julayha kardio

  • Upload
    rusnani

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 julayha kardio

    1/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    2/24

    Suatu penyakit dimana terjadi hypertrofi septum interventrikular secara

     berlebihan aliran darah keluar dari ventrikel kiri terhambat. Kardiomiopati

    adalah hipertrofi ventrikel tanpa penyakit jantung dan sistematis lain yang

    dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel ini. Kondisi ini ditandai dengan

     penebalan (hipertrofi$ ventrikel kiri, yang penebalan septum

    interventrikularisnya lebih mencolok. %ambaran klinis meliputi dispnea,

    angina pectoris, mudah lelah, palpitasi, dan sinkop.

    &. Kardiomiopati 'estriktif Suatu penyakit dimana terjadi kelainan komposisi miokardium sehingga

    menjadi lebih kaku sehingga pengisian kapiler kiri terganggu, mengurangi

    curah jantung, dan meningkatkan tekanan pengisian ventrikel kiri. %angguan

    ini ditandai dengan adanya gangguan pada fungsi diastolic, dinding ventrikel

    sangat kaku dan menghalangi pengisian ventrikel. %ambaran klinis meliputi

    lemah, sesak nafas, paying jantung sebelah kanan, tanda serta gejala

    sistematis hemokromatosis.

    D. !io%o&i

    Sebagian besar kardiomiopatik tidak diketahui ada beberapa sebab yang

    diketahui antara lain) infeksi berbagai mikroorganisme toksin seperti etanol)

    metabolic miasalnya pada buruknya gi*i dan dapat pula diturunkan.

    (*!!'in, 2009)

    Pada kardiomiopati dilatasi yang disebabkan oleh pengguaan alcohol,

    kehamilan, penyakit tiroid, penggunaan kokain dan keadaan takikardia kronik

    yang tidak terkontrol, dikatakan kardiomiopati tersebut bersifat reversible.

    +bsitas akan meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung, sebagaimana juga

    gejala sleep opnea. Kiri!kira #!- pasien memiliki kelainan yang bersifat

    familial gen (seperti gen distrofin dan desmin$, kontraktilitas dan membrane

    sel (seperti gen lamin /0$ dan protein!protein lainnya.

    Penyakit ini bersifat genetic heterogen tetapi kebanyakan transmisinya secara

    autosomal resesif dan !linked enheritance, sampai saat ini belum diketahui

     bagaimana menentukan seseorang memiliki predisposisi kardiomiopati

  • 8/19/2019 julayha kardio

    3/24

    dilatasi apabila tidak diketahui ri2ayatnya kejadian penyakit ini dalam

    keluarganya.

    . P!ofisio%o&i #n +!w-. P!ofisio%o&i

    3iopati merupakan penyakit otot. Kardiomiopati merupakan sekelompok

     penyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi miokardium. Kardiomiopati

    digolongkan berdasar patologi, fisiologi dan tanda klinisnya. Pada

    kardiomiopati terjadi kehilangan fungsi miosit menyebabkan menurunnya

    daya kontraksi dan bertambahnya dilatasi dari jantung. Penyakit ini

    dikelompokkan menjadi tiga yaitu)

    1. Kardiomiopati dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang paling

    sering terjadi. itandai dengan adanya dilasi atau pembesaran rongga

    ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan

    stasis darah dalam ventrikel. Pada pemeriksaan mikroskopis otot

    memperlihatkan berkurangnya jumlah elemen kontraktil serat otot. Komsumsi

    alkohol yang berlebihan sering berakibat berakibat kardiomiopati jenis ini.#. Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati hipertrofi, massa

    otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang septum. "erjadi peningkatan

    ukuran septum yang dapat menghambat aliran darah dari atrium ke ventrikel

    selanjutnya, kategori ini dibagi menjadi obstruktif dan nonobstruktif.

    &. Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling sering terjadi.

    4entuk ini ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan tentu saja

    volumenya. Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan dengan amiloidosis

    (dimana amiloid, suatu protein, tertimbun dalam sel$ dan penyakit infiltrasi

    lain.

    . P!w-

    Kardiomiopati Kardiomiopati Kardiomiopati

      Kongesif 5ipertrofi 'estriktif  

  • 8/19/2019 julayha kardio

    4/24

    %angguan ejeksi ventrikel kiri

      Statis darah dalam ventrikel dan di atrium  Peningkatan preload dan afterlod

     

    %agal jantung kongestif 

    Peningkatan be!

    0urah jantung ban volume atri!

