26
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017 1 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENGAJARAN DOKTRIN SANCTUARYDI KALANGAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHSE- KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR Elfri Darlin Sinaga, M.Min., M.Fil, STFT Surya Nusantara, Pematangsiantar Abstract The doctrine of sanctuary is absolutely necessary to be implemented by every church member of the Seventh-Day Adventist. The implementation of that teaching values of Sanctuary doctrine is veryimportant to all church membersbecause they need more of the required preparation with regards to the time of judgment and preparation for the Second coming of Christ. Some of the preparations required concerning to the work of the mediation of Christ in the Sanctuary, such as: to reject all forms of deviant teaching from the Bible, to conduct heart investigations and settle personal sins through repentance and confession of sin, and pray with a sincere heart to obtain sanctification and assurance of salvation. The last phaseof the priesthood ministration of Christis to conduct the cleansingof sinsof His peoplefromthe book of the recordsin Heavenas describedin the work ofthe high priestinthe annualservicein the earthly Sanctuary. But facts show that many of the church members lack of the required preparation for the time of investigative judgment and preparation for the second coming of Christ.The result of this study indicated that the level implementation of the teaching values of Sanctuary Doctrine among the church members was on the score value 2.5857 (partly implemented or not fully implemented). Based on the result, this research will give some input to church’s pastor in order to improve the spiritual life of his church members, especially amongthe memebers of Seventh-Day Adventist Church in Pematangsiantar municipality. Keywords: Implementation, teaching values, doctrine, sanctuary, implemented, investigative judgment, Seventh-dayAdventist. PENDAHULUAN Latar Belakang

JURFILTEOSUNUS - suryanusantara.ac.idsuryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-V-No.2-Juli-2017...JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2,

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

1

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENGAJARAN DOKTRIN SANCTUARYDI

KALANGAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHSE-

KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

Elfri Darlin Sinaga, M.Min., M.Fil,

STFT Surya Nusantara, Pematangsiantar

Abstract

The doctrine of sanctuary is absolutely necessary to be implemented by

every church member of the Seventh-Day Adventist. The implementation of that

teaching values of Sanctuary doctrine is veryimportant to all church

membersbecause they need more of the required preparation with regards to the time

of judgment and preparation for the Second coming of Christ. Some of the

preparations required concerning to the work of the mediation of Christ in the

Sanctuary, such as: to reject all forms of deviant teaching from the Bible, to conduct

heart investigations and settle personal sins through repentance and confession of sin,

and pray with a sincere heart to obtain sanctification and assurance of salvation. The

last phaseof the priesthood ministration of Christis to conduct the cleansingof sinsof

His peoplefromthe book of the recordsin Heavenas describedin the work ofthe high

priestinthe annualservicein the earthly Sanctuary. But facts show that many of the

church members lack of the required preparation for the time of investigative

judgment and preparation for the second coming of Christ.The result of this study

indicated that the level implementation of the teaching values of Sanctuary Doctrine

among the church members was on the score value 2.5857 (partly implemented or

not fully implemented). Based on the result, this research will give some input to

church’s pastor in order to improve the spiritual life of his church members,

especially amongthe memebers of Seventh-Day Adventist Church in

Pematangsiantar municipality.

Keywords: Implementation, teaching values, doctrine, sanctuary, implemented,

investigative judgment, Seventh-dayAdventist.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

2

Doktrin Sanctuary dan Pelayanan Keimamatan Kristus di dalam Bait Suci

Surgawi merupakan salah satu pilar doktrin utama di kalangan Gereja Masehi

Advent Hari Ketujuh (GMAHK). Pokok doktrin tersebut sangat penting dipahami

oleh setiap anggota GMAHK dan prinsip-prinsipnya diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari, karena hal itu bersangkut paut dengan nasib kekal umat

manusia.

Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.

Implementasi nilai-nilai doktrin Sanctuary berarti pelaksanaan dan penerapan

prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang terkandung dalam doktrin tersebut, melalui

mengadakan evaluasi diri serta menyesuaikan kehidupan dengan nilai-nilai kebenaran

yang diajarkan.

Ellen G. White menegaskan sehubungan dengan pentingnya anggota jemaat

memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pengajaran doktrin Sanctuary,

sebagai berikut: “Pengertian yang benar tentang pelayanan bait suci surgawi adalah

dasar iman kita … kita tidak boleh berhenti sampai kita mahir mengenai bait suci

itu.”1 “Setiap orang dituntut untuk merendahkan diri sementara upacara itu

berlangsung. Semua kegiatan harus dihentikan dan semua bangsa israel sepanjang

hari itu harus merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan berpuasa dan menyelidiki

hati secara dalam-dalam.”2 “Maka barangsiapa yang tiada merendahkan hatinya pada

waktu itu, ia akan ditumpas kelak dari antara bangsanya.3

Identifikasi Masalah

Kendati telah ditegaskan tentang pentingnya doktrin Sanctuary sebagai salah

satu landasan iman dan pengajaran GMAHK untuk dipahami dan diimplementasikan

oleh setiap warga jemaat, namun penulis mengamati dan berasumsi bahwa:

1Ellen G. White, Evangelism, Bandung: IPH, 221, 223. 2Ellen G. White, The Great Controversy, Bandung: IPH, 419,420. 3Alkitab, Imamat 23:29.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

3

1. Masih banyak anggota jemaat GMAHK kurang memberikan perhatian untuk

mempelajari dan memahami doktrin Sanctuary sebagaimana yang

diharapkan.

2. Masih banyak dari antara anggota GMAHK yang begitu mudah diombang-

ambingkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyimpang, khususnya yang

berhubungan dengan pengajaran Sanctuary.

3. Banyak dari antara anggota jemaat GMAHK kurang mengadakan persiapan

diri menghadapi masa penghakiman dan mengambil manfaat yang sebesar-

besarnya dari jasa pengantaraan Kristus di dalam Bait Suci Surgawi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat penerapan

dan pelaksanaan nilai-nilai doktrin Sanctuary dalam kehidupan anggota GMAHK

se-Kotamadya Pematangsiantar. Hasil penelitian ini tentunya bermanfaat sebagai

masukan bagi pendeta jemaat untuk membangun dan meningkatkan kerohanian

anggota jemaatnya, agar bersedia menyambut kedatangan Kristus kedua kali.

