33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Sekolah Sejarah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan SMA YP Unila, dulunya sebagai wadah belajar Universitas Lampung yang kampusnya disatukan di Gedung Meneng. Berdirinya Sekolah Menengah Atas Yayasan Pembina Unila pada tahun 1981 dibawah naungan Yayasan Pembina Unila dengan Akta Notaris No. 45 tanggal 25 Februari 1974 dengan status terakreditasi No: 04/BASPROP/LAMP/2005. Tujuan didirikannya SMA YP Unila yaitu berusaha untuk dapat ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan cara berfikir anak didik serta berusaha memajukan pola pikir masyarakat. Untuk menunjang pendidikan, SMA YP Unila mempunyai usaha pengembangan dengan menyediakan berbagai saranan pendidikan yang mendukung proses belajar mengajar walaupun belum dapat dikatakan sempurna atau lengkap untuk sebuah lembaga yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …digilib.unila.ac.id/19756/10/bab IV.pdfLaboratorium ini biasanya digunakan untuk mata pelajaran IPA (fisika, kimia dan biologi). Apabila

Embed Size (px)

Citation preview

39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Sekolah

Sejarah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan SMA YP Unila,

dulunya sebagai wadah belajar Universitas Lampung yang kampusnya

disatukan di Gedung Meneng. Berdirinya Sekolah Menengah Atas Yayasan

Pembina Unila pada tahun 1981 dibawah naungan Yayasan Pembina Unila

dengan Akta Notaris No. 45 tanggal 25 Februari 1974 dengan status

terakreditasi No: 04/BASPROP/LAMP/2005. Tujuan didirikannya SMA YP

Unila yaitu berusaha untuk dapat ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan cara berfikir anak didik serta berusaha

memajukan pola pikir masyarakat.

Untuk menunjang pendidikan, SMA YP Unila mempunyai usaha

pengembangan dengan menyediakan berbagai saranan pendidikan yang

mendukung proses belajar mengajar walaupun belum dapat dikatakan

sempurna atau lengkap untuk sebuah lembaga yang berkecimpung dalam

dunia pendidikan.

40

Sarana dan fasilitas yang saat ini dimiliki SMA YP Unila antara lain: 29 ruang

belajar, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang tata usaha,

ruang dewan guru, ruang BP, ruang OSIS, ruang UKS, laboratorium,

perpustakaan, mushola, ruang multimedia, lapangan, areal parkir, WC, dan

kantin.

2. Visi dan Misi SMA YP Unila

Visi Sekolah: “Menjadi sekolah bermutu dan berakhlak”.

1. Bermutu dalam output

2. Bermutu dalam kegiatan-kegiatan ilmiah

3. Bermutu dalam input

4. Bermutu dalam proses belajar mengajar

5. Guru:

a. Berakhlak dalam menyampaikan materi pelajaran

b. Berakhlak dalam pergaulan dengan siswa

c. Berakhlak dalam pergaulan dalam masyarakat

6. Siswa:

a. Berakhlak dengan guru

b. Berakhlak dengan sesama teman

c. Berakhlak dengan orang tua

41

d. Berakhlak dalam pergaulan masyarakat

Misi

1. Meningkatkan proses pendidikan secara optimal

2. Meningkatkan disiplin belajar secara mandiri

3. Membina minat dan bakat secara optimal

4. Meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada secara optimal

5. Meningkatkan kegiatan keagamaan melalui pembinaan akhlak pesrta didik

untuk lebih baik secara berkelanjutan dengan dihubungkan dengan materi

pelajaran agama seperti pengajian-pengajian baik dikalangan siswa/ i

maupun guru atau kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.

6. Meningkatan kesejahteraan guru dan karyawan

3. Situasi dan Kondisi Sekolah

a. Letak dan Kondisi Sekolah

SMA YP Unila Bandar Lampung terletak di Jalan Jenderal Suprapto No. 88

Tanjung Karang Bandar Lampung. Letak yang cukup strategis ini yang berada

di pusat kota namun tidak terganggu dengan kebisingan kota serta mudah

dijangkau dari segala penjuru, sehingga memungkinkan dalam proses belajar

mengajar yang efektif dan efisien.

SMA YP Unila Bandar Lampung pada tahun 2007 sedang dalam proses

pembangunan dan selasai pada tahun 2008. adapun tujuan pembangunan ini

untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan membangun satu gedung

42

bertingkat dalam rangka memajukan mutu pendidikan dan sekolah yaitu

penambahan kelas dan perubahan situasi sekolah agar dapat menunjang proses

belajar mengajar yang efektif dan efisien.

SMA YP Unila Bandar Lampung saat ini dipimpin oleh Bapak Drs.Hi.

