Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
1
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENGAJARAN DOKTRIN SANCTUARYDI
KALANGAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHSE-
KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR
Elfri Darlin Sinaga, M.Min., M.Fil,
STFT Surya Nusantara, Pematangsiantar
Abstract
The doctrine of sanctuary is absolutely necessary to be implemented by
every church member of the Seventh-Day Adventist. The implementation of that
teaching values of Sanctuary doctrine is veryimportant to all church
membersbecause they need more of the required preparation with regards to the time
of judgment and preparation for the Second coming of Christ. Some of the
preparations required concerning to the work of the mediation of Christ in the
Sanctuary, such as: to reject all forms of deviant teaching from the Bible, to conduct
heart investigations and settle personal sins through repentance and confession of sin,
and pray with a sincere heart to obtain sanctification and assurance of salvation. The
last phaseof the priesthood ministration of Christis to conduct the cleansingof sinsof
His peoplefromthe book of the recordsin Heavenas describedin the work ofthe high
priestinthe annualservicein the earthly Sanctuary. But facts show that many of the
church members lack of the required preparation for the time of investigative
judgment and preparation for the second coming of Christ.The result of this study
indicated that the level implementation of the teaching values of Sanctuary Doctrine
among the church members was on the score value 2.5857 (partly implemented or
not fully implemented). Based on the result, this research will give some input to
church’s pastor in order to improve the spiritual life of his church members,
especially amongthe memebers of Seventh-Day Adventist Church in
Pematangsiantar municipality.
Keywords: Implementation, teaching values, doctrine, sanctuary, implemented,
investigative judgment, Seventh-dayAdventist.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
2
Doktrin Sanctuary dan Pelayanan Keimamatan Kristus di dalam Bait Suci
Surgawi merupakan salah satu pilar doktrin utama di kalangan Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh (GMAHK). Pokok doktrin tersebut sangat penting dipahami
oleh setiap anggota GMAHK dan prinsip-prinsipnya diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari, karena hal itu bersangkut paut dengan nasib kekal umat
manusia.
Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.
Implementasi nilai-nilai doktrin Sanctuary berarti pelaksanaan dan penerapan
prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang terkandung dalam doktrin tersebut, melalui
mengadakan evaluasi diri serta menyesuaikan kehidupan dengan nilai-nilai kebenaran
yang diajarkan.
Ellen G. White menegaskan sehubungan dengan pentingnya anggota jemaat
memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pengajaran doktrin Sanctuary,
sebagai berikut: “Pengertian yang benar tentang pelayanan bait suci surgawi adalah
dasar iman kita … kita tidak boleh berhenti sampai kita mahir mengenai bait suci
itu.”1 “Setiap orang dituntut untuk merendahkan diri sementara upacara itu
berlangsung. Semua kegiatan harus dihentikan dan semua bangsa israel sepanjang
hari itu harus merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan berpuasa dan menyelidiki
hati secara dalam-dalam.”2 “Maka barangsiapa yang tiada merendahkan hatinya pada
waktu itu, ia akan ditumpas kelak dari antara bangsanya.3
Identifikasi Masalah
Kendati telah ditegaskan tentang pentingnya doktrin Sanctuary sebagai salah
satu landasan iman dan pengajaran GMAHK untuk dipahami dan diimplementasikan
oleh setiap warga jemaat, namun penulis mengamati dan berasumsi bahwa:
1Ellen G. White, Evangelism, Bandung: IPH, 221, 223. 2Ellen G. White, The Great Controversy, Bandung: IPH, 419,420. 3Alkitab, Imamat 23:29.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
3
1. Masih banyak anggota jemaat GMAHK kurang memberikan perhatian untuk
mempelajari dan memahami doktrin Sanctuary sebagaimana yang
diharapkan.
2. Masih banyak dari antara anggota GMAHK yang begitu mudah diombang-
ambingkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyimpang, khususnya yang
berhubungan dengan pengajaran Sanctuary.
3. Banyak dari antara anggota jemaat GMAHK kurang mengadakan persiapan
diri menghadapi masa penghakiman dan mengambil manfaat yang sebesar-
besarnya dari jasa pengantaraan Kristus di dalam Bait Suci Surgawi.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat penerapan
dan pelaksanaan nilai-nilai doktrin Sanctuary dalam kehidupan anggota GMAHK
se-Kotamadya Pematangsiantar. Hasil penelitian ini tentunya bermanfaat sebagai
masukan bagi pendeta jemaat untuk membangun dan meningkatkan kerohanian
anggota jemaatnya, agar bersedia menyambut kedatangan Kristus kedua kali.
TINJUAN PUSTAKA
Pengertian Sanctuary
Istilah “sanctuary”dapat dipakai secara umum dapat pula dipakai secara
khusus. Pemakaian istilah sanctuary secara umum mempunyai arti luas dan arti
sempit. Pengertian secara luas sanctuary dapat diartikan sebagai suatu tempat di
mana saja yang menjadi kudus karena di situ hadir oknum yang disembah sebagai
Tuhan (Kel. 3:5). Dalam pengertian secara sempit, sanctuary dapat diartikan sebagai
tempat beribadah resmi yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan ibadah, seperti:
Gereja, Kelenteng, Mesjid Kathedral, Synagogue, Tabernakel, Pura,dan lain-lain.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
4
Pemakaian istilah sanctuary secara khusus maksudnya ialah mata kuliah
doktrin Sanctuary. Dalam tulisan ini, penggunaan istilah sanctuary bukan berbicara
tentang tempat-tempat ibadah umat beragama, melainkan secara khusus
membicarakan tentang Bait Suci atau Tempat Kudus yang sesungguhnya di Surga
yang menjadi pusat pekerjaan Kristus demi keselamatan umat manusia.