TINJUAN PUSTAKA

Pengertian Sanctuary

Istilah “sanctuary”dapat dipakai secara umum dapat pula dipakai secara

khusus. Pemakaian istilah sanctuary secara umum mempunyai arti luas dan arti

sempit. Pengertian secara luas sanctuary dapat diartikan sebagai suatu tempat di

mana saja yang menjadi kudus karena di situ hadir oknum yang disembah sebagai

Tuhan (Kel. 3:5). Dalam pengertian secara sempit, sanctuary dapat diartikan sebagai

tempat beribadah resmi yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan ibadah, seperti:

Gereja, Kelenteng, Mesjid Kathedral, Synagogue, Tabernakel, Pura,dan lain-lain.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

4

Pemakaian istilah sanctuary secara khusus maksudnya ialah mata kuliah

doktrin Sanctuary. Dalam tulisan ini, penggunaan istilah sanctuary bukan berbicara

tentang tempat-tempat ibadah umat beragama, melainkan secara khusus

membicarakan tentang Bait Suci atau Tempat Kudus yang sesungguhnya di Surga

yang menjadi pusat pekerjaan Kristus demi keselamatan umat manusia.

Tempat kudus di Surga maupun yang di bumi merupakan sebuah alat peraga

tentang rencana keselamatan.Ellen G. White menulis, “Tempat kudus di Surga adalah

pusat pekerjaan Kristus demi manusia … Ia memperlihatkan rencana keselamatan,

membawa kita kepada akhir zaman dan menyatakan isu kemenangan dalam

pertikaian antara kebenaran dan dosa.4

Doktrin Sanctuary dan pelayanan Kristus di dalam tempat kudus surgawi

perlu dipahami oleh setiap anggota jemaat dan nilai-nilai kebenaran yang terkandung

di dalamnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ellen G. White lebih

lanjut menulis, “Semua orang perlu mengetahui posisi dan pekerjaan Imam Besar

mereka. Kalau tidak , tidak mungkin mereka mempunyai iman yang diperlukan pada

zaman ini, atau menduduki posisi yang dirancang Allah untuk mereka duduki.”5

Doktrin Sanctuary di lingkungan GMAHK

Pokok pengajaran Sanctuary di lingkungan GMAHK dimuat dalam 28

Uraian Doktrin Dasar, yakni tentang Bait Suci dan Pelayanan Kristus dalam Bait

Suci Surgawi. Doktrin tersebut merupakan salah satu pilar doktrin berdirinya

GMAHK. Ellen G. White menegaskan dalam tulisannya tentang kedudukan sanctuary

di lingkungan GMAHK sebagai berikut, “The correct understanding of the

ministration in the heavenly Sanctuary is the foundation of our faith.” ( Pemahaman

yang benar tentang pelayanan (Kristus) di Bait Suci Surgawi adalah fondasi iman

kita).”6

4Ellen. G. White, Alfa dan Omega, jilid 8, Bandung: IPH, hlm. 511. 5Ellen G. White, Evangelism, Bandung: IPH, 221,223. 6Ibid.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

5

Pokok pengajaran Sanctuary sebagai fondasi iman GMAHK dijabarkan

dalam doktrin ke-24 dari 28 uraian doktrin dasar adalah sebagai berikut:

1. Di Surga ada Bait Suci (sanctuary) yang dibuat oleh Tuhan dan bukan yang

dibuat oleh manusia (Ibrani 8:2).

2. Bait Suci di Surga memiliki struktur bangunan seperti halnya tempat kudus di

bumi, yakni bilik suci dan bilik mahasuci.

3. Kristus melayani di dalam Bait Suci di Surga demi kepentingan kita dan

untuk mengadakan pendamaian bagi kita.

4. Setelah kenaikan Kristus ke Surga, Ia dilantik menjadi Imam Besar yang

Mahatinggi dan langsung memulai pekerjaan pengantaraan-Nya.

5. Pada tahun 1844, pada akhir periode nubuatan 2300 petang dan pagi, Ia

memasuki fase kedua dan terakhir dari pelayanan pendamaian-Nya.

6. Penghakiman pemeriksaan dimulai sejak berakhirnya nubuatan 2300 petang

dan pagi (22 Oktober 1844) dan berlangsung hingga penutupan pintu kasihan

bagi manusia sebelum kedatangan-Nya kedua kali.

7. Penghakiman pemeriksaan yang menjadi bagian penting yang terakhir dan

menentukan atas semua dosa, dilambangkan oleh pembersihan Bait Suci

Ibrani kuno pada hari pendamaian.

8. Bait Suci Ibrani kuno dibersihkan oleh darah binatang yang dikorbankan,

sedangkan Bait Suci surgawi dibersihkan oleh korban yang sempurna, yakni

darah Yesus.

9. Penghakiman pemeriksaan bertujuan untuk membuktikan keadilan Tuhan

dalam menyelamatkan orang-orang percaya di dalam Yesus dan yang tetap

setia berhak masuk dalam kerajaan-Nya.

10. Penghakiman pemeriksaan menunjukkan kepada mahluk-mahluk berpikir

cerdas di Surga siapa-siapa di antara orang mati yang tertidur di dalam

Kristus dan hidup di dalam Dia, yang dianggap layak mendapat bagian dalam

kebangkitan yang pertama.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

6

11. Penghakiman pemeriksaan juga menunjukkan kepada mahluk-mahluk

berpikir cerdas di Surga, siapa-siapa di antara orang-orang yang hidup hingga

kedatangan Kristus kedua kali, yang tinggal di dalam Dia dan yang

memelihara Hukum-hukum-Nya dan beriman kepada Yesus dianggap layak

untuk diubahkan dan memasuki kerajaan-Nya yang kekal.7

Mewaspadai Berbagai Pandangan dan Pengajaran yang Menyimpang

Gereja Kristen senantiasa berada dalam bahaya oleh karena masuknya

guru-guru palsu yang menyebarluaskan ajaran-ajaran yang menyimpang. Hal

demikian telah terjadi sejak gereja mula-mula. Rasul Petrus mengamarkan setiap

anggota jemaat, “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat

Allah, demikian pula di antara kamu aka nada guru-guru palsu. Mereka akan

memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan

menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera

mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”8

Dalam catatan sejarah, GMAHK juga mengalami tantangan yang datang

dari dalam dengan munculnya berbagai pengajaran yang menyimpang yang

dibawakan oleh mereka yang mengaku sebagai guru-guru kebenaran. Ada beberapa

doktrin pengajaran yang menyimpang dari ajaran Alkitab dan bertentangan dengan

doktrin dasar GMAHK. Setiap anggota jemaat GMAHK harus lebih waspada dam

dituntut memiliki pendirian yang tegas untuk menolak setiap ajaran yang

menyimpang. Beberapa dari antaranya adalah pokok pengajaran sanctuary yang

diajarkan oleh William Miller, D.M. Canright, Albion F. Ballenger, dan Desmond

Ford.