    6m kiri

      Penerunan suplai /Prognosis kondisi penyakit Kongesti paru  +ksigen kejaringan /danya program terapi 7dema paru

    • Penurunan perfusi /Kecemasan

    Perifer /Pemenuhan pendidikan

    • 8ntolransi aktifitas kesehatan

    $. nifes!si K%inis

    Kardiomiopati dapat terjadi pada setiap usia dan menyerang pria maupun

    2anita. Kebanyakan orang dengan kardiomiopati pertama kali datang dengan

    gejala dan tanda gagal jantung. ispnu saat beraktifitas, parosikmal nocturnal

    dispnu (P9$, batuk, dan mudah lelah adalah gejala yang pertama kali timbul.

    Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan kongesti vena sistemik, distensi

    vena jugularis, pitting edema pada bagian tubuh ba2ah, pembesaran hepar,

    dan takikardi.

    . Pe"eri'sn Di&nisis

    1. :oto rontgen toraks, pada kardiomiopati dilatatif akan didapatkan

    kardiomiomegali dan edema paru

    #. 7kg, akan tampak hipertropi ventrikel kiri pada jenis kardiomiopati hepertropi&. 7kokardiografi, dapat dilihat adanya dilatasi, penebalan pada jantung

  • 8/19/2019 julayha kardio

    5/24

    . Pen!%'snn e#is

    1. Pembatasan garam dan pemberian diuretic dilatasi untuk mengurangi volume

    diastolic akhir. "erapi yang lain untuk gagal jantung mungkin diperlukan.#. iberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan embolus. Sebagai

    contoh, 2arfarin, heparin, dan obat baru, imelagatran. "emuan terbaru

    memperlihatkan bah2a imelagatran memiliki efek samping lebih sedikit

    dibandingkan obat lain dan pemantauan mungkin tidak diperlukan sebagai

    obat keras. ;imelagataran sedikit diketahui berinteraksi dengan makananatau obat lain.

    &. Penyekat beta diberikan untuk kardiomiopati hipertrofik dengan tujuan

    menurunkan kecepatan denyut jantung, sehingga 2aktu pengisian diastolic

    meningkat. +bat < obat ini juga mengurangi kekakuan ventrikel.-. apat diusahakan reseksi bedah pada bagian miokardium yang mengalami

    hepertrofi.

    =. Penyekat saluran kalsium tidak digunakan karena dapat semakin menurunkan

    konraktilitas jantung.

    I. Ko"+%i'si

    1. apat terjadi infark miokard apabila kebutuhan oksigen ventrikel yang

    menebal tidak di penuhi

    #. apat terjadi gagal jantung pada kardiomiopati dilatasi apabila jantung tidak

    mampu memompa keluar darah yang masuk.

    BAB III

    KNSP ASUAN KP3A4ATAN

    A. Pen&'in

    B. Pe"eri'sn $isi' 

    Kardiomiopati kongestif pada fase lanjut terjadi gagal jantung akibat

    kegagalan ventrikel kiri dengan manifestasi penurunan curah jantung,

     penurunan perfusi jaringan, dan pada kompensasi akhir bisa mengganggu

    ventrikel kanan dengan manifestasi emboli sistemik dan paru. Sering didapat

  • 8/19/2019 julayha kardio

    6/24

    adanya keluhan dispnea, nyeri dada, cepat lelah, palpitasi dan sinkop.

    1. System Pernafasan

    Sesak nafas, tidur setangah duduk, pengguaan banyak bantal, batuk tanpa

    sputum, nafas crackles, ronkhi(>$, ri2ayat penyakit paru kronis, pengguanaanalat bantu nafas.

    #. Sirkulasidanya ri2ayat hipertensi, infark miokardium akut (83$, infark miokardium

    kronis (83K$, irama jantung disritmia, edema, tekanan vena jugularis (P?@$

    meningkat, pembedahan jantung, endokarditis, anemia, systemic lupus

    erythematosus (SA7$, syok sepsis, pengguaan obat beta bloker.

    &. 9eurosensoriKelemahan, pusing, pingsan, disorientasi, perubahan perilaku, mudah

    tersinggung.-. Kenyaman/ 9yeri

     9yeri dada, menarik diri, perilaku melindungi diri, tidak tenang, gelisah, sakit

     pada otot, nyeri pada abdomen keatas, takut, mudah tersinggung.

    =. System perkemihanPenurunan pola, edema ekstremitas, nokturia, 2arna urine gelap.

