28
66 DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN TEOLOGIS TENTANG PRAKTEK UPACARA BAPTISAN DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH Elfri Darlin Sinaga STFT surya Nusantara, Pematangsiantar ABSTRACT The Bible teaches about the unity of the Christian faith in the teaching and practice of the baptismal service: “one baptism” (Ephesians 4:5). In reality, however, the practice of baptism in Christian churches today are diverse. There is the practice of infant baptism, some are opposed by practicing the baptism of adults and believers. There is a practice of baptism by sprinkling, some by immersion. Some teach the baptism of the Holy Spirit, others practice the baptism of the dead. Which of these practices of baptism are in accordance with the teaching of the Bible. In this study, the author first exposes the meaning and definition of the word baptism, examples and biblical supports relating to baptism and its practice. Furthermore, the author describes the practice of baptismal ceremony held in the Seventh-Day Adventist Church and compared with the meaning, definition and practice of baptism taught in the Bible. The result of this study proves that the definition of baptism based on the Greek word “βαπτίζω” is to immerse someone or dip underwater. And the meaning of the baptism ceremony is expressed in Roman 6:3-6: “Crucified and died with Christ, buried, arise as Christ was raised, alive and walk with a newness of life.” In accordance to this understanding, the result of this study proves that the practice of baptismal ceremony in the Seventh-Day Adventist Church is appropriate and in harmony with the teachings of the Bible. Kata Kunci: Baptisan, kajian teologis, praktek upacara baptisan, GMAHK. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pokok pengajaran tentang baptisan merupakan doktrin Alkitab yang lazim diajarkan di kalangan gereja Kristen pada masa kini. Upacara baptisan ditempatkan sebagai suatu upacara keagamaan penting yang harus dilaksanakan dalam iman kristiani. Kesadaran akan pentingnya pelaksanaan upacara baptisan dipraktekkan oleh gereja Kristen, sedikitnya didasarkan atas tiga alasan. Pertama, Yesus telah dibaptis untuk memberikan teladan kepada murid-murid-Nya (Mat.

DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

  • Upload
    lyphuc

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

66

DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN TEOLOGIS TENTANG PRAKTEK UPACARA BAPTISAN DI GEREJA

MASEHI ADVENT HARI KETUJUH

Elfri Darlin Sinaga STFT surya Nusantara, Pematangsiantar

ABSTRACT

The Bible teaches about the unity of the Christian faith in the teaching and practice of the baptismal service: “one baptism” (Ephesians 4:5). In reality, however, the practice of baptism in Christian churches today are diverse. There is the practice of infant baptism, some are opposed by practicing the baptism of adults and believers. There is a practice of baptism by sprinkling, some by immersion. Some teach the baptism of the Holy Spirit, others practice the baptism of the dead. Which of these practices of baptism are in accordance with the teaching of the Bible. In this study, the author first exposes the meaning and definition of the word baptism, examples and biblical supports relating to baptism and its practice. Furthermore, the author describes the practice of baptismal ceremony held in the Seventh-Day Adventist Church and compared with the meaning, definition and practice of baptism taught in the Bible. The result of this study proves that the definition of baptism based on the Greek word “βαπτίζω” is to immerse someone or dip underwater. And the meaning of the baptism ceremony is expressed in Roman 6:3-6: “Crucified and died with Christ, buried, arise as Christ was raised, alive and walk with a newness of life.” In accordance to this understanding, the result of this study proves that the practice of baptismal ceremony in the Seventh-Day Adventist Church is appropriate and in harmony with the teachings of the Bible.

Kata Kunci: Baptisan, kajian teologis, praktek upacara baptisan, GMAHK.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pokok pengajaran tentang baptisan merupakan doktrin Alkitab yang lazim

diajarkan di kalangan gereja Kristen pada masa kini. Upacara baptisan

ditempatkan sebagai suatu upacara keagamaan penting yang harus dilaksanakan

dalam iman kristiani. Kesadaran akan pentingnya pelaksanaan upacara baptisan

dipraktekkan oleh gereja Kristen, sedikitnya didasarkan atas tiga alasan. Pertama,

Yesus telah dibaptis untuk memberikan teladan kepada murid-murid-Nya (Mat.

Page 2: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

67

3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung kepada murid-muridNya

untuk membaptikan orang-orang percaya di dalam nama Bapa, Anak dan Roh

Kudus (Mat. 28:19-20). Ketiga, Baptisan merupakan syarat untuk diselamatkan

(Markus 16:16).

Walaupun gereja-gereja Kristen pada masa kini mengakui pentingnya

doktrin baptisan dan pelaksanaan upacara baptisan sebagai salah satu tuntutan

keagamaan, namun dalam prakteknya, pelaksanaan upacara baptisan di beberapa

gereja dan denominasi Kristen telah kehilangan arti dan makna baptisan yang

sesungguhnya sebagaimana yang dimaksudkan dalam ajaran Alkitab. Praktek

pelaksanaan baptisan di gereja-gereja Kristen dewasa ini beraneka ragam, ada yang

melaksanakan pembaptisan bayi dengan cara pemercikan atau dipercik. Sebagian

melaksanakan pembaptisan orang dewasa dengan cara penyelaman atau

diselamkan. Ada beberapa denominasi yang menekankan baptisan Roh Kudus, dan

bahkan ada juga yang mempraktekkan baptisan untuk orang mati. Padahal, Alkitab

memberitahukan kepada kita tentang kesatuan iman kristiani dan kesatuan

pelaksanaan upacara baptisan: ”satu Tuhan, satu iman, satu baptisan” (Efesus 4:5).

Bertitik tolak dari masalah tersebut, penulis merasa terdorong untuk

meneliti doktrin Alkitab tentang Baptisan, Suatu Kajian Teologis tentang Praktek

Upacara Baptisan di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK).

1.2 Rumusan Masalah

Dalam tulisan ini, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti khusus

untuk menjawab pertanyaan: Apakah arti dan makana baptisan menurut ajaran

Alkitab? Apakah praktek upacara baptisan yang dilaksanakan di Gereja Masehi

Advent Hari Ketujuh sesuai dengan ajaran Alkitab?

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi denominasi atau gereja-gereja Kristen yang

sungguh-sungguh rindu menyelidiki dan menemukan arti sesungguhnya dari

baptisan serta pelaksanaan sakramen baptisan berdasarkan Ajaran Alkitab untuk

diaplikasikan dalam kehidupan iman warga jemaat.

Page 3: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

68

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Berbagai Praktek Upacara Baptisan di Kalangan Gereja Kristen

Beberapa masalah dan kebingungan telah terjadi di kalangan gereja Kristen

dengan munculnya perbedaan pendapat sehubungan dengan praktek upacara

baptisan. Ada yang melaksanakan pembaptisan dengan cara pemercikan atau

dipercik. Sebagian dengan cara penyelaman atau diselamkan; ada yang

melaksanakan praktek upacara baptisan Roh Kudus, dan ada pula praktek baptisan

untuk orang mati. Berikut ini adalah kepercayaan dan praktek upacara baptisan

yang umum dilaksanakan di berbagai gereja Kristen:

1. Praktek Baptisan Bayi

Keene mengatakan, “Pembaptisan bayi sekarang merupakan norma dalam

gereja Katolik, Ortodoks, dan sebagian besar gereja Protestan, walaupun sekte-

sekte lainnya, seperti gereja Baptis, hanya menyelenggarakan upacara baptisan

bagi orang dewasa yang percaya.”1 Praktek baptisan bayi di gereja Katolik dan

Anglikan dilakukan seperti berikut: “Imam memerciki bayi itu dengan air

baptis sebanyak tiga kali dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, sebelum

membuat tanda salib di dahinya.”2 Praktek baptisan bayi dalam gereja

ortodoks memiliki sedikit perbedaan, yakni: “Imam memberkati dan

menghembusi air sebelum mengolesi bayi itu dengan “minyak sukacita”. Bayi

yang telanjang itu diletakkan di dalam wadah air baptis, menghadap ke timur,

dan dicelupkan ke dalam air itu sampai tiga kali. Upacara pengesahan

diselenggarakan langsung sesudahnya, dengan bayi yang sudah diberi pakaian

baru.”3

2. Praktek Baptisan Orang Percaya

Gereja Baptis hanya menyelenggarakan upacara baptisan bagi orang dewasa

yang percaya. Mereka menekankan bahwa semua contoh pembaptisan yang

1 Michael Keene, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 108. 2Michael Keene, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 108. 3Ibid, 108,109.

