W. Wallace. 1996. “TheRole of Undergraduate Auditing Courseworkin Reducing the Expectation Gap”. AccountingEducation. Vol. 11, No. 4: 131-161.

Guy, D.M. dan J.D. Sullivan. 1998. “The ExpectationGap Auditing Standards”. Journal of Accoun-tancy: Vol. 15, No. 4:36 – 46.

Hadibroto, Ahmadi. 2004. “Perkembangan InternasionalHarus Siap Dihadapi”. Media Akuntansi. Edisi38, Maret 2011, hal. 23.

Han, A. 2002. “The Existence of Expectation Gap andthe Usefulness of Auditor’s Report” [On-line]Available http://www.alvinhan.com. (down-load tanggal 2 Februari 2011).

Hojskov, Leif. 1998. “The Expectation Gap BetweenUsers’ and Auditors’ Materiality Judgementsin Denmark”. Accounting Auditing and Ac-countability Journal. Vol. 9, No. 4:472-494.

Page 15: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

12

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 1-12

Humphrey, C., Moizer, P. dan Turkey S. 1992. “The AuditExpectation Gap – Plusça Change, plus C’estLa Meme Chose?”. Critical Perspective inAccountin. Vol. 11, No. 3:137-161.

Humphrey, C., Moizer, P. dan Turkey S. 1993. “The AuditExpectation Gap in Britain: An Empirical Inves-tigation”. Accounting and Business Research.Vol. 23, No. 5:395-411.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar ProfesionalAkuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Innes, J. dan Lyon, R.A. 1994. “A simulated lendingdecision with external management audit re-ports”. Accounting, Auditing & Accountabilit.Vol. 7, No. 4: 359-371.

Jennings, M., Kneer, D.C. dan Reckers, P.M. 1993. “Thesignificance of audit decision aids and pre-case jurist’s attitude on perceptions of auditfirm culpability and liability”. ContemporaryAccounting Research. Vol. 9, No. 2:489-507.

Kaiser, H.F. dan J. Rice. 1974. “Little Jiffy”. Mark IV.Educational and Psychological Measurement:Vol. 34, No. 1:111-117.

Lin Z., Jun dan Feng Chen. 2004. “An Empirical Studyof The Audit ‘Expectation Gap’ In the People’sRepublic of China”. International Journal ofAuditing. Vol 8, No. 1:93-115.

MZA. 1999. Audit: Antara Teori dan Praktik. Austra-lia CPA.

Monroe, G.S., Woodlift, D. 1993. “The Effect of Educa-tion on The Audit Expectation Gap”. Account-ing and Finance. Vol. 9, No.1:61-78.

Neebes, Guy dan Whitington. 1991. “Illegal Act: WhatAre The Auditor’s Responsibilities? Explainingthe Auditor’s Obligation Under SAS No. 54".Journal of Accountancy. Vol. 8. No. 3:82-93.

Nunnally, J.C. 1978.Psychometric Theory.Hightstown,New York: McGraw Hill.

Noordin, Dato’ Hanifah. 1999. The Existence of Expec-tation Gap and The Usefulness of Auditor’sReport, www.auditing.drs pages.com (down-load tanggal 1 Februari 2011).

Porter, Brenda. 1993. “An Empirical Study of The AuditExpectation-Performance Gap”. Accountingand Business Research. Vol. 24, No. 93:49.

Shaikh. Junaid M. dan Mohammad Talha. 2003. “Cred-ibility and expectation gap in reporting on un-certainties”. Managerial Auditing Journal: Vol.18, No. 7:517-529.

Sidani, Yusuf Munir. 2007. “The Audit Expectation Gap:Evidence From Lebanon”. Managerial Audit-ing Journal. Vol. 22, No. 3:288-302.

Suratman, Adji. 2002. “Mewaspadai ManipulasiLaporan Keuangan Emiten”. Investor. Edisi 59.

Wahba, M.A., dan House, R.J. 1974. “ExpectancyTheory In Work and Motivation: Some Logicaland Methodological Issues”. HumanRelations.Vol. 27, No. 1:121-147.

Wirakusumah, Arifin. 2003. “Melakukan Evaluasi UntukBerbenah Diri”. Media Akuntansi, Juni-Juli.

Wexley, Kenneth N, dan Yukl, Gary A. 1977. EmployeeMotivation to Work, Organizational Behaviourand Personnel Psychology. Richard D. IrwinInc., Homewood, Illionis.

Page 16: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

13

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, ............... (Maria Pampa Kumalaningrum)

Vol. 23, No. 1, April 2012Hal. 13-25

ABSTRACT

This study examined the effect of market orientation,entrepreneurial orientation and innovation success onprofitability in small business . Theoretically, marketorientation and entrepreneurial orientation are corre-lated, but distinct construct. Market orientation reflectsthe degree to which firms’ strategic market planning isdriven by customer and competitor intelligence. Entre-preneurial orientation reflects the degree to which firms’growth objectives are driven by the identification andexploitation of untapped market opportunities. Datawas processed with Structural Equation Modeling us-ing AMOS program. The results showed that marketorientation proved to have significant impact on prof-itability. Entrepreneurial orientation has an indirect ef-fect on profitability mediated by innovation success.The results suggest, at least in small firms, entrepre-neurial orientation complements market orientation byinstilling an opportunistic culture that impacts the qual-ity and quantity firms’ innovation.

Keywords: market orientation, entrepreneurial orienta-tion, innovation success, profitability

JEL Classification: M31, O31

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION,INNOVATION SUCCESS, DAN PROFITABILITAS

USAHA KECIL DAN MENENGAH

Maria Pampa KumalaningrumSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan,Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwaUsaha Kecil dan Menengah (UKM) yang semakinmeningkat dari segi kuantitas ternyata belum diimbangidengan peningkatan kualitas UKM yang memadai.Masalah yang masih dihadapi adalah rendahnyaproduktifitas sehingga menimbulkan kesenjanganantara usaha ekonomi kecil menengah dan besar.Kuncoro (2006) menyatakan bahwa permasalahan UKMdapat digolongkan menjadi dua, yaitu permasalahaninternal dan permasalahan eksternal. Beberapa masalahinternal yang dihadapi UKM adalah rendahnya kualitassumberdaya manusia seperti kurang terampilnyasumberdaya manusia, kurangnya entrepreneurial ori-entation, rendahnya penguasaan teknologi danmanajemen, minimnya informasi, dan rendahnya mar-ket orientation. Dua dari permasalahan internal yangbanyak dihadapi UKM yaitu market orientation danentrepreneurial orientation ternyata juga menjadiperhatian besar dalam banyak penelitian dewasa ini.Market orientation diasumsikan sebagai orientasiperusahaan yang memiliki prinsip pada upaya untukmemuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen(Kohli & Jaworski, 1993). Entrepreneurial orientationdiasumsikan sebagai orientasi perusahaan yang

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 17: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

14

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 13-25

memiliki prinsip pada upaya untuk mengidentifikasi danmengeksploitasi kesempatan (Lumpkin & Dess, 1996).Market orientation dan entrepreneurial orientationmerupakan konstruk pembelajaran (Baker & Sinkula,2009; 1999; Narver & Slater, 1994; Hult & Ketchen, 2001;Narver & Slater, 1998; Becherer & Maurer, 1997).Perusahaan yang berorientasi pada pembelajaranmemiliki dasar perbaikan yang lebih cepat, serta akantercermin pada kesuksesan produk unggulan baruperusahaan, profitabilitas, bagian pasar (market share),dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Day1994).

Dalam penelitian Kohli dan Jaworski (1990),ditemukan bahwa semakin besar market orientationsuatu organisasi, semakin besar pula kinerjakeseluruhan. Narver dan Slater (1994) menemukanhubungan positif antara market orientation danprofitabilitas bisnis (Day, 1994; Narver & Slater, 1998).Market orientation, secara signifikan merupakan faktorpenting untuk memungkinkan perusahaan memahamipasar dan mengembangkan strategi produk dan jasauntuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kebutuhanpasar (Baker & Sinkula, 2009).

Beberapa tulisan konseptual juga menekankanbahwa market orientation menjadi sesuatu yangpenting bagi organisasi (Narver & Slater, 1994). Mar-ket orientation yang kuat menuntut organisasi untukfokus pada lingkungan yang berpengaruh padakemampuan organisasi untuk meningkatkan kepuasankonsumen (Baker & Sinkula, 1999). Hasil implementasistrategi yang berdasar pada market orientation,memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan suksesterhadap perubahan lingkungan. Perusahaan denganorientasi pembelajaran dan market orientation yangkuat, dengan sangat baik dapat merespon kekuatanlingkungan melalui proses belajar dan memunculkaninnovasi serta perilaku reaktif terhadap pasar (Baker &Sinkula, 1999).

Namun tidak demikian dengan entrepreneurialorientation. Entrepreneurial orientation berkaitanlebih pada identifikasi dan eksploitasi kesempatandaripada memenuhi kebutuhan pelanggan, sehinggatidak diharapkan memiliki efek pada profitabilitas yanglangsung seperti halnya market orientation. Ketikaefek entrepreneurial orientation dan market orienta-tion dikembangkan dalam suatu model bersama-samasecara simultan, entrepreneurial orientation tidak

memiliki efek langsung terhadap profitabilitasperusahaan (Matsuno, Mentzer, & Ozsomer, 2002;Narver & Slater, 1998). Hal ini bisa saja terjadi karenadampak entrepreneurial orientation pada profitabilitasmungkin tidak secara langsung. Secara khusus, karenaentrepreneurial orientation adalah suatu konstrukberbasis inovasi, sehingga kemungkinan pengaruhnyapada profitabilitas dimediasi oleh konstruk lainnya,yaitu innovation success (seperti inovasi administrasi,produk, dan jasa).

Narver dan Slater (1998) melakukan regresisecara simultan terhadap entrepreneurial orientation(Covin & Slevin’s 1989 scale) dan market orientation(Narver & Slater’s 1990 scale) terhadap ROI. Merekamenemukan efek yang signifikan dari market orienta-tion, tetapi tidak pada entrepreneurial orientation.Demikian juga, Matsuno, Mentzer, dan Ozsomer (2002)melaporkan efek langsung market orientation atasprofitabilitas, tetapi efek negatif langsung entrepre-neurial orientation atas ROI.

Kondisi UKM dan berbagai penelitian tersebutmemicu keingintahuan peneliti untuk mencobamenggabungkan market orientation dan entrepreneur-ial orientation dalam satu model. Dalam penelitian ini,diuji model hubungan antara market orientation, en-trepreneurial orientation, innovation success, danprofitabilitas. Entrepreneurial orientation dan mar-ket orientation dikonseptualisasikan sebagai konstrukyang independen tetapi berkorelasi, variabel marketorientation berpengaruh langsung pada profitabilitasdan berpengaruh tidak langsung melalui efek innova-tion success, sedang variabel entrepreneurial orien-tation diharapkan berpengaruh tidak langsung padaprofitabilitas melalui efek innovation success.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Gambar 1 merupakan model utama dalam penelitian ini.Hipotesis penelitian mengacu pada model ini. Modelini berupaya untuk menambahkan konstruk innova-tion success sebagai variabel pemediasi antara marketorientation dan entrepreneurial orientation denganprofitabilitas. Market orientation dan entrepreneur-ial orientation adalah konstruk yang independentetapi berkorelasi. Model penelitian menggunakanprofitabilitas sebagai pengukuran kinerja perusahaan.

Page 18: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

15

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, ............... (Maria Pampa Kumalaningrum)

Secara singkat, market orientation and entrepreneur-ial orientation memiliki domain yang overlapping,tetapi berbeda (Narver & Slater, 1998). Market orien-tation mencerminkan sejauhmana perusahaan membinakepuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan sebagaisuatu prinsip organisasi perusahaan. Entrepreneurialorientation mencerminkan sejauhmana perusahaanmampu mengidentifikasi dan mengeksploitasikesempatan yang belum dimanfaatkan. Inovasimengacu pada keinginan untuk mendukung kreatifitasdan eksperimentasi pada pengembangan produk baru,adopsi teknologi, prosedur dan proses internal (Mengue& Auh, 2006; Lumpkin & Dess, 1996). Hal inimencerminkan keinginan dasar untuk berbeda dari sta-tus quo dan keinginan untuk menerima gagasan baru.Innovation success merupakan hasil dari proses inovasi.Contoh innovation success adalah konsep produk baru,ekstension lini dan merek, perbaikan layananpelanggan. Hal ini dapat diukur baik dengan ukuranobyektif seperti biaya R & D sebagai persentase daripenjualan maupun ukuran subyektif ditinjau darikeinginan para manajer untuk meninggalkan keyakinanlamanya (Karagozoglu & Brown, 1988, dalam Baker &Sinkula, 2009).

Profitabilitas adalah ukuran luaran keuangan.Pengukuran profitabilitas menggunakan daftarpertanyaan yang dikembangkan oleh Baker dan Sinkula(2009). Ukuran profitabilitas terdiri tiga butir pertanyaanyang berkaitan dengan perubahan penjualan,

perubahan laba, dan perubahan laba margin.Perusahaan yang memiliki market orientation yang kuatakan memiliki prioritas pembelajaran tentang 1)pelanggan seperti, suka atau tidak suka, ketidakpuasan,persepsi, dan lainnya; 2) faktor yang mempengaruhipelanggan seperti persaingan, kecenderunganekonomi, sosial budaya, dan lainnya; dan 3) faktor yangmempengaruhi kemampuan perusahaan untukmempengaruhi dan memuaskan pelanggan sepertiteknologi, regulasi, dan lainnya (Narver & Slater, 1994;Kohli & Jaworski, 1990; Narver & Slater, 1994)

Perusahaan yang berorientasi pada pasarmemiliki keterampilan untuk menilai kebutuhankonsumen, sehingga mungkin menjadi yang pertamamenawarkan generasi baru produk dan jasa pada pasar(Day, 1994). Selain itu, perusahaan lebih mungkinmembuat perluasan lini dan merek terhadap pasar tar-get baru (Baker & Sinkula, 1999; Gatignon & Xuereb,1997; Kohli & Jaworski, 1990; Narver & Slater, 1990).Riset empiris memberi dukungan atas perspektif ini.Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang jelas dankonsisten antara market orientation dan kesuksesaninovasi produk baru (Baker & Sinkula, 2009, 1999;Henard & Szymanski, 2001; Gatignon & Xuereb, 1997).

Riset lain juga menunjukkan hubungan antaramarket orientation dan inovasi administrasi sertainovasi teknis (Han et al., 1998). Baker dan Sinkula(2009) melaporkan bahwa 17 dari 18 penelitian yangmenguji hubungan innovation success dan market ori-

Gambar 1Hubungan Market Orientation, Entrepreneurial Orientation, Innovation success,

dan Profitabilitas Usaha Kecil

ProfitabilitasInnovation

Success

MarketOrientation

EntrepreneurialOrientation

Page 19: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

16

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 13-25

entation sejak 1990 memiliki hasil positif dan signifikan.Tipe inovasi yang paling mungkin berkaitan denganmarket orientation yang kuat adalah variasi produk.Perusahaan dengan market orientation yang kuatberupaya mendengar kebutuhan pelanggan danbereaksi dengan menyelaraskan lini produk dan merekuntuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berdasarkanpenjelasan itu, disusun hipotesis penelitian:H

1: Market orientation berpengaruh terhadap inno-

vation success.Penelitian Kohli dan Jaworski (1990),

menemukan bahwa semakin besar market orientationsuatu organisasi, semakin besar pula kinerjakeseluruhan. Narver dan Slater (1990) menemukanhubungan positif antara market orientation danprofitabilitas bisnis (Day, 1994; Narver & Slater, 1998).Market orientation, secara signifikan merupakan faktorpenting untuk memungkinkan perusahaan memahamipasar dan mengembangkan strategi produk dan jasauntuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kebutuhanpasar. Market orientation yang kuat menuntutorganisasi untuk fokus pada lingkungan yangberpengaruh pada kemampuan organisasi untukmeningkatkan kepuasan konsumen (Baker &Sinkula,1999). Strategi yang berorientasi pasar,memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan suksesterhadap perubahan lingkungan sehingga perusahaandengan orientasi pasar yang kuat dapat meresponkekuatan lingkungan melalui proses belajar danmemunculkan inovasi serta perilaku reaktif terhadappasar (Baker & Sinkula, 1999).

Penelitian yang penting dan berpengaruh padaperkembangan selanjutnya adalah penelitian Kohli danJaworski (1993) serta Narver dan Slater (1990). Aliranyang intensif dari riset empiris telah secara konsisten,tetapi tidak secara bulat, melaporkan hubungan mar-ket orientation dan profitabilitas, bahkan padaperusahaan kecil (Baker & Sinkula, 2009, 1999; Hult &Ketchen 2001; Narver & Slater, 1998, Pelham 2000;Pelham & Wilson 1996). Di samping bukti empiristersebut, ada dukungan teoritis bagi hubungan antaramarket orientation dan profitabilitas. Perusahaandengan market orientation yang kuat seharusnyamampu menghasilkan profit margin yang lebih tinggidaripada perusahaan dengan market orientation yanglemah. Profit margin yang tinggi adalah hasil sinergidari pemilihan pasar target, pengembangan produk,

strategi harga, serta distribusi dan promosi, yangmemungkinkan penyampaian produk dan jasadisesuaikan dengan kebutuhan pasar. Berdasarkanpenjelasan itu, disusun hipotesis penelitian:H

2: Market orientation berpengaruh pada

profitabilitas perusahaan.Lumpkin dan Dess (1996) mendefinisikan en-

trepreneurial orientation sebagai suatu metode,praktik, dan gaya pengambilan keputusan para manajeryang mengarah ke orientasi kewirausahaan. Hal inimencakup proses eksperimen teknologi baru yangmenjanjikan, keinginan untuk memperbesar kesempatanpasar produk baru dan predisposisi untuk mengambilkesempatan berisiko. Perusahaan dengan entrepre-neurial orientation yang kuat memiliki kemampuanmengubah ketidakpastian lingkungan menjadi suatumanfaat bagi perusahaan. Covin dan Slevin (1989)memandang entrepreneurialship sebagai suatueksploitasi kesempatan untuk memperbaharui danmemperbaiki perusahaan. Entrepreneurial orientationmemiliki tiga dimensi (Lumpkin & Dess, 1996), yaituinovasi, proaktif, dan pengambilan risiko (Zahra &Covin, 1995; Miller, 1983). Mengacu pada tiga dimensikewirausahaan, Miller (1983) memberikan definisi padaentrepreneurial orientation. Suatu perusahaandikatakan memiliki suatu semangat entrepreneurialorientation jika dapat menjadi yang pertama dalammelakukan inovasi produk baru di pasar, memilikikeberanian mengambil risiko, dan selalu proaktifterhadap perubahan tuntutan akan produk baru.

Zahra dan Covin (1995) menyatakan bahwaperusahaan dengan entrepreneurial orientation dapatmencapai target pasar dan posisi pasar lebihdibandingan para pesaingnya. Perusahaan selalumengamati perubahan pasar dan melakukan respondengan dengan cepat terhadap perubahan tersebut.Kemampuan perusahaan untuk proaktif dan keberanianmengambil risiko, menjadikan perusahaan memilikikemampuan untuk menciptakan produk inovatifmendahului pesaing mereka. Inovasi adalah jantungkewirausahaan, tetapi tidak semua inovasi adalah akibatdari entrepreneurial orientation yang kuat. Inovasiyang rutin, yaitu, perluasan lini dan merek, terutamadalam merespon tindakan pesaing, terjadi dalamkebanyakan perusahaan. Entrepreneurial orientationyang menimbulkan inovasi adalah lebih dari adaptasiatau reaksi terhadap trend pasar. Inovasi yang terjadi

Page 20: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

17

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, ............... (Maria Pampa Kumalaningrum)

karena entrepreneurial orientation adalah inovasiyang berupaya untuk penyegaran, pembaharuan, danredefinisi organisasi, pasar, dan industri (Covin &Slevin, 1986 dalam Baker & Sinkula, 2009). Melaluiproses identifikasi kesempatan dengan tujuanpenyegaran, pembaharuan, dan redefinisi konsep, makaproduk baru yang radikal dilahirkan. Perusahaandengan entrepreneurial orientation yang kuat,diprediksikan akan mampu mengembangkan konsepproduk baru yang menuju kepada kebutuhanpelanggan yang ada maupun pelanggan potensial.Berdasarkan penjelasan itu, disusun hipotesispenelitian:H

3: Entrepreneurial orientation berpengaruh

terhadap innovation success.Amabile et al. (1996) menyatakan bahwa inovasi

sebagai penerapan yang berhasil dari gagasan kreatifdalam perusahaan. Inovasi merupakan sebuahmekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalamlingkungan yang dinamis. Oleh karena itu, perusahaandituntut untuk mampu menciptakan penilaian serta ide-ide yang baru dan menawarkan produk yang inovatif.Munculnya inovasi pada dasarnya untuk memenuhipermintaan pasar, sehingga kesuksesan inovasi dapatdijadikan sebagai salah satu keunggulan perusahaan.Kesuksesan perusahaan dalam menciptakan produkinovasi akan meningkatkan profitabilitas ataukeuntungan bagi perusahaan. Innovation successmerupakan hasil dari proses inovasi. Contoh innova-tion success adalah konsep produk baru, perluasan linidan merek, perbaikan pelayanan pelanggan. Innova-tion success berbeda dengan keinovasian(innovativeness), yang mengacu kepada sikapketerbukaan pada gagasan baru (Hult & Ketchen, 2001;Hurley & Hult, 1998). Sementara itu, innovation suc-cess merupakan hasil konkrit dari inovasi yang berkaitandengan perilaku.

Hampir merupakan suatu kebenaran, padaberbagai disiplin ilmu, baik kewirausahaan, manajemenstratejik, maupun pemasaran, innovation successdianggap sebagai cara utama perusahaanmempertahankan dan memperluas pasar produk dankonsumen. Semua disiplin ilmu di atas memberi prediksiadanya hubungan umum antara innovation successdan profitabilitas (Henard & Szymanski, 2001; Han etal., 1998; Gatignon & Xuereb, 1997). Berdasarkanpenjelasan itu, disusun hipotesis penelitian:

H4: Innovation success perusahaan berpengaruh

pada profitabilitas perusahaan.Penelitian ini menggunakan UKM di DIY sebagai

unit analisis. UKM dipilih karena diharapkan memilikifleksibilitas dan daya respon pada peristiwa lingkungan.Eksploitasi atas kesempatan baru merupakanpendorong utama bagi pertumbuhan UKM. Teknik atauprosedur pengambilan sampel dalam penelitian iniadalah purposive sampling. Sampel penelitian diambilberdasarkan kriteria tertentu yaitu UKM di DIY yangmemiliki kriteria kekayaan bersih maksimal Rp200 juta;hasil penjualan tahunan maksimal Rp1milyar; milikwarga negara Indonesia; berdiri sendiri; usahaperseorangan; usaha tidak berbadan hukum; usahaberbadan hukum; atau koperasi. Karakteristikresponden dalam penelitian ini dibedakan berdasarkangender pengambil keputusan utama dalam perusahaan,jumlah pekerja, lama berdiri, dan jenis usaha.Berdasarkan data responden dalam penelitian ini,pengambil keputusan utama dalam perusahaankebanyakan dilakukan oleh pria yaitu 73% sedangkanperempuan hanya 27%.

Tabel 1Pengambil Keputusan dalam Perusahaan

Pengambil Keputusan Jumlah Proporsi

a. Pria 73 73%b. Perempuan 27 27%

Sumber: Data primer. Diolah.

Ditinjau dari jumlah karyawan, pada Tabel 2, terlihatsebagian besar responden memiliki tenaga kerja kurangdari 10 karyawan (96%). Jumlah perusahaan yangmemiliki pekerja sama atau lebih dari 10 karyawan hanya4%.

Tabel 2Jumlah Pekerja

Jumlah Pekerja Jumlah Proporsi

a. < 10 94 94%b. > atau = 10 4 6%

Sumber: Data primer. Diolah.

Page 21: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

18

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 13-25

Berdasarkan Tabel 3, tampak bahwa jumlah perusahaanyang memiliki usia kurang dari 5 tahun dan sama ataulebih dari 5 tahun tidak terlalu jauh berbeda. Jumlahperusahaan yang memiliki usia kurang dari 5 tahunadalah 59%, sedangkan sisanya, yaitu sejumlah 41%memiliki usia memiliki usia sama atau lebih dari 5 tahun.

Tabel 3Lama Berdiri

Lama Berdiri Jumlah Proporsi

a. < 5 tahun 59 59%b. >atau = 5 tahun 41 41%

Sumber: Data primer. Diolah.

Berdasarkan sisi jenis usaha, tampak bahwa jenis usaharesponden cukup beragam. Jumlah jenis usia terbanyakadalah makanan dan minutan (27%), sedangkan jenisusaha tanaman hias, toko sepeda, toko plastik dan dos,toko buah, dan usaha fotocopi menduduki jumlahterkecil (1%). Tabel 4 menunjukkan jenis usaharesponden dalam penelitian ini.

Tabel 4Jenis Usaha

Karakteristik responden Jumlah Proporsi

a. Makanan dan minuman 27 27%b. Mebel 3 3%c. Penjualan Pulsa 7 7%d. Salon 3 3%e. Gerabah 3 3%f. Tanaman Hias 1 1%g. Toko kebutuhan pokok 6 6%h. Toko sepeda 1 1%i. Toko plastic dan dos 1 1%j. Toko buah 1 1%k. Bengkel 2 2%l. Jasa fotocopy 1 1%m. Jasa penyewaan kaset 2 2%n. Penitipan sepeda & motor 3 3%o. Bengkel motor 3 3%p. Penjahit 7 7%q. Jasa service dan reparasi 8 8%r. Toko kacamata 3 3%

s. Tabloid 2 2%t. Tanaman hias 2 2%u. Alat olah raga 2 2%v. Parfum 2 2%w. Pengolahan kayu glugu 3 3%x. Komputer & Asesoris 2 2%y. Penginapan 3 3%z. Laundry 3 3%

Sumber: Data primer. Diolah.

Penelitian ini membutuhkan reponden UKMyang beragam untuk mengetahui kondisi market ori-entation dan entrepreneurial orientation UKM di DIY.Karakteristik responden sampel yang terdiri dari priadan wanita, serta memiliki keberagaman dalam hal jenisusaha, lama berdiri, serta jumlah pekerja, diharapkandapat mencerminkan keberagaman UKM yang ada diDIY.

Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarsebanyak 130 yang kembali hanya 105. Berdasarkandata 105 tersebut yang layak digunakan hanya 100.Jumlah ini sesuai dengan syarat ukuran sampel mini-mal untuk SEM yaitu 100-200 (Ferdinand, 2002: 51).Untuk operasionalisasi variabel, market orientationdiukur dengan menggunakan skala MORTN (Deshpane& Farley, 1998). Market orientation diukur berdasarkan11 pertanyaan yang berkaitan dengan komitmenperusahaan pada kepuasan konsumen. Contohpertanyaan untuk variabel ini adalah mengenai tingkatketerbukaan perusahaan mengkomunikasikankesuksesan dan kegagalan dalam usaha memuaskankonsumen.

Entrepreneurial orientation diukur denganmenggunakan konseptualisasi Miler (1983) yangdikembangkan oleh Covin dan Slevin (1989). Entre-preneurial orientation terdiri atas tiga dimensi, yaitukeinovasian (innovativeness), proaktif, danpengambilan risiko. Diukur dengan delapan butirpertanyaan. Contoh pertanyaan variabel ini adalahmengenai tingkat penekanan perusahaan pada R&D,dan kepemimpinan dalam teknologi dan inovasi.Operasionalisasi innovation success dinilaiberdasarkan inovasi pada pengembangan jasa atauproduk baru, program jasa pelanggan, dan praktik untukmeningkatkan efisiensi administrasi. Innovation suc-cess diukur dengan empat butir pertanyaan. Dua butir

Page 22: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

19

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, ............... (Maria Pampa Kumalaningrum)

pertama yang menilai tingkat pengenalan produk dankesuksesan produk dirancang untuk membedakankuantitas dan kualitas program inovasi. Sedangkan duabutir berikutnya digunakan untuk menilai kemampuanperusahaan menghadapi pesaing. Pengukuran yangdigunakan dalam penelitian ini menggunakan ukuran-ukuran yang dimodifikasi oleh Baker dan Sinkula (2009).Contoh pertanyaan variabel ini adalah mengenai tingkatinovasi perusahaan dibandingkan dengan pesaing.Profitabilitas adalah ukuran luaran keuangan.Pengukuran profitabilitas menggunakan daftarpertanyaan yang dikembangkan oleh Baker dan Sinkula(2009). Ukuran profitabilitas terdiri tiga butir pertanyaan.Daftar pertanyaan berkaitan dengan perubahanpenjualan, perubahan laba, dan perubahan laba mar-gin (profit margin). Contoh pertanyaan variabel iniadalah mengenai perubahan dalam profit perusahaan.

HASIL PENELITIAN

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasiantar skor masing-masing butir pertanyaan dengan skortotal. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasiProduct Moment Pearson. Untuk proses perhitungan,peneliti menggunakan SPSS. Untuk menentukan validtidaknya suatu variabel yang diuji, maka secara statistikhasil korelasi dibandingkan dengan angka kritik tabelkorelasi dengan taraf signifikansi 1% atau 5%. Semuavariabel penelitian valid pada signifikansi 0.05

Uji validitas digunakan untuk meyakinkanapakah pengukuran memang mengukur apa yangseharusnya diukur. Uji reliabilitas digunakan untukmengukur bahwa instrumen benar-benar bebas darikesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten

sehingga dapat berlaku dengan baik pada kondisi yangberbeda-beda. (Cooper & Emory, 1995:153). Pengujianreliabilitas metode konsistensi internal dengan teknikCronbach’s alpha untuk uji reliabilitas.

Penelitian ini menggunakan metode konsistensiinternal dengan teknik Cronbach’s alpha untuk ujireliabilitas. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan olehkoefisien alpha variabel yang diuji. Proses perhitunganuji reliabilitas menggunakan SPSS for Windows. Padapenelitian ini, alat pengukur yang dipergunakan untukmengukur semua variabel yang digunakan dalampenelitian ini semuanya dapat diandalkan atau reliable.Untuk menghitung market orientation digunakan 11pertanyaan. Jawaban terendah dari sebelas itempertanyaan tersebut adalah 3, sedangkan jawabantertinggi adalah 10. Nilai jawaban rata-rata pertanyaanadalah 6,9891. Variabel Entrepreneurial orientationdihitung dengan 8 pertanyaan. Jawaban terendah dari8 item tersebut adalah 2,13 sedangkan jawaban tertinggi9,25 dan nilai jawaban rata-rata 5,9225.

Dua variabel lain yaitu innovation success danprofitabilitas. Innovation success dihitung dengan 4pertanyaan, dengan nilai terendah 1,5 dan nilai tertinggi10, dengan nilai jawaban rata-rata 6,6075. Variabelkeempat yaitu profitabilitas dihitung dengan 3pertanyaan, dengan nilai terendah 3,3 dan nilai tertinggi10, serta jawaban nilai rata-rata 7, 1833. Tabel 5menunjukkan deskripsi data.

Untuk menguji kecocokan secara menyeluruh,peneliti menggunakan chi square ( c2 ), indek kecocokan(GFI), indek Tucker Lewis (TLI), indek kecocokan yangdinormalkan (Adjusted GFI), dan chi square yangdinormalkan (Normed c2 ) seperti yang tampak dalamTabel 6.