Tempat kudus di Surga maupun yang di bumi merupakan sebuah alat peraga
tentang rencana keselamatan.Ellen G. White menulis, “Tempat kudus di Surga adalah
pusat pekerjaan Kristus demi manusia … Ia memperlihatkan rencana keselamatan,
membawa kita kepada akhir zaman dan menyatakan isu kemenangan dalam
pertikaian antara kebenaran dan dosa.4
Doktrin Sanctuary dan pelayanan Kristus di dalam tempat kudus surgawi
perlu dipahami oleh setiap anggota jemaat dan nilai-nilai kebenaran yang terkandung
di dalamnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ellen G. White lebih
lanjut menulis, “Semua orang perlu mengetahui posisi dan pekerjaan Imam Besar
mereka. Kalau tidak , tidak mungkin mereka mempunyai iman yang diperlukan pada
zaman ini, atau menduduki posisi yang dirancang Allah untuk mereka duduki.”5
Doktrin Sanctuary di lingkungan GMAHK
Pokok pengajaran Sanctuary di lingkungan GMAHK dimuat dalam 28
Uraian Doktrin Dasar, yakni tentang Bait Suci dan Pelayanan Kristus dalam Bait
Suci Surgawi. Doktrin tersebut merupakan salah satu pilar doktrin berdirinya
GMAHK. Ellen G. White menegaskan dalam tulisannya tentang kedudukan sanctuary
di lingkungan GMAHK sebagai berikut, “The correct understanding of the
ministration in the heavenly Sanctuary is the foundation of our faith.” ( Pemahaman
yang benar tentang pelayanan (Kristus) di Bait Suci Surgawi adalah fondasi iman
kita).”6
4Ellen. G. White, Alfa dan Omega, jilid 8, Bandung: IPH, hlm. 511. 5Ellen G. White, Evangelism, Bandung: IPH, 221,223. 6Ibid.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
5
Pokok pengajaran Sanctuary sebagai fondasi iman GMAHK dijabarkan
dalam doktrin ke-24 dari 28 uraian doktrin dasar adalah sebagai berikut:
1. Di Surga ada Bait Suci (sanctuary) yang dibuat oleh Tuhan dan bukan yang
dibuat oleh manusia (Ibrani 8:2).
2. Bait Suci di Surga memiliki struktur bangunan seperti halnya tempat kudus di
bumi, yakni bilik suci dan bilik mahasuci.
3. Kristus melayani di dalam Bait Suci di Surga demi kepentingan kita dan
untuk mengadakan pendamaian bagi kita.
4. Setelah kenaikan Kristus ke Surga, Ia dilantik menjadi Imam Besar yang
Mahatinggi dan langsung memulai pekerjaan pengantaraan-Nya.
5. Pada tahun 1844, pada akhir periode nubuatan 2300 petang dan pagi, Ia
memasuki fase kedua dan terakhir dari pelayanan pendamaian-Nya.
6. Penghakiman pemeriksaan dimulai sejak berakhirnya nubuatan 2300 petang
dan pagi (22 Oktober 1844) dan berlangsung hingga penutupan pintu kasihan
bagi manusia sebelum kedatangan-Nya kedua kali.
7. Penghakiman pemeriksaan yang menjadi bagian penting yang terakhir dan
menentukan atas semua dosa, dilambangkan oleh pembersihan Bait Suci
Ibrani kuno pada hari pendamaian.
8. Bait Suci Ibrani kuno dibersihkan oleh darah binatang yang dikorbankan,
sedangkan Bait Suci surgawi dibersihkan oleh korban yang sempurna, yakni
darah Yesus.
9. Penghakiman pemeriksaan bertujuan untuk membuktikan keadilan Tuhan
dalam menyelamatkan orang-orang percaya di dalam Yesus dan yang tetap
setia berhak masuk dalam kerajaan-Nya.
10. Penghakiman pemeriksaan menunjukkan kepada mahluk-mahluk berpikir
cerdas di Surga siapa-siapa di antara orang mati yang tertidur di dalam
Kristus dan hidup di dalam Dia, yang dianggap layak mendapat bagian dalam
kebangkitan yang pertama.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
6
11. Penghakiman pemeriksaan juga menunjukkan kepada mahluk-mahluk
berpikir cerdas di Surga, siapa-siapa di antara orang-orang yang hidup hingga
kedatangan Kristus kedua kali, yang tinggal di dalam Dia dan yang
memelihara Hukum-hukum-Nya dan beriman kepada Yesus dianggap layak
untuk diubahkan dan memasuki kerajaan-Nya yang kekal.7
Mewaspadai Berbagai Pandangan dan Pengajaran yang Menyimpang
Gereja Kristen senantiasa berada dalam bahaya oleh karena masuknya
guru-guru palsu yang menyebarluaskan ajaran-ajaran yang menyimpang. Hal
demikian telah terjadi sejak gereja mula-mula. Rasul Petrus mengamarkan setiap
anggota jemaat, “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat
Allah, demikian pula di antara kamu aka nada guru-guru palsu. Mereka akan
memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan
menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”8
Dalam catatan sejarah, GMAHK juga mengalami tantangan yang datang
dari dalam dengan munculnya berbagai pengajaran yang menyimpang yang
dibawakan oleh mereka yang mengaku sebagai guru-guru kebenaran. Ada beberapa
doktrin pengajaran yang menyimpang dari ajaran Alkitab dan bertentangan dengan
doktrin dasar GMAHK. Setiap anggota jemaat GMAHK harus lebih waspada dam
dituntut memiliki pendirian yang tegas untuk menolak setiap ajaran yang
menyimpang. Beberapa dari antaranya adalah pokok pengajaran sanctuary yang
diajarkan oleh William Miller, D.M. Canright, Albion F. Ballenger, dan Desmond
Ford.