Page 4: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

69

terdapat dalam Perjanjian Baru diperuntukkan kepada orang dewasa yang

percaya.4 Augustus Hopkins Strong5 menjelaskan tentang baptisan ini dengan

kata-kata berikut: ”Christian Baptism is the immersion of a believer in water,

in token of his previous entrance into the communion of Christ’s death and

resurrection,--or, in other words, in token of his regeneration through union

with Christ.”6 (Baptisan Kristen adalah pencelupan atau membenamkan orang

percaya ke dalam air, menjadi tanda bukti yang mendahului masuknya orang

itu dalam persekutuan kematian dan kebangkitan Kristus, --atau, dengan kata

lain, sebagai tanda bukti pembaharuan jiwa atau kelahiran kembali melalui

persatuan dengan Kristus).

3. Praktek Baptisan Roh Kudus

Kebingungan lain yang timbul di kalangan gereja Kristen adalah adanya

praktek baptisan Roh Kudus. Yang dimaksud dengan ”baptisan Roh Kudus” di

sini ialah keadaan seseorang yang digerakkan oleh Roh Kudus sedemikian

rupa, hingga ia dapat berdoa, berbicara dan berbuat hal-hal lain dengan luar

biasa.7 Dalam aliran-aliran yang mengajarkan hal ini ditekankan agar tiap-tiap

orang percaya berusaha untuk menerima karunia-karunia Roh Kudus. Praktek

”baptisan Roh Kudus” biasanya dipraktekkan di gereja Pentakosta dan aliran-

aliran Kharismatik. Mereka mempercayai bahwa tanda bukti bahwa

seseorang menerima baptisan Roh Kudus adalah karunia ”berbahasa roh”.

Mereka yang tidak bisa berbahasa roh berarti belum menerima baptisan Roh

Kudus. Kadang-kadang baptisan Roh Kudus dan kepenuhan Roh Kudus tidak

dibedakan.8

4. Praktek Baptisan Untuk Orang Mati

4Ibid, 109. 5Augustus Hopkins Strong, D.D., LL D., President and Professor of Biblical

Theology in the Rochester Theological Seminary, Rochester, New York, USA. 6Augustus Hopkins Strong, Systematic Theology, (Rochester, Hew York:

Fleming H. Revell Company, 1954), 931. 7R. Sutarmo, Ikhtisar Dogmatika, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996),

242. 8Charles C. Ryrie, Teologi Dasar, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1993), 138.

Page 5: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

70

Baptisan untuk orang mati dipraktekkan oleh gereja Mormon. Mereka

melaksanakan pembaptisan orang yang hidup untuk kepentingan orang mati.

Jika ada anggota keluarga, atau kita sebut saja anaknya yang meninggal

sebelum sempat menerima baptisan, maka orangtuanya bisa dibaptis untuk

mewakili anaknya yang sudah meninggal demi untuk keselamatannya. Mereka

melaksanakan praktek baptisan untuk orang mati didasarkan atas kepercayaan

mereka pada nats Alkitab: ”Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan

orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali

tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang

telah meninggal?” (1 Kor.15:29). Atas dasar nats Alkitab tersebut, mereka

mempraktekkan baptisan untuk orang yang sudah meninggal, yakni: anggota

gereja yang masih hidup bisa dibaptis menggantikan keluarganya yang sudah

meninggal yang belum sempat menerima baptisan.

2.2 Arti dan Makna Baptisan

Kata ”baptisan” berasal dari kata Greek ” βάπτω” yang berarti : “to whelm

(mencelupkan), that is, cover wholly with a fluid (yakni, tertutup seluruhnya

dengan zat cair);9 dan dari kata “βαπτίζω” to make whelmed that is fully wet

(mencelupkan yakni membuat basah seluruhnya); kata ini hanya digunakan (di

dalam Perjanjian Baru) dalam kaitannya dengan upacara baptisan.10 Pembaptisan

berasal dari bahasa Yunani “baptisma” merujuk kepada tindakan pembasuhan atau

mencelupkan ke dalam air, yang mana telah digunakan sebagai upacara

keagamaan sejak gereja Kristen mula-mula (Kisah 2:41).11

Kittle menjelaskan kata “βάπτω” sebagai ”to dip in or under”12

(memasukkan ke dalam atau ke bawah ) dan ”baptizo” yang berarti ”to immerse”13

9 E-Sword Bible Dictionary 10Ibid, G911. 11Baker’s Dictionary of Theology, (Grand Rapids Michigan: Baker book

House, 1994), 83. 12Kittel, Gerhard (Ed), Theological Dictionary of the New Testament, Vol.

I, (Michigan: WM, B. Eerdmans Publishing Company, 1964), 529.

Page 6: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

71

(mencelupkan atau membenamkan). Bilamana kata kerja “βαπτίζω” dikenakan

kepada baptisan air maka yang dimaksudkannya ialah menyelamkan seseorang atau

mencelupkan ke bawah air.14

Ichwei G. Indra15 mendefinsikan baptisan sebagai sebuah upacara yang

dilakukan oleh gereja bagi orang yang telah mengaku percaya kepada Yesus

Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi serta dibaptis dengan

cara diselamkan ke dalam air yang melambangkan kematian, penguburan orang itu

terhadap dosa, dan kebangkitannya menuju hidup baru dalam Kristus (Roma 6:3-6;

Kol 2:12). Lebih lanjut Indra memberikan pengertian yang lengkap tentang arti

baptisan: Baptisan adalah sebuah upacara gereja yang melambangkan kematian dan

kebangkitan dalam Kristus. Pembaptisan adalah merupakan tanda pertobatan dan

pengakuan dosa. Baptisan adalah pernyataan iman kepada Tuhan Yesus. Baptisan

adalah merupakan ketaatan kepada teladan dan perintah Tuhan Yesus; Baptisan

adalah suatu pernyataan hendak memelihara persekutuan dan persatuan; Baptisan

adalah syarat masuk keanggotaan gereja.16

2.3 Syarat Baptisan

Kitab Suci membandingkan hubungan Kristus dan jemaat-Nya dengan

pernikahan. Dalam pernikahan kedua belah pihak harus saling mengetahui

tanggung jawabnya masing-masing dan segala sesuatu yang berkaitan dengan

tanggung jawab itu. Orang-orang yang menginginkan baptisan haruslah

menunjukkan iman dalam hidup mereka, pertobatan dan buah-buah pertobatan,

sama halnya dengan pemahaman atas makna baptisan dan hubungan rohani yang

menyusul kemudian.

1. Pemuridan

13Ibid, 530. 14Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia, 28

Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, (Bandung: IPH, 2006), 221. 15Ichwei G. Indra adalah dosen Teologi Sistematis di Asia Baptist Graduate

Theological Seminary Cabang Indonesia dan penulis buku berjudul: Teologi sistematis: Pengetahuan Lanjutan Bagi Kaum Awam dan Anggota Gereja.

16 Ichwei G. Indra. Teologi Sistematis: Pengetahuan Lanjutan Bagi Kaum Awam dan Anggota Gereja, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1999), 177-180.