Tabel 5Deskripsi Data

Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MO 3.00 10.00 6.9891 1.23337EO 2.13 9.25 5.9225 1.48262INOV 1.50 10.00 6.6075 1.91560PROF 3.33 10.00 7.1833 1.55438

Sumber: Data primer. Diolah

Page 23: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

20

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 13-25

Berdasarkan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwachi-square = 2,536 dengan df. 1, dan p: 0,111 > 0.10.Hasil uji ini menunjukkan bahwa model tersebut ac-ceptable fit (secara statistik mengindikasikankecocokan yang baik) atau tidak terdapat beda yangsignifikan antara data observasi dengan modelpenelitian yang diajukan oleh peneliti (Hair etal.,1995:682). GFI menunjukkan derajat kecocokanmodel secara keseluruhan. Ukuran ini merupakanukuran nonstatistical. Nilai GFI berkisar dari 0 (poorfit) sampai dengan 1 (perfect fit). GFI model penelitianini sebesar 0,988. Hal ini menunjukkan model penelitiandapat diterima karena kriteria model diterima adalah GFI= 0,90 atau lebih.

Tucker Lewis Index (TLI), Normed Fit Index(NFI), dan Adjusted GFI (AGFI) menunjukkanperbandingan antara model penelitian dengan baselinemodel, yang disebut dengan null model. Null modeladalah model yang diharapkan dapat diungguli olehmodel penelitian yang diajukan. Indikator-indikator inimerupakan ukuran nonstatistical. Kriteria penerimaanTLI adalah 0,90 atau lebih, NFI adalah 0,90 atau lebih,dan AGFI adalah 0,90 atau lebih. TLI dan NFI dalampenelitian ini menunjukkan angka di atas kriteriapenerimaan. AGFI dalam model penelitian inimenunjukkan nilai di bawah kriteria penerimaan, tetapimasih dapat diterima secara marginal.

Normed chi-square menunjukkan dua kriteriasuatu model tidak dapat diterima. Kriteria pertama,

model penelitian “overfitted,” ditunjukkan dengan nilainormed chi-square yang kurang dari 1,0. Kriteria keduaadalah model tidak betul-betul mencerminkan data yangdiobservasi, ditunjukkan dengan nilai normed chi-square lebih besar dari 2,0 atau 3,0, atau batas yanglebih liberal yaitu 5.0. Indikator ini merupakan ukurannonstatistical. Normed chi-square dalam penelitian inimenunjukkan nilai di dalam batas bawah dan batas ataspenerimaan yaitu 2.536.Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakanbeberapa indikator, seperti yang tertulis dalam Tabel 6,karena indikator-indikator tersebut telah cukupmencerminkan bahwa model yang digunakan dalampenelitian ini acceptable fit. Pengujian secara simultanpengaruh market orientation dan entrepreneurialorientation terhadap profitabilitas dengan pemediasiinnovation success, dilakukan dengan model persamaanstruktural. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 7berikut ini:

Tabel 6Ringkasan Goodness-of Fit

Pengukuran Goodness-of Fit Hasil computer Kriteria diterima

Absolute:1. Chi-square ( χ2 ) χ2 : 2.536 p > 0.05, χ2 kecil dan

Signifikan level (p): 0.111 tidak signifikan2. Goodness-of Fit (GFI) GFI: 0.988 GFI = 0.90 atau lebihIncremental:1. Tucker Lewis Index (TLI) TLI: 0.907 TLI = 0.90 atau lebih2. Normed Fit Index (NFI) NFI: 0.976 NFI = 0.90 atau lebih3. Adjusted GFI (AGFI) AGFI: 0.875 AGFI = 0.90 atau lebihParsimony:1. Normed Chi square Normed χ2: 2.536 Limit bawah: 1.0;

Limit atas: 2.0, 3.0, atau 5.0.

Sumber: Data primer. Diolah.

Page 24: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

21

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, ............... (Maria Pampa Kumalaningrum)

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, market orientation memilikipengaruh yang positif dan signifikan pada innovationsuccess. Hal ini mendukung hasil penelitian Baker danSinkula, (2009, 1999); Henard dan Szymanski (2001);Gatignon dan Xuereb (1997). Riset yang lain jugamenunjukkan hubungan antara market orientation daninovasi administrasi serta inovasi teknis (Han, Kim, &Srivastava, 1998). Baker dan Sinkula (2009) melaporkanbahwa 17 dari 18 penelitian yang menguji hubunganinnovation success dan market orientation sejak 1990memiliki hasil positif dan signifikan.

Perusahaan yang berorientasi pada pasarmemiliki keterampilan untuk menilai kebutuhankonsumen, sehingga dapat menjadi yang pertamamenawarkan jasa dan produk baru pada pasar (Day,1994). Selain itu, perusahaan lebih mungkin membuatperluasan lini dan merek terhadap pasar target baru(Baker & Sinkula, 1999; Gatignon & Xuereb 1997; Kohli& Jaworski, 1990; Narver & Slater, 1990). Tipe inovasiyang paling mungkin berkaitan dengan market orien-tation yang kuat adalah variasi produk. Perusahaandengan market orientation yang kuat berupayamendengar kebutuhan pelanggan dan bereaksi denganmenyelaraskan lini produk dan merk untuk memenuhikebutuhan pelanggan.

Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruhpositif dan signifikan market orientation terhadapprofitabilitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian-penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian terdahulusecara konsisten, tetapi tidak secara bulat, melaporkan

hubungan market orientation dan profitabilitas (Baker& Sinkula, 2009, 1999; Hult & Ketchen 2001; Narver &Slater 1998), termasuk efek pada perusahan kecil(Pelham 2000; Pelham & Wilson 1996). Di samping buktiempiris tersebut, ada dukungan teoritis bagi hubunganantara market orientation dan profitabilitas.Perusahaan dengan market orientation yang kuatseharusnya mampu menghasilkan profit margin yanglebih tinggi daripada perusahaan yang dengan marketorientation yang lemah. Profit margin yang lebih tinggiadalah hasil sinergi dari pemilihan pasar target,pengembangan produk, strategi harga, distribusi danpromosi, sehingga memungkinkan penyampaian produkdan jasa sesuai dengan kebutuhan target pasar.

Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa en-trepreneurial orientation berpengaruh positif dansiginikan pada innovation success. Hasil inimendukung penelitian Baker dan Sinkula (2009) danpenelitian Narver dan Slater (1998). Entrepreneurialorientation yang diinspirasikan oleh inovasi adalahlebih dari adaptasi atau reaksi terhadap trend pasar.Inovasi berusaha untuk penyegaran, pembaharuan,dan redefinisi organisasi, pasar, dan industri. Melaluiproses identifikasi kesempatan dengan tujuanpenyegaran, pembaharuan, dan redefinisi konsep, makaproduk baru yang radikal dilahirkan. Pada dasarnya,proses inovasi membutuhkan tipe melupakan hal burukdan belajar unrtuk menghasilkan hal baru. Hal inimerupakan jantung inovasi yang radikal (Baker &Sinkula, 2009; Narver & Slater, 1998). Pada Entrepre-neurial Orientation, tipe inovasi yang paling mungkinterkait adalah kebergaman produk yang sifatnya radikal.

Tabel 7Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Variabel Penelitian

Exogenous EndogenousVariables Variables Beta CR P value Keterangan

H1 Market orientation (MO) Innovation success (Inov) 0.294 2.144 0.032 Signifikan

H2 Market orientation (MO) Profitabilitas (Prof) 0.264 2.074 0.038 Signifikan

H3 Entrepreneurial orientation (EO) Innovation success (Inov) 0.684 5.987 0.000 Signifikan

H4 Innovation success (Inov) Profitabilitas (Y

2) 0.251 3.063 0.002 Signifikan

Uji dua arah, df. 14, a: 0.10, t tabel

: 1.761; a: 0.05, t tabel

: 2.145; a: 0.01, t tabel

: 2.977; dan a: 0.002, t tabel

: 3.787

Sumber: Data primer. Diolah.

Page 25: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

22

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 13-25

Perusahaan dengan entrepreneurial orientation yangkuat, akan mengembangkan konsep produk baru yangmenuju kepada kebutuhan pelanggan saat ini.Penelitian ini juga menunjukkan pengaruh positif dansignifikan pada profitabilitas. Hal ini mendukungbeberapa penelitian sebelumnya yang memberi prediksiadanya hubungan umum antara innovation successdan profitabilitas (Henard & Szymanski, 2001; Han, Kim,& Srivastava, 1998; Gatignon & Xuereb, 1997). Hampirmerupakan suatu kebenaran pada berbagai disiplinkewirausahaan, manajemen stratejik, dan pemasaran,bahwa innovation success adalah cara utamaperusahaan mempertahankan dan memperluaskanpasar produk dan konsumen. Hasil penelitian inikonsisten dengan banyak penelitian lain yang prediksiadanya hubungan umum antara innovation successdan profitabilitas (Henard & Szymanski, 2001; Han, Kim,& Srivastava, 1998; Gatignon & Xuereb, 1997).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa market orienta-tion berpengaruh positif terhadap innovation success.UKM yang berorientasi pada pasar memilikiketerampilan untuk menilai kebutuhan konsumen,sehingga mungkin menjadi yang pertama menawarkanproduk dan jasa pada pasar serta membuat perluasanlini dan merek terhadap pasar target baru. Tipe inovasiyang paling mungkin berkaitan dengan market orien-tation yang kuat adalah variasi produk. UKM denganmarket orientation yang kuat berupaya mendengarkebutuhan pelanggan dan bereaksi denganmenyelaraskan lini produk dan merk untuk memenuhikebutuhan pelanggan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa market orientation berpengaruh positif dansignifikan terhadap profitabilitas. UKM dengan mar-ket orientation yang kuat ternyata mampumenghasilkan profit margin yang lebih tinggi daripadaUKM dengan market orientation yang lemah. Profitmargin yang lebih tinggi adalah hasil dari pemilihanpasar target, pengembangan produk, strategi harga,serta distribusi dan promosi, yang mengakibatkanpenyampaian produk dan jasa bisa sesuai dengankebutuhan pasar.

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa entre-preneurial orientation berpengaruh positif dansiginikan pada innovation success. Entrepreneurialorientation yang dimaksud dalam penelitian inimenimbulkan inovasi untuk penyegaran, pembaharuan,serta redefinisi organisasi, pasar, dan industri. Melaluiproses identifikasi kesempatan dengan tujuanpenyegaran, pembaharuan, dan redefinisi konsep, makaproduk baru yang radikal dilahirkan. UKM denganentrepreneurial orientation yang kuat, akanmengembangkan konsep produk baru yang menujukepada kebutuhan pelanggan yang ada. Dalampenelitian ini, innovation success berpengaruh terhadapprofitabilitas juga terbukti. UKM yang mampumelakukan inovasi yang radikal, sehingga mampumenciptakan produk-produk baru sesuai dengankebutuhan konsumen, akan mengalami peningkatanprofitabilitas perusahaan. Hal ini menimbulkan implikasibahwa inovasi yang dikelola dengan sungguh-sungguh, sehingga mampu menciptakan produk baruyang sukses di pasaran, akan dapat menjadi salah satucara untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaituketerbatasan sampel penelitian dan memberikanbeberapa saran. Pertama, mengembangkan penelitiandengan membagi sampel berdasarkan karakteritik UKM,sehingga dapat dipetakan dalam jenis perusahaan apa,market orientation dan entrepreneurial orientationmempengaruhi innovation success dan profitabilitas.Saran kedua, mereplikasi penelitian dengan sampelyang lebih luas baik secara geografis, demografis,maupun cakupan industrinya. Ini dilakukan agargeneralisasi hubungan antara market orientation, en-trepreneurial orientation, innovation success, danprofitabilitas dapat lebih tercapai. Ketiga,mengembangkan penelitian dengan cara menambahkanvariabel gender sebagai pemoderasi, sehingga bisadiketahui apakah ada perbedaan antara wirausahaperempuan dengan wirausaha laki-laki dalam halpengembangan pola pikir ke arah market orientationdan entrepreneurial orientation.

Page 26: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

23

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, ............... (Maria Pampa Kumalaningrum)

DAFTAR PUSTAKA

Amabile, Teresa M, Regina Conti, Heather Coon, JeffryLazenby and Michael Herron. 1996. “Assess-ing the Work Environment for Creatifity,” Acad-emy of Management Journal. 115-118.

Anderson, J. C. 1987. “An Approach for ConfirmatoryMeasurement and Structural Equation Model-ling of Organizational Properties,” ManagementScience. 33: 525-541.

Armstrong, J. S., and T. S. Overton. 1997. “EstimatingNonresponse Bias in Mail Surveys”. Journalof Marketing Research. 14:396-402.

Bagas Prakosa. 2005. “Pengaruh Orientasi Pasar”.Jurnal Studi Manajemen & Organisms. Vol. 2,No. 1:35-57.

Baker, W. E., and J. M. Sinkula. 2009. “The Comple-mentary Effects of Market Orientation and En-trepreneurial Orientation on Profitability in SmallBusiness”. Journal of Small Business Man-agement. 47 (4), 443-464.

Baker, W. E., and J. M. Sinkula. 1999. “The SynergisticEffect of Market Orientation and Learning Ori-entation on Organizational Performance”. Jour-nal of the Academy of Marketing Science. 27:411-427.

Baron, R. M., and D. A. Kenny. 1986. “The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psycho-logical Research: Conceptual, Strategic, andStatistical Considerations”. Journal of Personaland Social Psychology. 51:1173-1182.

Becherer, R.C., and J.G. Maurer. 1997. “The ModeratingEffect of Environmental Variables on the Entre-preneurial and market Orientation of Entrepre-neur-Led Firms”. Entrepreneurship: Theoryand Practice. 22:47-58.

Benson, P. G., Saraph, J. V., and Schroeder, R. G. 1991.“The Effects of Organizational Context on Qual-ity Management: An Empirical Investigation”.

Management Science. 37, Sep:1107-1124.

Cooper, D. R. and Emory, C.W. 1991. Business ResearchMethods, Fifth Edition, Chicago: Ricard D. Irwin,Inc.

Covin, J. G., and D. P. Slevin. 1989. “Strategic Manage-ment in Small Firm in Hostile and Benign Envi-ronments”. Strategic Management Journal. 10(1):75-84.

Damanpour, Fariborz. 1996. “Organizational Complex-ity and Innovation: Developing and TestingMultiple Contingency Models”. ManagementScience. 693-716.

Day. 1994. “The Capabilities of Market-Driven Organi-zations”. Journal of Marketing. 58 (4):37-52.

Deshpane, R., and J. Farley. 1998. “Measuring MarketOrientation: Generalization and Synthesis”.Journal of Market Focused Management. 2:213-232.

Drucker, P. 2002. “This Discipline of Innovation”.Harvard Business Review. Agust:95-102.

Gatignon, H., and J.M. Xuereb, 1997. “Strategic Orien-tation of the Firm and New Product Perfor-mance”. Journal of Marketing Research. 34:77-90.

Han, J.K., N. Kim and R.K. Srivastava. 1998. “MarketOrientation and Organizational Performance: isInnovation the Missing Link?”. Journal ofMarketing. 62 (4): 30-45.

Hair, J. F., Jr., Rolph, E. A., Ronald, L. T., dan William, G.B. 1995. Multivariate Data Analysis with Read-ing, Ed. 4, New jersey: Prentice Hall Interna-tional, Inc.

Henard, D.H. and D.M. Szymanski. 2001. “Why SomeNew Products Are More Successful Than Oth-ers”. Journal of Marketing Research. 37:362-375.

Page 27: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

24

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 13-25

Hult, G.T. and D.J. Ketchen. 2001. “Does Market Orien-tation Matter?: A Test of The Relationship Be-tween Positional Advantage and Performance”.Strategic Management Journal. 26:899-906.

Hurley, Robert Hult, G Thomas M. Hult. 1998. “Innova-tion, Market Orientation and OrganizationalLearning: An Integration and Empirical Exami-nation”. Journal of Marketing. 42-54.

Kohli, A.K. and Jaworski, B.J. 1993. “Market Orienta-tion: Antecedents and Consequences”. Jour-nal of Marketing. 57 (3):53-70.

Kohli, A. L., and B.J. Jaworski. 1990. “Market Orienta-tion: The Construct, Research propositions,and Managerial Implications”. Journal of Mar-keting. 54(2):1-18.

Kohli, A. K., B. J. Jaworski, and A. Kumar. 1993.“MARKOR: A Measure of Market Orientation”.Journal of Marketing Research. 30:467-477.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi: Bagaimana MeraihKeunggulan Kompetitif, Jakarta: Erlangga.

Lee, J and Miller, D. 1996. “Strategy, Environment, andPerformance in Two Technological Context:Contingency Theory in Korea”. OrganizationStudies. Vol. 17, No.5:729-750.

Lukas, Bryan A., O.C. Ferrel. 2000. “The Effect of Mar-ket Orientation on Product Innovation”. Jour-nal of Marketing Science. 239-247.

Lumpkin, G. T., and G. G. Dess. 1996. “Claryfying theEntrepreneurial Orientation Construct and Link-ing it to Performance”. Academy of Manage-ment Review. 21:135-172.

Matsuno, K., J. T. Mentzer, and A. Ozsomer. 2002. “TheEffects of Entrepreneurial Proclivity and Mar-ket Orientation on Business Performance”.Journal of Marketing. 66 (3):18-33.

McKee, D.O., P.R. Varadarian and W,M. Pride. 1989.“Strategic Adaptability and Firm Performance:

A Market: Contingent Perspective”. Journalof Marketing. 53 (3):21-35.

Mengue, N. and S. Auh. 2006. “Creating a Firm-LevelDynamic Capability Through Capitalizing onMarket Orientation and Innovativeness”. Jour-nal of The Academy of Marketing Science.24:63-73.

Miller, D. 1983, “The Correlated of Entrepreneurship inThree Types of Firms”. Management Science.29:770-791.

Miller D and P.H. Friensen. 1983. “Strategy-Making andEnvironment: The Third Link”. Strategic Man-agement Journal. 4 (3):221-235.

Narver, John and Stanley, F Slater. 1990. “The Effect ofMarket Orientation on Business Profitability”.Journal of Marketing. 20-35.

Narver, John and Slater, F Slater. 1994. “Does Competi-tive Environment Moderate the Market Orien-tation Performance Relationship”. Journal ofMarketing. 4655.

Narver, John and Slater, F Stanley. 1998. “Customer-ledand Market-Oriented: Let’s Not Confuse TheTwo”. Strategic Management Journal.1001-1006.

Pelham, Alfred M. 1997. “Mediating Influences on theRelationship between Market Orientation andProfitability in Small Industrial Firms”. Journalof Marketing Theory and Practice. 5:55-57.

Pelham, Alfred M. 2000. “Market Orientation and OtherPotential Influences on Performance in Smalland Medium –Sized Manufacturing Firms”.Journal of Small Business Management. 38:48-67.

Pelham, Alfred M., and D.T. Wilson. 1996. “Longitudi-nal Study of The Impact of Market Structure,Strategy, and Market Orientation Culture onDimensions of Small Firm Performance”. Jour-nal of Marketing Science. 24:27-43.

Page 28: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

25

MARKET ORIENTATION, ENTREPRENEURIAL ORIENTATION, ............... (Maria Pampa Kumalaningrum)

Sekaran U. 1992. Researcah Methods for Business: ASkill Building Approach, Second Edition, NewYork: John Willey & Sons, Inc.

Stata, Ray. 1989. “Organizational Learning-The Key toManagement Innovation”. Sloan ManagementReview. 63-74.

William E. B & James M. S. 2009. ‘The ComplementaryEffects of Market Orientation and Entrepreneur-ial Orientation and Profitability in Small Busi-ness”. Journal of Small Business Management.47, 4:443-464.

Wiklund, Johan. 1998. “The Sustainability of The En-trepreneurial Orientation-Performance Relation-ship”. Entrepreneurship-Theory and Practice.37-48.

Zahra, S. And J.G. Covin. 1995. “Contextual Influenceson The Corporate Entrepreneurship-Perfor-mance: A Longitudinal Analysis”. Journal ofBusiness Venturing.10(1):43-58.

Zahra, S. And J.G. Covin. 1995. “Contextual Influenceson The Corporate Entrepreneurship-Perfor-mance: A Longitudinal Analysis”. Journal ofBusiness Venturing. 10(1):43-58.

Zaltman, G., Duncan, R. And Holbek J. 1973. Innova-tion and Organizations. New York: John Wileyand Son.

Page 29: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

27

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP.................. (Wasiaturrahma)

Vol. 23, No. 1, April 2012Hal. 27-34

ABSTRACT

The purpose of this study is to provide information tothe public, businesses, and governments about theimpact of rising fuel prices to rise in the cost of living.Theoretical basis that supports this research are thetheories of inflation because of problems related to theproblem of inflation studied. The theory of inflationthat is used with more emphasis on cost push theoryof inflation. The reason of the selection theory refersto the characteristics of the fuel which is a componentof production costs as well as serving the wider com-munity. Methods in this study using two approachesnamely quantitative and qualitative approaches. Quali-tative approach by comparing the development of fuelprices and the Consumer Price Index by using the dataof previous studies, by adding a qualitative variable(dummy variable). While the quantitative approach isdone by processing the data already collected by vari-ous parties in statistic. The processing data by theError Corection Model (ECM). The discussion in thisresearch was conducted to determine the effect ofshort-term and long term. In the short term effect ofrising fuel prices and economic growth of small andinsignificant. In the long term effect of fuel as well asshort-term impact, but the effect of economic growth isrelatively small when compared with short-term effects.In the long term effects of the economic crisis greaterthan the short-term effects. Although overall the inde-

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAKTERHADAP KENAIKAN BIAYA HIDUP MASYARAKAT DI

INDONESIA

WasiaturrahmaDepartemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas AirlanggaJalan Airlangga No 4-6, Surabaya 60286

Telepon +6231 50233642, Fax.+6231 5026288E-mail: [email protected]

pendent variable is not significant, but is able to ex-plain the effect in the short and long term.

Keywords: error correction model, fuel, the consumerprice index, the dynamic model

JEL Classification: C54, E31

PENDAHULUAN

Kebijakan pencabutan subsidi merupakan kebijakanyang kurang populer dalam masyarakat, sehingga dapatdimengerti adanya pro dan kontra mengenai pencabutansubsidi bahan bakar minyak (BBM). Di satu sisi,masyarakat merasa terbebani dengan pemberlakuankebijakan tersebut. Namun, di sisi lain pemerintah jugaterbebani dengan semakin tingginya angka subsidiBBM, yang berarti semakin membengkaknya angkadefisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).Kebijakan penarikan subsidi BBM dikhawatirkanmemiliki efek inflatoir yang cukup besar yang mampumenurunkan daya beli masyarakat (Aaker, 2001 danBlancard, 2009). Untuk itu perlu adanya kajian yangcermat terhadap dampak inflasi yang ditimbulkansebagai akibat kenaikan harga BBM. Hal inidimaksudkan untuk memberikan informasi kepadamasyarakat serta diharapkan dapat mempengaruhi

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 30: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

28

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 27-34

ekspektasi inflasi masyarakat sehingga menekankenaikan harga barang diatas kenaikan harga yangwajar (Berument, 2003 dan Brunnschweiler, 2006).

Secara makro ekonomi kenaikan harga padasektor energi akan berakibat pada meningkatnya biayahidup dan biaya produksi, baik dalam jangka pendekatau jangka panjang, langsung atau tidak langsung(World Bank, 2010). Berdasarkan data Bank Dunia,subsidi BBM yang diterima masyarakat Indonesiasebanding dengan konsumsi BBM dan bersifatregresif. Menurut data Bank Dunia hanya sedikitsubsidi yang sampai pada masyarakt miskin, sehinggahal inilah yang menjadi salah satu pertimbanganpemerintah untuk mencabut subsidi BBM. Menurutdata 1990-1999, subsidi yang diperoleh masyarakatmampu (20% dari populasi) adalah empat kali lebihtinggi dari yang diperoleh masyarakat miskin.

Masyarakat memiliki alasan yang cukupmendasar dalam menolak kenaikan harga BBM. Alasanutama masyarakat adalah adanya efek yangditimbulkan, baik efek secara langsung atau efek tidaklangsung. Kenaikan harga BBM dikhawatirkan memilikiefek inflatoir yang cukup besar. Kenaikan harga BBMberdampak pada kenaikan biaya hidup penduduk, baikdari segi kebutuhan pokok maupun kebutuhantransportasi (Bachal, 2011). Melihat kompleksnyapermasalahan, efek kenaikan harga BBM terhadap biayahidup masyarakat semakin menarik untuk dikaji lebihdalam. Hal ini dikarenakan kenaikan harga BBM tidakhanya akan menimbulkan kenaikan harga-harga barang,tetapi juga berdampak pada kondisi psikologismasyarakat. Di satu sisi kenaikan harga BBMmenguntungkan masyarakat dengan penghasilan yangmengikuti perkembangan harga BBM, sepertipedagang, namun di sisi lain kenaikan harga BBMmemperberat beban pengeluaran masyarakat yangberpenghasilan tetap, yang pada akhirnya jugaberpengaruh terhadap biaya hidup masing-masinggolongan pendapatan. Kondisi semacam inilah menarikuntuk dikaji pengaruh kenaikan harga BBM terhadapkenaikan biaya hidup, dari waktu ke waktu. Denganadanya kajian yang lebih mendalam diharapkan dapatmemunculkan ide dan gagasan untuk menyiasatidampak dari kenaikan harga BBM sebagai suatukeadaan yang sudah given ini (Emmanuel, 2009 danNeal, 2009).

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Inflasi inti adalah komponen inflasi yang cenderungmenetap atau persisten di dalam setiap mengukur lajuinflasi. Sesuai dengan konsep inflasi inti, maka berdasarhasil pengukuran inflasi, perlu dipisahkan antarakomponen yang persisten dan komponen yangtemporer. Komponen persisten ini terkait dengankondisi supply dan demand di dalam perekonomian.Dengan demikian, komponen persisten tersebut dapatdipengaruhi oleh kebijakan moneter sebagai salah satukebijakan yang dapat mengendalikan sisi permintaan.Elemen persisten dari inflasi berperan sangat pentingdalam membentuk ekspektasi masyarakat, sebaliknyakomponen temporer kurang berperan karenakejadiannya tidak dapat diantisipasi dengan baik olehmasyarakat. Inflasi inti merupakan komponen inflasiyang tidak memiliki pengaruh terhadap output riil dalamjangka menengah-panjang. Secara implisit bahwa inflasiinti adalah fenomena moneter. Oleh karena itu,komponen infalsi yang persisten ini akan tercermin padaekspektasi masyarakat. Berdasarkan definisi tersebutmaka supply shock yang memberikan pengaruhpermanen terhadap tingkat harga, namun tidakmemberikan pengaruh terhadap laju inflasi dalam jangkamenengah-panjang tidak termasuk dalam pengertianinflasi inti (Hamilton, 1983).

Inflasi inti adalah kecenderungan kenaikanbiaya-biaya dari penggunaan faktor-faktor produksi,baik tenaga kerja maupun modal. Kecenderungankenaikan biaya-biaya tersebut dapat bersumber dariadanya ekspektasi jangka panjang mengenai inflasi olehpara rumah tangga dan dunia usaha, dari kontrak/perjanjian tingkat upah yang cenderung menciptakanmomentum kenaikan upah dan harga-harga, serta dariperubahan sistem pajak. Inflasi inti merupakankecenderungan perubahan harga-harga secara umum(Kronenberg, 2004). Berdasarkan konsep ini, inflasidapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu inflasiinti yang terkait dengan ekspektasi inflasi dan kebijakanmoneter dan inflasi yang terkait dengan perubahanharga relatif, terutama akibat gangguan-gangguan darisisi supply. Gangguan atau perubahan harga relatifdalam hal ini dipandang sebagai inflasi sesaat karenasecara teoritis ganguan tersebut tidak dapat mendorongterjadinya kecenderungan kenaikan harga-harga secaraumum, kecuali apabila diakomodasi oleh kebijakan

Page 31: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

29

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP.................. (Wasiaturrahma)

moneter.Ketika pemerintah mengumumkan kenaikan

harga BBM maka terjadi perubahan harga relatif antaraBBM dan barang-barang lainya. Secara teoritis,perubahan harga relatif tersebut hanya akanmendorong kenaikan harga barang-barang yangmengggunakan atau yang berkaitan dengan BBM,sedang terhadap barang-barang yang tidak berkaitandengan BBM seharusnya tidak mengalami kenaikan.Dengan demikian, kenaikan tingkat harga yang terjadiakan bersifat sesaat dan tidak terjadi secara terusmenerus. Namun masalahnya akan menjadi lain apabilapada saat yang sama kebijakan moneter diperlonggardan likuiditas bertambah di dalam perekonomiansehingga kenaikan harga BBM justru memacu kenaikanharga-harga secara umum dan mengubah ekspektasimasyarakat. Berdasarkan contoh tersebut, maka dalampraktik tidak mudah untuk mengatakan bahwaperubahan harga relatif yang terjadi bersifat sementaraataukah memiliki pengaruh yang berjangka panjang.Perubahan harga relatif pada umumnya akan terkaitdengan laju inflasi sesaat, sementara komponenkenaikan harga-harga secara umum akan lebih bersifatmenetap atau persisten.

Berdasarkan pembahasan tersebut makaterdapat perbedaan konsep inflasi yang sebenarnyalebih bersifat teoritis. Pada tingkat aplikasinya, keduakonsep akan sama-sama memberikan hasil pengukuraninflasi yang terkait dengan ekspektasi inflasi masyarakatdan tekanan-tekanan dari sisi permintaan agregat, sertamembuang unsur-unsur gangguan dari sisi pasokan.Secara teoritis laju inflasi dapat dirumuskan sebagaiberikut :

§ = π1 + ε

1 + c

keterangan:§ = Headline Inflation (IHK)π

1 = inflasi inti

ε1 = inflasi sesaat

c = inflasi yang berasal dari kebijakanpemerintah

Komponen inflasi inti (π1) merupakan

pergerakan harga-harga secara umum yang cenderungpersisten serta terkait dengan ekspektasi masyarakatdan kondisi

permintaan dan penawaran. Dengan

demikian, komponen inflasi inti akan memperlihatkankarakteristik otokorelasi yang tinggi dengan dirinyasendiri. Sementara itu, komponen ε

1 merupakan

perkembangan harga-harga yang bersifat sementarabaik yang disebabkan oleh gejolak unsur random, unsurmusim, maupun gangguan pada sisi pasokan. Secarateoritis, pengaruh unsur random, musim, dan gangguanpada sisi pasokan dalam jangka panjang akancenderung saling meniadakan sehingga diharapkannilai ε

1 = nol. Komponen c yang berasal dari perubahan

kebijakan pemerintah akan mengakibatakan terjadinyakenaikan/penurunan tingkat harga. Secara teoritik,kenaikan harga akibat keputusan pemerintah tersebutseharusnya tidak akan mempengaruhi kecenderunganlaju inflasi dalam jangka menengah-panjang, sepanjangtidak diakomodasikan oleh kebijakan moneter. Ini berartinilai komponen c tidak harus sama dengan nol dalamjangka menengah-panjang. Dalam praktiknya tentu sajatidak mudah untuk memisahkan dampak kenaikan hargayang disebabkan oleh pengaruh perubahan kebijakandari pengaruh-pengaruh lainya.

