JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    1/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 641

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA KECIL

    DAN MENENGAH (UKM) BERBASIS KAIZEN

    Andi Suranta Meliala1, Nazaruddin Matondang1, Rahmi M Sari1 1)Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

    Email: [email protected][email protected], rahmi _ m _ [email protected]

     Abstract

    The economy was one factor the progress of a country. Each country competing to increasethe productivity of the economy. Indonesia's economy ranks 17 world. Economic growth inIndonesia is very significant that was not separated from the role of small and mediumenterprises (SMEs) that support the growth of exports and imports, one that can be seededSMEs are SMEs manufacture of shoes. The role of SMEs that are so large and significantmust always be maintained and developed to be able to compete in an era of global

    competition such as the implementation of the Asean Economic Community (AEC) in January2015. Problems that interfere with the development and productivity of SMEs shoes,

     particularly around Medan city will be divided into 4 categories, namely: (1) human, (2) process, (3) facilities, and (4) Business competition. Based on this research, it is known thatthe most important issues that affect the development of SMEs in Medan shoe is its humanresources. Solving these problems will be done with the Kaizen strategy (5S) which will becombined with the concept of training within industry (TWI) and the concept of P-Course.These improvements will result in strategies to increase the overall productivity of SMEsworking with the primary focus is working and will evaluate the system works. This strategyis expected to fix the weaknesses of existing SMEs shoes, in order to face the globalcompetition that will come.

    Keywords: Small medium enterprise (SMEs), kaizen, training within industry (TWI), p-course concept, 5S concept

     Abstrak

    Perekonomian adalah salah satu faktor kemajuan suatu negara. Setiap negara bersaing ketatuntuk meningkatkan produktvitas perekonomiannya. Perekonomian Indonesia saat inimenempati urutan ke 17 dunia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang sangat signifikanternyata tidak lepas dari peran dari usaha kecil dan menengah (UKM) yang menopang

     pertumbuhan ekspor dan impor, salah satu UKM yang bisa diunggulkan adalah UKM pembuatan sepatu. Peran UKM yang begitu besar dan signifikan harus terus dijaga dandikembangkan untuk bisa bersaing pada era persaingan global seperti penerapan MasyarakatEkonomi Asean (MEA) pada januari 2015. Permasalahan yang mengganggu perkembangandan produktivitas dari UKM sepatu, khususnya di sekitar Kota Medan akan dibagi kedalam 4kategori, yaitu:(1) manusia, (2) proses, (3) fasilitas, dan (4) Persaingan usaha. Berdasarkanhasil penelitian, diketahui bahwa permasalahan yang paling utama yang mempengaruhi

     perkembangan UKM sepatu di Kota Medan adalah sumber daya manusianya. Pemecahan permasalahan ini akan dilakukan dengan strategi Kaizen (5S) yang akan dipadukan dengankonsep Training within industry (TWI) dan konsep P-Course. Perbaikan ini akanmenghasilkan strategi-strategi untuk peningkatan produktivitas kerja UKM secarakeseluruhan dengan fokus utama adalah pekerja dan sistem kerjanya. Strategi inidiharapkan mampu membenahi kelemahan UKM sepatu yang ada, guna menghadapiketatnya persaingan global yang akan datang.

    Kata kunci:  Usaha kecil dan menengah (UKM), kaizen, training within industry (TWI),konsep p-course, konsep 5S

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    2/24

     

    642  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    1.  PENDAHULUAN

    Persaingan menjadi suatu kewajaranyang tidak bisa dihindarkan. Setiap produsenbaik jasa dan manufaktur bersaing sangat

    ketat. Pihak manajemen dari setiapprodusen berupaya untuk menghasilkansuatu produk / jasa yang berkualitas sesuaidengan keinginan konsumen dan dalamrentang biaya yang rendah. Perusahaanyang dapat bertahan dan berkembangmenjadi lebih baik adalah perusahaan yangdapat mentrasformasikan keinginan darisetiap pelanggan dan memajukan sistem didalam perusahaan tersebut. Salah satufaktor kunci yang sangat penting dari semuaproses ini adanya perbaikan secaraberkesinambungan dalam prosesproduksinya. Perbaikan yang dilakukan ini

    bertujuan untuk meningkatkan kualitasproduksi, mengurangi waktu dalam prosesproduksi, mengurangi biaya produksi yangtidak efektif dan mengeliminasi berbagaiaktivitas di dalam produksi yang tidakmemiliki nilai tambah.

    Indonesia saat ini juga memasuki erapertumbuhan ekonomi yang sangatsignifikan. Indonesia menjadi negara denganpertumbuhan ekonomi terbesar ketiga didunia pada tahun 2009 dan menjadi negaradengan ekonomi terbesar ke 17 di duniaberdasarkan pencapaian  product domestic

    bruto  (PDB). Pertumbuhan ekonomi diIndonesia yang sangat signifikan ternyatatidak lepas dari peran dari usaha kecil danmenengah (UKM) yang menopangpertumbuhan ekspor   dan impor . Menurutmenteri koperasi Indonesia dalamwawancara di Republika.com, jumlah usahamikro, kecil dan menengah (UMKM)mencapai 56,5 juta UMKM dan menyeraptenaga kerja sebanyak 107 juta atau 97,3%dari seluruh angakatan kerja yang ada. Padatahun 2013, usaha mikro, kecil danmenegah (UMKM) menyumbangkan  grossdomestic product   mencapai 57,12 % dari

    gross domestic product   Indonesia yangmencapai 9084 Triliun rupiah. Jenis usahamikro, kecil dan menegah (UMKM) jugamencapai 99% dari total seluruh perusahaanyang berdiri di Indonesia. Kuncoro (2008)dalam Harian Bisnis Indonesia, menyatakanbahwa ada 4 keunggulan UMKM sehinggabisa tahan terhadap krisis ekonomi dantetap bisa eksis, yaitu:1.  Usaha ini tidak memakai utang luar

    negeri, tidak seperti korporasi besar padaumumnya.

    2.  Tidak memiliki utang yang terlalu besarpada perbankan, karena dianggapunbankable.

    3.  Hampir seluruh input yang dipergunakandi dalam prosesnya menggunakanproduk-produk lokal Indonesia.

    4.  Basis orientasi ekspor yang cukup baikdan menjanjikan.

    Pada penelitian ini yang akan menjadipokok perhatian adalah usaha kecil danmenengah (UKM) sepatu yang ada di daerahkota Medan. Usaha kecil dan menengah(UKM) sangat berkaitan erat denganperekonomian dari masyarakat di sekitarkota Medan, selain juga menyumbangkanpertumbuhan untuk negara. Jumlah UKMsepatu yang ada di kota Medan sendiri ada170 pengrajin sepatu yang sebagian besarberada di bawah naungan Dinas Usaha MikroKecil dan Menengah (UMKM) kota Medan.Pemasaran dari produk UKM sepatu sendiri

    sebagian besar masih berada di kota Medandan beberapa kota lainnya di daerahSumatera Utara dan sekitarnya, meskipunada juga produk yang sudah diekspor ke luarnegeri seperti Singapura dan Malaysia.

    Banyak sekali tantangan yang harusdihadapi oleh UKM dalam rangkameningkatkan produknya baik dalam bentukkualitasnya ataupun kuantitasnya.Tantangan ini bisa datang dari internalataupun eksternal UKM sendiri. Faktorteknis internal yang menghambat UKMantara lain seperti (data pengamatan):

    1. Peralatan yang sederhana, dimanasebagian besar proses produksinya masihmemakai peralatan yang sederhana danbersifat manual. Contohnya pada saatmenggambar pola sol sepatu yang masihmanual dan proses pemotongan cetakanyang dikerjakan dengan mengguntingsecara manual. Permasalahan ini dialamioleh semua pelaku UKM sepatu di KotaMedan sampai saat ini.

    2. Pemborosan yang sering terjadi dalamproses produksi. Contohnya dalampenggambaran pola, letak pola yang satudengan yang lainnya sangat jarang,

    sehingga terjadi pemborosan pada bahanbaku. Masalah pemborosan ini jugadialami oleh semua UKM sepatu yang adadi Kota Medan sampai saat ini. Penyebabutama hal ini adalah proses manualdalam produksi yang masih menjadipilihan para pelaku UKM dalam mengatasiketerbatasannya.

    3. Kualitas dan motivasi pekerja yangminim, dimana sering kali pekerjabekerja sambil bercerita dengan pekerjalain sehingga tidak fokus dan seringterlambat dalam bekerja. Selain itukebanyakan pekerja tidak memilikipengetahuan apapun mengenai proses

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    3/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 643

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    pembuatan sepatu. Hal ini jugadiperparah dengan latar belakangpendidikan para pekerja di UKM sepatuhanya tamatan SD atau SMP yangmencapai 67 persen dari seluruh pekerja

    yang ada.4. Modal yang minim, yang menyebabkanUKM sulit untuk meningkatkanproduksinya baik secara kualitatif dankuantitatif.

    5. Belum adanya suatu standarisasi yangmenjamin kualitas UKM tersebut,sehingga kurang mendapat kepercayaanmasyarakat. Seluruh UKM sepatu yangada tidak memiliki sertifikat dalam halpenjaminan mutu dan hanya 10 persensaja dari seluruh UKM yang melakukanpemeriksaan kualitas produk dan bahan,walaupun hanya dengan aturan yang

    sederhana.

    Faktor eksternal yang menghambat UKMantara lain seperti (data pengamatan):1. Sarana dan prasarana yang tidak

    mendukung. Contohnya listrik yangsering mati di daerah kota Medanmenyebabkan pihak UKM merugi karenamereka tidak bisa beroperasi maksimalsaat lampu mati.

    2. Tingkat persaingan usaha (kompetitor)yang semakin ketat dan maju baik yangberasal dari dalam ataupun luar

    Indonesia. Hal ini akan memberikantekanan yang lebih besar kepada UKMdalam proses pemasaran produknya. Halini terbukti dengan 53,3 persen parapelaku UKM yang mulai mengeluhkanketatnya persaingan usaha saat ini danada 30 persen pelaku usaha yang sudahberniat untuk pindah ke jenis usahalainnya.

    Semua permasalahan yang adamerupakan hanya beberapa dari masalahyang menghambat pihak pengrajin sepatuyang sering membuat UKM yang ada tidak

    berkembang dan tidak bisa bersaing denganproduksi sepatu dari tempat lain. Pada tahun2015, Indonesia akan memasuki eramasyarakat ekonomi asean (MEA) dimanaakan terjadi perdagangan bebas baikproduk, aliran informasi, dan pertukaranmanusia antara sesama negara ASEAN dandengan Negara China pada tahun 2017.Adapun fakta yang ada mengenai kesiapanIndonesia dalam menghadapi perdaganganbebas 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Fakta Mengenai Indonesiamenjelang Perdagangan Bebas2015

    Fakta Kesiapan Indonesia

    1. Penilaian sekretariat ASEAN untuk tahap ke

    3 (2012-2013) untuk masalah kesiapan dalamperdagangan bebas adalah: Thailand (84,6 %),Malaysia dan Laos (84,3 %), Singapura (84 %),

    Kamboja (82 %), dan Indonesia (81,3 %).

