Isi Desain

Embed Size (px)

DESCRIPTION

maj

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

William J Rothwell menjelaskan hal baru tentang desain pembelajaran. Ia mengatakan bahwa desain pembelajaran bukan hanya sekedar menciptakan pembelajaran, seperti merumuskan tujuan, menentukan topik, menentukan strategi pembelajaran, mengavaluasi hasil belajar dan lain-lain. Tapi secara lebih luas, tujuan utama desain pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah kinerja manusia. Bukankah selama ini, kita hanya tahu desain pembelajaran seperti pada pandangan pertama di atas? Penekanan pada masalah kinerja ini, memaksa desainer pembelajaran untuk memulai pekerjaannya sejak mulai analisis masalah kinerja, identifikasi akar masalah, mempertimbangkan berbagai kemungkinan solusi dan mengimplementasikan solusi yang dirancang sedemikian rupa untuk mengantisipasi konsekuensi yang tidak diharapkan.Seorang desainer memerlukan sebuah strategi yang dapat mengantarkannya kepada kesuksesan membelajarkan. Kesuksesan ini tentunya tidak bisa didapat dengan sendirinya, melainkan dengan mempelajari keahlian sampingan atau disebut sebut sebagai teaching performance.Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan semua pihak, beberapa keuntungan itu antara lain adalah dapat dipilih dan diterapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dihadapi di lapangan. Selain itu juga, dapat dikembangkan dan dibuat model turunan dari model model yang telah ada, ataupun juga dapat diteliti dan dikembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.Maka dari itu, penulis sangat tertarik untuk membahas tentang desain pembelajaran yang berdasarkan kompetensi, dan juga hal apa saja yang berhubungan dengan cara mendesain pembelajaran tersebut.1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana membuat desain pembelajaran?2. Bagaiman melaksanakan pembelajaran di dalam kelas?3. Bagaimana perinsip pendeketan pembelajaran berpusat pada guru?4. Bagaimana prinsip pendeketan pembelajaran berpusat pada siswa?5. Bagaimana memenejemen kelas?1.3 TUJUAN

1. Membuat desain pembelajaran2. Melaksanakan pembelajaran di dalam kelas3. Mengetahui prinsip pendeketan pembelajaran berpusat pada guru4. Mengetahui prinsip pendeketan pembelajaran berpusat pada siswa5. Mengetahui bagaimana memenejemen kelasBAB II

ISI

2.1Perencanaan Pembelajaran2.1.1Pengertian Desain Pembelajaran

Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan Persiapan. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu Persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentuDesain pembelajaran menurut istilah dapat didefinisikan:

1. Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pembelajar ke arah yang dikehendaki (Reigeluth).2. Rencana tindakan yang terintegrasi meliputi komponen tujuan, metode dan penilaian untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan (Briggs).3. Suatu proses desain dan sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen (Morisson, Ross&Kemp 2007).Kesimpulan dari defenisi diatas adalah bahwa perencanaan pembelajaran adalah merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar atau pembelajaran untuk mengembangkan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pendidikan guna pencapaian tujuan pembelajaran.2.1.2Perencanaan Pembelajaran

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implicit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya (Uno, Hamza: 1998). Prosedur penyusunan rencana pembelajaran diawali dengan aktivitas menetapkan sasaran prilaku, menganalisis tugas dan menyusun taksonomi instruksional.

1. Sasaran prilaku adalah pernyataan yang menyatakan perubahan dalam perilaku siswa untuk mencapai tujuan kerja yang diharapkan. Sasaran ini mengandung tiga bagian yaitu perilaku siswa, kondisi dimana prilaku terjadi dan criteria kinerja.2. Menganalisis tugas difokuskan pada pemecahan suatu suatu tugas kompleks yang dipelajari siswa menjadi komponen-komponen.

3. Menyusun taksonomi instruksionalTaksonomi Bloom terdiri dari tiga kogniti yaitu kognitif , afektif dan psikomotor. Domain kognitif mengandung enam sasaran yaitu pengetahuan, pemahaman , aplikasi , analisis, sintesis serta evaluasi. Taksonomi ini digunakan untuk merancang pembelajaran. Dimensi pengetahuan mengandung empat kategoro yaitu:1. Pengetahuan faktual contoh kosa kata teknis, sumber informasi

2. Konseptual contohnya periode waktu geologis, bentuk kepemilikan bisnis

3. Prosedural contohnya keahlian yang dipakai dalam melukis dengan cat warna

4. Metakognitif contohnys pengetahuan tentang penjelasan dan strategi untuk mengingat

2.1.3Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran

Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.1. Perbaikan Kualitas PembelajaranPerencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dengan perbaikan desain pembelajaran, karena dalam desain pembelajaran tahapan yang akan dilakukan dosen atau guru dalam mengajar telah terancang dengan baik.2. Pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistemPendekatan system akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variable yang memengaruhi belajar.3. Desain pembelajaran yang mengacu pada bagimana seseorang belajarKualitas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya.4. Desain pembelajaran diacukan pada siswa peroranganProses pembelajaran yang dilakukan dalam suatu kelompok tertentu akan banyak menghambat karena karakteristik siswa yang tidak diperhatikan.5. Desain pembelajaran harus diacuhkan pada tujuanHasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring.6. Desain pembelajaran diarahkan pada kemudahan belajarDengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran. 7. Desain pembelajaran melibatkan variable pembelajaranAda tiga variable pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran, yaitu: kondisi, metode, dan hasil pembelajaran.8. Desain pembelajaran penetapan metode untuk mencapai tujuanInti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Focus utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variable metode pembelajaran. Dalam pembaharuan proses kognitif terdapat dalam enam kategori yang berada didalam kontinum mulai dari yang kurang kompleks ( mengingat ) sampai kepada hal yang lebih kompleks ( mencipta ).