Berchah Pitoewas, M.H. Seksi bidang kurikulum dipegang oleh Bapak Dodik

Santoso, S.Pd. Seksi Bidang Kesiswaan dipegang oleh Ibu Dra. Hj. Yani

Hernawati. Guru yang mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun

pelajaran 2008/2009 berjumlah 50 orang, Karyawan di SMA YP Unila Bandar

Lampung berjumlah 14 orang, tenaga administrasi 7 orang, Perpustakaan 1

orang, dan Satpam 3 orang. Dengan fasilitas pendukung pelaksanaan belajar

mengajar yang cukup lengkap membuat terciptanya pelaksanaan pembelajaran

yang baik.

b. Fasilitas Fisik

Secara fisik, SMA YP Unila Bandar Lampung mempunyai fasilitas yang

sudah memadai, misalnya gedung kelas, mushola, koperasi sekolah,

perpustakaan, dan laboratorium, Adapun fasilitas yang mendukung dalam

kegiatan proses belajar mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung yaitu:

1) 1 ruang Kepala Sekolah

2) 2 ruang Wakasek

3) 1 ruang TU

4) 1 ruang guru

5) 27 ruang kelas

6) 3 ruang laboratorium

43

7) 1 ruang perpustakaan

8) 1 ruang BP

9) 1 ruang UKS

10) 1 ruang musholla

11) 1 ruang OSIS

12) 2 ruang WC guru

13) 5 ruang WC siswa

14) 1 kantin

15) 1 gudang

16) 1 lapangan upacara merangkap lapangan olahraga

17) 1 lapangan parkir

18) 1 aula (ruang serbaguna).

c. Keadaan Laboratorium Sekolah

1. Laboratorium IPA

Laboratorium ini biasanya digunakan untuk mata pelajaran IPA (fisika, kimia

dan biologi). Apabila ada pokok bahasan yang mengharuskan siswa untuk

praktik maka tempatnya di laboratorium.

2. Laboratorium Komputer

Laboratorium ini digunakan untuk mata pelajaran komputer. Komputer untuk

praktik murid disini tersedia 44 buah. Salah satu keunggulan di Laboratorium

komputer ini ialah telah terpasangnya jaringan internet yang dapat membantu

anak dalam mengakses informasi yang terbaru mengenai berbagai ilmu

pengetahuan dalam rangka menambah pengetahuan yang tidak terdapat dalam

buku-buku sekolah.

44

3. Laboratorium Bahasa

Laboratorium ini biasanya digunakan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris..

d. Keadaan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan SMA YP Unila Bandar Lampung, telah dimanfaatkan dengan

baik oleh siswa/siswi mulai dari kelas X, XI dan kelas XII. Mereka

memanfaatkan perpustakaan sekolah ini terutama pada waktu istirahat dan

pelajaran kosong. Kegiatan yang mereka lakukan di perpustakaan ini sangat

bervariasi, yaitu terdiri dari hanya sekedar membaca, mengerjakan tugas,

mengerjakan LKS, memanfaatkan tempat untuk rapat kegiatan OSIS dan lain

sebagainya.

Menejemen pengelolaannya pun sudah terbilang cukup baik, dimana para

siswa/i yang akan meminjam buku di perpustakaan ini diwajibkan mempunyai

kartu perpustakaan. Demikian pula dengan para guru telah memanfaatkan

perpustakaan sebagai petunjuk dalam proses belajar mengajar. Buku dalam

perpustakaan ini tersusun rapi dalam rak buku dan lemari kaca sehingga

terhindar dari debu. Buku yang tersedia di perpustakaan SMA YP Unila

Bandar Lampung berasal dari:

- Sumbangan para siswa/i yang sudah lulus sekolah (alumni).

- Departemen Pendidikan Nasional.

- Pihak sekolah membeli sendiri.

45

Sedangkan aktivitas pokok yang dilaksanakan oleh perpustakaan SMA YP

Unila Bandar Lampung adalah sebagai berikut.

1. Penelitian literatur keperluan kepada pemakai perpustakaan.

2. Pembinaan dan pengembangan.

3. Duplikasi, informasi ilmiah.

4. Pengelolaan bahan pustaka.

5. Pelayanan pemakaian perpustakaan.

6. Pemeliharaan perpustakaan.

Adapun organisasi dan struktur tugas adalah sebagai berikut :

- Koordinator perpustakaan

- Bagian teknis, pengadaan

- Penyusunan

- Bagian pelayanan, sirkulasi

- Buku rujukan

- Membaca

e. Tata Usaha

Bagian Tata Usaha di SMA YP Unila di ketuai oleh Bapak Sugeng Priyanto,

dibantu oleh 3 staf Tata Usaha. Kegiatan administrasi surat menyurat

dilakukan oleh tata usaha sekolah dan pelaksanaan meliputi :

1. Pendistribusian surat yang masuk dan surat yang keluar.

2. Pembuatan konsep-konsep surat.

3. Membantu pelaksanaan tata usaha.

46

4. Pekerjaan insidental.

4. Pengenalan Keadaan Sekolah

SMA YP Unila Bandar Lampung saat ini dipimpin oleh Bapak Drs.Berchah

Pitoewas, M.H. Seksi bidang kurikulum dipegang oleh Bapak Dodik Santoso,

S.Pd, Seksi bidang Kesiswaan dipegang oleh Ibu Dra. Hj. Yani Hernawati.