    2. Penilaian Global Competitiveness Report

    2012-2013 tentang daya saing global (dari 144negara) menunjukkan Singapura berada di

    urutan ke 2, Malaysia ke 25, Brunei 28,Thailand ke 38, dan Indonesia ke 50. 

    3. Data indeks kinerja logistik dari Bank Dunia

    2012 (dari 155 negara) menunjukkan,Singapura ada di peringkat 1, Malaysia ke 29,

    Thailand (38), Filipina ke 52, Vietnam ke 53,dan Indonesia ke 59. 

    4. Tingkat suku bunga yang ada di negara

    ASEAN menunjukkan Singapura sebesar 0,03%, Kamboja 1,19 %, Thailand 2,75 %, Malaysia3 %, Filipina 3,5 %, Laos 5 %, Brunei 5,5 %,

    Indonesia 5,75 %.

    5. Berdasarkan pengukuran produktivitas

    tenaga kerjanya (23 negara di Asia), Indonesiahanya menempati peringka ke 15.

    6. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di

    ketahui bahwa hanya 12 persen dari seluruhangkatan kerja Indonesia yang memiliki

    standar lulusan perguruan tinggi.

    (Sumber : Republikan.com)

    Berdasarkan fakta diatas, bisa dilihatbahwa negara Indonesia sangat jauhtertinggal dibanding negara ASEAN lainnyadalam kesiapannya menghadapi pasar bebas2015. Hal ini harus segera diperbaiki danberusaha mengejar ketertinggalan yang ada.UKM yang menjadi ujung tombakperekonomian Indonesia juga harus segeradibenahi, khususnya UKM sepatu yang adadi daerah-daerah. Jika tingkat daya saingUKM sepatu yang ada di kota Medan tidakditingkatkan, maka kualitas UKM yang adaakan semakin buruk. Oleh karena itu harusdilakukan pembenahan terhadap UKM yangada sekarang ini untuk bisa bersaing dan

    berkompetisi dengan produk dari Negaralain, jika tidak maka UKM yang ada tidakakan bisa bersaing dengan UKM yang ada dinegara lain.

    1.1. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakangpermasalahan yang ada, diketahui bahwatingkat daya saing dan produktivitas usahakecil dan menengah (UKM) di Indonesiamasih sangat jauh dibanding negara lainnya,khususya UKM sepatu yang ada di kotaMedan. Oleh karena itu akan dilakukanpenelitian dan pengkajian untuk

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    4/24

     

    644  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    mendapatkan strategi perbaikan secaraberkesinambungan dengan konsep Kaizen.

    1.2. Tujuan Penelitian 

    Penelitian ini bertujuan untuk mencaristrategi dalam pengelolaan dan prosesproduksi usaha kecil dan menengah (UKM)sepatu di kota Medan dalam kaitan untukmeningkatkan produktivitas dan dayasaingnya.

    1.3. Pembatasan Masalah

    Batasan masalah yang digunakan dalampenelitian ini adalah:1.  Jumlah usaha kecil dan menengah (UKM)

    yang akan diteliti sebanyak 30 UKM.2.  Penelitian ini hanya mencari solusi

    strategis yang dapat dikembangkan didalam peningkatan daya saing UKM.

    3.  Perbaikan yang dilakukan akanmemfokuskan pada aspek keteknikan.

    2.  TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Strategi dan Daya saing

    Menurut kamus besar bahasa indonesia(KBBI), strategi diartikan sebagai ilmu danseni menggunakan semua sumber dayabangsa untuk melaksanakan kebijaksanaantertentu dalam perang dan damai.Sedangkan beberapa pengertian lainmengenai daya saing, yaitu:1.  Menurut Council of Competitiveness,

    Washington DC, pada tahun 2006, dayasaing adalah kapasitas bangsa untukmenghadapi tantangan persaingan pasarinternasional dan tetap menjaga ataumeningkatkan pendapatan riil-nya.

    2.  Menurut European Commission  padatahun 1999, daya saing diartikan sebagaikemampuan menghasilkan produk barangdan jasa yang memenuhi pengujian

    internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara tingkatpendapatan yang tinggi danberkelanjutan, atau kemampuan daerahmenghasilkan tingkat pendapatan dankesempatan kerja yang tinggi dengantetap terbuka terhadap persainganeksternal.

    2.2.  Strategi Peningkatan Daya SaingUKM  

    Permasalahan usaha kecil dan menengah(UKM) di Indonesia pada umunya relatif

    sama. Namun penentuan strategi untuk

    peningkatan daya saing, tetap harusmeneliti UKM secara detail danberkesinambungan agar tercipta suatu solusidalam memenangkan persaingan yang ada.Oleh karena itu ada beberapa langkah yang

    bisa ditawarkan, agar UKM bisa menjagadan memenangkan persaingan, yaitu:1.  Konsisten menjaga kualitas produk.2.  Tambahkan daya saing UKM melalui

     packaging produk yang menarik.3.  Berani bersaing dari segi harga.4.  Menjaga loyalitas konsumen.

    2.3. Memenangkan persaingan dengan pemanfaatan manusia

    Sumber daya manusia (SDM) di dalamoraganisasi perusahaan merupakan kuncikeberhasilan perusahaan, karena pada

    dasarnya sumber daya manusia yangmerncang, memasang, mengopersaikan danmemelihara dari sistem integral dariperusahaan [1]. Langkah pertama untukmenang melalui manusia berdasarkanKaizen  adalah dengan menempatkanprioritas yang lebih tinggi pada sumber dayamanusia dibandingkan sebelumnya. Enambidang yang berharga untukdipertimbangkan oleh organisasi dalamusaha meraih tujuan untuk menang melaluimanusia dengan menggunakan Kaizen adalah [2]:

    1. 

    Kebijaksanaan perekrutan dan seleksiyang melibatkan semua karyawan.2.  Peresmian program yang melibatkan

    perusahaan, departemen tim dananggota secara individual.

    3.  Program pendidikan dan pengembanganyang terus berlangsung sehinggamemberikan dorongan kepada semuakaryawan untuk memiliki berbagaikeahlian serta membantu mereka untuksepenuhnya mewujudkan potensi.

    4.  Sistem penilaian yang mengembangkanmanusia dan meningkatkan kerjasamadiantara mereka.

    5. 

    Sistem penghargaan yang memotivasidan tidak terpisah-pisah.

    6.  Program tanpa henti untuk peningkatanyang terus-menerus (Kaizen) yangmeningkatkan setiap bidang pekerjaandan melibatkan semua orang.

    2.4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

    Dalam perspektif perkembangannya, UKMdapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat)kelompok yaitu [3]:1.  Livelihood Activities, merupakan UKM

    yang digunakan sebagai kesempatankerja untuk mencari nafkah, yang lebih

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    5/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 645

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    umum dikenal sebagai sektor informal.Contohnya adalah pedagang kaki lima 

    2.  Micro  Enterprise, merupakan UKM yangmemiliki sifat pengrajin tetapi belummemiliki sifat kewirausahaan 

    3. 

    Small Dynamic Enterprise, merupakanUKM yang telah memiliki jiwakewirausahaan dan mampu menerimapekerjaan subkontrak dan ekspor 

    4.  Fast Moving Enterprise, merupakam UKMyang telah memiliki jiwa kewirausahaandan akan melakukan transformasimenjadi Usaha Besar (UB) 

    Salah satu produk hukum yang menjadiacuan dan perkembangan bagi UKM diIndonesia adalah Undang-undang No. 20Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, danMenengah, dengan definisi pada Tabel 2.

    Tabel 2. Definisi dan Kriteria UKM MenurutUU No 20 Tahun 2008 

    Organisasi  JenisUsaha 

    Kriteria 

    Kementerian

    Koperasi danUKM

    (Undang-undang No. 20

    tahun 2008)

    UsahaKecil

     Kekayaan bersih(tidak termasuk

    tanah&bangunan)lebih dari Rp.50

     juta sampaipaling banyak Rp.

    500 juta Hasil penjualan

    tahunan(Omset/tahun)

    Lebih dari Rp.300 juta sampai

    dengan palingbanyak Rp. 2,5

    Milyar

    UsahaMene

    ngah

      Kekayaan bersih

    (tidak termasuktanah &

    bangunan) lebihdari Rp. 500 juta

    sampai denganpaling banyak Rp.

    10 Milyar  Hasil penjualan

    tahunan

    (Omset/tahun)lebih dari Rp. 2,5

    Milyar sampaidengan paling

    banyak Rp. 50Milyar

    (Sumber :InfoUKM.wordpress.com)

    2.5. Kaizen

    Kaizen berasal dari kata kai  yang berartiperubahan dan  zen  yang berarti menjadilebih baik. Istilah ini mencakup pengertianperbaikan yang melibatkan semua aspek,

    baik manusianya, manajerialnya, dan juga

    mencakup permasalahan biaya [4]. FilsafatKaizen berpandangan bahwa cara hidup kitaapakah itu kehidupan kerja atau kehidupansosial maupun kehidupan rumah tanggahendaknya berfokus pada upaya perbaikan

    secara terus menerus. Konsep Kaizenmenjelaskan mengapa perusahaan tak dapattetap statis untuk jangka waktu lama diJepang. Manajemen Barat, di sisi lain,memuja inovasi: perubahan besar-besaranmelalui terobosan teknologi; konsepmanajemen atau teknik produksi mutakhir.Kaizen adalah pendekatan dengan resikodan biaya yang relatif rendah.

    2.6. Konsep Utama Kaizen

    Manajemen harus belajar untukmenerapkan konsep dan sistem yang

    mendasar tertentu dalam rangkamewujudkan strategi Kaizen, yaitu [4]:· Kaizen dan manajemen· Proses versus hasil· Siklus PDCA/SDCA· Mengutamakan kualitas· Berbicara dengan data· Proses berikut adalah konsumen

    2.7. Tiga Aturan Dasar PenerapanKaizen

    Semua orang di dalam perusahaan harus

    bekerja sama dalam mematuhi tiga aturandasar penerapan Kaizen  di tempat kerja,yaitu [4]: 1. Penataan2. Penghapusan3. Standarisasi

    2.8. Gemba Kaizen

    Gemba dalam bahasa Jepang berartitempat yang sebenarnya atau tempatdimana kejadian terjadi. Pendekatan baruyang kita sebut saja sebagai pendekatanberpusat gemba, dimana gemba

    bertanggung jawab tidak hanya terhadapproduksi namun juga kualitas dan biaya,sedangkan staf membantu mereka daripinggir. Kondisi yang dibutuhkan untuktercapainya penerapan pendekatan terpusatgemba ada tiga, yaitu [4]:1.  Manajemen gemba harus menerima

    tanggung jawab dalam mencapaikualitas, biaya, dan penyerahan (quality,cost, delivery/ QDC ).