1. Mengingat berhubungan dengan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang ( misal tanggal sejarah )

2. Memahami yaitu mengkonstruksi makna dari instruksi yang mencakup menginterprestasi , mencontohkan , mengklasifikasikan , meringkas, mengambil kesimpulan , membandingkan ( misal menjelaskan sebab sebab revolusi prancis)

3. Mengaplikasikan yaitu menggunakan suatu prosedur dalam situasi tertentu ( misal mengguanakan hukum fisika dalam waktu yang tepat )

4. Menganalisa yaitu memecahkan materi menjadi bagian bagian komponen dan menentukan bagaimana bagian bagian itu saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana mereka berhubungan dengan keseluruhan atau dengan tujuan ( misal membedakan gaya yang relevan dan tidak relevan dalam problem matematika )

5. Mengevaluasi yaitu membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu ( misal mendeteksi inkonsistensi atau kesalahan dalam suatu produk )

6. Mencipta yaitu menyatukan elemen elemen untuk memebentuk suatu kesatuan yang koheren atau fungsional ( misal menciptakan hipotesis untuk menjelaskan sebuah fenomena yang tampak )

Pembelajaran terintegrasi karakter memasukkan nilai-nilai kedalam pembelajaran Contoh dalam pembelajaran

1. Bahasa dan sastra

a. Puisi : AKU karya Chairil Anwar

b. Tingkat fakta : menghafal puisi. Siapakah pengarangnya ? termasuk sastrawan angkatan apa ? kapan puisi itu dikarang? Bagaiman ritme dari puisi itu ?

c. Tingkat konsep : apa yang sebenarnya menjadi pesan pengarang dalam puisi ini . apa makna AKU dalam puisi ini ?

d. Tingkat nilai : buatlah puisi yang mengungkapkan keberadaanmu sebagai pribadi aku ! apa yang kamu pakai sebagai simbol diri ! keputusan penting apa yang pernah kamu ambil dalam hidupmu ? 2. Matematika

a) Masalah: Tika membeli sepeda seharga Rp 1.000.000,00. Tiga tahun kemudian ia menjualnya seharga Rp 700.000,00. Selama ia menggunakan sepedanya ia pernah mereparasi sepedanya dan menghabiskan Rp 150.000,00. Berapa banyak biaya yang dihabiskan Tika setiap tahunnya? Berapa persen ia mengalami kerugian ketika menjual sepedanya?

b) Tingkat Nilai: Dalam situasi macam apa kamu akan memberitahuakan kepada calon pembeli mengenai keadaan sebenarnya dari sesuatu yang kamu jual? Apa yang tidak mereka tanyakan? Apakah kamu akan menawarkan harga yang lebih rendah kepada mereka yang miskin? Jika kamu tidak menjual barang-barangmu yang telah usang atau tidak terpakai? Jika kamu tidak menjual barang-barangmu yang telah usang atau tidak terpakai, apa yang kamu lakukan terhadap barang-barangmu yitu?

c) Proyek: Mintalah para siswa untuk membuat pembukuan mengenai uang saku mereka dan bagaimana mereka membukukannya! Setelah pembukuan selesai, bertanyalah mengepa mereka menabung, mengapa mereka menyisihkan uang, mengapa mereka menghabiskan atau boros. Kemudian buatlah kesimpulan bagaimana mempertanggungjawabkan keuangan dan juga menggunakan uang saku kita secara sehat. Tunjukkan juga bahwa dari yang kita miliki kita dapat membantu orang lain!

3. Biologi

a) Tingkat Fakta: Katak termasuk dalam species, kelas atau keluarga apa? Apa nama yang membedakan antara kelas dan keluarga? Sebutkan nama-nama lainnya yang sejenis dengan katak? Sebutkan bagian-bagian dari badan katak!

b) Tingkat Konsep: Apa sumbangan katak dalam menjaga keseimbangan alam? Apa perbedaan dan kesamaan perkembangan bayi katak dengan bayi manusia? Proses fisiologis apa yang dialami katak juga dialami oleh semua binatang yang lain?

c) Tingkat Nilai: Apakah kamu suka makan katak? apakah kamu pernah makan katak/ swikee? Apa pendapat bahwa semua makhluk hidup itu suci dan tidak seorangpun boleh memakannya. Namun ada pendapat juga bahwa demi penelitan dan perkembangan pengetahuan, kita boleh membunuh binatang bahkan juga menggunakan organ manusia. Bagaimana pendapatmu sendiri mengenai dua pendapat ini? Apa yang kamu rasakan tentang kepentingan manusia?

4. Kimiaa) Tingkat Fakta: Apakah valensi Hidrogen, Potasium ,dan Oksigen? Apakah berat atomic dari Hidrogen, Potasium, dan Oksigen? Berapa banyak elemen yang diketahui dari Hidrogen, Potasium, dan Oksigen?

b) Tingkat Konsep: Bagaimanakah hubungan antara valensi positif dan negative? Mengapa unsure-unsur tertentu itu tak berdaya/lamban? Bagaimana penemuan radium dikaitkan dengan energy atom?

c) Tingkat Nilai: Selesaikanlah kalimat berikut: saya berpikir bahwa ilmu kimia sangat membantu manusia sebab..Saya piker manusia sering menyalahgunakan ilmu kimia yang dimiliki karena.Proyek yang mana yang menurut kamu sangat penting? Buatlah urutan sesuai dengan kepentingannya! Menciptakan agen baru untuk melindungi panenandari hama penyakit. Membangun bendungan-bendungan pembangkit tenaga listrik dari danau-danau kita. Meningkatkan penellitian untuk pengobatan kanker.