Page 7: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

72

Pemuridan dan menjadi murid Kristus adalah syarat pertama yang harus

ditempuh oleh setiap orang yang ingin menerima baptisan. Dalam Amanat Agung

yang disampaikan Yesus sesaat sebelum Ia terangkat ke Surga, Ia memerintahkan:

”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala

sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu

senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Pada zaman rasul-rasul,

gereja Kristen waktu itu membaptiskan hanyalah orang-orang percaya.

Berdasarkan Amanat Agung, Yesus Kristus memberikan petunjuk bahwa

seseorang harus lebih dahulu diajar akan kebenaran Alkitab dan menjadi murid

Yesus sebelum pembaptisannya.

2. Iman atau Percaya

Melalui proses pemuridan dan oleh mendengar firman Tuhan, maka

timbullah iman atau percaya. Iman di dalam korban pendamaian Yesus sebagai

satu-satunya sarana keselamatan dari dosa adalah syarat kedua yang harus dimiliki

oleh setiap orang yang dibaptis. Kristus berkata: ”Siapa yang percaya dan dibaptis

akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Mark. 16:16).

Iman atau percaya menjadi syarat utama yang harus dimiliki oleh setiap

orang yang ingin dibaptis. Dalam peristiwa pembaptisan Sida-sida Etiopia, Filipus

terlebih dahulu mengajarkan dan menjelaskan kepadanya tentang Mesias bertitik

tolak dari nats Alkitab dalam Yesaya 53:7-8. Setelah memahami nats kitab itu,

Sida-sida itu kemudian meminta kepada Filipus agar ia dibaptiskan, ”Lalu kata

sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" Sahut

Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya,

bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah"(Kisah 8:36-37). ”Lalu orang Etiopia

menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus

maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia”(Kisah 8:38-39).

Jadi syarat kedua yang harus dipenuhi sebelum seseorang menerima

baptisan adalah iman atau percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang

telah mati untuk menebus dan membebaskan kita dari belenggu dosa.

3. Pertobatan

Page 8: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

73

Syarat ketiga untuk pembaptisan adalah pertobatan. Yohanes Pembaptis

berkhotbah kepada para pendengarnya di padang gurun Yudea: ”Bertobatlah, sebab

Kerajaan Sorga sudah dekat! (Matius 3:2). Petrus berkhotbah pada hari Pentakosta

dan menjawab pertanyaan para pendengarnya: ”Bertobatlah dan hendaklah kamu

masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk

pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah

2:38).

Pengajaran firman Tuhan tidak hanya menghasilkan iman tetapi juga

pertobatan dan perubahan. Dalam sambutan terhadap panggilan Tuhan, orang

banyak akan melihat keadaan mereka yang tidak berdaya atau hilang, mengaku

dosa mereka yang banyak, mereka menyerahkan diri kepada Tuhan, bertobat dari

dosa-dosa mereka, menerima pendamaian Kristus, serta mengabdikan diri mereka

ke dalam hidup baru di dalam Dia.17

4. Buah-buah Pertobatan

Barangsiapa yang ingin dibaptiskan haruslah lebih dahulu menerima

pengajaran Alkitab, mengaku beriman, bertobat dan menghasilkan buah-buah

pertobatan. Kecuali mereka mendatangkan”buah yang sesuai dengan pertobatan”

(Mat.3:8) mereka belum memenuhi syarat mutlak yang dituntut Alkitab untuk

baptisan. Hidup mereka haruslah menunjukkan ketaatan mereka terhadap

kebenaran sebagaimana terdapat dalam Yesus dan menyatakan kasih mereka

kepada Allah melalui penurutan atas perintah-perintah-Nya. Jika mereka

menyiapkan diri untuk memperoleh baptisan, mereka harus menyerahkan semua

perbuatan dan keyakinan mereka yang salah. Buah-buah Roh yang tampak dalam

hidup mereka akan menyatakan bahwa Tuhan tinggal di dalam mereka dan mereka

di dalam Dia (Yoh. 15:1-8). Kalau mereka tidak menyatakan bukti hubungan

mereka dengan Kristus seperti ini, berarti mereka belum siap bergabung dengan

jemaat.18

17 Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia,

28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, (Bandung: IPH, 2006), 226. 18Ibid, 226,227.

Page 9: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

74

2.4 Ajaran Alkitab tentang Praktek Baptisan

Alkitab memberitahukan cara atau praktek pelaksanaan upacara baptisan,

dan prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya:

1). Praktek Baptisan Yohanes Pembaptis

Alkitab memberitahukan cara atau praktek pelaksanaan upacara baptisan

Yohanes Pembaptis: ”Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh

Yohanes di sungai Yordan. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang

Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan

ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat

melarikan diri dari murka yang akan datang?.... Aku membaptis kamu dengan air

sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih

berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan

membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api” (Matius 3:6,7,11).

Yesus sendiri menyetujui praktek pembaptisan yang dilakukan oelah

Yohanes Pembaptis. Matius, salah seorang dari murid Yesus, dan juga penulis

Injil Matius menulis tentang peristiwa pembaptisan Yesus: ”Maka datanglah

Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi

Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan

Engkau yang datang kepadaku?"(Mat.3:13-14). Lalu Yesus menjawab, kata-Nya

kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita

menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya

(Mat.3:15).

Pada kesempatan lain Yohanes Pembaptis melakukan juga pembaptisan di

tempat lain, yaitu di Ainon. Rasul Yohanes menulis: “Akan tetapi Yohanes pun

membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang

datang ke situ untuk dibaptis (Yoh.3:23 ).

2). Baptisan Yesus dan Murid-murid-Nya

Page 10: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

75

Tidak banyak ayat yang menyebutkan tentang pelaksanaan baptisan yang

dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya selama masa pelayanan-Nya. Hanya

ada dua ayat yang memberitahukan kepada kita tentang hal itu: “Ketika Tuhan

Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia

memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes meskipun

Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya” ( Yoh. 4:1-2 ).

3). Baptisan Filipus

Dokter Lukas menceritakan satu kisah yang menarik tentang pembaptisan

seorang kepala perbendaharaan negeri Etiopia dan sekaligus memberikan

kejelasan tentang prinsip-prinsip pelaksanaan upacara baptisan. “Adalah seorang

Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu

negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu

sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca

kitab nabi Yesaya”19 Melalui tuntunan Roh Allah, Filipus dipertemukan dengan

Sida-sida Etiopia yang sedang membaca Kitab Suci. Filipus bertanya kepadanya,

"Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat

mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik

dan duduk di sampingnya.20 Nats Alkitab yang dibaca oleh Sida-sida itu nubuatan

nabi Yesaya tentang Mesias yang menderita dalam Yesaya 53:7-8.. Maka kata

sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi

berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" Maka

mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nats itu ia memberitakan Injil Yesus

kepadanya.21 Sementara mereka melanjutkan perjalanan tibalah mereka di suatu

tempat yang ada air. Lalu sida-sida Etiopia itu berkata kepada Filipus: "Lihat, di

situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" Sahut Filipus: "Jika tuan

percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus

Kristus adalah Anak Allah."22 Apakah kisah itu berakhir sampai di sini? Tidak.

19Alkitab, Kisah Para Rasul 8:27-28, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,

2005). 20Ibid, Kisah 8: 30, 31. 21Ibid, Kisah 8:34, 35. 22Ibid, Kisah 8:36,37.