Berbeda dengan deflator Gross Domestic Prod-uct (GDP), Indeks Harga Kosumen (IHK) memakaiukuran barang yang dibeli konsumen untukdikonsumsi, deflator GDP memakai barang atau out-put yang dihasilkan secara nasional tanpa memasukkanbarang barang impor yang dikonsumsi oleh masyarakatsuatu negara. IHK mengukur inflasi denganmemasukkan seluruh barang barang konsumsimasyarakat, dengan memakai harga konstan tertentu.Berdasarkan harga konstan dapat dilihat persentasekenaikan harga dari waktu ke waktu. Hal ini memilikiimplikasi pada biaya yang ditanggung konsumen ataskenaikan harga yang berkelanjutan tersebut, tanpamemandang naik atau tidaknya pendapatan konsumen.Cost push inflation merupakan inflasi yang disebabkanoleh kenaikan biaya produksi barang dan jasa. BBMmerupakan salah satu komponen biaya dalam produksibarang dan jasa, sehingga sedikit banyak memilikipengaruh dalam penentuan harga barang dan jasa.

Berdasarkan hal itu maka dapat dikatakan bahwakenaikan harga BBM merupakan salah satu jeniskomponen yang dapat menyebabkan cost push infla-tion. Harga BBM merupakan salah satu komponendalam biaya produksi. Selain itu, tuntutan kenaikanupah oleh serikat buruh juga merupakan komponenyang secara tidak langsung menyebabkan cost pushinflation (Surjadi, 2006).

Page 32: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

30

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 27-34

Gambar 1Kenaikan harga BBM, pertumbuhan ekonomi, dan

IHK di masa sebelum dan setelah periode KrisisEkonomi.

Indonesia dikaruniai dengan berbagai macamenergi, seperti minyak bumi, gas bumi, batubara, panasbumi, dan energi terbarukan. Berdasarkan berbagaijenis energi tersebut, minyak dan gas bumi (migas)merupakan jenis energi yang sangat besar peranannya.Selama pembangunan jangka panjang pertama, migasselain sebagai sumber energi dan bahan baku industri,juga merupakan penopang utama ekonomi nasionalsebagai sumber devisa nasional. Dalam rangkamemenuhi permintaan energi yang terjangkau bagimasyarakat luas serta menjaga kestabilan harga,pasokan dan harga BBM dalam negeri diatur olehpemerintah. Komponen utama biaya pengadaan BBMadalah biaya produksi, transportasi, dan distribusi.Komponen biaya dalam nilai mata uang asing sangatdominan dalam biaya pengadaan BBM, terutamaminyak mentah sebagai bahan baku kilang BBM. Olehkarena itu, sebagian besar biaya pengadaan danpengolahan BBM mengacu pada harga internasional.

Sejak terjadi krisi ekonomi yang ditandai olehmerosotnya nilai mata uang rupiah pada akhir 1997,biaya pengadaan BBM melambung tinggi. Sebagaikonskuensi dari kebijakan harga BBM maka pemerintahharus menangggung biaya tambahan untuk mensubsidi

harga BBM.Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik

permasalahan mendasar yang cukup menarik untukdiungkap, yaitu 1) apakah kenaikan harga BBMmemiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kenaikanbiaya hidup masyarakat secara umum dalam jangkapanjang dan jangka pendek dan 2) Apakahpertumbuhan ekonomi dan periode kondisi semacamini penting untuk dikaji pengaruh kenaikan harga BBMterhadap kenaikan biaya hidup, dari waktu ke waktu.Jenis penelitian yang dilakukan dalam menganalisisdampak kenaikan harga BBM terhadap kenaikan biayahidup masyarakat adalah melalui dua pendekatan yaitupendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.Pendekatan kualitatif dilakukan dengan memaparkanhasil penelitian serupa serta melihat perbandingankenaikan harga BBM dan kenaikan biaya hidup yangdiukur melalui kenaikan IHK menggunakan data BadanPusat Statistik (BPS). Data yang dikumpulkan dandipakai dalam penelitian ini adalah data skunder. Datatersebut berasal dari PERTAMINA, BPS, INDEF,DirjenMigas, dan Bank Indonesia. Data yang dianalisis adalahperkembangan harga 5 BBM penting, antara lain bensin,solar, minyak bakar, minyak diesel, dan minyak tanah,sebagai variabel independen. Periode yang dipakaianalisis adalah periode triwulanan dari triwulan I tahun1990 sampai triwulan IV tahun 2004. Dalam pengolahandata, data diolah dalam harga konstan yang dipakaioleh BPS, sehingga data perkembangan dan perubahanharga BBM, dijadikan dalam bentuk indeks denganmemakai tahun dasar seperti ketentuan BPS.

Ito (2009) melakukan penelitian di Russiamenggunakan model Vector autoregression (VAR).Dalam penelitian tersebut kenaikan harga minyak duniamempengaruhi nilai tukar, inflasi, dan GDP Rill di Rusia.Analisis mengarah pada simpulan, bahwa kenaikan 1%(penurunan) harga minyak memberikan kontribusi padanilai tukar (apresiasi) sebesar 0.17% dalam jangkapanjang dan pada pertumbuhan GDP sebesar 0,46%(penurunan). Dalam jangka pendek naiknya hargaminyak menyebabkan pertumbuhan GDP dan nilaitukar(depresiasi). Rebeca Jimenez Rodriguest danMarcelo Sancez (2004) melakukan penelitian secaraempiris shock harga minyakdunia. Analisis dilakukandengan mengunakan Vector Autoregression (VAR).Berdasarkan hasil simpulan ditemukan adanya dampakpada harga minyak terhadap GDP Rill secara non-linier.

0

200

400

600

800

90 92 94 96 98 00 02 04

BBMIHK

KRISISGDP

Page 33: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

31

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP.................. (Wasiaturrahma)

Kenaikan harga minyak berdampak pada pertumbuhanGDP Rill dan besarnya kenaikan tersebut melebihibesarnya kenaikan harga minyak itu sendiri. Olivier J.Blanchard dan Marianna Riggi (2009) dan Shiu (2009)melakukan penelitian mengunakan analisis (VAR) vec-tor autoregressive. Berdasarkan penelitihan tersebutdapat diketahui bahwa tahun 1970 adalah kenaikanharga minyak terbesar dengan diikuti menurunnya out-put dan tingginya tingkat inflasi.

Analisis data memakai persaman tunggal, yaitu(Dickey, 1979):

LIHK = C + β1LBBM + β

2LGDP + β

3Krisis + u

Keterangan:IHK : adalah indeks harga konsumen berbagai jenis

barang konsumsi termasuk konsumsi (dalambentuk logaritma natural)

BBM : adalah 5 jenis bahan bakar utama yang disubsididan terkena kebijakan pencabutan subsidi BBM(dalam bentuk logaritma natural)

GDP : adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia (dalambentuk logaritma natural)

Krisis :adalah periode krisis yang diawali dari triwulanke 2 tahun 1997.

Analisis menggunakan metode Erorr Correc-tion Model (ECM) dan diharapkan mampu memenuhiasumsi klasik dan dapat bersifat BLUE Best LinierUnbiased Estimator (BLUE). Semua data akan diujiterlebih dahulu stasionereitasnya. Hasil ujistasioneritasnya menghasilkan simpulan bahwa semuavariable tidak lolos uji stasioner pada I(0). Demikianhasil uji kointegrasinya, variable-variabel yang diujitidak kointegrasi pada I(0). Karena data tidak stasionertidak pula kointegrasi, maka untuk menghindari korelasidan regresi yang lancung (jauh dari kenyataan), modeldibuat dalam bentuk analisis dinamis, dengan memakaiECM sebagai berikut (Grenger, 1974):

DLIHKUMUM = C(1)

+ C(2)

DLIHKBBM + C(3)

DLGDP

+ C(4)

KRISIS + C(5)

LIHKBBM(-1) +

C(6)

LGDP(-1) + C(7)

KRISIS(-1) + C(8)

ECT

HASIL PENELITIAN

Salah satu keuntungan penggunaan ECM adalah dapatdiketahui hubungan jangka pendek dan jangka panjangantara variabel bebas dan variable terikat. Hubungantersebut akan dibahas dalam analisis dan pembahasan.Uji autokorelasinya memakai Lagrange Multiplier(LM) tes,. Uji bentuk fungsi memakai ramsey RESETtest. Uji normalitas memakai Jagque-Bera tes. Ujiheteroscedasticity memakai White tes. Hasil analisispermodelannya adalah sebagai berikut :

DLIHKUMUM =0.7750192398 + 0.118265726DLIHKBBM +0.5445357843DLGDP + 0.0007213762769KRISIS -0.3349377363LIHKBBM(-1) –0.2167863861LGDP(-1) - 0.2474798023KRISIS(-1) + 0.380022095ECT

Tabel 1Hasil Estimasi

Variabel Bebas Coefisien

Konstanta 0.775019(2.547)

DLIHKBBM 0.118266 (1.273)

DLGDP 0.544536 (1.383)

KRISIS 0.000721 ( 0.011)

LIHKBBM(-1) -0.334938 (-4.172)

LGDP(-1) -0.216786 (-2.596)

KRISIS(-1) -0.247480 (-2.519)

ECT 0.380022 (3.908)

R2 0.265571Uji DiagnostikBG_LM Test

X2 (1) 0.40305Ramsey RESET

F (2) 1.538198White Test

X2 20.21008

Page 34: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

32

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 27-34

Berdasarkan model tersebut, diketahui bahwakooefisien regresi ECT menunjukkan nilai sebesar0,26557, yang berarti memenuhi syarat 0<ECT<1, dankoefisiennya signifikan pada taraf signifikansi 5%. Halini menunjukkan bahwa spesifikasi modelnya sudahbenar. Hasil uji diagnostiknya adalah sebagai berikut:tidak lolos uji normalitas, lolos uji white, lolos uji LMpada lag 1 dan tidak lolos uji Ramsey RESET padafitted 1 tetapi lolos pada fitted 2. Hal ini menunjukkanbahwa indeks harga BBM dan pertumbuhan ekonomibukanlah satu-satunya variabel yang mempengaruhiIHK/inflasi, tetapi masih terdapat variabel lain yangjuga berpengaruh, misalnya ekspektasi inflasi yang jugaberpengaruhi pergerakan indeks harga konsumen. Ujinormalitas mengindikasikan masih kurangnya sampelyang digunakan dalam analisis.

Berdasarkan model jangka pendek tersebut,dapat diperoleh bentuk model jangka panjang, karenakoefisien ECT memenuhi syarat 0<ECT<1 dansignifikan. Estimasi model ECM jangka panjang adalahsebagai berikut :

LIHK = 2,0394+ 0,1186LBBM + 0,4295LGDP + 0.3488Krisis (0,562) (-0.066) (0.336) (0,355)

Semua variabel tidak signifikan pada lefel signifikansi5%.

PEMBAHASAN

Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kenaikan IHKdalam jangka pendek elastisitasnya sebesar 0,118 dantidak signifikan. Tanda plus sesuai harapan bahwakenaikan harga BBM mempengaruhi IHK, karena BBMmerupakan komponen produksi barang dan jasa.Namun peningkatannya tidak terlalu berarti. Pengaruhkenaikan harga BBM dalam jangka panjang tidak jauhberbeda dengan jangka pendek, yaitu memiliki

elastisitas sebesar 0,118 dan tidak signifikan. Kenaikanharga BBM sebesar 1% dalam jangka panjang danjangka pendek berpengaruh terhadap kenaikan biayahidup/IHK sebesar 0,118% (cost push inflation). Namunkenaikan BBM tidak begitu berarti terhadap IHK.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap IHKdalam jangka pendek memiliki elastisitas sebesar 0,545,dan tidak signifikan. Tanda plus sesuai dengan harapanbahwa meningkatnya pertumbuhan ekonomi membawapengaruh terhadap daya beli masyarakat, sehinggasecara tidak langsung berimplikasi pada kenaikan IHK/inflasi (demand pull inflation). Seperti halnya pengaruhkenaiakan BBM dalam jangka panjang, pengaruhkenaikan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjanghampir sama tetapi relatif lebih kecil yakni sebesar0,4295. Dengan kata lain, kenaikan pertumbuhanekonomi sebesar 1% dalam jangka panjang memberikankontribusi baik secara langsung maupun tidak langsungsebesar 0,495%.

Pengaruh krisis ekonomi terhadap mening-katnya inflasi yang tercermin dalam indeks hargakonsumen dalam jangka pendek memiliki elastisitassebesar 0.0007 dan tidak signifikan. Hal inidimungkinkan karena masyarakat secara tidak langsungsudah menyadari atau memiliki ekspektasi terhadapkenaikan harga, sehingga pengaruh krisis ekonomisecara riil terhadap kenaikan IHK tidak banyak berartidalam jangka pendek. Berbeda dengan pengaruh krisisekonomi dalam jangka pendek, dalam jangka panjangkrisis ekonomi memiliki elastisitas yang relatif lebihbesar yakni sebesar 0,349, tetapi sama tidaksignifikannya dengan pengaruh krisis ekonomi dalamjangka pendek. Hal ini dimungkinkan karena beberapahal, di antaranya kenaikan harga yang secara terusmenerus yang disebabkan makin melemahnya nilaitukar mata uang dalam negeri dan menurunnyapendapatan nasional bahkan sampai ke angka minus.Berdasarkan penjelasan itu, dapat diambil poin penting

Tabel 2Skenario pengaruh BBM terhadap IHK

Jangka Pendek Jangka Panjang

Kenaikan BBM 5% 10% 20% 30% 5% 10% 20% 30%Kenaikan IHK 0,59% 1,18% 2,36% 3,54% 0,59% 1,18% 2,36% 3,54%

Sumber: Data penelitian. Diolah.

Page 35: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

33

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP.................. (Wasiaturrahma)

untuk menentukan skenario kenaikan harga konsumenyang disebabkan oleh BBM, pertumbuhan ekonomi,dan krisis ekonomi. Skenario tersebut adalah sebagaiberikut:

Krisis dalam jangka pendek dan jangka panjangmemberikan kontribusi masing-masing sebesar 0,0007%dan 0.3488% terhadap intersep/konstanta IHK.Berdasarkan beberapa skenario tersebut dapat diambilsimpulan, bahwa dalam jangka pendek dan jangkapanjang, kontribusi terbesar terhadap perubahan IHKdiberikan oleh GDP, sehingga dapat disimpulkan bahwainflasi di Indonesia merupakan dominasi fungsipendapatan, bukan dominasi fungsi biaya. Berdasarkanpenjelasan itu, dapat ditarik simpulan bahwa berapapunkenaikan BBM di Indonesia tidak banyak berpengaruhterhadap daya beli masyarakat apabila pengaruhpendapatan masyarakat lebih besar. Dengan kata lain,berapapun kenaikan harga barang dan jasa tidak banyakberpengaruh terhadap konsumsi masyarakat, jikamasyarakat mampu untuk membeli barang yang akandikonsumsi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kenaikan BBM dalam jangka pendek berpengaruhpositif tetapi tidak signifikan terhadap kenaikan hargakonsumen. Kenaikan pendapatan nasional ataupertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek terhadapkenaikan IHK/inflasi memiliki pengaruh yang tidaksignifikan, tetapi relatif lebih besar apabiladibandingkan dengan kenaikan BBM. Dengan kata lain,penyebab kenaikan harga di Indonesia lebihdisebabkan oleh pendapatan apabila dibandingkandengan pengaruh biaya produksi. Krisis dalam jangkapendek memiliki pengaruh yang relatif kecil dan tidak

signifikan apabila dibandingkan dengan variabel bebasyang lain. Kenaikan harga BBM dalam jangka panjangterhadap kenaikan indeks harga konsumen relatif samadan tidak signifikan, dengan pengaruh dalam jangkapendek. Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjangmemiliki pengaruh terhadap indeks harga konsumentidak signifikan, tetapi relatif kecil apabila dibandingkandengan pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam jangkapendek. Krisis ekonomi dalam jangka panjang memilikipengaruh terhadap indeks harga konsumen, relatifbesar apabila dibandingkan pengaruh krisis dalamjangka pendek, meskipun pengaruhnya tidak signifikan.

Saran

Karena terbukti pengaruh kenaikan harga BBM,pertumbuhan ekonomi, dan krisis ekonomi tidak banyakmempengaruhi kenaikan IHK, maka perlu diambilbeberapa saran, yaitu 1) masih diperlukan kebijakanlain untuk meredam efek psikologi masyarakat yangberpotensi memicu perilaku tidak wajar, terutamakelompok masyarakat berpendapatan rendah; 2)pemerintah hendaknya sudah mempersiapkan segalakebijakan pendukung seperti kebijakan di bidangtransportasi, bidang bisnis dan industri, serta kebijakankompensasi kepada masyarakat berpendapatan rendah;3) bersamaan dengan pelaksanaan kebijakan kenaikanharga BBM pemerintah harus melakukan pemantauanharga, sehingga tidak banyak pedagang yang mencarikesempatan dalam kesempitan dengan jalan menaikkanharga di atas kenaikan biaya produksi; 4) meningkatkanefisiensi produksi Pertamina dan penghapusanberbagai praktek KKN seperti penghapusanperusahaan perantara atu agen dalam impor dan eksporminyak dari dan ke Indonesia; dan 5) pemerintah harusmerumuskan sebuah kebijakan energi yangkomprehensif dalam upaya untuk menghilangkan

Tabel 3Skenario Pengaruh GDP terhadap IHK

Jangka Pendek Jangka Panjang

Kenaikan GDP 5% 10% 20% 30% 5% 10% 20% 30%Kenaikan IHK 2,72% 5,44%10,88%16,32% 2,15% 4,30% 8,59%12,89%

Sumber: Data penelitian. Diolah.

Page 36: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

34

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 27-34

ketergantungan pada satu bahan bakar energi dan jugasebagai upaya untuk konservasi energi dalam jangkapanjang.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, J., Benet-Martínez, V., & Garolera, J. 2001. “Con-sumption symbols as carriers of culture: A studyof Japanese and Spanish brand personalityconstructs”. Journal of Personality and So-cial Psychology. 81(3):492-508.

Brunnschweiler, dkk. 2006. The Resource Curse Revis-ited And Revised: a Tale of Paradox and RedHerrings. Working Paper 06/61. CER-ETH,Zurich. Diagson, Disiree may c. 2002. Increasein Labor Force, Insignificant. (Online)(www.oocities.org/bungang_ arao/des2.html.diakses pada 21 Pebruari 2012

Bachal, J Muhammad. 2011. “Oil Price Shocks: A Com-parative Study On The Impacts In PurchasingPower In Pakistan”. Modern Applied Science.Vol. 5, No.2, April 2011.

Berument, H. and M. Pasaogullari. 2003. “Effects ofThe Real Exchange Rate on Output And Infla-tion: Evidence from Turkey”, The DevelopingEconomies. XL-4 (December 2003): 401-435

Blancard, Oliver J dan Riggi Marianna. 2009. “A Struc-tural Interpretation Of Changes In The Macro-economic Effect Of Oil Price”. Nber.org: Work-ing Paper:154 – 167.

Dickey, D. A. and W. A. Fuller. 1979. Distribution ofThe Estimator for Autoregressive Time SeriesWith a Unit Roat.

Emmanuel, I S Ajuzie dan Roberto M Ike. 2009. “OilSpeculation: The Impact On Prices, Inflation,Interest Rates And The Economy”. Journal ofBusiness &Economics Research. Vol. 7,No.10:1405-1418.

Grenger, C. W., and Newbold J. 1974. “InvestigatingCausal Relations by Econometric Model andCross-Spectral Methods”. Econometrica. Vol.37, No. 1:31-45.

Hamilton, J. D. 1983. “Oil and the Macroeconomy sinceWorld War II”. Journal of Political Economy.91(2):248.

Ito, Katsuya. 2009. “The Impact of Oil Price Volatilityon Macroeconomic Activity In Russia”.nber.org. 8361-8382

Kronenberg, Tobias. 2004. “The curse of natural re-sources in the transition economies, The Eco-nomics of Transition”. The European Bank forReconstruction and Development. Vol.12(3):399-426.

Neal, Ghosh., Chris Varvares dan James Morley. 2009.“The Effects of Oil Price Shocks on Output”.Business Economics. Vol. 44, No. 4:215-224.

Shiu, Sheng Chen. 2009. “Revisiting the InflationaryEffects of Oil Prices”. The Energy Journal. ABI/INFORM Global. Rosser,

Surjadi, A.J. 2006. Masalah Dampak Tingginya HargaMinyak Terhadap Perekonomian. Seminartentang “Antisipasi Dampak NegatifTingginya Harga Minyak Dunia TerhadapStabilitas Perekonomian Nasional”.Departemen Keuangan.

World Bank. 2010. World Development Indicator.(Online), (http://databank.worldbank.org).diakses pada 28 Oktober 2011.

Page 37: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

35

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN............... (Djoko Susanto)

Vol. 23, No. 1, April 2012Hal. 35-50

ABSTRACT

A financial reporting restatement refers to the revisionor correction of a company’s previously disclosed fi-nancial statements and reports, which can be causedby such issues as accounting clerical errors, noncom-pliance with accounting standards and principles, andfraudulent acts. Academic research on accounting re-statements has and will continue to gain prominencebecause of the significant amount of regulatory andpublic attention placed on the quality and reliability ofa company’s financial reporting process. In this paper,I review the academic literature examining restatementsin the United States. First, I discuss the data sourcesand databases that researchers have relied upon tocollect restatement events as well as explain the re-statement related variables that have been studied inprior research. Next, I review extant studies that haveexamined the determinants or causes of restatementevents, which include audit committee characteristics,auditor characteristics, and management characteris-tics. Finally, I turn to the various consequences of re-statements, which consist of market returns, turnoverwithin management and the board of directors, litiga-tion, and other consequences. Given that a financialreporting restatement can be construed as an eventthat threatens legitimacy of the company, an under-standing of the determinants and consequences of fi-nancial restatements is warranted.

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAKPERNYATAAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN

Djoko SusantoSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Keywords: financial restatements, aggressive account-ing, misreporting, revision of financial reports, reliabil-ity of financial statements

JEL Classification: M42

PENDAHULUAN

Pelaporan keuangan merupakan suatu proses yangcukup kompleks khususnya berkaitan denganpenyajian laporan keuangan yang komparatif denganperiode sebelumnya. Seringkali dijumpai masalahpenyajian informasi keuangan untuk tahun berjalanmengharuskan koreksi atau penyesuaian informasiyang termuat dalam laporan keuangan periodesebelumnya. Hal ini dapat saja disebabkan olehkekeliruan baik yang bersifat matematikal maupunpenerapan standar akuntansi keuangan, kecuranganyang ditemukan, adanya kebijakan akuntansi yang baru,maupun penyesuaian yang harus dilakukan karenaadanya perubahan estimasi akuntansi. Penyajiankembali atau restatement merupakan kejadian akuntansiyang penting dan mempengaruhi kualitas pelaporankeuangan suatu perusahaan.

FASB dalam Statement of Financial Account-ing Concepts No. 2 menunjukkan bahwa relevancedan reliability merupakan dua kualitas utama yang

Page 38: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

36

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 35-50

menjadikan informasi akuntansi berguna dalampengambilan keputusan.1 Relevance menuntutinformasi akuntansi keuangan diungkapkan secaratepat waktu dan berguna bagi para pemakai laporankeuangan dalam membuat keputusan ekonomi.Selanjutnya, reliability mengacu kepada sejauh manainformasi akuntansi dapat dibuktikan dan dipercaya.Apabila salah satu saja dari kualitas relevance ataureliability tidak dapat dipenuhi sepenuhnya, makainformasi akuntansi gagal memberikan manfaat bagipengguna informasi akuntansi keuangan.

Mengingat pentingnya kualitas relevance danreliability, The Securities and Exchange Comission(SEC)2 menerbitkan berbagai regulasi dan ketetapanyang mengharuskan perusahaan publik untukmelakukan restatement3 atau mengoreksipengungkapan dalam pelaporan keuangan yang tidakakurat atau menyesatkan (Palmrose et al. 2004). Sepertiyang telah dikemukakan oleh Skinner (1997), bahwamanajemen berkewajiban untuk mengoreksipernyataan-pernyataan dalam pelaporan keuangan,apabila pernyataan-pernyataan tersebut di kemudianhari terbukti salah dan menyesatkan, dan juga apabiladiketahui bahwa para pengguna laporan keuangantetap bertumpu kepada keseluruhan atau sebagianbesar informasi laporan keuangan dalam pengambilankeputusan. Feldmann et al. 2009 bahkan menyatakanbahwa sebuah laporan keuangan dapat juga ditafsirkansebagai suatu potensi ancaman terhadap legitimasi

organisasi, apabila dampak dari restatement diartikansebagai rusaknya legitimasi atau damaged legitimacy.Oleh karena itu, restatement menjadi keprihatinan yanglebih besar bagi regulator, auditor, dan penerbit laporankeuangan, ketimbang kualitas pelaporan keuangannya(Palmrose and Scholz 2004).

Penelitian tentang restatement semakin menarikminat dari para peneliti akuntansi karena meningkatnyaperhatian publik terhadap kualitas proses pelaporankeuangan perusahaan publik. Hal ini juga terdorongoleh banyaknya peristiwa restatement yang terjadi sejakawal tahun 2000an. Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkanfrekuensi peristiwa restatement di Amerika Serikat daritahun 2000 sampai dengan tahun 2011 dan puncaknyaterjadi pada tahun 2006. Pada tahun 2006, The U.S.Government Accountability Office (GAO) menerbitkansuatu laporan penelitian tentang aktifitas dankecenderungan restatement oleh perusahaan-perusahaan publik.4 Laporan penelitian GAO tersebutmenunjukkan bahwa sementara jumlah perusahaanyang menyampaikan laporan keuangan dari 2002 hinggaSeptember 2005 meningkat dari 3,7% hingga 6,8%,ditemukan juga pengumuman restatement yangmeningkat sekitar 67% lebih pada periode yang sama.Berdasarkan restatement yang ditemukan, isu-isu yangberkaitan dengan beban (cost) dan biaya (expense)merupakan alasan utama terjadinya restatement selamaperiode tersebut dan kebanyakan didorong oleh pihak-pihak internal, seperti manajemen atau auditor internal.

1 Di Amerika Serikat, the Financial Accounting Standards Board (FASB) adalah organisasi swasta yang ditunjuk untukmenetapkan standar akuntansi keuangan yang merupakan aturan yang harus dipatuhi oleh entitas non-pemerintahan dalammenyusun laporan keuangan. Misi dari FASB adalah untuk menetapkan dan menyempurnakan standar akuntansi danpelaporan keuanganyang mendorong perkembangan pelaporan keuangan oleh entitas non-pemerintahan yang menyediakaninformasi yang bermanfaat bagi investor dan pengguna laporan keuangan yang lain dalam pengambilan keputusan. FASBmenerbitrkan konsep-konsepakuntansi keuangan dalam rangka menetapkan tujuan dan dasar-dasar yang akan menjadi landasandalam pengembangan standar akuntansi dan laporan keuangan.

2 The SEC adalah suatu badan pemerintah yang memiliki tanggung jawab utama untuk menegakkan Undang-undang PasarModal dan Regulasi Industry Surat Berharga baik dalam pasar saham dan options maupun pasar surat berharga elektroniklainnya di Amerika Serikat.

3 Restatement sering diterjemahkan sebagai Pernyataan Kembali atau Penyajian Kembali. Untuk tujuan penulisan artikel ini,penulis menggunakan istilah Restatement, sehingga Financial Restatement menjadi Restatement Keuangan. Adapun istilahFinancial Statement secara konsisten akan diterjemahkan dengan istilah Laporan Keuangan.

4 The Government Accountability Office (GAO) adalah bagian dari Kongres Amerika Serikat yang melakukan fungsi audit,evaluasi, dan investigasi. GAO merupakan salah satu bagian dari cabang legislative dari system pemerintahaan di AmerikaSerikat.

Page 39: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

37

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN............... (Djoko Susanto)

Selanjutnya, dalam sebuah studi yang dibentukoleh Departemen Keuangan Amerika Serikat yangmenitik-beratkan kepada penyelidikan terhadapmeningkatnya restatement oleh perusahaan publikselama tahun 1997 sampai dengan 2006, Scholz (2008)melaporkan temuan yang mencakup antara lain 1) re-statement meningkat hampir 18 kali lipat, dari 90 di tahun1997 menjadi 1,577 di tahun 2006; 2) kecurangan (fraud)merupakan faktor dalam 29% dari semua restatementdi tahun 1997, tetapi hanya 2% dari restatement di tahun2006. Akan tetapi restatement yang berkaitan denganakuntansi untuk biaya di luar usaha, non-recurringevents, dan reklasifikasi menunjukkan sekitar 24% darisemua restatement di tahun 1997, dan meningkathingga hampir separuh pada akhir periode studi.Penelitian mengenai restatement dapat meningkatkanpemahaman tentang determinan dan akibat yangterasosiasi dengan restatement keuangan dan manfaatyang dapat diperoleh dalam membantu perusahaanmengelola peristiwa restatement dengan lebih efektif(Feldmann et al. 2009).

Tabel 1Peristiwa Restatement yang Dilaporkandi Amerika Serikat, Tahun 2000 – 2011

Tahun Frekuensi Persen

2000 520 4.432001 634 5.402002 739 6.302003 894 7.622004 999 8.512005 1,641 13.982006 1,847 15.742007 1,301 11.092008 942 8.032009 717 6.112010 811 6.912011 690 5.88Total 11,735 100.00

Para peneliti bertumpu pada berbagai sumberuntuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yangberkaitan dengan restatement dalam perusahaan publik,seperti pemberitaan pers yang dikeluarkan olehperusahaan, pelaporan keuangan, dan database yang

diterbitkan oleh pihak ketiga. Dalam banyak penelitianyang dilakukan terdahulu, para peneliti menemukanberbagai karakteristik yang terkait dengan peristiwa re-statement dan atau pengungkapan. Secara khusus,banyak peneliti yang menganalisis faktor-faktor sepertimaterialita restatement, jumlah akun yang salah saji,pihak-pihak yang mengidentifikasi adanya restatement,durasi dari jumlah periode terjadinya salah saji, danbagaimana restatement diungkapkan.

Tulisan ini membahas penelitian terdahulu yangterkait dengan determinan dan akibat restatement diAmerika Serikat. Determinan yang spesifik yang akandiungkap mencakup karakteristik komite audit, auditor,dan manajemen. Selain itu, tulisan ini juga membahasstudi yang menganalisis akibat restatement terhadapkinerja pasar atau stock returns, pergantian eksekutifdan dewan, biaya modal, litigasi, dan biaya audit.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Sumber data yang telah digunakan oleh para penelitisebelumnya untuk mengidentifikasilkan restatementdan variabel-variabel yang terkait dengan restatement.Namun, sebelumnya akan dibahas garis waktu yangbiasa terkait dalam suatu restatement. Terdapat tigatenggat penting yang terjadi dalam suatu peristiwa re-statement (Tabel 2). Tanggal mulai (akhir) misstate-ment mengacu kepada tanggal mulai (akhir) periodepelaporan keuangan yang akan dilakukan restatement.Selanjutnya, tanggal pengumuman restatement adalah

Gambar 1Frekuensi Restatement yang Dilaporkandi Amerika Serikat, Tahun 2000 - 2011

Page 40: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

38

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 35-50

tanggal di mana (setelah sebelumnya mengidentifikasikebutuhan untuk restatement) perusahaan membuatsuatu pengungkapan tentang restatement mereka.Sebagaimana dijelaskan dalam Palmrose et al. (2004),restatement dapat diungkapkan dalam beberapa cara,yang meliputi pernyataan pers atau serangkaianpernyataan pers, pelaporan kepada SEC mengenaiperistiwa-peristiwa terkini (Form 8-K), dan pelaporanperubahan keuangan (Form 10-Ks). Sebagai contoh,berikut adalah beberapa pengumuman restatementyang dibuat oleh perusahaan publik:

Enron Corp. (8-K filing made on November 8, 2001)“Enron will restate its financial statements from 1997 to2000 and the first and second quarters of 2001 to: (1)reflect its conclusion that three entities did not meetcertain accounting requirements and should have beenconsolidated, (2) reflect the adjustment to sharehold-ers’ equity described below, and (3) include prior-yearproposed audit adjustments and reclassifications(which were previously determined to be immaterial inthe year originally proposed).”