1. Pandangan William Miller
7Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin Dasar
Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352. 8Alkitab, 2 Petrus 2:1.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
7
William Miller adalah seorang tokoh pembaharu Amerika yang terkenal,
seorang pengkhotbah paling menonjol tentang kedatangan Yesus kedua kali di
Amerika Serikat. Ellen G. White sebagai saksi mata yang melihat secara dekat
tentang kehidupannya menulis sebagai berikut, “Ia seorang petani yang benar dan
berhati jujur, mempunyai fisik yang sehat dan kuat serta memiliki kecerdasan yang
lebih dari biasa. Ia adalah seorang pelajar Alkitab yang sungguh-sungguh. Ia meneliti
nats Alkitab Daniel 8:14 “tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang
wajar” dan menghubungkannya dengan kedatangan Kristus kedua kali.”9
Salah satu sumbangsih William Miller yang tidak bisa dilupakan dalam
sejarah gereja adalah keberhasilannya memecahkan misteri perhitungan nubuatan
2300 petang dan pagi dalam Daniel 8:14. Melalui penyelidikan Kitab Suci yang
sungguh-sungguh, ia menemukan bahwa permulaan nubuatan 2300 petang dan pagi
adalah saat dikeluarkannya surat perintah raja Artashasta untuk membangun kembali
Yerusalem dan tembok-temboknya, yakni tahun 457 sM. Akhir dari nubuatan itu
adalah tanggal 22 Oktober 1844, saat mana “tempat kudus akan dipulihkan dalam
keadaan yang wajar” (Dan.8:14).10
Berdasarkan penemuan terhadap perhitungan nubuatan 2300 petang dan
pagi, William Miller dan kawan-kawannya mengkhotbahkan Yesus akan datang pada
tanggal 22 Oktober 1844. Banyak orang meninggalkan gerejanya dan bergabung
dengan pergerakan William Miller (Millerites) bersedia menyongsong kedatangan
Yesus kedua kali. Ketika Yesus tidak datang ke dunia ini sebagaimana mereka
harapkan, mereka kecewa, dan inilah yang disebut dengan pengalaman kekecewan
yang besar 22 Oktober 1844.11
Paul A. Gordon menulis tentang keyakinan William Miller khususnya yang
berkaitan dengan “tempat kudus dan pemulihannya”sebagai berikut, “Tempat kudus
9Ellen G. White, Kemenangan Akhir, (Bandung: Indonesia Publishing House, 2010), 332. 10Ibid, 429. 11LihatPaul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland:
Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 12
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
8
itu adalah gereja dan bumi ini. Pemulihan tempat kudus dalam keadaan yang wajar
berarti pembersihan gereja dari dosa, dan penyucian bumi ini dengan api pada saat
kedatangan Kristus kedua kali.”12
2. Pengajaran Dudley Marvin Canright
Dudley Marvin Canright lahir di Michigan, USA pada tanggal 22
September 1840. Ayahnya bernama Hiram Canright dan ibunya bernama Loretta.
Pada tahun 1859, ketika masih berusia 19 tahun, ia menerima iman Advent melalui
baptisan kudus. Lima tahun kemudian, ia diurapi menjadi pendeta oleh James White
dan J.N. Loughborough, setelah mendapatkan serangkaian pelajaran Alkitab dari
James White. Selanjutnya ia ditempatkan sebagai pendeta jemaat di New England di
bawah asuhan pendeta J.N. Andrews.13
Saat menggembalakan jemaat di New England, ia sering melakukan debat
dengan pendeta-pendeta protestan. Kemampuan debatnya yang luar biasa ternyata
perlahan-lahan menuntunnya kepada kesombongan dan meninggikan diri.14Pada
tahun 1869 ia menerima tugas pelayanan di tempat yang baru di Negara bagian Iowa
dan melayani pekerjaan Tuhan di sana selama kurang lebih dua puluh tahun di bawah
asuhan pendeta George I. Butler. Pengaruhnya yang menonjol sebagai seorang
pengkhotbah membuat dia terpilih menjadi Direktur Sekolah Sabat di Konfrens
Ohio. Ia juga aktif dalam usaha-usaha meningkatkan persepuluhan. Bahkan beberapa
dari anggota jemaat pada masa itu meramalkan bahwa ia akan menggantikan James
White sebagai ketua GC of SDA.15
Namun sangat disayangkan, D.M. Canright pada tahun 1887 tiba-tiba
mengundurkan diri dari GMAHK dengan alasan bahwa ia tidak lagi mempercayai
Sepuluh Hukum, hari Sabat, pekabaran tiga malaikat, ajaran Sanctuary, kedudukan
12Ibid.. 13R.W. Schwarz, Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing
Association, 1979), 464. 14Ibid. 15Ketua GC of SDA adalah pimpinan tertinggi organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
se-dunia. GCof SDA adalah singkatan dari General Conference of Seventh-day Adventist, atau Rapat
Umum Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh se-dunia.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
9
GMAHK dalam nubuatan, reformasi kesehatan, dan pengurapan kudus. Bahkan lebih
jauh ia menyatakan tidak percaya bahwa kepausan telah merobah hari Sabat kepada
hari Minggu.16
D.M. Canright akhirnya meninggalkan GMAHK dan bergabung dengan
gereja Baptist di Otsego.17Beberapa saat sebelum meninggalkan GMAHK, ia menjadi
seorang pengkritik dan penentang keras (a bitter enemy) terhadap GMAHK.18 Ia
menulis buku (413 halaman) berjudul Seventh-day Adventist Renouced yang berisi
penolakan terhadap GMAHK dan kenabian Ellen G. White. Ia juga mengatakan
bahwa tidak ada Bait suci di Surga, karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah
ada hadir di mana-mana.19
3. Pengajaran Albion Fox Ballenger
Albion Fox Ballenger lahir pada tahun 186 di Winslow, Illinois, USA. Ia
seorang pendeta GMAHK, pengkhotbah yang terkenal dan juga penulis buku. Pada
sesi General Conference (GC) tangggal 21 Mei 1905 ia menyampaikan
pandangannya tentang sanctuary (tempat kudus) dalam sembilan tesis. Ballenger
menegaskan bahwa pelayanan imam di bilik yang suci dari kaabah Israel kuno adalah
suatu pengalaman Perjanjian Lama. Itu melambangkan rencana keselamatan sejak
penciptaan hingga penyaliban Kristus. Segala sesuatunya sudah dilakukan dengan
lengkap dan semuanya nampak indah dan harmonis.20
Ballenger lebih lanjut menegaskan sehubungan dengan pelayanan
keimamatan Kristus sebagai berikut, “Ketika Kristus naik ke Surga setelah
kebangkitan-Nya, Dia masuk ke Bilik yang Maha suci di Bait Suci Surgawi dan
16R.W. Schwarz, Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing
Association, 1979), 468. 17Ibid, 469. 18Ibid,469,470. 19Ibid. 20Paul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland:
Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 5.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
10
memulai pelayanan-Nya sebagai Imam Besar kita.”21 Inti sari pandangan Albion F.