Page 11: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

76

Dokter Lukas kembali melanjutkan kissahnya, “Lalu orang Etiopia itu menyuruh

menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun

sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh

Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia

meneruskan perjalanannya dengan sukacita.”23

Melalui contoh-contoh praktek upacara baptisan Alkitabiah tersebut,

diperoleh beberapa prinsip dan ketentuan yang harus terpenuhi dalam pelaksanaan

upacara baptisan, sebagai berikut:

1. Calon baptisan harus lebih dahulu diajar tentang Injil (Kisah 8:35).

2. Ada pengkuan percaya dari calon baptisan ( Kisah 8: 37)

3. Harus ada pengakuan dosa dan pertobatan (Mat. 3:6.11)

4. Dengan air (bukan dengan materi yang lain, seperti: bendera, peti mati,

percakapan telepon, dll, karena air adalah lambang penyucian) Mat.3:11.

5. Masuk ke dalam air dan keluar dari dalam air (Mat.3:16).

6. Turun ke dalam air dan membaptis (baptize) atau mencelupkan, atau

membenamkan) ke dalam air ( Kisah 8:38).

7. Tempat pembaptisan tidak harus di sungai Yordan, karena Yohanes

Pembaptis juga melakukannya di sungai-sungai lainnya, seperti di Ainon (Yoh

3:23). Namun, airnya harus banyak dan cukup dalam agar dapat membenamkan

tubuh.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif,

perbandingan dan analisis, yakni prosedur pemecahan masalah untuk meneliti

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian

23Alkitab, Kisah Para Rasul 8: 38,39, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,

2005).

Page 12: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

77

(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.24

Obyek dalam penelitian ini adalah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh,

keyakinan gereja itu tentang baptisan dan praktek upacara baptisan yang biasa

dilaksanakan oleh gereja tersebut.

3.2 Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) adalah merupakan salah

satu denominasi Kristen yang konservatif, ruang lingkupnya di seluruh dunia,

evangelical dalam hal doktrin, percaya kepada Alkitab saja. Gereja ini menekankan

mengenai kedatangan Yesus kedua kali, yang mereka percayai sudah dekat, dan

menguduskan hari Sabat Alkitab yaitu hari ketujuh dalam minggu. Kedua hal ini

adalah poin yang membedakan, dan sesuai dengan nama mereka Masehi Advent

Hari Ketujuh.25

GMAHK telah dimulai sejak tahun 1844 di kota Washington, New

Hampshire, Amerika Serikat, dengan jumlah anggota kurang dari 50 orang.

Sembilan belas tahun kemudian, tepatnya tanggal 20-23 Mei 1863 diadakan Rapat

Umum di Battle Creek (USA), dengan dihadiri oleh 20 delegasi dari 6 konferens

gereja ini diorganisir secara resmi di bawah organisasi GMAHK, yakni: General

Conference of SDA. Pada saat ini (2018) keanggotaan GMAHK telah mencapai

lebih dari 20 juta yang tersebar di 206 negara di dunia.

IV. HASIL PENELITIAN DAN KAJIAN TEOLOGIS

4.1 Hasil-hasil Penelitian

4.1.1 Arti dan Makna Baptisan bagi GMAHK

GMAHK merumuskan dasar-dasar kepercayaannya dalam 28 Uraian

Doktrin Dasar Alkitabiah dan Buku Peraturan Jemaat. Doktrin ke 15 dari Uraian

24Soejono, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta1997), 23. 25Seventh-day Adventist Encyclopedia, (Washington DC: Review and

Herald Publishing Association, 1976), 1325.

Page 13: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

78

Doktrin Dasar Alkitabiah GMAHK berisi dasar-dasar kepercayaan tentang

baptisan. Di bahagian pengantar dari doktrin ke 15 berbunyi seperti berikut:

“Melalui baptisan kita mengakui iman kita dalam kematian dan kebangkitan Yesus

Kristus, dan memberikan kesaksian akan kematian kita terhadap dosa dan tujuan

kita berjalan dalam hidup baru. Demikianlah kita mengaku Kristus Tuhan dan

Juruselamat, kita menjadi umat-Nya, dan diterima sebagai anggota jemaat-Nya.”26

Dalam buku pedoman iman tersebut diintisarikan arti dan makna baptisan

sebagai berikut:

1. Simbol Kematian dan Kebangkitan Kristus

“Air yang menutupi melambangkan penutupan derita dan kesusahan (Mzm

42:7; 69:2; 124:4-5)…Baptisan tidak akan bermakna sebagai symbol

penderitaan Kristus “sekiranya jemaat kerasulan mempraktikkan sebuah

ragam pembaptisan yang bukan dengan cara selam. Oleh karena itu, alasan

paling kuat untuk baptisan dengan cara diselamkan adalah salah satu alasan

yang bersifat teologis.”27

2. Sebagai Tanda Penyangkalan Terhadap Dunia

“Baptisan adalah satu penyangkalan yang paling khidmat terhadap

dunia. Orang-orang yang dibaptiskan di dalam nama Bapa. Anak, dan Roh

Kudus, pada saat mereka memasuki kehidupan Kekristenan mereka

menyatakan secara umum bahwa mereka telah meninggalkan kerajaan

Setan dan telah menjadi anggota keluarga kerajaan, anak-anak Raja surga.

Mereka telah menurut perintah: “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan

pisahkanlah dirimu dari mereka, …dan janganlah menjamah apa yang

najis.” Dan kepada mereka janji ini digenapi: “Maka aku akan menerima

kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-

Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan, demikianlah firman Tuhan

Yang Mahakuasa.” (2 Kor 6:17-18).28

3. Baptisan Harus Didahului Dengan Pemuridan

26Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia, 28

Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, (Bandung: IPH, 2006), 218. 27Ibid, 222. 28GMAHK, Peraturan Jemaat, (Bandung: IPH, 2006), 30.

Page 14: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

79

“Prinsip-prinsip kehidupan Kristen haruslah diterangkan kepada

orang-orang yang baru datang kepada kebenaran. Tidak seorang pun boleh

bergantung atas pengakuan percaya sebagai bukti bahwa mereka

mempunyai hubungan rohani dengan Kristus. Kita tidak hanya mengatakan,

“Saya percaya, tetapi wajib melakukan kebenaran. Dengan menyesuaikan

diri kepada kehendak Allah dalam perkataan, dalam perbuatan kita, dalam

tabiat kita, kita membuktikan adanya hubungan kita dengan Dia.”29

4. Baptisan Diselamkan sebagai Lambang Persatuan Dengan Kristus

“Baptisan adalah sebuah lambang persatuan kita dengan Kristus,

keampunan dosa-dosa serta penerimaan kita atas Roh Kudus. Adalah

dengan diselamkan ke dalam air dan persatuan dalam pengukuhan iman

dalam Kristus bukti pertobatan dari dosa. Kemudian diikuti dengan

petunjuk yang terdapat dalam Kitab Suci dan penerimaan pengajaran yang

terdapat di dalamnya.”30

5. Baptisan satu Syarat untuk Menjadi Anggota Jemaat

“Perjanjian Baru menetapkan baptisan sebagai upacara agama untuk

masuk menjadi anggota gereja. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua

bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan

Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah

Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa

sampai kepada akhir zaman.”31 (Mat. 28:19-20)

“Kristus telah menjadikan baptisan sebagai tanda masuk ke dalam

kerajaan kerohanian-Nya. Ia telah menentukan hal ini sebagai syarat yang

harus dituruti oleh siap saja yang ingin diakui sebagai orang yang berada di

bawah kuasa Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Sebelum seseorang boleh

mendapat tempat dalam jemaat, sebelum dia masuk melewati pintu kerajaan

29GMAHK, Peraturan Jemaat, (Bandung: IPH, 2006), 30. 30Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia, 28

Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, (Bandung: IPH, 2006), 218. 31GMAHK, Peraturan Jemaat, (Bandung: IPH, 2006), 29,30.