Dell Inc. (8-K filing made on August 17, 2006)“…..the Audit Committee, in consultation with man-agement and PricewaterhouseCoopers LLP, our inde-pendent registered public accounting firm, concludedon August 13, 2007 that our previously issued finan-cial statements for fiscal 2003, 2004, 2005 and 2006 (in-cluding the interim periods within those years), andthe first quarter of fiscal 2007 (collectively, the “Re-statement Period”), should no longer be relied uponbecause of certain accounting errors and irregularitiesin those financial statements. Accordingly, we will re-state our previously issued financial statements forthose periods.”

Zoltek Companies, Inc. (8-K filing made on May 5,2008)“On May 4, 2008, Zoltek Companies, Inc. (the “Regis-trant”), following a review by its Audit Committee, de-termined that the Registrant’s previously issued finan-cial statements for the fiscal year ended September 30,

2007 and the fiscal quarter ended December 31, 2007should no longer be relied upon because of errors inthose financial statements resulting from certain pay-ments by a subsidiary that were directed by the ChiefFinancial Officer of the Registrant. The payments ag-gregated $250,000 and were not properly authorized orreported in the Registrant’s financial records.”

Untuk mengidentifikasi sampel perusahaanyang melakukan restatement, beberapa studi melakukanpencarian artikel atau pemberitaan pers bisnis. Sebagaicontoh, Palmrose et al. (2004) mengidentifikasi sampelperusahaan yang melakukan restatement denganmemeriksa pemberitaan pers perusahaan yangmengumumkan adanya restatement. Upaya pencariandiakukan dengan melakukan pencarian restatement diperpustakaan Lexis-Nexis Newsdan SEC Filingdengan menggunakan kata kunci (key-word) restate-ment.5

Penelitian lain menggunakan sebuah databaserestatement yang diproduksi oleh GAO. GAO jugamelacak adanya restatement berdasarkan pemberitaanperusahaan dan mengidentifikasi nama perusahaan,simbol ticker, entitas yang mendorong restatement(seperti auditor, manajemen, dan SEC), dan isu-isuakuntansi pilihan. Sumber alternatif lain yangdigunakan penelitian sebelumnya untukmengumpulkan restatement dari perusahaan-perusahaan publik adalah Audit Analytics, yaitu suatulembaga peneliti independen yang menitikberatkankepada isu-isu audit, regulasi, dan pengungkapan.Audit Analytics memungkinkan komunitas penelitiakuntansi untuk menganalisis dan memahami isu-isudan tren pelaporan keuangan perusahaan publik.Lembaga riset ini menyediakan penelitian rinci atas lebihdari 20,000 perusahaan publik di Amerika Serikat danlebih dari 1.500 kantor akuntan. Berdasarkan data yangtelah dikumpulkan selama ini, Audit Analytics telahmelacak semua financial restatements yang telahdiungkapkan sejak tahun 2000. Database ini melacakperusahaan yang melakukan restatement denganmemeriksa SEC Filings dan pemberitaan pers. Data-base ini mendokumentasikan tanggal mulai danberakhirnya restatement serta tanggal pengungkapan

5 Kata-kata kunci yang digunakan oleh Palmrose et. al. (2004) meliputi restat, revis, adjust, error, dan kata-kata kunci lainnyauntuk mengetahui bahwa beberapa perusahaan menggambarkan restatement dengan cara lain.

Page 41: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

39

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN............... (Djoko Susanto)

restatement. Selain itu, database tersebut juga memuatberbagai karakteristik yang berhubungan dengan re-statement, seperti dampak restatement terhadap lababersih, kecurangan yang terkait dengan restatement.Tabel 3 menunjukkan data mengenai auditor perusahaanyang melakukan restatement selama periode tahun 2000sampai dengan 2011. Berdasarkan 11.735 perusahaanyang melakukan restatement, sebanyak 5.641

perusahaan atau 48,07% auditornya berasal dari kantorakuntan lima besar. Tabel tersebut juga menunjukkanbahwa frekuensi terbanyak terjadinya restatementadalah pada tahun 2005 sampai dengan 2007. Dalamstudi restatement sebelumnya, para peneliti tidak hanyamempertimbangkan terjadinya restatement, tetapi jugamendapatkan berbagai karakteristik yang berkaitandengan peristiwa restatement dan/ataupengungkapan.

Tabel 2Rata-rata Jumlah Hari Periode Misstatment dan Sampai Dengan Pengumuman Restatement

Variabel n Mean Q1 Median Q3

Jumlah Hari Periode Misstatement 11,735 606.93 272.00 365.00 730.00Jumlah hari sejak Akhir Misstatement sd Pengumuman Restatement 11,735 262.20 130.00 183.00 401.00

* Catatan: Mencakup semua restatements yang dilaporkan selama 2000 – 2011

Awal Periode Misstatement Akhir PeriodeMisstatement

Tanggal Pengumuman Restatement

Jumlah hari sejak Akhir Misstatement sdPengumuman Restatement

Jumlah Hari Periode Misstatement

Rata-rata hari dari Awal Misstatementsampai dengan Akhir Misstatement

Menurut Tahun

Tahun Jumlah Hari

2000 540.882001 467.462002 540.042003 565.632004 615.692005 746.462006 722.472007 664.052008 517.362009 504.442010 514.692011 485.63

Rata-rata hari dari Akhir Misstatement sdPengumuman Restatement

Menurut Tahun

Tahun Jumlah Hari

2000 275.422001 311.452002 248.212003 292.702004 269.632005 230.372006 259.702007 277.312008 239.862009 249.482010 268.292011 262.21

Page 42: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

40

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 35-50

Sebagai contoh, Palmrose et al. (2004) mengidentifikasikarakteristik restatement, yang meliputi i) pihak yangmemprakarsai atau menginisiasi restatement (restate-ment dapat dimulai oleh manajemen, auditor, atau regu-lator), dan ii) materialitas restatement. Berkaitan denganmaterialitas, restatement diklasifikasi ke dalam coreearnings restatement (restatement terhadappendapatan, harga pokok penjualan atau biayaoperasional lainnya), non-core earnings restatement(restatement terhadap item sekali tempo one-time items,akuntansi merger, laba atau rugi non-operasionallainnya), kedalaman (jumlah kelompok akun yangtercakup dalam restatement), perubahan dalam lababersih atau aset (perubahan laba (rugi) setelah restate-ment dan laba (rugi) sebelum restatement selamaperiode restatement), dan jumlah tahun restatement.

Tabel 3Auditor Untuk Restatement di AS dari 2000 – 2011

Tipe Auditor N %

Non Big 5 Auditor 6,094 51.93%Big 5 Auditor 5,641 48.07%Total 11,735 100%

Catatan: Tabel di atas menunjukkan Auditor perusahaanyang melakukan restatement selama periode pelaporan

keuangan yang dinyatakan kembali. Perlu diperhatikanbahwa mungkin saja terjadi adanya lebih dari satu au-ditor selama periode restatement pelaporan keuangan.Misalnya, Perusahaan A mengalami periode misstate-ment dari 1/2/2008 sampai dengan31/1/2009. Selamaperiode ini, perusahaan menggunakan PricewaterhouseCoopers LLP sampai26/6/2008 dan menggunakanKPMG LLP dari 27/6/2008 sampai31/1/2009. Dalam halini, kedua kantor akuntan akan tercatat sebagai auditorselama periode restatement. Big 5 Auditor meliputi:Arthur Andersen LLP, Deloitte & Touche LLP, Ernst &Young LLP, KPMG LLP, PricewaterhouseCoopers LLP.

Dengan alasan bahwa tidak semua restatementdisengaja atau bersifat kecurangan, Hennes et al.(2008) membedakan antara restatement yangdisebabkan oleh kekeliruan dan restatement yangdikarenakan adanya penyimpangan. Restatementdidefinisikan sebagai sebuah penyimpangan jika re-statement tersebut dapat digolongkan sebagai suatukecurangan menurut investigasi regulator dan/ataumenurut investigasi suatu dewan yang independen.Suatu restatement dianggap sebagai suatukekeliruanan apabila restatement terkait denganpembukuan, entri data, dan spreadsheet, kesalahanrumus atau formula, serta kesalahan yang jelas tidakdisengaja dalam penerapan prinsip akuntansi yang

Auditor untuk Restatement – Berdasarkan Tahun

Jumlah JumlahJumlah Restatement oleh Non Restatement oleh

Tahun Restatement Big 5 Auditor Big 5 Auditor

2000 520 255 2652001 634 282 3522002 739 277 4622003 894 299 5952004 999 347 6522005 1,641 606 1,0352006 1,847 1,055 7922007 1,301 743 5582008 942 647 2952009 717 485 2322010 811 589 2222011 690 509 181

Total 11,735 6,094 5,641

Page 43: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

41

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN............... (Djoko Susanto)

berlaku umum.Sejalan dengan Hennes et al. (2008), Collins et

al. (2009) dan Srinivasan (2005) juga menguji berbagaitingkat keparahan restatement. Collins et al. (2009)menggunakan tiga ukuran keparahan, yang meliputinilai restatement (dalam dolar) diskala dengan total asetperusahaan, cumulative market-adjusted abnormalreturns selama lima hari (hari -5 hingga +5) sekitartanggal pengumuman restatement, dan apakah restate-ment akhirnya berdampak kepada diterbitkannya suatuAccounting and Auditing Enforcement Release(AAER)1 oleh SEC. Selain itu, Srinivasan (2005) mengkajikeparahan restatement dengan mengukur jumlahtriwulan restatement laba bersih dilakukan (durasi re-statement) dan nilai kumulatif dari restatement lababersih yang diskala dengan total aset pada akhir tahunsebelumpengumuman restatement (magnitude oftherestatement).

Sementara penelitian-penelitian lain difokuskanpada jenis, tingkat keparahan, dan sumber restatement,

Files et al. (2009) menitik-beratkan kepada transparansipengungkapan restatement perusahaan. Penelitimemeriksa pemberitaan pers dan mengklasifikasikanrestatement berdasarkan tingkat penonjolan yangtinggi, sedang, dan rendah. Perusahaan yangmengeluarkan pemberitaan pers denganmengungkapkan restatement dalam sebuah judulkhusus diklasifikasikan sebagai penonjolan tinggi.Perusahaan yang menyediakan pemberitaan persdengan judul yang berbeda (misalnya, pengumumanlaba) tetapi menguraikan restatement dalam “tubuh/badan” pemberitaan tersebut diklasifikasikan sebagaipenonjolan sedang, dan perusahaan yang membahasrestatement tersebut pada bagian akhir pemberitaanpers (misalnya, sebagai catatan kaki untuk hasil operasi)diklasifikasikan sebagai penonjolan rendah.

Gambar 2Frekuensi Restatementdi AS dari 2000 – 2011

berdasarkan”Severity of the Restatement”

Page 44: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

42

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 35-50

HASIL PENELITIAN

Tabel 4Kategori Restatement Menurut Tingkat Keparahan

di AS dari 2000 – 2011

Tipe Restatement n %

Restatements of Low Severity 10,785 91.90%Restatements of High Severity 950 8.10%Total 11,735 100%

Catatan: Restatements of high severitymeliputi restate-ment yang diidentifikasi sebagai kecurangan (fraud),penyimpangan (irregularities), dan misrepresenta-tions. Tipe restatement juga mencakup perusahaanyang diinvestigasi oleh the SEC, PCAOB atau lembagaregulasi lain.

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 danTabel 4, hanya 8,10% dari semua restatement yangdilaporkan selama periode tahun 2000 sampai dengan2011 dapat dianggap sebagai restatement dengantingkat keparahan tinggi (restatements of high sever-ity). Suatu restatement disebut memiliki “high sever-ity” apabila restatement tersebut merupakan akibat daritindakan kecurangan dan/atau selanjutnyadiinvestigasi oleh lembagai regulasi. Gambar 2 dan

Tabel 4 menggambarkan frekuensi restatement dengantingkat keparahan tinggi adalah yang tertinggi selamatahun-tahun 2005 dan 2006. Akhirnya, Tabel 5menunjukkan bahwa selama tahun 2000 – 2011, restate-ment dengan tingkat keparahan tinggi diikuti denganjumlah hari periode misstatement yang lebih besardaripada restatement dengan tingkat keparahan rendah.Pada puncaknya, selisih dalam hari periode misstate-ment adalah sekitar 300 hari.

PEMBAHASAN

Faktor-faktor determinan atau penyebab dari peristiwa-peristiwa restatement meliputi karakteristik komite au-dit, karakteristik auditor, karakteristik manajemen, dankinerja perusahaan. Komite audit memainkan perankritikal dalam sistem pelaporan keuangan denganmengamati dan mengawasi manajemen dan partisipasiauditor independen dalam proses pelaporan keuangan(SEC 1999). Selain itu, menurut The Blue RibbonCommitteedalam Improving The Effectiveness of Cor-porate Audit Comitees (BRC 1999), komite auditdiuraikan sebagai “yang pertama di antara yang setara”dalam memastikan keandalan laporan keuangan. Diantara hasil-hasil penelitian sebelumnya, DeFond andJiambalvo (1991) memeriksa kekeliruan laporan

Tabel 5Restatements of High Severity - Berdasarkan Tahun

Jumlah Jumlah Restatements Jumlah RestatementsTahun Restatement of Low Severity of High Severity

2000 520 494 262001 634 599 352002 739 673 662003 894 843 512004 999 937 622005 1,641 1,479 1622006 1,847 1,669 1782007 1,301 1,204 972008 942 875 672009 717 640 772010 811 749 622011 690 623 67

Total 11,735 10,785 950

Page 45: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

43

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN............... (Djoko Susanto)

keuangan yang dihasilkan sebagai akibat kesalahanmatematis, kesalahan dalam penerapan prinsipakuntansi, atau penyalahgunaan fakta yang ada padasaat laporan keuangan disusun (meliputi baikkesalahaan disengaja dan tidak disengaja olehmanajemen). Adanya bukti bahwa perusahaan publiktanpa komite audit lebih cenderung untuk melebih-lebihkan laba di dalam laporan keuangan tahunannya.Memperluas penelitian oleh DeFond and Jiambalvo(1991), Abbot et al. (2004) meneliti hubungan antarakarakteristik komite audit dan restatement. Dalamstudinya, hipotesisnya adalah komite audit yangseluruh anggotanya independen, komite audit denganjumlah anggota yang lebih besar, komite audit yangmemiliki akhli keuangan yang lebih besar, dan jumlahrapat komite audit berasosiasi lebih rendah denganterjadinya restatement. Hasilnya konsisten dengangagasan bahwa independensi komite audit, jumlah rapatkomite audit, dan komite audit yang memiliki akhlikeuangan yang lebih besar menunjukkan hubunganyang signifikan dan negatif dengan terjadinya restate-ment. Sementara itu, Abbott et al. (2004) tidakmenemukan hubungan yang signifikan antara besarnya

keanggotaan komite audit dan restatement, Lin et al.(2006) memberikan bukti yang menunjukkan hubungannegatif antara besarnya keanggotaan komite audit danterjadinyarestatement laba.

Karakteristik tambahan lainnya dari komite au-dit yang ditemukan sebagai determinan pentingterhadap restatement, adalah struktur kompensasi darikomite audit. Archambeault et al. (2008) berpendapatbahwa komite audit dapat memperkecil biaya agensiketika secara efektif memonitor kualitas prosespelaporan keuangan. Lebih lanjut, kompensasi insentifjangka panjang berbasis ekuitas harusnya memperkuatanggota komite audit untuk fokus pada kepentinganjangka panjang pemegang saham, sementarakompensasi insentif jangka pendek dapat mendegradasiinsentifnya, untuk secara aktif memantau keputusanlaporan keuangan manajemen (Archambeault et al.2008). Menariknya, hasil penelitiannya menunjukkanhubungan positif yang signifikan antara hibah opsisaham, keduanya baik jangka pendek dan jangkapanjang, untuk anggota komite audit dan kemungkinanterjadinya restatement. Dengan demikian, hasilnyamemberikan bukti awal bahwa hibah opsi saham, baik

Rata-rata Hari Periode Misstatement Untuk Restatements of High and Low Severity

Restatements of High Severity Restatements of Low Severity

(a) (b) SelisihTahun Rata-rata hari Rata-rata hari (a) - (b)

Jumlah Periode Jumlah Periode dalam hariRestatement Misstatement Restatement Misstatement

2000 26 757.04 494 529.50 227.542001 35 753.06 599 450.77 302.292002 66 810.59 673 513.51 297.082003 51 754.31 843 554.22 200.102004 62 893.98 937 597.27 296.712005 162 956.86 1,479 723.42 233.442006 178 997.10 1,669 693.18 303.922007 97 788.66 1,204 654.01 134.652008 67 611.94 875 510.12 101.822009 77 618.04 640 490.78 127.262010 62 573.48 749 509.82 63.662011 67 609.13 623 472.35 136.79

Total 950 10,785

Page 46: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

44

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 35-50

jangka pendek atau jangka panjang, secara signifikandapat mempengaruhi kualitas pemantauan danpengawasan komite audit.

Romanus et al. (2008) menyelidiki hubunganantara auditor dengan spesialisasi industri dan restate-ment akuntansi. Menurut Romanus et al. (2008), audi-tor dengan spesialisasi industri adalah auditor yangpelatihan dan pengalamannya terkonsentrasi padaindustri tertentu, dan auditor seperti itu pada posisiyang lebih baik untuk memberikan kualitas audit yanglebih baik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwapeningkatan pengetahuan dan kemampuan auditordengan spesialisasi industri yang lebih besarmemberikan manfaat kepada perusahaan melaluimengecilnya kemungkinan restatement akuntansi.Selain itu, auditor dengan spesialisasi industriberhubungan negatif dengan terjadinya core earningsrestatement (restatement terhadap pendapatan, hargapokok penjualan atau biaya operasional lainnya).

Sementara Romanus et al. (2008) menitik-beratkan pada hubungan antara auditor denganspesialisasi industri dan restatement, Stanley danDeZoort (2007) meneliti hubungan antara lamanyahubungan auditor dan klien dan kemungkinanterjadinya restatement. Argumennya adalah masalahpelaporan keuangan memiliki kemungkinan yang lebihbesar terjadi dalam audit memiliki hubungan auditordan klien yang pendek karena kurangnya pengetahuanspesifik klien dan/atau kurangnya independensi karenakurangnya insentif auditor untuk mempertahankanhubungan dengan klien baru. Dengan argument sepertiitu, Stanley dan DeZoort memprediksi bahwa semakinlama hubungan auditor-klien semakin rendahkemungkinan terjadinya restatement. Konsistendengan posisi seperti itu, lamanya hubungan antaraauditor dengan klien berasosiasi negatif dengankemungkinan terjadinya restatement (yaitu, semakinlama hubungan auditor-klien semakin rendahkemungkinan terjadinya restatement). Selain itu, untukshort tenure audits, auditor dengan spesialisasiindustri (proxy untuk pengalaman auditor) dan biayaaudit secara negatif berasosiasi dengan terjadinyarestatement.7

Mengingat para manajer bertanggungjawabuntuk proses pelaporan keuangan perusahaan, masukakal untuk mengharapkan karakteristik manajementertentu menjadi determinan terjadinya suatu restate-ment. Sebagai contoh, Aier et al. (2005) menyelidikiapakah karakteristik Chief Financial Officers (CFO)berhubungan dengan restatement akuntansi. Untuk itumelakukan pemeriksaan karakteristik spesifik dari CFO,seperti pengalaman kerja sebagai CFO, pengalamankerja di perusahaan lain, pendidikan (gelar MBA), danakreditasi CPA. Hasil analisisnya konsistenmenunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki CFOdengan sertifikasi CPA, MBA, atau pengalaman lebihsebagai CFO memiliki kemungkinan yang lebih keciluntuk terjadinya restatement.

Sebuah aliran penelitian dalam literatur akuntansidan keuangan, menyelidiki asosiasi antara insentifekuitas eksekutif dan pemilihan metode akuntansi yangagresif. Pada bulan September 1998, Arthur Levitt,Chairman of SEC, menyebut praktik manajemen labasebagai “suatu permainan di antara pemain pasar”.Kawatir bahwa terlalu banyak manajer perusahaan,auditor, dan analis adalah juga pemain dalam permainanini dan gagal untuk mempertahankan faithful repre-sentation. Lebih penting lagi, keinginan para eksekutifuntuk selalu meningkatkan nilai opsi sahamnya dapatmenjadi insentif untuk memanipulasi angka akuntansiperusahaannya.

Seperti yang didokumentasikan oleh Armstronget al. (2009), telah terjadi setidaknya 10 studi yang telahmeneliti hubungan antara penyimpangan akuntansi daninsentif ekuitas para eksekutif. Namun, temuan studiini tidak konsisten. Beberapa studi yang menunjukkansebuah hubungan positif antara insentif ekuitas danpenyimpangan akuntansi. Sebagai contoh, Burns danKedia (2006) mendokumentasikan sebuah hubunganpositif dan signifikan antara insentif yang terkaitdengan opsi saham dan insiden restatement danbesarnya restatement. Effendi et al. (2007) menyelidikiinsentif dan restatement keuangan pada di akhir tahun1990an dan menemukan bahwa kemungkinan salah sajilaporan keuangan meningkat cukup besar ketika CEOmemiliki insentif ekuitas yang lebih besar. Selanjutnya,

7 Auditor dengan spesialisasi industri mengacu pada pangsa pasar Kantor Akuntan dalam industri (menggunakan 2-digit kodeindustri SIC) yang dihitung berdasarkan total penjualan perusahaan yang diaudit.

Page 47: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

45

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN............... (Djoko Susanto)

dengan menggunakan sampel dari restatementkeuangan yang diidentifikasi oleh GAO, Harris andBromiley (2007) menemukan dukungan empiris untukhubungan antara restatement dan nilai opsi CEO yangdiskala dengan total kompensasi. Namun, penelitianlain tidak membuktikan hubungan positif antara insentifekuitas dan penyimpangan akuntansi. Sebagai contoh,Erickson et al. (2006) menitikberatkan analisisempirisnya pada perusahaan yang dituduh curang olehSEC, dan tidak menemukan bukti yang konsisten bahwainsentif ekuitas eksekutifterkait dengan kegiatankecurangan. Baru-baru ini, Armstrong et al. (2009) jugatidak menemukan bukti hubungan positif antara insentifekuitas CEO dan penyimpangan akuntansi. Sebaliknya,ditemukan beberapa bukti bahwa penyimpanganakuntansi sebenarnya lebih jarang terjadi padaperusahaan di mana CEO memiliki tingkat insentifekuitas yang relatif lebih tinggi.

Studi konsekuensi dari peristiwa restatementpada kinerja suatu organisasi tentang dampak restate-ment pada returns saham perusahaan. Palmrose et al.(2004) menemukan bahwa rata-rata, perusahaan dalamsampelnya mengalami reaksi negatif yang signifikanpada harga saham selama jendela 2-hari sekitar 9% (me-dian -5%). Juga ditunjukkan i) restatement dikaitkandengan perilaku curang dan ii) restatement diinisiasioleh auditor eksternal dan secara konsisten terkaitdengan reaksi pasar negatif secara signifikan. Padaakhirnya, Palmrose et al. (2004) juga menguji apakahrestatement dengan revisi yang lebih material terhadapekspektasi kinerja masa depan (restatement yangmempengaruhi core earnings, dengan perubahannegatif laba bersih yang lebih besar, mempengaruhilebih banyak tahun dan akun) berhubungan denganreaksi negatif pasar yang lebih tinggi. Disamapikanreaksi pasar negatif yang bertahap terhadap restate-ment yang memiliki lebih banyak perubahan negatifdalam laba yang dilaporkan sebelumnya dan restate-ment yang mempengaruhi lebih banyak akun.

Memperluas penelitian Palmrose et al. (2004),Files et al. (2009), menyelidiki apakah penonjolanpengungkapan restatement (tinggi, sedang, dan

rendah) mempengaruhi tingkat keparahan reaksi pasarterhadap pengumuman restatement. Besarnya responpasar terhadap pengumuman restatement adalahberkaitan dengan penonjolan pengungkapannya.Khususnya, mendokumentasikan cumulative abnor-mal returns jangka pendek (3 hari), sangat berbeda diantara tiga kategori penonjolan pengungkapan, rata-rata -8,3%, -4,0%, dan -1,5% untuk penonjolan tinggi,sedang, dan rendah.8 Berikutnya, denganmenggunakan jendela return selama 20 hari setelahpengumuman, return dari -7,9%, -6,4%, dan -3,2% untukpenonjolan perusahaan yang tinggi, sedang, danrendah.9 Akhirnya, Files et al. (2009) meneliti apakahpenonjolan pemberitaan perstetap secara negatif terkaitdengan return pasar. Penonjolan pengungkapan re-statement adalah secara negatif terkait dengan returnabnormal kumulatif untuk jendela jangka pendek (hari -1 sampai +1 dari saat pengumuman), tetapi tidak secarasignifikan diasosiasikan dengan return abnormalkumulatif selama jendela jangka panjang (hari -1 sampai+20 pengumuman).

Hennes et al. (2008) berpendapat bahwa restate-ment yang diklasifikasikan sebagai suatupenyimpangan adalah lebih parah daripada restatementyang dikelompokkan sebagai kekeliruan. Oleh karenaitu, apakah reaksi pasar terhadap perusahaan yangmenerbitkan restatement penyimpangannya lebihnegatif daripada perusahaan dengan restatementkekeliruan. Konsisten dengan harapannya, return ab-normal kumulatif pada perusahaan dengan restatementpenyimpangan, secara signifikan lebih rendah daripadaperusahaan dengan restatement kekeliruan. Dengandemikian, klasifikasi penyimpangan terhadapkekeliruan menangkap persepsi pasar tentangkeseriusan dalam melakukan restatement dan restate-ment penyimpangan menyebabkan konsekuensi lebihnegatif terhadap nilai pasar ketimbang restatementkekeliruan. Baru-baru ini, Burks (2011) mengujiperbedaan reaksi pasar terhadap pengumuman restate-ment antara periode pra-Sarbanes-Oxley dan pasca-Sarbanes-Oxley. Disimpulkan bahwa pasar tampaknyatelah menjadi jauh lebih efisien dalam restatement harga

8 Mereka menunjukkan bahwa returns untuk kelompok penonjolan tinggi secara statistik berbeda dengan kelompok yangmedium danrendah.

9 Mereka melaporkan bahwa perbedaan return 1,5% antara penonjolan tinggi dan menengah secara statistik tidak signifikan.

Page 48: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

46

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 35-50

setelah Sarbanes-Oxley.Satu akibat penting dari restatement yang

tercatat dalam penelitian sebelumnya adalah pergantianpara eksekutif dan dewan direksi. Penelitiansebelumnya yang meneliti isu-isu seperti itu meliputiAgrawal et al. (1999) dan Beneish (1999), yang masing-masing menemukan bahwa restatement dan kegiatankecurangan memiliki hubungan kecil dengan pergantianmanajemen puncak dan/atau direktur. Agrawal et al.(1999;1) berpendapat bahwa skandal kecurangan dapatmenciptakan insentif untuk menganti manajer dalamupaya meningkatkan kinerja perusahaan, memulihkanmodal reputasi yang hilang, atau membatasi resikokerugian perusahaan yang timbul dari kecurangan.Kecurangan juga dapat menciptakan insentif untukmengubah komposisi dewan direksi perusahaan, untukmeningkatkan pemantauan eksternal terhadap manajer,atau merekrut direksi baru dengan modal reputasi danpolitik yang bernilai tinggi.” Meskipun memiliki klaimseperti itu, tidak ditemukan bukti kuat bahwakecurangan menyebabkan insiden pergantian dalammanajemen atau direktur (ditemukannya kecurangantidak secara mendasar mengubah strukturkepemimpinan perusahaan). Demikian pula, Beneish(1999)menyelidiki insentif dan hukuman yang berkaitandengan tindakan melebih-lebihkan laba danberkesimpulan bahwa kehilangan kesempatan kerjaseorang manajer setelah ditemukannya tindakan earn-ings overstatement adalah tidak berbeda baik dalamperusahaan yang terdapat earnings overstatementmaupun dalam perusahaan yang tidak terdapat over-statement.

Sementara penelitian-penelitian awal tidakmenemukan bukti hubungan antara restatement danpergantian, penelitian selanjutnya menemukan suatuasosiasi. Desai et al. (2006) adalah orang pertama yangmelaporkan hubungan yang signifikan antara restate-ment dan pergantian manajemen, sehingga menyiratkanbahwa ada hukuman yang signifikan bagi manajerperusahaan yang telah melakukan restatement terhadaplaba. Secara spesifik, sekitar 60% dari perusahaanmengalami pergantian disetidaknya satu dari tiga posisiteratas (Chairman, CEO atau President) selama kurunwaktu 24 bulan sejak diumumkannya restatement(dibandingkan dengan hanya 36% dalam perusahaanyang tidak melakukan restatement). Selain itu, Desaiet al. (2006) menemukan bahwa tingkat mempekerjakan

kembali para manajer yang diberhentikan dariperusahaan yang melakukan restatement adalah sekitarsetengah dari manajer perusahaan yang diberhentikandari perusahaan yang tidak melakukan restatement.

Collins et al. (2009) meneliti pergantian sukarelaCFO dan sangsi pasar terkait dengan restatement, sertamemeriksa kemungkinan bahwa Sarbanes-Oxley telahmeningkatkan sanksi yang terjadi oleh CFO perusahaanyang melakukan restatement. Studinya termotivasi olehfakta bahwa CFO adalah pejabat perusahaan yangmempunyai tanggungjawab utama untuk mengelolapengendalian internal perusahaan dan pelaporankeuangan serta pengungkapan. Tingkat pergantianCFO yang lebih tinggi setelah restatement baik diperiode pra dan pasca Sarbanes-Oxley. Selain itu, CFOyang diberhentikan menghadapi sangsi pasar tenagakerja yang signifikan. Secara spesifik, mantan CFOperusahaan yang melakukan restatement cenderungsusah untuk menemukan posisi dengan jabatan yangsebanding dengan posisi sebelumnya, cenderungsusah untuk menemukan pekerjaan di sebuahperusahaan publik dan dikenakan hukuman-hukumanlain yang parah (hilangnya sertifikat akuntan publik,dilarang bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaanpublik, dakwaan kriminal dan masalah hukum).Hukuman pasar kerja tampaknya lebih umum terjadipada periode pasca-Sarbanes Oxley relatif terhadapperiode pra-Sarbanes-Oxley.