5. Fisikaa) Tingkat Fakta: apakah hukum Newton itu? Bagaimana hukum Newton ditemukan? Kapan hukum Newton ditemukan.

b) Tingkat Konsep: Demonstrasikan melaluli ekspperimen di laboratorium mengenai hukum Newton! Bagaimana hukum Newton dipakai dalam penemuan-penemuan baru? Temukan sesuatu yang penting dengan cara menerapkan satu atau dua prinsip hukum Newton!

c) Tingkat Nilai: Bagaimana hukum Newton ini kalau dikaitkan dengan kehidupan dengan kamu? Bagaimana pendapatmu terhadap pernyataan-pernyataan berikut ini! Ilmuan dan penemuan memiliki kewajiban untuk melihat bahwa penemuan-penemuan mereka, seperti mobil, tidak digunakan untuk menyakiti manusia! Salah satu hukum Newton mengatakan Setiap aksi memiliki suatu reaksi seimbang dan berlawanan. Dapatkah kamu dengan orang lain? Apakah kamu memiliki usulan lain yang ingin kamu lakukan dalam hidupmu?

6. Ekonomi Rumah Tangga

a) Tingkat Fakta: Makanan apa yang dibutuhkan untuk mengimbangi tindakan diet? Vitamin apa yang ada dalam buncis, tomat, wortel, dan bayam? Berapa juta orang yang kelaparan setiap harinya di dunia ini? Berapa ribu anak yang kekurangan gizi di Indonesia?

b) Tingkat Konsep: Coba rancang suatu menu makan selama seminggu untuk empat orang! Coba pikirkan mengenai berapa biayanya. Rancang suatu menu makan untuk satu minggu bagi dua orang dewasa dan dua orang anak kecil dengan biaya Rp 25.000/minggu. Kesulitan apa yang kamu alami untuk merancangnya? Bagaimana hubungan anatar kepadatan penduduk dengan kelaparan.

c) Tingkat Nilai: Berapa banyak biaya makanmu untuk seminggu? apakah itu memuaskan? Berapa banyak uang sakumu untuk satu bulan? Diskusikan dengan beberapa teman tentang semangat konsumeris? Apa untung dan ruginya kita bersemangat konsumtif? bagaimana kamu mengatur uang sakumu? Apakah kamu menyisihkan uang sakumu untuk memberikan sebagiannnya bagi temanmu yang membutuhkannya? Menurut kamu mana lebih berharga, kesehatan atau kekayaan, apa alasannya?

Setiap rencana pembelajaran disusun mengacu pada pendekatan yang tertentu. Pendekatan pembelajaran secara umum dapat diketegorikan pada pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan behavioral merupakan dasar konseptual untuk perencanaan dan instruksi pendekatan berpusat pada guru. Sedangkan pemberian informasi dan konstruktivis merupakan dasar teoritis perencanaan dan instruksi pendekatan berpusat pada siswa.2.2Pembelajaran Berpusat Pada Guru

Pada pendekatan berpusat pada guru, pembelajaran didisain dalam pengajaran secara langsung guru kepada siswa. Pembelajaran pada pendekatanini terstruktur, dikendalikan dan dikontrol oleh guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan siswa, maksimalisasi waktu yang dihabiskan siswa untuk tugas-tugas akademik dan usaha meminimalkan pengaruh negatif terhadap siswa. Pendekatan berpusat pada guru ini dilakukan dalam aktivitas beberapa aktivitas seperti orientasi materi baru, menjelaskan pelajaran, mengajar, mendemonstrasikan, bertanya dan diskusi, latihan di kelas dan pekerjaan rumah.

1) Orientasi Materi Baru

Dalam pelaksanaan orientasi materi baru ini perlu disusun kerangka pelajaran. Orientasi kepada siswa dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a) review aktivitas sehari sebelumnya, b) diskusikan sasaran pelajaran, c) beri instruksi yang jelas dan eksplisit tentang tugas yang harus dilakukan dan beri ulasan atas pelajaran untuk hari ini.

2) Advance Organizer

Hal ini dapat dilakukan agar siswa memahami gambaran besar materi yang akan diajarkan dan bagaimana informasi tersebut memiliki makna yang saling terkait. Advance organizer terdiri atas dua jenis. Pertama, ekspository advance organizer yaitu memberi siswa pengetahuan baru yang kaan mengorientasikan siswa pada materi yang akan datang. Kedua adalah comparative advance organizer yaitu memperkenalkan materi baru dengan mengaitkannya dengan apa yang sudah diketahui siswa.3) Pengajaran, Penjelasan dan Demonstrasi

Guru yang efektif biasanya banyak menggunakan strategi ini untuk menerangkan dan mendemonstrasikan materi baru. Kadang-kadang hal ini membosankan tetapi dapat diupayakan agar siswa tertarik dengan penjelasan guru dan banyak belajar dari penjelasan tersebut

4) Bertanya dan Diskusi

Kedua aktivitas ini perlu diintegrasikan ke dalam pendekatan berpusat pada guru, mengingat bertanya dan diskusi merupakan respon yang perlu digunakan dalam setiap pembelajaran untuk menjaga minat dan perhatian siswa.