1. Pandangan William Miller

7Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin Dasar

Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352. 8Alkitab, 2 Petrus 2:1.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

7

William Miller adalah seorang tokoh pembaharu Amerika yang terkenal,

seorang pengkhotbah paling menonjol tentang kedatangan Yesus kedua kali di

Amerika Serikat. Ellen G. White sebagai saksi mata yang melihat secara dekat

tentang kehidupannya menulis sebagai berikut, “Ia seorang petani yang benar dan

berhati jujur, mempunyai fisik yang sehat dan kuat serta memiliki kecerdasan yang

lebih dari biasa. Ia adalah seorang pelajar Alkitab yang sungguh-sungguh. Ia meneliti

nats Alkitab Daniel 8:14 “tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang

wajar” dan menghubungkannya dengan kedatangan Kristus kedua kali.”9

Salah satu sumbangsih William Miller yang tidak bisa dilupakan dalam

sejarah gereja adalah keberhasilannya memecahkan misteri perhitungan nubuatan

2300 petang dan pagi dalam Daniel 8:14. Melalui penyelidikan Kitab Suci yang

sungguh-sungguh, ia menemukan bahwa permulaan nubuatan 2300 petang dan pagi

adalah saat dikeluarkannya surat perintah raja Artashasta untuk membangun kembali

Yerusalem dan tembok-temboknya, yakni tahun 457 sM. Akhir dari nubuatan itu

adalah tanggal 22 Oktober 1844, saat mana “tempat kudus akan dipulihkan dalam

keadaan yang wajar” (Dan.8:14).10

Berdasarkan penemuan terhadap perhitungan nubuatan 2300 petang dan

pagi, William Miller dan kawan-kawannya mengkhotbahkan Yesus akan datang pada

tanggal 22 Oktober 1844. Banyak orang meninggalkan gerejanya dan bergabung

dengan pergerakan William Miller (Millerites) bersedia menyongsong kedatangan

Yesus kedua kali. Ketika Yesus tidak datang ke dunia ini sebagaimana mereka

harapkan, mereka kecewa, dan inilah yang disebut dengan pengalaman kekecewan

yang besar 22 Oktober 1844.11

Paul A. Gordon menulis tentang keyakinan William Miller khususnya yang

berkaitan dengan “tempat kudus dan pemulihannya”sebagai berikut, “Tempat kudus

9Ellen G. White, Kemenangan Akhir, (Bandung: Indonesia Publishing House, 2010), 332. 10Ibid, 429. 11LihatPaul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland:

Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 12

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

8

itu adalah gereja dan bumi ini. Pemulihan tempat kudus dalam keadaan yang wajar

berarti pembersihan gereja dari dosa, dan penyucian bumi ini dengan api pada saat

kedatangan Kristus kedua kali.”12

2. Pengajaran Dudley Marvin Canright

Dudley Marvin Canright lahir di Michigan, USA pada tanggal 22

September 1840. Ayahnya bernama Hiram Canright dan ibunya bernama Loretta.

Pada tahun 1859, ketika masih berusia 19 tahun, ia menerima iman Advent melalui

baptisan kudus. Lima tahun kemudian, ia diurapi menjadi pendeta oleh James White

dan J.N. Loughborough, setelah mendapatkan serangkaian pelajaran Alkitab dari

James White. Selanjutnya ia ditempatkan sebagai pendeta jemaat di New England di

bawah asuhan pendeta J.N. Andrews.13

Saat menggembalakan jemaat di New England, ia sering melakukan debat

dengan pendeta-pendeta protestan. Kemampuan debatnya yang luar biasa ternyata

perlahan-lahan menuntunnya kepada kesombongan dan meninggikan diri.14Pada

tahun 1869 ia menerima tugas pelayanan di tempat yang baru di Negara bagian Iowa

dan melayani pekerjaan Tuhan di sana selama kurang lebih dua puluh tahun di bawah

asuhan pendeta George I. Butler. Pengaruhnya yang menonjol sebagai seorang

pengkhotbah membuat dia terpilih menjadi Direktur Sekolah Sabat di Konfrens

Ohio. Ia juga aktif dalam usaha-usaha meningkatkan persepuluhan. Bahkan beberapa

dari anggota jemaat pada masa itu meramalkan bahwa ia akan menggantikan James

White sebagai ketua GC of SDA.15

Namun sangat disayangkan, D.M. Canright pada tahun 1887 tiba-tiba

mengundurkan diri dari GMAHK dengan alasan bahwa ia tidak lagi mempercayai

Sepuluh Hukum, hari Sabat, pekabaran tiga malaikat, ajaran Sanctuary, kedudukan

12Ibid.. 13R.W. Schwarz, Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing

Association, 1979), 464. 14Ibid. 15Ketua GC of SDA adalah pimpinan tertinggi organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

se-dunia. GCof SDA adalah singkatan dari General Conference of Seventh-day Adventist, atau Rapat

Umum Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh se-dunia.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