    2.  Gemba harus diberi ruang gerak yangcukup untuk melakukan Kaizen.

    3.  Manajemen hendaknya menerapkan

    target untuk gemba, namun dia juga

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    6/24

     

    646  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    harus mempertanggung jawabkanhasilnya.

    2.9 Konsep Training Within Industri

    (TWI)Konsep TWI merupakan suatu konsep

    yang berasal dari Amerika dan sukses besardi Jepang bersama Toyota Coorporation yang erat kaitannya dengan Kaizen. Konsepdasar dari TWI adalah sebagai berikut [5]:1.  Menghargai manusia: Bila kita

    mengerjakannya, pasti bisa. Berkeinginanuntuk menghadapi tantangan.

    2.  Pendekatan secara ilmiah: Melihatpekerjaan secara rasional.

    3.  Berkontribusi pada negara: Melakukankontribusi yang lebih kepada negara.

    Sedangkan karakter dari TWI adalah sebagaiberikut:1.  Terstruktur. Bahan pelatihan TWI dibuat

    standar, mudah dipelajari danmudah digunakan.

    2.  Dilakukan dengan cara diskusi danpraktek.

    3.  Mengutamakan kemampuan (skill )dibandingkan dengan pengetahuan.Intinya adalah bagaimana supaya bisamelakukannya (praktek).

    4.  Prosedur pelatihan yang mudah dansegera praktek.

    Adapun metode ini menitikberatkan padaaspek manusia khususnya manajemenpimpinan untuk bisa mengetahuipengarahan kerja ( job instruction), metodekerja ( job method ), dan hubungan kerja ( jobrelation), selain itu akan diajarkan programkeselamatan kerja ( job safety ).

    2.10. Sistem Production TechnologyCourses (P-Course)

    Konsep ini merupakan kelanjutan dari

    konsep TWI pada Toyota Motor Company .Konsep P -Courses  memiliki 4 fokus utama,yaitu studi waktu, studi gerakan, analisisoperasi, dan analisis proses [5].

    2.11. Hasil Penelitian Serupa MengenaiUsaha Kecil dan Menengah (UKM)

    1.  Hasil penelitian yang dilakukan pada UKMsepatu di Kota Semarang yang meneliti 5hipotesis kepemimpinan, dimana hasilpenelitian ini menyatakan orientasikepemimpinan berpengaruh terhadapkemajuan UKM [6].

    2.  Hasil penelitian di UKM sepatu diDenpasar Barat, dimana dilakukanpengujian variabel tenaga kerja, harga,teknologi, dan modal yang berpengaruhbesar pada perkembangan UKM. Hasil

    yang diperoleh bahwa tenaga kerjamenjadi suatu faktor terbesar dalammemberi pengaruh untuk UKM [7].

    3.  METODOLOGI PENELITIAN

    Objek penelitian ini adalah strategi dalampengelolaan dan proses produksi usaha kecildan menengah (UKM) sepatu di kota Medandalam kaitan untuk meningkatkanproduktivitas dan daya saingnya dengankonsep Kaizen. Jenis penelitian ini adalahpenelitian tindakan survei yang merupakan

    penelitian yang bertujuan untuk mencaridata-data faktual yang terjadi di lapangandan melakukan perbandingan dengankondisi yang seharusnya dilakukan [8].Sampel penelitian berjumlah 30 UKM sepatudi Kota Medan dari 177 pengrajin yang ada.Proses pengambilan sampel dilakukandengan metode convinience sampling atauaccidental sampling. Pengamatan dilakukanmulai bulan maret 2014 sampai bulan mei2014. Pengumpulan data dilakukan denganpengamatan langsung kondisi UKM sepatudan melakukan wawancara terstruktur

    dimana pertanyaan yang berjumlah 34pertanyaan yang berkaitan denganpermasalahan di UKM sudah disiapkanterlebih dahulu. Pengumpulan data jugadilakukan dengan studi pustaka yangberkaitan dengan penerapan konsep Kaizendi UKM. Berdasarkan sumbernya, data akandibedakan menjadi data primer(pengamatan langsung) yaitu data tenagakerja dan pengembangannya, data prosesproduksi dan peralatan, dan layout UKM.Sedangkan data sekunder (dokumentasiperusahaan) yaitu data bantuan dari pihaklain dan data jumlah produksi dan

    pemasaran.

    3.1. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian yang digunakan dalampenelitian ini, yaitu:1.  Variabel Dependen

    Variabel dependen merupakan variabelyang menjadi fokus utama penelitian.Variabel yang termasuk dalam kategoriini, yaitu:a.  Daya saing UKM sepatu

    2.  Variabel Independen

    Variabel independen merupakan variabelyang mempengaruhi variabel dependent .

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    7/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 647

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    Variabel yang termasuk dalam kategoriini, yaitu:a.  Data yang berkaitan dengan sumber

    daya manusiab.  Data yang berkaitan dengan proses

    pembuatan sepatuc.  Data yang berkaitan dengan fasilitasd.  Data yang berkaitan dengan

    persaingan usaha

    3.2. Kerangka Konseptual

    Kerangka konseptual merupakan suatubentuk kerangka berpikir yang dapatdigunakan sebagai pendekatan dalammemecahkan masalah. Kerangka konseptualmenggunakan pendekatan ilmiah danmemperlihatkan hubungan antar variabeldalam proses analisisnya. Adapun gambar

    kerangka berpikir dalam penelitian ini dapatdilihat pada Gambar 1.

    3.3. Metode Pengolahan Data dan Analisis

    Pengolahan data dilakukan denganmetode statistik deskriptif yaitumengklasifikasikan data dan mencarimodusnya. Hal ini bertujuan untuk mencarisuatu masalah yang paling berpengaruh danmencari solusi strategisnya. Data yangdiperoleh dalam pengumpulan data maupun

    yang didapat dari hasil pengolahan datadianalisis dan dibandingkan dengan sumberreferensi yang ada dan teori-teori yangmendukung. Analisis yang akan digunakanadalah konsep Training within industry  yangbertujuan untuk meningkatkan kualitas daripemilik UKM Sepatu ataupun pengawasnyadan konsep Production Technologi Course (P -Course) yang bertujuan untukpeningkatan kualitas pekerja secarateknisnya, kemudian kedua konsep ini akandipadukan dengan konsep kaizen (Gerakan5S) untuk memperbaiki kondisi nyata daritempat pembuatan sepatu berlangsung.

    Manusia

    Proses

    Fasilitas

    Persaingan

    Usaha

    Daya Saing

    Konsep

    Kaizen

    Realisasi

    Konsep

    Kaizen

    Realisasi

    Konsep

    Kaizen

    Realisasi

    Konsep

    Kaizen

    Realisasi

     Gambar 1. Kerangka Konseptual 

    3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

    Langkah-langkah dalam pelaksanaanpenelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    8/24

     

    648  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    Studi

     pendahuluan

    Tujuan

     penelitian

    Identifikasi

    dan perumusan

    masalah

    Studi literatur 

    - Mencari kondisi yang

    sesuai dengan basis

    kaizen

    Studi lapangan

    - Melakukan

     pengamatan langsung

    - Wawancara

    Pengumpulan

    data

    Data primer

    dan data

    sekunder 

    Kondisi yang

    optimum dan

    sesuai dengan

    konsep kaizen

    Pengolahan data dengan

    membandingkan

    kondisi nyata UKM

    dengan kondisi berbasis

    kaizen, lalu melihat

     potensi yang bisa

    dilakukan oleh UKM

    sendiri, pemerintah, dan

     perguruan tinggi

    Analisis dan

    evaluasi

    Kesimpulan

    dan saran 

    Gambar 2. Block   Diagram  MetodologiPenelitian 

    4.  HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Tenaga Kerja

    Tenaga kerja menjadi salah satu bagianyang paling penting dalam peningkatan

    usaha kecil dan menengah (UKM).Pengelompokan jumlah tenaga kerjabertujuan untuk melihat skala usahatersebut. Hasil rekapitulasi pengelompokan

     jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel3.

    Tabel 3. Penggunaan Tenaga KerjaGolongan Jumlah

    UKM

    Persen

    (%)

    Keterangan

    Usaha

    19 1 3,33 Usaha Mene

    ngahSumber Pengelompokan Usaha: BPS

    Berdasarkan ke tiga puluh usaha kecil danmenengah (UKM) sepatu yang diteliti, ada33 persen dari keseluruhan jumlah UKMtersebut yang kebanyakan latar belakangpendidikan pekerjanya adalah SMA atausederajat. Sedangkan, sebesar 67 persendari keseluruhan jumlah UKM tersebut latarbelakang pendidikan pekerjanya kebanyakanadalah SD dan SMP atau sederajat. Latarbelakang pendidikan yang begitu minimseharusnya membuat pemilik UKM untuk

    mengikutkan pekerjanya untuk mengikutipelatihan-pelatihan. Namun hanya sebagiansaja pihak UKM yang melakukan itu, danhanya sedikit sekali dari jumlah pekerjayang mendapat kesempatan itu. Hasilrekapitulasi pengelompokan UKMberdasarkan tenaga kerja yang pernahmendapat pelatihan dapat dilihat pada Tabel4.

    Tabel 4. Penggolongan UKM Berdasarkan Tenaga Kerja yang Mengikuti Pelatihan 

    Golongan JumlahKota

    Penyelenggara

    Kisaran Tahun Persentase(%)< 2000 2000 -2009 2010-2014

    TidakPernah

    16 53,33

    Pernah 14 BandungSurabaya

    Medan

    4 4 6 46,67

    Sumber : Hasil Wawancara

    Hasil pengamatan dan wawancara pada sektor tenaga kerja secara keseluruhan dapat dilihatpada Tabel 5.

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    9/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 649

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    Tabel 5. Kendala yang Dihadapi Pihak UKMSepatu Berkaitan dengan TenagaKerja

    Kendala yang Berkaitan dengan Tenaga

    Kerja

    1. Stigma buruk terhadap pekerja UKM sepatu

    sehingga menyebabkan jumlah tenaga kerjasemakin hari semakin sedikit (SDM

    berkurang).

    2. Sistem kerja borongan yang menyebabkan

    tidak ada kejelasan jam kerja bagi pekerjadan aturan lain yang mengikat, sehingga

    kedisiplinan pekerja sangat rendah.