5) Mastery Learning

Mastery learning adalah pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh dan tuntas sebelum pindah ke topik yang lebih sulit. Prosedur untuk melakukannya adalah sebagai berikut: Tetapkan pelajaran atau tugas. Kembangkan sasaran instruksionak yang tepat. Buat standar penguasaan, misalnya untuk kategori A. Bagi pelajaran menjadi unit-unit yang berhubungan dengansasaran intruksional. Rancanglah prosedur intruksional dengan memasukkan umpan balik korektif kepada siswa jika mereka gagal menguasai materi pada level yang dapat diterima, misalnya 90% benar. Umpan balik korektif dapat diberikan melalui materi pelengkap, tutoring dan intruksi kelompok kecil. Program mastery learning ini dapat digunakan untuk remedial teaching. Hal ini akan mmbantu siswa meyelesaikan tugasnya sesuai dengan tahapan kemajuan perkembangan kemampuan merek pada pelajaran dimaksud, sesuai dengan waktu dan motivasi mereka.6) Pekerjaan Rumah (PR)

Keputusan yang paling penting untuk dipertimbangkan guru adalah seberapa banyak dan apa jenis PR yan harus diberikan kepada siswa. PR memberi efek lebih positif jika didistribusikan selama periode waktu tertentu. Misalnya, mengerjakan 10 soal setiap malam dalam waktu lima hari hari akan lebih baik dibanding dengan 50 soal selama satu malam. Hasil penelitian Cooper menunjukkan bahwa PR mempunyai efek lebih besar pada mata pelajaran matematika, membaca dan bahasa daripada sain dan IPS. Utnuk skolah menengah PR akan optimal jika dikerjakan satu atau dua jam semalam.

Pembelajaran berpusat pada guru dianggaptepat untuk mengajarkan keahlian dasar seperti bahasa, membaca, sain dan matematik. Dalam menggunakan pendekatan ini perlu diperhatikan beberapa hal yaitu: merencanakan pemebalajarn dengan rapi dan menciptakan sasaran intruksional, memastikan siswa memiliki waktu yang cukup untuk pembelajaran akademik yang memadai, memberikan orentasi pembelajaran, menggunakan metode kuliah, penjelasan dan demonstrasi untuk membantu beberapa aspek pembelajaran siswa, menyuruh siswa mengerjkan lembar kerja siswa (LKS) atau tugas.

Penggunaan pertanyaan secara efektif dalam pendekatan ini dapat dilakukan dengan:

a) Mengajukan pertanyaan berbasis fakta sebagai entri untuk masuk ke pertanyaan bebrbasis pemikiran. Misalnya, apa tiga pendekatan teori pembelajaran?

b) Menghindari pertanyaan ya-tidak

c) Menyediakan waktu untuk siswa dalam memikirkan jawaban

d) Mengajukan pertanyaan dengan jelas, ada tujuan, singkat dan runtut

e) Memantau bagaimana respon guru terhadap jawaban siswa

f) Menentukan kapan sebaiknya mengajukan pertanyaan untuk seluruh kelas dan kapan pertanyaan untuk seorang siswa

g) Mendorong siswa mengajukan pertanyaan.2.3Pembelajaran Berpusat Pada SiswaPendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan relektif. Pendidikan akan baik jika berpusat pada orang yang belajar. Pendekatan ini memfokuskan perhatian pada empat faktor yaitu kognitif, metakognitif, motivasional dan sosial emosional serta perbedaaan individual. 2.3.1Prinsip-Prinsip Yang Berpusat Pada Siswa

Work Group of the American Psychological Association Board of Educational Affairs (1997) menekankan bahwa penelitian dalam psikologi yang relevan dengan pendidikan telah sangat informatif, termasuk kemajuan dalam pemahaman-kita tentang aspek kognitif, motivasional, dan kontekstual pembelajaran. Kelompok kerja tersebut menyatakan bahwa prinsip-prinsip psikologis yang berpusat pada siswa yang telah ia ajukan didukung secara luas dan semakin sering digunakan dalam banyak kelas. Prinsip-prinsip tersebut menekankan sifat pembelajaran serta siswa yang aktif dan reflektif. Menurut kelompok kerja tersebut, pendidikan akan bermanfaat ketika fokus utamanya ada pada siswa. Keempat belas prinsip yang berpusat pada siswa bisa diklasifikasikan dalam empat faktor utama: kognitif dan metakognitif, motivasional dan emosional, perkembangan dan sosial, serta perbedaan individual.

A. Faktor Kognitif dan Metakognitif

1. Sifat dari proses belajar. Pembelajaran dari pelajaran yang kompleks sangatlah efektif ketika pembelajaran ini merupakan proses yang direncanakan untuk mengontruksikan makna dari informasi dan pengalaman.

Pembelajaran di sekolah menekankan penggunaan proses terencana yang bisa digunakan oleh siswa untuk mengonstruksikan makna dari informasi, pengalaman, serta pemikiran dan keyakinan mereka sendiri. Siswa yang berhasil adalah siswa yang aktif, terarah pada tujuan, bisa mengatur diri sendiri, dan memiliki tanggung jawab pribadi guna memberikan kontribusi untuk pembelajaran mereka sendiri.