Mirip dengan Collins et al. (2009), Burks (2010)menguji apakah dewan direksi mendisiplinkan CFOlebih keras akibat terjadinya restatement akuntansi,setelah berlakunya Sarbanes-Oxley Act. Diperolehhasil bahwa kerasnya sangsi kedisiplinan bagi CFOtelah meningkat setelah Sarbanes-Oxley, mengingatbahwa hubungan antara pergantian CFO dan restate-ment menjadi lebih kuat dalam periode pasca-Sarbanes-Oxley. Namun demikian, hasil penelitian tersebut tidakmendukung pendapat bahwa dewan lebih banyakmemberhentikan CEO karena masalah akuntansi diperiode setelah Sarbanes-Oxley.Burks (2010:197)menyampaikan temuannya bahwa dewan berusahauntuk menunjukkan independensinya dankewaspadaan dengan mengambil tindakan yang jelasdengan memberhentikan CFO sebagai respon terhadaprestatement namun tidak dianggap cukup parah untukmemberhentikan CEO.

Hennes et al. (2008) kembali meneliti hubungan

Page 49: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

47

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN............... (Djoko Susanto)

antara restatement dan pergantian CEO/CFO olehperusahaan yang melakukan restatement danmengelompokkan ke dalam kekeliruan danpenyimpangan. Konsisten dengan argumen bahwarestatement yang disebabkan oleh penyimpanganadalah indikasi dari masalah yang lebih berat dalamsistem pelaporan keuangan. Hennes et al. (2008)berpendapat bahwa tingkat pergantian untukperusahaan yang melakukan restatementpenyimpangan adalah jauh lebih tinggi daripada untukperusahaan yang melakukan restatement kekeliruan.Secara spesifik, persentase perusahaan yangmelakukan restatement mengalami pergantiankepengurusan adalah 49% (64%) untuk CEO (CFO)karena restatement penyimpangan, tetapi hanya 8%(12%) yang dikarenakan restatement kekeliruan.Singkatnya, restatement karena “kenakalan” yangdisengaja menyebabkan dewan lebih berani untukmemberhentikan eksekutif mereka (CEO dan CFO).

Berlandaskan penelitian Hennes et al. (2008),Leone and Liu (2010) menguji apakah pengaruhpenyimpangan akuntansi terhadap pergantian CEOadalah bergantung pada apakah CEO itu adalah pendiriperusahaan atau bukan. Konsisten dengan harapanmereka bahwa CEO pendiri (dibandingkan CEO yangbukan pendiri) lebih mampu untuk menghindaripemberhentian sesudah restatementyang dikarenakanpenyimpangan. Leone and Liu (2010)berpendapatbahwa dalam kasus-kasus penyimpangan akuntansi,CEO pendiri sangat kecil kemungkinannya untukdipecat dari pada CEO yang bukan pendiri. Menariknya,perusahaan dengan restatement penyimpangan, tingkatpergantian untuk CFO sebenarnya meningkat ketikaCEO adalah seorang pendiri. Bukti ini menunjukkanbahwa CEO pendiri menunjuk CFOnya sebagai kambinghitam ketika terjadi penyimpangan akuntansi.

Selain meneliti pergantian eksekutif sebagaiakibat dari restatement, penelitian sebelumnya jugamengkaji dampak dari restatement pada pergantiandewan direksi. Srinivasan (2005) menyampaikan buktiyang menunjukkan bahwa direktur perusahaan yangmembuat penurunan laba yang parah karena restate-ment kembali menghadapi risiko pergantian yang lebihtinggi darpada direktur di perusahaan yang tidakmelakukan restatement. Menariknya, kemungkinanuntuk pergantian adalah lebih tinggi bagi anggotakomite audit (relatif terhadap anggota komite non-au-

dit) karena anggota komite audit memilikitanggungjawab langsung untuk mengawasi prosespelaporan keuangan. Akhirnya, Srinivasan (2005)menemukan bahwa pergantian direktur dari luar(terutama di luar anggota komite audit) berkaitandengan keparahan restatement. Selanjutnya, Farber(2005) berfokus pada kasus kecurangan (dampakterbesar dari keparahan restatement) dan mengujidampaknya pada perubahan struktur tata kelolaperusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaanyang melakukan kecurangan (relatif dibandingkandengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan)membuat lebih banyak perbaikan tata kelola perusahaandengan menggunakan lebih banyak anggotadewandireksi dari luar (baik jumlah dan proporsi).

Selain penelitian terhadap pergantian,serangkaian studi juga dilakukan terhadappengaruhdari restatement terhadap kompensasieksekutif. Sebagai contoh, Cheng and Farber (2008)meneliti rancangan dan kemanjuran kontrak kompensasiCEO menyusul restatement laba. Secara spesifik,termotivasi oleh penelitian sebelumnya yangmenunjukkan hubungan positif antara insentif ekuitasCEO dan kemungkinan restatement laba, menelitiapakah perusahaan dengan restatement laba kembalimenjalin kontrak dengan para CEO mereka setelah re-statement untuk mengurangi pilihan kompensasiberbasis opsi dan jika demikian, apakah ini berdampakpada meningkatnya kinerja usaha. Kesimpulannyaadalah dibandingkan dengan perusahaan yang tidakmelakukan restatement, perusahaan yang melakukanrestatement mengurangi proporsi total kompensasi CEOyang berdasarkan opsi setelahrestatement. Selain itu,adanya peningkatan kinerja operasi setelahpengurangan kompensasi berbasis opsi. Sementarapembahasan tersebut menunjukkan bahwa restatementakuntansi mempengaruhi return pasardan pergantianpengurus dalam perusahaan, konsekuensi lain dari re-statement meliputi menurunnya persepsi kualitas labamasa depan, risiko litigasi yang lebih tinggi, dan biayaaudit yang lebih tinggi.

Hribar and Jenkins (2004) mengkaji pengaruhrestatement akuntansi terhadap harapan laba masadepan dan biaya modal. Pendapatnya adalah peristiwarestatement akan cenderung meningkatkan risikoperusahaan yang mencakup ketidakpastian tambahantentang laporan keuangan yang tersisa dan persepsi

Page 50: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

48

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 35-50

terhadap kredibilitas dan kompetensi manajemen.Konsisten dengan dugaannya, para penelitimelaporkan bahwa persentase kenaikan relatif dalambiaya modal berkisar antara 7% dan 20%, tergantungpada model estimasi biaya modal yang digunakan.Singkatnya, hasil penelitiannya adalah konsistendengan argumen bahwa restatement akuntansimeningkatkan ketidakpastian ataskredibilitasmanajemen, kompetensi manajerial, dan persepsikeseluruhan terhadap kualitas laba, sehinggameningkatkan tuntutan tingkat return para investor.Palmrose and Scholz (2004) meneliti apakah restate-ment akuntansi mempengaruhi kemungkinanlitigasi.Mereka pertama-tama menilai sifat restatement(yaitu apakah salah saji terjadi terhadap laba dari operasipokok yang rutin dan berulang atau komponen laindari laba yang non-core) dan kedalaman restatement(memperkirakan jumlah akun yang mengandung salahsaji). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa corelaba tertentu dan kedalaman misstatementsmeningkatkan baik kemungkinan gugatan hukum danpembayaran untuk penyelesaiannya. Secara spesifik,mampu mengidentifikasi litigasi pada 38% dari sampeldan menemukan bahwa core (yaitu, pendapatan, hargapokok, biaya usaha) dan kedalaman restatementmeningkatkan kemungkinan litigasi.

Feldmann et al. (2009) menyelidiki apakah biayaaudit menjadi lebih tinggi bagi perusahaan setelah re-statement keuangan dan menentukan apakah tindakanremedial berikutnya meningkatan biaya audit. Setelahrestatement keuangan, auditor cenderung menilaiperusahaanmemiliki risiko audit yang relative lebihtinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidakmelakukan restatement. Mengingat bahwa literaturbiaya audit menyimpulkan hubungan positif antararisiko klien dan biaya audit, argumen dan penemuanbahwa perusahaan dengan restatement keuanganmengalami biaya audit yang relatif lebih tinggi setelahterjadinya restatement daripada sampel perusahaantanpa restatement. Selanjutnya, Feldmann et al. (2009)berpendapat bahwa pergantian top manajemen menjadisuatu sinyal bagi upaya organisasi untukmengembalikan kredibilitas pelaporan dan legitimasiorganisasi (dengan menjauhkan diri dari tim manajemenyang terkait dengan restatement). Menariknya, buktiyang menunjukkan bahwa perubahan dalamkepemimpinan, khususnya perubahan CFO, efektif

untuk mengurangi biaya audit yang lebih tinggiterkaitdengan perusahaan dengan restatement.

SIMPULAN DAN SARAN

Pernyataan kembali (restatement) laporan keuanganyang telah diterbitkan sebelumnya sering ditafsirkansebagai kegagalan dalam pelaporan keuangan yangmerugikan dan berdampak negatif terhadap legitimasiorganisasi perusahaan (Srinivasan 2005; Desai et al.2006; Feldmann et al. 2009). Dalam tulisan ini, penulismenelaah riset akademik yang meneliti faktor-faktorpenentu atau determinan dan konsekuensidariperistiwa restatement di Amerika Serikat. Studisebelumnya mencatat bahwa, antara lain, kualitas danstruktur kompensasi komite audit, spesialisasi auditordan tenure, karakteristik manajemen, dan strukturkompensasi manajemen secara signifikan berkaitandengankemungkinan terjadinya restatement, sedanguntuk konsekuensi restatement, penelitian sebelumnyamenunjukkan bahwa restatement sering dapatmengakibatkan kerugian besar dari nilai pasar(penurunan returns abnormal), pergantian (turnover)manajemen, pergantian direksi,denda kompensasimanajemen, perubahan biaya modal, risiko litigasi yanglebih tinggi, dan biaya audit yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, L., Parker, S., Peters, G. 2004. “Audit committeecharacteristics and restatements”. Auditing: AJournal of Practice and Theory. 23 (1):69–87.

Agrawal, A., J. Jaffe, and J. Karpoff. 1999. “Manage-ment turnover and governance changes follow-ing the revelation of fraud”. Journal of Lawand Economics. 42:309-342.

Aier, J., J. Comprix, M. Gunlock, and D. Lee. 2005. “Thefinancial expertise of CFOs and accounting re-statements”. Accounting Horizons. 19 (3):123–135.

Archambeault, D. S., E. T. DeZoort, and D. R.Hermanson. 2008. “Audit Committee Incentive

Page 51: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

49

PENELAAHAN TERHADAP DETERMINAN DAN DAMPAK PERNYATAAN............... (Djoko Susanto)

Compensation and Accounting Restatements”.Contemporary Accounting Research”. 965–92.

Armstrong, C.S., Jagolinzer, A.D., Larcker, D.F., 2010.“Chief Executive Officer equity incentives andaccounting Irregularities”. Journal of Account-ing Research. 48 (2):225–271.

Beneish, M. 1999. “Incentives and penalties related toearnings overstatements that violate GAAP”.The Accounting Review. 74 (4):425-457.

Blue Ribbon Committee (BRC). 1999. Report and rec-ommendations of the Blue Ribbon Committeeon Improving the Effectiveness of CorporateAudit Committees. New York: New York StockExchange and National Association of Securi-ties Dealers.

Burks, J. 2010. “Disciplinary Measures in Response toRestatements after Sarbanes-Oxley”. Journalof Accounting and Public Policy. 29(3):195–225.

Burks, J. 2011. “Are Investors Confused by Restate-ments after Sarbanes-Oxley”? The AccountingReview. 86(2):507-539.

Burns, N., and S. Kedia. 2006. “The Impact of Perfor-mance-Based Compensation on Misreporting.”Journal of Financial Economics. 79:35–67.

Cheng, Q., and D. Farber. 2008. “Earnings restatements,changes in CEO compensation, and firm perfor-mance”. The Accounting Review. 83(5):1217-1250.

Collins, D., A. Masli, A. L. Reitenga, and J. M. Sanchez.2009. “Earnings Restatements, the SarbanesOxley Act and the Disciplining of Chief Finan-cial Officers.” Journal of Accounting, Audit-ing and Finance. 24(1):1-34 (Lead Article).

DeFond, M. L., and J. Jiambalvo. 1991. “Incidence andcircumstances of accounting errors”. The Ac-counting Review. 66 (3):643.655.

Desai, H., C. E. Hogan, and M. S. Wilkins. 2006. “TheReputational Penalty for Aggressive Account-ing: Earnings Restatements and ManagementTurnover”. Accounting Review. 81(1):83-112.

Effendi, J., A. Srivastava, and E. P. Swanson. 2007.“Why Do Corporate Managers Misstate Finan-cial Statements? The Role of Option Compen-sation and Other Factors.” Journal of Finan-cial Economics. 85:667–708.

Erickson, M., M. Han;on, and E. L. Maydew. 2006. “IsThere a Link between Executive Equity Incen-tives and Accounting Fraud?” Journal of Ac-counting Research. 44:113–43.

Farber, D. 2005. “Restoring trust after fraud: Does cor-porate governance matter?” The AccountingReview. 80:539-561.

Feldman, D. A., W. J. Reed, and M. J. Abdolmohammadi.2009. “Financial restatements, audit fees, andthe moderating effect of CFO turnover”. Audit-ing: A Journal of Practice and Theory. 28(1):205-223.

Files, R., E. Swanson, and S. Tse. 2009. “Stealth disclo-sure of accounting restatements”. The Account-ing Review. 84 (5):1495-1520.

Harris, J., and P. Bromiley. 2007. “Incentives to Cheat:The Influence of Executive Compensation andFirm Performance on Financial Misrepresenta-tion.” Organizational Science. 18:350–67.

Hennes, K., Leone, A., & Miller, B. 2008. “The Impor-tance of Distinguishing Errors from Irregulari-ties in Restatement Research: The Case of Re-statements and CEO/CFO Turnover”. The Ac-counting Review. 83(6):1487-1519.

Hribar, P., and N. T. Jenkins. 2004. “The effect of ac-counting restatements on earnings revisionsand the estimated cost of capital”. The Reviewof Accounting Studies. 9:337–356.

Page 52: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

50

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 35-50

Leone, A.J. and M. Liu. 2010. “Accounting irregulari-ties and executive turnover in founder-managedfirms”. The Accounting Review. 85:287-314.

Lin, J., Li, J. & Yang, J. 2006. “The effect of audit com-mittee performance on earnings quality”. Mana-gerial Auditing Journal. Vol. 21, No. 9:921–33.

Palmrose, Zoe-Vonna, Richardson, Vernon J., andScholz, Susan. 2004. “Determinants of MarketReactions to Restatement Announcements.”Journal of Accounting and Economics. 37:59–89.

Palmrose, Z. and S. Scholz. 2004. “The Circumstancesand Legal Consequences of Non-GAAP Re-porting: Evidence from Restatements”. Contem-porary Accounting Research”. 21(1): 139-180.

Romanus, Robin N., John J. Maher, and Damon M.Fleming. 2008. “Auditor Industry Specialization,Auditor Changes, and Accounting Restate-ments”. Accounting Horizons. 22(4):389-413.

Scholz, S., 2008. The changing nature and consequencesof public company financial restatements. TheU. S. Department of the Treasury. Available at:http://www.ustreas.gov/press/releases/hp914.htm.

Securities and Exchange Commission (SEC). 1999. Fi-nal rule: Audit committee disclosure. Washing-ton, DC: SEC.

Skinner, D., 1997. “Earnings disclosures and stockholderlawsuits”. Journal of Accounting and Econom-ics. 23:249–283.

Srinivasan, S. 2005. “Consequences of Financial Re-porting Failure for Outside Directors: Evidencefrom Accounting Restatements and Audit Com-mittee Members”. Journal of Accounting Re-search. 43(2):291-334.

Stanley, J. D., and F. T. DeZoort. 2007. “Audit firm ten-ure and financial restatements: An analysis ofindustry specialization and fee effects”. Jour-

nal of Accounting and Economics. 26(2):131-159.

Page 53: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

51

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL ..................... (Sri Langgeng Ratnasari, Budiman Christiananta dan Anis Eliyana)Vol. 23, No. 1, April 2012Hal. 51-60

ABSTRACT

This research objective is to test and analyze the influ-ence of organizational commitment and organizationculture toward lecturers’ job satisfaction and perfor-mance. Job satisfaction functions as intervening anddependent variables. Lecturers’ performance functionsas a dependent variable in this research. There are twovariables functioning as independent ones, namely, or-ganizational commitment and organization culture. Theresult of this study are organizational commitment havenot significantly influenced the job satisfaction, orga-nization culture have significantly influenced the jobsatisfaction, organizational commitment and organiza-tion culture which have not significantly influencedthe performance, and job satisfaction has significantinfluence to performance. The respondents of this re-search included 123 permanent lecturers of UniversityFoundation at Kepulauan Riau Province using techni-cal survey or census. Data was collected through ques-tionnaires and analyzed by Structural Equation Mod-eling (SEM) using AMOS 16.

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN BUDAYAORGANISASI TERHADAP KEPUASAN SERTA PRESTASI

KERJA DOSEN TETAP YAYASAN PERGURUANTINGGI SWASTA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Sri Langgeng RatnasariFakultas Ekonomi Universitas Batam

Jalan Abulyatama Nomor 5, Batam 29400

Budiman Christiananta dan Anis EliyanaDepartemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas AirlanggaJalan Airlangga Nomor 4-6, Surabaya 60286Telepon +62 31 5036584, Fax. +62 31 5026288

E-mail: [email protected]

Keywords: organizational commitment, organiza-tional culture, job satisfaction, lecturers’ performance

JEL Classification: M12, M14

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi dan perdagangan bebas, tantanganindustri, pendidikan, dan perdagangan Indonesiasemakin berat. Hal itu menuntut peningkatan dayasaing yang tinggi dan efesiensi, Untuk itu diperlukanmanajemen yang efektif, efisien, sarana, fasilitas yangberteknologi tinggi serta sumberdaya yang terampil.Efektifitas setiap organisasi sangat dipengaruhi olehperilaku manusia, karena manusia merupakansumberdaya yang umum bagi semua organisasitermasuk perguruan tinggi. Menyadari arti pentingnyasumberdaya manusia maka organisasi harus dapatmengatur dan memanfaatkan potensi sumberdayamanusia yang dimilikinya. Pemenuhan kebutuhan

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 54: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

52

JAM, Vol. 23, No. 2, April 2012: 51-60

manusia dengan baik dan secara terus menerus dapatmeningkatkan kepuasan kerja karyawan, sebaliknyaapabila karyawan suatu organisasi tidak mendapatkankepuasan maka cenderung menunjukkanketidakpuasannya dalam perilaku seperti aksidemonstrasi, mogok kerja, dan mangkir. Kepuasan kerjadapat dipandang baik sebagai independent variablemaupun sebagai dependent variable. Oleh karena itu,melakukan penelitian tentang kepuasan kerja dalamkaitannya dengan berbagai variabel lain, merupakanmenarik (Nurtjahjani, 2007). Tujuan penelitian ini untukmenguji dan menganalisis pengaruh komitmenorganisasional terhadap kepuasan kerja, pengaruhbudaya organisasi terhadap kepuasan kerja, pengaruhkomitmen organisasional terhadap prestasi kerja,pengaruh budaya organisasi terhadap prestasi kerja,dan pengaruh kepuasan kerja terhadap prestasi kerja.Istilah komitmen sering digunakan dalam percakapansehari-hari, yang biasanya berkaitan dengan hubunganantarindividu, maupun antara individu dengankelompoknya. Komitmen organisasional menurutAmilin (2008) dan Robbins (2008:101) adalah suatukeadaan seorang karyawan memihak organisasi tertentuserta tujuan-tujuan dan keinginannya untukmempertahankan keanggotaan dalam organisasitersebut. Luthans (2006:250) dan Brown (2007)menyatakan komitmen organisasi adalah sikapkaryawan terhadap organisasi secara menyeluruh.Komitmen organisasi kepada karyawan merupakanpraktik manajemen sumberdaya manusia yangmenunjukkan hubungan yang positif dengan kinerja(Pillai, 2004 dan Riaz, 2010).

Menurut Schein (2004:17), budaya organisasiadalah pola asumsi dasar yang dianut bersama olehsekelompok orang setelah sebelumnya mempelajari danmeyakini kebenaran pola asumsi tersebut sebagai carauntuk menyelesaikan berbagai persoalan yangberkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi in-ternal, sehingga pola asumsi dasar tersebut perludiajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai carauntuk berpersepsi, berpikir, dan mengungkapkanperasaannya dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan organisasi. Budaya organisasi menurutLuthans (2006:125) didefinisikan sebagai berbagaiinteraksi dari ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhikelompok-kelompok orang dalam lingkungannya.Budaya merupakan sekumpulan interaksi dari ciri-ciri

kebiasaan para anggota suatu kelompok yangmempengaruhi perilakunya (Ojo, 2009). MenurutRobbins (2008:62) dan Casida (2008), budayamerupakan sistem makna dan keyakinan bersama yangdianut oleh para anggota organisasi yang menentukancara bertindak satu terhadap yang lain dan terhadaporang luar. Budaya itu mewakili persepsi bersama yangdianut organisasi tersebut yang menentukan anggota-anggotanya harus berperilaku. Pada setiap organisasiada nilai, simbol, ritual, mitos, dan praktik-praktik yangtelah berkembang sejak lama sekali. Budaya organisasimenurut Robbins (2008:256) adalah sebuah sistemmakna bersama yang dianut oleh para anggota yangmembedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini, ketikadicermati secara lebih seksama merupakan kumpulankarakteristik kunci yang dijunjung tinggi olehorganisasi.

Kepuasan kerja menurut Wexley dan Yukl(2005:127) adalah cara seorang pekerja merasakanpekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasisikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkanatas aspek-aspek pekerjaannya yang bermacam-macam.Menurut Robbins (2008:99), kepuasan kerja dapatdidefinisikan sebagai perasaan positif tentangpekerjaan seseorang sebagai hasil sebuah evaluasikarakteristiknya. Menurut Davis dan Newstrom(2007:110), kepuasan kerja menjadi bagian darikepuasan hidup. Sifat alami lingkungan seseorangpekerjaan mempengaruhi perasaan seseorang untukberhati-hati, karena pekerjaan adalah suatu bagian yangpenting dalam hidup. Kepuasan kerja mempengaruhikepuasan hidup seseorang secara umum (Ratnasari,2011).

Kinerja diartikan sebagai prestasi kerja atauprestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.Untuk itu kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja,yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yangdicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggungjawab yangdiberikan kepadanya (Ratnasari, 2008 dan Dais, 2010).Oleh karena itu, untuk menjelaskan prestasi seseorangdalam suatu organisasi atau perusahaan lazim diguna-kan istilah kinerja karyawan. Simamora (2004:327)mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatpada tahap para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Gomes (2003:195) mengemuka-

Page 55: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

53

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL ..................... (Sri Langgeng Ratnasari, Budiman Christiananta dan Anis Eliyana)

kan definisi prestasi kerja karyawan adalah ungkapanseperti output, efisiensi serta efektivitas yang seringdihubungkan dengan produktivitas. Daft (2006:13)mendefinisikan kinerja adalah kemampuan organisasiuntuk mempertahankan tujuannya denganmenggunakan sumberdaya secara efektif dan efisien.Kemampuan ini merupakan prestasi yang telah diraiholeh para pegawai tersebut secara akumulasi menjadisuatu prestasi kerja. Kemudian prestasi kerja akanmenjadi tingkat efektivitas suatu organisasi atau kinerja.Semakin tinggi efektivitas kerjanya maka semakin tinggikinerjanya. Mangkunegara (2007:9) mendefinisikankinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerjasecara kualitas dan kuantitas yang dicapai olehseseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnyasesuai dengan tanggungjawab yang diberikankepadanya. Oleh karena itu, kinerja sumberdayamanusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja baikkualitas maupun kuantitas yang dicapai sumberdayamanusia per satuan periode waktu dalam melaksanakantugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yangdiberikan kepadanya (Mamik, 2008 dan Petronila, 2009).Berdasarkan penjelasan itu, maka disusun hipotesispenelitian:H1: Komitmen organisasional berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja.H2: Budaya organisasi berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja.H3: Komitmen organisasional berpengaruh signifikan

terhadap prestasi kerjaH4: Budaya organisasi berpengaruh signifikan

terhadap prestasi.H5: Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap

prestasi kerja.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitianini adalah explanatory research yang bertujuan untukmenganalisis hubungan-hubungan antarvariabel danmenjelaskan pengaruh antarvariabel melalui pengujianhipotesis. Variabel-variabel tersebut adalah komitmenorganisasional, budaya organisasi, dan pengaruhnyaterhadap kepuasan kerja serta prestasi kerja. Penelitianini dilakukan di Provinsi Kepulauan Riau pada 2 daerahyakni Batam dan Tanjung Pinang. Penelitian initermasuk dalam jenis penelitian survei, yaitu penelitian

yang mengambil sampel dari satu populasi danmenggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulandata yang pokok. Unit analisis penelitian ini adalahdosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau di bawah naungan KopertisWilayah X (Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan KepulauanRiau) yang sudah memiliki jabatan fungsional.Penelitian ini menggunakan data primer dan datasekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dankuesioner yang dilakukan dengan para dosen tetapyayasan yang sudah memiliki jabatan fungsional,atasan langsung (ketua program studi), dan pejabatperguruan tinggi swasta di Provinsi Kepulauan Riau.Data sekunder diperoleh dari laporan yang relevandengan penelitian serta catatan lain yang dibutuhkanuntuk analisis.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhdosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau di bawah naungan KopertisWilayah X (Sumatera Barat, Riau, Jambi dan KepulauanRiau) yang sudah mempunyai jabatan fungsionalsebanyak 123 (Dikti:2010), dari seluruh populasitersebut dijadikan sampel. Variabel yang digunakandalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel yaitu 1)komitmen organisasional adalah komitmen afektif,perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinandalam nilai-nilainya, komitmen berkelanjutan, nilaiekonomi yang dirasa lebih baik bertahan dalam suatuorganisasi apabila dibandingkan dengan meninggalkanorganisasi tersebut dan komitmen normatif, kewajibanuntuk bertahan dalam organisasi untuk alasan-alasanmoral atau etis; 2) budaya organisasi adalah sebuahsistem makna bersama yang dianut oleh para anggotayang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Faktor adalah inovasi, perhatianpada hal-hal rinci, orientasi hasil, orientasi orang,orientasi tim, keagresifan dan stabilitas; 3) kepuasankerja adalah suatu sikap umum seorang individuterhadap pekerjaannya yang meliputi gaji, pekerjaanitu sendiri, promosi, supervisi, kelompok kerja, dankondisi kerja; dan 4) prestasi kerja adalah ungkapanseperti output, efisiensi serta efektivitas yang seringdihubungkan dengan produktivitas. Analisis datadilakukan dengan menggunakan model persamaanstruktural Structural Equation Modelling (SEM)dengan menggunakan AMOS (Analysis of MomentStructure) versi 16 (Ghozali, 2008).

Page 56: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

54

JAM, Vol. 23, No. 2, April 2012: 51-60

HASIL PENELITIAN

Responden terdiri dari 123 responden, terdiri dari 55wanita dan 68 pria. Pendidikan responden sebagianbesar adalah magister (S2) sebanyak 68 orang, sarjana(S1) sebanyak 43 orang, dan doktor (S3) sebanyak 12orang. Berdasarkan deskripsi tersebut dapatdisimpulkan bahwa dosen tetap yayasan perguruantinggi swasta di bawah naungan Kopertis Wilayah Xyang sudah memiliki jabatan fungsional dosen yangmenjadi responden sebagian besar adalahberpendidikan Master, sesuai persyaratan pendidikanminimal dosen seperti yang tercantum pada Undang-Undang Guru dan Dosen.

Pengujian hipotesis ini adalah denganmenganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan nilai Prob-ability (P) hasil olah data, dibandingkan denganbatasan statistik yang disyaratkan, yaitu di atas 1,96untuk nilai CR dan di bawah 0,05 untuk nilai P(probabilitas). Apabila hasil olah data menunjukkannilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesispenelitian yang diajukan dapat diterima. Secaraterperinci pengujian hipotesis penelitian akan dibahassecara bertahap sesuai dengan hipotesis yang telahdiajukan. Pada penelitian ini diajukan lima hipotesisyang hasil pengujian disajikan sebagai berikut.

Hasil pengujian hipotesis 1 bahwa komitmenorganisasional berpengaruh positif dan signifikanterhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil pengolahandata diketahui bahwa nilai CR pengaruh komitmenorganisasional terhadap kepuasan kerja adalah sebesar1,692 dengan p-value sebesar 0,091. Hal inimenunjukkan bahwa komitmen organisasionalberpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja,

sehingga hipotesis 1 ditolak. Hasil pengujian hipotesis2 bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dansignifikan terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasilpengolahan data diketahui bahwa nilai CR padapengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan adalahsebesar 2,740 dengan p-value sebesar 0,006. Hasil darikedua nilai ini memberikan informasi bahwa budayaorganisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasankerja, sehingga hipotesis 2 diterima. Hasil pengujianhipotesis 3 bahwa komitmen organisasionalberpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasikerja. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahuibahwa nilai CR pada pengaruh komitmen organisasionalterhadap prestasi kerja adalah 0,362 dengan p-valuesebesar 0,717. Hasil dari kedua nilai ini memberikaninformasi bahwa hipotesis komitmen organisasionalberpengaruh tidak signifikan terhadap prestasi kerja,sehingga hipotesis 3 ditolak. Hasil pengujian hipotesis4 bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dansignifikan terhadap prestasi kerja. Berdasarkan hasilpengolahan data diketahui bahwa nilai CR pengaruhbudaya organisasi terhadap prestasi kerja adalahsebesar 0,511 dengan p-value sebesar 0,609. Hal inimenunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruhtidak signifikan terhadap prestasi kerja, sehinggahipotesis 4 ditolak. Hasil pengujian hipotesis 5 bahwakepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikanterhadap prestasi kerja. Berdasarkan hasil pengolahandata diketahui bahwa nilai CR pengaruh kepuasan kerjaterhadap prestasi kerja adalah sebesar 6,606 dengan p-value sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwakepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadapprestasi kerja, sehingga hipotesis 5 diterima.

Tabel 1Hasil Pengujian Hipotesis

Hubungan Antarvariabel Estimate S.E. C.R. p-value Keterangan

Kepuas <−−− Komit 0,119 0,070 1,692 0,091 Tidak SignifikanKepuas <−−− Budaya 2,214 0,808 2,740 0,006 SignifikanPrestasi <−−− Komit 0,029 0,080 0,362 0,717 Tidak SignifikanPrestasi <−−− Budaya 0,313 0,612 0,511 0,609 Tidak SignifikanPrestasi <−−− Kepuas 0,548 0,083 6,606 *** Signifikan

Sumber: Data diolah.