Ballenger sebagaimana dituangkan dalam sembilan tesisnya adalah:
Pelayanan imam di bilik yang suci dari kaabah Israel kuno adalah
suatu pengalaman Perjanjian Lama.
Pelayanan imam di bilik yang suci melambangkan rencana
keselamatan sejak penciptaan hingga penyaliban Kristus.
Segala sesuatunya sudah dilakukan Kristus di kayu salib sudah
sempurna serta lengkap dan semuanya nampak indah dan harmonis.
Ketika Kristus naik ke Surga setelah kebangkitan-Nya, Dia masuk ke
Bilik yang Mahasuci dari Bait Suci Surgawi dan memulai pelayanan-
Nya sebagai Imam Besar kita.
4. Pengajaran Desmond Des Ford
Desmond Des Ford lahir di Townsville, Queensland, Australia tanggal 2
Februari 1929. Dia seorang penginjil dan Teologian Australia. Ia menamatkan
sarjananya dari Avondale College tahun 1958. Gelar Master dalam bidang Teologi
Sistematic diperoleh dari SDA Washington Seminary pada tahun 1959. Pada tahun
1961 ia berhasil meraih gelar Ph.D dari Michigan State University dan gelar Ph.D
yang kedua dari University of Manchester.
Desmond Des Ford pernah bekerja sebagai gembala jemaat GMAHK dan
penginjil selama 7 tahun. Selanjutnya, ia dipanggil menjadi dosen di Avondale
College dan mengajar berbagai mata kuliah. Namun kemudian, ia dikeluarkan dari
GMAHK oleh karena mengkritik ajaran GMAHK tentang Bait Suci Surgawi dan
pengajaran tentang penghakiman pemeriksaan. Dalam bukunya Right With God Right
Now Desmond Ford menegaskan keyakinanya tentang Bait Suci Surgawi dan
pelayanan Kristus. Ia mengaskan bahwa pekerjaan pendamaian sudah lengkap di
21Ibid.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
11
kayu salib dan tidak diperlukan lagi tindakan berikut dalam Bait Suci Surgawi,
karena keselamatan sudah sepenuhnya dialami oleh orang-orang percaya. Ia
mendasari keyakinannya pada nats Alkitab Roma 3:21-26.22
Refleksi Teologis terhadap Pengajaran yang Menyimpang
Refleksi adalah gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai
jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.23 Berikut ini penulis
memberikan refleksi teologis terhadap pandangan William Miller, D.M. Canright,
Albion F. Ballenger dan Desmond Des Ford tentang sanctuary untuk membuktikan
bahwa pengajaran mereka menyimpang dari ajaran Alkitab dan uraian doktrin
GMAHK.
1. Refleksi Teologis terhadap Pandangan William Miller
Perhitungan akhir nubuatan 2300 petang dan pagi menurut William Miller
jatuh pada tanggal 22 Oktober 1844. Keyakinan itu menggerakkan Miller dan kawan-
kawannya untuk mengkhotbahkan Yesus akan datang pada tanggal 22 Oktober 1844.
Tentunya tidak ada yang salah dengan perhitungan nubuatan 2300 petang dan pagi
yang permulaannya adalah tahun 457 sM dan berakhir pada tanggal 22 Oktober 1844.
Bukan itu yang membuat mereka harus mengalami kekecewaan besar, melainkan
pandangan William Miller tentang Tempat Kudus atau Bait Suci. William Miller,
sama seperti orang Kristen pada umumnya pada zaman itu mempercayai bahwa
“tempat kudus” (sanctuary) itu adalah gereja dan bumi ini. Dan pemulihan tempat
kudus dalam keadaan yang wajar berarti pembersihan gereja dari dosa, dan penyucian
bumi ini dengan api pada saat kedatangan Kristus kedua kali.”24
Pemahaman yang keliru tentang pokok pengajaran atau doktrin Sanctuary
telah menuntun William Miller dan para pengikutnya mengalami kekecewaan pada
22Wilson Paroschi, The Cross and the Sanctuary: Do We Really Need Both (Ministry
International Journal for Pastor,Silver Spring: Pacific Press Publishing Association, 2014), 6. 23Kamus Besar Bahasa Indonesia. 24Paul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland:
Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 12
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
12
masa lalu, yakni tanggal 22 Oktober 1844. Tempat kudus atau sanctuary yang
dimaksudkan oleh nabi Daniel dalam Dan. 8:14 bukan gereja, dan bukan juga bumi
ini, melainkan Tempat kudus atau sanctuary yang ada di Surga. Dan “pemulihan
tempat kudus dalam keadaannya yang wajar” adalah merujuk kepada pekerjaan
Kristus, sebagai Imam Besar yang Mahatinggi memulai pekerjaan pembersihan Bait
Suci di Bilik yang Mahasuci dari Bait Suci Surgawi.
Pemulihan atau pembersihan Tempat Kudus dalam keadaan yang wajar
sebagaimana dimaksudkan dalam Dan. 8:14 adalah penghapusan dosa-dosa umat
Allah dari catatan kitab-kitab yang ada di Surga yang akan melayakkan umat Allah
menerima kehidupan kekal dan dinyatakan sah sebagai pewaris kerajaan Surga, dan
bukan hanya sebagai calon pewaris kerajaan Surga. Dengan demikian, pandangan
William Miller tentang sanctuary adalah gereja dan bumi ini jelas bertentangan
dengan ajaran Alkitab.
2. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran D.M. Canright
Salah satu kepercayaan yang berkembang pada zaman D.M. Canright
adalah pandangan bahwa tidak ada Bait Suci di Surga. Ketika Kristus naik ke Surga
setelah pelayanan-Nya di bumi, Dia pergi ke hadapan Allah dan bahwa di mana
Allah berada itulah tempat yang Mahakudus.25 Kepercayaan ini kemungkinan
mempengaruhi keyakinan D.M. Canright, sehingga dia menentang pokok pengajar
GMAHK tentang adanya Bait Suci di Surga tempat di mana Yesus melayani sebagai
Imam Besar Perjanjian Baru.
Alkitab mengajarkan bahwa ada Bait Suci di Surga tempat Yesus melayani
sebagai Imam Besar yang Mahatinggi26 untuk mengadakan pengantaraan bagi umat-
Nya di hadapan Takhta Allah yang ada di Bilik yang Mahasuci dan mengadakan
pekerjaan penghakiman pemeriksaan, yakni pekerjaan penghapusan dosa-dosa umat
25Ellen G. White Christ in His Sanctuary, 11. 26 Alkitab, Ibrani 8:1-2.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
13
Allah dari kitab-kitab yang ada di Surga agar tidak menghalangi umat-Nya untuk
masuk Surga. 27
D.M. Canright mengajarkan bahwa tidak ada Bait Suci di Surga karena
Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana-mana. Memang benar
bahwa Allah tidak dibatasi oleh ruang. Allah bisa hadir di mana-mana (Omni Present)
dalam keberadaan sebagai Allah Roh, namun Dia juga adalah oknum yang berpribadi
dan duduk bersemayam di atas takhta mengadili dan memerintah seluruh alam
semesta dari takhta-Nya sebagaimana yang dilihat oleh raja Daud (Maz. 47:9), nabi
Yesaya (Yes 6:1-2), nabi Mikha (1 Raj. 22:19), nabi Yeremia (Yer. 14:21), nabi
Yehezkiel (Yeh.1:26), nabi Daniel (Dan.7:9), nabi Zakharia (Zak. 6:13), Rasul Paulus
(Ibr.8:1), Rasul Yohanes Pewahyu (Why.1:4), dan juga nabi-nabi lainnya.
Alkitab mengajarkan tetang keberadaan Bait Suci di Surga tempat Yesus
melayani sebagai Imam Besar yang Mahatinggi untuk mengadakan pengantaraan bagi
umat-Nya, dengan demikian pandangan D.M. Canright bertentangan dengan ajaran
Alkitab.
3. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran Albion Fox Ballenger
Sekilas nampaknya pandangan Albion F. Ballenger sungguh menarik.
Namun pandangan tersebut bertentangan dengan ajaran Alkitab dan mengaburkan
pemahaman tentang eksistensi Bait Suci Surgawi dan pelayanan keimamatan Kristus.
Alkitab mengajarkan bahwa:
Pelayanan imam di bilik yang suci adalah melambangkan pelayanan Yesus di
bilik yang suci dalam Bait suci Surgawi.28
Pelayanan imam di pelataran kemah suci, yakni di tempat pembantaian dan
pembakaran korban di mezbah pembakaran, itulah yang melambangkan
kematian Kristus di kayu Salib untuk menggantikan tempat umat-Nya.29
27Alkitab, Daniel 7: 9-11. 28 Alkitab, Daniel 9:9, 11-15. 29Alkitab, Efesus 5:2.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
14
Satu bahagian dari pelayanan Kristus yang dilambangkan dalam upacara
harian ibadah Israel kuno, yakni sebagai korban pengganti telah dilakukan
Kristus di kayu salib dengan sempurna, lengkap, indah dan harmonis,30 dan
Yesus dilambangkan dengan domba jantan yang tidak bercela.31
Ketika Kristus naik ke Surga setelah kebangkitan-Nya, Ia dilantik menjadi
Imam Besar oleh Allah Bapa dan Dia melaksanakan pekerjaan pengantaraan,
sebagaimana dilambangkan dalam pekerjaan imam memercikkan darah di
depan tabir di bilik yang suci atau melalui memakan daging hewan kurban.
Pekerjaan pengantaraan yang digambarkan dalam pelayanan imam di bilik
yang suci menggambarkan pekerjaan pengantaraan Kristus sejak kenaikan-
Nya hingga 22 Oktober 1844.
4. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran Desmond Ford
Banyak teologian protestan yang memiliki keyakinan seperti Desmond Des
Ford. Mereka mengatakan bahwa pekerjaan pendamaian atau atonement sudah
lengkap dan sempurna pada saat kematian Yesus di kayu salib, sehingga tidak perlu
lagi pelayanan pengantara keimamatan Kristus dan pekerjaan penghakiman
pemeriksaan. Konsep keyakinan yang demikian muncul oleh karena kurang
memahami sistem upacara kemah suci Musa dan pelayanan keimamatan dalam
ibadah bangsa Israel kuno. Pelayanan keimamatan dalam kemah suci Musa
mengandung tiga pokok pengajaran penting yakni: pelayanan korban pengganti yang
dilaksanakan di pelatarann kemah suci, pelayanan pengantara keimamatan yang
dilaksanakan di bilik yang suci, dan pelayanan penghapusan dosa pada hari grafirat
yang dilaksanakan di bilik yang mahasuci. Dengan demikian apa yang diajarkan oleh
Desmond Des Ford tentang Bait Suci Surgawi dan pelayanan keimamatan Kristus di
dalam Bait Suci di Surga jelas bertentangan dengan ajaran Kitab Suci
30Alkitab, Ibrani 9:22. 31Alkitab, Kejadian 12:5.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
15
Implementasi Nilai-nilai Pengajaran Doktrin Sanctuary
Pengimpelementasian nilaia-nilai pengajaran adalah bagian terpenting dari sebuah
pengajaran. Alkitab mengajarkan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman
dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian kamu menipu diri
sendiri.”32Untuk mengimplementasikan nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary
dalam kehidupan anggota GMAHK saat ini, penulis memberikan penekanan pada
dua poin utama. Pertama, setiap anggota jemaat wajib mewaspadai segala bentuk
pengajaran yang menyimpang dan menunjukkan sikap yang tegas, yakni menolak
semua pengjaran yang keliru tentang sanctuary seperti pengajaran William Miller,
D.M.Canright, Albion Ballenger, dan Desmond Des Ford. Kedua, setiap anggota
jemaat perlu mengadakan evaluasi diri, persiapan yang dibutuhkan dan mengambil
manfaat yang sebesar-besarnya dari jasa pengantaraan Kristus selama masa
berlangsungnya penghakiman pemeriksan.33
Kristus, Imam Besar Perjanjian Baru sedang mengadakan pengantaraan di hadapan
takhta Allah Bapa untuk membela setiap perkara umatNya, maka setiap umat Tuhan
hendaknya berusaha memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari jasa
pengantaraan Kristus melalui tujuh indikator sebagai berikut:
(1) Menolak Pandangan William Miller
Setiap anggota jemaat di kalangan Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh perlu mengambil sikap tegas, yakni menolak pandangan
William Miller dan para pengikutnya tentang Sanctuary, karena
mengatakan bahwa Sanctuary atau tempat kudus yang akan
dipulihkan pada akhir 2300 petang dan pagi adalah bumi ini dan
gerejaNya. Alkitab mengajarkan bahwa Sanctuary yang dipulihkan
32Alkitab, Yakobus 1:22. 33Lihat Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin
Dasar Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352. GMAHK mempercayai bahwa
Yesus telah memulai pekerjaan penghakiman pemeriksaan sejak 22 Oktober 1844 di bilik Mahasuci di
bait Suci Surgawi.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
16
pada akhir 2300 petang dan pagi34adalah Sanctuary yang di Surga di
mana Kristus melayani sebagai Imam Besar Perjanjian Baru.35
(2) Menolak Pengajaran D.M. Canright
Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaran D.M.
Canright tentang Sanctuary yang mengajarkan bahwa tidak ada Bait
Suci di Surga karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada
hadir di mana.Alkitab mengajarkan bahwa ada Bait Suci di Surga
tempat Yesus melayani sebagai Imam Besar yang Mahatinggi dan
mengadakan pengantaraan di hadapan Allah Bapa di Sanctuary di
Surga.36
(3) Menolak Pengajaran Albion F. Ballenger
Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaran Albion F.
Ballenger tentang Sanctuary, yang mengajarkan bahwa pelayanan
imam di Bilik yang suci adalah pengalaman Perjanjian Lama. Alkitab
mengajarkan bahwa Pelayanan imam di bilik yang suci adalah
melambangkan pelayanan Yesus di bilik yang suci dalam Bait suci
Surgawi.
(4) Menolak Pengajaran Desmond Des Ford
Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaranDesmond
Des Ford tentang Sanctuary, yang mengajarkan bahwa pelayanan
Yesus di Bait Suci Surgawi tidak dibutuhkan untuk keselamatan umat
manusia, karena pekerjaan pendamaian di kayu salib sudah lengkap
dan sempurna. Alkitab mengajarkan bahwa pelayanan Yesus di kayu
34Alkitab, Daniel 8:14. 35Alkitab, Ibrani 8:1-2. 36Alkitab, Ibrani 9:24.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
17
salib hanya menggenapkan satu bahagian dari tugas keimamatan
Kristus, yakni sebagai korban pengganti. Sementara dua tugas lainnya
dilaksanakan di Sanctuary di Surga, yakni sebagai pengantara
keimamatan dan pelaksanaan penghakiman.37
(5) Bertobat dan Membereskan Dosa-dosa Pribadi
Jaminan pengampunan Kristus hanya berlaku bagi setiap pendosa yang
bertobat dan memohon pengampunan. Hanya melalui darah Yesus setiap
orang umat manusia yang sudah jatuh dalam dosa dapat diperdamaikan
kembali dengan Allah yang Suci. Rasul Yohanes menekankan tentang
pentingnya pertobatan dan pengakuan dosa untuk memperoleh jaminan
pengampunan Kristus dengan berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, maka
Allah adalah setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita dan
menjauhkan kita dari segala kejahatan”38 Ellen G. White menulis tentang
membereskan dosa-dosa pribadi sebagai berikut, “Bilamana ada orang-
orang yang dosanya tercatat dalam kitab catatan, yang tidak bertobat dan
yang tidak diampuni, maka namanya akan dihapuskan dari kitab Kehidupan,
dan catatan perbuatan-perbuatan baik mereka akan dihapuskan dari kitab
Kehidupan.”39
(6) Berdoa Menghadap Allah dengan Hati yang Tulus
Sementara Yesus Kristus, Imam Besar yang Mahatinggi melaksanakan
pekerjaan pengantaraan dan penghakiman pemeriksaan di dalam Bait Suci
Surgawi, ada kewajiban yang dituntut dari setiap umat Tuhan di bumi, agar
permohonan mereka bisa menyatu dengan permohonan Kristus yang sedang
mengadakan pengantaraan di hadapan Takhta Allah Bapa. Penyatuan
permohonan Kristus dan doa-doa umat Allah bagaikan asap dupa yang
harum yang naik ke hadapan takhta Allah Bapa. Melalui jaminan
37Lihat Alkitab, Daniel 7:9-10, 13-14. 38Alkitab, 1 Yohanes 1:9. 39Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jld. 8 (Bandung: IPH), 505.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
18
pengampunan Kristus, setiap umat percaya boleh datang menghadap
Allahmelalui berdoa dengan hati yang tulus dan bersih dari segala hati
nurani yang jahat, hingga kita mempeoleh pengudusan dan jeminan
keselamatan kita. Rasul Paulus menulis, “Karena itu marilah kita menghadap
Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh
karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita
telah dibasuh dengan air yang murni.”40
(7) Tidak Melakukan Dosa Dengan Sengaja
Sementara Kristus, Imam Besar yang Mahatinggi melayani di Bilik yang
Mahasuci di Bait Suci Surgawi, maka setiap umat Allah yang merindukan
hidup kekal bersama dengan Kristus di Surga hendaknya tidak melakukan
dosa secara sengaja. Kitab Ibrani menegaskan tentang hal ini, “Sebab jika kita
sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,
maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.”41
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan hasilnya akan dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang diteliti.42
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
Penelitian deskriptif dalam penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian
pustaka untuk memperoleh landasan teori dan penelitian lapangan, yakni dengan
mengunakan kuesioner terhadap anggota jemaat. Data-data hasil penelitian akan
dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan. Metode penelitian deskriptif analisis yang
40Alkitab, Ibrani 10:22. 41Alkitab, Ibrani 10:28. 42Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2005), 1.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
19
digunakan dalam studi ini difokuskan untuk mengetahui tingkat penerapan atau
implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary di kalangan anggota
GMAHK.