9

GMAHK dalam nubuatan, reformasi kesehatan, dan pengurapan kudus. Bahkan lebih

jauh ia menyatakan tidak percaya bahwa kepausan telah merobah hari Sabat kepada

hari Minggu.16

D.M. Canright akhirnya meninggalkan GMAHK dan bergabung dengan

gereja Baptist di Otsego.17Beberapa saat sebelum meninggalkan GMAHK, ia menjadi

seorang pengkritik dan penentang keras (a bitter enemy) terhadap GMAHK.18 Ia

menulis buku (413 halaman) berjudul Seventh-day Adventist Renouced yang berisi

penolakan terhadap GMAHK dan kenabian Ellen G. White. Ia juga mengatakan

bahwa tidak ada Bait suci di Surga, karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah

ada hadir di mana-mana.19

3. Pengajaran Albion Fox Ballenger

Albion Fox Ballenger lahir pada tahun 186 di Winslow, Illinois, USA. Ia

seorang pendeta GMAHK, pengkhotbah yang terkenal dan juga penulis buku. Pada

sesi General Conference (GC) tangggal 21 Mei 1905 ia menyampaikan

pandangannya tentang sanctuary (tempat kudus) dalam sembilan tesis. Ballenger

menegaskan bahwa pelayanan imam di bilik yang suci dari kaabah Israel kuno adalah

suatu pengalaman Perjanjian Lama. Itu melambangkan rencana keselamatan sejak

penciptaan hingga penyaliban Kristus. Segala sesuatunya sudah dilakukan dengan

lengkap dan semuanya nampak indah dan harmonis.20

Ballenger lebih lanjut menegaskan sehubungan dengan pelayanan

keimamatan Kristus sebagai berikut, “Ketika Kristus naik ke Surga setelah

kebangkitan-Nya, Dia masuk ke Bilik yang Maha suci di Bait Suci Surgawi dan

16R.W. Schwarz, Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing

Association, 1979), 468. 17Ibid, 469. 18Ibid,469,470. 19Ibid. 20Paul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland:

Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 5.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

10

memulai pelayanan-Nya sebagai Imam Besar kita.”21 Inti sari pandangan Albion F.

Ballenger sebagaimana dituangkan dalam sembilan tesisnya adalah:

Pelayanan imam di bilik yang suci dari kaabah Israel kuno adalah

suatu pengalaman Perjanjian Lama.

Pelayanan imam di bilik yang suci melambangkan rencana

keselamatan sejak penciptaan hingga penyaliban Kristus.

Segala sesuatunya sudah dilakukan Kristus di kayu salib sudah

sempurna serta lengkap dan semuanya nampak indah dan harmonis.

Ketika Kristus naik ke Surga setelah kebangkitan-Nya, Dia masuk ke

Bilik yang Mahasuci dari Bait Suci Surgawi dan memulai pelayanan-

Nya sebagai Imam Besar kita.

4. Pengajaran Desmond Des Ford

Desmond Des Ford lahir di Townsville, Queensland, Australia tanggal 2

Februari 1929. Dia seorang penginjil dan Teologian Australia. Ia menamatkan

sarjananya dari Avondale College tahun 1958. Gelar Master dalam bidang Teologi

Sistematic diperoleh dari SDA Washington Seminary pada tahun 1959. Pada tahun

1961 ia berhasil meraih gelar Ph.D dari Michigan State University dan gelar Ph.D

yang kedua dari University of Manchester.

Desmond Des Ford pernah bekerja sebagai gembala jemaat GMAHK dan

penginjil selama 7 tahun. Selanjutnya, ia dipanggil menjadi dosen di Avondale

College dan mengajar berbagai mata kuliah. Namun kemudian, ia dikeluarkan dari

GMAHK oleh karena mengkritik ajaran GMAHK tentang Bait Suci Surgawi dan

pengajaran tentang penghakiman pemeriksaan. Dalam bukunya Right With God Right

Now Desmond Ford menegaskan keyakinanya tentang Bait Suci Surgawi dan

pelayanan Kristus. Ia mengaskan bahwa pekerjaan pendamaian sudah lengkap di

21Ibid.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

11

kayu salib dan tidak diperlukan lagi tindakan berikut dalam Bait Suci Surgawi,

karena keselamatan sudah sepenuhnya dialami oleh orang-orang percaya. Ia

mendasari keyakinannya pada nats Alkitab Roma 3:21-26.22

Refleksi Teologis terhadap Pengajaran yang Menyimpang

Refleksi adalah gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai

jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.23 Berikut ini penulis

memberikan refleksi teologis terhadap pandangan William Miller, D.M. Canright,

Albion F. Ballenger dan Desmond Des Ford tentang sanctuary untuk membuktikan

bahwa pengajaran mereka menyimpang dari ajaran Alkitab dan uraian doktrin

GMAHK.

1. Refleksi Teologis terhadap Pandangan William Miller

Perhitungan akhir nubuatan 2300 petang dan pagi menurut William Miller

jatuh pada tanggal 22 Oktober 1844. Keyakinan itu menggerakkan Miller dan kawan-

kawannya untuk mengkhotbahkan Yesus akan datang pada tanggal 22 Oktober 1844.

Tentunya tidak ada yang salah dengan perhitungan nubuatan 2300 petang dan pagi

yang permulaannya adalah tahun 457 sM dan berakhir pada tanggal 22 Oktober 1844.

Bukan itu yang membuat mereka harus mengalami kekecewaan besar, melainkan

pandangan William Miller tentang Tempat Kudus atau Bait Suci. William Miller,

sama seperti orang Kristen pada umumnya pada zaman itu mempercayai bahwa

“tempat kudus” (sanctuary) itu adalah gereja dan bumi ini. Dan pemulihan tempat

kudus dalam keadaan yang wajar berarti pembersihan gereja dari dosa, dan penyucian

bumi ini dengan api pada saat kedatangan Kristus kedua kali.”24

Pemahaman yang keliru tentang pokok pengajaran atau doktrin Sanctuary

telah menuntun William Miller dan para pengikutnya mengalami kekecewaan pada

22Wilson Paroschi, The Cross and the Sanctuary: Do We Really Need Both (Ministry

International Journal for Pastor,Silver Spring: Pacific Press Publishing Association, 2014), 6. 23Kamus Besar Bahasa Indonesia. 24Paul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland:

Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 12

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

12

masa lalu, yakni tanggal 22 Oktober 1844. Tempat kudus atau sanctuary yang

dimaksudkan oleh nabi Daniel dalam Dan. 8:14 bukan gereja, dan bukan juga bumi

ini, melainkan Tempat kudus atau sanctuary yang ada di Surga. Dan “pemulihan

tempat kudus dalam keadaannya yang wajar” adalah merujuk kepada pekerjaan

Kristus, sebagai Imam Besar yang Mahatinggi memulai pekerjaan pembersihan Bait

Suci di Bilik yang Mahasuci dari Bait Suci Surgawi.

