Upload
truongdieu
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
Analisis Programming Dari Studi Literatur didapat berbagai macam kriteria-kriteria umum untuk membantu merancang Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Kawasan Perbatasan kriteria-kriteria tersebut diambildari peraturan pemerintah, penelitian sejenis dan teori-teori yang mengatur masalah ekowisata lingkungan dan pengembangan daerah perbatasan.dari berbagai macam kriteria di seleksi dengan menggunakan metode re-image oleh John Zeisel, yang lebih berkonsentrasi pada lingkungan dan interaksi antar prilaku (Zeisel, J. (1987) Inquiry by Design: Tools for Environment-Behavior Research. New York and Melbourne: Press Syndicate of the University of Cambridge.) Menurut Zeisel, perancangan mempunyai tiga langkah utama, yaitu: imaging, yaitu menawarkan sesuatu yang baru memberikan kriteria seperti apakahj arsitektur kedepannya, presenting berupa hasil dari kriteria yang diterapkan pada rancangan, dan testing, berupa evaluasi atas desain yang telah dihasilkan berdasarkan kriteria-kriteria. Yang keseluruhannya dilakukan berdasar pengetahuan empirik (berdasarkan data-data yang ada).
Dari beberapa kriteria –kriteria pada data literatur dapat diambil beberapa point penting yang mengarah kepada desain kampung wisata berwawasan lingkungan di daerah perbatasan yaitu : 1. Peningkatan kualitas lingkungan
(prinsip pembangunan berwawasan lingkungan), dengan kriteria desain : a) Membuat rancangan yang menyatu
dengan alam, dengan seminimal mungkin merusak tatanan lingkungan yang ada, dengan desain yang mengikuti bentuk lahan
b) Menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan pada bahan dan material bangunan dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang terdapat di kawasan tersebut dan juga energi buatan.
Gambar 9 Diagram Metode Zeisel Sumber :
Duerk, Donna P.1993,, Architectural Programming, Van Nostrand Reinhold,Germany.
Gambar10 Diagram Alur Pikir Desain Proses adaptasi proses design Zeisel
Sumber : Analisis Peneliti
Studi Literatur
Kriteria-kriteria
Kriteria-kriteria
Kriteria-kriteria
Kriteria-kriteria
Kriteria-kriteria
Kriteria-kriteria
Emperical Knowledge (Kasus Aktual)
Kriteria - Kriteria Umum Untuk Kampung Wisata Perbatasan
Kriteria Persyaratan Khusus Re-Desain Kampung Wisata Perbatasan
DESAIN
Teori-teori
Informasi :
Peraturan pemerintah Sosial,Ekonomi dan
budaya masyarakat Standard design
Tujuan (Goals)
Feedback
Konsep Desain
9
2. Pelayanan Terhadap Masyarakat (perbaikan dan penambahan fasilitas rumah tinggal dan fasilitas umum), dengan kriteria desain : a) Perbaikan pada fasilitas utamadan
perbaikan pada beberapa rumah warga dan yang dianggap tidak layak/rusak.
b) Mengkonservasi sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya dan arsitektur yang tinggi dan mengubah fungsi rumah tinggal menjadi fungsi yang lebih ekonomis.
c) Mengkonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru untuk menampung perkembangan penduduk desa tersebut dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut sebagai area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata
d) Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi di dalam wilayah desa
3. Pelayanan Terhadap Wisatawan
Yang Berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Desain homestay yang terstruktur
dengan optimalisasi lahan, mempunyai view yang baik sehingga mampu menembus pasar internasional dalam hal parawisata.
b) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini.
c) Lahan tidak terlalu besar (optimalisasi lahan) dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir
d) Pembedaan type homestay berdasarkan jenis wisatawan, wisatawan petualang dan wisatawan plesiran.
e) Menggunakan potensi alam utama berupa sungai sebagai akses utama
dan menciptakan event-event menarik yang dapat menarik wisatawan untuk datang
f) Mengajak wisatawan untuk ikut berpartisipasi dalam reality life warga kampung dengan mengikuti beberapa aktifitas masyarakat kampung sehari-hari.
4. Image Pada Kawasan Yang Akan Dihasilkan Tanpa Merusak Budaya Asal Setempat, dengan kriteria desain : a) Harus ada ruang-ruang perantara
(intermediate zone) yang menyatukan ruang luar dan ruang dalam.
b) Bentukan desain yang baru dengan asal-usul yangdapat diselidiki (berasal dari budaya dan adaptasi lingkungan setempat.
c) Harus dapat menghadirkan hal-hal yang didambakan wisatawan, seperti suasana relaksasi dan tenang, keindahan alam, keunikan tradisi dan kekayaan budaya masyarakat setempat.
5. Penyelesaian Pada Kawasan Perbatasan a) Harus ada penyelesaian pada
kawasan perbatasan guna menjamin keamanan dan keutuhan NKRI.
b) Membangun infrastruktur yang penting di daerah perbatasan yang berkaitan dengan proses lintas batas negara.
10
Gambar 11 Kondisi Eksisting Site Sumber : Analisa Penulis
IV. KONSEP RANCANGAN MAKRO (SITE-PLAN)
Pola penataan site-plan kampung adalah
memanjang mengikuti sungai, jarak antar rumahpun bervariasi mulai dari 3- 5 meter bahkan juga ada yang berjarak sampai dengan 10 meter.Akses jalan pedestrian dibuat mengikuti bentuk lahan.
Bentuk rumah bersusun memanjang
disekitar sungai dengan jarak yang tidak beraturan bahkan ada yang bertumpuk satu dengan yang lain, sehingga terkesan sempit dan padat padahal berada dilingkungan yang luas, banyak jalan-jalan lorong tercipta.
Pola Diagramatik yang ditawarkan adalah pola diagramatik rancangan ekoturisme yang berwawasan lingkungan dimana sumberutama yaitu zona konservasi yang berupa masyarakat desa yang
akan dikembangkan dikelilingi zona transisi yang memiliki peranan lebih banyak kearah lingkungan sekitar dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas lingkungan binaan dalam hal ini berupa wilayah-wilayah yang nantinya akan dikembangkan menjadi wilayah penghasil sumber daya baru (tenaga surya, mikrohydro dan biogas), kemudian baru dikelilingi olehzona pelayanan umum (zona komersial) yang berupa resort dan homestay untuk wisatawan
11
Gambar 12 Penerapan Zonasi Pada Site Sumber : Analisa Penulis
Dalam pengelolaannya suatu Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan, yaitu :
1. Area inti (Core Area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang, untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
2. Zona penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area inti
dari dampak negatif kegiatan manusia. 3. Area transisi (Transition Zone) adalah
wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga.
Saat diujikan terhadap site yang berada disekitar sungai, dengan bentuk yang memanjang, maka aturan konsep ecoturisme yang mengelilingi sumber beradaptasi menjadi bentuk yang mengikuti site dengan tetap menggunakan kaedah dari pola diagram rancangan ekoturisme, dimana terdapat zona terdalam yaitu zona konservasi (kampung labang), kemudian disusul oleh zona transisi yang diisi oleh berbagai macam aktifitas agro wisata yang dibuat berkelompok dan teratur sebagai pembatas antara zona konservasi (kehidupan masyarakat kampung) dengan zona terluar yaitu zona komersial yang berupa resort.
Gambar 12 Zonasi Kawasan Cagar Biosfer Sumber :
http://alamendah.wordpress.com/2010/12/29/cagar-biosfer-di-indonesia/