Populasi dan Sampel Responden
Populasi dalam penelitian tesis ini adalah anggota jemaat aktif dan yang
sudah dibaptis di GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar. Adapun jumlah
keanggotaan aktif GMAHK berjumlah 820 orang dari delapan jemaat, yakni
GMAHK jemaat Jl. Simbolon no.6, GMAHK jemaat Jl. Nias, GMAHK jemaat
Tomuan, GMAHK jemaat Rambung Merah, GMAHK jemaat Parluasan, GMAHK
jemaat Martoba, GMAHK jemaat SLA III, dan GMAHK jemaat SLA-PTASN
Pematangsiantar.
Sampel dalam penelitian ini adalah anggota gereja yang sudah dibaptis
dan anggota aktif, yakni anggota majelis jemaat dari masing-masing jemaat, dengan
jumlah responden sebanyak 110 orang. Dengan perincian sebagai berikut: (1)
Anggota majelis GMAHK jemaat Jl. Simbolon No.6 berjumlah 15 orang, (2)
Anggota majelis GMAHK jemaat Jl. Nias berjumlah 10 orang, (3) Anggota majelis
GMAHK jemaat Tomuan berjumlah 10 orang, (4) Anggota majelis GMAHK jemaat
Parluasan berjumlah 15 orang, (5) Anggota GMAHK jemaat Rambung Merah
berjumlah 10 orang, (6) Anggota majelis GMAHK jemaat Martoba berjumlah 15
orang, (7) Anggota majelis GMAHK jemaat SLA-PTASN berjumlah 25 orang, dan
(8) Anggota majelis GMAHK jemaat SLA III berjumlah 10 orang. Total keseluruhan
sampel responden dalam penelitian ini adalah 110 orang.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian adalah GMAHK yang ada di kotamadya
Pematangsiantar, yakni terdiri dari delapan jemaat. Penelitian melalui angket
dilakukan sejak bulan Juli 2014 hingga bulan Maret 2015.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
20
Indikator Penelitian
Implementasi nilai-nilai pengajaran Doktrin Sanctuary di lingkungan anggota
GMAHK se Kotamadya Pematangsiantar, sebagaimana dituangkan dalam landasan
teori dapat diukur melalui 7 (Tujuh) indikator, yakni anggota jemaat:
1. Menolak pandangan William Miller dan para pengikutnya yang
mengatakan bahwa sanctuary (Tempat Kudus) yang akan dipulihkan
pada akhir 2300 petang dan pagi adalah bumi ini dan gerejaNya.
2. Menolak pandangan D.M. Canright yang mengajarkan bahwa tidak ada
Bait Suci di Surga karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada
hadir di mana.
3. Menolak pandangan Albion F. Ballenger yang mengatakan bahwa
pelayanan imam di Bilik yang suci adalah pengalaman Perjanjian
Lama.
4. Menolak pandangan Desmond Des Ford yang mengatakan pelayanan
Yesus di Bait Suci Surgawi tidak dibutuhkan untuk keselamatan umat
manusia, karena pekerjaan pendamaian di kayu salib sudah lengkap dan
sempurna.
5. Mengadakan penyelidikan hati dan membereskan dosa-dosa pribadi
melalui pertobatan dan pengakuan dosa, untuk memperoleh jaminan
pengampunan dari Allah.
6. Berdoa dengan hati yang tulus untuk memperoleh pengudusan dan
kepastian keselamatan.
7. Tidak melakukan dosa secara sengaja, sebab jika kita sengaja
melakukan dosa, maka tidak ada lagi korban yang menghapus dosa itu.
Penetapan skor jawaban dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert yang terdiri dari lima opsi alternatif jawaban dengan menggunakan skala
Likert 1 sampai 5 yang dimodifikasi skala sikap dengan menghilangkan
pernyataan negatif, dengan kinerja ditunjukkan pada tabel berikut:
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
21
Tabel 3.1 Penetapan Skor Jawaban Angket Skala Likert
Nilai Kriteria Tanggapan
5 Sangat baik/tinggi Selalu Dilakukan
4 Baik/tinggi Dilakukan
3 Cukup Kadang-kadang Dilakukan
2 Tidak baik/rendah Sekali-sekali Dilakukan
1 Sangat tidak baik/sangat rendah Tidak Pernah Dilakukan
Tabel 3.2
Klasifikasi Interpretasi Mean Responden
No Klasifikasi Interpretasi
1. 1,0 – 1,4 Tidak Pernah Dilakukan
2. 1,5 – 2,4 Sekali-sekali Dilakukan
3. 2,5 – 3,4 Kadang-kadang Dilakukan
4. 3,5 – 4,4 Dilakukan
5. 4,5 – 5,0 Selalu Dilakukan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 110 orang sampel
responden diperoleh data yang bisa kita lihat melalui tabel-tabel berikut: Tabel
4.1
Menolak Pandangan William Miller Bahwa Bait Suci adalah Bumi ini dan Gereja-Nya
Tanggapan Frekuensi Persentase
Selalu Dilakukan 25 23%
Dilakukan 15 14%
Kadang-Kadang 57 52%
Sekali-sekali Dilakukan 10 9%
Tidak Pernah 3 2%
Jumlah 110 100%
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
22
Tabel 4.2
Menolak Pandangan D.M. Canright bahwa tidak ada Bait Suci di Surga karena Allah
tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana-mana.