Pemulihan atau pembersihan Tempat Kudus dalam keadaan yang wajar

sebagaimana dimaksudkan dalam Dan. 8:14 adalah penghapusan dosa-dosa umat

Allah dari catatan kitab-kitab yang ada di Surga yang akan melayakkan umat Allah

menerima kehidupan kekal dan dinyatakan sah sebagai pewaris kerajaan Surga, dan

bukan hanya sebagai calon pewaris kerajaan Surga. Dengan demikian, pandangan

William Miller tentang sanctuary adalah gereja dan bumi ini jelas bertentangan

dengan ajaran Alkitab.

2. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran D.M. Canright

Salah satu kepercayaan yang berkembang pada zaman D.M. Canright

adalah pandangan bahwa tidak ada Bait Suci di Surga. Ketika Kristus naik ke Surga

setelah pelayanan-Nya di bumi, Dia pergi ke hadapan Allah dan bahwa di mana

Allah berada itulah tempat yang Mahakudus.25 Kepercayaan ini kemungkinan

mempengaruhi keyakinan D.M. Canright, sehingga dia menentang pokok pengajar

GMAHK tentang adanya Bait Suci di Surga tempat di mana Yesus melayani sebagai

Imam Besar Perjanjian Baru.

Alkitab mengajarkan bahwa ada Bait Suci di Surga tempat Yesus melayani

sebagai Imam Besar yang Mahatinggi26 untuk mengadakan pengantaraan bagi umat-

Nya di hadapan Takhta Allah yang ada di Bilik yang Mahasuci dan mengadakan

pekerjaan penghakiman pemeriksaan, yakni pekerjaan penghapusan dosa-dosa umat

25Ellen G. White Christ in His Sanctuary, 11. 26 Alkitab, Ibrani 8:1-2.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

13

Allah dari kitab-kitab yang ada di Surga agar tidak menghalangi umat-Nya untuk

masuk Surga. 27

D.M. Canright mengajarkan bahwa tidak ada Bait Suci di Surga karena

Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana-mana. Memang benar

bahwa Allah tidak dibatasi oleh ruang. Allah bisa hadir di mana-mana (Omni Present)

dalam keberadaan sebagai Allah Roh, namun Dia juga adalah oknum yang berpribadi

dan duduk bersemayam di atas takhta mengadili dan memerintah seluruh alam

semesta dari takhta-Nya sebagaimana yang dilihat oleh raja Daud (Maz. 47:9), nabi

Yesaya (Yes 6:1-2), nabi Mikha (1 Raj. 22:19), nabi Yeremia (Yer. 14:21), nabi

Yehezkiel (Yeh.1:26), nabi Daniel (Dan.7:9), nabi Zakharia (Zak. 6:13), Rasul Paulus

(Ibr.8:1), Rasul Yohanes Pewahyu (Why.1:4), dan juga nabi-nabi lainnya.

Alkitab mengajarkan tetang keberadaan Bait Suci di Surga tempat Yesus

melayani sebagai Imam Besar yang Mahatinggi untuk mengadakan pengantaraan bagi

umat-Nya, dengan demikian pandangan D.M. Canright bertentangan dengan ajaran

Alkitab.

3. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran Albion Fox Ballenger

Sekilas nampaknya pandangan Albion F. Ballenger sungguh menarik.

Namun pandangan tersebut bertentangan dengan ajaran Alkitab dan mengaburkan

pemahaman tentang eksistensi Bait Suci Surgawi dan pelayanan keimamatan Kristus.

Alkitab mengajarkan bahwa:

Pelayanan imam di bilik yang suci adalah melambangkan pelayanan Yesus di

bilik yang suci dalam Bait suci Surgawi.28

Pelayanan imam di pelataran kemah suci, yakni di tempat pembantaian dan

pembakaran korban di mezbah pembakaran, itulah yang melambangkan

kematian Kristus di kayu Salib untuk menggantikan tempat umat-Nya.29

27Alkitab, Daniel 7: 9-11. 28 Alkitab, Daniel 9:9, 11-15. 29Alkitab, Efesus 5:2.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

14

Satu bahagian dari pelayanan Kristus yang dilambangkan dalam upacara

harian ibadah Israel kuno, yakni sebagai korban pengganti telah dilakukan

Kristus di kayu salib dengan sempurna, lengkap, indah dan harmonis,30 dan

Yesus dilambangkan dengan domba jantan yang tidak bercela.31

Ketika Kristus naik ke Surga setelah kebangkitan-Nya, Ia dilantik menjadi

Imam Besar oleh Allah Bapa dan Dia melaksanakan pekerjaan pengantaraan,

sebagaimana dilambangkan dalam pekerjaan imam memercikkan darah di

depan tabir di bilik yang suci atau melalui memakan daging hewan kurban.

Pekerjaan pengantaraan yang digambarkan dalam pelayanan imam di bilik

yang suci menggambarkan pekerjaan pengantaraan Kristus sejak kenaikan-

Nya hingga 22 Oktober 1844.

4. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran Desmond Ford

Banyak teologian protestan yang memiliki keyakinan seperti Desmond Des

Ford. Mereka mengatakan bahwa pekerjaan pendamaian atau atonement sudah

lengkap dan sempurna pada saat kematian Yesus di kayu salib, sehingga tidak perlu

lagi pelayanan pengantara keimamatan Kristus dan pekerjaan penghakiman

pemeriksaan. Konsep keyakinan yang demikian muncul oleh karena kurang

memahami sistem upacara kemah suci Musa dan pelayanan keimamatan dalam

ibadah bangsa Israel kuno. Pelayanan keimamatan dalam kemah suci Musa

mengandung tiga pokok pengajaran penting yakni: pelayanan korban pengganti yang

dilaksanakan di pelatarann kemah suci, pelayanan pengantara keimamatan yang

dilaksanakan di bilik yang suci, dan pelayanan penghapusan dosa pada hari grafirat

yang dilaksanakan di bilik yang mahasuci. Dengan demikian apa yang diajarkan oleh

Desmond Des Ford tentang Bait Suci Surgawi dan pelayanan keimamatan Kristus di

dalam Bait Suci di Surga jelas bertentangan dengan ajaran Kitab Suci

30Alkitab, Ibrani 9:22. 31Alkitab, Kejadian 12:5.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

15

Implementasi Nilai-nilai Pengajaran Doktrin Sanctuary

Pengimpelementasian nilaia-nilai pengajaran adalah bagian terpenting dari sebuah

pengajaran. Alkitab mengajarkan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman

dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian kamu menipu diri

sendiri.”32Untuk mengimplementasikan nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary

dalam kehidupan anggota GMAHK saat ini, penulis memberikan penekanan pada

dua poin utama. Pertama, setiap anggota jemaat wajib mewaspadai segala bentuk

pengajaran yang menyimpang dan menunjukkan sikap yang tegas, yakni menolak

semua pengjaran yang keliru tentang sanctuary seperti pengajaran William Miller,

D.M.Canright, Albion Ballenger, dan Desmond Des Ford. Kedua, setiap anggota

jemaat perlu mengadakan evaluasi diri, persiapan yang dibutuhkan dan mengambil

manfaat yang sebesar-besarnya dari jasa pengantaraan Kristus selama masa

berlangsungnya penghakiman pemeriksan.33

Kristus, Imam Besar Perjanjian Baru sedang mengadakan pengantaraan di hadapan

takhta Allah Bapa untuk membela setiap perkara umatNya, maka setiap umat Tuhan

hendaknya berusaha memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari jasa

pengantaraan Kristus melalui tujuh indikator sebagai berikut:

(1) Menolak Pandangan William Miller

Setiap anggota jemaat di kalangan Gereja Masehi Advent Hari

Ketujuh perlu mengambil sikap tegas, yakni menolak pandangan

William Miller dan para pengikutnya tentang Sanctuary, karena

mengatakan bahwa Sanctuary atau tempat kudus yang akan

dipulihkan pada akhir 2300 petang dan pagi adalah bumi ini dan

gerejaNya. Alkitab mengajarkan bahwa Sanctuary yang dipulihkan

32Alkitab, Yakobus 1:22. 33Lihat Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin

Dasar Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352. GMAHK mempercayai bahwa

Yesus telah memulai pekerjaan penghakiman pemeriksaan sejak 22 Oktober 1844 di bilik Mahasuci di

bait Suci Surgawi.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

16

pada akhir 2300 petang dan pagi34adalah Sanctuary yang di Surga di

mana Kristus melayani sebagai Imam Besar Perjanjian Baru.35

(2) Menolak Pengajaran D.M. Canright

Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari

Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaran D.M.

Canright tentang Sanctuary yang mengajarkan bahwa tidak ada Bait

Suci di Surga karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada

hadir di mana.Alkitab mengajarkan bahwa ada Bait Suci di Surga

tempat Yesus melayani sebagai Imam Besar yang Mahatinggi dan

mengadakan pengantaraan di hadapan Allah Bapa di Sanctuary di

Surga.36

(3) Menolak Pengajaran Albion F. Ballenger

Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari

Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaran Albion F.

Ballenger tentang Sanctuary, yang mengajarkan bahwa pelayanan

imam di Bilik yang suci adalah pengalaman Perjanjian Lama. Alkitab

mengajarkan bahwa Pelayanan imam di bilik yang suci adalah

melambangkan pelayanan Yesus di bilik yang suci dalam Bait suci

Surgawi.

(4) Menolak Pengajaran Desmond Des Ford

Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari

Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaranDesmond

Des Ford tentang Sanctuary, yang mengajarkan bahwa pelayanan

Yesus di Bait Suci Surgawi tidak dibutuhkan untuk keselamatan umat

manusia, karena pekerjaan pendamaian di kayu salib sudah lengkap

dan sempurna. Alkitab mengajarkan bahwa pelayanan Yesus di kayu

34Alkitab, Daniel 8:14. 35Alkitab, Ibrani 8:1-2. 36Alkitab, Ibrani 9:24.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

17

salib hanya menggenapkan satu bahagian dari tugas keimamatan

Kristus, yakni sebagai korban pengganti. Sementara dua tugas lainnya

dilaksanakan di Sanctuary di Surga, yakni sebagai pengantara

keimamatan dan pelaksanaan penghakiman.37

(5) Bertobat dan Membereskan Dosa-dosa Pribadi

Jaminan pengampunan Kristus hanya berlaku bagi setiap pendosa yang

bertobat dan memohon pengampunan. Hanya melalui darah Yesus setiap

orang umat manusia yang sudah jatuh dalam dosa dapat diperdamaikan

kembali dengan Allah yang Suci. Rasul Yohanes menekankan tentang

pentingnya pertobatan dan pengakuan dosa untuk memperoleh jaminan

pengampunan Kristus dengan berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, maka

Allah adalah setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita dan

menjauhkan kita dari segala kejahatan”38 Ellen G. White menulis tentang

membereskan dosa-dosa pribadi sebagai berikut, “Bilamana ada orang-

orang yang dosanya tercatat dalam kitab catatan, yang tidak bertobat dan

yang tidak diampuni, maka namanya akan dihapuskan dari kitab Kehidupan,

dan catatan perbuatan-perbuatan baik mereka akan dihapuskan dari kitab

Kehidupan.”39

(6) Berdoa Menghadap Allah dengan Hati yang Tulus

Sementara Yesus Kristus, Imam Besar yang Mahatinggi melaksanakan

pekerjaan pengantaraan dan penghakiman pemeriksaan di dalam Bait Suci

Surgawi, ada kewajiban yang dituntut dari setiap umat Tuhan di bumi, agar

permohonan mereka bisa menyatu dengan permohonan Kristus yang sedang

mengadakan pengantaraan di hadapan Takhta Allah Bapa. Penyatuan

permohonan Kristus dan doa-doa umat Allah bagaikan asap dupa yang

harum yang naik ke hadapan takhta Allah Bapa. Melalui jaminan

37Lihat Alkitab, Daniel 7:9-10, 13-14. 38Alkitab, 1 Yohanes 1:9. 39Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jld. 8 (Bandung: IPH), 505.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