    B. 9utrisi dan 0airannoreksia, konstipasi, diare, mual, muntah, pertambahan berat badan yang

    mencolok, pembengkakan ekstermitas ba2ah, pengguaan diuretic, diet garam,

    distensi perut, edema anasarka dan setempat, serta pitting edema(>$. Selain

    itu, diet tinggi garam, makanan olahan (diproses$, lemak dan gula protein.

    C. ktivitas dan 8stirahat3ungkin akan kita dapatkan data) insomnia, kelemahan/kecapaian menurun,

    nyeri dada saat aktifitas, sesak nafas saat istirahat, perubahan status mental,

     perubahan tanda vital saat aktifitas.D. Kebersihan iri

    8ndikasi penurunan kebersihan diri, kelelahan, dan menurunnya kemampuan

    mera2at diri.

    C. Di&nos Ke+erw!n

  • 8/19/2019 julayha kardio

    7/24

    1. Pola nafasa tidak efekti berhubungan dengan pengembangan paru tidak

    optimal, kelebihan cairan paru, penurunan energy atau kelelahan.

    #. ctual/risiko tinggi gangguan perfusi perifer berhubungan dengan

    menurunnya curah jantung.&. 0emas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status

    kesehatan, situasi krisis, ancaman atau perubahan kesehatan-. 8ntoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, kecemasan fisik,

    ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan

    =. 'isiko ketidakpatuhan terhadapa aturan terapeutik berhubungan dengan tidak

    mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai, keterbatasan pengetahuan,

    kehilangan kekuatan.

    D. In!er6ensi

    a. Pola nafasa tidak efekti berhubungan dengan pengembangan paru tidak

    optimal, kelebihan cairan paru, penurunan energy atau kelelahan.

    DiagnosaKeperawatan/

    Masalah

    Kolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Pola Nafas tidakefektif berhubungandengan :

    ! Hiperventilasi

    ! Penurunanenergi/kelelahan

    ! Perusakan/pelemahanmuskulo-skeletal

    ! Kelelahan otot

    pernafasan! Hipoventilasi sindrom

    ! Nyeri! Kecemasan

    ! DisfungsiNeuromuskuler

    ! Obesitas

    ! n!uri tulang belakang

    NOC: "espiratory status : #entilation

    "espiratory status : $ir%ay patency

    #ital sign &tatus

    &etelah dilakukan tindakankepera%atan selama '''((pasienmenun!ukkan keefektifan pola nafas)dibuktikan dengan kriteria hasil:

    *endemonstrasikan batuk efektifdan suara nafas yang bersih) tidakada sianosis dan dyspneu +mampumengeluarkan sputum) mampubernafas dg mudah) tidakadapursed lips,

    *enun!ukkan !alan nafas yang

    paten +klien tidak merasa tercekik)irama nafas) frekuensi pernafasan

    NIC:

    • Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

    • Pasang mayo bila perlu

    • akukan fisioterapi dada !ika perlu

    • Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

    • $uskultasi suara nafas) catat adanya suara tambahan

    • .erikan bronkodilator :

    -'''''''((''''''''(

    • .erikan pelembab udara Kassa basah Nal embab

    • $tur intake untuk cairan mengoptimalkan

    keseimbangan(

    • *onitor respirasi dan status O0

      .ersihkan mulut) hidung dan secret trakea

      Pertahankan !alan nafas yang paten

      Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi

      *onitor adanya kecemasan pasien terhadap

  • 8/19/2019 julayha kardio

    8/24

    D&:

    ! Dyspnea! Nafas pendek

    DO:! Penurunan tekanan

    inspirasi/ekspirasi

    ! Penurunan pertukaranudara per menit

    ! *enggunakan ototpernafasantambahan

    ! Orthopnea

    ! Pernafasan pursed-lip! 1ahap ekspirasi

    berlangsung sangatlama

    ! Penurunan kapasitasvital

    ! "espirasi: 2 33 4 056 /mnt

    dalam rentang normal) tidak adasuara nafas abnormal,

    1anda 1anda vital dalam rentang

    normal +tekanan darah) nadi)pernafasan,

    oksigenasi  *onitor vital sign

      nformasikan pada pasien dan keluarga tentang

    tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas(  $!arkan bagaimana batuk efektif

    *onitor pola nafas

     b. ctual/risiko tinggi gangguan perfusi perifer berhubungan dengan

    menurunnya curah jantung."ujuan) dalam 2aktu #E#- jam perfusu perifer meningkat.