Guru yang mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran

2009/2010 berjumlah 50 orang, Karyawan di SMA YP Unila Bandar

Lampung berjumlah 14 orang, tenaga administrasi 7 orang, Perpustakaan 1

orang, dan Satpam 3 orang.

Berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman dan informasi dari guru dan

siswa, ternyata pengelolaan kelas di SMA YP Unila Bandar Lampung sangat

baik. Terpenuhi sarana dan prasarana memberikan motivasi tersendiri bagi

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dikalangan siswa juga

terbentuk pengelolaan kelas tersendiri, yang terdiri dari ketua kelas, sekretaris

dan bendahara serta jadwal piket siswa. Aktifitas rutin yang dilakukan setiap

memasuki jam pelajaran pertama selalu diawali dengan berdo’a dan ketika

akhir pelajaran sebelum pulang membaca do’a kembali.

Siswa yang belajar di SMA YP Unila Bandar Lampung terdiri dari berbagai

macam suku dan mereka berasal dari dalam dan luar kota Bandar Lampung.

Dilihat dari latar belakang dan pekerjaan orang tua mereka secara ekonomi

termasuk dalam golongan ekonomi menengah ke atas, dan hanya sebagian

kecil yang berasal dari golongan ekonomi lemah.

47

SMA YP Unila Bandar Lampung telah menerapkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang antara lain memuat beban belajar siswa

sebanyak 43 jam dalam satu minggu. Dengan perincian yaitu hari Senin

sampai Kamis sebanyak 32 jam, hari Jumat sebanyak 5 jam dan hari Sabtu

sebanyak 6 jam. Proses pembelajaran untuk hari Senin sampai Kamis dimulai

pada pukul 07.15 – 13.45, hari Jum’at 07.15 - 11.30, dan hari Sabtu 07.15 –

13.00. Waktu istirahat ada dua yaitu istirahat pertama pada pukul 10.15 –

10.30 (selama 15 menit) dan istirahat kedua pukul 12.00 -12.30 (selama 30

menit, lebih lama 15 menit dari istirahat pertama, memberikan kesempatan

kepada warga sekolah untuk melaksanakan ibadah sholat), pada hari Jum’at

dan Sabtu istirahat hanya satu kali.

B. Gambaran Umum Responden

Dalam Penelitian ini yang menjadi responden adalah siswa kelas X pada SMU

YP Unila Bandar Lampung yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Jumlah

responden yang dijadikan sampel sebanyak 183 siswa dari keseluruhan siswa

kelas X yang berjumlah 343 orang. Jumlah kuesioner yang disebarkan banyak

183 eksemplar sesuai dengan jumlah responden dan kuesioner tersebut dan

kembali dan dianalisis.

C. Deskripsi Data

Penelitian digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar dan

sarana belajar siswa dilakukan dengan menyebar angket yang telah ditentukan

indikatornya terlebih dahulu. Setelah melaksanakan penelitian dengan

48

menyebar angket kepada seluruh responden, maka diperoleh data dengan

minat belajar ekonomi ( 1 ) dan lingkungan belajar di sekolah ( 2 )

Untuk penyajian data secara kuantitatif, digunakan rumus Sturges sebagai

berikut:

Rentang = Nilai terbesar – Nilai terkecil

Banyak Kelas = 1 + (3,3) log n

Panjang kelas interval = Rentang

Banyak kelas

(Sudjana, 2002: 47)

Sedangkan penyajian data kualitatif, dilakukan pengelompokan data menjadi

tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Interval kelas = Nilai tertinggi – Nilai terendah

Jumlah kelas

Data kualitatif ini digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas

dan berguna dalam pembahasan hasil penelitian, yang dapat dijadikan sebagai

perbandingan hasil penelitian yang bersifat kuantitatif ini dengan maksud

bahwa secara kualitatif juga signifikan.

1. Data minat belajar ekonomi

Data minat belajar ekonomi diperoleh menyebar angket kepada responden

yang terdiri dari 15 item soal. Hasil penyebaran angket diperoleh skor

tertinggi adalah 55 dan skor tertinggi adalah 34, sehingga dalam distribusi

frekuensi banyak kelas 8, panjang kelas interval 3. Distribusi frekuensi dapat

dilihat dalam tabel 6 sebagai berikut:

49

Tabel 6. Distribusi frekuensi variabel minat belajar ( 1 )

No Kelas Interval Frekuensi %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

34 – 36

37 – 39

40 - 42

43 - 45

46 – 48

49 – 51

52 – 54

55 – 57

3

14

33

54

43

25

12

1

1,62

7,57

17,84

29,19

23,24

13,51

6,49

0,54

Jumlah 185 100

Sumber: Hasil pengolahan data 2009

Berdasarkan data yang ada dalam distribusi frekuensi variabel minat belajar

ekonomi di atas selanjutnya dikategorikan kedalam kategori rendah, sedang,

dan tinggi dalam tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Kategori minat belajar ekonomi ( 1 )

No Kategori Kelas Interval Frekuensi %

1.

2.

3.

Rendah

Sedang

Tinggi

34 – 40

41 – 47

48 – 54

26

108

51

14,05

58,38

27,57

Jumlah 185 100

Sumber: Hasil pengolahan data 2009

50

Berdasarkan tabel 7 di atas, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa

SMA YP Unila kelas X memiliki minat belajar pada mata pelajaran ekonomi

dalam kategori sedang. Artinya minat belajar yang dimiliki siswa cukup baik.

Dengan adanya minat pada diri siswa maka akan memberikan pengaruh positif

dalam diri mereka untuk belajar.

2. Data lingkungan belajar di sekolah ( 2 )

Data lingkungan belajar di sekolah diperoleh dengan menyebar angket kepada

responden yang terdiri dari 18 item soal. Hasil penyebaran angket diperoleh

skor tertinggi adalah 65 dan skor terendah adalah 44, sehingga dalam

distribusi frekuensi banyak kelas 8, panjang kelas interval 3. Distribusi

frekuensi dapat dilihat dalam tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi frekuensi variabel lingkungan belajar di sekolah ( 2 )

No Kelas Interval Frekuensi %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

44 – 46

47 – 49

50 – 52

53 – 55

56 – 58

59 – 61

62 – 64

65 – 67

9

22

32

46

36

24

13

3

4,86

11,89

17,30

24,86

19,46

12,97

7,03

1,62

Jumlah 185 100

Sumber: Pengolahan data 2009

51

Berdasarkan data tabel 8 di atas, maka lingkungan belajar di sekolah dapat

dikelompokan dalam beberapa kategori sebagaimana yang tertuang dalam

tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9. Kategori lingkungan belajar di sekolah ( 2 )

No Kategori Kelas Interval Frekuensi %

1.

2.

3.

Rendah

Sedang

Tinggi

44 – 50

51 – 57

58 - 64

40

97

48

21,62

52,43

25,95

Jumlah 185 100

Sumber: Hasil pengolahan data 2009

Berdasarkan tabel 9 di atas, diketahui bahawa lingkungan belajar di sekolah

siswa SMU YP Unila adalah cukup baik atau berada dalam kategori sedang.

Artinya siswa berada pada lingkungan belajar yang cukup baik meskipun

belum maksimal.

3. Data prestasi belajar ekonomi siswa kelas X (Y)

Data tentang prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila tahun

pelajaran 2008/2009 diperoleh dari nilai MID semester dan diperoleh nilai

tertinggi 76 dan nilai terendah 53 , sehingga dalam distribusi frekuensi

banyak kelas 8 ,panjang kelas interval 3 . Distribusi frekuensi dapat dilihat

dalam tabel 10 sebagai berikut:

52

Tabel 10. Distribusi prestasi belajar ekonomi (Y)

No Kelas Interval Frekuensi %

.1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

53 – 55

56 – 58

59 – 61

62 – 64

65 – 67

68 – 70

71 – 73

74 – 76

9

26

38

46

33

18

10

5

4,86

14,05

20,54

24,86

17,84

9,73

5,41

2,70

Jumlah 185 100

Sumber: Pengolahan data 2009

Berdasarkan data tabel 10 di atas, maka prestasi belajar ekonomi dapat

dikelompokan dalam beberapa kategori sebagaimana yang tertuang dalam

tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. kategori prestasi belajar ekonomi

No Kategori Kelas Interval Frekuensi %

1.

2.

3.

Rendah

Sedang

Tinggi

53 – 60

61 – 68

69 - 76

59

100

26

31,89

54,05

14,05

Jumlah 185 100

Sumber: Hasil pengolahan data 2009

53

Berdasarkan tabel 11 diatas, dapat diketahui prestasi belajar ekonomi siswa

SMU YP Unila siswa kelas X berada dalam kategori sedang.

D. Uji Persyaratan Angket dan Analisis Data

1. Uji Validitas Angket

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

angket. Sebelum angket disebarkan kepada responden untuk mendapatkan

data yang mendukung penelitian, diadakan ujicoba angket yang dimaksudkan

untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kereabilitasan angket tersebut. Uji

validitas yang digunakan adalah rumus Product Moment dari Karl Pearson.

Dari hasil uji validitas terhadap item soal variabel minat belajar ekonomi ( 1 )

dan lingkungan belajar di sekolah ( 2 ).

Kriteria pengujian validitas adalah apabila r hitung > r tabel (α=5%) maka

instrumen tersebut dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya jika didapat

r hitung < r tabel maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Item soal variabel minat belajar ( 1 ) yang berjumlah 15 butir semua item soal

yang diujikan terdapat beberapa soal yang tidak valid ini di ketahui dari nilai

hitungr dari masing-masing butir soal nomor 5 dan 12 yaitu 0.219 dan 0.168

yang lebih kecil dari tabelr yaitu 0,444 (n=20, α=5%). Sedangkan item soal

variabel lingkungan belajar di sekolah ( 2 ) yang berjumlah 18 butir yang

diujikan terdapat beberapa soal yang tidak valid. Ini diketahui dari nilai hitungr

dari masing-masing butir soal nomor 1, 9, dan 17 yaitu 0. 352, 0. 246, dan 0.

358 yang lebih kecil dari tabelr yaitu 0,444 (n=20, α=5%).

54

Butir soal- soal yang tidak valid kemudian telah direvisi kembali sehingga

muncul butir- butir pertanyaan baru yang lebih baik dan memenuhi syarat

untuk disebarkan kepada responden.

2. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan

rumus alpha. Setelah dilakukan pengujian instrumen Minat belajar ekonomi

( 1 ) dan lingkungan belajar di sekolah ( 2 ) didapat hitungr untuk 1 sebesar

0.917 dan 2 sebesar 0.837. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kriteria

tingkat realibilitas, yaitu:

0,800 – 1,000 = sangat tinggi

0,600 – 0,799 = tinggi

0,400 – 0,599 = cukup

0,200 – 0,399 = rendah

0,000 – 0,199 = Sangat rendah

Dari hasil perbandingan dengan kriteria pengujian tersebut, maka dinyatakan

bahwa tigkat reliabilitas dari kedua instrumen tersebut ( 1 =0.917 dan

2 =0,837) adalah sangat tinggi.

55

3. Uji Normalitas

Penelitian ini adalah merupakan penelitian sampel. Untuk mengetahui apakah

sampel berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji normalitas sampel

dengan menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov. Hasil pengujian normalitas

sampel dengan menggunakan menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov

adalah sebagai berikut.

Tabel 12. Uji Normalitas

Variabel Kondisi ( Sig. > ) Keterangan

X 1 0,064 > 0,05 Berdistribusi Normal

X 2 0,061 > 0,05 Berdistribusi Normal

Y 0,200 > 0,05 Berdistribusi Normal

Sumber : Hasil pengolahan data 2009.

Untuk menguji normalitas data digunakan rumusan hipotesis sebagai berikut.

0 : data berasal dari populasi berdistribusi normal

1 : data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria Pengambilan keputusan:

Tolak H 0 apabila nilai signifikansi (sig.) < 0.05 berarti distribusi sampel

tidak normal

Tolak H 1 apabila nilai signifikansi (sig.) > 0,05 berarti distribusi sampel

normal

Dari hasil perhitungan didapat bahwa angka signifikan untuk semua variable

pada uji kolmogrov- Smirnov lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima, dengan

kata lain distribusi data semua variabel adalah normal.

56

4. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas sampel bertujuan untuk mengetahui apakah data

sampel yang diambil dari populasi itu bervarians homogen ataukah tidah.

Untuk menguji homogenitas data digunakan rumusan hipotesis sebagai

berikut.

H 0 : Varians sampel berasal dari populasi homogen

H 1 : Varians sampel brasal dari populasi yang tidak homogen

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika probabilitas (sig.) > 0.05 maka H 0 diterima

Jika Probabilitas (sig.) < 0,05 maka H 0 ditolak

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji Bartlett, hasil perhitungan

homogenitas diperoleh χ 2hitung = 2,957 dengan probabilitas 0,053 dan χ 2

tabel

pada α = 0,05 dan dk = k-1 adalah 5,991. Maka dapat disimpulkan bahwa

variabel- variabel tersebut memiliki varians yang sama atau homogen karena

nilai χ 2 hitung < χ 2 tabel dan probabilitas Sig. 0,053 > 0,05.

5. Uji kelinearan dan keberartian

5.1 Uji Kelinearan X 1 dan X 2

Uji kelinieritasan garis regresi (persyaratan analisis) dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui apakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini

linier atau non linier.

57

Dengan kriteria jika F hitung F tabel dengan dk pembilang k-2 dan dk penyebut

n-k maka regresi adalah linier, sebaliknya tidak linier.

Kesimpulan dari hasil perhitungan SPSS pada tabel anava:

1. X 1 (minat belajar ekonomi) F hitung diperoleh 0,845 dan F tabel diperoleh

1,973 maka F hitung = 0,845 < F tabel = 1,973 dapat dikatakan regresi X 1

berbentuk linier.

2. X 2 (lingkungan belajar di sekolah) F hitung diperoleh 0,621 dan F tabel

diperoleh 1,973 maka F hitung =0,621 < F tabel = 1,973 dapat dikatakan regresi

X 2 berbentuk linier.

5.2 Uji Keberartian X 1 dan X 2

Dengan kriteria jika F hitung > F tabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut n-

2 dan tertentu maka regresi berarti, sebaliknya tidak berarti.

Kesimpulan dari hasil perhitungan SPSS pada tabel anava:

1. X 1 (minat belajar ekonomi) F hitung diperoleh 78,255 dan F tabel diperoleh

1,973 maka F hitung =78,255 > F tabel =1,973 dapat dikatakan regresi X 1

berarti.

2. X 2 (lingkungan belajar di sekolah) F hitung diperoleh 49,682 dan F tabel

diperoleh 1,973 maka F hitung =49,682 > F tabel =1,973 dapat dikatakan

regresi X 2 berarti.

58

6. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan perhitungan SPSS diketahui nilai Tolerance 0,679 dan VIF 1,437.

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

1. menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10

atau nilai VIF > 10

2. menunjukan tidak adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance >

0,10 atau nilai VIF < 10 (Imam Ghozali, 2007:92).

Kesimpulan :

Nilai Tolerance 0,679 > 0,10 dan nilai VIF 1,437 < 10 menunjukan tidak

adanya multikolieritas.

7. Uji Autokolerasi

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS hasil analisis menunjukan

bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,812 dan nilai tersebut mendekati angka

dua hal ini berarti tidak terjadi autokolerasi dalam pengamatan.

8. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat

melalui grafik sebagai berikut:

59

3210-1-2-3

Regression Standardized Predicted Value

4

2

0

-2

-4

Reg

ressio

n S

tan

dard

ized

Resid

ual

Dependent Variable: Prestasi belajar

Scatterplot

Gambar 2. Grafik Heteroskedastisitas

Kesimpulannya tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

9. Uji Hipotesis (analisis pengaruh)

9.1 Pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2008/2009

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut :

1. Konstanta a = 34,064 dan koefisien b = 0,643 sehingga persamaan

regresinya menjadi

Y = 34,064 + 0,643x . Konstanta sebesar 10,658

menyatakan bahwa tidak ada skor minat belajar ekonomi (X=0) maka rata-

rata skor prestasi belajar ekonomi 34,064

60

2. Koefisien regresi untuk X sebesar 0,643 menyatakan setiap penambahan

satu satuan atau jika siswa memiliki minat belajar ekonomi maka akan

meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar 0,643.

3. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen (minat

belajar ekonomi).

Hipotesis untuk kasus ini:

0 : Tidak ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar

ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran

2008/2009.

1 : Ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi

kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009.

Kriteria pengujian hipotesis :

1. Apabila t hitung > t tabel dengan dk = n-k-1 dan = 0,05 maka 0 ditolak

atau sebaliknya 0 diterima.

2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0

diterima.

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS, diperoleh bahwa ada

pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi. Hal ini

dapat dilihat bahwa r hitung > r tabel atau 0,547 > 0,145. Dengan demikian, 0

ditolak dan 1 diterima atau bisa juga melihat dengan probabilitas (Sig.)

0,000 < 0,05 maka 0 ditolak. Artinya ada pengaruh minat belajar ekonomi

61

terhadap prestasi belajar ekonomi. Untuk menguji apakah pengaruh tersebut

memiliki keberartian diuji dengan uji t diperoleh t hitung = 8,846 > t tabel =

1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti ada pengaruh minat belajar

ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi.

Sumbangan peubah (kadar determinasi) atau r 2 variabel minat belajar

ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 0,300 atau 30% artinya

minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi hanya sebesar 30%

dan sisanya 70% dipengaruhi oleh faktor faktor lain.

9.2 Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2008/2009.

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut :

1. Konstanta a = 37,509 dan koefisien b = 0,469 sehingga persamaan

regresinya menjadi

Y = 37,509 + 0,469x . Konstanta sebesar 37,509

menyatakan bahwa tidak ada skor lingkungan belajar di sekolah (X=0)

maka rata-rata skor prestasi belajar ekonomi 37,509.

2. Koefisien regresi untuk X sebesar 0,469 menyatakan setiap penambahan

satu satuan atau jika siswa memiliki minat belajar ekonomi maka akan

meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar 0,469.

3. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen (minat

belajar ekonomi).

Hipotesis untuk kasus ini:

62

0 : Tidak ada pengaruh lingkungan belajar disekolah terhadap prestasi

belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun

pelajaran 2008/2009.

1 : Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar

ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran

2008/2009.

Kriteria pengujian hipotesis :

1. Apabila t hitung > t tabel dengan dk = n-2 dan = 0,05 maka 0 ditolak atau

sebaliknya 0 diterima.

2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0

diterima.

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS, untuk pengujian hipotesis

kedua diperoleh bahwa ada pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar ekonomi. Hal ini dapat dilihat r hitung > r tabel atau 0,462 > 0,145 dengan

demikian 0 ditolak dan 1 diterima. Atau dapat dilihat dari probabilitas

(Sig.) 0,000 < 0,05 maka 0 ditolak. Untuk menguji apakah pengaruh

tersebut memiliki keberartian maka dilakukan uji t , diperoleh t hitung = 7,049 >

t tabel = 1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti terdapat pengaruh

lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi.

Sumbangan peubah (kadar determinasi) variabel lingkungan belajar di sekolah

terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 0,214 atau 21,4% artinya prestasi

63

belajar ekonomi dipengaruhi oleh lingkungan belajar ekonomi sebesar 21,4%

dan sisanya 78,6% dipengaruhi faktor lain.

9.3 Pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah

terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut:

a. Persamaan regresi

1. Konstanta a = 28,422 dan koefisien 1b = 0,494 dan 2b = 0,227 sehingga

persamaan regresinya menjadi

Y = 28,422 + 0,494 1 + 0,227 2 .

Konstanta sebesar 28,422 menyatakan bahwa tidak ada skor minat belajar

ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah (X=0) maka rata-rata skor

prestasi belajar ekonomi sebesar 28,422.

2. Koefisien regresi untuk 1 sebesar 0,494 menyatakan setiap penambahan

satu satuan X maka akan meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar

0,494.

3. Koefisien regresi untuk 2 sebesar 0,277 menyatakan setiap penambahan

satu-satuan X maka akan meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar

0,277.

b. Pengujian Hipotesis Regresi Multipel

Rumusan Hipotesis :

64

0 : Tidak ada pengaruh minat belajar ekonmi dan lingkungan belajar di

sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila

Bandar lampung tahun pelajaran 2008/2009.

1 : Ada pengaruh minat belajar ekonmi dan lingkungan belajar di sekolah

terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar

lampung tahun pelajaran 2008/2009.

Kriteria pengujian hipotesis :

1. Apabila F hitung > F tabel dengan dk = n-k-1 dan = 0,05 maka 0 ditolak

atau sebaliknya 0 diterima.

2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0

diterima.

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS, untuk pengujian

hipotesis ketiga diperoleh ada pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan

belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP unila

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. Hal tersebut dapat dilihat pada

kolerasi product moment terlihat R hitung > R tabel atau 0,578 > 0,146 dengan

demikian 0 ditolak dan 1 diterima.

Pada model Summary terlihat bahwa koefisien kolerasi multipel diperoleh

R = 0,578 berarti tingkat pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan

belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP

Unila Tahun Pelajaran 2008/2009 termasuk kategori sedang dengan R 2 =

65

0,334 atau 33,4%. Artinya prestasi belajar dipengaruhi minat belajar ekonomi

dan lingkungan belajar di sekolah 33,4% dan sisanya sebesar 66,6%

dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Setelah diketahui nilai koefisien regresi, maka untuk menguji tingkat

signifikansi secara multipel digunakan uji F. Terlihat bahwa F hitung sebesar

45,537 > F tabel sebesar 3,892 (hasil intervolasi). Dan nilai Sig. 0,000 < 0,05

maka 0 ditolak dan 1 diterima, dengan demikian ada pengaruh minat

belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar

ekonmi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2008/2009.

E. Pembahasan

1. Pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana mengenai

pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1. Koefisien kolerasi ( r )

Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien kolerasi sebesar 0,547 setelah

dikonsultasikan ke kriteria, maka hubungan sebesar 0,547 tergolong

hubungan yang sedang. Ini berarti apabila siswa memiliki minat belajar

ekonomi yang sedang maka prestasi belajar ekonomi juga sedang/cukup.

2. Koefisien determinasi ( r 2 )

Hasil analisis menunjukan adanya kadar determinasi sebesar 0,300 artinya

bahwa pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi

66

sebesar 30 % sedangkan sisa nya di sebabkan faktor-faktor lain yang tidak

dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh.

3. Persamaan garis regresi

Persamaan garis regresi linier sederhana yang diperoleh adalah

Y =

34,046 + 0,643x. Harga koefisien kostanta sebesar 34,046 berarti bahwa

1 sama dengan nol maka besarnya variabel Y sebesar 34,046. Harga

koefisien 1b sebesar 0,463 berarti bahwa nilai 1 mengalami kenaikan

satu-satuan (1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat

sebesar 0,463 satuan.

Pengujian hipotesis pertama dilihat dari uji t, diperoleh t hitung = 8,846 > t tabel

= 1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti ada pengaruh minat belajar

ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila

Bandar Lampung.

Hasil analisis tersebut sejalan dengan pendapat Slameto, (2003: 180) minat

adalah suatu rasa lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan keinginan dalam diri

sesorang terhadap sesuatu kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Minat

belajar ekonomi harus dilakukan berdasarkan kemauan dari dalam diri siswa

itu sendiri. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu mata

pelajaran ekonomi akan berusaha untuk selalu mempelajarinya sehingga

prestasi belajar yang dicapai akan maksimal.

67

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP

Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Jadi semakin tinggi minat

belajar ekonomi maka semakin tinggi pula prestasi belajar ekonomi yang

dicapai oleh siswa demikian pula sebaliknya.

2. Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier multipel mengenai

pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi

dengan menggunakan SPSS, dapat disajikan sebagai berikut:

1. Koefisien kolerasi ( r )

Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien kolerasi sebesar 0,462

dikonsultasikan ke kriteria korelasi, maka hubungan sebesar 0,462

termasuk kategori sedang.