2. Tujuan dari proses belajan Siswa yang berhasil Biasanya disertai dengan dukungan dan bimbingan pembelajaran, bisa menghasilkan representasi pengetahuan yang berarti dan koheren. Sifat strategis dari pembelajaran mengharuskan siswa untuk terarah pada tujuan. Untuk membentuk representasi pengetahuan yang bermanfaat dan untuk mendapatkan pemikiran serta strategi pembelajaran yang dibutuhkan untuk keberhasilan belajar yang berkelanjutan sepanjang masa hidup, siswa-siswa harus menghasilkan dan mengejar tujuan yang relevan secara personal. 3. Pembentukan pengetahuan. Siswa yang berhasil bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada dalam cara yang berarti. Pengetahuan menjadi semakin luas dan ketika siswa-siswa terus membangun hubungan antara informasi baru, pengalaman, dan dasar pengetahuan mereka yang sudah ada sebelumnya. 4. Pemikiran strategis Siswa yang berhasil bisa menciptakan serta menggunakan seleksi pemikiran dan strategi penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang kompleks. Siswa yang berhasil menggunakan pemikiran yang strategis dalam pendekatan mereka untuk pembelajaran, penalaran, penyelesaian masalah, dan pembelajaran konsep. Mereka paham dan bisa menggunakan berbagai strategi untuk membantu mereka mencapai tujuan prestasi dan pembelajaran, serta untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi baru. 5. Memikirkan tentang pemikiran Siswa yang berhasil bisa merenungkan bagaimana mereka berpikir dan belajar, menentukan tujuan belajar dan prestasi yang masuk akal, memilih strategi atau metode belajar yang sesuai dengan potensi, serta memantau kemajuan mereka menuju tujuan ini. Selain itu, siswa yang berhasil mengetahui apa yang harus dilakukan apabila muncul sebuah masalah atau apabila mereka tidak melakukan kemajuan yang memadai atau tepat pada waktunya untuk menuju satu tujuan. Mereka bisa membuat metode alternatif untuk mencapai tujuan mereka (atau menilai ulang kesesuaian dan kegunaan tujuan tersebut). 6. Konteks pembelajaran. Pembelajaran dipengaruhi oleh faktor lingkungan, termasuk budaya, teknologi, dan praktik pembelajaran. Guru memainkan peran interaktif utama dengan siswa dan lingkungan belajar. Pengaruh budaya atau kelompok terhadap siswa bisa memengaruhi banyak variabel yang relevan dengan pendidikan, seperti rnotivasi, orientasi menuju pembelajaran, dan cara berpikir. Teknologi dan praktik pembelajaran harus sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa yang sebelumnya, kemampuan kognitif, serta pembelajaran dan strategi berpikir mereka.B. Faktor Afektif dan Motivasional

1. Pengaruh motivasional dan emosional terhadap pembelajaran. Apa dan seberapa banyak yang dipelajari dipengaruhi oleh motivasi siswa. Motivasi untuk belajar dipengaruhi oleh keadaan emosional, keyakinan, minat dan tujuan, serta kebiasaan berpikir individu tersebut.

Faktor motivasional dan emosional juga memengaruhi kualitas pemikiran serta pemrosesan informasi, begitu pula dengan motivasi individu tersebut untuk belajar. Emosi yang positif seperti keingintahuan, pada umumnya meningkatkan motivasi serta memfasilitasi perencanaan dan prestasi. Kegelisahan yang ringan juga bisa meningkatkan pembelajaran dan prestasi dengan cara memfokuskan perhatian siswa pada tugas tertentu. Namun, emosi negatif yang intens (sebagai contoh, kegelisahan, kepanikan, kemarahan, ketidakamanan) biasanya mengurangi motivasi, mengganggu pembelajaran, dan berperan dalam pencapaian prestasi yang rendah.

2. Motivasi intrinsik (motivasi dari dalam diri sendiri) Untuk belajar Kreativitas, pemikiran susunan lebih tinggi, dan keingintahuan alami siswa, semuanya memberikan kontribusi untuk motivasi belajar. Motivasi intrinsik distimulasi oleh tugas-tugas dengan kesenangan baru dan kesulitan yang optimal, yang relevan dengan minat pribadi, serta yang memberikan pilihan dan kendali pribadi.

3. Pengaruh motivasi pada upaya belajar Perolehan pengetahuan dan keterampilan yang kompleks memperluas usaha siswa dan praktik yang dipandu. Tanpa motivasi siswa untuk belajar, kesediaan untuk menekan usaha ini pasti harus dengan paksaan.

Upaya belajar adalah indikator utama dari motivasi untuk belajar. Perolehan pengetahuan dan keterampilan yang kompleks menuntut investasi banyak energi siswa dan usaha yang strategis, bersama dengan ketekunan. Para pendidik harus memperhatikan dengan memfasilitasi motivasi melalui strategi yang meningkatkan usaha dan komitmen siswa untuk belajar serta mencapai standar pemahaman dan pengertian yang tinggi. C. Faktor Perkembangan dan Sosial

1. Pengaruh perkembangan terhadap pembelajaran. Ketika individu berkembang, ada kesempatan dan rintangan yang berbeda untuk pembelajaran. Pembelajaran sangatlah efektif ketika perkembangan yang berbeda di dalam dan di seluruh bidang fisik, intelektual, emosional, dan sosial diperhitungkan.