    3. Jumlah upah yang diterima pekerja dirasatidak mencukupi dengan berbagai kebutuhan

    saat ini.

    4. Latar belakang pendidikan pekerja yang

    minim (67 % masih lulusan SD dan SMP),dan hanya sedikit saja pekerja yang pernah

    mengikuti pelatihan-pelatihan tentangsepatu.

    5. Tidak adanya sitem kerja menyebabkan tidakadanya jaminan kecelakaan dan keselamatan

    kerja yang diterima pekerja dan pekerja bisadiberhentikan kapan saja.

    6. Motivasi pekerja yang sangat rendahsehingga produktivitas pekerja sangat

    rendah.

    Sementara itu, secara teorinya Cane [2]menjelaskan bahwa bagian utama daripemikiran ulang yang mencakup persoalan intidan strategi sumber daya manusia adalah:  Bagaimana memotivasi manusia.  Bagaimana memberikan penghargaan

    pada manusia.  Bagaimana mendidik manusia.  Bagaimana mengembangkan manusia.

    Berdasarkan bagiannya, ada 2 bagian besardalam pengembangan sumber daya manusia,yaitu masalah kepemimpinan dan masalahkaryawan. Ada lima syarat untuk menjadipemimpin yang baik, yaitu:1. Memahami pekerjaan.2. Memahami tanggung jawab.3. Terampil memberikan instruksi.4. Terampil mengembangkan metode.5. Terampil bekerja dengan orang lain.

    Menurut survei Badan Perencanaan NasionalAmerika, menjelaskan bahwa setiap karyawanharus memiliki beberapa sikap dan motivasiuntuk bisa mengembangkan organisasinyaatupun perusahaannya, antara lain:1. Intelegensi / Kreativitas2. Kemampuan interpersonal3. Kemampuan mempelajari dan

    menerapkan teknologi baru4. Kemampuan bekerja dalam tim5. Kepercayaan diri6. Kemampuan berkomunikasi

    7. Inisiatif.

    8. Kepemimpinan9. Disiplin10. Kemampuan memecahkan masalah11. Kedewasaan12. Komitmen pada perusahaan

    13. Ketertarikan pada pekerjaan14. Ambisi15. Kemampuan berorganisasi16. Kemampuan presentasi17. Pengalaman18. Kemampuan komputer19. Kemampuan bahasa asing20. Fleksibilitas.

    Ada enam langkah yang patutdipertimbangkan oleh organisasi atauperusahaan dalam usaha untuk meraihtujuan dan menang melalui manusia denganmenggunakan Kaizen adalah:

    1. 

    Kebijaksanaan perekrutan dan seleksiyang melibatkan semua karyawan.

    2.  Peresmiaan program yang melibatkanperusahaan, departemen tim, dananggota secara individual.

    3.  Pogram pendidikan dan pengembanganyang terus berlangsung sehinggamemberikan dorongan kepada karyawanuntuk memiliki berbagai keahlian sertamembantu mereka untuk sepenuhnyamewujudkan potensi.

    4.  Sistem penilaian yang mengembangkanmanusia dan meningkatkatkan kerja

    sama diantara mereka.5. 

    Sistem penghargaan dan motivasi yangtak terpisahkan.

    6.  Program tanpa henti untuk peningkatanyang terus-menerus (Kaizen) yangmeningkatkan setiap orang danmelibatkan setiap orang.

    4.2. Proses

    Hasil pengamatan dan wawancara padasektor proses meliputi 4 bagian utama,yaitu:1.  Standar operasi prosedur (SOP), kurang

     jelas dan tidak ada visual display K3.Pada UKM sepatu yang diteliti tidak adaperaturan yang jelas yang memberikangambaran proses ataupun gambarankedisiplinan pekerja. Pekerja yang barubergabung dengan salah satu UKM akanbelajar secara otodidak dengan hanyamemperhatikan para seniornya, tanpaada petunjuk yang jelas tentang langkahpengerjaan ataupun cara yang dipakai.Kondisi pekerja yang belum mahirataupun baru bergabung pada umumnyabelum diberi kesempatan untukmengerjakan produk sepatu secaraborongan, namun hanya diberi tugas

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    10/24

     

    650  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    untuk mengerjakan beberapa produksesuai arahan pekerja yang lain untukmeningkatkan kemampuannya dalammembuat sepatu terlebih dahulu. Selaintidak adanya SOP, pada UKM sepatu ini

     juga tidak ada terlihat adanya peraturanmengenai pekerja ataupun visual  display  mengenai K3. Hal ini menjadikan prosesdi UKM sepatu menjadi kurang dimengerti

    oleh orang awam yang mengamati dankurang memberikan tingkat kedisiplinanpada para pekerja.

    2.  Standarisasi, UKM tidak memilikistandarisasi mutu bahan dan produk.

    Hasil pengamatan terhadap mutu dapatdilihat pada Tabel 6.

    Tabel 6. Pengelompokan UKM berdasarkan Standarisasi MutuKlasifikasi Standarisasi

    Mutu ProdukStandarisasi Mutu

    Bahan BakuPersentase

    (%)

    Ada 3 3 10

    Tidak ada 27 27 90Sumber : Hasil Wawancara

    Berdasarkan data diatas diketahui bahwa90 % usaha pengrajin sepatu yang ada

    tidak memiliki mekanisme atupun suatustandar terhadap mutu produk dan bahanbakunya. Pada umumnya untuk produk,standar mutu yang digunakan hanyamelihat dari pengalaman pekerja sajatanpa ada pemeriksaan lanjutan secaradetail tentang mutu produknya. Padabahan baku, standar yang ditetapkanpihak UKM hanya dari segi harga saja,artinya pihak UKM menyakini bahwasemakin mahal harga bahan yang dibelimaka kualitas bahan baku akan semakinbagus, tanpa ada pengamatan secaralanjut dan detail.

    3. 

    Lokasi dan bangunan, sangat kecil dankotor. Lokasi ataupun luas bangunanmenjadi salah satu kendala bagi pelakuUKM. Selain sebagai tempat produksinya,bangunan UKM juga merupakan tempattinggal bagi pelaku UKM dan ada jugayang untuk pekerjanya. Pelaku UKMsering kali mencoba untuk mengaturseluruh proses produksi yang ada secaramaksimal, walaupun dengan area yangsangat kecil. Keadaan ini semakindiperparah dengan sikap para pekerjayang kurang bersih dan rapi, sehinggabanyak peralatan, bahan baku, bahanbaku setengah jadi, mesin, maupunproduk jadi berserakan tidak beraturan dilantai.

    4.  Peralatan, masih sangat sederhana dantidak ada penjadwalan perawatan danrencana inovasi teknologi. Salah satufaktor kunci dalam kesuksesanpersaingan usaha adalah penggunaanteknologi yang canggih dan effisien.Penggunaan teknologi / permesinan yangcanggih dan effisien selain akanmenghemat waktu pengerjaan produk,akan menghemat penggunaan bahan

    baku, juga akan meningkatkan kualitas

    dari sepatu itu sendiri. Padakenyataannya, hampir seluruh UKM

    sepatu yang diteliti masih menggunakanperalatan ataupun teknologi yang manualdan sangat sederhana, hanya 2-3 UKMsaja yang sudah melakukan peningkatankemampuan teknologinya / peralatannya(inovasi teknologi) menjadi semiotomatis. Kondisi peralatan yang ada diUKM sepatu saat ini semakin diperparahdengan tidak adanya jadwal perawatanmenyeluruh secara rutin. Perawatanhanya dilakukan dengan memberipelumas ataupun membersihkanperalatan / mesin bagian luar saja. Hanyaada 10 % dari keseluruhan total UKM

    yang diteliti yang melakukanpembongkaran mesin / peralatan untukpemeriksaan secara menyeluruh danpada umumnya jangka waktunya kisaran6-12 bulan sekali. Sebagian besar UKMhanya melakukan hal tersebut saatmesin/ peralatan benar-benar rusak.

    Berdasarkan hasil wawancara yangdilakukan terhadap pemilik UKM Sepatuyang diteliti, pemilik UKM merasa kendalaterbesar yang dihadapi untuk sektor prosesproduksi adalah sistem manajemenpelaksanaan yang masih kurang baik yangmeliputi operasi dan produksi, tata kelola,perawatan teknologi dan inovasinya, danlainnya. Selain itu faktor SDM yangberkualitas rendah menjadi faktor kendalaberikutnya. Hal ini tercermin dari rendahnyakesadaran pekerja akan keselamatan danmutu.

    Sementara itu, secara teorinya Salah satukonsep yang sangat cocok denganpenerapannya di dalam UKM sepatu adalahkonsep yang dibentuk oleh PerusahaanToyota. Salah satu kehebatan sistem yangada pada Toyota saat ini adalah dengan

    meningkatkan produktivitas dan

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    11/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 651

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    mengeliminasi setiap pemborosan. Adaempat hal yang bisa menjadi fokus utama,yaitu:1. Studi waktu2. Studi Gerakan

    3. Analisis operasi4. Analisis proses

    Aljuren secara umum menjelaskan adadelapan kunci utama dalam pelaksanaanproses Kaizen  yang baik sesuai denganToyota way , yaitu:1.  Menghasilkan produk sesuai dengan

     jadwal yang didasarkan pada permintaanpelanggan. Sistem Kaizen  baisanyamenghasilkan produksi sesuai denganpesanan pelanggan dengan systemproduksi tarik ( pull system) yang dibantudengan menggunakan kartu kanban.

    2. 

    Memproduksi dalam jumlah kecil (smalllot size). Hal ini akan menghemat biayadan sumber daya selain menghilangkanpersedian barang dalam proses yangmerupakan sejenis pemborosan yangdapat dihindari dengan menggunakanpenjadwalan proses produksi dan jugamenggunakan pola produksi campurmerata (Heijunka). Heijunka  adalahmemproduksi bermacam-mcam dalamsatu lini produksi.

    3.  Menghilangkan pemborosan padapersediaan, pembelian dan penjadwalan

    dengan menggunakan sistem kartukanban yang smendukung sistemproduksi tarik.

    4.  Memperbaiki aliran produksi. Penataanproduksi dilakukan dengan berpedomanpada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S yang antara lain: Seiri , Seiton, Seiso,Seiketsu, Shitsuke.

    5.  Menyempurnakan kualitas produk. Salahsatunya untuk menyempurnakan kualitasproduk dengan melihat prinsipmanajemen yaitu memeliharapengendalian proses.

    6.  Orang-orang yang tanggap penerapan

    sistem Kaizen ini tidak lagi menggunakanpilar keuangan, pemasaran, SDM, tapimenggunakan lintas fungsi atau lintasdisiplin sehingga seluruh karyawan harusmenguasai seluruh bidang dalmperusahan sesuai dengan jenjang dankedudukannya.