Page 57: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

55

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL ..................... (Sri Langgeng Ratnasari, Budiman Christiananta dan Anis Eliyana)

PEMBAHASAN

Komitmen dipandang sebagai suatu orientasi nilaiterhadap organisasi yang menunjukkan individu sangatmemikirkan dan mengutamakan pekerjaan sertaorganisasinya. Individu akan berusaha memberikansegala usaha yang dimilikinya dalam rangka membantuorganisasi mencapai tujuannya. (Emery, 2007).Komitmen dalam penelitian ini terdiri dari tigakomponen, yaitu komitmen afektif, komitmenkontinuans, dan komitmen normatif, yang masing-masing memiliki faktor pembentuk yang berbeda (Meyerdan Allen, 1997 serta Carmeli, 2004). Hasil pengujianmenunjukkan bahwa komitmen organisasionalberpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerjadosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau, dikarenakan sebagian besardosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau memiliki profesi ganda, selainsebagai dosen tetap yayasan juga bekerja diperusahaan. Penghasilan yang diperoleh dari bekerjadi perusahaan jauh lebih besar dari penghasilan yangdiperoleh sebagai dosen tetap yayasan, sehinggakomitmen organisasional pada perguruan tinggi lemah.Namun demikian tetap memiliki kepuasan kerja yangtinggi, artinya dosen memiliki sikap yang baik dan rasayang senang dalam menjalankan tugasnya (Pillai, 2004dan Lo, 2009).

Di antara tiga indikator yang membangunvariabel komitmen organisasional tersebut, baikberdasarkan nilai rata-rata jawaban maupun nilai load-ing factor yang diperoleh masing-masing adalah 0,769untuk komitmen afektif (X1.1), 0,446 untuk komitmenkontinuans (X1.2), dan 0,935 untuk komitmen normatif(X1.3) semuanya memberikan kontribusi positif dansignifikan. Besarnya pengaruh setiap indikator tersebutkomitmen normatif (X1.3) memberikan pengaruhdominan terhadap terbentuknya variabel komitmenorganisasional, sedangkan indikator yang memberikankontribusi terkecil adalah komitmen kontinuans (X1.2).Hal ini pada kenyataannya adalah pada umumnyadosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau yang sudah memiliki jabatanfungsional memiliki komitmen afektif yang tinggikhususnya pada indikator keterikatan emosional,sebagai bagian dari satu keluarga di perguruan tinggi,memiliki komitmen normatif yang cukup tinggi juga,

dan memiliki komitmen kontinuans yang lebih rendah.Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitianCahyasumirat (2006) yang menyatakan bahwa tidak adapengaruh antara komitmen organisasi terhadapkepuasan kerja.

Budaya organisasi adalah sebuah sistem maknabersama yang dianut oleh para anggota yangmembedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Indikator-indikator yang diukurdalam variabel ini adalah inovasi, perhatian pada hal-hal rinci, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim,keagresifan, dan stabilitas (Fey, 2003 serta Robbins,2008). Hasil pengujian menunjukkan bahwa budayaorganisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasankerja dosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau, meskipun sebagian besardosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau memiliki profesi ganda, selainsebagai dosen tetap yayasan juga bekerja diperusahaan. Dengan demikian, secara otomatis dosenmemiliki dua budaya organisasi perusahaan dan budayaorganisasi perguruan tinggi.

Berdasarkan hasil studi tersebut budayaorganisasi perguruan tingginya juga kuat. Di antaratujuh indikator yang membangun variabel budayaorganisasi tersebut, baik berdasarkan nilai rata-ratajawaban maupun nilai loading factor yang diperolehmasing-masing adalah 0,813 untuk inovasi (X2.1), 0,742untuk perhatian pada hal-hal rinci (X2.2), 0,204 untukorientasi hasil (X2.3), 0,722 untuk orientasi orang(X2.4), 0,848 untuk orientasi tim (X2.5), 0,822 untukkeagresifan (X2.6), dan 0,583 untuk stabilitas (X2.7)semuanya memberikan kontribusi positif dan signifikan.Besarnya pengaruh setiap indikator tersebut orientasitim (X2.5) memberikan pengaruh dominan terhadapterbentuknya variabel budaya organisasi, sedangkanindikator yang memberikan kontribusi terkecil adalahorientasi hasil (X2.3). Hal ini pada kenyataannya adalahpada umumnya dosen tetap yayasan perguruan tinggiswasta di Provinsi Kepulauan Riau yang sudah memilikijabatan fungsional dalam melaksanakan tugasnyadengan optimal memerlukan dukungan budayaorganisasi berupa orientasi tim, keagresifan, inovasi,perhatian pada hal-hal rinci, orientasi orang, stabilitas,dan orientasi hasil (Muriman, 2008). Kondisi tersebutapabila secara kontinyu dilakukan dosen tetap yayasanmaka akan berpengaruh terhadap budaya organisasi

Page 58: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

56

JAM, Vol. 23, No. 2, April 2012: 51-60

yang dimilikinya menjadi semakin kuat, sehingga padaakhirnya budaya organisasi yang kuat akanmeningkatkan kepuasan kerjanya.

Pada dasarnya, budaya kuat dapat menguatkannilai dan perilaku yang diinginkan serta dapatmengurangi tindakan-tindakan seseorang yang tidakdiinginkan dan menyimpang dari kesepakatan bersamatentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidakboleh dilakukan. Tidak diragukan lagi apabila budayaberpengaruh terhadap kepuasan kerja, karenaseseorang akan merasa puas bekerja apabila segala apayang diyakini pada dirinya maupun kelompok yang adabenar-benar dapat mencerminkan kehidupan yangnyaman pada lingkungan yang ada (Fisher, 2003).Komitmen terhadap organisasi adalah rasa keterikatanseseorang kepada organisasi, termasuk perasaanketerlibatan dalam pekerjaan, loyalitas, dankepercayaan pada nilai-nilai organisasi. Terdapat tigaproses atau tahapan pembentukan komitmenorganisasi, yaitu compliance, identification, dan in-ternalization. Pada tahap pertama, compliance,seseorang menerima pengaruh dari orang lain, karenasuatu alasan misalnya pembayaran. Tahapan kedua,identification, adalah ketika seseorang menerimapengaruh orang lain dengan tujuan untuk menjagasesuatu yang memuaskan orang lain, mendefinisikanhubungan. Orang-orang merasa bangga menjadibagian dari perusahaan. Tahapan akhir komitmen adalahinternalization, yaitu individu menemukan nilai-nilaiorganisasi secara intrinsik memberikan imbalan dan nilai-nilai organisasi tersebut sesuai dengan nilai-nilai per-sonal.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa komitmenorganisasional berpengaruh tidak signifikan terhadapprestasi kerja dosen tetap yayasan perguruan tinggiswasta di Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini dikarenakandosen yayasan perguruan tinggi swasta di ProvinsiKepulauan Riau memiliki profesi ganda di manakomitmen organisasional di Perguruan Tinggi lebihlemah dibandingkan komitmen organisasional diperusahaan, meskipun dosen tetap memiliki prestasikerja yang tinggi dapat dilihat dari penilaian ketua pro-gram studi sebagai pejabat penilainya. Komitmenorganisasional dosen tetap yayasan perguruan tinggiswasta di Provinsi Kepulauan Riau pada perguruantinggi lebih lemah dibandingkan komitmenorganisasional pada perusahaan, karena sistem

penggajian yang sangat jauh berbeda. Hasil penelitianini berbeda dengan penelitian lain yang menyatakanbahwa prestasi kerja seorang karyawan ditentukan olehkemampuan atau kompetensi, upaya atau effort yangdiberikan karyawan, dan kesempatan untukmenghasilkan prestasi kerja yang tinggi. Komitmenorganisasional merupakan salah satu unsur dalamprestasi kerja.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa komitmenorganisasional berpengaruh tidak signifikan terhadapprestasi kerja dosen tetap yayasan perguruan tinggiswasta di Provinsi Kepulauan Riau, karena sebagianbesar dosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau memiliki profesi ganda,sebagai dosen tetap yayasan dan juga bekerja diperusahaan. Dengan demikian, dosen memiliki duakomitmen organisasional pada perusahaan danperguruan tinggi, dengan hasil studi komitmenorganisasional pada perguruan tinggi lemah.

Hubungan antara komitmen organisasionaldengan kinerja karyawan menunjukkan hasil yangberbeda berkaitan dengan siapa yang melakukanpenilaian kinerja. Hubungan positif ditemukan antarakomitmen organisasional dengan kinerja karyawanyang diukur dengan self-report, namun beberapapenelitian menunjukkan tidak signifikan apabilapenilaian dilakukan oleh atasan atau supervisor (Ismail,2009). Hubungan antara komitmen organisasionaldengan kinerja karyawan yang tidak signifikan menurutDeCotiis and Summers disebabkan karena karyawantidak memiliki kontrol yang cukup kuat terhadap hasilpekerjaannya. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitianbahwa komitmen organisasional memiliki hubunganyang signifikan dengan pengendalian biaya, tetapi tidaksignifikan dengan kinerja karyawan berdasarkanpenilaian supervisor, (Meyer dan Allen, 1997).

Pengaruh komitmen organisasional terhadapprestasi kerja dosen tetap yayasan perguruan tinggiswasta di Provinsi Kepulauan Riau dalam penelitian iniberpengaruh tidak signifikan, namun komitmenorganisasional sangat penting dimiliki oleh dosen.Dosen yang memiliki keahlian dan pengetahuan yangluas di bidang pendidikan tinggi, akan memilikikesempatan untuk pindah ke perguruan tinggi lainuntuk mendapatkan jabatan dan gaji yang lebih tinggi.Pengetahuan dan keahlian di bidang pendidikan tinggidiperoleh dosen melalui pengembangan berupa

Page 59: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

57

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL ..................... (Sri Langgeng Ratnasari, Budiman Christiananta dan Anis Eliyana)

pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan selamabekerja di perguruan tinggi. Perguruan tinggi akanmengalami kerugian apabila dosen yang sudah memilikikompetensi tinggi kemudian pindah ke perguruan tinggilain. Komitmen organisasional penting dimiliki paradosen tetap yayasan karena meskipun berpengaruhtidak signifikan terhadap prestasi kerja, komitmensangat penting agar perguruan tinggi didukung olehdosen yang berkompetensi dan berkomitmen (Riaz, 2010serta Ratnasari, 2008 dan 2011).

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa budayaorganisasi tidak berpengaruh signifikan terhadapprestasi kerja dosen tetap yayasan perguruan tinggiswasta di Provinsi Kepulauan Riau, karena sebagianbesar dosen tetap yayasan perguruan tinggi swastabekerja di perusahaan lain yang budaya organisasinyalebih kuat dibandingkan budaya organisasi perguruantinggi. Namun demikian hasil penelitian ini menyatakanbahwa prestasi kerja dosen tinggi. Secara langsung,variabel budaya organisasi berpengaruh tidaksignifikan terhadap prestasi kerja, namun dengan peranmediasi variabel kepuasan kerja budaya organisasiberpengaruh signifikan dan positif terhadap prestasikerja melalui kepuasan kerja sebagai intervening vari-able. Dengan demikian, dapat dikatakan apabila budayaorganisasi semakin baik, maka akan semakin mampumemperbaiki kepuasan kerja dan pada akhirnya akanmeningkatkan prestasi kerjanya. Budaya organisasiyang ada di perguruan tinggi swasta di ProvinsiKepulauan Riau berdasarkan hasil penelitian berintikanpada indikator dari budaya organisasi yang memilikinilai rata-rata skor 3,283. Berarti, budaya organisasi diperguruan tinggi swasta di Provinsi Kepulauan Riaudipersepsikan dosen cukup baik, tetapi belum mampumempengaruhi prestasi kerja secara signifikan.

Hasil penelitian menyatakan bahwa kepuasankerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerjadosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau. Kepuasan kerja dosen tetapyayasan perguruan tinggi swasta di Provinsi KepulauanRiau membawa dampak pada peningkatan prestasikerjanya, dan untuk mencapai kinerja yang optimaldosen harus bekerjasama dengan dosen lain ataukelompok kerja dalam tugas sehari-hari. Apabilapersaingan kerja pada kelompok kerjanya sehat, salingmenghormati hak-hak individu masing-masing, dankekompakan tim dalam hal yang berkaitan dengan

kepentingan kerja baik maka kepuasan kerjanya tinggidan akan meningkatkan prestasi kerjanya (Ilies, 2004dan Petronila, 2009). Di antara enam indikator yangmembangun variabel kepuasan kerja, baik berdasarkannilai rata-rata jawaban maupun nilai loading factordiperoleh masing-masing 0,669 untuk gaji (Y1.1), 0,461untuk pekerjaan itu sendiri (Y1.2), 0,790 untuk promosi(Y1.3), 0,816 untuk supervisi (Y1.4), 0,828 untukkelompok kerja (Y1.5), dan 0,385 untuk kondisi kerja(Y1.6). Semuanya memberikan kontribusi positif dansignifikan.

Besarnya pengaruh setiap indikator kelompokkerja (Y1.5) memberikan pengaruh dominan terhadapterbentuknya variabel kepuasan kerja, sedangkanindikator yang memberikan kontribusi terkecil adalahkondisi kerja (Y1.6). Hal ini terjadi karena dosen tetapyayasan perguruan tinggi swasta di Provinsi KepulauanRiau yang sudah memiliki jabatan fungsional dalammelaksanakan tugasnya dengan optimal memerlukankepuasan kerja dengan indikator yangmempengaruhinya, yaitu supervisi, kelompok kerja,promosi, gaji, pekerjaan itu sendiri, dan kondisi kerja(Mamik, 2008 dan Musafir, 2009).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasandisimpulkan bahwa 1) komitmen organisasionalberpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerjadosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau; 2) budaya organisasiberpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dosentetap yayasan perguruan tinggi swasta di ProvinsiKepulauan Riau; 3) komitmen organisasionalberpengaruh tidak signifikan terhadap prestasi kerjadosen tetap yayasan perguruan tinggi swasta diProvinsi Kepulauan Riau; 4) budaya organisasiberpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja dosentetap yayasan perguruan tinggi swasta di ProvinsiKepulauan Riau; 5) kepuasan kerja berpengaruhsignifikan terhadap prestasi kerja dosen tetap yayasanperguruan tinggi swasta di Provinsi Kepulauan Riau;dan 6) komitmen organisasional berpengaruh tidaksignifikan terhadap kepuasan kerja, budaya organisasiberpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja,

Page 60: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

58

JAM, Vol. 23, No. 2, April 2012: 51-60

komitmen organisasional, dan budaya organisasiberpengaruh tidak signifikan terhadap prestasi kerja,serta kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadapprestasi kerja.

Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian yang telahdiuraikan tersebut dapat disampaikan saran, yaituperguruan tinggi swasta di Provinsi Kepulauan Riauhendaknya memberikan kesempatan kepada dosenyang memiliki jabatan fungsional dosen untukmelanjutkan studi sesuai dengan bidangnya agarkomitmen organisasional meningkat dan memperkuatbudaya organisasi secara kontinyu untuk meningkatnyaprestasi kerja dosen.

DAFTAR PUSTAKA

Amilin dan Dewi Rosita. 2008. “Pengaruh KomitmenOrganisasi Terhadap Kepuasan Kerja AkuntanPublik dengan Role Stress sebagai VariabelModerating”. Jurnal AAI. Vol. 12, No. 1:13-24.

Brown, Donna dan Sargeant, Marcel A. 2007. “Job Sat-isfaction, Organizational Commitment, and Re-ligious Commitment of Full-Time UniversityEmployees”. Journal of Research on ChristianEducation. Vol. 16, No. 2:211-241.

Cahyasumirat, Gunawan. 2006. PengaruhProfesionalisme dan Komitmen OrganisasiTerhadap Kinerja Internal Auditor, denganKepuasan Kerja Sebagai Variabel Interven-ing (Studi Empiris Pada Internal Auditor BankABC). Tesis. Semarang: Program Studi Magis-ter Sains Akuntansi Program Pascasarjana Uni-versitas Diponegoro.

Carmeli, Abraham dan Anat Freud, 2004. “Work Com-mitment, Job Satisfaction, and Job Performance:An Empirical Investigation”. InternationalJournal of Organization Theory and Behav-ior. Fall 2004.Vol 7, No. 3:289-309.

Casida, Jesus dan Genevieve Pinto-Zipp. 2008. “Lead-ership and Organizational Culture Relationshipin Nursing Units of Acute Care Hospitals”. Jour-nal of Nursing Economics. Vol. 26, No.1: 7-15.

Daft, Richard L. 2006. Organization Theory and De-sign. Eight Edition, South Western: Thomson.

Dais, M. Chairul., 2010. “Pengaruh KepuasanKompensasi Pada Perilaku Melayani danDampaknya Pada Kinerja Karyawan”. JurnalEkonomi dan Bisnis. Vol. 4, No. 3, November2010:85-199.

Davis, Keith dan John W. Newstroom. 2007. PerilakuDalam Organisasi. Jilid 1 dan 2, PenerjemahAgus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Emery, Charles R., dan Katherine J. Barker. 2007. “TheEffect of Transactional and TransformationalLeadership Style on the Organization Commit-ment and Job Satisfaction of Customer ContactPersonnel”. Journal of Organizational Culture,Communication and Conflict. Vol.11, No.1:77-87.

Fey, Carl F., dan Daniel R. Denisson. 2003. “Organiza-tion Culture and Effectiveness: Can AmericanTheory Be Applied in Russia?” Journal of Or-ganization Science. Vol.14, No.6:686-706.

Fisher, Cyntia D. 2003. “Why do lay people believethat satisfaction and performance are corre-lated?. Possible sources of a commonsensetheory”. Journal of Organization Behavior. Vol.24. No. 5:753-777.

Ghozali, Imam. 2008. Model Persamaan StrukturalKonsep & Aplikasi dengan Program AMOS16.0. Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.

Gomes, Faustino Cardoso, 2003. Manajemen SumberDaya Manusia. Terjemahan, Yogjakarta: AndiOffset.

Page 61: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

59

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL ..................... (Sri Langgeng Ratnasari, Budiman Christiananta dan Anis Eliyana)

Ilies R., Judge TA. 2004. “An Experience-SamplingMeasure of Job Satisfaction and Its Relation-ship with Affectivity, Mood at Work, Job Re-liefs, and General Job Satisfaction”. EuropeanJournal of Work and Organizational Psychol-ogy. Vol 13:367-389.

Ismail, Azman, Nur Baizura Natasha Abidin, dan RabaahTudin. 2009. “Relationship Between Transfor-mational Leadership, Empowerment andFollower’s Performance: An Empirical Study inMalaysia”. Journal of Revisinegotiation. Vol.13,No.5:5-22.

Lo, May Chun, T. Ramayah, dan Hi Wei Min. 2009.“Leadership Style and Organization Commit-ment: A Test on Malaysia Manufacturing In-dustry”. African Journal of Marketing Man-agement. Vol.1, No.6:133-139.

Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi. PenerjemahVivin Andhika Yuwono, Shekar Purwanti, Th.Arie P, dan Winong Rosari, Edisi Sepuluh,Yogyakarta: Andi.

Mamik, Siti Surasri, Sunarti. 2008. “PengaruhKedisiplinan, Motivasi Kerja dan KomitmenOrganisasi Terhadap Kepuasan KerjaKaryawan”. Jurnal Administrasi KebijakanKesehatan. Vol. 6, No. 2:93-98.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Evaluasi KinerjaSDM. Bandung: PT Refika Aditama.

Meyer, J.P., dan N.J., Allen. 1991. “A Three-Compo-nent Conceptualization of Organizational Com-mitment”. Human Resource Management Re-view. Vol.1, No.1:61-89.

Muriman, Chairul., Idrus, M. S., Thoyib, Armanu. 2008.“Pengaruh Budaya Organisasi dan Stressterhadap Komitmen Organisasional danKepuasan Kerja (Studi di Kepolisian NegaraRepublik Indonesia, Sektor Kepolisian NegaraRepublik Indonesia Daerah Jawa Timur)”.Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 6. No. 1:257-272.

Musafir. 2009. “Pengaruh Pelatihan dan MotivasiTerhadap Kinerja Pegawai Pelabuhan Indone-sia IV Gorontalo”. Jurnal Ichsan Gorontalo.Vol. 4, No.2, Edisi Mei-Juli 2009:2371-2385.

Nurtjahjani, Fulichis., Masreviastuti. 2007. “AnalisaPengaruh Budaya Organisasi TerhadapKepuasan Kerja dan Pengaruhnya Pada KinerjaKaryawan (Studi Pada Lembaga PerbankanSyariah di Malang)”. Jurnal Arthavidya. Vol. 8,No. 1:152-162.

Ojo, Olu. 2009. “Impact of Assesment of CorporateCulture On Employee Job Performance”. Busi-ness Intelligence Journal. Vol.2, No.2:388-397.

Pillai, Rajnandini dan Ethyn Williams. 2004. “Transfor-mational Leadership, Self Efficacy, Group Co-hesiveness, Commitment, and Performance”.Journal of Organizational Change Manage-ment. Vol.2, No.17:144-159.

Petronila, Thio, Anastasia Tjendra Vennylia, danHartiningsih Lina. 2009. “Pengaruh KomitmenOrganisasi, Konflik Peran Terhadap TurnoverIntention dengan Kepuasan Kerja”. JurnalAkuntabilitas. Vol. 8, No. 2: 137-147.

Ratnasari, Sri Langgeng. 2008. “Pengaruh Organiza-tional Citizenship Behavior Terhadap KinerjaAnggota Kepolisian”. Jurnal Ekonomika-Bisnis.Vol. 01, No.2, Juni 2008:145-158.

Ratnasari, Sri Langgeng. 2011. “Pengaruh KepuasanKerja Terhadap Prestasi Kerja KaryawanDepartemen Produksi PT X (Persero) Surabaya”.Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 5, No.3, Novem-ber 2011:245-251.

Riaz, Tabassum, Muhammad Umair Akram, dan HassanIjaz. 2010. “Impact of Transformational Leader-ship Style on Affective Employees’ Commitment:An Empirical Study of Banking Sector inIslammabad Pakistan”. Journal of Commerce.Vol.3, No.1:43-51.

Page 62: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

60

JAM, Vol. 23, No. 2, April 2012: 51-60

Robbins, P. Stephen, dan Judge, A. Timothy. 2008.Perilaku Organisasi, Alih Bahasa Diana An-gelica. Edisi Keduabelas. Jilid 1 dan 2, Jakarta:Salemba Empat.

Schein, E.H. 2004. Organizational Culture and Rela-tionship. San Fransisco: Jossey-Bass Inc.

Simamora, Hendry. 2004. Manajemen Sumber DayaManusia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Wexley, Kenneth N and Yukl, Gary A. 2005. PerilakuOrganisasi dan Psikologi Personalia. AlihBahasa Muh. Shobaruddin. Jakarta: PT. RinekaCipta.

www.dikti.go.id sub sistem EPSBED (Evaluasi Pro-gram Studi Berbasis Evaluasi Diri), Dikti 2010diakses 1 Juli 2010.

Page 63: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

61

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

Vol. 23, No. 1, April 2012Hal. 61-78

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the effect ofcorporate governance mechanisms, audit quality, andvoluntary disclosure on real activities manipulation.Corporate governance mechanisms was proxied withfive variables: the proportion of managerial ownership,the proportion of domestic institutional ownership, theproportion of public ownership, the proportion of in-dependent commissioners, and the proportion of auditcommittee. Audit quality was proxied with KAP bigfour and non big four. Voluntary disclosure index mea-surement is done by developing a voluntary disclo-sure of a list of items. To control the data used twocontrol variables, namely total assets and leverage ra-tio. This study used a sample of manufacturing com-panies listed on the Indonesia Stock Exchange withthe observation period in 2008. The amount of dataobtained as much as 94. Testing the hypothesis in thisstudy using multiple regression statistical analysis. Thestudy produced some empirical evidence, 1) the pro-portion of managerial ownership negatively affect realactivities manipulation; 2) the proportion of domesticinstitutional ownership negatively affect real activitymanipulation; 3) the study failed to prove that the pro-portion of public ownership have a negative influenceon real activity manipulation; 4) the study failed toprove that the proportion of independent commission-ers negatively affect real activity manipulation; 5) thestudy failed to prove that the proportion of audit com-mittee adversely affect real activity manipulation; 6)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE,KUALITAS AUDIT, DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA

TERHADAP MANIPULASI AKTIVITAS RIIL

Dody HapsoroSTIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan, Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

the study failed to prove that the audit quality nega-tively affect real activities manipulation; and 7) thestudy proved that the voluntary disclosure negativelyaffect real activity manipulation.

Keywords: corporate governance mechanisms, qual-ity audits, voluntary disclosure, and real activities ma-nipulation

JEL Classification: M42

PENDAHULUAN

Menurut Jensen and Meckling (1976), hubungankeagenan muncul ketika satu orang atau lebih (prinsipal)mempekerjakan orang lain (agen) yang bertindak atasnama dan untuk kepentingan prinsipal, sehingga atastindakannya tersebut agen mendapatkan imbalantertentu. Hubungan tersebut biasanya dinyatakandalam bentuk kontrak. Pada teori agensi yang disebutprinsipal adalah pemegang saham dan yang dimaksudagen adalah manajemen yang mengelola perusahaan.Teori agensi memiliki asumsi bahwa masing-masingindividu terobsesi dengan kepentingannya sendiri,sehingga menimbulkan konflik kepentingan antaraprinsipal dengan agen. Pemilik perusahaanmengharapkan agar manajemen bertindak profesionaldalam mengelola perusahaan dan setiap keputusanyang diambil manajemen didasarkan pada kepentingan

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 64: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

62

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

pemegang saham, serta sumber daya yang ada semata-mata digunakan untuk kepentingan pertumbuhan nilaiperusahaan (Hapsoro, 2006). Sebagai agen, manajersecara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkankeuntungan para pemilik perusahaan (prinsipal), namundisisi lain manajer juga mempunyai kepentinganmemaksimumkan kesejahteraan mereka sendiri. Sepertidikemukakan oleh Shleifer and Vishny (1997), padakenyataannya pihak pengelola (manajer) tidak selaluberperilaku dan bertindak sesuai dengan kepentinganterbaik pemilik. Sehingga ada kemungkinan besar agentidak selalu bertindak untuk kepentingan prinsipal(Jensen and Meckling, 1976).

Asimetri informasi antara manajemen (agen)dengan pemilik perusahaan (prinsipal) memberikesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis,yaitu memperoleh keuntungan pribadi. Dalam halpelaporan keuangan, manajer dapat melakukanmanajemen laba untuk menyesatkan pemilik (pemegangsaham) mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Tujuanmanajemen laba adalah cukup komprehensif, yaitumencakup banyak aspek dalam perusahaan baik demikeuntungan pribadi manajer maupun perusahaan secarakeseluruhan (Gumanti, 2003).

Belum ada definisi yang jelas tentangmanajemen laba. Para peneliti memberi definisinyamasing-masing. Menurut Healy and Wahlen (1999),manajemen laba adalah penataan laba yang dilakukanketika manajer menggunakan pertimbangannya dalamlaporan keuangan dan penyusunan transaksi alternatifuntuk mengubah laporan keuangan dengan tujuanuntuk memberi petunjuk yang salah kepada stakehold-ers mengenai kinerja ekonomi perusahaan atau untukmempengaruhi hasil kontrak yang tergantung padaangka akuntansi yang dilaporkan.

Ada berbagai motivasi yang mendorongdilakukannya manajemen laba. Positive AccountingTheory (PAT) membagi motivasi manajemen labamenjadi tiga. Pertama, the bonus plan hypothesis yangmenyatakan bahwa manajer pada perusahaan denganbonus plan cenderung menggunakan metode akuntansiyang akan meningkatkan income saat ini. Kedua, thedebt to equity hypothesis (debt covenant hypothesis)yang menyebutkan bahwa pada perusahaan yangmempunyai rasio debt to equity besar maka manajerperusahaan cenderung menggunakan metodeakuntansi yang akan meningkatkan pendapatan

maupun laba. Ketiga, political cost hypothesis yangmenyatakan bahwa pada perusahaan besar, yangkegiatan operasinya menyentuh sebagian besarmasyarakat akan cenderung untuk mengurangi labayang dilaporkan (Watts and Zimmerman, 1986).

Menurut Healy and Wahlen (1999), terdapat tigafaktor pendorong terjadinya manajemen laba padasuatu perusahan. Pertama, capital market motivationsyang banyak disebabkan oleh adanya anggapan umumbahwa angka-angka akuntansi, khususnya laba,merupakan salah satu sumber informasi penting yangdigunakan oleh investor dalam menilai harga saham.Kedua, contracting motivations yang dikaitkandengan kegunaan data akuntansi dalam membantumemonitor dan meregulasi kontrak antara perusahaandan pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakehold-ers). Ketiga, regulatory motivations yang menyatakanbahwa perhatian terhadap manajemen laba menjadipenting bagi para penetap standar (standard setter)karena dua alasan, yaitu manajemen laba dapatmengarah kepada penyajian laporan keuangan yangtidak benar dan pada akhirnya dapat mempengaruhialokasi sumber-sumber yang ada

Roychowdhury (2003) menyatakan bahwa salahsatu cara dalam manajemen laba adalah denganmanipulasi akrual murni (pure accrual manipulation)yang tidak mempengaruhi arus kas secara langsung,untuk selanjutnya disebut sebagai manipulasi akrual.Manipulasi akrual dilakukan pada akhir periode ketikamanajer mengetahui laba sebelum direkayasa. Olehkarena itu, manajer dapat mengetahui seberapa besarmanipulasi yang diperlukan agar target laba tercapai.Namun, manipulasi akrual dibatasi oleh operasi bisnisdan manipulasi akrual di tahun-tahun sebelumnya(Ewert and Wegenhofer, 2005). Selain itu, manipulasiakrual dapat dideteksi oleh auditor, investor ataupunbadan pemerintah sehingga dapat berdampak padaharga saham bahkan dapat menyebabkankebangkrutan.

Manajer juga memiliki dorongan untukmemanipulasi aktivitas riil (real activities manipula-tions) selama tahun anggaran untuk memenuhi targetlaba tertentu. Manipulasi aktivitas riil mempengaruhialiran kas dan dalam kasus tertentu juga mempengaruhiakrual (Roychowdhury, 2006). Manipulasi aktivitas riilterjadi sepanjang periode akuntansi dengan tujuanspesifik yaitu memenuhi target laba tertentu,

Page 65: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

63

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

menghindari kerugian, dan mencapai target analystforecast. Roychowdhury (2006) mendefinisi manipulasiaktivitas riil sebagai penyimpangan dari aktivitasoperasi normal yang didorong oleh keinginan manajeruntuk menyesatkan stakeholders sehingga percayabahwa beberapa tujuan laporan keuangan telahterpenuhi dengan operasi normal.

Corporate governance merupakan seperangkatperaturan yang mengatur hubungan antara pemegangsaham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihakkreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegangkepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitandengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengankata lain corporate governance merupakan suatusistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan(FCGI, 2001). Sedangkan tujuan corporate governanceadalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihakyang berkepentingan (stakeholders).

Menurut Lins and Warnock dalam Hapsoro(2006), mekanisme yang dapat mengendalikan perilakumanajemen (mekanisme corporate governance) dapatdiklasifikasi kedalam dua kelompok. Pertama, mekanismeinternal spesifik perusahaan, yang terdiri atas strukturkepemilikan perusahaan dan struktur pengelolaan/pengendalian perusahaan. Kedua, mekanisme eksternalspesifik negara, yang terdiri atas aturan hukum danpasar pengendali korporat. Penting bagi perusahaanuntuk menerapkan good corporate governance, karenagood corporate governance memfasilitasi adanyasistem check and balance serta didukung transparasiyang memungkinkan dilakukannya pengawasan olehberbagai pihak untuk meminimalkan risikopenyalahgunaan kewenangan dan melindungi semuapemangku kepentingan (Daniri, 2008).