2. Pengaruh sosial terhadap pembelajaran. Pembelajaran dipengaruhi oleh interaksi sosial, hubungan interpersonal, dan komunikasi dengan orang lain. Pembelajaran bisa ditingkatkan ketika siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang lain dalam tugas pembelajaran. Keadaan pembelajaran yang memungkinkan untuk interaksi sosial serta menghormati keberagaman, mendorong pemikiran yang fleksibel dan kompetensi sosial. D. Perbedaan Individual

1. Perbedaan individual dalam pembelajaran. Para siswa memiliki perbedaan dalam strategi, pendekatan, dan kemampuan yang merupakan sebuah fungsi dari pengalaman dan keturunan sebelumnya. Individu-individu dilahirkan dengan mengembangkan kernampuan dan bakat mereka sendiri. Selain itu, melalui pembelajaran dan akulturasi sosial, mereka mendapatkan pilihan mereka sendiri untuk cara belajar serta kecepatan belajar mereka.

2. Pembelajaran dan keberagaman. Pembelajaran sangat efektifketika perbedaan dalam latar belakang sosial, budaya, dan linguistik diperhitungkan. Prinsip dasar yang sama dari pengajaran, motivasi, dan pembelajaran yang efektif berlaku untuk sernua siswa. Namun, bahasa, etnisitas, ras, keyakinan, dan status sosial ekonomi bisa memengaruhi pembelajaran. Ketika siswa merasa bahwa perbedaan individual mereka dalam kemampuan, latar belakang, budaya, dan pengalaman dihargai, dihormati, dan diakomodasi dalam tugas serta konteks pembelajaran, maka tingkat motivasi dan prestasi menjadi bertambah besar.

3. Standar dan penilaian. Menentukan standar yang tinggi dan menantang serta mengukur siswa dan kemajuan belajar-termasuk asesmen hasil, proses, dan diagnostik-merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.

2.3.2Strategi Pengajaran Berpusat pada siswa (Strategi Instruksional)Kita telah mendiskusikan sejumlah Strategi yang bisa dipertimbangkan para guru dalam mengembangkan rencana pelajaran berpusat pada siswa. Hal ini meliputi Strategi pengajaran yang didasarkan pada teori Piaget dan Vygotsky, aspek berpikir konstruktivis, aspek berpikir konstruktivis sosial, dan pembelajaran dalam bidang materi. Untuk memberi pengertian yang lebih baik tentang Strategi berpusat pada siswa yang bisa digabungkan dalam perencanaan pelajaran, maka akan mengelaborasi topik pembelajaran yang berbasis pada masalah dan memeriksa dua Strategi yang lain: yaitu pertanyaan esensial (essential questioning) dan discovery learning.A. Pembelajaran yang Berbasis pada Masalah (Problem-Based Learning)

Pembelajaran yang berbasis pada masalah menekankan penyelesaian masalah kehidupan nyata. Kurikulum yang berbasis pada masalah menyingkap siswa-siswa pada masalah nyata, seperti yang tiba-tiba muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran yang berbasis pada masalah adalah pendekatan berpusat pada siswa berfokus pada masalah yang harus diselesaikan melalui upaya yang diberdayakan oleh kelompok kecil. Siswa mengidentifikasikan masalah atau isu yang ingin mereka eksplorasi, kemudian menemukan materi dan sumber yang dibutuhkan untuk menyampaikan isu atau menyelesaikan masalah. Guru bertindak sebagai pembimbing, membantu siswa untuk memantau usaha penyelesaian masalah mereka sendiri.B. Pertanyaan Esensial Pertanyaan esensial (essential questions) Pertanyaan Esensial adalah pertanyaan yang mencerminkan inti dari kurikulum, hal paling penting yang harus dieksplorasi dan dipelajari siswa. Sebagai contoh, pertanyaan pendahulu yang esensial dalam satu pelajaran adalah Apakah yang terbang? Siswa-siswa mengeksplorasi pertanyaan dengan memeriksa segalanya dari burung, lebah, ikan, dan pesawat luar angkasa untuk gagasan Waktu terbang dan ide terbang. Pertanyaan awalnya diikuti oleh pertanyaan lain, seperti Bagaimana dan mengapa barang-barang terbang di alarn? Bagaimana penerbangan memengaruhi manusia? dan Hpakah masa depan dari penerbangan?

Pertanyaan esensial seperti ini membuat bingung para siswa, membuat mereka berpikir, dan memotivasi keingintahuan mereka. Pertanyaan esensial adalah pilihan yang kreatif. Hanya dengan sedikit perubahan, pertanyaan yang tidak bersemangat seperti Apakah pengaruh dari Perang Saudara? bisa menjadi pertanyaan yang membangkitkan pemilciran Apakah Perang Saudara masih berlangsung?.

Pertanyaan esensial adalah pilihan kreatif dan proses berpikir bagi siswa. Pelaksanaan pemberian pertanyaan esensial ini dilanjutkan dengan menghubungkannya dengan pertanyaan dalam ruang lingkup kurikulum. Sehingga siswa dapat melihat keterkaitan antara pertanyaan esensial tersebut dengan materi pelajaran yang akan dibahas.C. Discovery learning Pembelajaran penemuan adalah pembelajaran di mana siswa-siswa membuat pemahaman sendiri. Discovery learning berbeda dengan pendekatan pembelajaran langsung yang dibahas sebelumnya, di mana guru secara langsung menjelaskan informasi kepada siswa-siswa. Dalam discovery learning, siswa-siswa harus mempelajari segalanya sendiri. Discovery learning berkaitan dengan ide Piaget bahwa setiap saat Anda rnengajari anak sesuatu maka Anda menjauhkan anak tersebut dari proses belajar.