Tanggapan Frekuensi Persentase
Selalu Dilakukan 35 32%
Dilakukan 16 15%
Kadang-Kadang 51 46%
Sekali-sekali Dilakukan 5 5%
Tidak Pernah 3 2%
Jumlah 110 100%
Tabel 4.3
Menolak Pandangan Albion Ballenger bahwa Pelayanan Imam di Bilik yang Suci adalah
pengalaman Perjanjian Lama
Tanggapan Frekuensi Persentase
Selalu Dilakukan 15 14%
Dilakukan 16 15%
Kadang-Kadang 71 64%
Sekali-sekali Dilakukan 5 5%
Tidak Pernah 3 2%
Jumlah 110 100%
Tabel 4.4 Menolak Pandangan Desmond Ford bahwa Pelayanan Yesus di Bait Suci Surgawi tidak
dibutuhkan untuk Keselamatan Umat Manusia, Sebab Pekerjaan Pendamaian di Kayu
Salib Sudah Lengkap dan Sempurna
Tanggapan Frekuensi Persentase
Selalu Dilakukan 22 20%
Dilakukan 26 24%
Kadang-Kadang 55 50%
Sekali-sekali Dilakukan 4 4%
Tidak Pernah 3 2%
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
23
Jumlah 110 100%
Tabel 4.5
Mengadakan Penyelidikan Hati, Bertobat dan Mengakui Dosa-Dosa Pribadi Tanggapan Frekuensi Persentase
Selalu Dilakukan 46 41%
Dilakukan 45 41%
Kadang-Kadang 14 13%
Sekali-sekali Dilakukan 3 3%
Tidak Pernah 2 2%
Jumlah 110 100%
Tabel 4.6
Senantiasa Berdoa Dengan Hati yang Tulus Untuk Memperoleh Pengudusan
dan Kepastian Keselamatan Tanggapan Frekuensi Persentase
Selalu Dilakukan 36 33%
Dilakukan 45 41%
Kadang-Kadang 24 22%
Sekali-sekali Dilakukan 3 2%
Tidak Pernah 2 2%
Jumlah 110 100%
Tabel 4.7
Tidak Melakukan Dosa Secara Sengaja Tanggapan Frekuensi Persentase
Selalu Dilakukan 26 24%
Dilakukan 27 25%
Kadang-Kadang 42 38%
Sekali-sekali Dilakukan 10 9%
Tidak Pernah 5 4%
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
24
Jumlah 110 100%
Berdasarkan data-data tersebut di atas, dapat dirangkumkan deskripsi statistik
Implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuari di kalangan anggota GMAHK
seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Rangkuman Deskripsi Statistik: Implementasi Nilai-nilai Pengajaran
doktrin Sanctuary dalam kehidupan anggota jemaat
Tabel No. Mean Intepretasi
4.1 1.8500 Sekali-sekali Dilakukan
4.2 2.3500 Sekali-sekali Dilakukan
4.3 1.4500 Sekali-sekali Dilakukan
4.4 2.2000 Sekali-sekali Dilakukan
4.5 4.1000 Dilakukan
4.6 3.7000 Dilakukan
4.7 2.4500 Sekali-sekali Dilakukan
Total
Rata-rata
2.5857 Kadang-kadang Dilakukan
KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan perolehan data yang dianalisa dan diuji secara ilmiah tentang
penelitian terhadap Tingkat Implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary di
kalangan anggota GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
Tingkat implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary dalam
kehidupan anggota GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar berada pada
level cukup ( kadang-kadang dilakukan) dengan total rata-rata 2.5857.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
25
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada Anggota GMAHK se-Kotamadya Pematangsiantar agar lebih
memberikan perhatiannya mempelajari dan mengimplementasikan nilai-nilai
pengajaran doktrin Sanctuary, karena pokok pengajaran tersebut berkaitan erat
dengan keselamatan kekal kita. Setiap umat percaya harus berusaha dengan
lebih sungguh-sungguh untuk menerapkan pokok pengajaran itu dalam
kehidupan sehari-hari, yakni menolak konsep pengajaran Sanctuary yang
menyimpang, seperti yang diajarkan William Miller, D.M. Canright, Albion
Fox Ballenger, dan ajaran Desmond Des Ford. Pada saat yang sama berusaha
menghidupkan hidup yang kudus dengan tidak melakukan dosa secara
sengaja.
2. Kepada Pimpinan, Officers and Staf Kantor GMAHK Daerah Sumatera
Kawasan Utara agar bekerjasama dengan dosen-dosen Theologia GMAHK
untuk membuat seminar pelatihan bagi para pendeta jemaat tentang doktrin
Sanctuary dan selanjutnya pendeta jemaat membuat seminar pelatihan tentang
pokok doktrin tersebut kepada anggota jemaat di distrik masing-masing.
JURFILTEOSUNUS(Jurnal Fislasat Teologia Surya Nusantara), Vol. 5 No. 2, Juli 2017
26
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab, Imamat 23:29, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
______, Daniel 7: 9-11, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
______, 1 Yohanes 1:9, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
______, Ibrani 8:1-2, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
______, Ibrani 10:22, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
______, Ibrani 10:28, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
______, Yakobus 1:22, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
______, 2 Petrus 2:1, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin
Dasar Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352.
Gordon Paul A. The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland:
Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000.
Harikastudio, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Paroschi Wilson, The Cross and the Sanctuary: Do We Really Need Both (Ministry
International Journal for Pastor,Silver Spring: Pacific Press Publishing Association,
2014), 6.
Schwarz R.W., Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing Association,
1979), 464.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2005.
White Ellen G., Evangelism, Bandung: Indonesia Publishing House.
____________, The Great Controversy, Bandung: Indonesia Publishing House.
____________, Alfa dan Omega, jilid 8, Bandung: Indonesia Publishing House.
____________, Kemenangan Akhir, Bandung: Indonesia Publishing House, 2010.
____________, Christ in His Sanctuary, Bandung: Indonesia Publishing House.