Selain corporate governance, auditing jugadapat mengurangi asimetri informasi yang ada antaramanajemen dan stakeholders perusahaan. Auditingmemungkinkan pihak di luar perusahaan memverifikasivaliditas laporan keuangan. Keefektifan auditing dankemampuannya untuk mencegah manajemen laba akantergantung pada kualitas auditor. Dibandingkan denganauditor berkualitas rendah, auditor berkualitas tinggilebih mempunyai kemampuan untuk mendeteksi praktik-praktik akuntansi yang dipertanyakan dan ketika praktiktersebut terdeteksi, maka auditor akan mengeluarkanpendapat selain pendapat wajar tanpa perkecualiandalam laporan audit mereka (Ardiati, 2003). Oleh karena

itu, auditing yang berkualitas tinggi bertindak sebagaipencegah manajemen laba yang efektif, karena reputasimanajemen akan hancur dan nilai perusahaan akanturun apabila pelaporan yang salah ini terdeteksi danterungkap oleh auditor. Menurut DeAngelo (1981),kantor akuntan publik (KAP) yang lebih besarmelakukan audit lebih baik karena mereka mempunyaireputasi yang lebih baik. Karena KAP yang lebih besarmempunyai sumber daya manusia lebih banyak, makamereka bisa memperoleh karyawan yang lebih terampil.Auditor Big 5 seringkali dihubungkan dengan auditberkualitas tinggi daripada auditor non-Big 5 (Ardiati,2003).

Manajemen laba juga dipengaruhi oleh tingkatpengungkapan dalam laporan keuangan. MenurutHapsoro (2006) disclosure dapat memberikan implikasibahwa keterbukaan merupakan basis kepercayaanpublik terhadap manajemen di dalam sistem korporasi.Karena dipandang sebagai upaya untuk mengurangiasimetri informasi, disclosure merupakan salah satu alatpenting untuk mengatasi agency problem antaramanajemen dan pemilik (Chow and Wong-Boren, 1987;Healy and Palepu, 1993; Welker, 1995). Tingkatpengungkapan dalam laporan keuangan akanmembantu pengguna laporan keuangan untukmemahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporankeuangan.

Bapepam selaku lembaga yang mengatur danmengawasi pelaksanaan pasar modal di Indonesia telahmengeluarkan beberapa peraturan tentangpengungkapan informasi yang harus dilakukan olehperusahaan yang terdaftar di bursa. Peraturan tersebutdimaksudkan untuk melindungi para pemilik modal dariadanya asimetri informasi. Perusahaan dapatmemberikan pengungkapan informasi melalui laporantahunan yang telah diatur oleh Bapepam, maupunmelalui pengungkapan sukarela sebagai tambahanpengungkapan minimum yang telah ditetapkan.

Manajemen dapat meningkatkan nilaiperusahaan melalui pengungkapan informasi tambahandalam laporan keuangan (Halim, Meiden, dan Tobing,2005). Glosten and Milgrom (1985) dalam Lobo andZhou (2001) mengatakan bahwa peningkatan informasidalam laporan keuangan akan menurunkan asimetriinformasi. Dengan adanya peningkatan pengungkapan,maka asimetri informasi antara manajemen denganpemegang saham dan pengguna laporan keuangan

Page 66: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

64

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

lainnya akan berkurang, sehingga fleksibilitas manajeruntuk melakukan manajemen laba akan berkurang.

Penelitian ini memfokuskan pada tindakanmanajemen laba yang dilakukan melalui manipulasiaktivitas riil. Hal ini dilakukan karena belum ada penelitidi Indonesia yang meneliti tentang pengaruh corpo-rate governance, kualitas audit dan tingkatpengungkapan terhadap manipulasi aktivitas riil.Selama ini sebagian besar penelitian di Indonesiamenggunakan discretionary accruals sebagai proksiuntuk manajemen laba.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Teori keagenan dipopulerkan oleh Jensen and Mecklingpada tahun 1976. Dasar teori ini adalah hubungan antaraprinsipal dan agen. Menurut Jensen and Meckling(1976), hubungan keagenan muncul ketika satu orangatau lebih (prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen)yang bertindak atas nama dan untuk kepentinganprinsipal, sehingga atas tindakannya tersebut agenmendapatkan imbalan tertentu.

Konsep teori agensi menurut Anthony andGovindarajan (1995) adalah hubungan atau kontrakantara prinsipal dan agen. Prinsipal mempekerjakanagen untuk melakukan tugas untuk kepentinganprinsipal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilankeputusan dari prinsipal kepada agen. Pada perusahaanyang modalnya terdiri atas saham, pemegang sahambertindak sebagai prinsipal dan chief executive officer(CEO) sebagai agennya. Pemegang sahammempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengankepentingan prinsipal.

Konflik agensi muncul akibat adanya pemisahanantara kepemilikan dan pengendalian perusahaan(Jensen and Meckling, 1976). Lebih lanjut Jensen danMeckling menyatakan bahwa perusahaan yangmemisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsikepemilikan akan rentan terhadap konflik agensi. Pihakprinsipal termotivasi mengadakan kontrak untukmensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yangselalu meningkat. Agen termotivasi untukmemaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi danpsikologisnya, antara lain dalam hal memperolehinvestasi, pinjaman, maupun kompensasi kontrak.

Penjelasan konsep manajemen laba menurutteori keagenan adalah praktik manajemen laba

dipengaruhi oleh konflik kepentingan antaramanajemen (agen) dan pemilik (prinsipal) yang timbulketika setiap pihak berusaha untuk mencapai ataumempertahankan tingkat kemakmuran yangdikehendakinya. Penelitian yang dilakukan oleh Wattsand Zimmerman (1986) dalam Widyaningdyah (2001)secara empiris membuktikan bahwa hubungan prinsipaldan agen sering ditentukan oleh angka akuntansi. Halini memacu manajemen untuk memikirkan bagaimanaangka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagaisarana dalam memaksimalkan kepentingannya. Salahsatu tindakan agen tersebut adalah rekayasa laba ataumanajemen laba.

Schipper (1989) mendefinisi manajemen labasebagai suatu intervensi dengan maksud tertentuterhadap proses pelaporan keuangan eksternal untukmemaksimalkan keuntungan pribadi. Definisi tersebutmengartikan bahwa manajemen laba merupakan perilakuportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasmereka. Menurut Healy and Wahlen (1999), manajemenlaba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangandalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksialternatif untuk mengubah laporan keuangan yangbertujuan untuk memberi petunjuk yang salah kepadastakeholders dengan memanipulasi besaran labatentang kinerja ekonomi perusahaan atau untukmempengaruhi hasil kontrak yang tergantung padaangka akuntansi yang dilaporkan.

Scott (2000) mendefinisi manajemen laba sebagaitindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansidari suatu standar tertentu dengan tujuanmemaksimalkan kesejahteraan dan atau nilai pasarperusahaan. Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwamanajemen laba yang dilakukan perusahaan dapatbersifat efisien (dengan meningkatkan keinformatifanlaba dalam mengkomunikasikan informasi privat untukmenguntungkan semua pihak yang terlibat) dan dapatbersifat oportunis (manajemen akan melaporkan labasecara oportunis untuk memaksimumkan kepentinganpribadi). Apabila manajemen laba bersifat oportunis,maka informasi laba tersebut dapat menyebabkanpengambilan keputusan investasi yang salah bagi in-vestor. Karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa sajayang dapat mempengaruhi manajemen laba yangdilakukan oleh perusahaan. Menurut Setiawati danNa’im (2000), manajemen laba adalah campur tanganmanajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal

Page 67: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

65

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

dengan tujuan untuk menguntungkan pihak tertentu.Manajemen laba akan menambah bias laporankeuangan dan dapat mengganggu pemakai laporankeuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasatersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa.

Sejumlah penelitian mendiskusikankemungkinan bahwa intervensi manajer dalam prosespelaporan dapat terjadi bukan hanya melalui metodedan penghitungan akuntansi, namun juga dapat melaluikeputusan–keputusan operasional. Healy and Wahlen(1999), Fudenberg and Tirole (1995), serta Dechow andSkinner (2000) menunjukan akselerasi penjualan,perubahan jadwal pengiriman, dan penundaan biaya R& D (litbang) dan biaya perawatan sebagai metodemanajemen laba yang dapat dilakukan oleh paramanajer. Menurut Roychowdhury (2006), manajermemiliki dorongan untuk memanipulasi aktivitas riil(real activities manipulations) selama tahun anggaranuntuk memenuhi target laba tertentu. Manipulasiaktivitas riil mempengaruhi aliran kas dan dalam kasustertentu juga mempengaruhi akrual. Manipulasiaktivitas riil terjadi sepanjang periode akuntansiberjalan. Masalah waktu (timing) inilah yang menjadibagian penting perusahaaan dalam hal ini manajermemiliki intensif melakukan manipulasi aktivitas riil(Roychowdhury, 2003).

Penelitian mengenai manipulasi aktivitas riil diIndonesia yang dilakukan oleh Oktorina (2008) berhasilmenemukan bukti bahwa perusahaan melakukanmanipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasidan mempengaruhi kinerja pasar pada kelompok 50perusahaan terbaik menurut SWA yang memiliki totalaset di atas Rp1 triliun dan EVA terbaik pada periodetahun 2001 sampai dengan 2006. Annisaa’rahman (2007)menemukan motivasi manajemen laba pada saatperusahaan melakukan IPO dengan menggunakanukuran manajemen laba yang klasik, yaitu proksi akrualdiskretioner namun tidak dapat dideteksi denganmanipulasi aktivitas riil.

Bagi kalangan negara maju terutama AmerikaSerikat dan negara-negara Eropa, konsep corporategovernance kembali menjadi isu hangat terutamadengan terjadinya peristiwa bangkrutnya Enron Cor-poration (satu dari 10 perusahaan terbesar di Amerika)di tahun 2001. Kepopuleran konsep corporate gover-nance di seluruh dunia didorong pula oleh banyak dankuatnya desakan dari berbagai pihak agar menerapkan

konsep tersebut. Pihak-pihak tersebut terutama terdiriatas media massa, institutional investors, dan non-governmental organizations (Maksum, 2005).

Konsep corporate governance muncul karenaadanya agency problem. Problem tersebut munculkarena perbedaan kepentingan atau conflict of inter-est antara prinsipal dan agen. Pada perusahaan dengankepemilikan saham terkonsentrasi, conflict of interestakan muncul diantara controlling shareholders sebagaiagen dengan minority shareholders sebagai prinsipal.Dalam perusahaan yang kepemilikannya tidakterkonsentrasi sehingga tidak ada controlling share-holders, konflik kepentingan tersebut muncul di antaramanajemen sebagai agen dengan shareholders sebagaiprinsipal (Salim, 2005).

Cadbury (1992) mengemukakan bahwa corpo-rate governance diartikan sebagai sistem yangberfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikanperusahaan. Sementara Forum of Corporate Gover-nance for Indonesia-FCGI (2001) mengemukakanbahwa corporate governance merupakan seperangkatperaturan yang mengatur hubungan antara pemegangsaham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihakkreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegangkepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitandengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengankata lain corporate governance merupakan suatusistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan,sedangkan tujuan corporate governance adalah untukmenciptakan nilai tambah bagi semua pihak yangberkepentingan (stakeholders). Secara lebih rinci,terminologi corporate governance dapat dipergunakanuntuk menjelaskan peranan dan perilaku dewan direksi,dewan komisaris, pengurus (pengelola) perusahaan,dan para pemegang saham.

Munculnya kasus perusahaan yang jatuh dankegagalan bisnis sering dikaitkan dengan kegagalanauditor. Hal ini mengancam kredibilitas auditor sebagaipihak yang ditugasi untuk meningkatkan kredibilitaslaporan keuangan. Ancaman ini selanjutnya akanmempengaruhi persepsi masyarakat, khususnyapemakai laporan keuangan, atas kualitas audit. Kualitasaudit ini penting karena kualitas audit yang tinggi akanmenghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercayasebagai dasar pengambilan keputusan (Kusharyanti,2005).

DeAngelo (1981) menyebutkan bahwa kualitas

Page 68: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

66

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

audit adalah probabilitas auditor perusahaanmenemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi danmelaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditormenemukan salah saji tergantung pada kualitaspemahaman auditor (kompetensi), sedangkanmelaporkan salah saji tergantung pada independensiauditor. Lebih lanjut, DeAngelo (1981) serta Watts andZimmerman (1986) menyebutkan bahwa semakin besarukuran kantor akuntan publik (KAP) akan semakin baikkualitas audit perusahaan. KAP yang lebih besarmelakukan audit lebih baik karena mereka mempunyaireputasi yang lebih baik (DeAngelo, 1981). Karena KAPyang lebih besar mempunyai sumber daya manusia lebihbanyak, maka mereka dapat memperoleh karyawan yanglebih terampil. Auditor Big 5 seringkali dihubungkandengan audit berkualitas tinggi daripada auditor non-Big 5 (Ardiati, 2003).

Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi ataumenyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, dis-closure berarti memberikan data yang bermanfaatkepada pihak yang memerlukan. Data harus benar-benarbermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, tujuanpengungkapan tidak akan tercapai. Menurut Evans(2003) dalam Suwardjono (2005) pengungkapan adalahpenyediaan informasi dalam statemen keuangantermasuk statemen keuangan itu sendiri, catatan atasstatemen keuangan, dan pengungkapan tambahanyang berkaitan dengan statemen keuangan. Evans(2003) membatasi pengertian pengungkapan hanyapada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan.Pernyataan manajemen dalam surat kabar atau mediamasa lain serta informasi di luar lingkup pelaporankeuangan tidak masuk dalam pengertianpengungkapan. Sementara itu Wolk, Tearney, and Dodd(2001) memasukkan pula statemen keuangan segmen-tal dan statemen yang merefleksi perubahan hargasebagai bagian dari pengungkapan.

Menurut Hendriksen and Van Brenda (1992),terdapat tiga konsep pengungkapan, yaitupengungkapan penuh, pengungkapan wajar, danpengungkapan cukup. Pengungkapan cukupmerupakan pengungkapan yang paling umumdigunakan, artinya informasi yang disajikan tidakberlebihan namun juga tidak kurang sehingga tidakmenyesatkan orang yang membacanya. Wajar danpenuh merupakan konsep yang lebih bersifat positif.Pengungkapan wajar menunjukkan tujuan etis agar

dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifatumum bagi semua pemakai laporan keuangan.Pengungkapan penuh mensyaratkan perlunyapenyajian semua informasi yang relevan. Bagi beberapapihak, pengungkapan penuh diartikan sebagaipenyajian informasi yang berlebihan, sehinggapengungkapan menjadi tidak tepat (Hendriksen andVan Brenda, 1992). Terlalu banyak informasi yangdisajikan akan membahayakan karena penyajian rincianyang tidak penting justru akan mengaburkan informasiyang signifikan dan membuat laporan keuangantersebut sulit dipahami.

Informasi yang diungkapkan dalam laporantahunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitupengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela.Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yangdiharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal iniadalah peraturan yang ditetapkan oleh lembaga yangberwenang, sedangkan pengungkapan sukarela adalahpengungkapan yang melebihi dari yang diwajibkan.Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebasmanajemen perusahaan untuk memberikan informasiakuntansi dan informasi lainnya yang dipandangrelevan untuk pembuatan keputusan oleh para pemakailaporan keuangan (Meek, Robert, and Gray, 1995) dalamHapsoro (2006).

Di Indonesia, pengungkapan dalam laporankeuangan baik yang bersifat wajib maupun sukarelatelah diatur oleh pemerintah melalui Keputusan KetuaBapepam No. Kep-17/PM/1995 yang selanjutnyadiubah melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996. Peraturan yang lama hanya berlaku bagiperusahaan yang tidak termasuk perusahaan menengahdan kecil, sedangkan peraturan yang baru berlaku bagisemua perusahaan yang telah melakukan penawaranumum dan perusahaan publik. Peraturan tersebutdiperbaharui lagi melalui Surat Keputusan BapepamNo. Kep-06/PM/2000 yang berisi Peraturan BapepamNo.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian LaporanKeuangan. Melalui Surat Edaran Ketua BapepamNomor 02/PM/2002 yang berisi tentang PedomanPenyajian dan Pengungkapan Informasi LaporanKeuangan Emiten atau Perusahaan Publik, disebutkanbahwa untuk lebih memberikan manfaat bagi manajemendan stakeholder, maka laporan keuangan emiten atauperusahaan publik secara umum disusun sesuai denganperaturan Bapepeam No.VIII.G.7 tentang Pedoman

Page 69: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

67

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

Penyajian Laporan Keuangan dan Prinsip Akuntansiyang Berlaku Umum di Indonesia. Selanjutnyadinyatakan bahwa dalam rangka lebih meningkatkankualitas laporan keuangan yang disusun olehperusahaan publik dan untuk memudahkan prosespengambilan keputusan bagi manajemen dan stake-holder, maka perlu disusun pedoman yangterstandarisasi bagi berbagai jenis industri yangmerupakan penjabaran dan perincian lebih lanjut dariPeraturan Bapepam No. VIII.G.7 tentang PedomanPenyajian Laporan Keuangan.

Berdasarkan teori keagenan, untuk mengatasimasalah ketidakselarasan kepentingan antara prinsipaldan agen adalah melalui pengelolaan perusahaan yangbaik (good corporate governance). Menurut Setiawatidan Na’im (2001), laporan keuangan yang telahdirekayasa oleh manajemen dapat mengakibatkandistorsi dalam alokasi dana. Jika investor berkurangkepercayaannya karena laporan keuangan yang biaskarena tindakan manajemen laba, maka mereka akanmelakukan penarikan dana secara bersama-sama yangdapat mengakibatkan rush. Oleh karena itu, perlu suatumekanisme untuk meminimalkan manajemen laba yangdilakukan oleh perusahaan. Salah satu mekanisme yangdapat digunakan adalah praktik corporate governance.

Menurut teori akuntansi, manajemen laba sangatditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasiyang berbeda akan menghasilkan besaran manajemenlaba yang berbeda, seperti antara manajer yang jugasekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yangbukan sebagai pemegang saham. Hal ini sesuai dengansistem pengelolaan perusahaan dalam dua kriteria: (1)perusahaan dipimpin oleh manajer dan pemilik dan (2)perusahaan dipimpin oleh manajer dan non pemilik(Gideon, 2005). Dua kriteria tersebut akanmempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikanseorang manajer akan ikut menentukan kebijakan danpengambilan keputusan terhadap metode akuntansiyang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola.Secara umum dapat dikatakan bahwa persentasetertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemencenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba.

Menurut Shleifer and Vishny (1986), kepemilikansaham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memilikiinsentif untuk memonitor. Secara teoritis ketikakepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadapkemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer

akan meningkat. Kepemilikan manajemen terhadapsaham perusahaan dipandang dapat menyelaraskanpotensi perbedaan kepentingan antara pemegangsaham luar dengan manajemen (Jansen and Meckling,1976). Sehingga permasalahan keagenen diasumsikanakan hilang apabila seorang manajer adalah jugasekaligus sebagai seorang pemilik.

Namun akhir-akhir ini beberapa teoritisi telahmemberikan argumen yang bertolak belakang denganpernyataan di atas, yaitu bahwa kepemilikan manajerialyang tinggi tidak selalu dapat meningkatkankesejahteraan bagi pemegang saham secarakeseluruhan (Hapsoro, 2006). Manajer dapatmeningkatkan persentase kepemilikan mereka padasuatu tingkat tertentu yang memungkinkan bagi merekauntuk mendominasi dewan komisaris, sehinggamengisolasi kepentingan pihak-pihak lain yangberkepentingan terhadap pengendalian internalmaupun pengendalian eksternal (Fama and Jensen,1983). Dengan meningkatnya kepemilikan manajerial,manajer mempunyai kesempatan yang lebih luas untukmenggunakan sumber daya perusahaan untukmeningkatkan kekayaannya. Oleh karena dalampenelitian ini manajemen laba diproksikan denganmanipulasi aktivitas riil, maka berdasarkan uraiantersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H

1: Proporsi kepemilikan manajerial berpengaruh

positif terhadap manipulasi aktivitas riil.Kepemilikan institusional adalah kepemilikan

saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi sepertibank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, danapensiun, dan institusi lainnya (Wahidahwati, 2001).Penelitian Gunarsih (2003), dengan menggunakan dataperusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indone-sia menunjukkan bahwa struktur kepemilikan Indone-sia sangat terkonsentrasi. Satu hal yang menarik adalahstruktur kepemilikan perusahaan publik di Indonesiasangat terkonsentrasi pada institusi. Institusi yangdimaksud adalah perusahaan publik yang berbentuklembaga, bukan pemilik atas nama perseorangan ataupribadi. Kemungkinan masalah yang muncul adalahantara pemilik mayoritas dengan pemilik minoritas.Pemilik mayoritas ikut dalam mengendalikan perusahaansehingga cenderung bertindak untuk kepentinganmereka sendiri, contohnya membayar dividen khususuntuk mereka sendiri, membawa perusahaan ke dalamhubungan bisnis yang tidak menguntungkan dengan

Page 70: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

68

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

perusahaan lain yang tidak dikendalikan, dan membuatproyek berisiko yang memungkinkan investor lain(misalnya kreditor) menanggung biaya kerugian.Cornett et al. (2006) menyimpulkan bahwa tindakanpengawasan perusahaan oleh pihak investorinstitusional dapat mendorong manajer untuk lebihmemfokuskan perhatiannya terhadap kinerjaperusahaan (jangka panjang) sehingga akanmengurangi perilaku oportunistik atau mementingkandiri sendiri. Manajemen akan sulit untuk berperilakuoportunistik yang memanfaatkan management direc-tion untuk kepentingan pribadinya, yang mungkindapat mengakibatkan kepentingan shareholderterabaikan.

Penelitian Siregar dan Utama (2005) menemukanhubungan positif tetapi tidak signifikan antarakepemilikan institusional dengan manajemen laba.Ujiayantho dan Pramuka (2007) menemukan bahwakepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadapmanajemen laba. Hasil penelitian ini sejalan dengankonsep pandangan bahwa investor institusional adalahpemilik yang lebih memfokuskan pada current earn-ing (Porter, 1992). Akibatnya manajer terpaksamelakukan tindakan yang dapat meningkatkan labajangka pendek, misalnya dengan melakukan manipulasilaba. Pandangan yang sama juga dikemukakan olehCornett et al. (2006) yang menyatakan bahwakepemilikan institusional akan membuat manajer merasaterikat untuk memenuhi target laba dari para investor,sehingga mereka akan tetap cenderung terlibat dalamtindakan manipulasi laba. Oleh karena dalam penelitianini manajemen laba diproksikan dengan manipulasiaktivitas riil, maka berdasarkan uraian tersebutdirumuskan hipotesis sebagai berikut:H

2: Proporsi kepemilikan institusi domestik

berpengaruh positif terhadap manipulasi aktivitasriil.

Perusahaan-perusahaan yang sahamnyadiperdagangkan secara luas kepada publik (masyarakat)merupakan hal yang lazim dijumpai di negara-negarayang sudah maju (Hapsoro, 2006). Sebaliknya haltersebut masih merupakan sesuatu yang langka terjadidi lingkungan negara-negara yang sedang berkembang.Struktur kepemilikan di negara yang sedangberkembang adalah terjadinya dominasi kepemilikanterhadap perusahaan-perusahaan publik atauperusahaan-perusahaan publik yang hanya dimiliki oleh

lingkungan keluarga yang sangat dekat.Husnan (2001) dalam Satya (2007) menemukan

bahwa perusahaan dengan kepemilikan yang lebihtersebar memberi imbalan yang lebih besar pada pihakmanajemen dibandingkan perusahaan yangkepemilikannya terkonsentrasi. Pada kepemilikan sahamtersebar, seperti yang terdapat di berbagai perusahaanAmerika Serikat dan Inggris, permasalahan keagenanakan terjadi dalam bentuk konflik kepentingan antarapemegang saham luar (masyarakat) dengan manajeryang memiliki jumlah ekuitas perusahaan dalam jumlahyang tidak signifikan (Hapsoro, 2006). Oleh karena itu,pemegang saham luar diasumsikan akan lebih memilikikeinginan dan kemampuan yang lebih besar untukmelakukan kegiatan monitoring secara ketat dalamrangka mendisiplikan manajemen. Menurut Grossmanand Hart (1980) dalam Satya (2007), dalam kepemilikantersebar terdapat kemungkinan biaya keagenan yangmeningkat karena upaya mendisiplinkan manajerperusahaan memerlukan biaya besar. Oleh karena dalampenelitian ini manajemen laba diproksikan denganmanipulasi aktivitas riil, maka berdasarkan uraiantersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H

3: Proporsi kepemilikan publik berpengaruh negatif

terhadap manipulasi aktivitas riil.Komisaris independen sering disebut sebagai

komisaris ekstern atau di negara lain sering disebutsebagai outside directors. Keberadaan komisarisindependen telah diatur Bursa Efek Jakarta melaluiperaturan BEJ tanggal 1 Juli 2000. Perusahaan yanglisted di bursa harus mempunyai komisaris independenyang secara proporsional sama dengan jumlah sahamyang dimiliki pemegang saham yang minoritas (bukancontrolling shareholders). Dalam peraturan ini,persyaratan jumlah minimal komisaris independenadalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris.Beberapa kriteria lainnya tentang komisaris independenadalah 1) komisaris independen tidak memilikihubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritasatau pemegang saham pengendali (controlling share-holders) perusahaan tercatat yang bersangkutan, 2)komisaris independen tidak memiliki hubungan dengandirektur dan/atau komisaris lainnya, 3) komisarisindependen tidak memiliki kedudukan rangkap padaperusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaantercatat yang bersangkutan, 4) komisaris independenharus mengerti peraturan perundang-undangan di

Page 71: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

69

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

bidang pasar modal, dan 5) komisaris independendiusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritasyang bukan merupakan pemegang saham pengendali(bukan controlling shareholders) dalam Rapat UmumPemegang Saham (RUPS).

Gideon (2005) serta Ujiyantho dan Pramuka(2007) menemukan hubungan yang positif, sedangkanSiregar dan Utama (2005) menemukan hubungan yangpositif tetapi tidak signifikan antara komisarisindependen dengan manajemen laba. Hal inimengindikasikan bahwa semakin besar komposisianggota dewan komisaris berasal dari luar perusahaan,kemungkinan dapat menyebabkan semakinmenurunnya kemampuan dewan untuk melakukanfungsi pengawasan karena timbulnya masalah dalamkoordinasi, komunikasi dan pembuatan keputusan. Iniberkaitan dengan independensi dewan komisaris baiksecara lembaga maupun pada tingkat individu yangberhubungan langsung dengan kualitas keputusandewan terutama yang berkaitan dalam prosespenyusunan laporan keuangan. Kondisi ini jugaditegaskan dari hasil survai Asian Development Bankbahwa kuatnya kendali pendiri perusahaan dankepemilikan saham mayoritas menjadikan dewankomisaris tidak independen dan fungsi pengawasanyang seharusnya menjadi tanggung jawabnya menjaditidak efektif. Ada kemungkinan penempatan ataupenambahan anggota dewan dari luar perusahaanhanya sekedar memenuhi ketentuan formal, sementarapemegang saham mayoritas (pengendali/founders)masih memegang peranan penting sehingga kinerjadewan tidak meningkat bahkan bisa menurun.

Hasil penelitian Chtourou et al. (2001), Peasnellet al. (1998) serta Nasution dan Setiawan (2007)menemukan adanya hubungan negatif antara komisarisindependen dengan manajemen laba, sehingga jikaanggota komisaris independen meningkatkan tindakanpengawasan, hal ini juga akan berhubungan denganmakin rendahnya penggunaan discretionary accrual(Cornett et al. 2006). Oleh karena dalam penelitian inimanajemen laba diproksikan dengan manipulasiaktivitas riil, maka berdasarkan uraian tersebutdirumuskan hipotesis sebagai berikut:H

4: Proporsi komisaris independen berpengaruh

negatif terhadap manipulasi aktivitas riil.Di Indonesia komite audit merupakan salah satu

komite yang berperan penting dalam pelaksanaan cor-

porate governance, selain komite kompensasi/remunerasi dan komite nominasi. Komite audit bertugasmemberikan pandangan tentang masalah akuntansi,pelaporan keuangan dan penjelasannya, sistempengawasan internal, serta auditor independen (FCGI,2001). Komite audit bertugas membantu dewankomisaris untuk memonitor proses pelaporan keuanganoleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitaslaporan keuangan (Bradbury et al. 2004). Tugas komiteaudit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yangditerapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian in-ternal, menelaah sistem pelaporan eksternal dankepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaantugasnya komite audit menyediakan komunikasi for-mal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, danauditor internal (Bradbury et al. 2004). Adanyakomunikasi formal antara komite audit, auditor inter-nal, dan auditor eksternal akan menjamin proses auditinternal dan eksternal dilakukan dengan baik. Prosesaudit internal dan eksternal yang baik akanmeningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudianmeningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan(Anderson et al. 2003).

Klein (2002) memberikan bukti secara empirisbahwa perusahaan yang membentuk komite auditindependen melaporkan laba dengan kandungan akrualdiskresioner yang lebih kecil dibandingkan denganperusahaan yang tidak membentuk komite auditindependen. Hasil yang sama juga diperoleh Siallagandan Machfoedz (2006). Hasilnya menunjukkan bahwadengan adanya komite audit dalam perusahaan makadiscretionary accrual semakin rendah. Hasil penelitianSiregar dan Utama (2005) menemukan bahwakeberadaan komite audit mempunyai pengaruh negatiftidak signifikan terhadap manajemen laba. Hasil inimengindikasikan bahwa keberadaan komite audit dalamsuatu perusahaan hanya sebatas pemenuhan regulasisaja dan tidak dimaksudkan untuk menegakkan goodcorporate governance di dalam perusahaan. Olehkarena dalam penelitian ini manajemen laba diproksikandengan manipulasi aktivitas riil, maka berdasarkanuraian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H

5: Proporsi komite audit berpengaruh negatif

terhadap manipulasi aktivitas riil.DeAngelo (1981) mengembangkan dua dimensi

definisi kualitas audit, yaitu dapat mendeteksi salahsaji material dan salah saji material harus dilaporkan.

Page 72: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

70

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

Selain itu, DeAngelo juga menyatakan bahwa KAPbesar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggikarena ada insentif untuk menjaga reputasi pasar. Selainitu, KAP yang besar sudah memiliki jaringan klien yangluas dan banyak sehingga mereka tidak tergantung atautidak takut kehilangan klien. Becker et al. (1998)menemukan bahwa klien KAP non-Big 6 melaporkandiscretionary accruals secara rata-rata 1,5%-2,1% daritotal aset lebih tinggi dibandingkan dengan discretion-ary accruals yang dilaporkan oleh klien KAP-Big 6.Hal ini mengindikasikan bahwa KAP non-Big 6mengijinkan fleksibilitas pemilihan akrual diskresionalyang lebih besar.

