25
ACARA I PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK ASEPTIS A. Tujuan Pratikum Tujuan dari Acara I. Pengenalan Alat dan Teknik Aseptis adalah untuk memperkenalkan peralatan- peralatan analisis yang biasa digunakan dalam penelitian mikrobiologi dan melatih teknik aseptis. B. Tinjauan Pustaka Teknik Aseptis pertama kali ditemukan oleh Joseph Lister (1827-1912). Pada tahun 1860-an telah ditemukan adanya fenol yang mampu membunuh bakteri. Lister menggunakannya untuk merendam perlengkapan bedahnya dan menyemprot ruang bedah. Pada pasiennya luka dan torehan mengalami percepatan penyembuhan. Prinsip ini sekarang sering disebut dengan prinsip aseptis. Prinsip kerjanya adalah mencegah masuknya mikroba kedalam luka atau insisi (Pelczar et al, 1986). Salah satu cara untuk menjaga sterilitas alat adalah dengan membakarnya dengan Bunsen. Inti dari pembakaran ini adalah seluruh bakteri ataupun sel yang ada pada alat dapat dimusnahkan. Hal ini

ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

ACARA I

PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK ASEPTIS

A. Tujuan Pratikum

Tujuan dari Acara I. Pengenalan Alat dan Teknik Aseptis adalah untuk

memperkenalkan peralatan-peralatan analisis yang biasa digunakan dalam

penelitian mikrobiologi dan melatih teknik aseptis.

B. Tinjauan Pustaka

Teknik Aseptis pertama kali ditemukan oleh Joseph Lister (1827-

1912). Pada tahun 1860-an telah ditemukan adanya fenol yang mampu

membunuh bakteri. Lister menggunakannya untuk merendam

perlengkapan bedahnya dan menyemprot ruang bedah. Pada pasiennya

luka dan torehan mengalami percepatan penyembuhan. Prinsip ini

sekarang sering disebut dengan prinsip aseptis. Prinsip kerjanya adalah

mencegah masuknya mikroba kedalam luka atau insisi (Pelczar et al,

1986).

Salah satu cara untuk menjaga sterilitas alat adalah dengan

membakarnya dengan Bunsen. Inti dari pembakaran ini adalah seluruh

bakteri ataupun sel yang ada pada alat dapat dimusnahkan. Hal ini

bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi pada sampel saat

menggunakan alat tersebut. Hal ini memang dapat mengurangi

kontaminasi tapi kurang efektif untuk kontaminasi dari udara ataupun gas

(Stelley et al. 1986 )

Ketika alat-alat akan mengalami kontak dengan suatu media kulture

yang steril maka peralatan tersebut harus disterilkan. Mencegah suatu

kontaminasi dalam suatu manipulasi kultur adalah suatu teknik yang

dikenal dengan nama teknik aseptis. Ketika suatu media kulture terbuka,

hal ini harus dikendalikan. Kontaminasi dari udara luar tidak diijinkan

masuk ke media kulture agar tidak mengkontaminasi media kulture

Page 2: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

sehingga kesterilan media kulture tetap terjaga. Pemindahannya pun juga

harus diperhatikan. Jarum oase untuk memindahkan biakan harus dibakar

dahulu hingga berwarna merah dan diangin-anginkan. Sebelum

mengambil biakan ujung atas tabung reaksi pun juga dipanaskan terlebih

dahulu. Pengambulannya juga harus didekarkan dengan panas (Madigan et

al. 1984).

Sterilisasi adalah suatu perawatan untuk merendahkan potensi

pelekatan mikroorganisme dalam sistem air pendingin dengan jalan

pembunuhan mikroorganisme.Bahan kimia yang mempunyai efek

sterilisasi adalah senyawa klor, senyawa organik, nitrogen-sulfur dan lain-

lain. Mekanisme kerja bahan bahan kimia ini diperkirakan sebagai berikut,

bahan kimia ini mempunyai reaktivitas yang tinggi terhadap radikal SH

sistein (komponen protein dalam mikroorganisme), dan membunuh

mikroorganisme dengan jalan melumpuhkan enzim (bagian yang aktif)

radikal SH, atau membunuh mikroorganisme dengan daya oksidasi dari

bahan kimia tersebut (Lestari, 2010).

Untuk menjada sterilitas alat-alat seperti tabung reaksi ataupun

erlenmeyer, pada ujungnya ditutup dengan menggunakan kapas. Kapas

yang digunakan adalah kapas yang tidak menyerap. Hal ini bertujuan agar

tidak ada bakteri dari luar yang akan masuk sehingga tetap terjaga

sterilitasnya. Selain itu pada sterilitas media kulture dan cairan lainnya

digunakan sterilitas dengan menggunakan pemanasan kering. Namun

penggunaan pemanasan saja lebih efektif kesterilisasiannya (Burrows et al.

1968).

Autoclave merupakan suatu alat yang bekerja dibawah tekanan tinggi.

Biasanya alat ini berada pada laboratorium biologi yang digunakan untuk

sterilisasi. Kombinasi antara tekanan dan panas inilah yang efektif untuk

membunuh mikroorganisme. Biasanya alat yang disterilkan adalah alat-

alat dari glass, plastik maupun agar (Hadar et al. 1997).

Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang dapat mengurangi

jumlah mikroorganisme infektif dalam udara. LAF akan mengalirkan suatu

Page 3: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

aliran idara yang kontinyu yang dimana udara tersebut telah disaring

dengan sangat baik. Maka dihasilkanlah suatu kondisi udara tanpa bakteri.

Dengan kata lain kontaminasi oleh udara dapat dihapuskan oleh alat ini

(Cherly et al, 2007).

Laminar Air Flow mrupakan alat sterilisasi dengan menggunakan

sinar UV. Selain itu LAF juga dilengkapi dengan sistem penyaringan

ganda. LAF akan meniupkan udara steril ketempat kerja bebas dari debu

dan spora-spora. Spora-spora dan debu tersebut akan ditarik kedalam alat

melalui filter pertama ( pre filter). Kemudian ditiupkan keluar melalui

filter yang sangat halus yaitu HEPA ( High Efficiency Particulate Air

Filterl) dengan menggunakan blower (Favero, 1967).

Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitan

atau absorban suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang,

pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang gelombang

tunggal dapat pula dilakukan. Instrument semacam itu dapat

dikelompokkan secara manual atau merekam atau pengelompokkan lain,

berkas tunggal dan berkas rangkap. Dalam praktek instrumen berkas

tunggal biasanya dijalankan dengan tangan (manual) dan instrumen berkas

rangkap umumnya mencirikan perekaman automatik terhadap spektra

serapan, namun dimungkinkan untuk merekam suatu spektrum dengan

instrumen berkas tunggal (Day, 1989).

C. Metodologi

1. Alat

Pada Teknik Aseptis ada beberapa alat yang dapat digunakan yaitu

Bunsen, oven, autoclave dan Laminar Air Flow. Alat-alat tersebut dapat

membantu dalam memberikan hasil sterilisasi yang maksimal pada

penelitian mikrobiologi.\

Page 4: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

2. Bahan

Bahan yang banyak digunakan dalam teknik Aseptis adalah

alkohol. Alkohol dapat membunuh mikroba baik yang berada pada

sarung jangan ataupun alat-alat pratikum.

3. Cara Kerja

Pada saat akan memulai pratikum, pratikan sebaiknya

menggunakan peralatan lengkap berupa sarung tangan, masker dan jas.

Sebelum menggunakan sarung tangan terlebih dulu mensterilkan tangan

menggunakan alkohol. Setelah memakai sarung tangan juga

mensterilkan lagi menggunakan alkohol. Sebelum menggunakan alat-

alat sebaiknya meja kerja disterilkan juga dengan alkohol. Setelah itu

alat-alat yang digunakan yang sebelumnya sudah disterilkan baik

menggunakan oven ataupun disterilkan dengan menggunakan Bunsen

seperti pada penanaman mikroba pada media agar jarum oase

dipanaskan dengan api dari Bunsen untuk memastikan tidak ada

mikroba dalam jarum oase.

D. Pembahasan

No Gambar Cara Pemakaian Fungsi Alat1

Inkubator

1. Siapkan pemeram mikroba (contoh: cawan petri)

2. Bungkus cawan petri dengan kertas payung

3. Lipat kertas payung hingga menutupi cawan petri. Pastikan kerapatan cawan petri dan tidak ada udara yang masuk

4. Masukkan kedapam inkubator

5. Atur suhu inkubasi6. Atur waktu inkubasi

Alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol.

Page 5: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

2

Oven

1. Dimasukkan alat atau bahan pangan yang akan disterilisasi.

2. Taruh alat atau bahan pangan tersebut ke rak oven.

3. Tutup pintu oven lalu tekan tombol on.

4. Diatur suhu oven. Tunggu sampai waktu yang telah ditentukan.

5. Jika telah selesai, suhu akan berubah menjadi

0 .

6. Tekan tombol off dan keluarkan alat atau bahan pangan yang telah disterilkan tersebut. Dimasukkan alat atau bahan pangan yang akan disterilisasi.

7. Taruh alat atau bahan pangan tersebut ke rak oven.

8. Tutup pintu oven lalu tekan tombol on.

9. Diatur suhu oven. Tunggu sampai waktu yang telah ditentukan.

10.Jika telah selesai, suhu akan berubah

menjadi 0 .

11.Tekan tombol off dan keluarkan alat atau bahan pangan yang telah disterilkan tersebut.

Menbunuh mikroba dengan menggungkan panas.

3

Autoclave

1. Isi air dalam autoclave kurang lebih 2 cm dibawah keranjang atau sekitar 3-5 liter.

2. Letakkan alat yang akan disterilkan. Pastikan alat yang digunakan dapat terkena uap dalam autoclave.

Membuang uap panas dari alat yang disterilkan yang dihasilkan dari bahan cair yang merupakan pendukungnya.

Page 6: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

3. Tutup rapat autoclave serta kunci dengan arah berlawanan serta aturlah waktu yang dibutuhkan.

4. Pastikan tabung exhaust terbuka sedangkan tabung drainnya tertutup

5. Setelah uap air keluar atau terdengar bunyi mendesis segerakan tutup tabung exhaust

6. Saat alarm berbunyi menandakan sterilisasi telah berakhir. Jangan langsung membuka tutup autoclave. Pastikan jarum tekanan menunjukkan angka nol.

4

Spektofotometer

1. Dihidupkan 2. Didiamkan 15 menit

untuk warm up3. Kuvet dibersihkan

dengan alkohol agar steril

4. Aquades dimasukkan dalam kuvet sebagai larutan blanko

5. Dimasukkan dalam spektofotometer

6. Diatur panjang gelombangnya

7. Dipilih metode transmittance

8. Diatur hingga angka nol

9. Diganti larutan blanko dengan

untuk mengukur kekeruhan atau konsentasi mikroba pada media cair.

Page 7: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

larutan sampel10. Dicatat nilai

absorbsinya5

Laminar Air Flow

1. Dihidupkan lampu UV sekitar 5-10 menit, kemudian dimatikan segera sebelum mulai bekerja

2. Pastikan kaca penutup terkunci pada posisi terendah

3. Nyalakan lampu neon dan blower

4. Biarkan selama 5 menit

5. Gunakan masker dan sarung tangan

6. Sterilkan sarung tangan menggunakan alkohol

7. Sterilkan permukaan Meja LAF menggunakan alkohol dan biarkan menguap terlebih dahulu

8. Masukkan alat dan bahan kedalam LAF. Pastikan posisi penempatan alat dan bahan seefektif mungkin

9. Gunakan bahan bakar bunsen dengan menggukanan bahan bakar gas bukan alkohol

10. Kerjakan penelitian dan jangan sampai aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja

Sebagai penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara, menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan, mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.

Page 8: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

11. Setelah selesai biarkan 2-3 menit untuk kontaminasi tidak keluar dari LAF

6

Mikroskop

1. Letakkan mikroskop pada tempat yang datar

2. Letakkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit objek

3. Aturlah fokus dengan menentukan perbesaran lensa objektif dan lensa okuler serta gunakan fokus kasar dan fokus halus untuk menunjang kefokusan

4. Amati pada mikroskop

Memperbesar benda-benda yang bersifat mikroskopis sehingga membantu kita dalam melihat dan mengamati benda-benda yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang

Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek)

yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme

untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang

diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak

partikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora)

yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau

mengendap di area kerja.

Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan ini dapat

mempengaruhi, mengganggu hasil dari suatu percobaan.

Mikroorganisme dapat juga ”jatuh” dari tangan peneliti, sarung tangan

atau jas laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif cepat.

Penggunaan teknik aseptik meminimalisir material yang digunakan

Page 9: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya teknik aspetis tidak

dapat melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan. Namun

semakin banyak belajar dari pengalaman maka semakin mengurangi

resiko yang ditimbulkan.

Pada Teknik aseptis dikenal dengan adaya Teknik Transfer Aseptis

yaitu yaitu sterilisasi secara kimia, sterilisasi secara fisik dan sterilisasi

secara mekanik. Sterilisasi secara kimia yaitu sterilisasi dengan

menggunakan bahan kimia. Sterilisasi ini biasanya digunakan untuk

bahan-bahan yang rusak oleh panas missal aja alat dari plastic.

Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan gas ataupun

radiasi. Gas yang dapat digunakan seperti etilen oksida, asam parasetat

dan gas formaldehida. Selain itu juga dapat digunakan cairan desinfekta

berupa alkohol ataupun fenol. Bahan kimia yang mempunyai efek

sterilisasi adalah senyawa klor, senyawa organik, nitrogen-sulfur dan

lain-lain. Mekanisme kerja bahan bahan kimia ini diperkirakan sebagai

berikut, bahan kimia ini mempunyai reaktivitas yang tinggi terhadap

radikal SH sistein (komponen protein dalam mikroorganisme), dan

membunuh mikroorganisme dengan jalan melumpuhkan enzim (bagian

yang aktif) radikal SH, atau membunuh mikroorganisme dengan daya

oksidasi dari bahan kimia tersebut (Lestari, 2010)

Sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan sterilisasi melakui panas.

Baik panas kering maupun panas basah. Sterilitas ini biasanya

digunakan untuk bahan-bahan yang tahan panas. Sterilisasi dengan

pemanasan antara lain: pemanasan dengan nyala api, pemanasan

dengan udara panas (oven), merendam dengan air mendidih

(Menggodok). Sedangkan untuk panas basah digunakan sterilisasi

dengan uap air ditekan (Autoclave) dan dengan sterilisasi dengan uap

yang mengalir. Sterilisasi dengan udara panas akan membunuh mikroba

mikroba yang berada pada alat ataupun bahan. Udara kering akan

menyebabkan terjadinya dehidrasi mikroba dan denaturasi protein. Pada

pemanasan dengan nyala api yang harus diperhatikan adalah setelah

Page 10: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

dipanaskan alat yang digunakan harus diangin-anginkan terlebih

dahulu. Hal ini dikarenakan jika langsung digunakan maka panas yang

dimiliki oleh alat akan membunuh mikroba sampel. Sehingga yang

didapatkan bukan suatu mikroba hidup namun mikroba yang mati.

Untuk merendam dengan air mendidih lebih efektif dilakukan dan juga

memiliki biaya rendah. (Putranto, 2010)

Sterilisasi mekanik atau sterilisasi filtrasi biasanya digunakan

untuk sampel atau bahan yang peka terhadap panas. Biasanya

dihunakan kertas penyaring yang berpori sangat kecil sehingga mikroba

dapat bertahan pada kertas saring tersebut. Contoh sampel yang

biasanya menggunakan sterilisasi ini adalah enzim atau antibiotik.

Oven merupakan salah satu alat dalam sterilisasi panas. Prinsip

kerja alat ini adalah membunuh mikroorganisme dengan suhu tinggi.

Oven biasanya digunakan untuk bahan berupa tepung karena tidak

menyebabkan kondensasi uap air. Alat ini juga baik digunakan untuk

alat-alat yang terbuat dari gelas.

Autoclave merupakan alat sterilisasi dengan mengandalkan uap air

panas bertekanan. Prinsip kerjanya autoclave mempunyai tekanan

sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi. Tekanan ini didapat

dari air yang ada didalam autoclave yang diubah menjadi uap air. Pada

penggunaannya autoclave membutuhkan warming up terlebih dahulu.

Contoh saja pada pembunuhan spora pada alat dan bahan suhu yang

digunakan adalah 121ºC dengan waktu 15 menit. Namun, warming up

yang dibutuhkan adalah 2 jam untuk autoclave mencapai suhu tersebut.

Mikroskop berfungsi untuk memperbesar benda-benda yang

bersifat mikroskopis sehingga membantu kita dalam melihat dan

mengamati benda-benda yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Perbesaran oleh mikroskop merupakan hasil dari dua sistem lensa, yaitu

lensa obyektif yang terletak di dekat spesimen dan lensa okuler yang

terletak di dekat mata. Untuk menggunakan mikroskop kita harus

mengetahui fungsi dari bagian-bagian mikroskop. Mikroskop memiliki

Page 11: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

bagian-bagian yang sangat kompleks yaitu memiliki dua lensa, lensa

yang pertama adalah lensa okuler adalah lensa yang terletak dekat mata

pengamat berfungsi untuk memperbesar benda yang dibentuk lensa

obyekif. Yang kedua adalah lensa obyektif yaitu lensa yang terletak

didekat obyek yang akan diamati. Bagian yang lain adalah tabung

mikroskop adalah bagian untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan

diturunkan, revolver adalah bagian untuk memilih lensa obyektif yang

akan digunakan. Meja preparat adalah tempat untuk meletakkan obyek

benda yang akan diamati. Penjepit obyek adalah bagian untuk menjepit

preparat. Kondensor adalah lensa tambahan yang berfungsi untuk

mengumpulkan cahaya yang masuk ke mikroskop. Diagfragma adalah

bagian untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk ke

mikroskop. Reflektor adalah bagian untuk memantulkan cahaya ke

dalam mikroskop. Lengan mikroskop adalah bagian untuk pegangan

dalam membawa mikroskop. Pemutar kasar adalah bagian untuk

memfokuskan obyek secara cepat. Pemutar halus adalah bagian untuk

memfokuskan obyek secara lambat.

Laminar Air Flow  (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang

memiliki efisiensi tingkat tinggi, sehingga dapat berfungsi sebagai penyaring

bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara, menjaga aliran udara yang konstan

diluar lingkungan, mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF. LAF

berfungsi mematikan mikrobia dengan UV dan mencegah kontaminan

masuk. Biasanya LAF berguna pada persiapan tanaman, penanaman

dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol lain dalam kultur in

virto. Sistem penyaringan ganda LAF akan meniupkan udara steril

ketempat kerja bebas dari debu dan spora-spora. Spora-spora dan debu

tersebut akan ditarik kedalam alat melalui filter pertama ( pre filter).

Kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yaitu HEPA

( High Efficiency Particulate Air Filterl) dengan menggunakan blower

(Favero, 1967).

Page 12: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

Spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur absorbansi suatu sampel dengan melewatkan cahaya dengan

panjang gelombang tertentu pada kuvet. Sebagian cahaya yang

dilewatkan akan diserap oleh sampel, sebagian lagi akan dipantulkan

dan sebagian lainnya akan di teruskan. Dalam perhitungannya,

digunakan duatu larutan pembanding yaitu pelarut murni atau suatu

larutan blanko. Spektrofotometer tersusun dari sumberspektrum yang

tampak kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan

sampel atau blanko, dan suatu alat untuk mengukur perbedaan

absorbansi antara sampel dan blanko. Cahaya akan melintas berganti-

ganti melewati larutan blanko. Pada lintasan cahaya dipasang suatu

cermin yang berotasi sangat cepat. Zat yang datang melalui sumbernya

dan dengan melalui suatu sistem cermin dan sebuah filter, kemudian

jatuh pada sebuah kisi yang menimbulkan dispersi. Setelah melewati

kondensor cahaya kemudian jatuh pada sistem yang berrotasi (A dan

C). apabila cahaya jatuh pada cermin A maka cahaya akan jatuh pada

kuvet blanko. Kemudian dipantulkan oleh cermin B ke bagian detektor.

Pada saat itu cermin C tidak dapat menampung cahaya sehingga cahaya

akan jatuh pada cermin D. Setelah melewati kuvet larutan blanko akan

jatuh pada cermin C. Cermin C dirakitkan pada cermin A sehingga

kalau C, berada pada lintasan maka cermin A berada pada luar intasan.

Kemudian cahaya dari cermin C akan dipantulkan pada detektor.