18

pengampunan Kristus, setiap umat percaya boleh datang menghadap

Allahmelalui berdoa dengan hati yang tulus dan bersih dari segala hati

nurani yang jahat, hingga kita mempeoleh pengudusan dan jeminan

keselamatan kita. Rasul Paulus menulis, “Karena itu marilah kita menghadap

Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh

karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita

telah dibasuh dengan air yang murni.”40

(7) Tidak Melakukan Dosa Dengan Sengaja

Sementara Kristus, Imam Besar yang Mahatinggi melayani di Bilik yang

Mahasuci di Bait Suci Surgawi, maka setiap umat Allah yang merindukan

hidup kekal bersama dengan Kristus di Surga hendaknya tidak melakukan

dosa secara sengaja. Kitab Ibrani menegaskan tentang hal ini, “Sebab jika kita

sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,

maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.”41

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan hasilnya akan dapat digunakan untuk

memecahkan masalah yang diteliti.42

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.

Penelitian deskriptif dalam penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian

pustaka untuk memperoleh landasan teori dan penelitian lapangan, yakni dengan

mengunakan kuesioner terhadap anggota jemaat. Data-data hasil penelitian akan

dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan. Metode penelitian deskriptif analisis yang

40Alkitab, Ibrani 10:22. 41Alkitab, Ibrani 10:28. 42Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2005), 1.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

19

digunakan dalam studi ini difokuskan untuk mengetahui tingkat penerapan atau

implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary di kalangan anggota

GMAHK.

Populasi dan Sampel Responden

Populasi dalam penelitian tesis ini adalah anggota jemaat aktif dan yang

sudah dibaptis di GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar. Adapun jumlah

keanggotaan aktif GMAHK berjumlah 820 orang dari delapan jemaat, yakni

GMAHK jemaat Jl. Simbolon no.6, GMAHK jemaat Jl. Nias, GMAHK jemaat

Tomuan, GMAHK jemaat Rambung Merah, GMAHK jemaat Parluasan, GMAHK

jemaat Martoba, GMAHK jemaat SLA III, dan GMAHK jemaat SLA-PTASN

Pematangsiantar.

Sampel dalam penelitian ini adalah anggota gereja yang sudah dibaptis

dan anggota aktif, yakni anggota majelis jemaat dari masing-masing jemaat, dengan

jumlah responden sebanyak 110 orang. Dengan perincian sebagai berikut: (1)

Anggota majelis GMAHK jemaat Jl. Simbolon No.6 berjumlah 15 orang, (2)

Anggota majelis GMAHK jemaat Jl. Nias berjumlah 10 orang, (3) Anggota majelis

GMAHK jemaat Tomuan berjumlah 10 orang, (4) Anggota majelis GMAHK jemaat

Parluasan berjumlah 15 orang, (5) Anggota GMAHK jemaat Rambung Merah

berjumlah 10 orang, (6) Anggota majelis GMAHK jemaat Martoba berjumlah 15

orang, (7) Anggota majelis GMAHK jemaat SLA-PTASN berjumlah 25 orang, dan

(8) Anggota majelis GMAHK jemaat SLA III berjumlah 10 orang. Total keseluruhan

sampel responden dalam penelitian ini adalah 110 orang.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian adalah GMAHK yang ada di kotamadya

Pematangsiantar, yakni terdiri dari delapan jemaat. Penelitian melalui angket

dilakukan sejak bulan Juli 2014 hingga bulan Maret 2015.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

20

Indikator Penelitian

Implementasi nilai-nilai pengajaran Doktrin Sanctuary di lingkungan anggota

GMAHK se Kotamadya Pematangsiantar, sebagaimana dituangkan dalam landasan

teori dapat diukur melalui 7 (Tujuh) indikator, yakni anggota jemaat:

1. Menolak pandangan William Miller dan para pengikutnya yang

mengatakan bahwa sanctuary (Tempat Kudus) yang akan dipulihkan

pada akhir 2300 petang dan pagi adalah bumi ini dan gerejaNya.

2. Menolak pandangan D.M. Canright yang mengajarkan bahwa tidak ada

Bait Suci di Surga karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada

hadir di mana.

3. Menolak pandangan Albion F. Ballenger yang mengatakan bahwa

pelayanan imam di Bilik yang suci adalah pengalaman Perjanjian

Lama.

4. Menolak pandangan Desmond Des Ford yang mengatakan pelayanan

Yesus di Bait Suci Surgawi tidak dibutuhkan untuk keselamatan umat

manusia, karena pekerjaan pendamaian di kayu salib sudah lengkap dan

sempurna.

5. Mengadakan penyelidikan hati dan membereskan dosa-dosa pribadi

melalui pertobatan dan pengakuan dosa, untuk memperoleh jaminan

pengampunan dari Allah.

6. Berdoa dengan hati yang tulus untuk memperoleh pengudusan dan

kepastian keselamatan.

7. Tidak melakukan dosa secara sengaja, sebab jika kita sengaja

melakukan dosa, maka tidak ada lagi korban yang menghapus dosa itu.

Penetapan skor jawaban dalam penelitian ini menggunakan skala

Likert yang terdiri dari lima opsi alternatif jawaban dengan menggunakan skala

Likert 1 sampai 5 yang dimodifikasi skala sikap dengan menghilangkan

pernyataan negatif, dengan kinerja ditunjukkan pada tabel berikut:

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

21

Tabel 3.1 Penetapan Skor Jawaban Angket Skala Likert

Nilai Kriteria Tanggapan

5 Sangat baik/tinggi Selalu Dilakukan

4 Baik/tinggi Dilakukan

3 Cukup Kadang-kadang Dilakukan

2 Tidak baik/rendah Sekali-sekali Dilakukan

1 Sangat tidak baik/sangat rendah Tidak Pernah Dilakukan

Tabel 3.2

Klasifikasi Interpretasi Mean Responden

No Klasifikasi Interpretasi

1. 1,0 – 1,4 Tidak Pernah Dilakukan

2. 1,5 – 2,4 Sekali-sekali Dilakukan

3. 2,5 – 3,4 Kadang-kadang Dilakukan

4. 3,5 – 4,4 Dilakukan

5. 4,5 – 5,0 Selalu Dilakukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 110 orang sampel

responden diperoleh data yang bisa kita lihat melalui tabel-tabel berikut: Tabel

4.1

Menolak Pandangan William Miller Bahwa Bait Suci adalah Bumi ini dan Gereja-Nya

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 25 23%

Dilakukan 15 14%

Kadang-Kadang 57 52%

Sekali-sekali Dilakukan 10 9%

Tidak Pernah 3 2%

Jumlah 110 100%

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

22

Tabel 4.2

Menolak Pandangan D.M. Canright bahwa tidak ada Bait Suci di Surga karena Allah

tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana-mana.

