Upload
egafarhatu
View
149
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
Jantung Sebagai Pemompa Darah ke Seluruh Tubuh
Ega Farhatu Jannah
(102012277)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat
Latar Belakang
Organ jantung merupakan organ yang amat vital dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup. Organ jantung sebagai pompa memastikan bahwa sebuah organisme mendapatakan nutrisi
dan suplai oksigen serta pengangkutan kembali sisa-sisa metabolisme baik tingkat organ, jaringan
maupun sel. Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah rongga thorax. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis
midstrenalis. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan
tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang melebar (dasar) mengarah ke
bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.
Identifikasi Istilah yang tidak Diketahui
Tidak ada
Rumusan Masalah
1. Seorang perempuan berusia 55 tahun tiba-tiba lemas dan jantungnya berdegup cepat.
1
Tinjauan Pustaka
Irama Jantung
Rumusan Masalah Makro dan mikro jantungSystem sirkulasi darah
Mekanisme kerja jantung
Gambaran mind map:
Hipotesis
Seorang perempuan berusia 55 tahun tiba-tiba lemas dan jantungnya berdegup cepat karena
gangguan vaskularisasi sinus karotikus.
Sasaran Pembelajaran
Mampu memahami stuktur makro dan mikro jantung
Mampu memahami mekanisme kerja jantung
Mampu memahami system sirkulasi darah
Mampu memahami irama jantung
Jantung
Jantung merupakan organ yang berada di rongga thorak, jantung pada umumnya terletak
lebih ke sebelah kiri. Jantung sendiri memiliki fungsi sebagai pompa darah yang membuat darah
mampu mengalir ke seluruh tubuh mulai dari organ lain, jaringan, sampai tingkat sel. Di dalam
makalah ini akan di bahas mengenai struktur makroskopis, sturktur mikroskopis, fisiologi jantung
dan enzim yang mengatur fungsi jantung itu sendiri.1
2
Struktur Makrokopis Jantung
Jantung merupakan organ yang terbentuk dari otot-otot jantung atau miocardium yang
memiliki rongga di dalamnya. Jantung pada umumnya berbentuk kerucut dengan ukuran seperti satu
tangan yang di kepal. Jantung di dalam dada duduk di atas diaphragma di antara bagian inferior
kedua paru. Jantung di bungkus oleh suatu membran yang di sebut pericardium yang berfungsi
menjaga jantung dari gesekan.1
Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di ventralnya ditutupi oleh
sternum dam cartilago costalis III-VI. Jantung memiliki apex atau puncak yang terletak di sebelah
inferior anterior sinistra. Pada orang dewasa, jantung memiliki ukuran panjang 12 cm, lebar 8-9 cm,
berat jantung pada laki-laki berkisar antara 280-350 gram, sementara pada wanita berkisar antara
230-280 gram. Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana terdiri antara lapisan
fibrosa dan serosa. Dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak
ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,
lapisan berikutnya adalah laipasan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal.2
Jantung memiliki 4 ruang yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel, yaitu :
1. Atrium dextrum, mengeluarkan darah yang kurang beroksigen dari jaringan tubuh. Atrium
dextrum terbagi atas atrium propria dan auricula dextra. Atrium propria dibagi atas ostium v.