Guru memfasilitasi discovery learning dengan memberi siswa-siswa aktivitas yang menstimulasi yang mengaktifkan keingintahuan mereka. Setelah guru menyampaikan aktivitas ini, guru berperan sebagai salah satu dari pemberi jawaban atas pertanyaan yang dibuat oleh siswa. Guru juga memajukan discovery learning di pihak siswa dengan bersikap seolah guru memiliki keingintahuan dan minat yang kuat dalam menyingkap solusi masalah dengan sendirinya.

Discovery learning sangatlah efektif dalam kelas ilmu pengetahuan alam. Para peneliti menemukan bahwa siswa-siswa di kelas ilmu pengetahuan dengan discovery learning yang berbasis aktivitas mendapatkan nilai lebih tinggi dalam tes prestasi ilmu pengetahuan alam daripada siswa-siswa dalam kelas ilrnu pengetahuan dengan pengajaran secara langsung yang tradisional. Penemuan ini berlaku di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.D. Teknologi Dan PendidikanRevolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi tempat tinggal sekarang dan siswa akan semakin butuh keahlian teknologi. Sekarang ini teknologi dapat menjadi alat yang baik untuk memotivasi siswa dan membimbing pembelajaran mereka. Namun banyak guru belum terlatih menggunakan computer dan teknologi lainnya dan sering komputer cepat ketinggalan zaman dan rusak. Hanya ketika sekolah punya guru yang ahli teknologi dan sekolah punya teknologi baru, maka baru revolusi teknologi punya kesempatan untuk mengubah kelas.2.4 Menejemen Kelas

Manejemen kelas merupakan aktivitas memberi perhatian pada kebutuhan siswa untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan menata diri agar efektif dalam pembelajaran. Dua dimensi manejemen kelas yaitu pengelolaan fisik tempat belajar dan pengelolaan interaksi edukatif dalam pembelajaran. Dimensi fisik kelas yang efektif adalah :

1. Mengatur kepadatan diarea yang banyak digunakan untuk bergerak

2. Memastikan guru dapat melihat semua siswa dengan mudah

3. Materi yang sering dipakai dan perlengkapan siswa harus mudah diakses

4. Memastikan agar semua siswa dapat melihat presentasi kelasCara yang didapat dilakukan dalam menejemen kelas:

1. Menata ruang belajar

Ruang kelas dapat ditata sesuai kebutuhan. Misalnya, gaya ruang auditorium, gaya tatap muka, gaya seminar,gaya klaster. Pada gaya auditorium, kelas disusun agar semua siswa dapat duduk menghadap guru. Gaya tatap muka, menyususn kelas agar saling menghadap, gaya seminar dimana siswa duduk disusun bentuk segi empat atau lingkaran, sedangkan gaya klaster siswa duduk bekerja dalam kelompok kecil.

Mendesain kelas perlu dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain kelas yaitu: mempertimbangkan jenis aktivitas yang akan dilakukan didalam kelas, membuat rancangan denah susunan mobiler dan perlengkapannya sebelum menata kelas, libatkan siswa dalam perencanaan tata ruang dan hiasan kelas, mencoba rancangan yang telah disusun dan dapat mengubahnya sesuai dengan keperluan.

2. Menciptakan suasana positif untuk pembelajaran

Suasana yang dimaksud dalam hal ini adalah gaya yang digunakan guru dalam manejemen aktivitas kelas secara efektif. Suasana kelas yang positif dapat diciptakan dengan menerapkan gaya otoratif. Gaya ini berasal dari gaya parenting/pengasuhan orang tua. Berbeda dari gaya otoriter yang cenderung memberikan hukuman, gaya otoratif ini adalah gaya yang memandirikan siswa, mendorong bekerjasama dan tidak cepat puas dengan prestasi. Strategi otoratif ini akan mendorong siswa terlibat dengan tugas-tugas, bertanggung jawab, saling member dan menerima dan menunjukkan perhatian kepada orang lain.Dalam manejemen kelas ditetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku siswa. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan terlebih dahulu membuat aturan normatif didalam kelas. Semua kesepakatan atau kontrak normatif didalam kelas dapat dilakukan bersama dengan siswa sehingga setiap siswa dapat mengajukan usul tentang aturan yang diperlukan untuk mengendalikan perilaku siswa. Dalam hal ini guru perlu menegaskan sejumlah aturan dan prosedur yang harus dilakukan didalam kelas. Misalnya, pada awal tahun ajaran baru,guru menjelaskan aturan bahwa siswa harus datang tepat waktu,jika terlambat akan dikenai sanksi. Dengan alasan siswa akan kehilangan materi pelajaran yang penting jika datang terlambat. Aturan harus jelas dan dipahami siswa. Misalnya, jika guru mempunyai aturan siap untuk belajar , maka guru harus menjelaskan yang dimaksud dengan itu adalah membawa PR, buku catatan, pinsil dan pulpen. Aturan dan prosedur harus konsisten dengan tujuan pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran memerlukan konsentrasi guru melarang murid untuk tidak berinteraksi satu sama lain dan tidak mengizinkan untuk belajar berkolaborasi dengan teman. Aturan kelas juga harus konsisten dengan aturan sekolah. Misalnya, guru harus memahami aturan yang boleh dan tidak boleh disekolah dan menjelaskannya kepada siswa. Aturan tersebut diantaranya berkenaan dengan bolos, menyontek, berkelahi, merokok, dan tidak boleh menggunakan kata-kata kasar dan sebagainya.