Page 15: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

80

kerohanian Allah, ia harus menghayati nama Ilahi, Tuhan Keadilan

kita.”(Yer.23:6) 32

4.1.2 Praktek Pelaksanaan Upacara Baptisan di GMAHK

GMAHK melaksanakan praktek upacara baptisan dengan cara dibenamkan

ke dalam air. Adapun langkah-langkah dan praktek pelaksanaan upacara baptisan

di GMAHK adalah sebagai berikut:

1. Mengajar Calon-calon Baptisan dengan Teliti Sebelum Dibaptis

“Jemaat-jemaat harus mengambil sikap yang tegas supaya peraturan yang

penting ini diikuti apabila menerima anggota-anggota baru. Jemaat-jemaat kita,

dengan perantaraan majelis jemaat, harus tegas menuntut bahwa calon-calon harus

diajar sendiri-sendiri dan, kalau mungkin, diajar lagi dalam satu kelas baptisan.”33

“Sebelum upacara baptisan, haruslah diadakan penyelidikan yang seksama

akan kehidupan calon-calon itu.penyelidikan itu tidak boleh dilakukan dengan cara

yang dingin dan tidak ramah, melainkan dengan manis budi dan lemah lembut,

mengarahkan orang-orang yang beru bertobat itu kepada Anak Domba Allah yang

menghapus dosa dunia. Tegaskanlah tuntutan-tuntutan injil itu kepada calon-calon

baptisan.34

2. Pemeriksaan Baptisan

Sebelum calon-calon baptisan menerima baptisan diselamkan, terlebih

dahulu mereka menjalani pemeriksaaan baptisan. Pemeriksaan baptisan biasanya

dipimpin oleh pendeta jemaat, dan para calon baptisan diundang untuk maju ke

depan dan berdiri dekat mimbar menghadap pendeta yang memimpin acara.

Pada kesempatan ini, pendeta menanyakan 13 pertanyaan yang berkaitan dengan

prinsip dasar kepercayaan GMAHK.

3. Calon Baptisan Menyatakan Pengakuan Percaya (Janji Baptisan)

32Ibid, 30. 33GMAHK, Peraturan Jemaat, (Bandung: IPH, 2006), 30-31. 34 Ellen G. White, Testimonies for the Church, Vol. 6, 95,96.

Page 16: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

81

Sebelum calon-calon baptisan menerima sakramen baptisan kudus, pendeta

menanyakan 13 pertanyaan yang merupakan inti sari kepercayaan GMAHK, dan

selanjutnya para calon baptisan menyaksikan iman mereka di hadapan Tuhan,

pendeta, dan dihadapan seluruh jemaat yang hadir.

4. Upacara Baptisan dan Liturgi Acara Baptisan

Setelah janji baptisan disampaikan oleh seluruh calon baptisan, pendeta

mengusulkan kepada jemaat agar para calon baptisan disetujui untuk dibaptiskan.

Setelah mendapat persetujuan jemaat, para calon baptisan bersiap menuju tempat

pembaptisan.

Pada upacara ini maka diaken-diaken harus mengadakan persiapan

secukupnya dan membantu calon-calon pria waktu masuk dan keluar dari dalam

air. Diakenes-diakenes haruslah membantu calon-calon wanita. Haruslah benar-

benar diperhatikan supaya pakaian yang pantas disediakan untuk mereka. Pakaian

panjang (jubah baptisan) yang terbuat dari bahan tebal yang cocok adalah lebih

baik. Jikalau yang demikian tidak ada para calon hendaknya mengenakan pakaian

yang begitu rupa sehingga mereka tampak sopan.35

Pelaksanaan upacara baptisan harus dilaksanakan dengan tertib dan

khidmat. Untuk ketertiban pelaksanaan, maka GMAHK telah menyusun liturgi

atau tata cara pelaksanaan upacara baptisan,36 sebagai berikut:

1. Para diaken dan diakenes telah siap sedia membantu para calon baptisan

2. Para calon baptisan berdiri di tepi kolam baptisan

3. Lagu-lagu baptisan dinyanyikan oleh anggota jemaat

4. Doa pembuka dilayangkan oleh seorang tua-tua jemaat

5. Salah seorang penatua jemaat membacakan Kisah 8:36-38.

6. Para calon baptisan turun satu demi satu ke kolam baptisan, sementara Lagu

35GMAHK, Peraturan Jemaat, (Bandung: IPH, 2006), 36. 36 GMAHK, Buku Agenda Penguburan dan Pedoman Acara di Jemaat, (

Pematangsiantar: GMAHK Daerah SKU, 1997), 20.

Page 17: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

82

Sion No. 199 dinyanyikan oleh seluruh jemaat bait demi bait.

7. Satu persatu calon baptisan dibaptiskan oleh Pendeta (yang sudah diurapi )

dengan membenamkan tubuhnya ke dalam air dan setelah doa baptisan, setiap

baptisan ke luar dari dalam kolam air.*

9. Setelah pembaptisan selesai dilaksanakan, jemaat menyanyikan

Lagu Sion No. 201.

10. Pendeta yang membaptis menutup acara dengan doa bagi para baptisan dan

bagi seluruh jemaat yang hadir.

11. Semua baptisan dan pendeta yang membaptis berganti pakaian di ruang ganti,

dan acara kebaktian ditutup dengan nyanyian dan doa berkat.

12. Acara penerimaan anggota baru**

Keterangan:

* Pada saat pendeta melaksanakan pembaptisan, dia mengangkat tangannya di atas

kepala calon baptisan, menyebutkan namanya dan berdoa dengan mengucapkan

kata-kata: “Oleh karena pengakuan percayamu kepada Yesus Kristus dan

menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadimu, maka saya sebagai

hamba Allah, pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh membaptiskan kamu di

dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.” Sebelum doa ditutup dengan kata

“amin” calon baptisan dibenamkan ke dalam air (seluruh tubuhnya masuk ke dalam

air/dikuburkan).

**Acara penerimaan anggota baru biasanya dilaksanakan setelah makan bersama,

dimana nama setiap baptisan dibacakan dan dihadapkan kepada jemaat untuk

diterima menjadi anggota jemaat setempat dan anggota GMAHK se-dunia, dan

sekretaris jemaat mencatatkan nama-nama mereka dalam buku keanggotaan

jemaat. Dengan jalan demikianlah mereka resmi menjadi anggota Gereja Masehi

Advent Hari Ketujuh.

4.2 Kajian Teologis

4.2.1 Kajian Teologis terhadap Praktek Upacara Baptisan Secara Umum

1. Praktek Baptisan Bayi

Page 18: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

83

Dalam Alkitab, tidak ditemukan adanya praktek baptisan bayi, baik pada zaman

Perjanjian Lama, pada Yesus, maupun pada zaman Rasul-rasul. Banyak

denominasi Kristen saat ini yang melakukan praktek baptisan bayi dengan

alasan:

1). Perjanjian Allah dengan Abraham tentang sunat (Kej 17:112); adalah

perjanjian rohani yang dalam prakteknya diterapkan kepada orang Kristen

yaitu baptisan bayi.37

2). Perjanjian anugerah dan iman (Roma 3:21-4:24), dan

3). Pengertian janji (Kisah 2:39).38

Nats Alkitab yang sering digunakan untuk mendukung praktek pelaksanaan

baptisan bayi adalah Roma 4:16-18; Gal. 3:8,9, 14; Kisah 2:39; 1 Kor 7: 14;

Mat. 19:14; Kisah 16:15; 16:33; dan 1 Kor 1:16.

Bagi mereka yang mempercayai praktek baptisan bayi, pertanyaan yang

perlu direnungkan secara mendalam adalah apakah penafsiran terhadap ayat-

ayat pendukung tersebut sudah tepat dan memang demikian pengertian yang

sebenarnya? Walau dengan berbagai alasan yang masuk diakal, banyak orang

Kristen percaya bahwa pembaptisan bayi tidak layak dilakukan. Mereka

berpendapat bahwa gereja adalah persekutuan orang beriman yang mengakui

bahwa Yesus mati untuk mereka, dan yang bangkit dari antara orang mati dan

sekarang tinggal beserta mereka melalui Roh KudusNya. Mereka mengakui

kepercayaannya ini sebelum mereka dibaptis.