Auditor yang berkualitas mempunyaikemampuan mendeteksi praktik-praktik akuntansi danakan mengeluarkan pendapat selain pendapat wajartanpa perkecualian dalam laporan audit mereka jikaterjadi praktek akuntansi yang menyimpang. Olehkarena itu, auditing berkualitas tinggi akan bertindaksebagai pencegah manajemen laba yang efektif, karenamereka mempertaruhkan reputasi jika laporan audityang salah akan terdeteksi dan terungkap. Oleh karenadalam penelitian ini manajemen laba diproksikan denganmanipulasi aktivitas riil, maka berdasarkan uraiantersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H

6: Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap

manipulasi aktivitas riil.Pengungkapan merupakan salah satu alat untuk

mengatasi masalah keagenan antara pemilik danmanajemen, karena dipandang dapat digunakan sebagaiupaya untuk mengurangi asimetri informasi (Healy andPalepu, 1993; Welker, 1995).Glosten and Milgrom (1985)dalam Lobo and Zhou (2001) menyatakan bahwapeningkatan informasi dalam pengungkapan laporankeuangan akan menurunkan asimetri informasi.Pengungkapan dalam laporan keuangan, dalam bentukcatatan atas laporan keuangan, digunakan untukmemperkecil gap informasi antara manajemen sebagaipenyususn laporan keuangan dengan pihak luar yangmenggunakan laporan keuangan. Tingkatpengungkapan yang mendekati pengungkapan penuhakan mengurangi asimetri informasi yang terjadi antaramanajer dan pengguna laporan keuangan (Veronica danBachtiar, 2003).

Greenstein and Sami (1994) dalam Veronica danBachtiar (2003) menemukan bahwa kewajiban dari SECmengenai pengungkapan segmentasi perusahaan

publik di pasar saham Amerika Serikat telahmenurunkan asimetri informasi yang ditunjukkandengan bid-aks spread saham perusahaan. Welker(1995) membuktikan secara empiris bahwa asimetriinformasi yang diukur melalui perbedaan hargapenawaran dan pembelian akan berkurang danlikuiditas pasar meningkat sejalan dengan peningkatantingkat informasi. Penelitian Mardiyah (2002)menemukan bahwa apabila terjasi asimetri informasiyang rendah, maka dibutuhkan pengungkapan yangsemakin besar untuk menurunkan biaya modal.

Suatu perusahaan yang mengungkapkan lebihbanyak informasi akan mengurangi fleksibilitas dalammengatur labanya. Manajemen laba akan lebih mudahdideteksi pada laporan keuangan yang lebih banyakmengungkapkan informasi. Menurut Imholf andThomson (1994) dalam Veronica dan Bachtiar (2003)perusahaan yang lebih konservatif dalam membuatestimasi dan memilih metode akuntansi (perusahaandengan tingkat manajemen laba yang rendah) akanmengungkapkan informasi yang lebih banyak.Manajemen laba akan lebih mudah dideteksi padalaporan keuangan yang lebih banyak mengungkapkaninformasi, sehingga manajer tidak terlalu termotivasiuntuk melakukan manajemen laba. Lobo and Zhou(2001), Lang and Lundholm (1993), serta Veronica danBachtiar (2003) menemukan hubungan yang negatifantara tingkat pengungkapan dengan manajemen laba.Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengantingkat pengungkapan yang rendah cenderungmelakukan manajemen laba yang lebih banyak dansebaliknya. Perusahaan yang banyak melakukanmanajemen laba cenderung untuk mengungkapkaninformasi yang lebih sedikit. Hasil penelitian tersebutkonsisten dengan motivasi oportunistik manajer yangdijelaskan pada teori akuntansi positif. Oleh karenadalam penelitian ini manajemen laba diproksikan denganmanipulasi aktivitas riil, maka berdasarkan uraiantersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H

7: Pengungkapan sukarela berpengaruh negatif

terhadap manipulasi aktivitas riil.Populasi penelitian ini adalah seluruh

perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indo-nesia (BEI). Sampel dalam penelitian ini adalahperusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI padatahun 2008. Sampel penelitian dipilih denganmenggunakan metode purposive sampling, artinya

Page 73: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

71

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu agar dapatmewakili populasinya. Kriteria penentuan sampelbertujuan untuk menghindari kesalahan spesifikasisampel penelitian yang akan dapat mempengaruhi hasilpenelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitianini termasuk kedalam jenis data sekunder, karena datadiperoleh melalui media perantara yaitu daridokumentasi pihak lain. Data sekunder umumnyaberupa bukti catatan atau laporan historis yang telahtersusun dalam arsip dan telah dipublikasikan. Datasekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupadata sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan.Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari1) data persediaan, total aset, total utang, dan totalekuitas yang diperoleh dari neraca; 2) data penjualan,HPP, biaya-biaya, dan laba operasi yang diperoleh darilaporan laba rugi; 3) data arus kas bersih kegiatanoperasi yang diperoleh dari laporan arus kas; dan 4)data ukuran perusahaan serta informasi lainnya yangdiperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI).

Terdapat tiga tipe variabel penelitian, yaituvariabel dependen, variabel independen, dan variabelkontrol. Variabel dependen penelitian ini adalahmanipulasi aktivitas riil (MARI). Variabel independenmeliputi proporsi kepemilikan manajerial, proporsikepemilikan institusi domestik (PKID, proporsikepemilikan publik (PKPU), proporsi komisarisindependen (PKIN, proporsi komite audit (PKAU),kualitas audit (KUAD), dan pengungkapan sukarela(PSUK). Variabel kontrol meliputi ukuran perusahaandan rasio leverage.. Dalam penelitian ini penelitimenggunakan model penelitian yang dikembangkanoleh Roychowdhury (2006), yaitu manipulasi aktivitasriil yang dilakukan dengan management of sales, re-duction of discretionary axpenses, dan overproduc-tion. Berdasarkan model Dechow et al. (1998),Roychowdhury (2006) menggambarkan arus kaskegiatan operasi normal sebagai fungsi linear daripenjualan dan perubahan penjualan dalam suatuperiode. Sebelum pengujian hipotesis akan dilakukanregresi untuk mencari arus kas kegiatan operasi nor-mal. Model regresi untuk arus kas kegiatan operasinormal mereplikasi dari penelitian Roychowdhury(2006):

CFOt/A

t-1 = α

0 + α

1*(1/A

t-1) + β

1*(S

t/A

t-1) +

β2*(ÄS

t /A

t-1) + ε

t(1)

Keterangan:CFO

t= Arus kas kegiatan operasi pada tahun t.

At-1

= Total aset pada tahun t-1.S

t= Penjualan bersih pada tahun t.

ΔSt = S

t - S

t-1.

Oleh karena dalam penelitian ini yang akandigunakan adalah arus kas kegiatan operasi abnormal,maka untuk setiap observasi tahun arus kas kegiatanoperasi abnormal adalah selisih dari nilai arus kaskegiatan operasi aktual yang diskalakan dengan totalaset satu tahun sebelum pengujian dikurangi denganarus kas kegiatan operasi normal yang dihitung denganmenggunakan koefisien estimasi dari model persamaan(1). Menurut pendapat Dechow, Kothari and Watts(1998), biaya diartikan sebagai sebuah fungsi daripenjualan sementara. Model untuk kos barang terjual(COGS) normal adalah:

COGSt/A

t-1= α

0 + α

1*(1/A

t-1) + β*(S

t/ A

t-1) + ε

t(2)

Keterangan:COGSt = Kos barang terjual pada tahun t.

Sesuai pendapat Dechow, Kothari and Watts(1998), model untuk pertumbuhan persediaan normalmenggunakan rumus sebagai berikut:

ΔINVt/A

t-1= α

0 + α

1*(1/A

t-1) + β

1*(ΔS

t/A

t-1) +

β2*(ΔS

t-1/A

t-1) + ε

t(3)

Keterangan:ΔINV

t= Perubahan persediaan pada tahun t.

Roychowdhury (2006) mendefinisi biayaproduksi sebagai PROD

t= COGS

t + ΔINV

t. Berdasarkan

model (2) dan (3), model untuk biaya produksi normaltahunan adalah:

PRODt/A

t-1 = α

0 + α

1*(1/A

t-1) + β

1*(S

t/A

t-1) +

β2*(ΔS

t/A

t-1) + β

3*(ΔS

t-1/A

t-1) +ε

t(4)

Sama halnya dengan arus kas kegiatan operasi,nilai koefisien estimasi persamaan regresi di atasdigunakan untuk menghitung nilai biaya produksi nor-mal, sehingga biaya produksi abnormal diperolehdengan cara mengurangkan nilai biaya produksi aktual

Page 74: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

72

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

yang diskalakan dengan total aset satu tahun sebelumperiode pengujian dengan biaya produksi normal yangdihitung dengan menggunakan koefisien estimasi darimodel persamaan (4). Discretionary expenses dapatjuga diartikan sebagai fungsi dari penjualan yangbersifat sementara, hampir sama dengan COGS.Hubungannya dapat ditunjukkan dalam model sebagaiberikut:

DISEXPt/A

t-1 = α

0 + α

1*(1/A

t-1) + β*(S

t/A

t-1) + ε

t

DISEXPt adalah biaya discretionary pada waktu t.

Untuk menghitung tingkat normal biaya diskresionerpeneliti menggunakan model regresi berikut yangmereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006):

DISEXPt/A

t-1 = α

0 + α

1*(1/A

t-1) + β*(S

t-1/A

t-1) + ε

t

(5)

Biaya diskresioner merupakan jumlah dari biaya iklan,biaya riset dan pengembangan, biaya penjualan, sertabiaya administrasi dan umum. Nilai koefisien estimasidari persamaan (5) digunakan untuk menghitung nilaibiaya diskresioner normal. Biaya diskresioner abnor-mal diperoleh dengan cara mengurangkan nilai biayadiskresioner aktual yang diskalakan dengan total asetsatu tahun sebelum periode pengujian dengan biayadiskresioner normal yang dihitung dengan

menggunakan koefisien estimasi dari model persamaan(5).

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian inidigunakan model sebagai berikut:

MARI = α + β1PKMA + β

2PKID + β

3PKPU + β

4PKIN+

β5PKAU + β

6KUAD + β

7PSUK + β

8SIZE +

β9LEVR

Keterangan:MARI : Manipulasi aktivitas riil.PKMA : Proporsi kepemilikan manajerial.PKID : Proporsi kepemilikan institusi domestik.PKPU : Proporsi kepemilikan publik.PKIN : Proporsi komisaris independen.PKAU : Proporsi komite audit.KUAD : Kualitas audit.PSUK : Pengungkapan sukarela.SIZE : Ukuran perusahaan, yang diukur dengan to-tal aset.LEVR : Rasio total utang dibagi dengan total equity.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 menunjukkan sampel perusahaan yangvalid digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 2 berikut ini menunjukkan hasil pengujianregresi linier berganda.

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. DeviationMARI 94 -.3913 .6447 -.048941 .1444044PKMA 94 .0000 .2561 .019868 .0523365PKID 94 .0000 .9360 .411116 .2778875PKPU 94 .0141 .9891 .308447 .2053250PKIN 94 .2000 .7500 .383002 .1050603PKAU 94 .1538 .6667 .350899 .0883353KUAD 94 .0000 1.0000 .521277 .5022257PSUK 94 .2286 .7143 .448328 .1143645LEVR 94 -21.3618 70.3121 2.101590 8.7459303SIZE 94 10.4959 13.7128 11.867369 .6655521Valid N (listwise) 94

Tabel 1Statistik Deskriptif

Page 75: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

73

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

Berdasarkan Tabel 2, nilai adjusted R squaresebesar 0,246 (24,6%). Nilai tersebut menunjukkanbahwa 24,6% dari total variasi dalam variabel dependen(MARI) dijelaskan oleh variasi variabel yangdimasukkan dalam model (PKMA, PKID, PKPU, PKIN,PKAU, KUAD, PSUK, LEVR, dan SIZE) setelahmempertimbangkan banyaknya variabel independen

dan ukuran sampel, sedangkan sisanya 75,4%dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model. UjiANOVA atau F test digunakan untuk mengetahuipengaruh variabel independen secara bersama-samaterhadap variabel dependen. Hasil analisis menunjukannilai F hitung sebesar 4,375 dengan tingkat signifikansi0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05,

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .565a .319 .246 .1253740

a. Predictors: (Constant), SIZE, PKID, PKIN, PSUK, LEVR, KUAD, PKMA, PKPU, PKAU

Tabel 2Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model Summary

ANOVAb

Sum ofModel Squares df Mean Square F Siq.

1 Regression .619 9 .069 4.375 .000a

Residual 1.320 84 .046Total 1.939 93 .016

a. Predictors: (Constant), SIZE, PKID, PKIN, PSUK, LEVR, KUAD, PKMA, PKPU, PKALb. Dependent Variable: MARI

Coefficients’

Unstandardized StandardizedModel Coefficients Coefficients t Siq.

B Std. Error Beta1 (Constant) -.347 .329 -1.056 .294

PKMA -.498 .266 -.181 -1.876 .064 **)PKID -.058 .055 -.111 -1.050 .297PKPU .010 .076 .014 .127 .900PKIN .083 .125 .061 .669 .505PKAU .375 .178 .230 2.104 .038 *)KUAD .065 .030 .227 2.155 .034 *)PSUK -.242 .119 -.191 -2.024 .046 *)LEVR .006 .002 .358 3.720 .000 *)SIZE .019 .025 .088 .771 .443

a. Dependent Variable: MARICatatan: *) signifikan pada alpha 5%.

**) signifikan pada aplha 10%.

Page 76: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

74

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

maka model regresi dapat digunakan dalam penelitianini. Hal tersebut juga berarti bahwa variabel PKMA,PKID, PKPU, PKIN, PKAU, KUAD, PSUK, LEVR, danSIZE berpengaruh signifikan secara bersama-samaterhadap MARI.

Uji t atau t test digunakan untuk mengetahuipengaruh variabel independen secara sendiri-sendiriatau parsial terhadap variabel dependen. Hasil analisismenunjukkan bahwa tidak semua variabel secarasendiri-sendiri berpengaruh terhadap MARI. Hanyavariabel PKAU, KUAD, PSUK, dan LEVR yang secarasendiri-sendiri berpengaruh secara statistik terhadapMARI. Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, makadiperoleh persamaan regresi untuk penelitian ini adalahsebagai berikut:

MARI = - 0,347 – 0,498 PKMA - 0,058 PKID + 0,010PKPU + 0,083 PKIN + 0,375 PKAU + 0,065KUAD - 0,242 PSUK + 0,006 LEVR + 0,019SIZE + ε

PEMBAHASAN

Penelitian ini menguji tiga hal. Pertama, mengujipengaruh mekanisme corporate governance terhadapmanipulasi aktivitas riil. Mekanisme corporate gover-nance diproksikan dengan lima variabel, yaitu proporsikepemilikan manajerial, proporsi kepemilikan institusidomestik, proporsi kepemilikan publik, proporsikomisaris independen, dan proporsi komite audit.Kedua, menguji pengaruh kualitas audit terhadapmanipulasi aktivitas riil. Kualitas audit diproksikandengan KAP big four dan non big four. Ketiga, mengujipengaruh pengungkapan sukarela terhadap manipulasiaktivitas riil. Untuk mengendalikan data digunakan duavariabel kontrol, yaitu total aset dan leverage ratio.

Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama (H1)

menunjukkan bahwa proporsi kepemilikan manajerialberpengaruh signifikan negatif terhadap manipulasiaktivitas riil. Hasil pengujian terhadap hipotesis kedua(H

2) menunjukkan bahwa proporsi kepemilikan institusi

domestik berpengaruh tidak signifikan negatif terhadapmanipulasi aktivitas riil. Hasil pengujian terhadaphipotesis ketiga (H

3) menunjukkan bahwa proporsi

kepemilikan publik berpengaruh tidak signifikan negatifterhadap manipulasi aktivitas riil. Hasil pengujianterhadap hipotesis keempat (H

4) menunjukkan bahwa

proporsi komisaris independen berpengaruh tidaksignifikan negatif terhadap manipulasi aktivitas riil. Hasilpengujian terhadap hipotesis kelima (H

5) menunjukkan

bahwa proporsi komite audit berpengaruh tidaksignifikan negatif terhadap manipulasi aktivitas riil. Hasilpengujian terhadap hipotesis keenam (H

6)

menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh tidaksignifikan negatif terhadap manipulasi aktivitas riil. Hasilpengujian terhadap hipotesis ketujuh (H

7)

menunjukkan bahwa pengungkapan sukarelaberpengaruh signifikan negatif terhadap manipulasiaktivitas riil.

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanSecara keseluruhan, penelitian ini menghasilkanbeberapa bukti empiris. Pertama, penelitian berhasilmembuktikan bahwa proporsi kepemilikan manajerialberpengaruh negatif terhadap manipulasi aktivitas riil.Kedua, penelitian tidak berhasil membuktikan bahwaproporsi kepemilikan institusi domestik berpengaruhnegatif terhadap manipulasi aktivitas riil. Ketiga,penelitian tidak berhasil membuktikan bahwa proporsikepemilikan publik berpengaruh negatif terhadapmanipulasi aktivitas riil. Keempat, penelitian tidakberhasil membuktikan bahwa proporsi komisarisindependen berpengaruh negatif terhadap manipulasiaktivitas riil. Kelima, penelitian tidak berhasilmembuktikan bahwa proporsi komite audit berpengaruhnegatif terhadap manipulasi aktivitas riil. Keenam,penelitian tidak berhasil membuktikan bahwa kualitasaudit berpengaruh negatif terhadap manipulasi aktivitasriil. Ketujuh, penelitian berhasil membuktikan bahwapengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadapmanipulasi aktivitas riil.

SaranDalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan.Oleh karena itu, penulis perlu memberikan beberapasaran yang dapat dijadikan sebagai bahan revisi untukpenelitian selanjutnya. Pertama, pemilihan sampel perlumemasukkan industri perbankan, keuangan, asuransi,dan lain-lain agar hasil pengujian tentang pengaruhmekanisme corporate governance, kualitas audit, danpengungkapan sukarela terhadap manipulasi aktivitasriil dapat digeneralisasi. Kedua, penelitian perlu

Page 77: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

75

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

menggunakan periode pengamatan yang lebih panjangagar lebih mencerminkan keadaan yang mendekatikebenaran. penelitian perlu memasukkan variabel cor-porate goverance yang lebih lengkap agar diperolehhasil penelitian yang lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, K. R. 2007. Pengaruh Struktur KepemilikanSaham Terhadap Nilai Perusahaan (Studi PadaIndustri Real Estate dan Properti yang Listingdi BEJ). Skripsi. Program Sarjana FakultasEkonomi Universitas Brawijaya. Malang.

Anderson, Kristen L, Daniel N. Deli dan Stuart L. Gillan.2003. Boards of Directors, Audit Committees,and the Information Content of Earnings. Work-ing Paper.

Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. 1995.Management Control Systems, Irwin:Homewood, Illinois.

Ardiati, A. Y. 2003. Pengaruh Manajemen Laba TerhadapReturn Saham Dengan Kualitas Audit SebagaiVariabel Pemoderasi. Simponsium NasionalAkuntansi VI Surabaya.

Bamber, L. 1987. “Unexpected Earnings, Firm Size, andTrading Volume Around Quarterly Earnings An-nouncement”. The Accounting Review. 62 (3):510-532.

Becker, C.L., M.L. Defond, J. Jiambalvo, and K.R.Subramanyam. 1998. “The Effect of Audit Qual-ity on Earning Management”. ContemporaryAccounting Research 15, hlm.1-24.

Bradbury, M. E., Mak, Y. T. and Tan, S. M. 2004. “BoardCharacteristics, Audit Committee Characteris-tics and Abnormal Accruals”. Working Paper.Unitec New Zealand dan National Universityof Singapore

Cadbury, Sir A. 1992. Report of the Committe on the

Financial Aspects of Corporate Governance.The Committe and Gee, London.

Chtourou, SM., Jean Bedard, and Lucie Courteau . 2001.“Corporate Governance and Earnings Manage-ment”. Working Paper, Universite Laval, Que-bec City, Canada. April.

Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H.2006. Earnings Management, Corporate Gover-nance, and True Financial Performance.www.ssrn.com.

Crutchley, C E and RS Hansen. 1989. “A Test of AgencyTheory of Managerial Ownership, CorporateLeverage, and Corporate Dividens”. FinancialManagement. Hal 36-46.

Daniri, M. A. 2008. Rekayasa Laporan Keuangan: IsuAkuntansi atau Governance. Bisnis Indonesia, Edisi: 20-APR-2008

DeAngelo, L. E. 1981. “Auditor Size and Audit Qual-ity”. Journal of Accounting & Economics. 3(Desember): 183-199.

Dechow, P.M., S.P. Kothari and R.L. Watts. 1998. “TheRelation Between Earnings and Cash Flows”.Journal of Accounting and Economics 25, 133-168.

Dechow, P.M., Skinner, D.J. 2000. “Earnings Manage-ment: Reconciling The Views of AccountingAcademics, Practitioners and Regulators”. Ac-counting Horizons. 14, 235-250.

Fama, E. F. and Jensen, M. C. 1983. “Separation ofOwnership and Control”. Journal of Law andEconomics. 26, 301-326.

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001.Peranan Dewan Komisaris dan Komite Auditdalam Pelaksanaan Corporate Governance. SeriTata Kelola Perusahaan, Jilid II. Edisi ke – 2.Jakarta

Fudenberg, D. and J. Tirole. 1995. “A Theory of In-

Page 78: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

76

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

come and Dividend Smoothing Based on In-cumbency Rents”. Journal of PoliticalEconomy. 103, 75-93.

.Gideon, SB Boediono. 2005. Kualitas Laba: Studi

Pengaruh Mekanisme Corporate Governacedan Dampak Manajemen Laba denganMenggunakan Analisis Jalur. SimposiumNasional Akuntansi (SNA) VIII, Solo.

Gumanti, T.A. 2000. “Earnings Management: SuatuTelaah Pustaka”. Jurnal Akuntansi &Keuangan, Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 104 –115.

Gunarsih, Tri. 2003. “Struktur Kepemilikan SebagaiSalah Satu Mekanisme Corporate Gover-nance”. Jurnal Kompak.

Gunny, K. 2005. “What are the Consequences of RealEarnings Management?” Working Paper. Uni-versity of Colorado.

Hapsoro, Dody. 2006. Mekanisme Corporate Gover-nance, Transparansi dan KonsekuensiEkonomis: Studi Empiris di Pasar Modal Indo-nesia. Disertasi Doktor UGM, 2006.

Halim, J., Meiden, C. and Tobing, R.L. 2005. PengaruhManajemen Laba Pada Tingkat PengungkapanLaporan Keuangan Pada PerusahaanManufaktur yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII,Solo.

Healy, P.M. and Wahlen. J.M. 1999. “A Review of TheEarnings Management Literature and its Impli-cation for Standard Setting”. Accounting Hori-zons. 13.

Healy, P.M. and K.G. Palepu. 1993. “The Effect of Firm’sFinancial Disclosure Strategies on StockPrices”. Accounting Horizons:1-11.

Hendriksen, E.S and M. F, van Brenda. 1992. Account-ing Theory, 5th Ed. Homewood, Illinois: Irwin.

Jensen, M C. 1986. “Agency Cost of Free Cash Flow,Corporate Finance and Take Over”. AmericanEconomic Review.Vol.76

Jensen, M.C. 1993. “The Modern Industrial Revolu-tion, Exit, and the Failure of Internal ControlSystem”. Journal of Finance. Vol. 48. July, p.831-880.

Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theoryof The Firm: Managerial Behavior, Agency Costand Ownership Structure”. Journal of Finan-cial Economics. 3: 305-360.

Kusharyanti. 2005. “Temuan Penelitian MengenaiKualita Audit dan Kemungkinan TopikPenelitian di Masa Datang”. Jurnal AkuntansiManagement.

Lang, Mark dan R, Lundholm. 1993. “Cross SectionalDeterminant of Analyst Rating of CorporateDisclosure”. Journal of Accounting Research.Vol. 31, No. 2, Autumn, 246-271.

Lobo, Gerald J. dan Jian Zhou. 2001. Disclosure Qual-ity And Earnings Management. Social ScienceResearch Network Electronic Paper Collec-tion.

Maksum, Azhar. 2005. Tinjauan atas Good CorporateGovernance di Indonesia. Pidato PengukuhanJabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang IlmuAkuntansi Manajemen pada FakultasEkonomi, Universitas Sumatera Utara.

Mardiyah, Aida Ainul. 2002. “Pengaruh InformasiAsimetri dan Disclosure Terhadap Cost of Capi-tal”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 5,No. 2: 229-256.

Midiastuty, P.P. and M. Machfoedz. 2003. AnalisisHubungan Mekanisme Corporate Governancedan Indikasi Manajemen Laba. SimposiumNasional Akuntansi VI, hlm. 176-199.

Nasution, Marihot, dan Doddy Setiawan. 2007.Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Page 79: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

77

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT,............... (Dody Hapsoro)

Manajemen laba di Industri Perbankan Indone-sia. Simponsium Nasional Akuntansi X.

Ohlson, James A. 1980. “Financial Ratios and theProbabilitic Prediction of Bankruptcy”. Journalof Accounting Research. Vol.18, No.1Spring:109-131.

Oktorina, Megawati, dan Yanthi H. 2008. Analisis ArusKas Kegiatan Operasi Dalam MendeteksiManipulasi Aktivitas Riil dan DampaknyaTerhadap Kinerja Pasar. Simposium NasionalAkuntansi (SNA) XI, Pontianak.

Peasnell, KV., PF. Pope, and S Young. 1998. “OutsideDirector, Board Effectiveness, and EarningsManagement”. Working Paper. Lancaster Uni-versity.

Porter, G. 1992. “Accounting Earnings Announcemnt,Institutional Investors Concentration and Com-mon Stock Returns”. Journal of AccountingResearch. Vol. 30, No. 1:146-155.

Rahman, Anissa. 2007. Earnings Management MelaluiAccruals dan Real Activities ManipulationPada Initial Public Offerings dan Kinerja JangkaPanjang (Studi Empiris Pada Bursa Efek Jakarta).Tesis: Unpublished. Pascasarjana IlmuAkuntansi Universitas Indonesia.

Roychowdhury, Sugata. 2003. “Management of Earn-ings through the Manipulation of Real Activi-ties That Affect Cash Flow from Operation”.Paper Work. Sloan School of Management MIT.

Roychowdhury, Sugata. 2006. “Earnings Managementthrough Real Activities Manipulation”. Jour-nal of Accounting and Economics. 42: 335-370.

Salim, Imbuh. 2005. Komite Audit: Peran yangDiharapkan dan Sejauhmana Eksistensinya.Usahawan. 11.

Satya, Venti Eka. 2007. Pengaruh Struktur KepemilikanTerhadap Kinerja Perusahaan. Tesis S2 tidakdipublikasi. Program Pascasarjana, Universi-tas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Setiawati, Lilis dan Ainun Na’im. 2001. “Bank HealthEvaluation by Bank Indonesia and EarningsManagement in Banking Industry”. GadjahMada International Journal of Business. Vol-ume 3 No 2 May: 159-176

Setiawati, Lilis dan Ainun Na’im. 2000. “ManajemenLaba”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Vol. 15, No. 4, 424-441.

Schipper, Katherine. 1989. “Commentary on EarningsManagement”. Journal Accounting Horizon.Vol. 3, No 4. hal. 91-102.

Scott, William. R. 2000. Financial Accounting Theory.Prentice-Hall. Toronto-Canada.

Shleifer, A. and Vishny, W.R. 1986. “Large Shareholderand Corporate Control”. Journal of PoliticalEconomy. 95, 461-488.

Shleifer, A. and Vishny, W.R. 1997. A Survey of Corpo-rate Governance. www.jstor.org.

Siallagan, H. dan Machfoed, M. 2006. Mekanisme Cor-porate Governance, Kualitas Laba, dan NilaiPerusahaan. Simponsium Nasional AkuntansiIX Padang.

Siregar, N.P. dan Utama, S. 2005. Pengaruh StrukturKepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan PraktekCorporate Governance Terhadap PengelolaanLaba (Earnings Management). SimposiumNasional Akuntansi VIII, Solo.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: PerekayasaanPelaporan Keuangan. Edisi Ketiga, Yogjakarta:BPFE.

Ujiyantho, M.A. dan Pramuka, B.A. 2007. MekanismeCorporate Governance, Manajemen Laba, danKinerja Keuangan. Simponsium NasionalAkuntansi X, IAI.

Veronica, S. dan Bachtiar, S, Y. 2003. Hubungan AntaraManajemen Laba dengan TingkatPengungkapan Laporan Keuangan. Simposium

Page 80: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

78

JAM, Vol. 23, No. 1, April 2012: 61-78

Nasional Akuntansi VI.

Wahidahwati. 2001. Kepemilikan Manajerial dan AgencyConflict: Analisis Persamaan Simultan NonLinier dari Kepemilikan Manajerial, PenerimaanRisiko (Risk Taking), Kebijakan Utang danKebijakan Dividen. Unpublished Thesis. Uni-versitas Gadjah Mada.

Watts, Ross L., and J L Zimmerman. 1986. Positive Ac-counting Theory. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Welker, M. 1995. “Disclosure Policy, Information Asym-metry and Liquidity in Equity Markets”. Con-temporary Accounting Research 11, 801-827.

Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap EarningsManagement pada Perusahaan Go Public diIndonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Vol 3. No 2.

Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, dan James L. Dodd.2001. Accounting Theory: A Conceptual andInstitutional Approach. Ohio: South-WesternCollege Publishing, Cincinnati.

Page 81: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

Vol. 23, No. 1, April 2012

INDEKS SUBYEKJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

AAggressive Accounting 35, 49

CCorporate governance mechanisms 61

Ddecision usefullnes 1

EEntrepreneurial Orientation 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,21, 22, 23, 24, 25error correction model 27expectation gap 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12

Ffinancial restatements 35, 38, 49, 50fuel 27

IInnovation success 13, 15, 21

JJob satisfaction 51, 58, 59

KLecturers’ Performance 51

MMarket Orientation 13, 14, 15, 16, 18, 20, 21,23, 24, 25Market orientation 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21,22, 23

Misreporting 49misreporting 35

OOrganizational Commitment 51, 58, 59Organizational Culture 51, 58, 60

PProfitability 13, 23, 24, 25

Qquality audits 61

Rreal activities manipulation 61, 62, 65, 77reliability 1, 6, 7, 8, 9, 35, 36reliability of financial statements 35responsibility 1, 6, 8revision of financial reports 35

Tthe Consumer Price Index 27the dynamic model 27

VVoluntary disclosure 61

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 82: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

Vol. 23, No. 1, April 2012

INDEKS PENGARANGJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

AAnis Eliyana 51

BBudiman Christiananta 51

DDjoko Susanto 35Dody Hapsoro 61

MM.F. Arrozi Adhikara 1Maria Pampa Kumalaningrum 13

SSri Langgeng Ratnasari 51

WWasiaturrahma 27

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 83: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

Vol. 23, No. 1, April 2012

PEDOMAN PENULISANJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpanama dan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataantertulis yang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis denganhuruf kapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletakdi tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 84: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

Vol. 23, No. 1, April 2012

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan

huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semuapenulis, tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkannama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jikamengambil artikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku,penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: ACase Study of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 85: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat ... kemudahan bagi para pembaca

Vol. 23, No. 1, April 2012

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat.In: G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., NewYork.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasionaldan Tingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadiketidaksesuaian di antara MITRA BESTARI.

7. Keputusan penolakan Editorial Board Members dikirimkan kepada penulis.8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk perbaikan.9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Editorial Board Members ke Managing

Editors.10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan.11. Naskah siap dicetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN