19
Comparison of serial blood lactate level between dengue shock syndrome and dengue hemmorhagic fever (evaluation of prognosis value) PROFESSIONAL MENTOR: Dr. Yulia H, Sp,A CLINICAL STAGE OF PEDIATRIC JAKARTA ISLAMIC HOSPITAL, CEMPAKA PUTIH Oleh : ADRINE FRAGITA 2009730121

Jurnal Adin II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pediatri

Citation preview

Page 1: Jurnal Adin II

Comparison of serial blood lactate level between dengue shock

syndrome and dengue hemmorhagic fever (evaluation of prognosis value)

PROFESSIONAL MENTOR:

Dr. Yulia H, Sp,ACLINICAL STAGE OF PEDIATRIC

JAKARTA ISLAMIC HOSPITAL, CEMPAKA PUTIH

Oleh :

ADRINE FRAGITA2009730121

Page 2: Jurnal Adin II

o Kematian akibat dengue shock syndrome masih tinggi.

o Serial kadar laktat darah dapat memprediksi shock, kegagalan organ multiple dan kelangsungan hidup yang lebih baik dari cardiac output, pengiriman oksigen dan interleukin-6 (IL-6)

o Pemantauan dari kadar laktat darah penting untung mengevaluasi shock

o Setiati et all melaporkan kadar laktat darah sebagai predktor untuk kematian DBD yang berat.

Latar Belakang

Page 3: Jurnal Adin II

Untuk mengetahui korelasi antara tingkat laktat dan faktor risiko shock serta menghitung cut-off point

laktat untuk memprediksi syok antara DSS dan DBD

Tujuan penelitian

Page 4: Jurnal Adin II

o Penelitian ini dilakukan secara prospektif di Departemen Kesehatan Anak, FKUI RSCM. Dari bulan Januari

sampai Juli 2006.o Data Serial tentang hasil darah

perifer, analisa gas darah, anion gap dan pemeriksaan kadar laktat darah serta parametertahap klinis DBD dan

DSS dicatat

Metode Penelitian

Page 5: Jurnal Adin II

Kriteria Inklusi

oPasien usia 0-18 tahunoTerbukti menderita

DBD

Kriteria Ekslusi o Pasien menderita bakteri

infeksi, penyakit hati, dan perolehan data yang kurang lengkap

Page 6: Jurnal Adin II

o 30 subyek dengan DBD tanpa shock dan 30 dengan DSS yang memenuhi syarat telah diperoleh semua data dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium rutin.

o Dari semua subyek dikumpulkan tiga mL vena sampel darah untuk darah perifer, dan pemeriksaan serologi (IgM / IgG) pada hari ke lima.

o Jika hasilnya disetujui untuk DBD (trombositopenia dan hemokonsentrasi) pada fase akut (3 – 7 hari sakit), maka pemeriksaan lainnya akan dilakukan seperti analisis gas darah, anion gap, seri kadar laktat darah, hemoglobin, hematokrit, dan trombosit selama di rumah sakit.

Metode penelitian

Page 7: Jurnal Adin II

Analysis Statistik

o Data dianalisis dengan uji Chi-square atau Metode Fischer exact.

o Data kontinu diuji dengan metode Mann-Whitney.

o Untuk menentukan korelasi antara kadar laktat darah dan faktor resiko peneliti menggunakan analisis regresi logistik

Page 8: Jurnal Adin II

93 kasus demam dengue dan DBD

Hanya 62 subyek yang memenuhi

kriteria

30 kasus DBD dengan tanpa

syok (grade II DHF)

30 kasus dengan DSS (26 kasus derajat III DBD dan

empat kasus derajat IV DBD)

2 subyek drop out

HASIL PENELITIAN

Page 9: Jurnal Adin II

o Subyek penelitian ini terdiri dari 24 perempuan dan 36 anak laki-laki

o Pada grup DSS proporsi terbesar dengan infeks sekuder adalah umur 6 – 10 tahun, sementara DBD umur 11 – 15 tahun

o Pada grup DSS, sebagian besar anak dengan kelebihan gizio Durasi terpanjang demam pada saat penelitian adalah

empat hari. Dalam grup DSS, proporsi terbesar pada suhu 38°C dengan rata – rata 36.9°C.

o Tingkat tertinggi proporsi hematokrit di kedua grup adalah 40-45%. Tingkat trombosit berkisar antara 51,000-100,000/uL.

o Nyeri perut, hepatomegali, muntah dan perdarahan spontan ditemukan lebih sering pada kelompok DSS.

HASIL PENELITIAN

Page 10: Jurnal Adin II

Hasil

o Darah untuk sampel laktat pertama (L1) diambil dalam 24 jam pertama sejak masuk

o L2 dalam waktu 24-48 jamo L3 dalam waktu 48-72 jam

Page 11: Jurnal Adin II
Page 12: Jurnal Adin II
Page 13: Jurnal Adin II
Page 14: Jurnal Adin II
Page 15: Jurnal Adin II

Diskusi o Tingkat laktat darah telah dipelajari

sebagai biokimia penanda untuk hipoksia, keparahan penyakit, shock therapy dan prognosis dalam kondisi kritis. Selain itu serial tingkat laktat darah adalah indikator yang sensitif untuk mengevaluasi keparahan dari shock.

o Proporsi terbesar dari DSS adalah infeksi sekunder

o Studi dari Dewi dan Sumarno menemukan bahwa tidak ada perbedaan gender pada pasien DBD. Pasien terbanyak pada umur 6 – 10 tahun.

o Proporsi kasus dari baik atau lebihnya gizi pada pederita lebih tinggi di bandingkan dengan kurangnya gizi pada penderita, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiati et all

Page 16: Jurnal Adin II

oMirip dengan hasil penelitian dari Dewi dan Kinanti bahwa insiden DSS tinggi pada hari ketiga dan keempa demam dengan hematokrit yang tinggi, dan hepatomegaly.oKonversi dari kadar laktat darah di study ini mirip dengan peneliti – peneliti sebelumnya.oBaker at all dkk menemukan bahwa meningkatnya kadad laktat darah pada hari pertama infeksi diikuti dengan penurunan laktat darah pada hari berikutnya.

Page 17: Jurnal Adin II

o Studi ini menunjukan korelasi yang negatif antara kadar laktat darah dengan pO2 dan saturasi oksigen pada 24 jam pertama kasus dengan DSS, mirip dengan penelitian Satiati et all.

o Studi ini juga menemukan korelasi yang rendah antara kadar laktat darah dengan kadar anion gap dalam 24 jam pertama di kelompok DSS, mirip dengan penelitian Siswanto.

Page 18: Jurnal Adin II

Kesimpulan

Hiperlactatemia pada DSS dapat dianggap sebagai tanda untuk

pengobatan shock. Tingkat laktat darah dapat digunakan

sebagai biokimia penanda untuk hipoksia jaringan, untuk menilai

keparahan penyakit, seperti pemantauan pengobatan, dan memiliki

nilai prognostik pada kasus DBD.

Page 19: Jurnal Adin II

Terima KasihWassalamualaikum Wr. Wb.