Upload
ninimaryani
View
243
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah 2016 - Potensi Pengembangan Wilayah Pesisir Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan Aspek Kemampuan Dan Kesesuaian Lahan
Citation preview
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN
GUNUNGKIDUL BERDASARKAN ASPEK KEMAMPUAN
DAN KESESUAIAN LAHAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh:
Isnaini Yuli Puspita 610014086 Angkatan 2014
Nini Maryani 610013010 Angkatan 2013
Ria Yunita 610013040 Angkatan 2013
Desi Vebri Rukmana 610015091 Angkatan 2015
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2016
1
POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN
GUNUNGKIDUL BERDASARKAN ASPEK KEMAMPUAN
DAN KESESUAIAN LAHAN
Isnaini Yuli Puspita, Nini Maryani, Ria Yunita dan Desi Vebri Rukmana
Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah & Kota, STTNAS Babarsari Depok Sleman
D.I. Yogyakarta 55281
Email: [email protected]
ABSTRAK
Potensi kawasan kepesisiran dewasa ini diharapkan dapat menggerakan
perekonomian daerah-daerah secara lestari. Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta
merupakan salah satu wilayah pesisir Selatan Jawa dimana banyak potensi yang
dapat dikembangkan, khususnya Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul. Namun
demikian, daerah kurang mengoptimalkan kawasan pesisir melalui pemanfaatan
kawasan pesisir sehingga potensi dan karakteristik unggulan yang ada belum
diarahkan dalam pengembangan wilayahnya .
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif melalui teknik
pengumpulan data primer dan sekunder dengan metode analisa overlay.
Hasil penelitian ini berupa delapan potensi pengembangan Zona Selatan
Kabupaten Gunungkidul berdasarkan aspek kemampuan dan kesesuaian lahan
dengan menampilkan peta kemampuan lahan dan keseuaian lahan.
Kata kunci : potensi pengembangan, kawasan pesisir, kemampuan dan kesesuaian
lahan
ABSTRACT
The potential of coastal region has become expected to boost the economy
of the regions that concern about the environtment. Gunung Kidul Regency,
Yogyakarta is one of Java's southern coastal areas where a lot of potential that
can be developed, especially the South Zone of Gunung Kidul Regency. However,
the government is less optimizing coastal areas through the utilization of the
coastal area, so that the potency and characteristics of the region is not directed
towards to develop the region.
The quantitative approach method was used in this research, by collecting
primary and secondary data and doing overlay analysis
The results of this study are eight potential development aspect of the
South Zone Gunungkidul based on the capability and suitability of the land by
representing the map of land and land suitability.
Keywords: development potency, coastal areas, the ability and suitability of land
2
PENDAHULUAN
Penataan ruang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang nusantara yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Perwujudan tujuan penataan ruang
dilakukan dengan strategi umum seperti penyiapan kerangka strategis
pengembangan penataan ruang nasional dan strategi khusus berupa penyiapan
peraturan zonasi, pemberian insentif dan disinsentif, pengenaan sanksi, dan lain-
lain (Undang-Undang No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang).
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Provinsi D.I Yogyakarta yang secara geografis yang terletak pada 7°46´ LS –
8°09´ LS dan 110°21´ BT–110°50´ BT. Kabupaten Gunungkidul mempunyai luas
wilayah 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah pesisir Selatan Jawa
dimana banyak potensi yang dapat dikembangkan. Pada umumnya penggunaan
lahan Kabupaten Gunungkidul terdiri dari penggunaan kawasan lindung dan
kawasan budidaya. Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi
perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan
fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata.
Berdasarkan visi Kabupaten Gunungkidul penataan ruang daerah di
arahkan mewujudkan “Dhaksinargha Bumikharta” yang dimana arti dari
dhaksina=selatan, arga=gunung, bhumi=tanah,daratan, karta=makmur,sejahtera
dan dimana arahan dengan pengelolaan potensi alam yang berwawasan
lingkungan. Arahan pengembangan Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi
beberapa Zonasi, salah satunya Zona Kawasan Kepesisiran yang memiliki potensi
dan karakteristik yang menjadi unggulan yang akan diarahkan pengembangannya
(Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan RPJMD 2010-2015).
Mengembangkan dan mengoptimalkan kawasan pesisir dan pulau-pulau
kecil melalui pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk perikanan
budi daya perairan/laut, kepariwisataan, usaha penangkapan ikan, dan industri
perikanan, serta kegiatan budi daya lainnya secara terpadu dan lestari pada zona
pengembangan serta menjaga keberadaan zona konservasi merupakan Strategi
pengembangan dan optimalisasi orientasi pembangunan perekonomian.
Potensi kawasan kepesisiran yang terdapat di Gunungkidul diharapkan
dapat menggerakan perekonomian daerah-daerah secara lestari. Arahan
pengembangan wilayah yang jelas diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam mengembangkan wilayahnya.
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi
pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul berdasarkan aspek
kemampuan dan kesesuaian lahan.
3
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Zona Selatan
atau Kawasan Kepesisiran Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan pengumpulan data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui
survei instansional pada instansi pemerintahan Kabupaten Gunungkidul berupa
dokumen RTRW. Dokumen RTRW diperoleh dari Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Gunungkidul. Dokumen RTRW yang diperoleh yaitu tahun
2010-2030 dalam bentuk Peta Rencana Tata Ruang Wilayah.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Analisis yang
di gunakan untuk mengidentifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan adalah
metode analisa overlay (tumpang susun) atau sistem skoring yang melalui proses
tumpang tindih dengan memeberikan skor pada variabel-variabel. Analisis yang
digunakan menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.20/Prt/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan,
Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengumpulkan data. Data
dasar yang digunakan adalah Klimatologi, Topografi, Geologi, Hidrologi, Sumber
Daya Mineral/Bahan Galian, Bencana Alam, Penggunaan Lahan, Studi yang ada,
Kebijakan pemerintah. Data dasar ini harus bersumber dari instasi terkait yang
mengeluarkan informasi terkait data.
Data dasar diolah untuk mendapatkan peta kemampuan dan kesesuaian
lahan yang kemudian diusulkan rekomendasi penggunaannya. Selanjutnya adalah
membuat Satuan Kemampuan Lahan (SKL) dimana SKL ini perlu diketahui
berapa parameter. Analisis SKL ini terdiri dari SKL Morfologi, SKL Kemudahan
Dikerjakan, SKL Kestabilan Lereng, SKL Kestabilan Pondasi, SKL Ketersediaan
Air, SKL Untuk Drainase, SKL Terhadap Erosi, SKL Pembuangan Limbah dan
SKL bencana alam.
Tahap selanjutnya yaitu menggunakan metode overlay pada masing-
masing jenis analisis SKL (Morfologi, Kemudahan Dikerjakan, Kestabilan
Lereng, Kestabilan Pondasi, Ketersediaan Air, Untuk Drainase, Terhadap Erosi
dan Pembuangan Limbah). Maka menghasilkan peta kemampuan lahan yang
dinilai berdasarkan parameter yang ada.
Langkah terakhir yaitu membuat kesesuaian lahan yaitu menentukan
arahan peruntukan lahan berdasarkan klasifikasi kemampuan lahan dan arahan
kesesuaian lahan. Dalam penentuan arahan peruntukan lahan ini, mengarahkan
pada kondisi ideal sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan.
4
Gambar 1. Cara Mencapai Output
SKL Morfolofi
SKL Kemudahan
Dikerjakan
SKL Kesesuaiaan
Lereng
SKL Kestabilan
SKL Ketersediaan Air
SKL Untuk Drainase
SKL Terhadap Erosi
SKL Pembangunan
Limbah
SKL Terhadap
Bencana Alam
Analisa
Kemampuan
Lahan
Analisa
Kesesuaian
Lahan
Arahan
Tata Ruang
Arahan Rasio Tujuan
Arahan Ketinggian Bangunan
Arahan Pemanfaatan Air
Baku
Perkiraan
Daya Tampung Lahan
Persyaratan dan
Pembatas Pengembangan
Evaluasia
Pemanfataan Lahan
Yang ada terhadap
kesesuaian lahan
Klimatologi
Topografi
Geologi
Hidrologi
Sumber Daya
Mineral/Bahan
Bencana Alam
Penggunaan Lahan
Rekomendasi
Kesesuaian
Lahan
Studi yang ada
Kebijakan
Pemerintah
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kemampuan Lahan
Analisis Kemampuan Lahan didapatkan melalui proses overlay dari semua
peta-peta hasil analisis. Kemudian menentukan nilai kemampuan setiap tingkatan
pada masing-masing satuan kemampuan lahan, dengan penilaian 5 (lima) untuk
nilai tertinggi dan 1 (satu) untuk nilai terendah. Langkah selanjutnya adalah
dengan mengalikan nilai-nilai tersebut dengan bobot masing-masing satuan
kemampuan lahan. Yang terakhir adalah Superimpose-kan semua satuan-satuan
kemampuan lahan tersebut dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai kali
bobot dari seluruh satuan-satuan kemampuan lahan dalam satu peta dengan
mengunakan weighted sum overlay. Sehingga diperoleh kisaran nilai yang
menunjukkan nilai kemampuan lahan wilayah dan/atau kawasan perencanaan.
Berikut ini tabel 2 hasil analisis Kemampuan Lahan di wilayah Kabupaten
Gunungkidul.
Tabel 1. Hasil Analisis Kemampuan Lahan
Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah, Tahun 2015
Berdasarkan Hasil Overlay yang dilakukan pada Sembilan SKL pada
analisis diatas menghasilkan 4 klasifikasi pengembangan, yaitu Kemampuan
Pengembangan sangat rendah, Kemampuan Pengembangan Rendah, Kemampuan
Pengembangan Sedang dan Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi.
Wilayah yang termasuk klasifikasi kemampuan pengembangan sangat
rendah, berarti wilayah tersebut memiliki tingkat pengembangan lahan yang
sangat sulit dan hanya di peruntukan sebagai hutan lindung karna itu tidak dapat
di kembangkan untuk pembangunan apapun. Sedangkan wilayah yang termasuk
klasifikasi kemampuan pengembangan rendah adalah kawasan kemampuan
pengembangan yang sulit sehingga dapat diarahkan sebagai kawasan lindung. Dan
Kemampuan pengembangan sedang mempunyai kemampuan yang dapat
dikembangan tetapi dengan syarat-syarat tertentu dan diarahkan untuk usaha tani
dan tanaman tahunan dan selain itu areal tersebut harus memenuhi kriteria umum
untuk kawasan penyangga. Sebagai Hasil analisis kemampuan lahan dapat dilihat
pada kemampuan lahan. Tabel 3 merupakan luas area kemampuan lahan per zona
di Gunungkidul.
Nilai Kelas Kemampuan
Lahan Klasifikasi Pengembangan
45 – 58 Kelas A Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah
60 – 83 Kelas B Kemampuan Pengembangan Rendah
84 – 109 Kelas C Kemampuan Pengembangan Sedang
110 – 129 Kelas D Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi
6
Tabel 2. Luas Area Kemampuan Lahan
Zona Kemampuan Lahan Luas (Ha)
Selatan
Kelas A 472
Kelas B 20.370
Kelas C 57.386
Kelas D 725
Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah, Tahun 2015
Berdasarkan luas area kemampuan lahan yang telah dianalisis kelas A
merupakan luas lahan paling rendah yaitu seluas 472 Ha, kelas B seluas 20.370
Ha, kelas C seluas 57.386 Ha merupakan luas lahan paling tinggi, dan kelas D
seluas 725 Ha.
Gambar 2. Peta Kemampuan Lahan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul
Peta Kemampuan Lahan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul menunjukan
kemampuan lahan di Gunungkidul yang terbagi menjadi 4 kelas. Kelas-kelas
kemampuan lahan tersebar di wilayah Gunungkidul dan menjadi potensi yang
harus dikembangkan pada masing-masing wilayah.
Kelas C mendominasi kemampuan lahan di Zona Selatan yaitu
Pengembangan Sedang dengan mengembangkan potensi wisata pesisir dan
kegiatan kepesisiran lainnya. Selain itu kemampuan pengembangan rendah juga
terdapat pada zona selatan sehingga perlu adanya upaya peningkatan produktifitas
sektor pertanian dengan menggunakan teknologi informasi yang sedang
berkembang. Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi terdapat di wilayah yang
berdekatan dengan pusat kegiatan perkotaan Wonosari. Sedangkan Kemampuan
Pengembangan Sangat Rendah juga masih terdapat di Zona Selatan Gunungkidul.
7
Analisis Kesesuaian Lahan
Kesesuaian Lahan digunakan Untuk mengetahui arahan-arahan kesesuaian
lahan, sehingga diperoleh arahan kesesuaian peruntukan lahan untuk
pengembangan kawasan berdasarkan karakteristik fisiknya. Kesesuaian Lahan
diperoleh melalui proses Weighted Sum Overlay dengan menggunakan data-data
sebagai berikut :
1) Arahan Tata Ruang Pertanian,
2) Arahan Rasio Tutupan Lahan,
3) Arahan Ketinggian Bangunan, dan
4) Arahan Pemanfaatan Air Baku.
Tabel 3. Hasil Analisis Kesesuaian Lahan
Kelas Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Kelas A Kawasan Lindung
Kelas B Kawasan Budidaya
Kelas C Tanaman Industri
Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah, Tahun 2015
Hasil analisis kesesuaian lahan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul
menunjukan kesesuaian lahan di Gunungkidul terbagi menjadi 3 kelas lahan, yaitu
Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya, dan Tanaman Industri.
Gambar 3. Peta Kesesuaian Lahan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul
Dari hasil analisis kesesuaian lahan, yang mendominasi di Kabupaten
Gunungkidul adalah klasifikasi Kawasan Budidaya yang berfungsi atas dasar
kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan. Selain itu Kawasan Industri juga difungsikan sebagai kawasan tempat
8
kegiatan pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas
penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan
industri. Dan kawasan dengan luas terendah Kawasan Lindung yaitu kawasan
cagar alam geologi yaitu perlindungan ekosistem kars (eksokars dan endokars)
sebagai warisan dunia melalui pengembangan ekogeowisata kars.
Identifikasi Potensi Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul
Tabel 4. Potensi Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan Aspek
Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
No Aspek
kajian
Potensi Masalah Solusi
1. Kawasan
Lindung
- Ekosistem
kars
(eksokars
dan
endokars)
tersebar
- Kerusakan
bentang lahan
kars akibat
kegiatan
penambangan
yang semakin
luas
- Rusaknya
keanekaragam
an hayati
endemik
- Resiko
bencana tinggi
- Pengembangan
ekogeowisata kars
- Penghijauan tanaman
keras seperti jati dan
sonokeling
- Pusat pengembangan
penelitian
- Perlindungan
keanekaragaman hayati
endemik
- Edukasi wilayah
berdampak tinggi resiko
bencana
2. Kawasan
Budidaya
- Pariwisata
pantai
dengan
tebing-tebing
tinggi
- Minapolitan
tangkap
- Kesenian
budaya
- Aksesibilitas
dan jangkauan
pelayanan
- Telekomunika
si, sumber
daya air,
energi, dan
prasarana
lingkungan
- Destinasi pariwisata
pantai dan perlindungan
kawasan pantai
- Agenda budaya
terjadwalkan
- Pengembangan kawasan
minapolitan tangkap
- Perbaikan sarana dan
prasarana wilayah
- Peningkatan aksesibilitas
dan jangkauan pelayanan
jaringan prasarana
transportasi
- Peningkatan
telekomunikasi, sumber
daya air, energi, dan
prasarana lingkungan
3. Tanaman
Industri
- Pertanian
lahan kering
- Tanaman
Industri
potensial
- Hasil hutan
belum dikelola
- Pengembangan pertanian
lahan kering
- Pengembangan hasil
hutan
Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah, Tahun 2015
9
Potensi Pengembangan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul
Potensi pengembangan dari hasil analisis potensi dan masalah kawasan
pesisir kabupaten Gunungkidul berdasarkan aspek kemampuan dan kesesuaian
lahan yaitu:
1. Pengembangan ekogeowisata melalui pengembangan penelitian;
2. Perlindungan keanekaragaman hayati endemik serta edukasi wilayah yang
berdampak tinggi resiko bencana;
3. Pengelolaan destinasi pariwisata pantai dan perlindungan kawasan pantai;
4. Pengembangan kawasan minapolitan tangkap;
5. Perbaikan sarana dan prasarana wilayah dan peningkatan aksesibilitas
serta jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi;
6. Peningkatan telekomunikasi, sumber daya air, energi, dan prasarana
lingkungan;
7. Pengembangan pertanian lahan kering; dan
8. Pengembangan hasil hutan.
Pengembangan ekogeowisata melalui pengembangan penelitian dapat
mengatasi kerusakan bentang lahan kars akibat kegiatan penambangan yang
semakin luas. Wisata pantai yang asri perlu pengelolaan destinasi pariwisata
pantai dan perlindungan kawasan pantai. Peningkatan telekomunikasi, sumber
daya air, energi, dan prasarana lingkungan guna menunjang perkembangan
wilayah di Kabupaten Gunungkidul.
KESIMPULAN
Potensi pengembangan dari hasil analisis potensi dan masalah kawasan
pesisir kabupaten Gunungkidul berdasarkan aspek kemampuan dan kesesuaian
lahan yaitu:
1. Pengembangan ekogeowisata melalui pengembangan penelitian
2. Perlindungan keanekaragaman hayati endemik serta edukasi wilayah
berdampak tinggi resiko bencana
3. Pengelolaan destinasi pariwisata pantai dan perlindungan kawasan pantai
4. Pengembangan kawasan minapolitan tangkap
5. Perbaikan sarana dan prasarana wilayah dan peningkatan aksesibilitas serta
jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi
6. Peningkatan telekomunikasi, sumber daya air, energi, dan prasarana
lingkungan
7. Pengembangan pertanian lahan kering
8. Pengembangan hasil hutan
Potensi pengembangan dari hasil analisis potensi dan masalah kawasan
pesisir kabupaten Gunungkidul terdiri dari dua pendekatan yaitu berdasarkan
Aspek Kemampuan lahan yang pengembangannya Sangat Rendah, Rendah,
Sedang, Agak Tinggi. Sedangkan Kesesuaian Lahan terbagi menjadi Klasifikasi
Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya, Kawasa Industri.
10
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Bapak Dr. Hill. Gendoet Hartono, S.T., M.T. selaku
Pembantu Ketua III yang selalu memberi dukungan untuk meningkatkan prestasi
mahasiswa di bidang akademik, Ibu Dr. Ratna Kartikasari, S.T., M.T. selaku
Pembantu Ketua I sekaligus reviewer PKM bagi mahasiswa-mahasiswa di
lingkungan Kampus STTNAS yang telah banyak memberikan masukan ide dan
tata cara penulisan proposal PKM, Ibu Solikhah Retno Hidayati, S.T. M.T selaku
Ketua Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yang selalu mendukung
mahasiswa mengikuti kegiatan-kegiatan mahasiswa di bidang akademik, Pak
Fahril Fanani, ST., M.Eng selaku pembimbing Tugas Studio Perencanaan
Wilayah sekaligus dosen pendamping PKM AI ini yang selalu memberikan ide,
meluangkan waktu, dan memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan proposal
dengan baik dan rekan-rekan satu tim yang selalu bekerjasama untuk
menyelesaikan PKM AI ini beserta rekan dari tim lain yang selalu berkoordinasi
dan saling memotivasi.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dwi. 2006. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 1995-2004. Skripsi.
Surakarta : Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
BPS Kabupaten Gunungkidul. 2015. Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2014. Gunungkidul:BPS
BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul. 2011. Dokuken RTRW Kabupaten
Gunungkidul 2010-2030. Gunungkidul:BAPPEDA
Suprajaka, Aris Poniman, Hartono. 2005. Konsep dan Model Penyusunan
Tipologi Pesisir Indonesia Menggunakan Teknologi Sistem Informasi
Geografi. Geografia. Malaysian Journal of Society and Space 1 (76-84).
2005, ISSN 2180-2491.
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum. 2007. Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik
& Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang. Jakarta: Departemen PU