Inkubator merupakan alat memeram mikroba pada suatu suhu

terkontrol. Bagian dari alat ini yaitu Panel suhu yang menunjukkan

suhu yang digunakan pada inkubator. Pengatur suhu manual yang

digunakan untuk menambah ataupun mengurangi suhu yang digunakan

pada inkubator. Pengatur waktu digunakan untuk mengatur waktu

inkubasi. Tombol on/off merupakan tombol untuk menghidupkan dan

mematikan alat. Gagang pembuka digunakan untuk membuka

inkubator. Badan inkubator merupakan bagian dalam inkubator

digunakan untuk meletakkan suspensi mikroba. Pintu kaca berada pada

Page 13: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

bagian dalam inkubator digunakan untuk memudahkan dalam melihat

suspensi mikroba sehingga tidak menurunkan suhu inkubator.

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa teknik aseptis yang bisa

dilakukan yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Pada sterilasasi

basah digunakan alat autoclave. Prinsip kerja alat ini adalah dengan

memiliki tekanan sehingga panas yang dihasilkan akan lebih tinggi.

Pada alat ini alat ataupun bahan yang digunakan akan disterilkan

dengan menggunkan uap air panas bertekanan. Pada umumnya

digunakan tekanan 2 atm dengan suhu 250ºF. dalam suhu ini biasanya

dibutuhkan waktu 15 menit.

Sedangkan untuk sterilisasi kering alat yang digunakan adalah

oven. Prinsip kerja alat ini adalah membunuh mikroba dengan

menggunakan suhu tinggi. Suhu tinggi pada oven akan menghasilkan

panas kering yang akan menyebabkan dehidrasi pada mikroorganisme

sehingga terjadilah denaturasi protein yang menyebabkan kematian

mikroba. Alat ini biasanya digunakan pada alat-alat laboratorium yang

berbahan dasar glass. Selain itu juga baik untuk bahan yang berbentuk

tepung karena tidak akan menyebabkan kondensasi uap air. Lama

waktu yang digunakan tergantung dari jenis alat atau bahan yang

disterilisasikan.

E. Kesimpulan

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Dalam pratikum sebaiknya digunakan teknik aseptis untuk

memaksimalkan kesterilisasian pratikum

2.

3. Inkubator berfungsi untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada

suhu yang terkontrol.

4. Oven berfungsi untuk menbunuh mikroba dengan menggungkan

panas.

Page 14: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

5. Autoclave berfungsi untuk mensterilkan alat dengan menggunakan

uap air panas bertekanan

6. Spektrofotometer berfungsi untuk untuk mengukur kekeruhan atau

konsentasi mikroba pada media cair.

7. Lamina Air Flow berfungsi untuk enyaring bakteri dan bahan-bahan

eksogen di udara, menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan,

mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.

8. Mikrosop berfungsi untuk memperbesar benda-benda yang bersifat

mikroskopis sehingga membantu kita dalam melihat dan mengamati

benda-benda yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang

Page 15: ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis

DAFTAR PUSTAKA

Burrows, William, et al. 1968. Textbook of Microbiology Nineteen Edition. Saunders International Student Edition. W.B. Saunders Company. Toronto.

Cherly etal. 2010. An Overview of laminar Flow Ventilation for Operating Threatres. The Technology Assessment Team Policy Coordination Unit Performance Management Branch.

Day Jr, R. A. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.

Favero, Marin; Berquist Kenneth. 1967. Use of laminar Air-Flow Equipment in Microbiology. American Association of Microbiology Vol 16 No 1. United Stated of America.

Hadar, Julia et al. 1997. Autoclave Emmisions - Hazardous or not. Journal of the American Biological Safety Association. University of Jerusalem. Israel.

Lestari, Diyah Erlina. 2009. Pengaruh Bioksida Pengoksidasi Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Air Pendingin Sekunder RSG-Gas. Seminar Nasioanal V SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta 5 November 2009 ISSN 1978-0176.

Madigan, Michael T. et al. 1984. Brock Biology of Microorganisms Eight Edition. Pretice Hall International, Inc. United State of America.

Pelczar, Michael J. et al. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. UI Press. JakartaPutranto, Dody. 2010. Sterilisasi http://kimiadahsyat. blogspot. c om

/2010/11/sterilisasi. html . Diakses pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2013 pukul 18.55 WIB.

Stelly, Herry W. et al. Selected Exercises from Microbes In Action A Laboratory Manual of Microbiology. London.