    c. 0emas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status

    kesehatan, situasi krisis, ancaman atau perubahan kesehatan

    Intervensi Rasional

    3( 7kur tekanan darah) bandingkan Kedua -Hipotensi dapat ter!adi sehungan dengan disfungsi ventrikel) hipo-

    lengan) ukur dalam keadaan berbaring) tensi !uga merupakan fenomena umum yang berhubungan dengan duduk) atau berdiri bila *emungkinkan( Nyeri) cemas) dan pengeluaran katekolamin(

    0( ka!i %arna kulit) suhu) sianosis)nadiperifer -*engetahui dera!at hipoksemia dan peningkatan tahanan perifer(dan diaphoresis secara teratur( 4*engetahui pengaruh hipoksila terhadap fungsi saluran cerna serta

    8( ka!i kualitas peristatik) !ika perlu pasang dampak penurunan elektrolit( sonde( 4sebagai dampak gagal !antung kanan kondisinya berat akan ditemu

    5( Ka!i adanya kongestif hepar pada$bdo- kan adanya kongesti(men kanan atas -penurunan cuarh !antung mengakibatkan menurunnya produksi urine

    9( Pantau output urine sehingga perlu dipantau produksi urine 2;;ml/hari merupakan tanda( atat adanya murmur tanda ter!adinya syok kardiogenik(( Kolaborasi:pertahankan cara masuk disritma(

    Heparin+#, sesuai indikasi -makanana porsi besar dapat meningkatkan ker!a !antung( Kafien da

      Pat merangsang langsung ke!antung sehingga meningkatkan frekuensi  ?antung(

  • 8/19/2019 julayha kardio

    9/24

    Diagnosa

    Keperawatan/

    Masalah

    Kolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Kecemasan berhubungandengan@aktor keturunan) Krisissituasional) &tress)perubahan statuskesehatan) ancamankematian) perubahankonsep diri) kurangpengetahuan danhospitalisasi

    DO/D&:

    ! nsomnia

    ! Kontak mata kurang! Kurang istirahat

    ! .erfokus pada diri sendiri! ritabilitas! 1akut

    ! Nyeri perut

    ! Penurunan 1D dan denyutnadi

    ! Diare) mual) kelelahan

    ! Aangguan tidur! Aemetar

    ! $noreksia) mulut kering

    ! Peningkatan 1D) denyutnadi) ""

    ! Kesulitan bernafas

    ! .ingung! .loking dalam pembicaraan

    ! &ulit berkonsentrasi

    NOC :

    ! Kontrol kecemasan/ Koping &etelah dilakukan asuhan selama'''''klien kecemasan teratasidgn kriteria hasil: Klien mampu mengidentifikasi

    dan mengungkapkan ge!alacemas

    *engidentifikasi)

    mengungkapkan danmenun!ukkan tehnik untukmengontol cemas

    #ital sign dalam batas normal

    Postur tubuh) ekspresi %a!ah)

    bahasa tubuh dan tingkataktivitas menun!ukkanberkurangnya kecemasan

    NIC :

    Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

    • Aunakan pendekatan yang

    menenangkan

    • Nyatakan dengan !elas harapan

    terhadap pelaku pasien

    • ?elaskan semua prosedur dan apa yang

    dirasakan selama prosedur

    • 1emani pasien untuk memberikan

    keamanan dan mengurangi takut

    • .erikan informasi faktual mengenai

    diagnosis) tindakan prognosis

    Liatkan keluar!a untuk mendampin!i

    klien

     

    Instruksikan pada pasien untukmen!!unakan te"nik relaksasi

    • Dengarkan dengan penuh perhatian

    • dentifikasi tingkat kecemasan

    • .antu pasien mengenal situasi yang

    menimbulkan kecemasan

    • Dorong pasien untuk mengungkapkan

    perasaan) ketakutan) persepsi

    • Kelola pemberian obat anti cemas:((((((((

    d. 8ntoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, kecemasan fisik,

    ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan

    Diagnosa

    Keperawatan/

    Masalah Kolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Intoleransi akti#itas .erhubungan dengan :

    1irah .aring atauimobilisasi

    • Kelemahan

    menyeluruh

    • Ketidakseimbangan

    antara suplei oksigendengan kebutuhan

    Aaya hidup yang

    dipertahankan(

    NOC :

    &elf are : $Ds

    1oleransi aktivitas Konservasi eneergi

    &etelah dilakukan tindakan kepera%atanselama '( Pasien bertoleransi terhadapaktivitas dengan Kriteria Hasil : .erpartisipasi dalam aktivitas fisik

    tanpa disertai peningkatan tekanandarah) nadi dan ""