    7.  Menghilangkan ketidakpastian. Carauntuk menghilangkan ketidakpastiandengan pemasok dengan cara menjalinhubungan abadi dan memilki satupemasok yang lokasinya berdekatandengan perusahaan yang masih kerabatdengan pemilik perusahaan, sedangdalam proses produksi dengan cara 

    menerapkan sistem produksi tarik denganbantuan kartu kanban dan produksicampur merata (Heijunka).

    8.  Penekanan pada pemeliharaan jangkapanjang. Karakteristik pemeliharaan

    dengan berpegang pada kontrak jangkapanjang, memperbaiki mutu, fleksibilitasdalam mengadakan pesanan barang,pemesanan dalam jumlah kecil yangdilakukan berkali-kali, mengadakanperbaikan secara terus menerus danberkesinambungan.

    Pemborosan menjadi suatu hal yang palingdiperhatikan dalam proses perbaikan dengankonsep Kaizen. Bedasarkan Sistem ProduksiToyota (TPS), ada 7 kategori yang termasukpemborosan yang harus dihilangkan, yaitu:1.  Kelebihan produksi  (Over Production),

    antara lain:  Bahan baku dan persedian yang

    banyak (berlebihan).  Penambahan areal penyimpanan dan

    penanganan.  Investasi modal yang tidak diperlukan

    menyangkut mesin-mesin danperalatan lainnya.

      Meningkatnya produk yang cacat.  Penambahan overhead .  Kebutuhan tenaga kerja yang

    berlebihan.  Membingungkan penentuan prioritas

    dalam process produksi.2. 

    Transportasi, seperti :  Kerusakan material dalam proses

    transportasi dari suatu tempat ketempat lain.

      Kehilangan waktu dalam proses

    transportasi.  Kehilangan material.  Kesalahan material yang dipindahkan.  Tempat penyimpanan yang diperlukan

    untuk material yang sedangmenunggu untuk dipindahkan.

      Kesemrawutan di areal shopfloor  

    3.  Motion/ pergerakan , seperti :

     

    Pergerakan yang berat dan berlebihanakan berpotensi mengakibatkancedera.

      Pemborosan waktu disebabkan layoutstasiun kerja yang tidak efektif,sehingga alur pergerakan material,part, produk dan peralatan yang tidakefektif.

      Kehilangan waktu dan cedera yangdisebabkan perpindahan barang-barang berat secara manual yangdilakukan secara berulang.

      Proses perakitan secara rutin yang

    tidak terkoordinasi dengan baik dalamsuatu team kerja sehingga akan

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    12/24

     

    652  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    mengakibatkan produktifitas danqualitas menurun.

    4.  Menunggu (waiting), seperti:•  Bertambahnya lead time  alat yang

    tidak terpakai dan alat yang

    menganggur.•  Terjadinya botleneck  proses

    •  Rendahnya input produksi di daerahhilir dari suatu proses prdoduksi.

    •  Utilisasi tenaga kerja dan alat dalam

    proses produksi tidak optimal5.  Proses Berlebihan (over process), seperti:

    •  Timbulnya barang rusak dankehilangan waktu yang disebabkankarena rancangan yang kurang baikatau proses pengerjaan yang tidakefektif.

    •  Barang rusak atau yang dikerjakan

    ulang dengan tidak memiliki

    spesifikasi yang tidak jelas.•  Adanya pekerjaan penyimpanan dan

    penanganan tambahan barang yangberstatus “work-in-process”. 

    •  Pengerjaan ulang karena terjadinya

    perubahan pesanan setelah prosesproduksi dimulai.

    •  Extra  penggunaan peralatan yangmembutuhkan lead time dan konsumsienergi yang berlebihan.

    •  Productivitas menurun.6.  Inventory , seperti :

    •  Kehilangan produktivitas penggunaan

    areal penyimpanan persediaan bahan.• 

    Berpotensi menyebabkan kesalahanterhadap produk,

    •  Modal yang menganggur.

    •  Mempertinggi lead time process.•  Mempertinggi biaya perawatan dan

    penanganan persediaan.•  Berpotensi terhadap kerusakan

    persediaan•  Kesemrawutan dalam sistem

    penelusuran7.  Kerusakan/ Cacat (Defect ), seperti :

    •  Berkurangnnya bahan baku, yangmenyebabkan kekurangan material

    yang diperlukan.

    •  Pemborosan terhadap waktu dalampembuatan ulang atau perbaikanproduk yang rusak.

    •  Peningkatan waktu tunggu terhadap

    proses berikutnya yang

    mempengaruhi penambahan biayadan lead time.•  Pekerjaan rework   merupakan suatu

    yang tidak berguna karena dapatmeningkatkan biaya operasional

    •  Sortasi produk cacat dari produk yangditerima

    4.3. Fasilitas

    Fasilitas menjadi salah satu faktor kuncikeberhasilan pihak UKM untuk bisa tetapbertahan dan terus berkontribusi untukmasyarakat sekitar. Fasilitas yang dimaksud

    adalah fasilitas penunjang sekitar UKMseperti jalan, air dan listsrik, dan jugafasilitas bantuan yang pernah di terima olehpihak UKM, baik berupa promosi, bantuandana, peralatan ataupun bentuk bantuanlainnya. Hasil rekapitulasi persepsi pihakUKM yang diteliti mengenai kualitas saranaumum yang ada di daerahnya dapat dilihatpada Tabel 7.

    Tabel 7. Persepsi Kepuasan Pelaku UsahaUKM terhadap Prasarana Umum

    KategoriPrasarana Umum

    Jalan Listrik Air

    Puas 1 0 1Cukup 23 0 16

    Tidak Puas 6 30 13Sumber : Hasil Wawancara

    Selain masalah prasarana umum, hasilrekapitulasi mengenai bantuan yang pernahditerima pihak UKM selama berdiri yangberasal dari pemerintah ataupun pihakswasta atupun bank dapat dilihat pada Tabel8.

    Tabel 8. Fasilitas Bantuan yang Pernah Diterima 

    Jenis

    Bantuan

    Jumlah

    UKM

    Persentase (%)

    (Per 30 UKM yang diteliti)

    Kemudahan Akses Berita dan

    Pengurusan Bantuan yang Diterima

    Mudah Susah Tidak Tau

    Dana 8 26,67 5 3

    Promosi 7 23,33 1 6

    Peralatan 2 6,67 1 1

    Tidak Pernah

    sama sekali

    17 56,67 1 8 8

    Sumber : Hasil Wawancara

    Berdasarkan data diatas dapat diketahuibahwa sebagian besar UKM sepatu yang diteliti belum pernah menerima bantuan baikdari pihak pemerintah maupun pihak swasta,

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    13/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 653

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    baik yang berbentuk kredit usaha (dana),promosi produk sepatu ataupun dalambentuk peralatan. Sebagian besar penerimabantuan juga merasa proses yangdibutuhkan untuk menerima bantuan

    tersebut masih dirasa cukup sulit, sehinggakedepannya harus lebih diperhatikan lagi.Hasil pengamatan dan wawancara padasektor fasilitas secara umum dapat dilihatpada Tabel 9.

    Tabel 9. Harapan Kemudahan FasilitasKepada Pemerintah dan Swasta 

    Harapan Kemudahan Fasilitas KepadaPemerintah dan Swasta 

    1. Pihak UKM berharap bantuan dalam

    penyediaan sumber daya manusia, bukanhanya dari segi jumlahnya tetapi juga dari

    segi kualitasnya.

    2. Pihak UKM berharap bantuan dalam prosespemasaran produk sepatu mereka, agarpenjualan bisa konstan, tidak terlalu

    fluktuatif.

    3. Pihak UKM berharap bantuan dalam izin

    penggunaan dan pendaftaran merek lebihdipermudah.

    4. Pihak UKM berharap bantuan untukmenstabilkan harga bahan baku dan

    menjamin ketersediaan bahan baku.

    5. Pihak UKM berharap bantuan baik berupakredit usaha/dana, peralatan, maupun

    dalam bentuk promosi.

    6. Pihak UKM berharap bantuan dalam

    pengadaan tempa usaha yang lebih luas lagi

    untuk mempermudah proses produksi.7. Pihak UKM berharap untuk dilakukan

    pembinaan pelaku UKM secara

    berkesinambungan.

    8. Pihak UKM berharap agar segala bentuk

    pungutan yang sering melanda pelaku UKMdiperjelas dan dibuat aturan yang lebih jelas

    lagi.

    Berdasarkan hasil wawancara yangdilakukan terhadap pemilik UKM Sepatuyang diteliti, pemilik UKM merasa kendalaterbesar yang dihadapi untuk sektor fasilitasadalah masih rumitnya proses birokrasi

    dalam pengurusan izin ataupun bantuan,dan ketidaktauan serta ketidakmampuanSDM UKM (pemilik) untuk membuat laporankeuangan yang benar dan baik. Faktorkendala berikutnya yang juga menjadihambatan ialah infrastruktur umum yangmasih jauh dari harapan.

    Secara teorinya, Fasilitas yang dimaksuddisini bukanlah merupakan fasilitas yang adadi UKM ataupun tempat usaha, melainkanmerupakan fasilitas ataupun saranapenunjang eksternal bagi kemajuan usaha,seperti sarana umum (jalan, listrik, ataupunair), fasilitas bantuan dari pemerintah

    ataupun pihak swasta (modal, peralatan,promosi), peraturan yang berlaku, danlainnya. Secara konsep Kaizen  tidak adapedoman yang spesifik mengenai konsepperbaikan dengan fasilitas yang dimaksud,

    tetapi konsep Kaizen mengemukakan bahwaperbaikan dilakukan secara terus menerusbaik secara internal maupun eksternal. Halini berarti perbaikan juga dilakukan denganpihak eksternal dengan tujuan untukmempermudah kondisi internalnya. Misalnyamenjalin hubungan yang erat denganpenyedia / vendor , dengan pihak marketing ataupun dengan pihak pemerintah atauswasta yang memiliki hunbungan baiksecara langsung ataupun tidak langsungkepada pihak perusahaan / UKM. Selain itumenjalin hubungan yang lebih erat lagi bisamemberikan dampak yang lebih besar lagi

    bagi pihak UKM / perusahaan, sepertitransfer   ilmu ataupun teknologi, kerja samaberupa bantuan yang bisa berupa modal,peralatan ataupun sumber dayamanusianya, peraturan ataupun izin lainnyayang akan mempermudah ekspansi bisnisyang dilakukan.

    4.4. Persaingan Usaha

    Persaingan usaha merupakan suatukewajaran dewasa ini, dimana setiap usahayang memiliki potensi yang besar akan

    dijalankan oleh banyak orang dan setiaporang akan bersaing, baik secara intenalmaupun eksternal untuk bisa tetap bertahandan berkembang. Kebanyakan UKM sepatuyang diteliti masih merasa optimis denganusaha yang sedang dijalaninya meskipunkondisi dan dukungan yang sangat minim.Adapun hasil rekapitulasi mengenai persepsitingkat persaingan usaha di antara parapelaku UKM dapat dilihat pada Tabel 10.

