35
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019) 236 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40 Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini begitu cepat, membawa paradigma baru dalam tatanan seluruh aktivitas kehidupan, baik pemerintah, dunia usaha, pendidikan dan masyarakat lainnya. Dalam dunia usaha kemajuan teknologi menuntut para karyawan maupun calon karyawan supaya memiliki kemampuan serta keahlian lebih agar dapat menunjang kinerjanya untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Di setiap perusahaan penggunaan software sudah menjadi hal yang diwajibkan bagi karyawannya. Dengan penerapan berbagai software, mengakibatkan karyawan dituntut supaya memiliki keahlian terutama dalam bidang komputer. Hal ini juga berlaku pada karyawan di bagian keuangan yang bertugas membuat laporan keuangan perusahaan. Dalam pembuatan laporan keuangan kebanyakan perusahaan saat ini sudah menggunakan software akuntansi seperti MYOB, Zahir dan lain-lain. Namun hal tersebut dapat menjadi kendala karena tidak semua karyawan nyaman dan dapat menjalankan software tersebut dengan baik. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, program studi akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar juga membekali mahasiswanya dengan mata kuliah aplikasi PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN COMPUTER ATTITUDE TERHADAP KEAHLIAN PEMAKAIAN SOFTWARE AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR PUTU NIRMALA MAHARANI [email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar Abstrak Dalam dunia usaha kemajuan teknologi menuntut para karyawan maupun calon karyawan supaya memiliki kemampuan serta keahlian lebih agar dapat menunjang kinerjanya untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Di setiap perusahaan penggunaan software termasuk software akuntansi sudah menjadi hal yang diwajibkan bagi karyawannya. Namun hal tersebut dapat menjadi kendala karena tidak semua karyawan nyaman dan dapat menjalankan software tersebut dengan baik. Dalam penggunaan teknologi terutama komputer seseorang selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi keahliannya, faktor tersebut di antaranya adalah personality yang meliputi computer anxiety, computer attitudes, dan math anxiety. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali teori computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 221 mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2015. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode simple random sampling dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari 221 kuesioner yang tersebar hanya 182 kuesioner yang kembali dan dapat dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi computer anxiety adalah 0,317 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Nilai signifikansi computer attitude adalah 0,149 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Kata kunci : personality, computer anxiety, computer attitude, keahlian pemakaian software akuntansi.

Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

236

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini begitu cepat,

membawa paradigma baru dalam tatanan seluruh aktivitas kehidupan, baik pemerintah, dunia

usaha, pendidikan dan masyarakat lainnya. Dalam dunia usaha kemajuan teknologi menuntut para

karyawan maupun calon karyawan supaya memiliki kemampuan serta keahlian lebih agar dapat

menunjang kinerjanya untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Di setiap perusahaan

penggunaan software sudah menjadi hal yang diwajibkan bagi karyawannya. Dengan penerapan

berbagai software, mengakibatkan karyawan dituntut supaya memiliki keahlian terutama dalam

bidang komputer. Hal ini juga berlaku pada karyawan di bagian keuangan yang bertugas

membuat laporan keuangan perusahaan. Dalam pembuatan laporan keuangan kebanyakan

perusahaan saat ini sudah menggunakan software akuntansi seperti MYOB, Zahir dan lain-lain.

Namun hal tersebut dapat menjadi kendala karena tidak semua karyawan nyaman dan dapat

menjalankan software tersebut dengan baik.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, program studi akuntansi di

Universitas Mahasaraswati Denpasar juga membekali mahasiswanya dengan mata kuliah aplikasi

PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN COMPUTER ATTITUDE TERHADAP

KEAHLIAN PEMAKAIAN SOFTWARE AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN

AKUNTANSI DI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

PUTU NIRMALA MAHARANI

[email protected]

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Abstrak

Dalam dunia usaha kemajuan teknologi menuntut para karyawan maupun calon karyawan

supaya memiliki kemampuan serta keahlian lebih agar dapat menunjang kinerjanya untuk mencapai

tujuan bisnis perusahaan. Di setiap perusahaan penggunaan software termasuk software akuntansi sudah

menjadi hal yang diwajibkan bagi karyawannya. Namun hal tersebut dapat menjadi kendala karena

tidak semua karyawan nyaman dan dapat menjalankan software tersebut dengan baik. Dalam

penggunaan teknologi terutama komputer seseorang selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

mempengaruhi keahliannya, faktor tersebut di antaranya adalah personality yang meliputi computer

anxiety, computer attitudes, dan math anxiety. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali teori

computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 221 mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2015. Teknik

penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode

simple random sampling dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari 221 kuesioner yang tersebar

hanya 182 kuesioner yang kembali dan dapat dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai

signifikansi computer anxiety adalah 0,317 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer anxiety tidak

berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Nilai signifikansi computer attitude

adalah 0,149 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian

pemakaian software akuntansi.

Kata kunci : personality, computer anxiety, computer attitude, keahlian pemakaian software akuntansi.

Page 2: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

237

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

komputer akuntansi. Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan mahasiswa program studi

akuntansi dapat memiliki keahlian dalam menggunakan software akuntansi yang nantinya akan

berguna di dunia kerja khususnya pada bidang akuntansi. Pada mata kuliah ini mahasiswa

diajarkan menggunakan software akuntansi dan secara tidak langsung mahasiswa dituntut untuk

memiliki keahlian serta dapat menguasai software akuntansi.

Menurut Parasara (2014), perkembangan teknologi yang pesat dengan segala manfaatnya

tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari pengguna itu sendiri, karena teknologi

yang baik membutuhkan sumber daya manusia yang terampil untuk mengoperasikannya.

Menghadapi perkembangan teknologi informasi sering kali terjadi suatu kondisi yang kompleks

dimana kemampuan organisasi dalam penerapan teknologi informasi tidak sesuai dengan

kemampuan individu di dalam organisasi tersebut untuk mengaplikasikannya (Fazli, 1999). Hal

tersebut disebabkan karena setiap individu merespon penerapan teknologi informasi secara

dinamis seperti menerima maupun menolak dengan hal-hal yang bersifat baru (Parasara, 2014).

Dalam penggunaan teknologi terutama komputer seseorang selalu dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang mempengaruhi keahliannya, faktor tersebut di antaranya adalah personality

yang meliputi computer anxiety, computer attitudes, dan math anxiety. Menurut Igbarian dan

Parasuraman (1989) computer anxiety merupakan kecenderungan seseorang untuk menjadi susah,

khawatir, atau ketakutan mengenai penggunaan komputer dimasa sekarang atau dimasa yang

akan datang. Computer attitudes menunjukan reaksi atau penilaian seseorang terhadap komputer

berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangan terhadap komputer. Sedangkan math anxiety

merupakan ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang berhubungan secara khusus dengan

matematika.

Wiramihardja (2005) dalam Parasara (2014) menyebutkan bahwa anxiety merupakan

suatu perasaan dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak

jelas asal maupun wujudnya sehingga tidak berani dan mampu untuk bersikap dan bertindak

secara rasional sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Menurut Supriyadi (2003), jika

dihubungkan dengan penggunaan komputer maka computer anxiety merupakan suatu ungkapan

perasaan yang bersifat negatif atau praduga yang berlebihan mengenai kesulitan yang disebabkan

oleh adanya pemanfaatan komputer yang mengarah pada sikap antipati terhadap komputer.

Menurut Safitri (2015) computer attitude dapat diartikan sebagai sikap dan pandangan

seseorang dalam menghadapi keberadaan teknologi komputer. Sikap seseorang dalam

menghadapi keberadaan komputer pada setiap individu cenderung berbeda-beda. Sebagian orang

menganggap adanya teknologi komputer akan mengendalikan dan mendominasi kehidupan

(pessimism). Sebagian orang lainnya menganggap jika dengan adanya komputer akan

memberikan dampak positif (optimism).

Peristiwa yang terjadi ialah rasa cemas pada komputer (computer anxiety) serta sikap

individu pada hadirnya komputer (computer attitude) dapat mempengaruhi keahlian (self-

efficacy) individu tersebut ketika menggunakan atau mengoperasikan komputer (Kuntardi, 2004).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2003), Sudaryono dan Astuti (2005), Tjandra (2007),

Cahyandari (2009), Setiawan (2012), Hatta dan Mariezta (2013), Sulindawati (2014), Parasara (2014), Cahyono (2014), Zahro, Ashari dan Utami (2014), Devi (2015), dan Dewi dan Juliarsa

(2017) menyatakan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

keahlian berkomputer. Nurhayati (2003) juga menyatakan computer anxiety berpengaruh

terhadap keahlian penggunaan komputer. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rafki (2012)

dan Astuti (2016) menunjukkan hasil yang berbeda dimana computer anxiety tidak berpengaruh

terhadap keahlian berkomputer.

Hasil penelitian yang tidak konsisten juga terjadi pada penelitian tentang computer

attitude pada keahlian berkomputer. Cahyono (2014), Kumara, Adiputra dan Sulindawati (2014),

Dewi dan Juliarsa (2017) menyatakan bahwa computer attitude berpengaruh positif terhadap

keahlian berkomputer. Cahyandari (2009), Zahro, Ashari dan Utami (2014) menyatakan bahwa

Page 3: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

238

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

computer attitude berpengaruh signifikan terhadap keahlian berkomputer. Namun, penelitian

yang dilakukan oleh Nurhayati (2003), dan Devi (2015) menyatakan hasil yang berbeda dimana

computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian berkomputer.

Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh gambaran bahwa computer anxiety dan

computer attitude adalah dua faktor personality yang dapat mempengaruhi keahlian pemakai

dalam menggunakan komputer. Hal tersebut memotivasi peneliti untuk meneliti kembali teori

computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi dengan

judul “Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Terhadap Keahlian Pemakaian

Software Akuntansi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati

Denpasar”.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan dalam

penilitian ini, yaitu :

1) Apakah computer anxiety berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada

mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar?

2) Apakah computer attitude berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada

mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui pengaruh computer anxiety terhadap keahlian pemakaian software

akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

2) Untuk mengetahui pengaruh computer attitude terhadap keahlian pemakaian software

akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

1.4 Kegunaan Penelitian

1) Bagi Peneliti

Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan

memperoleh gambaran langsung mengenai pengaruh computer anxiety dan computer attitude

pada keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi di

Universitas Mahasaraswati Denpasar.

2) Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa untuk menemukan

pengetahuan dan pengembangan wawasan, meningkatkan kemampuan menganalisis suatu

masalah melalui penelitian ini.

3) Bagi Universitas

Untuk menambah perbendaharaan di perpustakaan untuk jurusan akuntansi dengan

konsentrasi sistem informasi sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut terhadap masalah yang sejenis dengan masalah penelitian ini.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Perilaku Interpersonal

Thompson et al. (1991) mengemukakan pentingnya aspek perilaku dalam penerapan

teknologi informasi. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian empiris yang menguji pengaruh

perilaku individual pemakai terhadap penggunaan komputer dengan landasan teori yang

diusulkan oleh Triandis (1980). Menurut Triandis (1980) dalam Devi (2015), penggunaan

komputer oleh seorang karyawan dalam situasi optional (bukan keharusan) akan dipengaruhi oleh

Page 4: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

239

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

sikap (attitude) dalam menggunakan komputer, norma sosial (sosial norm) di tempat kerja

berkaitan dengan penggunaan komputer dan kebiasaan (habits) dalam menggunakan komputer.

Sikap seseorang terdiri atas komponen kognisi, afeksi, dan komponen-komponen perilaku

(behavioral components).

Kognisi berkaitan dengan pengenalan seseorang terhadap lingkungannya sehingga

menimbulkan suatu keyakinan (beliefs). Keyakinan tersebut diperoleh berdasarkan pada

pengetahuan dan pengalamannya. Menurut Triandis (1980), kognisi berkaitan dengan

konsekuensi yang diperoleh pada masa depan yang diyakini seseorang sehingga mendorong

untuk bersikap. Afeksi berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang yang merupakan

perasaan bahagia, gembira, senang atau depresi, benci dan tidak nyaman yang dihubungkan

dengan seorang individual ke suatu tindakan tertentu (Triandis, 1980 dalam Iskandarsyah 2012).

Ketiga komponen tersebut berkaitan dengan penelitian ini yang menitikberatkan pada aspek

computer anxiety sebagai refleksi perasaan seorang mahasiswa terhadap teknologi informasi

khususnya dalam penggunaan software akuntansi dan aspek computer attitude sebagai refleksi

sikap seorang mahasiswa terhadap pemakaian software akuntansi.

Komponen kognisi berkaitan dengan keyakinan dalam diri mahasiswa bahwa dengan

menggunakan komputer terutama dalam penerapan software akuntansi dapat memberikan

manfaat bagi dirinya dan pekerjaannya di kemudian hari. Semakin tinggi tingkat kepercayaan

mahasiswa dalam penggunaan software akuntansi maka rasa cemas yang dihadapi mahasiswa

akan berkurang dan tingkat keahlian dalam menggunakan software akuntansi juga akan semakin

meningkat. Sebaliknya, semakin besar rasa kecemasan yang dimiliki mahasiswa dalam

menggunakan software akuntansi maka akan semakin rendah pula keahlian mahasiswa dalam

menggunakan software akuntansi.

Komponen afeksi berkaitan dengan sikap mahasiswa mengenai kehadiran teknologi

komputer khususnya pada penerapan software akuntansi. Sikap mahasiswa yang positif untuk

menerima kehadiran teknologi komputer dilandasi oleh keyakinan bahwa penggunaan software

akuntansi dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaannya dan tugasnya akan menimbulkan

perasaan suka atau senang terhadap penggunaan software akuntansi. Sikap optimis akan

mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan keahliannya menggunakan software

akuntansi.

2.1.2 Computer Anxiety

Menurut Igbarian dan Parasuraman (1989) computer anxiety merupakan kecenderungan

seseorang untuk menjadi susah, khawatir, atau ketakutan mengenai penggunaan komputer dimasa

sekarang atau dimasa yang akan datang. Wiramihardja (2005) dalam Parasara (2014)

menyebutkan bahwa anxiety merupakan suatu perasaan dimana seseorang merasa ketakutan atau

kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya sehingga tidak berani dan

mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan apa yang seharusnya

dilakukan. Menurut Supriyadi (2003) jika dihubungkan dengan penggunaan komputer maka

computer anxiety merupakan suatu ungkapan perasaan yang bersifat negatif atau praduga yang

berlebihan mengenai kesulitan yang disebabkan oleh adanya pemanfaatan komputer yang mengarah pada sikap antipati terhadap komputer.

Computer anxiety merupakan salah satu technophobia, dimana komputer merupakan

salah satu teknologi yang berkembang dalam kehidupan manusia. Technophobia sendiri dapat

digolongkan dalam tiga tingkatan, antara lain anxious technophobe, cognitive technophobe, dan

unconfortable user (Linda V. Orr, 2000). Setiap individu yang mengalami kegelisahan terhadap

komputer (computer anxiety) akan merasakan manfaat komputer yang lebih sedikit dibandingkan

dengan mereka yang tidak mengalami kegelisahan terhadap kehadiran komputer. Kegelisahan

dan ketakutan seseorang terhadap kehadiran teknologi baru umumnya akan mendorong sikap

negatif untuk menolak penggunaan teknologi informasi (Todd dan Benbasat, 1992).

Page 5: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

240

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Computer anxiety dapat dinilai dari beberapa aspek. Para ahli memberikan penjelasan

mengenai aspek-aspek computer anxiety sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing.

Heinssen, et al (1987) dalam Devi (2015) mengemukakan bahwa computer anxiety memiliki dua

aspek yakni :

1) Fear (takut)

Menurut Heinssen, et al (1987) dalam Putra (2016) rasa takut merupakan “salah satu

gejala adanya gangguan emosional dalam diri seseorang. Rasa takut dapat timbul karena

adanya suatu ancaman yang datang dari luar diri seseorang. Menurut Sudaryono dan Astuti

(2005) seseorang yang merasa takut dengan adanya komputer karena mereka belum banyak

menguasai teknologi komputer, sehingga mereka belum bisa mendapatkan manfaat dengan

adanya kehadiran komputer.

Menurut Kaplan dan Sadock dalam Putra (2016) rasa takut dapat diartikan sebagai

“respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal jelas, atau bukan bersifat

konflik”. Sedangkan menurut Brosnan (1999) rasa takut berkomputer merupakan “sikap atau

perasaan tidak tenang dan nyaman yang dialami seseorang berkaitan dengan komputer. Rasa

takut muncul karena seseorang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam

mengoperasikan komputer sesuai dengan kepentingannya.

2) Anticipation (antisipasi)

Menurut Heinssen, et al (1987) antisipasi merupakan salah satu sikap dalam

mengatasi kecemasan yang ada dalam diri seseorang. Menurut Igbaria dan Parasuraman

(1989) antisipasi merupakan salah satu cara untuk dapat keluar dari kecemasan berkomputer

ketika sedang menyelesaikan tugas-tugas penting. Hal ini memperlihatkan bahwa antisipasi

merupakan respon positif dari kecemasan berkomputer yang dapat dilakukan dengan

menerapkan ide-ide atau bentuk pembelajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif.

Menurut Orr (2000) antisipasi yang baik akan meningkatkan sikap berkomputer yang positif.

Sebaliknya antisipasi yang rendah akan berdampak negatif pada sikap berkomputer seseorang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan computer anxiety berhubungan dengan

kecemasan berkomputer yang ditunjukkan dengan rasa takut setiap kali berhadapan dengan

komputer. Hal ini biasanya muncul ketika seseorang mempelajari sesuatu yang baru dan terjadi

penolakan terhadap perubahan yang memiliki efek negatif terhadap kerja kognitif.

2.1.3 Computer Attitude

Computer attitude merupakan sikap reaksi atau penilaian seseorang terhadap komputer

berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap komputer. Dengan kata lain secara

umum attitude menunjukkan perasaan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap

obyek stimulus (Rifa dan Gudono, 1999). Sikap seseorang dalam menghadapi keberadaan

komputer pada setiap individu cenderung berbeda-beda. Sebagian orang menganggap adanya

teknologi komputer akan mengendalikan dan mendominasi kehidupan (pessimism). Sebagian

orang lainnya menganggap jika dengan adanya komputer akan memberikan dampak positif

(optimism) (Safitri, 2015). Sikap pemakai komputer merupakan faktor yang mempengaruhi

kinerja (keahlian) individual dalam penggunaan komputer (Webster et al (1990) Kisbiantoro, 2008).

Computer attitude dapat dinilai dari beberapa aspek. Menurut Loyd dan Gressard (1984)

dalam Devi (2015) terdapat tiga aspek yang terkait dengan computer attitude, yaitu :

1) Optimism

Sikap optimism menurut Doyle (2005) dapat diartikan sebagai kemampuan mengatasi

berbagai kesulitan tugas-tugas yang dihadapi seseorang dengan adanya komputer. Sikap

optimism seseorang terhadap komputer akan mampu mengatasi kecemasan dalam menghadapi

tugas-tugas sulit yang melibatkan penggunaan komputer. Sementara menurut Towell dan

Lauer (2001) bahwa sikap optimism berkomputer merupakan pandangan positif seseorang

terhadap komputer yang dapat meringankan beban pekerjaannya.

Page 6: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

241

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

2) Pessimism

Menurut Rosen dan Weil (2010) sikap pesimism berkomputer merupakan sikap

antipati seseorang akibat adanya kerterbatasan penguasaan program-program komputer

khususnya program baru. Munculnya program baru membuat seseorang merasa dirinya kurang

mampu mengendalikan sehingga sikap pesimism berkomputer dalam dirinya semakin tinggi.

3) Intimidation

Intimidasi berkomputer merupakan pandangan dalam diri manusia bahwa komputer

merupakan alat yang akan mengendalikan serta mendominasi kehidupan manusia, sehingga

membawa kehidupan manusia ke dalam era yang terintimidasi karena kehadiran komputer

(Mahar et al, 1997). Menurut Landry et al (1996) intimidasi berkomputer merupakan keadaan

yang mengancam kenyamanan seseorang berkaitan dengan penggunaan komputer.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa computer attitude adalah reaksi

atau penilaian seseorang terhadap komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya

terhadap komputer dan menunjukkan cara pandang seseorang terhadap komputer sebagai

ancaman dalam hidupnya.

2.1.4 Computer Self-Efficacy

Self-efficacy merupakan kepercayaan diri seseorang pada kemampuan yang dimiliki

untuk menampilkan perilaku tertentu. Komponen kunci dari self-efficacy antara lain komponen

skill (keahlian) dan ability (kemampuan) dalam mengorganisir dan melaksanakan suatu tindakan

(Rustina (2004) dalam Putra, 2016). Menurut Compeau dan Higgins (1995) computer self-

efficacy (CSE) dapat didefinisikan sebagai penilaian kapabilitas dan keahlian komputer seseorang

untuk melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan teknologi informasi. Secara sederhana

CSE dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (Maharsi

dan Mulyadi (2007) dalam Sudibyanto, 2013). Computer self-efficacy dipandang sebagai salah

satu variabel yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang teknologi informasi.