    *ampu melakukan aktivitas sehari

    NIC :

    Observasi adanya pembatasan klien

    dalam melakukan aktivitas Ka!i adanya faktor yang menyebabkan

    kelelahan *onitor nutrisi dan sumber energi

    yang adekuat *onitor pasien akan adanya kelelahan

    fisik dan emosi secara berlebihan *onitor respon kardivaskuler

    terhadap aktivitas +takikardi) disritmia)

  • 8/19/2019 julayha kardio

    10/24

    D&:

    • *elaporkan secara

    verbal adanyakelelahan ataukelemahan(

    •  $danya dyspneu atau

    ketidaknyamanan saatberaktivitas(

    DO :

    • "espon abnormal dari

    tekanan darah ataunadi terhadap aktifitas

    • Perubahan BA :

    aritmia) iskemia

    hari +$Ds, secara mandiri Keseimbangan aktivitas dan

    istirahat

    sesak nafas) diaporesis) pucat)perubahan hemodinamik,

    *onitor pola tidur dan lamanya

    tidur/istirahat pasien Kolaborasikan dengan 1enaga

    "ehabilitasi *edik dalam

    merencanakan progran terapi yangtepat(

    .antu klien untuk mengidentifikasi

    aktivitas yang mampu dilakukan .antu untuk memilih aktivitas

    konsisten yang sesuai dengankemampuan fisik) psikologi dan sosial

    .antu untuk mengidentifikasi dan

    mendapatkan sumber yang diperlukanuntuk aktivitas yang diinginkan

    .antu untuk mendpatkan alat bantuan

    aktivitas seperti kursi roda) krek .antu untuk mengidentifikasi aktivitas

    yang disukai

    .antu klien untuk membuat !ad%allatihan di%aktu luang

    .antu pasien/keluarga untuk

    mengidentifikasi kekurangan dalamberaktivitas

    &ediakan penguatan positif bagi yang

    aktif beraktivitas  .antu pasien untuk mengembangkan

    motivasi diri dan penguatan  *onitor respon fisik) emosi) sosial dan

    spiritual

    e. 'isiko ketidakpatuhan terhadapa aturan terapeutik berhubungan dengan tidak

    mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai, keterbatasan pengetahuan,

    kehilangan kekuatan.

    Diagnosa

    Keperawatan/ Masalah

    Kolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria

    Hasil

    Intervensi

  • 8/19/2019 julayha kardio

    11/24

    $ane%emen re!imen terapeutiktidak efektif berhubungandengan:Konflik dalam memutuskan terapi)konflik keluarga) keterbatasanpengetahuan) kehilangan

    kekuatan) defisit support sosial D&:! Pilihan tidak efektif terhadap

    tu!uan pengobatan/programpencegahan

    ! Pernyataan keluarga danpasien tidak mendukungregimenpengobatan/pera%atan)

    ! Pernyataan keluarga danpasien tidak mendukung/tidak mengurangi faktorrisiko perkembanganpenyakit atau skuelle

    DO :

    ! Percepatan ge!ala-ge!alapenyakit

    NOC:

    omplience .ehavior

    Kno%ledge : treatment

    regimen&etelah dilakukan tindakankepera%atan selama '(

    mane!emen regimen terapeutiktidak efektif pasien teratasi dengankriteria hasil: *engembangkan dan

    mengikuti regimen terapeutik *ampu mencegah perilaku

    yang berisiko *enyadari dan mencatat

    tanda-tanda perubahanstatus kesehatan

    NIC :

    &elf *odification assistance! Ka!i pengetahuan pasien tentang

    penyakit) komplikasi dan pengobatan

    ! ntervie% pasien dan keluarga untukmendeterminasi masalah yang

    berhubungan dengan regimenpengobatan tehadap gaya hidup

    ! Hargai alasan pasien

    ! Hargai pengetahuhan pasien! Hargai lingkungan fisik dan sosial

    pasien

    ! &ediakan informasi tentang penyakit)komplikasi dan pengobatan yangdirekomendasikan

    ! Dukung motivasi pasien untukmelan!utkan pengobatan yangberkesinambungan

    BAB I7

    PNUTUP

    A. Si"+*%n

    B. Srn

  • 8/19/2019 julayha kardio

    12/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    13/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    14/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    15/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    16/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    17/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    18/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    19/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    20/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    21/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    22/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    23/24

  • 8/19/2019 julayha kardio

    24/24