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 35 32%

Dilakukan 16 15%

Kadang-Kadang 51 46%

Sekali-sekali Dilakukan 5 5%

Tidak Pernah 3 2%

Jumlah 110 100%

Tabel 4.3

Menolak Pandangan Albion Ballenger bahwa Pelayanan Imam di Bilik yang Suci adalah

pengalaman Perjanjian Lama

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 15 14%

Dilakukan 16 15%

Kadang-Kadang 71 64%

Sekali-sekali Dilakukan 5 5%

Tidak Pernah 3 2%

Jumlah 110 100%

Tabel 4.4 Menolak Pandangan Desmond Ford bahwa Pelayanan Yesus di Bait Suci Surgawi tidak

dibutuhkan untuk Keselamatan Umat Manusia, Sebab Pekerjaan Pendamaian di Kayu

Salib Sudah Lengkap dan Sempurna

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 22 20%

Dilakukan 26 24%

Kadang-Kadang 55 50%

Sekali-sekali Dilakukan 4 4%

Tidak Pernah 3 2%

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

23

Jumlah 110 100%

Tabel 4.5

Mengadakan Penyelidikan Hati, Bertobat dan Mengakui Dosa-Dosa Pribadi Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 46 41%

Dilakukan 45 41%

Kadang-Kadang 14 13%

Sekali-sekali Dilakukan 3 3%

Tidak Pernah 2 2%

Jumlah 110 100%

Tabel 4.6

Senantiasa Berdoa Dengan Hati yang Tulus Untuk Memperoleh Pengudusan

dan Kepastian Keselamatan Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 36 33%

Dilakukan 45 41%

Kadang-Kadang 24 22%

Sekali-sekali Dilakukan 3 2%

Tidak Pernah 2 2%

Jumlah 110 100%

Tabel 4.7

Tidak Melakukan Dosa Secara Sengaja Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 26 24%

Dilakukan 27 25%

Kadang-Kadang 42 38%

Sekali-sekali Dilakukan 10 9%

Tidak Pernah 5 4%

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

24

Jumlah 110 100%

Berdasarkan data-data tersebut di atas, dapat dirangkumkan deskripsi statistik

Implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuari di kalangan anggota GMAHK

seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.8

Hasil Rangkuman Deskripsi Statistik: Implementasi Nilai-nilai Pengajaran

doktrin Sanctuary dalam kehidupan anggota jemaat

Tabel No. Mean Intepretasi

4.1 1.8500 Sekali-sekali Dilakukan

4.2 2.3500 Sekali-sekali Dilakukan

4.3 1.4500 Sekali-sekali Dilakukan

4.4 2.2000 Sekali-sekali Dilakukan

4.5 4.1000 Dilakukan

4.6 3.7000 Dilakukan

4.7 2.4500 Sekali-sekali Dilakukan

Total

Rata-rata

2.5857 Kadang-kadang Dilakukan

KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan perolehan data yang dianalisa dan diuji secara ilmiah tentang

penelitian terhadap Tingkat Implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary di

kalangan anggota GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

Tingkat implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary dalam

kehidupan anggota GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar berada pada

level cukup ( kadang-kadang dilakukan) dengan total rata-rata 2.5857.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

25

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, penulis

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Anggota GMAHK se-Kotamadya Pematangsiantar agar lebih

memberikan perhatiannya mempelajari dan mengimplementasikan nilai-nilai

pengajaran doktrin Sanctuary, karena pokok pengajaran tersebut berkaitan erat

dengan keselamatan kekal kita. Setiap umat percaya harus berusaha dengan

lebih sungguh-sungguh untuk menerapkan pokok pengajaran itu dalam

kehidupan sehari-hari, yakni menolak konsep pengajaran Sanctuary yang

menyimpang, seperti yang diajarkan William Miller, D.M. Canright, Albion

Fox Ballenger, dan ajaran Desmond Des Ford. Pada saat yang sama berusaha

menghidupkan hidup yang kudus dengan tidak melakukan dosa secara

sengaja.

2. Kepada Pimpinan, Officers and Staf Kantor GMAHK Daerah Sumatera

Kawasan Utara agar bekerjasama dengan dosen-dosen Theologia GMAHK

untuk membuat seminar pelatihan bagi para pendeta jemaat tentang doktrin

Sanctuary dan selanjutnya pendeta jemaat membuat seminar pelatihan tentang

pokok doktrin tersebut kepada anggota jemaat di distrik masing-masing.

JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017

26

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, Imamat 23:29, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

______, Daniel 7: 9-11, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

______, 1 Yohanes 1:9, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

______, Ibrani 8:1-2, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

______, Ibrani 10:22, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

______, Ibrani 10:28, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

______, Yakobus 1:22, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

______, 2 Petrus 2:1, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin

Dasar Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352.

Gordon Paul A. The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland:

Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000.

Harikastudio, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Paroschi Wilson, The Cross and the Sanctuary: Do We Really Need Both (Ministry

International Journal for Pastor,Silver Spring: Pacific Press Publishing Association,

2014), 6.

Schwarz R.W., Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing Association,

1979), 464.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2005.

White Ellen G., Evangelism, Bandung: Indonesia Publishing House.

____________, The Great Controversy, Bandung: Indonesia Publishing House.

____________, Alfa dan Omega, jilid 8, Bandung: Indonesia Publishing House.

____________, Kemenangan Akhir, Bandung: Indonesia Publishing House, 2010.

____________, Christ in His Sanctuary, Bandung: Indonesia Publishing House.