Cava superior, ostium v. Cava inferior, ostium sinus coronarius, foramina vanarum
minimarum, fossa ovalis, dan tuberculum intervenosum. Auricula dextra berhubungan
dengan sulcus terminalis yang merupakan batas auricula dengan atrium.2
2. Atrium sinistrum, menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru untuk nantinya
dislaurkan keseluruh tubuh untuk proses metabolisme. Terdiri dari dua bagian, yaitu atrium
proprium dan auricula. Dimana pada atrium proprium ini bermuara 4 vena pulmonalis dan
masing masing sisi bermuara 2 vena (ostium vv. Pulmonale dan ostium atrioventricularis
sinister).2
3. Ventriculus dexter, memompa darah ke paru-paru. Ventrikel ini meliputi sebagian besar
fascies sternococtalis. Terdapat ostium atrioventrikularis dextra/valva trikuspidalis,
trabekula carneae, m. Papilaris, ostium trunci pulmonalis.2
4. Ventriculus sinistrum, memompa darah ke seluruh jaringan tubuh. Sehingga dinding
ventrikel kiri lebih tebal daripada ventriculus dexter. Ventrikel ini terletak sebagian kecil di
fascies sternocostalis dan separuh di fascies diaphragmatica. Terdapat ostium
atrioventrikularis sinistra/valva mitralis, trabekula carneae, m. Papilaris, chorda tendinae,
dan ostium aorticum (valvula semilunaris).2
3
Pada permukaan luar jantung dapat di jumpai alur-alur yang terbentuk pada permukaan
jantung yaitu sulcus coronarius, sulcus interventricularis anterior (sulcus longitudinalis anterior), dan
sulcus interventricularis posterior (sulcus longitudinalis posterior).1
Gambar 1. Letak Jantung di dalam rongga dada3
Dinding atrium lebih tipis daripada dinding ventrikel. Selain itu, dinding atrium lebih rata,
sedangkan dinding ventrikel terdapat tonjolan-tonjolan yang disebut trabekula. Trabekula yang
tinjolannya nyata disebut M. Papilaris, melanjut sebagai chorda tendinae. Dua pasang rongga di
masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara atrium dextra dan
ventrikel dextra disebut katup atrioventrikularis dextra atau biasa disebut sebagai katup trikuspidalis,
dan katup di antara atrium sinistra dan ventrikel sinistra disebut katup atrioventrikularis sinistra atau
katup mitralis. Dan katup lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis yang dikenal sebagai katup
semilunaris yang terletak pada sambungan dimana tempat arteri-arteri besar keluar dari ventrikel.
Katup ini akan terbuak setiap kali tekanan di ventrikel dextra dan sinistra melebihi tekanan di aorta
dab arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isinya. Katup ini akan
tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri
pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.1
4
Gambar 2. Struktur Jantung beserta ruangangnya4
Hubungan jantung dengan sekitarnya : ruangan pada cavum thoracis terletak antara pulmo
dextra dan sinistra di atas diafragma dibelakang sternum dan costae disebut dengan mediastinum.
Mediastinum di bagi menjadi :
1. Mediastinum superior, terisi sebagian besar oleh pembuluh-pembuluh darah besar dari
jantung.
2. Mediastinum inferior di bagi menjadi :
Mediastinum anterior : jaringan lemak dan lymphonodi
Mediastinum media : pericardium yang meliputi cor dan pembuluh darah yang keluar
masuk jantung
Mediastinum posterior : aorta desecendes (ductus thoracica). Ductus thoracica, v.
Azygos dan hemiazygos, dan esophagus.
Katup – Katup Jantung
Diantara atrium dextra dan ventrikel dextra terdapat katup yang memisahkan keduanya yaitu
katup trikuspid, sedangkan pada atrium sinister dan ventrikel sinister juga mempunyai katup yang
disebut denga katup mitral / bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yag dapat terbuka
dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.5
5
gambar 3. Katup – katup Jantung6
1. Katup trikuspid
Katup trikuspid berada diantara atrium dextra dan ventrikel dextra. Bila katup ini
terbuka maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup
terikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara
menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namaya, kaup trikuspid terdiri dari 3
daun katup.5
2. Katup bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium sinister menuju
ventrikel sinister. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontaksi
ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari 2 daun katup.5
3. Katup seminular aorta dan pulmonal
Katup ini terletak di jalur keluar vntrikular jantung sampai ke aorta dan truncus
pulmonar. Katup seminular terdiri dari tiga kupis berbentuk bulan sabit, yang tepi
konvenksinya melekat pada bgian dalam pembuluh darah. Tepi bebasnya memanjang ke
lumen pembuluh.5
a. katup seminular pulmonar teretak antara ventrikel kanan dan truncus pulmonar
b. katup seminular aorta terletak antara ventrikel kiri dan truncus pulmonar
c. perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta, dan dalam pembuluh pulmonar
menyebebkan darah hanya mengalir ke dalam pembuluh dan menecegah aliran balik ke
dalam ventrikel.
Struktur Mikrokopis Jantung dan Pembuluh Darah
Jantung
Struktur mikroskopis dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
1. Endokardium, terdiri atas :
6
Selapis endotel merupakan lapisan terdalam, terdiri atas selapis pipih.
Lapisan subendotel : terdiri atas jaringan ikat yang mengandung sabut elastis dan sedikit
otot polos.
Lapisan elastika muskuler : mengandung banyak sabut elastis dan sedikit otot polos.
Lapisan subendokardium :lapisan di bawah endokardium, menghubungkan endokardium.