Indra menuliskan keyakinannya menentang baptisan bayi dengan alasan

sebagai berikut: “Oleh karena seorang bayi atau anak kecil tidak dapat

memenuhi syarat itu (harus benar-benar beriman kepada Yesus Kristus sebagai

Tuhan dan Juruselamat secara pribadi) maka pembaptisan bayi atau anak kecil

37 Louis Berkhof, Summary of Christian Doctrine, ( Grand Rapids,

Michigan: WW.B. Eerdmans Publishing Company, 1979), 170,171. 38 Bruce Milne, Mengenali Kebenaran, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1996), 321.

Page 19: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

84

tidak dilakukan –baik di gereja-gereja zaman Perjanjian Baru maupun di

gereja-gereja zaman sekarang yang berdasarkan Perjanjian Baru.”39

Baptisan bayi bukanlah bersumber dari Alkitab, melainkan baru muncul

dan masuk ke dalam gereja Kristen pada abad keempat menggantikan praktek

baptisan diselamkan. Adapun yang menjadi alasan yang mendorong

diberlakukannyapraktek baptisan bayi adalah karena angka kematian anak yang

tinggi membuat orang-orang tua Kristen meminta supaya bayi mereka

dibaptis.40.

Praktek pembaptisan bayi tidak seharusnya dilakukan oleh gereja

Kristen, oleh karena hal itu tidak memiliki dasar Alkitabiah yang kuat. Untuk

mengatasi kekhawatiran orangtua Kristen akan adanya kematian bayi-bayi

sebelum mereka dibaptis, Alkitab telah memberikan praktek yang harus diikuti

yaitu upacara penyerahan anak. Itulah yang dilakukan oleh Yusuf dan Maria

terhadap Yesus ketika masih bayi. Dokter Lukas menulis tentang upacara

penyerahan anak, “Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat

Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada

Tuhan” (Lukas 2:22). Itulah acara yang tepat untuk bayi atau anak-anak, bukan

baptisan, karena baptisan Alkitab hanya boleh diikuti oleh mereka yang sudah

memenuhi syarat baptisan, yakni: mengikuti pelajaran Alkitab, memiliki iman,

pengakuan pertobatan dan buah-buah pertobatan.

Alasan sunat sebagai perjanjian Allah dengan Abraham dan

keturunannya (Kejadian 17:10), digantikan dengan sunat rohani yaitu

baptisan, hanya bisa kita terima dalam pengertian baptisan pertobatan dengan

diselamkan, yaitu membuang segala dosa. Paulus menegaskan tentang hal hal

ini dalam suratnya kepada jemaat Kolose, “Dalam Dia kamu telah disunat,

bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus,

yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa” (Kolose 2:1).

39Ichwei G. Indra, Teologi Sistematis: Pengetahuan Lanjutan Bagi Kaum

Awam dan Anggota Gereja, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1999), 178. 40Michael Keene, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 108.

Page 20: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

85

2. Praktek Baptisan Orang Percaya

Keene menulis: “Sakramen Baptisan adalah salah satu dari upacara

keagamaan gereja perdana. Pembaptisan orang dewasa dengan cara

membenamkan seluruh tubuhnya ke dalam air adalah upacara pengakuan

diterimanya seseorang ke dalam komunitas Kristen…”41 Lebih lanjut ia

menegaskan bahwa ada tiga macam symbol dalam pembaptisan orang percaya,

yaitu: 1). Ketika orang masuk ke dalam air mereka menunjukkan bahwa

mereka mati bersama Kristus dalam hal dosa, 2). Waktu yang singkat di dalam

air mengindikasikan bahwa mereka “dikubur bersama Kristus”, 3).

Meninggalkan kolam menunjukkan bahwa orang itu telah “bangkit bersama

Kristus” dan memulai hidup baru dalam roh.42

Baik Strong maupun Keene memiliki pemahaman yang sama tentang

baptisan, yaitu membenamkan tubuh orang percaya ke dalam air sebagai tanda

bukti pembaharuan jiwa dan tanda yang mendahului masuknya seseorang

dalam persekutuan jemaat. Ichwei G. Indra menuliskan keyakinan yang sama

tentang baptisan dengan cara diselamkan, sebagai berikut: ”Pembaptisan adalah

upacara yang dilakukan oleh gereja bagi orang yang telah mengaku percaya

kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi serta

dibaptis dengan cara diselamkan ke dalam air yang melambangkan kematian,

penguburan orang itu terhadap dosa, dan kebangkitannya menuju hidup baru

dalam Kristus (Roma 6:3-6; Kolose 2: 12).”43

Dalam praktek baptisan orang percaya, setiap calon adalah orang yang

sudah bisa memahami firman Tuhan. Ia harus lebih dahulu diajar akan firman

Tuhan dan beriman akan kepada Yesus Kristus. Kepercayaannya akan Yesus

Kristus dinyatakan melalui pertobatan dan pertobatan itu dinyatakan kepada

orang banyak melalui baptisan. Selanjutnya calon baptisan memasuki kolam

baptisan di mana ia dibenamkan atau dicelupkan ke dalam air sebagai

41 Michael Keene, Agama-agama Dunia,(Yogyakarta: Kanisius, 2006), 108. 42Ibid, 109. 43 Ichwei G. Indra. Teologi Sistematis: Pengetahuan Lanjutan Bagi Kaum

Awam dan Anggota Gereja, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1999), 176, 177.

Page 21: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

86

pernyataanbahwa ia mati bersama Yesus, dikuburkan bersama Yesus dan

bangkit bersama Yesus (Roma 6: 3-5).

3. Praktek Baptisan Roh Kudus

Baptisan Roh Kudus yang benar adalah ditandai dengan adanya perobahan

hidup. Itu akan dilakukan oleh Roh Kudus bagi setiap orang yang mau

menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan yang bersedia melayani pekerjaan-

Nya. Yesus menerima pembaptisan Roh Kudus sesaat setelah ia menerima

baptisan air. Alkitab berkata: ”Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air

dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung

merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:

"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” ( Mat. 3: 16-17).

Dalam hal ini tidak ada karunia bahasa roh atau karunia bahasa lidah.

Satu hal yang perlu direnungkan oleh mereka yang mempercayai ”baptisan

Roh Kudus” adalah hikmat dan akal budi untuk membedakan antara baptisan Roh

Kudus yang benar dan karunia Roh Kudus atau karunia bahasa roh atau bahasa

lidah.

4. Praktek Baptisan Untuk Orang Mati

Harus kita akui bahwa nats Alkitab 1 Kor. 15:29 adalah salah satu dari surat

(epistle) Paulus yang sulit dimengerti dan sering disalahtafsirkan. Banyak teolog

yang berbeda pendapat dalam menafsirkan nats Alkitab tersebut. Apakah itu literal

atau figuratif? Apakah ada kesalahan dalam penterjemahan? Apakah

diperkenankan seorang dibaptis untuk mewakili orang yang sudah meninggal?

Untuk menghindari salah tafsir terhadap nats tersebut, kita harus melihat

konteksnya, sebagaimana dianjurkan oleh Francis D. Nicol:44 1). Paul is still

speaking of the resurrection, and any sugggested solution should be closely

connected with the main theme of chapter 15. ( Paulus sedang berbicara tentang

kebangkitan, dan beberapa usulan pemecahannya harus dihubungkan sedekat

mungkin dengan tema utama dari pasal 15); 2). A reasonable interpretation must

44 Francis D. Nichol, Seventh-day Adventist Bible Commentary, Vol. 6,

(Washington D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1957), 807.