Guru perlu menjelaskan pada siswa tentang aturan dalam berkomunikasi. Misalnya, yang digunakan adalah aturan menghindari SOK yaitu menghindari aktivitas menyalahkan, mengomeli dan mengkritik. Dalam berkomunikasi siswa dilatih untuk dapat berkomunikasi dengan asertif(tegas). Yaitu, salah satu cara untuk mengendalikan konflik dimana orang mengekspresikan perasan mereka, meminta apa yang mereka inginkan, mengatakan apa yang mereka inginkan dan betindak demi kepentingan terbaik mereka. Ketika siswa ingin menyatakan kekecewaannya pada orang lain, maka guru dapat menjelaskan teknik menyampaikan dengan arsetif. Caranya adalah dengan menyatakan fakta/data dan pikiran yang berhubunga dengan kondisi yang membuat kecewa tersebut, kemudian baru menyatakan perasaan, dilanjutkan dengan mengemukakan keinginan dan menghimbau agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Sedangkan untuk mereka yang membuat kecewa dijelaskan untuk melakukan komunikasi asertif dengan cara: menyatakan fakta/data yang berhubungan dengan kondisi yang membuat orang lain kecewa tersebut, meminta maaf dengan mengungkapkan bersedia untuk membayar kesalahan, selanjutnya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Dalam menerapkan gaya otoratif dan komunikas asertif guru dapat menerapkannya dalam kebiasaan sehari-hari sehingga semua siswa menyadarinya sebagai tanggung jawab bersama. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru adalah:a) Memberi ucapan halo atau ucapan salam yang ramah

b) Meluangkan waktu untuk bercakap-cakap tentang hal-hal yang terjadi dengan siswa

c) Menulis catatan ringkas sebagai dorongan untuk siswa

d) Menunjukkan semangat kepada siswa

e) Bersikap lebih terbuka sehingga siswa berani mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada guru

f) Menjadi pendengar yang aktif, menyimak apa yang disampaikan siswa dan memberi respon yang membangkitkan semangat siswa

g) Biarkan siswa tahu bahwa guru selalu siap membantunya

h) Ingat bahwa mengembangkan hubungan yang positif memerlukan waktu yang lama, karena itu perlu konsisten, karena jika tidak siswa akan dapat kehilangan kepercayaan pada guru.

Dalam mengendalikan perilaku siswa bermasalah perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a) Masalah ringan, misalnya berbicara didalam kelas, keluar tanpa izin. Dalam hal ini guru dapat mengendalikannya dengan memberi isyarat nonverbal. Terus melanjutkan kegiatan, mendekati ssiswa dan mengarahkannya, memberi instruksi yang diperlukan dan menghentikan perilaku yang tidak dikehendaki tersebut dengan tegas dan member pilihan pada siswa untuk bertindak benar atau konsekuensi negatif.

b) Masalah sedang, misalnya, bolos mengganggu teman. Guru dapat mengendalikan perilaku mereka dengan cara mengurangi ruang gerak kebebasan mereka didalan kelas, membuat perjanjian, memisahkan siswa dari dalam kelas,mengenakan sanksi. Selain itu guru juga dapat meminta bantuan kepala sekolah. Guru lain, konselor, teman sebaya siswa untuk membantu mengendalikan perilaku siswa tertentu didalam kelas.

c) Menghadapi kekerasan. Menghadapi tindakan agresif siswa dengan tenang, hindari berbantahan atau konfrontasi emosional. Dalam menghadapi siswa yang berkelahi guru dapat menghentikannya dengan suara keras hentikan atau dapat meminta kepala sekolah atau guru lain untuk melerai. Ajak siswa keruangan untuk mendinginkan situasi. Kemudian ajak mereka berdamai dengan menghadirkan saksi.

d) Kasus penghinaan diantara sesame siswa sering juga terjadi disekolah, untuk ini guru perlu menguranginya dengan cara: membuat sanksi dan menyampaikannya kepada seluruk kelas, bentuk kelompok persahabatan untuk anak yang sering mendapat hinaan, adakan pertemuan kelas regular untuk mendiskusikan hal ini dengan para siswa. Membuat program sekolah untuk membuat anak menjadi lebih baik, masukkan pesan program anti penghinaan kepada organisasi siswa, rumah ibadah , orangtua, dan komunitas anak lainnya, mengajak siswa dan orang tua sebagai pemantau dan mengendalikan jika terjadi kasus penghinaan ini.BAB III

PENUTUPKesimpulan

1. Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Membahas tentang pengertian penyesuaian diri, menurut Schneiders (1984) dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu:

a. Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaption)

b. Penyesuain diri sebagai konformitas (conformity)

c. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)2. Penyesuaiian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan.3. Ditinjau dari karakternya, karakteristik remaja dibagi dua yaitu:a. Karakteristik penyesuaian diri cara positifb. Karakteristik penyesuaian diri yang salah4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri yaitu:a. Kondisi-kondisi fisikb. Perkembangan dan kematanganc. Penentu psikologisd. Kondisi lingkungane. Penentu kultural dan agamaDAFTAR PUSTAKA

Alex, Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka SetiaAli, M. Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi AksaraAndi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Gerungan. 1987. Psikoogi Sosial. Bandung: PT Erasco MampiereHartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika AditamaKartini, Kartono. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka CiptaSarwono, SarlitoWirawan. 1991. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajaawali PressSunarto, H., Agung Hartono. 1995. Perkembangan Peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta. 23