2. Koefisisen determinasi ( r 2 )

Hasil analisis menunjukan adanya kadar determinasi sebesar 0,214 atau

21,4%, artinya bahwa lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi

belajar ekonomi sebesar 21,4% sisanya 78,6% disebabkan faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Persamaan garis linier

Persamaan garis linier sederhana yang diperoleh

Y = 37,509 + 0,469x

harga koefisien konstanta sebesar 37,509 berarti bahwa 2 sama dengan

nol maka besarnya variabel dependen Y sebesar 37,509 harga koefisien 2b

sebesar 0,469 berarti apabila nilai 2 mengalami kenaikan satu-satuan

68

(1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat sebesar 0,469

satuan.

Pengajuan hipotesis kedua dilakukan uji t , diperoleh t hitung = 7,049 > t tabel =

1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti terdapat pengaruh lingkungan

belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP

Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

Hamalik (2005: 195), berpendapat lingkungan adalah sesuatu yang ada di

dalam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada individu.

Lingkungan sangat mempengaruhi proses belajar dimana siswa berinteraksi

dengan lingkungan sekitarnya seperti teman, guru, dan anggota sekolah

lainnya.

Lingkungan belajar ini merupakan penciptaan suatu sistem lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar yang baik di sekolah. Dengan adanya

lingkungan yang baik, tentu akan dapat mendukung lancarnya kegiatan

belajar di sekolah khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Siswa yang

mengalami proses belajar supaya berhasil sesuai dengan tujuannya yang harus

dicapai, salah satunya harus dapat menyesuaikan dengan lingkungan

belajarnya. Suasana lingkungan yang nyaman tidak bisa tercapai jika tidak ada

hubungan yang baik antar siswa, siswa dengan guru. Itu merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar ekonomi di sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh

lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU

69

YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Jadi semakin baik

lingkungan belajar di sekolah semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai

oleh siswa, demikian pula sebaliknya.

3. Pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap

prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun

pelajaran 2008/2009.

Hasil analisis perhitungan analisis regresi linier multipel mengenai minat

belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar

ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Koefisien Kolerasi (R)

Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien ( R ) sebesar 0,578 setelah

dikonsultasikan kekriteria korelasi, maka hubungan sebesar 0,578

tergolong sedang. Ini berarti apabila siswa memiliki minat belajar ekonomi

dalam mata pelajaran ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah

sedang/cukup maka prestasi belajar ekonominya sedang atau cukup.

2. Koefisien determinasi ( 2R )

Hasil analisis menunjukan adanya koefisien determinasi ( 2R ) sebesar

0,334 atau 33,4% menunjukan bahwa kemampuan variabel 1 dan 2

(minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah) untuk

menjelaskan variasai pada variabel Y (prestasi belajar ekonomi), artinya

bahwa pengaruh minat belajr ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah

terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 33,4% sedangkan sisanya 66,6%

disebabkan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model

regresi yang diperoleh.

70

3. Persamaan garis regresi

Persamaan garis regresi linier multipel yang diperoleh adalah

Y =28,422+0,494 1 +0,227 2 . Harga koefisien kostanta sebesar 28,422

berarti bahwa jika 1 dan 2 samadengan nol maka besarnya variabel

dependen Y sebesar 28,422.

Harga koefisien 1b sebesar 0,494 berarti bahwa apabila nilai 1 mengalami

kenaikan (1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat sebesar

0,494. Harga koefisien 2b sebesar 0,227 berarti apabila nilai 2 mengalami

kenaikan satu-satuan (1,00) maka tingkat variabel dependen variabel Y akan

meningkat sebesar 0,227 satuan.

Untuk mengetahui tingkat pengaruh kedua variabel tersebut digunakan uji F.

Terlihat bahwa F hitung sebesar 45,537 > F tabel sebesar 3,892 (hasil intervolasi).

Dan nilai Sig. 0,000 < 0,05 maka 0 ditolak dan 1 diterima, dengan

demikian ada pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di

sekolah terhadap prestasi belajar ekonmi siswa kelas X SMU YP Unila

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil atau prestasi belajar adalah:

1. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Faktor

internal ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu:

a. faktor jasmaniah,

seperti: kesehatan dan cacat tubuh

b. faktor fsikologis,

seperti: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan.

c. faktor Kelelahan.

71

2. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa. Faktor

eksternal ini juga dibagi menjadi tiga factor yaitu:

a. faktor keluarga,

seperti: cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. faktor sekolah,

seperti: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, alat peraga, tugas rumah, keadaan gedung, waktu

belajar dan disiplin.

c. faktor Masyarakat

seperti: teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, kegiatan siswa

dalam masyarakat, dan media massa. (Slameto, 2003: 54-72).

Prestasi belajar ekonomi adalah hasil yang dicapai siswa dalam mata pelajaran

ekonomi setelah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan

di sekolah dan diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada muridnya

pada jangka waktu tertentu. Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah sebagai

dasar untuk mengetahui sejauh mana tigkat keberhasilan selama siswa

mengikuti proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang positif dan signifikan antara minat belajar ekonomi dan lingkungan

belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP

Unila Bandar Lampung.