    Tabel 10. Tingkat Persaingan Usaha Item Jumlah Persentase

    (%)

    Terasa Ketat 16 53,33Biasa 10 33,33

    Tidak Terasa

    Ketat

    4 13,33

    Sumber : Hasil Wawancara

    Adapun pendapat pelaku UKM tentangrencana usahanya dapat dilihat pada Tabel11.

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    14/24

     

    654  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    Tabel 11. Pendapat Pengusaha Tentang Rencana Usahanya 

    Prospek

    Baik?

    Ingin Pindah

    Usaha?

    Komponen Biaya yang

    Paling Memberatkan Jenis-jenis Usahayang Ingin Dituju

    Ya Tidak Ya TidakBahan

    Baku

    Upah

    Pekerja

    umlah UKM 27 3 9 21 30 0 1. Toko Sepatu2. Konveksi

    Persentase

    (%)

    90 10 30 70 100 0 3. Toko Kelontong

    4. Kuliner

    Sumber : Hasil Wawancara

    Berdasarkan data diatas dapat diketahuibahwa kondisi pelaku UKM sekarang ini yangsemakin merasa bahwa usahanya dalampembuatan sepatu semakin berat untukbersaing dan prospek keuntungan jugasemakin kecil. Beberapa dari pelaku UKMsepatu yang ada sekarang bahkan sudah

    memiliki keinginan untuk mengganti jenisusahanya ke usaha lainnya. Komponen biayayang sangat memberatkan adalah biayapengadaan bahan baku, dimana harga

    bahan baku setiap tahunnya naik antara 50-100%. Pada tahun 2015, kondisi pelaku UKMakan semakin mengkhawatirkan, dimanaakan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean(MEA) yang akan memicu setiap negara diAsean untuk bersaing secara ekonomidengan lebih terbuka. Adapun hasil

    rekapitulasi pemahaman pelaku UKMterhadap Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)dapat dilihat pada Tabel 12.

    Tabel 12. Pemahaman Pelaku UKM Terhadap MEAKondisi Yakin UKM Anda Siap

    Bersaing?

    Pernahdengar

    danmengerti

    Pernahdengar

    tetapitidak

    mengerti

    Tidakpernah

    dengar dantidak

    mengerti

    Ya Tidak Harus AdaPerbaikan

    Jika InginBertahan

    Jumlah UKM 4 7 19 3 13 14

    Persentase (%) 13,33 23,33 63,33 10 43,33 46,67

    Sumber : Hasil Wawancara 

    Berdasarkan data diatas dapat kita lihatbahwa sebagian besar pelaku UKM sepatuyang diamati tidak pernah mendengar dantidak mengetahui mengenai MasyarakatEkonomi Asean (MEA) yang akandilaksanakan pada tahun 2015. Hanya 10 %saja, pelaku UKM yang siap untukmenghadapi pasar bebas Asean tersebut.Sebagian besar pelaku UKM pesimis untukbisa bersaing dengan negara lain, apalagi

     jika respon pemerintah terhadap UKM masisama seperti biasanya.

    Berdasarkan hasil wawancara yangdilakukan terhadap pemilik UKM Sepatuyang diteliti, pemilik UKM merasa kendalaterbesar yang dihadapi untuk sektorpersaingan usaha adalah ketidakstabilanharga bahan baku dan harga jual produksepatu, serta jumlah pengrajin sepatu yangsemakin banyak. Faktor berikutnya yangmenjadi kendala adalah ketidakpekaan parapelaku UKM terhadap informasi terkini dan

    persaingan global.

    Secara teorinya, konsep yang diajarkanoleh Kaizen  adalah perbaikan yangberkesinambungan pada seluruh aspek yangmenekankan pada peningkatan produktivitasdan pengeliminasian segala sesuatutindakan yang tidak memberikan nilaitambah (pemborosan). Selain kedua haltersebut, konsep Kaizen  juga mengajarkanuntuk berorientasi pada kepuasan pelanggan(mutu) dan kerja sama yang erat kepadapihak eksternal yang ada. Semua inimenjadikan konsep Kaizen  menjadi konsepyang sangat kompleks, selain untukmemberikan perubahan dalam konsepproduksi, juga akan memberikan konseppersaingan usaha yang matang. KonsepKaizen  yang menjadi dasar dalampersaingan usaha dan produksi padamulanya diperkenalkan oleh Dr W EdwardDeming, yang merupakan ahli survey dariAmerika yang membuat 15 kunci sukses,yaitu:

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    15/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 655

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    1.  Berorientasi pada pelanggan.2.  Pengendalian mutu secara menyeluruh

    (Total Quality Management )3.  Robotik4.  Gugus kendali mutu

    5. 

    Sistem saran6.  Otomatisasi7.  Displin ditempat kerja8.  Pemeliharan produktiftas9.  Kanban10.  Penyempurnaan dan perbaikan mutu11.  Tepat waktu12.  Tanpa cacat13.  Kegiatan kelompok kecil14.  Hubungan kerjasama antara manajer

    dan karyawan15.  Pengembangan produk baru

    4.5. Kesimpulan AwalBerdasarkan pengumpulan dan

    pengolahan data serta analisis yangdilakukan, diperoleh beberapa kesimpulanawal penelitian ini, antara lain:1.  Hasil wawancara terstruktur yang

    dilakukan diperoleh beberapa hasilpengamatan mengenai kendala yang ada,yaitu:a.  Sektor tenaga kerja : kendala yang

    sangat menghambat adalah ketiadaanpekerja (jumlah yang sedikit). Hal inisemakin diperparah dengan kualitas

    dan kedisiplinan para pekerja yangrendah, serta sistem kelolamanajemen yang kurang baik.

    b.  Sektor proses produksi : kendala yangsangat menghambat adalah sistemmanajemen pelaksanaan yang masihkurang baik yang meliputi operasi danproduksi, tata kelola, perawatanteknologi dan inovasinya, dan lainnya.Faktor berikutnya adalah SDM yangberkualitas rendah, yang tercermindari rendahnya kesadaran pekerjaakan keselamatan dan mutu.

    c.  Sektor fasilitas : kendala yang sangat

    menghambat adalah masih rumitnyaproses birokrasi dalam pengurusanizin ataupun bantuan. Faktorberikutnya adalah ketidaktauan sertaketidakmampuan SDM UKM (pemilik)untuk membuat laporan keuanganyang benar dan baik. Faktorberikutnya adalah infrastruktur umumyang jauh dari harapan.

    d.  Sektor persaingan usaha : kendalayang sangat menghambat adalahketidakstabilan harga bahan baku danharga jual produk sepatu, serta

     jumlah pengrajin sepatu yang semakinbanyak Faktor berikutnya adalah

    ketidakpekaan para pelaku UKM(SDM) terhadap informasi terkini danpersaingan global.

    2.  Berdasarkan point pertama, dilihat bahwafaktor sumber daya manusia (SDM), baik

    tenaga kerja maupun pemilik menjadikendala pada keempat sektor yangdibahas. Hal ini menjadikan faktor SDMsangat dominan terhadap permasalahanyang ada di UKM.

    3.  Hasil penelitian ini didukung oleh duapenelitian terdahulu mengenai faktorSDM yang mempengaruhi kinerja UKMyang ada, yaitu:  Penelitian yang dilakukan oleh

    Mohamad Soleh pada tahun 2008yang menganalisis strategi inovasi dandampaknya terhadap kinerjaperusahaan dengan studi kasus UKM

    manufaktur yang ada di Semarang.Pengujian menghasilkan 5 hipotesis,yaitu:1.  Orientasi kepemimpinan dapat

    memberikan pengaruh positifterhadap strategi inovasi.

    2.  Orientasi kepemimpinanberpengaruh positif terhadaptingkat investasi.

    3.  Orientasi kepemimpinanberpengaruh positif terhadapkinerja perusahaan.

    4.  Strategi inovasi dapat memberikan

    pengaruh positif terhadap tingkatinvestasi.5.  Tingkat investasi dapat

    memberikan pengaruh positifterhadap kinerja perusahaan.

    Hasil penelitian ini sendiri menjelaskanbahwa semua hipotesis yang adaditerima, yang berarti semua memilikikorelasi yang positif dan signifikan.Hasil kesimpulan yang dapat diambiladalah bahwa faktor orientasikepemimpinan pada suatu perusahaanbaik yang sekala besar atau UKMmempengaruhi secara langsung dan

    memiliki korelasi hubungan yangcukup besar terhadap kinerja dariperusahaan, inovasi dan investasinya.

      Penelitian yang dilakukan oleh AgusJati Kesumadinata dan Dewa Nyomanpada tahun 2011 yang mengkajihubungan faktor yang berpengaruhterhadap produksi kerajinan sepatu dikecamatan Denpasar Barat. Pengujianakan menguji 4 faktor yang akanmempengaruhi produktivitas UKM.Penelitian ini menghasilkan beberapakesimpulan yaitu:1.  Tenaga kerja, modal kerja, dan

    teknologi secara bersama-sama

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    16/24

     

    656  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    berpengaruh secara signifikanterhadap produksi sepatu diKecamatan Denpasar Barat dengannilai F hitung (477,170) > F tabel(3,32) dengan nilai signifikansi

    0,000 < 0,05. Koefisiendeterminasi sebesar 0,98.2.  Variabel tenaga kerja (X1), modal

    kerja (X2), teknologi (D1), danharga jual (X3) secara parsialberpengaruh positif dan signifikanterhadap produksi sepatu (Y). Halini dapat dibuktikan dari nilaithitung > nilai t tabel.  Untuk variabel tenaga kerja,

    nilai t hitung=10,396 > ttabel=2,042 maka H0 ditolak,sehingga tenaga kerja memilikipengaruh yang positif dan

    signifikan terhadap produksisepatu di Denpasar Barat.

      Untuk variabel modal kerja, nilai

    t hitung= 4,591 > t tabel=2,042 maka H0 ditolak,sehingga modal kerja memilikipengaruh yang positif dansignifikan terhadap produksisepatu di Denpasar Barat.

      Untuk variabel teknologi, nilai t

    hitung= 3,575 > t tabel= 2,042maka H0 ditolak, ini berartiteknologi memiliki pengaruh

    yang positif dan signifikanterhadap produksi sepatu.  Untuk variabel harga jual nilai t

    hitung= 4,156 > t tabel= 2,042maka

    3.  Variabel tenaga kerja berpengaruhdominan terhadap produksikerajinan sepatu di kecamatanDenpasar Barat, yakni sebesar85,7%.