Page 22: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

87

conform with a correct translation of the Greek phrase ”huper ton nekron” (”for

the dead”). It is a generally agreed that huper (”for”) here means, ”on behalf of.”

( Sebuah penafsiran yang masuk akal harus disesuaikan dengan terjemahan yang

benar dalam frase bahasa Yunani ”huper ton nekron” ( ”untuk orang mati”).

Adalah sesuatu yang sudah disepakati secara umum bahwa ”huper” ( ”untuk”) di

sini diartikan ”atas nama”).

Alkitab tidk pernah mengajarkan bahwa orang yang hidup bisa dibaptis

menggantikan pembaptisan orang yang sudah meninggal untuk keselamatan

mereka. Ayat-ayat berikut ini memberitahukan kepada kita bahwa baptisan untuk

orang mati bertentangan dengan pengajaran Alkitab: Kisah 2:38; 8:36,37;

Yehezkiel 18:20-24; Yoh. 3:16; 1 Yoh. 1:9).

4.2.2 Kajian Teologis terhadap Arti dan Makna Baptisan

Dalam Perjanjian Baru kata kerja ”membaptis” biasanya digunakan untuk:

1). Menunjuk kepada baptisan air (misalnya dalam Mat. 3:6; Mrk.1:9; Kis. 2:41);

2). Sebagai sebuah perbandingan atas derita dan kematian Kristus (Mat.20:22,23;

Mrk. 10:38,39; Luk. 12:50); 3). Kepada kedatangan Roh Kudus (Mat. 3:11; Mrk.

1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis 1:5; 11:16); 4). Pembasuhan atau upacara

pembersihan tangan (Mrk. 7:3,4; Luk. 11:38). Keempat penggunaan ini menunjuk

kepada pembersihan untuk membasuh dari upacara yang tidak kudus, dan tidak

mengesahkan baptisan dengan cara percikan.”45

Michael Keene46menjelaskan bahwa sakramen baptisan adalah salah satu

dari upacara keagamaan Gereja Perdana. Pembaptisan orang dewasa dengan cara

membenamkan seluruh tubuhnya ke dalam air adalah upacara pengakuan

diterimanya seseorang ke dalam komunitas Kristen dan upacara ini berlangsung

hingga abad keempat, ketika angka kematian anak yang tinggi membuat orang-

orang tua Kristen meminta supaya bayi-bayi mereka dibaptis. Lebih lanjut Keene

menjelaskan bahwa baptisan adalah sebuah tindakan simbolis yang

45Francis D. Nichol, Seventh-day Adventist Bible Commentary, Vol. 6,

(Washington D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1957), 807. 46 Michael Keene, seorang dosen dan penulis buku, lulusan London

University dengan gelar doktor di bidang Studi Teologi dan Agama.

Page 23: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

88

mengindikasikan serangkaian perubahan spiritual secara nyata dan besar di dalam

diri orang yang percaya.47

Bruce Milne48 mengartikan baptisan sebagai pengakuan iman dalam Kristus

( Roma 6:3-4; 1 Ptr 3:21; Kis 8:37), yang berhubungan dengan pengakuan di depan

umum bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat ( Kisah 2:38; 10: 48;

8:16). Baptisan adalah mengalami persekutuan dengan Kristus (Kol 2:12) di mana

orang berdosa bergabung dalam persekutuan dalam persekutuan dengan seluruh

kegiatan penebusan Kristus, hidup, kematian, kebangkitan, kenaikan, dan

pemerintahan-Nya (Gal 2:20; Ef 2:5-6). Baptisan adalah penyerahan diri untuk

hidup bagi Kristus (Roma 6:4-22. Baptisan adalah janji penggenapan melalui

Kristus (Roma 6:22).49

Dari uraian tersebut di atas, kita dapat menarik kesimpulan tentang makna

baptisan sebagai:

1. Lambang kematian dan kebangkitan dalam Kristus (Roma:6:3-5).

2. Tanda Pertobatan dan Pengakuan Dosa (Matius 3:6,7,11).

3. Pengakuan iman di dalam Kristus (Roma 6:3-4; 1 Ptr 3:21; Kis 8:37).

4. Ketaatan kepada teladan dan perintah Tuhan Yesus. (Matius 3:13-15).

5. Pernyataan hendak memelihara persekutuan dan persatuan (Kol. 2:12).

6. Janji Penggenapan Melalui Kristus (Roma 6:22).

7. Syarat masuk keanggotaan gereja ( 1 Kor. 1:13-15 ).

4.2.3 Kajian Teologis terhadap Praktek Baptisan dalam Alkitab

Alkitab menyajikan beberapa contoh dan praktek baptisan, seperti: praktek

baptisan Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan murid-murid-Nya, dan baptisan

Filipus. Ketiga contoh dan praktek baptisan itu menunjukkan kesatuan iman dan

satu baptisan seperti yang dikemukakan oleh rasul Paulus dalam Efesus 4:5.

47 Michael Keene, Agama-agama Dunia,(Yogyakarta: Kanisius, 2006), 109. 48 Bruce Milne adalah seorang dosen bidang teologi Alkitab serta sejarah

teologi di Spurgeon’s College, London dan telah menulis beberapa buku. 49Bruce Milne, Mengenali Kebenaran: Panduan Iman Kristen, (Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 1996), 320.

Page 24: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

89

Melalui contoh-contoh praktek upacara baptisan Alkitabiah tersebut, diperoleh

beberapa prinsip dan ketentuan yang harus terpenuhi dalam pelaksanaan upacara

baptisan, sebagai berikut:

1. Calon baptisan harus lebih dahulu diajar tentang Injil (Kisah 8:35).

2. Ada pengkuan percaya dari calon baptisan ( Kisah 8: 37)

3. Harus ada pengakuan dosa dan pertobatan (Mat. 3:6.11)

4. Dengan air (bukan dengan materi yang lain, seperti: bendera, peti mati,

percakapan telepon, dll, karena air adalah lambang penyucian)—Mat.3:11.

5. Masuk ke dalam air dan keluar dari dalam air (Mat.3:16).

6. Turun ke dalam air dan membaptis (baptize) atau mencelupkan, atau

membenamkan) ke dalam air ( Kisah 8:38).

7. Tempat pembaptisan tidak harus di sungai Yordan, karena Yohanes Pembaptis

juga melakukannya di sungai-sungai lainnya, seperti di Ainon (Yoh 3:23).

Namun, airnya harus banyak dan cukup dalam agar dapat membenamkan tubuh

calon baptisan ke dalam air, sebagai lambang penguburan manusia lama yang

berdosa.

4.2.4 Kajian Teologis terhadap Praktek Baptisan di GMAHK

Untuk membuat kajian teologis tentang praktek baptisan yang dilaksanakan di

GMAHK, maka berikut ini akan dipaparkan perbandingan antara ajaran Alkitab

dan keyakinan GMAHK tentang arti dan makna baptisan, persyaratan baptisan dan

praktek upacara baptisan.

Tabel 4.1

Arti dan Makna Baptisan

Ajaran Alkitab 1. Lambang kematian dan kebangkitan dalam Kristus (Roma:6:3-5). 2. Tanda Pertobatan dan Pengakuan Dosa (Matius 3:6,7,11).

Keyakinan GMAHK 1. Simbol Kematian dan Kebangkitan Kristus.50 2. Sebagai Tanda Penyangkalan Terhadap Dunia.51 3. Baptisan Harus Didahului Dengan Pemuridan.52

50Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia, 28 Uraian Doktrin

Dasar Alkitabiah, (Bandung: IPH, 2006), 222. 51 GMAHK, Peraturan Jemaat, (Bandung: IPH, 2006), 30. 52 Ibid.