Compeau dan Higgin (1995) menjelaskan terdapat tiga dimensi CSE antara lain :

1) Magnitude

Mengacu pada level kapabilitas seseorang dalam penggunaan komputer. Individu dengan level

magnitude CSE yang tinggi diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugas komputasi dengan

baik dengan sedikitnya bantuan dari orang lain.

2) Strength

Mengacu pada level keyakinan tentang kepercayaan diri individu terhadap kemampuannya

dalam menyelesaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik.

3) General Ability

Mengacu pada domain perbedaan konfigurasi hardware dan software, sehingga individu

dengan level general ability tinggi diharapkan mampu menggunakan paket-paket software dan

sistem yang berbeda-beda dibandingkan dengan individu dengan level general ability yang

lebih rendah.

Individu dengan tingkat CSE yang lebih tinggi menilai dirinya mampu menyelesaikan

tugas-tugas yang komputasi yang diberikan dengan lebih baik tanpa dukungan dan bantuan dari oranglain daripada seseorang dengan tingkat CSE yang lebih rendah (Adamson dan Shine, 2003).

Compeau dan Higgins (1991) dalam Sudibyanto (2013) menyampaikan bahwa tingkat CSE yang

tinggi akan mengarahkan pengguna teknologi informasi kepada tingkat minat dan penggunaan

informasi teknologi yang lebih tinggi juga.

2.1.5 Perangkat Lunak (Software) Akuntansi

Perangkat lunak (software) akuntansi merupakan perangkat lunak (software) yang dibuat

untuk memudahkan aktivitas dan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan konsep modularitas

atas serangkaian aktivitas yang serupa ke dalam modul-modul spesifik seperti pembelian

(Account Payable), penjualan (Account Receivable), penggajian, buku besar, dan lain-lain (Hatta

dan Marietza, 2013). Perangkat lunak ini dapat dikembangkan sendiri oleh perusahaan ataupun

Page 7: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

242

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

dibeli dari pihak ketiga yang menyediakan, atau dapat pula merupakan gabungan dari keduanya.

Karena hal tersebut, kompleksitas dan kapabilitas software akuntansi menjadi sangat beragam

tergantung pada kebutuhan perusahaan yang akan menggunakannya. Beberapa software

akuntansi yang sering digunakan antara lain MYOB, Zahir, Omegasoft, Acosys, dan lain-lain.

Adapun contoh laporan keuangan yang dihasilkan software akuntansi antara lain :

Gambar 2.1

Contoh Neraca Menggunakan MYOB

Sumber: Suharyati dan Dwijayanti (2011)

Gambar 2.2

Contoh Laporan Laba Rugi Menggunakan MYOB

Sumber: Suharyati dan Dwijayanti (2011)

Page 8: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

243

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Gambar 2.3

Contoh Laporan Arus Kas Menggunakan MYOB

Sumber: Yuliantoro (2015)

Gambar 2.4

Contoh Neraca Menggunakan Zahir

Sumber: Hutauruk (2017)

Page 9: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

244

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Gambar 2.5

Contoh Laporan Laba Rugi Menggunakan Zahir

Sumber: Hutauruk (2017)

Page 10: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

245

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Gambar 2.6

Contoh Laporan Arus Kas Menggunakan Zahir

Sumber: Hutauruk (2017)

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Astuti (2003) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dukungan organisasi

terhadap hubungan computer anxiety dengan keahlian auditor menggunakan teknik audit

berbantuan komputer. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 67 kuesioner yang

didapatkan dari responden auditor yang bekerja di KAP yang terletak di Yogyakarta, Semarang,

Solo dan 7 KAP besar di Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan tingkat computer anxiety pada setiap kelompok jabatan di Kantor Akuntan Publik

(KAP) dalam menggunakan teknik audit berbantuan komputer (TABK). Terdapat perbedaan

keahlian menggunakan TABK pada setiap kelompok jabatan yang ada di KAP. Computer anxiety

Page 11: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

246

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

berpengaruh signifikan negatif terhadap keahlian menggunakan teknik audit berbantuan komputer

(TABK), berarti semakin rendah computer anxiety pengguna maka semakin tinggi keahlian

pengguna TABK. Interaksi antara dukungan organisasi dan computer anxiety berpengaruh

signifikan positif terhadap tingkat keahlian pengguna TABK, berarti semakin tinggi dukungan

organisasi yang diperoleh pengguna, mampu mengurangi computer anxiety pengguna dan

meningkatkan keahlian menggunakan TABK.

Diartono dan Nurhayati (2003) melakukan penelitian pada mahasiswa fakultas teknologi

informasi di Universitas Stikubank Semarang mengenai pengaruh personality terhadap keahlian

dalam penggunaan komputer. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap keahlian dalam penggunaan komputer, sikap tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap keahlian dalam penggunaan komputer, sedangkan kecemasan

dan sikap secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keahlian dalam

penggunaan komputer.

Sudaryono dan Astuti (2005) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

computer anxiety terhadap keahlian menggunakan komputer karyawan bagian akuntansi pada

perusahaan tekstil di Surakarta. Penelitian ini merupakan pengembagan penelitian yang pernah

dilakukan oleh Sudaryono (2004) tentang pengaruh computer anxiety terhadap keahlian dosen

akuntansi dalam menggunakan komputer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan dan negatif antara computer anxiety terhadap keahlian komputer, berarti

semakin rendah tingkat computer anxiety pemakai komputer mempunyai pengaruh terhadap

keahlian pemakai dalam menggunakan komputer. Sebaliknya, semakin tinggi computer anxiety

pemakai berhubungan dengan semakin rendahnya keahlian pemakai dalam menggunakan

komputer.

Tjandra (2007) melakukan penelitian dengan tema computer anxiety dari perspektif

gender dan pengaruhnya terhadap keahlian pemakai komputer dengan variabel moderasi locus of

control, yang merupakan studi empiris pada novice accountant assistant di Akademi Akuntansi

YKPN Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada 293 mahasiswa Akademi Akuntansi YKPN.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap variabel keahlian pemakai komputer. Terdapat perbedaan computer anxiety

pemakai komputer pria dan wanita. Locus of control berhasil memoderasi pengaruh computer

anxiety terhadap keahlian pemakai komputer.

Cahyandari (2009) melakukan penelitian terhadap seluruh karyawan bagian akuntansi di

PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang untuk mengetahui pengaruh computer

anxiety dan computer attitude terhadap keahlian karyawan bagian akuntansi dalam menggunakan

komputer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan

computer anxiety terhadap keahlian menggunakan komputer bagi karyawan akuntansi. Terdapat

pengaruh yang signifikan antara computer attitude terhadap keahlian menggunakan komputer

bagi karyawan bagian akuntansi. Computer anxiety dan computer attitude bersama-sama

berpengaruh terhadap keahlian menggunakan komputer bagi karyawan bagian akuntansi.

Setiawan dan Tarwan (2011) melakukan penelitian terhadap 50 mahasiswa jurusan akuntansi program sarjana (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STAN Indonesia Mandiri.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh computer anxiety terhadap keahlian

menggunakan komputer studi pada mahasiswa akuntansi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa computer anxiety pada proksi computer anticipation memiliki pengaruh positif terhadap

keahlian menggunakan komputer. Sedangkan computer anxiety pada proksi computer fear tidak

berpengaruh terhadap keahlian menggunakan komputer.

Setiawan (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh computer anxiety dan

pengalaman komputer (computer experience) terhadap kemahiran berkomputer. Penelitian ini

dilakukan pada 100 mahasiswa jurusan Manajemen Informatika di Politeknik Negeri Surabaya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif dan signifikan

Page 12: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

247

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

terhadap keahlian komputer. Pengalaman komputer berpengaruh signifikan terhadap kemahiran

komputer, hal ini dikarenakan pengguna komputer yang telah berpengalaman dan menguasai

suatu perangkat lunak akan terus mempelajari program atau aplikasi yang baru.

Rafki (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh computer anxiety

terhadap kemampuan mahasiswa akuntansi terhadap keahlian mahasiswa dalam menggunakan

komputer. Penelitian ini dilakukan pada 200 mahasiswa program studi akuntansi di Universitas

Maritim Raja Ali Haji. Penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh

terhadap terhadap keahlian mahasiswa akuntansi di Umrah.

Hatta dan Marietza (2013) melakukan penelitian pada karyawan yang bekerja pada

perusahaan dagang di daerah Bengkulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan

berkomputer (computer anxiety) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap keahlian

pemakai dalam menggunakan software akuntansi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara karyawan pria dan wanita jika ditinjau dari tingkat kecemasan dalam menggunakan

software akuntansi. Sedangkan hasil pengujian variabel locus of control sebagai variabel

moderasi menunjukkan bahwa locus of control merupakan pure moderator, karena ketika

variabel ini diinteraksikan dengan variabel keahlian pemakai dalam menggunakan software

akuntansi menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

Saputro dan Sukirno (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh persepsi

kemudahan penggunaan, kepercayaan, kecemasan berkomputer dan kualitas layanan terhadap

minat menggunakan internet banking. Penelitian ini dilakukan pada 67 orang nasabah pada Bank

Mandiri cabang Jl. Jendral Soedirman Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan pada persepsi kemudahan pengguna terhadap minat

menggunakan internet banking. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada kepercayaan

terhadap minat menggunakan internet banking. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada

kecemasan berkomputer terhadap minat menggunakan internet banking. Terdapat pengaruh

positif dan signifikan pada kualitas layanan terhadap minat menggunakan internet banking.

Sudibyanto (2013) melakukan penelitian pada 193 mahasiswa jurusan akuntansi di

Universitas Negeri Yogyakarta untuk mengetahui pengaruh computer anxiety, computer attitude

dan computer self-efficacy terhadap minat mahasiswa dalam berbisnis secara online. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh signifikan terhadap minat

dalam berbisnis online pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi UNY. Computer attitude

berpengaruh signifikan terhadap minat dalam berbisnis online pada mahasiswa akuntansi.

Computer self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat dalam berbisnis online pada

mahasiswa akuntansi. Sedangkan computer anxiety, computer attitude, computer self-efficacy

secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat dalam berbisnis online pada mahasiswa

akuntansi.

Wiratama dan Rahmawati (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

kualitas informasi, persepsi kebermanfaatan dan computer self-efficacy terhadap penggunaan

internet sebagai sumber pustaka. Penelitian ini dilakukan pada 205 mahasiswa Fakultas Ekonomi

di Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan internet sebagai salah satu sumber

pustaka. Persepsi kebermanfaatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan

internet sebagai salah satu sumber pustaka. Computer self-efficacy berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penggunaan internet sebagai salah satu sumber pustaka. Kualitas informasi,

persepsi kebermanfaatan, dan computer self-efficacy secara bersama-sama berpengaruh positif

dan signifikan terhadap penggunaan internet sebagai salah satu sumber pustaka.

Kumara, Adiputra dan Sulindawati (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui

pengaruh computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian karyawan bagian akuntansi

yang menggunakan komputer. Penelitian ini dilakukan pada 51 orang karyawan bagian akuntansi

yang bekerja di hotel-hotel di kawasan Lovina Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian ini

Page 13: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

248

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif terhadap keahlian karyawan bagian

akuntansi yang menggunakan komputer. Computer attitude berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keahlian karyawan bagian akuntansi yang menggunakan komputer. Computer anxiety

dan computer attitude bersama-sama berpengaruh signifikan yang positif terhadap keahlian

karyawan.

Parasara (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh computer anxiety

pada computer self-efficacy. Penelitian ini dilakukan pada 53 orang pegawai yang bekerja di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara. Penelitian ini menunjukkan bahwa computer

anxiety berpengaruh negatif pada computer self-efficacy pegawai Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Badung Utara.

Cahyono (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor personality

dan pengalaman terhadap keahlian pegawai di lingkungan unit pemerintak kota Surakarta dalam

menggunakan komputer. Penelitian ini dilakukan pada 55 orang pegawai dan hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa faktor personality pada aspek computer anxiety berpengaruh negatif

terhadap keahlian pegawai dalam menggunakann komputer. Artinya semakin takut seorang

pegawai dalam menggunakan alat bantu komputer, maka semakin rendah keahlian pegawai

tersebut dalam menggunakan komputer. Pada aspek computer attitude berpengaruh positif

terhadap keahlian pegawai dalam menggunakan komputer. Hal ini berarti bahwa semakin baik

sikap dan rasa senang pegawai menggunakan alat bantu komputer, maka semakin tinggi keahlian

pegawai dalam menggunakan komputer. Sedangkan pada aspek math anxiety berpengaruh negatif

terhadap keahlian pegawai dalam menggunakan komputer, artinya semakin takut seorang

pegawai terhadap matematika, maka semakin rendah keahlian pegawai tersebut dalam

menggunakan komputer. Pengalaman menggunakan komputer berpengaruh positif terhadap

keahlian pegawai dalam menggunakan komputer, artinya semakin banyak pengalaman

menggunakan komputer, maka semakin tinggi keahlian dalam menggunakan komputer.

Yudha dan Ramantha (2014) melakukan penelitian pada 91 mahasiswa jurusan akuntansi

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana untuk mengetahui pengaruh computer

anxiety dan computer attitude pada keahlian mahasiswa dalam menggunakan komputer.

Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel computer anxiety pada proksi anticipation dan

variabel computer attitude pada proksi optimism berpengaruh positif pada computer self-efficacy.

Sedangkan variabel computer anxiety pada proksi fear dan variabel computer attitude pada proksi

pessimism tidak berpengaruh pada computer self-efficacy.

Zahro, Ashari dan Utami (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

computer anxiety dilihat dari perspektif gender, computer attitude dan signifikansi keahlian

pemakai komputer jika ditambahkan locus of control sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif signifikan terhadap keahlian

pemakai komputer. Terdapat perbedaan computer anxiety antara pria dan wanita. Computer

attitude pessimism berpengaruh signifikan terhadap keahlian pemakai komputer. Tingkat

kecemasan seseorang dalam mengadapi komputer yang mempengaruhi keahlian pemakai

komputer terbentuk dari respon dalam diri individu itu sendiri. Locus of control memoderasi pengaruh computer attitude terhadap keahlian pemakai komputer.

Naviera, Astuti dan Kertahadi (2015) melakukan penelitian untuk mengatahui pengaruh

computer self-efficacy, computer anxiety dan attitude pada system use dan dampaknya terhadap

user satisfaction dan individual impact. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa computer

self-efficacy berpengaruh terhadap penggunaan sistem (system use), artinya semakin

meningkatnya computer self-efficacy dalam diri mahasiswa maka akan meningkatkan

penggunaan SIAM. Computer anxiety berpengaruh terhadap system use, artinya semakin

meningkatnya kecemasan berkomputer pada mahasiswa maka akan meningkatnya penggunaan

SIAM. Attitude berpengaruh terhadap system use, artinya semakin meningkatnya sikap

mahasiswa maka akan mengingkatkan penggunaan SIAM. System use berpengaruh terhadap

Page 14: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

249

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

individual impact, hal ini dapat diartikan bahwa semakin meningkatnya system use maka akan

meningkatkan individual impact yang dirasakan oleh mahasiswa. System use berpengaruh

terhadap user satisfaction, dapat diartikan bahwa semakin meningkatnya system use maka user

satisfaction yang dirasakan oleh mahasiswa juga akan meningkat. User satisfaction berpengaruh

terhadap individual impact, dapat diartikan bahwa semakin meningkatnya user satisfaction maka

individual impact yang dirasakan mahasiswa juga akan meningkat.

Safitri (2015) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar,

computer attitude dan fasilitas laboratorium akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi MYOB.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi

belajar komputer akuntansi MYOB, computer attitude berpengaruh terhadap prestasi belajar

komputer akuntansi MYOB dan fasilitas laboratorium akuntansi berpengaruh terhadap prestasi

belajar komputer akuntansi MYOB. Secara simultan motivasi belajar, computer attitude dan

fasilitas laboratorium akuntansi bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar Komputer

akuntansi MYOB.

Devi (2015) melakukan penelitian terhadap 42 orang pegawai yang bekerja pada CV.

Karya Maju Mandiri di Denpasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

computer anxiety dan computer attitude pada keahlian karyawan dalam menggunakan komputer.

Dari penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif terhadap keahlian

karyawan dalam menggunakan komputer dan computer attitude tidak berpengaruh terhadap

keahlian karyawan dalam menggunakan komputer.

Putra (2016) melakukan penelitian pada 152 mahasiswa program studi akuntansi fakultas

ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta angkatan tahun 2012-2014 untuk mengetahui pengaruh

computer anxiety, computer attitude dan computer self-efficacy terhadap minat mahasiswa

akuntansi menggunakan software akuntansi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa

computer anxiety berpegaruh positif signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi

menggunakan software akuntansi. Semakin tinggi tingkat computer anxiety maka minat

menggunakan software akuntansi pada mahasiswa akan semakin tinggi. Apabila seseorang

memiliki tingkat computer anxiety khususnya pada proksi fear, maka akan mengurangi minat

menggunakan software akuntansi. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat computer anxiety

khususnya pada proksi anticipation, maka akan meningkatkan minat mahasiswa akuntansi

menggunakan software akuntansi. Computer attitude tidak berpengaruh terhadap minat

menggunakan software akuntansi, karena keputusan berminat atau tidaknya seseorang terhadap

suatu hal hanya diputuskan dengan kesenangan seseorang menggunakan sesuatu tanpa adanya

paksaan. Sedangkan computer self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan

software akuntansi, sehingga semakin tinggi tingkat computer self-efficacy maka minat

mahasiswa menggunakan software akuntansi akan semakin meningkat.

Harimurti dan Astuti (2016) melalukan penelitian pada 46 mahasiswa jurusan akuntansi

yang sedang menempuh mata kuliah akuntansi komputer di UNISRI Surakarta untuk mengetahui

pengaruh computer anxiety terhadap keahlian pemakaian komputer dan internal locus of control

sebagai variabel moderasi. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa computer anxiety dalam penggunaan software akuntansi tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakai komputer.

Sedangkan hasil analisis pada variabel moderasi internal locus of control menunjukkan bahwa

internal locus of control memoderasi pengaruh computer anxiety dalam penggunaan software

akuntansi terhadap keahlian pemakai komputer pada mahasiswa jurusan akuntansi di fakultas

ekonomi UNISRI Surakarta. Berdasarkan temuan tersebut, maka kecemasan berkomputer yang

dialami mahasiswa apabila diinteraksikan dengan internal locus of control yang tinggi dapat

meningkatkan keahlian mahasiswa dalam mengoperasikan program komputer akuntansi, karena

mahasiswa yang mampu mengembangkan internal locus of control akan merasa yakin bahwa

individu dapat mengatasi dan mengendalikan semua permasalahan yang dihadapi.

Page 15: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

250

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Kesumman dan Suardikha (2016) melakukan penelitian terhadap 66 orang pegawai yang

bekerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota Denpasar untuk

mengetahui pengaruh penggunaan SIPKD terhadap kinerja pegawai pada SKPD di Pemerintahan

Kota Denpasar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif pada

computer self-efficacy terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use. Terdapat

pengaruh negatif antara computer anxiety terhadap perceived usefulness dan perceived ease of

use. Computer self-efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Computer anxiety

berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai. Terdapat pengaruh positif antara perceive

usefulness dan perceived ease of use terhadap penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem

informasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

Dewi dan Juliarsa (2017) melakukan penelitian pada 90 mahasiswa jurusan akuntansi di

Universitas Udayana untuk mengetahui apakah internal locus of control dapat memoderasi

computer anxiety dan computer attitude pada keahlian aplikasi komputer akuntansi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa computer anxiety berpengaruh negatif dan signifikan pada

keahlian menggunakan aplikasi komputer akuntansi. Computer attitude berpengaruh positif

terhadap keahlian menggunakan aplikasi komputer akuntansi. Secara parsial internal locus of

control berpengaruh positif terhadap keahlian menggunakan aplikasi komputer akuntansi.

Internal locus of control mampu memoderasi pengaruh computer anxiety dan computer attitude

terhadap keahlian menggunakan aplikasi komputer akuntansi.

BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Perkembangan teknologi informasi dalam dunia usaha menuntut para karyawan maupun

calon karyawan supaya memiliki kemampuan serta keahlian lebih agar dapat menunjang

kinerjanya untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Perkembangan teknologi informasi tersebut

tentunya harus diimbangi dengan keahlian sumber daya penggunanya, termasuk karyawan yang

bertugas membuat laporan keuangan perusahaan. Menurut Triandis (1980) dalam Devi (2015),

penggunaan komputer oleh seorang karyawan dalam situasi optional (bukan keharusan) akan

dipengaruhi oleh sikap (attitude) dalam menggunakan komputer, norma sosial (sosial norm) di

tempat kerja berkaitan dengan penggunaan komputer dan kebiasaan (habits) dalam menggunakan

komputer. Sikap seseorang terdiri atas komponen kognisi, afeksi, dan komponen-komponen

perilaku (behavioral components).

Kognisi berkaitan dengan pengenalan seseorang terhadap lingkungannya sehingga

menimbulkan suatu keyakinan. Komponen kognisi berkaitan dengan keyakinan dalam diri

mahasiswa bahwa dengan menggunakan komputer terutama dalam penerapan software akuntansi

dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan pekerjaannya nanti. Afeksi berkaitan dengan

perasaan atau emosi seseorang yang mempunyai konotasi suka atau tidak suka. Komponen ini

berkaitan dengan bagaimana sikap mahasiswa mengenai kehadiran komputer khususnya pada

penerapan software akuntansi. Ketiga komponen tersebut berkaitan dengan penelitian ini yang

menitikberatkan pada aspek computer anxiety sebagai refleksi perasaan seorang mahasiswa terhadap teknologi informasi dan aspek computer attitude sebagai refleksi sikap seorang

mahasiswa terhadap pemakaian software akuntansi. Keahlian menggunakan software akuntansi

sangat penting dimiliki oleh mahasiswa jurusan akuntansi. Kehalian dalam menggunakan aplikasi

komputer atau Computer Self-Efficacy (CSE) adalah pandangan seseorang mengenai

kemampuannya dalam menggunakan aplikasi komputer akuntansi untuk memudahkannya

menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk

kerangka pemikiran seperi gambar 3.1

Page 16: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

251

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Gambar 3.1

Kerangka Berpikir

Sumber: Hasil pemikiran penulis (2018)

3.2 Pengembangan Hipotesis

3.2.1 Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Pemakaian Software Akuntansi

Computer anxiety merupakan kecenderungan seseorang untuk menjadi susah, khawatir,

atau ketakutan mengenai penggunaan komputer dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang.

Computer anxiety dapat dipengaruh oleh sejauh mana teknologi informasi membantu tugas kita

sehari-hari. Rasa cemas yang tinggi akan menimbulkan persepsi yang negatif terhadap

penggunaan komputer, sehingga dengan tingkat kecemasan yang tinggi menyebabkan mereka

tidak mempunyai keahlian atau kemampuan dalam menggunakan komputer. Perasaan cemas atau

takut yang dialami mahasiswa saat menggunakan software akuntansi dapat membuat dirinya tidak

mampu menggunakan software akuntansi dengan baik, sehingga keahliannya dalam

menggunakan software akuntansi menjadi rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Hatta dan

Mariezta (2013) menunjukkan bahwa kecemasan berkomputer (computer anxiety) memiliki

pengaruh negatif terhadap keahlian pemakai dalam menggunakan software akuntansi. Hal ini

berarti ketika para karyawan bagian akuntansi merasa cemas dan khawatir dalam menggunakan

software akuntansi akan mengurangi keahlian mereka dalam menggunakan software akuntansi

tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2003), Sudaryono dan Astuti (2005), Tjandra

(2007), Cahyandari (2009), Setiawan (2012), Sulindawati (2014), Parasara (2014), Cahyono

(2014), Zahro, Ashari dan Utami (2014), Devi (2015), dan Dewi dan Juliarsa (2017) juga

menunjukkan hasil yang sama. Dimana computer anxiety berpengaruh negatif dan signifikan

pada keahlian menggunakan komputer. Diartono dan Nurhayati (2003) juga menyatakan

computer anxiety berpengaruh terhadap keahlian penggunaan komputer. Sedangkan hasil yang

berbeda terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Rafki (2012) dan Astuti (2016) dimana

computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian berkomputer.

Computer Anxiety (X1)

1. Fear (ketakutan)

2. Anticipation (antisipasi)

(Heinssen, et al, 1987)

Computer Attitude (X2)

1. Optimism

2. Pessimism

3. Intimidation

(Loyd dan Gressard, 1984)

Keahlian Pemakaian

Software Akutansi (Y)

1. Magnitude

2. Strength

3. General Ability

(Compeau dan Higgins,

1995)

Page 17: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

252

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

H1 : Computer anxiety berpengaruh negatif pada keahlian pemakaian software akuntansi pada

mahasiswa jurusan akuntansi.

3.2.2 Pengaruh Computer Attitude Terhadap Keahlian Pemakaian Software Akuntansi

Computer attitude merupakan sikap reaksi atau penilaian seseorang terhadap komputer

berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap komputer. Dengan kata lain secara

umum attitude menunjukkan perasaan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap

obyek stimulus (Rifa dan Gudono, 1999). Computer atittude dapat dilihat dari dua aspek yaitu

sikap optimis dan pesimis. Sikap optimis dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan

keahliannya dalam penggunaan software akuntansi karena mahasiswa merasa terbantu dengan

adanya software akuntansi. Dengan adanya sikap optimis tersebut dapat menumbuhkan perasaan

positif dalam dirinya seperti rajin berlatih cara menggunakan software akuntansi dengan baik dan

benar. Sementara sikap pesimis dapat menimbulkan dampak negatif dalam diri mahasiswa karena

software akuntansi dipandang sebagai sebuah beban dan ancaman bagi dirinya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi dan Juliarsa (2017) menunjukkan bahwa

computer attitude berpengaruh positif terhadap keahlian menggunakan aplikasi komputer

akuntansi hal ini berarti bahwa mahasiswa akuntansi merasa terbantu dengan adanya aplikasi

komputer akuntansi sehingga dengan meningkatnya computer attitude akan memberikan efek

meningkatnya keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan aplikasi komputer akuntansi.

Hasil penelitian tersebut sependapat dengan Cahyono (2014) dan Kumara, Adiputra dan

Sulindawati (2014) menyatakan bahwa computer attitude memiliki pengaruh positif pada

keahlian berkomputer. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Diartono dan Nurhayati (2003),

dan Devi (2015) menyatakan hasil yang berbeda dimana computer attitude tidak berpengaruh

terhadap keahlian berkomputer.

Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

H2 : Computer attitude berpengaruh positif pada keahlian pemakaian software akuntansi pada

mahasiswa jurusan akuntansi.

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, pemilihan lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian

adalah Universitas Mahasaraswati Denpasar yang berlokasi di Jalan Kamboja No. 11A,

Denpasar, Bali, Indonesia.

4.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang menjadi bahan dalam penelitian ini adalah mengenai computer

anxiety, computer attitude dan keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan

akuntansi.

4.3 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:95). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2013:96).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah computer anxiety (X1), dan computer

attitude (X2).

Page 18: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

253

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

2) Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:96). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah keahlian pemakaian software akuntansi (Y).

4.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan

cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan. Agar tidak menimbulkan interpretasi yang

berbeda, maka secara operasional, variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai

berikut :

1) Keahlian Pemakaian Software Akuntansi (Y)

Keahlian pemakaian software akuntansi merupakan suatu kombinasi antara

pengalaman pengguna dalam menggunakan komputer khususnya software akuntansi. Keahlian

sangat diperlukan untuk efektivitas pemakaian software akuntansi dan menguatkan rasa

percaya diri seseorang bahwa dirinya mampu menguasai dan dapat menggunakan software

akuntansi. Variabel keahlian pemakaian software akuntansi diukur menggunakan instrumen

Computer Self-Efficacy mengacu pada penelitian Putra (2016) dengan indikator magnitude,

strength, dan general ability. Ringkasan pernyataan pada setiap indikator adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.1

Ringkasan Pernyataan Instrumen Computer Self-Efficacy

Variabel Indikator Nomor Pernyataan

Keahlian Pemakaian

Software Akuntansi

(Y)

Magnitude 1,2,3

Strength 4,5,6

General Ability 7,8

Sumber: Putra (2016)

2) Computer Anxiety (X1)

Computer anxiety merupakan kecenderungan seseorang untuk menjadi susah,

khawatir, atau ketakutan mengenai penggunaan komputer dimasa sekarang atau dimasa yang

akan datang. Computer anxiety dapat dipengaruh oleh sejauh mana teknologi informasi

membantu tugas kita sehari-hari. Rasa cemas yang tinggi akan menimbulkan persepsi yang

negatif terhadap penggunaan komputer, sehingga dengan tingkat kecemasan yang tinggi

menyebabkan mereka tidak mempunyai keahlian atau kemampuan dalam menggunakan

komputer. Variabel computer anxiety diukur menggunakan Computer Anxiety Rating Scale

(CARS) yang mengacu pada penelitian Putra (2016) dengan indikator fear (takut) dan

anticipation (antisipasi). Ringkasan pernyataan pada setiap indikator adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Ringkasan Pernyataan Instrumen Computer Anxiety

Variabel Indikator Nomor

Pernyataan

Computer Anxiety

(X1)

Fear (Ketakutan) 1,2,3,4

Anticipation (Antisipasi) 5,6,7

Sumber: Putra (2016)

3) Computer Attitude (X2)

Computer attitude merupakan sikap reaksi atau penilaian seseorang terhadap

komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap komputer. Dalam hal ini

terdapat sekelompok orang yang senang terhadap perkembangan teknologi komputer dan

terdapat juga sekelompok orang yang merasa tidak senang dan merasa terintimidasi dengan

kehadiran komputer. Variabel computer attitude diukur menggunakan Computer Attitude

Page 19: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

254

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Scale (CAS) yang mengacu pada penelitian Putra (2016) dengan indikator optimism, pesimism,

dan intimidation. Ringkasan pernyataan pada setiap indikator adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Ringkasan Pernyataan Instrumen Computer Attitude

Variabel Indikator Nomor

Pernyataan

Computer Attitude

(X2)

Optimism 4,5,6

Pessimism 1,2,3

Intimidation 7

Sumber: Putra (2016)

4.5 Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yang

merupakan data yang berbentuk angka-angka dapat dinyatakan dan diukur dihitung dengan

satuan hitung atau data kualitatif yang dikuantitatifkan (Sugiyono, 2013;12). Data kuantitatif

dalam penelitian ini adalah hasil jawaban dari kuesioner berupa angka-angka yang diukur

menggunakan skala likert atas pernyataan-pernyataan dalam kuesioner mengenai keahlian

pemakaian software akuntansi, computer anxiety dan computer attitude.

4.5.2 Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini data primer, yang merupakan

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013;193). Data

primer dalam penelitian ini adalah daftar jawaban yang terdapat pada kuesioner yang

pengumpulannya didapat secara langsung melalui penyebaran kesioner kepada responden yang

menjadi sampel untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti.

4.6 Metode Penentuan Sampel

4.6.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115). Populasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2015 di Universitas

Mahasaraswati Denpasar dengan jumlah total 493 mahasiswa. Alasan memilih mahasiswa

akuntansi angkatan 2015 sebagai responden karena angkatan 2015 telah menempuh mata kuliah

aplikasi komputer akuntansi. Pada mata kuliah ini mahasiswa diajarkan bagaimana cara

menggunakan software akuntansi. Selain itu mahasiswa akuntansi adalah mayoritas pengguna

teknologi informasi dalam kesehariannya dan nantinya pada dunia kerja juga akan menggunakan

software akuntansi.

4.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2013:116). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

probability sampling dengan metode simple random sampling. Metode ini adalah suatu tipe

sampling probabilitas dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota

populasi untuk ditetapkan sebagai sampel. Untuk menentukan besar ukuran sampel (responden)

yang akan diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (1960). Secara matematis

rumus Slovin dapat ditulis sebagai berikut :

Page 20: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

255

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Keterangan : n : Jumlah Sampel.

N : Jumlah Populasi.

e : kelompok ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir.

1 : Angka Konstan.

Dengan tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang akan yang akan digunakan

adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan digunakan adalah

221 responden.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013:230).

Kuesioner yang digunakan adalah menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Skala likert umumnya menggunakan lima angka penilaian dalam bentuk checklist ataupun

pilihan ganda dengan poin 1 (satu) sampai 5 (lima) (Sugiyono, 2013:132-133).

Penyebaran kuesioner dengan cara mendatangi secara langsung 13 kelas jurusan

akuntansi angkatan 2015 yang menjadi lokasi pengambilan sampel, yang terdiri dari 3 kelas

reguler pagi, 3 kelas reguler sore dan 7 kelas eksekutif malam. Kuesioner yang dibagikan

sebanyak 221 eksemplar sesuai dengan jumlah sampel penelitian, dimana setiap kelas akan

diberikan masing-masing sebanyak 17 kuesioner.

Tabel 4.4

Skor Skala Likert

Jawaban Responden Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-Ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sumber: Sugiyono (2013)

4.8 Teknik Analisis Data

4.8.1 Uji Instrumen

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016:52). Pengolahan validitas

dapat menggunakan pearson corelation, apabila nilai koefisien korelasi > 0,3 maka item

tersebut dinyatakan valid.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel atau kosntruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

Page 21: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

256

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran

reliabilitias dapat dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. SPSS

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).

Suatu konstruk atau dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70

(Ghozali, 2016:47-48).

4.8.2 Uji Asumsi Klasik.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual

memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2016:154). Pengujian normalitas data dilakukan dengan

menggunakan Kolmogorof Smirnov dimana data dikatakan berdistribusi dengan normal jika

nilai signifikansi > 0,05.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen dalam arti lain bebas dari gejala multikolinearitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dilihat

dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum digunakan

untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan

nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2016:103-104).

3) Uji Heterokedastisitas

Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan

jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. (Ghozali, 2016:134). Adapun metode

yang digunakan adalah dengan uji Glejser. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut

dikatakan bebas dari heterokedastisitas (Ghozali, 2016:137-138).

4.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda diperlukan guna mengetahui koefisien-koefisien regresi

serta signifikansi sehingga dapat dipergunakan untuk menjawab hipotesis (Ghozali, 2016).

Analisis linier berganda digunakan untuk menguji lebih dari satu variabel independen terhadap

satu variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan secara positif

maupun negatif. Secara umum formulasi dari analisis regresi linier berganda dapat dinyatakan

sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + e .......................... (1)

Keterangan :

Y = Keahlian Pemakaian Software Akuntansi α = Konstanta

β1, β2 = Koefisien Regresi Variabel Bebas

X1 = Computer Anxiety

X2 = Computer Attitude

e = Error Term (Tingkat Kesalahan)

Setelah persamaan regresi tersebut diselesaikan dan nilai konstanta serta koefisien

regresi untuk masing-masing variabel telah diperoleh, kemudian dilakukan uji hipotesis.

4.8.4 Uji Godness of Fit Model

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Godness

of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai

Page 22: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

257

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikansi secara statistik apabila

nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana H0 ditolak). Sebaliknya disebut

tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana H0 diterima (Ghozali,

2016:95).

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol sampai satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:95).

2) Uji F (Uji Statistik F)

Tidak seperti uji t yang menguji signifikansi koefisien parsial regresi secara individu,

uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dua variabel independen atau lebih terhadap

variabel dependen secara bersama-sama (simultan) (Ghozali, 2016:96). Kriteria dalam

pengujian ini adalah apabila nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka semua variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3) Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2016:97). Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (0,05). Kriteria

pengujian adalah apabila nilai signifikansi t lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 maka

variabel independen secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Universitas Mahasaraswati Denpasar

5.1.1 Sejarah Singkat Universitas Mahasaraswati Denpasar

Universitas Mahasaraswati Denpasar yang selanjutnya disingkat Unmas Denpasar

merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VIII, di bawah pengelola

Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Denpasar. Unmas Denpasar bermula dari didirikanya

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Saraswati pada tanggal 8 Desember 1963 dengan

status terdaftar Nomor: 134/B/Swt/P/65; pada tanggal 2 Desember 1965 yang terdiri atas jurusan

Sejarah/Antropologi dan Bahasa Inggris.

Situasi politik saat itu dengan meletusnya G. 30 S/PKI, maka IKIP Saraswati pada tahun

1965 tidak aktif sampai tahun 1979. Pada tanggal 23 Agustus 1979 IKIP Saraswati diaktifkan

kembali dan dikembangkan dengan membuka Fakultas Sastra dan Seni dengan jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan Jurusan Eksakta terdiri dari Jurusan Matematika dan

Ilmu Hayat serta Fakultas Ilmu Pendidikan dengan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan (BP) dan

Jurusan Pendidikan Umum (PU). IKIP Saraswati ditetapkan kembali pada tanggal 22 Januari 1981 dan memiliki Fakultas Keguruan dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan

Biologi, Jurusan Sejarah/Antropologi, Jurusan Matematika, dan Jurusan Bahasa Inggris serta

Fakultas Keguruan dengan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan (BP) dan Pendidikan Umum

(PU).

Dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor: 691/0/1982 tanggal 6 Maret 1982, Akademi Bahasa Asing (ABA) Saraswati

digabung dan diintegrasikan ke dalam Universitas Mahasaraswati Denpasar, sehingga Universitas

Mahasaraswati Denpasar pada saat itu memiliki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik

Page 23: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

258

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Sipil secara resmi terdaftar pada tanggal 2 Nopember 1982 dengan Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0358/0/1982.

5.1.2 Fakultas di Universitas Mahasaraswati Denpasar

Dengan adanya kebijakasanaan baru dari pemerintah dalam penataan kembali

Universitas/ Institut Negero di Indonesia lewat PP nomor 5 Tahun 1980; Nomor: 27 Tahun 1981;

Surat Keputusan Mendikbud Republik Indonesia Nomor: 0174/0/1983 dan Kepres Nomor: 62

Tahun 1982 Tanggal 12 Februari 1983, Universitas Mahasaraswati Denpasar juga melakukan

penataan terhadap fakultas-fakultas yang ada. Secara rinci fakultas yang dimaksud adalah :

1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Memiliki lima Program Studi, antara lain :

a) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

b) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

c) Program Studi Pendidikan Matematika

d) Program Studi Pendidikan Biologi

e) Program Studi Pendidikan Sejarah

2) Fakultas Pertanian (FP)

Memiliki dua Program Studi, yaitu Program Studi Agroteknologi dan Program Studi

Agribisnis.

3) Fakultas Hukum (FH)

Memiliki satu Program Studi, yaitu Program Studi Ilmu Hukum.

4) Fakultas Teknik (FT)

Memiliki satu Program Studi, yaitu Program Studi Teknik Sipil.

5) Fakultas Ekonomi (FE)

Memiliki dua Program Studi, yaitu Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen.

6) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)

Memiliki satu Program yaitu Program Studi Pendidikan Dokter Gigi.

5.1.3 Visi dan Misi Universitas Mahasaraswati Denpasar

1) Visi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Visi Unmas Denpasar adalah menjadi Perguruan Tinggi yang bermutu dan berbudaya.

2) Misi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Dalam usaha mewujudkan visinya, maka dikembangkan Misi Unmas Denpasar sebagai berikut

:

a) Melaksanakan kegiatan tridharma perguruan tinggi mengacu standar nasional pendidikan

tinggi.

b) Mengembangkan tata kelola yang berkarakter, efisien, efektif, dan akuntabel.

c) Mengembangkan IPTEKS untuk kesejahteraan masyarakat.

d) Mengembangkan budaya akademik yang kondusif untuk menciptakan kinerja yang sehat,

produktif, dan berdaya saing global.

5.1.4 Struktur Organisasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

1) Rektor

2) Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi (WR I).

3) Wakil Rektor Bidang Administrasi (WR II).

4) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (WR III).

5) Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Institusi (WR IV).

6) Satuan Pengawas Internal (SPI).

7) Badan Penjamin Mutu (BPM).

8) Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M).

9) Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan Sistem Informasi (BAAK-

PSI).

Page 24: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

259

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

10) Biro Administrasi Umum dan Keungan (BAUK).

11) Biro Kerumahtanggaan, Hukum dan Protokoler (BRTHP).

12) Direktur Program Pascasarjana dan Sekretaris.

13) Dekan.

14) Wakil Dekan I.

15) Wakil Dekan II.

16) Wakil Dekan III.

17) Ketua Program Studi.

5.2 Data Umum Responden

5.2.1 Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh computer anxiety dan computer

attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi. Data

pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri atas

13 kelas jurusan akuntansi angkatan 2015 di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Penyebaran

kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung kelas-kelas yang menjadi lokasi

pengambilan sampel dan membagikan kuesioner kepada para responden. Kuesioner yang

dibagikan sebanyak 221 eksemplar, sesuai dengan jumlah sampel penelitian.

Tabel 5.1

Data Distribusi dan Pengembalian Kuesioner

Uraian Jumlah Kuesioner

Total kuesioner yang disebarkan 221

Kuesioner yang tidak kembali 39

Kuesioner yang kembali dan lengkap 182

Jumlah kuesioner yang dapat dianalisis 182

Sumber : Data diolah (2018)

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah kuesioner yang disebarkan kepada responden

adalah sebanyak 221 kuesioner, dan jumlah kuesioner yang kembali dan lengkap sebanyak 182

kuesioner. Sedangkan kuesioner tidak kembali sebanyak 39 kuesioner sehingga secara

keseluruhan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 182 kuesioner.

5.2.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah profil dari 182

responden yang telah berpartisipasi dalam pengisian kuesioner. Profil 182 responden meliputi

jenis kelamin dan umur antara lain:

1) Jenis Kelamin

Data responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-Laki 45 25%

2 Perempuan 137 75%

Total 182 100%

Sumber : Data diolah (2018)

Page 25: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

260

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan dengan jumlah sebanyak 137 orang, sedangkan responden berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 45 orang.

2) Umur Responden

Data responden berdasarkan karakteristik umur responden adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah Persentase

1 20 10 5%

2 21 95 52%

3 22 41 23%

4 23 18 10%

5 24 6 3%

6 25 10 5%

7 27 2 1%

Total 182 100%

Sumber : Data diolah (2018)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang telah mengisi

kuesioner pada penelitian ini berumur 20 tahun sebanyak 10 orang (10%), 21 tahun sebanyak

95 orang (52%), umur 22 tahun sebanyak 41 orang (23%), umur 23 tahun sebanyak 18 orang

(10%), umur 24 tahun sebanyak 6 orang (3%), umur 25 tahun sebanyak 10 orang (10%) dan

umur 27 tahun sebanyak 2 orang (1%).

5.2.3 Analisis Statistik Deskriptif

Hasil statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, minimum dan maximum dari variabel-variabel penelitian dengan menggunakan program

SPSS. Hasil analisis statistik deskriptif disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 5.4

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 3)

1) Variabel Computer Anxiety

Tingkat computer anxiety mahasiswa memiliki nilai minimum sebesar 17, nilai

maksimum sebesar 35 dan mean sebesar 28,50. Standar deviasi untuk tingkat computer anxiety

mahasiswa sebesar 3,153. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik desktriptif terjadi

perbedaan nilai tingkat computer anxiety mahasiswa yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya

sebesar 3,153.

2) Variabel Computer Attitude

Page 26: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

261

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Tingkat computer attitude mahasiswa memiliki nilai minimum sebesar 16, nilai

maksimum sebesar 33 dan mean sebesar 25,19. Standar deviasi untuk tingkat computer

attitude mahasiswa sebesar 2,438. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik desktriptif

terjadi perbedaan nilai tingkat computer attitude mahasiswa yang diteliti terhadap nilai rata-

ratanya sebesar 2,438.

3) Variabel Keahlian Pemakaian Software Akuntansi

Tingkat keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa memiliki nilai minimum

sebesar 19, nilai maksimum sebesar 34 dan mean sebesar 27,60. Standar deviasi untuk tingkat

keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa sebesar 2,615. Hal ini berarti bahwa

berdasarkan hasil statistik desktriptif terjadi perbedaan nilai tingkat keahlian pemakaian

software akuntansi mahasiswa yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 2,615.

5.3 Hasil Analisis dan Pembahasan

5.3.1 Uji Instrumen

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016:52). Pengolahan validitas

dapat menggunakan pearson corelation. Apabila nilai koefisien korelasi > 0,3 maka item

tersebut dinyatakan valid. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah.

Tabel 5.5

Hasil Uji Validitas

No Variabel Kode

Instrumen

Koefisien

Korelasi Keterangan

1 Computer

Anxiety (X1)

X1.1 0,758 Valid

X1.2 0,865 Valid

X1.3 0,832 Valid

X1.4 0,817 Valid

X1.5 0,729 Valid

X1.6 0,656 Valid

X1.7 0,682 Valid

2 Computer

Attitude (X2)

X2.1 0,596 Valid

X2.2 0,585 Valid

X2.3 0,820 Valid

X2.4 0,536 Valid

X2.5 0,663 Valid

X2.6 0,891 Valid

X2.7 0,733 Valid

3

Keahlian

Pemakaian

Software

Akuntansi (Y)

Y1 0,407 Valid

Y2 0,683 Valid

Y3 0,420 Valid

Y4 0,532 Valid

Y5 0,513 Valid

Y6 0,436 Valid

Page 27: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

262

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Y7 0,538 Valid

Y8 0,565 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 5)

Berdasarkan hasil uji validitas dari ketiga variabel di atas adalah memenuhi kriteria

validitas, dibuktikan dengan semua nilai pearson correlation > 0,3.

2) Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitias dapat

dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. SPSS memberikan fasilitas

untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70 (Ghozali, 2016:47-48).

Berikut adalah tabel hasil uji reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 5.6

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach

Alpha

Keterangan

1 Computer Anxiety (X1) 0,786 Reliabel

2 Computer Attitude (X2) 0,772 Reliabel

3 Keahlian Pemakaian Software

Akuntansi (Y)

0,709 Reliabel

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 6)

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah reliabel, terlihat dari nilai cronbach alpha dari variabel computer anxiety, computer

attitude dan keahlian pemakaian software akuntansi memiliki nilai di atas 0,70.

5.3.2 Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual

memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2016:154). Pengujian normalitas data dilakukan dengan

menggunakan Kolmogorof Smirnov dimana data dikatakan berdistribusi dengan normal jika

nilai signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel 5.7 berikut ini.

Tabel 5.7

Hasil Uji Normalitas

Page 28: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

263

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 8)

Dari tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2 tailed) sebesar 0,200.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara statistik nilai Asymp. Sig. (2 tailed) lebih besar dari

0,05 yang berarti bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Variabel dalam model regresi tidak mengalami

multikolinearitas apabila nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali,

2016:103-104). Hasil uji multikolinieritas disajikan pada tabel 5.8 di bawah ini.

Tabel 5.8

Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 9)

Pada tabel di atas menunjukkan variabel computer anxiety dan computer attitude

memiliki nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa seluruh variabel bebas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

3) Uji Heterokedastisitas

Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali,

2016:134). Adapun metode yang digunakan adalah dengan uji Glejser. Jika nilai signifikansi >

0,05 maka data tersebut dikatakan bebas dari heterokedastisitas (Ghozali, 2016:137-138).

Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada tabel 5.9 di bawah ini.

Tabel 5.9

Hasil Uji Heterokedastisitas

Page 29: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

264

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 10)

Pada tabel 5.9 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada semua variabel

computer anxiety dan computer attitude adalah lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terjadi

heterokedastisitas.

5.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk menguji lebih dari satu variabel independen

terhadap satu variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan

secara positif maupun negatif. Hasil analisis regresi linier berganda pada penelitian ini dapat

dilihat dalam tabel 5.10 berikut:

Tabel 5.10

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 11)

Berdasarkan Tabel 5.10, maka persamaan analisis regresi linier berganda adalah sebagai

berikut:

Y = 22,949 + 0,062X1 + 0,115X2.......................... (1)

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diketahui bahwa

a) Nilai konstanta sebesar 22,949 berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari kedua variabel

independen dan faktor lain, maka variabel keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa

adalah 22,949.

b) Nilai koefisien regresi computer anxiety adalah sebesar 0,062 dapat diartikan jika terjadi

kenaikan 1 satuan pada variabel computer anxiety, sedangkan variabel independen lainnya

dianggap konstan, maka variabel keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa akan naik

sebesar 0,062 satuan.

c) Nilai koefisien regresi computer attitude adalah sebesar 0,115 dapat diartikan jika terjadi

kenaikan 1 satuan pada variabel computer attitude, sedangkan variabel independen lainnya

dianggap konstan, maka variabel keahlian pemakaian software akuntansi mahasiswa akan naik

sebesar 0,115 satuan.

5.3.4 Uji Godness of Fit Model

Page 30: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

265

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel sangat terbatas. Hasil uji

koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.11.

Tabel 5.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 12)

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi menunjukkan

nilai 0,017. Hal ini berarti pengaruh computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian

pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas

Mahasaraswati Denpasar hanya sebesar 1,7% sedangkan sisanya sebesar 98,3% profitabilitas

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2) Uji F (Uji Statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dua variabel independen atau lebih

terhadap variabel dependen secara bersama-sama (simultan) (Ghozali, 2016:96). Kriteria

dalam pengujian ini adalah apabila nilai signifikansi F < 0,05 maka semua variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F pada

penelitian ini disajikan pada tabel 5.12 berikut.

Tabel 5.12

Hasil Uji F

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 13)

Berdasarkan tabel 5.12 hasil uji F menunjukkan nilai signifikansi 0,215, karena nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variabel computer anxiety dan computer attitude secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada

mahasiswa jurusan akuntansi.

3) Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria pengujian adalah

apabila nilai signifikansi t < 0,05 maka variabel independen secara individual memiliki

Page 31: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

266

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t pada penelitian ini disajikan

pada tabel 5.13.

Tabel 5.13

Hasil Uji t

Sumber : Data primer diolah, 2018 (Lampiran 14)

Pada tabel 5.13 dapat dilihat hasil signifikan uji statistik yaitu :

1) Pengaruh computer anxiety terhadap keahlian pemakaian software akuntansi

Hasil perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai signifikansi computer anxiety

adalah 0,317 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh

terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Dengan demikian hipotesis pertama (H1)

yang menyatakan computer anxiety berpengaruh negatif terhadap keahlian pemakaian

software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi ditolak.

2) Pengaruh computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi

Hasil perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai signifikansi computer attitude

adalah 0,149 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa computer attitude tidak berpengaruh

terhadap keahlian pemakaian software akuntansi. Dengan demikian hipotesis kedua (H2)

yang menyatakan computer attitude berpengaruh positif terhadap keahlian pemakaian

software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi ditolak.

5.4 Pembahasan Penelitian

5.4.1 Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian Pemakaian Software Akuntansi pada

Mahasiswa Jurusan Akuntansi (H1)

Hipotesis pertama adalah computer anxiety berpengaruh negatif terhadap keahlian

pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi. Dari pengujian analisis regresi

diperoleh hasil bahwa tingkat signifikansi variabel computer anxiety sebesar 0,317 lebih besar

dari taraf nyata 0,05 dengan koefisien regresi 0,062. Hal ini berarti bahwa variabel computer

anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa

jurusan akuntansi.

Jaman sudah semakin modern, dengan adanya teknologi informasi khususnya software

akuntansi seperti MYOB, Zahir dan lain-lain, dapat memudahkan kita dalam menyusun laporan

keuangan. Selain itu mayoritas masyarakat terutama generasi muda saat ini juga sudah “melek

teknologi” sehingga software akuntansi bukan lagi hal yang baru bagi mereka. Mata pelajaran

atau mata kuliah aplikasi komputer akuntansi juga telah banyak diajarkan baik di jenjang SMK

maupun perguruan tinggi, begitu pula pada Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sehingga

sebagian besar dari mereka tidak merasa cemas maupun takut untuk mengoperasikan software

akuntansi dan pada akhirnya mereka dapat mengoperasikan software akuntansi dengan baik.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Rafki (2012) dan Astuti (2016) yang

menyatakan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian berkomputer.

Page 32: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

267

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

5.4.2 Pengaruh Computer Attitude terhadap Keahlian Pemakaian Software Akuntansi pada

Mahasiswa Jurusan Akuntansi (H2)

Hipotesis kedua adalah computer attitude berpengaruh positif pada keahlian pemakaian

software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi. Dari pengujian hasil analisis regresi

diperoleh hasil bahwa tingkat signifikansi variabel computer attitude sebesar 0,149 lebih besar

dari taraf nyata 0,05 dengan koefisien regresi 0,115. Hal ini berarti bahwa variabel computer

attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa

jurusan akuntansi.