Terdiri atas jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah dan kadang mengandung serat
purkinye.7
2. Miokardium merupakan anyaman otot jantung yang tersusun berlapis-lapis secara spiral
sehingga daya pompanya besar. Otot-otot jantung saling berhubungan disebut syncytium.
Otot jantung mempunyai tanda khusus adanya interclated disc (discus interkalaris), yaitu
membran pemisah antara dua sel otot jantung yang bersebelahan. Mengandung pembuluh-
pembuluh darah dan serabut-serabut saraf tak bermielin. Kapiler banyak. Kira-kira 2 kalinya
kapiler pada otot bergaris. Miokardium atrium dan miokardium ventrikel dipisahkan oleh
annulus fibrosus.7
3. Epikardium, lapisan paling luar yang disebut juga pericardium, terdiri dari 2 lapisan yaitu
pericardium visceralis dan pericardium pars parietalis.7
Pembuluh Darah
Darah di pompa dari jantung ke seluruh tubuh melalui suatu saluran yang dikenal sebagai
pembuluh nadi. Dari jantung darah akan melalui arteri besar (aorta), arteri sedang, arteri kecil
(arteriol) kemudian kapiler. Kemudian darah kembali lagi ke jantung melalui kapiler, venula, vena
kecil, vena sedang, kemudian vena besar.7
Pembuluh darah terdiri dari 3 :
1. Arteri, menyalurkan darah dari jantung ke seluruh tubuh (distribusing system). Ada arteri
besar, sedang, kecil, dan alveolar
2. Vena, mengumpulkan darah dari tubuh untuk disalurkan ke jantung (collecting system). Ada
vena besar, sedang, kecil, dan venular.
3. Kapiler, tempat pertukaran zat. Peralihan dari arteriol ke venular.
Susunan umum pembuluh darah terdiri dari :
1. Tunika Intima : endotel (epitel selapis gepeng) dan subendotel (jaringan ikat areolar)
2. Tunika media : jumlah jaringan ikat padat bervariasi dan otot polos
3. Tunika adventitia : Jaringan ikat dan serat saraf, pembuluh limfe dan vasa vasorum.
7
Vaskularisasi Jantung
Jantung mendapat pendarahan dari arteri coronaria cordis yang merupakan cabang dari orta
ascendens. Arteri coronaria cordis ada 2 yaitu:
1. Arteri coronaria dextra
Timbul dari sinus aorticus anterior, mula – mula berjalan ke anterior dextra untuk
muncul di antara trunscus pulmonalis dan auricula dextra, kemudian berjalan inferior dextra
pada sulcus atrioventricularis menuju pertemuan marga dextra dan inferior cordia, unutk
kemudia berputar ke sinistra sepanjnag bagian posterior jatung sampai sulcus
interventricularis posterior, dan akan beranastomosis dengan arteri coronaria sinistra.1,2
Cabang – cabangnya yaitu:
a. Ramus interventricularis Posterior ( ramuas descendensis posterior), berjalan ke inferior di
dalam sulcus interventricularis posterior menuju ke apax. Memberi pendarahan kedua
ventrikel.
b. Ramus Marginalis. Arteri ini timbul pada margo dextra dan berjalan mengikuti margo
acustus. Ujungnya berakhir didekat apaex pada facies posterior ventricularis dextra.
Mendarahi facies anterior dan posterior ventricularis dexter. Memberi cabang kecil ke
atrium dextrum, salah satu cabangnya melintas di antara atrium dextrum dan vena cava
superior untuk mendarahi nodus sinuatrialis ( Ramus nodi sinuatrualis).1,2
2. Arteri Coronaria Sinistra
Timbul dari sinus aorticus posterior sinistra, berjalan ke anterior di antara truncus
pulmonalis dan auricula sinistra kemudia membelok ke sinistra menuju sulcus
atriovenrticularis anterior sebagai arteri interventricularis anterior, kemudian berjalan ke
posterior mengelilingi margo sinistra untuk berjalan bersama sunus coronarius sampai sejauh
sulcus interventricularis posterior sebagai arteri interventricularis posterior diaman ia akan
beranatomosis dengan yang dextra.1,2 Cabang – cabangnya yaitu :
a. Ramus interventricularis anterior. Arteri ini dipercabangkan pada saat arteri coronaria
sinistra akan berbelok ke sinistra. Ia berjalan ke inferior di dalam sulcus interventricularis
anterior menuju incisura apicis cordis. Memberi pendarahan kedua venrikel dan
beranatomosis dengan ramus interventricularis posterior (cabang arteri coronaria dextra).1,2
b. Ramus circumflexa. Mengikuti bagian sinistra dari sulcus coronarius, mula – mula ia
berjalan ke sinistra kemudia ke dextra sampai di dekat sulcus interventricularis posterior.
Mendarahi atrium dan ventriculus sinister.1,2
8
Potensial Aksi pada Otot Jantung
Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot ventrikel memperlihatkan rata-rata
potensial aksi yang terbentuk adalah 105 milivolt, yang berarti bahwa potensial intrasel tersebut
meningkast dari suatu nilai yang sangat negatif menjadi sekitar -85milivolt, dan di antara denyut
jantung menjadi sedikit positif +20milivolt, sepanjang tiap denyut jantung. Setelag terjadi bentuk
gelombang paku (spike) yang pertama, mebran tetap dalam keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2
second. Di dalam grafiknya memperlihatkan suatu pendataran, yang kemudian diikuti dengan
keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba pada bagian akhir dari pendataran.8,9
Adanya pendataran ini terjadi karena pada otot jantung, potensial aksi ditimbulkan oleh
pembukaan dua macam kanal, yaitu kanal cepat natrium dan kanal lambat kaslium, yang juga di
sebut sebagai kanal kalsium-natrium. Kumpulan kanal yang kedua ini berbeda dengan kanal cepat
narium karena lebih lambat membuka dan kanal ini tetap terbuka selama beberapapuluh detik.
Selama waktu ini sebagian besar ion kaslium dan ion natrium mengalir melalui kanal-kanal ini
masuk ke bagian serabut otot jantung, dan hal ini akan mempertahankan periode depolarisasi dalam
waktu yang lebih panjang, menyebabkan pendataran potensial aksi. Selanjutnya ion kalsium yang
masuk selama fase pendataran ini membangkitkan proses kontraksi otot, sementara ion kalsium
menyebabkan kontraksi otot berasal dari retikulum sarkoplasmik intrasel. Fase pendataran potensial
aksi juga di sebut fase plateu.8,10
Faktor kedua yang mengakibatkan pendataran grafik potensial aksi adalah sesuah potensial
aksi timbul, permeabilitas membran oto jantung terhadap ion kalium menurun kira-kira 5 kali lipat,
yang merupakan suatu efek yang tidak terjadi pada otot rangka. Penurunan permeabilitas terhadap
kalium ini mungkin di sebabkan oleh terlalu banyaknya pemasukan kalium melalui kanal kalsium.
Tanpa memperhatikan penyebabnya, penurunan permeabilitas terhadap pemasukan kalium akan
sangat menurunkan pengeluaran ion kalium yang bermuatan positif selama terjadinya pendatarn
potensial aksi dan oleh karena itu mencegah kembalinya voltase potensial aaksi ke tingkat istirahat
yang lebih cepat. Bila kanal kalsium-natrium tertutup pada akhir dari 0,2-0,3 detik dan pemasukan
ion kalsium dan natrium berhenti, permeabilitas membran untuk ion kalium juga akan meningkat
degan cepat dan hilangnya ion kalium yang cepat dari serabut secepatnya akan mengembalikan
potensial aksi membran ke keadaan istirahat sehingga mengakhiri potensial aksi.8
9
Grafik 1. Potensial Aksi Otot jantung11
Otot jantung dapat bersifat refraktan bila dirangsang kembali selama periode potensial aksi
berlangsung. Oleh karena itu periode refraktan jantung biasanya dikatakan hanya terjadi sebentar.
Periode refraktan yang normal adalah 0,25 sampai 0,3 detik, yang kira-kira sesuai dengan lamanya
proses pendataran potensial aksi yang memanjang. Di samping itu, ada periode refraktan relatif yang
waktunya kira-kira 0,05 detik, yaitu saat ketika otot tersebut sulit tereksitasi dibandingkan ketika
dalam keadaan normal, tetapi walaupun demikian masih dapat tereksitasi oleh sinyal eksitatorik yang
sangat kuat.8
Masa refraktan jantung sangat besar yang di akibatkan adanya fase plateu sehingga otot
jantung hanya dapat di rangsang ketika sampai pada fase istrirahat. Hal ini mengakibatkan otot
jantung tidak dapat mengalami tetanus.9
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat otot jantung yang termodifikasi dan
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan rangsangan tanpa adanya rangsangan dari luar yaitu
simpul SA, Av, internodular pathway, berkas his, dan serat purkinye. Urutan kemampuan
membentuk potensial aksi berbagai bagian sistem penghantar khusus berbeda-beda, diantarnya yaitu:
Simpul SA : 80-100/ menit
Simpul AV : 40-60/menit
Simpul Purkinye : 20-40/menit
Perjalanan impuls yang terjadi adalah impuls yang dihasilkan dari simpul SA yang kemudian
melalui gap junction keseluruh atrium kanan. Kemudian impuls dari SA melalui cabang berkas
10
Bachman ke atrium kiri kemudian oleh gap junction menyebar ke atrium kiri. Depolarisasi dan
kontraksi atrium kiri dan kanan terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Impuls SA melalui
internodular pathway yang lain menuju ke simpul VA. Di simpul VA terjadi hambatan yang disebut
AV delay berlangsung sekitar 0,08-0,12 detik. Hal ini terjadi karena pada bagian awal dari simpul
AV serat-serat simpul AV tidak mengadung gap junction. Setelah melewati bagian yang tidak
mengadung gap junction dan memasuki serat saraf yang mengadung gup junction impuls saraf akan
dihantarkan dengan sangat cepat ke berkas His dan kemudian serat purkinye yang mengakibatkan
miokardium ventrikel mengalami kontraksi serentak. Irama jantung normal atau frekuensi denyut
jantung normal merupakan hasil impuls dari simpul SA yang disebut irama sinus. Simpul SA di
sebut peacemaker atau pemicu jantung. Bila simpul SA gagal membentuk impuls spontan maka
fungsi simpuls SA diambli oleh sistem penghantar khusus lain yaitu simpul VA.8,10
Siklus Jantung
Sikus jantung terdiri dari satu periode relaksasi yang di sebut diastolik, yaitu periode
pengisian jantung dengan darah, kemudian diikuti oleh satu periode kontraksi yang di sebut sistolik.9
Siklus jantung sendiri dapat di bedakan menjadi 7 fase yaitu:
Relaksasi isovolumetrik ventrikel (volume tetap karena semua katup tertutup)
Pengisian cepat ventrikel
Pengisian lambat ventrikel
Sistol atrium (menambah pengisian ventrikel)
Kontraksi isovolumetrik ventrikel
Ejeksi cepat
Ejeksi lambat
Awal diastol ventrikel merupakan masa dimana baika atrium dan ventrikel masih dalam
keadaan relaksasi. Darah dari vena besar mengalir ke atrium yang mengakibatkan volume atrium
naik yang mengakibatkan tekanan atrium juga ikut naik, tekanan atrium yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan ventrikel akan mengakibatkan katup atrioventrikularis terbuka. Pada
pembukaan awal katup ini darah akan mengalir deras dari atrium ke arah ventrikel yang disebut
pengisian cepat ventrikel yang di ikuti pengisian lambat ventrikel.9,10
Pengisian lambat dan pengisian cepat ventrikel meliputi hampir 70% dari volume ventrikel.
Kemudian di lanjutkan dengan kontraksi atrium sehingga menambah pengisian ventrikel. Volume
ventrikel yang terisi selama masa diastolik disebut sebagai EDV (end diastolik volume).
11
Kemudian ventrikel berkontraksi dengan keadaan katup yang masih tertutup sehingga volume
tidak berubah atau isovolumetrik karena semua katup masih dalam keadaan tertutup. Bila tekanan
ventrikel lebih tinggi daripada tekanan aorta maka katup semilunar aorta terbuka dan darah di
pompakan dengan cepat ke aorta fase ejeksi cepat dan di ikuti fase ejeksi lambat.9
Grafik 2. Peristiwa-peristiwa dari siklus jantung12
Elektorkardiogram (EKG)
Karena cairan tubuh merupakan konduktor yang baik (yaitu karena tubuh merupakan suatu
konduktor volume), fluktuasi potensial yang menggambarkan jumlah aljabar potensial aksi serabut
miokardium dapat direkam diluar sel. Perekaman fluktuasi potensial ini selama siklus jantung adalah
elektrokardiogram. Kebanyakan elektrokardiograf merekam fluktuasi ini pada secarik kertas yg
bergerak.8 Sadapan-sadapan elektrokardiografik yaitu:
a. Sadapan I. Sewaktu merekam sadapan anggota badan I, ujung negatif elektokardiograf
dihubungkan ke lengan kiri. Oleh karena itu, kalau titik yang menghubungkan lengan kanan
dengan dada bersifat elektronegatif, dibanding dengan titik yang menghubungkan lengan kiri,
maka rekaman elektrokardiografnya akan menjadi positif yakni di atas garis voltase nol pada
12
elektrokardiogram. Jika terjadi sebaliknya, rekaman elektrokariogramnya akan berada di
garis bawah.8
b. Sadapan II. Untuk merekam sadapan anggota badan II, ujung negatif elektrokardiograf
dihubungkan ke lengan kanan dan ujung positifnya pada tungkai kiri. Oleh karena itu bila
lengan kanan bersifat negatif dibandingkan dengan tungkai kiri, maka rekaman
elektrokardiografnya akan positif.8
c. Sadapan III. Untuk merekam sadapan anggota badan II. Ujung negatif elektrokardiografnya
dihubungkan ke lengan kiri dan ujung positifnya dihubungkan pada tungkai kiri. Ini berarti
bahwa rekaman elektrokardiografnya akan menjadi positif bila lengan kiri bersifat negatif
dibandingkan tungkainya.8
d. Segitiga Eithoven. Segitiga ini mengambarkan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri
membentuk puncak dari sebuah segitiga yang mengelilingi jantung. Kedua puncak di bagian
atas segitiga itu menunjukkan titik-titik tempat kedua lengan berhubungan secara listrik
dengan cairan yang terdapat di sekeliling jantung, dan puncak bawah merupakan titik tempat
tungkai kiri berhubungan dengan cairan.8
e. Hukum Eithoven. Hukum eithoven menyatakan bahwa bila besar potensial listrik dapat
diketahui setiap saat pada dua dari tiga sadapan anggota badan bipolar, besarnya potensial
pada sadapan ketiga dapat ditemukan secara matematis hanya dengan menjumlahkan besar
kedua potensial yang pertama.9
Grafik 3. Elektrokardiogram sadapan eithoven13
13
f. Sadapan Dada (Sadapan Prekordial). Seringkali gambaran elektrokardiogram direkam dengan
cara menempatkan sebuah elektrokardiogram pada permukaan anterior dada langsung di atas
jantung, yakni pada salah satu titik di dada. Elektorda yang digunakan dihubungkan dengan
ujung positif pada elektrokardiograf sedangkan ujung elektrode negatif yang disebut sebagai
elektrode indiferen, dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama ke lengan kanan, lengan
kiri dan tungkai atas. Biasanya dari dinding anterio dada dapat direkam enam macam sadapan
dada yang standar satu per satu, keenam elektroda dada di letakkan secara berurutan pada
enam titik. Macam-macam rekaman tersebut dikenal sebagai sadapan V1, V2, V3, V4, V5,
dan V6. Pada sadapan V1 dan V2, rekaman QRS dari jantung yang normal terutama negatif,
sebab seperti elektroda dada pada sadapan ini lebih dekat basal jantung daripada apex, dan
basal jantung merupakan arah ke negatifan selama berlangsungnya sebagian besar proses
depolarisasi ventrikel. Sebaliknya kompleks QRS dalam sadapan V4, V5 dan V6 terutama
positif sebab elektroda dada dalam sadapan ini terletak di sebelah apex jantung yang
merupakan arah kepositifan selama berlangsungnya proses depolarisasi.8
g. Sadapan Anggota Badan Unipolar yang Diperbesar. Sistem sadapan ini disebut juga
augmented unipolar limb lead. Pada tipe perekaman ini, kedua anggoota badan dihubungkan
melalui tahanan listrik dengan ujung negatif alat elektrokardiograf, sedangkan anggota badan
yang ketiga dihubungkan dengan ujung positif. Bila ujung positif terletak pada lengan kanan
maka sadapan dikenal dengan aVR, bila pada lengan kiri aVL, dan bila pada tungkai kiri
dikenal dengan sadapan aVF. Rekaman yang normal dari sadapan anggota badan unipolar
yang diperbesar menghasilkan gambaran grafik aVR yang terbalik.9
Gambar 4. Sadapan Prekordial14
Pengaturan Kerja Jantung
14
Pengaturan kerja jantung berkaitan dengan refleks jantung untuk mengiatkan atau
menghambat kerja jantung. Rangsangan yang diterima oleh jantung ini sendiri dapat datang dari 2
jenis reseptor yang berebeda yaitu kemoreseptor dan baroreseptor.
1. Refleks baroreseptor
Baroreseptor adalah reseptor regang dalam dinding jantung dan pembuluh darah.
Reseptor sinus karotikus dan arkus aorta memantau sirkulasi arteri. Reseptor juga terletak
dalam dinding atrium kanan dan kiri pada tempat masuknya vena cava superior dan inferior
serta vena-vena pulmonalis. Reseptor di bagian tekanan rendah dalam sirkulasi ini dilihat
secara bersama sebagai reseptor kardiopulmonal. Baroreseptor dirangsang oleh regangan
struktur setempatnya, sehingga melepaskan muatan dengan kecepatan tinggi ketika tekanan
dalam struktur ini meningkat. Serat afferenya melintas melalui saraf glosofaringeal dan vagus
ke medula oblongata. Kebanyakan darinhya berakhir di nukleus traktus solitarius (NTS) dan
transmitter eksitasi yang dikeluarkan mungkin glutamat. Kemudian akan menghambat lepas
muatan tonik saraf vasokonstriksi dan menggiatkan nervus vagus jantung, menghasilkan
vasodilatasi, venodilatasi, penurunan tekanan darah, bradikardia dan penurunan curah
jantung.9,10
Sinus karotikus merupakan pelebaran kecil pada arteri karotis interna tepat di atas
percabangan aretri karotis komunis menjadi cabang arteri karotis interna dan aretri carotis
eksterna. Baroreseptor juga terdapat di dindinga rkus aorta. Reseptor-reseptor ini terdapat di
tunika adventitia pembuuluh yang bercabang secara luas, menonjol, melingkar dan menjalin
ujung-ujung saraf bermielin yang menyerupai organ tendo golgi.9
2. Refleks Kemoreseptor
Refleks kemoreseptor terjadi karena adanya reseptor glomus karotikum dan glomus
aortikum. Kedua reseptor ini sangat peka terhadap perubahan O2, CO2 dan ioh H+ dalam
darah. Pengaruh O2 dan CO2 sangat menentukan kerja jantung. Bila kadar O2 turun maka
merangsang kemoreseptor pembuluh darah besar yang kemudian memberikan impuls ke
pusat jantung dan vasomotor yang direspon oleh jantung dengan peningkatan frekuensi
jantung, vasokonstriksi pembuluh darah dan tekanan darah meningkat.9
Pengaruh Saraf Otonom
Ada dua jenis saraf yang mempengaruhinya yaitu:
1. Serabut Saraf Simpatis
15
Serabut simpatis dapat merangsang kerja jantung. Dengan adanya aktifitas dari saraf
simpatis akan meningkatkan frekuensi denyut jantung (kronotropik positif), kemudian
norepinefrin dari saraf simpatis akan menurunkan permeabilitas membran terhadap ion K.
Sehingga akan mempercepat interaksi channel K dan menurunkkan efluks K. Dengan
demikian keadaan intrasel kurang negatif dan potensial aksi mudah terbentuk. Serabut
simpatis juga akan mempengaruhi simpul Av dengan jalan memperpendek Av delay sehingga
meningkatkan kecepatan hantaran impuls (drompotropik positif) karena peningkatan influks
Ca melalui ion chanel lambat. Serabut simpatis akan mengakibatkan kronotropik positif,
dromotropik positif dan inotropik positif.8-10
2. Serabut Saraf Parasimpatis
Serabut saraf parasimpatis akan mengakibatkan frekuensi denyut jantung menurun
(kronotropik negatif). Asetilkolin yang dilepaskan oleh ujung saraf parasimpatus akan
meningkatkan permeabelitas membran simpul SA terhadap ion K. Akibatnya potensial
memmbran simpul SA akan lebih negatif (hiperpolarisasi) sehingga potensial aksi sukar
terbentuk. Hal inilah yang menyebabkan frekuensi denyut jantung menurun. Sementara itu
pengaruh saraf parasimpatis terhadap simpul Av adalah memperpanjang masa transisi impuls
ke ventrikel (dromotropik negatif). Pengaruh saraf parasimpatis ke atrium adalah
memperpendek potensial aksi kemiokardium dnegan cara menurunkan pemasukan ion Ca
melalui chanel lambat yang mengakibatkan penuruan kekuatan kontraksi atrium (inotropik
negatif).8-10
Pengaturan Curah Jantung
Kontraksi berulang miokardium adalah denyut jantung. Jumlah darah yang dipompa keluar
per denyutan adalah volume sekuncup (stroke volume). Curah jantung (cardiac output) adalah
volume darah yang dipompa per menit bergantung pada hasil kali kecepatan denyut jantung (heart
rate, HR) dan volume sekuncup (stroke volume, SV). Peningkatan cruah jantung dapat terjadi karena
peningkatan kecepatan denyut jantung atau volume sekuncup. Curah jantung dapat meningkat atau
menurun akibat dari gaya gerak yang bekerja secara intrinsik atau ekstrensik pada jantung.
Pengaturan intrinsik curah jantung ditentukan oleh panjang serabut otot jantung. Pengaturan
eksternal adalah efek dari rangsangan saraf pada jantung.10
Pengaturan kerja jantung dalam tubuh terbagi menjadi dua yaitu:
1. Pengaturan Intrinsik
Pengaturan intrinsik berkaitan dengan mekanisme hukum starling, yaitu berkaitan
dengan end diastolik volume (EDV) dimana EDV semakin besar maka kontraksi akan
16
semakin kuat yang mengakibatkan stroke volume meningkat. Tetapi hanya dalam batas EDV
tertentu, bila EDV terlalu besar justru akan mengakibatkan kontraksi dan stroke volume
menurun.10
2. Pengaturan Ektrinsik
Pengaturan ektrinsik berkaitan dengan faktor saraf dan zat kimia dalam darah, dimana
faktor ektrinsik ini tidak berpengaruh pada panjang serat otot. Ada beberap azat kimia yang
dapat mengiatkan atau menghambat jantung untuk melakukan pengaturannya yaitu epinefrin
yang dilepaskan oleh serabut saraf simpatis akan menggiatkan kerja jantung, digitalis dan
tiroksin juga menggiatkan semntara itu asetilkolin dan barbiturata bersifat menghambat kerja
jantung.10
Kesimpulan
Organ jantung merupakan ogran yang terdiri dari 4 ruangan yang memiliki sekat-sekat sebagai
pembatas antar ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Jantung mempunyai 1 siklus utama yang
terdiri dari sistolik dan diastolik. Jantung memiliki otot yang disebut miokardium yang berfungsi
untuk kontraksiu atrium dan ventrikel Pembuluh darah memiliki 3 lapisan utama yaitu tunika intima,
tunika media dan tunika adventitia serta terdapat lapisan serat elastin yang memisahkan antara tunika
intima dan tunika media yaitu tunika elastika interna dan serat elastin pemisah antara tunika media
dan tunika adventitia yaitu tunika elastika eksterna. Terdapat bagian dari otot jantung yang
mengalami modifikasi menjadi serabut simpul saraf yang dapat menghasilkan impuls tanpa ada
rangsangan dari luar yaitu simpul SA, simpul AV, internodular pathway, berkas his dan serat
purkinye. Kerja jantung di pengaruhi oleh sistem saraf otonom, dan dapat dijaga keseimbangannya
oleh reseptor baroreseptor dan kemoreseptor. EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu sadapan
unipolar withoven, sadapan percardional, dan augmented extermitas.
17
Daftar Pustaka
1. Sloane. Anatomi dan fisiologi dasar untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h.266-76.
2. Moore KL, Agur AMN. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h.135-50.
3. Gambar 1. Letak jantung di dalam rongga dada diunduh dari
http://diannurdiana28.files.wordpress.com/2009/12/news_958.jpg
4. Gambar 2. Jantung dan ruangannya diunduh dari
http://2.bp.blogspot.com/_e-mPA_6ZQyg/Rr1Q-0ITI1I/AAAAAAAADC4/AJyruSEll4Q/
s400/norm_cor1.jpg
5. Faiz O, Moffat D. At s glance series anatomi. Jakarta: erlangga; 2004.h. 14-5
6. Gambar 3. Katup-katup jantung di unduh dari
http://www.siumed.edu/~dking2/crr/images/CR020.jpg
7. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006h.h 115-20.
8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2008.h.66.9-724
9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed: 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007.h.579-749.
10. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed: 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.h. 104-45.
11. Grafik 1. Potensial Aksi Otot jantung diunduh dari
http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/01/new-picture-2.png
12. Grafik 2. Siklus sistol dan diastol jantung. Diunduh dari
http://sulaifi.files.wordpress.com/2010/03/new-picture-11.png
13. Grafik 3. Elektrokardiogram sadapan eithoven diunduh dari
http://content.answers.com/main/content/img/oxford/Oxford_Sports/0199210896.electrocardi
ogram.1
14. Gambar 4. Sadapan Prekordial diunduh dari
http://dokteraditya.student.umm.ac.id/files/2010/02/325px-Precordial_Leads_2.svg_.png
15. .
18
19