    4.  Berdasarkan point ke dua, dan point ketiga diperoleh bahwa faktor perbaikanyang paling difokuskan adalah sumberdaya manusianya atau tenaga kerja.

    Namun faktor proses juga akan menjadifokus berikutnya. Hal ini dikarenakanpermasalahan dalam proses padaumumnya sangat berkaitan erat denganpermasalahan tenaga kerjanya.

    5.  Fokus strategi yang akan ditawarkanuntuk pemecahan masalah tenaga kerjadan proses adalah yang berkaitan denganupaya dari pihak UKM sendiri. Strategi iniakan berorientasi perbaikan secarasistem dan keteknikan.

    4.6. Analisis Hasil Penelitian

    Analisis yang akan dilakukan adalahuntuk melihat dan mengkaji apa yangmenjadi penyebab dari terjadinya masalahyang ada di UKM Sepatu di Kota Medan.

    4.6.1.Tenaga Kerja

    Ada berbagai faktor yang menjadipenyebab sehingga terjadi permasalahandalam tenaga kerja, beberapa diantaranyayaitu:1.  Pembinaan dan pengembangan UKM

    yang dilakukan oleh pihak pemerintahdan swasta belum maksimal dan tidakberkesinambungan, sehingga belum bisasecara nyata menciptakan UKM yangberkualitas dan berkompetisi.

    2. 

    Stigma buruk yang ada di kalanganpekerja UKM sepatu tidak terlepas darikondisi UKM sepatu sendiri yang terkesankumuh dan seperti buruh kasar.

    3.  Sistem kerja yang kurang baik khususnyadalam ketenagakerjaan yangmenyebabkan hak-hak hidup parapekerja di UKM sepatu sulit untukdipenuhi seperti upah yang layak,tunjangan keselamatan kerja, danlainnya.

    4.6.2.Proses

    Ada berbagai faktor yang menjadipenyebab sehingga terjadi permasalahandalam proses produksi, beberapadiantaranya yaitu:1.  Tidak adanya tujuan jangka panjang

    ataupun visi dan misi UKM untuk menjadisuatu industri yang lebih besar. 

    2.  Keterbatasan yang sangat nyata yangdialami oleh UKM-UKM sepatu di KotaMedan, baik berupa bangunan,modal/dana, peralatan, dan lainnya. Halini sulit membuat Pihak UKM untukmemikirkan masalah mutu dan perbaikan

    lainnya.3.  Konsep dari kebanyakan pemilik UKMsendiri yang mengartikan suatu inovasiadalah sebuah pergantian peralatan danlainnya, tanpa melihat adanyakesempatan untuk bisa berinovasi dalamprosesnya.

    4.7. Strategi yang Dilakukan danLangkah-langkahnya

    4.7.1. Strategi Daya Saing TenagaKerja

    Strategi yang akan dilakukan dan

    langkah-langkahnya, yaitu:

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    17/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 657

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    1.  Para pelaku UKM dan pihak pemerintahbersama pihak swasta membangunsebuah pusat pelatihan dan informasimengenai kerajinan sepatu di KotaMedan.- 

    Mengaktifkan peran koperasi usahasepatu (Kopinkra) untuk lebihberperan aktif dalam pendataan UKMbaik dari segi kebutuhan pekerja,peralatan, bahan, pemasaran, danlainnya. Peran ini harus disokongdengan baik oleh pihak UKM,pemerintah dan pihak swasta.

    -  Pihak UKM harus bekerja samadengan pemerintah dan swastamembentuk sebuah pusat pelatihandan informasi berbasis kerajinansepatu. Hal ini diharapkan bisameningkatkan kualitas tenaga kerja

    yang ada, ketersediaan informasi, danpeningkatan motif dan kualitasproduk.

    2.  Pihak UKM harus mencoba sistem kontrakkerja menggantikan sistem boronganyang biasa digunakan untuk bisamenyediakan peraturan yang lebihmengikat, kualitas karyawan yang baik,dan jaminan keselamatan bagi karyawan.-  Salah satu sistem ketenagakerjaan

    yang bisa ditawarkan adalah sistemkontrak. Sistem yang lebih mengikatini diharapkan bisa menjamin

    ketersediaan tenaga kerja sesuaikontrak yang berlaku.-  Meningkatkan kedisplinan pekerja

    dengan membuat aturan mengenaiaturan bekerja (datang, istirahat, danpulang), aturan keselamatan dankebersihan, dan aturan lainnya yangdibutuhkan.

    -  Pihak UKM menyertakan pekerjanyadalam pelatihan yang biasa di buatoleh pemerintah. Pihak UKM tidak perlutakut bahwa pekerjanya akan berhentisetelah dilatih, karena ada suatusistem kerja yang mengikat sampai

    batas yang ditetapkan.-  Peningkatan produktivitas yang akan

    dihasilkan pekerja di UKM, harusdiapresiasi dengan upah dan tunjanganyang lebih layak.

    3.  Pemilik UKM mengikuti pelatihan dengankonep Training Within Industry (TWI)untuk meningkatkan kualitaskepemimpinannya.-  Pelatihan ini bisa dipelajari sendiri

    (manual) atau juga dengan mengikutipelatihan yang dilakukan oleh pihakyang berpengalaman. Pelatihan iniakan mengajarkan 4 hal penting didalam mengatur pekerja, yaitu:  Job 

    Instruction,  Job  Methods,  Job Relations, dan Job Safety . Pemilik UKMharus tau dan mengerti keempat iniuntuk meningkatkan kualitaskepemimpinannya.

    4. 

    Melakukan penilaian performansikaryawan dengan program penghargaanberupa reward dan punishment . -  Pemilik UKM harus menilai kinerja

    pekerjanya secara berkala apakah darisegi etika, estetika, ataupunproduktivitas kerjanya. Penghargaanyang bisa diberikan bisa berupatunjangan atau upah lebih untuk yangpositif dan peringatan ataupunhukuman bagi yang negatif.

    4.7.2. Strategi Daya Saing Proses

    Strategi yang akan dilakukan danlangkah-langkahnya, yaitu: 1.  Pihak UKM harus menetapkan visi-misi

    usahanya.-  Pihak UKM harus membuat suatu

    tujuan usaha mereka dalam suatu visidan misi, dimana pemilik harusmelihat kondisi yang ada danmemperkirakan peluang pada masayang akan datang.

    2.  Melakukan program perbaikan secaraketeknikan berbasis konsep ProductionTechnology Courses (P -Course). Program

    ini bisa dilakukan sendiri (manual) atau juga dengan mengikuti pelatihan yangdilakukan oleh pihak yangberpengalaman. Pekerja sangat cocokdibekali dengan konsep ini. Metode inimerupakan cara untuk meningkatkanefisiensi dan mengurangi pemborosandalam proses produksi dengan konsepKaizen yang menekankan pada analisisoperasi, analisis gerakan, studi waktu,analisis proses secara keseluruhan.-  Analisis Operasi

    Setiap pekerja sebaikanya memahamibetul bagaimana setiap pekerjaannya

    dari tingkatan paling atas hinggaelemen paling dasar daripekerjaannya, seperti pada Gambar 3.

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    18/24

     

    658  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    Unit Analisis Kerja

    Level Pekerjaan Level Tugas Langkah Utama Unsur Kerja Detail Gerakan

    Membuat Sepatu

    Membuat Sepatu

    Bagian Atas

    Membuat Sepatu

    Bagian Bawah

    Membuat Pola

     Alas Kaki

    Merakit Sol

    dengan Alas Kaki

    Menggunting Pola Alas Kaki

    Mengambil

    Gunting

    Menggunting

    Menjulurkan

    Tangan

    Menggenggam

    Gunting

    Mengangkat dan

    Melepas

    Menarik Kembali

    Tangan

    Level Umum Detail Kecil

     Gambar 3. Uraian Proses Kerja

    Setelah itu, maka langkah selanjutnya

    adalah memadukan konsep 5W &1H ERCS,seperti pada Gambar 4, dengan suatulembar analisis kerja yang akan memberikangambaran lebih rinci mengenai tindakanyang sebaiknya dihapuskan, diperbaiki,ataupun diteruskan separti pada Tabel 13.

    5W & 1H ERCS

    Pertanyaan

    5W 1H

    Kerangka

    ERCS

    Why (Mengapa)

    What (Apa)

    Where (Dimana)

    When (Kapan)

    Who (Siapa)

    How (Bagaimana)

    Eliminate (Hapuskan)

    Combine (Gabungkan)

    Rearrange (Susun-

    ulang)

    Simply (Sederhanakan) 

    Gambar 4. Konsep 5W & 1H ERCS

    Semua analisis ini akan disatukan dalamsebuah tabel yang akan digunakan untukanalisis, seperti pada Tabel 13.

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    19/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 659

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    Tabel 13. Contoh Lembar Analisis Kerja yang dipadukan dengan Konsep 5W &1H-ERCS 

    -  Analisis GerakanAnalisis gerakan bertujuan untukmengefektifkan perpindahan dangerakan dalam bekerja untuk bisamemberikan hasil kerja yang lebih

    cepat. Analisis gerakan akanmenggunakan konsep Therblig  yangakan dipadukan dengan perbaikan-perbaikan, seperti pada Tabel 14.

    Tabel 14. Contoh Ide Therblig

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    20/24

     

    660  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    -  Studi waktuStudi waktu berguna untukmengetahui waktu standar pengerjaansuatu pekerjaan di UKM. Hal ini bisadipakai untuk membantu menganalisis

    proses yang memiliki fluktuasi waktu

    yang besar. Cara yang bisa dipakaiadalah dengan membuat formulirpengamatan waktu, seperti pada Tabel15.

    Tabel 15. Contoh Formulir Pengamatan Waktu 

    -  Bagan Kerja TerstandartKerja terstandar adalah prosespenggabungan analisis waktu, analisisgerakan dan kerja dalam satuformulir. Hal ini merupakan konsepToyota yang sangat baik karena akanmemberikan gambaran yang jelas dan

    terperinci Hal ini dapat semakinmempermudah pekerja untukmengetahui mana bagian yangdiperlukan mana yang tidak sepertidapat dilihat pada Tabel 16.

    Tabel 16. Contoh Bagan Kerja Terstandar

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    21/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 661

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    -  Analisis Kerugian MesinPeralatan dan mesin merupakan faktoryang cukup penting dalam pembuatansepatu di UKM. Permasalahan yangsering mengganggu pihak UKM adalah

    minimnya perawatan yang dilakukanpada peralatan yang ada. Untuk itusolusi yang bisa ditawarkan adalahadanya pemeriksaan sekali dalamenam bulan yang meliputi keseluruhanperawatan peralatan yang dibutuhkan,diluar perawatan standar yang biasa

    dilakukan pihak UKM dalam jangkawaktu seminggu atau sebulan sekali.Hal ini untuk mengurangi kerusakanperalatan secara tiba-tiba danmenjaga ketahanan peralatan dan

    mesin untuk waktu yang lama. Selainitu bisa dibuat suatu kertas kerjadalam pengaturan peralatan danmesin untuk menguragi waktu setup,seperti pada Tabel 17.