Sebagian besar mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati sudah

bekerja dan tentunya mereka sudah tidak asing lagi dengan software akuntansi. Terlebih lagi jika

pekerjaan yang mereka dapat berkaitan dengan akuntansi, sudah pasti penggunaan software

akuntansi menjadi suatu keharusan dalam rutinitas kerjanya. Karena tuntutan pekerjaan lambat

laun mereka pun akhirnya terbiasa dan dapat menggunakan software akuntansi dengan baik.

Perasaan senang maupun tidak senang bukan menjadi faktor yang mempengaruhi keahliannya

dalam menggunakan software akuntansi, karena dengan perasaan tidak senang pun apabila

seseorang berada dalam suatu tuntutan pekerjaan mau tidak mau mereka juga pasti dapat

menggunakan software akuntansi dengan baik. Selain itu dengan diberikannya mata pelajaran

atau mata kuliah aplikasi komputer akuntansi sejak jenjang SMK maupun saat perkuliahan juga

dapat membuat mahasiswa lebih memahami dan menjadi terbiasa dalam menggunakan software

akuntansi.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Diartono dan Nurhayati

(2003) dan Devi (2015) yang menyatakan bahwa computer attitude tidak berpengaruh terhadap

keahlian berkomputer.

BAB VI. PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini tentang pengaruh computer anxiety dan

computer attitude terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan

akuntansi, dapat disimpulkan bahwa secara empiris :

1) Computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada

mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji t 0,317 >

0,05 yang menunjukkan bahwa computer anxiety tidak berpengaruh terhadap keahlian

pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas

Mahasaraswati Denpasar.

2) Computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian pemakaian software akuntansi pada

mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji t 0,149 >

0,05 yang menunjukkan bahwa computer attitude tidak berpengaruh terhadap keahlian

pemakaian software akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas

Mahasaraswati Denpasar.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan, terdapat

hal-hal yang penulis temukan dan masih harus diperbaiki. Maka penulis memberikan saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti mendatang yaitu :

1) Bagi Program Studi Akuntansi di Universitas Mahasaraswati

Selain dengan adanya mata kuliah aplikasi program akuntansi, penulis harapkan

program studi akuntansi dapat memberikan pelatihan khusus dalam mengoperasikan software

akuntansi supaya mahasiswa jurusan akuntansi dapat menjadi lebih handal dalam

mengoperasikan software akuntansi yang dapat berguna saat di dunia kerja. Menurut penulis

pada proses perkuliahan yang telah/sedang berlangsung, jam perkuliahan yang diberikan untuk

Page 33: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

268

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

mata kuliah ini kurang dapat dimaksimalkan apalagi jika kelas reguler malam yang mendapat

jam kedua, karena pada jam tersebut sebagian besar mahasiswa menjadi kurang fokus untuk

mengikuti perkuliahan.

2) Bagi Mahasiswa Program Studi Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar

Bagi para mahasiswa program studi akuntansi disarankan untuk terus belajar dan

tidak cepat puas, juga semakin meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam menggunakan

software akuntansi, karena keahlian dan keterampilan ini nantinya dapat berguna di dunia

kerja.

3) Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya penulis harapkan metode pengumpulan data yang

digunakan tidak hanya menggunakan kuesioner, lebih baik digabungkan dengan metode

wawancara pada beberapa responden. Dengan penggabungan metode pengumpulan data ini

diharapkan tanggapan yang didapat peneliti telah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Selain itu pada penelitian selanjutnya sebaiknya ditambahkan variabel lainnya yang dapat

mempengaruhi keahlian dalam menggunakan software akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cahyandari, A. 2009. Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Terhadap Keahlian

Karyawan Bagian Akuntansi dalam Menggunakan Komputer (Survey pada PT PLN (Persero)

Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang Khusus Area Pelayanan dan Area Jaringan). Skripsi.

Program Studi Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta

2. Cok Krisna Yudha, R., & Ramantha, W. 2014. Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude

pada Keahlian Pengguna dalam Menggunakan Komputer. E-Jurnal Akuntansi, 644-657.

3. Devi, K. A. S. 2015 Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Pada Keahlian Karyawan

Dalam Menggunakan Komputer. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Mahasaraswati Denpasar.

4. Dewi, N. K. U. K., & Juliarsa, G. 2017. Internal Locus of Control Memoderasi Computer Anxiety

dan Computer Attitude pada Keahlian Aplikasi Komputer Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 623-653.

5. Diartono, D. A., & Nurhayati, I. 2003. Pengaruh Personality Terhadap Keahlian dalam Penggunaan

Komputer. Dinamik-Jurnal Teknologi Informasi, 8(1).

6. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang :

Universitas Diponegoro.

7. Harimurti, F., & Astuti, D. S. P. 2016. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Pemakai

Komputer dengan Internal Locus of Control sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi

dan Bisnis, 91-99.

8. Hatta, M., & Fenny, M. 2013. Kecemasan dalam Penggunaan Software Akuntansi dari Perspektif

Gender dan Pengaruhnya Terhadap Keahlian Pemakai dengan Locus of Control Sebagai Variabel

Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi XV, 4067-4092.

9. Hutauruk, M. R. 2017. Akuntansi Perusahaan Dagang (Aplikasi Program Zahir Accounting Versi 6). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

10. Iskandarsyah, D., & Ghozali, I. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Mahasiswa dalam Mempelajari Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah (Studi Empiris pada

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Reguler di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Tahun Angkatan 2009 dan 2010). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

11. Kesumman, P. M. & Suardikha, I. M. S. 2016. Penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pegawai pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana 15(2).

Page 34: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

269

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

12. Kisbiantoro, M. 2008. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Mahasiswa dalam

Menggunakan Komputer (Survey pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

13. Kumara, I. K. A., Adiputra, I. M. P., & Sulindawati, N. L. G. E. 2014. Pengaruh Computer Anxienty

dan Computer Attitude Terhadap Keahlian Karyawan Bagian Akuntansi yang Menggunakan

Komputer (Studi Empiris Pada Hotel di Kawasan Lovina, Kabupaten Buleleng). JIMAT (Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 2(1).

14. Kushariyadi, D., Kurnia, K., & Suryono, B. 2013. Pengaruh Kecemasan Berkomputer dan

Kepribadian Terhadap Kinerja Akuntan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 2(10).

15. Naviera, W, Astuti, E.Si & Kertahadi. 2015. Pengaruh Computer Self-Efficacy, Computer Anxiety

dan Attitude pada System Use dan Dampaknya Terhadap User Satifaction dan Individual Impact.

Jurnal Profit 9(2).

16. Parasara, A. A. P. 2014. Pengaruh Computer Anxiety pada Computer Self-Efficacy. E-Jurnal

Akuntansi 7(2).

17. Prima Astuti, A. 2003. Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap Hubungan Computer Anxiety

dengan Keahlian Auditor Menggunakan Teknik Audit Berbantuan Komputer. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

18. Putra, A. K. 2016. Pengaruh Computer Anxiety, Computer Attitude dan Computer Self Efficacy

Terhadap Minat Menggunakan Software Akuntansi. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

19. Rafki. 2012. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Kemampuan Mahasiswa Akuntansi Terhadap

Keahlian Mahasiswa Akuntansi dalam Menggunakan Komputer. Jurnal Ekonomi dan Manajemen

Indonesia (JEMI) 3(1).

20. Safitri, M. E. 2015. Pengaruh Motivasi Belajar, Computer Attitude dan Fasilitas Laboratorium

Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Komputer Akuntansi MYOB. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

21. Saputro, B. D., & Sukirno, S. 2013. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan,

Kecemasan Berkomputer dan Kualitas Layanan terhadap Minat Menggunakan Internet

Banking. Nominal, Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 2(1).

22. Setiawan, H. 2012. Analisis Hubungan Kausalitas Antara Computer Anxiety, Pengalaman

Komputer (Computer Experience) dan Kemahiran Komputer (Studi pada Mahasiswa Politeknik

Negeri Sriwijaya). Jurnal Orasi Bisnis 7(1), 16-23.

23. Setiawan, I. A., & Tarwan, T. 2011. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Menggunakan

Komputer Studi pada Mahasiswa STIE STAN Indonesia Mandiri. Jurnal Informatika dan Sistem

Informasi, 4(2), 79-85.

24. Sudaryono, E. A., & Astuti, I. D. 2005. Pengaruh Computer Anxiety Terhadap Keahlian Karyawan

(Survey pada Perusahaan Tekstil di Surakarta). Simposium Nasional Akuntansi VII.

25. Sudibyanto Irvan Nir, I. 2013. Pengaruh Computer Anxiety, Computer Attitude dan Computer Self

Efficacy Terhadap Minat Dalam Berbisnis Secara Online Pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

26. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

27. Suharyati dan Dwiyanti, Riska. 2011. MYOB for Accounting. Yogyakarta: PT Skripta Media

Creative.

28. Supriyadi, D. 2003. Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Kemanfaatan, Kecemasan, Sikap dan

Penggunaan Komputer Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik (Studi Empiris

Pada Perguruan Tinggi di Indonesia). Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas

Diponegoro.

29. Tjandra, R. 2007. Computer Anxiety dari Perspektif Gender dan Pengaruhnya Terhadap Keahlian

Pemakai Komputer dengan Variabel Moderasi Locus of Control (Studi Empiris Pada Novice

Page 35: Akuntansi dan Manajemen Jurnal Sains, Akuntansi dan

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 2: Pebruari, 2019)

270

DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i2.40 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/40

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

Accountant Assistant di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta). Tesis. Program Studi Magister

Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.

30. Tri Cahyono, Y. 2014. Pengaruh Faktor Personality dan Pengalaman Terhadap Keahlian Pegawai

dalam Menggunakan Komputer. Seminar Nasional dan Call of Paper.

31. Universitas Mahasaraswati Denpasar. 2015. Pedoman Akademik 2015/2016. Denpasar.

32. Winarni, R., & Rahmawati, D. 2015. Pengaruh Karakteristik Tipe Kepribadian dan IPK terhadap

Kecemasan Berkomputer Mahasiswa Akuntansi dalam Menggunakan Software Akuntansi dengan

Locus of Control sebagai Variabel Moderasi. Nominal, Barometer Riset Akuntansi dan

Manajemen, 4(1).

33. Wiratama, D., & Rahmawati, D. 2013. Pengaruh Kualitas Informasi, Persepsi Kebermanfaatan, dan

Computer Self-Efficacy terhadap Penggunaan Internet sebagai Sumber Pustaka. Jurnal Nominal,

Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 2(11).

34. Yuliantoro, H. R. 2015. Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan MYOB Accounting Versi

18 pada Toko Sepatu. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis, 8, 37-46.

35. Zahro, N. I., Ashari & Utami, H. R. 2014. Analisis Gender dalam Tingkat Kecemaasan Pemakai

Komputer dan Computer Attitude Karyawan Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen

(JAM), 25(1).