Page 25: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

90

3. Pengakuan iman di dalam Kristus (Rom 6:3-4; Kis 8:37). 4. Ketaatan kepada teladan dan perintah Tuhan Yesus.(Mat 3:13-15). 5. Pernyataan hendak memelihara persekutuan dan persatuan (Kol. 2:12). 6. Janji Penggenapan Melalui Kristus (Roma 6:22). 7. Syarat masuk keanggotaan gereja ( 1 Kor. 1:13-15 ).

4. Baptisan Diselamkan sebagai Lambang Persatuan Dengan Kristus.53 5. Baptisan satu Syarat untuk Menjadi Anggota Jemaat.54

Dari tabel perbandingan di atas disimpulkan bahwa keyakinan GMAHK

tentang arti dan makna baptisan selaras dan cocok dengan ajaran Alkitab.

Tabel 4.2 Syarat Baptisan dan Praktek Baptisan

Persyaratan Alkitab 1. Calon baptisan harus lebih dahulu diajar tentang Injil (Kisah 8:35). 2. Ada pengkuan percaya dari calon baptisan ( Kisah 8: 37) 3. Harus ada pengakuan dosa dan pertobatan (Mat. 3:6.11) 4. Dengan air (bukan dengan materi yang lain, seperti: bendera, peti mati, percakapan telepon, dll, karena air adalah lambang penyucian)—Mat.3:11. 5. Masuk ke dalam air dan keluar dari dalam air (Mat.3:16). 6. Turun ke dalam air dan membaptis (baptize)

Syarat dan Praktek Baptisan di GMAHK 1. Mengajar Calon-calon Baptisan dengan Teliti Sebelum Dibaptis.55 2. Pemeriksaan baptisan dan pengakuan pertobatan 3. Calon Baptisan Menyatakan Pengakuan Percaya (Janji Baptisan di hadapan Tuhan dan jemaat).56 4. Acara pembaptisan dilaksanakan di kolam baptisan maupun di sungai yang airnya cukup untuk membenamkan tubuh.57 5. Setiap baptisan masuk ke dalam kolam baptisan/sungai bersama dengan pendeta yang membaptis dan keluar dari dalam kolam baptisan.58 6. setiap baptisan dibenamkan ke dalam air sebagai lambang penguburan dosa dan manusia lama.59

53 Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia, 28

Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, (Bandung: IPH, 2006), 218 54 GMAHK, Peraturan Jemaat, (Bandung: IPH, 2006), 30. 55GMAHK, Peraturan Jemaat, (Bandung: IPH, 2006), 30. 56 GMAHK, Buku Agenda Penguburan dan Pedoman Acara di Jemaat, (

Pematangsiantar: GMAHK Daerah SKU, 1997), 20. 57 Ibid. 58 Ibid. 59 Ibid.

Page 26: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

91

atau mencelupkan, atau membenamkan) ke dalam air ( Kisah 8:38).

7. Tempat pembaptisan tidak harus di sungai Yordan, karena Yohanes Pembaptis juga

melakukannya di sungai-sungai lainnya, seperti di Ainon (Yoh 3:23). Namun, airnya harus banyak

dan cukup dalam agar dapat membenamkan tubuh.

7. Tempat pembaptisan dilaksanakan di kolam baptisan, maupun di sungai yang cukup airnya untuk membenamkan tubuh.60

Dari tabel perbandingan di atas disimpulkan bahwa praktek dan syarat

baptisan yang dilaksanakan di GMAHK selaras dan sesuai dengan persyaratan dan

praktek baptisan Alkitab.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Melalui penelitian deskriptif doktrin Alkitab tentang baptisan dan praktek

pelaksanaannya di GMAHK dapat disimpulkan bahwa:

1. Arti baptisan berdasarkan kata Yunani “βαπτίζω” ialah menyelamkan

seseorang atau mencelupkan ke bawah air.

2. Berdasarkan makna baptisan dalam Roma 6:3-6, yakni: manusia lama kita

mati dan dikuburkan bersama-sama dengan Yesus, dan bangkit dengan

hidup baru seperti Kristus telah bangkit cara pelaksanaan upacara baptisan

yang paling tepat untuk menggambarkan kesatuan iman baptisan Alkitab

adalah baptisan diselamkan bagi orang percaya.

3. Sesuai dengan arti kata baptisan, makna baptisan, dan contoh-contoh

baptisan dalam Alkitab (Praktek Baptisan Yohanes Pembaptis, baptisan

Yesus dan murid-murid-Nya, dan praktek baptisan Filipus), maka

penelitian terhadap praktek pelaksanaan upacara baptisan di GMAHK

dilaksanakan, diuji dan terbukti sudah tepat dan selaras dengan ajaran

Alkitab.

60 Ibid.

Page 27: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

92

5.2 Saran

Menurut hemat penulis, topik tentang pengertian baptisan dan

penerapannya di jemaat adalah sesuatu yang sangat relevan untuk dipahami oleh

jemaat-jemaat. Bagi jemaat-jemaat yang sudah menerapkan praktek baptisan yang

sesuai dengan pengajaran Alkitab, kiranya makin diteguhkan imannya. Bagi

jemaat-jemaat yang belum menerapkan praktek baptisan yang sesuai dengan

pengajaran Alkitab penulis menganjurkan agar mengadakan penelitian yang lebih

mendalam tentang topik ini, sambil berdoa kepada Tuhan Sumber segala hikmat

dan Ia akan memberikan kepada jemaat-Nya hikmat menuju satu iman dan satu

baptisan (Efesus 4:5) serta kepenuhan dan kesempurnaan di dalam Kristus, seperti

doa dan harapan Paulus menjadi doa penulis: “Sampai kita semua telah mencapai

kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan

penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Efesus

4:13)

DAFTAR PUSTAKA

Berkhof, Louis, Summary of Christian Doctrine, Grand Rapids, Michigan: WW.B. Eerdmans Publishing Company, 1979.

Breese, W. Floyd. Seventh-day Adventist Minister’s Manual, Silver Spring,

Maryland: Ministerial Association of SDA, 1992.

Charles C. Ryrie, Teologi Dasar, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1993. Elwell, Walter A. Baker’s Dictionary of Theology, Grand Rapids Michigan: Baker

Book House, 1994.

E-Sword Bible Dictionary, G911. Gerhard, Kittel. Theological Dictionary of the New Testament, Volume I, Grand

Rapids, Michigan: WM, B. Eerdmans Publishing Company, 1964.

GMAHK. Seventh-day Adventist Encyclopedia, Washington DC: Review and Herald Publishing Association, 1976.

______, Peraturan Jemaat, Bandung: IPH, 2006.

____ , Buku Agenda Penguburan dan Pedoman Acara di Jemaat,

Page 28: DOKTRIN ALKITAB TENTANG BAPTISAN: SUATU KAJIAN …suryanusantara.ac.id/images/ptasn/papers/STFT---Vol-VI-No.2-Juli-2018-SinagaDE.pdf67 3:13-17). Kedua, Yesus memberikan Amanat Agung

93

Pematangsiantar: GMAHK Daerah SKU, 1997.

_____.28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia, Bandung: IPH, 2006.

Indra, Ichwei G., Teologi Sistematis: Pengetahuan Lanjutan Bagi Kaum Awam dan Anggota Gereja, Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1999.

Keene, Mikhael. Agama-agama Dunia, Yogyakarta: Kanisius, 2006. Milne, Bruce. Mengenali Kebenaran, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Nichol, D. Francis. Seventh-day Adventist Bible Commentary, Volume 6,

Washington D.C.: Revie and Herald Publishing Association, 1957.

Ryrie Charles. C., , Teologi Dasar, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1993. Strong, August Hopkins. Systematic Theology, Rochester, Hew York: Fleming H.

Revell Company, 1954.

Sutarmo R., Ikhtisar Dogmatika, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.