    Tabel 17. Contoh Formulir Analisis Pengurangan Setup 

    3.  Melakukan perbaikan kualitas tempatkerja dengan konsep Kaizen, yaituKonsep 5S (seiri/ringkas, seiton/rapi,seiso/resik,seiketsu/rawat,shitsuke/rajin).    Penerapan Seiri  /Ringkas

    Penerapan seiri menggunakan labelmerah untuk menandai pemborosan-pemborosan dan menunjukkanbarang-barang yang tidak diperlukan.

    Kemudian barang-barang tersebutdibuang semua atau disingkirkanuntuk beberapa waktu karenapenggunaannya yang tidak setiap hari.Langkah yang akan dilakukan adalahsebagai berikut:1.  Langkah pertama ialah melakukan

    strategi label merah. Ada dua jenis

    strategi label merah yaitu labelmerah di tempat kerja dan labelmerah di seluruh UKM sepatu.Penelitian ini menggunakan labelmerah di tempat kerja.

    2.  Langkah ke dua ialah penentuanobjek yang akan disegel.

    3.  Langkah ketiga ialah penentuankriteria pelabelan. Dibuat kriteria

    khusus yang memperjelas garisbatas antara barang yangdiperlukan dengan yang tidakdiperlukan berdasarkan waktupemakaian benda tersebut. Kriteriapemilihan dapat dilihat pada Tabel18.

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    22/24

     

    662  Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 2, April 2014:641- 664 

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    Tabel 18. Kriteria Pemilihan 

    4.  Langkah ke empat ialah penyiapanlabel. Sekalipun sulit ditentukanapakah suatu barang akan disegelatau tidak, label merah harusdipasang. Semua barang yangdiberi label merah akandikelompokkan dan dievaluasisekali lagi sebelum disingkirkan.

    5.  Langkah ke lima ialah pelabelan.

    Pekerja juga harus melakukanpelabelan. Hal ini lebih objektifdibanding orang yang langsungbertugas di tempat kerja yangbersangkutan.

    6.  Langkah ke enam ialah penilaianbarang yang disegel dan tindakanyang dianjurkan.

      Penerapan Seiton /Rapi

    Setelah proses pembuangan barangyang tidak diperlukan, tinggal barangyang diperlukan saja yang ada.Masalahnya berapa banyak barang

    tersebut disimpan dan dimanadisimpan. Hal ini memerlukanpenataan yang berarti menyimpanbarang dengan memperhatikanefisiensi, mutu dan keamanan sertamencari cara penyimpanan optimal.Adapun langkah-langkah dalampenerapan seiton adalah sebagaiberikut :1.  Langkah pertama ialah

    menentukan tempat barang-barangsecara tepat. Penentuan tempatbarang dibutuhkan suatu area

    khusus yang mudah di jangkau tiap

    pekerja bagian produksi sehinggawaktu yang dibutuhkan sedikit.

    2.  Langkah ke dua ialah pembuatanpelat penunjuk barang yangdisimpan. Pelat penunjukmenunjukkan kode tempat barangyang disimpan.

      Penerapan Seiso /Resik

    Tujuan dari seiso ialah untuk

    menghilangkan semua debu dankotoran dan menjaga tempat kerjaselalu bersih. Sebelum menerapkanseiso terlebih dahulu mengetahuiprosedur yang harus dilakukan antaralain:1.  Menentukan apa yang hendak

    dibersihkan.2.  Menentukan siapa yang

    bertanggung jawab dan jadwaluntuk setiap tugas pada stasiunkerja

    3.  Mempersiapkan peralatankebersihan

    4. 

    Pelaksanaan Seiso

      Penerapan Seiketsu /Rawat

    Seiketsu berarti pemantapan yangdianggap sebagai pengulanganpemilihan, penataan dan pembersihanserta sebagai kesadaran dan aktivitastetap untuk memastikan bahwakesadaran 5 S dipelihara. Ini berartimelaksanakan aktivitas 5 S denganteratur sehingga keadaan tidak normaltampak dan melatih keterampilanuntuk menciptakan dan memelihara

    kontrol visual. Oleh sebab itu, kita juga perlu manajemen kreatif dan

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    23/24

     

    Strategi Peningkatan Daya....(A. S. Meliala, et al.) 663

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    peringatan visual untuk membantusetiap orang selalu waspada tentangmengapa dan bagaimanamemantapkan pembersihan.

     

    Penerapan Shitsuke /RajinShitsuke (kebiasaan atau disiplin)adalah melakukan pekerjaan secaraberulang-ulang sehingga secara alamikita dapat melakukannya secarabenar. Adapun prosedurnya danpelaksanaan untuk membentukkebiasaan melaksanakan 5 S di UKMSepatu antara lain:1.  Membiasakan perilaku pekerja

    secara sistematis untukmendapatkan hasil yang baik.Pemilik UKM harus mempunyaistandar operasional kerja atau

    aturan yang berlaku dalammelaksanakan pekerjaan.

    2.  Perbaiki komunikasi dan pelatihanuntuk memperoleh mutu yangterjamin. Pemilik UKM dan parapekerja harus saling berhubungandengan menjalankan komunikasiyang baik untuk kemajuan UKM.

    3.  Mengatur setiap orang untukbertanggung jawab atas apa yangmereka kerjakan. Penerapan seiso(resik), menerapkan pembagiantugas kepada masing-masing

    pekerja, hal ini dimaksudkan agarsetiap pekerja bertanggung jawabterhadap tugas yang merekalakukan.

    4.  Mengatur setiap orang mengambilbagian dan setiap orang melakukansesuatu kemudianmelaksanakannya. Hal inidimaksudkan agar setiap pekerjapeduli terhadap semua keadaanyang ada di perusahaan danbersama-sama memecahkan danmenyelesaikan masalah yang adaUKM.

    Setiap orang harus bekerja sama untukmemperkuat hubungan tim dan memperkuatUKM.

    5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengolahan data,analisis data, dan tujuan dari penelitian,diperoleh beberapa kesimpulan daripenelitian ini, yaitu:1.  Berdasarkan perbandingan yang

    dilakukan antara kondisi yang sesuai

    prasyarat Kaizen dengan kondisi nyata dilapangan, diperoleh adanya suatu gap.

    2.  Permasalahan yang timbul pada UKMsepatu di Kota Medan, dapatdiklasifikasikan kedalam 4 kategori

    masalah yaitu ketenagakerjaan, prosesproduksinya, fasilitas, dan persainganusaha.

    3.  Berdasarkan hasil pengumpulan danpengolahan data, serta analisis data yangdilakukan, diketahui bahwa permasalahantenaga kerja dan proses menjadi fokuspermasalahan utama yang harus segeradiselesaikan.

    4.  Strategi pengembangan dan perbaikanyang dirancang dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:1.  Tenaga kerja

      Pembentukan dan pemberdayaan

    pusat pelatihan dan informasi UKMsepatu oleh para pelaku UKM danpihak pemerintah bersama pihakswasta.

      Mengubah sistem ketenagakerjaan

    (kontrak kerja, jam kerja, danaturan lainnya).

      Melakukan pelatihan kepemimpinandengan konsep training withinindustry (TWI).

      Melakukan penilaian performansikinerja karyawan secara berkaladan melakukan program

    penghargaan berupa reward dan punishment .2.  Proses

      Pembenahan visi dan misi UKM.

      Perbaikan sistem produksi dengansistem production technologycourses (P-Course).

      Melakukan perbaikan di tempatkerja dengan konsep 5S(seiri/ringkas, seiton/rapi,seiso/resik, seiketsu/rawat,shitsuke/rajin).

    5.2. Saran

    Setelah melakukan penelitian tugassarjana ini, adapun saran yang dapatdiajukan adalah:1.  Pihak UKM sepatu di Kota Medan harus

    benar-benar melakukan perbaikan danpengembangan kualitas menjadi lebihbaik agar siap untuk menghadapiberbagai kompetisi global, salah satunyaMasyarakat Ekonomi Asean pada januari2015.

    2.  Pihak pemerintah dan swasta harusmendukung penuh proses pembinaan danperbaikan yang ada, serta melakukan

  • 8/18/2019 JOSI - Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 - Hal 641-664 Strategi Peningkatan Daya Saing UKM ...

    24/24

     

    664 Jurnal Optimasi Sistem Industri Vol 13 No 2 April 2014:641 664

    ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

    restrukturisasi birokrasi sehingga lebihmudah dan efisien.

    3.  Pihak perguruan tinggi harus melakukanpenerapan studi lapangan dalam rangkapengembangan proses keilmuan dan juga

    membantu peningkatan kualitas dari UKMsepatu di Kota Medan.4.  Pada penelitian selanjutnya, diharapkan

    sampel jumlah UKM yang diambil lebihbanyak dan lebih beragam jenis UKMnya, agar proses pengukuran UKM yangada di Indonesia lebih merata.

    5.  Penulis menyarankan untuk penelitianselanjutanya agar lebih menitik beratkanpada peraturan dan perizinan yang adadan proses pemasaran dan konsepsupplay chain  yang ada di dalam UKMyang ada di Indonesia.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] H. Nasution, Proses PengelolaanSumber Daya Manusia, Medan: USUPress. 2008.

    [2] S. Cane, Ahli bahasa: Martin,Widjogkongko, Kaizen Strategies ForWinning Through People. Batam:Interaksara, 2008.

    [3] Infoukm.wordpress.com, diunggahtanggal 21 mei 2014 jam 15.00 WIB.

    [4] M. Imai, Gemba Kaizen : Pendekatan

    Akal Sehat, Berbiaya Rendah padaManajemen  : Terj : Kristanto Jahja,Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo),1998.

    [5] I. kato dan A. smalley, Toyota KaizenMethods, 6 Langkah Perbaikan,Yogyakarta: Gradien Mediatama, 2012.

    [6]  M. Soleh,  Analisis strategi inovasi dandampaknya terhadap perusahaan (Studikasus : UKM manufaktur di KotaSemarang), Program studi magistermanajemen, program pasca sarjana.Universitas Dipenogoro, Semarang,2008.

    [7] A. Kesumadinata dan D. Budiana,Hubungan faktor yang berpengaruhterhadap produksi kerajinan sepatu dikecamatan Denpasar Barat . JurusanEkonomi Pembangunan FakultasEkonomi Universitas Udayana,Denpasar, 2011.

    [8] S. Sinulingga, Metodologi Penelitian,Medan: USU Press, 2012.